(Hernia Irreponibilis)
Oleh:M. Syaiful Islam, S. Kep.
A. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Hernia merupakan suatu penonjolan isi perut dari rongga yang normal
melalui lubang kongenital atau didapat (Mansjoer, 2000).
Hernia atau herniae adalah penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan
ikat tipis yang lemah (defek) pada dinding rongga itu. Dimana dinding rongga
yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin (Rizal,
2007).
Hernia Ireponibel adalah Kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke
dalam rongga, ini disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneal kantong
hernia.
2. Etiologi
Penyebab terjadinya hernia antara lain
a. Kongenital / Herediter
Terjadi sejak
penyelidikan
epidemiologi.
Angka
angka
: 0 14 tahun
b) Remaja
: 15 24 tahun
c) Dewasa muda
: 25 40 tahun
d) Dewasa
: 41 65 tahun
e) Orang tua
2) Pekerjaan
Hernia dapat disebabkan oleh pekerjaan mengangkat benda
berat yang menyebabkan tekanan intra abdominal yang tinggi dan
dalam
waktu
yang
lama
(Mansjoer,
2000).
Pekerjaan
dalam
lingkungan
pekerjaan
yang
mungkin
tidak
c) Pekerjaan berat
lapangan, tukang
atlit,
penarik
gerobak,
buruh
bangunan (Auliana,
2001).
Pekerjaan mengangkat benda berat dalam kurun waktu yang
lama dapat menyebabkan hernia (Mansjoer, 2000). Lama bekerja
adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu bekerja
disuatu tempat (Handoko, 2002).
Lama bekerja menurut (Handoko, 2002) dikategorikan menjadi
3 yaitu :
a)
tahun b)
:01
:1
:>
3 tahun c)
3 tahun
3) Jenis Kelamin
5) Mengejan
Mengejan saat miksi dan defekasi dapat meningkatkan
tekanan intra abdominal yang tinggi, sehingga bila terjadi terus
menerus dapat menyebabkan hernia (Mansjoer, 2000).
6) Obesitas
Obesitas/kegemukan
adalah
keadaan
patologis
dengan
yang timbul pada waktu mengedan, batuk, atau mengangkat beban berat dan
menghilang pada waktu istirahat berbaring. Pada inspeksi perhatikan keadaan
asimetris pada kedua inguinalis, skrotum, atau labia dalam posisi berdiri dan
berbaring. Pasien diminta mengedan atau batuk sehingga adanya benjolan atau
keadaan asimetris dapat dilihat. Palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan
hernia, diraba konsistensinya, dan dicoba mendorong apakah benjolan dapat
direposisi. Setelah benjolan dapat direposisi dengan jari telunjuk, kadang
cincin hernia dapat diraba berupa anulus inguinalis yang melebar (Jong,2004).
Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaaan isi
hernia. Pada hernia reponibel keluhan satu satunya adanya benjolan di lipat
paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk bersin, atau mengejan dan
menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada
biasanya dirasakan di daerah epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri
viseral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus
masuk ke dalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru
timbul kalau terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis
atau gangren. Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia
(Jong, 2004).
4. Patofisiologi
Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah
faktor kongenital yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu
kehamilan yang dapat menyebabkan masuknya isi rongga pertu melalui kanalis
inguinalis, faktor yang kedua adalah faktor yang dapat seperti hamil, batuk
kronis, pekerjaan mengangkat benda berat dan faktor
rongga
perut
melalui
kanal
ingunalis,
usia,
masuknya
isi
menonjol keluar dari anulus ingunalis ekstermus. Apabila hernia ini berlanjut
tonjolan akan sampai ke skrotum karena kanal inguinalis berisi tali sperma pada
laki-laki, sehingga menyebakan hernia. Hernia ada yang dapat kembali secara
spontan maupun manual juga ada yang tidak dapat kembali secara spontan
ataupun manual akibat terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding
kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali.
Keadaan ini akan mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau berpindah
sehingga aktivitas akan terganggu. Jika terjadi penekanan terhadap cincin hernia
maka isi hernia akan mencekik sehingga terjadi hernia strangulate yang akan
menimbulkan gejala illeus yaitu gejala obstruksi usus sehingga menyebabkan
peredaran darah terganggu yang akan menyebabkan kurangnya suplai oksige
nyang bisa menyebabkan Iskemik. Isi hernia ini akan menjadi nekrosis.
Kalau kantong hernia terdiri atas usus dapat terjadi perforasi yang akhirnya
dapat menimbulkan abses lokal atau prioritas jika terjadi hubungan dengan
rongga perut. Obstruksi usus juga menyebabkan penurunan peristaltik usus
yang bisa menyebabkan konstipasi. Pada keadaan strangulate akan timbul gejala
illeus yaitu perut kembung, muntah dan obstipasi pada strangulasi nyeri yang
timbul lebih berat dan kontinyu, daerah benjolan menjadi merah. (Manjoer,
2000, Syamsuhidayat, 1998).
5. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
a. Analisah slarah, untuk mengetahui jumlah darah seluruhnya Hb faal
hemostasis, dan jumlah lekosit.
b. Analisah urin untuk mengetahui adanya infeksi saluran kencing.
2) Pemeriksaan penunjang
a. foto thorax, untuk mengetahui keadaan dari jantung dan paru.
b. Pemeriksaan ECG, dilakukan pada pasien yang berusia 45 th.
6. Kompliksi
Beberapa komplikasi yang dapat timbul adalah :
a. Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia
sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Keadaan ini disebut
hernia inguinalis ireponibel. pada keadaan ini belum ada gangguan
penyaluran isi usus. Isi hernia yang tersering menyebabkan keadaan
ireponibel adalah omentum, karena mudah melekat pada dinding hernia dan
isinya dapat menjadi lebih besar karena infiltrasi lemak. Usus besar
lebih sering menyebabkan ireponibel daripada usus halus.
b. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya usus
yang masuk. Keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus diikuti
dengan gangguan vaskular (proses strangulasi). Keadaan ini disebut hernia
inguinalis strangulata. Pada keadaan strangulata akan timbul gejala ileus,
yaitu
perut
kembung,
muntah,
yang timbul lebih hebat dan kontinyu, daerah benjolan menjadi merah,
dan pasien menjadi gelisah.
Komplikasi lain :
hernia Inkarserata
Jepitan
vaskularisasi terganggu
nekrosis
Infeksi
obstruksi usus/ konstipasi
Gangguan perfusi jaringan
Perforasi
Nyeri hebat ditempat hernia
iskhemi
gangrene
7. Penatalaksanaan
Penanganan bisa dengan pengobatan konservatif, maupun tindakan
definitif berupa operasi.
a. Tindakan konservatif antara lain:
1) Tindakan konservatif terbatas pada tindakan melalui reposisi dan
pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia
yang telah direposisi. Jika reposisi tidak berhasil, dalam waktu 6 jam
harus dilakukan operasi segera.
2) Pada anak-anak dengan hernia indirect irreponibel diberi terapi
konservatif dengan:
a. Obat penenang (valium)
b. Posisi trandelenburg
c. Kompres es
b. Tindakan Operatif:
Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari herniotomi dan
herniorapi serta herniograpi.
1) Herniotomi: pembebasan kantung hernia sampai pada lehernya,
kantung dibuka dan isi hernia dibebaskan
2) Hernioplasti: memperkecil annulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
3) Herniografi: membuat plasty di abdomen sehingga LMR (Locus
Minorus Resisten) menjadi kuat.
c. Penanganan pasca operasi:
1) Pasca operasi perlu dilakukan drainase untuk mencegah terjadinya
hematoma.
2) Pasien dibaringkan dengan posisi semi fowler (berbaring dengan lutut
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama, unsure, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekrjaan, no
register, diagnosa medis, dan tanggal MRS.
b. Keluhan utama
Adanya benjolan di inguinalis masuk bila klien tidur dan klien
mengejar, menangis, berdiri, mual mual, muntah. Bila adanya
komplikasi ini menciptakan gejala klinis yang khas pada penderita HIL
c. Riwayat kesehatan lalu
Biasanya kx dengan HIL akan mengalami penyakit kronis sebelumnya.
Missal : adanya batuk kronis, gangguan proses kencing (BPH).
Kontipasi kronis, ascites yang semuanya itu merupakan factor predis
posisi meningkatnya tekanan intra abdominal.
d. Riwayat kesehatan sekarang
Pada umunya penderita mengeluh merasa adanya benjolan di
selangkangan / di daerah lipatan pada benjolan itu timbul bila penderita
berdiri lama, menangis, mengejar waktu defekasi atau miksi
mengangkat benda berat dsb, sehingga ditemukan rasa nyeri pada
benjolan tersebut. Selain itu juga di dapatkan adanya gejala lain seperti
mual dan muntah akibat dari peningkatan tekanan intra abdominal.
e. Riwayat kesehatam keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit HIL atau
penyakit menular lainnya.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) s/d adanya kompresi syaraf.
3. Intervensi Keperawatan
1
Kriteria hasil:
Nyeri berkurang/hilang
Intervensi
Pantau keadaan umum dan kesadaran
Rasional
Keadaan umum merupakan acuan untuk
klien
tanda
nyeri
hebat
sehingga
dapat
Relaksasi
mengurangi
ketegangan
dan
Daftar Pustaka
1
Sabiston. Hernia dalam Buku Ajar Bedah Bagian 2. Jakarta : EGC. 1994.228-245.