BAB I
PENDAHULUAN
berbentuk corong sejajar dengan pembuluh darah balik paha (vena femoralis).
Sepanjang sekitar 2 cm dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha. Penonjolan
perbandingan perempuan dan laki – laki yaitu 4:1.Hernia jenis ini dipicu karena
Hernia femoralis dapat terjadi pada pria dan wanita, hampir semua dari
wanita yang lebih luas. Hernia femoralis lebih sering terjadi pada orang dewasa
% kasus pediatrik hernia femoralis terjadi pada bayi di bawah usia 1 tahun
(Article wikipedia).
Pada pasien dengan hernia hiatal dilakukan adalah dengan operasi yang terdiri
yang apabila tidak diatasi secara tepat dan baik dapat menimbulkan suatu
data yang diperoleh dari medical record Rumah Sakit Bunda tercatat angka
insiden pasien Hernia Inguinalis yang dirawat inap selama bulan Januari 2015
dibandingkan dengan jumlah pasien yang dirawat di Rumah Sakit Bunda yang
berjumlah 250 orang. Sementara yang dirawat di ruang Dahlia hanya 3 orang dan
pasien hernia inguinal di rumah sakit sangatlah penting dalam memberikan asuhan
hernia inguinalis dan meningkatkan kualitas hidup bagi para pasien dengan hernia
kuratif, dan Jika dilihat dari aspek promotif yaitu dengan cara menjelaskan kepada
dilakukan dengan cara jika ada anggota keluarga dengan riwayat hernia secara
berperan serta dalam keperawatan operatif yang meliputi pre operatif, intra
dan pendidikan kesehatan meliputi hal-hal yang harus dihindari seperti tidak
mengedan saat BAB, tidak batuk secara berlebihan,dan tidak mengangkat beban
berat dalam kurun waktu minimal 3 bulan. Hal ini dilakukan guna memulihan
3
angka kecatatan.
Tujuan pada penulisan ini adalah memperoleh gambaran secara nyata tentang
asuhan keperawatan pada klien dengan diagnose medis hernia femoralis post
herniotomi .
asuhan keperawatan pada klien dengan diagnose medis hernia femoralis post
4
Ruang lingkup dari penulisan ini membatasi masalah hanya pada asuhan
keperawatan pada klien Ny.Y dengan diagnose medis hernia femoralis post
kesimpulan yang kemudian disajikan dalam bentuk naratif. Adapun data untuk
1. Studi kasus yaitu meliputi observasi atau pengamatan langsung pada klien.
Makalah ini terdiri dari lima bab yang disusun secara sistematis dengan urutan
yaitu :
a. Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang
b. Bab II : Tinjauan teori yang terdiri dari konsep dasar yang meliputi
keperawatan.
evaluasi keperawatan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
atau organ intraperitoeal melalui pascia transversa yang lemah masuk kedalam
berbentuk corong sejajar dengan pembuluh darah balik paha (vena femoralis)
didalam vena femoralis. Foramen ini sempit dan dibatasi oleh tepi yang keras dan
pinggir os pubis dari ligamen iliopektineale (ligamen cooper), sebelah lateral oleh
Kantung hernia femoralis berasal dari kanalis femoralis melalui suatu defek
pada sisi medial sarung femoralis (femoral sheath). Kanalis femoralis berisi satu
atau dua kelenjar limfe, yang terbesar disebut dengan Cloquet. Nodus-nodus ini
didesak keluar dari kanalis femoralis oleh suatu penonjolan peritoenal dan
melalui lakuna vasorum kaudal dari ligamen inguinalis. Kelainan anatomi ini
Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis. Selanjutnya, isi hernia
masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan vena
femoralis sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha.
Hernia femoralis hampir selalu terlihat sebagai massa yang iredusibel, meskipun
kantungnya mungkin kosong, karena lemak dan kelenjar limfe dari kanalis
C. Etiologi
1) Defek kongenital
5) Konstipasi kronis
7) Aktifitas, seperti atlet angkat besi, balap sepeda dan berbagai jenis olahraga
lainnya
8
D. Patofisiologi
kedalam kanalis femoralis yang akan menjadi pembuka jalan terjadinya hernia
(Mutaqin, 2011).
inguinalis, terutama yang memakai teknik bassini atau soldice yang menyebabkan
berkembang hanya pada satu sisi, tetapi sekitar 15% dari hernia femoralis bersifat
bilateral dan kondisi hernia bilateral cenderung lebih tinggi untuk terjadi hernia
strangulasi, serta sekitar 20% hernia bisa berkembang menjadi hernia inclarserata
(Mutaqin, 2011).
E. Manifestasi klinik
Pada hernia femoralis kadang tidak menimbulkan gejala. Tapi ada beberapa gejala
F. Komplikasi
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami isi hernia. Isi hernia
dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia ireponible ini dapat terjadi jika
isi hernia terlalu besar, misalnya terdiri dari omentum, organ ekstraperitoneal
Bila cincicn hernia sempit, kurang elastis, atau lebih kaku seperti pada hernia
femoralis dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi jepitan parsial. Jarang terjadi
inkaserasi retrograd, yaitu dua segmen usus terperangkap di dalam kantong hernia
Jepitan cincicn hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia.
Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udema organ atau
struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantong hernia makin bertambah
sehingga akhirnya peredarah darah jaringan terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis
10
dan kantong hernia akan berisi transudat beruapa cairan serosanguinis. Kalau isi
3) Perforasi usus
4) Abses lokal
5) Fistel
6) Peritonitis
G. Pemeriksaan Diagnostik
2. Foto polos abdomen untuk mendeteksi adanya udara pada usus untuk
femoralis. Pada survei umum pasien pemeriksaan fisik fokus akan didapatkan:
paha. Apabila tidak terlihat dan terdapat adanya riwayat penonjolan, maka
H. Penatalaksanaan
11
pinggang ditinggikan, lalu diberikan analgetik (penghilang rasa sakit) dan sedatif
(penenang) yang cukup untuk memberikan relaksasi otot. Perbaikan hernia terjadi
menjepit annulus femoralis. Hernia femoralis dapat didekati dari krural. Inguinal,
hernia femoralis inkaserata, hernia residif atau kombinasi dengan hernia ingunalis.
segitiga Hesselbach, sehingga dapat diterapkan baik pada hernia direk maupun
indirek.
BAB 3
Kaji status riwayat kesehatan yang pernah dialami klien (keluhan yang dialami
klien, apa upaya dan dimana klien mendapat pertolongan kesehatan, lalu apa saja
Tanyakan kepada klien tentang jenis, frekuensi, dan jumlah klien makan dan
minum klien dalam sehari. Kaji apakah klien mengalami anoreksia,mual atau
muntah dan haus terus menerus. Kaji selera makan berlebihan atau berkurang,
ataupun adanya terapi intravena, penggunaan selang NGT, timbang juga berat
badan, ukur tinggi badan, lingkaran lengan atas serta hitung berat badan ideal
3. Pola eliminasi.
13
bantu seperti folly kateter, ukur juga intake dan output setiap shift. Kaji apakah
Kaji kemampuan beraktivitas baik sebelum sakit atau keadaan sekarang dan juga
penggunaan alat bantu seperti tongkat, kursi roda dan lain-lain. Tanyakan kepada
Tanyakan kepada klien kebiasan tidur sehari-hari, jumlah jam tidur, tidur siang.
Bagaimana suasana tidur klien apakah terang atau gelap. Sering bangun saat tidur
mengatasi rasa tidak nyaman : nyeri. Adakah gangguan persepsi sensori seperti
Kaji tingkah laku mengenai dirinya, apakah klien pernah mengalami putus
masyarakat dan keluarga dan teman kerja. Kaji apakah ada gangguan komunikasi
verbal dan gangguan dalam interaksi dengan anggota keluarga dan orang lain.
Faktor yang membuat klien marah dan tidak dapat mengontrol diri, tempat klien
bertukar pendapat dan mekanisme koping yang digunakan selama ini. Kaji
A.Diagnosa Keperawatan
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya port de entree luka pasca
bedah.
B.Intervensi Keperawatan
NOC:
2. Berat badan pada hari ketuju pasca operasi meningkat 0,5 kg.
NIC:
tertentu.
3. Pantau intake dan output, anjurkan untuk timbang berat badan secara periodik.
4. Beri makanan halus atau makanan cair secara bertahap dan dicampur dengan
air.
Rasional: makanan halus dapat memenuhi diet normal, yang dapat dimkan
melalui NGT.
NOC:
NIC :
4. Berikan sejumlah kecil minuman bila masukan peroral dimulai dan lanjutkan
cairan.
NOC:
1. Dalam waktu 1 x 24 jam pasca operasi respon dan tingkat nyeri berkurang.
nyeri muncul.
3. Ekspresi pasien rileks dan mampu melakuakn mobilitas ringan dengan nyeri
yang terkontrol .
NIC:
1. Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan untuk meredakan nyeri non
iskemia intestinal.
istirahatkan pasien.
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya port de entree luka pasca
bedah.
NOC:
3. Tidak ada tanta-tanda infeksi dan peradangan pada area luka pembedahan.
NIC:
2. Bersihkan luka dan drainase dengan cairan antiseptik dari arah dalam ke luar.
4. Kaji kondisi luka dan laporkan bila di temukan tanda –tanda infeksi.
terjadinya infeksi.
NOC :
19
kecemasan
tepat.
NIC:
pasien.
selama prosedur
tidak tenang.
D. Evaluasi