farid
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
RESUSITASI BAYI BARU LAHIR
KEBIJAKAN
Persiapan alat :
1. Tempat resusitasi datar, keras, bersih, kering dan hangat
2. Handuk atau kain bersih dan kering untuk mengeringkan, serta menutup
tubuh dan kepala bayi, kain kecil (1) untuk ganjal bahu (5cm)
3. Alat pengisap lender
4. Alat penghantar udara / oksigen Tabung sungkup untuk bayi cukup
bulan dan premature Sungkup dengan bantalan karet atau udara
Balon sungkup dengan katup pengatur tekanan
5. Lampu 60 watt dengan jarak dari lampu ke bayi sekitar 60 cm
Pelaksanaan :
PENILAIAN BAYI BARU LAHIR
1. Lakukan penilaian (selintas) Apakah bayi cukup bulan ? apakah air
ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ? Apakah bayi menangis kuat
dan / atau bernafas tanpa kesulitan ? Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK” lanjut ke langkah resusitasi pada
asfiksia bayi baru lahir
2. Bila air ketuban bercampur mekonium, lakukan penilaian apakah bayi
menangis / bernafas normal / megap-megap / tak bernafas :
RESUSITASI BAYI BARU LAHIR
UNIT TERKAIT
DEHIDRASI BERAT
DEHIDRASI BERAT
KEBIJAKAN
SEPSIS NEONATORUM
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Kamar bersalin memberitahukan ruang peninatal ketika akan ada ibu
yang akan melahirkan.
2. Petugas neonatal segera mendatangi kamar bersalin dan
mempersiapkan sarana dan prasarana untuk penatalaksanaan BBL
3. Setelah semuanya siap, petugas perinatal menanti kelahiran bayi
dengan berdiri disamping penolong persalinan.
4. Setelah bayi dilahirkan dan dipotong tali pusatnya penolong kamar
bersalin sengerah menyerahkan penatalaksanaan BBL kepetugas
perinatal.
5. Penatalaksanaan BBL sesuaikan dengan kondisi bayi, jika bayi segera
menangis segera IMD. Jika tidak, lakukan penatalksanan resusitasi
lanjutan.
6. Dokumentasikan semua kegiatan dalam Rekam Medis
UNIT TERKAIT 1. Unit perinatal
2. Kamar bersalin
RUJUKAN KELUAR RUMAH SAKIT
KEBIJAKAN
PROSEDUR a. Petugas :
1. Dokter/Petugas Instalasi Gawat Darurat
2. Petugas ambulance
b. Pelaksanaan :
1. Personil
2. Ambulance
3. Obat-obatan dan penunjang lainnya untuk life saving
4. Dokter jaga IGD RSIA Prof.dr.H.M.Farid melakukan koordinasi
dengan Rumah Sakit rujukan
5. Bila persiapan sudah selesai, dokter jaga IGD RSIA
Prof.dr.H.M.Farid harus memeriksa sekali lagi kelengkapannya,
maka penderita saiap di rujuk di sertai surat rujukan dan buku
rujukan
6. Selama perjalanan perawat harus melakukan observasi penderita
dengan memperhatikan dan mencatat
7. Setelah sampai ke rumah sakit tujuan, perawat melapor kepada
dokter jaga Rumah Sakit rujukan dengan mengisi buku rujukan
bahwa penderita di terima
8. Perawat dapat meninggalkan Rumah Sakit rujukan setelah
mendapatkan perintah dokter jaga rumah sakit rujukan
Yang di perlukan dalam merujuk pasien :
a. Rujukan yang dilakukan hanya di atas indikasi
- Kapasitas tempat tidur rumah sakit penuh
- Kasus-kasus yang tidak bisa di tangani/membutuhkan dokter dan
fasilitas yang lebih lengkap
9. Perawat mencatat nama petugas pendamping kedalam from
tranfer pasien
10. Dokumen-dokumen (from transfer,foto copy, hasil-hasil
pemeriksaan penujang) pasien di berikan kepada pendamping
c.
1.IGD
2.Instalasi Rawat jalan
UNIT TERKAIT 3.Instalasi rawat inap
4.Perinatalogi
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN
B. Pemeriksaan
Perawat IGD melakukan pemeriksaan awal terhadap pasien yang
masuk di ruang isolasi airborne disease
Apabila pasien masuk dalam kriteria Suspek/Probable/Konfirmasi
Covid- 19 maka perawat segera melaporkan ke dokter jaga IGD untuk
pemeriksaan dan tindakan selanjutnya
Apabila pasien tidak masuk dalam kriteria Suspek/ProbablelKonfirmasi
Covid-19 maka pemeriksaan berikutnya oleh dokter dan perawat IGD
dapat dilakukan di ruang pemeriksaan dan tindakan biasa di IGD
Pemeriksaan penunjang rutin yang dilakukan untuk pasien Covid-19di
IGD adalah : a. Rontgen tlnraxon site b. Laboratorium Darah Lengkap c.
Pemeriksaan lainnya dilakukan sesuai indikasi klinis berdasarkan
permintaan dari dokter jaga IGD atau DPJP Spesialis
SOP COVID
UNIT TERKAIT
Kebijakan covid
PROSEDUR
1. Mencuci tangan sebelum menyentuh pasien
2. Lakukan pemeriksaan GDS segera setelah lahir dan kontrol kembali
setelah 3-4 jam (jika ≤ 40 mg/dL dilakukan penanganan
hipoglikemia)
3. Menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi dengan
menggunakan pemancar panas, Kangaru Mother Care, incubator
(lihat table cara menghangatkan bayi).
4. Pada bayi dengan berat lahir 1500 gr – 2500 gr :
a. Bila bayi sehat biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi,
dianjurkan ibu untuk menyusu bayinya.
b. Apabila bayi dapat minum peroral dan tidak memerlukan cairan
IV, beri minum seperti pada bayi sehat.
a. Bila bayi perlu cairan IV :
PENANGANAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH
007 2/2
PROSEDUR Berikan cairan IV dan ASI menurut umur (lihat tabel)
Perkiraan jumlah ASI yang diperlukan setiap kali minum
menurut berat dan usia
1000 12 5 7 8 9 10 11-16 17
1250 12 6 8 9 11 12 14-19 21
1500 8 12 15 15 19 21 23-33 35
1750 8 14 18 18 22 24 26-42 45
2000 8 15 20 23 25 28 30-45 50
1000 - 1500 -
Berat Lahir <1000 gr >2500 gr
1500 gr 2500 gr
60 - 90 60 - 80 60
Hari #1 61 D10W
D10W D10W D10W
1) Mulai berikan minum peroral pada hari ke dua atau segera setelah
anjurkan pemberian ASI.
2) Apabila terjadi gangguan napas atau kejang berikan ASI perah m
lambung
3) Beri cairan IV dan ASI menurut umur, (lihat tabel).
4) Beri minum 8 kali vdalam 24 jam (misal 3 jam sekali)
5) Apabila bayi telah dapat minum baik menggunakan sendok coba untu
langsung.
4. Pada bayi dengan berat lahir 1000 gr – 1500 gr.
a. Bila bayi sehat berikan ASI perah melalui pipa lambung (sesuai tabel).
b. Beri minum 8 kali dalam 24 jam (misal setiap 3 jam)
UNIT TERKAIT
ETIKA BATUK
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN
2/2
PROSEDUR 7. Biarkan bayi dalam posisi bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya
selama 1 jam, walaupun ia telah berhasil menyusu pertama sebelum 1
jam. Jika belum menemukan putting payudara ibunya dalam waktu 1
jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit ibunya sampai
berhasil menyusu pertama.
8. Bayi dipisahk atau menyusu awal selesai.
9. Memberikan suntikan vitamin K1 0, 5 mg / IM dan salep mata
10. Bayi di observasi selama 2 jam, bila keadaan bayi baik, bayi di rawat
gabung. Bayi tidak boleh dimandikan selama 6 jam pertama kehidupan
dan tidak boleh diberikan penganti ASI .
11. IMD pada Seksio Caesar, diusahakan suhu ruangan operasi 20ºC – 25
ºC.
12. Jika dilakukan anastesi spinal atau epidural dan ibu dalam keadaan
sadar, setelah dikeringkan di bawah “radiant warmer” bayi segera
diposisikan didada ibu sehingga kontak kulit ibu dan bayi dapat terjadi.
Usahan menyusu pertama dilakukan di kamar operasi. Jika Inisiasi dini
belum terjadi di kamar operasi. Maka bayi tetap diletakkan di dada ibu
ketika dipindahkan ke kamar perawatan atau pemulihan. Menyusu dini
dilanjutkan di kamar perawatan ibu atau kamar pulih.
13. Jika keadaan ibu atau bayi belum memungkinkan, bayi diberikan pada
ibu pada kesempatan yang terjadi
1. IGD
2. Kamar Bersalin
UNIT TERKAIT
3. Kamar Operasi
HCU
TATA LAKSANA HIPOGLIKEMIA PADA NEONATUS
2.Prosedur kerja
a. Membuat dokumentasi riwayat penyakit pasien secara lengkap
termasuk riwayat kehamilan, persalinan, pemberian nutrisi enteral
maupunparenteral, dan resiko-resiko penyebab hipoglikemia.
b. Menjelaskan penyebab penyakit, prosedur koreksi hipoglikemia
yang akan dilakukan, beserta komplikasi yang dapat timbul bila dilakukan
koreksi
c. penyebab mencari timbulnya hipoglikemia dan mengatasi masalah
tersebut
d. Pada bayi tanpa gejala dapat diberikan intake per oral sedini mungkin,
sambil terus memantau kadar glukosa darah. Pemberian intake tetap di
sesuaikan dengan kebutuhan setiap harinya.
e. Bila bayi kejang atau mengalami penurunan kesadaran koreksi
dilakukan secara IV dengan bolus dextrose 10% 2 ml/kg/IV di
ikuti dengan infus dextrose 10% dengan volume sesuai kebutuhan
cairan harian
f. Kontrol kembali kadar glukosa darah 30-60 menit setelah bolus, bila
setelah 1 jam kadar glukosa tetap rendah, ulangi bolus dextrose 2
ml/kg/BB/IV Pertahankan kadar gula darah 50 - 110mg%g
g. Bila kebutuhan glukosa atau glucose infusion rate (GIR) > 10
mg/kgBB/menit, sudah harus waspada adanya insulinoma, dan
lebih meyakinkan bila GIR 15-20 mg/kgBB/menit. Pada keadaan
ini perlu diberikan tambahan glukagon 5-10g/kg/BB/jam,
deksametason (bila ada tanda edema otak), dan terapi kausal
tergantung penyebab
h. Pantau terus kadar glukosa darah secara berkala sesuai indikasi
Pemeriksaan dapat dilakukan setiap jam, dan dihentikan setelah
48 jam bila kadar gula darah stabil.
i. Pada bayi-bayi yang sakit berat hindari pemberian nutrisi parental
UNIT TERKAIT perinatalogi
PENANGANAN BAYI BARU LAHIR ASFIKSIA
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Setelah bayi lahir dan tali pusar dipotong, bayi diletakkan di bawah
penghangat riant dan ditutup dengan kain hangat, kemudian kain
dilepas dan diganti dengan kain hangat yang baru.
b. Bayi di keringkan sehelai kain hangat,kemudian kain basah di
singkirkan dan di ganri kain hangat baru
c. Posisi leher sedikit tengada (ekstensi), dilakukan pengisapan
lendir mulai dari mulut kemudian hidung. Bila bayi masih
belum menangis diberikan rangsangan taktil (menepuk atau
menyentil telapak kaki, menggosok punggung, perut, dada, atau
PROSEDUR alat gerak bayi). Kemudian perbaiki posisi kepala bayi. Langkah
tersebut membutuhkan 30 detik.
d. Lakukan penilaian pernapasan, denyut jantung, dan warna kulit.
Bila bayi apnu atau denyut jantung <100 x/menit diberikan
ventilasi tekanan positif (VTP) menggunakan neopuff atau
balon dan sungkup dengan oksigen 100% selama 30 detik,
kecepatan 20-30 x dalam 30 detik (hitungan pompa lepas dua
tiga pompa). Lakukan penilaian ulang pernapasan, denyut
jantung, dan warna kulit. VTP di hentikan bila bayi bernapas
spontan atau denyut jantung >100 x/menit selanjutnya dapat
diberikan oksigen aliran bebas bila perlu.
e. Melakukan penilaian afgar usia 1 menit dan 5.
PENANGANAN BAY BARU LAHIR ASFIKSIA
1/3
f. Bila bayi masih apnu atau denyut jantung >60x/menit, amati
pernapasan dan warna kulit. Bila keduanya baik hentikan VTP
perlahan-lahan. Tetapi bila pernapasan belum naik maka VTP
dilanjutkan. Bila denyut jantung <60/menit, tetap diberikan VTP
dan diberi kompresi dada dengan perhitungan 1 siklus 3 kali
kompresi dada dan satu kali VTP Setelah 30 detik lakukan
penilaian ulang pernapasan, denyut jantung dan warna kulit.
Kompresi dada dihentikan bila denyut jantung >60/menit VTP
dihentikan bila bayi bernapas spontan atau denyut jantung
>100x/menit.
g. Bila bayi masih apnu atau denyut jantungh tetap <60/menit,
diberikan adrenalin 1 10 000 sebanyak 0,1 0,3 mL/kg, diberikan
PROSEDUR intra vena atau melalui pipa endotrakeal Lakukan pemasangan
pipa endotrakeal selanjutnya diikuti pemasangan pipa orgastrik
h. Bila bayi terlihat pucat diberikan larutan NACL 0,9% 10 mL/kg
melalui kateter vena umbilikalis. Bila dicurigai terjadi asidosis
metabolic, diberikan larutan natrium bikarbonat 2 mEq/kg,
melalui kateter vena umbilicalis. Kompresi dada dihentikan bila
denyut jantung > 60/menit VTP dihentikan bila terdapat
pernapasan spontan atau denyut jantung>100/menit
i. Memberikan identitas pada bayi dan memberikan suntikan
vitamin K1 mg/im
j. Menimbang berat badan, mengukur panjang badan dan lingkar
kepala.
k. Bayi di observasi dan dirawat di ruang bayi patologis
UNIT TERKAIT 1. Ruangan bersalin
2. Kamar operasi
3. PerinatalogI
4. Ruang rawat gabung
HIPERBILLIRUBENEMIA
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Alat dan Bahan :
a. Sarung tangan
b. Leafleat
c. Lembar balik
d. Pompa ASI
e. Washlap
f. Air hangat dan air dingin
2. Langkah-langkah
a. Memberikan informasi bahwa asi ekslusif diberikan hingga umur 6
bulan dan diteruskan sampai berumur 2 tahun
b. Kekerapan dan lama menyusui tidak dibatasi (ASI On Deman)
c. Tidak memberikan susu formula tanpa indikasi medis
d. Hindari penggunaan dot pada bayi ganti dengan
menggunakansendok atau pipet
e. Mengajarkan ibu cara merawat payudara untuk meningkatkan
produksi ASI
f. Sebelum menyusui cuci puting susu ibu dan buat ibu berada dalm
posisi yang santai, punggung diberi sandaran dan siku didukung
selama menyusui
UNIT TERKAIT 1. Kamar Bersalin
2. Perawatan Ibu
3. Ruang Perina
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Petugas menyiapkan tempat persalinan yang bersih, kering, dan
cukup penyinaran
2. Bayi yang mengalami hipotermi bisanya mudah sekali meninggal.
Tindakan yang harus dilakukan adalah segera menghangatkan bayi
di dalam incubator atau melalui penyinaran lampu
3. Melaksanakan metode kanguru, yaitu bayi baru lahir dipakaikan
popok dan tutup kepala diletakkan di dada ibu agar tubuh bayi
menjadi hangat karena terjadi kontak kulit langsung. Bila tubuh bayi
masih teraba dingin bisa ditambahkan selimut
4. Biasanya bayi hipotermi menderita hipoglikemia, sehingga bayi
harus diberi ASI sedikit-sedikit sesering mungkin. Bila bayi tidak
menghisap, beri infus glukosa/dextrose 10% sebanyak 60-80 ml/kg
per hari
5. Petugas menunda memandikan bayi baru lahir 6 jam setelah lahir
Sesegera mungkin memberikan ASI untuk mencegah hipotermi
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN
TUJUAN Sebagai acuan untuk pasien yang dipulangkan dari rumah sakit
KEBIJAKAN
PROSEDUR Berikut ini kreteria bayi yang dipulangkan dari Rumah sakit :
1. Bayi telah menunjukkan tanda vital stabil di bob terbuka 24 48 jam
2. Keberhasilan menyusui sudah mulai tercapai
3. Perubahan berat badan dengan pemberian asupan paroral lebih
terlihat
4. Berat badan minimal untuk pulamg yaitu 1800 gram telah tercapai
5. Semua obat yang duiperlukan dapat diberikan peroral
6. Nilai laboratorium telah normal
7. Tingkat aktibilitas telah tercapai
8. Ibu dan ayah memperlihatkan kemampuan untuk mengasuh
neonates
9. Rujukan kepada konselor ASI setempat
UNIT TERKAIT 1. Ruang Nifas
2. Apotik
3. Rekam medis
4. Laboratorium
5. Perinatology
PEMASNGAN OKSIGEN
PEMASANGAN INFUS
KEBIJAKAN
MENGHITUNG PERNAFASAN
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL
KEBIJAKAN
Pelaksanaan :
1. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir dengan
menggunakan sabun kemudian keringkan
2. Petugas memakai sarung tangan bersih
3. Identifikasi bayi sebelum melakukan tindakan
4. Membaringkan bayi diatas meja bayi
5. Mengukur dengan menggunakan meteran dengan cara :
- Dimulai dari frontalis secara melingkar
- Dimulai dari mento (dagu) ke arah ocipitalis kemudian Kembali
kearah mento Kembali
- Dimulai dari bregmatica ( ubun-ubun besar ) kearah sub ocipitalis
Kembali kearah bregmatica (belakang kepala)
6. Setelah dilakukan pengukuran petugas membaca angka pada meteran
7. Catat hasil pemeriksaan kedalam status / buku catatan
8. Petugas merapihkan Kembali alat-alat Kembali dan diletakkan ketempat
semula
9. Lepas sarung tangan dalam keadaan terbalik buang pada tempat sampah
infeksius
10. Petugas mencuci tangan diair mengalir dengan menggunakan sabun dan
dikeringkan
PROF FARID
STANDAR TANGGAL TERBIT Ditetapkan Oleh :
PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Melakukan pengukuran pada lengan bagian atas pada bayi dan ibu hamil bila
perlu
TUJUAN 1. Untuk mengambil tindakan lebih lanjut
2. Untuk mengetahui keadaan gizi baik pada bayi maupun ibu hamil
3. Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar
KEBIJAKAN
Catatan :
Pemeriksaan dilakukan setiap 3 hari bila diruang rawat inap bayi
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Ruang Bersalin
3. Kamar Operasi
4. Perinatologi
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Alat dan Bahan
a. Mesin penghisap lender
b. Penghisap lendir
2. Pelaksanaan :
- Cuci tangan
- Atur posisi bayi
- Hubungkan kateter penghisap lendir dan pastikan berfungsi dengan
baik
- Hisap lendir yang ada di rongga hidung dan mulut
- Tarik kateter keluar secara perlahan dengan cara memutar
- Ulangi Kembali penghisapan sampai bersih sebelum alat dimatikan
- Bersihkan botol penampung lendir dan alat dirapikan
- Cuci tangan
UNIT TERKAIT Perinatologi
TINDAKAN FOTOTERAPI
TINDAKAN FOTOTERAPI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RS IBU DAN ANAK
PROF FARID
2/2
2) Memasang Pasang pelindung mata
a) Siapkan pelindung mata
b) Tutup mata sebelum menggunakan pelindung
c) Yakınkan bahwa pelindung mata dapat menutupi mata tanpa
menyakiti bayi dan tidak menutupi lubang hidung b. Ketika terapi
sinar biru diberikan
1) Posisi
a) Letakkan bayi telanjang (kecuali daerah mata) dibawah
alat terapi sinar biru. b) Catat durasi dari terapi, tipe lampu terapi
yang digunakan
jarak lampu ke bayi, penggunaan kain penutup
wanita.
c) Rubah posisi bayi secara teratur tiap 3 jam sehingga seluruh bayi
terpapar dengan terapi sinar biru (terutama pada jam-jam awal terapi
PROSEDUR diberikan).
2) Menjaga bayi dari perlukaan
a) Yakınkan penutup mata adekuat melindungi bayi, tanpa menekan
terlalu keras atau menutupi hidung.
b) Buka penutup mata setiap kali Anda memberi
minum, memandikan dan tindakan keperawatan lainnya atau
setidaknya 1x setiap 4 sampai 6 jam
3) Menjaga status hidrasi bayi
a) Kebutuhan cairan meningkat selama fototerapi, naikkan jumlah
pemberian cairan dengan menambah 10% dari kebutuhan hariannya.
b) Anjurkan ibu menyusui sesuai keinginan bayi, paling tidak
setiap 3 jam
c) Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternatif pemberian minum
d) Observasi status hidrası, awası tanda-tanda kekeringan
UNIT
TERKAIT
TINDAKAN FOTOTERAPI
BL berat lahiR
RT: bayi prematur risiko tinggi, dengan batas paling rendah dari
BL. dan kadar bilirubin, batas paling rendah berikutnya dari BL
dan batas usia paling rendah berikutnya.
1. Perinatologi
2. 2 Laboratorium
PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
PROSEDUR
1.Persiapan alat
a. Baju khusus (barak short) dan sarung tangan steril untuk perawat
b. Alat penghisap lendir (mucus extractor+ suction)
c. Penghangat atau radiant warmer
d. Dua helai kain kering dan bersih
e. Alat observasi, berupa stetoskop khusus neonatus, jam tangan dengan
detik dan thermometer
f. Kit resusitasi langiroskop kecil, ETT berbagai ukuran, mandrain, selang
nasal atau binasal, balon dan sungkup atau neopuff
UNIT TERKAIT
1. 1 Perinatologi
UNIT TERKAIT 2. Ruang bersalin
3. Ruang Ok
TUJUAN 1. Untuk mengetahui tinggi badan dan apakah ada kenaikan tinggi badan
2. Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar
KEBIJAKAN
Pelaksanaan :
KEBIJAKAN