Anda di halaman 1dari 5

TUGAS BLOK ASKEB KEGAWATDARURATAN MATERNAL

NEONATAL
BAYI MILIK AJ MENINGGAL KARENA ASFIKSIA

OLEH:
ASMARITA DWI ANGGRAINI
NPM : 2026040017.P
KELAS : B3

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
2020
Bayi Milik AJ Meninggal Karena Asfiksia
Sabtu, 23 April 2016 Pukul :14.09 WIB

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Rian Aidilfi Afriandi

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Direktur Rumah Sakit (RS) Abdul Manap, dr


Maulana menjelaskan, saat itu AJ warga RT 5, Kecamatan Suka Sari, Kabupaten
Sarolangun datang bersama penjamin IR warga Kelurahan Rawasari, Kecamatan
Kotabaru datang ke rumah sakit pada 8 April, sekira pukul 6.55 untuk memeriksa
kandungannya.

Namun dari pemeriksaan, diagnosa kandungan AJ sudah berusia 28 -29 minggu atau
tepatnya berusia kandungan 7 bulan.

"Saat itu sudah ada tanda-tanda akan melahirkan dari si pasien, lalu diperiksalah oleh
petugas kami," kata Maulana ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya, Sabtu (23/4).

Ia melanjutkan, saat itu, kandungan dari pasien AJ dideteksi berjanin tunggal hidup
dan ketubannya telah pecah. Pihak rumah sakit pun bergegas membawa pasien ke
ruang perawatan.

"Karena tak bisa ditahan lagi, sekitar jam 22.15 pasien melahirkan bayi laki-laki
dengan berat badan 1,200 gram dengan panjang 39 cm," lanjutnya.

Saat lahir, bayi tersebut didiagnosa berat badan rendah, prematur dan mengidap
asfiksia berat (gagal nafas pada bayi baru lahir, red).

"Dengan kondisi itu dilakukan perawatan di ruang bayi dengan bantuan alat
pernafasan. Lalu kondisi bayi itu memburuk pada 16 April. Kondisinya semakin
memburuk, tak tertolong lagi dan meninggal pada 17 April," jelasnya. (*)
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN ASFIKSIA NEONATORUM
Asfiksia pada bayi baru lahir dikenal juga dengan asfiksia perinatal
atau neonartum. Kondisi ini terjadi ketika bayi kekurangan oksigen sebelum,
selama, dan setelah proses persalinan. Tanpa asupan oksigen yang cukup,
jaringan dan organ tubuh bayi akan mengalami kerusakan. Bayi yang
mengalami asfiksia bisa mengalami sianosis atau kondisi ketika kuku, biru,
dan bibir tampak kebiruan. Atas dasar pengalaman klinis, (Herdman &
Kamitsuru, 2015).
Menurut (Price & Wilson, 2006), gagal napas terjadi apabila paru tidak
dapat memenuhi fungsi primernya dalam pertukaran gas, yaitu oksigenasi
darah arteri dan pembuangan karbon dioksida. Asfikia Neonaiorum dapat
dibagi dalam :
a. "Vigorous baby'' skor apgar 7-10, dalam hal ini bayi dianggap sehat dan
tidak memerkikan istimewa.
b. "Mild-moderate asphyxia" (asfiksia sedang) skor apgar 4-6 pada
pemeriksaan fisis akan terlihat frekuensi jantung lebih dari lOOx/menit,
tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, refick iritabilitas tidak ada
c. Asfiksia berat: skor apgar 0-3. Pada pemeriksaan fisis ditemukan'
frekuensi jantung kurang dari l00x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat
dan kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada
Asfiksia berat dengan henti jantung yaitu keadaan :
1. Bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelu
lahir lengkap.
2. Bunyi jantung bayi menghilang post partum.

2. PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM


Beberapa penyebab terjadinya asfiksia pada bayi adalah:
 Gangguan pada plasenta, seperti lepasnya plasenta dari dinding rahim
sebelum bayi dilahirkan (solusio plasenta).
 Tekanan darah ibu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah selama
mengandung.
 Proses persalinan yang terlalu lama.
 Janin menderita anemia atau gangguan pernapasan ketika berada dalam
kandungan.
 Infeksi, baik pada ibu maupun janin.

3. GEJALA DAN AKIBAT DARI ASFIKSIA NEONATORUM


Asfiksia pada bayi baru lahir juga ditandai dengan detak jantung yang
lambat, otot dan refleks yang lemah, kejang, kadar asam dalam darah yang
sangat tinggi (asidosis), dan cairan ketuban yang berubah warna menjadi
hijau.
Kondisi ini membutuhkan penanganan medis segera, karena semakin
lama bayi tidak mendapatkan cukup oksigen, akan semakin besar pula
risikonya mengalami kerusakan pada organ, seperti paru-paru, jantung, otak,
dan ginjal.
Bila bayi tidak menangis, warna kulitnya kebiruan, dan sulit bernapas
setelah dilahirkan, maka kemungkinan ia mengalami asfiksia. Jika tidak
ditangani dengan cepat, asfiksia bisa merusak otak bayi, atau bahkan
merenggut nyawanya.

4. PEMBAHASAN MENGENAI ASFIKSIA TERAKIT KASUS “BAYI


MILIK AJ MENINGGAL KARENA ASFIKSIA”
Pada kasus tersebut memang dikategorikan Asfiksia, karena bayi tersebut
mengalami gagal nafas (asfiksia), dimana pengertian asfiksia itu yaitu Kondisi
ini terjadi ketika bayi kekurangan oksigen sebelum, selama, dan setelah proses
persalinan. Tanpa asupan oksigen yang cukup, jaringan dan organ tubuh bayi
akan mengalami kerusakan. Tidak semua bayi dapat berisiko alami Asfiksia
Neonatorium.
Bayi dapat kekurangan asupan oksigen selama dalam kandungan dan
selama proses persalinan berlangsung.Jika tubuhnya tidak mendapatkan cukup
oksigen selama waktu ini, bayi dapat mengalami hipoksia. Bayi yang lahir
prematur maupun bayi yang lahir dari ibu dengan komplikasi kehamilan
seperti diabetes gestasional atau preeklampsia, memiliki risiko tinggi terhadap
asfiksia neonatorum.Selain itu, bayi dengan berat rendah (BBLR) juga rentan
mengalami kekurangan oksigen selepas lahir.

5. PENANGANAN ASFIKSIA NEONATORUM


Bayi yang lahir dengan asfiksia kemungkinan akan memiliki nilai
Apgar di bawah 3. Jika asfiksia sudah terdeteksi saat bayi masih dalam
kandungan, dokter kandungan kemungkinan besar akan menyarankan
persalinan segera dengan operasi caesar, agar nyawa bayi dapat tertolong.
Setelah lahir, penanganan asfiksia pada bayi akan disesuaikan dengan
tingkat keparahannya sampai ia bisa bernapas sendiri dengan baik.
Penanganan yang dapat diberikan berupa:
 Tindakan resusitasi dilakukan untuk mengembalikan napas bayi yang
mengalami kondisi asfiksia neonatorum.
 Penggunaan alat bantu pernapasan untuk mengalirkan udara ke paru-paru
bayi. Sebagian bayi mungkin akan membutuhkan tambahan gas nitric
oxide melalui tabung pernapasan.
 Pemberian obat-obatan untuk mengendalikan tekanan darah dan
meredakan kejang apabila terjadi.

6. SARAN SAYA SEBAGAI SEORANG BIDAN


a. Bagi Ibu Hamil penting untuk menjalani
pemeriksaan kehamilan dengan USG agar kondisi kesehatan bayi dapat
terpantau dengan baik.
b. Untuk menghindari asfiksia pada bayi, Ibu Hamil
haruslah patuh pada anjuran Bidan/Dokter untuk minum vitamin
prenatal sesuai anjuran dan konsumsi makanan bernutrisi selama hamil.
c. Identifikasi faktor risiko ibu dan bayi selama
masa kehamilan, akan membantu seluruh tenaga medis mempersiapkan
tindakan yang diperlukan untuk mencegah, dan melakukan resusitasi
bayi dengan asfiksia neonatorum.

Anda mungkin juga menyukai