Anda di halaman 1dari 17

A.

Latar Belakang
Kata etika mempunyai arti karakter,
watak kesusilaan atau adat.
Etika berkaitan dengan konsep yang
dimiliki individu ataupun kelompok untuk
menilai apakah tindakan yang telah
dikerjakannya itu salah atau benar ataupun
buruk atau baik.
Kehadiran organisasi profesi dengan kode
etik profesi diperlukan untuk menjaga martabat
serta kehormatan profesi, dan di sisi lain
melindungi masyarakat dari segala bentuk
penyimpangan maupun penyalahgunaan
keahlian.

Adanya kode etik akan melindungi


perbuatan yang tidak profesional. Ketaatan
tenaga profesional terhadap kode etik
merupakan ketaatan naluriah yang telah
bersatu dengan pikiran, jiwa dan perilaku
tenaga profesional.
B. Tujuan

1. Untuk mengetahui tiga dimensi utama analis


kesehatan.
2. Untuk mengetahui kode etik profesi analis
kesehatan.
3. Untuk mengetahui fungsi kode etik profesi.
4. Untuk mengetahui profesionalisme analis
kesehatan.

C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui tiga dimensi utama
analis kesehatan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui kode etik profesi
analis kesehatan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi kode etik
profesi.
4. Mahasiswa dapat mengetahui profesionalisme
analis kesehatan.
 
Etika sebagai kajian ilmu membahas
tentang moralitas atau tentang manusia
yang terkait dengan perilakunya terhadap
manusia lain dan sesama manusia.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan
bahwa etika adalah suatu kajian terhadap
perilaku, yang kaitannya dengan moral
(Notoatmodjo, 2010).
 
Etika profesi Analis Kesehatan memiliki tiga
dimensi utama, yaitu :
1. Keahlian (pengetahuan, kemampuan
atau nalar dalam asosiasi dan berlatih).
2. Keterampilan dalam komunikasi ( baik
verbal dan non verbal ).
3. Profesionalisme (mengetahui apa yang
harus dilakukan dan apa yang tidak
seharusnya dilakukan (Notoatmodjo,
2010).
A. Kewajiban Umum
1. Menjunjung tinggi serta memelihara martabat,
kehormatan, profesi, menjaga integritas dan
kejujuran serta dapat dipercaya.
2. Meningkatkan keahlian dan pengetahuannya
sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3. Melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan
standar prosedur operasional, standar
keselamatan kerja yang berlaku dan kode etik
profesi.
4. Menjaga profesionalisme dalam memenuhi
panggilan tugas dan kewajiban profesi.
b. Kewajiban terhadap client
1. Bertanggung jawab dan menjaga kemampuannya dalam
memberikan pelayanan kepada pasien.
2. Menjaga kerahasiaan informasi dan hasil pemeriksaan
pasien serta hanya memberikan kepada pihak yang berhak.
3. Dapat berkonsultasi atau merujuk kepada teman sejawat
atau pihak yang lebih ahli untuk mendapatkan hasil yang akurat .

c. Kewajiban terhadap teman sejawatnya


1. Memperlakukan setiap teman sejawat dalam batas-batas
norma yang berlaku.
2. Menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan
profesi.
3. Membina hubungan kerjasama yang baik dan saling
menghormati dengan teman sejawat dan tenaga profesional
lainnya dengan tujuan utama untuk menjamin pelayanan tetap
berkualitas tinggi.
d. Kewajiban terhadap diri sendiri
1. Bekerja dengan ikhlas dan rasa syukur.
2. Amanah serta penuh integritas.
3. Bekerja dengan tuntas dan penuh
tanggung jawab.
4. Penuh semangatdan pengabdian.
5. Kreatif dan tekun.
6. Menjaga harga diri dan jujur.
7. Melayani dengan penuh kerendahan
hati.
Kode etik profesi analis kesehatan telah
tertuang dalam kode Etik Analis Kesehatan
yang dibuat oleh Persatuan Ahli Tenaga
Laboratorium Medis Indonesia (PATELKI).
Kode etik tersebut ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 April 2000.
Untuk peraturan yang dibuat oleh
Kementerian Kesehatan, kode etik
laboratorium kesehatan tertuang dalam
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA Nomor 364/MENKES/SK/III/2003
Tentang Laboratorium Kesehatan.
Biggs dan Blocher (1986 : 10)
mengemukakan
tiga fungsi kode etik yaitu : 
(1). Melindungi suatu profesi dari campur
tangan pemerintah.
(2). Mencegah terjadinya pertentangan
internal dalam suatu profesi.
(3). Melindungi para praktisi dari kesalahan
praktik suatu profesi
Adapun secara umum fungsi dari kode etik
profesi adalah : 

(1). Memberikan pedoman bagi setiap anggota


profesi tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan. 
(2). Sebagai sarana kontrol sosial bagi
masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
(3). Mencegah campur tangan pihak di luar
organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi ( Ristanto, 2015).
 
Ciri-Ciri Profesi sebagai berikut (Riswanto,2010) :

1. Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan


ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi.
2. Pelatihan tersebut meliputi komponen
intelektual yang signifikan.
3. Tenaga yang terlatih mampu memberikan
jasa yang penting kepada masyarakat.
4. Adanya proses lisensi atau sertifikat.
5. Adanya organisasi.
6. Otonomi dalam pekerjaannya.
Profesionalisme adalah suatu paham yang
mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan
kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan
keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa
keterpanggilan serta ikrar untuk menerima
panggilan tersebut dengan semangat
pengabdian selalu siap memberikan
pertolongan kepada sesama yang tengah
dirundung kesulitan di tengah gelapnya
kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).
Profesionalisme Analis Kesehatan antara lain
sebagai berikut:

1. Tangibles (bukti langsung dan nyata).


2. Reliability (kehandalan).
3. Responsiveness (daya tanggap).
4. Assurance (jaminan).
5. Emphaty (empati).
Dalam melakukan tindakan medis, seorang Analis kesehatan harus
melakukan pekerjaan sesuai dengan kode etik yang telah ditentukan.
Namun, faktanya masih ada beberapa tenaga kesehatan yang
melanggar. Seperti contoh kasus yang diungkapkan Prita Mulyasari.
Prita Mulyasari mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan
dari RS Omni Internasional. Hasil pemeriksaan trombosit pasien
tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pasien yang
seharusnya hanya menjalani rawat jalan harus melakukan rawat
inap. Kasus ini termasuk dalam kode etik berupa pemalsuan data
hasil laboratorium. Sebagai seorang tenaga laboratorium, tidak
diperbolehkan untuk mengeluarkan hasil laboratorium yang belum
jelas. Hasil tersebut harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada
rekan seprofesi sehingga tidak terjadi kesalahan yang dapat
menyebabkan kerugian terhadap pasien.
 Berikan yang terbaik untuk bangsa
Indonesia, Salam Mahasiswa Kesehatan!!!
Hidup Mahasiswa!!

 TERIMAKASIH :*

Anda mungkin juga menyukai