Anda di halaman 1dari 3

1.

Wirausaha sosial (socialpreneur)


Wirausaha sosial (socialpreneur) adalah seorang yang berusaha dalam aktivitas
kewirausahaan dengan memiliki tujuan utama untuk menyelesaikan permasalahan sosial dan
lingkungan hidup dengan memberdayakan komunitas melalui kegiatan yang bernilai ekonomi.
Kewirausahaan sosial diawali dengan keprihatinan terhadap keadaan sosial yang berujung
menjadi sebuah model bisnis baru yang bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat sekitar (Karen,
2009). Menurut Yayasan Schwab (2008), sebuah yayasan yang bergerak untuk mendorong
aktivitas social entrepreneurship menyatakan bahwa: para social entrepreneur menciptakan dan
memimpin organisasi, untuk menghasilkan laba ataupun tidak, yang ditujukan sebagai katalisator
perubahan sosial dalam tataran sistem melalui gagasan baru, produk, jasa, metodologi, dan
perubahan sikap.
Karakteristik yang dimiliki social entrepreneur (Borstein: 2006)
a. Orang-orang yang mempunyai visi untuk memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan
sebagai pembaharu masyarakat dengan gagasan-gagasan yang sangat kuat untuk memperbaiki
taraf hidup masyarakat.
b. Umumnya bukan orang terkenal, misal : dokter, pengacara, insinyur, konsultan manajemen,
pekerja sosial, guru dan wartawan.
c. Orang-orang yang memiliki daya transformatif, yakni orang-orang dengan gagasan baru
dalam menghadapi masalah besar, yang tak kenal lelah dalam mewujudkan misinya, menyukai
tantangan, punya daya tahan tinggi, orang-orang yang sungguh-sungguh tidak mengenal kata
menyerah hingga mereka berhasil menyebarkan gagasannya sejauh mereka mampu
d. Orang yang mampu mengubah daya kinerja masyarakat dengan cara terus memperbaiki,
memperkuat, dan memperluas cita-cita
e. Orang yang memajukan perubahan sistemik : bagaimana mereka mengubah pola perilaku dan
pemahaman
f. Pemecah masalah paling kreatif.
g. Mampu menjangkau jauh lebih banyak orang dengan uang atau sumber daya yang jauh lebih
sedikit, dengan keberanian mengambil resiko sehingga mereka harus sangat inovatif dalam
mengajukan pemecahan masalah
h. Mampu menjangkau jauh lebih banyak orang dengan uang atau sumber daya yang jauh lebih
sedikit, dengan keberanian mengambil resiko sehingga mereka harus sangat inovatif dalam
mengajukan pemecahan masalah
i. Mereka melampaui format-format lama (struktur mapan) dan terdorong untuk menemukan
bentuk-bentuk baru organisasi
j. Mereka lebih bebas dan independen, lebih efektif dan memilih keterlibatan yang lebih
produktif
Jika anda ingin memperdalam materi terkait socialpreneur maka dapat membaca di link :

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/rachma.fitriati61/material/presentasi
socialentrepreneurshiprachmafisipui.pdf

2. Intrapreneur
Intrapreneur adalah karakter wirausaha yang dimiliki oleh pekerja/karyawan dalam sebuah
perusahaan. Berbeda dengan wirausaha, mereka bukanlah pemilik usaha melainkan pekerja kreatif
dan inovatif yang selalu memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Mereka bisa sebagai eksekutif
atau karyawan biasa, namun karena karakternya yang berbeda, mereka seharusnya dihargai dengan
baik oleh perusahaan, serta memperoleh pengakuan dari orang-orang di sekelilingnya. Melihat
karakter yang dimilikinya, seorang intrapreneur jelas bukanlah sekadar karyawan yang bekerja
dengan rutinitas. Ia hadir dan memiliki keberanian untuk menantang hal-hal yang biasa,
berkarakter unik, didasari dengan niat yang kuat, melakukan temuan baru, memelihara
pertumbuhan dan menjaga agar perusahaan tetap baik di mata pelanggan, dan tentu saja
menyiapkan para penerusnya untuk membawa perusahaan mencapai puncak kejayaan. Budiharjo
(2011) mendefinisikan intrapreneur sebagai seorang yang memfokuskan pada inovasi dan
kreativitas serta mentransformasi suatu mimpi atau gagasan/ide menjadi usaha yang
menguntungkan untuk dioperasikan dalam lingkup perusahaan.

3. Technopreneurship
Technopreneurship merupakan gabungan dua kata, yaitu ‘teknologi’
dan‘enterpreneurship’. Teknologi adalah sesuatu yang digunakan untuk menuju pada penerapan
praktis sains ke dunia bisnis dan sebagai pencipta alat-alat, untuk mengembangkan kemampuan
dan pemanfaatan materi guna memecahkan permasalahan yang ada. Kata “Enterpreneurship”
berasal dari kata entrepreneur yang menanggung risiko dan ketidakpastian untuk mencapai tujuan
dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang ada (Zimmerer & Scarborough,
2008).
Jika kedua kata di atas digabungkan, kata teknologi mulai mengalami penyempitan arti,
karena teknologi dalam ‘technopreneurship’ mengacu pada IT (Information Technology), yaitu
penggunaan teknologi sebagai alat untuk memproses dan mempermudah kehidupan manusia untuk
mendapatkan sesuatu yang mereka butuhkan baik berupa informasi maupun barang dan jasa.
Sebagai wirausaha, peluang akan dengan mudah dimanfaatkan seorang entrepreneur untuk
membuat usaha baru dengan potensi profit yang besar. Entrepreneur dapat dengan mudah
menganalisis permintaan barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat, bahkan dalam kondisi
buruk seperti bencana dan kelangkaan.

Anda mungkin juga menyukai