Anda di halaman 1dari 2

PENATALAKSANAAN BAYI DENGAN ASFIKSIA NEONATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/SPO.765/RSI-YAN/VIII/2022 B 1//1
1/2

Tanggal terbit Ditetapkan,


Direktur
SPO
2 Agustus 2022
drg. JAUHARI MURSID

Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernafas secara spontan dan


Pengertian teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai
dengan hipoksemia, hiperkarbia dan asidosis

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Mempertahankan


Tujuan kelangsungan hidup bayi dan mengurangi efek samping yang mungkin
timbul.

Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Wonosobo Nomor :


Kebijakan 445/SK.207/RSI/VII/2022 tentang Kebijakan Manajemen dan
Pelayanan Rumah Sakit Islam Wonosobo

Prosedur A. Setelah bayi lahir dan pemotongan taki pusat, bayi diletakkan
dibawah radiant warmer
B. Bayi dikeringkan dengan sehelai kain hangat, kemudian kain
basah disingkirkan dan diganti kain hangat yang baru
C. Bayi dengan BB <1500 gram dibungkus dengan plastic
polietilen setinggi leher sebelum mengeringkan bayi, pakaikan
topi
D. Bila nafas bayi < 20 x/menit atau bayi mengalami megap-
megap atau tidak bernafas spontan, lakukan resusitasi dengan
balon atau sungkup.
E. Posisi leher sedikit tengadah (ekstensi), dilakukan penghisapan
lendir dimulai dari mulut kemudian hidung
F. Bila bayi masih belum menangis diberikan rangsangan taktil
(menepuk atau menyentil telapak kaki, menggosok punggung,
perut, dada atau alat gerak bayi) kemudia perbaiki posisi kepala
bayi. Langkah tersebut membutuhkan waktu 30 detik.
G. Bila bayi mengalami apnea, lakukan manajemen apnea.
H. Beri oksigen bila terjadi gangguan nafas. Kurangi oksigen
secara bertahap sampai batas terendah untuk memperbaiki
gangguan nafas dan mencegah sianosis sentral (lihat bab
gangguan nafas dan terapi oksigen).
I. Ukur suhu aksiler tiap 2 jam, segera tangani jika ditemukan
suhu tubuh abnormal.
J. Yakinkan bayi dapat minum dengan baik:
1. Bila refleks hisap bayi kuat dan tidak perlu mendapat
PENATALAKSANAAN BAYI DENGAN ASFIKSIA NEONATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/SPO.765/RSI-YAN/VIII/2022 B 1//1
2/2

oksigen, anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya.


2. Bila bayi sedang mendapat terapi oksigen atau tidak dapat
menyusu, beri ASI peras melalui sonde.
3. Bila bayi tidak dapat menerima minum melalui sonde,
pasang jalur infus dan beri cairan dengan dosis rumatan
secara intravena.
K. Lakukan konseling terhadap ibu/keluarga tentang asfiksia dan
prognosis bayinya.
Bayi berbafas spontan dengan distress nafas
 Bila bayi sudah bernafas spontan tapi disertai distress nafas
(retraksi, merintih, takipnue) berikan tekanan positif
berkelanjutan pada jalan nafas dengan CPAP (continuous
positive airway pressure) atau jacksen-Rees
Stabilisasi pasca resusitasi
 Bayi harus senantiasa dipantau dan dipertahankan dalam
keadaan stabil dengan prinsip STABLE selama dipindahkan
maupun menjalani perawatan
 Bayi pasca resusitasi diobservasi diruang perinatology
 Transportasi bayi dari kamar bersalin, kamar operasi atau IGD
ke ruang perinatology menggunakan incubator transport

 Instalasi Gawat Darurat


Unit terkait  Instalasi Bedah Sentral
 Intensive Care Unit

Anda mungkin juga menyukai