A. Deskripsi
Modul Penyusunan Kurikulum Penyelenggaraan Bangunan Gedung ini terdiri
dari 10 materi pokok dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar terdiri dari
pengelolaan persiapan perencanaan, konsepsi perencanaan, pra rencana,
pengelolaan pengembangan rencana, rencana detail, pembuatan dokumen
pelaksanaan konstruksi, pemberian penjelasan dan evaluasi pengadaan jasa
pelaksanaan, pengawasan berkala, petunjuk pemanfaatan bangunan gedung,
laporan akhir perencanaan.
Pengembangan modul berdasar kepada peraturan yang berlaku sebagai dasar
dalam pelaksanaan di lapangan secara berurutan dan dengan berbagai contoh
baik melalui pengetahuan di dalam kelas ataupu di luar kelas.
Modul ini terdiri dari 2 modul yang akan diterapkan di dalam 2 diklat
penyelenggaraan bangunan gedung tingkat dasar dan tingkat lanjutan. Ke dua
diklat ini berdasarkan pada sumber yang sama dengan pendekatan
permasalahan yang berbeda.
B. Persyaratan
Dalam mempelajari modul ini peserta diklat dilengkapi dengan peraturan
perundangan yang terkait dengan materi dalam modul ini, yang terkait dengan
penyelenggaraan bangunan gedung. Banyaknya acuan dari undang-undang,
peraturan pemerintah, peraturan menteri serta SNI sehingga tidak
dicantumkan di dalam tulisan ini.
C. Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah
dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh widyaiswara, adanya
kesempatan tanya jawab, diskusi interaktif serta latihan-latihan untuk
menciptakan pemahaman yang mendalam terhadap keleluasaan
pengetahuan.
D. Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan alat
bantu/media pembelajaran tertentu, yaitu :
1. Note book dan LCD
A. Latar Belakang
Dalam penyelenggaraan bangunan gedung secara umum membutuhkan
proses dan hasil akhir yang berkualitas. Hal ini menjadi penting karena
bangunan yang sudah berdiri dibutuhkan jaminan bahwa bangunan tersebut
mampu berdiri hingga lebih dari 25 tahun dan mempunyai vitalitasi bangunan
dalam mengakomodasi berbagai kegiatan yang kemungkinan berubah sesuai
dengan tuntutan zaman.
Demikian strategisnya pembangunan suatu bangunan gedung sehingga dari
sejak awal sudah dilakukan penetapan fungsi bangunan yang tepat sesuai
dengan peraturan yang berlaku serta pemahanan terhadap bagaimana fungsi
tersebut bekerja melalui berbagai unsur manusia, lingkungan dan bangunan
sehingga manusia yang berada didalam bangunan ini senantiasa dapat
merasakan perlindungan yang maksimal, mendukung kesehatan dan
kesesuaian dengan lingkungan dan kenyamanan.
Penyelenggaraan bangunan gedung membutuhkan pemahaman bagi Aparat
Sipil Negara sebagai bagian dari tugas dan fungsi sebagai pembinaan,
pengawasan dan pengendalian untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan bangunan gedung yang berkualitas.
B. Deskripsi Singkat
Mata Diklat ini dimaksudkan memberikan pemahaman dasar kepada peserta
diklat tentang perencanaan teknis bangunan gedung, meliputi persiapan,
penyusunan konsepsi perencanaan, pra-rencana, pengembangan rencana,
rencana detail, pembuatan dokumen pelaksanaan konstruksi, pemberian
penjelasan dan evaluasi pengadaan jasa pelaksanaan, pengawasan berkala,
petunjuk penyusunan pemanfaatan bangunan gedung serta penyusunan
laporan akhir perencanaan melalui ceramah interaktif, diskusi dan latihan.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Pada akhir pembelajaran, peserta diharapkan mampu memahami
pengelolaan perencanaan teknis bangunan gedung sebagai tahapan
dalam proses penyelenggaraan bangunan gedung.
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu memahami pengelolaan
tahapan dalam persiapan perencanaan bangunan gedung.
Keterangan:
Sesuai dengan ketentuan, maka Tenaga Ahli diatas harus memiliki
Sertifikat tenaga ahli SKA/SKT dari Asosiasi dan dilengkapi dengan
Curiculum Vitae (pengalaman kerja yang dilengkapi dengan
referensi/surat keterangan) serta ijazah.
E. Penyelesaian Administrasi
Setelah menentukan pemenang tender perencanaan, maka konsultan
diharapkan menyelesaikan administrasi yang terdiri dari:
1. Surat Perjanjian Pekerjaan Perencanaan
Muatan Surat Perjanjian Pekerjaan Perencanaan diuraikan dalam Permen
PU No. 43 Tahun 2007 yang memuat tentang:
a. Tanggal dan tahun perjanjian tersebut dibuat antara Pihak Pertama
(pengguna jasa) dan Pihak Ke dua (penyedia jasa)
b. Nama Kegiatan
c. Persetujuan antara ke dua belah pihak yang meliputi:
Persetujuan pihak ke dua untuk melaksanakan tugas sesuai
dengan batas waktu yang ditetapkan.
Persetujuan syarat-syarat kontrak kerja
Persetujuan tentang harga kontrak
Surat perjanjian ini sangat penting untuk dilakukan agar antara penyedia
jasa dengan pengguna jasa dapat bertanggung jawab dalam
melaksanakan pekerjaan dan masing-masing pihak tidak dirugikan.
2. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan adalah bagian administrasi yang
harus dibuat sebagai bukti bahwa pekerjaan telah diterima dengan baik
oleh pihak pemberi tugas. Berita acara ini ditandatangani oleh ke dua
F. Program Kerja
Dalam tahap perencanaan, perlu adanya suatu program kerja yang
konsepsional, efektif dan efisien, sehingga setiap aktivitas kerja untuk
mencapai target sukses pekerjaan dapat terprogram dengan baik. Program
kerja yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan ketentuan dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK) atau Terms of Reference (TOR). Secara prinsip, penyusunan
pedoman berdasarkan pada lama waktu pelaksanaan kegiatan yang
diimplementasikan dalam tahapan pelaksanaan. Hal ini dilakukan karena
setiap pelaksanaan terdapat prosedur terrtentu yang harus dilakukan, misal :
dalam pembangunan pasti akan dimulai dalam pembangunan konstsruksi
pondasi terlebih dahulu.
Penyusunan program kerja ini dilakukan berdasarkan:
1. Ruang lingkup pekerjaan;
2. Volume pekerjaan;
3. Batas waktu;
4. Keahlian personil;
5. Jumlah personil;
6. Peralatan yang dipakai;
7. Schedule mobilisasi;
8. Arahan Pengguna Jasa;
9. Aspek-aspek teknis dan non teknis lainnya.
Agar tujuan dan sasaran pekerjaan dapat dicapai sebagaimana yang
diharapkan, maka program kerja akan disusun secara sistematis dan
dilaksanakan berdasarkan urutan pekerjaan efektif dan waktu pelaksanaannya.
G. Latihan
1. Jelaskan definisi dari KAK!
2. Jelaskan prinsip-prinsip dalam penyusunan KAK!
3. Jelaskan administrasi apa saja yang harus diselesaikan pada proses
pekerjaan perencanaan.
4. Jelaskan mengapa program kerja dalam perencanaan teknis bangsunan
gedung perlu dilakukan.
H. Rangkuman
Tahap Persiapan dan perencanaan teknis bangunan gedung merupakan salah
satu tahapan (tahap awal) kegiatan pelaksanaan pembangunan yang
merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka Penyusunan
Usulan Kegiatan penyelenggaraan Bangunan Gedung, sebelum melaksanakan
proses pelaksanaan pembangunan (fisik/konstruksi) sarana & prasarana.
Keseluruhan proses kegiatan tersebut selanjutnya dituangkan dalam Dokumen
yang disebut Dokumen KAK/Perencanaan teknis/DED/. Tahapan persiapan
perencanaan teknis bangunan gedung diperlukan untuk mendapatkan rencana
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu memahami pengelolaan
konsepsi perencanaan bangunan gedung.
C. Interpretasi KAK
Interpretasi adalah upaya perencana untuk menemukan makna dari data dan
program yang disajikan dalam KAK guna menjawab kebutuhan klien.
Intepretasi dilakukan dengan cara memilih, mengelompokkan data yang ada,
merangkuminya, kemudian menafsirkannya dalam bentuk strategi desain.
Strategi desain merupakan gagasan dalam bentuk tertulis berdasarkan pada
analisa terhadap data di lapangan. Strategi desain tersebut perlu
dikonsultasikan kepada pengguna jasa untuk mencapai kesepakatan.
D. Sketsa Gagasan
Sketsa gagasan atau sketsa ide adalah kegiatan menuangkan apa yang
dibayangkan dalam pikiran perencana berdasarkan kepada strategi desain
yang telah ditetapkan. Sketsa gagasa dikembangkan dalam bentuk gambar dua
dimensi mauan 3 dimensi (maket) secara sederhana dan cepat. Sketsa
berfungsi sebagai draft kasar yang dapat dikembangkan ke tahap lanjut yang
lebih detail.
Sketsa gagasan merupakan bentuk komunikasi antara pengguna jasa dengan
penyedia jasa untuk memahami rencana pemecahan masalah atau
E. Konsepsi Perencanaan
Konsep merupakan dasar bagi perencana untuk mengembangkan rancangan
bangunan. Konsepsi adalah gagasan yang memadukan berbagai unsur ke
dalam suatu kesatuan. Di dalam sebuah konsep terangkum syarat-syarat suatu
rencana, konteks, fakta-fakta dan keyakinan atau idealisme dari perencana
yang kemudian digabungkan secara bersama-sama. Dengan demikian konsep
dapat disebut sebagai landasan atau acuan untuk memberikan arah dan
batasan terhadap proses perancangan dan perencanaan bangunan.
Konsepsi juga merupakan pendekatan dalam rangka untuk memecahkan
masalah-masalah yang timbul dalam setiap unsur perencanaan teknis yang
meliputi : arsitektur, sipil, mekanikal, elektrikan dan tata lingkungan, antara
lain :
1. Konsepsi Arsitektur
Konsepsi arsitektur adalah pendekatan yang dilakukan terhadap tata
ruang dan bentuk massa bangunan yang berdasarkan pada aspek
menyeluruh terhadap masalah dan tujuan dari pengembangan tata ruang
dan bentuk bangunan. Misal : arsitektur hijau, arsitektur tanggap
G. Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pemrograman ruang!
2. Jelaskan tujuan pemrograman ruang!
3. Apa yang menjadi dasar pertimbangan perkiraan biaya awal suatu proyek
pada tahap perencanaan?
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu memahami
pengelolaan pra rencana bangunan.
Tapak sendiri juga sering diartikan sebagai sebidang lahan atau sepetak tanah
dengan batas-batas yang jelas, dengan kondisi permukaan serta ciri-ciri
istimewa yang dimiliki oleh lahan tersebut.
Sedangkan perencanaan tapak adalah proses pengolahan fisik tapak untuk
meletakkan seluruh kebutuhan rancangan bangunan di dalam tapak.
H. Perkiraan Biaya
Sebagai Pedoman dalam menyusun anggaran biaya kasar digunakan harga
satuan tiap meter persegi (m2) luas lantai. Anggaran kasar dipakai sebagai
pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secara teliti. Walaupun
disebut dengan anggaran biaya kasar, namun harga satuan tiap m2 luas lantai
tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti.
Pada tahap pra rencana, perhitungan biaya menggunakan perhitungan biaya
kasar. Meskipun perkiraan biaya masih menggunakan biaya kasar, namun
perhitungan tersebut lebih tepat daripada perhitungan perkiraan biaya awal.
Hal ini disebabkan perencanaan bangunan gedung telah memasuki tahap
gambar terukur dibandingkan sebelumnya. Karakteristik detail ruang, struktur
dan bangunan telah terlihat melalui gambar. Perhitungan biaya kasar masih
menggunakan acuan luas bangunan gedung (m2) seperti yang dilakukan pada
tahap perkiraan biaya awal.
I. Laporan Perencanaan
Dalam laporan perencanaan yang dilakukan tahap ini juga memuat antara lain:
1. Deskripsi dari maksud, tujuan dan sasaran dilaksanakannya
penyelenggaraan kegiatan pembangunan gedung.
2. Lingkup kegiatan, perumusan identifikasi masalah dan metodologi wajib
tercantum di dalam laporan perencanaan.
3. Proses pemecahan masalah yang dikembangkan dalam pra rencana
tersebut yang merupakan hasil keputusan antara tim perancangan
dengan pemilik/pengguna bangunan tersebut.
4. Dokumentasi dari sketsa gagasan
5. Dokumentasi pra rencana yang disusun.
K. Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Rencana Tapak!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pra-Rencana massa bangunan!
3. Jelaskan Tujuan dari ditentukannya Koefisien Dasar Bangunan pada suatu
bangunan!
L. Rangkuman
Pra Rencana Bangunan Gedung merupakan pengembangan dari Konsepsi
Perencanaan Bangunan yang memuat kejelasan informasi yang ingin dicapai,
antara lain mencakup dan menjelaskan mengenai hal-hal seperti situasi,
rencana tapak, gubahan massa, perizinan, estimasi biaya, dll.
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu memahami
pengelolaan pengembangan rencana bangunan gedung.
B. Rencana Arsitektur
Rencana arsitektur adalah pra rencana yang disempurnakan menjadi arsitektur
formal yang merupakan integrasi antara tata ruang, struktur dan wujud
bangunan. Rencana arsitektur merupakan proses elaborasi dan pengambilan
keputusan perencanaan dari berbagai faktor yang mempengaruhi.
Pada tahap pengembangan pra rencana arsitektur menjadi rencana bangunan
gedung yang telah disetujui oleh pengguna jasa untuk menentukan:
1. Sistem konstruksi dan struktur bangunan, sistem mekanikal-elektrikal,
serta disiplin terkait lainnya dengan mempertimbangkan kelayakan dan
kelaikannya baik terpisah maupun secara terpadu.
2. Bahan bangunan akan dijelaskan secara garis besar dengan
mempertimbangkan nilai manfaat, ketersediaan bahan, konstruksi, dan
nilai ekonomi.
3. Perkiraan biaya konstruksi akan disusun berdasarkan sistem bangunan,
kesemuanya disajikan dalam bentuk gambar-gambar, diagram-diagram
sistem, dan laporan tertulis.
4. Setelah diperiksa dan mendapat persetujuan dari pengguna jasa, hasil
pengembangan rancangan ini dianggap sebagai rancangan akhir dan
digunakan oleh arsitek sebagai dasar untuk memulai tahap selanjutnya.
5. Sasaran tahap ini adalah, pertama, untuk memastikan dan menguraikan
ukuran serta wujud karakter bangunan secara menyeluruh, pasti, dan
terpadu. Ke dua, untuk mematangkan konsep rancangan secara
keseluruhan, terutama ditinjau dari keselarasan sistem-sistem yang
terkandung di dalamnya baik dari segi kelayakan dan fungsi, estetika,
waktu, dan ekonomi bangunan.
Berikut adalah gambar-gambar rencana yang dikeluarkan oleh perencana:
1. Gambar situasi, skala 1 : 200 atau 1 : 500
Rencana pondasi batu kali dan Pondasi sumuran Prinsip pondasi tiang panjang
pondasi foot plate
Air kotor : air buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet,
dan air buangan mengandung kotoran manusia yang berasal
dari alat-alat plambing lainnya.
6. Sistem Transportasi
Sistem transportasi sebagai sistem yang mendukung kelancaran
pergerakan manusia dan barang merupakan sistem yang penting dalam
peningkatan fungsi bangunan gedung. Sistem transportasi dalam
bangunan gedung terdiri dari :
7. Sistem Elektrikal
Sistem elektrikal pada suatu bangunan adalah pemasok energi untuk
penerangan, pendinginan, pemanasan, dan pengoperasian peralatan-
peralatan listrik.
― Sistem ini harus dipasang sesuai peraturan instalasi listrik yang
berlaku sehingga memenuhi standar keamanan dan keselamatan
bagi penggunanya serta efisien.
― Sistem elektrikal untuk penerangan harus diintegrasikan dengan
sistem pancahayaan pasif dari desain jendela dan bukaan-bukaan
pada bangunan.
H. Spesifikasi Teknis
Secara garis besar, persyaratan teknis bangunan gedung dan rumah adalah
sebagai berikut:
Persyaratan tata bangunan dan lingkungan
Persyaratan bahan bangunan
Persyaratan struktur bangunan
Persyaratan utilitas bangunan
J. Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Rencana Arsitektur!
2. Jelaskan tahap-tahap pengembangan dalam Perencanaan Arsitektur!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan rencana struktur!
4. Jelaskan apa yang dimaksud rencana mekanikal elektrikal!
F. Rangkuman
Pada tahap pengembangan Rencana Bangunan Gedung, perencana bekerja
atas dasar pra-rancangan yang telah disetujui oleh pengguna jasa untuk
menentukan:
Sistem konstruksi dan struktur bangunan, sistem mekanikal-elektrikal,
serta disiplin terkait lainnya dengan mempertimbangkan kelayakan dan
kelaikannya baik terpisah maupun secara terpadu.
Bahan bangunan akan dijelaskan secara garis besar dengan
mempertimbangkan nilai manfaat, ketersediaan bahan, konstruksi, dan
nilai ekonomi.
Perkiraan biaya konstruksi akan disusun berdasarkan sistem bangunan,
kesemuanya disajikan dalam bentuk gambar-gambar, diagram-diagram
sistem, dan laporan tertulis.
Setelah diperiksa dan mendapat persetujuan dari pengguna jasa, hasil
pengembangan rancangan ini dianggap sebagai rancangan akhir dan
digunakan oleh arsitek sebagai dasar untuk memulai tahap selanjutnya.
Sasaran tahap ini adalah:
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu memahami
pengelolaan rencana detail bangunan gedung.
J. Laporan Perencanaan
Laporan akhir tahap perencanaan diawali dengan menjelaskan deskripsi dari
Maksud, Tujuan dan Sasaran dilaksanakannya penyelenggaraan kegiatan
pembangunan gedung. Lingkup kegiatan, perumusan identifikasi masalah dan
Metodologi wajib tercantum di dalam laporan perencanaan.
Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan dilaksanakan mulai beberapa tahapan
dengan metodologi: deskriptif induktif, kualitatif, kuantitatif, analisa, dan
evaluasi data untuk mendapatkan rumusan-rumusan seperti yang tertuang
dalam Kerangka Acuan Kerja.
Laporan akhir tahap perencanaan, meliputi:
K. Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gambar detail!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan RKS!
3. Jelaskan hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan RAB!
4. Apa yang dimaksud dengan angka biaya teliti?
L. Rangkuman
Rencana detail merupakan tahap perencanaan yang dituangkan dalam
dokumen berupa gambar - gambar detail arsitektur/ interior, detail struktur,
detail utilitas, Rencana Kerja dan Syarat (RKS), rincian volume pelaksanaan
pekerjaan dan rencana anggaran biaya pekerjaan dalam satu bentuk Laporan
Perencanaan.
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu memahami
pengelolaan dokumen pelaksanaan konstruksi
B. Pengantar
Dalam pembangunan suatu proyek konstruksi, perlu adanya suatu aturan
main/hukum yang mengikat yang harus ditaati antara Pengguna Jasa (Pemberi
Tugas/Pemilik Proyek) dengan Penyedia Jasa (Konsultan
(Perencana/Manajemen Konstruksi/Quantity Surveyor/Perijinan) dan
Kontraktor (Direct Contract/Nominated Sub Contractor)), aturan main tersebut
biasa disebut dengan dokumen pelaksanaan konstruksi. Dokumen tersebut
terdiri dari:
1. Gambar-gambar yang sesuai dengan perencanaan (shop drawings).
2. Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan konstruksi
fisik, termasuk surat izin mendirikan bangunan (imb).
3. Kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan beserta
segala perubahan/ addendumnya.
4. Laporan harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama pelaksanaan
konstruksi fisik, laporan akhir manajemen konstruksi/pengawasan, dan
laporan akhir pengawasan berkala.
5. Berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang, serah
terima i dan ii, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang
berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik.
6. Foto-foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan
pelaksanaan konstruksi fisik.
D. Gambar Detail
1. Produk Gambar Detail
Gambar detail merupakan gambar yang digunakan untuk menjelaskzn hal-
hal yang tidak dapat dituangkan dalam gambar rencana ddngan tujuan
agar gambar dapat dibaca jelas oleh pelaksana. Pada bagian tertentu yang
terdapat pada gambar rencana diperbesar skala hingga sampai dengan
skala 1:20, 1:10 dan skala 1:5. Hal yang tidak terlihat seperti sambungan,
jumlah sekrup dalam sambungan baja perlu diperbesar.
Produk gambar detail secara umum yang diproduksi adalah :
a. Gambar Arsitektur
1) Gambar detail plafond
2) Gambar detail pintu dan jendela
3) Gambar detail lantai
4) Gambar detail tangga
5) Gambar detail KM/WC
6) Gambar detail ornamen
b. Gambar Struktur dan konstruksi
1) Gambar detail atap
2) Gambar detail balok, kolom, ring balk dan sloof
3) Gambar detail plat lantai
4) Gambar detail pondasi
c. Gambar Mekanikal-Elekrikal
1) Gambar detail pembuangan limbah
2) Gambar detail air bersih
3) Gambar detail jaringan AC
d. Gambar Tata Lingkungan
1) Gambar detail pagar
2) Gambar potongan taman
3) Gambar detail jalan dan perkerasan
G. Laporan Perencanaan
Laporan akhir tahap perencanaan diawali dengan menjelaskan deskripsi dari
Maksud, Tujuan dan Sasaran dilaksanakannya penyelenggaraan kegiatan
pembangunan gedung. Lingkup kegiatan, perumusan identifikasi masalah dan
Metodologi wajib tercantum di dalam laporan perencanaan.
Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan dilaksanakan mulai beberapa tahapan
dengan metodologi: deskriptif induktif, kualitatif, kuantitatif, analisa, dan
evaluasi data untuk mendapatkan rumusan-rumusan seperti yang tertuang
dalam Kerangka Acuan Kerja.
Laporan akhir tahap perencanaan, meliputi:
1. Lingkup Kegiatan
2. Metodologi Pelaksanaan
3. Identifikasi Permasalahan
4. Pengolahan Data hasil Analisa
5. Perencanaan Program
6. Acuan Pelaksanaan
7. Rencana Kerja
8. Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan
Lampiran Laporan Akhir Perencanaan adalah:
1. laporan arsitektur;
2. laporan rencana struktur termasuk laporan penyelidikan tanah (Soil Test)
3. laporan rencana mekanikal dan elektrikal;
4. laporan rencana sistem IT (Informasi & Teknologi)
5. laporan tata lingkungan (landscape)
J. Rangkuman
Dalam pembangunan suatu proyek konstruksi, perlu adanya suatu aturan
main/hukum yang mengikat yang harus ditaati antara Pemberi Tugas/Pemilik
Proyek, Konsultan (Perencana/Manajemen Konstruksi/Quantity
Surveior/Perijinan) dan Kontraktor (Direct Contract/Nominated Sub
Contraktor), aturan main tersebut biasa disebut dengan dokumen pelaksanaan
konstruksi. Dokumen tersebut terdiri dari:
1. Gambar-gambar yang sesuai dengan perencanaan (shop drawings).
2. Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan konstruksi
fisik, termasuk surat izin mendirikan bangunan (IMB).
3. Kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan beserta
segala perubahan/ addendumnya.
4. Laporan harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama pelaksanaan
konstruksi fisik, laporan akhir manajemen konstruksi/pengawasan, dan
laporan akhir pengawasan berkala.
5. Berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang, serah
terima i dan ii, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang
berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik.
6. Foto-foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan
pelaksanaan konstruksi fisik.
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu memahami
pengelolaan penjelasan dan evaluasi pengadaan jasa pelaksanaan.
B. Pengantar
Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) adalah salah satu proses dalam pemilihan
penyedia barang/jasa yang dilakukan oleh kelompok Kerja/Pejabat Pengadaan
dilaksanakan paling cepat 3 hari sejak tanggal pengumuman dengan tujuan
untuk memperjelas Dokumen Pengadaan Barang/Jasa.
Dalam pemberian penjelasan, harus dijelaskan kepada peserta mengenai:
1. Lingkup pekerjan;
2. Metoda pemilihan;
3. Cara penyampaian Dokumen Penawaran;
4. Kelengkapan yang harus dilampirkan bersama Dokumen Penawaran;
5. Jadwal batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran dan pembukaan
Dokumen Penawaran;
6. Tata cara pembukaan Dokumen Penawaran;
7. Metoda evaluasi;
8. Hal-hal yang menggugurkan penawaran;
9. Jenis kontrak yang akan digunakan;
10. Ketentuan dan cara evaluasi berkenaan dengan preferensi harga atas
penggunaan produksi dalam negeri (apabila diperlukan);
11. Ketentuan tentang penyesuaian harga;
12. Ketentuan dan cara sub kontrak sebagian pekerjaan kepada Usaha Mikro
dan Usaha Kecil serta koperasi kecil;
13. Besaran, masa berlaku dan penjamin yang dapat mengeluarkan jaminan;
dan
14. Ketentuan tentang asuransi dan ketentuan lain yang dipersyaratkan.
Dalam melakukan evaluasi penawaran harus berpedoman pada tata
cara/kriteria yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan, khusus untuk harga
penawaran peserta lelang/seleksi di bawah 80% HPS wajib dilakukan evaluasi
G. Latihan
1. Jelaskan mengenai mekanisme penyusunan jadwal pelaksanaan lelang
oleh pengguna jasa!
2. Jelaskan bagaimana mekanisme evaluasi pengadaan jasa pelaksanaan!
H. Rangkuman
Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) adalah salah satu proses dalam pemilihan
penyedia barang/jasa yang dilakukan oleh kelompok Kerja/Pejabat Pengadaan
dilaksanakan paling cepat 3 hari sejak tanggal pengumuman dengan tujuan
untuk memperjelas Dokumen Pengadaan Barang/Jasa.
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu memahami
pengelolaan pengawasan berkala.
B. Pengantar
Pengawasan berkala konstruksi bangunan gedung berupa kegiatan
pengawasan pelaksanaan konstruksi atau kegiatan manajemen konstruksi
pembangunan bangunan gedung yang dilakukan secara berkala. Kegiatan
pengawasan pelaksanaan konstruksi bangunan gedung meliputi pengawasan
biaya, mutu, dan waktu pembangunan bangunan gedung pada tahap
pelaksanaan konstruksi, serta pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung.
Kegiatan pengawasan berkala pelaksanaan konstruksi dilakukan oleh pemilik
atau dengan menggunakan penyedia jasa pengawasan pelaksanaan konstruksi
yang mempunyai sertifikasi keahlian sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Kegiatan manajemen konstruksi dilakukan oleh penyedia jasa
manajemen konstruksi yang mempunyai sertifikasi keahlian sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Dalam hal pengawasan dilakukan sendiri oleh pemilik bangunan gedung,
pengawasan pelaksanaan konstruksi dilakukan terutama pada pengawasan
mutu dan waktu. Apabila pengawasan dilakukan oleh penyedia jasa
pengawasan konstruksi, pengawasan pelaksanaan konstruksi meliputi mutu,
waktu, dan biaya. Hasil kegiatan pengawasan konstruksi bangunan gedung
berupa laporan kegiatan pengawasan, hasil kaji ulang terhadap laporan
kemajuan pelaksanaan konstruksi, dan laporan hasil pemeriksaan kelaikan
fungsi bangunan gedung.
1. Penyesuaian Gambar
Sebelum pematokan dan pengukuran di lapangan (setting out),
Kontraktor harus mempelajari gambar gambar kontrak dan bersama sama
dengan Direksi Teknik mengadakan pemeriksaan daerah kegiatan, dan
khususnya mengukur/memasang lebar jalan, plan bangunan, dan jaringan
utilitas, serta melakukan satu pemeriksaan yang terinci terhadap semua
bangunan yang ada. Perubahan tempat/volume dari pemeriksaan
tersebut di atas harus dicatat pada Shop drawings. Shop drawings ini
harus diserahkan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sesudah Surat Perintah
Kerja ditandatangani, kepada Direksi Teknik untuk persetujuannya.
H. Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penyesuaian gambar dan spesifikasi
teknis!
2. Jelaskan mekanisme penyusunan laporan akhir pengawasan berkala!
I. Rangkuman
Pengawasan berkala konstruksi bangunan gedung berupa kegiatan
pengawasan pelaksanaan konstruksi atau kegiatan manajemen konstruksi
pembangunan bangunan gedung. Kegiatan pengawasan pelaksanaan
konstruksi bangunan gedung meliputi pengawasan biaya, mutu, dan waktu
pembangunan bangunan gedung pada tahap pelaksanaan konstruksi, serta
pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung.
Kegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi dilakukan oleh pemilik atau
dengan menggunakan penyedia jasa pengawasan pelaksanaan konstruksi yang
mempunyai sertifikasi keahlian sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Kegiatan manajemen konstruksi dilakukan oleh penyedia jasa manajemen
konstruksi yang mempunyai sertifikasi keahlian sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Dalam hal pengawasan dilakukan sendiri oleh pemilik bangunan gedung,
pengawasan pelaksanaan konstruksi dilakukan terutama pada pengawasan
mutu dan waktu. Apabila pengawasan dilakukan oleh penyedia jasa
pengawasan konstruksi, pengawasan pelaksanaan konstruksi meliputi mutu,
waktu, dan biaya. Hasil kegiatan pengawasan konstruksi bangunan gedung
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu memahami
pengelolaan petunjuk pemanfaatan bangunan gedung.
F. Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pemeliharaan Bangunan Gedung!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Perawatan Bangunan Gedung!
G. Rangkuman
Pemanfaatan Bangunan Gedung adalah kegiatan memanfaatkan bangunan
gedung sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan, termasuk kegiatan
pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala.
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran peserta mampu memahami
pengelolaan laporan akhir perencanaan.
D. Latihan
1. Jelaskan bagaimana mekanisme penyusunan laporan akhir perencanaan!
2. Jelaskan manfaat dari penjaminan kegagalan bangunan!