Teori Evolusi Kimia
Teori Evolusi Kimia
Teori ini menyatakan bahwa senyawa organik yang ada di atmosfer mengalami perubahan sedikit
demi sedikit membentuk senyawa organik. Senyawa organik inilah yang merupakan komponen
Teori pendukung teori ini adalah Harold Urey, Stanley Miller, dan A.I. Oparin
Harold Ureymenyatakan bahwa dahulu atmosfer bumi kaya akan molekul zat seperti metana
(CH4), uap air (H2O), amonia (NH3), dan karbondioksida (CO2), yang semuanya berbentuk
uap. Energi radiasi sinar kosmis serta aliran listrik halilintar menyebabkan terjadinya reaksi
Menurut Urey, terbentuknya makhluk hidup dari berbagai molekul zat di atmosfer didukung
1. Tersedia molekul metana, amonia, uap air, dan hidrogen yang sangat banyak di atmosfer
bumi
2. Ada bantuan energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan radiasi kosmik yang
4. Zat hidup yang terbentuk berkembang menjadi sejenis organisme yang lebih kompleks
Ke dalam alat ciptaannya, Miller memasukkan gas hidrogen, metan, amonia, dan uap air dari
air yang dipanaskan. Alat itu dipanaskan selama seminggu sehingga gas-gastersebut dapat
bercampur di dalamnya. Sebagai pengganti energi listrik dari halilintar, pada alat tersebut
dialirka listrik 75.000 volt. Setelah seminggu, Miller mendapatkan zat organik berupa asam
amino.
3. A.l. Oparin
Oparin menyatakan bahwa pada suatu ketika atmosfer bumi kaya akan metana (CH4), uap
air (H2O), amonia (NH3), dan karbondioksida (CO2), dan hidrogen, tetapi tidak memiliki
tersebut bereaksi membentuk senyawa organik. Dalam lautan yang masih panas, senyawa-
senyawa ini membentuk semacam campuran yang kaya akan materi, yang
disebyt primordial soup. Primordial soupmelakukan sintesi dan membentuk molekul organik
kecil atau monomer, misalnya asam amino dan nukleotida. Monomer tersebut kemudian
Kondisi atmosfer saat ini sudah tidak memungkinkan terjadinya sintesis molekul organik
secara spontan karena oksigen di atmosfer akan memecah ikatan kimia dan mengekstraksi
elektron.
Teori biologi modern merupakan teori evolusi kimia, yang berpendapat bahwa bumi ini pada
awalnya sangat panas sekali, kemudian suatu ketika bumi mengalami proses pendinginan. Dari
proses-proses tersebut maka dapat dihasilkan bahan-bahan kimia. Bahan-bahan yang berat akan
menyusun bumi sedangkan bahan yang ringan akan menyusun atmosfer.
Urey adalah seorang ilmuwan Amerika Serikat yang berpendapat bahwa atmosfer bumi pada
suatu saat kaya akan molekul-molekul seperti CH4 (metana), NH3 (ammonia), H2 (hidrogen) dan
H2O dalam bentuk gas.
Adanya energi yang berasal dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmis, akan
mengakibatkan molekul-molekul tersebut mengadakan reaksi kimia untuk membentuk zat-zat
hidup. Zat hidup yang mula-mula ada kirakira seperti virus sekarang. Zat hidup ini setelah
berjuta-juta tahun berkembang menjadi berbagai jenis organisme.
b. Stanley miller
Miller adalah murid dari Urey. Ia membuat suatu percobaan untuk membuktikan teori Urey. Ia
melakukan percobaan dengan mengisi tabungtabung dengan CH4, NH3, H2, dan H2O. Campuran
gas-gas tersebut dialirkan melalui labu dilengkapi elektroda yang dapat melepaskan bunga api
listrik yang bertegangan tinggi selama satu minggu.
Setelah percobaan tersebut, dilihat ternyata ditemukan beberapa jenis asam amino. Asam amino
adalah zat yang menyusun protoplasma makhluk hidup. Pada temuannya ini asam amino tersebut
belum menunjukkan gejala hidup.
c. A. I. Oparin
Oparin adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Rusia. Oparin juga memiliki gagasan yang sama
seperti Urey, tetapi Oparin tidak dapat membuktikan bahwa reaksi gas CH4, NH3, H2 dan H2O
membentuk asam amino. Ia berpendapat bahwa asam amino terbentuk secara alami. Menurut
Oparin, lautan bumi pada awalnya memiliki persediaan cukup bahan-bahan organik. Dalam
waktu yang lama maka bahan-bahan organik tersebut akan berikatan satu dengan lainnya
membentuk selaput-selaput, kemudian molekul organik berselaput ini akan mengikat molekul
lainnya dan menyatukan diri sehingga terbentuk gabungan molekul baru yang karakteristik.
c. Teori Evolusi Kimia, yang menyatakan bahwa kehidupan didunia ini muncul berdasarkan
hukum Fisika Kimia.
Ketidakpuasan para Ilmuwan terhadap apa yang dikemukakan para tokoh teori Abiogenesis
maupun Biogenesis mendorong para Ilmuwan lain untuk terus mengadakan penelitian tentang
asal usul kehidupan. Antara pakar-pakar tersebut antara lain : Harold Urey, Stanley Miller, dan
A.I.Oparin. mereka berpendapat bahwa organisme terbentuk pertama kali di bumi ini berupa
makhluk bersel satu. Selanjutnya makhluk tersebut mengalami evolusi menjadi berbagai jenis
makhluk hidup seperti Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, dan lain-lain.
Para pakar biologi, astronomi, dan geologi sepakat, bahwa planet bumi ini terbentuk kira-kira
antara 4,5-5 miliar tahun yang lalu. Keadaan pada saat awal terbentuknya sangat berbeda denagn
keadaan pada saat ini. Pada saat itu suhu planet bumi diperkirakan 4.000-8.000oC. pada saat
mulai mendingin, senyawa karbon beserta abeberapa unsur logam mengembun membentuk inti
bumi, sedangkan permukaannya tetap gersang, tandus, dan tidak datar. Karena adanya kegiatan
vulkanik, permukaan bumi yang masih lunak tersebut bergerak dan berkerut terus menerus.
Ketika mendingin, kulit bumi tampak melipat-lipat dan pecah.
Pada saat itu, kondisi atmosfer bumi juga berbeda denagn kondisi saat ini. Gas-gas ringan seperti
Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2), Helium (He), dan Argon (Ar) lepas meninggalkan
bumi akrena gaya gravitasi bumi tidak mampu manahannya. Dia atmosfer juga terbentuk
senaywa-senyawa sederhana yang mengandung unsure-unsur tersebut, seperti uap air (H2O),
Amonia (NH3), Metan (CH4), dan Karbondioksida (CO2). Senyawa sederhana tersebut tetap
berbentuk uap dan tertahan dilapisan atas atmosfer. Ketuika suhu atmosfer turun sekitar 100oC
terjadilah hujan air mendidih. Peristiwa ini berlangsung selama ribuan tahun. Dalam keadaan
semacam ini pasti bumi saat itu belum dihuni kehidupan. Namun, kondisi semacam itu
memungkinkan berlangsungnya reaksi kimia, karena teredianya zat (materi) dan energi yang
berlimpah.
Timbul pertanyaan, bagaimana proses terjadinya kehidupan dibumi ini ? Pwertanyaan inilah
yang mendorong beberapa Ilmuwan untuk mengemukakan pendapat serta melakukan
experiment. Di antara Ilmuwan tersebut antara lain Harold Urey dan Stanley Miller.
Harold Urey adalah ahli Kimia berkebangsaan Amerika Serikat. Dia menyatakan bahwa pada
suatu saat atmosfer bumi kaya akan molekul zat seperti Metana (CH4), Uap air (H2O),
Amonia(NH2), dan karbon dioksida (CO2) yang semuanya berbentuk uap. Karena adanya
pengaruh energi radiasi sinar kiosmis serta aliran listrik halilintar terjadilah reaksi diantara zat-
zat tersebut menghasilkan zat-zat hidup. Teori evolusi Kimia dari Urey tersebut biasa dikenal
dengan teori Urey.
Menurut Urey, zat hidup yang pertama kali terbentuk mempunyai susunan menyerupai virus saat
ini. Zat hidup tersebut selama berjuta-juta tahun mengalami perkembangan menjadi berbagai
jenis makhluk hidup. Menurut Urey, terbentuknya makhluk hidup dari berbagai molekul zat di
atmosfer tersebut didukung kondisi sebagai berikut :
a) kondisi 1 : tersedianya molekul-molekul Metana, Amonia, Uap air, dan hydrogen yang sangat
banyak di atmosfer bumi
b) kondisi 2 : adanya bantuan energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar
kosmis yang menyebabkan zat-zat tersebut bereaksi membentuk molekul zat yang lebih besar,
c) kondisi 3 : terbentuknya zat hidup yang paling secerhana yang susunan kimianay dapat
disamakan dengan susunan kimia virus, dan
d) kondisi 4 : dalam jangka waktu yang lama (berjuta-juta tahun), zat idup yang terbentuk tadi
berkembang menjadi seejnis organisme (makhluk hidup yang lebih kompleks).
Miller adalah murid Harold Urey yang juga tertarik terhadap masalah asal usul kehidupan.
Didasarkan informasi tentang keadaan planet bumi saat awal terbentuknya, yakni tentang
keadaan suhu, gas-gas yang terdapat pada atmosfer waktu itu, dia mendesain model alat
laboratorium sederhana yang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis Harold Urey.
Kedalam alat yang diciptakannya, Miller memasukan gas Hidrogen, Metana, Amonia, dan Air.
Alat tersebut juaga dipanasi selama seminggu, sehingga gas-gas tersebut dapat bercampur
didalamnya. Sebagai pengganti energi aliran listrik halilintar, Miller mengaliri perangkat alat
tersebut dengan loncatan listrik bertegangan tinggi. Adanya aliran listrik bertegangan tinggi
tersebut menyebabkan gas-gas dalam alat Miller bereaksi membentuk suatu zat baru. Kedalam
perangkat juga dilakukan pendingin, sehingga gas-gas hasil reaksi dapat mengembun.
Pada akhir minggu, hasil pemeriksaan terhadap air yang tertampung dalam perangkap embun
dianalisis secar kosmografi. Ternyata air tersebut mengandung senyawa organic sederhana,
seperti asam amino, adenine, dan gula sederhana seperti ribose. Eksperimen Miller ini dicoba
beberapa pakar lain, ternyata hasilnya sama. Bial dalam perangkat eksperimen tersebut
dimasukkan senyawa fosfat, ternyata zat-zat yang dihasilkan mengandung ATP, yakni suatu
senyawa yang berkaitan dengan transfer energi dalam kehidupan. Lembaga cpenelitian lain,
dalam penelitiannya menghasilkan senyawa-senyawa nukleotida.
Nukleotida adalah suatu senyawa penyusun utama ADN (Asam Deoksiribose Nukleat) dan ARN
(Asam Ribose Nukleat), yaitu senaywa khas dalam inti sel yang mengendalikan aktivitas sel dan
pewarisan sifat.
Eksperimen Miller dapat memberiakn petunjuk bahwa satuan- satuan kompleks didalam sistem
kehidupan seperti Lipida, Karbohidrat, Asam Amino, Protein, Mukleotida dan lain-lainnya dapat
terbentuk dalam kondisi abiotik. Teori yang terus berulang kali diuji ini diterima para ilmuwan
secara luas. Namun, hingga kini masalah utama tentang asal-usul kehidupan tetap merupakan
rahasia alam yang belum terjawab. Hasil yang mereka buktikan barulah mengetahui
terbentuknya senyawa organik secara bertahap, yakni dimulai dari bereaksinya gas-gas
diatmosfer purba dengan energi listrik halilintar. Selanjutnay semua senyawa tersebut bereaksi
membentuk senyawa yang lebih kompleks dan terkurung dilautan. Akhirnay membentuk
senyawa yang merupakan komponen sel.
Gas-gas Anorganik
2. Evolusi Kimia
Menerangkan bahwa terbentuknya senyawa organik terjadi secara bertahap dimulai dari
bereaksinya bahan-bahan anorganik yang terdapat di dalam atmosfer primitif dengan energi halilintar
membentuk senyawa-senyawa organik kompleks.
Stanley Miller mencoba mensimulasikan kondisi atmosfer purba di dalam skala laboratorium. Ia
merancang alat yang seperti terlihat dalam gambar di bawah ini.
Miller memasukkan gas H2, CH4 (metan), NH3 (amonia) dan air ke dalam alat. Air dipanasi
sehingga uap air bercampur dengan gas-gas tadi. Sebagai sumber energi yang bertindak sebagai
“halilintar” agar gas-gas dan uap air bereaksi, digunakan lecutan aliran listrik tegangan tinggi. Ternyata
timbul reaksi, terbentuk senyawa-senyawa organik seperti asam amino, adenin dan gula sederhana
seperti ribosa.
Hasil percobaan di atas memberi petunjuk bahwa satuan-satuan kompleks di dalam sistem kehidupam
seperti lipid, gula, asam amino, nukleotida dapat terbentuk di bawah kondisi abiotik. Yang menjadi
masalah utama adalah belum dapat terjawabnya bagaimana mekanisme peralihan dari senyawa
kompleks menjadi makhluk hidup yang paling sederhana.