Contoh UKL-UPL Galian C
Contoh UKL-UPL Galian C
B BAG
2|DOKUM EN UKL-UPL IUP EKSPLORASI BATU AN PT.B BAG
3|DOKUM EN UKL-UPL IUP EKSPLORASI BATU AN PT.B BAG
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Tabel v
Daftar Gambar vi
A IDENTITAS PEMRAKARSA 1
1 Identitas Pemrakarsa 1
E SURAT PERNYATAAN 62
F DAFTAR PUSTAKA 64
H LAMPIRAN 78
- Rekomendasi Dinas Terkait
- Peta Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
- Layout Sarana dan Prasarana Kegiatan Pengolahan Batuan
- Layout Sarana dan Prasarana Kegiatan Pertambangan Bahan
Galian Batuan
- Hasil Uji Sampel Air Tanah, Air Laut, Udara/Debu dan
Kualitas Batuan
- Profil Usaha
- Profil Perusahaan dan Dokumen Pendirian Perusahaan
- Profil Penyusun / Identitas Penyusun Formulir UKL-UPL
- Berita Acara Rapat Pembahasan Formulir UKL-UPL dari
Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu.
4.1 Keadaan Iklim per bulan di Kecamatan Ulujadi Kota Palu, 2016 66
4.9 Jenis – jenis flora yang tumbuh disekitar lokasi PT. Bahtera Berkah 74
Abadi Grup
4.10 Jenis – jenis fauna yang hidup disekitar lokasi PT. Bahtera Berkah 76
Abadi Grup
Gambar
Halaman
1.1 Peta Lokasi IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan Blok Watusampu 3
Kec. Ulujadi Kota Palu milik PT. BBAG
A. IDENTITAS PEMRAKARSA
10 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
B. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
1. Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan adalah kegiatan
pertambangan bahan galian batuan.
2. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan :
Rencana kegiatan pertambangan bahan galian batuan dilakukan pada
daerah pegunungan tepatnya berada di Kelurahan Watusampu,
Kecamatan Ulujadi, Provinsi Sulawesi Tengah.
Adapun lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan Penambangan Bahan
Galian Batuan di Kelurahan Watusampu, Kecamatan Ulujadi, Provinsi
Sulawesi Tengah, dengan batas – batas :
Sebelah Utara Berbatasan dengan : Loli Tasiburi Kota
Palu
Sebelah Timur Berbatasan dengan : Kelurahan Watusampu dan
Teluk Palu
Sebelah Selatan Berbatasan dengan : Desa Buluri Kecamatan Ulujadi
Sebelah Barat Berbatasan dengan : Wilayah Kabupaten Donggala
Dan secara geografis lokasi pertambangan bahan galian batuan
PT. Bahtera Berkah Abadi Grup terletak pada titik koordinat, sebagai
berikut :
Tabel. 1.1 Daftar Koordinat Lokasi IUP Eksplorasi Batuan PT. BBAG
Titik Koordinat Bujur Timur(BT) Koordinat Lintang Selatan
(LS)
1 119o 47’ 46.41” 0o 49’ 59.30”
2 119o 47’ 52.16” 0o 49’ 59.30”
3 119o 47’ 52.16” 0o 49’ 57.11”
4 119o 47’ 54.00” 0o 49’ 57.11”
5 119o 47’ 54.00” 0o 49’ 54.91”
6 119o 47’ 58.33” 0o 49’ 54.91”
7 119o 47’ 58.33” 0o 49’ 53.43”
8 119o 47’ 59.02” 0o 49’ 53.43”
9 119o 47’ 59.02” 0o 49’ 52.70”
10 119o 47’ 58.60” 0o 49’ 52.70”
11 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
11 119o 47’ 58.60” 0o 49’ 52.23”
12 119o 47’ 58.21” 0o 49’ 52.23”
13 119o 47’ 58.21” 0o 49’ 51.52”
14 119o 48’ 01.13” 0o 49’ 51.52
15 119o 48’ 01.13” 0o 50’ 0.7”
16 119o 48’ 0.04” 0o 50’ 0.7”
17 119o 48’ 0.04” 0o 50’ 1.46”
18 119o 47’ 58.84” 0o 50’ 1.46”
19 119o 47’ 58.84” 0o 50’ 2.11”
20 119o 47’ 57.51” 0o 50’ 2.11”
21 119o 47’ 57.51” 0o 50’ 2.63”
22 119o 47’ 56.93” 0o 50’ 2.63”
23 119o 47’ 56.93” 0o 50’ 3.53”
24 119o 47’ 56.31” 0o 50’ 3.53”
25 119o 47’ 56.31” 0o 50’ 3.96”
26 119o 47’ 47.91” 0o 50’ 3.96”
27 119o 47’ 47.91” 0o 50’ 2.28”
28 119o 47’ 46.41” 0o 50’ 2.28”
Gambar 1.1 Peta Lokasi IUP Eksplorasi Bahan Galian Batuan Blok
Watusampu Kec. Ulujadi Kota Palu milik PT. BBAG
12 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
3. Skala / Besaran Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
a. Luas Lahan
Luas lahan keseluruhan yang digunakan untuk kegiatan pertambangan
9.5 Ha dengan rincian sebagai berikut :
Luas lahan untuk penambangan : 7,5 Ha
Luas lahan pabrik Pengelolaan , stockpile, perkantoran dan
bengkel : 0,5 Ha
Jalan Tambang :
Panjang jalan dari lokasi ke TUKS
- Jalan Tambang I (sebelah utara) sejauh 3,8 Km.
- Jalan Tambang II (sebelah timur) sejauh 2,2 Km.
Lebar Jalan : 8-12 meter
Tinggi Bance Cuttingan Penambangan : 3-4 m
Lebar Bance Cuttingan Pertambangan : (6-7) m.
Jalan Desa yang dilintasi : Tidak ada, karena lokasi
penambangan cukup jauh dari pemukiman dan fasilitas
umum lainnya.
Jarak lokasi penambangan dari bangunan penting :
Pemukiman : 800 m dari rencana lokasi
Penambangan : 850 m dari rencana dari lokasi TUKS.
Jembatan :-
Jalan Umum/Desa : 800 m dari rencana lokasi
Penambangan dan 50 m dari rencana lokasi TUKS
Luas lahan yang akan di Reklamasi :
Luas lokasi IUP Operasi Produksi 7.5 Ha, dilakukan
reklamasi secara bertahap selama waktu yang ditetapkan
pada IUP Operasi Produksi.
13 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
b. Jumlah Cadangan Rata – rata Terukur
Jumlah cadangan komposit bahan galian batuan yang terdapat terukur
dalam area seluas 9.5 Ha, dapat diasumsikan sebagai berikut :
Dimana :
Ketebalan adalah ketinggian Top of Reservoir ( T.O.R) rata – rata
dari permukaan air laut, dikurangi dengan ketinggian ambang batas
tambang rata – rata dari permukaan air laut.
Luas area terukur adalah luas berdasarkan peta yang ditetapkan
dalam kegiatan eksploitasi, dikurang dengan luas daerah yang tidak
berpotensi.
C. Mining (Cofessien Mining) adalah angka perbandingan antara
deposit layak terhadap total profile cadangan.
C. Mining = 0,6 %
Penyelesaian Perhitungan :
L.A.T = 9.5 ha – 2 ha
= 7.5 ha = 75.000 m2
14 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
A
Keterangan :
A = Ketinggian Maximum
B = Ketinggian Top of Reservior (TOR)
C = Ketinggian Ambang Batas Tambang
D = Luas Area Terukur
Perkiraan kapasitas produksi pertahun berdasarkan hasil kerja pabrik yang
akan direncanakan sesuai dengan dokumen RKAR produksi dengan kapasitas
produksi pertahunnya sebagai berikut :
Jumlah Kapasitas Produksi : 100 m3/ jam x 8 jam = 800 m3/hari
= 36,05 tahun
15 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
c. Kualitas Bahan Tambang
d. Mobilitas Peralatan
Tabel 1.2 Daftar Peralatan Perusahaan PT. Bahtera Berkah Abadi Grup
16 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
3. Mesin – mesin
- Stone Cruisher 1 unit Baru
17 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
Lokasi tersebut juga tidak langsung berhubungan dengan
jaringan – jaringan Negara dan jalan Desa.
18 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
15/DPRP/2017 Tanggal 15 Desember 2017 Tentang Keterangan
Rencana Kota ;
4) Berdasarkan Rekomendasi Dinas Kehutanan Propinsi Sulawesi
Tengah No. Surat : 522/38.03/Bid.P2H
Tanggal 11 Desember 2017
Perihal Permohonan Rekomendasi Status Kawasan Calon Lokasi
Tambang PT. Bahtera Berkah Abadi Grup .
20 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
C. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-
UPL)
1. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan :
1.1 Tahap Pra Konstruksi meliputi :
1.1.1 Sosialisasi
a) Sumber Dampak
Sosialisasi
b) Jenis Dampak
- Persepsi masyarakat baik yang menerima maupun yang menolak
tentang rencana kegiatan pertambangan bahan galian batuan ;
- Keresahan masyarakat tentang kegiatan yang akan menimbulkan
dampak yang negatif dari rencana kegiatan pertambangan bahan
galian batuan ;
c) Besaran Dampak
Besaran dampak diukur dari jumlah masyarakat yang
menerima atau pun yang menolak terhadap rencana kegiatan
pertambangan bahan galian batuan yang berada di Kelurahan
Watusampu.
1.1.2 Survey dan Pengukuran
a) Sumber Dampak
Survey dan Pengukuran
b) Jenis Dampak
- Persepsi masyarakat tentang kehadiran tim di lokasi kegiatan
rencana pertambangan bahan galian batuan ;
- Keresahan serta harapan – harapan masyarakat pada saat
dilakukan pengukuran dan survey dari rencana kegiatan
pertambangan bahan galian batuan dikarenakan sebagian lahan
dari masyarakat tidak masuk atau diluar dari lokasi pengukuran ;
21 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
c) Besaran Dampak
Survey pengukuran berdasarkan luasan peta kawasan
pertambangan yang telah dikeluarkan oleh dinas ESDM Propinsi
Sulawesi Tengah, sedangkan hasil survey pemantauan persepsi
masyarakat dimana sebagian dari jumlah masyarakat akan
menerima atau menolak dari kegiatan tersebut.
22 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
1.2 Tahap Konstruksi meliputi :
1.2.1 Rekruitmen Tenaga Kerja
a) Sumber Dampak
b) Jenis Dampak
c) Besaran Dampak
a) Sumber Dampak
Pembuatan Akses jalan Tambang dari Lokasi TUKS Ke
Penambangan
23 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
b) Jenis Dampak
- Terganggunya struktur tanah pada saat pembuatan akses jalan
tambang ;
- Peningkatan derajat kebisingan berdasarkan baku mutu tingkat
kebisingan ;
- Perubahan/ peningkatan kualitas udara berdasarkan baku mutu
udara.
c) Besaran Dampak
a) Sumber Dampak
Pembangunan Base Camp
b) Jenis Dampak
- Terganggunya struktur tanah pada saat pembuatan akses jalan
tambang ;
- Peningkatan derajat kebisingan berdasarkan baku mutu tingkat
kebisingan.
c) Besaran Dampak
- Perubahan bentang alam dan perubahan morfometri sungai,
besaran dampak didasarkan pada KEPMEN LH No. KEP –
24 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
43/MENLH/1996 tentang Kriteria Kerusakan Lingkungan Bagi
Usaha dan/atau Kegiatan Pertambangan Bahan Galian Batuan ;
- Peningkatan kebisingan, dinilai berdasarkan KepMen LH No.
48/MENLH/XI/1996 tentang Batu Mutu Tingkat Kebisingan (<70
dB) untuk kawasan industri pertambangan ;
- Peningkatan limbah domestic pada setiap blok base camp masing
– masing.
a) Sumber Dampak
Mobilisasi Peralatan dan Material
b) Jenis Dampak
- Peningkatan derajat kebisingan berdasarkan baku mutu tingkat
kebisingan ;
- Perubahan/ peningkatan kualitas udara berdasarkan baku mutu
udara.
c) Besaran Dampak
- Peningkatan kebisingan, di nilai berdasarkan KepMen LH No. 48/
MENLH/ XI/ 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan (<70
dB) untuk kawasan industri pertambangan ;
- Penurunan kualitas udara, kadar debu dan gas buangan di udara di
nilai berdasarkan PP RI No. 41 tahun 1999 Tentang Pengendalian
Pencemaran Udara.
a) Sumber Dampak
Pembangunan Pabrik Pemecah Batu
b) Jenis Dampak
- Peningkatan derajat kebisingan berdasarkan baku mutu tingkat
kebisingan ;
25 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
- Perubahan/ peningkatan kualitas udara berdasarkan baku mutu
udara ;
- Gangguan terhadap aliran air dan penurunan kualitas air.
c) Besaran Dampak
- Peningkatan kebisingan, di nilai berdasarkan KepMen LH No.
48/MENLH/XI/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
(<70 dB) untuk kawasan industri pertambangan ;
- Penurunan kualitas udara, kadar debu dan gas buangan di udara di
nilai berdasarkan PPRI No. 41 tahun 1999 Tentang Pengendalian
Pencemaran Udara ;
- Penurunan kualitas air sungai (kekeruhan dan TSS) di nilai
berdasarkan : PP No.82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas
air dan pengendalian pencemaran air, KEPMEN kependudukan
dan lingkungan hidup No. 02/ MENLH/ 1998 Tentang baku mutu
lingkungan, permen LH No. 03 tahun 2010 tentang baku mutu air
limbah bagi kawasan industri.
26 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
c) Besaran Dampak
- Perubahan bentang alam dan perubahan morfometri sungai, besar
dampak di dasarkan pada KEPMEN LH No. KEP-
43/MENLH/1996 tentang Kriteria Kerusakan Lingkungan Bagi
Usaha dan/atau Kegiatan Pertambangan Bahan Galian Batuan
- Peningkatan kebisingan, di nilai berdasarkan KepMen LH No.
48/MENLH/XI/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan (<70
dB) untuk kawasan industri penambangan
- Penurunan kualitas udara, kadar debu daan gas buangan di udara di
nilai berdasarkan PPRI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian
Pencemaran Udara
- Penurunan kualitas air sungai (kekeruhan dan TSS) di nilai
berdasarkan : PP No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas
air dan pengendalian pencemaran air, KEPMEN kependudukan dan
lingkungan hidup No. 02/MENLH/1998 Tentang baku mutu
lingkungan, permen LH No. 03 tahun 2010 tentang baku mutu air
limbah bagi kawasan industri.
- Meningkatnya data kecelakaan kerja.
27 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
c) Besaran Dampak
- Peningkatan kebisingan, di nilai berdasarkan KepMen LH No.
48/MENLH/XI/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
(<70 dB) untuk kawasan industri penambangan
- Penurunan kualitas udara, kadar debu daan gas buangan di udara
di nilai berdasarkan PPRI No. 41 Tahun 1999 Tentang
Pengendalian Pencemaran Udara
- Penurunan kualitas air sungai (kekeruhan dan TSS) di nilai
berdasarkan : PP No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas
air dan pengendalian pencemaran air, KEPMEN kependudukan
dan lingkungan hidup No. 02/MENLH/1998 Tentang baku mutu
lingkungan, permen LH No. 03 tahun 2010 tentang baku mutu air
limbah bagi kawasan industri.
28 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
- Penurunan kualitas udara, kadar debu dan gas buangan di udara di
nilai berdasarkan PPRI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian
Pencemaran Udara
- Penurunan kualitas air sungai (kekeruhan dan TSS) di nilai
berdasarkan : PP No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas
air dan pengendalian pencemaran air, KEPMEN kependudukan
dan lingkungan hidup No. 02/MENLH/1998 Tentang baku mutu
lingkungan, permen LH No. 03 tahun 2010 tentang baku mutu air
limbah bagi kawasan industri.
- Meningkatnya data kecelakaan kerja.
a) Sumber Dampak
Pengapalan Material Hasil Produksi
b) Jenis Dampak
- Terganggunya kualitas biota laut
- Peningkatan derajat kebisingan berdasarkan baku mutu tingkat
kebisingan
- Perubahan / peningkatan kualitas udara berdasarkan baku mutu
udara
- Terjadinya Kecelakaan Kerja.
c) Besaran Dampak
- Penurunan kualitas air laut (kekeruhan) di nilai berdasarkan
KepMen LH No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut
untuk Biota Laut
- Penurunan kualitas biota laut berdasarkan PP. RI No. 19 Tahun
1999, Tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan
Laut.
29 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
- Peningkatan kebisingan, di nilai berdasarkan KepMen LH No.
48/MENLH/XI/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
(<70 dB) untuk kawasan industri penambangan
- Penurunan kualitas udara, kadar debu daan gas buangan di udara
di nilai berdasarkan PPRI No. 41 Tahun 1999 Tentang
Pengendalian Pencemaran Udara
- Meningkatnya data kecelakaan kerja.
30 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
1.4 Tahapan Pasca Operasi Meliputi:
31 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
1.4.3 Demobilisasi peralatan
a) Sumber Dampak
Demobilisasi peralatan
b) Jenis Dampak
- Peningkat derajat kebisingan berdasarkan bakumutu tingkat
keseimbangan.
- Perubahan/peningkatan kualitas udara berdassarkan baku mutu
udara
- Terjadinya kecelakaan kerja
c) Besaran dampak
- Peningkatan keseimbangan,di nilai berdasarkan KepMen LH
No.48/MENLH/XIL1996 tentang Baku Mutu Tngkat
keseimbangan ( ˂ 70 dB ) untuk kawasan industri pertambangan.
- Penurunan kualitas udara,kadar debu dan gasbuangan di udara di
nilai berdasarkan PPRI No.41 tahun 1999 Tentang pengendalian
Pencemaran Udara
- Meningkatnya data kecelakaan kerja.
a) Sumber Dampak
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
b) Jenis Dampak
- Munculnya keresahan karyawan
- Menurunnya pendapatan masyarat setempat khususnya dibidang
usaha mikro
- Terjadinya penganguran.
c) Besaran Dampak
- Dampak yang akan ditimbulkan dari keresahan karyawan
pendapatan dan /atau penghasilan bulanan karyawan yang tidak
lagi menetap dalam setiap bulannya.
32 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
- Munculnya persepsi dari sebagian masyarakat khsusnya di
bidang mikro tentang berkurangnya pendapatan untuk usaha
mikro.
- Berdasarkan data pengganguran di Kelurahan Watusampu
Kecamatan Ulujadi Kota Palu.
33 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Kelurahan Watusampu Kecamatan Ulujadi Kota Palu
- Mencakup masyarakat yang bermukim radius 100 m dari area
lokasi recana kegiatan penambangan khususnya yang lahannya
bersangkutan
c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan pada awal tahap pra Konstruksi sampai dengan survey
dan pengukuran sampai selesai dilakukan.
34 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
- Masyarakat pendatang yang bekerja di proyek tersebut hendaknya
dapat berpartisipasi dan dengan berinteraksi dengan masyarakat
setempat, dengan membuat kegiatan yang menimbulkan keakraban
di antara mereka.
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mencakup seluruh Warga Kelurahan Watusampu Kecamatan Ulujadi
c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan pada seluruh siklus kegiatan tahap penambangan bahan
galian batuan
35 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
2.2.3 Pembangunan Base Camp
a) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Melibatkan masyarakat terdekat dalam pembangunan Base Camp
- Pembangunan fasilitas sanitasi pada Base Camp.
- Penempatan Base Camp tidak mengganggu ketenteraman
pemukiman warga terdekat
- Memperhatikan keselamatan dan kesehatan para pekerja saat
pembangunan Base Camp.
b) Lokasi Upaya Penglolahan Lingkungan Hidup
Mencakup seluruh area lahan rencana pembangunan Base Camp
c) Preode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan pada awal kegiatan konstruksi sampai dengan kegiatan
pembangunan Base Camp
36 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
2.2.5 Pembangunan Pabrik Pemecah batu
a) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Menggunakan kendaraan operasional yang memenuhi standar
emisi
- Penggalian pondasi dilakukan berdasarkan yang sudah ditetapkan
hingga tidak keluar dengan batas atau masuk ke tanah masyarakat
- Material bekas galian tidak di buang keluar lokasi tapak proyek
- Pemasangan rambu-rambu lalu lintas tentang keluar masuk
kendaraan proyek
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mencakup suatu lahan yang berada di lokasi rencana kegiatan
pembangunan pabrik
c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan pada awal tahap konstruksi sampai dengan selesai di
lakukannya pembangun pabrik pemecah batu
37 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
- Lokasi rencana penambangan yang tidak lagi memiliki deposit segera
dilakukan reklamasi terhadap lahan tersebut
- Membuat drainase pada sisi cattingan atau bance untuk mencengah
terjadinya erosi atau memperlambat laju debit air di saat musim
penghujan tiba
- Tidak mengoperasikan sejumlah peralatan yang dapat menimbulkan
kebisingan di saat waktu istirahat dan waktu ibadah keagamaan baik
siang maupun malam hari
- Selalu menggunakan sarana dan prasarana K3.
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mencakup seluruh lahan IUP Operasi Produksi di lokasi rencana kegiatan
penggalian bahan galian batuan.
c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan pada tahap operasi produksi sampai dengan selesai di
lakukannya kegiatan penggalian bahan galian batuan.
38 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
2.3.3 Pengoperasian Pabrik Pemecah Batu
a) Bentuk Upaya Pengelolhan Lingkungan Hidup
- Mengoptimalkan waktu pengoperasian pabrik pemecah batu dan tidak
mengoperasikan pabrik pemecah batu di saat jam istirahat serta waktu
ibadah baik siang maupun malam hari
- Melakukan penanaman pohon di sekitar pabrik pemecah batu sebagai
pelindung dan penahan peningkatan kadar abu di udara yang di
hasilkan dari kegiatan pengoperasian pabrik pemecah batu serta
meminimalisir peningkatan derajat kebisingan di lokasi kegiatan
- Mengatur tumpukan material cadangan pada lokasi srategis sehingga
tidak terlalu tinggi tumpukannya
- Menggunakan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
- Meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mencakup seluruh lokasi pabrik pemecah batu
c) Periode Pengelolaan Lingungan Hidup
Dilakukan pada tahap operasi produksi sampai dengan selesai di
lakukannya kegiatan operasi produksi.
39 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mencakup seluruh lahan yang berada di lokasi TUKS dan pengapalan
hasil produksi.
c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan pada tahap operasi sampai dengan selesai dilakukannya
pengapalan hasil produksi.
40 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
2.4 Tahapan Pasca Operasi Meliputi:
2.4.1 Reklamasi Dan Pasca Tambang Lahan Operasi Penambangan
a) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Melakukan sosialisasi pada masyarakat tentang rencana reklamasi
lahan lokasi penambangan
- Melibatkan masyarakat bersama-sama mereka untuk memperbaiki
lahan lokasi penambangan pasca penambangan, yaitu stbilitas dan
nomalitas lahan
- Menghijaukan kembali (menanam pohon) bekas lokasi Penambangan
dan base camp
- Pemanfaatan lahan pasca tambang harus memperhatikan RT/RW Kota
Palu.
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mencakup area seluruh Wilayah Izin Usaha Pertambangan Bahan Galian
Batuan.
c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan pada awal pasca operasi sampai dengan selesai di lakukannya
reklamasi dan pasca tanbang
2.4.2 Pemanfaatan Aset Perusahaan Dan Pembongkaran Base Camp Serta
Alat Pemecah Batu (Stone Cruiser)
a) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Melakukan pembokaran kepada seluruh aset perusahaan yang
Meliputi Base Camp, Kantor di lokasi Penambangan Bahan Galian
Batuan, Tempat Peralatan, Pabrik Pemecah Batu.
- Menyimpan atau tidak membongkar asset perusahaan yang dapat
berfungsi buat masyarakat setempat, seperti jalan tambang untuk
memudahkan masyarakat menuju lahan perkebunan yang berada di
setiap lokasi TUKS menuju lokasi proyek, tempat ibadah, dan lain
sebagainya.
41 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hindup
Mencakup seluruh area Wilayah Izin Usaha Pertambangan Bahan Galian
Batuan.
c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan pada tahap pasca operasi sampai dengan selesai dilakukannya
reklamasi dan pasca tambang.
42 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
3. Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
3.1 Tahap Pra Konstruksi Meliputi:
3.1.1 Sosialisasi
a) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
- Memantau banyaknya jumlah penduduk yang merasa resah dengan
cara mendata keresahan masyarakat
- Memantau perkembangan harapan-harapan masyarakat tentang
keberadaan tim dengan cara mendata keresahan masyarakat.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
- Kantor Kelurahan Watusampu Kecamatan Ulujadi
- Mencakup masyarakat yang bermukim di sekitar area lokasi rencana
kegiatan penambangan khususnya yang lahannya bersangkutan
langsung
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan di awal tahap pra konstruksi sampai dengan perizinan dan
sosialisasi selesai dilakukan
43 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
3.1.3 Pembebasan Lahan
a) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
- Memantau banyaknya jumlah penduduk yang merasa resah dengan
cara mendata keresahan masyarakat
- Memantau perkembangan harapan-harapan masyarakat tentang
keberadaan tim dengan cara mendata keresahan masyarakat
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
- Mencakup seluruh pemilik lahan yang berada di lokasi rencana jalan
tambang dan di sekitar kegiatan penambangan bahan galian batuan
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan pada awal tahap pra konstruksi sampai dengan dilakukannya
pembayaran pembebasan lahan.
44 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
3.2.2 Pembuatan Akses Jalan Tambang Dari Lokasi TUKS Ke Lokasi
Pertambangan
a) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
- Memantau pertumbuhan pohon mangrove yang berada di sisi dari
jalan yang akan dilalui
- Memantau pelaksanaan pembuatan akses jalan menuju ke lokasi
tambang
- Memantau pembuatan drainase pada akses jalan menuju lokasi
tambang TUKS menuju lokasi tambang
- Memantau kadar debu dan gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen dan
oksida sulfur di udara
- Memantau tersedianya sarana dan prasarana.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Mencakup seluruh lahan yang berada di lokasi rencana pembangunan
akses jalan tambang
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan pada awal tahap Konstruksi sampai dengan selesai di
lakukannya pembangunan akses jalan ke lokasi pertambangan
45 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
- Memantau penanganan dan pencegahan dari dari peningkatan limbah
domestic pada masing-masing blok Base Camp
- Memantau pelaksanaan uji sampling dari limbah domestik
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Mencakup seluruh area lahan rencana pembangunan Base Camp
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan pada awal tahap kegiatan Konstruksi sampai dengan kegiatan
konstruksi sampai dengan kegiatan pembangunan Base Camp selesai
46 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan pada tahap konstruksi sampai dengan selesai dilakukannya
pembangunan pabrik pemecah batu.
47 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
- Memantau keluhan dari masyarakat di sekitar jalur akses lintas
pengangkutan hasil operasi produksi yang di karenakan terjadinya
peningkatan kadar debu
- Memantau jenis penyakit yang muncul dan jumlah penduduk yang
menderita sakit akibat kegiatan pengangkutan berlangsung
- Memantau pelaporan setiap 6 (enam) bulan sekali tentang batas baku
mutu kualitas Air,Udara,Tanah
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Mencakup seluruh area jalan pengangkutan hasil produksi
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan pada tahap operasi produksi sampai dengan selesai
dilakukannya kegiatan operasi produksi.
48 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
3.3.4 Pengapalan Material Hasil Produksi
a) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
- Memantau proses pemuatan ke kapal sehingga sirtukil tidak tercecer
ke laut
- Memantau proses pengangkutan dari lokasi penambangan ke lokasi
TUKS bertujuan agar tidak terjadi ceceran material selama perjalanan
- Memantau pencemaran kekeruhan air laut di karenakan material yang
tercecer ke laut
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Mencakup seluruh lahan yang berada di lokasi TUKS dan pengapalan
hasil produksi.
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan pada tahap operasi produksi sampai dengan selesai
dilakukannya pengapalan hasil produksi.
49 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan pada tahap operasi produksi sampai dengan selesai
dilakukannya pemeliharaan Pabrik dan peralatan lainnya.
50 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
3.4.3 Demobilisasi Material
a) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
- Memantau kecelakaan kerja saat demobilisasi material
- Memantau muatan kendaraan saat demobilisasi material
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Mencangku seluruh area jalan yang akan dilalui saat demobilisasi
material dari lokasi pertambangan
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan pada awal tahap pasca operasi sampai dengan selesai
dilakukannya demobilisasi peralatan.
51 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
3.5
MATRIKS
52 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
53 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
54 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
55 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
56 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
57 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
58 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
D. Jumlah dan Jenis Izin PPLH Yang Dibutuhkan.
1. Izin Pembangunan Limbah cair
59 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
SURAT PERNYATAAN
Nama : RAJIV
Jabatan : Direktur Utama
60 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
10. Apabila terjadi pencemaran maupun kerusakan lingkungan akibat dari
kegiatan usaha maka harus segera mengatasi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
11. Bersedia menyusun kembali dokumen pengolahan dan pemantauan
lingkungan hidup setiap terjadi perubahan perluasan
lokasi/pengembangan usaha, dan kegiatan oprasional lainya yang
belum dimasukan dalam dokumen awal.
12. Melaporkan hasil pengolahan dan pemantauan lingkungan kepada
Walikota Palu, Cq. Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu dan Dinas
Lingkungan Hidup Propinsi Sulawesi Tengah serta Kepada Instansi
Terkait lainya setiap 6 (enam) bulan sekali.
13. Apabila kami lalai untuk melaksanakan pernyataan pada angka 1
sampai 12 diatas, kami bersedia bertanggung jawab sesuai dengan
peraturan Perundang- Undangan yang berlaku.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pemrakarsa,
PT. BAHTERA BERKAH ABADI GRUP
RAJIV
Direktur Utama
61 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 2009 & PPRI Tahun 2010,
Tentang Pertambangan Citra Umbawa Bandung,
Amien ,Le Istiqlal, fahmudin Agus, dan Djaenudin 2000 Sumberdaya Lahan
Indonesia dan Pengolahanya. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Depertemen Pertanian.
Achmad Thabri Akhma, H,..’’ Sistem Penambangan Tambang Terbuka ‘’, DJPU
PPTP, Bandung 1995.
62 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
Partanto. P, ‘’Metode Penambangan ‘’, ITB Bandung, 1994.
Pfeirder, Eguane P. ‘’ Surface Mining ‘’ First Edition, Muld Series The America
Institud of Mining Metal Urgical and Petrolium Engginer, Inc, New York 1968.
Soedjito, Aspek Sosial Budaya Dalam Pembangunan Peesaan ‘’, Tiara Wacana
Press 1987.
Tjasyono, Bayong ‘’Iklim dan Lingkungan ‘’, Penerbitan Candekia Jaya Utama,
Bandung 1989
Anonim, PERDA No. 1 Tahun 2012 Tentang RT/RW Kota Palu Tahun 2011-
2013.
----------, PERPES No.122 Tahun 2012 Tentang Reklamasi Di wilayah pesisir dan
Pulau pulau Kecil.
63 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
G. RONA LINGKUNGAN AWAL
A. Geografis Dan Iklim
1. Letak Geografis
2. Keadaan Iklim
Keadaan iklim di wilayah Kecamatan Ulujadi selama tahun 2016 dapat
dilihat pada tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1. Keadaan Iklim per bulan di Kecamatan Ulujadi Kota Palu, 2016
Tabel 4.2. Hasil pemeriksaan laboratorium kadar debu dan partikel lainnya di
udara yang berada di loksi PT. BAHTERA BERKAH ABADI GRUP.
65 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
Tabel 4.3 Hasil pemeriksaan laboratorium untuk tingkat kebisingan di lokasi
PT. BAHTERA BERKAH ABADI GRUP
B. Topografi Geologi
1. Topografi
66 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
Kondisi topografi disekitar lokasi rencana penambangan bahan galian
batuan PT. BAHTERA BERKAH ABADI GRUP yang terletak pada
Kelurahan Watusampu Kecamatan Ulujadi Kota Palu secara umum adalah
sebagian besar terdiri dari daratan tinggi yang berupa pegunungan , yaitu pada
bagian Selatan Menenggara , Barat Daya ,Barat, Barat Laut, sementara di
bagian Utara sekitarnya dan Timur Merupakan wilayah daerah perairan
dan/atau disebut Teluk Palu. Kelurahan Watusampu merupakan salah satu
wilayah dari Kecamatan Ulujadi Kota Palu yang berada pada wilayah
topografi dengan ketinggian 0-800 meter dari permukaan laut dengan
kemiringan pegunungan rata – rata ± 45ᵒ, sedangkan pada dataran rendah yang
berada di sisi pesisir pantai bagian Teluk Palu saat ini difungsikan sebagai
pusat pemukiman penduduk setempat yang telah lama mendiami Kelurahan
Watusampu, khusus Kelurahan Watusampu sendiri mempunyai bentuk
permukaan tanah sebagai berikut :
Perbukitan 45%
Pegunugan 40%
67 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
2. Kondisi Tanah
Tabel 4.5. Hasil pemeriksaan laboratorium untuk tingkat kualitas tanah di lokasi
PT. BAHTERA BERKAH ABADI GRUP
68 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
C. Hidrologi
1. Kualitas Air Tanah
69 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
Tabel 4.6 Hasil pemeriksaan laboratorium untuk tingkat kualitas Air Tanah
di lokasi PT. Bahtera Berkah Abadi Grup
UNIVERSITAS TADULAKO
70 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
Jenis Kelamin (jiwa)
b. Flora
Untuk jenis flora yang umum terdapat didalam dan sekitar lokasi baik
di lokasi rencana penambangan maupun di lokasi TUKS, yang sebagian besar
di tumbuhi tanaman liar maupun tanaman yang bersifat dilindungi, dapat
dilihat pada tabel berikut :
72 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan bahwa di sekitar lokasi
dermaga atau tterminal untuk kepentingan sendiri (TUKS) terdapat
lingkungan hayati pohon mangrove, sehingga pada kegiatan usaha
pertambangan bahan galian batuan oleh PT. Bahtera Berkah Abadi Grup akan
selalu melakukan pengelolaan serta penanaman dan pelestariaan dari pohon
mangrove itu sendiri, serta dari pihak pemrakarsa melakukan pembuatan
lokasi khusus pencadangan dari pohon mangrove.
C. Fauna
Untuk jenis fauna yang umum terdapat di dalam dan sekitar lokasi
kegiatan diketahui tidak terdapat satwa liar ataupun satwa yang di lindungi.
Hasil pengamatan pada lokasi kegiatan, jenis fauna yang umum terdapat pada
lokasi kegiatan terdapat pada tabel berikut :
73 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
Tabel . 4.10 Jenis – jenis fauna yang hidup disekitar lokasi
PT. Bahtera Berkah Abadi Grup
1. Sapi Bossendacus
2. Kambing Capra lurcus
3. Itik Cairina moschata
4. Ayam Galus galus
5. Burung pipit Amandova sp.
6. Burung Welet Apus - apus
7. Kupu – kupu Papilio sp.
8. Tikus Raticus neverticus
9. Cacing tanah Lumbricus terestris
10. Capung Annax sp.
11. Belalang Valange sp.
12. Lalat Musca domesticus
13. Kadal Maboya mulifasciara
14. Biawak Varanus sp.
74 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
batuan sehingga tidak terjadi dampak penting terhadap kesehatan dan
lingkungan.
75 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
LAMPIRAN
1. IZIN LINGKUNGAN
2. PETA-PETA
3. DOKUMEN LAINNYA
76 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
77 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
78 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
79 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
80 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
81 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
82 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
PETA LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA KEGIATAN PENAMBANGAN BATUAN
83 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
84 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
85 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
86 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
87 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G
88 | D O K U M E N U K L - U P L I U P E K S P L O R A S I B A T U A N P T . B B A G