BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN TEORI
3
4
( 60−30 ) xBeratBadan
Hari kedua :
8
150 xBeratBadan
Begitu seterusnya sampai maksimal :
8
Bayi akan lapar setiap 2-4 jam sepanjang hari. Bayi hanya memerlukan ASI atau
susu formula selama 6 bulan pertama (Varney, 2001:897).
2) Tidur/istirahat
Bayi perlu banyak tidur (Varney, 2001:897).Dalam 2 minggu pertama setelah
lahir, bayi normalnya sering tidur, bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur
16 jam sehari (Marmi, 2012: 81)
3) Eliminasi
BAB : Bayi mempunyai feces lengket berwarna hitam kehijauan selama dua
hari pertama, ini disebut mekoneum. Feces bayi yang diberi ASI
akan berubah warna jadi hijau-emas, lunak dan terlihat seperti bibit
(seedy). Bayi yang diberi susu formula memiliki feces berwarna
coklat gelap, seperti pasta atau padat. Bayi akan BAB 1 sampai 4 kali
per hari (Varney, 2001:897).
BAK : Bayi BAK 4-5 kali/hari (Varney, 2001:897).
Bayi baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7- 10 x sehari.
4) Personal hygiene
Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering, maka setelah BAK harus diganti
popoknya minimal 4- 5 kali/ hari (Marmi, 2012: 80).Bungkus bayi dengan kain
lunak, kering dan selimuti dan pakai topi untuk menghindari kehilangan panas
(Saifuddin, 2006:M-122).
2. Data obyektif
a. Keadaan umum
Pada asfiksia, bayi tidak bernafas spontan dan teratur segera setelah lahir.
(Winkjosastro, 2008: 144)
b. Tanda-tanda vital menurut Varney (2001:891) :
8
Berdasarkan criteria neurologic pada bayi normal adalah; a) posisi bayi frog psotion
(fleksi pada ekstremitas atas dan bawah), b) Reflek moro positif dan harus simetris, c)
reflek hisap positif pada sentuhan palatum mole, d) refleks menggenggam positif
(Marmi, 2011: 70).
Refleks : gerakan naluriah untuk melindungi bayi.
1) Refleks gabella
Ketuk daerah pangkal hidung secara pelan-pelan dengan menggunakan jari telunjuk
pada saat mata terbuka. Bayi akan mengedipkan mata pada 4 samapi 5 ketukan
pertama.
2) Refleks hisap
Benda menyentuh bibir bayi disertai refleks menelan. Tekanan pada mulut bayi pada
langit bagian dalam gusi atas timbul isapan yang kuat dan cepat. Dilihat pada waktu
bayi menyusu.
3) Refleks mencari (rooting)
Bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh pipi. Misalnya mengusap pipi bayi
dengan lembut: bayi menolehkan kepalanya ke arah jari kita dan membuka mulutnya.
4) Refleks genggam (Palmar gasp)
Dengan meletakkan jari telunjuk pada palmar, tekanan dengan gentle, normalnya bayi
akan menggenggam dengan kuat. Jika telapak tangan bayi ditekan : bayi akan
mengepalkan tinjunya.
5) Refleks babinski
Gores telapak kaki ke arah atas kemudian gerakan jari sepanjang telapak kaki. Bayi
akan menunjukkan respon berupa semua jari kaki hyperekstensi dengan ibu jari
dorsifleksi.
6) Refleks moro
Timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila kepala tiba-tiba digerakkan atau
dikejutkan dengan cara bertepuk tangan.
7) Refleks toning leher atau “fencing”
10
Ekstremitas pada satu sisi dimana kepala ditolehkan akan ekstensi, dan ekstremitas
yang berlawanan akan fleksi bial kepala bayi ditolehkan ke satu sisi selagi istirahat.
Respon ini dapat tidak ada atau tidak lengkap segera setelah lahir.
8) Refleks ekstruksi
Bayi baru lahir menjulurkan lidahnya keluar bila ujung lidah disentuh dengan jari
atau putting.(Marmi, 2011: 70-72).
Jika kekuatan menghisap kurang baik, rujuk ke kamar bayi atau ke tempat pelayanan
yang dituju (Saifuddin, 2009:M-121).
2.2.2 Diagnosa kebidanan
Bayi baru lahir, usia < 5 menit, jenis kelamin laki-laki/perempuan, lahir
spontan/dengan tindakan, aterm/prematur/postmatur, dengan AS 0-3 (asfiksia berat),
AS 4-6 (asfiksia sedang), keadaan umum lemah.
Dengan kemungkinan masalah :
1. Potensial terjadinya gangguan pemenuhan O2sehubungan dengan post asfiksia.
2. Potensial terjadinya hipotermi sehubungan dengan adanya perpindahan intra uterin
ke ekstra uterin.
3. Potensial terjadinya gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan
reflek menghisap lemah.
4. Potensial terjadinya infeksi sehubungan dengan penurunan daya tahan tubuh bayi.
5. Potensial terjadinya hipoglikemi sehubungan dengan metabolisme yang
meningkat.
6. Potensial terjadinya gangguan interpersonal antara bayi dan ibu sehubungan
dengan tidak dilakukannya IMD.
Prognosa baik/ buruk.
2.2.3 Perencanaan
Diagnosa : Bayi baru lahir, usia < 5 menit, jenis kelamin laki-laki/perempuan,
lahir spontan/dengan tindakan, aterm/prematur/postmatur, dengan AS 0-3 (asfiksia
berat), AS 4-6 (asfiksia sedang), keadaan umum lemah.
Tujuan : keadaan bayi menjadi lebih baik dan asfiksia teratasi.
11
berhasil lakukan perawatan BBL pasca resusitasi. Bila tidak berhasi atau
bayi belum menangis maka rujuk untuk dilakukan pijat jantung.
R/ deteksi dini untuk intervensi lebih lanjut.
Masalah I : Gangguan pemenuhan O2 sehubungan dengan post asfiksia.
Tujuan : Neonatus dapat bernafas normal
Kriteria :- Pernafasan normal 40-60 x/menit
- Irama nafas teratur
- Bayi menangis kuat
Intervensi menurut Winkjosastro (2008:144) adalah
a. Letakkan bayi telentang dengan alas yang datar, kepala lurus, dan
leher sedikit tenengadah / ekstensi dengan meletakkan bantal atau
selimut diatas bahu bayi sehingga bahu terangkat 2-3 cm.
R/ jalan nafas tidak terganggu
b. Bersihkan jalan nafas, mulut, hidung bila perlu.
R/ jalan nafas tidak terganggu
c. Observasi gejala kardinal dan tanda-tanda cyanosis tiap 4 jam.
R/ deteksi dini untuk intervensi lebih lanjut.
d. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian O 2 dan pemeriksaan
kadar gas darah arteri.
R/ Kebutuhan O2 terpenuhi
Masalah II : Resiko terjadi hipotermi sehubungan dengan adanya
proses persalinan yang lama ditandai suhu tubuh dibawah 36ºC
Tujuan : Neonatus dalam kondisi hangat
Kriteria : - Tubuh bayi kemerahan
- Akral dan tubuh bayi hangat
- Suhu tubuh normal 365ºC - 375ºC
Intervensi menurut Winkjosastro (2008:144) adalah
a. Letakkan bayi telentang diatas pemancar panas.
R/ mencegah hipotermi
13
Petugas
Mahasiswa
17
BAB 3
TINJAUAN KASUS
1
7
18
ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, tanda persalinan, persiapan persalinan dan
posisi persalinan. Selama hamil ibu sehat tidak ada keluhan.HPHT 03-08-2018
HPL 10-05-2019
4. Ibu mengatakan tanggal 13 Mei 2019 datang ke BPM pukul 04.00 WIB merasa
kenceng-kenceng dan mengeluarkan lendir darah, tanggal 13 Mei 2019 pukul
16.00 wib oleh bidan dirujuk ke Poned karena dipimpin meneran selama 1 jam
tidak ada kemajuan. Bayi lahir spontan tanggal 13 Mei 2019 pukul 17.00 wib,
tidak segera menangis, gerak tidak aktif, jenis kelamin laki-laki.
5. Setelah lahir bayi dilakukan HAIKAP karena bayi tidak segera menangis sehingga
harus diberikan resusitasi.
3.2 Data Objektif
1. Keadaan umum lemah
2. TTV:
S = 36oC
N = 100 x/m
RR = 34 x/menit
3. Pengukuran antopometri
BBL : 3000 gram
PBL : 48 cm
LK : 32 cm
LD : 32 cm
LP : 30 cm
4. Pemeriksaan fisik
5. APGAR Skor
Petugas
Murniati
22
BAB 4
SIMPULAN
Asuhan kebidanan gadar neonatal kepada By Ny “S” usia 0 hari dengan asfiksia
karena berdasarkan data subyektif dan data obyektif pada saat lahir bayi tidak
menangis dan bergerak aktif hal ini terjadi karena pada riwayat persalinan terjadi kala
II lama dari tempat rujukan sudah dipimpin selama 1 jam tidak ada kemajuan,
sehingga bayi lahir asfiksia dengan nilai APGAR 4-5. Kemudian dilakukan resusitasi
setelah dilakukan resusitasi bayi menangis spontan dan bergerak aktif. Bayi dapat
tertangani hal ini dikarenakan penanganan bidan dengan cepat, tepat, terlatih, dan
kompeten
22
23
DAFTAR PUSTAKA
Kepmenkes 2007, tentang Standar Asuhan Kebidanan. Dirgen Bina Upaya Kesehatan
Kemenkes RI 2011
Manuaba, Ida Bagus Gde, 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, KB Untuk
Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta.
Marmi, 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Purwanti, Eni, 2012. Asuhan Kebidanan untuk Ibu Nifas, Cakrawala Ilmu:
Yogyakarta.
Saifudin, Abdul Bari. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. Jakrta : Yayasan Bina Pustaka
23