Anda di halaman 1dari 26

4.

Sediaan Pasta Pomade

a. Formulasi Asli : Pasta Pomade

b. Rancangan Formula

Nama Produk : FOURDE®

Jumlah Produk : 100 Pot

Tanggal Formulasi : 29 November 2018

Tanggal Produksi : 29 November 2019

No. Registrasi : NA 18190400234

No. Batch : C 19234

Komposisi : Tiap 100 gram mengandung

PVP 1%

Panthenol 5%

BHT 0,075 %

Natrium Benzoat 0,5 %

Propilenglikol 15 %

Cetyl Alkohol 5%

Vanili 1%

Na-CMC 3%

Aquadest ad 100 gram


c. Master Formula
Diproduksi Tanggal Tanggal Dibuat Diproduksi
Oleh Formulasi Produksi Oleh Oleh
PT. FOUR 29 November 29 November Muhammad
Kelompok 4
FARMA 2018 2019 Fadhlurrahman
Kode Nama Kegunaan Per Per
Bahan Bahan Bahan Dosis Batch
01 - PVP PVP Zat Aktif 1 gram 100 gram
02 - PTL Panthenol Zat Aktif 5 gram 500 gram
03 - BHT BHT Antioksidan 0,075 gram 7,5 gram
Natrium
04 - NBZ Pengawet 0,5 gram 50 gram
Benzoat
05 - PLG Propilenglikol Humektan 15 gram 1500 gram
Stiffening
06 - CTA Cetyl Alkohol 5 gram 500 gram
Agent
07 - VNL Vanili Pengaroma 1 gram 100 gram
08 - CMC Na CMC Basis 3 gram 300 gram
09 - AQD Aquadest Pelarut 69,425 ml 6942,5 gram
d. Alasan Penambahan Produk

Pasta adalah sediaan semi padat yang menggunakan satu atau lebih

bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal. Kelompok pertama dibuat

dari gel fase tunggal mengandung air dan kelompok lain adalah pasta yang

mengandung lemak (Dirjen POM. 2014: 52).

Rambut merupakan salah satu faktor penting dalam penampilan yang

mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Rambut menjadi mahkota tak hanya

bagi wanita namun juga pria. Saat ini sudah banyak jenis produk mahkota

rambut di pasaran, salah satunya yang paling banyak diminati ialah pomade.

Pomade adalah produk yang berbentuk seperti gel sedikit keras yang

mengandung minyak guna memberikan kesan mengkilap pada rambut dalam

tujuan yaitu menata rambut (Selvi. 2017: 554).

Asal mula pomade ini berasal dari bahasa Inggris yang berarti salep,

yang merupakan zat berminyak atau lilin yang digunakan untuk gaya rambut.

Pomade membuat rambut terlihat licin, mengkilap, dan tidak kering. Sifat kaku
dari pomade membuat gaya rambut terlihat rapi, sementara sifat pelembab tahan

lama membuatnya popular dengan individu rambut bertekstur (Dewi. 2017:

540).

Pomade dibagi menjadi dua yaitu oil based dan water based. Untuk oil

based merupakan material mengandung minyak dan lapisan lilin sedangkan

water based mengandung material cairan dan lilin. Keduanya hampir sama

membuat tatanan rambut terlihat lebih rapid an mengkilat. Pada oil based dibagi

menjadi dua jenis yaitu organik pomade dan nonorganik pomade. Untuk pomade

organik bahan yang digunakan yaitu material minyak-minyak organik seperti

minyak zaitun, minyak sawit, minyak nabati, dan sebagainya. Pomade

nonorganik menggunakan material minyak bumi seperti minyak Castrol, minyak

petroleum, dan lain sebagainya (Pradana. 2013).

Berdasarkan tinjauan keislaman, bila ingin membiarkan rambut di

kepala, Rasulullah SAW memerintahkan untuk memuliakannya, sebagaimana

sabdanya yang artinya: “Barang siapa yang memiliki rambut, hendaknya dia

untuk memuliakannya” (HR. Abu Daud dan Abu Hurairah).

Imam Al- Munawi berkata bahwa memuliakan rambut maksudnya

merapikannya, membersihkannya, dengan cara membilasnya, memberikan

minyak rambut dan menyisirnya. Jangan membiarkan acak-acakan sehingga

terlihat kusut. Karena kebersihan dan penampilan yang baik termasuk yang

dicintai dan diperintahkan oleh agama, selama tidak berlebih-lebihan. Maka dari

itu dapat disimpulkan bahwa penggunaan pomade sebagai sediaan untuk

merapikan rambut disarankan karena Rasulullah SAW memerintahkan untuk

merapikan dan memuliakan rambut.


e. Alasan Pemilihan Zat Aktif

1) PVP (Polyvinylpyrrolidone)

PVP digunakan untuk mengikat rambut dan dapat digunakan untuk

membentuk berbagai gaya rambut baik rambut halus maupun rambut kasar,

membentuk model rambut dan menahan bentuknya (Ahmad. 2017: 6).

PVP merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk membentuk

rambut dan sebagai styling agent atau gel merupakan aspek unik dan baru

dibandingkan penata rambut lainnya. PVP diserap ke rambut, membentuk gaya

rambut cukup lama. Efek seperti ini sebagian besar dicapai jika diterapkan pada

rambut (Oshada. 2001: 34).

Pomade rambut mengandung PVP memberikan daya tahan pada gaya

rambut, styling agent tahan lama. Hal ini juag penting untuk orang dengan

rambut yang mulai menipis karena styling agent dapat menahan rambut dari

kulit kepala dan menciptakan gaya rambut tebal. Jika pemakaian sedikit

memberikan nuansa alami, jika penggunaan cukup banyak akan memberikan

nuansa basah dan juga nuansa kaku (Peytavi. 2008: 54).

PVP adalah polimer pembentuk film yang digunakan di produk hair

styling, seperti pomade water based dan hair gel. Bahan ini menjadi bahan aktif

sebagai fiksatif untuk meningkatkan hold pada produk pomade water based

(Peytavi. 2008: 54).

PVP atau povidone dapat dianggap sebagai nontoksik karena tidak diserap

oleh selaput lender dan juga tidak memiliki efek samping pada kulit dan tidak

menyebabkan sesitisasi (Rowe. 2009).


2) Panthenol

Panthenol memiliki sifat yang bermanfaat yang dapat memperkuat rambut

adalah proses yang benar-benar alami. Panthenol dapat mempercepat

pertumbuhan rambut. Obat itu memberikan struktur sedemikian rupa sehingga

volumenya menjadi lebih dari sekitar 10%. Ini mengakibatkan kekuatan rambut

vitamin B5 atau dengan kata lain panthenol dapat melarutkan semua

ketidakberesan permukaan rambut dan dapat pula menghilangkan kerapuhan

pada rambut (Alhaide. 2018).

Alasan digunakan panthenol yaitu berperan penting dalam menyembuhkan

luka dan diperlukan untuk menjaga kesehatan rambut dan kulit kepala (Hibrid.

2017: 22).

Vitamin B5 (Asam Pantotenat) adalah vitamin yang larut dalam air yang

ditemukan di semua sel hidup dalam tubuh. Vitamin B5 berperan penting dalam

memetabolisme energi, bertindak sebagai koenzim untuk menghasilkan reaksi

kimia penghasil energi (Triana. 2006).

Panthenol adalah analog alkohol biologis aktif dari asam pantotenat yang

merupakan pro-vitamin dari kelompok B-kompleks yang baik untuk kulit dan

rambut. Ketika dioleskan, panthenol dimetabolisme menjadi asam pantotenat,

yang merupakan komponen dari koenzim A yang penting untuk fungsi normal

epitel. Panthenol juga dapat menarik air kedalam lapisan atas kulit dengan

demikian efektif sebagai pelembab dan pelembut serta menghilangkan kerutan

dan garis-garis halus (Camargo. 2011).

Telah dibuktikan bahwa panthenol memiliki efek protektif terhadap iritasi

kulit. Dalam suatu kasus iritasi, pretreatment dengan dexpanthenol mengurangi

kerusakan pada pelindung stratum korneum secara signifikan bila dibandingkan

dengan pretreatment (Camargo. 2011).


f. Alasan Penambahan Bahan

1) Natrium Benzoat (Sebagai Pengawet)

Natrium merupakan bentuk garam dari asam benzoate yang mudah larut

dalam air, aktif sebagai pengawet pada pH 2-4 dan banyak digunakan sebagai

pengawet dalam makanan, sediaan farmasi dan sediaan kosmetik (Rowe. 2009).

Salah satu pengawet yang paling sering digunakan adalah natrium

benzoat. Bentuk garam dari natrium benzoat lebih disukai penggunaannya

karena 200 kali lebih mudah larut daripada asamnya (Glovilzky. 2009).

Natrium benzoat digunakan untuk mencegah pertumbuhan dan

membunuh organisme seperti kapang, khomir, dan bakteri sehingga dapat

dijadikan sebagai pengawet (Herti. 2016).

2) Cetyl Alkohol (Sebagai Stiffening Agent)

Semakin tinggi nilai setil alkohol maka semakin besar nilai viskositasnya

dan stabilitas fisik pada sediaan semakin meningkat (Suryani. 2018).

Setil alkohol digunakan sebagai stiffening agent atau ageng pengkaku

dengan rentang 25% (Rowe. 2009).

Setil alkohol merupakan salah satu eksipien dengan fungsi sebagai

stiffening agent yang memiliki nilai viskositas tertinggi dibandingkan denga

stearil alkohol (Amalia. 2017: 3).

3) Propilenglikol (Sebagai Humektan)

Propilenglikol digunakan sebagai humektan yang akan mempertahankan

kandungan air dalam sediaan sehingga fisik dan stabilitas sediaan selama

penyimpanan dapat dipertahankan. Propilenglikol memiliki stabilitas baik pada

pH 3-6 (Allen. 2002: 228).

Propilenglikol digunakan sebagai humektan yang memiliki kelebihan

yaitu tidak toksik, tidak menyebabkan iritasi lokal ketika diaplikasikan di


membrane mukosa dan subkutan, tidka menyebabkan hipersensitivitas dan aman

digunakan hingga konsentrasi lebih dari 50% (Coden. 2001).

Propilenglikol memiliki sifat melarutkan yang bagus karena lebih larut

lipid daripada gliserin sehingga propilenglikol memiliki permeabilitas yang

bagus kedalam stratum korneum (Pretcher. 2008).

4) Butil Hidroksi Toluena (Sebagai Antioksidan)

Butil Hidroksi Toluena (BHT) merupakan senyawa organic turunan dari

fenol. BHT seringkali digunakan sebagai bahan aditif pada makanan yang

memiliki sifat sebagai antioksidan yang digunakan dalam produk seperti

kosmetik dan sediaan farmasi (Babu. 2008: 54).

Salah satu antioksidan sintetik yang sering digunakan adalah butyl

hidroksi toluene (BHT). BHT dipilih sebagai antioksidan karena tidak beracun

serta mempunyai kelarutan yang baik dalam minyak ataupun dalam lemak

(Herawati. 2006: 2).

Antioksidan adalah zat yang dapat menunda dan mencegah terjadinya

reaksi antioksidan radikal bebas dalam oksidasi lipid. Berdasarkan sumbernya,

antioksidan dibagi dalam dua kelompok yaitu antioksidan sintetik dan alami.

Antioksidan sintetik yang biasa digunakan adalah BHA, BHT, dan PG (Propil

Galat) (Pratt. 1992: 161).

5) Vanili (Sebagai Pengaroma)

Pemilihan pengaroma dikategorikan obat antibiotik, cherrymaples, jeruk,

strawberry, pisang, nanas, pisang vanili, butterscotch, maple, kelapa, vanili,

buah-buahan, serta kayu manis (DOM. 1971: 654).

Vanili merupakan olahan yang mudah dank has penggunaannya. Vanili

digunakan sebagai flavoring agent desserts, es krim, minuman, dan custard.


Selain itu vanili digunakan juga oleh industry pangan seperti parfum, obat-

obatan, dan kosmetik (Deguzman. 1999: 18).

Vanili digunakan secara luas sebagai cita rasa dalam produk-produk

farmasi, makanan, dan minuman, serta kembang gula yang menanamkan rasa

dan bau khas vanilla alami sebagai eksipien farmasi. Digunakan dalam tablet,

lartan (0,01%-0,02%) b/v, sirup dan bubuk untuk menutupi rasa tidak

menyenangkan dan karakteristik bau dari formulasi tertentu seperti kafein dan

tablet polythiazide (Rowe. 2009: 760).

6) Aquadest

Air digunakan secara luas sebagai pelarut dalam formulasi dan

perusahaan farmasi. Air stabil secara kimia dalam semua bentuk (Rowe. 2009:

766).

Air diguunakan sebagai pembawa dan pelarut untuk bahan pemberi rasa

atau bahan aktif obat. Air memberikan keuntungan sebagai pelarut karena tidak

berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak memiliki efek farmakologi, netral dan

sangat mudah (Ismail. 2011: 33).

Air biasanya konsisten yang paling dalam satu produk farmasi (Lachman.

2012: 974).
g. Uraian Bahan

1) Zat Aktif

a) PVP (Rowe. 2009: 583)

Nama Resmi : POVIDONE

Nama Lain : Kollidon, Plasdon, PVP, Polyvinylpyrrolidone,

Povidonum

Berat Molekul : 1,180

Rumus Molekul : (C6H5NO)n

Rumus Struktur :

Pemerian : Putih sampai krem, pahit, tidak berbau, serbuk

higroskopis.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam asam, kloroform, etanol,

methanol, air, tidak larut dalam eter, hidrokarbon,

dan minyak mineral.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai styling agent

Stabilitas : Stabil pada suhu 110-330°C, mudah terurai dengan

adanya udara dari luar, dapat dicampur dengan air,

stabil di tempat kering.

Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan larutan garam anorganik, resin,

thimerosol, sulfathiazole, natrium salisilat, asam

salisilat, tannin, dan fenobarbital.

Safety : Povidone telah digunakan dalam formulasi farmasi


selama bertahun-tahun, yang pertama kali digunakan

pada tahun 1940-an sebagai expander plasma,

meskipun sekarang telah digantikan untuk tujuan ini

dengan dekstran.

Range : 1-4%

pH : 4-7.

b) Panthenol (Sweetman. 2009: 296)

Nama Resmi : PANTHENOL

Nama Lain : Pentanol, Penthanolum, Penthanylalkohol,

Pantothenylalkohol, di-panthenol.

Berat Molekul : 205,3

Rumus Molekul : C19H19NO4

Rumus Struktur :

Pemerian : Bubuk kristal putih hingga krem, khas.

Kelarutan : Larut dalam air, alkohol, propilenglikol, larut

kloroform, eter, larut dalam gliserin.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat aktif

Stabilitas : Cukup stabil di udara dan cahaya, higroskopis, ph 6-

7 stabil.

Inkompatibilitas : Golongan resusinol terjadi perubahan warna

Safety : Panthenol mengikat batang rambut dengan mudah

yaitu komponen umum dari sampo dan kondisioner


rambut komersial. Ini melapisi rambut dan menyegel

permukaannya, melumasi batang rambut dan

memberikan penampilan yang mengkilap. Panthenol

umumnya ditoleransi dengan baik. Dalam kasus

yang jarang terjadi iritasi kulit dan alergi kontak

telah dilaporkan.

Range : 5%

pH : 6-7

2) Zat Tambahan

a) Setil Alkohol (Dirjen POM. 2014: 1172)

Nama Resmi : CETYL ALCOHOL

Nama Lain : Setil Alkohol, Cetylalkohol, 1-heksadekadonal,

Avol, Ethol

Berat Molekul : 242,44

Rumus Molekul : C16H34O

Rumus Struktur :

Pemerian : Serpihan pahit, licin, granul, putih, bau khas, lemah,

rasa lemah.

Kelarutan : Tidak larut dalam air, larut dalam etanol, eter,

kelarutan bertambah dengan naiknya suhu, dapat

bercampur dengan lemak.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai peningkat viskositas


Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan senyawa agen pengoksidasi.
Stabilitas : Stabil dalam sediaan bersifat asam maupun basa dan

kelarutan bertambah dengan naiknya suhu di

lingkungan.

Safety : Cetyl alkohol digunakan dalam formulasi topikal,

walaupun alkohol terutama digunakan dalam

formulasi topikal, walaupun ia juga telah digunakan

dalam sediaan oral dan rektal. Cetyl alkohol telah

dikaitkan dengan reaksi hipersensitivitas tipe alergi

yang tertunda pada pasien dengan dermatitis stasis.

Sensitisasi silang dengan cetostearyl alkohol, lanolin,

dan stearyl alkohol juga telah dilaporkan. Telah

dikemukakan bahwa hipersensitivitas dapat

disebabkan oleh pengotor pada kadar komersil setil

alkoholkarena setil alkohol yang sangat halus

(99,5%) belum dikaitkan denga hipersensitivitas.

pH : 7,0-9,5

Range : 2-10%

b) Propilenglikol (Rowe. 2009: 592-594)

Nama Resmi : PROPYLENE GLYCOL

Nama Lain : 1,2-Dihydroxypropane, propilenglikol, methyl

ethylene glycol, 2-hydroxypropanol

Berat Molekul : 76,09

Rumus Molekul : C3H8O2

Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih, kental, tidak berwarna, tidak berbau,

menyerap udara pada dara lembab.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton,

kloroform, larut dalam eter, dalam minyak esensial,

tidak bercampur minyak lemak.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai humektan

Inkompatibilitas : Dengan zat pengoksidasi seperti potassium

permanganate

Stabilitas : Higroskopis, pada suhu yang tinggi akan teroksidasi

menjadi propionaldehid asam laktat, stabil dicampur

etanol.

Safety : Propilenglikol digunakan dalam berbagai macam

farmasi atau secara global sebagai bahan organik dan

non-toksik, juga digunakan secara luas dalam

makanan dan kosmetik. Mungkin sebagai

konsekuensi dari metabolism dan ekskresi,

propilenglikol kurang beracun daripada glikol

lainnya. Propilenglikol cepat diserap dari saluran

pencernaan: itu juga bukti bahwa itu diserap secara

topikal ketika diterapkan pada kulit yang rusak. Ini

dimetabolisme secara luas di hati, terutama untuk

asam laktat dan piruvat dan juga tidak berubah

didalam tubuh.

pH : 3-6

Range : 15%
c) Na CMC (Rowe. 2009: 147)

Nama Resmi : CARBOXYMETHYLCELLULOSE SODIUM

Nama Lain : Na CMC, Akucell, Aqualon CMC, Aquasorb,

Blanose, Cellulose Gum, Cethylose, Finnfix, Cel-O-

Brandt, Cethylose, Glykocellan, Nymcel ZCB,

SCMC, Sunrose, Tyllose CB, Tyllose MGA,

Walocel C

Berat Molekul : 4000-6000

Rumus Molekul : CH2CO2H

Rumus Struktur :

Pemerian : Bubuk putih atau putih kekuningan, higroskopik,

tidak berbau.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, kloroform, etanol

95%, toluna, dan eter, tidak larut dalam air, tetapi

membengkak membentuk suspensi.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai basis


Inkompatibilitas : Larutan asam kuat, garam terlarut dari besi, dan

beberapa logam seperti aluminium, merkuri, seng,

permenxanthen. Ketika dicampur dengan etanol 95%

cmc membuat coaterwater kompleks.

Stabilitas : Kandungan CMC stabil walaupun higroskopik.

Safety : Karboksimetilselulosa sodium digunakan dalam

formulasi oral, topikal, dan beberapa parenteral. Ini

juga banyak digunakan dalam kosmetik,

perlengkapan mandi, dan produk makanan, dan

umumnya dianggap sebagai bahan nontoksik dan

noniritan. Namun, konsumsi oral jumlah

karboksimetilselulosa 30rpmlargs, natrium dapat

memiliki efek pencahar: terapi, 4-10 g dalam dosis

terbagi setiap hari dari kadar karboksimetilselulosa

viskositas sedang dan tinggi natrium telah digunakan

sebagai pencahar massal.

pH : 4,5-6,0

Range : 3%

d) BHT (Rowe. 2009: 75)

Nama Resmi : BUTYLATED HYDROXYTOLUENE

Nama Lain : BHT, Butyl-Hydroxytoluene, Butil hidroksitoluen,

dibutylated-hydroxytoluene, 2,6 di-tert-butylcresol,

Embanox BHT, Dalpac, Ionol PC, Impruvol,

Sustane, Tenox BHT.

Berat Molekul : 220,35

Rumus Molekul : C15H24O


Rumus Struktur :

Pemerian : Putih, atau kuning pucat, Kristal padatan, bau

berkarakteristik, tidak berasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut air, gliserin, propilenglikol, larutan

alkali hidroksida, dan asam mineral encer

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai antioksidan

Inkompatibilitas : Inkom dengan batilasi bundir butylated yaitu fenolik

dan mengalami reaksi karakteristik fenol.

Stabilitas : Paparan terang, teripis, dan panas menyebabkan

perubahan dan kehilangan kegiatan. Disimpan dalam

wadah tertutup baik dan terhindar dari sinar

matahari, di tempat sejuk dan kering.

Safety : Butyl hydroxytoluene diserap secara perlahan-lahan

dari saluran gastrointestinal dan dimetabolisme dan

diekstraksi dalam urin terutama sebagai konjugat

glukuronida dari produksi oksidasi. Meskipun

mereka telah memiliki beberapa laporan terisolasi

dari reaksi kulit yang merugikan, butyl

hydroxytoluene secara general dianggap sebagai

noniritan dan nonsensual pada tingkat yang

dipekerjakan sebagai antioksidan.


Range : 0,075 – 1

pH : 9

e) Vanili (Rowe. 2009: 760)

Nama Resmi : VANILIN

Nama Lain : Vanili, 4-Hydroxy-m-anisaldehyde, Vanillinum,

Vanilli, 3-Methoxyvanili, Methylprotocatechuic,

Aldehide, Rhovanil, Vanillic aldehyde, p-hydroxy-

m-methoxybenzaldehyde.

Berat Molekul : 152,15

Rumus Molekul : C8H18O3

Rumus Struktur :

Pemerian : Putih atau bubuk kristal, putih atau krem, dengan bau

khas vanilla dan rasa manis.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pengaroma

Inkompatibilitas : Inkompatibel dalam aseton, membentuk warna

cerah. Senyawa yang praktis tidak larut dalam etanol

terbentuk gliserin.

Stabilitas : Mengoksidasi utama di udara lembab dan

dipengaruhi dengan cahaya. Larutan vanili dalam

cahaya untuk memberikan larutan kuning.

Safety : Ada beberapa laporan tentang reaksi merugikan


terhadap vanili, meskipun telah berspekulasi bahwa

sensitisasi silang dengan molekul lain yang serupa

secara struktural, seperti asam benzoate dapat terjadi.

pH : 6-7

Range : 1%

f) Natrium Benzoat (Rowe. 2009: 602-603)

Nama Resmi : NATRII BENZOATE

Nama Lain : Sodium benzoate, Sodium benzoate acid, Sodium

salt, benzoate of salt, natrii benzoicum, natrii

benzoas, sodii benzoas, sodium benzoic acid.

Berat Molekul : 144,11 g/mol

Rumus Molekul : C6H5COONa

Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk hablur, putih tidak berbau atau praktis tidak

berbau, stabil diudara.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol

dan lebih mudah larut etanol 90%.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pengawet

Inkompatibilitas : Tidak bercampur dengan komponen kurtine, gelatin

dan garam logam berat dan merkuri aktivitas

preservative mungkin jarang jika berinteraksi dengan

koalim.
Stabilitas : Larutan dapat disterilkan di autoklaf dan filtrasi.

Safety : Natrium benzoat yang dicerna terkonjugasi dengan

glisin dhati untuk menghasilkan asam hipurat, yang

diekskresikan dalam urin. Gejala toksisitas benzoate

sistemik menyerupai gejala salisilat.

pH : 4,5-7,0

g) Aquadest (Dirjen POM. 1979: 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Air suling, Air murni, Aqua depurata, Aquadest,

H2O, air batering, purified water, aqua, air tersuling.

Berat Molekul : 18,02

Rumus Molekul : H2O

Rumus Struktur : O

H H

Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak mempunyai rasa

Kelarutan : Dapat bercampur dengan pelarut polar lain

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pelarut

Inkompatibilitas : Air dapat bereaksi dengan obat dan berbagai

eksipien yang rentan akan hidrolisis (terjadi

dikomposisi jika terdapat air atau kelembapan) pada

peningkatan temperatur (HOPE 5th: 802).

Stabilitas : Stabil disemua kesediaan fisik (padat, cair, gas).

Safety : Air mineral juga dapat digunakan sebagai pengganti

air suling, namun hal ini akan membuat resiko

rusaknya elektroda semakin tinggi.


h. Perhitungan

1) Per Dosis
1
a) PVP = 100 x 100 gram = 1 gram
5
b) Panthenol = 100 x 100 gram = 5 gram
0,075
c) BHT = x 100 gram = 0,075 gram
100
0,5
d) Natrium Benzoat = 100 x 100 gram = 0,5 gram
15
e) Propilenglikol = 100 x 100 gram = 15 gram
5
f) Cetyl Alkohol = 100 x 100 gram = 5 gram
1
g) Vanili = x 100 gram = 1 gram
100
3
h) NaCMC = 100 x 100 gram = 3 gram

i) Aquadest = 100 – 30,575 = 69,425 ml

Persentase zat cair = Propilenglikol + Aquadest

= 15% + 69,425%

= 84,425%

2) Per Batch

a) PVP = 1 gram x 100 = 100 gram

b) Panthenol = 5 gram x 100 = 500 gram

c) BHT = 0,075 gram x 100 = 7,5 gram

d) Natrium Benzoat = 0,5 gram x 100 = 50 gram

e) Propilenglikol = 15 gram x 100 = 1500 gram

f) Cetyl Alkohol = 5 gram x 100 = 500 gram

g) Vanili = 1 gram x 100 = 100 gram

h) NaCMC = 3 gram x 100 = 300 gram

i) Aquadest = 69,425 ml x 100 = 6942,5 ml


3) Perhitungan Kelebihan 10%
10
a) PVP = 1 gram x 100

= 0,1 + 1 = 1,1 gram


10
b) Panthenol = 5 gram x 100

= 0,5 + 5 = 5,5 gram


10
c) BHT = 0,075 gram x 100

= 0,0075 + 0,075 = 0,0825 gram


10
d) Natrium Benzoat = 0,5 gram x 100

= 0,05 + 0,5 = 0,55 gram


10
e) Propilenglikol = 15 gram x 100

= 1,5 + 15 = 16,5 gram


10
f) Cetyl Alkohol = 5 gram x 100

= 0,5 + 5 = 5,5 gram


10
g) Vanili = 1 gram x 100

= 0,1 + 1 = 1,1 gram


10
h) NaCMC = 3 gram x 100

= 0,3 + 3 = 3,3 gram


10
i) Aquadest = 69,425 x 100

= 6,9425 + 69,425 = 76,3675 ml


i. Cara Kerja

1) Disiapkan alat dan bahan

2) Dikembangkan NaCMC sebanyak 3 gram dalam aquadest mendidih

sebanyak 60 ml.

3) Dilebur cetyl alkohol 5 gram diatas penangas hingga melebur.

4) Ketika cetyl alkohol telah melebur dan menurun suhunya, maka

tambahkan BHT sebanyak 0,075 gram.

5) Digerus bersama basis yang telah dikembangkan dengan PVP 1 gram

dan Panthenol sebanyak 5 gram.

6) Ditambahkan Natrium Benzoat sebanyak 0,5 gram, propilenglikol

sebanyak 0,15 gram, dan vanili 1 gram.

7) Ditambahkan campuran cetyl alkohol dan BHT.

8) Ditambahkan vanili dan aquadest hingga 100 ml.

9) Dimasukkan ke dalam wadah dan diberi etiket.

(Zulfa. 2015: 157).


j. Evaluasi

1) Organoleptik

Pengujian ini meliputi bentuk, bau, warna, dari sediaan pomade rambut

secara panca indera.

2) Uji Homogenitas

Pemeriksaannya yaitu dengan meletakkan diantara dua kaca preparat

dan diamati adanya partikel kasar dibawah cahaya.

3) Uji Daya Sebar

Untuk memperhitungkan kemudahan pengolesan sediaan. Makin tinggi

viskositas maka makin turun daya penyebarannya.

4) Uji Viskositas.

Untuk menentukan apakah pengental yang digunakan dapat cukup

kental sehingga mudah digunakan.

5) Uji pH

Untuk menentukan stabilitas sediaan karena perubahan pH menandakan

terjadinya reaksi kimia dan dapat mempengaruhi kualitas produk akhir.

(Sutjahjokartiko. 2017: 555-556).


k. Etiket
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S.A. Ilmu Kimia dan Kegunaan Tumbuh-tumbuhan Obat. Bandung: ITB

Press. 2007.

Allen, L.V. The Art Science and Technology of Pharmaceutical Compounding.

Washington DC: American Pharmaceutical Association. 2002.

Babu, K.M., Church, R.J., Lewander, W. Energy Drinks: The New Eye-Opener

for Adolescent, Clinical Pediatric Emergency Medicine. 2008.

De Guzman, C.C., J.S. Siemonsma. Plant Resources of South East Asia No. 13:

Spices. PROSEA. 400p. 1999.

Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI. 1979.

Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Depkes RI. 2014.

DOM, Martin., A. James., Arthur. Farmasi Fisik II. Jakarta: UI Press. 1971.

Herawati, Akhlus S. Kinerja BHT Sebagai Antioksidan Minyak Sawit Pada

Perlindungan Terhadap Oksidasi Oksigen Singlet. Akta Kimindo. 2006.

Herti, Maryani., Kristiani, Lusi. Sehat Dengan Ramuan Tradisional: Tanaman

Obat Untuk Influenza. Jakarta: Agro Media. 2006.

Ismail, Abdul Muis. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Makassar: Biologi

FMIPA UNM. 2011.

Lachman, Leon., Herbert, A.L., Joseph L.K. Teori dan Praktek Industri Farmasi

Edisi III. Jakarta: UI Press. 2008.

Peytavi, Blume U., Tosti, A., Whiting, D.A., Trueb, R. Hair Growth and

Disorders. Sringer-Verlag Berlin Heidelberg. 2008.

Pratt, D.E. Natural Antioxidant Form Plant Material. Didalam Huang, M.T.,

H.O., Lee, C.Y. Effect on Health II. Antioxidant and Cancer Prevention.

Washington DC: American Chem. 1992.


Rowe, R.C. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition. London: The

Pharmaceutical Press. 2009.

Sutjahjokartiko, Selvi. Pengaruh Konsentrasi Pengawet DMDM Hydantoin

Terhadap Karakteristik, Stabilitas Fisika, dan pH Pada Water Based

Pomade yang Mengandung Ekstrak Aloe Vera. Jurnal Mahasiswa

Universitas Sumatera Utara. 2017.

Sweetman, S.C. Martindale The Complete Drug Reference 36th Edition. New

York: Pharmaceutical Press. 2009.

Triana, V. Macam-macam Vitamin dan Fungsinya Dalam Tubuh Manusia. Jurnal

Kesehatan Masyarakat. 2006.

Zulfa, Elya. Optimasi CMC-Na dan Carbomer Sebagai Pengikat Formula Pasta

Gigi. Yogyakarta: UGM Press. 2015.

Anda mungkin juga menyukai