Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL BOOK REPORT

DASAR-DASAR MANAJEMEN
Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Organisasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Muhammad Rifa’i, M., Pd.

Disusun Oleh :
Nafilah Uzdah (0305162116)

PMM 4

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2017
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Book Reportm (CBR) yang berjudul "
Dasar-dasar Manajemen " dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
kejahiliyaan ke zaman yang terang benderang.

Terima kasih kepada Bapak Muhammad Rifa’i, M.Pd. selaku dosen pengampu
yang telah memberikan tugas Critical Book Reportm (CBR) kepada saya untuk
menambah wawasan saya dan menambah keberanian untuk menyampaikan pendapat
didalam pembelajaran serta membimbing saya sehingga saya bisa menyelesaikan
Critical Book Reportm (CBR) ini dengan sebaik mungkin.

Adapun tujuan penyusunan Critical Book Reportm (CBR) ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas Bapak Muhammad Rifa’i, M.Pd. selaku dosen Manajemen
Organisasi Pendidikan. Selain itu Critical Book Reportm (CBR) ini juga bertujuan
sebagai suatu media pembelajaran agar kita lebih memahami tentang dasar-dasar
manajemen.

Sangat disadari bahwa Critical Book Reportm (CBR) ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan dari para pembaca demi
membangun ilmu pengetahuan untuk masa yang akan datang. Dan saya mohon maaf
jika ada kesalahan di dalam Critical Book Reportm (CBR) ini. Dengan kerendahan hati,
semoga apa yang tertulis dalam Critical Book Reportm (CBR) ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Peresensi

i
A. Identitas Buku
Judul : Dasar-Dasar Manajemen
Tahun : 2016
Penulis : Dr. Candra Wijaya, M.Pd. dan Muhammad Rifa’i, M.Pd.
Penerbit : Perdana Publishing
Cetakan : pertama
Tebal Buku : 204 halaman
Harga Buku : Rp. 50.000

Cover :

B. Ringkasan Buku
Bab 1 menjelaskan tentang konsep dasar manajemen. Manajemen
menurut Terry adalah proses mengarahkan dan menggerakkan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya, seperti material, uang, metode dan pasar
untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam prsfektif luas, manajemen adalah suatu
proses pengaturand an pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi
melalui kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif
dan efesien. Berarti manajemen merupakn perilaku anggota dalam suatu
organisasi untuk mencapai tujuannya. Dengan kata lain, organisasi adalah wadah
bagi operasinalisasi manajemen. Karena itu didalamnya ada sejumlah unsur
poko yang membentuk kegiatan manajemen yaitu unsur manusia (men), uang

1
(money), barang-barang (material), metode (methods), mesin (machine) dan
pasar (markets). Dan kesemuanya itu disebut sebagai sumber daya.
Sarana manajemen yang pertama ialah manusia, dalam memanajemen
seuatu usaha, pasti kita akan melakukan proses seperti; planning, organizing,
staffing, directing, dan controling. Untuk melakukan aktivitas tersebut kita
membutuhkan manusia. Sarana manajemen yang kedua dalah uang. Untuk
melakukan aktivitas kita memerlukan uang, seperti upah, membeli bahan-bahan,
peralatan lainnya dan sebagainya. Kemudian sarana yang ketiga adalah barang-
barang. Karena dalam melaksanakan kegiatan, manusia memerlukan barang-
barang sebagai sarana untuk mencapai suatu tujuan. Dan sarana selanjutnya
adalah mesin. Mesin sebagai pembantu manusia dalam melaksanakan
kegiatannya untuk mencapai tujuannya. Sarana selanjutnya adalah cara-cara
melakukan pekerjaan secara berdaya guna dan berhasil atau biasa disebut
metode dalam manajemen. Bagi badan yang bergerak dalam bidang industri,
maka pasar merupakan salah satu sarana yang sangat penting, karena pada
umumnya permasalahan indutri yang bertujuan untuk mencari laba adalah pasar.
Selain itu, manajemen juga mempunyai prinsip-prinsip manajemen
seperti prinsip yang pertama yaitu pembagian kerja, prinsip ini sangat penting,
karena adanya keterbatasan manusia dalam mengerjakan semua pekerjaan
seperti keterbatasan waktu, pengetahuan, kemampuan dan perhatian yang dari
kertbatasan inilah harus diadakan pembagian kerja yang bertujuan untuk
memperoleh efesiensi organisasi. Prinsip yang kedua adalah kekuasaan dan
tanggung jawab, yang menurut prinsip ini perlu adanya pembagian wewenang
dan tanggung jawab antara atasan dan bawahan, wewenang tersebut harus
seimbang. Kemudian prinsip yang ketiga adalah disiplin yang menurut prinsip
ini, segala perjanjian, peraturan yang telah ditetapkan, dan perintah atasan harus
dihormati, dipatuhi, serta dilaksanakan sepenuhnya. Selanjutnya kesatuan
perintah, maksudnya hendaknya bawahan menerima perintah dari seorang
atasaan dan bertanggung jawab hanya kepada seorang atasan pula. Prinsip
selanjutnya kesatuan atah, maksudnya setiap orang (sekelompok) bawahan
hanya mempunyai satu rencana, satu tujuan, satu perintah dan satu atasan,
supaya terwujud ketuan arah, gerak dan tindakan menuju sasaran yang sama.

2
Prinsip selanjutnya mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan
pribadi. Selanjutnya prinsip Remuneration of Personel maksudnya, hendaknya
gaji dan jaminan sosial harus adil, wajar dan seimbang dengan kebutuhan
sehingga memberikan kepuasan bagi kedua belah pihak. Selanjutnya adalah
prinsip pusat wewenang. Prinsip selanjutnya adalah hirarkis, yaitu perintah yang
mengalir dari atas kebawag harus vertikal yang jelas, tidak terputus, dan dengan
jarak terpendek. Selanjutnya adalah order, ialah keteraturan dan ketertiban
dalam penembpatan barang-barang dan karyawan. Selanjutnya keadilan,
maksudnya pemimpin harus berlaku adil terhadap semua karyawan dalam
pemberian gaji dan jaminan sosial, pekerjaan dan hukuman. Selanjuutnya
inisiatif, ialah seorang pemimpin harus memberikan dorongan dan kesempatan
kepada bawahannya untuk berinisitif. Selanjutnya adalah asas kesatuan,
maksudnya adalah kesutan kelompom yaang harus dibina melalui sistem
komunikasi yang baik. Dan prinsip yang terakhir adalah kestabilan jabatan, yaitu
pemimpin harus berusaha agar mutasi dan keluar masuknya karyawan tidak
terlalu sering, karena akan mengakibatkan ketidak stanilan organisasi, biaya
semakin besar dan perusahaan tidak mendapat karyawan yang berpengalaman.
Fungsi-fungsi manajemen mencakup perencanaan, yaitu proses
menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam
kenyataan. Dengan kata lain, proses perencanaan adalah ;angkah awal kegiatan
manajemen dalam setiap organaisasi, keran melalui perencanaan ini ditetapkan
apa yang akan dilakukan, kapan melakukannya, dan siapa yang akan melakukan
kegiatan tersebut. Kemudian dalam perencanaan hendaknya mempertimbangkan
hal hal seperti perencanaan adalah menetapkan alternatif, kemudian perencanaan
harus realistis dan ekonomis, perlunya koordinasi dalam perencanaan,
perancanaan harus didasarkan oleh pengalaman, pengetahuan dan intuisi,
perencanaan harus didasari partisipasi, perencanaan harus memperhitungkan
segala kemungkinan, perencanaan harus fleksibel, perencanaan harus dapat
menjadi landasan bagi fungsi-fungsi manajemen yang lain, perencanaan harus
dapat mendayagunakan secara maksimal fasilitas-fasilitas yang tersedia,
perencanaan harus dinamis, perencanaan harus cukup waktu, perencanaan
harusnya didasarkan penelitian, penetapan tujuan, mengumpulkan data serta

3
menetapkan dugaan-dugaan serta ramalan-ramalan, menetapkan alternatif cara
bertindak, mengadakan penilaian alternatif dan memilih alternatif. Kemudian
fungsi yang kedua yaitu perngorganisasian, yaitu usaha penciptaan hubungan
tugas yang jelas antar personalia, sehingga dengan demikian tiap orang dapat
bekerja bersama-sama dalam kondisi yang baik untuk mencapai tujuan
organisasi. fungsi selanjutnya adalah pengarahan, yaitu setiap orang dalam
organisasi diajak atau dibujuk untuk memberika kontribusinya melalui
kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi. Selanjutnya fungsi koordinasi,
yaitu usaha penyesuaian bagian-bagian yang berbeda-beda agar kegiatan
daripada bagian-bagian itu selesai pada waktunya dan dapat memberikan
sumbnagn usahanya secara maksimal untuk mencapai tujuan keseluruhan.
Fungsi selanjutnya adalah pengawasan, yaitu proses pengamatan terhadap
pelaksaan kegiatan organisasi untuk menjamin supaya semua pekerjaan yang
sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya.
Bab 2 menjelaskan tentang organisasi. Organisasi adalah institusi atau
wadah tempat orang berinteraksi dan bekerjasama sebagai suatu unit
terkoordinasi terdiri setidaknya dua orang atau lebih yang berfungsi untuk
mencapai sutu sasaran.
Unsur-unsur pembentuk organisasi adalah; yang pertama, terdiri dari
sekelompok orang, maksudnya terdiri dari dua orang atau lebih. Yang kedua,
memiliki tujuan yang jelas, yang ketiga, adanya kerjasama, yang keempat,
punya peraturan atau undang-undang. Yang kelima, punya tempat. Yang ke
enam, punya modal (SDM/SDA atau uang).
Asas-asas organisasi, menurut Handayaningrat (1984) adalah yang
pertama, organisasi harus memiliki tujuan yang jelas. Yang kedua, skala hirarki
yaitu perbandingan kekuasaan disetiap bagian yang ada. Kekuasaan terukur.
Tidak sama antara manajer dengan para bawahan dalam ukuran hirarki
kekuasaan, yang hanya bisa memerintah bawahan adalah atasan. Yang ketiga
adalah kesatuan perintah, untuk sentralisasi organisasi, kesatuan perintah ini
terletak dipucuk pemimpin tertinggi. Tetapi untuk desentralisasi, wakil manajer
yang punya peran mengkomandokan bagian kekuasaannya. Yang keempat

4
adalah pelimpahan wewenang, dalam hal ini ada dua pelimpahan wewenang
yakni secara permanen yang ditandai dengan Surat keputusan Tetap (SK) dan
secara sementara yang sifatnya dadakan. Yang kelima adalah
pertanggungjawaban, dalam melakukan tugas semua bawahan bertanggung
jawab untuk melaksanakan tugas dan hasil kerjanya. Atasan juga bertanggung
jawab atas kemajuan organisasi kepada bawahannya. Yang keenam yaitu
pembagian kerja, ini sangat diperlukan untuk menutupi ketidakmampuan
seseorang untuk mengerjakan semua pekerjaan yang ada dalam organisasi. Perli
ada spesialisasi pekerjaan agar lebih efektif dalam mencapai tujuan. Yang
ketujuh adalah jenjang/rentang kendali, artinya perlu jumlah bawahan
dikendalikan oleh seorang atasan secara rasional. Kedelapan yaitu fungsional,
bahwa seorang dalam organisasi secara fungsional harus jelas dan
wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerjanya serta tanggung jawabnya dalam
pencapaian tujuan organisasi. Kesembilan adalah pemisahan, yaitu bahwa beban
tugas dari setiap orang tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Seorang akan
merasa kehilangan harga diri dengan mengerjakan pekerjaan orang lain, kecuali
ada hal tertentu diluar kekuasaan manusia (sakit). Kesepuluh yaitu
keseimbangan, keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan
tujuan organisasi. Keseimbangan antara beban tugas, imbalan, waktu kerja dan
hasil pekerjaan. Kesebelas yaitu flexsibelitas. Kedua belas yaitu kepemimpinan,
kepemimpinan sangat berarti bagi sebuah organisasi. Semua aktivitas dijalankan
oleh pemimpin. Ia juga bertanggung jawan atas kemjuan dan kemunduran
organisasi.
Bentuk oerganisasi yang pertama adalah organisasi line. Bawahan hanya
mengenal satu atasan sebagai sumber dari kewenangan dalam memerintah.
Kebaikan organisasi line adalah : kesatuan kepemimpinan terjamin, garis
kepemimpinan berjalan secara tegas karena pemimpin langsung berhubungan
dengan bawahan, proses pengambilan keputusan secara tepat, rasa solidaritas
tinggi, penyampaian informasi cepat, memungkinkan manajer lebih terlatih, dam
hubungan kekuasaan jelas. Kelemahan organisasi line : seluruh organisasi sangat
bergantung dengan satu orang, kecenderungan pemimpin bertindak secara
otoriter, kesempatan bawahan berkembang sangat susah, pemyelesaian masalag

5
agak lama karena dipikirkan satu orang saja dan anggota/bawahan kurang aktif,
kreatifn dan inovatif. Bentuk organisasi yang kedua adalah oragnisasi line dan
staff, line dalam organisasi diartikan sebagai orang-orang yang terlibat langsung
dalam pencapaian tujuan sedangkan staff diartikan sebagai orang-orang yang
membantu dalam pencapaian tujuan organisasi. Kebaikan organisasi line dan
staff adalah : dapat digunakan disetiap organisasi, ada pembagian tugas yang
jelas antara pemimpin, staff dan pelaksana, bawahan dapat berkembang dengan
cepat, prinsip penempatan bawahan “the man on the right place”, pengambilan
keputusan yang sehat lebih cepat diambil, koordinasi dengan mudah dilakukan,
bawahan lebih aktif, kreatif ddan inovatif, disiplin dan tugas sangat baik.
Keburukan organisasi line dan staff adalah : rasa solidaritas bawahan tidak
begitu tinggi karena sibuk dengan tugas masing-masing, jika koordinasi di
tingkat stafv tidak baik, dapat membingungkan unit-unit pelaksana dan dapat
juga merupakan hambatan dalam pelaksanaan tugas. Bentuk yang ketiga adalah
organisasi fungsional, organisasi ini dipakai untuk organisasi niaga. Disusun
berdasarkan fungsi disetiap unit. Dalam organisasi ini, koordinasi dan kerjasama
sangat penting. Kebaikan organisasi fungsional adalah : pembidangan tugas
jelas, sehingga kesimpang siuran dapat dihindarkan, solidaritas begitu juga
moral dan disiplin diantara karyawan yang menjalankan fungsi yang sama pada
umumnya tinggi, koordinasi menyeluruh pada umumnya cukup tingkat eselon
atas, spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal
mungkin. Keburukan organisasi fungsional adalah : para karyawan terlalu
menspesialisasi diri pada bidang tertentu saja, sehingga sukar untuk mutasi tugas
atau mutasi tempat, para karyawan terlalu mementingkan bidangnya saja,
sehingga koordinasi menyeluruh susah terlaksana, memungkinkan terjadinya
rasa golongan yang berlebihan diantara karyawan dalam menjalankan fungsinya.
Bentuk keempat adalah organisasi kepanitiaan. Kepnitiaan adalah sekelompok
orang yang ditujuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatab khusus. Kebaikan
organisasi kepnitiaan adalah : pada umumnya keputusan diambil secara tepat,
karena segala sesuatu dibicarakan secara kolektif dan segala faktor
dipetimbangkan, kemungkinan bagi pemimpin berlaku diktator sangat kurang,
kerjasama dikalangan pelaksana mudah dibina. Keburukan organisasi

6
kepanitiaan adalah : pengambilan keputusan agak sedikit lamban, jika ada
pelaksanaan kegiatan terkendala, tidak ada yang bisa dipersalhakan, para
pelaksana agak sering bingung karena arus perintah, daya krasi seorang tidak
menonjol, karena semua pelaksanaan didasarkan pada kolektifitas.
Bab 3 menjelaskan tentang kepemimpinan. Kepemimpinan adalah upaya
mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk bekerjasama dalam rangka
mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.
Karena kepemimpinan erat hubungannya dengan oengambilan keputusan
dan hubungan terhadap sesama, maka pemmimpin perlu memahami pendekatan-
pendekatan dalam kepemimpinan. Pendekatan yang pertama adalah pendekatan
Trait (sifat), menurut teori sifat, hanya pribadi yang memiliki sifat tertentu yang
bisa menjadi seorang pemimpin, pribadi itu lebih sering disebut sebagai orang
hebat. Bebrapa sifat kepemimpinan yang dimiliki seorang pemimpin adalah
menurut Robbins : ambisi dan semangat, hasrat untuk memimpin, kejujuran,
integritas, kepercayaan diri, kecerdasan, pengetahuan yang relevan dengan
pekerjaan. Sedangkan menurut Sutrisno adalah : takwa, sehat, jujur, tegas, setia,
cerdik, berani, disiplin, manusiawi, berkemauan keras, berinovasi, berwawasan
luas, komunikatif, daya nalar tajam daya tangkap peka, kreatif, tanggung jawab
dan sifat kreatif lainnya. Pendekatan yang kedua adalah pendekatan keprilakuan,
pendekatan keprilakuan memandang kepemimpinan dapat dipelajari dari pola
tingkah laku dan bukan sifat-sifatnya. Teori kepemimpinan ohio state
mengemukakan bahwa keberhasilan kepemimpinan seseorang tergantung pada
sejauh mana seorang pemimpin mewujudkan perannya sebagai pemrakarsa
struktur tugas yang akan dilaksanakan oleh bawahannya serta sejauh mana
seseorang pemimpin memberikan perhatian kepada bawahannya. Teori
kepemimpinan michigan mengatakan bahwa ada dua dimensi perilaku
kepemimpinan yang pertama pemimpin yang berorientasi pada karyawan dan
yang kedua pemimpin yang berorientasi pada produksi. Pendekatan
kepemimpinan yang selanjutnya adalah pendekatan situsional ialah pendekatan
yang didasarkan pada pendapat bahwa kepemimpinan yang efektif tergantung
sejumlah faktor. Menurut teori fiedler terdapat 3 kriteria situasi yaitu hubungan
antara pemimpin dan karyawan, tugas kelompok dan kekuasaan. Fiedler percaya

7
bahwa kunci kesuksesan seorang pemimpin terletak pada gaya
kepemimpinannya. Kemudian para ahli mencoba membuat model
kepemimpinan berdasarkan situasi seperti : model kepemimpinan situasional,
teori ini memusatkan perhatian pada para pengikut. Kepemimpinan yang
berhasil dicapai dengan gaya kepemimpinan yang tepat, tergantung pada tingkat
kesiapan atau kedewasaan para pengikutnya. Dan yang kedua adalah model
kepemimpinan kotigensi, model ini sering disebut dengan LPC (Least Preferred
Cowoker) yang dikembangkan oleh Fred Fiedler. Fiedler dalam Robbins
mengemukakan bahwa kinerja kelompok yang efektif bergantung pada
penyesuaian yang tepat antara gaya kepemimpinan dalam berinteraksi dengan
bawahan dan tingkat mana situasi tertentu memberikan kendali dan pengaruh ke
pemimpin itu. kemudian pendekatan yang keempat adalah pendekatan
transaksional, pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa kepemimpinan
merupakan kontraksosial antara pemimpin dan pengikut. Kedua pihak saling
bebas dan memiliki tujuan, kubutuhan serta kepentungan sendiri.
Kepemimpinan transaksinla tidak mengembangkan pola hubungan dimanan
membiarkan personel menentukan sendiri pekerjaannya karena dikhawatirkan
dengan keadaan personel yang perlu pembinaan, pola ini dapt menyebabkan
mereka menjadi pemalas dan tidak jelas apa yang dikerjakannya. Pola yang
dikembangkan dalam pendekatan transaksional adalah hubungan timbal balik
yang sangat menguntungkan, yaitu pemimpin memahami kebutuhan dasar para
pengikutnya dan pimimpin menemukan penyelesaian atas cara kerja para
pengikutnya. Pendekatan kelima adalah pendekatan transformasional yaitu
kepemimpinan yang memiliki visi kedepan dan mampu mengidentifikasi
perubahanj lingkungan serta mampu mentransformasi perubahan tersebut
kedalam organisasi; mempelopori perubahan dan memberikan motivasi dan
inspirasi kepada individu-individu karywan untuk kreatif dan inovatif, serta
membangun kinerja manajemen; berani dan bertanggung jawab memimpin dan
mengendalikan organisasi. Pendekatan ke enam adalah pendekatan
kepemimpinan karismatik. Gaya kepemimpinan kharismatik memiliki daya tarik
dan pembawaan yang luar biasa, sehingga ia mempunyai pengikut dan
jumlahnya yang sangat luar biasa. Pendekatan yang ke tujuh adalah pendekatan

8
teori kepemimpinan X dan Y, pada teori X diasumsikan bahwa :1) manusia pada
dasarnya tidak suka bekerja dan bila mungkin akan menghindari pekerjaan. 2)
karena sifat manusia tidak suka bekerja, maka kebanyakan manusia harus
dipaksa, dikontrol, diancam dengan hukuman agar mereka mau berusaha
mencapai sasaran oragnisasi. 3) pada umumnya manusia lebih suka diarahlkan,
ingin menghindari tanggung jawab, memiliki sedikit ambisi dan menginginkan
keamanan lebih dari segalanya. Dimensi teori Y mengatakan : 1) keluarnya
tenaga fisik dan mental dalam bekerja adalah sama seperti bermain dan
beristirahat, 2) kontrol eksternal dan ancaman hukuman bukan merupakan satu-
satunya cara untuk membangkitkan usaha karyawan bagi pencapaian sasaran
organisasi. 3) komitmen pada sasaran merupakn fungsi penghargaan yang
dikaitkan dengan kinerja. 4) pada umumnya orang suka belajar, dan pada
kondisi yang tepat akan mencari tanggung jawab, 5) kapasitas untuk melakukan
khayalan tingkat tinggi, kepintaran dan kreativitas dalam rangka solusi masalah
organisasi secara umum, 6) dalam kehidupan industrial modern, potensi
kecerdasan manusia hanya sedikit yang digunakan. Pendekatan selanjutnya
adalah pendekatan teori kepemimpinan Z. Ciri-ciri teori Z yang menonjol yaitu :
1) kepegawaian seumur hidup, 2) karier yang tidak dispesialisasikan, 3)
tanggung jawab pribadi, 4) perhatian terhadap orang seutuhnya, 5) sistem
pengendalian kurang formal, 6) pengambilan keputusan berdasarkan konsensus,
7) laju promosi lebih lamban.
Atribut kepemimpinan diantaranya : vatalitas fisik dan stamina (seorang
pemimpin masih harus mampu mengumpulkan orang orang untuk melakukan
rapat di malam hari ssetelah bekerja keras seharian), intelegensi (kepandaian
seseorang harus mencakup kepampuannya untuk menggabungkan data yang
sulit, komplek), kemauan menerima tanggung jawab, kompetensi penugasan,
memahami kebutuhan orang lain, terampil berurusan dengan orang, ingin
berhasil, kemampuan memotivasi, keberanian, keteguhan dan ketahanan pribadi,
kemampuan memenangkan kepercayaan, kemampuan untuk memanajemani,
memutuskan dan menetapkan prioritas, dan yang terakhir adalah adaptasi dan
fleksibelitas.

9
Dalam kepemimpinan juga terdapat hukum, hukum- hukum tersebut
adalah : berkomunikasi adalah hukum yang pertama, seorang pemimpin harus
mampu menciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk memungkinkan
komunikasi berjalan dengan mulus. Berikutnya adalah mengjoordinasikan, yaitu
tahu persis fungsi dan aktivitas apa yang harus dikoordinasikan dan apakah
orang-orang yang tepat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Hukum ketiga adalah
mengorganisasikan yaitu menggunakan orang-orang tepat pada saat yang tepat
untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah direncanakan. Hukum berikutnya
adalah memotivasi, yaitu menciptakan kriteria yang mendorong mereka bekerja
sama. Hukum kelima adalah memanfaatkan sumber daya, yaitu menggunakan
karyawan dan peralatan secara tepat dan semaksimal mungkin. Kemudian
menetapkan pedoman kerja, kebijaksanaan dan prosedur kerja, batasan-batasan,
jadwal, disipli. Hukum yang terakhir adalah pemimpin perlu mengklarifikasi
harapan-harapan dari organisasi dan menjelaskan metode apa yang akan
digunakan untuk mencapai harapan-harapan tersebut.
Kepemimpinan efektif sering disamakan dengan entrepreneur, keduanya
memiliki kesamaan tapi ada karakteristik yang membedakan. Persamaan yang
utama adalah keduanya mengandung keberanian mengambil resiko. Jaringan
kerja kepemimpinan yang efektif sangat integratif sedangkan pada tipe
entrepreneur sering melangkahi pejabat-pejabat kunci dan langsung
kemanajemen bawah.
Dalam Modren Dictionary of Sociology, kekuasaan didefenisikan
sebagai kemampuan seseorang atau kelompok untuk melaksanakan keinginan
atau kebijaksanaannya, dan mengendalikan, memanipulasi atau mempengaruhi
perilaku orang lain, apakah mereka ingin bekerjasama atau tidak. Dan
wewenang diartikan sebagai kuasa yang disahkan atau dilembagakan di dalam
suatu masyarakat atau sistem sosial yang lain, bentuk kuasa ini dikaitkan dengan
status sosial dan diterima oleh anggota-anggota dari sistem sosial itu sebagai
yang benar dan sah.
Karakteristik pemimpin entrepeneur adalah sangat kompeten,
individualis, egosentris, dominan, percaya pada diri sendiri, inovatif, punya
kemauan keras, mempunyai dorongan utnuk mencapai sesuatu yang luar biasa.,

10
perilaku khasnya kurang mampu bekerja sebagai bawahan dalam jangka lama.
Karakteristik pemimpin corporateur adalah tindakannya selalu dianggap sebagai
tindakan tim. I sangat dominan, tetapi tidak suka mendominasi, sangat direktif,
namun masih memberikan kebebasan pada karyawannya, konsulatif tetapi
kurang partisipatif. Perilaku khasnya adalah selalu prihatin akan hal-hal yang
membawa kabaikan bagi organisasi. Ia tidak ingin jauh dari karyawannya.
Karakteristik pemimpin developer adalah seorang pembangun, sangat percaya
pada bawahan, selalu berusaha mengaktulisasikan potensi yang dimiliki
bawahan. Perilaku khasnya orientasi pada orang dan bawahan sangat tinggi,
bawahan merasa sangat diperlukan. Suka mendelegasikan pengambilan
keputusan serta berkonsultasi, tetapi tetap melakukan kontrol yang ketat.
Karakteristik pemimpin craftsman adalah seorang tukang yang terampil
menginginkan suatu pekerjaan diselesaikan dengan sempurna. Sangat
bersahabat, konservatif, dan sangat hati-hati. Ia memegang teguh prinsip, banyak
mengetahui dan memiliki keterampilan yang prima. Percaya pada diri sendiri,
lenih berorientasi pada penugasan, bijaksana, langsung pada sasaran,
perfeksionis, independen, selalu berpikir dan bertindak analitis. Perilaku
khasnya adalah suka berinovasi dan ingin menghasilkan produk yang
berkualitas, tidak terlalu peka terhadap status dan politik, selalu didorong oleh
keinginan untuk mencapai keuntungan. Karakteristik pemimpin Integrator
adalah orang yang selalu ingin membangun konsesus dan komitmen. Memiliki
keterampilan dalam melakukan hubungan antarpribadi, suka memberi dukungan
dan bantuan serta sangat partisipatif. Perilaku khasnya adalah tidak ingin
memonopoli kepemimpinan, ia ingin membagi kepemimpinan in=tu dengan
bawahannya. Senang menampung ide-ide orang lain, seorang pemimpin yang
sinergistik. Karakteristik pemimpin gamesman adalah orang yang selalu
berprinsip kita bermain bersama-sama tetapi saya harus memenangkannya lebih
banyak dari pada anda. Suka bergerak cepat, luwe, terampil dan banyak
mengetahui, seorang yang dapat bekerja otonom. Perilaku khasnya adalah selalu
ingin dihargai sebagai ahli strategi yang mampu membangun tim untuk
memenangkan pertandingan. Ia akan gembira dengan sutu kemenangan apabila
pertandingan itu mengikuti aturan organisasi.

11
Aktualisasi diri pemimpin adalah kesadaran diri seorang pemimpin.
Pemimpin merupak orang yang harus mempunyai kesadaran diri yang tinggi
agar memungkinkannya menerapkan kemampuan yang dimilikinya sehingga
dapat mencapai apa yang diharapkan oleh cita-citanya. Dengan kesadaran diri
dalam menjalankan kepemimpinannya, ia tidak mudah dipengaruhi oleh orang
lain, lingkungan atau orang terdekat dalam keluarganya.
Seorang pemimpin dalam memimpin sebuah organisasi harus memiliki
keterampilan, kemampuan dalam memimpin agar organisasi yang dipimpinnya
bisa sukses. Dan seorang pemimpin atau manajer harus memiliki kemampuan
tertentu meliputi kemampuan konseptual (kemampuan melihat organisasi secara
menyeluruh), manusiawi (manajer dalma menjalankan tugasnya tidak dapat
lepas dari interaksi dengan orang, kemampuan ini diperlukan untuk
mempengaruhi, mengawasi, memimpin, dan mengontrol bawahannya), teknis (
berkaitan dengan pemahaman dan penggunaak teknik-teknik dalam
mengoperasikan tugasnya), emosional (tingkat kematangan kepribadian seorang
manajer), dan analisis ( seorang manajer sering terlibat dalam pengambilan
keputusan dan menganalisis situasi).
Bab 4 membahas tentang motivasi. Motivasi adalah dorongan yang ada
pada individu atau di dalam seseorang yang menyebabkan orang untuk
berperilaku dengan cara yang diarahkan pada tujuan tertentu. Dalam
kepemimpinan, memberi motivasi kepada bawahan adalah sutu tanggung jawab
pemimpin agar anggota organisasi mau bekerja dengan baik.
Asas-asas motivas ayeng pertama asas mengikutsertakan, maksudnya
disini pemimpin memberikan kesempatan kepada bawahan untuk memberikan
ide-ide mereka, maka mereka merasa bertanggung jawab atas tercapainya tujuan
tersebut. Kedua adalah asas komunikasi, pemimpin senantiasa memberikan
informasi kepada bawahannya. Ketigas adalah asas pengakuan, bawahan akan
bekerja keras dan rajin bila mereka terus-menerus mendapat pengakuan dan
kepuasan dari usaha-usahanya. Keempat adalah asas wewenang yang
didelegasikan, pemimpin yang paling cakap adalah seorang yang
mendelegasikan sebanyak mungkin wewenang dan menghindari pengendalian
yang teliti atau terperinci. Dan yang kelima adalag asas perhatian timbal balik,

12
para bawahan biasanya akan dapat di motivasikan untuk mencapai hasil-hasil
yang mereka inginkan sejauh kita menaruh minat terhadap hasil-hasil yang
mereka inginkan.
Teori-teori motivasi dalam kepemimpinan ada 5 yaitu teori motivasi
klasik, frederick winslow taylor menamakan teori motivasi klasik karena ia
mamandang motivasi para pekerja hanya dari sudut pemenuhan kebutuhan
biologis saja yang dipenuhi melalui gaji atau upah yang diberikan. Yang kedua
teori motivasi Abraham maslow, teori ini mengikuti teori jamak, yakni
seseorang berperilaku/bekerja karena adanya dorongan memenuhi kebutuhan
yang tertinggi. Teori yang ketiga sadalah teori motivasi dua faktor dari frederick
herzberg, ia beranggapan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya
dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan yaitu berhubungan
dengan hakekat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah, yang
keduamenyangkut kebutuhan psikologis seseorang, kebutuhan ini adalah
perasaan sempurna dalam malksanakan pekerjaan. Teori yang keempat adalah
teori human relations, teroi ini megutamakan hubungan seseorang dengan
lingkungannya. Teori yang kelima adalah teori motivasi Claude S. Goerge, teori
ini myetakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang berhubungan
dengan tempat dan suasana di lingkungan ia bekerja, antara lain upah yang
layak, kesempatan untuk maju, pengakuan sebagai individu, keamanan kerja,
tempat kerja yang baik, penerimaan oleh kelompok, perlakuan yang wajar dan
pengakuan atas prestasi.
Tantangan dalam memotivasi yang pertama : banyak tugas pekerja
manajer direntang lebih luas. Mereka merasa ditarik dalam multi dimensi dan
menggunakan terlalu banyak waktu untuk mengatasi persoalan daripada secara
proaktif pada kebutuhan pekerja. Situasi ini membuat frustasi dan membawa
turunnya kepuasan kerja dan motivasi bagi manajaer. Yang kedua : manajer
mungkin tidak tau bagaimana memotivasi orang, selain sekedar menggunakan
penghargaan finansial. Adalah penting bagi manajer untuk menggunakna
pendekatan yang lebih luas dan terintegrasi ketika berusaha memotivasi pekerja.
Bab 5 membahas tentang komunikasi organisasi. Komunikasi
merupakan pertukaran pesan yang menghasilkan pertukaran makna antara

13
pengirim dan penerima pesan, dikaitkan dengan suatu organisasi maka
komunikasi yang berlangsung didalamnya disebut dengan komunikasi
organisasi. Komunikasi organisasi adalah proses pembagian pesan, ide-ide atau
sikap dalam suatu organisasi yang dapat menggunakan teknologi komunikasi
modern atau media informasi. Komunikasi organisasi ini bisa berlangsung secra
lisan maupun tulisan.
Dalam organisasi, komunikasi merupakn sebuah sistem yang tercakup
dari berbagai kompenen yang menjadi satu kesatuan. Model komunikasi dapat
berfungsi atau mempunyai ciri seperti : komunikasi terjadi sebagai suatu sistem
terbuka, komunikasi melibatkan aliran pesan, bentuk dan saluran, komunikasi
mempertimbangkan tujuan manajemen, proses perubahan, inovasi dan
pertumbuhan, komunikasi mencakup sikap orang-orang, perasaan, hubungan
dan keterampilan-keterampilan.
Fungsi komunikasi dalam organisasi, fungsi informatif : para manajer
memerlukan informasi yang benar, tepat waktu dan diorganisir secar lebih baik
utnuk mencapai keputusan dan mengatasi konflik. Fungsi regulatif : seorang
manajer dituntut untuk mampu mengawasi dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan
dari organisasi. Fungsi persuasi : manajer secar langsung menghadapi bahwa
kekuasaan dan wewenang yang dimilik tidak selamanya menghasilkan
pengawasan yang diinginkan. Manajer harus selalu mengatur dengan cara
persuasi yang kadang harus digunakan pada semua level organisasi. Fungsi
integratif : melaksankan komunikasi untuk memperoleh kesesuaian dan kesatuan
tindakan dalam pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
Kemudian, sistem komunikasi dalam organisasi terbagi menjadi 3, yang
pertama komunikasi dari atasan kepada bawahan, kedua, komuniakasi dari
bawahan kepada atasan dan ketiga komunikasi mendatar.
Bab 6 membahas tentang pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan adalah aspek yang paling penting dari kegiatan manajemen karena
didalamnya manajer terlibat. Pengambilan keputusan ini sangat penting terhadap
maju mundurnya suatu organiasai. Pengambilan keputusan ialah proses memilih
sutau alternatif cara brtindak dengan metode yang efesien sesuai situasi. Proses
itu untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi.

14
Metode pangambilan keputusan, metode yang pertama ialah metode
rasional. Ini adalah metode klasik yang secara implisit mencakup model
birokratif dari pengambilan keputusan. Metode kedua adalah tawar manawar
inkremental, hasil keputusan ini diperoleh sebagai jerih payah dan tawar
menawar yang melelahkan dan persuasui melalui perdebatan dan negosiasi.;
metode ketiga metode agregatif mencakup antara lain teknik delphi dan teknik-
teknik pengambilan keputusan yang berkaitan. Metode keempat metode
keranjang sampah, menolak model rasional, bahkan rasional-inkremental yang
sederhana sekalipun, ia lebih tertarik oada karakter yang ditambilkan dalam
pengambilan keputusan pada isu yang bermacam-macam dari peserta pengamb
ilan keputusan dan pada masalah- masalah yang timbul pada saat itu juga.
Teori-teori pengambilan keputusan ; 1) aliran birokratik : mengatakan
bahwa tugas dari eselon bawah ialah melaporkan masalah, memeberi informasi,
menyiapkan fakta-fakta dan kleterangan-keterangan lain kepada atasannya. 2)
aliran manajemen saintifik : menekankan pada pandangan bahwa tugas-tugas itu
dapat dijabarkan kedalam elemen-elemen logis, yang dapat digambarkan secara
saintifik. Sementara, manajemen sendiri memiliki kemampuan menganalisa dan
menyelesaikan suatu masalah. 3) aliran hubungan manusia, teori ini
beranggapan bahwa organisasi dapat berbuat lebih baik daripada lebih banyak
perhatian diberikan kepada manusia dalam organisasi itu. 4) aliran rasional
ekonomi, mengakui bahwa organisasi adalah suatu unit ekonomi yang
mengkonversi masukan menjadi luaran. Menurut aliran ini, suatu langkah
kebijaksanaan akan terus berlangsung sepanjang itu mempunyai nilai yang lebih
tinggi daripada biayanya. 5) aliran satisficing, aliran ini mengharapkan sutau
keputusan yang sempurna. 6) aliran analisis sistem, aliran ini percaya bahwa tiap
masalah berada dalam satu sistem yang terdiri atas berbagai subsistem yang
keseluruhannya merupakan satu kesatuan.
Bab 7 membahas tentang komitmen organisasi. Komitmen organisasi
adalah keinginan seorang karyawan untuk tetap menjadi anggota organisasi.
Greenberg mengelompokkan profil komitmen organisasi setiap individu menjadi
empat bagian : a) individu yang komitmen rendah kepada kelompok kerja dan
atasan, disatu pihak, dan dipihak lain kepada manajemen puncak dan organisasi

15
ini dinamakan tidak komit. b) sebaliknya individu dengan komitmen tinggi pada
ketua pihak tersebut dinamakan komit, c) kelompok dengan komitmen yang
tinggi kepada kedua pihak tersebut dinamakan komit, d) kelompok dengan
komitmen yang tinggi kepada kelompok kerja dan atasan, tetapi rendah kepada
manajemen puncak dan organisasi dinamakan komitmen secara lokal. Kelompok
dengan komitmen yang tinggi kepda manajemen puncak dan organisasi, tetapi
rendah ke kelompok kerja dan atasan dikenal dengan komitmen secara global.
Ada tiga bentuk dimensi komitmen organisasi yang pertama : affective
comitment, yaitu keterkaitan emosional karyawan, identifikasi dan keterlibatan
dalam organisasi. Kedua continuence comitmen adalah komitmen yang
berdasarkan kerugian yang berhubungan dengan keluarnya karyawan dari
organisasi. Hal ini mungkin karena kehilangan senioritas atas promosi atau
benefit, dan yang ketiga normative comitment adalah adanya perasaan wajib
untuk tetap berada dalam organisasi karena memang harus begitu.
Ciri-ciri orang yang memiliki komitmen organisasi adalah mamiliki
inisiatif untuk mengatasi masalah yang muncul, baik secara langsung terhadap
dirinya atau kelompoknya, bernuansa emosi, yaitu menjadikan sasaran individu
dan sasaran organisasi menjadi satu dan sama atau merasakanketerikatan yang
kuat, bersedia melakukan pengorbanan yang diperlukan, memiliki visi strategis
dengan tidak mementingkan diri sendiri, bekerja dengan sungguh-sungguh
walaupun tidak menerima imbalan secara langsung, merasa sebagai pemilik atau
memandang diri sebagai pemilik sehingga setiap tugas diselesaikan secepan dan
sebaik mungkin, memiliki rumusan misi yang jelas untuk gambaran tahapan
yang akan dicapai, memiliki kesadaran diri dengan perasaan yang jernih bahwa
pekerjaan bukanlah suatu beban
Faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi adalah karakteristik
personal, karakteristik pekerjaan, karakteristik struktural, pengalaman kerja.
Komitmen organisasi dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor pertama :
identifikasi dengan organisasi yaitu tujuan organisasi, kedua : keterlibatan yaitu
adalanya kesediaan untuk berusaha sungguh-sungguh pada organisasi. Ketiga :
loyalitas yaitu adanya keinginan yang kuat untuk menjaga keanggotaan di dalam
organisasi.

16
Bab 8 membahas tentang keefektifan kerja. Keefektifan ialah tingkat
pencapaian organisasi jangka pendek dan jangka panjang. Ada 3 kelompok
utama untuk kesorang eksekutif meningkatkan keefektifannya, 1) faktor yang
bersumber dari diri eksekuti (persepsi yang tepat, disiplin diri pribadi,
pengendalian diri sendiri, kemampuan mengatasi setress) 2) faktor yang
bersumber dari para stakeholder dan 3) faktor-faktor lingkungan.
Seorang akan menjadi lebih efektif dalam mengelola waktu apabila
menggunakan saran-saran sebagai berikut : 1) mentukan tujuan spesifik yang
telah dipatok, 2) memprioritaskan tujuan, 3) mendaftar kegiatan-kegiatan yang
harus diselesaikan untuk mencapai tujuan.
Faktor yang mempengaruhi keefektifan kerja ialah unit kerja, rentangan
kontrol, kontrol, kepemimpinan, pendelegasian wewenang, ide-ide bawahan,
motivasi, spesialisasi.

17
C. Kekurangan, Kelebihan dan Rekomendasi

Kelebihan :
 sampul buku ini bewarna biru elektrik, menarik bagi seseorang untuk
membacanya,
 EDY pada pada buku ini sudah baik, tapi belum sempurna,
 Format penulisan pada buku ini sudah baik dan sesuai,
 Materi yang dipaparkan dalam buku ini juga sangat bagus, ditambah
penulis banyak menuangkan pendapat banyak ahli sehingga tidak
ambigu dalam memahami materi-materi yang ada,
 Dalam buku ini juga terdapat grafik-grafik yang mempermudah pembaca
untuk memahami materi yang ada,
 Bahasa yang digunakan tidak berlebihan,
 Sumber yang digunakan oleh penulis juga terbilang sangat banyak,
sehingga menghilangkan keraguan dalam mempelajari buku ini, karena
penulis mengambil materi dari banyak sumber terpercaya,
 Buku ini layak dijadikan sebagai bahan ajar atau menjadi pedoman bagi
mahasiswa.

Kekurangan :
 Perekat dari buku ini kurang bagus dan bahkan tidak bagus, karena isi
buku mudah lepas dari cover, sehingga menyebabkan buku tak menarik
lagi untuk dibaca dikarenakan isi buku yang lepas dan berantakan jika di
buka,
 Dalam buku ini masih terdapat penulisan-penulisan yang salah seperti
sebagai contoh pada halaman 17, poin c. Sarana manajemen paragraf
pertama. Penulisan “devenisi” seharusnya “defenisi”. Kemudian
dihalaman 27. Paragraf pertama baris ke-20. Penulisan “sebesar-
besamnya” seharusnya “sebesar-besarnya”. Kemudian halaman 96. Di
poin D, paragraf pertama baris ke dua, penulisan “dapay” seharusnya y
diubah menjadi t sehingga menjadi “dapat”,

18
 Penulisan poin-poin dalam paragraf kurang menarik seperti contoh pada
halaman 71, poin pertama baris kedua, poin kedua baris ke delapan, pain
ke tiga baris ke 15, poin ke 4 baris ke 26. Pembaca bisa sedikit jenuh
karena tidak ada ruang kosong karena penuh dengan tulisan.

Rekomendasi :
 Ada baiknya jika lem perekat pada buku ini, pada cetakan-cetakan
berikutnya agar diganti dengan yang lebih bagus,
 Pengetikan agaknya sedikit diperhatikan karena ada pengetikan yang
salah yang dapat menimbulkan penafsiran lain dari materi yang
seharusnya.
 Kemudian, dalam penulisan poin sekiranya dapat menggunakan bullets
and numbering agar sedikit menarik pembaca untuk membacanya karena
jika digabung dalam satu paragraf yang begitu panjang, pembaca bisa
saja jenuh dalam membacanya.

D. Kesimpulan
Buku ini sangat bagus bila dijadikan bahan ajar, karena buku ini memuat
banyak sumber dan pendapat para ahli sehingga tidak ada kekeliruan dalam
memahami materi yang ada. Kemudian format penulisan sudah bagus, tetapi masih
banyak kesalahan-kesalahan pengetikan dalam buku ini.

19
RUBIK PENILAIAN CRITICAL BOOK

Nama : Nafilah Uzdah


Nim : 0305162116
Email : nafilahuzdah@gmailcom
No Hp : 082272773993
PENIL
No ASPEK KRITERIA SKOR
AIAN
1 Isi (30) Lengkap (judul, data publikasi, foto cover, garis besar, (25-30)
isi buku, kelebihan dan kekurangan, rekomendasi) dan
dideskripsikan secara jelas
Kurang lengkap (ada beberapa bagian yang tidak (21-24)
ditulis) dan dideskripsikan secara kurang jelas
Tidak lengkap (banyak bagian yang tidak ditulis) dan (15-20)
dideskripsikan secara tidak jelas
2 Struktur Struktur atau sistematika urutan dan penempatan (16-20)
(20) bagian-bagiannya ada yang benar, tidak ada yang
letaknya terbalik
Struktur atau sistematika urutan dan penempatan (13-15)
bagian-bagiannya ada yang tidak tepat, ada yang
letaknya terbalik
Struktur atau sistematika urutan dan penempatan (10-12)
bagian-bagiannya salah total, banyak bagian yang
letaknya terbalik
3 Bahasa Menggunakan bahasa baku, kalimat efektif dan (25-30)
(30) komunikatif, diksi variatif, tepat dan menarik, tidak
ada kalimat yang ambigu
Bahasa kurang baku, ada kalimat yang tidak efektif (21-24)
dan komunikatif, diksi kurang variatif, tepat dan
menarik, ada kalimat yang ambigu
4 Format Tidak ada kesalahn ejaan sama sekali, tidak ada salah (16-20)
dan ketik pemilihan jenis dan ukuran huruf sesuai, margin
Mekanik sangat pas format pengetikan benar dan konsisten
a (20) Ada beberapa kelsalahan ejaan, ada beberapa salah (13-15)
ketik, penentuan jenis, ukuran huruf, dan margin pas,
format pengetikan tidak jelas
Mengabaikan ejaan, banyak sekali salah ketik, (10-12)
penentuan jenis, ukuran huruf, dan margins semuanya
sendiri, asal ketik tanpa menggunakan format.
Jumlah

20

Anda mungkin juga menyukai