Anda di halaman 1dari 104

No. Dokumen No.

Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/ 00 1/3
XIII/001

Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH :
AGUSTUS 2018 DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. Nurlaila Oktora

Asfiksia Neonaforum adalah kegagalan nafas secara spontan dan teratur


pada bayi baru lahir.

Prinsip dasar :

 Asfiksia merupakan penyebab kematian neonatal dab


kecacadan
 Asfiksia perinatal dapat terjadi selama antepartum,intra partum
PENGERTIAN maupun post partum
 Ditandai dengan :
- bayi tidak bernapas atau napas megap-megap
- denyut jantung <100x/menit
- kulit sianosis, pucat
- tonus otot menurun
 untuk diagnosis asfiksia tidak perlu menunggu nilai APGAR
 menangani asfiksia Neonatorum
TUJUAN  mengurangi angka kematian dan kecacadan pada neonatus
Ditetapkan pada semua bayi baru lahir dengan asfiksia
KEBIJAKAN
neonatorum
ASFIKSIA NEONATORUM

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 1/2
Kab. Bungo. 37211
XIII/001
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
PROSEDUR 1. Lakukan langkah Resusitasi (lihat bagan resusitasi)
2. Kolaborasi dokter dalam pemberian terapi medikamentosa
3. Beri oksigen bila perlu atau bayi masih sianosis saturasi
oksigen yang ditunjukkan oleh oksimetri belum mencapai
target sesuai usia bayi. Kurangi sampai batas terendah secara
bertahap.
4. Perawatan dan pemantauan pasca resusitasi :
- Bayi dirawat di ruang perinatologi bukan dirawat gabung,
untuk pemantauan keadaan pasca asfiksia
- Pantau keadaan umum bayi, frekuensi jantung, frekuensi
dan irama nafas, saturasi oksigen dengan alat oksimetri,
tangis bayi, kesadaran, produksi urin dan suhu bayi
- Jaga kehangatan bayi, masukkan bayi pasca resusitasi di
incubator atau cuvis sesuai berat badan dan masa gestasi
bayi.
- Periksa kadar gula 4 jam pasca resusitasi
- Perhatian khusus diberikan pada waktu malam hari
5. Mencatat tindakan resusitasi
-
Kondisi bayi saat lahir
-
Tahapan resusitasi yang telah dilakukan
-
Waktu antara lahir dengan memulai pernapasan
-
Pengamatan klinis selama dan sesudah tindakan resusitasi
-
Hasil tindakan resusitasi
-
Bila resusitasi gagal, apa kemungkinan penyebab
kegagalan
Nama-nama tenaga kesehatan yang melakukan tindakan
resusitasi
6. Yakinkan bayi mampu minum dan mempunyai refleks hisap
dan telan setelah keadaan bayi stabil tanpa oksigen dengan
pemberian ASI dan menetek pada ibu
7. Bila bayi fidak dapat langsung menetek dan masih memakai
oksigen berikan ASI perah dengan pipa lambung
ASFIKSIA NEONATORUM

No. Dokumen
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih. 00 1/3
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
XIII/001
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
8. Bila bayi tidak dapat menerima asupan dengan pipa lambung
sekaligus, pasang jalur infus dan beri cairan infus D10% sesuai
dosis rumatan
9. Konseling pada keluarga
- Bila resusitasi berhasil : beritahu ibu dan keluarga tentang
keadaan bayi, serta ditundanya untuk dilakukan IMD dan
rawat gabung
- Bila resusitasi gagal : beri dukungan emosional pada keluarga
terutama orangtua bayi
UNIT TERKAIT R. VK, Perinatologi, IGD, OK
MANAJEMEN BBLR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIA-MOE/SPO/ 00 1/6
XIII/002
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH :
AGUSTUS 2018 DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR
dr. Nurlaila Oktora
OPERASIONAL

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat
kurang dari 2500 gram, tanpa memandang masa gestasi.
 Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 24 jam
setelah lahir
Pemeriksaan fisik
 Berat lahir kurang dari 2500 gram
- Untuk BBLR kurang bulan
Tanda Prematuritas:
- Tulang rawan telinga belum terbentuk
- Masih terdapat lanugo
PENGERTIAN - Reflek-reflek masih lemah
- Alat kelamin pada perempuan lalium mayus belum
menutup labium minus, pada laki-laki belum terjadi
penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum
terbentuk)
- Untuk BBLR kecil untuk masa kehamilan
Tanda janin tumbuh lambat:
- Tidak dijumpai tanda prematuritas
- Kulit keriput
- Kuku lebih panjang
MANAJEMEN BBLR

No. Dokumen
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih. 00 2/6
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
XIII/002
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
1. Mengurangi kematian pada BBLR
TUJUAN 2. Mencegah komplikasi atau efek lanjutan pada BBLR
Penanganan secara tepat pada BBRL
KEBIJAKAN 1. Semua bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500
gram
2. Semua perawat,bidan,Sp A maupun Sp OG untuk melakukan
manajemen BBLR
PROSEDUR 1. Medikamentosa :
Pemberian vitamin K1 : injeksi 1 mg/IM sekali pemberian
2. Mempertahankan suhu ketat
- Keringkan badan bayi segera setelah lahir
- Kain yang basah secepatnya diganti dengan yang kering
dan hangat
- Gunakan salah satu cara menghangatkan dan
mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti kontak kulit
dengan kulit, KMC, Infant warmer, incubat atau ruangan
hangat ( sesuai tabel 1 yang terlampir)
Table 1. Cara menghangatkan bayi
Cara Petunjuk Penggunaan
Kontak kulit - Untuk semua bayi
- Untuk menghangatkan bayi dalam waktu singkat,
atau menghangatkan bayi hipotermi ( 32-36,4oC)
apabila cara lain tidak mungkin dilakukan
- Untuk menstabilkan bayi dengan berat badan <
2500g, terutama direkomendasikan untuk perawatan
berkelanjutan bayi dengan berat badan <1800g
- Tidak untuk bayi sakit berat( sepsis, gangguan napas
berat )
- Tidak untuk ibu yang menderita penyakit berat yang
tidak dapat merawat bayinya
MANAJEMEN BBLR

No. Dokumen
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih. 00 3/6
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
XIII/002
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
Cara Petunjuk Penggunaan
Infant warmer - Untuk bayi sakit atau bayi dengan berat 1500g atau
lebih
- Untuk pemeriksaan awal bayi, selama dilakukan
tindakan, atau menghangatkan kembali bayi hipotermi
Incubator - Penghangatan berkelanjutan bayi dengan berat < 1500g
yang tidak dapat dilakukan KMC
Heat Shield - Plastic yang digunakan untuk menyelimuti tubuh bayi
premature dengan berat <1000g, selama dilakukan
tindakan untuk mengurangi evaporasi
Head - Digunakan pada mayoritas bayi karena kepala bayi
Coverings(topi) merupakan permukaan tubuh yang paling luas
kehilangan panas
Ruangan hangat - Untuk merawat bayi dengan berat > 2500g yang tidak
memerlukan tindakan diagnostic atau prosedur
pengobatan
- Tidah untuk bayi sakit berat ( sepsis, gangguan napas
berat )
- Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan
dingin
- Ukur suhu tubuh sesuai jadwal pada tabel 2
- Table 2. Pengukuran Suhu Tubuh
Bayi Bayi Bayi sangat
Keadaan bayi Bayi keadaan baik
sakit kecil kecil
Frekuensi Tiap 2 Tiap 12
Tiap 6 jam Sekali sehari
pengukuran jam jam
MANAJEMEN BBLR

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 4/6
Kab. Bungo. 37211
XIII/002
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
3. Jaga potensi jalan napas
- Bebaskan jalan napas dengan menjaga bersihan jalan nafas
- Beri oksigen dengan nasal/binasal kanul 0,5-1ltr/mnt
4. Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital bayi seperti
pernapasan , denyut jantung, warna kulit dan aktifitas, serta
saturasi oksigen
5. Mencegah infeksi dengan ketat
- Prinsip pencegahan infeksi nosokomial dengan mencuci
tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
- Pemberian Antibiotika
6. Pengawasan nutrisi / ASI( lihat PROTAP PEMBERIAN
NUTRISI PADA BBLR)
6.1 Bayi sehat
 Reflek hisap dan telan baik, biarkan menyusu ke ibunya
setiap 2jam karena mudah letih dan malas minum pantau
pemberian minum
 Reflek hisap dan telan kurang, tambahkan ASI dengan
pipet atau sonde
6.2 Bayi sakit
 Bayi dengan gangguan nafas, kejang dan ganguan minum
pasang IV line :
- Hanya berikan cairan IV (D10%) selama 24 jam
 Mulai berikan minum peroral pada hari ke 2 atau segera
setelah bayi stabil. Anjurkan pemberikan ASI apabila ibu
ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda siap menyusu
MANAJEMEN BBLR

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 5/6
Kab. Bungo. 37211
XIII/002
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com

 Apabila masih sakit (gangguan nafas,kejang) berikan ASI


peras melalui pipa lambung
 Berikan 8 kali dalam 24 jam, bila masih tampak lapar
berikan tambahan ASI
 Biarkan bayi menyusu tanpa batuk atau tersedak
7. Pantau perkembangan kondisi bayi dan tanda tanda bahaya
selama menyusu seperti malas menghisap/tidak dapat menelan
langsung/sesak/biru/hipotermia berat hentikan pemberian
minum, oksigenasi,motivasi keluarga
8. Pemantauan
8.1 Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah 7
hari (dengan kenaikan berat badan 20-30gram/hari)
8.2 Tanda kecukupan pemberian ASI
 Kencing minimal 6 kali dalam 24 jam
 Bayi tidur terlelap
 Peningkatan BB setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram
setiap hari
9. Periksa pengeluaran ASI
10. Beri dukungan emosional kepada ibu dan anggota keluarga
lainnya
11. Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan,
biarkan ia berkunjung setiap jam kunjung atau jam meneteki

MANAJEMEN BBLR
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 6/6
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/002
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
UNIT TERKAIT Instalasi maternal-perinatal
SEPSIS NEONATORUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIA-MOE/SPO/ 00 1/3
XIII/003
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT DIREKTUR
STANDAR AGUSTUS JUNI
PROSEDUR 2018
OPERASIONAL

dr. Nurlaila Oktora


Sepsis Neonatal adalah sindroma klinis dari penyakit sstemik akibat
infeksi selama satu bulan pertama kehidupan.
Penyebabnya : bakteri, virus, jamur, dan protozoa
Faktor Resiko
Risiko Mayor Risiko Minor
1. Ketuban pecah > 24 jam 1. Ketuban pecah > 12 jam
2. Ibu demam saat intrapartum 2. Ibu demam saat intrapartum >
suhu> 38oC 37,5oC
3. Korioamnionitis 3. Nilai APGAR Score rendah
PENGERTIAN 4. Denyut jantung janin menetap pada menit ke-1 < 5, dan menit
160 x/menit ke-5 <7
5. Ketuban berbau 4. Bayi berat lahir sangat rendah
(BBLSR) < 1500gram
5. Usia kehamilan < 37 minggu
6. Kehamilan ganda
7. Keputihan pada ibu
8. Ibu dengan infeksi saluran
kemih
SEPSIS NEONATORUM

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 2/4
Kab. Bungo. 37211
XIII/003
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
Pemeriksaan fisis
1. Keadaan umum
1.1 suhu tubuh tidak stabil
1.2 letargi atau lunglai, mengantuk atau aktivitas kurang
1.3 malas minum sebelumnya minum dengan baik
1.4 iritabel atau rewel
1.5 kondisi memburuk secara cepat dan dramatis
2. Gastrointestinal
2.1 muntah, diare, perut kembung, hepatomegali
2.2 tanda mulai muncul pada hari ke empat
3. Kulit
3.1 perfusi kulit berkurang, sianosis, pucat, ptekie, ruam,
sklerem,ikterik
4. Kardiopulmonal
4.1 takipnu, distres respirasi ( merintih, retraksi)takikardi, hipotensi
5. Neurologis
iritabilitas, penurunan kesadaran, kejang, penurunan kesadaran,
kejang, ubun – ubun membonjol, kaku kuduk sesuai dengan
meningitis
6. pemeriksaan penunjang
leukositosis/leukopeni trombositopeni
TUJUAN Menurunkan angka mortalitas dan morbiditas bayi dengan sepsis
neonatorum

KEBIJAKAN Menangani kasus sepsis neonatorum secara holistic berdasar ilmu


kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine)
SEPSIS NEONATORUM

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 3/4
Kab. Bungo. 37211
XIII/003
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
Pasang jalur IV dan berikan cairan IV dengan dosis rumatan
2. Jangan memberi minum bayi selama 12 jam pertama
3. Ambil sampel darah dan kirim ke laboratorium untuk pemeriksaan
darah rutin (termasuk rasio batang: segemen), gula darah, elektrolit
serta kultur dan sensitivitas.( bila fasilitas tersedia)
4. Bila bayi kejang, opistotonus, atau ubun-ubun besar membonjol :
4.1 Lakukan pungsi limbal segera sesudah pengambilan darah( bila
fasilitas tersedia) untuk mengetahui jumlah sel, pengecatan Gram,
kultur dan sensivititas.
4.2 Mulai manajemen untuk meningitis.
5. Bila kadar haemoglobin kurang 12 g/dl (hematokrit kurang dari
36%), beri transfusi darah.
6. Bila bayi tidak menderita meningitis, beri antibiotic lini 1, sesuai
dengan pedoman yang ada. Tunggu hasil laboratorium seperti darah
PROSEDUR lengkap dan nilai kondisi bayi secara ketat tiap hari untuk melihat
perkembangannya.
7. menjaga patensi jalan napas dan pemberian oksigen untuk mencegah
hipoksia
8. beri nutrisi secara bertahap bila keadaan umum bayi mulai stabil
9. Setelah selesai pengobatan antibiotika, amati bayi selama 24 jam
berikutnya:
9.1 Bila bayi tetap baik selama pengamatan 24 jam dan minum
dengan baik serta tidak dijumpai masalah lain yang memerlukan
perawatan di rumah sakit, maka bayi dapat dipulangkan. Bila
dijumpai lagi tanda infeksi, maka ulangi lagi manajemen
infeksi/sepsis
SMF Ilmu Kesehatan Anak
UNIT TERKAIT Instalasi Maternal-Perinatal
ANEMIA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIA-MOE/SPO/ 00 1/3
XIII/004
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT RSIA MOELIA
AGUSTUS 2018 DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Nurlaila Oktora

Anemia adalah kadar haemoglobin atau hematokrit di bawah


PENGERTIAN
normal.
1. Mencegah terjadinya anemia
TUJUAN 2. Menangani anemia

Anemia merupakan kasus yang harus segera ditangani


KEBIJAKAN
Anemia karena pendarahan yang sedang berlangsung atau riwayat
pendarahan.
1. Hentikan pendarahan
2. Berikan cairan infuse dengan 20 ml/kg selama satu jam pertama
3. Berikan K1 1 mg IM sekali, pada saat masuk tanpa memandang
PROSEDUR apakah bayi telah diberi Vitamin K1 pada saat lahir atau tidak.
4. Bila ada tanda syok (pucat, akral teraba dingin, denyut jantung lebih
dari 180 x/menit, kesadaran menurun) berikan infuse NaCL 0,9%
dan riager taktat dengan dosis 10 ml/kgbb diberikan selama 10 menit
dan
ANEMIA

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 2/3
Kab. Bungo. 37211
XIII/004
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
dapat diulang sekali lagi sesudah 20 menit tanda syok masih
berlanjut, berikan transfuse darah segera menggunakan golongan
darah O, Rhesus negatif.
5. Ambil sampel darah pemeriksaan haemoglobin dan hemtokrit serta
golongan darah dan reaksi silang bila belum dikerjakan. Bila
haemoglobin kurang dari 12 g/dl (hematokrit kurang dari 26%),
berikan transfuse darah.
6. Periksa tanda vital, bila bayi sudah stabil, selanjutnya berikan cairan
sesuai kebutuhan harian.
Pucat dengan riwayat pendarahan atau tanpa pendarahan.
1. Bila ada pucat disertai gejala syok (pucat, akral teraba dingin, denyut
jantung lebih dari 180 x/menit, kesadaran menurun) naikkan tetesan
infuse menjadi 20 ml/kg dalam 1 jam.
2. Apabila belum terpasang infus, segera lakukan infuse dengan dosis
20 ml/kg dalam 1 jam.
3. Bila haemoglobin kurang dari 12g/dl atau hematokrit kurang
dari 26% beri transfusi darah
SMP Ilmu Kesehatan Anak
UNIT TERKAIT Instalasi Maternal-Perinatal
Unit BDRS
BAYI IBU DIABETES MELLITUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIA-MOE/SPO/ 00 1/2
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 XIII/005
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT DIREKTUR
STANDAR
AGUSTUS 2018
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Nurlaila Oktora

PENGERTIAN Bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita Diabetes Melitus (DM).
Mengelola bayi yang dilahirkan dari ibu penderita DM
TUJUAN
KEBIJAKAN Dilakukan pada semua bayi baru lahir yang ibu menderita DM.

1. Pada bayi berumur kurang 3 hari, amati tanda-tanda hipoglikemia


sampai umur 3 hari.
2. Periksa kadar glucose darah pada umur tiga jam untuk bayi lahir
dalam.
3. Periksa kadar glukosa darah pada saat masuk kamar bayi untuk bayi
lahir luar.
4. Periksa kadar glucose darah lagi tiga jam setelah pemeriksaan
PROSEDUR pertama.
5. Pemeriksaan kadar glucose darah selanjutnya setiap 6 jam selama 24
jam atau sampai kadar glucose dalam batas normal dalam 2 kali
pemeriksaan berturut-turut.
6. Bila kadar glukosa ≤ 45 mg/dL atau bayi menunjukkan tanda
hipoglikemi (tremor atau letargi), tangani untuk hipoglikemi (lihat
Hipoglikemi).
BAYI IBU DIABETES MELLITUS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 2/2
Kel. Pasir Putih. XIII/005
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
7. Bila dalam pengamatan tidak ada tanda hipoglikemi atau masalah lain,
bayi dapat minum dengan baik, pulangkan bayi pada hari ke-3.
8. Bila bayi berumur 3 hari atau lebih dan tidak menunjukkan tanda-
tanda penyakit, bayi tidak perlu pengamatan.
9. Bila bayi dapat minum baik dan tidak ada masalah lain yang
memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan.
10. Anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan lebih sering paling
tidak 8 kali sehari, siang dan malam.
SMF Ilmu Kesehatan Anak
UNIT TERKAIT Instalasi Maternal-Perinatal
Instalasi Patologi Klinik
BAYI IBU HBsAG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIA-MOE/SPO/ 00 1/2
XIII/006
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT DIREKTUR
STANDAR AGUSTUS JUNI
PROSEDUR 2018
OPERASIONAL

dr. Nurlaila Oktora


Bayi yang dilajirkan dari ibu yang hasil pemeriksaan darahnya HbsAg
PENGERTIAN positif.
Mengelola bayi yang dilahirkan dari ibu yang hasil pemeriksaan
TUJUAN darahnya HbsAg positif.
Dilakukan pada semua bayi yang dilahirkan dari ibu yang hasil
KEBIJAKAN
pemeriksaan darahnya HbsAg positif.
Berikan dosis awal Vaksin Hepatitis B (VHB) 0,5 ml IM segera
setelah lahir (sebaiknya 12 jam sesudah lahir) dilanjutkan dosis
ke-2 dan ke-3 sesuai dengan jadwal imunisasi hepatitis.
2. Apabila orang tua bersedia membel Imunoglobulin Hepatitis B,
PROSEDUR
berikan Imunoglobulin Hepatitis B 200 IU (0,5 ml) IM
disuntikan pada paha sisi yang lainnya, dalam waktu 24 jam
setelah lahir atau paling lambat 48 jam setelah lahir.
3. Yakinkan ibu untuk tetapi menyusui bayinya

BAYI IBU HBsAG


No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 2/2
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/006
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
SMF Ilmu Kesehatan Anak
UNIT TERKAIT Instalasi Material-Perinatal

INFEKSI TALI PUSAT


No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/ 00 1/2
XIII/007

Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT DIREKTUR
STANDAR AGUSTUS 2018
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Nurlaila Oktora


Infeksi tali pusat adalah infeksi pada tali pusat atau jaringan kulit di
PENGERTIAN sekitar tali pusat
Menangani bayi dengan infeksi tali pusat
TUJUAN
Diterapkan pada semua bayi yang mengalami infeksi tali pusat
KEBIJAKAN
Infeksi Tali Pusat Lokal Atau Terbatas
1. Bersihkan tali pusat menggunakan larutan anti septik (iodium
povidon 2,5%) dengan kain kasa yang bersih.
2. Olesi tali pusat dan daerah sekitarnya dengan larutan antiseptik
(iodium povidon 2,5%) delapan kali sehari sampai tidak nanah lagi
pada tali pusat.
PROSEDUR 3. Anjurkan ibu melakukan ini kapan saja bila memungkinkan.
Infeksi Tali Pusat Berat Atau Meluas
1. Ambil sampel darah dan kirim ke laboratorium untuk pemeriksaan
kultur dan sensitivitas.
2. Berikan kloksasilin peroral sesuai selama 5 hari
3. Cari tanda-tanda sepsis. Bila ada, tangani pasien sesuai Protop Sepsi
Neonatorum.
INFEKSI TALI PUSAT

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 2/2
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/007
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
Lakukan perawatan umum seperti dijelaskan untuk infeksi tali pusat
local atau terbatas.
UNIT TERKAIT SMF Ilmu Kesehatan Anak
Instalasi Maternal-Perinatal
MUNTAH DAN/ATAU DISTENSI ABDOMEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIA-MOE/SPO/ 00 1/3
XIII/008
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT DIREKTUR
STANDAR AGUSTUS 2018
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Nurlaila Oktora


1. Muntah adalah pengeluaran isi lambung yang bukan regurgitasi
2. Distensi Abdomen adalah bertambahnya lingkar perut, sehingga
PENGERTIAN
dinding perut lebih tinggi daripada dinding dada.
1. Mengelola bayi dengan muntah
TUJUAN 2. Mengelola bayi dengan distensi abdomen
Dilakukan pada semua bayi dengan muntah dan/atau distensi abdome.
KEBIJAKAN
1. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan dan dapatkan informasi
tambahan sebagai berikut untuk menentukan kemungkinan diagnosis
2. Pada anamnesis tanyakan hal-hal berikut ini:
- Apakah muntah terjadi sejak pertama kali minum atau
PROSEDUR beberapa saat kemudian?
- Tenggang waktu antara pemberian minum dan muntah.
- Macam muntahan (berbuih, berwarna hijau atau bercampur
darah)
- Apakah mekonium sudah keluar?

MUNTAH DAN/ATAU DISTENSI ABDOMEN


No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 2/3
Kel. Pasir Putih. XIII/008
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
- Apakah puting susu ibu lecet?
- Riwayat persalinan, kelahiran dan jumlah air ketuban
- Riwayat perdarahan ante partum;
- Jika didapatkan darah dalam cairan lambung, tanyakan apakah
sudah mendapat vitamin K1 dan adakah perdarahan di bagian
tubuh lainnya?
3. Pada pemeriksaan fisik cari tanda-tanda berikut ini:
- Distensi abdomen dan nyeri tekan (bayi menangis ketika
abdomennya ditekan dengan lembut)
- Anus maperforate.
- Hipersalivasi
4. Manajemen Umum
- Pasang pipa lambung
- Jika pipa lambung tidak bisa masuk, dan bayi tersedak dan
muntah segera setelah menelan pipa; bayi kemungkinan
mengalami atresia esofagus atau fistula trakheo-esofageal yang
membutuhkan tindakan bedah segera. Konsultasikan segera ke
SMF Bedah.
- Jika pipa lambung bisa masuk, pastikan bahwa pipa tersebut
berada di dalam lambung dan isaplah cairan isi lambung,
kemudian biarkan ujung pipa terbuka
- Jika tampak sakit berat (misalnya layuh, letargi) atau berat lahir
< 2500 gram atau umur kehamilan < 37 minggu, pasang jalur
intervena dan berikan cairan dosis rumatan.
5. Penyebab muntah yang belum diketahui

MUNTAH DAN/ATAU DISTENSI ABDOMEN


No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 3/3
Kel. Pasir Putih. XIII/008
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
- Pasang jalur intervena beri cairan dosis rumatan
- Jangan berikan apapun melalui mulut selama 12 jam.
- Jika bayi tidak memiliki tanda lain kecuali muntah setelah
periode 12 jam.
 Pasang pipa lambung dan beri ASI peras selama 24 jam
UNIT TERKAIT SMF Ilmu Kesehatan Anak
Instalasi Maternal-Perinatal
PERDARAHAN PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIA-MOE/SPO/ 00 1/4
XIII/009
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT DIREKTUR
STANDAR AGUSTUS 2018
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Nurlaila Oktora


Bayi dengan kondisi perdarahan atau dengan tanda pucat yang
terjadi baik saat lahir atau sesudahnya, dengan atau tanpa gejala
PENGERTIAN
perdarahan internal atau eksternal.
Mengatasi keadaan yang ditimbulkan akibat perdarahan.
TUJUAN
KEBIJAKAN Diterapkan pada semua kasus perdarahan pada neonatus.

Perdarahan yang tampak atau riwayat perdarahan


1. Hentikan perdarahan
2. Beri vitamin K1 1 mg IM sekali, tanpa memandang apakah
bayi telah diberi pada saat lahir.
PROSEDUR 3. Bila ada tanda syok beri infus NaCl 0,9% dan Ringer laktat
dengan dosis 10 mL/kgbb selama 10 menit dan dapat diulangi
setelah 20 menit bila tanda syok masih berlanjut, beri transfusi
darah segera menggunakan darah golongan O rhesus negatif
PERDARAHAN PADA NEONATUS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 2/4
Kab. Bungo. 37211
XIII/009
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan hemoglobin dan
hematokrit serta golongan darah dan reaksi silang bila belum
dikerjakan. Bila hemoglobin kurang dari 12 g/dL beri transfusi
darah.
5. Bila syok belum teratasi, beri oksigen dan infus Ringer Laktat
atau NaCl 0,9% dengan tetesan 10 ml/kg dalam 10 menit, bila
tidak ada perbaikan dapat diulang sekali lagi.

Pucat dengan riwayat perdarahan atau tanpa perdarahan


1. Bila ada pucat disertai syok, naikkan tetesan infus menjadi 20
ml/kgbb dalam 1 jam.
2. Periksa tanda sepsis. Bila ada tanda sepsis, berikan antibiotik
(Lihat Protap Sepsis Neonatorum)
3. Periksa kadar glukose darah. Bila kadar gula darah kurang 45
mg/dL tangani untuk hipoglikemia. (Lihat Protap
Hipoglikemia).
4. Ambil sampel darah dan periksa hemoglobin. Bila hemoglobin
kurang dari 12 g/dL beri transfusi darah.
5. Periksa tanda sepsis. Bila ada tanda sepsis, berikan antibiotik
(Lihat Protap Sepsis Neonatorum)
6. Periksa kadar glukose darah. Bila kadar gula darah kurang 45
mg/dL tangani untuk hipoglikemia. (Lihat Protap
Hipoglikemia).
7. Ambil sampel darah dan periksa hemoglobin. Bila
hemoglobin
PERDARAHAN PADA NEONATUS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 3/4
Kab. Bungo. 37211
XIII/009
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
kurang dari 12 g/dL beri transfusi darah.
Manajemen Spesifik
Kondisi perdarahan pada bayi baru lahir
1. Bila perdarahan tidak berhenti dalam tiga jam, tangani sebagai
kasus
Sepsis Neonatorum (Lihat Protap Sepsis Neonatorum)
2. Ambil sampel darah dan periksa hemoglobin.hematokni tiap
hari.
3. Bila hemoglobin kurang dari 10 g/dL beri transfusi darah
Kongulopati
1. Tangani sebagai kasus Sepsis.
2. Bila hemoglobin kurang dari 10 g/dL, beri transfusi darah.
Kehilangan darah akibat masalah obstetrik
1. Ambil sampel darah setiap hari dan periksa kadar Hb sekali
sehari.
2. Bila hemoglobin < 10 g/dL beri transfusi darah.
3. Bila hemoglobin antara 10-13 g/dL : beri transfusi darah bila
ada tanda syok, dan bila tidak ada tanda syok ulangi
pemeriksaan hemoglobin setiap tiga hari dan beri transfusi
darah bila kapan saja hemoglobin < 10 g/dL.
Pucat tidak diketahui penyebabnya atau anemia pada bayi sakit
atau bayi kecil
1. Bila hemoglobin <8 g/dL, beri tansfusi darah
2. Bila kondisi stabil, periksa hemoglobin tiap minggu selama
bayi masih dirawat di rumah sakit. Bila kapan saja hemoglobin < 8
g/dL beri transfusi darah
PERDARAHAN PADA NEONATUS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 4/4
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/009
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
SMF Ilmu Kesehatan Anak
UNIT TERKAIT Instalasi Maternal-Perinatal
Unit Transfusi Darah PMI
POTENSIAL TERINFEKSI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIA-MOE/SPO/ 00 1/4
XIII/010
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT DIREKTUR
STANDAR AGUSTUS 2018
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Nurlaila Oktora


Bayi baru lahir dari ibu yang mengalami infeksi intrauterin,
demam yang dicurigai infeksi berat selama proses persalinan atau
PENGERTIAN
ketuban pecah lebih 18 jam sebelum persalinan (KPD)
Melakukan tindakan pencegahan sepsis pada bayi yang tampak
TUJUAN sehat pada saat lahir
Semua kasus bayi dengan potensial terinfeksi merupakan kasus
KEBIJAKAN yang harus segera ditangani mengingat kemungkinan terjadinya
sepsis pada bayi yang tampak sehat pada saat lahir.
UMUM
- Bila bayi berumur lebih 3 hari (tanpa melihat umur
kehamilan), tidak perlu penanganan.
- Beritahu ibu tentang tanda tanda sepsis dan nasehati ibu
PROSEDUR
untuk membawa bayinya jika salah satu tanda sepsis
muncul
- Bila bayi berumur 3 hari atau kurang, amati bayi untuk
gejala/tanda sepsis.

POTENSIAL TERINFEKSI
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 2/4
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/010
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
- Bila ada gejala/tanda sepsis, ambil sampel darah bayi, dan
kirim ke Laboratorium untuk pemeriksaan kultur dan tes
sensitivitas.
- Kelola bayi sesuai Protap Sepsis.
2. Bayi dengan umur kehamilan 35 minggu atau lebih, atau berat
lahir 2000 gram atau lebih.
a. Infeksi intrauterin, atau ibu demam, dengan/tanpa KPD
 Ambil sampel darah, beri antibiotika seperti pemberian
untuk kemungkinan besar sepsis
 Bila hasil kultur negatif, dan bayi tidak menunjukkan
tanda-tanda sepsis hentikan antiobiotika
 Bila hasil kultur positif atau kapan saja timbul tanda-
tanda sepsis, obati sebagai kemungkinan besar sepsis
 Bila kultur tidak dapat dilakukan, dan bayi tidak
menunjukkan tanda sepsis hentikan antibiotik setelah 5
hari
 Amati bayi selama 24 jam setelah antibiotika dihentikan
- Bila bayi dalam keadaan baik, dan tidak ada tanda
yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi
dapat dipulangkan.
- Beritahu ibu tentang tanda-tanda sepsis dan nasehati
ibu untuk membawa bayinya jika salah satu tanda
sepsis muncul

POTENSIAL TERINFEKSI
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 3/4
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/010
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
b. KPD tanpa infeksi intrauterin atau demam yang dicurigai
infeksi
 Tidak perlu antibiotik
 Amati tanda sepsis setiap 4 jam selama 48 jam.
Bila hasil kultur negatif, dan bayi tidak menunjukkan
tanda-tanda sepsis setelah 48 jam, dan tidak ada gejala
yang memerlukan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan
c. Beritahu ibu tentang tanda-tanda sepsis dan nasehati ibu
untuk membawa bayinya jika salah satu tanda sepsis
muncul
 Bila hasil kultur positif atau kapan saja timbul tanda-
tanda sepsis, obati sebagai kemungkinan besar sepsis.
 Bila kultur darah tidak diperiksa, amati bayi selama 3
hari lagi. Bila bayi dalam keadaan baik, bayi dapat
dipulangkan
3. Bayi dengan umur kehamilan kurang dari 35 minggu, atau
berat lahir kurang dari 2000 gram.
 KPD, infeksi intrauterin, atau demam curiga infeksi
a. Ambil sampel darah, beri antibiotika seperti pemberian
untuk kemungkinan besar sepsis.
b. Bila kultur darah negatif dan bayi tidak ada tanda-tanda
sepsis
- Bila ada KPD tanpa infeksi intrauterine atau demam,
hentikan antibiotika setelah 3 hari.
POTENSIAL TERINFEKSI

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 4/4
Kab. Bungo. 37211
XIII/010
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
- Bila ibu menderita infeksi intrauterin atau demam,
hentikan antibiotika setelah 5 hari.
c. Bila hasil kultur positif atau kapan saja timbul tanda-tanda
sepsis, obati sebagai kemungkinan besar sepsis.
d. Bila kultur tidak dapat dilakukan, dan bayi tidak
menunjukkan
UNIT TERKAIT Instalasi Maternal Perinatal

TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN


TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 2/2
Kab. Bungo. 37211
XIII/011
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
1. Oksigenasi :
- Berikan oksigenasi sesuai kondisi bayi (lihat Protap Terapi
Oksigen)
- Amati respirasi bayi tiap 2 jam selama 6 jam berikutnya.
- Bila dalam pengamatan gangguan napas memburuk tangani
sebagai gangguan napas sedang atau berat.
- Hentikan pemberian oksigen secara bertahap bila ada
perbaikan gangguan napas. Hentikan pemberian oksigen jika
frekuensi napas antara 30 – 60 kali / menit.
2. Pemberian makanan
- Diterapkan pada semua keadaan pendarahan intrakranial.
Jangan berikan apapun melalui radat, jika respirasi > 60
kali/menit, pasang pipa lambung
- Pasang jalur intravena dan berikan cairan dosis rumatan jika
bayi tidak dapat mainan lewat enteral.
- Jaga bayi agar tetap hangat.
SMF Ilmu Kesehatan Anak
UNIT TERKAITF Instalasi Maternal-Perinatal
SMF Bedah
APNEA PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIA-MOE/SPO/ 00 1/2
XIII/012
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT DIREKTUR
STANDAR AGUSTUS 2018
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Nurlaila Oktora


Apnea adalah henti napas selama 20 detik atau lebih, atau sebagai
satu episode singkat dengan disertai bradikarida (denyut jantung <
PENGERTIAN
80 kali/menit), sianosis sentral atau pucat.
1. Memberikan bantuan napas dna rangsang taktil setiap neonatus
yang mengalami apnea.
TUJUAN
2. Memberikan pengobatan untuk merangsang pusat napas.
Setiap kasus apne pada neonatus ditanagni oleh petugas yang
KEBIJAKAN
terampil berdasar ilmu kedokteran berbasis bukti
1. Rangsang taktil
2. Jika tidak ada respon, lakukan VTP dengan oksigen 40%
3. Bila gagal gunakan CPAP
PROSEDUR 4. Jaga saluran napas bagian atas
5. Pemeriksaan penunjang untuk mencari penyebab apnu
6. Terapi tergantung penyebab apnu
7. Terapi untuk kelahiran kurang bulan berikan :
APNEA PADA NEONATUS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 2/2
Kab. Bungo. 37211
XIII/012
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
- Aminofillin 6 mg/kgBB selanjutnya 2 mg/kg/8 jam
8. Apnu berulang bayi dipuasakan
9. Bila gagal rujuk bayi ke NICU ( bila fasilitas tersedia)
9. Pantau ketat vital sign minimal umur 1 minggu atau 5 hari
setelah serangan apnu berakhir

SMF Ilmu Kesehatan Anak


UNIT TERKAIT
Instalasi Maternal-Perinatal
FOTOTERAPI (TERAPI SINAR)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIA-MOE/SPO/ 00 1/5
XIII/013
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT DIREKTUR
STANDAR
AGUSTUS 2018
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Nurlaila Oktora
Fototerapi (terapi sinar) adalah terapi menggunakan sinar
fluorosean dengan panjang gelombang tertentu dan waktu tertentu
PENGERTIAN
yang dimaksud untuk menurunkan kadar Bilirubin.
Menurunkan kadar bilirubin indirek sampai pada kadar yang tidak
TUJUAN memerlukan fototerapi lagi
Melakukan fototerapi pada semua bayi dengan ikterus neonatorum
KEBIJAKAN
dan kadar bilirubin indirek lebih tinggi dari batas tertentu.
Persiapan alat fototerapi :
1. Pastikan penutup atau pelindung pada posisi yang tepat hal ini
untuk mencegah agar bayi tidak terluka bila tiba-tiba lampu
pecah, serta melindungi dari bahaya sinar ultraviolet.
2. Hangatkan ruangan dimana unit itu berada sehingga suhu di
PROSEDUR
bawah lampu 280C – 300C
3. Nyalakan tombol unit dan periksa apakah seluruh lampu
fluoresean menyala dengan baik.
4. Ganti lampu fluoresens bila terbakar atau mulai berkedip-kedip
FOTOTERAPI (TERAPI SINAR)

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih. 00 2/5
Kec.Rimbo Tengah. XIII/013
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
Catat tanggal kapan lampu mulai dipasang dan pastikan diurasi total
penggunaan lampu
6. Ganti lampu setiap 1000 jam atau setelah penggunaan 3 bulan,
walaupun lampu masih menyala
7. Gunakan kain dan boks bayi, atau incubator dan letakkan tirai
putih mengelilingi area sekeliling unit tersebut berada untuk
memantulkan kembali sinar sebanyak mungkin ke arah bayi
Cara melakukan fototerapi
1. Letakkan bayi di bawah lampu terapi sinar
a) Bila berat badan bayi 2000 gram atau lebih, letakkan bayi
dalam keadaan telanjang di boks bayi. Letakkan bayi yang
lebih kecil di inkubator.
b) Tutup mata bayi dengan penutup, pastikan penutup mata
idak menutupi lubang hidung. Jangan gunakan plester untuk
fiksasi penutup
2. Letakkan bayi sedekat mungkin dengan lampu sesuai dengan
petunjuk atau manual dan pabrik pembuat unit
3. Diusahakan permukaan tubuh seluas-luasnya terpapar sinar
4. Ubah posisi bayi tiap 3 jam
5. Pastikan bayi diberi minum :
a) Anjurkan ibu untuk memberi minum setiap diperlukan,
paling tidak setiap 3 jam.
b) Pindahkan bayi dari unit fototerapi selama diberi minum dan
lepaskan penutup mata

FOTOTERAPI (TERAPI SINAR)


No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 3/5
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/013
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
c) Tidak diperlukan untuk menambah atau mengganti ASI
dengan air, dekstrosa atau PASI
Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI peras dengan
menggunakan salah satu cara alternatip pemberian minum.
Naikkan volume pemberian ASI peras dalam sehari (10-15%
dari kebutuhan rumatan sehari, mungkin sampai 25%) atau
dengan menambah 25 ml/kg susu selama bayi di bawah lampu
terapi sinar. Jika masukan cairan tidak mencukupi, diberikan
cairan per infus.
6. Bila bayi menerima cairan IV, naikkan jumlah volume cairan
10% selama bayi di bawah lampu terapi sinar
8. .Bila bayi menerima cairan IV atau diberi minum melalui pipa
lambung, tidak perlu dipindahkan dari lampu terapi sinar.
9. Timbang bayi setiap hari dan awasi penurunan BB akibat
kehilangan air secara evaporasi atau diare, terutama pada bayi
prematur.
10.Feses bayi mungkin akan keluar dan berwarna kuning saat bayi
menerima terapi sinar. Kondisi ini tidak memerlukan terapi
khusus.
11.Hentikan fototerapi saat orang tua mengunjungi bayinya dan
membuka pelindung mata untuk memudahkan interaksi alami
antara orang tua dan bayi.

FOTOTERAPI (TERAPI SINAR)


No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 4/5
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/013
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
12. Lanjutkan pengobatan dan pemeriksaan lain:
a) Bayi dipindahkan dari unit terapi sinar hanya untuk prosedur
yang tidak dapat dilakukan selama di bawah lampu terapi
sinat.
b) Bila bayi menerima oksigen, matikan lampu saat memeriksa
bayi untuk mengetahui sianosis sentral.
13. Pantau suhu tubuh bayi dan suhu udara sekitar bayi setiap 3
jam. Untuk bayi dalam indikator, thermistor probe harus
dilindungi dari sinar.
14. Periksa kadar bilirubin serum tiap 12 jam :
Hentikan fototerapi ketika kadar bilirubin turun di bawah kadar
indikasi dilakukan fototerapi atau 15 mg/dl.
15. Bila kadar bilirubin serum mendekati nilai untuk dilakukan
transfusi tukar, lakukan transfusi tukar (lihat protap Transfusi
Tukar). Bila tersedia fasilitas untuk transfuse tukar.
16. Bila bayi kecil (berat lahir < 2500 gram dan umur kehamilan <
37 minggu) atau sepsis, hentikan fototerapi setelah 3 hari.
17. Bila ada Kecurigan Ikterus hemolitik atau ikterus ditemukan
pada hari pertama, hentikan fototerapi setelah 4 hari
SMF Ilmu Kesehatan Anak
UNIT TERKAIT
Instalasi Maternal-Perinatal
KEJANG PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIA-MOE/SPO/ 00 1/3
XIII/014
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT DIREKTUR
STANDAR
AGUSTUS 2018
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Nurlaila Oktora
Kejang pada neonatus adalah setiap gerakan yang tidak biasa pada bayi
baru lahir, berlangsung berulang-ulang dan periodic.
Pemeriksaan fisik :
1. kejang :
 gerakan abnormal pada waah, mata, mulut, lidah dan
ekstremitas
 ekstensi atau fleksi tonik ekstremitas, gerakan seperti
mengayuh sepeda, mata berkedip, berputar, juling.
PENGERTIAN  Tangisan melengking dengan nada tinggi, sukar berhenti.
 Perubahan status kesadaran, apnea, ikterus, ubun-ubun besar
membonjol, suhu tubuh tidak normal.
2. spasme :
 bayi tetap sadar, menangis kesakitan
 trismus, kekakuan otot mulut, rahang kaku, mulut tidak
dapat dibuka, bibir mencucu.
 Opistotonus, kekakuan pada ekstremitas, perut, kontraksi

KEJANG PADA NEONATUS


No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 2/3
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/014
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
otot tidak terkendali. Dipicu oleh kebisingan, cahaya, atau
prosedur diagnostic.
 Infeksi tali pusat.
TUJUAN 1. Mengatasi kasus kejang pada neonatus dengan segera
2. Menurunkan angka morbiditas pasca kejang pada bayi
KEBIJAKAN Kejang pada neonatus merupakan kasus darurat yang harus
ditangani segera oleh petugas yang terlatih berdasar ilmu
kedokteran berbasis bukti
PROSEDUR 1. Jaga agar bayi tidak hipotermia
2. Bersihkan lendir saluran napas
3. Jaga kepala agar tetap pada posisi sedikit ekstensi
4. Selama masih kejang puasakan atau minum personde
5. Beri oksigen sesuai kebutuhan agar hipoksi tidak bertambah
6. Lakukan pemeriksaan penunjang : darah lengkap, gula darah
dan elektrolit
7. Beri terapi kejang :
- Phenobarbital : dosis awal 10-20 mg/kg IV dalam 10-15
menit. Bila masih kejang tambahkan 5 mg/kg tiap 30 menit
-P henytoin : dosis awal 20 mg/kg IV diencerkan dengan NaCl
0.9% dalam 15-30 menit. Dosis rumatan 5 mg/kg/12 jam
- Setelah beberapa hari tidak kejang , obat dihentikan. Bila
perlu lanjutkan Phenobarbital oral
8. Antibiotika diberikan 14 hari pada sepsis
9. Pantau vital sign
KEJANG PADA NEONATUS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 3/3
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/014
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
10. Jelaskan kepada orangtua tentang penyakit, perkembangan
keadaan bayi
11. Bila bebas dari kejang bayi bisa menetek pada Ibu
SMF Ilmu Kesehatan Anak
UNIT TERKAIT
Instalasi Maternal-Perinatal
RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIA-MOE/SPO/ 00 1/12
XIII/015
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DIREKTUR
STANDAR TANGGAL TERBIT
PROSEDUR AGUSTUS 2018
OPERASIONAL dr. Nurlaila Oktora
Tindakan resusitasi adalah tindakan bantuan napas pada bayi baru
lahir menggunakan prinsip dasar resusitasi ABCD
Memastikan saluran napas terbuka
1. Meletakkan bayi dalam posisi yang benar
2. Mengisap mulut, kemudian hidung, kalau perlu trakea
3. Bila perlu, masukkan pipa endotrakeal (ET) untuk memastikan
pernapasan terbuka
Memulai pernapasan
PENGERTIAN 1. Lakukan rangsangan taktil untuk memulai pernapasan
2. Bila perlu memakai ventilasi tekanan positif (VTP)
menggunakan sungkup dan balon atau pipa ET dan balon
Mempertahankan sirkulasi darah
1. Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara
kompresi dada
Memberikan obat-obatan sesuai indikasi
1. Bila perlu menggunakan obat-obatan untuk mempertahankan
sirkulasi darah

RESUSITASI NEONATUS
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 2/12
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/015
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
TUJUAN Memberikan rangsangan dan bantuan napas pada bayi baru
lahir dengan asfiksia
2. Mempertahankan kelangsungan pemberian oksigen dan
sirkulasi darah
KEBIJAKAN Tindakan resusitasi merupakan dan bantuan napas pada bayi baru
lahir dengan asfiksia
2. Tindakan resusitasi pada bayi baru lahir harus dilakukan oleh
tim yang terkoordinasi dan yang telah ditunjuk
3. Penanggung jawab resusitasi neonatus dari masing-masing tim
harus diketahui
4. Perlu pelatihan secara periodik terhadap anggota tim sehingga
tercapai perawatan bayi yang efektif dan terkoordinasi
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
a. Perlengkapan penghisap
- Balon penghisap
- Penghisap mekanik dan tabung
- Kateter penghisap 5F, 6F, 8F, 10F, 12F atau 14F
- Pipa orogastrik no 8F dan semprit 20 ml
- Aspirator mekonium
b. Peralatan VTP dengan balon sungkup
- Balon tidak mengenbang sendiri ( yang dapat
memberikan konsentrasi oksigen 90% - 100%)
RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 3/12
Kab. Bungo. 37211
XIII/015
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
Sungkup wajah, ukuran bayi cukup bulan dan bayi
prematur
- Sumber oksigen
- Sumber udara tekan
- Oksimetri dan probe oksimetri
- Blender
c. Peralatan intubasi
- Laringoskop dengan daun lurus (miller) no. O
( premature) dan no. 1 ( dewasa)
- Lampu cadangan dan baterai untuk laringoskop
- Pipa endotracheal dengan diameter no. 2,5; 3,0; 4,0 mm
- Stilet
- Gunting
- Plester atau alat fiksasi pipa ET
- Kapas alkohol
- Alat pendeteksi CO2 atau kapnograf
- Sungkup laring ( pilihan )
d. Obat-obatan
- Epinefrin 1 : 10.000 ( 0,1 mg/dl )
- Spuit 3ml/ 10 ml
- Cairan kristaloid Isotonik (NaCL 0,9% atau RL) untuk
penambah volume – 100 atau 250 ml
- Dextrose 10% 250ml
- Larutan NaCL 0,9%untuk membilas
RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 4/12
Kab. Bungo. 37211
XIII/015
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
e. Perlengkapan kateterisasi umbilikal
- Sarung tangan steril
- Gunting
- Larutan antiseptik
- Plester umbilical
- Kateter umbilical 3,5F, atau 5F
- Treeway stopcock
- Plester umbiical
- Kateter umbilikal 3,5F, atau 5F
- Treeway stopcock
- Spuit 1,3, 5, 10, 20, dan 50 ml
- Jarum ukuran 25, 21, 18 atau alat penusuk lain tanpa
jarum
f. Lain – lain
- APD
- Infant warmer
- Alas resusitasi yang keras
- Jam / stopwatc
Kain hangat
- Stetoskop neonatus
- Plester ½ inchi atau ¼ inchi
- Oropharengeal airway (0, 00 dan ukuran 000)
- Kantung plastik makanan untuk bayi prematur
RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 5/12
Kab. Bungo. 37211
XIII/015
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
g. Persiapan ruangan
- Set suhu ruangan antara 28oC – 30oC
- Nyalakan infant warmer sebelum persalinan dipimpin
Siapkan dan cek peralatan dalam kondisi siap pak
h. Persiapan petugas
- Petugas cuci tangan, lalu memakai APD
- Setiap persalinan hendaknya dihadiri 1 orang yang
terlatih resusitasi dan 1 orang asisten
- Untuk persalinan gemeli dihadiri 2 tim terlatih, 1 tim
terdiri dari 2 orang
2. Penatalaksanaan
a. Penilaian awal
- Menanyakan riwayat perinatal yang relevan : umur gestasi,
cairan ketuban, jumlah bayi, faktor resiko lain
- Memeriksa kelengkapan peralatanr
- Mendiskusikan rencan dan membagi peran anggota tim
- Bayi lahir lakukan penilaian awal. Cukup bulan?, bernapas
atau menangis?, tonus baik? Bila jawaban ketiganya “YA”
maka lakukan perawatan rutin yaitu berikan kehangatan,
bersihkan jalan napas bila perlu, keringkan badan bayi,
rawat gabung bersama ibunya, sambil terus di evaluasi.
Bila jawaban salah satunya adalah “TIDAK” , lanjutkan
kelangkah awal
RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 6/12
Kab. Bungo. 37211
XIII/015
Telp.
081266089089/085267660592,
Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
b. Langkah awal ( blok A/ airway) untuk membebaskan jalan
napas dan memulai resusitasi
- Hangatkan bayi dengan menyelimutinya dengan handuk
dan menempatkannya dibawah pemancar panas dimeja
resusitasi
- Posisikan kepala bayi untuk membuka jalan napas.
Bebaskan jalan napas bila diperlukan bila ada mekonium
denga penghisapan trachea
- Keringkan badan bayi dengan handuk atau selimut yang
telah dihangatkan
- Singkirkan kain basah
- Rangsang bayi dengan menggosok punggung bayi atau
menepuk punggung bayi
- Lakukan selama 30 detik
- Evaluasi pernapasan dan frekuensi jantung
 Bila bayi tidak bernapas ( apnu atau megap – megap )
atau frekuensi jantung dibawah 100 dpm beranjak ke
blok B (sisi kiri pada diagram)
• Bila bayi bernapas tetapi mengalami kesulitan atau
tampak sianotik terus – menerus beranjak ke blok B
( sisi kanan )
c. Blok B ( Breathing )
- Panggil bantuan orang kedua yang bertugas memasang
oksimeter nadi, mengawasi frekuensi jantung dan
suara napas dengan stetoskop

RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 7/12
Kab. Bungo. 37211
XIII/015
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
- Pilih sungkup sesuai ukuran
- Pastikan jalan napas bersih, hisap mulut dan hidung
untuk memastikan tidak ada sumbatan
- Posisikan kepala bayi sedikit tengadah atau posisi
menghidu
- Posisikan diri penolong ditepi tempat tidur
- Lakukan VTP dengan balon mengembang sendiri dan
sungkup,
Mulai memompa dengan tekanan inspirasi dimulai dari
20 cmH2O, dengan frekuensi 40 sampai 60 napas
permenit. Dengan irama :
Napas .................. dua................tiga
( remas ) ( lepas.................). Ucapkan yang keras
- Menilai kenaikkan frekuensi jantung dan saturasi oksigen
setelah 5-10 kali tarikan napas pertama
- Menilai gerakan dada dan suara napas bilatera
- Bila FJ dibawah 100 dpm lakukan langkah koreksi SR
IBTA yaitu Sungkup melekat rapat Reposisi jalan napas
Isap mulut dan hidung Buka mulut Tekanan dinaikkan
Alternatif jalan napas
- Meminta menilai suara napas bilateral dan gerakan dada
- Melakukan VTP efektif selama 30 detik
- Evaluasi frekuensi jantung, pernapasan dan saturasi
oksigen
-Pertimbangkan untuk memasan pipa orogastrik jika ventilas

RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 8/12
Kab. Bungo. 37211
XIII/015
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
dilanjutkan.
- Bila frekuensi jantung tetap dibawah 60 dpm, beranjak ke
Blok C
d. Blok C ( Circulation )
 Kompresi dada
Bila FJ < 60 dpm lakukan kompresi dada berkoordinasi dengan
VTP
- Memanggil bantuan
- Lakukan dengan menggunakan tehnik 2 ibu jari ( lebih dipilih
) atau dua jari dengan menekan sepertiga bawah sternum
- Kedalaman ±1/3 diameter antero posterior dada
- Frekuensi 30 ventilasi ditambah 90 kompresi dada
( 1:3 )
- Hitungan satu...dua...tiga...pompa...............dst
 Intubasi Endotracheal
Dilakukan oleh petugas yang berkompeten yaitu spesialis anak
terlatih, dokter anestesi atau perawat anestesi, ataupun dokter
umum yang terlatih
- Indikasi : bila ada mekonium lakukan inubasi lebih awal, bila VTP
tidak menghasilkan perbaikkan klinis, bila ada
- indikasi khusus seperti bayi sangat prematur, pemberian
surfaktan, dicurigai hernia diafragmatika
-Letakkan bayi dengan posisi kepala sedikit ekstensi

RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 9/12
Kab. Bungo. 37211
XIII/015
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
- Stabilkan kepala bayi dengan tangan kanan. Oksigen aliran
bebas harus diberikan selama prosedur.
- Masukkan daun laringoskop di atas sebelah kanan lidah,
tekan lidah ke sisi kiri mulut, teurs masukkan lagi daun
laringoskop sampaiujungnya di valekula, tepat di bawah
lidah.
- Angkat daun sedikit, mengangkat lidah sehingga tidak
menghalangi pandangan untuk memvisualisasikan daerah
faring. Pada waktu mengangkat daun, naikkan seluruh daun
dengan menekan ke atas searah dengan pegangan
laringoskop.
- Visualisasikan glottis dengan memberikan tekanan ke bawah
pada krikoid
- Masukkan pipa endoktrakheal dengan ukuran yang sesuai
menggunakan tangan kanan lewat sisi kanan mulut.
- Fiksasi pipa ET dengan tangan kanan, dan keluarkan
laringoskop dengan tangan kiri.
- Lakukan prosedur tersebut dalam 20 detik saja, bila dalam 20
detik pipa endoktrakheal belum berhasil
- dimasukkan, lakukan vetilasi dengan balon dan sungkup
sampai keadaan bayi stabil
dan lanjutkan memasang pipa ET kembali

RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 10/12
Kab. Bungo. 37211
XIII/015
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com

 Evaluasi
- Setelah minimal 45-60 detik kompresi dada, evaluasi
frekuensi jantung, pernapasan dan saturasi oksigen
- Bila frekuensi jantung <60 dpm, apnu pertimbangkan
untuk melangkah ke blok D
e. Blok D ( Drug )
Indikasi :
- Denyut jantung tetap < 60 kali/menit setelah dilakukan
VTP selama 30 detik dilanjutkan kompresi dada
bersama VTP selama 30 detik.
Cara pemberian
1. Dapat diberikan melalui pipa ET dan vena umbilikalis
2. Melalui pipa ET, suntikkan epinefrin langsung melalui
pipa ET, kemudian didorong ke paru-paru dengan
melakukan VTP.untuk dosis 0,5 – 1 mL/kg
Melalui v. umbilikalis:
o Pasang tali umbilical secara longgar di sekitar dasar
tali pusat.
o Isi kateter 3,5F/5F dengan salin normal
o Potong tali pusat secara steril dengan skalpel di bawah
klem 1- 2 cm di atas garis kulit
o Masukkan kateter ke v. umbilikalis dengan arah ke
atas menuju ke jantung, sedalam 2-4 cm sampai darah
mengalir

RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 11/12
Kab. Bungo. 37211
XIII/015
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
o Suntikkan epinefrin sesuai dosis (0,1 – 0,3 ml/kg BB
larutan 1:10.000, kemudian diikuti injeksi salin
normal 0,5-1 ml
o Bila dalam 30 detik denyut jantung tidak meningkat >
60 kali/menit, ulangi pemberian setiap 3 sampai 5
menit
o Bila bayi tampak lemah dan ada bukti ada perdarahan,
pikirkan kemungkinan hipovolemia dan asidosis
metabolik
f. Penanganan hipovolemia akut
1. Cairan yang direkomendasikan adalah cairan kristaloid
isotonik (salin normal, ringer laktat, darah golongan O) dan
pemberian paling mudah melalui vena umbilikalis (boleh
diberikan secara intra osseus)
2. Berikan dosis awal 10 ml/kg BB, bila belum ada perbaikan
ulangi pemberian 10 ml/kg BB

g. Penanganan asidosis metabolik


1. Pemberian natrium bikarbonat terlalu awal berbahaya.
Jangan berikan natrium bikarbonat, sebelum dilakukan
ventilasi yang adekuat pada paru-paru.
2. Setelah semua langkah resusitasi dilakukan dan
belum ada perbaikan, berikan natrium bikarbonat
dengan
dosis 2 mEq/kg BB (4 ml/kg BB larutan 4,2%)

RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 12/12
Kab. Bungo. 37211
XIII/015
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
3. Cara pemberian: melalui v. umbilikalis aliran
darahnya baik, diberikan secara lambat (tidak lebih
dari yang 1 mEq/kg/menit)
h. Menilai frekuensi jantung, pernapasan dan saturasi
oksigen setiap 30 detik selama resusitasi dilakukan
i. Selanjutnya lihat algoritma resusitasi
j. Merencanakan perawatan pasca resusitasi ( lihat
protap manejemen pasca resusitasi )
- Lanjutkan evaluasi dan monitoring
- Bayi tidak langsung rawat gabung
-Komunikasi secara efektifdengan orangtua bayi
UNIT TERKAIT 1. SMF Anak
2. SMF Kebidanan dan Kandungan
3. Instalasi Maternal Perinatal
4. Instalasi Rawat Darurat
PEMBERIAN TERAPI SEPSIS PADA BAYI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIA-MOE/SPO/ 00 1/4
XIII/016
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592,
Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT DIREKTUR
STANDAR AGUSTUS 2018
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Nurlaila Oktora


Sepsis adalah sindroma klinin dari penyakit sistemik akibat infeksi
PENGERTIAN selama satu bulan pertama kehidupan.

- Pengelolaan terapi sepsis yang tepat


- Mengurangi morbiditas dan mortalitas
TUJUAN
- Mencegah resistensi
- Untuk menyeragamkan pemberian terapi pada bayi
KEBIJAKAN
- Seluruh dokter spesialis anak
 Antibiotik harus diberikan pada kondisi sebagai berikut:
1. Jika terdapat 1 dari faktor risiko mayor (ketuban pecah ≥24
jam, ibu demam saat intrapartum, korioamnionitis, ketuban
PROSEDUR berbau)
2. Jika terdapat adanya gejala respiratory distress pada
neonatus berupa sesak, napas cuping hidung dan retraksi
dada.
3. Jika terdapat kecurigaan sepsis secara klinis berupa:
PEMBERIAN TERAPI SEPSIS PADA BAYI

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 2/4
Kab. Bungo. 37211
XIII/016
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
a. Grunting/merintih
b. Fontanel menonjol
c. Kejang
d. Terdapat pus dari lubang-lubang tubuh
e. Kemerahan pada umbilikal yang melebar ke kulit
f. Suhu > 37,7oC atau < 35,5oC
g. Letargi/kesadaran menurun
h. Aktivitas menurun
i. Tidak bisa minum
j. Tidak bisa menetek
k. Tidak bisa menghisap
4. Jika terdapat kadar CRP ≥10( bila fasilitas tersedia ) dan
atau lekosit ≥30.000/L atau leukositopenia.
5. 5. ika terdapat hasil kultur yang positif ( bila fasilitas
tersedia ).
 Antibiotik dihentikan apabila:
1. Bayi dengan 1 faktor risiko mayor dan klinis baik, antibiotik
dapat dihentikan apabila pemeriksaan CRP ulang pada usia
48-72 jam didapatkan hasil ≤ 10 dan atau hasil kultur steril.
Nilai leukosit mendekati normal.

PEMBERIAN TERAPI SEPSIS PADA BAYI


No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 3/4
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/016
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
2. Bayi dengan sepsis (klinis dan atau kultur positif) yang telah
mendapatkan antibiotik selama minimal 7 hari untuk infeksi
bakteri Gram positif dan minimal 14 hari untuk infeksi
bakteri Gram negatif; jika klinis baik dan hasil CRP terakhir
≤ 10
 Jenis antibiotik :
Antibiotic yang digunakan
Lini 1 Sefotaksim 50 mg/kg IV setiap 12 jam
Dan
Gentamicyn :
- < 2 kg 4 mg/kg/IV sekali sehari
- > 2 kg, 5 mg/kg/IV sekali sehari

Antibiotika yang digunakan

Lini II Ceftazedim 50 mg/kg/IV setiap 12 jam


Dan
Amikasin 7,5 mg/kg/IV
- Usia gestasi < 28 mgg tiap 36 jam
- Usia gestasi 28-29mg tiap 24 jam
- Usia gestasi 30-35 mg tiap 18 jam
- Usia gestasi ≥36 mg tiap 12 jam
Lini III Meropenem 40 mg/kg/IV tiap 12 jam

PEMBERIAN TERAPI SEPSIS PADA BAYI


No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 4/4
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/016
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
UNIT TERKAIT Perinatologi
PEMBERIAN NUTRISI PADA BBLR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIA-MOE/SPO/ 00 1/5
XIII/017
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT RSIA MOELIA
AGUSTUS 2018 DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Nurlaila Oktora


Pemberian nutrisi pada BBLR adalah memberikan asupan nutrisi
yaitu ASI yang sesuai dengan BB dan usia Pada bayi BBLR
PENGERTIAN
Pemberian nutrisi dibedakan sesuai kondisi bayi yaitu sehat dan
sakit

- Mempertahankan BB pada BBLR


TUJUAN - Memberikan nutrisi yang tepat sesuai umur dan kondisi bayi.
- Dilakukan pada semua bayi BBLR
KEBIJAKAN - Dilakukan oleh Sp.A, Dokter Umum/ bidan/perawat yang
terlatih Manajemen BBLR
1. Apabila bayi mendapatkan ASI, pastikan bayi menerima
jumlah yang cukup dengan cara apapun, perhatikan cara
PROSEDUR pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi mengisap
2. Frekuensi pemberian :
- BB 1000g – 1500g : 10-12X pemberian

PEMBERIAN NUTRISI PADA BBLR


No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 2/5
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/017
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
- BB 1500g – 2000g : 8 – 10 X pemberian
3. Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya
naik 20 g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi
2x/minggu
4. Jumlah cairan dan ASI serta cara pemberiannya :
Table 1. Jumlah cairan yang dibutuhkan bayi (ml/kg)
Umur ( hari )
Berat
1 2 3 4 5+
>1500g 60 80 100 120 150
<1500g 80 100 120 140 150

 Bayi sehat : langsung menyusu pada ibu bila reflek isap


baik, bila reflek isap kurang bagus maka ASI bisa diperas
dan diberikan dengan salah satu alternative cara pemberian
minum
Table 2. Jumlah cairan IV dan ASI untuk bayi sakit berat 1750
– 2500g
Umur ( hari )
Pemberian
1 2 3 4 5 6 7
Kecepatan cairan IV
5 4 3 2 1 0 0
( tetes mikro/menit )
Jumlah ASI tiap 3 jam
0 6 14 22 30 35 38
( ml/kali )

PEMBERIAN NUTRISI PADA BBLR


No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 3/5
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/017
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com

 Cara pemberian minum dengan ASI peras melalui pipa


lambung. Apabila bayi sudah stabil dan reflek hisap sudah
kuat maka bayi bisa langsung menyusu.
Table 3. Jumlah ASI untuk bayi sehat berat 1500 -1749g
Umur ( hari )
Pemberian
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah ASI tiap 3 jam 12 18 22 26 30 33 35
( ml/kali )
 Cara pemberian minum : ASI bisa diperas dan diberikan
dengan cara cangkir/sendok. Bila resiko terjadi aspirasi ke
dalam paru ( tersedak atau batuk ), berikan minum dengan
pipa lambung.
 Bila bayi telah dapat minum dengan baik maka bisa
langsung menyusu
Table 4. Jumlah cairan IV dan ASI untuk bayi sakit berat
1500 – 1749g.

Umur ( hari )
Pemberian
1 2 3 4 5 6 7
Kecepatan cairan IV ( tetes
4 4 3 2 2 0 0
mikro/menit )
Jumlah ASI tiap 3 jam
0 6 13 20 24 33 35
( ml/kali )
 Cara pemberian minum : gunakan pipa lambung sampai
bayi menunjukkan kondisi stabil dan reflek hisap dan telan
berfungsi dengan baik.
PEMBERIAN NUTRISI PADA BBLR

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 4/5
Kab. Bungo. 37211
XIII/017
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
Table 5. Jumlah ASI untuk bayi sehat berat 1250 -1499g
Umur ( hari )
Pemberian
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah ASI tiap 3 jam 10 15 18 22 26 28 30
( ml/kali )
 Cara pemberian minum : ASI peras melalui pipa lambung,
kemudian lanjut dengan cangkir/sendok. Bia reflek hisap
dan telan baik bisa langsung menyusu.
Table 6. Jumlah cairan IV dan ASI untuk bayi sakit berat
1250 – 1499g.
Umur ( hari )
Pemberian
1 2 3 4 5 6 7
Kecepatan cairan IV ( tetes
3 3 3 2 2 0 0
mikro/menit )
Jumlah ASI tiap 3 jam
0 6 9 16 20 28 30
( ml/kali )
 Cara pemberian minum : ASI peras dengan pipa lambung
sampai kondisi stabil minum membaik dilanjut dengan cangkir
atau sendok, atau menyusu langsung
Table 7. Jumlah cairan IV dan ASI untuk bayi sakit berat
<1250g
Umur ( hari )
Pemberian
1 2 3 4 5 6 7
Kecepatan cairan IV ( tetes
4 4 3 3 2 2 0
mikro/menit )
Jumlah ASI tiap 3 jam
0 0 3 5 8 11 15
( ml/kali )
 Cara pemberian minum : tidak tergantung kondisi beri ASI peras
dengan pipa lambung mulai hari ketiga
PEMBERIAN NUTRISI PADA BBLR

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 5/5
Kab. Bungo. 37211
XIII/017
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
UNIT TERKAIT R. PERINATOLOGI
MEMERAS ASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIA-MOE/SPO/ 00 1/4
XIII/018
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT DIREKTUR
STANDAR AGUSTUS 2018
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Nurlaila Oktora


Memeras ASI adalah suatu cara menyiapkan nutrisi untuk
menyukupi kebutuhan nutrisi pada bayi yang mengalami
masalah/gangguan minum, seperti BBLR sakit ( hipotermia,
PENGERTIAN gangguan napas, hiperbilirubinemia ), bayi dengan kelainan
congenital ( labio palatoskizis)

- Mencegah tersedak atau aspirasi


- Memenuhi kebutuhan kalori/ nutrisi pada bayi khususnya
TUJUAN
BBLR sakit
Untuk ibu yang memilki bayi BBLR/BBLSR sakit atau kelainan
KEBIJAKAN congenital
1. Persiapan Ibu
- ASI sudah keluar
PROSEDUR - Psikis ibu
- Personel higien
- Mencuci tangan
MEMERAS ASI

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 2/4
Kab. Bungo. 37211
XIII/018
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
1. Persiapan perawat
- Cuci tangan
- Memakai APD
2. Persiapan ruang
- Ruang bersih
- Privasi tercukupi
- Bila kurang privasi bisa menggunakan ruang laktasi
3. Persiapan alat
- Breastpump ( bila tersedia )
- Botol steril
- Waslap
- Waskom air hangat
- Handuk kecil
4. Cara memeras
- Siapkan ruang dengan privacy yang terjaga
- Ibu menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan
- Ibu dan perawat mencuci tangan dengan 6 langkah
- Bersama memulai kegiatan dengan membaca basmalah
- Basuh payudara sampai putting susu ibu dengan waslap
yang telah dibasahi dengan air hangat, sambil bersihkan
putting susu ibu serta beri pijatan ringan pada daerah yang
terjadi bendungan ASI
Setelah dirasa bersih keringkan dengan handuk keri

MEMERAS ASI
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 3/4
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/018
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
- Tempelkan breastpump dan mulai memeras ASI tamping di
botol steri sampai jumlah yang diinginkan.
- Bila tidak terdapat fasilitas breastpump lakukan secara
manual yaitu ajarkan ibu memeras dari bagian luar atas dan
bawah dari uting susu menuju ke putting susu sampai ASI
keluar. Tamping ASI dalam botol steril.
- Bila jumlah yang dibutuhkan telah terpenuhi segera tutup
botol yang berisi ASI tersebut lalu berikan pada bayi sesuai
kondisi dan umur bayi.
- Basuh payudara dengan waslap basah untuk membersihkan
sisa ASI yang menempel
- Bila tidak langsung diberikan simpan dalam freezer
- Anjurkan ibu untuk memeras ASI tiap 4-5 jam
- Bersihkan peralatan dan ruangan
- Ibu dan perawat mencuci tangan
- Bersama – sama membaca hamdalah
- Beri nama, tanggal dan jam pada botol ASI untuk
mengetahui masa basinya

UNIT TERKAIT R. Perinatologi, R. Maternal


MENYIAPKAN ASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIA-MOE/SPO/ 00 1/3
XIII/019
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT DIREKTUR
STANDAR AGUSTUS 2018
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Nurlaila Oktora


Menyiapkan ASI adalah cara yang benar untuk menyiapkan ASI
PENGERTIAN yang telah di bekukan

- Mengetahui masa basi ASI


TUJUAN - Agar protein yang terkandung dalam ASI tidak pecah
- Orang tua
KEBIJAKAN
- Dr Sp.A, perawat dan bidan
1. Persiapan Alat
- Waskom berisi air hangat
- Feeding cup/cangkir
2. Persiapan Perawat
- Cuci tangan
PROSEDUR
- Memakai APD
3. Persiapan Ruangan
- Ruang steril/bersih
4. Cara penyimpanan
- Perawat cuci tangan
MENYIAPKAN ASI

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 2/3
Kab. Bungo. 37211
XIII/019
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
- Memakai APD
- Membaca basmalah
- Masukkan ASI peras dalam botol steril
- Masukkan botol yang berisi ASI peras tersebut kedalam
freezer
- ASI mampu bertahan bila :
Tempat Tahan Masa basi
ASI peras langsung 6 jam -
diberikan
Freezer satu pintu 3 – 4 bulan Setelah di
cairkan/dihangatk
an tahan 4 jam,
sisa buang
Lemari es/ pendingin 3 – 4 hari Setelah
dicairkan/hangatk
an tahan 4 jam
5. Prosedur penyiapan
- ASI yang dikeluarkan dari freezer atau lemari pendingin,
bila tidak beku tuang dalam wadah secukupnya
- Lalu bersama wadah tersebut rendam dalam
- Waskom air hangat
- Berikan pada bayi sesuai kebutuhan dan kondisi bayi, serta
menggunakan alternative cara pemberian minum
- Bila sisa ASI harus dibuang
- Bersihkan peralatan
- Melepas APD
MENYIAPKAN ASI

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 3/3
Kab. Bungo. 37211
XIII/019
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
- Cuci tangan
- Membaca hamdalah
- Tulis pada lembar status rekam medis bayi
UNIT TERKAIT R. PERINATOLOGI

PEMBERIAN SUSU FORMULA


No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/ 00 1/3
XIII/020

Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT DIREKTUR
STANDAR AGUSTUS 2018
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Nurlaila Oktora


Melakukan pemberian cairan berupa susu buatan kepada bayi.
Susu formula diberikan atas indikasi :
 ASI >2 x 24jam belum keluar
 Ibu mengalami gangguan kesehatan pasca persalinan, seperti
ibu eklampsia, HPP dengan anemia berat, ibu koma
PENGERTIAN  Ibu menderita sakit berat sehingga tidak bisa merawat bayi,
seperti Ca Mamae
 Ibu meninggal
 Bayi premature sakit yang perlu perawatan
 Bayi belum BAK > 24 jam
 Bayi setelah 24 jam febris
• Untuk mencegah terjadinya dehidrasi pada bayi.
• Agar pemberian cairan dapat terkontrol.
TUJUAN • Agar tidak ada keluhan dari orang tua dan keluarga.

PEMBERIAN SUSU FORMULA


No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 2/3
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/020
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar
- Mengacu pada standar operasional asuhan kebidanan dan
KEBIJAKAN keperawatan.
Kebijakan rumah sakit
- Cangkir susu yang sudah disterilkan
- Sendok kecil
- Tissue
1. Persiapan bayi :
- Orang tua dan keluarga diberitahu maksud dan tujuan
dilakukan tindakan
Orang tua dan keluarga dijelaskan tentang langkah langkah
tindakan yang akan dilakukan.
2. Pelaksanaan
PROSEDUR - Petugas mencuci tangan dan mengeringkan dengan
menggunakan tissue.
- Setelah botol susu dilakukan pemrosesan alat,botol susu
diisi kembali dengan susu baru yang dilarutkan.
- Jika akan diberikan kepada bayi berikan dengan
menggunakan botol pengukur sesuai dengan takaran yang
dibutuhkan oleh bayi.
- Kemudian susu dipindahkan kedalam cangkir dan
diberikan kepada bayi dengan menggunakan cawan..

PEMBERIAN SUSU FORMULA


No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 3/3
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/020
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
- Beri alas tissue dibawah leher bayi.
- Masukkan kedalam mulut bayi secara perlahan-lahan
disesuaikan dengan penghisapan bayi.
- Tunggu hingga susu tertelan seluruhnya sampai habis yang
berada dimulut bayi.
- Setelah selesai Bayi diangkat untuk dilakukan penepukan
pada punggung bayi secara perlahan-lahan selama 5 menit
agar bayi bersendawa.
- Selama pemberian pasi lakukan observasi terhadap bayi.
- Hentikan pemberian pasi bila :
- Reflek hisap lemah.
 Bayi muntah.
 Bayi kembung
 Bayi tidak dapat BAB dalam 24 jam.
- Selesai memberikan minum tulis pada status bayi jumlah
susu yang masuk atau yang sudah dihabiskan oleh bayi.
- Untuk pemberian disesuaikan dengan lembar pemberian minum
pada bayi
UNIT TERKAIT R. PERINATOLOGI

TERAPI OKSIGEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/ 00 1/3
XIII/021

Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT
AGUSTUS 2018 DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Nurlaila Oktora


Terapi oksigen adalah penambahan tekanan partial oksigen pada
udara inspirasi, dimana suplemen oksigen sangat diperlukan oleh
bayi dengan masalah pernapasan

Indikasi Terapi Oksigen :

- Gangguan napas yang berasal dari penyakit paru atau diluar


paru
- Apnea pada premature
PENGERTIAN - Meresorpsi pneumothorak pada Bayi Cukup Bulan
- Hiperoksia tes
Terapi Oksigen :

- Aliran Intermitten
- Aliran Kontinyu, ada 2 yaitu :
1. Aliran tinggi “ High Flow “ : aliran > 3 liter/ menit
2. Aliran rendah “ Low Flow “ : aliran < 3 liter/menit
TERAPI OKSIGEN

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 2/3
Kab. Bungo. 37211
XIII/021
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
TUJUAN - Mencegah atau menghilangkan hipoksia jaringan
- Mengurangi kerja otot pernapasan
- Mengurangi kerja otot jantung
KEBIJAKAN Sesuai indikasi
PROSEDUR 1. Cek Perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan :
 Sumber oksigen
 Alat yang dipakai untuk pemberian oksigen :
a. Non invasive :
- Enclosure : incubator dan sungkup ( head box )
- Masker
- Menaruh sumber oksigen di dekat wajah bayi
b. Semi invasive :
- Kanula nasal
- Kanula binasal
- Kateter nasoparing
2. Beri aliran dan alat yang dipakai sesuai kondisi bayi dan
penyakit bayi
3. Weaning oksigen bila :
- Cyanosis hilang
- Saturasi oksigen 88-93%
- Tidak ada grunting, retraksi intercosta, Nafas cuping
hidung
4. Turunkan konsentrasi dan aliran sesuai kondisi bayi
5. Pantau terus saturasi oksigen, vitalsign, kondisi bayi dan
scoredown bayi.
TERAPI OKSIGEN

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 3/3
Kab. Bungo. 37211
XIII/021
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com

UNIT TERKAIT R. PERINATOLOGI

PEDOMAN PEMBERIAN CAIRAN PADA BBLR


No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/ 00 1/3
XIII/022

Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT DIREKTUR
STANDAR AGUSTUS 2018
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Nurlaila Oktora


Pemberan cairan adalah penatalaksanaan pemberian cairan melalui
PENGERTIAN IV line sesuai kebutuhan dan kondisi bayi

- Mencegah dehidrasi dan edematous pada bayi


- Untuk pemenuhan elektrolit dan mineral
TUJUAN
- Pemenuhan kalori / glukosa
KEBIJAKAN Sesuai indikasi dan kondisi bayi

1. Pantau kondisi bayi


2. Pasang IV line
3. Lakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui kebutuhan
PROSEDUR cairan dan elektrolit yang diperlukan
4. Glukosa / kalori :
- BB < 1500gram
Hari 1 : pasang Infus D5%
Hari 3 : pasang Infus D51/4NS atau KaEN 4B

PEDOMAN PEMBERIAN CAIRAN PADA BBLR


No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 2/3
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/022
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
- BB >1500gram
Hari 1 : pasang Infus D10%
Hari 3 : pasang Infus D51/4NS atau KaEN 4B
- Pantau kadar glukosa
5. Natrium :
- Pertahankan Na : 135 -145 mEq/l
6. Kalium :
- Pertahankan K : 3.5 – 5 mEq/l
7. Pastikan pemberian cairan dan elektrolit sesuai BB dan umur
bayi
8. Gunakan infuse pump untuk pemantauan tetesan
9. Lakukan penurunan pemberian cairan bila kondisi bayi stabil,
tidak gangguan nafas dan bayi sudah mulai minum banyak
10. Periksa elektrolit sesuai kondisi dan kebutuhan
11. Dokumentasikan pada lembar pemberian cairan
UNIT TERKAIT R. PERINATOLOGI

IKTERUS NEONATORUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/ 00 1/2
XIII/023

Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT DIREKTUR
STANDAR AGUSTUS 2018
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Nurlaila Oktora


Ikterus neonatorum adalah diskolorisasi pada kulit atau organ lain
akibat penumpukan bilirubin. Keadaan ini disebabkan oleh
PENGERTIAN produksi bilirubia yang berlebih, ekskresi berkurang atau
campuran antara keduanya.
Mengatasi ikterus neonatorum pada neonatusmenurut
TUJUAN penyebabnya dengan segera
Menangani semua kasus ikterus pada neonatus menurut
KEBIJAKAN penyebabnya dan dilakukan berdasar ilmu kedokteran berbasis
bukti.
Manajemen awal
1. Mulai dengan terapi sinar
2. Ambil sampel darah bayi untuk pemeriksaan kada bilirubin
PROSEDUR
- Tentukan apakah bayi memiliki salah satu factor risiko (lahir
< 2500 gram atau umur kehamilan < 37 minggu, hemolisis
atau sepsis)

IKTERUS NEONATORUM
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 2/2
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/023
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
- Bila kadar bilirubin serum di bawah kadar yang
memerlukan terapi sinar, (lihat table indikasi terapi sinar)
hentikan terapi sinar.
- Bila kadar bilirubin serum sesuai atau diatas kadar yang
memerlukan terapi sinar, lanjutkan terapi sinar
3. Bila ada riwayat ikterus hemolisis, atau inkompatibilitas factor
Rh atau golongan darah ABO pada kelahiran sebelumnya :
- Ambil sampel darah bayi dan ibu dan periksa kadar
haemoglobin, golongan darah bayi dan tes Coombs.
- Bila faktor Rh & golongan darah ABO bukan merupakan
penyebab dari hemolisis, atau bila ada riwayat keluarga
definisi G6PD, lakukan pemeriksaan G6PD
Rencanakan tindak lanjut untuk jangka panjang karena
risiko masalah perkembangan bayi
SMF Ilmu Kesehatan Anak
UNIT TERKAIT
Instalasi Maternal-Perinatal
PROSEDUR PENGGUNAAN CONTINUOS POSITIVE AIR
WAY PRESSURE (CPAP)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIA-MOE/SPO/ 00 1/4

Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
XIII/024
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT DIREKTUR
STANDAR AGUSTUS 2018
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Nurlaila Oktora


CPAP merupakan suatu alat yang berfungsi mempertahankan
tekanan positif pada saluran nafas BBL selama pernafasan
spontan.
Indikasi penggunaan CPAP:
1. Bayi prematur dengan sindrom distress respirasi
2. Bayi dengan transient tachypnea of the newborn
3. Bayi dengan sindrom aspirasi mekoneum
PENGERTIAN
4. Bayi yang menderita apena of prematurity
5. Bayi dengan paralisis diafragma
6. Bayi yang disapih dari ventilator mekanik
7. Bayi dengan penyakit saluran nafas seperti trakeomalacia dan
bronkiolitis
8. Bayi setelah pembedahan di bagian perut atau dada
Penggunaan CPAP dengan prosedur yang benar dan sesuai
KEBIJAKAN indikasi
PROSEDUR PENGGUNAAN CONTINUOS POSITIVE AIR
WAY PRESSURE (CPAP)

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih. 00 2/4
Kec.Rimbo Tengah. XIII/024
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
Periksa kelengkapan Nasal CPAP meliputi sirkuit untuk nasal
CPAP, nasal prong, botol outlet yang berisi air cuka 0,25%
setinggi 7 cm dengan skala dari 1 sampai 7 cm, humidifier,
blender O2
2. Pilih ukuran nasal prong sesuai dengan berat badan bayi
a. Ukuran 1 untuk berat badan 700-1000 gram
b. Ukuran 2 untuk berat badan 1000-2000 gram
c. Ukuran 3 untuk berat badan 2000-3000 gram
d. Ukuran 4 untuk berat badan 3000-4000 gram
e. Ukuran 5 untuk berat badan > 4000 gram
3. Ujung sirkuit ekspirasi dimasukkan ke dalam botol outlet
sedalam besarnya tekanan positif yang dikehendaki
PROSEDUR
4. Alat dicoba terlebih dahulu dengan cara mengaktifkan CPAP
dan menutup kedua ujung nasal prong apabila muncul
gelembung pada botol outlet berarti alat bekerja
5. Bayi ditempatkan di inkubator atau di bawah pemancar panas
atau di dalam boks bayi sesuai indikasi
6. Nasal prong dipasangkan di hidung bayi dengan nyaman, ujung
nasal prong tidak mengenai septum nasi
7. Setting awal nasal CPAP adalah
a. Positive End Expiratory Pressure (PEEP) sebesar 5 cm
H2O, dengan cara memasukkan ujung sirkuit ekspirasi
sedalam 5 cm
b. Fraksi O2 mulai 60%
PROSEDUR PENGGUNAAN CONTINUOS POSITIVE AIR
WAY PRESSURE (CPAP)

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih. 00 3/4
Kec.Rimbo Tengah. XIII/024
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
Pengamatan yang dilakukan:
a. Amati sirkuit setiap 2 jam untuk melihat keefektifan sirkuit
b. Periksa humldifier apakah menyala dan terdapat air dalam
ukuran yang benar
c. Amati apakah konsentasi O2 yang diberikan sudah sesuai
d. Amati ada tidaknya air dalam selang sirkuit
e. Amati apakah ujung selang pada botol outlet berada pada
ketinggian 5 cm dan batas atas air pada 0 cm
f. Amati apakah botol outlet mengeluarkan gelembung-
gelembung
g. Amati apakah bayi kembung
h. Lakukan penghisapan lendir pada hidung bayi setiap 2 – 4
jam sekali
9. Prosedur penyapihan CPAP
a. Setelah pemasangan CPAP, bayi harus dapat bernafas dengan
mudah disertai penurunan kecepatan respirasi dan
berkurangnya retraksi
b. FiO2 harus diturunkan secara bertahap dengan penurunan 2-
5% secara bertahap dipandu oleh pembacaan pulse-oximeter
atau hasil pemeriksaan gas darah
c. Jika bayi bernafas nyaman dengan CPAP pada FiO2 21%,
bayi harus dicoba untuk lepas dari CPAP
d. Bayi harus dinilai selama percobaan tersebut untuk
munculnya tanda-tanda takipnea, retraksi, turunnya
PROSEDUR PENGGUNAAN CONTINUOS POSITIVE AIR
WAY PRESSURE (CPAP)

No. Dokumen
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 No. Revisi Halaman
Kel. Pasir Putih. RSIA-MOE/SPO/
Kec.Rimbo Tengah. 00 4/4
Kab. Bungo. 37211 XIII/024
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
saturasi oksigen atau apnea. Jika tanda-tanda ini teramati maka
percobaan dianggap
10.Kriteria kegagalan CPAP
BBL dengan CPAP nasal H2O 5 cm akan memerlukan ventilasi
mekanik jika salah satu di bawah ini terjadi:
 FiO2 pada CPAP > 60%
 PaCO2 >65 mm Hg
 Asidosis metabolic yang terus bertahan dengan
defisit basa ≥ -10
 Retraksi yang jelas teramati ketika sedang diterapi
CPAP
 Sering terjadi episode apnea dan/atau bradikardia
SMF Ilmu Kesehatan Anak
Instalasi Maternal-Perinatal
PENANGANAN HIPERTERMIA PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIA-MOE/SPO/ 00 1/4
XIII/025
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT DIREKTUR
STANDAR AGUSTUS 2018
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Nurlaila Oktora


Hipertermia adalah suhu tubuh lebih dari 37,50C
PENGERTIAN
a.Mencegah dan mengatasi hipertermia pada neonatus
TUJUAN b. Menstabilkan termoregulasi pada bayi
Hipertermia pada neonatus ditangani dengan cara ilmu kedokteran
KEBIJAKAN
mutakhir dan berbasis bukti
Bila suhu diduga karena paparan panas yang berlebihan:
1. Bila bayi tidak pernah diletakkan di dalam alat penghangat:
 Letakkan bayi di dalam suhu lingkungan yang normal (25-
PROSEDUR 280C)
 Lepaskan sebagian atau seluruh pakaiannya bila perlu
 Periksa suhu aksiler setiap jam sampai dicapai suhu dalam
batas normal

PENANGANAN HIPERTERMIA PADA NEONATUS


No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 2/4
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/025
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
 Bila suhu sangat tinggi (> 390C), bayi di kompres atau
dimandikan selama 10 sampai 15 menit dalam air yang
suhunya 40C lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Jangan
menggunakan air dingin atau air yang suhunya lebih
rendah dari 40C dibawah suhu bayi.
2. Bila bayi pernah diletakkan di bawah pemancar panas atau
inkubator;
 Kurangi pengatur suhu alat penghangat. Bila bayi di dalam
inkubator, buka inkubator sampai suhu dalam batas normal;
3. Lepas sebagian atau seluruh pakaian bayi selama 10 menit
kemudian beri pakaian lagi sesuai dengan alat penghangat yang
digunakan
4. Periksa suhu bayi setiap jam sampai suhu dalam batas normal
5. Periksa suhu inkubator atau pemancar panas setiap jam dan
sesuaikan pengatur suhu
Bila bukan karena paparan panas yang berlebihan:
1. Terapi untuk Kemungkinan besar Sepsis;
2. Letakkan bayi di lingkungan suhu normal (25 – 280C);
3. Lepas pakaian bayi sebagian atau selutuhnya bila perlu;
4. Periksa suhu bayi setiap jam sampai dicapai suhu tubuh dalam
batas normal
5. Bila suhu sangat tinggi (lebih dari 390C), bayi di kompres atau
dimandikan selama 10-15 menit dalam air yang suhunya 40C
lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Jangan menggunakan air
PENANGANAN HIPERTERMIA PADA NEONATUS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 3/4
Kab. Bungo. 37211
XIII/025
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
dingin atau air yang suhunya lebih rendah dari 4oC dibawah suhu
bayi
Manajemen lanjutan suhu lebih dari 37,5oC
1. Yakinkan Bayi mendapat cukup cairan atau minuman:
 Anjur ibu untuk menyusi bayinya. Bila bayi tidak dapat
disusui, beri ASI peras dan gunakan cara alternatif pemberian
minum.
 Bila terdapat tanda dehidrasi (mata atau ubun ubun besar
cekung, elastisitas kulit berkurang, lidah dan membrane
mukosa kering), tangani untuk dehidrasi
2. Periksa kadar glokuso darah, bila < 45 mg/dl (2.6 mmol/l),
tangani untuk hipoglikemia
3. Cari tanda sepsis sekarang dan ulangi lagi bila suhu telah
mencapai batas normal.
4. Setelah suhu bayi normal:
 Lakukan perawatan lanjutan untuk bayi
 Pantau bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhu setiap 3
jam.
5.Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum
dengan baik serta tidak ada masalah lain yang memerlukan
perawatan di Rumah Sakit, bayi dapat dipulangkan. Nasehati ibu
cara menghangatkan bayi di rumah dan melindungi dari
pemanasan yang berlebihan
PENANGANAN HIPERTERMIA PADA NEONATUS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 4/4
Kab. Bungo. 37211
XIII/025
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
SMF Ilmu Kesehatan Anak
UNIT TERKAIT
Instalasi Material-Perinatal

PENANGANAN HIPOGLIKEMIA PADA NEONATUS


No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/ 00 1/4
XIII/026

Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT DIREKTUR
STANDAR AGUSTUS 2018
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Nurlaila Oktora


Hipoglikemia adalah kadar glukosa darah < 45 g/dl pada bayi
kurang bulan/ cukup bulan disertai gejala apnea, hipotomia,
PENGERTIAN kejang, asfiksia, refleks isap turun, letargis, hipotermia, syok, ibu
DM
1. Meningkatkan kadar glukosa sampai kadar yang tidak
TUJUAN membahayakan bayi baru lahir/ neonatus.
Semua kasus hipoglikemia merupakan kasus darutat dan harus
KEBIJAKAN ditangani segera secara holistic oleh petugas yang telratih dan
berdasarkan ilmu kedokteran berbasis bukti.
Manajemen glukosa darah < 25 mg/dl atau terdapat tanda
hipoglikemi
1. Pasang jalur IV jika belum terpasang
PROSEDUR 2. Berikan glukosa 10% 2 ml/kg BB secara IV bolus pelan dalam
lima menit. Jika jalur IV tidak dapat dipasang dengan cepat,
berikan dengan dosis yang sama larutan glukosa melalui pipa
lambung.
PENANGANAN HIPOGLIKEMIA PADA NEONATUS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 2/4
Kab. Bungo. 37211
XIII/026
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
Infus glukosa 10% sesuai kebutuhan rumatan menurut umur dan
berat badan.
4. Periksa kadar glukosa darah satu jam setelah bolus glukosa dan
kemudian tiap tiga jam;
 Jika kadar glukosa darah masih tetap 25 mg/dl (1,1 mmol/l),
ulangi pemberian bolus glukosa seperti tersebut di atas dan
lanjutkan pemberian infus.
 Jika kadar glukosa darah 25 – 45 mg/dl (1,1 – 2,6 mmol/l),
teruskan infuse dan ulangi pemeriksaan kadar glukosa setiap
jam sampai kadar glukosa 45 mg/dl (2,6 mmol/l) atau lebih
 Bila kadar glukosa darah 45 mg/dl (2,6 mmol/l) atau lebih
dalam dua kali pemeriksaan berturut-turut, ikuti petunjuk
tentang frekuensi pemeriksaan kadar glukosa darah setelah
kadar glukosa darah kembali normal
5. Anjurkan ibu menyusui, bila bayi tidak dapat menyusu berikan
ASI peras dengan menggunakan salah satu alternative cara
pemberian minum
6. Bila kemampuan minum bayi meningkat turunkan pemberian
cairan infuse setiap hari secara bertahap. Jangan menghentikan
infus glukosa dengan tiba-tiba.
Manajemen glukosa darah antara 25 mg/dL-45 mg/dL tanpa
tanda Hipoglikemia
1. Anjurkan ibu menyusui, bila bayi tidak dapat menyusu berikan
ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara
PENANGANAN HIPOGLIKEMIA PADA NEONATUS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 3/4
Kab. Bungo. 37211
XIII/026
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
pemberian minum
2. Pantau tanda hipoglikemia, bila dijumpai tanda tersebut,
tangani seperti tersebut di atas
3. Periksa kadar glukosa darah dalam tiga jam atau sebelum
pemberian minum berikutnya :
a. Jika kadar glukosa darah kurang 25 mg/dl, atau terdapat tanda
hipoglikemia, tangani seperti tersebut di atas
b. Jika kadar glukosa darah masih antara 25 – 45 mg/dl, naikkan
frekuensi pemberian minum ASI atau naikkan volume
pemberian minum dengan menggunakan salah satu alternatif
cara pemberian minum.
c. Jika kadar glukosa darah 45 mg/dl atau lebih, lihat tentang
frekuensi pemeriksaan kadar glukosa darah di bawah ini
Frekuensi pemeriksaan glukosa darah setelah glukosa darah
kembali normal
 Jika bayi mendapatkan cairan IV, dengan alasan apapun,
lanjutkan pemeriksaan kadar glukosa darah setiap 12 jam
selama bayi masih memerlukan infus. Jika kapan saja
kadar glukosa darah turun, tangani seperti tersebut di atas.
 Jika bayi sudah tidak lagi mendapat infus cairan IV, periksa
kadar glukosa darah setiap 12 jam selama dua kali pemeriksaan
PENANGANAN HIPOGLIKEMIA PADA NEONATUS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 4/4
Kab. Bungo. 37211 XIII/026
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
 Jika kapan saja kadar glukosa darah turun, tangani seperti
tersebut di atas
 Jika kadar glukosa darah tetap normal selama waktu tersebut,
maka pengukuran dihentikan
UNIT TERKAIT SMF Ilmu Kesehatan Anak
Instalasi Maternal-Perinatal
PEMANCAR PANAS (RADIANT WARMER)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIA-MOE/SPO/ 00 1/2
XIII/027
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT DIREKTUR
STANDAR AGUSTUS 2018
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Nurlaila Oktora


Pemancar panas (radiant warmer). Merupakan salah satu cara
menghangatkan bayi dan mempertahankan suhu tubuh bayi.
Terutama ditujukan pada bayi dengan berat ≤ 1500 g dan bayi
PENGERTIAN sakit, juga dapat digunakan sebagai pemeriksaan awal bayi,
selama dilakukan tindakan, atau menghangatkan kembali bayi
hipotermi.
Untuk menghangatkan bayi dan mempertahankan suhu tubuh bayi
TUJUAN agar tetap berkisar pada suhu normal dengan pemancar panas.
Menggunakan pemancar panas sesuai indikasi dan dengan cara
KEBIJAKAN
yang benar.
Cara menggunakan pemancar panas :
1. Hangatkan ruangan (minimal 22o C) di mana pemancar panas
akan digunakan.
PROSEDUR
2. Bersihkan matras dan alas, tutup alas dengan kain bersih
sebelum bayi diletakkan dibawah pemancar panas.

PEMANCAR PANAS (RADIANT WARMER)


No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 2/2
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/027
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
1. Nyalakan alat 15 menit sebelum persalinan dipimpin dan atur
suhu sesuai petunjuk (biasanya antara 36 – 37oC)
2. Sebelum bayi datang, nyalakan alat untuk menghangatkan
matras dan alas
3. Bayi hendaknya tidak menggunakan pakaian atau dibungkus
selimut, sebaiknya dibiarkan menggunakan popok atau pempers
saja.
4. Bila mendapat cairan IV, hitung jumlah cairan yang diberikan
(misalnya beri tambahan cairan 10%) untuk mengangganti
cairan yang hilang.
5. Pindahkan bayi ke ibu sesegera mungkin jika tidak ada tindakan
atau pengobatan yang diberikan. agar bayi tidak kedinginan.
UNIT TERKAIT SMF Ilmu Kesehatan Anak
Instalasi Maternal-Perinatal

MANAJEMEN PASCA RESUSITASI BAYI ASFIKSIA


No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/ 00 1/2
XIII/028

Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT DIREKTUR
STANDAR AGUSTUS 2018
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Nurlaila Oktora


Bayi dengan asfiksia yang telah dilakukan resusitasi memerlukan
perawatan suportif dan berkelanjutan, pengawasan dan evaluasi
diagnostic yang sesuai. Bayi yang memerlukan resusitasi berisiko
membutuk setelah tanda-tanda vitalnya kembali normal. Program
PENGERTIAN
resusitasi pada bayi baru lahir mengacu pada 3 tahap perawatan
pasca resusitasi barkut ini perawatan rutin, suporitif dan
berkelanjutan.
Mengelola bayi asfiksia pasca-resusitasi
TUJUAN
Bayi dengan asfiksia yang telah dilakukan resusitasi memerlukan
KEBIJAKAN perawatan suportif dan berkelanjutan, pengawasan dan evaluasi
keadaan klinis bayi.
1. Bayi masuk keruang Perinatologi untuk observasi selanjutnya
PROSEDUR 2. Pantau vital sign seperti respirasi rate, frekuensi jantung, suhu
dan saturasi oksigen

MANAJEMEN PASCA RESUSITASI BAYI ASFIKSIA


No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 1/2
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/028
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
3. Bila terjadi kejang karena hipoksi lakukan penanganan kejang
( lihat SOP Penanganan Kejang)
4. Pantau kadar gula darah untuk menganisipasi hipoglikemia
( lihat SOP Penangana Hipoglikemia )
5. Bila terjadi apnu ulangan lakukan penatalaksanaan apnu ( lihat
SOP Apnea )
6. Jaga bayi agar tetap hangat : letakkan bayi di incubator.
7. Beri nutrisi bila kondisi bayi sudah stabil
UNIT TERKAIT Instalasi Maternal-Perinatal
PENANGANAN HIPOTERMIA PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIA-MOE/SPO/ 00 1/5
XIII/029
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
DITETAPKAN OLEH :
TANGGAL TERBIT DIREKTUR
STANDAR AGUSTUS 2018
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Nurlaila Oktora


Hipotermia pada bayi baru lahir adalah penutunan suhu tubuh
PENGERTIAN sampai di bawah 36,5oC (normal 36,5-37,5oC).
Mencegah dan mengatasi hipotermia pada bayi baru lahir/neonatus
TUJUAN dengan factor risiko BBLR, premature, asfiksia atau kondisi lain
Hipotermi pada neonatus ditangani dengan cara Ilmu Kedokteran
KEBIJAKAN
yang Berbasis Bukti
1. Tindakan pencegahan
o Siapkan ruang yang cukup hangat
Berat lahir (gram) Suhu ruangan (oC)
1000-1500 34 - 35
PROSEDUR 1500-2000 32 – 34
2000-2500 30 – 32
> 2500 28 – 30
o Bayi dengan asfiksia, distress respirasi atau sepsis
membutuhkan suhu ruang lebih tinggi disbanding bayi
PENANGANAN HIPOTERMIA PADA NEONATUS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 2/5
Kab. Bungo. 37211
XIII/029
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
dengan berat yang sama tanpa masalah.
o Gunakan pemancar panas hanya selama resusitasi.
o Bayi segera dikeringkan setelah lahir dengan handuk bersih
dan lembut.
o Jangan memandikan bayi segera setelah lahir, lebih baik
mandi ditunda.
o Jangan hilangkan verniks.
o Tutuplah kepala dengan handuk bersih dan kering
o Berikan bayi ke dada ibunya, dan selimuti keduanya
o Khusus bayi kecil (BBLR) lakukan perawatan bayi lekat
(PBL) dengan metoda Kangguru (lihat cara PBL) bila
kondisi sudah stabil
o Susukan bayi dalam 30 menit setelah lahir
2. Penanganan hipotermia berat (suhu tubuh < 32oC)
o Segera hangatkan bayi dengan menggunakan pemancar
panas yang sebelumnya telah dihangatkan (bila mungkin).
Gunakan inkubator atau ruangan hangat bila perlu.
o Ganti baju yang dingin dan basah bila perlu. Beri pakaian
yang hangat, pakai topi dan selimuti dengan selimut hangat.
o Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi
sering diubah.
o Bila bayi dengan gangguan napas (frekuensi napas > 60 atau
> 30 kali/ menit, retraksi dada, merintih)

PENANGANAN HIPOTERMIA PADA NEONATUS


No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSIA-MOE/SPO/
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 00 3/5
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
XIII/029
Kab. Bungo. 37211
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
- Pasang jalur IV dan beri cairan IV seusai dengan dosis
rumatan, dan pipa infus tetap terpasang di bawah
pemancar panas, untuk menghangatkan cairan
- Periksa kadar glukosa darah, bila kadar glukosa darah < 45
mg/dl, tangani untuk hipoglikemia.
- Nilai bayi untuk tanda kegawatan (misalnya gangguan
napas, kejang atau tidak sadar) setiap jam dan nilai juga
kesiapan untuk minum setiap 4 jam sampai suhu tubuh
kembali ke batas normal.
- Ambil sampel darah dan beri antibiotika sesuai standar
pelayanan untuk penanganan Sepsis.
- Anjurkan menyusu secara setelah bayi siap.
- Bila bayi tidak dapat menyusu, beri ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternatip cara pemberian
minum.
- Bila refleksi menelan bayi tidak baik, pasang pipa lambung
dan beri ASI peras begitu suhu bayi mencapai 35oC.
o Periksa suhu bayi setiap jam. Bila suhu naik paling tidak
0,5oC/jam, berarti upaya menghangatkan berhasil kemudian
lanjutkan dengan memeriksa suhu bayi setiap 2 jam.
o Periksa juga suhu alat yang dipakai untuk menghangatkan
dan suhu ruang setiap jam.
o Setelah suhu tubuh bayi normal:
- Lakukan perawatan lanjutan untuk bayi
Pantau bayi selama 12 jam kemudian, dan ukur suhunya
tiap 3 jam.
PENANGANAN HIPOTERMIA PADA NEONATUS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 RSIA-MOE/SPO/
Kel. Pasir Putih.
Kec.Rimbo Tengah.
00 4/5
Kab. Bungo. 37211
XIII/029
Telp.
081266089089/085267660592
, Fax. 0747-7331854
Email : rsia.moelia@gmail.com
o Pantau bayi selama 24 jam setelah penghentian antibiotika.
Bila suhu bayi tetap dalam bayas normal dan bayi minum
dengan baik dan tidak ada masalah lain yang memerlukan
perawatan di Rumah Sakit, bayi dapat dipulangkan dan
nasehati ibu bagaimana cara menjaga agar bayi tetap
hangat selama di rumah.
3. Penanganan hipotermia sedang (suhu tubuh 32-35oC)
o Ganti pakaian yang dingin dan basah, dengan pakaian yang
hangat, memakai topi dan selimuti dengan selimut hangat.
o Bila ada ibu/pengganti ibu, anjurkan menghangatkan bayi
dengan melakukan kontak kulit dengan kulit (perawatan
bayi lekat).
o Bila ada ada :
- Hangatkan kembali bayi dengan menggunakan alat
pemancar panas. Gunakan inkubator dan ruangan hangat
bila perlu.
- Periksa suhu alat penghangat dan ruangan hangat, beri
ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatip cara
pemberian minum dan sesuaikan pengatur suhu.
UNIT TERKAIT SMF Ilmu Kesehatan Anak
Instalasi Maternal-Perinatal

Anda mungkin juga menyukai