Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

DENVER II

A. PENDAHULUAN

Perkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan


fungsi individu karena itu harus dipantau berkala karena bayi dan
anak merupakan risiko karena itu perlu mendapatkan prioritas, dimana
anak memiliki ciri khas yaitu selalu bertumbuh dan berkembang sejak
konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Anak menunjukan ciri-ciri
pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya (Sudarti,
2012
Pertumbuhan dan perkembangan anak mengalami peningkatan
yang pesat pada usia dini yaitu 0-5 tahun masa ini sering disebut
sebagai fase “golden age”. Golden age merupakan masa yang sangat
penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat
agar sedini mungkin dapat dideteksi apabila terjadi kelainan (kukuh &
Marmi, 2012).
Anak adalah seorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk
anak yang masih berada dalam kandungan (UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG
PERLINDUNGAN ANAK, PASAL 1).
Pembinaan tumbuh kembang anak secara komperhensif dan
berkualitas melalui stimulasi, deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang balita dapat dilakukan pada masa
balita (Kukuh & Marmi, 2012).
B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi
Denver II adalah revisi utama dari standarisasi ulang dari
Denver Development Screening Test (DDST) (Kukuh & Marmi,
2012). DDST adalah salah satu metode skrining terhadap
kelainan anak, test ini bukan test diagnostic atau IQ yang
dilakukan pada anak dengan umur 0-6 tahun.
Dalam penelitian Borowitz (1986) menunjukan bahwa
DDST tidak dapat mengidentifikasi lebih separuh anak dengan
kelainan bicara. Frankenburg melakukan revisi dan
restandarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan
pada sektor bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi
tersebut dinamakan Denver II. Pada DDST terdiri dari 105 tugas
perkembangan dan dilakukan revisi pada Denver II menjadi 125
tugas perkembangan, perbedaan lainnya antara lain :
- Peningkatan 86% pada sektor bahasa
- 2 pemeriksaan untuk artikulasi bahasa
- Skala umur yang baru
- Ketegori baru untuk interpretasi pada keliana yang ringan
- Skala penilaian tingkah laku
- Materi training yang baru (Soetjiningsih, 2012).

2. Aspek Perkembangan Yang Dinilai


Ada empat sektor antara lain sebagai berikut:
a. Sector personal-Sosial, yaitu aspek yang berhubungan
dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Sector motorik halus-Adaptif yaitu koordinasi mata,
tangan kemampuan memainkan dan menggunakan benda-
benda kecil serta pemecahan masalah. Contoh
menggambar dan mengambil benda dengan ibu
jari/telunjuk.
c. Sector bahasa, yaitu kemampuan untuk memberikan
respons terhadap suara, mengikuti perintah dan bicara
spontan
d. Sector motorik kasar, yaitu duduk, berjalan dan
melakukan gerakan umum otot besar lainya (Nugroho,
2009).

3. Tujuan
a. Untuk mendeteksi dini perkembangan anak
b. Untuk menilai dan memantau perkembangan anak usia 0-6
tahun
c. Salah satu antisipasi bagi orang tua
d. Mengajarkan perilaku yang tepat sesuai usia anak
(Nugroho, 2009).

4. Alat–Alat Yang Digunakan


a. Gulungan benang wol berwarna merah
b. Icik-icik/kerincingan dengan gagang kecil
c. Kismis
d. Kubus dengan rusuk 2,5 cm berjumlah 8 buah berwarna
merah,biru,kuning dan hijau.
e. Botol kecil bening dengan diameter 2 cm
f. Boneka kecil dengan botol susu
g. Bola tenis
h. Cangkir plastic dengan gagang
i. Pensil merah
j. Kertas kosong (Nugroho, 2009).
Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah 125,
terdapat bartas kemampuan yaitu 25%,50%,75% dan 90%
dari semua populasi anak lulus pada tugas perkembangan
tersebut, Sebagai contoh, item “menggosok gigi tanpa
bantuan” memiliki makna:
1. 25% dari seluruh sampel anak dapat menggosok gigi
tanpa bantuan diusia kurang dari 33 bulan (2 tahun 9
bulan).
2. 50% dari seluruh sampel anak dapat menggosok gigi
tanpa bantuan usia 42 bulan (3 tahun 6 bulan)
3. 75% anak dapat menggosok gigi tanpa bantuan di
usia 51 bulan (4 tahun 3 bulan).
4. 90% anak dapat menggosok gigi tanpa bantuan
diusia kurang dari 63 bulan (5 tahun 3 bulan).
Pada beberapa kotak terdapat catatan kecil angka
yang menunjukan bahwa item tersebut membutuhkan
petunjuk yang dapat dilihat dibagian belakang lembar tes
sesuai dengan angka yang tertulis. Terdapat juga huruf
“L” pada kotak yang menandakan bahwa item tersebut
dapat dinilai LULUS/LEWAT berdasarkan laporan orang
tua atau pengasuh anak (Nugroho, 2012).

5. Pelaksanaan Test
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan test yakni:
a. Semua item harus diujikan dengan prosedur yang telah
terstandarisasi
b. Perlu kerjasama aktif dari anak sebab anak harus merasa
tenang, aman, senang, sehat (tidak lapar,tidak mengantuk
111
tidak rewel).
c. Harus terbina kerja sama yang baik antara kedua bela
pihak caranya dengan berkenalan dulu agar anank merasa
lebih nyaman.
d. Tersedia ruangan yag cukup yang luas, ventilasi baik.
e. Orang tua harus diberi tahu bahwa terst ini bukan test
kepandaian melainkan untuk melihat perkembanagan
anank
f. Item-item harus dilakukakan secara fleksibel, misalkan
item yang mudah didahulukan
g. Item yang dinilai bergantung pada lama waktu yang
tersedia, yang terpenting pelaksaannya mengacuh pada
tujuan test, yaitu Mengidentifikasi perkembangan anak
dilakukan jika anak berisiko mengalami kelainan
perkembangan. Ini dillakukan melalui langkah-langkah
berikut.
1) Pada setiap sektor, tes dilakukan sedikitnya pada 3
item terdekat disebelah kiri garis usia .
2) Bila anak tidak mampu melakukan salah satu item
(Gagal, Menolak, Taka da kesempatan), item
tambahan dimasukan ke sebelh kiri garis usia
(dalam sector yang sama) sampai anak dapat
Lulus/Lewat dari 3 item secara berturut-turut.
3) Untuk menentukan kemampuan anank yang relative
tinggi dapat dilakukan tugas perkembangan
tambahan kesebelah kanan garis umur pada sector
yang sama sampai anak “gagal” pada sector yang
sama sampai anak gagal 3 kali bertutut-turut
(Nugroho, 2012)

6. Skor Penilaian
Pada setiap item, kita perlu mencantumkan skor diarea
kotak segiempat dengan ketentuan sebagai berikut.
a. L = Lulus/Pass. Anak dapat melakukan item dengan baik
atau orang tua/pengasuh melaporkan secara terpercaya
bahwa anak dapat menyelesaikan item tersebut (item yang
bertanda L)
b. G = Gagal/Fail. Anak tidak dapat melakukan item dengan
baik atau orang tua/pengasuh melaporkan secara
terpercaya bahwa anak tidak dapat melakukan item
tersebut (item yang bertanda L)
c. M = Menolak/Refusal anak menolak untuk dilakukan test
untuk item tersebut.
d. T = Tak ada kesempatan (No = No Opportunity) anak
tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan item
karena ada hambatan (khusus item yang bertanda L)
(Nugroho,2009).

7. Penilaian Per Item


a. Lebih (Advance). Nilai lebih diberikan pada anak yang
dapat “Lulus/lewat” (L) dari item tes disebelah kanan
garis usia. Anak dinilai memiliki kelebihan karena dapat
melakukan tugas perkembangan yang seharusnya
dilakukan oleh anak yang lebih tua
b. Normal. Anak gagal atau menolak melakukan tugas untuk
item disebelah kanan garis usia. Kondisi ini wajar, karena
item disebelah kanan garis usia pada dasarnya merupakan
tugas untuk anak yang lebih tua. Dan jika anak anak lulus
“P”, gagal (G) atau menolak (M) untuk melakukan tugas
pada item didaerah putih kotak (daerah 25%-75%) maka
dikategorikan sebagai normal.
c. Peringatan (Caution) nilai peringatan diberiakan bilah
anak Gagal “G” atau Menolak “M” melakukan tugas
untuk item yang dilaluai oleh garis usia pada daerah gelap
kotak (daerah 75%-90%).
Penilaian T = Terlambat (D= Delayed) diberiakan bila
anak gagal (G) atau Menolak (M) untuk melakukan tugas
untuk item disebelah kiri garis usia sebab tugas tersebut
memang ditunjukan untuk anak yang lebih muda.
d. Keterlambatan (delayed ). Bila seorang anak gagal “G”
atau menolaj “M” melakukan uji coba yang terletak
lengkap disebelah kiri garis umur.
e. Tidak ada kesempatan (No opportunity). Tugas
perkembangan berdasarkan laporan orang tua, nilai Tak
diberikan jika anak mendapat skor “TAK” atau tidak ada
kesempatan untuk melakukan tes (Nugroho, 2009).
Selama melakukan test perkembanan, amati perilaku anak
apakah ada perilaku yang khas dibandingkan dengan anak
lainya, bila ada tanyakan kepada orang tua/pengasuh
apakah perilaku tersebut merupakan perilaku sehari-hari
dari anak tersebut. Tes perilaku meliputi khusus, patuh,
tertarik dengan sekeliling, ketakutan, lama perhatian
(Soetjiningsih, 2012).

8. Penilaian Keseluruhan Test


a. Normal.
- Bia tidak ada keterlambatan atau paling banyak satu
peringatan
- Lakukan ulang pada control berikutnya.
b. Suspek.
- Bila didapatkan lebih dari 2 peringatan dan atau
lebih dari satu keterlambatan.
- Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk
menghilangkan faktor sesaat seperti rasa takut,
keadaan sakit dan kelelahan
c. Tidak dapat diuji,
- Bila ada skor menolak pada lebih dari satu uji coba
terletak pada sebalah kiri garis umur atau menolak
pada < 1 uji coba yang ditembus garis umur pada
daerah 75%-90%
- Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu (Kukuh &
Marmi, 2012).

9. Tindak Lanjut

Skrining perkembangan

Suspek / Normal
curiga ada gangguan

Monitoring perkembangan
Evaluasi untuk diagnostic secara rutin
(development assessment)

Normal
Masalah perkembangan

Monitoring perkembangan
secara rutin
Intervensi dini

(Isy Royhanaty, 2010)


10. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Terjadi :
a. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
Karakteristik :
- Gangguan pertumbuhan fisik
- Penurunan waktu respon
- Terlambat dalam melakukan ketrampilan kelompok
usia
- Efek datar
- Lesu / tidak bersemangat.
Berhubungan dengan :
- Defisiensi lingkungan
- Pengasuh yang tidak adekuat
- Responsivitas yang tidak konsisten
- Pengabaian
- Pengasuh ganda
- Ketergantungan
- Perpisahan dari orang yang dianggap penting
- Defisiensi stimulasi
b. Risiko jatuh
- Anak usia 2 tahun atau kurang
- Kurangnya pengawasan dari orang tua
- Jenis kelamin laki-laki
- Kurangnya penahanan
(Nanda, 2012-2014).
LAPORAN PENDAHULUAN
TUMBUH KEMBANG ANAK

A. Definisi
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan intra muskuler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan
struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur
dengan satuan panjang dan berat (Depertemen kesehatan RI, 2006)
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
yang lebih komplex dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus,
bicara dan bahasa serta sosialisasi dengan kemandirian (Departemen
Kesehatan RI, 2006)

B. Ciri – Ciri Dan Prinsip Tumbuh Kembang


1. Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan dan pertumbuhan terjadi bersamaan disertai
perubahan fungsi.
2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan
perkembangan selanjutnya
3. Perkembangan dan pertumbuhan mempunyai kecepatan yang
berbeda
4. Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
6. Perkembangan mempunyai tahap yang berurutan (Sudarti,2012).

C. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak


1. Faktor dalam (internal) :
Ras /bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin, genetik, kelainan
kromosom
2. Faktor luar (eksternal) :
a) Faktor perinatal
Gizi, zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, kelainan imunologi,
anoksia embrio, psikologi ibu.
b). Faktor persalinan
c). Faktor pasca persalinan
Gizi, penyakit kronis, lingkungan fisis dan kimia, psikologis,
endokrin, sosio ekonomi, stimulasi, obat-obatan (Sudarti,
2012).

D. Aspek – Aspek Perkembangan Yang Dipantau.


1. Gerak kasar atau motorik kasar yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang
melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri dan berjalan.
2. Gerak halus atau motorik adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak melakukan yang melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu dan dilalakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu,
menjimpit, menulis dsb.
3. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara,
berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dsb.
4. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan mandiri anak (Departemen Kesehatan RI,
2006).

E. Periode Tumbuh Kembang Anak


1. Masa prenatal embrio: konsepsi-8 minggu dan masa janin 9
minggu sampai lahir. Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap
lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah serta mulainya
berfungsi organ-organ.
2. Masa bayi : usia 0 - 28 hari dan Masa pascah neonatal 29 hari –
1 tahun. Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang sangat pesat
dan proses pematangan berlangsung secara terus-menerus
terutama meningkatnya fungsi saraf.
3. Masa anak dibawah 5 tahun (12-59 bulan)
Pada masa ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan
terdapat kemajuan dalam perkembangan motoric (gerak kasar
dan gerak halus) serta fungsi eksresi. Pada tiga tahun pertama
pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung,
terjadi pertumbuhan sel syaraf dan cabang-cabangnya,
sehinggah terbentuk, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan
otak yang kompleks. Sel syaraf ini yang akan mempengaruhi
kinerja otak mulai dari kemampuan belajar, berjalan, mengenal
huruf hinggah bersosialisasi. Pada masa balita perkembanagn
kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran social,
emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat (Kukuh &
Marmi, 2012)
4. Masa anak prasekolah (60-72 bulan)
Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil, terjadi
perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan
meningkatnya ketrampilan dan proses berpikir. Anak mulai
menunjukan keinginannya, selain lingkungan dalam rumahnya
anak mulai tertarik dengan lingkungan diluar rumah, anak mulai
berteman. Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk
panca indra dan sistim reseptor penerima rangsangan serta
proses memori harus sudah siap sehinggah anak harus belajar
dengan baik, pada masa ini proses belajarnya dengan bermain
(Kukuh & Marmi, 2012).

F. Kebutuhan Dasar Anak


1. Kebutuhan fisik-boimedis (ASUH)
- Pangan /gizi merupakan kebutuhan terpenting
- Perawatan kesehatan dasar antara lain imunisasi,
pemberian asi
- Pemukiman yang layak
- Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan
- Sandang
- Kesegaran jesmani
2. Kebutuhan emosi / kasih sayang (ASIH)
Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama
kehidupan akan memberi dampak negative terhadap tumbuh
kembang bayi.
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH).
- Stimulasi mental, mengembangkan perkembangan mental
psikososial
- Kecerdasan
- Ketrampilan
- Kemandirian
- Kretivitas
- Agama
- Kepribadian
- Moral etika
- Produktivitas
(Departemen Kesehatan RI, 2006).

G. Deteksi Dini Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak


Upaya yang dilakukan untuk mengetahui penyimpangan tumbuh
kembang anak sedini mungkin. Yang dilakukan oleh orang tua,
anggota keluarga lainnya, kader atau petugas kesehatan dengan cara
mengamati dengan cermat dan teratur tumbuh kembang anak
termasuk gerakan kasar, gerakan halus, bahasa dan sosialisasi (Kukuh
& Marmi, 2012).
H. Stimulasi
a. Definisi
Adalah perangsangan dan latihan-latihan terhadap kepandaian
anak yang datangnya dari lingkungan luar anak.
b. Tujuan
Untuk tingkat perkembangan yang sebaik-baiknya (optimal)
sesuai dengan kemampuan yang sudah dibawa sejak lahir.
c. Bertahap dan berkelanjutan mencakup keempat macam
kemampuan perkembangan
d. Dimulai dari kemampuan perkembangan yang telah dipunyai
yakni kemampuan yang harusnya dicapai.
e. Wajar, santai, menyenangkan, bervariasi, dan sambil bermain.
f. Anak harus diberi pujian atas keberhasilannya
g. Bila perlu alat bantu yang tidak berbahaya (Yuni Sulyanti,
2009).
Contoh stimulasi

Umur Cara Pemeriksaan Syarat Lulus

3-6 bulan Memegang benda yang kuat Letakan mainan kecilyang


(kemampuan gerak halus) berbunyi atau yang berwarna
cerah ditangan bayi . setelah
bayi menggenggan mainan
tersebut, tarik pelan-pelan untuk
melatih bayi memegang benda
kuat.
9-12 Bermain bola (kemampuan Ajak bayi bermain bola kearah
bulan gerak kasar). nya dan usahakan agar iya
menggelindingkan bola agar
memukul kembali kearah anda,
bola besar akan lebih muda
untuk digunakan bermain
pertama kali.
48-60 Belajar mengingat-ingat Memasukan sejumlah benda-
bulan (kemampuan bicara dan benda kesebuah kantong, minta
bahasa). anak memperhatikan ketika kita
mengambil 3-4 macam benda
kecil dari kantong dan letakan
diatas meja, dan minta anak
menyebutkan satu persatu.

60-72 Menggambar orang Tunjukan kepada anak cara


bulan (Kemampuan bersosialisasi menggambar orang pada
dan kemandirian.) selembar kertas, jelaskan ketika
kita menggambar mata, hidung
bibir, tangan, kaki dan baju..

I. Skrining Dan Pengawasan Tumbuh Kembang


Pengawasan tumbuh kembang anak dilakukan secara continue dengan
pencatatan yang baik dimulai sejak dalam kandunaan terutama anak
balita.
a. Untuk pertumbuhan anak dengan mengukur tinggi badan, berat
badan menggunakan KMS.
b. Untuk perkembangan anak dengan menggunakan DDST
(Denver Development Screaning Test)
(Yuni Sulyanti, 2009).

Anda mungkin juga menyukai