Anda di halaman 1dari 53

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Alhamdulillah,
segala puji dan syukur dihaturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “TEORI KINETIK GAS”. Tak lupa
shalawat serta salam kami sanjungkan kepada Nabiullah Muhammad SAW beserta keluarga,
kerabat, para sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
Buku ini kami susun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Telaah Fisika Sekolah
Menengah II.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, meskipun demikian penulis berharap makalah ini dapat dimanfaatkan sebagaimana
tujuan makalah ini dibuat. Selain itu, penulis juga mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
demi memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Misbah, M.
Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan banyak ilmu dan pengarahan.

Banjarmasin, 15 Mei 2019

Penyusun

Teori Kinetik Gas Page 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2

BAB I Analisis Pembelajaran....................................................................................................................3

A. Kompetensi Inti (KI)...........................................................................................................................3

B. Kompetensi Dasar (KD)......................................................................................................................3

BAB II Pengembangan Indikator.............................................................................................................4

Indikator Pencapaian KD.........................................................................................................................4

PETA KONSEP..........................................................................................................................................5

TEORI KINETIK GAS.............................................................................................................................6

1. Persamaan Keadaan Gas Ideal.............................................................................................................6

2. Tekanan dan Energi Kinetik Menurut Teori Kinetik Gas....................................................................13

Uji Kompetensi Teori Kinetik Gas..........................................................................................................23

Miskonsepsi dan Penyelesaian Konseptualnya......................................................................................33

Perbandingan Dua Buku Fisika Yang berbeda......................................................................................34

Kunci Jawaban Uji Kompetensi.............................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................50

Teori Kinetik Gas Page 2


BAB I

Analisis Pembelajaran
Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli


(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya terhadap ilmu pengetahuan,
teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanuisaan , kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian dan spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.

Kompetensi Dasar (KD)


1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya
melaluipengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya.

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat,
tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan percobaan, melaporkan, dan berdiskusi.

3.4 Memahami teori kinetik gas dan karakteristik gas dalam ruang tertutup.

4.4 Memprsentasikan laporan hasil pemikiran tentang teori kinetik gas dan makna
fisisnya.

Teori Kinetik Gas Page 3


BAB II

Pengembangan Indikator
Indikator Pencapaian KD
Karakter Spritual (KI-1):

1.1.1 Menunjukkan sikap menyadari keagungan Tuhan melalui pemahaman teori kinetik
gas.

Karakter Sosial (KI-2):

2.1.1 Menunjukkan sikap teliti dalam mengamati dan mencoba gerak teori kinetik gas.

Pengetahuan (KI-3):

3.4.1 Memformulasikan persamaan Boyle-Gay Lussac, gas ideal, tekanan gas, mikroskopis
gas, energi kinetik, kecepatan rata rata partikel gas, dan teorema ekipartisi energi.

3.4.2 Menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan teori kinetik gas.

3.4.3 Menerapkan persamaan gas ideal dalam kehidupan sehari hari.

Keterampilan (KI-4):

4.4.1 Mengamati fenomena dengan menggunakan panca indera.

4.4.2 Mencoba percobaan teori kinetik gas dengan menggunakan prosedur tertentu.

4.4.3 Menyimpulkan data teori kinetik gas berdasarkan hasil pengamatan.

4.4.4 Mengaitkan pembelajaran teori kinetik gas dengan kehidupan sehari-hari.

Teori Kinetik Gas Page 4


Teori Kinetik Gas Page 5
Teori Kinetik Gas

Dalam bab ini Anda akan mempelajari sifat-


sifat makroskopik dan mikroskopik gas. Sifat-sifat
makroskopik gas adalah sifat-sifat yang dapat diukur,
seperti volume, tekanan, suhu, dan massa. Sifat-sifat
mikroskopik gas adalah sifat-sifat yang didasarkan
pada kelakuan molekul-molekul gas. Tentu saja sifat-
sifat makroskopik, misalnya tekanan, bisa dijelaskan
dengan menggunakan sifat-sifat mikroskopik.
Ketika mobil bertabrakan, kantong udara (air
bag) akan mengembang seperti ditunjukkan pada
gambar di atas. Ini memberikan bantalan yang akan
mengurangi akibat fatal benturan antara dada
pengemudi dan batang setir. Untuk mengembangkan
kantong udara, gas nitrogen dipaksa masuk ke dalam
kantong. Tetapi, berapa banyak nitrogen yang
diperlukan? Untuk mengetahui jawabannya, ayo
pelajari bab ini dengan gembira dan antusias.

Persamaan Keadaan Gas Ideal

Pada subbab ini Anda harus mampu:


 memformulasikan hukum Boyle-Gay Lussac.
 menggunakan persamaan keadaan gas ideal.
 menerapkan persamaan keadaan gas ideal dalam
kehidupan sehari-hari

Ayo Cek Kemampuan Prasyarat


Sebelum mempelajari materi subbab ini, kerjakanlah soal-soal berikut ini di buku
latihan Anda. Jika anda berhasil mengerjakannya dengan baik, akan memudahkan
Anda dalam mempelajari materi berikutnya.
1. Isilah titik-titik pada konversi skala suhu berikut.
(a) 27°C = . . . K (c) 400 K = . . . °C
(b) -13°C = . . . K (d) 173 K = . . . °C

2. Apakah perbedaan antara satu mol dan satu molekul?


3. Urutkan massa berikut mulai dari yang paling kecil.
1 mol O2 ; 1 mol CO2 ; 1 mol H2O; 1 mol NO; dan 1 mol H2S.

Teori Kinetik Gas Page 6


Misalkan, Anda memiliki sejumlah massa gas dalam tangki maka massa ini biasanya
berkaitan dengan volume V, tekanan P dan suhu mutlak T. Anda tidak dapat mengubah salah satu
variabel-variabel itu tanpa menyebabkan perubahan pada variabel lain. Tangki gas biasanya tidak
boleh ditaruh di tempat yang langsung terkena sinar Matahari. Jika tangki lebih panas, suhu gas dalam
tangki naik. Jika terlalu panas, tangki dapat meledak. Peristiwa ini kadang terjadi pada ketel uap (di
pabrik atau pembangkit listrik) yang mengalami pemanasan berlebih.
Untuk gas ideal, hubungan antara P, V, T, dan m (atau jumlah mol n) cukup sederhana,
sehingga kita dapat menyatakannya sebagai sebuah persamaan, yang dinamakan persamaan umum
gas ideal. Persamaan ini hanya dipenuhi oleh gas ideal. Secara nyata tidak ada gas yang tergolong
ideal, tetapi gas-gas nyata pada tekanan sangat rendah (lebih kecil dari 1 atm) dan suhunya tidak dekat
dengan titik cair gas, cukup akurat memenuhi persamaan keadaan gas ideal.
Dalam subbab ini kita akan menemukan persamaan umum gas ideal berdasarkan hukum gas
ideal yang telah ditemukan sebelumnya oleh Boyle, Charles, dan Gay Lussac.

a. Pengertian Mol dan Massa Molekul


Banyak atom karbon (partikel) dalam 12 g C-12 disebut bilangan Avogadro, NA. Hasil percobaan
23
menunjukkan bilangan ini adalah 6,022 x 10 . Bilangan ini digunakan untuk mendefinisikan
satuan ukuran banyak zat yang disebut mole (disingkat mol).

Satu mol zat adalah banyaknya zat yang mengandung NA molekul (partikel).

Sebagai contoh, satu mol kelereng mengandung 6,022 x 10 23 buah kelereng. Secara analogi, satu mol
air mengandung NA molekul air. Jadi, mol bukanlah massa, tetapi ukuran banyaknya partikel.

Bilangan Avogadro = NA = 6,022 x 1023 molekul setiap mol

Selanjutnya, dua istilah yang berhubungan yang harus kita kenal adalah massa atom dan massa
molekul. Keduanya ditampilkan dengan lambang M. Massa molekul (atau massa atom), M, suatu zat
adalah massa dalam kilogram dari satu kilomol zat. Oleh karena 12 kg C-12 didefinisikan mengandung
NA atom, maka 1 kmol C-12 memiliki massa atom M = 12 kg/kmol tepat. Contoh lain massa atom M
secara pendekatan adalah atom hidrogen, M = 1 kg/kmol; gas oksigen (O2), M = 32 kg/kmol; air (H2O),
M =18 kg/kmol; gas nitrogen (N2), M = 28 kg/kmol. Massa atom M unsur-unsur lain dapat Anda lihat
pada tabel buku pelajaran kimia.

Perhatikan, 1 kg/mol = 1 g/mol. Anda juga harus dapat membedakan antara massa molekul, M,
dalam satuan kg/kmol dan massa sebuah atom (atau molekul), m0, dalam satuan kg/atom (atau
kg/molekul).
Massa molekul M = massa 1 kmol zat
M = massa dari NA molekul

Teori Kinetik Gas Page 7


1 molekul
Massa 1 molekul = xM
Na
Jadi, hubungan m0 dan M adalah

Teori Kinetik Gas Page 8


Massa sebuah atom atau molekul
M
m o= (8-1)
NA
Bagaimana dengan hubungan antara massa total zat, m, dan besar mol, n? M adalah massa
(dalam kg) dari satu kilomol zat. Jika suatu zat yang bermassa m kg memiliki n kmol, maka

m = massa n kmol
m = n x massa satu kilomol zat

Massa satu kilomol zat adalah M. Jadi

m
Hubungan massa dan mol m=nM ataun= (8-2)
M

Jembatan

b. Penurunan Persamaan Keadaan Gas Ideal


Perhatikan sejenis gas ideal yang terdapat dalam suatu bejana silinder. Volume gas ideal ini dapat
diubah dengan menggerakkan pistonke atas dan ke bawah (Gambar 8.1). Anggap bahwa bejana tidak
bocor sehingga massa atau banyak mol gas itu tetap. Persamaan keadaan gas ideal kita peroleh dengan
dua cara berikut.

Gambar 8.1 Sejenis gas ideal dalam bejana silinder. Volume gas dapat diubah dengan menggerakkan
piston.

Cara pertama, suhu gas dijaga tetap dan volume diubah-ubah dengan menggerakkan piston.

Teori Kinetik Gas Page 9


Misalnya, tekanan gas mula-mula P0 dan volume gas mula-mula V0. Jika piston digerakkan ke bawah
hingga volume gas berkurang menjadi ½V0, ternyara tekanan gas bertambah menjadi 2P0. Jika piston

Teori Kinetik Gas Page 10


terus digerakkan ke bawah sehingga volume gas berkurang menjadi ¼ V0, ternyara tekanan gas
bertambah menjadi 4P0. Hasil ini dapat disimpulkan oleh pernyataan berikut.

Jika suhu gas yang berada dalam bejana tertutup (tidak bocor) dijaga
tetap, tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya.

Secara matematis, pernyataan di atas dinyatakan sebagai

1
P
v

Hukum Boyle

PV=Tetap

P1 V 1=P 2 V 2 (8-3)

Persamaan (8-3) pertama kali dinyatakan oleh Robert Boyle (Gambar 8.2) pada tahun 1666, sehingga
disebut hukum Boyle.

Cara kedua, tekanan gas dijaga tetap dan volume gas diubah-ubah dengan menggerakkan
piston. Diasumsikan suhu mutlak gas mula-mula T0dan volume gas mula-mula V0. Jika piston
digerakkan ke atas sehingga volume gas bertambah menjadi 2V0, ternyata suhu mutlak gas bertambah
menjadi 2T0. Jika piston terus digerakkan ke atas sehingga volume gas bertambah menjadi 4 V0,
ternyata suhu mutlak gas bertambah menjadi 4T0. Hasil ini disimpulkan dengan pernyataan berikut.

Jika tekanan gas yang berada dalam bejana tertutup (tidak bocor)
dijaga tetap, volume gas sebanding dengan suhu mutlaknya.

Pernyataan di atas secara matematis dinyatakan sebagai


V~T

Hukum Charles-Gay Lussac

V
=¿ tetap
T

V1 V2
= (8-4)
T 1 T2

Gambar 8.2 Robert Boyle (1627-1691), ilmuwan berke-bangsaan


Inggris, la menemukan pompa vakum yang memungkinkannya
membuktikan bahwa semua benda jatuh bebas dengan kecepatan sama
dalam ruang hampa. Percobaannya tentang udara dalam ruang tertutup
menuntunnya menemukan hukum Boyle.
Persamaan (8-4) dinyatakan pertama kali oleh Jacques Charles (1747-
1823) dan Joseph Gay Lussac (1778-1805), dan disebut hukum Charles-
Gay Lussac.
Data suhu gas lebih sering dinyatakan dalam t C. Suhu mutlak gas T yang dinyatakan dalam
satuan kelvin (K) dihitung dengan persamaan
T = t + 273 (8-5)

Sekarang kita dapat menyatakan persamaan gas ideal yang memenuhi hukum Boyle dan
Charles-Gay Lussac dengan menyatukan Persamaan (8-3) dan (8-4).
Persamaan Boyle-Gay Lussac
PV
=tetap
T
P1 V 1 P 2 V 2
= (8-6)
T1 T2

persamaan (8-6) dikenal dengan sebutan persamaan Boyle-Gay Lussac. Persamaan (8-6) melibatkan
tiga variabel utama gas, yaitu: tekanan P, volume V, dan suhu mutlak T, maka persamaan ini lebih
dikenal sebagai persamaan keadaan gas. Persamaan ini sebaiknya Anda gunakan untuk
menyelesaikan soal-soal suatu gas yang jumlah molnya tetap (massanya tetap) dan mengalami dua
keadaan (keadaan 1 dan keadaan 2). Massa suatu gas adalah tetap jika diletakkan dalam suatu
wadah yang tidak bocor.
Jika suhu mutlak T tetap, dihasilkan PV= tetap; jika tekananP tetap, dihasilkan V/Ttetap.
Persamaan (8-6) berlaku untuk pecobaan gas ideal dalam bejana tertutup (tidak ada kebocoran)
sehingga massa gas tetap selama percobaan. Jika massa atau mol gas diubah, misal kita
menggandakan mol gas, n, dengan menjaga tekanan dan suhu tetap, ternyata dihasilkan volume V
yang ganda (lipatdua) juga. Oleh karena itu, kita boleh menulis bilangan tetap di ruas kanan
Persamaan (8-6) dengan nR, dengan R diperoleh dari percobaan, dan kita memperoleh persamaan
umum yang berlakuuntuk gas ideal, yang disebut persamaan umum gas ideal.

Persamaan umum gas ideal

PV= nRT (8-7)

PERHATIAN
R dalam Persamaan (8-7) disebut tetapan umum gas. Besar R bergantung pada satuan-satuan
yang digunakan.
• R =8314 J/kmol K digunakan jika tekanan P dalam Pa (atau N/m2), volume V dalam
m3, n dalam kmol, dan T dalam kelvin (K), dan R = 8,314 J/mol K jika n dalam mol.
• R = 0,082 L atm/mol K digunakan jika tekanan P dalam atm, volume V dalam liter
(L),n dalam mol, dan T dalam K.
• Konversi-konversi yang mungkin diperlukan:
1 L = 10-3 m3 atau 1 m3 = 1000 L
1 atm = l x 105 Pa
1 atm = 76 cmHg
Kadang-kadang dalam soal suatu gas dinyatakan dalam keadaan standar atau keadaan
normal atau keadaan STP {Standard Temperature and Pressure), yaitu keadaan di mana
tekanan gas P = 1 atm = 1,013 x 105 Pa dan suhu gas t = 0°C atau T = 273 K.

Persamaan umum gas ideal (Persamaan (8-7)) juga dapat dinyatakan dalam besaran massa gas (saruan
m
g atau kg). Caranya dengan mensubstitusi n = (lihat Persamaan (8-2)) ke dalam Persamaan (8-
M
7):

PV= nRT

m
PV = RT (8-8)
M

Persamaan umum gas ideal (Persamaan (8-7)) juga dapat dinyatakan dalam besaran massa jenis gas,
(satuan kg/m3):
m PM
= = (8-9)
V RT
Persamaan umum gas ideal juga dapat dinyatakan dalam besaran banyaknya partikel gas, N. Banyak
partikel N adalah hasil kali banyak mol gas n dengan bilangan Avogadro, NA.
N
N=n NA atau n= (8-10
NA
Jika nilai n dimasukkan ke persamaan (8-7) diperoleh
N R
PV= RT k=
NA NA
R
PV= N T =1,38x
NA −23
R 10 J /k
Dengan =k , maka (8-12)
NA
Persamaan umum gas ideal: Kerjakan Uji
PV=NKT (8-11) Kompetensi Esai
Nomor 15.
disebut tetapan Boltzman, yang bernilai:

Aplikasi persamaan keadaan gas ideal pada pernapasan

Ketika anda menarik napas, otot-otot mengembangkan dinding dada anda dan menarik
diafragma (otot besar di bawah dada anda) ke bawah, membuat paru-paru yang elastis (tanpa
pengguunaan otot) untuk mengembang (lihat gambar 8.3 kiri). Paru-paru yang mengembang (volume
udara bertambah) menyebabkan tekanan di dalam paru-paru kira-kira 10 torr (1 torr = 1mmHg)) di
bawah tekanan atmosfer (suattu tekanan yang dapat menarik air kira-kira 15 cm ke atas melalui
sebuah sedotan). Tekanan paru-paru yang lebih kecil daripada tekanan atmosfer (tekanan udara luar)
menyebabkan udara dari luar memasuki paru-paru. Ketika otot rileks, jaringan paru-paru yang tadinya
kencang karena ditarik diafragma juga ikut rileks.Diafragma bergerak ke atas dan paru-paru
mengempis (kembali tanpa penggunaan otot), lihat gambar 8.3 kanan. Paru-paru yang mengempis
menaikkan tekanan udara di dalam paru-paru sehingga udra dari paru-paru keluar. Perhatikan, hanya
ketika anda bernapas secara normal, otot-otot tidak digunakan. Akan tetapi ketika anda melakukan
olahraga berat, misalnya berlari, otot-otot anda ikut berperan untuk memaksa udara masuk dan keluar
secara lebih cepat.
Saat anda menarik napas, paru-paru akan mengembang, volume akan membesar, dan tekanan
udara dalam paru-paru berada di bawah tekanan atmosfer. Saat menghembuskan napas, paru-paru
mengempis, volume mengecil dan tekanan udara dalam paru-paru meningkat.
Gambar 8.3 Saat anda menarik napas, rusuk anda akan mengembang. Saat anda menghembuskan
napas, rusuk anda akan mengecil. Pada musim dingin, anda akan melihat napas anda menjadi titik-
titik air di udara.
Contoh 8.1 Persamaan Gas dengan dua keadaan

Volume suatu gelembung udara pada dasar sebuah danau adalah 1,5 cm 3. Kedalaman danau itu
adalah 102 m. Berapakah volume gelembung udara tersebut ketika berada tepat di bawah
permukaan air? (Tekanan udara luar = 75 cmHg; massa jenis raksa = 13,6 g/ cm 3; massa jenis air =
1 g/ cm3).

Strategi:

Kita dihadapkan pada dua keadaan gelembung udara (gas). Oleh karena itu, kita tetapkan
gelembung udara di dasar danau sebagai keadaan 2 dan gelembung udara di permuaan danau
sebagai keadaan 1. Dengan demikian tekanan P1 sama dengan tekanan udara luar P0. Tekanan P2 =
P0 + Ph adalah tekanan hodrostatis oleh air dengan kedalaman .
Jawab:

Sketsa soal ditunjukkan pada gambar di samping:


Keadaan 2: V2 = 1,5 cm3; = 102m
Keadaan 1: V1 = ... cm3; P1 = P0 = 75 cmHg
Anggap suhu air serba sama , T1 = T2

ph=¿ 102 m air

1 cmHg
=10200cm air x =750cmHg
13,6 cmair

p2= p0 + ph =75x 11 cm Hg

P1 V 1 P2 V 2
=
T1 T2 Gambar 8.4 Sketsa masalah

(75cmHg) V 1 =(75x11cmHg)x1,5 cm
3
3
V 1=16,5 cm
Kerjakan Uji Kompetensi Esai Nomor 10.

Tahukah anda?
Merancang Kantong Udara
Persamaan gas ideal menjadi pedoman dalam perancangan kantong udara pengaman yang sekarang
banyak digunakan pada mobil-mobil sedan. Dalam suatu tabrakan, kantong ini akan mengembang
(gambar 8.5) dan mengurangi akibat fatal (sebagai bantalan) benturan antara pengemudi dengan
batang setir. Untuk mengembangkan kantong, gas nitrogen dipaksa masuk ke dalam kantong. Akan
tetapi, berapa banyak nitrogen yang diperlukan? Perancang telah menentukan tekanan dan volume
yang sesuai untuk mengembangkan kantong udara pada suatu suhu yang sesuai untuk kondisi-
kondisi paling dingin dalam pengemudian, jumlah mol n nitrogen dapat dihitung dari persamaan

gas ideal .

Gambar 8.5 Kantong udara pengaman pengemudi


Tekanan dan Energi Kinetik Menurut Teori Kinetik Gas

Pada subbab ini Anda harus mampu:


 memformulasikan tekanan gas dari sifat mikroskopis gas
 memformulasikan energi kinetik dan kecepatan rata-
rata partikel gas
 memformulasikan teorema ekipartisi energi
Ayo Cek Kemampuan Prasyarat
Sebelum mempelajari materi subbab ini, kerjakanlah soal-soal berikut ini di buku
latihan Anda. Jika anda berhasil mengerjakannya dengan baik, akan memudahkan
Anda dalam mempelajari materi berikutnya.
1. (a) Apa definisi tekanan dan apa satuannya dalam SI?
(b) Tuliskan rumus tekanan!
2. Hitung banyak molekul dari:
(a)4,0 mol O2
(b)4,0 mol H2
3. Sebuah molekul gas dengan massa m0 melaju searah sumbu X
dengan kelajuan v ke arah dinding wadahnya. Jika tumbukkan
antara molekul dan dinding adalah tumbukan lenting sempurna,
tentukan impuls yang dialami molekul gas (anggap selang waktu
tumbukan = ).

Dalam subbab A kita telah membahas sifat-sifat makroskopis gas ideal, seperti tekanan,
volume, suhu, dan massa gas. Dalam subbab ini kita dapatkan bahwa tekanan dan suhu dapat
dimengerti dengan meninjau gerak dari atom-atom (molekul-molekul) dalam suatu wadah tertutup
(sifat mikroskopis). Subjek inilah yang dipelajari dalam teori kinetik gas.

Dalam bahasan awal, kita akan menggunakan teori kinetik gas untuk menunjukkan bahwa
tekanan gas yang dikerjakan pada dinding-dinding wadah merupakan konsekuensi dari tumbukan.

Gambar 8.7 Model gas menurut teori kinetik gas, yaitu terdiri dari molekul-molekul
yang sangat banyak bergerak cepat dan acak.

molekul-molekul gas dengan dinding-dinding wadah. Teori kinetik gas didasarkan pada beberapa
asumsi tentang gas ideal, yaitusebagai berikut.

(1) Gas terdiri dari molekul-molekul yang sangat banyak dan jarak pisah antarmolekul
jauh lebih besar daripada ukurannya. Ini berarti bahwa molekul-molekul menempati
volume yangdapat diabaikan terhadap wadahnya.
(2) Molekul-molekul memenuhi hukum gerak Newton, tetapi secara keseluruhan mereka
bergerak lurus secara acak dengan kecepatan tetap. Gerak secara acak maksudnya
bahwa tiap molekul dapat bergerak sama dalam setiap arah.
(3) Molekul-molekul mengalami tumbukan lenting sempurna sama lain dan dengan
dinding wadahnya. Jadi, dalam tumbukan. energi kinetik adalah konstan.
(4) Gaya-gaya antarmolekul dapat diabaikan, kecuali selama satu tumbukan yang
berlangsung sangat singkat.
(5) Gas yang dipertimbangkan adalah suatu zat tunggal, sehingga semua molekul adalah
identik.

Tahukah anda?

Gerak Brown
Gas terdiri dari molekul-molekul. Ukuran molekul
sangatlah kecil sehingga Anda tidak bisa melihatnya dengan
mata telanjang. Molekul-molekul gas baru terlihat jika
diletakkan di bawah mikroskop elektron.
Bagaimanakah gerak molekul-molekul? Pada tahun 1827,
seorang pakar biologi Inggris, Robert Brown (1773—
1858), mengamati di bawah mikroskop bahwa molekul-
molekul bergerak secara acak dengan kelajuan tetap, seperti Gambar 8.8 Lintasan acak dar
ditunjukkan pada Gambar 8.8. Sesuai dengan penemunya, sebuah partikel.
gerak molekul-molekul ini dinamakan gerak Brown.
1) Tekanan Gas dalam Ruang Tertutup
Hubungan tekanan gas yang mengandung N molekul di dalam wadah yang
volumenya V terhadap massa dan kelajuannya data diketahui bila wadah dianggap
berbentuk kubus dengn panjang rusuk d (gambar 2.4(a)). Tinjaulah tumbukkan
molekul yng bergerak dengan kecepatan v yang mempunyai kecepatan vx, vy, dan vz
dan massa 1 molekul gas dalam m0. Saat bertumbukkan dengan dinding secara elastis,
kecepatan vx berbalik sehingga bertanda negatif, sedangkan vy dan vz tetap (gambar
2.4(b)). Dengan demikian, terjadi perubahan momentum, gas sebesar:
∆p = momentum akhir-momentum awal
∆p = -m0 -m0 = -2m0
y

vx
⃗ vx

O x
z
vx

y

VV
2
1
V
yV
x
z (a)
(b)
Gambar 2.4 (a) wadah berbentuk kubus berisi partikel-partikel gas yang
bergerak secara acak, (b) sebuah molekul dengan komponen
kecepatan vx menumbuk dinding secaraX elastik sehingga
mengubah tanda vx menjadi negative, sedangkan tan vy dan vz
tidak berubah.
Molekul ini akan kembali lagi menumbuk dinding yang sama setelah
menempuh komponen jarak x sejauh 2d. selang waktu untuk perjalanan ini adalah
jarak 2d
∆t = =
kecepatan vx

Laju perubahan momentum molekul pada suatu dinding yang sama sesuai
dengan hukum kedua Newton tidak lain adalah gaya, yaitu
∆p 2 m0 v x mo v 2x
F= ¿ =
∆ 2 d /v x d
Tekanan P adalah gaya per satuan luas sehingga
mo v 2x 1 mo v 2x
P=
F
A
=
d( )( )d2
=
d3
Jika ada sejumlah N molekul gas dalam wadah tertutup dengan komponen
kecepatan pada sumbu x adalah v1x, v2x,…,vNx, tekanan total gas pada suatu dinding
adalah
m0 2 2 2
P= (v 1 x + v 2 x +…+ v Nx )
d3
2 2 2
v +v + …+v Nx
Karena nilai rata-rata v´2x = 1 x 2 x , dan volume wadah V = d3, maka
N
dapat ditulis
2
N mo v́ x
P= …………………………………..(2.11)
V
Kelajuan kuadrat setiap molekul gas adalah
2 2 2 2
v =v x + v y + v z
Sesuai dengan anggapan bahwa setiap molekul bergerak ke segala arah secara
acak dengan kelajuan tetap, maka rata-rat kuadrat kecepatan pada arah x, y, dan z
adalah sama besar.
v́ 2x = v´2y = v´2z
Sehingga
´2 1 2
v´ = v́ x + v y
2 2
+ v´2z = 3 v´2x atau v́ 2x = v́ ………….(2.12)
3
Jika nilai v́ 2x ini dimasukkan ke persamaan (2.11) diperoleh
Nm 0 v´
2
P= 1 ………………………………..(2.13)
3 V
dengan
P = tekanan gas (Pa),
m0 = massa sebuah partikel (molekul) gas (kg),
v´2 = rata-rata kuadrat kecepatan (m /s ),
2 2

N = banyak molekul (partikel) gas (butir),


V = volume gas (m3)
m0 v´
2
Dalam persamaan (2.13), besar dapat diganti dengan 2 Ék
sehingga dapat ditulis menjadi
2 N É k
P= ………………..……………….(2.14)
3 V
dengan Ék adalah energi kinetik rata-rata satu partikel gas.
2) Suhu Gas Ideal
Persamaan (2.14) dapat juga dituliskan sebagai
2
PV = N É k
3
Sesuai dengan persamaan keadaan gas ideal, PV = NkT,
2 3
T= Ék atau Ék = kT ………………..(2.15)
3k 2
-23 -1
dengan k=1,38 x 10 J K yang disebut tetapan Boltzmann. Karena Ék adalah
energi kinetik translasi rata-rata per molekul, maka suhu merupakan suatu ukuran
langsung dari energi kinetik molekul.
Perhatikan bahwa energi kinetik rata-rata partikel gas pada persmaan (2.15)
hanya berlaku untuk gas monoatomik. Apabila dalam suatu soal tidak disebut jenis
gas, maka yang dimaksud adalah gas monoatomik.
3) Kecepatan Efektif Gas Ideal
Molekul-molekul gas bergerak secara acak dan tidak seluruh molekul gas
bergerak dengan kecepatan yang sama. Misalkan di dalam suatu wadah tertutup ada
sebanyak N1 molekul bergerak dengan kecepatan v1, N2 molekul bergerak dengan

2
kecepatan v2, dan seterusnya, maka rata-rata kuadrat kecepatan partikel gas
dapat dinyatakan sebagai
2
N 1 v 21 + N 1 v 22 +… ∑ (N i v 2i )
v́ = = …………….….(2.16)
N 1 + N 2 +… N
Kecepatan efektif vrms (rms = root mean square) didefinisikan sebagai akar
dari rata-rata kuadrat kecepatan,
´2 2

v rms = v́ 2 atau v =v rms ………………..(2.17)
1
Dengan menyatakan Ék = m0v2rms, persamaan ( 2.15) dapat ditulis
2
menjadi
1 3
m0v2rms = kT
2 2
v rms =¿

mtotal
√ 3 kT
m0
N m0
………………………………...(2.18)
N Mr
Karena jumlah mol gas, n = = atau n= maka m0 = ,
Mr Mr NA NA
R
Mengingat k = , maka persamaan (2.18) dapat ditulis
NA
R/ N
(¿¿ A)T
3
M
( r)
NA
v rms = √¿
3 RT
v rms =¿
Mr √
………………………..…..(2.19)
Persamaan (2.19) menyatakan bahwa pada suhu tertentu, molekul-molekul
gas yang lebih ringan secara rata-rata akan bergerak lebih cepat daripada molekul-
molekul gas yang lebih berat. Dengan perkataan lain, pada suhu tertentu kecepatan
efektif molekul gas berbanding terbalik dengan akar massa molekul relatifnya.
m
Mengingat massa jenis ρ = dan dengan menyatakan Nm0 = massa total
V
gas (m), maka persamaan (2.13) dapat ditulis menjadi:
1 (N m0) 2 1m 2 1 2
v rms = ρv rms
P= v rms =
3 V 3 V 3
v rms =¿ 3P
ρ √
…………………………..…..(2.20)
Persamaan (2.20) menyatakan hubungan kaecepatan efektif gas dengan
tekanannya. Akan tetapi harus diperhatikan bahwa untuk gas, perubahan tekanan P
berkaitan dengan perubahan massa jenis ρ karena ρ bergantung pada volume V.
Sebagai akibat dari hukum Boyle, maka diperoleh bahwa P berbading terbalik dengan
V. Dengan demikian, kecepatan efektif gas tidak bergantung pada tekanan atau
volume gas.
(Serway, 2010: 91-95)
a. Teori Ekipartisi Energi dan Energi Dalam
Energi kinetik molekul gas berdasarkan persamaan (2.15) adalah
3 1
Ék = kT =3( kT )
2 2
Persamaan tersebut diperoleh dengan asumsi bahwa energi kinetik translasi
adalah satu-satunya konstribusi terhadap energi gas. Energi kinetik translasi diturunkan
dari gerak translasi yang memiliki tiga komponen kecepatan, yaitu komponen pada
sumbu x, y, dan z. dengan perkataan lain, tiga komponen inilah yang menyebabkan
munculnya angka 3 pada persamaan (2.15) di atas. Setiap komponen disebut sebagai
derajat kebebasan. Dengan demikian, molekul yang hanya melakukan gerak translasi
memiliki tiga derajat kebebasan.
Cabang fisika yang dikenal dengan mekanika statistik telah menunjukkan bahwa
untuk sejumlah besar yang memenuhi hukum mekanika Newton (klasik), energi yang
tersedia terbagi merata pada semua derajat kebebasan. Hal ini dinyatakan dalam teorema
ekipartisi energi yang berbunyi sebagai berikut.
1
Bila suatu zat ada dalam kesetimbangan, maka ada energi rata-rata sebesar kT per
2

1
molekul atau RT per mol yang dikaitkan dengan tiap derajat kebebasan (Tipler,
2
1998: 629).
1
Ék = f ( kT ) …………..…………….(2.21)
2
1) Derajat Kebebasan Molekul Gas Diatomik
Apabila ditinjau gas beratom dua (diatomik), disamping gerak translasi,
maka gerak rotasi dan gerak vibrasi molekul memiliki konstribusi terhadap energi
gas.
Gas diatomik dapat dianggap sebagai sebuah barbel, yaitu dua buah pemberat
yang dihubungkan oleh batang (gambar 2.5(a)). Dalam model ini, pusat massa
molekul melakukan gerak translasi dengan komponen kecepatan pada sumbu x, y,
dan z sehingga memiliki 3 derajat kebebasan untuk gerak translasi.
Disamping gerak translasi, molekul juga dapat melakukan gerak rotasi
terhadap sumbu x, y, dan z (gambar 2.5(b)) dengan energi kinetik rotasi masing-
masing adalah Ex, Ey, dan Ez. Namun, karena kedua atom merupakan massa titik
dengan batang penghubung terletak pada sumbu y sebagai poros, maka momen
inersianya terhadap sumbu hy adalah Iy = 0. Akibatnya, iatom iatomi rotasi terhadap
sumbu y, Ey = ½ Iyω2 =0. Dengan demikian, gerak rotasi hanya memiliki dua
komponen iatom kinetic rotasi, yaitu Ex dan Ez, artinya gerak rotasi molekul hanya
memiliki 2 derajat kebebasan.

z z z

y y
x x y x
(a) (b) (c)
Gambar 2.5 Gerak yang mungkin dari molekul diatomik: (a) gerak translasi dari
pusat massa, (b) gerak rotasi terhadap sumbu kartesius, dan (c) gerak
vibrasi sepanjang sumbu molekul.
(Sumber: Foster, 2014: 290)

Analisis mengenai data percobaan menunjukkan bahwa jenis gerak yang


muncul dipengaruhi oleh suhu molekul gas. Untuk gas diatomic pada suhu rendah
(±250 K) terjadi gerak translasi sehingga hanya ada 3 derajat kebebasan. Pada
suhu sedang (±500 K) terjadi gerak translasi dan rotasi atau 5 derajat kebebasan,
sedangkan pada suhu tinggi (±1000 K) terjadi gerak translasi, rotasi dan vibrasi
sehingga terjadi 7 derajat kebebasan. Dengan demikian, energi gas ideal diatomik
dapat ditentukan berdasarkan teorema ekipartisi.
2) Energi Dalam Gas Ideal
Energi dalam suatu gas ideal didefinisikan sebagai jumlah energi kinetik
translasi, rotasi dan vibrasi seluruh molekul gas yang terdapat di dalam suatu
wadah tertentu. Jika ada sejumlah N molekul (partikel) gas dalam wadah, maka
energi dalam gas U merupakan hasil kali n dengan energi kinetik rata-rata Ék
tiap molekul sesuai dengan persamaan berikut.
1
U=N É k =Nf ( kT ) ………………………. (2.22)
2
dengan f adalah derajat kebebasan molekul gas.
Berdasarkan persamaan (2.22) dapat ditulis rumus iatom dalam gas
berdasarkan derajat kebebasannya sebagai berikut:
a) Gas monoatomik (f=3) contohnya: He, Ne, Ar
3
( )
U=N É k = NkT ……………….……… (2.23)
2
b) Gas diatomik seperti H2, N2, dan O2
 pada suhu rendah (±250 K) f=3
3
U=N É k = NkT ……….………………….(2.24)
2
 pada suhu sedang (±500 K) f=5
5
U=N É k = NkT ………….……………….(2.25)
2
 pada suhu tinggi (±1000 K) f=7
7
U=N É k = NkT ……………………………(2.26)
2
Uji Kompetensi Teori Kinetik Gas
I. Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang tepat, Berikan alasan mengappa Anda memilih jawaban tersebut. Jika
diperlukan ambil NA = 6,02 x 1023 molekul/mol, R = 8,3 J/mol K = 0,082 L atm/mol K, k =
1,38 x 10-23 J/K, 1 atm = 1 x 105 Pa, g = 10 m/s2

1. Banyak atom dalam 9 g alumunium adalah . . . . . . (Massa molar alumunium = 27 g/mol)


A. 4,33 x 1022 atom D. 2,01 x 1023 atom
B. 8,22 x 1022 atom E. 3 x 1023 atom
C. 1,56 x 1022 atom
2. Sebuah logam memiliki massa Molar M, massa jenis ρ dan jarak pisah antaratom d. Bilangan
Avogadro logam tersebut adalah . . . .

M3 d3
A. D.
ρ Mρ
Mρ ρ
B. E.
d3 M d3
M
C. 3
ρd
3. Lambang L, M, T, N dan θ berturut-turut menampilkan dimensi dengan besaran-besaran
pokok panjang, massa, waktu, jumlah mol, dan suhu. Dimensi R dalam persamaan umum gas
PV = nRT adalah . . . .
A. [M] [L]2 [T]-2 [θ]-1 D. [M] [L] [T]-2 [N]-1 [θ]-1
B. [M] [L]2 [T]-2 [θ]-2 E. [M] [L] [T]-2 [N]-1 [θ]-2
C. [M ][L]-2 [T]-2 [N]-1 [θ]-1
4. Sebuah tangka bervolume 3.000 cm3 berisi gas oksigenpada suhu 20°C dan tekanan relative
pada alat 25 atm. Jika massa molar oksigen 32 kg/kmol, dan tekanan udara luar 1 atm, massa
oksigen didalam tangka tersebut adalah . . . .
A. 0,1 kg D. 0,4 kg
B. 0,2 kg E. 0,5 kg
C. 0,3 kg
5. Suatu jenis gas menempati suatu ruangan yang memiliki volume 300 cm 3 pada suhu 27°C
dan tekanan 1 atm. Jika suhu dinaikkan menjadi 127°C dan tekanan menjadi dua kali semula,
volume gas menjadi . . . .
A. 60 cm3 D. 250 cm3
B. 75 cm3 E. 300 cm3
C. 200 cm3
6. Dua mol gas monoatomic mengalami proses isokhorik. Temperatur awal 27°C dan
temperatur akhir 77°C. Perbandingan tekanan awal dengan tekanan akhir adalah . . . .
7 3
A. D.
6 7
6 2
B. E.
7 6
3
C.
6
7. Jika sebanyak 50 L oksigen pada suhu 27°C dan tekanan 2,45 atm ditekan sehingga
volumenya menjadi 25,0 L dan pada saat bersamaan suhu naik menjadi 127°C , tekanan yang
diberikan tersebut adalah . . . .
A. 6,54 atm D. 12,65 atm
B. 8,70 atm E. 15,06 atm
C. 10,50 atm
8. Rapat massa suatu gas ideal pada suhu T dan tekanan P adalah ρ, jika tekanan gas tersebut
dijadikan 2,8P dan suhunya diturunkan menjadi 0,4T, rapat massa gas dalam keadaa terakhir
ini adalah . . . .
A. 0,4ρ D. 5ρ
B. 0,7ρ E. 7ρ
C. 4ρ
9. Dua bejana berbentuk tabung identik berisikan gas yang sama pada suhu yang sama. Jika
bejana kedua mempunyai diameter dua kali bejana pertama, tetapi jumlah pertikel gasnya
setengah dari bejana pertama, perbandingan tekanan kedua bejana adalah . . . .
A. P1 = 8P2 D. P1 = 0,25P2
B. P1 = 4P2 E. P1 = 0,125P2
C. P1 = P2
10. Grafik berikut yang secara akurat menunjukkan hubungan tekanan dan volume suatu gas
ideal terhadap suhu termodinamikanya adalah . . . .
11. Bejana P seoerti ditunjukkan disamping berukuran
empat kali bejana . Sistem diisi dengan gas ideal.
Jika massa gas P adalah m, massa gas adalah . . . .
1 1
A. m D. m
4 10
1 1
B. m E. m
6 12
1
C. m
8
12. Tabung berbentuk bola yang terdapat disebelah kanan
pada gambar disamping memiliki volume V dan
mengandung N molekul (atau ekuivalen dengan n
mol) gas ideal pada suhu T. Dosebelah kiri terdapat
bejana silinder yang mengandung caira dengan massa
jenis ρ yang terbuka terdapat tekanan atmosfer P0.
Kondisi yang harus dpenuhi agar piston (bagian yang
diraster hitam) tidak bergerak (anggap tabung
penghubung bejana silinder dan tabung bola
berukuran kecil disbanding dengan ukuran bejana
silinder dan tabung bola) adalah . . . .
NkT + P0 V P0 V −NkT
A. h= D. h=
ρgV ρgV
NkT −P0 V NkT
B. h= E. h=
ρgV ρgV
3
NkT + P0 V
C. 2
h=
ρgV
13. Tekanan suatu gas di dalam suatu wadah kaku tertutup akan meningkat ketika suhu gas
ditingkatkan. Tekanan gas meningkat karena . . . .
A. wadah mulai memuai ukurannya ketika dipanaskan
B. molekul-molekul gas saling berikatan untuk membentuk molekul-molekul yang lebih
rapat
C. massa jenis gas meningkat
D. jumlah molekul meningkat
E. laju tumbukan molekul-molekul gas dengan dinding-dinding wadah meningkat
14. Pernyataan berikut yang bukan suatu asumsi yang dibuat oleh model molekul suatu gas ideal
adalah . . . .
A. Jarak pisah rata-rata molekul adalah besar dibandingkan dengan ukuran-ukuran molekul-
molekul.
B. Molekul-molekul mengalami tumbukan tak lenting satu terhadap lainnya.
C. Gaya-gaya antarmolekul dapat diabaikan, kecuali selama satu satu tumbukan yang
berlangsung singkat.
D. Molekul-molekul memenuhi hukum gerak Newton.
E. Setiap molekul dapat bergerak sembarang arah dengan probabilitas sama.
15. Sua gas ideal disusun oleh N molekul diatomic, masing-masing bermassa m 0. Pernyataan
berikut yang tidak tepat adalah . . . .
A. Suhu gas sebanding dengan energi kinetic translasi molekul rata-rata.
B. Semua molekul memiliki kelajuan sama.
C. Molekul-molekul bertumbukan lenting sempurna dengan dinding-dindng wadahnya.
D. Molekul-molekul saling bertumbukan lenting sempurna.
E. Banyak tumbukan rata-rata per satuan waktu yang dilakukan molekul-molekul terhadap
dinding-dinding wadahnya bergantung pada suhu gas.
16. Tekanan P suatu gas ideal dihubungkan dengan kelajuan rms molekul-molekul gas ( v´2 )
1
dengan pesamaan P= nm ( v´ ) . Besaran yang ditampilkan oleh m dan n berturut-turut
2
3
adalah . . . .
A. jumlah mol dan massa satu mol gas
B. jumlah mol dan massa satu molekul
C. jumlah molekul dan massa stu molekul
D. jumlah molekul per satuan volume dan massa satu molekul
E. jumlah molekul per satuan volume dan massa saatu mol gas
17. Perhatikan data berikut
(1) Tekanan (3) Suhu
(2) Volume (4) Jenis Zat
Faktor yang mempengaruhi energi kinetic gas dalam ruang tertutu ditunjukkan oleh nomor . .
..
A. (1) dan (2) D. (2)
B. (1) dan (3) E. (3)
C. (1) dan (4)
18. Sejumlah gas idealdalam tabung tertutup dipanaskan secara isokhorik sehingga suhunyanaik
menjadi emat kali suhu semula. Energi kinetik rata-rata molekul gas ideal menjadi . . . .
1
A. kali semula D. 2 kali semula
4
1
B. kali semula E. 4 kali semula
2
C. sama dengan semula
19. Suatu gas ideal yang mula-mula suhunya 27°C terisolasi dalam sebuah wadah. Jika suhu gas
didinginkan sampai -127°C, energi kinetiknya terhadap mula-mula adalah . . . .
A. 10 % C. 49% E. 75%
B. 33 % D. 67%

20. Besar laju efektif (RMS) gas oksigen bermassan 32 g/mol pada suhu 127°C adalah v, agar
kelajuannya menjadi 2v, suhu gas tersebut harus dinaikkan menjadi . . . .
A. 1.600°C D. 1.227°C
B. 1.400°C E. 1.200°C
C. 1.327°C
21. Sebuahwadah yang memiliki volume 1 m3 mengandung 5 mol gas helium pada 47°C. Jike
helium berkelakuan seperti gas ideal, energi dalam sistem adalah . . . .
A. 2 × 104 J D. 1,5 × 103 J
B. 2,5 × 104 J E. 4 × 103 J
C. 4,2 × 104 J
22. Sebah wadah yang memiliki volume 1 m3 mengandung 5 mol gas helium pada 47°C, jika
helium berkelaakuan sebagai gas ideal, energi kinetik rata-rata per molekul adalah . . . .
A. 6,6 × 10-20 J D. 6,6 × 10-21 J
B. 1,4 × 10-20 J E. 1,1 × 10-20 J
C. 1,1 × 10-20 J
23. Lima molekul gas didapatkan memiliki kelajuan-kelajuan 100 m/s, 200 m/s, 300 m/s, 400
m/s, dan 500 m/s. Kelajuan rms gas adalah . . . .
A. 390 m/s D. 320 m/s
B. 360 m/s E. 300 m/s
C. 330 m/s
24. Anggap 4 mol gas diatomic memiliki energi dalam 5kJ. Suhu gas setelah mencapai
kesetimbangan . . . .
A. 180 K D. 800 K
B. 270 K E. 1.450 K
C. 400 K
5
25. Kecepatan rms molekul-molekul dalam sampel helium adalah kali molekul-molekul
7
dalam sample hydrogen. Jika suhu sample hidrogen adalah 0°C maka suhu sample helium
adalah . . . . (Massa molar helium 4 g/mol, hydrogen 2 g/mol)
A. 0°C D. 50°C
B. 6 K E. 273 K
C. 6°C
26. Kecepatan rms molekul-molekul gas hidrogen pada STP adalah v m/s. Gas dipanaskan pada
volume konstan sampai tekanannya menjadi 4 kali semula. Kecepatan rms akhir adalah . . . .
v
A. D. 2v
4
v
B. E. 4v
2
C. v
27. Jika pada tekanan 105 Pa, massa jenis oksigen adalah 1,4 kg/m 3, ini berarti laju rms molekul-
molekul gas oksigen adalah . . . .
A. 5 m/s D. 270 m/s
B. 18 m/s E. 460 m/s
C. 120 m/s
28. Rapat massa medium gas berseuhu 0°C dan bertekanan 1 atm dilalui oleh gelombang suara
berkelajuan 330 m/s bernilai sekitar . . . .
A. 1,3 × 10-3 kg/m3 D. 1,3 × 105 kg/m3
B. 1,0 kg/m3 E. 1,3 × 106 kg/m3
3
C. 1,3 kg/m
Penuntun : Cepat rambat bunyi dalam gas dihitung dengan rumus yang mirip dengan v rms,
yaitu
v bunyi =
√ √
γRT
m
=
γp
ρ
7
Untuk udara (gas diatomic) γ = =1,4 , sedang untuk gas monoatomic (gas mulia)
5

7
γ = =1,7 .
5
29. Massa molekul oksigen 16 kali lebih besar dari molekul hidrogen. Pada suhu ruang,
perbandingan kecepatan rms (vrms) antara molekul oksigen dan hydrogen adalah . . . .
1
A. 16 D.
4
1
B. 4 E.
16
C. 1
30. Laju rms molekul-molekul helium pada suhu 300 K sama dengan laju rms molekul-molekul
oksigen pada suhu . . . .
(Massa molekul relative oksigen = 32, helium = 4).
A. 38 K D. 2.400 K
B. 849 K E. 2.650 K
C. 1.440 K
II. Essay

Kerjakan soal-soal berikut di buku latihan Anda. Jika diketahui g = 10 m/s 2, R = 8314 J/kmol, k
= 1,38 × 10-23 J/K, NA = 6,02 × 1026 molekul/kmol.

A. Persamaan Keadaan Gas Ideal.

1. Metana (CH4) adalah suatu gas ang didapatkan pada beberapa planet dan dalam ruang
antarplanet. Hitung.
a. massa molekul metana, b. massa sebauh molekul metana (dalam kg).
(C = 12 g/mol; H = 1 g/mol)

2. Massa sebuah molekul gas tertentu adalah 4,98 × 10 -23 g. Tentukan massa molekul gas
tersebut.

3. Volume air yang berada dalam sebuah gelas adalah 6,0 × 10-4 m3. Berapa banyak molekul air
(H2O) yang berada dalam gelas? (H = 1 g/mol; O = 16 g/mol)

4. Pada awal perjalanan, pengemudi mengatur tekanan ban mobilnya 2,81 × 10 5 Pa ketika suhu
udara luar adalah 27°C. Pada akhir perjalanan, pengemudi mengukur tekanan ban sebesar
3,01 × 105 Pa. Dengan mengabaikan pemuaian ban mobil, tentukan suhu udara dalam ban
pada akhir perjalanan.

5. Sebuah ban sepeda memiliki volume 1,2 × 10 -3 m3 jika diisi penuh. Silinder sebuah pompa
depesa memiliki volume kerja 9 × 10-5 m3. Berapa kalikah Anda harus menekan pompa
untuk mengisi ban sepeda dalam keadaan kosong (sama sekali tidak ada udara di dalam ban)
sampai tekanan udara dalam ban menjadi 3,0 × 105 Pa? Tekanan atmosfer 1,0 × 105 Pa dan
diaggap udara dipompa secara perlahan, sehingga suhunya tidak berubah.

6. Seorang siswa ingin menerapkan hukum Boyle untuk menentukan tekanan udara luar. Ia
menggunakan peralatan seperti ada gambar di samping. Ia mendapatkan bahwa ketika h = 50
mm, V = 18 cm3 dan ketika h = 150 mm, V = 16 cm 3. Berapakah tekanan udara luar ditempat
siswa itu melakukan percobaan? Myatakan dalam mmHg.

7. Dalam suatu mesin Diesel, penghisap memampatkan udara pada 305 K sehingga volumenya
sepernambelas kali volume mula-mula dan tekanannya 550 kali tekanan mula-mula.
Berapakah suhu udara setelah pemampatan?

8. Dalam suatu tabung U tertutup terdapat sejenis gas ideal. Jika


tekanan udara luar 750 mmHg, volume gas 50 cm3 dan suhu
30°C. Tentukan volume gas itu pada keadaan normal (0°C, 760
mmHg)

9. Silinder ang berisi gas ditutup oleh penghisap yang dapat


digerakkan, seperti dilihatkan pada gambar disamping. Baban
balok yang diletakkan diatas penghisap menjga tekanan dalam
silinder. Tinggi h adalah 12 cm ketika suhu 0°C dan bertambah
begitu suhunya meningkat. Berapakah h ketika suhunya
mencapai 45°C?

10. Tentukan massa jenis udara (M = 28,8 kg/kmol) pada suhu 20°C dan tekanan atmosfer
normal (1 atm).

11. Sebuah silinder gas memiliki volume 0,040 m3 dan berisi udara pada tekanan 20 MPa (1 MPa
= 106 Pa). Anggap tekanan tetap.
a. Hitunglah volume udara pada tekanan atmosfer (1,0 × 10 6 Pa) yang ekuivalen dengan
udara dalam silinder.
b. Jika silinder dibuka sehingga berhubungan dengan udara luar, hitung volume udara pada
tekanan atmosfer yang keluar daari silinder.

12. Sebuah tangka diisi dengan 20 kg oksigen pada tekanan 4,00 × 10 5 Pa dan suhu 47,0°C.
Tangki memiliki lubang kecil sehinngga sejumlah gas dapat lolos keluar. Pada suatu hari,
ketika suhu 27,9°C dan tekanan gas dalam tangka 3,00 × 10 5 Pa, tentukan massa oksigen
yang lolos keluar dari tangki.

13. Massa jenis suatu gas ideal suhu mutlak T dan tekanan P adalah 13 g/dm 3. Jika tekanan udara
tersebut dijadikan 2P dan suhunya turun menjadi 0,5T, tentukan massa jenisnya.

14. Sebuah wadah 0,010 m3 mula-mula dikosongkan dan kemudian 2,0 g air dimasukkan
kedalam wadahnya. Setelah waktu tertentu, semua air menguap, suhunya menjadi 78°C.
Tentukan tekanan udara dalam wadah (MH2O) = 18 g/mol).

15. Seorang pemuda menghirup udara kira-kira 5,0 × 10-4 m3 udara segar salama pernafasan
normal. Udara segar mengandung 20% oksigen. Anggap tekanan dalam paru-paru sama
dengan tekanan pada atmosfer (1,0 × 105 Pa) dan udara adalah suatu gas ideal pada suhu
28°C. Tentukan banyak molekul oksigen yang dihirup dalam pernapasan normal.
B. Tekanan dan Energi Kinetik menurut Teori Kinetik Gas

16. Seberkas molekul-molekul hydrogen, tiap molekul memiliki massa 3,3 × 10 -27 kg dan sedang
π
bergerak pada 1,6 km/s, menabrak sebuah dinding pada sudut rad terhadap normalnya.
3
Jika 2,0 × 1020 molekul/s dating pada dinding seluas 1,2 × 10-4 m2, hitung :
a. gaya normal rata-rata yang dikerjakan berkas pada dinding jika semua molekul diserap
oleh dinding;
b. gaya normal rata-rata ang dikerjakan berkas pada dinding jika semua molekul dipantulkan
sempurna;
c. tekanan yang dikerjakan pada dinding dalam kasus a dan b

17. Tentukan energi kinetik rata-rata pertikel gas yang memiliki suhu 27°C. (k = 1,38 × 10-23 J/K)

18. Suatu gas ideal dalam ruang tertutup memiliki energi kinetic partikel 3E 0. Apabila energi
kinetiknya dijadikan E0, suhu gas adalah 7°C. Berapakah suhu gas mula-mula?
19. Energi kinetic 1,0 mol gas monokromatik dalam tangka bervolume 20 L adalah 1,01 × 10-20 J.
Tentukan tekanan gas dalam tangki.

20. Delapan buah molekul memiliki kecepatan (dalam m/s) berturut-turut: 300, 400, 400, 500,
600, 600, 700, 900, Hitunglah kelajuan efektif molekul-molekul ini.

21. Kelajuan efektif molekul-molekul nitrogen pada suhu 127°C adalah 60 m/s. Hitunglah
kelajuan efektif pada suhu 1.127°C.

22. Jika kelajuan efektif molekul-molekul uap air (H 2O) adalah 648 m/s, berapakah kelajuan
efektif dari molekul-molekul karbon dioksida (CO 2)? Kedua gas berada pada suhu yang
sama. (H = 1 g/mol, C = 12 g/mol, O = 16 g/mol).

23. Pada suhu berapakah kelajuan efektif molekul-molekul hydrogen (H2) sama dengan yang
dimiliki molekul-molekul oksigen (O2) pada suhu 288 K?

24. Tekanan gas Oksigen (O2) dalam volume 50,0 m3 adalah 2,12 × 104 Pa. Volume tersebut
mengandung 424 mol gas oksigen. Tentukan kelajuan gas efektif molekul-molekul gas
oksigen.

25. Massa jenis gas nitrogen pada keadaan normal 1,25 kg/m3. Hitung:
a. kecepatan efektifmolekul nitrogen di udara pada keadaan normal
b. energi kinetic rata-rata molekul..
(M nitrogen = 28 kg/kmol)

26. Tentukan energi kinetic rata-rata dan energi dalam 5,0 mol gas ideal pada suhu 400 K jika
gas tersebut adalah:
a. gas monoatomic
b. gas diatomic
(k = 1,38 × 10-23 J/K)

27. Energi dalam 2,0 mol gas poliatomik pada suhu 500 K adalah 6,21 × 10 -21 J. Tentukan
banyaknya derajat kebebasan gas poliatomik tersebut.
28. Neon (Ne) adalah suatu gas monoatomic. Berapakah energi dalam dua gram gas neon pada
suhu 50°C? (M = 10 g/mol)

29. Hitunglah momentum total 1 gram gas helium yang berada dalam tabung bersuhu 27°C. (M
helium = 4 g/mol)
Tips : Momentum total = N × vRMS dengan N adalah banyak molekul

30. Helium (He), suatu gas monoatomic, mengisi wadah bervolume 0,01 m 3. Tekanan gas adalah
6,2 × 105 Pa. Berapa lama sebuah mesin 200 w harus bekerja untuk menghasilkan jumlah
energi yang sama dengan energi dalam gas ini.

Miskonsepsi dan penyelesaian Konseptualnya


No. Miskonsepsi Konseptual

Ketika partikel menabrak Semua tumbukan yang terjadi baik antarpartikel maupun antara
dinding, momentum partikel partikel dengan dinding merupakan tumbukan lenting sempurna
1
berubah dan kehilangan maka berlaku hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan
kecepatannya energi

Jika volume wadah diperkecil Pada suhu tetap, tekanan gas di dalam ruang tertutup berbanding
gas menjadi sering menumbuk terbalik dengan volumenya.
2
dinding sehingga tekanan
berkurang

Semakin besar suhu gas di Mengacu pada persamaan gas ideal, hukum Boyle menyatakan
ruang tertutup, gas mengalami
3
ekspansi sehingga mengurangi
tekanan
( P V1 ) sedangkan hukum Gay Lussac menyatakan (P ~ T)

Saat dipanaskan, gerakan Ketika gas mengalami kenaikan suhu maka energi kinetik dalam gas
4 partikel gas melambat dan juga meningkat menyebabkan laju gerak partikel menjadi cepat
partikel gas menyusut

Dalam ruang tertutup, jumlah Menurut teori molekul kinetik, energi kinetik rata-rata partikel gas
partikel gas berbanding lurus sebanding dengan suhu absolut gas. Ini dapat diekspresikan dengan
dengan energi kinetik gas. 3
5
Ketika energi kinetik persamaan EK = kT , di mana k mewakili konstanta
meningkat, partikel gas di 2
ruang tertutup juga meningkat Boltzmann
Perbandingan Dua Buku Fisika Yang berbeda

Marthen Kanginan Sunardi, dkk


(Penerbit Erlangga) (Penerbit Yrama Widya)

 Teori Kinetik Gas


2. Dilengkapi dengan
penurunan rumus tentang kinetik
 Teori Kinetik Gas
gas
6. Dilengkapi dengan
3. Urutan pembahasan
penurunan rumus tentang kinetik
dimulai dari persamaam gas ideal
gas
lalu tentang tekanan dan energi
7. Urutan pembahasan
kinetik menurut teori kinetik gas.
dimulai dari persamaam gas ideal
4. Untuk pembahasan tentang
lalu tentang tekanan dan energi
persamaan gas ideal dilengkapi
kinetik menurut teori kinetik gas.
dengan asal usul rumus yang
8. Untuk pembahasan
jelas ,dan disertai penurunan
tentang persamaan gas ideal
rumus yang dapat memudahkan
tidakdilengkapi dengan asal usul
peserta didik untuk
rumus. Buku ini kurang rinci jika
memahaminya. Buku ini sangat
dibandingkan dengan buku buku
rinci jika dibandingkan dengan
marten kanginan
buku buku yang lain
9. Untuk segi soal latihan
5. Untuk segi soal latihan
tingkatan soalnya cenderung
tingkatan soalnya sudah membuat
mudah dijawab.
peserta didik berfikir kritis karena
tinggat kesukaran dari soal itu
sendiri.
Kunci Jawaban Uji Kompetensi
Pilihan Ganda

m
1. n=
M
N=n∙ N A
m
¿ ∙ NA
M
9
¿ ∙ 6,022×10 23
27
¿ 2,007 ×1023
23
≈ 2,01× 10 (D)

2.

3. PV = nRT

PV M L−1 T −2 L3
R= =
nT Nθ
−1 −2 −1 −1
R=M L T N θ (C)

4. PV = nRT
25 atm × 3 L = n × 0,082 L atm/mol K × 293 K
25 atm ∙ 3 L
n=
0,082 Latm/ MolK ∙ 293 K
¿ 3,1216 mol
−3
¿ 3,1216 ×10 K mol
Massa O2
m=n·M
= 3,1216×10-3 K mol · 32 kg/K mol
= 0,09989 kg
= 0,1 kg (A)

5.

6. T1 = 27°C = 300 K
T2 = 77°C = 350 K
p1 p2
=
T1 T2
p1 T 1 300 6
= = = (B)
p2 T 2 350 7

7. V1 = 50 L = 5 × 10-2 m3
T1 = 27°C = 300 K
V2 = 25 L = 2,5 × 10-2 m3
p1 = 2,45 atm
T2 = 127°C = 400 K
p1 V 1 p2 V 2
=
T1 T2
−2
2,45 ∙ 5 ×10
−2
p ∙ 2,5× 10
= 2
300 400
2,45∙ 2 ∙ 400
p2= =6,533 atm
300
≈ 6,54 atm (A)

8. p1 = 2,8 p
T1 = 0,4 T
p1 p
=
ρ 1 T 1 ρT
p ρT 2,8 p ∙ ρ∙ T
ρ1= 1 =
p T1 p ∙ 0,4 T
ρ1=7 ρ (E)

9.

10.

m m2
11. =
4 v2 v2
1
m 2= m (A)
4

NkT
12. ρgh+ p 0=
V
NkT
ρgh= − p0
V
NkT p0 V NkT − p0 V
h= − = (B)
ρgV ρgV ρgV

13. Tekanan gas meningkat karena laju tumbukan molekul-molekul gas dengan dinding-
dinding wadah meningkat (E)

14. Molekul-molekul memenuhi hukum gerak Newton (D)

15. Pernyataan yang tidak tepat adalah Molekul-molekul saling bertumbukan lenting
sempurna (D)

16. v =
√ 3 pV
m
3 pV
v 2=
m
2 1
v m
3
p=
V
1 1
p= ∙ m∙ ∙ v 2
3 V
Jadi, besaran yang ditampilkan oleh m dan n pada persamaan di soal berturut-turut
adalah jumlah molekul per satuan volume dan massa satu molekul(D)

3
17. Ek = kT
2
Jadi yang mempengaruhi energi kinetic gas dalam ruang tertutup adalah suhu (E)

18.

19.

20.
3
21. Esistem = nRT
2
3
¿ ( 5 ) ( 8,31 )( 320 )
2
¿ 19944 J
≈ 2× 104 J (A)

3
22. Ek = kT
2
3 −23
¿ (1,38 ×10 )(320)
2
= 662,4 × 10-23 J = 6,6 × 10-21 J (D)

Σ N 1 v12
23. v́ 2=
N

5 ( 100 )2 +5 ( 200 )2 +5 ( 300 )2 +5 ( 400 )2 +5 ( 500 )2


¿
5+5+5+ 5+5
5 ×10 +20 ×10 4 +45 ×10 4 +80 ×10 4 +125 ×104
4
¿
25
4
275 ×10
¿ =11 ×1 0 4
25

v RMS =√ v́ 2
¿ √ 11 × 104
2
¿ 3,3 ×10 m/s
= 330 m/s (C)

5
24. Ek = kT
2
5
15000 = · 4 · 8,314 T
2
15000 = 83,14 T
15000
T= = 180 K (A)
83,14

25. v RMS =
√ 3 RT
M
2 3 RT
v RMS =
M
2
v ∙M
3 R= RMS
T
R konstan

v RMS2 Hi ∙ M Hi v RMS 2 He ∙ M He
=
T Hi T He
2
5
2
( v
2
v RMS Hi ∙ 2 7 RMS Hi He
=
) ∙4

273 T He
1 50
=
273 49
50 ∙ 273
T He = =275,57 K
49
= 5,57°C
= 6°C (C)

26. p2=4 p 1

p2 p1
=
T2 T1
4 p1 p 1
=
T2 T1
T2 = 4T1

vRMS =

vRMS ~ √ T
3 RT
M

v2 √ T 2 √ 4 T 1
= = =√ 4
v 1 √ T 1 √T 1
v2 = 2v1 = 2v (D)

27. vRMS =
√ 3p
ρ

=
= 460

3 ∙ 105
1,4
=√2,14 ×105=463
(E)

28. T = 273 K
p = 1 atm
v = 330 m/s
Gas diatomilk
vbunyi =
2 γp
√ γp
ρ
v=
ρ
5
γp 1,4 ∙10
ρ= 2 = 2
=1,29
v 330
ρ = 1,3 kg/m3 (C)

3
kT
Ek 1 2
29. =
Ek 2 3
kT
2
M1 v12 = M2 v22
mol M1 v12 = mol M2 v22
1 v12 = 16 v22
v1 = 4 v2
v2 1
= (D)
v1 4

30. THe = 300 K


vRMS He = vRMS O

√3 R T he
M he
=

3 R TO
MO
3 R T he 3 R T O
=
M he MO
T he T O
=
M he M O
300 T O
=
4 32
To = (300)(8) = 2400 K (D)
Essay

1. (a). M = (12 + 4 · 1) = 16 g/mol = 16 kg/kmol


M 16
(b). Mo = = = 2,66 · 10-23 kg/molekul
NA 6,02 ×10 23

2. Mo = 4,98 · 10-23 g
= 4,98 · 10-26 kg
M = mo · NA = 4,98 × 10-26 · 6,02 × 1023
= 30 × 10-3 gr/molekul

3. V = 6,0 × 10-4 m3
M = 18 g/mol = 18 kg/kmol
m = ρV = 1000 · 6,0 × 10-4 = 0,6 kg
1
N=m· · NA
M
0,6
N= 6,02×1023 = 2,01×1023 molekul
18

4. p1 = 2,81×105 m3
T1 = 300 K
p2 = 3,01×105 m3
p2 T 1 3,01 ∙ 105 ∙ 300
T2 = = = 321
p1 2,81 ∙105
T2 = 48°C

5. V1 = 1,2×10-3 m3
p1 = 3×105 Pa
V2 = 9,0×10-5 m3
p2 = 105 Pa
p1 V 1 3 × 105 ∙ 1,2× 10−3
n= = = 40 kali
p2 V 2 105 ∙ 9 ×10−5

6. h1 = 50 mm
V1 = 18 cm3
h2 = 150 mm
V2 = 16 cm3
(p0 + h1) V1 = (p0 + h2) V2
(p0 + 50) 18 = (p0 + 150) 16
p0 = 750 mmHg

7. T1 = 305 K
1
V2 = V1
16
p2 = 550 p1
p2 V 2 T 1
T2 =
p1 V 1
1
500 p1 V 1 305
= 6
p1V 1
= 10484 K

8. p0 = 750 mmHg ; p1 = p0 + 100 = 850 mmHg


V1 = 50 cm3
T1 = 303 K
T2 = 273 K
p2 = 760 mmHg
p1 V 1 T 2 850∙ 50 ∙273
V2 = = = 50,4 cm3
p2T 1 760 ∙ 303

9. p2 = p1
T2 = 318 K
H1 = 12 cm
T1 = 273 K
p2 V 2 p1 V 1
=
T2 T1
A ∙ h2 A ∙ h1
=
T2 T1
T 2 h1 318 ∙ 12
h2 = = = 14 cm
T1 273

10. M = 28,8 kg/kmol


T = 20°C + 273 = 293 K
p = 1 atm
pV = nRT
m
= RT
M
m PM 1 ∙ 28,8
= = = = 1,199 g/L
V RT 0,082∙ 2,93

11. V1 = 0,04 m3
p1 = 2·106 Pa
p2 = 105 Pa
p1 V 1 6
2 ∙ 10 ∙ 0,04
(a). V2 = = 5 = 0,8 m3
p2 10
p1 V 1
(b). ∆V = V2 – V2` = V2 −
p2
Silinder dibuka → V2` = V1
Sehingga ∆V = V2 – V1
= 0,8 – 0,04
= 0,76 m3

12. m1 = 20 kg
V2 = V1
p1 = 4·105 Pa
T1 = 320 K
p2 = 3·105 Pa
T2 = 300 K
M = 32 kg/kmol

∆m = m1 – m2
p1 V 1 M p 2 V 2 M
= −
RT 1 R T2
V1 M p1 p2
=
R (

T1 T2 )
m1 RT 1 M p 1 p 2
= ∙
p1 M R T 1 T 2
− ( )
p2T 1
= m1 1− ( p1T 2 )
3∙ 105 ∙320
= 20 1−( 4 ∙10 5 ∙ 300 )
= 20 (1 – 0.8)
= 4 kg

13. T1 = T
p1 = p
ρ = 13 g/dm3
p2 = 2p
T2 = 0,5T
ρ2 p2 / T 2 2p T
= = ∙ =4
ρ1 p1 / T 1 p 0,5T
ρ2 = 4ρ2
= 4·13 = 52 g/dm3

14. V = 0,01 m3
M = 29
2 1 1
n= = mol = 10-3 kmol
18 9 9
T = 351 K
nRT 1 351
p= = 10-3 · 8,314 ·
V 9 0,01
p = 32425 Pa

15. V = 5·10-4 m3
VO2 = 20% = 10-4 m3
pO2 = 105 Pa
T = 301 K
N pV
n= dan n =
NA RT

N pV
=
NA RT
pV N A
N=
RT
10 5 ∙ 5∙ 10−4 ∙ 6,0 2∙ 1023
¿
8314 ∙ 301
= 1,2·1019 molekul

16. mo = 3,3·10-27 kg
v = 1,6 km/s = 1600 m/s
π
θ= rad = 60°
3
N
= 2·1020 molekul/s
t
A = 1,2·10-4 m2
−N
(a). F́= m0 cos 60 ° ∙ v
t
= -2·1020 · 3,3·10-27 · 0,5 · 1600
= -5,3·10-4 N
= 5,3·10-4 N ke kanan
(b). vx datang = v cosθ
vx pantul = - v cosθ
∆Px = Px pantul – Px datang
= m (vx pantul – Px datang)
= m (-v cosθ − v cosθ)
= -2mvcosθ
∆ Px −2 mv cos θ
F= =
∆t ∆t
N
F = -2 mo v cosθ
t
= -2(2·1020)3,3·10-27 · 1600 · 0,5
= -1,1·10-3 N
= 1,1·10-3 N ke kanan

17. T = 27°C + 273 = 300 K


k = 1,38·10-23 J/K
3
Ek = kT
2
3
= · 1,38·10-23 · 300
2
= 6,21·10-21 J

18. T2 = 7°C = 280 K


Ek1 = 3 Ek0
Ek2 = Ek0
3
Ek = kT
2
T1 Ek 1
=
T2 Ek 2
3 Ek0
T1 = 280
Ek 0
= 840 K
T1 = 567°C

19. n = 1 mol
N = 6,02·1023 molekul · 1 mol
= 6,02·1023 molekul
V = 20 L
Ek = 1,01·1020 J
3 N
p= Ek
2 V
23
3 6,02 ∙ 10
= · 1,01·1020 ·
2 20 ∙ 10−3
p = 9,32·106 N/m2

20. v´2 = (3002 + 4002 + 5002 + 6002 + 6002 + 7002 + 9002) / 8


2
100
= ( )
2
· 134
vrms = √ v´ 2

100
= √134 = 50 √ 134 m/s
2

21. T1 = 400 K
vrms = 600 m/s
T2 = 1400 K

vrms 2 = vrms
√ T2
T1

= 600
√ 1400
400
= 300 √ 14 m/s

22. Vrms H2O = 648 m/s


M H2O = 18 g/mol
M CO2 = 44 g/mol
v rms H 2 O
v rms CO2
=
3

M H2 O 3
= √ 22
M CO2 44
Vrms CO2 = √22 · 648
44
= 207 m/s

23. vrms H2 = vrms O2


TO2 = 288 K
M H 2T O2 2 ∙ 288
TH2 = = = 18 K
MO 2 32

24. V = 50 m3
p = 2,12·104 Pa
n = 424 mol = 424·10-3 kmol

vrms =
√3 pV
M n
= 0,48·103 m/s
=

3 ∙ 2,12∙ 104 ∙50
32 ∙ 424 ∙ 10
−3

25. MN2 = 28 kg/kmol


ρ = 1,25 kg/m3
p = 105 Pa
T = 273 K
(a). vrms =
3
√ 3p
ρ
=
√ 3 ∙ 106
1,25
= 200 √ 6 m/s
(b). Ek = kT
2
3
= · 1,38·10-23 ·273
2
= 5,65·10-21 J

26. n = 5 mol
N = 5·6,02·1023 molekul
T = 400 K
(a) monoatomic
3
Ek = kT
2
3
= · 1,38·10-23 · 400
2
= 8,28·10-21 J/molekul
U = N·Ek
= 5·6,02·1023 · 8,28·10-21
= 24922,8 J
(b) diatomic
5
Ek = kT
2
5
= · 1,38·10-23 · 400
2
= 1,38·10-20 J/molekul
U = N·Ek
= 5·6,02·1023 · 1,38·10-20
= 8,31·103 J

27. n = 2 mol
T = 500 K
NA = 6,02·10-23 molekul/mol
U = 7,48·104 J
1
U = N·V· ·kT
2
2U
V=
n∙ N A kT
2∙ 7,48 ∙10 4
= = 18 derajat kebebasan
2 ∙ 6,02∙ 1023 ∙ 1,38 ∙10−23 ∙500

28. MNe = 10 g/mol = 10 kg/kmol


m = 2 g = 2·10-3 kg
T = 323 K
U = N.Ek
m
= . N A . Ek
M
2. 10−3 3
= . 6,02.1026 . . 1,38.10-23 . 323
10 2
=805 J

29. m = 1 g
m
N= NA
M
1
= . 6,02.1023
4
= 1,505.1023 molekul
T = 300 K
vrms =

3 RT
m
Ptotal = N . vrms
=
√ 3.8314 .300
4
= 1368 m/s

= 1,505.1023 . 1368
= 2,06.1026 kgm/s

30. p = 6,2.105 Pa
P = 200 w
V = 0,01 m3
3
Pt = nRT
2
3
Pt = pV
2
3 pV
t=
2 P
3 6,2. 105 .0,01
=
2 200
t = 46,5 sekon
Daftar Pustaka

Kanginan, Marthen. 2013. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Foster, Bob. 2014. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai