Anda di halaman 1dari 11

CA ENDOMETRIUM

A. Pengertian
Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ endometrium atau pada
dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim yang berbentuk seperti buah pir sebagai
tempat tertanam dan berkembangnya janin. kanker endometrium kadang-kadang disebut
kanker rahim, tetapi ada sel-sel lain dalam rahim yang bisa menjadi kanker seperti otot
atau sel miometrium. kanker endometrium sering terdeteksi pada tahap awal karena
sering menghasilkan pendarahan vagina di antara periode menstruasi atau setelah
menopause. (Whoellan 2009)

B. Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker endometrium, tetapi
beberapa penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus
menerus bisa menyebabkan kanker endometrium. Berikut ini beberapa faktor resiko yang
bisa meningkatkan munculnya kanker endometrium :
a. Obesitas atau kegemukan.
Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan reaksi konversi
androstenedion menjadi estron. Pada obesitas konversi ini ditemukan sebanyak 25-20
kali. Obesitas merupakan faktor resiko utama pada kanker endometrium sebanyak 2
sampai 20 kali. Wanita dengan berat badan 10-25 Kg diatas berat badan normal
menpunyai resiko 3 kali lipat dibanding dengan wanita dengan berat badan normal.
Bila berat badan lebih dari 25 Kg diatas berat badan normal maka resiko menjadi 9
kali lipat.
b. Haid pertama (menarche).
Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun mempunyai resiko
1,6 kali lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai riwayat menars setelah usia
lenih dari 12 tahun. Menstruation span merupakan metode numerik untuk
menentukan faktor resiko dengan usia saat menarche, usia menopause dari jumlah
paritas. Menstruasion span (MS) = usia menars – (jumlah paritas x1,5). Bila MS 39
maka resiko terkena kanker endometrium sebanyak 4,2 kali dibanding MS < 29.
c. Tidak pernah melahirkan.
Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik sudah menikah
atau belum dibanding wanita yang pernah melahirkan. Penelitian menunjukkan
bahwa 25% penderita kanker endometrium tidak pernah melahirkan anak (nulipara).
Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa faktor ketidaksuburan(infertilitas) lebih
berperan daripada jumlah melahirkan (paritas).
d. Penggunaan estrogen.
Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih hormon. Peningkatan
penggunaan hormon ini diikuti dengan meningkatnya resiko kanker endometrium.
e. Hiperplasia endometrium.
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan
selaput lendir rahim disertai peningkatan vaskularisasi akibat rangsangan estrogen
yang berlebihan dan terus menerus. Disebut neoplasia endometrium intraepitel jika
hiperplasia endometrium disertai sel-sel atipikal dan meningkatkan resiko menjadi
kanker endometrium sebesar 23%.
f. Diabetes mellitus (DM).
Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnorml merupakan faktor
resiko keganasan endometrium. Angka kejadian diabetes melitus klinis pada
penderita karsinoma endometrium berkisar antara 3-17%, sedangkan angka kejadian
TTG yang abnormal berkisar antara 17-64%.
g. Hipertensi.
50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan dengan 1/3
populasi kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian hipertensi pada
keganasan endometrium menurut statistik lebih tinggi secara bermakna daripada
populasi kontrol.
h. Faktor lingkungan dan diet.
Faktor lingkungan dan menu makanan juga mempengaruhi angka kejadian
keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara yang sedang
berkembang. Kejadian keganasan endometrium di Amerika Utara dan Eropa lebih
tinggi daripada angka kejadian keganasan di Asia, Afrika dan Amerika latin.
Agaknya perbedaan mil disebabkan perbedaan menu dan jenis makan sehari-hari dan
juga terbukti dengan adanya perbedaan yang menyolok dari keganasan endometrium
pada golongan kaya dan golongan miskin. Keadaan ini tampak pada orang-orang
negro yang pindah dari daerah rural ke Amerika Utara. Hal yang sama juga terjadi
pada orang-orang Asia yang pindah ke negara industri dan merubah menu
makanannya dengan cara barat seperti misalnya di Manila dan Jepang, angka
kejadian keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara Asia
lainnya.
i. Riwayat keluarga.
Ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika terdapat anggota
keluarga yang terkena kanker ini, meskipun prosentasenya sangat kecil.
j. Tumor memproduksi estrogen.
Adanya tumor yang memproduksi estrogen, misalnya tumor sel granulosa,
akan meningkatkan angka kejadian kanker endometrium.

C. Manifestasi Klinis
Beberapa gejala kanker endometrium adalah sebagai berikut :
 Rasa sakit pada saat menstruasi.
 Rasa sakit yang parah dan terus menerus pada perut bagian bawah, rasa sakit ini
akan bertambah pada saat berhubungan seks.
 Sakit punggung pada bagian bawah.
 Sulit buang air besar atau diare.
 Keluar darah pada saat buang air kecil dan terasa sakit.
 Keputihan bercampur darah dan nanah.
 Terjadi pendarahan abnormal pada rahim.

D. Pemeriksaan Penunjang
Sebelum tindakan operasi, pemeriksaan yang perlu dilakukan:
 Foto toraks untuk menyingkirkan metastasis paru-paru
 Tes Pap, untuk menyingkirkan kanker serviks
 Pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan darah tepi, faal hati, faal
ginjal, elektrolit.

E. Penatalaksaan Medis
Sampai saat ini belum ada metode skrining untuk kanker endometrium.
Hanya untuk pasien yang termasuk dalam risiko tinggi seperti Lynch syndrome tipe 2
perlu dilakukan evaluasi endometrium secara seksama dengan hysteroscopy dan biopsy.
Pemeriksaan USG transvaginal merupakan test non invasif awal yang efektif dengan
negative predictive value yang tinggi apabila ditemukan ketebalan endometrium kurang
dari 5 mm. Pada banyak kasus histeroskopi dengan instrumen yang fleksibel akan
membantu dalam penemuan awal kasus kanker endometrium.
Pada stadium II dilakukan histerektomi radikal modifikasi, salpingo-ooforektomi
bilateral, deseksi kelenjar getah bening pelvis dan biopi paraaorta bila mencurigakan,
bilasan peritoneum, biopsi omenteum (omentektomi partialis),biopsi peritoneum.
Pada stadium III dan IV : operasi dan/atau radiasi dan/atau kemoterapi.
Pengangkatan tumor merupakan terapi yang utama, walaupun telah bermetastasis ke
abdomen.

Kemoterapi
Adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi merupakan terapi
sistemik yang menyebar keseluruh tubuh dan mencapai sel kanker yang telah menyebar
jauh atau metastase ke tempat lain.
A. Tujuan Kemoterapi
Kemoterapi bertujuan untuk :
(1) Membunuh sel-sel kanker.
(2) Menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
(3) Meningkatkan angka ketahanan hidup selama 5 tahun.
B. Jenis kemoterapi:
1) Terapi adjuvan
Kemoterapi yang diberikan setelah operasi, dapat sendiri atau bersamaan dengan radiasi,
dan bertujuan untuk membunuh sel yang telah bermetastase.
2) Terapi neoadjuvan
Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan massa tumor, biasanya
dikombinasi dengan radioterapi.
3) Kemoterapi primer
Digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor, yang kemungkinan kecil untuk diobati,
dan kemoterapi digunakan hanya untuk mengontrol gejalanya.
4) Kemoterapi induksi
Digunakan sebagai terapi pertama dari beberapa terapi berikutnya.
5) Kemoterapi kombinasi
Menggunakan 2 atau lebih agen kemoterapi.
C. Kemoterapi pada Kanker Endometrium
Adjuvan AP (Doxorubicin 50-60 mg/m2,
Cisplatinum 60 mg/m2 dengan
interval 3 minggu)

Kemoradiasi Cis-platinum 20-40 mg/m2 setiap


minggu (5-6 minggu)
Xelloda 500-1000mg/hari (oral)

Gemcitabine 300mg/m2

Paclitacel 60-80 mg/m2, setiap


minggu (5-6 minggu)

Docetaxel 20 mg/m2setiap minggu (5-


6 minggu)

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


B. Pengkajian
1. DATA SUBYEKTIF
a. Identitas
Nama Ibu : Nama Suami :
Umur : Wanita yang menopause Umur :
secara alami diatas 52 tahun 2,4 kali lebih beresiko jika dibandingkan sebelum usia 49 tahun.
Suku /bangsa :
Agama :
Pendidikan : Pendidikan dan status social ekonomi diatas rata-rata
meningkatkan risiko terjadinya kanker endometrium akibat konsumsi terapi pengganti
estrogen dan rendahnya paritas.
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
No Telp : No Telp :

b. Keluhan Utama
Keluhan utama yang dirasakan pasien kanker endometrium adalah perdarahan pasca
menopause bagi pasien yang telah menopause dan perdarahan intermenstruasi bagi pasien
yang belum menopause. Keluhan keputihan merupakan keluhan yang paling banyak
menyertai keluhan utama.

c. Status Kesehatan
1. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : Usia menarch dini (<12 tahun) berkaitan dengan meningkatnya risiko
kanker endometrium walaupun tidak selalu konsisten.
b. Siklus : dapat mengalami perdarahan diluar siklus haid dan lebih panjang
(banyak atau bercak)
c. Jumlah : lebih banyak
d. Lamanya : dapat memanjang
e. Sifat Darah : encer atau bergumpal
f. Teratur / tidak : mengalami perubahan
g. Dismenorhea : dapat terjadi
h. Fluor albus : berlebihan, berbau, purulen, bercampur darah
i. HPHT :
2. Riwayat Penyakit yang lalu:
Menggali riwayat penyakit yang pernah dan sedang diderita oleh ibu khususnya penyakit
ginekologi,diabetes dan hipertensi.
3. Riwayat penyakit keluarga
Menggali riwayat penyakit keluarga, karena kanker endometrium berisiko pada wanita yang
memiliki riwayat genetik.
4. Riwayat Sosial Budaya
a. Status Emosional :
Menggali kondisi emosional ibu yang berkaitan dengan penyakitnya.
b. Tradisi :
Menggali kebiasaan-kebiasaan terhadap penyakitnya (merokok atau perokok pasif),
sirkumsisi.
5. Riwayat Penyakit Sekarang:
Masalah yang mungkin terjadi ketidaknyamanan yang berkaitan dengan perubahan pola
menstruasi (perdarahan banyak), nyeri, adanya keputihan, keluhan lain yang disebabkan oleh
penekanan tumor pada vesika urinaria, uretra, ureter, rectum, pembuluh darah dan limfe.

d. Pola Fungsi kesehatan Gordon


1. Pemeliharaan dan persepsi kesehatan.
Kanker endometrium dapat diakibatkan oleh higiene yang kurang baik pada daerah
kewanitaan. Kebiasaan menggunakan bahan pembersih vagina yang mengandung zat – zat
kimia juga dapat mempengaruhi terjadinya kanker endometrium.
2. Pola istirahat dan tidur.
Pola istirahat dan tidur pasien dapat terganggu akibat dari nyeri akibat progresivitas
dari kanker endometrium gangguan pola tidur juga dapat terjadi akibat dari depresi yang
dialami oleh pasien.
3. Pola Nutrisi.
Perbedaan pola demografi kanker endometrium diperkirakan oleh peran nutrisi,
terutama tingginya kandungan lemak hewani dalam diet. Konsumsi sereal, kacang-kacangan,
sayuran dan buah terutama yang tinggi lutein, menurunkan risiko kanker yang memproteksi
melalui pitoestrogen.
4. Pola Eliminasi.
Pola eliminasi yang dialami oleh ibu. Apakah ibu mengalami obstipasi, retensi urine, poliuri
yang dapat disebabkan metastase sel kanker.
5. Pola kognitif – perseptual
Pada klien dengan kanker endometrium biasanya tidak terjadi gangguan pada pada panca
indra meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, pengecap.
6. Pola persepsi dan konsep diri
Pasien kadang merasa malu terhadap orang sekitar karena mempunyai penyakit kanker
endometrium, akibat dari persepsi yang salah dari masyarakat. Meskipun penyakit ini tidak
disebabkan dari berganti – ganti pasangan.
7. Pola aktivitas dan latihan.
Kaji apakah penyakit serta kehamilan pasien mempengaruhi pola aktivitas dan latihan.
Dengan skor kemampuan perawatan diri (0= mandiri, 1= alat bantu, 2= dibantu orang lain, 3=
dibantu orang lain dan alat, 4= tergantung total).
Pasien dengan kanker endometrium wajar jika mengalami perasaan sedikit lemas akibat dari
asupan nutrisi yang berkurang akibat dari terapi yang dijalaninya, selain itu pasien juga akan
merasa sangat lemah terutama pada bagian ekstremitas bawah dan tidak dapat melakukan
aktivitasnya dengan baik akibat dari progresivitas kanker endometrium sehingga harus
beristirahat total.
8. Pola seksualitas dan reproduksi
Kaji apakah terdapat perubahan pola seksulitas dan reproduksi pasien selama pasien
menderita penyakit ini. Pada pola seksualitas pasien akan terganggu akibat dari rasa nyeri
yang selalu dirasakan pada saat melakukan hubungan seksual (dispareuni) serta adanya
perdarahan setelah berhubungan. Serta keluar cairan encer (keputihan) yang berbau busuk
dari vagina. Kaji Riwayat penggunana kontrasepsi Menggali jenis dan lama kontasepsi yang
digunakan (pemakaian KB suntik 3 bulan lebih dari 6 tahun, KB IUD).
9. Pola manajemen koping stress
Kaji bagaimana pasien mengatasi masalah-masalahnya. Bagaimana manajemen koping
pasien. Apakah pasien dapat menerima kondisinya setelah sakit.

10. Pola peran - hubungan


Bagaimana pola peran hubungan pasien dengan keluarga atau lingkungan sekitarnya. Apakah
penyakit ini dapat mempengaruhi pola peran dan hubungannya. Pasien dengan kanker
endometrium harus mendapatkan dukungan dari suami serta orang – orang terdekatnya
karena itu akan mempengaruhi kondisi kesehatan pasien. Biasanya koping keluarga akan
melemah ketika dalam anggota keluarganya ada yang menderita penyakit kanker
endometrium.
11. Pola keyakinan dan nilai
Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola keyakinan dan nilai yang diyakini.

2. DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN UMUM
a. KU :
b. Tekanan darah : Hipertensi menjadi factor risiko pada wanita pancamenopause dengan
obesitas.
c. Denyut nadi :
d. Pernapasan :
e. Suhu :
f. Berat Badan : Obesitas meningkatkan risiko terkena kanker endometrium. Kelebihan
13-22 kg BB ideal akan meningkatkan risiko sampai 3 x lipat. Sedangkan kelebihan di atas
23 kg akan meningkatkan risiko sampai 10x lipat.
1. PEMERIKSAAN FISIK
a. Muka
Pucat jika mengalami gangguan pola menstruasi
b. Dada
Pemeriksaan ginekologi sadaris (ada tidaknya penyebaran).
c. Abdomen
Pemeriksaan nyeri tekan. Adanya masa.
d. Genetalia
Terdapat sekret pervaginam (banyak, kekuning-kuningan, berbau amis atau busuk, dapat
bercampur darah, purulent), perdarahan.
Terdapat lesi, erosi, tukak kecil, tumor papiller, tumor eksofitik
e. Ekstremitas
Bisa terdapat oedema pada ekstremitas atas dan bawah

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre Penanganan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan nekrosis jaringan akibat kanker endometrium.
2. PK Anemia
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan akibat proses penyakit.
4. Disfungsi seksual berhubungan dengan koitus yang nyeri akibat nekrosis jaringan akibat
kanker endometrium.
Post Penanganan Operasi, Radiasi, Chemoterapi
1) Mual berhubungan dengan iritasi gastrointestinal akibat kemoterapi
2) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan sekunder akibat
kemoterapi
3) PK Anemia
4) Ketidakefektifan kinerja peran berhubungan dengan kehilangan fungsi peran sebagai wanita
akibat tindakan operatif pengangkatan rahim.

4. DIAGNOSA PRIORITAS
1. Nyeri kronis berhubungan dengan nekrosis jaringan akibat kanker endometrium.
2. Nausea berhubungan dengan iritasi gastrointestinal akibat kemoterapi
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan sekunder akibat
kemoterapi
5. INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Nyeri kronis berhubungan Setelah diberikan asuhan NIC Label >> Pain
dengan nekrosis jaringan keperawatan selama … x …jam management
akibat kanker endometrium. diharapkan nyeri berkurang atau - Lakukan pengkajian yang
terkontrol, dengan kriteria hasil: komprehensif terhadap nyeri,
NOC Label >> Discomfort level meliputi lokasi, karasteristik,
- Klien tidak mengeluh nyeri onset/durasi, frekuensi, kualitas,
- Klien tidak merintih kesakitan intensitas nyeri, serta faktor-
- Klien tidak gelisah faktor yang dapat memicu nyeri.
- Wajah klien tampak relaks - Observasi tanda-tanda non
NOC Label >> Pain level verbal atau isyarat dari
- Klien tidak melaporkan adanya ketidaknyamanan.
nyeri - Gunakan strategi komunikasi
- Klien tidak merintih ataupun terapeutik dalam mengkaji
menangis pengalaman nyeri dan
- Klien tidak menunjukkan ekspresi menyampaikan penerimaan
wajah terhadap nyeri terhadap respon klien terhadap
- RR dalam batas normal (16-20 nyeri.
kali/menit) - Kaji tanda-tanda vital klien.
- Nadi dalam batas normal (60-100 - Kaji pengetahuan dan
kali/menit) pengalaman klien terhadap nyeri
NOC Label >> Pain control klien.
- Klien dapat mengenali onset nyeri- Diskusikan bersama klien
- Klien dapat mendeskripsikan mengenai faktor-faktor yang
faktor-faktor penyebab nyeri dapat memperburuk nyeri klien.
- Klien dapat mengontrol nyerinya - Evaluasi bersama klien dan tim
dengan menggunakan teknik medis mengenai riwayat
manajemen nyeri non farmakologis keefektifan intervensi nyeri yang
- Klien menggunakan analgesik pernah diberikan pada klien.
sesuai rekomendasi. - Kontrol faktor lingkungan yang
- Klien melaporkan nyeri terkontrol. dapat menyebabkan
ketidaknyamanan, seperti suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan).
- Ajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri non
farmakologi, (mis: teknik terapi
musik, distraksi, guided
imagery, masase dll).
- Kolaborasi dalam pemberian
analgetik sesuai indikasi.
2 Nausea berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan NIC Label >> nausea
iritasi gastrointestinal akibat keperawatn selama …x24 jam management
kemoterapi diharapkan nausea pasien teratasi, - Berikan pasien untuk
dengan criteria hasil: memonitor pengalaman
NOC Label >> Nausea and nauseanya
Vomiting Control - Ajarkan pasien strategi untuk
- Klien menyadari onset dari nausea mengatur rasa mualnya
secara teratur - Lakukan pengkajian lengkap
- Klien dapat menghindari faktor rasa mual termasuk frekuensi,
penyebab nausea dengan baik durasi, tingkat mual, dan faktor
- Klien melakukan tindakan yang menyebabkan pasien mual.
pencegahan nausea dengan teratur - Kurangi faktor personal yang
- Klien dapat melaporkan mual, menyebabkan atau
muntah, dan dapat dapat meningkatkan mual (cemas,
mengontrol muntahnya dengan baik takut, kelelahan, dan kurang
NOC Label >> hidrasi informasi)
- Status hidrasi: hidrasi kulit - Berikan istirahat dan tidur yang
membran mukosa baik, tidak ada adekuat untuk mengurangi mual
rasa haus yang abnormal, urin - Berikan terapi farmakologi pada
output normal mual yang tidak dapat
ditoleransi
- Anjurkan klien mengurangi
jumlah makanan yang bisa
menimbulkan mual.
NIC Label >> Fluid
Management
- Pencatatan intake output secara
akurat
- Monitor status nutrisi
- Monitor status hidrasi
(Kelembaban membran mukosa,
vital sign adekuat)
- Batasi minum 1 jam sebelum, 1
jam sesudah dan selama makan
3 Gangguan citra tubuh Setelah diberikan asuhan
berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam diharapkan:
perubahan penampilan akibat NOC >> Adaptation to Physical
proses penyakit. Disability
- Mengungkapkan secara verbal
untuk mengatur ketidakmampuan
(skala 5)
- Mampu beradaptasi dari
ketebatasan fungsi tubuh (skala 5)
- Mampu menggunakan strategi
untuk mengurangi stress yang
berhubungan dengan
ketidakmampuan (skala 5)
- Mampu menggunakan sumber
komunitas yang ada (skala 5)
NOC label >> Body Image
- Mampu menjelaskan gambaran
internal diri (skala 5)
- Sikap mampu menyentuh bagian
tubuh yang berpengaruh pada citra
tubuh (skala 5)
- Sikap mampu menggunakan
strategi untuk pengingkatan fungsi
(skala 5)
- Peningkatan hak perubahan tubuh
untuk aging (skala 5)
NOC label >> Coping
- Mampu mengidentifikasi pola
koping yang efektif (skala 5)
- Mampu mengidentifikasi pola
koping yang tidak efektif (skala 5)
- Melaporkan penurunan stress
(skala 5)
- Melaporkan penurunan perasaan
negative (skala 5)
- Melaporkan peningkatan
kenyamanan psikologi (skala 5)

DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth.(2002). Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta. EGC
Santosa, Budi.(2006).Diagnosa Keperawatan NANDA.Jakarta. EGC
Wilkinson, Judith M.(2006).Diagnosa Keperawatam NIC-NOC.Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai