REVISION SHEET
DAFTAR ISI
1.UMUM.................................................................................................................................. 4
1.1 TUJUAN ............................................................................................................................ 4
1.2 RUNG LINGKUP .............................................................................................................. 4
1.3 DEFINISI DAN ISTILAH ................................................................................................. 4
1.4 RUJUKAN / ACUAN ........................................................................................................ 5
2. PERSYARATAN UMUM ................................................................................................. 6
2.1 TOLERANSI ...................................................................................................................... 6
2.2 PENGAJUAN KESIAPAN KERJA .................................................................................. 7
2.3 PENYIMPANAN DAN PERLINDUNGAN BAHAN ...................................................... 8
2.4 MUTU PEKERJAAN DAN PERBAIKAN ATAS PEKERJAAN YANG TIDAK
MEMENUHI ............................................................................................................................ 9
2.5 SAFETY ........................................................................................................................... 10
3.PENGETESAN TIANG PANCANG ............................................................................... 10
4.PELAKSANAAN PEKERJAAN ..................................................................................... 13
4.1 PENGANGKUTAN ......................................................................................................... 13
4.2 ALAT PEMANCANGAN ............................................................................................... 13
5.PENYIMPANAN ............................................................................................................... 13
6.PENYAMBUNGAN .......................................................................................................... 14
6.1 PEKERJAAN PENGELASAN ........................................................................................ 14
6.2 PENYAMBUNGAN TIANG PANCANG ...................................................................... 15
7.PEMBUATAN PERAWATAN ........................................................................................ 16
8.PENGUPASAN KEPALA TIANG PANCANG ............................................................. 17
9.PEMANCANGAN TIANG............................................................................................... 17
9.1 UMUM ............................................................................................................................. 17
9.2 METODE PELAKSANAAN PANCANG STEEL ......................................................... 23
9.3 BATASAN-BATASAN ................................................................................................... 24
9.4 TIANG PANCANG YANG NAIK.................................................................................. 24
9.5 TIANG PANCANG YANG CACAT .............................................................................. 24
9.6 CATATAN PEMANCANGAN (CALENDERING) ....................................................... 25
10.KRITERIA PEMANCANGAN ..................................................................................... 26
PROSEDUR
1. UMUM
1.1 TUJUAN
Tujuan dari dokumen ini adalah sebagai dasar dalam perencanaan, pemenuhan persyaratan
dan pelaksanaan Pekerjaan Pemancangan pada proyek Pekerjaan Jasa Pembangunan Tangki
- Standard, code dan ketentuan internasional dan nasional yang berlaku dan
pemenuhannya.
- Persyaratan disain yang harus dipenuhi sesuai standard dan code yang berlaku.
Persyaratan berikut digunakan dalam spesifikasi ini, mengingat arti yang diberikan di bawah ini:
Infrastruktur (LSCI), the owner of the Project “Pekerjaan Jasa Pembangunan Tangki
Timbun LPG, Piping dan Instrument di Depot Dumai Kap. 2x3000 MT”
4. Vendor : Pemasok peralatan bahan atau layanan yang ditentukan dalam proyek ini
mengikuti spesifikasi ini dan standard drawing serta spesifikasi lainnya yang terkait.
Compressive Load
[7] ASME Sect. IX Qualification Standard for Welding and Brazing Procedure,
2. PERSYARATAN UMUM
Tiang pancang harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh kekuatan yang
Pada bagian bawah tiang pancang Spun pile harus runcing dan jika terjadi panjang yang
kurang pada tiang berongga (hollow piles) maka dilakukan penyambungan dengan cara
pengelasan.
Besi tulangan harus disediakan untuk menahan tegangan yang terjadi akibat pengangkatan,
dan Menahan Beban Vertikal yang terjadi akibat pemancangan dan beban-beban yang
didukung.
Selimut beton tidak boleh kurang dari 40 mm dan apabila tiang pancang terekspos terhadap
air laut atau pengaruh korosi lainnya, selimut beton tidak boleh kurang dari 50 mm.
2.1 TOLERANSI
Tiang pancang harus ditempatkan sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Penggeseran lateral kepala tiang pancang dari posisi yang ditentukan tidak boleh
Penyimpangan arah vertikal atau kemiringan yang disyaratkan tidak boleh lebih
- Kelengkungan (Bow)
Kelengkungan tiang pancang beton cor langsung di tempat harus tidak boleh melampaui
Kelengkungan lateral tiang pancang baja tidak boleh melampaui 0,0007 dari panjang
- Rincian metode yang diusulkan untuk pemancangan atau penurunan tiang bersama dengan
tiang pancang Spun Pile penumbukan menggunakan peralatan yang diusulkan oleh
Kontraktor.
- Usulan untuk pengujian pembebanan tiang pancang. Usulan ini mencakup metode
pemberian beban, pengukuran beban dan penurunan serta penyajian data yang diusulkan.
pemancangan harus mendapatkan ijin dari PT Pertamina Patra Niaga, selaku pemilik lahan
dan Perusahaan
setempat akibat adanya getaran dan suara dentuman akibat pelaksanaan pemancangan.
Persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan untuk pengajuan tersebut di atas harus diperoleh
- Apabila, unit-unit tersebut disusun dalam lapisan-lapisan, maka tidak melebihi dari 3
- Penyangga untuk setiap lapisan harus dipasang di atas lapisan yang terdahulu.
- Untuk gelagar dan tiang pancang, penyangga harus dipasang pada jarak tidak lebih dari
MEMENUHI
- Apabila toleransi yang diberikan telah melampaui toleransi yang ditentukan, maka
kontraktor harus menyelesaikan setiap perbaikan yang dianggap perlu oleh Direksi
- Setiap tiang pancang yang rusak akibat cacat dalam (internal) atau pemancangan
yang tidak sesuai, maka harus dipancang keluar dari lokasi yang ditentukan atau dipancang
di bawah elevasi yang ditunjukkan pada desain dan yang telah ditetapkan oleh Direksi
- Pekerjaan perbaikan, seperti yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan dan dikerjakan
atas biaya Kontraktor, akan mencakup, tetapi tidak perlu dibatasi berikut ini :
Penarikan kembali tiang pancang yang rusak dan penggantian dengan tiang
Pemancangan tiang pancang kedua sepanjang sisi tiang pancang yang cacat atau
- Jika tiang pancang mengalami retak atau pecah pada saat pemancangan dan tidak dapat
disamping titik pancang yang rusak, jika rusak karena kondisi tanah maka akan dijadikan
pekerjaan tambah
- Jika tiang pancang sudah mentok pada kedalaman yang tidak sesuai dengan desain maka,
kontraktor harus dilakukan penambahan titik pondasi tiang disamping titik pancang yang
sudah mentok,jika mentok karena kondisi tanah maka akan dijadikan pekerjaan tambah.
- Jumlah PDA test minimal 1%-3% dari keseluruhan jumlah titik tiang pancang
2.5 SAFETY
Kontraktor harus bertanggung jawab atas keselamatan dan integritas struktur yang berdekatan
dan harus mengidentifikasi struktur yang rentan terhadap kerusakan akibat operasi tiang
pancang. Kontraktor akan mengusulkan kepada Perusahaan metode untuk melindungi struktur
yang ada, dan jika tiang pancang yang digerakkan dapat digantikan oleh sistem tiang pancang
- Loading Test
Teknik yang digunakan untuk uji beban tiang adalah uji laju-penetrasi-konstan, di mana
beban pada tiang terus meningkat untuk mempertahankan laju penetrasi yang konstan, yang
dapat bervariasi dari 0,25 hingga 2,5 (0,01 hingga 0,1). Tes ini memberikan plot penurunan
beban yang serupa dengan yang diperoleh dari uji terkontrol beban. Jenis lain dari uji beban
tiang adalah pembebanan siklik, di mana beban tambahan diterapkan berulang kali dan
dihilangkan.
PROSEDUR
Untuk melakukan uji beban pada tiang pancang, penting untuk memperhitungkan selang
waktu setelah akhir mengemudi (End of Driving /EOD). Ketika tumpukan didorong ke tanah
liat lunak, zona tertentu yang mengelilingi tanah liat menjadi dibentuk kembali atau
Zona yang dirancang ulang atau dipadatkan di sekitar tumpukan yang digerakkan ke tanah liat lunak.
Hasil didapat adalah pengurangan kekuatan geser yang tidak terdrainase. Seiring berjalannya
waktu, hilangnya kekuatan geser yang tidak terlatih sebagian atau sepenuhnya pulih kembali.
- PDA Test
Prosedur pengujian standar dilakukan sesuai dengan prosedur pengujian ASTM (American
Prinsip kerjanya, ketika palu jatuh ke kepala tiang akan menghasilkan lonjakan tegangan
yang kemudian menyebar ke seluruh tubuh tiang. Pergerakan material akibat perambatan
gelombang tegangan adalah partikel yang dipercepat, yang bila diintegrasikan sehubungan
dengan waktu akan menjadi kecepatan partikel (V) yang secara profesional dapat diubah
Ketegangan dan akselerasi selama ereksi diukur menggunakan transduser regangan dan
akselerometer. Dua transduser regangan dan dua accelerometer dipasang di bagian atas tiang
Fungsi perekaman data alat PDA (F) dan (V) dalam fungsi waktu, menganalisis,
menampilkannya dalam grafik, serta metode penghitungan daya dukung statis Case-pole
Goble serta output turunan lainnya, yang umumnya dikenal, didasarkan pada teori
rekaman yang baik dan pengukuran tambahan jika satu instrumen tidak berfungsi dengan
baik.
PROSEDUR
4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1.PENGANGKUTAN
Pengangkutan muat dan bongkar Spun Pile dari tempat pengiriman ke lokasi proyek yang di
tentukan oleh Direksi Pekerjaan harus dilaksanakan atas tanggung jawab pihak kontraktor dan
Spun Pile yang mengalami kerusakan selama penanganan dan pengangkutan harus
diperiksa oleh pihak Direksi Pekerjaan untuk menentukan apakah Spun Pile tersebut dapat
4.2.ALAT PEMANCANGAN
5. PENYIMPANAN
Lokasi penyimpanan Spun Pile yang akan digunakan harus diletakkan sedekat mungkin
ke lokasi titik pengerjaan dan diatur penyusunanya sesuai dengan urutan yang akan di
kerjakan.
PROSEDUR
6. PENYAMBUNGAN
- Sambungan pengelasan untuk Spun Pile harus merupakan alur las alur (groove) penetrasi
penuh (full penetration groove weld). Pada menyambung dua Spun Pile, ujung Spun Pile
yang akan digabungkan harus dialinemen seakurat mungkin dalam batas toleransi yang
D1, setelah dilakukan penyikatan dan pengerindaan untuk membersihkan scale, kerak,
- Sebelum melakukan pengelasan pada deposit metal sebelumnya, semua kerak harus
dibersihkan dari las dan logam dasar didekatnya harus digerinda agar permukaannya halus
- Untuk proses SMAW (Shield Metal Arc Welding), hanya elektroda Tipe Low Hydrogen
(AWS klas SFA 5.1, E7016 atau 7018) yang boleh digunakan. Bahan pengelasan lainnya
seperti tipe selulosa tinggi atau tipe ilumenit tidak boleh digunakan.
- Elektroda tipe Low Hydrogen harus dikeringkan dioven pada temperature 300C -
400C, selama 1 jam, sebelum digunakan. Pengeringan tidak boleh dilakukan lebih dari dua
kali.
PROSEDUR
- Setelah melakukan pengeringan, personil juru las harus menyimpan elektroda tipe
Low Hydrogen dalam alat pengering portable dryer pada temperatur 100 oC - 150oC
sambungan baja harus dilapisi dengan coal tar epoxy coating atau yang setara.
tumpang tindih (overlap) baja tulangan. Beton pada kepala tiang pancang akan dipotong
hingga baja tulangan yang tertinggal mempunyai panjang paling sedikit 40 kali diameter
tulangan.
tulangan yang sama (mutu dan diameternya) seperti pada tiang pancang yang akan
diperpanjang. Baja spiral harus dibuat dengan tumpang tindih sepanjang 2 kali lingkaran
penuh dan baja tulangan memanjang harus mempunyai tumpang tindih minimum 40 kali
diameter.
- Apabila penyambungan melebihi 1,50 m, acuan harus dibuat sedemikian hingga tinggi
- Sebelum pengecoran beton, kepala tiang pancang harus dibersihkan dari semua bahan
lepas atau pecahan, dibasahi sampai merata dan diberi adukan semen yang tipis.
- Semen yang digunakan haruslah dari mutu yang sama dengan yang dipakai pada tiang
panjang yang akan disambung, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
- Penyambungan tiang pancang akan dirawat dan dilindungi dengan cara yang sama seperti
sedang berjalan, kepala tiang pancang direncanakan tertanam dalam poer (pile cap),
maka penyambungan baja tulangan yang diperlukan harus seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar 2.1.
- Apabila tidak disebutkan dalam Gambar 2.1, maka panjang tumpang tindih baja tulangan
harus 40 kali diameter untuk tulangan memanjang, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi
Pekerjaan.
- Pengelasan pada proses penyambungan terdiri atas satu layer dengan 4 titik pengelasan.
- Tiang pancang dibuat dan dirawat sesuai dengan ketentuan dari spesifikasi.
- Waktu yang diijinkan untuk memindahkan tiang pancang harus ditentukan dengan
menguji empat buah benda uji yang telah dibuat dari campuran yang sama dan dirawat
- Tiang pancang tersebut dapat dipindahkan apabila pengujian kuat tekan pada keempat
benda uji menunjukkan kekuatan yang lebih besar dari tegangan yang terjadi pada tiang
PROSEDUR
pancang yang dipindahkan, ditambah dampak dinamis yang diperkirakan dan dikalikan
dengan faktor keamanan, semuanya harus berdasarkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
- Tidak ada tiang pancang yang akan dipancang sebelum berumur paling sedikit 28 hari atau
- Selama operasi pengangkatan, tiang pancang harus didukung pada titik seperempat
- Kontraktor harus memberitahu secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan atas penggunaan
Beton harus dikupas sampai pada elevasi yang sedemikian sehingga beton yang tertinggal
akan masuk ke dalam pur (pile cap) sedalam 50 mm sampai 75 mm atau sebagaimana
9. PEMANCANGAN TIANG
9.1 UMUM
[1] Alat Hydraulic Static Pile Driver terdiri dari beberapa sub mesin yang memiliki fungsi
pemancangan. Adapun jenis pekerjaan pemancangan oleh alat Hydraulic Static Pile
Driver meliputi:
4. Doli;
5. Cutting Pile.
Jenis-jenis pekerjaan tersebut memiliki durasi pekerjaan yang berbeda satu dengan
1 siklus pemancangan 1 titik pancang pada suatu proyek. Tiang pancang yang diangkat
dan dimasukkan perlahan ke dalam lubang pengikat tiang yang disebut grip, kemudian
sistem jack-in akan naik dan mengikat atau memegangi tiang tersebut. Ketika tiang
[2] Spun Pile harus diletakkan pada titik-titik lokasi yang telah direncanakan sesuai
[3] Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu,
kurang dari dua kali beban yang dirancang, yang diberikan menerus untuk sekurang-
kurangnya 60 mm.
Dalam hal tersebut, posisi akhir kepala tiang pancang tidak boleh lebih tinggi
dari yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
[4] Pada waktu pekerjaan pemancangan Spun Pile dimulai, Proses awal dari
pemasangan tiang dengan sistem tekan , posisikan alat HSPD unit pada koordinat yang
ditentukan , check keadaan HSPD unit dalam keadaan rata dengan bantuan alat “
Nivo” yang terdapat dalam ruang operator dibantu dengan alat waterpass yang
diletakkan pada posisi chasis panjang. Pekerjaan harus dilanjutkan tanpa henti kecuali
yang ditentukan.
[5] Kriteria pemancangan akan dievaluasi dan direvisi oleh Direksi Pekerjaan berdasarkan
pada data pemancangan Spun Pile pada tahap-tahap awal pemancangan dan uji beban
Spun Pile, lalu kriteria tersebut akan digunakan sebagai kontrol bagai pemancangan
berikutnya.
[6] Agar terhindar dari tiang freeze-up didalam tanah, pelaksanaan pemancangan hanya
boleh dihentikan untuk minimum waktu yang diperlukan untuk menyambung Spun
[7] Pemancangan harus dilakukan dengan menggunakan sistem jack-in dan grip yang
kemudian akan menenekan Spun Pile agar berada diposisi yang tepat dan memiliki
alinemen aksial yang tepat dengan kepala tiang dilindungi driving cap..
[8] Untuk pekerjaan pemancangan kelompok Spun Pile harus harus dipancang dari bagian
dalam menuju keluar agar tidak terjadi densifikasi dan kondisi pemancangan yang
[9] Apabila ketentuan rancangan tidak dapat dipenuhi, maka Direksi Pekerjaan dapat
sehingga beban yang dapat didukung setiap tiang pancang tidak melampaui kapasitas
daya dukung yang aman, atau Direksi Pekerjaan dapat mengubah rancangan apabila
dianggap perlu.
Spun Pile sudah tidak dapat masuk lebih dalam lagi dimana elevasi ujung tiang
Kriteria pemancangan Spun Pile yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai
[11] Suatu catatan pemancangan yang lengkap harus dilakukan sesuai dengan metode
kalendering.
Setiap perubahan yang mendadak dari kecepatan penetrasi yang tidak dapat
dianggap sebagai perubahan biasa dari sifat alamiah tanah harus dicatat dan
dilanjutkan.
[12] Tidak diperkenankan memancang tiang pancang dalam jarak 6 m dari beton yang
menyediakan palu yang lebih besar dan/atau menggunakan water jet atas biaya
sendiri.
[13] Apabila pekerjaan pemancangan Spun Pile akan mengakibatkan gangguan yang
pekerjaan.
ke titik yang telah ditentukan. Alat ini bergerak menggunakan kaki rel yang disebut
Long Boat untuk bergerak arah depan–belakang dan menggunakan kaki rel yang
b. Lifting Pile
Lifting Pile merupakan pekerjaan mengangkat tiang pancang yang sudah siap untuk
diletakkan pada clamping box untuk dipancang. Tiang pancang yang sudah dilansir
dan siap untuk dipancang, kemudian dipasangkan kabel dari mesin crane diangkat dan
dipasangkan pada mesin clamp box.Pekerjaan ini dilakukan setelah move to the point
dan juga pada saat proses pemancangan, yaitu untuk tiang pancang sambungan.
PROSEDUR
c. Joint ( Welding)
tunggal (single). Karena produksi tiang pancang terbatas oleh kapasitas panjang
kendaraan angkut tiang pancang tersebut. Jenis sambungan berupa lapisan plat baja
d. Dolly
Sub-pekerjaan ini adalah bagian dari pemancangan yang berfungsi sebagai penambah
kedalaman tiang pancang apabila tiang pancang yang tertanam belum sampai dengan
kuat tekan yang diinginkan. Kedalaman tiang pancang ditambahkan dengan dibantu
dengan tiang pancang yang tidak lagi digunakan yang kemudian dicabut kembali
sehingga akan menyisakan lubang pada tanah yang ditanam tiang pancang.
Perhitungan durasi proses ini sama saja dengan durasi pemancangan (clamp & piling).
tekan yang tertera pada manometer di ruang operator sudah tercapai namun tiang
pancang masih tersisa diatas tanah, maka sisa tiang pancang tersebut harus dipotong
driver type tidak tersedia alat potong yang bergabung dengan elemen clamp,sehingga
PROSEDUR
besi, dan las listrik untuk memotong strand yang dipasang didalam tiang pancang.
PROSEDUR
9.3 BATASAN-BATASAN
- Kemiringan 1 cm untuk setiap 100 cm sepanjang sumbu membujur untuk batter pile ( tiang
miring ).
- Maksimal 75 mm dalam bidang horisontal dalam arah manapun dari posisi yang
- Spun Pile harus dipotong pada elevasi tertentu seperti pada gambar teknik dengan toleransi
+/- 12 mm.
- Apabila tiang pancang naik akibat naiknya dasar tanah, maka elevasi kepala tiang pancang
harus diukur dalam interval waktu dimana tiang pancang yang berdekatan sedang
dipancang.
- Tiang pancang yang naik sebagai akibat pemancangan tiang pancang yang berdekatan,
harus dipancang kembali sampai ke dalaman atau ketahanan semula, kecuali jika
- Manipulasi tiang pancang dengan memaksa tiang pancang kembali ke posisi yang
- Tiang pancang yang cacat harus diperbaiki atas biaya Kontraktor sebagaimana disyaratkan
dalam mutu pekerjaan tiang pancang dan sebagaimana yang disetujui oleh Perusahan.
memungkinkan, tiang pancang harus dipancang sedekat mungkin dengan posisi semula,
atau tiang pancang tambahan harus dipancang sebagaimana yang diperintahkan oleh
Perusahaan.
Sebuah catatan yang detil dan akurat tentang pemancangan harus disimpan oleh Perusahaan
dan Kontraktor harus membantu Perusahaan dalam menyimpan catatan ini yang meliputi
berikut ini : jumlah tiang pancang, posisi, jenis, ukuran, panjang aktual, tanggal
pemancangan, panjang dalam pondasi telapak, penetrasi pada saat penekanan terakhir,
pencatatan tekanan yang timbul kontra kedalaman tiang yang tertanam, panjang
Pada buku log catatan pemancangan, kontraktor harus menyimpan catatan lengkap untuk
masing-masing Spun Pile dan harus menyediakan informasi yang disebut dibawah ini setiap
- Uraian tentang pondasi, lokasi, nomor gambar dan nomor Spun Pile (tidak boleh terjadi
- Pilling Record tekanan yang timbul kontra kedalaman tiang yang tertanam
PROSEDUR
Pekerjaan pemancangan harus dilaksanakan menurut kriteria yang akan disebutkan seperti
dibawah ini :
[1] Kapasitas ijin Spun Pile sementara dapat dihitung dengan menggunakan rumus Hiley
di bawah ini.
Dengan :
S = Penetrasi tiang pancang pada saat penumbukan terakhir, atau “set” (cm)
N = Koefisien restitusi*
PROSEDUR
rumus dinamis (Hiley). Kontraktor dapat mengajukan rumus lain untuk mendapat
dimana :
Fs = Security Factor
N = Restitution Coeficient
Provisional driving criteria ini akan dikoreksi disesuaikan hasil uji beban Spun Pile
(pile loading test) dan PDA test (Pile Driving Analysis), yang mana keutuhan
penampang Spun Pile yang diijinkan pada PDA test tidak boleh kurang dari 75%
Kriteria pemancangan akhir akan ditetapkan berdasarkan pada uji beban Spun
Jika terjadi penundaan pemancangan tiang selama 1 jam atau lebih, kriteria