Anda di halaman 1dari 59

RSIA Prof dr.H.M.

farid

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS IBU DAN ANAK


2/2
PROF FARID

PROSEDUR

UNIT TERKAIT
RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


001 1/1
RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian oksigen dan
curah jantung yang cukup untyk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung
dan alat vital lainnya
TUJUAN 1. Memberikan ventilasi yang adekuat
2. Membatasi kerusakan cerebi
3. Pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan
oksigen kepada otak, jantung dan alat-alat vital lainnya
4. Untuk memulai atau mempertahankan kehidupan ekstra uteri

KEBIJAKAN

PROSEDUR Persiapan Pasien :


1. Identifikasi klien
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakuk
3. Inform consent

Persiapan alat :
1. Tempat resusitasi datar, keras, bersih, kering dan hangat
2. Handuk atau kain bersih dan kering untuk mengeringkan, serta menutup
tubuh dan kepala bayi, kain kecil (1) untuk ganjal bahu (5cm)
3. Alat pengisap lender
4. Alat penghantar udara / oksigen  Tabung sungkup untuk bayi cukup
bulan dan premature  Sungkup dengan bantalan karet atau udara 
Balon sungkup dengan katup pengatur tekanan
5. Lampu 60 watt dengan jarak dari lampu ke bayi sekitar 60 cm

Pelaksanaan :
PENILAIAN BAYI BARU LAHIR
1. Lakukan penilaian (selintas)  Apakah bayi cukup bulan ?  apakah air
ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ?  Apakah bayi menangis kuat
dan / atau bernafas tanpa kesulitan ?  Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK” lanjut ke langkah resusitasi pada
asfiksia bayi baru lahir
2. Bila air ketuban bercampur mekonium, lakukan penilaian apakah bayi
menangis / bernafas normal / megap-megap / tak bernafas :
RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

RS IBU DAN ANAK No. Dokumen No. Revisi Halaman


PROF FARID
001 1/2
 Jika menangis atau bernafas normal, potong tali pusat dengan cepat, tidak
diikat dan tidak dibubuhi apapun dilanjutkan dengan Langkah Awal
 Jika megap-megap atau tidak bernafas, buka mulut lebar, usap mulut dan
isap lender, potong tali pusat dengan cepat, tidak diikat dan tidak dibubuhi
apa pun, dilanjutkandenganLangkahAwal
LANGKAH AWAL
Selimuti bayi dengan handuk / kain yang diletakkan diatas perut ibu, bagian
muka dan dada bayi tetap terbuka
Letakkan bayi di tempat resusitasi
Posisikan kepala bayi pada posisi menghidu, yaitu kepala sedikit ekstensi
dengan mengatur tebal handuk / kain ganjal bahu yang telah disiapkan
PROSEDUR Bersihkan jalan nafas dengan menghisap lender pada mulut sedalam < 5 cm
dan kemudian hidung bayi sedalam < 3 cm
5. Keringkan bayi (dengan sedikit tekanan) dan gosok-gosok dada /
perut / punggung bayi sebagai rangsangan taktil untuk merangsang
pernafasan. Ganti kain yang basah dengan kain yang bersih dan
kering. Selimuti bayi dengan kain kering. Biarkan muka dan dada
terbuka
6. Memposisikan Kepala bayi dan nilai kembali usaha nafas
a. Bila menangis kuat atau bernafas spontan, lakukan asuhan bayi
baru lahir
b. Bila tetap tidak bernafas atau megap-megap, maka lakukan
ventilasi

UNIT TERKAIT
DEHIDRASI BERAT

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


002 1/2
RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Dehidrasi berat adalah dehidrasi yang terjadi apabila terdapat dua atau lebih
tanda dan
gejala klinis berupa letargi atau penurunan kesadaran, mata cekung, turgor
menurun (< 2 detik) dan tidak bisa minum atau malas minum.

TUJUAN Untuk mengatasi dehidrasi berat pada bayi/anak

KEBIJAKAN Mengacu pada panduan pelayanan kesehatan neonatal esensial

PROSEDUR Tanda dan gejala dehidrasi berat:


 Letargis/tidak sadar
 Tidak bisa minum atau malas
 Cubitan kulit perut kembali sangat lambat (≥2 detik)
Pengobatan:
Tangani sesuai terapi.Jika bayi juga mempunyai klasifikasi lain yang
membutuhkan rujukan segera:
 RUJUK SEGERA setelah memenuhi syarat rujukan dan oralit
sedikit demi sedikit.
 Nasehati agar ASI tetap diberikan jika memungkinkan.
 Cegah agar gula darah tidak turun.
 Nasehati cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan.
Jika bayi masuk klasifikasi dehidrasi berat, ada fasilitas dan
kemampuan untuk pemberian cairan IV, maka:
 Pasang jalur IV
 Berikan cairan IV Ringer lactat (jika tidak tersedia, berikan Nacl
0,9%) sebanyak 30 ml/kgBB selama 1 jam (10tetes/makro/
kgBB/ menit atau 30 tetes mikro/kgBB/menit.
 Evaluasi setiap 1 jam : bila membaik, RUJUK SEGERA dengan
meneruskan cairan IV 70 ml/kgBB selama 5 jam (5 tetes
makro/kgBB/menit atau 14 tetes mikro/kgBB/menit)
 Bila belum membaik, nadi masih lemah, ulangi lagi 30 menit
ml/kgBB/jam(10 tetes makro/kgBB/menit atau 30 tetes
makro/kgBB/menit).
 Lakukan evaluasi 1 jam:Bila membaik RUJUK SEGERA
dengan meneruskan pemberian cairan IV 70 ml/kgBB selama 5
jam (5 tetes makro/kgBB/menit atau 14 tetes
mikro/kgBB/menit).

DEHIDRASI BERAT

RS IBU DAN ANAK No. Dokumen No. Revisi Halaman


PROF FARID
002 1/2
1. Perinatologi
UNIT TERKAIT 2. Perawatan Anak
SEPSIS NEONATORUM

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


003 1/2
RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Sepsis Neonatal adalah sindroma klinis dari penyakit sistemik akibat
infeksi selama satu bulan pertama kehidupan
TUJUAN 1. Mendeteksi secara dini kasus sepsis neonatorum
2. Mengatasi komplikasi
3. Menurunkan angka kematian bayi

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Pasang jalur IV dan berikan cairan IV dengan dosis rumatan


2. Jangan memberi minum bayi selama 12 jam pertama
3. Ambil sampel darah dan kirim ke laboratorium untukpemeriksaan
darah rutin (termasuk rasio batang: segemen),gula darah, elektrolit
serta kultur dan sensitivitas.( bila fasilitastersedia)
4. Bila bayi kejang, opistotonus, atau ubun-ubun besar membonjol.
 Lakukan pungsi limbal segera sesudah pengambilandarah( bila
fasilitas tersedia) untuk mengetahui jumlahsel, pengecatan
Gram, kultur dan sensivititas.
 Mulai manajemen untuk meningitis.
5. Bila kadar haemoglobin kurang 12 g/dl (hematokrit kurang dari
36%), beri transfusi darah.
6. Bila bayi tidak menderita meningitis, beri antibiotic ini, sesuai
dengan pedoman yang ada. Tunggu hasil laboratorium seperti
darah lengkap dan nilai kondisi bayi secara ketat tiap hariuntuk
melihat perkembangannya.

SEPSIS NEONATORUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
003 2/2
PROSEDUR 7. Menjaga patensi jalan napas dan pemberian oksigen
untukmencegah hipoksia
8. Beri nutrisi secara bertahap bila keadaan umum bayi mulai stabil
9. Setelah selesai pengobatan antibiotika, amati bayi selama 24 jam
berikutnya :
Bila bayi tetap baik selama pengamatan 24 jam dan minumdengan
baik serta tidak dijumpai masalah lain yang memerlukan perawatan
di rumah sakit, maka bayi dapat dipulangkan. Bila dijumpai lagi
tanda infeksi, maka ulangi lagi manajemen infeksi/sepsis
1. Perawatan Bayi
UNIT TERKAIT 2. IGD
MENERIMA BAYI BARU LAHIR DI KAMAR BERSALIN

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


004 00 1/1
RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Menenerima bayi yang baru dilahirkan ibu dikamar bersalin dan
petugas penolong persalinan kamar bersalin,petugas neonatal yang bertugas
saat itu
TUJUAN 1.Penatalksanaan BBL sesegera mungkin.
2.Melimpahkan tanggung jawab kepada yang berwenang, demi keamanan

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Kamar bersalin memberitahukan ruang peninatal ketika akan ada ibu
yang akan melahirkan.
2. Petugas neonatal segera mendatangi kamar bersalin dan
mempersiapkan sarana dan prasarana untuk penatalaksanaan BBL
3. Setelah semuanya siap, petugas perinatal menanti kelahiran bayi
dengan berdiri disamping penolong persalinan.
4. Setelah bayi dilahirkan dan dipotong tali pusatnya penolong kamar
bersalin sengerah menyerahkan penatalaksanaan BBL kepetugas
perinatal.
5. Penatalaksanaan BBL sesuaikan dengan kondisi bayi, jika bayi segera
menangis segera IMD. Jika tidak, lakukan penatalksanan resusitasi
lanjutan.
6. Dokumentasikan semua kegiatan dalam Rekam Medis
UNIT TERKAIT 1. Unit perinatal
2. Kamar bersalin
RUJUKAN KELUAR RUMAH SAKIT

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


005 1/2
RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Tata cara merujuk pasien keluar RSIA Prof.dr.H.M.Farid dengan kasus
tertentu ke Rumah Sakit atau laboratorium yang lebih lengkap fasilitasnya
TUJUAN Untuk membantu penderita mempercepat penyembuhan

KEBIJAKAN

PROSEDUR a. Petugas :
1. Dokter/Petugas Instalasi Gawat Darurat
2. Petugas ambulance

b. Pelaksanaan :
1. Personil
2. Ambulance
3. Obat-obatan dan penunjang lainnya untuk life saving
4. Dokter jaga IGD RSIA Prof.dr.H.M.Farid melakukan koordinasi
dengan Rumah Sakit rujukan
5. Bila persiapan sudah selesai, dokter jaga IGD RSIA
Prof.dr.H.M.Farid harus memeriksa sekali lagi kelengkapannya,
maka penderita saiap di rujuk di sertai surat rujukan dan buku
rujukan
6. Selama perjalanan perawat harus melakukan observasi penderita
dengan memperhatikan dan mencatat
7. Setelah sampai ke rumah sakit tujuan, perawat melapor kepada
dokter jaga Rumah Sakit rujukan dengan mengisi buku rujukan
bahwa penderita di terima
8. Perawat dapat meninggalkan Rumah Sakit rujukan setelah
mendapatkan perintah dokter jaga rumah sakit rujukan
Yang di perlukan dalam merujuk pasien :
a. Rujukan yang dilakukan hanya di atas indikasi
- Kapasitas tempat tidur rumah sakit penuh
- Kasus-kasus yang tidak bisa di tangani/membutuhkan dokter dan
fasilitas yang lebih lengkap
9. Perawat mencatat nama petugas pendamping kedalam from
tranfer pasien
10. Dokumen-dokumen (from transfer,foto copy, hasil-hasil
pemeriksaan penujang) pasien di berikan kepada pendamping

c.

RUJUKAN KELUAR RUMAH SAKIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS IBU DAN ANAK
PROF FARID 004 2/2

1.IGD
2.Instalasi Rawat jalan
UNIT TERKAIT 3.Instalasi rawat inap
4.Perinatalogi

KEBIJAKAN

Transfer keluar rumah sakit/rujukan berdasarkan Keputusan Direktur RSIA Prof.dr.H.M.Farid


SOP COVID

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


006 1/2
RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN COVID-l9 adalah penyakit yang diakibatkan oleh infeksi Severe Acute
Respiratory Slndrome Coronauints-2 (SARS-CoV- 2)
Bayi baru lahir dengan kriteria Suspek adalah bayi baru lahir dari ibu
suspek/probable / konfirmasi dengan gejala atau tanpa gejala Covid- 19 pada
saat melahirkan
TUJUAN Untuk mengatur prosedur pelayanan pasien COVID-19 di RSIA
Prof.dr.H.M.Farid

KEBIJAKAN

PROSEDUR A. Screening Awal


 Semua pasien dan pengunjung yang masuk ke area rumah sakit wajib
menggunakan masker
 Screening awal pasien IGD dilakukan oleh petugas porter atau
SATPAM IGD terhadap seluruh pasien yang tiba di area kedatangan
menggunakan tlermo scanner
 Screening awal pasien rawat jalan poliklinik dilakukan oleh petugas
informasi atau SATPAM di depan pintu masuk gedung pendaftaran
rawat jalan terPadu menggunakan ttermo scanner
 Pasien IGD yang datang dengan keluhan demam (>38" C) disertai
batuk/pilek diarahkan masuk IGD melalui akses masuk khusus dan
ditempatkan di ruang isolasi airborne disease di IGD
 Pasien potiklinik yang datang dengan keluhan demam (>38' C)
disertai batuk/pilekdiarahkan ke IGD untuk screening lebih lanjut

B. Pemeriksaan
 Perawat IGD melakukan pemeriksaan awal terhadap pasien yang
masuk di ruang isolasi airborne disease
 Apabila pasien masuk dalam kriteria Suspek/Probable/Konfirmasi
Covid- 19 maka perawat segera melaporkan ke dokter jaga IGD untuk
pemeriksaan dan tindakan selanjutnya
 Apabila pasien tidak masuk dalam kriteria Suspek/ProbablelKonfirmasi
Covid-19 maka pemeriksaan berikutnya oleh dokter dan perawat IGD
dapat dilakukan di ruang pemeriksaan dan tindakan biasa di IGD
 Pemeriksaan penunjang rutin yang dilakukan untuk pasien Covid-19di
IGD adalah : a. Rontgen tlnraxon site b. Laboratorium Darah Lengkap c.
Pemeriksaan lainnya dilakukan sesuai indikasi klinis berdasarkan
permintaan dari dokter jaga IGD atau DPJP Spesialis

SOP COVID

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
006 2/2
PROSEDUR C. Perawatan Pasien
Berdasarkan hasil pemeriksaan, pasien Covid19 dapat menjalani rawat jalan
maupun rawat inap
Kriteria pasien Covid-19 rawat jalan :
a. Pasien Suspek dengan atau tanpa komorbid
b. Pasien Confirmed dengan atau tanpa komorbid
7. Ikiteria pasien Covid-19 rawat inap :
a. Pasien Suspek:
1. ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di
rumah sakit dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran
klinis yang meyakinkan
2. Pasien tanpa gejala/tanda ISPA dengan hasil pemeriksaan radiologi
atau pemeriksaan klinis dari DPJP yang mendukung diagnosis
Suspek Covid- 19
3. Pasien tanpa gejala/tanda ISPA dengan RDT-Ag SARS Cov-2 positif
yang tidak memiliki fasilitas isolasi mandiri
4. Pasien Suspek dengan co-insidens
5. Bayi baru lahir dengan kriteria Suspek
b. Pasien Probable
c. Pasien Confirmed:
1) Tanpa gejala/gejala ringan yang tidak memiliki fasilitas isolasi
mandiri
2) Tanpa gejala/gejala ringan dengan komorbid yang tidak
terkontrol
3) Dengan gejala sedang/berat/kritis
4) Dengan co-insidens
5) Kasus Confirmed bagi pelaku pedalanan internasional tanpa
gejala, dengan gejala ringan / sedang/ berat/ kritis
Ruang perawatan pasien Covid-19 usia neonatus dan anak meliputi :
a. Ruang isolasi Covid-lg di Peristi untuk bayi baru lahir dengan kriteria
suspek dan neonatus tanpa kebutuhan perawatan intensif
b. Ruang isolasi Covid-lg di NICU untuk bayi baru lahir dengan kriteria
suspek, neonatus, dan anak dengan kebutuhan perawatan intensif

UNIT TERKAIT

Kebijakan covid

1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.OL.O7 /Menkes/ 413 /2O2A Tentang


Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.O 1 .07/ Menkes / 4641 I 2021 Tentang
Panduan Pelaksanaan Pemeriksaan, Pelacakan, Karantina, dan Isolasi Dalam Rangka
Percepatan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19

PENANGANAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH


NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN
007 1/2

STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Bayi Berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gr tanpa memandang masa gestasi. Bayi berat lahir sangat
rendah (BBLSR) digunakan untuk berat lahir kurang dari 1500 gr dan
Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) digunakan untuk berat
lahir kurang dari 1000 gr.
TUJUAN 1. Mencegah terjadinya hipotermi / hipoglikemia pada bayi
2. Mencegah terjadinya gawat nafas pada bayi
3. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial
Memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi
KEBIJAKAN

PROSEDUR
1. Mencuci tangan sebelum menyentuh pasien
2. Lakukan pemeriksaan GDS segera setelah lahir dan kontrol kembali
setelah 3-4 jam (jika ≤ 40 mg/dL dilakukan penanganan
hipoglikemia)
3. Menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi dengan
menggunakan pemancar panas, Kangaru Mother Care, incubator
(lihat table cara menghangatkan bayi).
4. Pada bayi dengan berat lahir 1500 gr – 2500 gr :
a. Bila bayi sehat biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi,
dianjurkan ibu untuk menyusu bayinya.
b. Apabila bayi dapat minum peroral dan tidak memerlukan cairan
IV, beri minum seperti pada bayi sehat.
a. Bila bayi perlu cairan IV :
PENANGANAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

RS IBU DAN ANAK No. Dokumen No. Revisi Halaman


PROF FARID

007 2/2
PROSEDUR Berikan cairan IV dan ASI menurut umur (lihat tabel)
Perkiraan jumlah ASI yang diperlukan setiap kali minum
menurut berat dan usia

Hari ke- (ml/kg)


Berat Minum
lahir setiap
(gr) (x) 1 2 3 4 5 6-13 14

1000 12 5 7 8 9 10 11-16 17

1250 12 6 8 9 11 12 14-19 21

1500 8 12 15 15 19 21 23-33 35

1750 8 14 18 18 22 24 26-42 45

2000 8 15 20 23 25 28 30-45 50

Kebutuhan Cairan IV (cc/kg/hari)

1000 - 1500 -
Berat Lahir <1000 gr >2500 gr
1500 gr 2500 gr

60 - 90 60 - 80 60
Hari #1 61 D10W
D10W D10W D10W

90 - 120 90 - 110 91 - 110


Hari #2 90 D10W
D10W D10W D10W

120 - 150 120 - 150 121 - 150 100


Hari #3
D10W D10W D10W D10W

1) Mulai berikan minum peroral pada hari ke dua atau segera setelah
anjurkan pemberian ASI.
2) Apabila terjadi gangguan napas atau kejang berikan ASI perah m
lambung
3) Beri cairan IV dan ASI menurut umur, (lihat tabel).
4) Beri minum 8 kali vdalam 24 jam (misal 3 jam sekali)
5) Apabila bayi telah dapat minum baik menggunakan sendok coba untu
langsung.
4. Pada bayi dengan berat lahir 1000 gr – 1500 gr.
a. Bila bayi sehat berikan ASI perah melalui pipa lambung (sesuai tabel).
b. Beri minum 8 kali dalam 24 jam (misal setiap 3 jam)

UNIT TERKAIT
ETIKA BATUK

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


008 1/1
RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Kebersihan pernapasan dan etika batuk adalah dua cara penting untuk
mengendalikan penyebaran infeksi di sumbernya.
TUJUAN Untuk mencegah transmisi patogen dalam droplet dan fomite terutama saat
musim/KLB virus respiratorik

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Petugas kesehatan menjelaskan pada pasien dan pengunjung pentingnya


pengendalian sekresi respirasi untuk mencegah transmisi patogen dalam
droplet dan fomite terutama musim/KLB virus respiratorik.
2. Petugas kesehatan mengajarkan cara atau etika batuk yang benar dengan
cara:

a. Tutup hidung saat batuk dan bersin dengan menggunakan


tissue/saputangan.
b. Segera buang tisu yang sudah di pakai ke dalam tempat sampah yang
sudah di sediakan.
c. Cuci tangan dengan menggunakan air mengalir atau pencuci tangan
berbasis alkohol.
d. Jika memungkinkan di anjurkan bagi orang yang batuk untuk
menggunakan masker bagi pengunjung yang batuk.
e. Jika memungkinkan dianjurkan bagi orang yang batuk untuk duduk
pada jarak 1 meter dari yang lainnya di ruang tunggu.
3. Petugas kesehatan memberi poster pada tempat masukdan tempat
strategis tentang etika batuk.
4. Petugas Kesehatan menyediakan tempat sampah wetafel.
UNIT TERKAIT Semua unit kerja di RSIA HDSHD

RESPIRATORY DISTRESS OF NEWBORN (RDN)


NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN
009 1/1
RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Respiratory Distress of the Newborn (RDN) adalah kondisi dimana
neonatus mengalami satu atau lebih gejala peningkatan usaha napas
(work of breathing) yaitu takipnea (RR > 60 x/menit), napas cuping
hidung, retraksi dinding dada, atau merintih (grunting), sianosis.
Penyebab RDN bisa muncul akibat penyakit paru/pulmonary disease
(Penyakit Membran Hialin/RDS, Transient Tachypnea Of Newborn/
TTN, Meconium Aspiration Syndrome/MAS) atau penyakit di luar paru
(kelainan Jantung, kelainan metabolik, kelainan intrakranial
TUJUAN
Untuk mencegah gangguan nafas yang sering terjadi pada bayi

KEBIJAKAN

PROSEDUR Frekuensi napas > 60 x/menit


Adanya work of breathing lain: pernapasan cuping hidung, retraksi
supraklavikula, retraksi interkostal, retraksi subkostal,
Grunting/merintih (terdengar langsung atau dengan bantuan stetoskop)
Sianosis

Tabel 1. Evaluasi gawat napas menggunakan Skor Downe


Pemeriksaan Score
0 1 2
Frekuensi napas < 60/menit 60-80/menit >80/menit
Retraksi Tidak ada Retraksi ringan Retraksi berat
retraksi
Sianosis Tidak ada Sianosis hilang Sianosis
sianosis dengan menetap
pemberian O₂ walaupun diberi
O₂
Suara napas Suara napas di Suara napas di Tidak ada suara
kedua paru naik kedua paru napas di kedua
menurun paru
Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar
dengan tanpa alat bantu
stetoskop
Keterangan :
1-3 = Tidak ada gawat nafas
4-6 = Gawat Nafas
≥ 7 = Ancaman gagal nafas

UNIT TERKAIT 1.Kamar Bersalin


2.Ruang Perina
PENANGANAN BAYI BARU LAHIR SEHAT DENGAN
INISIASI MENYUSU DINI ( IMD )
RS IBU DAN ANAK
PROF FARID NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN

STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Bayi yang baru lahir dari rahim ibu melalui proses persalinan, baik
pervaginam maupun melalui pembedahan (SC) diberi kesempatan untuk
mulai menyusu sendiri dengan cara merangkak mencari payudara ( the
breast crawl ) dan membiarkan kontak kulit antara ibu dan bayi dalam 1 jam
setelah persalinan.
TUJUAN 1. Mempertahanakan kondisi bayi baru lahir dalam keadaan sehat secara
optimal.
2. Memperkenalkan “bonding attachment “ dengan ibu sesegera mungkin.
3. Mencegah hipotermi
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan


2. Segera setelah lahir, bayi diletakkan di perut ibu sudah dialasi kain
kering.
3. Keringkan secepatnya seluruh tubuh bayi termasuk kepala, kecuali
kedua tangannya. Verniks ( lemak putih ) sebaiknya dibiarkan.
4. Tali pusat dipotong lalu diikat
5. Tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau diperut ibu.
Ibu dan bayi diselimuti bersama-sama. Jika perlu bayi diberi topi untuk
mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya. Dan pasang identitas
pada bayi (gelang bayi )
6. Bayi dibiarkan merangkak dan mencari putting susu ibu. Ibu dapat
merangsang bayi dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan
bayi ke putting susu.

PENANGANAN BAYI BARU LAHIR SEHAT DENGAN


INISIASI MENYUSU DINI ( IMD )

RS IBU DAN ANAK


PROF FARID
No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2
PROSEDUR 7. Biarkan bayi dalam posisi bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya
selama 1 jam, walaupun ia telah berhasil menyusu pertama sebelum 1
jam. Jika belum menemukan putting payudara ibunya dalam waktu 1
jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit ibunya sampai
berhasil menyusu pertama.
8. Bayi dipisahk atau menyusu awal selesai.
9. Memberikan suntikan vitamin K1 0, 5 mg / IM dan salep mata
10. Bayi di observasi selama 2 jam, bila keadaan bayi baik, bayi di rawat
gabung. Bayi tidak boleh dimandikan selama 6 jam pertama kehidupan
dan tidak boleh diberikan penganti ASI .
11. IMD pada Seksio Caesar, diusahakan suhu ruangan operasi 20ºC – 25
ºC.
12. Jika dilakukan anastesi spinal atau epidural dan ibu dalam keadaan
sadar, setelah dikeringkan di bawah “radiant warmer” bayi segera
diposisikan didada ibu sehingga kontak kulit ibu dan bayi dapat terjadi.
Usahan menyusu pertama dilakukan di kamar operasi. Jika Inisiasi dini
belum terjadi di kamar operasi. Maka bayi tetap diletakkan di dada ibu
ketika dipindahkan ke kamar perawatan atau pemulihan. Menyusu dini
dilanjutkan di kamar perawatan ibu atau kamar pulih.
13. Jika keadaan ibu atau bayi belum memungkinkan, bayi diberikan pada
ibu pada kesempatan yang terjadi

1. IGD
2. Kamar Bersalin
UNIT TERKAIT
3. Kamar Operasi
HCU
TATA LAKSANA HIPOGLIKEMIA PADA NEONATUS

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


011 1/1
RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Penurunan kadar gula darah serum 45 mg% dengan atau tanpa manefestasi
klinis. Pemeriksaan kadar gula darah secara rutin dilakukan pada bayi-bayi
beresiko seperti BBLR, bayi prematur, asfiksi anconatorum, makrosomia, bayi
sakit keras dan intake yang tidak terjamin.
TUJUAN 1. Persiapan mengembalikan kadar gula darah menjadi normal dengan
pemberian glukosa adekuat, secara enteral maupun parenteral
2. Mencari penyebab hipoglikemia dan mengatasi masalah yang
mendasari
3. Mencegah dan mengobati komplikasi yang timbul hipoglikemia.
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan alat


a. Penyediaan infus set dan venocath
B. Cairan dekstrosa 10%
C. Habiskan 10 cc
D. Sarung tangan steril

2.Prosedur kerja
a. Membuat dokumentasi riwayat penyakit pasien secara lengkap
termasuk riwayat kehamilan, persalinan, pemberian nutrisi enteral
maupunparenteral, dan resiko-resiko penyebab hipoglikemia.
b. Menjelaskan penyebab penyakit, prosedur koreksi hipoglikemia
yang akan dilakukan, beserta komplikasi yang dapat timbul bila dilakukan
koreksi
c. penyebab mencari timbulnya hipoglikemia dan mengatasi masalah
tersebut
d. Pada bayi tanpa gejala dapat diberikan intake per oral sedini mungkin,
sambil terus memantau kadar glukosa darah. Pemberian intake tetap di
sesuaikan dengan kebutuhan setiap harinya.
e. Bila bayi kejang atau mengalami penurunan kesadaran koreksi
dilakukan secara IV dengan bolus dextrose 10% 2 ml/kg/IV di
ikuti dengan infus dextrose 10% dengan volume sesuai kebutuhan
cairan harian

f. Kontrol kembali kadar glukosa darah 30-60 menit setelah bolus, bila
setelah 1 jam kadar glukosa tetap rendah, ulangi bolus dextrose 2
ml/kg/BB/IV Pertahankan kadar gula darah 50 - 110mg%g
g. Bila kebutuhan glukosa atau glucose infusion rate (GIR) > 10
mg/kgBB/menit, sudah harus waspada adanya insulinoma, dan
lebih meyakinkan bila GIR 15-20 mg/kgBB/menit. Pada keadaan
ini perlu diberikan tambahan glukagon 5-10g/kg/BB/jam,
deksametason (bila ada tanda edema otak), dan terapi kausal
tergantung penyebab
h. Pantau terus kadar glukosa darah secara berkala sesuai indikasi
Pemeriksaan dapat dilakukan setiap jam, dan dihentikan setelah
48 jam bila kadar gula darah stabil.
i. Pada bayi-bayi yang sakit berat hindari pemberian nutrisi parental
UNIT TERKAIT perinatalogi
PENANGANAN BAYI BARU LAHIR ASFIKSIA

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


RS IBU DAN ANAK 1/1
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Bayi baru lahir tidak dapat berapa Secan, teratur, dan adekuat pada saat lahir
atau beberapa saat setelah lahir
TUJUAN 1. Melakukan tindakan secara resusitasi secara cepat dan tepat.
2. Mencegah terjadinya kerusakan otak yanmg menetap

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan

a. Gaun dan sarung tangan steril untuk dokter dan perawat


b. Alat penghisap lendir (syringe bulb atau suction).
c. Radian wanmer
d. Dua helai kain kering, hangat dan bersih
e. Alat observasi, berupa stetoskop khusus neonatus, jam tangan dengan
detik dan thermometer.
f. Alat resusitasi balon dan sungkup untuk bayi yang cukup bulan dan
kurang bulan, laringoskop, pipa endotrakeal, sesuai taksiran berat janin,
stilet,selang oksigen.
g. Set umbilical yang bersih 1 gunting pemotong tali pusat, klem tali
umbilical atau kateter umbilical
h. Pipa nasogastrik No 35 dan 5
i. Tanda pengenal bayi dan ibu
j. Vitamin K Img
UNIT TERKAIT

PENANGAN BAYI BARU LAHIR ASFIKSIA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
1/2
2. Perawatan rutin

a. Setelah bayi lahir dan tali pusar dipotong, bayi diletakkan di bawah
penghangat riant dan ditutup dengan kain hangat, kemudian kain
dilepas dan diganti dengan kain hangat yang baru.
b. Bayi di keringkan sehelai kain hangat,kemudian kain basah di
singkirkan dan di ganri kain hangat baru
c. Posisi leher sedikit tengada (ekstensi), dilakukan pengisapan
lendir mulai dari mulut kemudian hidung. Bila bayi masih
belum menangis diberikan rangsangan taktil (menepuk atau
menyentil telapak kaki, menggosok punggung, perut, dada, atau
PROSEDUR alat gerak bayi). Kemudian perbaiki posisi kepala bayi. Langkah
tersebut membutuhkan 30 detik.
d. Lakukan penilaian pernapasan, denyut jantung, dan warna kulit.
Bila bayi apnu atau denyut jantung <100 x/menit diberikan
ventilasi tekanan positif (VTP) menggunakan neopuff atau
balon dan sungkup dengan oksigen 100% selama 30 detik,
kecepatan 20-30 x dalam 30 detik (hitungan pompa lepas dua
tiga pompa). Lakukan penilaian ulang pernapasan, denyut
jantung, dan warna kulit. VTP di hentikan bila bayi bernapas
spontan atau denyut jantung >100 x/menit selanjutnya dapat
diberikan oksigen aliran bebas bila perlu.
e. Melakukan penilaian afgar usia 1 menit dan 5.
PENANGANAN BAY BARU LAHIR ASFIKSIA

No. Dokumen No. Revisi


RS IBU DAN ANAK
PROF FARID Halaman
012

1/3
f. Bila bayi masih apnu atau denyut jantung >60x/menit, amati
pernapasan dan warna kulit. Bila keduanya baik hentikan VTP
perlahan-lahan. Tetapi bila pernapasan belum naik maka VTP
dilanjutkan. Bila denyut jantung <60/menit, tetap diberikan VTP
dan diberi kompresi dada dengan perhitungan 1 siklus 3 kali
kompresi dada dan satu kali VTP Setelah 30 detik lakukan
penilaian ulang pernapasan, denyut jantung dan warna kulit.
Kompresi dada dihentikan bila denyut jantung >60/menit VTP
dihentikan bila bayi bernapas spontan atau denyut jantung
>100x/menit.
g. Bila bayi masih apnu atau denyut jantungh tetap <60/menit,
diberikan adrenalin 1 10 000 sebanyak 0,1 0,3 mL/kg, diberikan
PROSEDUR intra vena atau melalui pipa endotrakeal Lakukan pemasangan
pipa endotrakeal selanjutnya diikuti pemasangan pipa orgastrik
h. Bila bayi terlihat pucat diberikan larutan NACL 0,9% 10 mL/kg
melalui kateter vena umbilikalis. Bila dicurigai terjadi asidosis
metabolic, diberikan larutan natrium bikarbonat 2 mEq/kg,
melalui kateter vena umbilicalis. Kompresi dada dihentikan bila
denyut jantung > 60/menit VTP dihentikan bila terdapat
pernapasan spontan atau denyut jantung>100/menit
i. Memberikan identitas pada bayi dan memberikan suntikan
vitamin K1 mg/im
j. Menimbang berat badan, mengukur panjang badan dan lingkar
kepala.
k. Bayi di observasi dan dirawat di ruang bayi patologis
UNIT TERKAIT 1. Ruangan bersalin
2. Kamar operasi
3. PerinatalogI
4. Ruang rawat gabung

PENANGANAN KEJANG PADA NEONATUS

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


013
RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Episode kehilangan kesadaran yang berhubungan dengan gerakan motorik
atau sistem otonom abnormal pada bayi baru lahir akibat lepasnya muatan
listrik dari neuron otak. Mengatasi kejang dan pengobatan etiologi
TUJUAN Mengatasi kejang dan pengobatan etiologi
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Mempertahankan ventilasi, oksigenasi, dan sirkulasi yang adekuat
2. Mencari etiologi kejang
3. Mengatasa/menghentikan kejang (fase akut) dan pengendalian kejang
4. Penatalaksanaan sesuai etiologi
5. Fase akut kejang
a. Oksigenasi yang baik
b. Pemasangan jalur IV dan pemberian cairan dengan dosis rumatan
c. Farbital 20 mg/kg BB IV dalam waktu 10-15 menit. Jika kejang
tidak berhenti dapat diulang dengan dosis 5 mg/kg BB sebanyak 2
kali dengan selang waktu 30 menit maximal 40 mg/kg BB
d. Bila jalur intravena tidak tersedia atau sediaan intravena tidak
tersedia dapat diberikan fenobarbital intramuskuler dengan dosis
ditingkatkan 10-15 mg/kg BB dari dosis intra vena.
e. Cari etiologi sesegera mungkin.
6. Bila kejang belum teratasi berikan :
Fenitoin 20 mg/kg BB intravena dalam larutan garam fisiologis dengan
kecepatan 1 mg/kg BB/menit.
Bila kejang belum teratasi berikan pengobatan rumatan
a. Fenobarbital 1,5-2,5 mg/kg BB/kali, tiap 12 jam peroral atau IV
sampai 7 hari bebas kejang.
b. BBLSR (<1500gr, <32 minggu) 2 mg/kg/kali, tiap 12 jam
c. BCB 4-5 mg/kg/kali, tiap 12 jam.
d. Usia kronologis >2 minggu : 4-5 mg/kg/kali,tiap 6 jam
UNIT TERKAIT

HIPERBILLIRUBENEMIA

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


014 1/1
RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Hiperbillirubinemia neonatal adalah peningkatan kadar billirubin total pada
minggu pertama kelahiran. Kadar normal maksimum adalah 12- 13% (205-
220umol/l)
TUJUAN Sebagai acuan dalam penanganan hiperbillirubin
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1.Mulai dengan terapi sinar bila ikterus diklasifikasi sebagai ikterus dini atau
kemungkinan ikterus berat.
2. Ambil sampel darah bayi dan periksa kadar billirubin bila memungkinkan :
a. Tentukan apakah bayi memiliki sakah satu faktor resiko (berat ≤ 2500 gr
atau umur kehamilan 37 minggu, hemolisis atau sepsis)
b. Bila kadar bilirubin serum di bawah tingkat yang memerlukan terapi
radiasi, hentikan terapi radiasi
c. Ketika tingkat serum bilirubin sesuai atau di atas tingkat itu
perlu terapi radiasi, lanjutkan terapi radiasi
3. Bila tingkat riwayat ikterus hemolitik atau inkompatibilitas reaktor Rh
atau golongan darah ABO pada kelahiran sebelumnya.
HIPERBILLIRUBENEMIA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
1/2
a. Mengambil sampel darah bayi dan ibu serta memeriksa kadar hemoglobin,
golongan darah bayi dan uji coombs
b. Bila tidak ada bukti factor Rh atau golongan darah
ABO sebagai penyebab hemolisis, sekarang atau riwayat keluarga
defresiensi G6PD, lakukan pemeriksaan G6PD.
memungkinkan.
c. Bila hasil pemeriksaan kadar bilirubin dan uji lain telah diperoleh, tentukan
kemungkinan diagnosisnya,
4. Terapi supportif
PROSEDUR a. Minum ASI atau pemberian Asi peras
b. Infuse cairan dengan dosis rumatan
Pemantauan (monitoring)
Tumbuh kembang
a. Pasca perawatan hiperbillirubenemia bayi perlu pemantaua tumbuh
kembang dengan penilaian periodik, bila diperluka konsultasi ke sub
bagian neurologik anak dan sub bagianj tumbu kembang

b. Bila terjadi gangguan penglihatan, konsultasi ke bagian penyak mata

c. Bila terjadi gangguan pendengaran konsultasi ke bagian THT


1. Ruang rawat inap Anak
UNIT TERKAIT 2. Perinatologi
3. Poliklinik Anak
4. Laboratorium
ASI ESKLUSIF

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


015 1/1
RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Pemberian ASI Ekslusif yaitu pemberian ASI tanpa
makanan/minumantambahan pada bayi umur 0-6 bulan
TUJUAN Sebagai pedoman petugas dalam mengimplementasikan program
pemerintah ASI Ekslusif

KEBIJAKAN

PROSEDUR
1. Alat dan Bahan :
a. Sarung tangan
b. Leafleat
c. Lembar balik
d. Pompa ASI
e. Washlap
f. Air hangat dan air dingin
2. Langkah-langkah
a. Memberikan informasi bahwa asi ekslusif diberikan hingga umur 6
bulan dan diteruskan sampai berumur 2 tahun
b. Kekerapan dan lama menyusui tidak dibatasi (ASI On Deman)
c. Tidak memberikan susu formula tanpa indikasi medis
d. Hindari penggunaan dot pada bayi ganti dengan
menggunakansendok atau pipet
e. Mengajarkan ibu cara merawat payudara untuk meningkatkan
produksi ASI
f. Sebelum menyusui cuci puting susu ibu dan buat ibu berada dalm
posisi yang santai, punggung diberi sandaran dan siku didukung
selama menyusui
UNIT TERKAIT 1. Kamar Bersalin
2. Perawatan Ibu
3. Ruang Perina

PENYIMPANAN ASI PERAH


NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN
016 1/2
RS IBU DAN
ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Suatu prosedur penyimpanan ASI perah bagi ibu yang ingin menyimpan
asi perahnya.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penyimpanan ASI perah

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Mencuci tangan


2. Siapkan wadah untuk menampung ASI (botol kaca, plastik ASI
perah)
3. Pastikan wadah yabntg akan dipakai bersih
4. Beri label identitas bayi dan waktu memerah ASI (tanggal dan jam)
5. ASI tidak diisikan penuh ke wadah untuk mencegah kemungkinan
ASI naik saat dibekukan
6. Simpan ASI perah sesuai kebutuhan sekali minum bayi
7. Simpan ASI perah
Lama maksimal
Tempat penyimpanan Suhu
penyimpanan
Suhu ruangan 20 s.d 25◦C 4 – 6 jam
Ice pack -14 s.d 4◦C 24 jam
Refregerator 4 ◦C 5 hari
Freezer lemari es 1 pintu -14 s.d 18◦C 2 minggu
Freezer lemari es 2 pintu -18◦C 3 – 6 bulan
Deep freezer -20◦C 1 – 12 bulan
8. Gunakan ASI perah dengan penyimpanan yang lebih lama dulu (first
in first out)

PENYIMPANAN ASI PERAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
016 2/2
1. Perawatan Bayi
UNIT TERKAIT 2. Kamar Bersalin
3. Perawatan Ibu
PENANGANAN HIPOTERMIA PADA BAYI
NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN
RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Penanganan suatu keadaan dimana suhu tubuh di bawah normal (kurang
dari 36,5⸰C). Hipotermi merupakan salah satu penyebab tersering dari
kematian bayi baru lahir, terutama dengan berat badan kurang dari 2,5
kg)
TUJUAN Penanganan hipotermi dilakukan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas bayi

KEBIJAKAN

PROSEDUR
1. Petugas menyiapkan tempat persalinan yang bersih, kering, dan
cukup penyinaran
2. Bayi yang mengalami hipotermi bisanya mudah sekali meninggal.
Tindakan yang harus dilakukan adalah segera menghangatkan bayi
di dalam incubator atau melalui penyinaran lampu
3. Melaksanakan metode kanguru, yaitu bayi baru lahir dipakaikan
popok dan tutup kepala diletakkan di dada ibu agar tubuh bayi
menjadi hangat karena terjadi kontak kulit langsung. Bila tubuh bayi
masih teraba dingin bisa ditambahkan selimut
4. Biasanya bayi hipotermi menderita hipoglikemia, sehingga bayi
harus diberi ASI sedikit-sedikit sesering mungkin. Bila bayi tidak
menghisap, beri infus glukosa/dextrose 10% sebanyak 60-80 ml/kg
per hari
5. Petugas menunda memandikan bayi baru lahir 6 jam setelah lahir
Sesegera mungkin memberikan ASI untuk mencegah hipotermi

PENANGANAN HIPOTERMIA PADA


BAYI

RS IBU DAN ANAK No. Dokumen No. Revisi Halaman


PROF FARID
017 2/2
1. Ruang perinatal
UNIT TERKAIT 2. UGD
3. Kamar Bersalin
PERAWATAN TALI PUSAT

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Usaha untuk membersihkan dan merawat tali pusat agar terhindar dari
infeksi
TUJUAN Untuk mencegah terjadinya infeksi tali pusat

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan alat


a. Kasa steril
b. Kapas alcohol
2. Pelaksanaan
a. Identifikasi bayi sebelum melakukan tindakan
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
c. Setelah bayi di mandikan atau pada saat kasa tali pusat kotor
d. Buka kasa pembungkus tali pusat yang kotor dan buang pada
tempat sampah infeksius
e. Ganti dengan kasa steril
f. Bersihkan dengan menggunakan kapas alcohol
g. Bungkus tali pusat dengan kasa steril
h. Pasang ulang pakaian bayi
UNIT TERKAIT perinatologi

RS IBU DAN ANAK Penggunaan kanula nasal pada neonatus


PROF FARID
NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN

STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Kanula nasal adalah alat sederhana yang dapat dimasukkan kedalam lubang
hidung untuk memberikan oksigen dan memungkinkan bayi untuk bernafas
melalui mulut dan hidungnya
TUJUAN 1. Mengatasi hipoksemia atau hipoksia
2. Mencegah komplilaksi yang timbul akibat hipoksia

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Pesiapan alat


a. Tabung oksigen
b. Kanula nasal
c. Humidifer berisi air yang steril
d. Flowater
2. Prosedur kerja
a. Mencuci tangan
b. Menjelaskan prosedur pada keluarga pasien
c. Memastikan volume air steril dalam tabung pelembab sesuai
ketentuan.
d. Menghubungkan selang kanula nasal ke lubang pelembab
e. Memeriksa apakah oksigen keluar dari kanula
f. Memasang kanula pada bayi
g. Menetapkan kadar oksigen sesuai diinginkan dan menentukan
fraksi oksigen yang diberikan dengan melihat tabel
h. Memfiksasi selang
i. Waspada terhadap kanula yang tersumbat atau terlipat. Tabung
pelembab kurang cukup terisi air oksigen sudah tidak mencukupi
j. Mengkaji kondisi pasien secara teratur
k. Mendokomentasiak prosedur dalam status pasien waktu
pemberian, kecepatan firaksi oksigen dan respon bayi (saturasi
oksigen)
UNIT TERKAIT 1. Ruang rawat
inap anak
2. Perinatoligi
3. IGD
4. Ruang bersalin

PEMBERIAN VAKSIN HEPATITIS B PADA BAYI BARU LAHIR

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Suatu cara meningkatkan kekebalan terhadap infeksi hepatitis B yang
diberikan sedini mungkin
TUJUAN 1. Menurunkan angka kesakitan kecacatan dan kematian bayi akibat
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD31)
2. Meningkatkan cakupan imunisasi lengkap mini,al 80% secara merata
pada semua bayi, jangkauan dan kaulitas pelayanan kesehatan bagi
bayi baru lahir
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan alat


a. Kapas alcohol
b. Vaksin hepatitis B unifet
c. Sarung tangan steril
2. Prosedur kerja
a. Letakkan bayi dalam posisi terlentang
b. Cuci tangan sebelum dan sesuadah penyuntikan vaksin hepatitis
B.
c. Pastikan jenis vaksin, tanggal kadaluarsa dan kelayak gunaan
vaksin dari tanda di vaccine vial monitoring (VVM)
d. Pasang sarung tangan steril
Keluarkan vaksin dari kemasannya tekam bagian needle kearah
medial (port) sampai terasa seperti kertas sobek jangan
menginjeksikan sebelum melakukan prosedur ini
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Kamar
bersalin
3. Perinatologi
4. Rawat inap

RS IBU DAN ANAK KRITERIA BAYI DIPULANGKAN


PROF FARID
NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN

STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Bayi rawat inap yang dibolehkan pulang

TUJUAN Sebagai acuan untuk pasien yang dipulangkan dari rumah sakit

KEBIJAKAN

PROSEDUR Berikut ini kreteria bayi yang dipulangkan dari Rumah sakit :
1. Bayi telah menunjukkan tanda vital stabil di bob terbuka 24 48 jam
2. Keberhasilan menyusui sudah mulai tercapai
3. Perubahan berat badan dengan pemberian asupan paroral lebih
terlihat
4. Berat badan minimal untuk pulamg yaitu 1800 gram telah tercapai
5. Semua obat yang duiperlukan dapat diberikan peroral
6. Nilai laboratorium telah normal
7. Tingkat aktibilitas telah tercapai
8. Ibu dan ayah memperlihatkan kemampuan untuk mengasuh
neonates
9. Rujukan kepada konselor ASI setempat
UNIT TERKAIT 1. Ruang Nifas
2. Apotik
3. Rekam medis
4. Laboratorium
5. Perinatology

PEMASNGAN OKSIGEN

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Suatu tindakan memberikan udara (oksigen) kepada pasien yang
membutuhkan dari tabung oksigen kepada pasien melalui selang oksigen
TUJUAN 1. Agar pasien dapat ditolong dengan segera
2. Agar tidak ada keluhan kecemasan dari pasien, suami dan
keluarganya
3. Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan alat


a. Tabung oksigen besar atau kecil
b. Manometer lengkap
c. Selang oksigen
d. Plaster
2. Persiapan pasien
a. Pasien memberi tahu maksud dan tujuan dilakukan tindakan
pemasangan oksigen
b. Pasien diberi penjelasan Langkah-langkah tindakan yang akan
dilakukan
Pelasanaan :
1. Pintu dalam keadaan tertutup gorden dipasang
2. Petugas memberi salam atau memperkenalkan diri
3. Identifikasi pasien sebelum melakukan tindakan
4. Petugas mencuci tangan bila perlu memakai sarung tangan
5. Cek manometer apakah tabung oksigen dalam keadaan kosong atau
berisi
6. Silang oksigen dipasang dari tempat tabung oksigen
7. Tempelkan selang oksigen tempat keluarnya udara kepunggung
tangan ke pipi petugas agar petugas yakin oksigen dapat digunakan
8. Setelah ditempelakan tekankan oksigen dapat digunakan
9. Selang oksigen dipindahkan kepada pasien lingkaran selang
mengelilingi kepala sejajar dengan hidung pasien
10. Letakkan lubang tempat keluarnya oksigen tepat dilubang hidung
pasien
11. Setelah posisi benar tekanan oksigen dinaikan dari tekanan yang
terandah hingga maksimal tekanan yang di anjurkan
12. Tanyakan kepada pasien apakah sudah merasa adanya udara yang
keluar dari lubang selang oksigen
13. Bila pasien menyatakan sudah adanya udara yang keluar maka
petugas menfiksasi selang oksigen dengan plaster tepat dibawah
cuping hidung pasien agar selang oksigen tidak pindah pindah
letaknya

UNIT TERKAIT 1. IGD


2. Ruang nifas
3. Poli klinik
4. Ruang bersalin
5. perinatologi

PEMASANGAN INFUS

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Memasukkan obat atau cairan kedalam pembuluh darah vena dalam waktu
yang lama melalui jarum IV cateter dan dismbungkan dengan selang dan
botol cairan (infus)
TUJUAN 1. untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit
2. untuk memberikan pengobatan
3. untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dfan elektrolit
4. agar tidak ada keluhan kecemesan dari pasien suami dan keluarga
5. agar tindaka dapat dialakukan dengan baik dan benar
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. persiapan alat
a. meja dorong (trolley) obat dan infus berisi
 cairan infus
 IV cateter
 Kapas alcohol
 Plaster
 Bak intrumen kecil
 Sarung tangan 1 pasang
 Nirbekken/ tempat spoit
 Torniquet
 Standar infus
2. Persiapan pasien
 Identifikasi pasien sebelum melakukan tindakan
 Pasien diberi tahu maksud dan tujuan dilakukan pemasangan
infus
 Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dialakukan
3. Pasien, suami dan keluarga diberi tahu akan dilakukan pemasangan
infus
4. Alat-alat didekatkan denga petugas
5. Cairan infus yang akan digunakan dibuka dari kemasan plastiknya
6. Perhatikan Kembali jenis cairan yang akan diberikan kepada pasien
7. Cairan infus ditusuk dengan menggunakan infus set lalu keluarkan
udara dari dalam selang infus dengan menggunakan pengatur tetesan
8. Setelah tidak ada udara petugas memotong plaster yang akan
digunakan 5 buah plaster
9. Petugas melakukan pembendungan pembulih darah dengan
menggunakan tourniket
10. Setelah vena tampak ambil kapas alcohol/ alcohol swab, desnfeksi
daerah yang akan dilakukan penusukan
11. Tusuk jarum dengan menggunakan IV cateter ( sesuai ukuran pasien
yang akan dipasang di infus)
12. Setalah jarum mnegeluarkan draah yang tampak pada panggakal
jarum lakukan penekanan pada vena yang terdapat diujung jarum
yang akan Sudah masuk dengan menggunakan jari telenjuk jangan
terlalu kuat dengan maksud agar tidak mengeluarkan darah pada saat
dilakukan pencabutan pada jarum
13. Jarum dilepaskan dari panggakal plastic dan plastic yang tertinggal
disambung dengan selang infus
14. Lakukan viksasi dengan menggunakan plaster pada pangkal jarum
sisi-sisi IV cateter kiri dan kanan pada pangkal sambungan selang
infus dan pada lipatan
15. Setelah selesai hitung jumlah tetesan permenit sesuai intruksi dokter
16. Catat jam pemasangan infus isi cairan infus pada botol infus
17. Petugas melakukan pencatatan distatus dan daftar pengawasan
istimewa jam pemasangan dan jenis cairan yang diberikan serta
jumlah tetesan
18. Lepas sarung tangan dalam keadaan terbalik buang pada tempat
sampah infesius
19. Alat-alat dirapikan Kembali dan disimpan ditempat semula
20. Petugas mencuci tangan di air mengalir dan mengeringkan dengan
tissue
Catatan :
a. Selang infus sebaiknya diganti dalam 3x24 jam
b. Perhatikan tanda-tanda pada tempat pemasangan infus apakah
berwarna merah, bengkak dan sakit jika terdapat tanda-tanda
tersebut infus harys segera dilepas dan dilaporkan kepad dokter

UNIT TERKAIT 1. IGD


2. Ruang bersalin
3. Ruang nifas
4. Perinatologi
5. Kamar operasi
6. Recovery
room

MENGUKUR SUHU TUBUH DENGAN TERMOMETER MANUAL

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Mengukur suhu tubuh badan pasien dengan menggunakan thermometer
yang diletakkan pada ketiak. Mulut dan anus pasien
TUJUAN 1. Untuk mengatahui / tindakan keperawatan /kebidanan
2. Untuk mengatahui suhu tubuh pasien dalam keadaan normal/ tidak
3. Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan alat :


 Thermometer
 Alcohol 70 %
 Jelly
 Larutan chlorin 0,5 %
 Potongan tissue
 Berkas catatan dan ATK
2. Persiapan pasien
 Pasien diberi penjelasan tentang maksud dan tujuan
dilakukannya pengukuran suhu tubuh
Penatalaksanaan :
Mengukur suhu tubuh pada ketiak pasien
 Identifikasi pasien sebelum melakukan tindakan
 Pasien diberi tahu akan dilakukan tindakan pengukuran suhu
tubuh
 Pasien diminta dalam keadaan berbaring / dududk
 Petugas mencuci tangan
 Lengan baju pasien digulung /di buka
 Daerah ketiak dikeringkan dengan tissiue
 Thermometer manual diturunkan hingga air raksa menunjukan
angka 0 c
 Untuk thermometer digital ditrunkan dengan memencet tombol
hingga menunjukan angka 18.8
 Thermometer diletakkan pada ketiak pasien sambal meminta
pasien untuk menjepit ketiak dengan arah ujung thermometer
kea rah dalam ketiak
 Tunggu 10 menit untuk thermometer manual
 Untuk thermometer digital setelah timbul bunyi suara bunyi
alaram thermometer berbunyi angka thermometer dan baca
nagka yang tercantum pada layer monitor thermometer
 Untuk thermometer manual baca skala kenaikan air raksa pada
thermometer angka dalam c
 Setelah dibaca terunkan kemabali air raksa pada thermometer
hingga kebali ke angka 0
 Thermometer setelah tidak dipakai rendam dalam air bersih
dengan alcohol clorin 0,5 % selama 10 menit
 Sretelah 10 menit angka Kembali thermometer dan bersihkan
dengan alcohol 70 % dan keringkan kemabali dengan tissue
 Letakkan thermometer pada tempatnya semula
 Beri tahu pasien hasil pemeriksaan
 Catat hasil pemeriksaan kedalam status pasien / buku catatan
suhu
Mengukur suhu anus
1. pasien diberi tahu akan dilakukan tindakan pengukuran suhu
tubuh
2. pasien diminta dalam keadaan berbaring dan tidur miring
membelakangi petugas
3. petugas mencuci tangan dan memakai sarung tangan
4. pakaian pasien diturunkan hingga bokong
5. air raksa pada thermometer diturunka hingga air mata rakasa
menunjukkan angka 0
6. ujung thermometer diolesi denga vaselin
7. masukkann ujung ujung thermometer kedalam anus 2 cm
8. thermometer tetap dalam pegangan petugas
9. arahkan air raksa kebagian luar agar mudah membaca dan
melihat apakah thermometer mengalami kenaikan
10. angka thermometer jika air rakasa tidak mengalami kenaikan
11. setelah dibaca thermometer lalu baca petunjuk air raksa
12. setelah dibaca thermometer direndam dalam larutan cholorin 0,5
% selama 10 menit
13. setelah 10 menit angka kemabali thermometer dan bersihkan
dengan alcohol 70 % dan kerimgkan dengan tissue
14. air raksa diturunkan hingga menunjukkan angka 0
15. letakkan thermometer pada tempatnya semula
16. pasien diberi tahu untuk Kembali pada posisi terbaring
17. beri tahu hasil pemeriksaan
18. petugas mencuci tangan dalam larutan clorin dan melepas kedua
sarung tangan
19. petugas mencuci dengan sabun air bersih
20. catat hasil pemeriksaaan kedalam status pasien

UNIT TERKAIT 1. IGD


2. Ruang bersalin
3. Ruang nifas
4. Perinatology
5. Recovery
room

MENGHITUNG PERNAFASAN

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Suatu tindakan menghitung jumlah pernafasan pasien dalam 1 menit

TUJUAN 1. Untuk mengatahui berat ringannya yang diderita oleh pasien


2. Untuk menentukan diagnose dengan tepat
3. Agar tidak ada keluhan kecemasan dari pasien suami dan keluarga
4. Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan alat:


 Arloji dilengkapi dengan jarum petunjuk detik
 Status dan ATK
2. Persiapan pasien :
 Pasien diberi penjelasan tentang maksud dan tujuan
dilakukan pemeriksaan pernapasan
 Pesien diberi penjelasan tentang Langkah- Langkah tindakan
yang akan dilakukan
3. Pelaksanaan :
1. Petugas mencuci tangan dan mengeringkan dengan toissue
2. Identifikasi pasien sebelum melakukan tindakan
3. Mengucapkan salam bila perlu memperkenalkan diri
4. Petugas mulai menghitung dngan melihat Gerakan dada atau
Gerakan naik turunnya perut
5. Mulai dari menarik nafas hingga mengeluarkan nafas kemabli
dihitung satu(1)
6. Pada saat mulai menghitung tugas mulai melihat arah jarum jam
7. Hitung jumlah naik turunnya Gerakan perut dada selama 1 menit
8. Bila pernapasan pasien normal lakukan pengawasan seperti biasa
9. Bila mendapatkan pasien dengan prnapasan > 30X/menit atau >
20X menit maka laporkan segera kepada bidan penanggung
jawab atau dokter yang bertugas
10. Hasil perhitungan tulisakan dalam status pasien atau buku
obsevasi
11. Beritahu pasien hasil pemeriksaan
12. Petugas mencuci tangan Kembali dang mengeringkan tissue
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Ruang bersalin
3. Ruang nifas
4. Perinatology
5. Recovery
room
6. Kamar perasi

MENGUKUR LINGKAR KEPALA BAYI


NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN

STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :

PROSEDUR DIREKTUR

OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE

PENGERTIAN Melakukan pemeriksaan dengan melingkari kepala bayi bagian atas

TUJUAN 1. Untuk mengetahui ukuran kepala bayi apakah normal/tidak


2. Untuk mengetahui lebih dini kelainan yang ada pada bayi
3. Untuk menentukan tindakan selanjutnya jika terjadi ketidaknormalan
4. Agar tidak ada keluhan kecemasan dari orang tua/keluarga bayi
5. Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan alat :


- Meteran
- ATK
- Status bayi/buku catatan
- Sarung tangan bersih
2. Persiapan pasien :
- Orang tua / keluarga diberitahu maksud dan tujuan dilakukan
pengukuran lingkar kepala
- Orang tua / keluarga diberi penjelasan tentang Langkah-langkah
tindakan yang dilakukan

Pelaksanaan :

1. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir dengan
menggunakan sabun kemudian keringkan
2. Petugas memakai sarung tangan bersih
3. Identifikasi bayi sebelum melakukan tindakan
4. Membaringkan bayi diatas meja bayi
5. Mengukur dengan menggunakan meteran dengan cara :
- Dimulai dari frontalis secara melingkar
- Dimulai dari mento (dagu) ke arah ocipitalis kemudian Kembali
kearah mento Kembali
- Dimulai dari bregmatica ( ubun-ubun besar ) kearah sub ocipitalis
Kembali kearah bregmatica (belakang kepala)
6. Setelah dilakukan pengukuran petugas membaca angka pada meteran
7. Catat hasil pemeriksaan kedalam status / buku catatan
8. Petugas merapihkan Kembali alat-alat Kembali dan diletakkan ketempat
semula
9. Lepas sarung tangan dalam keadaan terbalik buang pada tempat sampah
infeksius
10. Petugas mencuci tangan diair mengalir dengan menggunakan sabun dan
dikeringkan

UNIT TERKAIT 1. IGD


2. Ruang Bersalin
3. Kamar Operasi
4. Perinatologi
5. Poliklinik Rawat Jalan

MENGHITUNG LINGKAR LENGAN ATAS

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


RS IBU DAN ANAK

PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE

PENGERTIAN Melakukan pengukuran pada lengan bagian atas pada bayi dan ibu hamil bila
perlu
TUJUAN 1. Untuk mengambil tindakan lebih lanjut
2. Untuk mengetahui keadaan gizi baik pada bayi maupun ibu hamil
3. Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Petugas mencuci tangan dan memakai sarung tagan


2. Membaringkan bayi diatas meja bayi
3. Identifikasi bayi sebelum melakukan tindakan
4. Ukur pada bagian lengan atas luar kearah melingkar lengan atas bagian
dalam Kembali kearah lengan atas luar agar meteran saling bertemu
5. Lihat skala meteran penunjuk angka
6. Meteran dilepas
7. Beritahu pada orang tua / keluarga hasil pemeriksaan
8. Petugas mencuci tangan diair mengalir dengan sabur
9. Catat hasil pemerikasaan pada buku/ status bayi

Catatan :
Pemeriksaan dilakukan setiap 3 hari bila diruang rawat inap bayi
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Ruang Bersalin
3. Kamar Operasi
4. Perinatologi

PENGHISAPAN LENDIR (SUCTION)

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Penghisapan lender ( suction ) merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada bayi untuk mengeluarkan lender dari jalan napas
TUJUAN
Membersihkan jalan napas
Memenuhi kebutuhan oksigen

KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Alat dan Bahan
a. Mesin penghisap lender
b. Penghisap lendir
2. Pelaksanaan :
- Cuci tangan
- Atur posisi bayi
- Hubungkan kateter penghisap lendir dan pastikan berfungsi dengan
baik
- Hisap lendir yang ada di rongga hidung dan mulut
- Tarik kateter keluar secara perlahan dengan cara memutar
- Ulangi Kembali penghisapan sampai bersih sebelum alat dimatikan
- Bersihkan botol penampung lendir dan alat dirapikan
- Cuci tangan
UNIT TERKAIT Perinatologi

PEMAKAIAN ALAT LARYNGOSCOPE

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Laringoskop adalah alat yang memberikan penerangan pada saat tindakan
melalui mulut dan tenggerokan. Laringoskope dapat digunakan untuk
pemasangan ETT.
TUJUAN Sebagai pedoman pemakaian alat laringoscope guna memperlancar tindakan.
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Cek ukuran alat yang diperlukan dengan kebutuhan pasien
2. Pasangkan lampu laringoscope terhadap gagangnya
3. Siapkan pasien dalam keadaan terlentsng dengan posisi kepala sedikit
ekstensi, bukakan mulut dan tekan epiglottis
4. Masukkan alat, bagian lampu diarahkan kebagian tenggorokan dengan
cara bagian atas diputar secara perlahan
5. Setelah selesai dipergunakan, Kembali alat dibersihkan dan simpan
ditempat yang aman

UNIT TERKAIT 1. Unit Gawat Darurat


2. Perinatologi

TINDAKAN FOTOTERAPI

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Suatu proses terapi menggunakan sinar spektrum biru untuk
mendekomposisikan billirubin tak terkonyugasi menjadi isomer yang kurang
berbahaya
TUJUAN 1. Menurunkan kadar billirubin bayi dalam batas normal scs.a indikasi tanpa
adanya komplikaasi dari tindakn fototerapi.
2. Menjaga kondisi mata bayi
3. Mempertahankan status hidrasi bayi
4. Mempertahankan termogulasi bayi
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan alat


a. Alat fototerapi
b. Pelindung mata (kertas karbon + plastik)
c. Plester
D. Kasur bayi
e. Kain atau tirah putih.
2. Pelaksanaan
a. Sebelum fototerapi dilakukan
1) Persiapan alat fototerapi
a) Pastikan bahwa lampu menyala sesuai standar
b) Ganti lampi fluoresens bila terbakar atau mulai berkedip-kedip, ganti
lampu setiap 2000 jam atau setelah penggunaan 3 bulan walaupun lampu
masih menyala
c) Atur jarak fototerapi dengan tempat tidur bayi antara 40-500 cm.
UNIT TERKAIT

TINDAKAN FOTOTERAPI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
2/2
2) Memasang Pasang pelindung mata
a) Siapkan pelindung mata
b) Tutup mata sebelum menggunakan pelindung
c) Yakınkan bahwa pelindung mata dapat menutupi mata tanpa
menyakiti bayi dan tidak menutupi lubang hidung b. Ketika terapi
sinar biru diberikan
1) Posisi
a) Letakkan bayi telanjang (kecuali daerah mata) dibawah
alat terapi sinar biru. b) Catat durasi dari terapi, tipe lampu terapi
yang digunakan
jarak lampu ke bayi, penggunaan kain penutup
wanita.
c) Rubah posisi bayi secara teratur tiap 3 jam sehingga seluruh bayi
terpapar dengan terapi sinar biru (terutama pada jam-jam awal terapi
PROSEDUR diberikan).
2) Menjaga bayi dari perlukaan
a) Yakınkan penutup mata adekuat melindungi bayi, tanpa menekan
terlalu keras atau menutupi hidung.
b) Buka penutup mata setiap kali Anda memberi
minum, memandikan dan tindakan keperawatan lainnya atau
setidaknya 1x setiap 4 sampai 6 jam
3) Menjaga status hidrasi bayi
a) Kebutuhan cairan meningkat selama fototerapi, naikkan jumlah
pemberian cairan dengan menambah 10% dari kebutuhan hariannya.
b) Anjurkan ibu menyusui sesuai keinginan bayi, paling tidak
setiap 3 jam
c) Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternatif pemberian minum
d) Observasi status hidrası, awası tanda-tanda kekeringan

UNIT
TERKAIT
TINDAKAN FOTOTERAPI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
2/2

pada kulit, kulit pecah-pecah, kemerahan, dll.


e) Catat jumlah minum yang diberikan, frekuensi BAB, karakteristik
feses, dan frekuensi BAK
4) Mempertahankan termoregulasi bays.
a) Observasi suhu dan warna kulit bayi secara teratur
PROSEDUR b) Hindari penggunaan minyak atau lotion pada tubuh bayi yang sedang
mendapatkan fototerapi.
5) Menjaga kecukupan sela bayi
a) Menjaga bayi tetap bersih dan kering
b) Bersihkan dengan segera jika bayı BAB/ BAK
c) Selama dilakukan terapi sinar, feses bayi bisa menjadi cair dan
berwarna kuning memerlukan terapi khusus Keadaan ‫ וחו‬tidak
Tata laksana ikterus pada neonatus cukup bulan berdasarkan
UNIT TERKAIT Keterangan:

BL berat lahiR
RT: bayi prematur risiko tinggi, dengan batas paling rendah dari
BL. dan kadar bilirubin, batas paling rendah berikutnya dari BL
dan batas usia paling rendah berikutnya.
1. Perinatologi
2. 2 Laboratorium
PENANGANAN BAYI BARU LAHIR

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


RS IBU DAN ANAK 1/1
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Bayi yang baru lahir dalam rahim ibu meitar proses persalinan, baik
pervaginam maupun melalui pembedahan.

TUJUAN 1.Tujuan umum


a. Mempertahankan kondisi bayi dalam keadaan baik, aman dan sehat
terhindar dari morbiditas dan mortalitas.
2. Tujuan Khusus
a. Membantu melancarkan jalan nafas, mencegah terjadinya aspirasi
b. Mempertahankan suhu tubuh bayi dalam keadaan stabil (36,5-37,5°C)
c. Mencegah terjadinya infeksi tali pusat.
d. Menjaga keamanan identitas bayi
e. Memperkenalkan "Bonding attachment dengan orang tua sesegera
mungkin.
f. Mengidentifikasi kelainan yang timbul secara dini.
KEBIJAKAN

PROSEDUR
1.Persiapan alat
a. Baju khusus (barak short) dan sarung tangan steril untuk perawat
b. Alat penghisap lendir (mucus extractor+ suction)
c. Penghangat atau radiant warmer
d. Dua helai kain kering dan bersih
e. Alat observasi, berupa stetoskop khusus neonatus, jam tangan dengan
detik dan thermometer
f. Kit resusitasi langiroskop kecil, ETT berbagai ukuran, mandrain, selang
nasal atau binasal, balon dan sungkup atau neopuff
UNIT TERKAIT

PENANGANAN BAYI BARU LAHIR


No. Dokumen No. Revisi Halaman
RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
1 /2

g. Set umbilical yang bersih 2 buah klem, I gunting pemotong tals


pusat, 1 buah alkohol swab, 3 helai kasa steril dan umbilical klem
h. Tanda pengenal bayi dan ibu
i. Implementasi Vitamin K1,1mg 2
2.Pelaksanaan
a. Keringkan bayi kecuali telapak tangan.
b. Melakukan penilaian bayi baru lahir dan APGAR SCORE.
c. Melakukan IMD jika ibu dan bayi tidak bermasalah.
d Melakukan resusitasi bila diperlukan
e. Melakukan pemeriksaan fisik (top to toe) dan kelainan yang
mungkin ada kongenital
PROSEDUR f. Melakukan pemeriksaan khusus pada anus dan genetalia.
g. Menimbang berat badan, mengukur panjang badan, lingkar
kepala, lingkar dada, lingkar perut dan lingkar lengan atas.
h. Memberikan vitamin K1, Img IM.
i. Memberikan identitas bayi dan ibu.
J Mengajarkan ibu cara menyusui yang baik dan benar.
k. Memberikan imunisasi HBO 0,5 ml/im (2 jam setelah Neo K)
pemberian
i. Bayi kurang bulan lahir spontan diberi antobiotik (Lapor dokter
Spesialis Anak)
m. Merawat gabung

1. 1 Perinatologi
UNIT TERKAIT 2. Ruang bersalin
3. Ruang Ok

MENGKUR TINGGI BADAN BAYI DAN DEWASA

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Mengukur tinggi badan dengan menggunakan alat pengukur tinggi badan

TUJUAN 1. Untuk mengetahui tinggi badan dan apakah ada kenaikan tinggi badan
2. Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persipan alat :


 Status dan ATK
 Papan pengukur tinggi badan
 Alas untuk pengukur tinggi badan
2. Persiapan pasien :
 Pasien diberitahu akan dilakukan pengukuran tinggi badan
 Untuk bayi, orang tua / keluarga diberi penjelasan tentang maksud
dan tujuan dilakukan pengukuran tinggi badan

Pelaksanaan :

1. Jarum timbangan berat badan menujjukan angka “0”


2. Untuk bayi dalam posisi tidur, untuk pasien dewasa diminta untuk
berdiri dengan tegak tanpa memakai alas kaki
3. Letakkan kepala menempel pada papan pengukur
4. Kaki bayi ditarik tegak lurus sampai ujung papan pengukur
5. Papan pengukur ditarik hingga mencapai telapak kaki bayi
6. Untuk pasien dewasa / anak diatas kepala diletakkan penggaris dan
baca angka pada ujung pnggaris
7. Untuk bayi papan pada telapak kaki bayi dibaca menunjukkan angka
berapa dalam cm
8. Hasil pengukuran catat dalam status/buku pemeriksaan pasien / bayi
9. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada pasien / orang tua bayi
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Ruang Bersalin
3. Kamar operasi
4. Perinatology
5. Poliklinik
PEMBERIAN SUNTIKAN INTRAMUSKULAR

NO. DOKUMENTASI NO.REVISI HALAMAN


RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Dr.dr.Imam Ahmadi Farid,Sp.OG,Subsp. Urogin. RE


PENGERTIAN Memberikan / memasukkan obat melalui spoit (jarum suntik) ke dalam
jaringan otot yaitu pada otot pangkal lengan, otot paha bagian luar dan otot
gluteus maximus yaitu 1/3 bagian dari spina iliaka anterior superior ke
coccyges.
TUJUAN 1. Untuk mempercepat proses penyembuhan
2. Untuk memberikan pegobatan
3. Agar Tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar

KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan alat :


 Meja dorong (trolley) obat berisi :
 Obat-obat injeksi
 Kapas kering
 Alcohol 70%
 Spoit dispossible 5cc; 3 cc; 2,5 cc dan 1 cc
 Cairan pelarut aqua / NaCl
 Bengkok / tempat spoit bekas
 Bak instrument kecil
 Sarung tangan bila perlu
2. Persiapan pasien :
 Pasien diberitahu maksud dan tujuan dilakukan penyuntikan
 Pasien diberi penjelasan hal-hal yang akan dilakukan

1. Alat-alat didekatkan kepada pasien


2. Pasang gorden / sampiran
3. Pasien diberitahu akan dilakukan penyuntikan dan dianjurkan membuka
pakaian dalam
4. Menanyakan kepada pasien apakah ada alergi terhadap obat yang
disuntikan sebutkan ( nama obat generic atau patennya)
5. Petugas mencuci tangan
6. Cek 6 BENAR ( lihat SOP pemberian obat )
7.
UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai