1.3.1 Siklus Proyek
1.3.1 Siklus Proyek
T
“Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan, & Pengendalian Proyek”, Andi
Yogyakarta, 2009
Materi ini adalah materi lanjutan yang diambil dari BAB I buku tersebut diatas
1.3.1 SIKLUS PROYEK
Dari beberapa jenis proyek tersebut, tahapan kegiatan pada siklus proyeknya
dapat berbeda karena pola penanganan dan pengelolaannya cukup berbeda. Siklus
proyek menggambarkan urutan langkah – langkah sejak prose awal hingga proses
berakhirnya proyek. Untuk lebih memahami tahapan kegiatan dalam siklus proyek, di
bawah ini dijelaskan siklus proyek konstruksi, manufaktur dan proyek infrastruktur
berdasarkan durasi waktu dan biaya yang harus dikeluarkan.
Biaya paling besar yang harus dikeluarkan oleh pemilik proyek dari siklus di atas
adalah pada tahapan implementasi. Kegiatan fisik pada tahap ini cukup banyak dan
memakan banyak pengeluaran. Biaya yang kecil terjadi pada akhir proyek, tetapi
adanya pemasukan dana pada pada kegiatan operasional dan pemeliharaan dalam
rentang waktu yang panjang, karena pada masa ini adalah masa pemanfaatan fungsi
proyek sesuai dengan sasaran dan tujuan proyek sekaligus masa pemeliharaan sampai
dengan akhir umur proyek. Kendala proyek konstruksi yang sering menjadi
permasalahan adalah pada masa desain dan pelaksanaan yang terkait juga dengan
pengendalian. Bila fase ini tidak terencana dengan baik, maka kemungkinan umur
penggunaan fasilitas proyek yang dibangun tidak sesuai dengan harapan.
Biaya
Proyek insfrastruktur biasanya digunakan untuk kepentingan yang lebih luas sebagai
bagian dari pemenuhan pelayanan kepada publik. Karena itulah pihak swasta yang
diberi kosesi untuk mengelolanya harus bertanggung jawab, pun dengan etika bisnis
yang sehat dan akuntabilitas public yang bertanggung jawab. Gambar I.4 adalah salah
satu contoh proyek insfrastruktur, yaitu proyek jalan tol yang menunjukan proses dan
langkah – langkah awal hingga akhir, seperti dijelaskan di bawah ini.
5. Pemasok : pihak yang ditunjuk oleh kontraktor untuk memasok material yang
memiliki kualifikasi yang diinginkan oleh pemilik.
Selain itu, dapat pula ditambahkan stakeholder pada proyek infrastruktur yang
pengelolaanya lebih kompleks dan unik, berasal dari lingkungan internal dan
eksternal proyek, seperti organisasi pekerja, agen pemerintah yang membuat regulasi,
organisasi LSM, masyarakat sekitar lokasi proyek, atau media massa. Peran dan
keterlibatan pihak – pihak tersebut dapat memberi keuntungan bahkan kerugian
terhadap proses dan hasil akhir proyek. Oleh karena itu perlu ada identifikasi secara
cermat dan langkah – langkah antisipasi kerugian yang akan timbul bersamaan
dengan memaksimalkan keuntungan yang akan diperoleh.
Dari Gambar I.5 terlihat hubungan masing – masing stakeholder dengan garis tegas
menyatakan hubungan kontrak dan perintah sedangkan garis putus – putus
menyatakan hubungan koordinasi.
Owner/pemilik
Kontraktor
Subkontraktor Pemasok
Utama
Organisasi proyek biasanya adalah bagian dari organisasi yang lebih besar seperti
pemerintah, institusi, badan atau lembaga atau dapat juga dengan skala lebih kecil
seperti perusahaan, lembagaa pendidikan, lembaga kesehatan, lembaga penelitian,
kumpulan dari kelompok kepentingan, dan lainnya.
Pengelolaan proyek membutuhkan suatu organisasi yang kuat dengan program, visi
dan misi dan tujuan yang jelas, sehingga kegiatan dilakukan dengan batasan dan
standar yang telah disepakati dan dilaksanakan dengan maksimal oleh personel
penanggung jawab masing – masing kegiatan.
Organisasi proyek adalah sebagai sarana dalam pencapaian tujuan dengan mengatur
dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan modal secara
efektif dan efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai kebutuhan proyek.
Struktur organisasi proyek dibuat dengan situasi kultur dan keunikan berbeda
berdasar kebutuhan sistem manajemen proyek. Oleh karena itu, organisasi proyek
mempunyai susunan dan hierarki yang yang berlainan pula. Pemilihan organisasi
proyek didasarkan atas tingkat kebutuhan dan kompleksitas proyek; semakin
kompleks proyek, semakin kompleks pula susunan organisasinya. Beberapa macam
susunan organisasi proyek dapat dijelaskan seperti di bawah ini.
Pimpinan Perusahaan
Otoritas Proyek
Manajer Proyek
Deputi Manajer
Proyek
Divisi Administrasi
Engineering Keuangan
Site Manager
Otoritas proyek sepenuhnya berada pada Manajer Proyek, menjadi jembatan antara
organisasi yang mewakilinya untuk melakukan koordinasi dan komunikasi dengan
maksud agar tujuan dan sasaran proyek tercapai dengan efektif dan efisien.
Sedangkan otoritas di lapangan biasanya ditugaskan kepada Site engineer,
ditugaskana untuk hal – hal yang berhubungan dengan masalah teknis.