Anda di halaman 1dari 64

KATA PENGANTAR

Menyusun sebuah kamus bukan pekerjaan yang mudah. Hal ini disadari penulis
mengingat pembuatan sebuah kamus membutuhkan pengetahuan ilmu bahasa yang cukup,
ketekunan, dan keseriusan, selain waktu yang relatif panjang. Akan tetapi, semua itu bukanlah
halangan yang tidak bisa diatasi. Kamus ini ditulis pada waktu-waktu senggang dan dilakukan
tanpa beban sehingga tidak merupakan sebuah perjuangan yang sangat berat.
Dengan pola penulisan ini, disadari bahwa kamus bahasa Madura ini akan memiliki
kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangan, dan kekeliruan-kekeliruan. Namun, hal itu
tidak menyurutkan penulis untuk tetap mengumpulkan kosa kata demi kosa kata yang mengisi
tiap baris kamus ini. Hal ini tidak berarti bahwa penulisan kamus ini asal-asalan dan tidak
dilakukan dengan serius. Penulisan dengan cara tersebut dimaksudkan untuk memberi
semangat penulis untuk mencipta sambil belajar dan sedikit demi sedikit menyempurnakan apa
yang telah ditulis.
Kosa kata dalam kamus ini dikumpulkan dari sumber-sumber tertulis dan lisan yang
diambil dari momen-momen dalam kehidupan sehari-hari. Kosa kata-kosa kata tersebut
kemudian diproses menjadi entri-entri dan bentuk turunan. Contoh-contoh penggunaan
diambil dari pengucapan sehari-hari dalam konteks tertentu disesuaikan dengan bahasa
tulisan. Contoh penggunaan juga diambil dari sumber-sumber tertulis.
Karena merupakan sebuah “eksperimen”, kamus ini pasti memiliki banyak kelemahan.
Salah satu kelemahan dalam penulisan kamus ini adalah penulisan yang didasarkan pada dialek
Bangkalan. Dialek lain – sampang, pamekasan, dan sumenep hanya disajikan sebatas yang bisa
diketahui dan bisa dijangkau. Penulisan dengan dialek Bangkalan tidak dimaksudkan untuk
menjatuhkan satu dialek di antara dialek lain. Hal ini sesuai denga pertimbangan bahwa jika
ingin membakukan sebuah bahasa memang harus mengambil satu dialek yang dianggap paling
baik. Akan tetapi, proses selanjutnya adalah pembakuan bahasa tersebut, bukan meninggikan
satu dialek di antara dialek lain. Hal ini pernah terjadi pada bahasa melayu yang kemudian
menjadi bahasa Indonesia. Hal ini juga sebagai implikasi dari kesulitan orang Madura barat
belajar bahasa Madura di sekolah. Hal ini terjadi karena mereka sebenarnya tidak belajar
bahasa Madura, tetapi belajar dialek Sumenep yang memiliki perbedaan relatif besar dengan
dialek Bangkalan.
Jika kita benar-benar mau konsisten, pembakuan bahasa Madura hanya pada bahasa
tinggi sebagai bahasa formal. Sedangkan bahasa nonformal tetap diserahkan pada dialek-
dialek bahasa Madura. Dengan demikian, pelajaran bahasa Madura lebih bisa dijangkau dan
dengan demikian mempermudah pembelajaran di sekolah.

i
Karena latar belakang tesebut, saran dan masukan sangat diharapkan. Bagi Anda yang
peduli dengan bahasa Madura, mohon mengirimkan saran, kritik, dan masukan ke email
muhrimohtar1234@gmail.com

Bangkalan, 1 Januari 2010

Muhri Mohtar, M.A.

ii
PETUNJUK PENGGUNAAN
Daftar Singkatan
adj : adjektiva/kata sifat n : nomina/kata benda
adv : adverbia/kata keterangan num : numeralia
bd : bentuk dasar (hanya ditemukan p : partikel
bentuk turunan, bd ini ditulis perib : peribahasa
berdasarkan beberapa bentuk pron : pronomina/kata ganti
turunan) (R) : bahasa rendah/kasar
fn : frase nominal sin. : sinonim
hrf : arti secara harfiah (T) : bahasa tinggi/halus
idm : idiom ungk : ungkapan
(M) : bahasa menengah v : verba/kata kerja
(MB) : Madura barat (Bangkalan, Sampang) vp : verba pasif
(MT) : Madura timur (Pamekasan, Sumenep)

Daftar Simbol Fonetik


„...‟ : menunjukkan arti denotatif e : bunyi <e> pada tape, konde
“...” : peribahasa dalam bahasa Indonesia ŋ : bunyi <ng> pada ngadimin, bangau,
ɛ : bunyi <e> pada memang, lubang
kontemporer, colek ñ : bunyi <ny> pada nya, penyamun
ǝ : bunyi <e> pada sedang, kode, sesal ɔ : bunyi <o> pada kopi, soda, mosi
ɘ : bunyi <e> pada kertas, perjaka,
senter

iii
A
abâ’ [abəʔ] n 1 diri abâ’eng ‘dirinya’ 2 aèng mata air mata
badan lo’ nyaman abâ’ ‘tidak enak badan’ Aèng èpaghili ècello’ perib ‘air dialirkan
abâng [abǝŋ] ngabâng v terbang diciduk’ meminta sesuatu sedangkan yang
bâng-abâng n angkasa; langit diminta tersebut sangat dibutuhkan oleh
abâs [abǝs] v pandang orang yang diminta tersebut
ngabâs vt memandang (dengan maksud Aèng èpeddhâng ta’ apèsa perib ‘air
mengagumi) Tadâ’ orèng ngabâs arè sè ta’ ditetak pedang tidak terpisah’ hubungan
solap. ‘tak ada orang yang memandang keluarga yang sangat erat sehingga tidak
matahari tanpa silau’ terganggu dengan masalah dari luar
abdhina [abdhina] pron(T) saya; hamba Aèng sondhâng nanְdhâaghi dâlemma
abit [abit] a lama lèmbung perib ‘air mengalir balik
maabit v memperlama menandakan dalamnya lubuk’ orang
abidhân a lebih lama berilmu tidak banyak bicara
bit-abit adv lama-lama Mara aèng è daunna tales perib ‘ibarat air
bit-maabit berpura-pura lama di daun keladi’ orang yang tidak bisa
acan [acan] n terasi dinasehati
acar [acar] n acar Mara aèng ebâdְdhâi kèrèng perib ‘seperti
accem [accɘm] n (buah atau pohon) asam air diwadahi keranjang ikan’ harta yang
accèn [accɛn] a asin cepat habis
cèn-accèn n ikan asin aghung [aghuŋ] a agung; amat besar
adâ’ [adǝʔ] adv depan ahad [ahat] n nama hari pertama dalam
adâ’ [adǝʔ] v tidak ada; tiada tadâ’ penanggalan Madura yang mengadopsi
adְdhâng [adְdhǝŋ] v hadang dari penanggalan Hijriyah
pangadְdhâng n nelayan pembeli yang ahadhân diadakan setiap hari Ahad,
menyusul nelayan pencari ikan ketengah misalnya pasar ahadhan ‘pasar yang
laut untuk membeli hasil tangkapan diadakan setiap hari Ahad’
adְdhep [adְdhɘp] v menghadap ahli [ahli] n ahli
addhu [addhu] v adu li-maahli v sok ahli
addhuân n aduan ajâm [ajǝm] n ayam
dhu-ngaddhu v mengadu domba jâm-ngajâmè v memanas-manasi
ngaddhu v mengadu ajâm katè ta’ kala kalèְtְtègghâ perib ‘ayam
addhu adâ’ idm adu muka katai tidak kalah gemerusuknya’ untuk
dhu-addhu bâlâkang ‘adu punggung’ kebenaran orang kecil akan memberikan
saling bermusuhan perlawanan yang sama dengan orang
addhu terrang idm saling jujur besar
adhâd [adhǝd] n adat; kebiasaan ajam mènta sasengngèt perib ‘ayam
adhân [adhǝn] n, v 1 azan meminta rempah-rempah’ melakukan
aèng [aɛŋ] n air sesuatu yang mengundang bahaya
ngaèngè vt mengairi
Ajâm mon ngakana ghi’ ngarkar kaadâ’ alèng [alɛŋ] bd
peribahasa yang senada dengan ‘ibarat ngalèng v 1 tidak mau mengaku 2
ayam, tiada mengais tiada makan’ berlindung dari pandangan, cahaya dsb.
ajâm tokong mènta monteng perib ‘ayam ngalèngè v menutupi supaya tidak terlihat
kutung minta tulang ekor’ menginginkan lèng-alèng n pelindung atau penutup agar
sesuatu yang tidak mungkin tidak terkena cahaya, terlihat, dsb
Mon ajâm ghi’ endâ’ ka jhâghung perib alès [alɛs] n alis
‘selama ayam masih suka pada jagung’ allè [allɛ] ngallè v 1 memindah 2 naik kelas
sifat alami manusia, yaitu masih bisa Tang ana’ lo’ ngalle polana ce’
dipengaruhi godaan harta, kedudukan, mellèngnga. ‘Anak saya tidak naik kelas
dan wanita karena sangat nakal.’
wa-towa ajâm perumpamaan yang secara allèyan n kenaikan kelas
harfiah ‘tuanya seperti ayam’ dijadikan alok [alɔk] ngalokaghi v memuji dan
perumpamaan pada orang yang semakin mengunggulkan
tua semakin cantik/tampan lok-alok n acara perlombaan mem-
ajhâk [ajhǝk] ngajhâk v mengajak perkenalkan sapi pada lomba kecantikan
jhâk-ajhâk n undangan untuk saling sapi betina
membantu kebutuhan tetangga, misalnya alos [alɔs] a halus
dalam membangun rumah, hajatan dsb. maalos v menghaluskan
ajhi [ajhi] ngajhi v mengaji ambâ’ [ambǝʔ] 1 jemput 2 hadang
pangajhiyân n pengajian ba’-ambâ’ n sejenis hantu yang menurut
akal [akal] n akal kepercayaan menghadang orang di jalan
kal-ngakalè v menipu bâ’-ambâ’ân v menunggu lama
akal bukong idm ‘akal burung betet’ ngambâ’ vt 1 menjemput 2 menghadang
mengumpulkan sedikit demi sedikit pangambâ’ n nelayan pembeli yang
sehingga menjadi banyak menyusul nelayan pencari ikan ketengah
akanְta [akanʈa] p seperti laut untuk membeli hasil tangkapan
Akhèrat [ahɛrat] n alam setelah mati yang ambhâ [ambhǝ] v lepas, masuk dan merusak
menurut kepercayaan tempat pembalasan lahan tanaman dengan memakan atau
perbuatan selama hidup di dunia; akhirat menginjak-injak tanaman (hewan
ako [akɔ] v aku peliharaan)
ngako v mengaku amèt [amɛt] v pamit
ko-ngako v mengaku-ngaku ampal [ampal] n sejenis kumbang yang
pangakoan n pengakuan keluar malam hari, berwarna putih atau
alang [alaŋ] v halang abu-abu dengan ukuran sedikit lebih
ngalang v menghalangi jalan; melintang besar dari ibu jari tangan.
alas [alas] n hutan ampon [ampɔn] adv(T) sudah ampon lastare
alas rajâ fn hutan belantara ‘sudah selesai’
alèm [alɛm] a 1 pandai 2 alim; tidak banyak ana’ [anaʔ] n anak
tingkah nganaè v menghasilkan anak (dalam
lèm-maalèm v bersikap atau bertindak pernikahan); tidak mandul
seolah-olah alim
mon ana’ labu ka somor emma’ alonca’, mulut yang selalu menganga untuk bicara;
mon emma’ sè labu ana’ nyarè andhâ banyak bicara
perib ‘kalau anak jatuh ke sumur orang mara angghu’ tadâ’ mècet perib ‘seperti
tua melompat, kalau orang tua yang jatuh pencabut bulu tidak ditekan’ mulut yang
anak mencari tangga’ besar kasih sayang selalu menganga untuk bicara; banyak
orang tua terhadap anaknya. bicara
anca [añca] nganca v memancing angghuy [aŋghui] v pakai
kemarahan angghuyân n pakaian
ca-nganca v memancing-mancing ke- ngangghuy v memakai
marahan ngangghuy èlmona orèng ngarè’ idm
anco’ [añcɔʔ] nganco’ v menyetubuhi ‘memakai ilmunya orang menyabit
co’-anco’ v bersetubuh rumput’ mengumpulkan sedikit-sedikit
nganco’ colo’ ‘menyetubuhi mulut’ dengan sabar akhirnya terkumpul banyak
memotong pembicaraan orang yang lebih anjhu [añjhu] nganjhu v menjaga dan
tua atau dituakan. Hal ini dianggap sangat merawat anak kecil atau bayi
tidak sopan angka’ [aŋkaʔ] ngangka’ v mengangkat
anְdhâ [andhə] n tangga angkès [aŋkɛs] v angkis
andhel [andhɘl] n andal ngangkès v mengangkis
andhellân n andalan angko [aŋkɔ] a angkuh
dhel-andhel n sering dijadikan andalan angko’ [aŋkɔʔ] ngangko’ v mengangkut
ngandhellaghi v mengandalkan antèng [antɛŋ] n anting
andi’ [andiʔ] vi punya Kaula andi’ bur- anyar [añar] a baru
leburan duwa.’ ‘saya punya dua hal yang nganyarè vt memperbarui
menyenangkan’ nyar-nganyarè v melakukan sesuatu yang
andi’ jhâlu mandhi tajhem ‘punya susuh tidak menjadi kebiasaan lingkungan
bertuah tajam’ memiliki kemampuan bela sekitar
diri nganyarè kabin kebiasaan sebagian orang
andus [andus] ngandus v menyeruduk Madura untuk memperbarui akad nikah
angèn [aŋɛn] n angin dengan mengulang akad nikah
angen [aŋɘn] v angan sebelumnya tanpa memberi maskawin lagi
ngen-angen v angan-angan apèl [apɛl] n kepala kampung di Madura
ngen-ngangen v mempertimbangkan apes [apɘs] n nasib yang buruk; sial Apessâ
anggheb [aŋghɘp] v anggap abâ’ tadâ’ se tao bilâ dâtengnga. ‘tak ada
nganggheb 1 v menganggap 2 a setia yang tahu kapan datang nasib buruk’
Maskèa ghun kèbân, adhâddhâ patè’ cè’ apoy [apɔi] n api
nganggebbhâ bân cè’ èstona. ‘meskipun poy-ngapoyè v memanas-manasi
hanya binatang, adat anjing sangat setia akadi’ apoy kalaras/kalarè perib ‘seperti
dan tulus’ api daun pisang kering/daun kelapa
anggher p asalkan
[aŋghɘr] kering’ semangat yang menyala-nyala
angghu’ n pencabut bulu/rambut
[aŋghuʔ] tetapi segera padam dalam waktu sekejap
akanְta angghu’ ta’ epencèt perib ‘seperti mara apoy sekkem perib seperti api dalam
pencabut bulu/rambut tidak ditekan’ sekam
tadâ’ apoy ta’ akokos perib ‘tak ada api assim [assɪm] n bersin
tak berasap’ rahasia yang disembunyikan asta [asta] n(T) tangan
pasti akan terkuak atè [atɛ] n hati
ara [ara] n arah tè-ngatè v hati-hati
ngara 1 adv mungkin 2 v membidik atè abulu ‘hati berbulu’ bersifat pendengki
pangara n maksud; tujuan ate kadungdung ‘hrf hati kedondong’ hati
pangara bâdâ, pangaro tadâ’ ‘maksud ada, orang yang berwatak buruk
tetapi pengaruh tidak punya’ Orang atè malan hati yang cepat sedih atau
memiliki keinginan besar tetapi tidak sabar; sensitive
sanggup mewujudkannya ta’ kennèng èberri’ atè pas nèddhâ’ cètak
ara’ [araʔ] n arak (sejenis minuman keras) perib ‘tak dapat diberi hati lalu mau
arè [arɛ] n 1 matahari bâjâ mangkèn dung- menginjak kepala’ tidak tahu balas budi
odung arè ‘saat sekarang matahari ditutup atèng [atɛŋ] ngatèng v mengangkat
awan’ 2 hari arè Slasa: hari Selasa atos [atɔs] atosân n ratusan
arè’ [arɛʔ] n(MB) arit; sabit; clurit attas [attas] n atas ngattas/ngaattas agak
ngarè’ vt menyabit ke atas
artè [artɛ] n arti awwâl [awwəl] awal, mula
ngartè v mengerti ngawwâli v memulai lebih dahulu
asat vi habis airnya (sungai, sawah, danau,
dsb.)

B
bâ’â [bəʔə] n banjir bâbutto n wasit pertandingan ojung yang
bâ’âng [bǝʔǝŋ] a getir biasanya diperankan salah satu tokoh
bâ’na [bǝʔna] pron(R) pelesapan dari aba’na ojhung
yang menunjukkan persona kedua; kamu bâca [bǝca] mâca v membaca
bâ’eng [bǝʔɘŋ] pron(R) pelesapan dari can-bâcan n bacaan
abâ’eng yang menunjukkan persona bâceng [bǝcɘŋ] a bau busuk/tidak enak
kedua; kamu saceng-bâcengnga acan ghi’ èdhulit perib
bâbâ [bǝbǝ] n bawah ‘sebusuk-busuknya terasi masih dicuil’
ngabâbâ v agak ke bawah pertolongan atau bantuan terhadap
bâbi [bǝbi] n babi keluarga atau kerabat pasti dilakukan
bâbi edheddhel ka ara’ perib ‘babi meskipun hubungan sedang renggang
dicelupkan ke dalam arak’ perbuatan dosa saceng-bâcengnga buri’ ghi’ ècetto’/
yang berlipat-lipat ecalot kèya perib ‘sebusuk-busuknya
bâbinè’ [bǝbinɛʔ] n perempuan; betina dubur ditelusuk/diceboki juga’ seburuk-
bâbur [bǝbur] n irisan daun pandan sebagai buruknya anak akan disayang dan dibela
campuran bunga-bunga dalam ritual juga
tertentu bâdâ [bǝdǝ] v ada
bâburughân [bǝburughǝn] n petuah kabâdâân n keadaan
mabâdâ v mengadakan
bâdâ angka-angkèna idm ‘ada tata abâktoè v memberi waktu
caranya’ segalanya teratur sesuai bâlâkang [b(ǝ)lǝkaŋ] n punggung
ketentuan bâlâng [bǝlǝŋ] n belalang
ta’ kèra bâdâ keccengnga idm ‘tak pernah lâng-bâlângan n tempurung lutut
ada pekatnya’ selalu habis tanpa sisa mara lâng-bâlânganna to’ot ‘seperti
bâdbâdhân [bǝdbǝdhǝn] n tempat lewat tempurung lutut’ orang yang tidak bisa
nemmo bâdbâdhân ‘menemukan tempat dipegang perkataanya karena selalu
lewat’ menemukan jalan keluar dari berubah-ubah pendiriannya
masalah bâlânjhâ [blǝñjhǝ] n (uang) belanja
bâdְdhâ [bǝdְdhǝ] n wadah abâlânjhâ v berbelanja
abâdְdhâ v berwadah mâlânjhâi v memberi belanja; membiayai
mâddhâè v mewadahi hidup
bâdְdhâk a terus terang
[bǝddhǝk] bâlâtְtang [bələtʈaŋ] n yuyu; sejenis ketam
dhâk-bâddhâghân adv terus terang apa yang hidup di air tawar
adanya martabhât bâlâtt̝ ang ‘ibarat yuyu’
bâddhung [bǝddhuŋ] n sejenis kapak besar menekan bawahan untuk dipersembahkan
dhung-bâddhungan 1 vi mengapak pada atasan
sesuatu 2 n kapak mainan bâles [bǝlɘs] mâles v membalas
mâdhdhung v memotong menggunakan abâles vi membalas
kapak bâlessân n balasan
mâdhdhung to’ot ‘mengapak lutut’ les-bâlessân v saling membalas; berbalas-
berkesantunan; tahu tata krama balasan
bâjhân [bǝjhǝn] n wajan bâli [bǝli] bd kembali
bâjâ [bǝjǝ] n saat; waktu; saat bâjâ malem abâli vi kembali
‘waktu malam’ mabâli v mengembalikan
bâjâng [bǝjǝŋ] n 1 wayang 2 li-bâliyân adv berkali-kali
bayangan/gambar bâli’ [bǝliʔ] v balik
abâjâng vi terbayang Bulâ ta’ bisa tèdung abâli’ v berbalik (tidur terlentang menjadi
karna abâjâng raèna dhika. ‘Saya tak bisa telungkup atau sebaliknya)
tidur karena terbayang wajahmu.’ mabâli’ v membalikkan
abâjângaghi vi membayangkan li’-bâli’na dâdâr ‘berbaliknya daun kering’
jâng-bâjângan n bayangan yang terbentuk perubahan nasib
karena cahaya bâlibis [b(ǝ)libis] n belibis
1bâjhâ [bǝjhǝ]n baja bâlijjhâ [bǝlijjhǝ] n pedagang yang menjual
2bâjhâ [bǝjhǝ] n(T) gigi dagangannya dengan berkeliling desa,
bâjhân [bǝjhǝn] n wajan; penggorengan kampung, dsb
bâjhi’ [bǝjhiʔ] a 1 benci 2 jijik bâllu’ [bǝlluʔ] n delapan
bâjhit [bǝ.jhit] n makanan yang sejenis bân [bǝn] p kalabân
dodol yang berbahab dasar ketan tanpa bândhil [bǝndhil] n duri
digiling dicampur gula dimasak pada martabhât bândhil ‘ibarat onak’ mau
santan yang mendidih. meminta tidak mau memberi; pelit
bâkto [bǝktɔ] n waktu bângal [bǝŋal] a berani
bângalan n pemberani bârâkay [bərəkay] n biawak
ngal-mabângal v pura-pura berani martabhât bârâkay/mara tellorra bârâkay
bângal ajhuwâl, bângal mellè ‘berani ‘ibarat biawak/seperti telur biawak
menjual, berani membeli’ bisa menasihati (telurnya disukai, dagingnya tidak)’ suami
dan bisa melaksanakan apa yang istri yang berhubungan harmonis satu
dinasihatkan sama lain, namun tidak harmonis dengan
bangal ka tonding tako’ ka tajhem ‘berani mertua
pada punggung pisau takut pada bârâmma [bərəmma] p bagaimana
tajamnya’ sok berani dibelakang lawan bârâs [bǝrǝs] a 1 sehat 2 sembuh
ketika berhadapan nyalinya menciut mabârâs v menyembuhkan
mon lo’ bângal acarok jhâ’ ngako orèng bâri’ [bəriʔ] adv kemarin
madhurè perib ‘kalau tidak berani bâringèn [briŋɛn] n beringin
bercarok jangan mengaku orang Madura’ bârinto [bǝrintɔ] adv seperti ini/itu
ungkapan untuk menegaskan jatidiri bâta’ [bǝtaʔ] mâta’ v mengangkat masakan
orang Madura yang harus mampu dari tungku atau alat memasak
membela harga diri bâtek [bǝtɘk] n watak
ngal-bangal mardâ ‘beraninya seperti bara abâtek v berwatak
api’ berbicara besar tetapi penakut abâtek ajâm idm ‘berwatak ayam’ jika
bângatowa [bǝŋɘtɔwa] n 1 orang tua berjauhan merasa rindu, tetapi jika
ghârubhek dan diatasnya; pitarah 2 berdekatan (selalu) bertengkar
sesepuh bâto [bəto] n batu
bânnè [bǝnnɛ] adv bukan on-so’on bâto perib secara harfiah ‘(seperti)
ne-bannean a berlainan menjunjung batu’ yang dimaksudkan
bânynya’ [bǝñ.ñaʔ] adv banyak Rasulillah untuk pekerjaan berat yang dilakukan
ampon bânynya’ aparèng ajhârân-ajhârân menghasilkan tidak seberapa atau tidak
bân tuntunan-tuntunan. ‘Rasulillah telah seimbang antara perjuangan dan
banyak memberi ajaran-ajaran dan penghasilan
tuntunan-tuntunan.’ bâto’ [bǝtɔʔ] n batuk
kabânynya’an n kebanyakan abâto’ v batuk
mabânynya’ vt memperbanyak tadâ’ bâto’ tadâ’ assim perib ‘tidak ada
Mabânynya’ ana’ tojjhuna akabin batuk tidak ada bersin’ orang yang tidak
‘Memperbanyak keturunan adalah tujuan banyak bicara tetapi sering membuat
menikah kejutan
nya’-bânnya’an a paling banyak bâtton [bǝttɔn] n pinggiran balai-balai atau
bârâ [bǝrǝ] a bengkak langgar panggung yang berupa bambu
bârâ’ [bǝ.rǝʔ] n barat utuh, kayu aren, atau balok kayu
ngabârâ’ agak ke barat ta’ tao bâttonna langghâr ‘tidak tahu
ka bârâ’ ta’ kacapo’, ka tèmor ta’ kacapo’ pinggirnya langgar’ sarkasme untuk
‘ke barat tak terkejar, ke timur tak mengibaratkan orang yang tidak tahu
terkejar’ karena serakah semua yang aturan karena tidak pernah menjadi santri
diinginkan tidak berhasil atau menemui atau belajar agama
kegagalan bâu [bǝu] n bau
abâu vi berbau bengko [bɘŋkɔ] n rumah
u-bâuân n bau-bauan berrâ’ [bɘrrǝʔ] a berat
baung [baʊŋ] n makhluk siluman berwujud maberrâ’ v 1 memberatkan 2 hamil;
gabungan harimau dahan, serigala, dan mengandung
kera yang menurut kepercayaan muncul berrâ’ jhuwângan ‘berat ke atas’ terlalu
setelah 40 hari sebelumnya menjadi banyak beban daripada kemampuan
jarangkong râ’-berrâ’ ghulâ ‘berat-berat gula’
beccè’ [bǝccɛʔ] a baik persahabatan yang terganjal oleh sifat
abeccèan v (figuratif) melakukan satu atau kedua sahabat tersebut
hubungan haram atau diluar nikah berri’ [bɘrriʔ] v beri
cè’-beccè a baik-baik; baik semua aberri’ vi memberi
cè’-beccè’an a paling baik merri’ vt memberi
mabeccè’ v memperbaiki aberri’ long-ellongan ‘memberi jalan
beddâl [bɘddǝl] n hasil; keluaran tembus’ membantu orang dengan
meddâl v 1 mengeluarkan hasil 2 tumbuh memberi jalan keluar
(tanaman) berrit [bɘrrit] n,a (tempat) keramat atau
bedְdhâ’ [bɘdְdhǝʔ] n bedak angker
abedְdhâ’ v berbedak èkennèng berrit v terkena tulah atau
medְdhâ’è v membedaki gangguan mahluk halus dari tempat
beddhâk [bɘddhǝk] v terkena (getah, keramat atau angker
kotoran, dsb) bessè [bɘssɛ] n besi
1bellâs [bɘllǝs] a belas; puluhan besse koneng n besi kuning; jimat
bellâsân n belasan kekebalan
2bellâs [bɘllǝs] a baik; penyayang; welas bettes [bɘttɛs] n betis
Las-mabellas v pura-pura baik bhâbbhâl [bhǝbbhǝl] n buah nangka yang
bellât [bɘllət] n sembilu masih sangat muda biasa dimakan dengan
belli [bɘlli] vd beli garam atau bumbu rujak
mellè [mɘllɛ] vt membeli lo’-tao bhâbbhâl ‘tidak tahu bhâbbhâl’
mellèaghi v membelikan orang yang masih belum pengalaman atau
lin-bellin n barang-barang yang dibeli belum memiliki kecakapan
belli’ [bɘlliʔ] n atap rumbia bhâbhâsan n [bhǝbhǝsan] n peribahasa yang
belli’ potong jhâjhâluna ‘atap rumbia mengandung kiasan untuk mengacu
patah bambu pengikatnya’ orang tua yang kepada keadaan, sifat, atau perilaku,
sudah berfisik lemah tetapi masih dengan kalimat yang sering tidak lengkap
dibutuhkan pemikiran dan pengalamannya tetapi tetap pemakaiannya, misalnya
bellu’ [bɘlluʔ] n belut nemmo pokolan ‘mendapat durian
bellu’ abângbâng ‘belut bersayap’ orang runtuh’, abujâi saghârâ ‘menggarami laut’,
yang pandai menipu dengan cara halus dsb.
bellu’ abunto’ arè’ ‘belut berekor celurit’ bhâbhâtang [bhǝbhǝtaŋ] n bangkai
orang yang semula bersifat baik hati, Bhâbhâtang ngajhâk matè ‘bangkai
berbudi luhur, pemurah, dan penolong mengajak mati’ kejahatan selalu
berubah menjadi sebaliknya melibatkan orang baik-baik
bhâbur [bhǝbur] n irisan daun pandan wangi menyembunyikan arti maksud yang
sebagai campuran bunga (untuk ritual sebenarnya ingin dikatakan, misalnya
tertentu) konyè’ ghunong ‘kunyit gunung’ adalah
bhâdhân [bhədhən] n badan tanaman temmo maksudnya sanemmona
bhâdhân kaulâ pron [T] saya ‘seketemunya apa adanya’, gumo’ dâdâ ‘
bhâi [bhǝi] p saja adalah soso maksudnya kasoso ‘terburu-
bhâjâ [bhǝjǝ] n 1 buaya 2 mata keranjang buru’, dsb.
bhâjâng [bhǝjǝŋ] n bentuk singkat dari bhânta [bhənta] abhânta v 1 berbantahan; 2
sembhâjâng (sembahyang) membantah
abhâjâng vi bersembahyang bhântal [bhəntal] n bantal
mâjângagi vt menyolati (jenasah) abhântal vt memakai bantal
bhâjhâk [bhǝjhǝk] n perompak; jagoan tal-bhantalan n sakit pada leher setelah
bhâjheng [bhǝjhɘŋ] a rajin bangun tidur
jheng-mabhâjheng v pura-pura rajin; abhântal ombâ’, asapo’ angèn, apajung
bersikap atau berbuat seolah-olah rajin langngè’ ‘berbantal ombak berselimut
mabhâjheng v membuat jadi rajin; angin’ menunjukkan jiwa bahari orang
merajinkan Madura
bhâji’ [bhəjiʔ] n bayi abhântal syahâdât, asapo’ iman, apajung
bhâkal [bhǝkal] 1 adv akan 2 n tunangan Islam ‘berbantal syahadat, berselimut
abhakalan v bertunangan iman, berpayung Islam’ menunjukkan rasa
kal-bhâkal n acara pertunangan keberagamaan orang Madura yang
mabhâkalè vt menunangkan termanifestasi dalam setiap kegiatan
bhâko [bhǝkɔ] n tembakau sampai hal-hal terkecil
bhâktè [bhǝktɛ] n bakti bhântal patè idm teman sehidup semati
abhâktè v berbakti bhântèng [bhǝntɛŋ] mântèng v membanting
ngabhâktè v membaktikan diri bhântèng [bhǝntɛŋ] n banteng
bhâlâ [bhǝlǝ] n kaum, golongan, kerabat bhântèng matè amoso na’-kana’ ngowan
abhâlâ v berkerabat ‘banteng mati melawan anak gembala’
bhâlingkang [ˋbhəliŋkaŋ] abhâlingkang v musuh yang kuat kalah dengan lawan
terjungkal; jatuh terlentang dengan pantat yang lemah karena kecerdikan
terlebih dahulu menyentuh bumi bhârânca [bhǝrǝñca] a lancar dan bisa
bhândhâ [bhǝndhǝ] n 1 modal 2 harta berbicara dengan siapa saja
abhândhâ v bermodal bhâruma [bhɘruma/bhruma] n kolong
mândhâi v memberi modal tempat tidur
bhândheng [bhǝndhɘŋ] n ikan bandeng bhâsa [bhǝˑsa] n bahasa
bhândheng sabhâlânan èpatadâ’ rong- bhâsa [bhəsa] a pecah
kerrong sèttong ‘bandeng setambak mabhâsa vt memecahkan
dihabiskan kerung-kerung satu’ ulah satu sa-bhâsa pecahan sa-bhâsana pèrèng
anggota keluarga dapat merusak nama pecahan piring
seluruh anggota keluarga bhâtang [bhǝtaŋ] n bangkai
bhângsalan [bhǝŋ.sa.lan] n frasa pendek bhâְtè [bhǝʈɛ] n untung (niaga);laba
mengandung permainan kata-kata untuk bhâְtok [bhǝʈɔk] n batok; tempurung kelapa
bhâu [bhǝu] n bahu Bhu, pa’, bhâbhu’, ghuru, rato ‘ibu, bapak,
bheddhuk [bhɘddhuk] 1 n beduk; jidor 2 v sesepuh, guru, raja’ urutan ketaatan orang
tiba waktu shalat (dhuhur) Madura, yaitu kepada ibu, lalu bapak,
bhellâk [bhɘllǝk] a belang sesepuh, guru, dan terakhir pada raja
bhelli [bhɘlli] vd sembelih bhubu [bhubu] abhubu v memberikan
abelli vi menyembelih untuk keperluan buwuh atau bhubuwân
tertentu bhubuwân n uang atau barang yang
melli vt menyembelih disumbangkan pada tuan rumah hajatan
bhelling [bhɘlliŋ] n beling; pecahan kaca yang harus dikembalikan dalam jumlah
kadi’ bhelling kaojhânan ‘seperti beling yang sama saat pemberi sumbangan
terkena hujan’ tidak bisa dinasehati; keras mengadakan hajatan; buwuh
kepala bhuco [bhucɔ] n sudut, ujung (biasanya yang
bherkat [bhɘrkat] n makanan berkat; berbentuk kerucut)
makanan yang dibagikan pada pendoa bhucor [bhucɔr] v bocor
dalam acara selamatan (tahlilan, rokat bhudhu [bhu.dhu] a bodoh
dsb.) dhu-mabhudhu v pura-pura bodoh
bherrâs [bhɘrrǝs] n beras mabhudhu v memperbodoh;
bhersè [bhɘrsɛ] a bersih membodohkan
asè-bhersè/sè-bhersè v bersih-bersih bhuju’ [bhujuʔ] n 1 buyut; kakek dari bapak
kabhersèan n kebersihan ego 2 makam sesepuh atau leluhur
mersèè v membersihkan kampung yang dikeramatkan
bhetְtok [bhetʈok] n ikan betok Bhuk [bhuk] n panggilan untuk kakak
bhibhik [bhibhik] n bebek perempuan. embhuk
bhindhârâ [bhindhǝrǝ] n 1 calon kiai yang bhuk-embhughân v memanggil dengan
terdiri atas putra kiai atau mantan santri panggilan embhuk
yang telah mengabdi di masyarakat tapi bhuk tuwan n panggilan (penghormatan)
belum dianggap pantas untuk menjadi kiai untuk orang yang telah menunaikan Haji
oleh masyarakat bhullong [bhullɔŋ/bhulloŋ] v bolong
bhirâng [bhirǝŋ] n parang atau golok mabhullong v membolongi
bhiru [bhiru] a biru: Morsidi akalambhi long-bhullongan n bolongan
bhiru. ‘Morsidi berbaju biru.’ bhunga [bhuŋa] a senang; bahagia
bhiru dâun hijau anga-bhunga v bersenang-senang
bhisan [bhisan] n besan mabhunga vt membahagiakan; me-
abhisan v berbesan nyenangkan
bhisan sakatèdungan ‘besan seranjang’ nga-mabhunga v berpura-pura senang
janda dan duda yang masing masing bhungka [bhuŋka] n 1 pohon; batang pohon
memiliki keturunan melakukan pernikahan 2 pangkal
kemudian menjadi besan karena abhungka v berbatang: Moskèl rassasna
menjodohkan masing-masing anak bâdâ nyèor abhungka lebbi dâri sèttong.
mereka dari pernikahan sebelumnya. ‘Musykil rasanya ada pohon nyiur
Bhu [bhu] n bentuk singkat dari ebhu berbatang lebih dari satu.’
ka’-bhungka’an [kaʔbhuŋkaʔan] n sudah dianggap biasa di Madura jika
pepohonan perempuan meninggal karena melahirkan
bhungkel [bhuŋkɛl] n sisa penebangan di dan laki-laki karena melakukan carok.
atas akar. birâ [birǝ] n birah; sejenis talas yang bisa
bhunten [bhuntɘn] (T) tidak dimakan setelah direbus dsb; alocasia
bhuru a baru indica
bhuru kaluar dâri eddussâ ‘baru keluar birjhi’ [birjhiʔ] v memisah-misah menjadi
dari dosnya’ yang menunjukkan orang bagian-bagian kecil
yang belum berpengalaman bergaul mirjhi’ vt memisah-misah menjadi
sehingga kaku seperti barang masih baru. bagian-bagian kecil
bi’ [biʔ] prep dengan sin moso; kalabân birnyè [birñɛ] a gampang menangis
bibir [bibir] n bibir bitong [bitɔŋ] v hitung
bibir attas bân bibir bâbâ ghâmpang mitong v menghitung
akebbi’ ‘bibir atas dan bibir bawah tong-bitongan 1 v melakukan
gampang berkata’ sindiran bahwa kalau penghitungan 2 n pelajaran berhitung
hanya menasihati gampang bitta’ [bittaʔ] mitta’ v membeber
bibir nolak, atè mellak ‘bibir menolak, hati mitta’ buri’ è tengnga jhâlân ‘membeber
rakus’ pura-pura menolak meski pantat di tengah jalan’ membuka aib
sebenarnya sangat ingin sendiri di depan umum
biddhâng [biddhǝŋ] n wedang blatèr [blatɛr] n 1 orang yang ikut remo 2
abiddhâng v membuat wedang jagoan
bighilân [bighilǝn] n biji nangka sin ablatèr v menjadi blater
manjhilân blijjhâ [blijjhə] n pedagang kecil yang
akantha bighilân è pèrèng ‘seperti biji membeli barang (biasanya dari pasar atau
nangka di piring’ orang yang tidak bisa langsung ke produsen) untuk dijual
dipegang perkataanya karena selalu kembali di tempat lain
berubah-ubah pendiriannya bungkelang [bʊŋkelaŋ] n semacam akronim
bijjhân [bijjhǝn] n wijen yang bentuk panjangnya Tabu’ kembung
bilâ [bilǝ] p bila; ketika; jika tongkeng èlang ‘perut kembung pantat
bilis [bilIs] n semut hilang’ bayi yang berperut gendut
bilu’ [biluʔ] a bengkok sehingga menarik pantatnya menjadi kecil
mabilu’ v membengkokkan yang merupakan ungkapan kebahagiaan
binè [binɛ] n istri orang tua yang bahagia akan kesehatan
abinè v beristri anaknya
mabinèè v mengawinkan anak laki-laki bubudhân [bubudhǝn] n muatan
nè-binèan n laki-laki yang gemar menikah buddhâk [buddhǝk] beddhâk
lebih dari sekali dengan poligami atau budhu’ [budhuʔ] n nasi uduk
kawin cerai. budi [budi] n belakang
binè’ [binɛʔ] n perempuan di-budi adv paling belakang
mon binè’ matè arèmbi’, mon lakè’ matè di-budina adv akhirnya
acarok ‘perempuan mati karena kabudian v bergerak lebih kebelakang lagi
melahirkan, laki-laki mati karena carok’
makabudi v membelakangkan; memin- yang besar bersinonim dengan kecil-kecil
dahkan kebelakang cabe rawit
sabudian a yang lebih belakang bulu [bulu] n bulu
budu’ [budʊʔ] n 1 anak (biasanya untuk abulu v berbulu
hewan) budu’eng ajam anak ayam 2 bulu kèjhâ’ [kɛ.jhǝʔ] n bulu mata
panggilan untuk anak untuk merendah bun-embunan [bunɘmbunan] n ubun-ubun
saat mengacu pada anak sendiri bunglè [buŋlɛ] n semacam akronim yang
abudu’ v beranak (hewan) bentuk panjangnya mon la kembung pas
mabudu’ v 1 memelihara supaya beranak- molè ‘kalau sudah kembung (ke-
pinak 2 menggandakan dengan bunga kenyangan) lalu pulang’ tamu yang pulang
atau rente: mabudu’ pesse ‘meminjamkan setelah diberi makan seolah-olah
uang dengan bunga’ kepulangannya menunggu suguhan
bugghik [bugghik] n punggung dahulu
abugghik v berpunggung bunglon [buŋlɔn] n rambutan
bujâ [bujǝ] n garam bungo [buŋɔ] a ungu
abujâi vi memberi garam; menggarami bunto’ [buntɔʔ] n ekor
abujâi aèng tasè’ secara harfiah berarti abunto’ v berekor
‘menggarami air laut’ maksudnya burgu’ [burguʔ] n sejenis kerudung
melakukan pekerjaan yang sia-sia. buri’ [buriʔ] n anus; dubur
ta’ kennèng pèntaè bujâna ‘tidak dapat buru [buru] v lari
dimintai garamnya’ pelit; kikir buta [buta] a buta
bujhel [bujhɘl] n pusar mabuta v acuh, tidak mau melihat
bukka’ [bukkaʔ] mukka’ v membuka ta-mabuta v pura-pura buta
abukka’ v 1 membuka: abukka’ kalambhi butèr [butɛr] n 1butir 2 butir (nasi)
‘membuka baju’ 2 terbuka Labangnga abutèran v membiarkan butir-butirnasi
abukka’. ‘Pintunya terbuka’ terbuang tanpa dimakan saat makan
ka’-bukka’an v saling terbuka aburu butèr, adhina tompeng ‘mengejar
mukka’ bârâna ‘membuka papan tabir’ butir nasi, meninggalkan tumpeng’ karena
membuka rahasia seseorang dengan serakah mengambil yang kecil sedang
maksud dipergunjingkan yang besar yang dimiliki hilang karenanya
bukot [bukɔt] n alat pelindung kepala yang buwâ [buwǝ] n buah
dibuat dari anyaman daun kelapa abuwâ v berbuah
kemudian dibungkus karung goni, diikat wa’-buwaan n buah-buahan
dengan tali sehingga membundar buwâ kaalèngan dâun ‘buah terhalang
bulâ [bulǝ] pron(M) saya daun’ membantu kepentingan orang lain,
bulân [bulǝn] 1 n bulan 2 n kumpulan hari tetapi dia sendiri tidak mendapat apa-apa
dalam penanggalan yang terdiri atas 28, buwi [buwi] a bisu
29, 30, atau 31hari yang membagi tahun mabuwi v acuh, tidak mau berbicara;
menjadi 12 membisu
kènè’ ta’ korang bulânna ‘kecil tidak wi-mabuwi v pura-pura bisu; bersikap
kurang bulannya’ orang yang kelihatan atau bertindak seolah-olah bisu
lemah tetapi mampu mengatasi masalah
C
cabbhi [cabbhi] n cabai calèpèr [calɛpɛr] a tak henti-henti
cabbhi lètè’ cabe rawit berkomentar dan selalu berbicara
nè’-kènè’ cabbhi lètè’ peribahasa yang calo’ [calɔʔ] n cakkong yang perutnya agak
bersinonim ‘dengan kecil-kecil cabe rawit’ dilebarkan
cabbhur [cabbhur] v cebur calo’ kodhi’ calo’ yang pelebaran perutnya
acabbhur vi menceburkan diri sangat mencolok sehingga membundar,
nyabbhur vt menceburkan sangat sesuai untuk mengupas kelapa dari
tacabbhur vi tercebur tempurungnya
cabhul [cabhul] n orang yang sangat camplang [camplaŋ] a hambar/aneh kerena
pendek; cebol kurang tepat ramuannya (makanan)
mara cabhul è jhurâng ajhângoa langngè’ campor [campɔr/campor] acampor v
‘seperti cebol di jurang hendak menggapai bercampur
langit’ orang yang berkeinginan sangat 1cangcang [caŋcaŋ] nyangcang v
tinggi sehingga tidak mungkin bisa menambatkan hewan ternak pada patok
tercapai atau batang pohon
caca [caca] n perkataan 2cangcang [caŋcaŋ] n siput yang hidup di
acaca duwâ’ ‘berkata dua’ sama dengan pohon
lidah bercabang atau munafik cangghik [caŋghik] acangghik v cekcok;
cacca [cacca] v cincang bercekcok
nyacca vi mencincang cangkaro’ [cɘŋkarɔʔ] n kerak nasi yang
cacemmer [cacɘmmɘr] n air pelimbahan; air digoreng
kotor cangkèm [caŋkɛm] n dagu
cacèng [cacɛŋ] n cacing cangnga’ [caŋŋaʔ] acangnga’ v membantah
mara cacèng nglodu’â komèrè ‘seperti canְtèng [canʈɛŋ] n gayung
cacing hendak menelan kamiri’ capcap [capcap] n tetes; bunyi tetesan air
menginginkan sesuatu yang tidak acapcabhân vi menetes
mungkin nyapcap vi menetes
cakang [cakaŋ] a cekatan carakan [carakan] n abjad/huruf jawa
cakkong [cakkɔŋ] n parang yang ujungnya carèk [carɛk] n carik; sekretaris desa
runcing dan membengkok carèta [carɛta] n cerita
calaְtak [claʈak] acalathaghân v berserakan acarèta v bercerita
tidak teratur nyarètaaghi v menceritakan
calè [calɛ] n cela nyarètaè menceritakan
nyalè v mencela carok [carɔk] n perkelahian antar laki-laki
lè-calèan v saling mencela secara berhadapan dengan menggunakan
lè-calè bellât ‘cela-cela sembilu’ sesuatu senjata (terutama celurit) didasari
yang dicela tetapi dipakai juga perasaan terhina atau dendam.
acarok vi melakukan carok. Klèbun cerrèng [cɘrrɛŋ] n jerit
Jhâddih acarok kalabân klèbun Tana Mèra. acerrèng vi menjerit
‘Kepala desa Jaddih melakukan carok rèng-cerrèngan menjerit main-main
dengan kepala desa Tanah Merah’. berkali-kali dan mengganggu
Mon lo’ bângal acarok, jhâ’ ngako orèng cèְtak [cɛʈak] n kepala
Madhurâ ‘Kalau tidak berani melakukan acèְtak v berkepala
carok, jangan mengaku orang Madura’ cèְtak bâto keras kepala/kepala batu
Orang Madura harus berani membela ajhuluaghi cètagghâ, bilâ ètegghu’
kehormatan an harga diri sekaligus bunto’na pas alè’-palè’ ‘menjulurkan
menghindari perasaan malo kepalanya, kalau dipegang ekornya
carompèng [cɘrɔmpɛŋ] n lapisan bergeliat mencoba melepaskan diri’
pembungkus bambu muda yang dipenuhi mudah berjanji namun ketika ditagih
miang berkelit dengan banyak alasan untuk
cè’ [cɛʔ] adv sangat menutupi ketidak sanggupannya menepati
cèkèl [cɛkɛl] n mata kaki janji
cekcek [cɘkcɘk] n cicak cèְtè [cɛʈɛ] n periuk
cèlèng [cɛlɛŋ] n babi rusa; celeng cetto’ [ceʈʈɔʔ] nyetto’ v mencungkil
celleng [cɘllɘŋ] a hitam ciyom [ciyɔm] cium
macelleng v menghitamkan nyiyom vt mencium
ngacelleng v menghitam cobbhu’ [cɔbbhʊʔ] n perkakas dari anyaman
celleng modhus sangat hitam bambu yang digunakan untuk mencuci
cellet [cɘllɘt] nyelletaghi v membenamkan beras
(ke dalam kubangan lumpur dsb) cobik [cɔbik] n cobek; cowek
tacellet v terbenam; terperosok (ban) cocor [cɔcɔr] n paruh
cello’ [cɘllɔʔ] v ciduk acocor v berparuh
nyello’ v menciduk acocor/cor-cocor bunto’ idm berbaris
lo’-cello’ n alat untuk menciduk; gayung teratur ke belakang menghadap satu arah
cellot [cɘllɔt] n 1 lumpur 2 tanah liat codhut [cɔdhut] n sejenis kelelawar
cèlo’ [cɛlɔʔ] a asam; kecut cokka [cɔkka] n cuka
cempaka [cɘmpaka] n cempaka coko’ [cɔkɔʔ/cokoʔ] n sejenis kerudung
cèndhul [cɛndhul] n (es) cendol yang menutupi rambut, biasanya ditambah
cèngè [cɛŋɛ] n sambal kerudung dibagian luar
cengkal [cɘŋkal] a membandel acoko’ v berkerudung
cengkèr [cɘŋkɛr] n cengkir; kelapa yang ako’-coko’ tae ‘berkerudung tahi’ terkenal
masih muda; mumbang karena sifat dan perangai yang buruk
cèngkol [cɛŋkɔl] n siku; sikut cokop [cɔkɔp] a cukup
nyèngkol v menyikut colo’ [cɔ.lɔʔ] n mulut
kol-cèngkolan v saling sikut acolo’ vi (kas) menyangkal tuduhan yang
cèntong [cɛntɔŋ] n centong sudah terbukti.
nyentong v menyenduk dengan centong kacolo’an suka memperbesar masalah
cepplo’an [cɘpplɔan] n pemilihan kepala dengan menyampaikan kepada orang lain
desa sesuatu yang sepele
acolo’ songai ‘bermulut sungai’ rakus compo’ [cɔmpɔʔ] n(T) rumah
colo’ bâlijjhâ ‘mulut penjual keliling’ suka copa [cɔpa] n ludah
berbohong dan membesar-besarkan acopa v meludah
sesuatu mengenai dirinya nyopaè v meludahi
colo’ ebblèk ‘mulut kaleng’ gampang copa sè ella ghâgghâr ka tana ta’
menangis; birnyè èkennèng jhilât polè ‘ludah yang sudah
colo’ morbhur ‘mulut bercuap’ orang yang jatuh ke tanah tidak bisa dijilat kembali’
perkataanya suka mencela dan menjelek- janji yang sudah terlanjur diucapkan harus
jelekkan orang lain yang belum jelas ditepati
kebenarannya corok [cɔrɔk] tacorok rugi dan harus
coma [cɔma] p cuma nomboki
comantaka [cɔmantaka] n cara bicara yang
lancang dan bukan pada tempatnya

D
dâ’ [dǝʔ] p ke dâri [dǝri] p dari
dâdâ [dǝdǝ] n dada dâteng [dǝtɘŋ] v datang
adâdâ v berdada adâtengngan v berdatangan
dâdâ ghulâ bâlâkang mèmbhâ perib ‘dada adâtengngè v mendatangi
gula, punggung mimba’ baik di muka madâteng v mendatangkan
(umum), namun di belakang tampak teng-dâteng v tiba-tiba: Teng-dateng
keburukannya ngamok, ta’ etemmo marghana. Tiba-tiba
dâdâr [dǝdǝr] n daun kering mengamuk tak jelas sebabnya.
dâdu [dǝ.du] n dadu dâun [dǝun] n daun
adâdu vi melakukan perjudian dadu adâun v berdaun
dâi [dǝi] n dahi un-dâunan n dedaunan
dâjâ [dǝ.jǝ] n utara lèng-ngalèng ka dâunna bâringèn
makadâjâ v menjalankan, mengarahkan, ‘berlindung pada daun beringin’ mengaku
menghadapkan, dsb ke utara sedikit demi sedikit
ngadâjâ v agak ke utara deppa [dɘppa] n depa
dâkka [dǝkka] a tamak; loba; serakah adeppaè v mengukur dengan depa
Dâkka bhibbhiddhâ nèyat ngèco’ ְdhâ’âr [dhǝʔǝr] v (T) makan
‘tamak/serakah bibit niat mencuri’ adhâ’âr v (T) makan
serakah menyebabkan mnghalalkan dhâ’ârân n (T) makanan
berbagai cara dhâbâ’ [dhǝ.bǝʔ] n berudu; anak katak
dânga [dəŋa] adanga v mendongak nga’-ènga’ dhâbâ’ ‘ingat-ingat berudu’
dângdâng [dǝŋdǝŋ] n burung gagak lupa-lupa ingat
dâpor [dapɔr] n dapur ְdhâdְdhâ’ [dhǝddhǝʔ] n pohon dadap
por-dâpor v mengerjakan pekerjaan dapur dhâddhâ’ sanajjhân èeccèddhâ ghi’
dârâ [dǝrǝ] n darah pagghun dhâddhâ’ kèya ‘sekalipun dicat,
adârâ v berdarah dadap masih tetap dadap juga’ kenyataan
yang ditutup-tutupi lama-lama akan dhâurân [dhǝ.u.rǝn] n kayu untuk pikulan
ketahuan juga uang biasanya dibuat dari bambu dan
dhâddhi [dhǝddhi] vi menjadi Moga dhaddhi bersifat lentur
samporna. ‘semoga menjadi sempurna’ dheddhel [dhɘddhɘl] v mencelupkan
adhâddhiagi vi menjadikan makanan untuk dicampur dengan sedikit
dhin-dhâddhin n hantu orang yang sudah saos, kecap dsb. sebelum dimakan
meninggal dengan wajah asli orang yang neddhel v melakukan deddhel
meninggal tersebut, biasanya datang tiba- dhibi’ [dhibiʔ] 1 n diri; ego 2 pron sendiri
tiba dalam waktu sekejap; jadi-jadian ְdhidְdhi’ [ɖhidɖhiʔ] adj sedikit
madhâddhi v menjadikan dhika [dhika] pron(M) kamu; anda
dhâghâng [dhǝghǝŋ] n pedagang dhina [dhina] n hari: dhina Kemmès ‘hari
adhâghâng v berdagang Kamis’
dhâghângan n (barang) dagangan dhina [dhina] bd, inj biar
dhâghâng tona adhu’um bhâtè ‘pedagang adhina v menyisakan
rugi membagi-bagi untung’ orang yang dhisa n desa
melakukan sesuatu yang tidak wajar untuk dhlubâng [dhlubəŋ] n kertas
memamerkan kelebihan yang tidak dhu’um [dhuʔum] v membagi
dimiliki adhu’um v berbagi
sè adhâgâng, adhâghing ‘yang berdagang, adhu’uman v berbagi (kebahagiaan, harta,
berdaging’ yang berusaha (berdagang) dsb.) dengan orang lain
akan berhasil dan hidup nyaman nu’um v membagi
(berdaging) ְdhukon [ɖhukɔn] n dukun
dhâghing [dhǝghiŋ] n daging aְdhukon v menggunakan pertolongan
adhâghing v berdaging; gemuk dukun
dhalang [dhələŋ] n dalang nukonè v bekerja sebagai dukun
adhâlâng v mendalang dhulâng [dhulǝŋ] nulâng v menyuapi
dhâlâng èkarobbhui pangghung ‘Dalang adhulâng v menyuapi
kerobohan panggung.’ Pemimpin yang lâng-dhulâng(an) v saling menyuapi
celaka karena ulah sendiri. dhulit [dhulIt] nulit 1 v mencuil 2 mencolek,
tadâ’ dhâlâng kakorangan lakon ‘Tak ada menowel
dalang kehabisan cerita.’ Pemimpin yang lit-dhulidhân v 1 saling mencolek atau
baik selalu keluar dari permasalahan menowel 2 menowel atau mencolek
dengan baik. dengan usil Jhâ’ lit-dulidhân, bânnè
dhâlem n (T) rumah; kediaman
[dhǝlɘm] pettès. Jangan colak-colek, bukan petis.
dhâlko’ [dhǝlkɔʔ] n burung bangau; burung dhungèng [dhuŋɛŋ] n dongeng
kuntul adhungèng v mendongeng
dhâmar [dhǝmar] n lampu; pelita dhungngèng [dhuŋŋɛŋ] n dongeng
adhâmaran v memakai lampu adhungngèng v mendongeng
dhâpa’, pa’-dhâpa’an [paʔ.dhǝpaan] n tapak dhunynya [dhuñña] n 1 dunia 2 harta 3 alam
kaki fana, yaitu alam sebelum akhirat
dhârâka [dhǝrǝka] a durhaka dhupa [dhupa] n dupa
adhupaè v membakari dupa
padhupaan n tempat membakar dupa; dhuwâ’ butèr pohon atau buah salam
pedupaan diyâ [diyǝ] adv di sini
dhurin [dhurin] n durian dokar [dokar] n dokar
dhusa [dhusa] n dosa duccol [duccɔl] v lepas
sa-dhusae hanya menyebabkan berdosa aduccol v melepas (pakaian dsb.)
saja nuccolè v melepaskan
dhuwâ [dhuwə] n doa dumalem [dumalɘm] adv dua hari yang akan
adhuwâ v berdoa datang
adhuwâaghi v mendoakan kadumalemma adv dua hari yang lalu
nuwâi v mendoai; berdoa untuk atau pada dumpa [dumpa] v tumpah
nuwâaghi v mendoakan madumpa v menumpahkan
dhuwâ atamba, bherkaddhâ korang ‘doa duri [duri] n duri
bertambah, makanan berkatnya kurang’ aduri v berduri
tugas bertambah upah tetap atau aduri pandân/martabhât durina pandân
berkurang ‘berduri pandan/ibarat duri pandan’ mau
dhuwâ’ [dhuwəʔ] n meminta tidak mau memberi; pelit
dhuwâ’ bato pohon atau buah jamblang duwâ’ [duwǝʔ] n dua

E
è [ɛ] p di aejjhâman v memakai jam tangan
ebbis [ɘbbis] n bis; bus lo’ tao ngèding monyena ejjhâm ‘tidak
èbhu [ɛbhu] n ibu pernah mendengar bunyi jam’ orang yang
èbir [ɛbir] a sifat pamer dianggap tidak tahu aturan karena berasal
èbu [ɛbu] ribu dari desa terpencil. Ungkapan ini
èbuan n ribuan digunakan untuk melecehkan
eccèt [ɘccɛt] n cat èjhin [ɛjhin] a individual, sendiri-sendiri
aeccèt v bercat èlang [ɛlaŋ] vi hilang
ngeccèt v mengecat kaèlangan v kehilangan
eddus [ɘddʊs] n karton pembungkus maèlang 1 vi menghilang: Maleng sakte se
barang produksi; dus madhibu dhisa bisa maelang. Maling ‘sakti
èding [ɛ.diŋ] dengar yang menghebohkan desa bisa
ngèding vt mendengar menghilang.’ 2 vt menghilangkan Ustadz
ngèding sakopèngan ‘mendengar adhabu jha’ bato bisa maelang najis.
sekuping’ mendengar selintas ngèlangngaghi vt menghilangkan Tello’
egghung [ɘgguŋ] n gong bato bisa ngelangngaghi najis.
to’-koto’ amonyè egghung ‘berbisik ella [ɘlla] adv sudah
berbunyi gong’ karya besar yang hanya ellong [ɘllɔŋ] long-ellongan n jalan tembus
berasal dari kabar atau rencana yang èlmo [ɛlmɔ] n ilmu
sayup-sayup aèlmo v berilmu; pandai
ejjhâm [ɘjjhǝm] n jam
mara èlmona tagghuk ‘seperti ilmu emmas towa èsempo ‘emas tua disepuh’
menabrak’ orang yang mau enaknya orang yang sekalipun keturunan orang
sendiri tanpa memikirkan kesusahan terpandang tetapi mau berguru kepada
orang lain siapa saja
èlong [ɛlɔŋ] n hidung empa’ [ɘmpaʔ] n empat
ta’ tao jhâ’ konco’na èlongnga bâdâ empo [ɘmpɔ] n empu (pembuat senjata)
lesengnga ‘tidak tahu bahwa ujung èmpon [ɛmpɔn] vi lumpuh
hidungnya belepotan’ orang yang tidak èmpor [ɛmpɔr] aèmpor v berkubang lumpur
sadar akan keburukan sendiri endâ’ [ɘndǝʔ] vi mau
ollè èlong mènta pèpè ‘dapat hidung dâ’-mata’endâ’, di-budina èkala’ ngendâ’
minta pipi’ tidak pernah puas atau cukup; pura-pura tidak hendak, padahal sangat
tamak; loba berkehendak
èman [ɛman] a sayang ta’ endâ’ katompangan ‘tidak mau
emanan a pelit; terlalu sayang pada tertumpangi’ tidak mau berhutang budi
sesuatu èngghi [ɛŋghi] (M/R) iya
ngaemanè v menyayangi engko’ [ɘŋkɔʔ] pron(R) aku, saya
emba [ɘmba] n kakek/nenek enjâ’ [ɘñjǝʔ] (R) tidak
embhân [ɘmbhən] ngembhân v ènjhâm [ɛñjhǝm] ngènjhâm v meminjam
menggendong (bayi dsb) di depan ènjhâman n hasil meminjam
bhân-embhân n kain untuk menggendong ennem [ɘnnɘm] n enam
abhân-embhân v memakai kain untuk enneng [ɘnnɘŋ] neng-enneng v diam
menggendong neng-ennengnga bessè tataèn ‘diamnya
sè la abhân-embhân ghi’ âghândhungè besi berkarat’ diam karena memang tidak
‘yang sudah menggendong di depan mampu (tahu dsb)
digendongi lagi di punggungnya’ orang èntar [ɛntar] v pergi ngèntarè v mendatangi
yang sudah menanggung beban masih entèk/tèk-entèghân [ɘntɛk/tɛkɘntɛghǝn] n
diberi tambahan beban lagi jari kelingking
embhuk [ɘmbhuk] n saudara perempuan ngentèkaghi v ‘mengelingkingkan’
yang lebih tua; kakak perempuan meremehkan
embi’ [ɘmbiʔ] n kambing enten [ɘntɘn] (M) tidak
embi’ ambhâ ka pakacangan ‘kambing ènten [ɛntɘn] n intan
terlepas ke kebun kacang’ menghabiskan Ènten èbâddhâi kalontongan ‘intan
semua makanan yang disuguhkan diwadahi kelongkong’ orang yang mulia
embi’ kenynyang ghi’ ngandus ‘kambing (bangsawan dsb) akan tetap terlihat
kenyang masih menanduk’ tamak; loba; meskipun bergaul dengan orang
tidak pernah merasa cukup kebanyakan
mara embi’ ngantor ghunong ‘seperti ènten nyèllem ka cellot ta’ bhâkal orem
kambing menanduk gunung’ pekerjaan ‘intan yang tenggelam dalam lumpur tidak
sia-sia karena tidak mungkin berhasil akan suram’ keluhuran sifat (orang) mulia
embu’ [ɘmbʊʔ] n ibu pasti tampak meski disembunyikan
emmas [ɘmmas] n emas ènter [ɛntɘr] ènterran n baling-baling
aènter v berpusing; berputar
eppa’ [ɘppaʔ] n bapak ètèk [ɛtɛk] n anak bebek
èrèt [ɛrɛt] v seret ètèk ècocorè emmas ghi’ bhâkal
ngèrèt v menyeret ècocoraghi ka pacarrèn kèya ‘itik diberi
èrok [ɛrɔk] ngèrok v mengganggu; paruh emas akan disusupkan ke air limbah
mengacau juga’ orang yang sudah terbiasa
èsak [ɛsak] a baik berperilaku buruk sulit dibawa ke dalam
èssè [ɛssɛ] n isi kebaikan
aèssè v berisi ètèk sè atellor, ajèm sè ngèrremmè ‘itik
ngèssèè v mengisi yang bertelur, ayam yang mengerami’
èsto [ɛstɔ] a tulus; sungguh-sungguh; seseorang yang melakukan kebaikan,
serius; ikhlas tetapi orang lain yang mendapat pujian
ngèstoaghi vt melakukan sesuatu untuk sesuai dengan peribahasa ‘kerbau punya
orang lain dengan tulus ngestoaghi susu, sapi dapat nama’
undangan ‘menghadiri undangan dengan èter [ɛtɘr] aèter v berputar
tulus’

F
faèdâ [faɛdǝ] n faidah; manfaat; kegunaan fardu [fardu] n fardu
faham/fahâm [faham/fahǝm] v faham; fitna [fitna] n fitnah
mengerti

G
gâlânon [gǝlǝnɔn] n ungkapan permisi; kula ghâdhebbhung ngajhâk lotְto’ ‘batang
nuwun pisang mengajak busuk’ kejahatan selalu
agâlânon v mengucapkan permisi; menarik keterlibatan orang baik-baik
berpermisi ghâgghâr [ghǝgghǝr] v jatuh
gâlundung [gəlunduŋ] agâlundung v aghâgghârân v berjatuhan
menggelinding maghâgghâr v menjatuhkan
gâlundur [gəlundur] agâlundur vi Ghâgghârâ dâdâr ta’ kèra jhâu dâri
menggelinding bhugkana ‘daun jatuh tidak jauh dari
magâlundur vt menggelindingkan pohonnya’ seorang anak tidak akan jauh
gândhuru n sejenis santet yang berupa berbeda dari orang tuanya
benda terang melayang di udara; sin. pana ghâjâ’ [ghǝjǝʔ] n gurauan; canda
gessa [gɘssa] agessa v berbicara santai aghâjâ’ v bergurau; bercanda
asa-gessa v berbicara santai (intensitas) ngâjâè v menghibur (bayi) supaya tenang
ghâdhu [ghǝdhu] ngâdhu vt memakan lauk jâ’-ghâjâ’ patè’ ‘gurau-gurau anjing’
tanpa nasi gurauan kecil yang sangat berpotensi
ghâdhebbhung [ghǝdhɘbbhuŋ] n batang menjadi pertengkaran
pisang; gedebung
ghâjâ’ kembhângnga tokar ‘gurauan ghânjhâl [ghǝñjhǝl] jhâl-ghânjhil a goyang;
kembang perkelahian’ nasihat untuk tidak stabil; berubah-ubah
berhati-hati dan menjaga batas gurauan ghânjhil [ghǝñjhil] a ganjil
ghâjhâ [ghǝjhǝ] n gajah maghânjhil v mengganjilkan
ghâlâghâs [ghǝlǝghǝs] ` gelagah ghânta’ [ghəntaʔ] n jangkrik
ghâlâghâs katonon ‘gelagah terbakar’ ghântè [ghǝntɛ] n penggganti: nyarè ghântè
cepat naik darah tetapi cepat reda ‘mencari pengganti’
ghâlâta [ghǝlǝta] n kutu busuk aghântè v berganti
martabhât ghâlâta koros ‘ibarat kutu ghântèan adv bergantian
busuk kurus’ tuan rumah yang menyajikan ngântè v mengganti
oleh-oleh tamunya sebagai suguhan ngântèè v mengganti (kerusakan, bagian
ghâlijek [ghǝlijɘk] ngâlijek v menggelitik yang rusak, kerugian, dsb)
ghâlincap [ghǝliñcap] n ketiak tè-ghântè v berganti-gantian
ghâliyâ’ [ghǝliyǝʔ] n geli tèn-ghântèn n pengganti; cadangan
ghâltè’ [ghǝltɛʔ] n burung gelatik ghântong [ghǝntɔŋ] v gantung
akanְta ghâltè’ nemmo padi ‘seperti gelatik aghântong v bergantung
menemukan padi’ menghabiskan semua ngântong v menggantung
suguhan yang diberikan; kemaruk tong-ghântong n gantungan (baju, dsb.)
ghâludhuk [ghǝludhuk] n geledek èghântong tèngghi, èbhendem dâlem
rajâ ghâludhugghâ ta’ kera rajâ ojhânna/ ‘digantung tinggi, ditanam dalam’
kabânynya’an ghâludhuk korang ojhân hukuman yang setimpal dengan kesalahan
‘besar geledeknya tidak akan besar yang diperbuat
hujannya/kebanyakan geledek kurang ghârâp [ghərəp] aghârâp v menggarap;
hujan’ peribahasa yang mirip dengan menyelesaikan suatu pekerjaan
‘Tong kosong nyaring bunyinya.’ ghârubhek [ghǝrubhɘk] n moyang; kakek
ghâmpang [ghǝmpaŋ] a gampang; mudah dari kakek
ghâmparan [ghəmparan] n [T] bakiak ghârubhuk [ghɘrubhuk] n gharubhek
ghândhu’ [ghǝndhuʔ] aghandhu’/ngandhu’ v ghâtel [ghǝtɘl] a gatal
mengandung tel-ghâtel n gatal-gatal
aghandhu’ tae kerreng ‘mengandung tahi gheddhâng [ghɘddhǝŋ] n pisang
kering’ mempunyai maksud jahat terhadap gheddhâng bhiru 1 pisang hijau 2 fig
orang lain orang pendiam yang memiliki
ghândhung [ghǝndhuŋ] aghândhung v di- pengetahuan dan pengalaman yang luas
gendong di punggung 1ghellâ’ [ghɘllǝʔ] n tawa
ngândhung v menggendong di punggung aghellâ’ vi tertawa
ghânep [ghǝnɘp] a genap lâ’-ngellâ’è vt menertawakan
maghânep v 1 menggenapkan 2 2ghellâ’ [ghɘllǝʔ] adv tadi
melengkapkan ghellâng [ghɘlləŋ] n gelang
èbitong ghânep, èbirjhi’ ghânjhil ‘dihitung aghellâng(an) v memakai gelang; ber-
genap, diperinci ganjil’ keadaan serba gelang
tidak berkesesuaian ghendhâk [ghɘndhǝk] a sombong
ghendhâk bârângka, sala ghendhâk tadâ’ ghi’ [ghiʔ] adv masih
pa-apa ‘sombong melompong, sudah ghibâ [ghibǝ] v bawa
sombong tidak ada apa-apanya’ ngibâ vt membawa: Ca’na Ka’ Morsid
peribahasa yang mirip dengan ‘Tong lamon ta’ ngibâ pèssè ta’ ollè noro’ ‘Kata
kosong nyaring bunyinya’ Kak Morsid kalau tidak membawa uang
ghendhâng [ghɘndhǝŋ] n gendang tidak boleh ikut’
aghendhângan v bermain gendang bân-ghibân n 1 barang bawaan 2 oleh-
gendhâng ètabbhu salajâ ‘gendang oleh
ditabuh sebelah’ berat sebelah atau tidak ghighi [ghighi] n gigi
adil ghiling [ghiliŋ] aghiling v menggiling
ghendhi [ghɘndhi] n kendi ghilingan n gilingan
ghentang [ghɘntaŋ] aghentang vi terlentang ghilir [ghilir] v satu persatu berdasarkan
maghentang vt menelentangkan urutan; bergilir
tang-ghentangan tidur-tiduran dengan aghilir v bergilir
posisi terlentang ghilirân n giliran
ghentang nèngngep ‘terlentang ghilir tampar ‘gilir tambang/ tali/ tampar’
telungkup’ pernikahan antara dua pasang menyerahkan tanggung jawab diri sendiri
saudara, misalnya A dan B saudara, C dan kepada orang lain sehingga orang lain
D saudara. A menikah dengan C, B dengan tersebut yang memiliki tanggung jawab
D, atau A dan D, B dengan C ghindhung [ghindhuŋ] v gendong
ghentong [ghɘntɔŋ] n gentong/tempayan ghingsèr [ghiŋsɛr] a bergeser
ghentong ekarobung canteng ghir [ghir] n bentuk pendek dari penggjir;
‘gentong/tempayan dirubung gayung’ sisi; bagian; pinggir
orang tua yang tetap disambangi ghubâng [ghubəŋ] aghubâng v melubangi
keturunannya atau membuat lubang (ditanah untuk
ghentong nyarè canteng ‘gentong/ hewan pembuat lubang di dinding atau
tempayan mencari gayung’ meminta tembok bagi orang jahat yang masuk
pertolongan pada yang lebih lemah secara paksa); membobol Maleng
tadâ’ ghentong nyello’ ka cantèng ‘tak ada aghubang romana Mèlan. ‘Maling
gentong menciduk gayung’ 1. orang tua melubangi rumah Melan.’
tidak meminta balasan dari anak 2. yang èghubâng v dilubangi
kuat yang bisa membantu yang lemah ghucè [ghucɛ] n guci
gherrâ [ghɘrrǝ] a kaku ghucè èkennèng kodungè ‘guci dapat
magherrâ v membuat jadi kaku ditutupi’ perkara rahasia sekali pun tidak
gherrâ montengnga ‘kaku tulang ekornya’ dapat ditutup-tutupi
orang yang tata tutur dan gerak geriknya ghudְdhu [ghudɖhu] n kue yang terbuat dari
sangat kaku dan tidak mau berkompromi pisang, ketela, sukun dsb. yang
atau keras kepala dicelupkan pada adonan tepung sebelum
gherrâng [ghɘrrǝŋ] n sejenis ikan yang digoreng.
dikeringkan ghuְdhâ [ghuɖhə] v ganggu; goda
gherrem [ghɘrrɘm] n geraham aghuְdhâ v mengganggu; menggoda
gherring [ghɘrriŋ] n sakit parah ghulâ [ghulǝ] n gula
ghuli [ghuli] n gerak martabhât ghung tèma ‘ibarat gong timah
aghuli v bergerak – yang tidak ikut bergema kecuali ditabuh
maghuli v menggerakkan secara khusus’ orang yang diam jika tidak
ghulu [ghulu] n (T) leher ditanya
ghulu’ [ghuluʔ] aghulu’ v berguling-guling ghunong [ghunɔŋ] n gunung
di tanah ghunong na’nong bâto klètְtak ‘gunung
ghulung [ghuluŋ] v gulung udik berbatu putih kering kerontang’
aghulung v bergulung tempat yang sangat terpencil dan sangat
ngulung v menggulung sulit didatangi, pernyataan ini digunakan
ngulunggaghi v menggulungkan untuk melecehkan
ghun [ghun] cuma ghuru [ghuru] n guru
ghundul [ghʊndʊl] a gundul aghuru v berguru
aghundul v memotong gundul rambut ghusè [ghusɛ] n gusi
ghundulân n tuyul ghuwâ [ghuwǝ] n goa
ghung [ghuŋ] n gong godèk [gɔdɛk] n bulu rambut depan telinga

H
halwa [halwa] n halwa hèdâ [hɛdǝ] pron (R) seda
(mara) halwa èkakan kocèng ‘ibarat halwa hol [hɔl] n peringatan tahunan kematian
dimakan kucing’ wanita yang secara sosial seseorang yang diisi dengan membaca
memiliki derajat lebih tinggi menikah doa; haul
dengan laki-laki yang secara sosial
derajatnya lebih rendah

I
ikhtiyar [ikhtiyar] v berusaha sekuat tenaga Islam [islam] n Islam
iman [iman] n iman iyâ [iyǝ] (R) iya

J
jâgâ [jǝgǝ] v jaga dengan wajah menyerupai orang yang
ajâgâ v menjaga telah meninggal dan mengenakan kain
jago [jago] a jago kafan; jembalang
go-majago vi sok jago jendèla [jɘndɛla] n jendela
jagowân n jagoan jhâ’ [jhǝʔ] adv jangan
jârèya [jǝrɛya] n penunjuk jauh atau dekat; jhâbhâr [jhǝbhǝr] n harakat (fatha) dalam
ini atau itu tulisan Arab
jârângkong [jǝrǝŋkɔŋ] n hantu yang jhâghâ [jhǝghǝ] v bangun; berdiri
menurut kepercayaan muncul selama 40 jhâi [jhǝi] n jahe
hari sejak kematian berbentuk manusia jhâi’ [jhǝiʔ] ajhâi’/nyâi’ v menjahit
jhâil [jhǝil] n iler jhânjhi [jhǝñjhi] n janji
ajhâil v mengiler ajhânjhi v berjanji
jhâjhâr [jhǝjhǝr] v jajar jhin-jhânjhin v saling berjanji
jhâjhâr bâjâng ‘jajaran wayang’ parjhânjhian n perjanjian
menempatkan sesuai aturan tempatnya jhânor [jhǝnɔr] n janur
jhâjhuluk n julukan
[jhǝjhuluk] jhârân [jhǝrǝn] n kuda
ajhâjhuluk vi berjuluk Sè pangdâlem ajhârânan v naik kuda; berkuda
ajhâjhuluk Sè Ghâmbhu. ‘yang kanan Jhârân celleng ghusè, èsemma’è ngokop,
berjuluk Si Ghambhu’ èjhauè ngettè’ ‘kuda bergusi hitam,
jhâjjhâlâng [jhɘjjhǝlǝŋ] n laron didekati menggigit, dijahui menendang’
jhâjjhâlâng nyandâr ka apoy/dhâmar bercampur baur dengan orang yang sudah
‘laron bersandar ke api/lampu’ melakukan terkenal bermoral bejat dan bertabiat
pekerjaan yang membahaya-kan diri busuk pasti akan mencelakakan
sendiri keseluruhan lingkungannya
jhâlâ [jhǝlǝh] n jala jhârân èkalèburè lorana perib ‘kuda
jhâlân [jhǝlǝn] n jalan disenangi tuannya’ seorang bawahan yang
ajhâlân v berjalan karena kecakapannya disenangi
ajhâlânè v menjalani majikannya sehingga meningkatkan taraf
ajhâlânaghi v menjalankan hidupnya karena diperhatikan oleh
alân-jhâlân v berjalan-jalan tuannya tersebut
lân-jhâlân n tengah jalan Jhârân ngakan bubudhânna ‘kuda
jhâlu [jhǝlu] n susuh; tanduk pada kaki memakan muatannya’ orang (tamu) yang
ayam ikut makan oleh-olehnya sendiri
jhâmo [jhǝmɔ] n jamu jhârum [jhǝrum] n 1 jarum 2 orang dalam
ajhâmo v minum jamu penunjuk jalan bagi orang luar yang akan
ajhâmoè v memberi jamu (sapi dsb) mencuri di suatu daerah
jhângghel [jhǝŋghɘl] n tongkol jagung mara jhârum amoso bâddhung ‘seperti
ajhangghel v bertongkol jarum melawan kapak’ pertandingan
jhângghirâng [jhǝŋghirǝŋ] n sejenis lele dengan lawan yang tidak seimbang
akantha jhângghirâng nemmo cacemmer jhâtè [jhətɛ] n (pohon/kayu) jati
‘seperti lele menemukan kotoran’ jhâtè kasosobhân lojung ‘jati tersusupi
memperebutkan barang yang tak berharga kayu aren’ wanita yang secara sosial
karena ketamakan memiliki derajat lebih tinggi menikah
jhangka’ [jhəŋkaʔ] n dingklik dengan laki-laki yang secara sosial
ajhângka’ vi memakai dingklik derajatnya lebih rendah
jhângo [jhǝŋɔ] v gapai; jangkau jhâu [jhǝu] a jauh
ajhângo v menggapai; menjangkau ajhâui v menjauhi
jhângsèra [jhǝŋsɛra] n peralatan untuk majhâu v menjauh
tempat tidur yang terdiri atas bantal dan u-majhâu v pura-pura menjauh
guling yang berasal dari jhâng- jhebbhing [jhɘbbhɪŋ] n anak perempuan
dhunjângnga sera ‘penunjang kepala’ jhekjhek [jhɘkjhɘk] a ajeg; istiqamah
jhelli’ [jhɘlliʔ] n klitoris; klentit
jhelling [jhɘlliŋ] v lihat bahwa orang lemah ditindas oleh yang
ajelling v melihat lebih kuat
nyellingngaghi v memperlihatkan; meng- rajâ jhuko’na rajâ ghulina ‘besar ikannya,
amati besar gerakannya’ sesuai dengan
pajhellingan n penglihatan keadaannya
ling-jhellingan v melihat kesana-kemari jhulu [jhulu] ajhulu v menjulurkan tangan
jherruk [jhɘrruk] n jeruk untuk memberi atau menerima
jhilâ [jhilǝ] n lidah nyuluaghi v menjulurkan (tangan, dsb)
jhilâ ta’ atolang ‘lidak tak bertulang’ Jhuma’at [jhumaʔat] n hari keenam dalam
berbicara sangat gampang, tetapi harus penanggalan Madura; Jumat.
dipertanggungjawabkan ajhuma’adhân v pergi melaksanakan
jhilât [jhilǝt] nyilât v menjilat shalat Jumat.
Jhinmèra [jhinmɛra] n kependekan dari jhumaadhân n shalat Jumat.
tajhin mera yang artinya bubur merah. jhung [jhuŋ] p berebut atau merasa menjadi
Bentuk ini digunakan untuk bulan Shafar paling: jhung rajâân ‘berebut menjadi
dalam penanggalan Madura karena pada paling besar’
bulan ini dianggap bulan penuh berkah jhungjhung [jhuŋjhuŋ] nyungjhung v 1
dan diperingati dengan bersedekah tajhin mengacungkan tangan 2 menjunjung
mera. jhungka’ [jhuŋkaʔ] nyungka’aghi v men-
Jhinpedְdhis [jhinpɘdɖhis] n kependekan dorong untuk menjatuhkan
dari tajhin peddhis yang artinya bubur ka’-jhungka’an v saling mendorong untuk
pedas. Bentuk ini digunakan untuk bulan menjatuhkan
Muharram dalam penanggalan Madura jhuntrong [jhuntrɔŋ] a mulus tanpa
karena pada bulan ini dianggap bulan hambatan
penuh berkah dan diperingati dengan jhurâng [jhurǝŋ] n jurang
bersedekah tajhin peddhis. jhuwâl [jhu.wǝl] vt jual
jhubâ’ [jhubəʔ] a jelek; buruk ajhuwâl vi menjual
jhudhu [jhudhu] n takdir tentang pasangan ajhuwâlân vi berjualan
hidup; jodoh nyuwâl vt menjual
ajhudu v berjodoh wâl-jhuwâl vi berjualan
nyudhuaghi/ajhudhuagi v menjodohkan wâl-jhuwâlân vi bermain jual beli
jhugghlâng [jhugghlǝŋ] n lubang besar di (permainan anak)
tanah ajhuwâl bhâghus ‘menjual bagus’
jhujhur [jhujhur] a jujur mengedepankan keunggulan penampilan
pajhujhur v berbuatlah jujur atau kemampuan diri
jhuko’ [jhukɔʔ] n 1 ikan: jhuko’ tasè’ ‘ikan ajhuwâl bibir ‘menjual bibir’ mengada-ada
laut’ 2 lauk: jhuko’ ajâm ‘lauk ayam’ untuk menggunjing
ajhuko’ v berlauk: Mon tellasân ajuko’ jijib [jijip] a tertib
ajâm Kalau hari raya berlauk ayam jikar [jikar] n pedati
Jhuko’ kènè’ kakanna jhuko’ rajâ ‘ikan jiya [jiya] n ini
kecil makanan ikan besar’ suatu kebiasaan junèl [junɛl] a memiliki keterampilan dalam
kesaktian
kajunèlan n kesaktian jutaan jutaan
juta [juta] juta

K
ka [ka] prep ke kaju [kaju] n kayu
Ka’ [kaʔ] n bentuk panggilan untuk kakak ju-kajuân n pohon-pohonan
laki-laki. Mon kaju rajâ robbhu, kabbhi med-
kabâbâ [kabǝbǝ] a sanggup mengangkat dhângnga. ‘Jika pohon besar tumbang,
atau membawa semua akan memotongnya’ Jika seorang
kabâsa [kabǝsa] a  kobasa berpangkat tinggi jatuh, kehormatan dan
kabbhi [kabbhi] num semua penghargaan (akibat pengkatnya) akan
kabhuru [kabhuru] a terburu-buru dengan cepat menghilang.
kabin n kawin kaka’ [kakaʔ] n 1 saudara laki-laki yang
akabin v menikah Ana’eng klèbun towa lebih tua, 2 orang laki-laki yang lebih tua
akabin bi’ randhâ. ‘Anak kepala desa-lama kakan [kakan] v makan: Kakan, pa tadâ’.
menikah dengan janda’. ‘Makan, habiskan.’
kabinan n acara akad nikah. akakan v menggerogoti; memakani
makabin v menikahkan Samad makabin kakanan n makanan
Siti bi’ orèng jhâu. ‘Samad mengawinkan makanè v memberi makan
Siti dengan orang jauh’. ngakan vt makan
kabit [kabit] mulai kabit bâri’ ‘mulai kakè [kakɛ] pron(R) kamu
kemarin’ kala [kala] a kalah
kabidhân adv mula(i)nya ngala v mengalah
kaca [kaca] n kaca makala v mengalahkan: Kana’ juwa lakar
akaca v berkaca kene’, tape bisa makala se raja. ‘Anak itu
kaca kebbhâng cermin besar memang kecil, tetapi bisa mengalahkan
kacang [kacaŋ] n kacang yang besar’
pakacangan n lahan kacang kalaan/kaladhân [kaladhǝn] n selalu kalah
ghilir kacang idm sistem giliran yang atau sering kalah
tertib berdasarkan aturan kala’ [kalaʔ] v ambil
kacong [kacɔŋ] n anak laki-laki ngala’ vt mengambil Mat Rai ngala’
kadhibi’ [kadhibiʔ] pron sendiri nangka e budina roma. ‘Mat Rai
kadi’ [kadiʔ] p seperti mengambil nangka di belakang rumah’
kaè’ [kaɛʔ] bd ngala’aghi vt mengambilkan
ngaè’ v mengait ngala’an n suka mencuri
makaè’ v mengaitkan (pada kait) ngala’ atè mengambil hati
takaè’ v terkait (pada kait) ngala’ karebbâ dhibi’ suka menang
endâ’ ngaè’ ta’ endâ’ èkaè’ perib ‘mau sendiri; egois
mengait tetapi tidak mau dikait’ mau kalabân [kalabǝn] p dengan; bersama
meminta, tidak mau dipinta; pelit kalak [kalak] n sejenis buah mundu
nèng-konèng kalak, tekka’a konèng kampong mèji [mɛji] kampung yang terdiri
katolak ‘kuning-kuning buah kalak, atas beberapa rumah yang penghuninya
meskipun kuning tertolak’ untuk masih berkerabat dan letaknya terpisah
perempuan/laki-laki lajang yang ditampik dari kampung (mèji) lain
karena sikap dan kelakuan yang tidak kana’ [kanaʔ] 1 n anak kecil 2 a masih kecil
menyenangkan meskipun berwajah cantik dan belum dewasa Kana’ kene’ juwa
atau tampan, tidak dianggap sebagai akabin ghi’ kana’. Anak kecil itu menikah
calon menantu yang diinginkan saat masih kecil.
kalampok [klampɔk] n jambu air na’-kana’ 1 n anak-anak 2 teman-teman
kalaras [klaras] n daun pisang kering (sepergaulan): Na’-kana’ kamma kabbhi?
kalarè [kɘlarɛ] n daun kelapa kering Teman-teman pada ke mana? 3 orang(-
kalè [kalɛ] n kali: Jhâ’ sampè’ tello kalè, orang): Sèngko’ marè èntar dâ’
sabbhâr bâdâ bâtessa. ‘Jangan sampai tiga kennengngan sè èjhânjhiaghi tapè tadâ’
kali, sabar ada batasnya.’ na’-kana’. Saya telah datang ketempat
kalèbun [klɛbun] n pemimpin atau kepala yang dijanjikan tetapi tidak ada orang.
desa di Madura kanca [kañca] n teman
kalènְtèng [klɛnʈɛŋ] n buah ubi rambat akanca vi melakukan pertemanan,
kalèttèk [kalɛtʈɛk] n bunyi keletik berteman
kalodu’ [kalɔduʔ] ngalodu’ v menelan ngancaè v menemani
kalong [kalɔŋ] n kalung sakancaan sepertemanan
akalong v berkalung kanְdhâ [kanɖhǝ] vd berbicara
ngalongè v mengalungi akanְdhâ v berbicara
kaluwang [kɘluwaŋ] n sejenis kelelawar nganְdhâi v memberi tahu
kaluwang terro dhurin ‘kelelawar kandhâng [kandhǝŋ] n kandang
menginginkan durian’ orang yang kandung [kanduŋ] ngandung v hamil
menginginkan sesuatu yang sangat sulit kandungan n kandungan
kaluwar [kɘluwar] v keluar mangandung v menghamili
makaluwar v mengeluarkan kaok [kaɔk] n tiruan bunyi ayam saat
kamar [kamar] n kamar ditangkap
ngamar v masuk rumah sakit dirawat inap akaok v berkeok
kamondurân [kamɔndurǝn] n bunglon kapa [kapa] pa-kapa n pelana
ngamonduraghi vt membunglon; sot-ngosot pa-kapa lajhu ètompa’
menyesuaikan diri ‘mengelus-elus pelana kuda lalu
kampowan [kampɔwan] perapian di luar ditunggangi’ memuji-muji karena
rumah yang terdiri atas sampah kering memiliki maksud tertentu
digunakan untuk menghangatkan hewan kapal [kapal] n kapal
ternak atau hanya mengabukan sampah akapalan vi naik kapal
mara kampowan sekkem ‘seperti api kapor [kapɔr] n kapur
dalam sekam’ menyimpan tenaga/ ngapor n mengapur dinding (rumah).
kekuatan agar bertahan lama por-kapor v melakukan pekerjaan
kampong [kampɔŋ] n kampung pengapuran (rumah).
Bâ’na ngakan kapor, sèngko’ ta’ noro’a akasap v bekerja; mencari penghasilan
bâ’âng ‘Engkau makan kapur, aku tidak kaso [kasɔ] a terburu-buru
akan merasakan getirnya’ sikap tidak kasombhâ [kasɔmbhǝ] n kesumba
mencampuri urusan orang lain; kasombhâ sarè ka adâ’ ‘kesumba seri di
individualis awal’ orang yang bersenang-senang pada
sakapor sèrè, sakacèp pènang, bân waktu muda, sengsara pada waktu tua
sadhembil ghâmbir digunakan sebagai kasta [kasta] 1 v menyesal 2 n sesal
perumpamaan pengantar atau sambutan kata’ [kataʔ] n katak
sekedarnya. kata’ nèddhâ’â kerbhuy/sapè katak
kappra [kappra] a kaprah, lumrah hendak menginjak kerbau/sapi’ keinginan
karaddhu [karaddhu] a laku; disukai yang tidak mungkin berhasil
karaksak [karaksak] n bunyi berisik yang katebbhung [kɘtɘbbhung] n batang/pohon
merupakan tiruan bunyi daun-daun kering pisang
yang terinjak(-injak) atau bunyi benda kaְtèl [kaʈɛl] n usungan jenasah; keranda
jatuh di antara daun-daun pohon katkat [katkat] n cecak terbang
karaksagghâ è diyâ, tabbhugghânna è akantha katkat ngondhu nanggher
dissa ‘suara berisiknya di sini, bunyi ‘seperti cecak terbang menggoyang pohon
jatuhnya di sana’ janji yang disebarkan ke randu alas’
mana-mana, namun kenyataannya tidak kato [katɔ] akato vi memanggil
terpenuhi ngatoaghi v memanggilkan
karè [karɛ] n sisa ngatoe vt memanggil
akarè v bersisa to-katoan v memanggil-manggil
rè-karè n sisa-sisa kato’ [kaʈɔʔ] n celana pendek
karep [karɘp] n keinginan; hasrat akato’(an) v memakai celana pendek
akarep vi berkehendak ngato’è v memakaikan celana pendek
ngareppaghi vt mengharapkan katon [katɔn] v kelihatan
kareppek [kɘrɘppɘk] n piyut atau canggah; ngaton v memperlihatkan diri
anak dari peyo’ kaulâ [kaulǝ] pron(T) saya
karobung [karɔbuŋ] ngarobung vt kèbâ [kɛbǝ] vd bawa
merubung ngèbâ vt membawa Marlèna ngèbâ
karopok [kɘrɔpɔk] n anak dari kareppek; lessong ‘Marlena membawa lesung’
anggas 1kèbân [kɛbǝn] n tempat mandi wanita yang
karkar [kar-kar] v 1 mencakar-cakar tanah baru melahirkan
untuk mendapat makanan (ayam) 2 2kèbân [kɛbǝn] n hewan
membeber rata untuk dijemur/didinginkan kebbi’ [kɘbbiʔ] akebbi’ v menggerakkan dua
(padi/nasi) bibir membuka dan menutup saat
karkaran n tempat mendinginkan nasi berbicara
yang sambil dibolak-balik dikipas kecca’ [kɘccaʔ] a suka memperkatakan
kar-ngarkar colpè’ menunjukkan bahwa keburukan orang lain seolah-olah dirinya
untuk makan harus bekerja tidak memiliki keburukan sama sekali
karsa [karsa] n(T) kehendak kecceng [kɘccɘŋ] a pekat; kental
kasap [kasap] n sumber penghasilan kèco’ [kɛcɔʔ] v curi
co’-ngeco’ v mencuri-curi (waktu, kembu [kǝmbu] n kembu
kesempatan, dsb) kembung [kɘmbuŋ] a kembung
ngèco’ v mencuri makembung v mengguna-gunai se-
ngèco’an a suka mencuri seorang sehingga perutnya membesar dan
kèddhâng [kɛddhǝŋ] n kijang menderita.
kèka [kɛka] n aqiqah; memotong satu kemèrèn [kmɛrɛn] n mata kaki
kambing dengan syarat tertentu untuk kemmè [kɘmmɛ] n kencing
kelahiran anak perempuan dan dua untuk akemmè v buang air kecil; kencing
anak laki-laki sebagai tuntunan dari ngemmèè v mengencingi
Rasulillah Kemmès [kɘmmɛs] n hari kelima dalam
akèka v melakukan aqiqah penanggalan Madura; kamis
kèkèt [kɛkɛt] n gelut kènca [kɛñca] n makanan pelengkap untuk
akèkèt v bergelut makan nasi ketan yang terbuat dari
ngèkèdhi v menggeluti; bergulat dengan parutan kelapa yang dimasak dengan gula
kèkkè’ [kɛkkɛʔ] ngèkkè’ v 1 menggigit 2 (bilâ kènca palotan,) bilâ kanca tarètan
membuka mulut tentang keterlibatan ‘(jika kenca nasi ketan,) jika teman
seseorang saudara’ peribahasa yang berasal dari
kèkkè’an n gigitan: sakèkkè’an ‘satu sejenis pantun yang maksudnya bahwa
gigitan’ kedekatan seorang teman bisa seperti
kè’-kèkkè’an v saling menggigit saudara
kèla [kɛla] akèla v membersihkan dubur kènè’ [kɛnɛʔ] a kecil
atau kubul setelah buang air; istinja’ kennal [kɘnnal] v kenal
kèlan [kɛlan] n jengkal akennalan v berkenalan
ngelane v menjengkali ngennalaghi v mengenalkan
èberri’ sakèlan mènta sadeppa ‘diberi nal-makennal v bersikap atau bertindak
sejengkal minta sedepa’ tidak pernah puas seolah-olah kenal
atau cukup; tamak; loba kenneng [kɘnnɘŋ] n tempat: Pasar
kèlap [kɛlap] n halilintar kennengnga abalanjha. ‘pasar tempat
kellar [kɘllar] v mampu: kellar mellè berbelanja’
‘mampu membeli’ akenneng v ada tempatnya
kembhâng [kɘmbhǝŋ] n bunga kennèng [kɘnnɛŋ] v 1 kena 2 dapat
akembhâng v berbunga ngennèng v 1 mengenai 2 boleh (tidak
bâng-kembângan n bunga-bungaan bahaya)
èberri’ kembhâng mâles cacemmer ‘diberi lo’ ngennèng masa haid yang
kembang membalas air limbah’ ‘susu menyebabkan perempuan tidak boleh
dibalas air tuba’ shalat
nambu’ kalabân kembhâng èbâles acan kennèng talèè cacana ‘dapat diikat
‘melempar dengan bunga dibalas terasi’ ucapannya’ dapat dipercaya
‘susu dibalas air tuba’ kento’ [kɘntɔʔ] n kentut
kembhâr [kɘmbhər] a kembar akento’ v berkentut
akembhârân v berpakaian sama (corak, ngento’è v mengentuti
motif, dan warna) kenynyang [kɘññaŋ] a kenyang
kakenynyangan n kekenyangan mandhi. ‘Keris Mandirada ampuh karena
makenynyang v mengenyangkan empunya mandi sebelum menempa.’
nyangkenynyangan a paling kenyang Kerrès alompa’ pamorra ‘keris melampaui
keppè’ [kɘppɛʔ] ngeppè’ v mengepit pamornya’ orang yang berbicara
1kèra [kɛra] v kira sekehendak hati tanpa memikirkan akibat
ngèra v mengira ucapannya kelak
2kèra [kɛ.ra] adv (biasanya digabung dengan ketְtang [kətʈaŋ] n kera
bentuk penyangkalan ta’) mungkin: ta’ kettang makong n kera putih yang
kèra ‘tak mungkin’ menurut kepercayaan sebagian orang
kerbhuy [kɘrbui] n kerbau Madura merupakan transformasi hantu
kercet [kɘrcɘt] v 1 ciut; mengkerut 2 orang mati setelah empat puluh hari
(keong, siput, kura-kura, dsb.) masuk kettè’ [kɘttɛʔ] n kaki belakang serangga
kedalam tempurung seperti belalang, jangkrik dsb yang
kèrè’ [kɛrɛʔ] rè’-kèrè’ 1 n anak anjing 2 n,a digunakan untuk melompat menendang
anak kecil dsb.
kèrèng [kɛrɛŋ] n keranjang ikan; besek ngettè’ v menendang kebelakang
kerra’ [kərraʔ] v potong (tali, daging, dsb) ketteng [ketteŋ] n putus (jari)
akerra’ v terpotong Tanang ketteng terro asello’a. ‘tangan
ngerra’ v memotong putus pun ingin bercincin’ Peribahasa ini
ra’-kerra’ n ikan laut yang dijual berupa digunakan untuk menyatakan bahwa
potongan-potongan yang sudah siapapun pasti ingin yang terbaik.
dipanggang ketto [kɘttɔ] a keruh
kerrap [kɘrrap] ngerrap v melomba maketto v mengeruhkan; memperkeruh
kecepatan kèya [kɛya] adv juga
kerrabhân n karapan sapi kilo [kilo] n kilo; ukuran berat 1000 gram
kerras [kɘrras] a watak keras, kerras atèna: ekiloaghi v dikilokan; dijual perkilo
keras hatinya. klabu [klabu] a abu-abu
Mon kerras paakerrès. peribahasa yang klèbun [klɛbun] n kepala desa
secara harfiah berarti ‘kalau keras ko’ol [kɔʔɔl] n keong sawah
berkerislah’ yang ditujukan untuk mata ko’ol ‘mata keong’ sebutan untuk
menyatakan bahwa kalau ingin berwibawa orang yang terlalu mudah tertidur
harus mempersenjatai diri dengan laku kobâl [kɔbǝl] n tampar
utama. mara kobâl èkemmèè patè’ ‘seperti
kerrèk [kɘrrɛk] v bunyi jangkrik tampar dikencingi anjing’ selalu
akerrèk v berbunyi jangkrik membantah tidak mau kalah
ngerrèk v 1 kerik; kerok 2 menghaluskan kobâsa [kɔbǝsa] a kuasa; sanggup
dengan mengikis dengan pisau 3 bunyi sa-makobâsa v bersikap, berbicara atau
kerik dari jangkrik bertindak seperti atau seolah-olah
kerrèng [kɘrrɛŋ] a kering berkuasa
kerrès [kɘrrɛs] n keris: Kerrès Mandirada kobher [kɔbhɘr] v sempat atau ada waktu
mandhi polana empona mandi sabellunna kocèng [kɔcɛŋ] n kucing
cèng-kocèngan v kucing-kucingan
kocèng calaka’ kucing garong nga’-anga’ koko hangat-hangat kuku
du’-nondu’ kocèng ‘tunduk-tunduk koko [kɔkɔ] a kukuh; teguh; kuat
kucing’ sikap diam yang mengandung makoko v menguatkan; mengukuhkan
maksud dan niat tidak baik kokos [kɔkɔs] n asap
kocèng along-kalong tasbhi ‘kucing akokos/ngokos v berasap
berkalung tasbih’ terlihat alim atau suci di kolè’ [kɔlɛʔ] n kulit
luar, tetapi penuh kemaksiatan di akolè’ v berkulit
dalamnya le’-kole’ n kulit melulu
kocèng kala ka tèkos ‘kucing kalah ngolè’è v 1 memberi kulit 2 (rumah)
dengan tikus’ ungkapan untuk yang kuat memberi lapisan dinding dengan adonan
kalah dengan yang lemah mortar, campuran semen, kapur, tanah,
kocek [kɔcɘk] ngocek v mengulek (bumbu dan air
dsb) Man-èman kolè’na ghedְdhâng ‘Sayang-
cek-kocek n ulekan sayang kulit pisang.’ Terlalu hemat
du’-nondu’ cek-kocek ‘tunduk-tunduk sehingga menjadi kikir
ulekan’ orang yang bersikap diam dan kolek [kɔlɘk] n kolak
tidak banyak bertingkah tetapi dapat akolek v memasak atau membuat kolak
melakukan sesuatu yang mengejutkan dem-ngeddem kolek ‘pekat seperti kuah
kocèng [kɔcɛŋ] n kucing kolak’ orang yang kelihatan diam dan
cèng-kocèngan v kucing-kucingan n ku- kelihatan tidak banyak berbuat tiba-tiba
cing mainan mendapat hasil yang sangat besar
Mara kocèng èkalèburi na’-kana’ ‘seperti komèrè [kɔmɛrɛ] n kemiri
kucing disenangi anak-anak’ disenangi komkom [kɔmkɔm] v rendam
tapi tidak dijaga kebutuhannya ngomkom v merendam
Mara kocèng èkaèn-maènan na’-kana’ komkoman n air rendaman bunga
‘seperti kucing dimain-mainkan anak kompoy [kɔmpɔi] n cucu
kecil’ disenangi tapi tidak dijaga konci [kɔñci] n kunci
kebutuhannya ngonci v mengunci
kodhi’ [kɔdhiʔ] n sejenis calo’/cakkong konco’ [kɔñcɔʔ] n ujung
ma’ kodhi’ tataèn kolan rarèngkan ‘kok akonco’ v berujung (tumpul, tajam, dsb.)
parang berkarat banyak tingkah’ ngonco’ v mencapai ujung
meremehkan orang yang banyak tingkah ta’ ètemmo konco’ bhungkana ‘tidak
sebagai orang yang tidak mempunyai ketemu ujung pangkalnya’ pembicaraan
kepandaian tidak teratur dan kemana-mana
kodung [kɔduŋ] 1 n kerudung 2 n tudung konèng [kɔnɛŋ] a kuning
adung-kodung v melakukan sesuatu konèng konyè’ jingga
dengan berpakaian kerudung nèng-konèngnga mondhu maskèa konèng
akodung 1 v berkerudung 2 v bertudung ta’ karaddhu ‘kuning-kuning buah mundu,
ngodungè v menutupi dengan tudung; sekalipun kuning tidak laku’
menudungi kong-rokong v sejenis serangga kecil yang
kojhu’ [kɔjhuʔ] n burung kutilang terbang berkelompok pada sore hari
koko [kɔ`kɔ] n kuku menjelang maghrib
konְtol [kɔnʈɔl] n testis, buah dzakar akorong v bersangkar
konyè’ [kɔñɛʔ] n kunyit koros [kɔrɔs] a kurus
mara konyè’ bân kapor ‘seperti kunyit dan makoros v menguruskan
kapur’ jodoh yang langgeng ngorosaghi v menyebabkan kurus
kopa’ [kɔpaʔ] n tepuk tangan ros-koros a kurus-kurus
akopa’ v bertepuk tangan ros-korossa ghâjhâ ‘kurusnya gajah’
akopa’ ta’ nombhuk ‘bertepuk tidak orang yang memiliki keagungan akan
menyumbang’ menyumbang saran tetapi tetap dihormati meskipun jatuh melarat
tidak disertai tanggung jawab dukungan korsè [kɔrsɛ] n kursi
yang nyata kotak [kɔtak] akotak v berkotek (ayam)
kopèng [kɔpɛŋ] n telinga akotak ta’ atellor ‘berkotek tidak bertelur’
ngopèng v mencuri-curi dengar banyak bicara tetapi tidak menghasilkan
ta’ èkopèng v tidak didengar; diacuhkan apa-apa
kopi [kɔpi] n kopi kotang [kɔtaŋ] n pakaian dalam perempuan
akopi v (biasa) minum kopi sebagai penutup payudara; kutang.
kora [kɔra] v membersihkan alat dapur akotang vi memakai kutang
terutama alat makan setelah dipakai akotangan vi memakai kutang
akora/ra-kora v membersihkan alat dapur koto’ [kɔtɔʔ] ngoto’è v membisiki
terutama alat makan setelah dipakai to’-koto’ v berbisik(-bisik)
korang [kɔraŋ] a kurang kottong [kɔttɔŋ] n putus karena dipotong
akorang v berkurang kuwa [kuwa] n kuah
ngorangè v mengurangi kuwa’ [kuwaʔ] n asap
korong [kɔrɔŋ] n kurungan; sangkar

L
la [la] adv sudah: bentuk pendek dari ella laep cacana ‘paceklik ucapannya’ tidak
la’as [laʔas] n bulir-bulir padi yang sudah banyak bicara
lepas dari tangkainya dan belum digiling; lajângan [lajǝŋan] n layang-layang
gabah; antah alajângan v bermain layang-layang
labân [labǝn] v lawan laju [laju] a butut (karena lama disimpan
alabân v melawan atau dipakai)
labu [labu] n labu lakar [lakar] adv memang: Mon lakar abâ’na
labu [labu] v jatuh dhikdhâjâ, jârèya seppur soro kasabbhu’.
malabu v menjatuhkan ‘Kalau dia memang hebat, itu kereta api
ladְdhing [ladɖhiŋ] n pisau suruh jadikan ikat pinggang.’
laèn [laɛn] a lain; beda lakè [lakɛ] n suami
alaèn vi berpisah alakè n 1 melakukan pernikahan dengan
èn-laènan a berbeda satu sama lain seorang lelaki; menikah (sitti alakèya
laènan a berbeda mènggu sè bhâkal dâteng) 2 memiliki
malaèn vt memisahkan suami; bersuami (Satiya sitti la alakè)
laèp [laɛp] n paceklik Sekarang Siti sudah bersuami.
kè-lakèan berganti-ganti suami karena langngè’ jhâu bi’ somor ‘langit jauh dari
sering kawin cerai. sumur’ sesuatu yang tidak mungkin
malakèè v menikahkan anak/saudara lanjhâng [lañjhəŋ] a panjang
perempuan dengan seorang lelaki: Mat malanjhâng v memperpanjang
Norsam malakèè Nurhayati bulân Rasol. jhâng-lanjhâng a panjang-panjang
Mat Norsam menikahkan Nurhayati bulan lanjhâng colo’ ‘panjang mulut’ orang yang
Rabiul Akhir. suka mengadu domba dengan
alake matong ‘bersuami patungan’ menyampaikan gunjingan seseorang
perempuan yang menikah dengan laki-laki kepada orang yang dipergunjingkan
yang beristri lanjhâng mara landaur ‘panjang seperti
lakè’ [lakɛʔ] n laki-laki Landaur’ sangat tinggi
lako [lakɔ] n kerja Jhang-lanjhangnga are, jhang-
alako vi bekerja lanjhangnga bulan, po’-capo’ nemmo
ngalakonè vt mengerjakan moso ‘bersama jalannya hari dan jalannya
kalakoan n pekerjaan bulan, akhir-akhinya akan ketemu
akon-lakon vi (sedang) mengerjakan musuhnya’ pembalasan terhadap
sesuatu (biasanya hajatan) ketidakadilan pasti datang suatu saat,
lambhâ’ [lambhǝʔ] a pemurah; dermawan cepat atau lambat
lamès [lamɛs] a suka meminta lao’ [laɔʔ] n selatan
lampa [lampa] n jalan, cara, tuntunan hidup ngalao’ agak ke selatan
ngalampaaghi v menjalani hidup o’-lao’ yang paling selatan
berdasarkan ajaran tertentu lapar [lapar] v lapar
lampat [lampat] n bekas kalaparan n kelaparan
alampat vi berbekas laris [larɪs] a laris
landaur [landaur] a sangat tinggi berasal lè’èr [lɛʔɛr] n leher
dari Lamdaur seorang raja Sri Lanka yang lebbâs [lɘbbǝs] a terlalu lembek karena
sangat tinggi. telalu masak (pada buah)
Landaur mara Bâlândhâ sangat tinggi lebbhu [lɘbbhu] n masuk
lanְdhu [lanɖhu] a tumbuh subur (tanaman) alebbhu vi masuk
landu’ [landuʔ] n cangkul malebbhu vt memasukkan
alandu’ v mencangkul lebbhur [lɘbbhur] lebur
du-landu’ân v melakukan pekerjaan lebbi [lɘbbi] a lebih
menggunakan cangkul alebbii v melebihi
langghâr [laŋghǝr] n langgar ngalebbii v memberi lebih
langka [laŋka] a bersikap, berbicara, atau lèbur [lɛbur] v menyenangkan; meng-
bertindak tidak sesuai dengan tata gembirakan
kesopanan terhadap orang yang lebih tua ngalèburè v menyenangi
langka’ [laŋkaʔ] n periuk lèbur mata ‘senang di mata’
langka’ anyar polo’ anyar ‘periuk baru menyenangkan atau senang saat melihat –
tutupnya baru’ perumpamaan untuk karena penampilan luar – tetapi saat
pengantin baru dicoba tidak suka
langngè’ [laŋŋɛʔ] n langit
lècang [lɛcaŋ] n getah yang sangat lengket, lèncak rajâ, bhârumana rajâ ‘ambin besar
misalnya getah nangka kolongnya besar’ besar pendapatan, besar
lecca’ [lɘccaʔ] alecca’ v meremas-remas pengeluaran
untuk mencampur lèngka [lɛŋka] alengka v melangkahi,
leccèng [lɘccɛŋ] aleccèng v berlari melewati, menyeberangi: alèngka tasè’
meloncat-loncat karena terkejut, takut, ‘menyeberangi laut’
atau jijik ngalèngkaè v melangkahi
lècèk [lɛcɛk] a tidak jujur; bohong; khianat lenglang [leŋlaŋ] v (mata) juling
leddhu’ [lɘddhuʔ] ledak lènglèng [lɛŋlɛŋ] alènglèng v berputar
aleddhu’ vi meledak ngalènglèngè v memutari; mengelilingi
legghâ [lɘgghǝ] a lega lengngen [lɘŋŋɘn] n lengan
lèkè [lɛkɛ] n selokan alengngen v berlengan: alengngen pandâ’
lèkè ta’ nampèk ka bâ’â ‘selokan tidak ‘(baju) berlengan pendek’
dapat menolak banjir’ seorang anak lèntè [lɛntɛ] n lidi
remaja tidak dapat menolak perjodohan leppet [lɘppɘt] n lepat
yang diatur orang tuanya lèsan [lɛsan] n(T) mulut
lèkko [lɘkkɔ] a keruh alèsan v bermulut
malèkko vt mengeruhkan alèsan ghulâ abugghik mèmbhâ ‘bermulut
lèma’ [lɛmaʔ] num lima gula, berpunggung mimba’ bermanis-
lembâr [lɘmbǝr] n lembar manis saat berhadapan, tenyata terlihat
alembârân num berlembar-lembar keburukannya di belakang
lembhâjung [lɘmbhǝjuŋ] n tunas/daun muda lèseng [lɛsɘŋ] n jelaga
kacang panjang yang biasa dijadikan sayur lesso [lɘssɔ] a lelah; capai; penat
lembu’ [lɘmbuʔ] a lunak lessong [lɘssɔŋ] n lesung
lembu’ bun-embunnanna ‘lunak ubun- akanta lessong burto’ ‘seperti lesung
ubunnya’ orang yang terlihat tenang saat bolong’ harta yang cepat habis karena
disindir, dikata-katai, atau diganggu, pemborosan
tetapi sebenarnya sangat marah lo’ [lɔʔ] adv(MB) tidak
lemma’ [lɘmmaʔ] a enak; lezat lobâng [lɔbəŋ] n lubang
lemmes [lɘmmɘs] a lemas alobang v berlubang
malemmes v melemaskan alobângè v melubangi
mes-malemmes v bersikap atau bertindak lobâng landâ’ liang lahat
seolah-olah lemas locèr [lɔcɛr] a loncer
lempo [lɘmpɔ] a gemuk loghâbâ [lɔghǝbǝ] a, v (ber)besar hati
lempoan a lebih gemuk lojung [lɔjuŋ] n kayu pohon aren dan pohon
malempo v menggemukkan: malempo kelapa
abâ’ ‘menggemukkan badan sendiri’ lombhung [lɔmbhuŋ] n lumbung
po-lempo a gemuk-gemuk mara lombhung katoro’ ‘seperti lumbung
po-lempoan a paling gemuk bocor’ lekas habis karena pemborosan
lèncak [lɛñcak] n balai-balai; tempat tidur (harta, dsb)
lompa’ [lɔmpaʔ] v terpa
alompa’ v menerpa
lon-alon [lɔn.a.lɔn] n alun-alun lorong [lɔrɔŋ] n jalan yang tinggi kedua
lonca’ [lɔñcaʔ] alonca’ v melompat sisinya
ca’-lonca’an v berlompat-lompatan lotèng [lɔtɛŋ] n (rumah) tingkat: roma
lopot [lɔpɔt] v 1 luput; tidak kena loteng ‘rumah tingkat’
lora [lɔra] n 1 tuan; orang terhormat/ lotto’ [lɔtʈɔʔ] a busuk (daun, buah. dsb)
berpangkat 2 panggilan pada santri 3 luwang [luwaŋ] v sudah (bekas) pernah
panggilan untuk anak kiyai dipakai, dimakan, dinikmati dsb.
lorèk [lɔrɛk] a loreng wang-luwangè abbhâ ‘buang-buang
lorghâ [lɔrghǝ] a longgar; mendingan (batuk) nafas’ nasihat yang percuma karena tidak
malorghâ v melonggarkan (ikatan, dsb.) digubris

M
ma’ [maʔ] kok tadâ’ macan ngakan budu’na ‘tidak ada
ma’lum [maʔlʊm] v maklum macan memakan anaknya’ tidak ada orang
ma’mom [maʔmɔm] n makmum tua yang tidak sayang pada anaknya
ama’mom vi bermakmum maddhu [maddhu] n madu
ma’na [maʔna] n makna maghi’ [maghiʔ] n biji buah asam
ama’na vi 1 memaknai 2 memiliki makna Mahrib [mahrɪb] n maghrib
ma’siyat [maʔsiyat] n maksiyat makam [makam] n makam; kuburan
ama’siyat vi bermaksiyat amakamaghi vt memakamkan;
maaf [maaf] n maaf menguburkan
macan [macan] n macan; harimau pamakaman n 1 pekuburan 2 penguburan
can-macanan n peran macan dalam tradisi makhlok [mah.lɔk] n makhluk
seni pertunjukan Madura yang diperankan makro [makrɔ] a makruh
oleh seorang laki-laki bertopeng macan maksod [maksɔd] n maksud
macan kala ka embi’ ‘macan kalah dengan malaèkat [malaɛkat] n malaikat
kambing’ diungkapkan bila yang kuat malang [malaŋ] a melintang
kalah dengan yang lemah malar moghâ [malar mɔghǝ] semoga Malar
macan ngèkkè’ bunto’na ‘macan moghâ ana’ bhâdhân kaulâ sè kaduâ
menggigit ekornya (sendiri)’ orang tua kèngèngah jhuְdhu salamet molaè
yang mencelakakan anaknya sendiri dhunnya kantos akhèrèpon. ‘Semoga
macan ngerrep kokona ‘macan kedua anak saya tersebut menemui jodoh
menyembunyikan kukunya’ orang yang yang selamat mulai dunia sampai akhirat.’
lebih banyak diam, tetapi pada saat yang malatè [malatɛ] n melati
tepat dapat bertindak cepat dan jitu malekko’ [mɘlɘkkɔʔ] v tidur dengan
negghu’ bunto’na macan ‘memegang ekor melingkarkan tubuh Malekko’ mara
harimau’ melakukan sesuatu yang tangghiling. ‘Tidur melingkar seperti
mengundang bahaya atau celaka trenggiling.’
malèng [malɛŋ] n maling
malèng ngako cèְtak ‘maling mengakui mano’ [manɔʔ] n burung
kepala’ menyatakan kehadiran untuk saor mano’ sahut-menyahut sehingga
mengakui kesalahan gaduh
malo [malɔ] a amat sangat malu manossa [ma.nɔs.sa] n manusia
(menyangkut martaat, harga diri, dan maot [maɔt] n maut; kematian
kehormatan) mara [mara] p seperti
manara [mɘnara] n menara mardâ [mardǝ] n bara api
mandhâr-mandhâr [mandhǝr] semoga; marè [marɛ] adv sudah
sinonim: mogha-mogha mamarè v menyelesaikan
mandhi [mandhi] a 1 (senjata) bertuah, 2 ren-maren n makanan pencuci mulut sin.
(nasihat) sia-sia; tidak mempan tambhâ amès
mandi [mandi] v mandi marghâ [marghǝ] n sebab
mandii v memandikan amarghâ vi bersebab: Amarghâ asa-pèsa,
Mandilahir [man.di.la.hɛr] n bulan keenam robâ messom ta’ kabâbâ ‘karena terpisah,
penanggalan Madura yang merupakan wajah muram tak kuasa menanggung
pengganti penyebutan bulan hijriyah beban’
Jumadil Akhir. marhum [marhʊm] n orang yang telah
Mandimawwâl [man.di.maw.wǝl] n bulan meninggal dunia
kelima dalam penanggalan Madura yang martabhât [martabhǝt] 1n martabat 2 p
merupakan pengganti penyebutan bulan seperti
hijriyah Jumadil Awal. Mas [mas] n gelar dari Belanda untuk
manè’ [manɛʔ] n manik-manik pejabat yang tidak berasal dari keturunan
manès [manɛs] a manis ningrat
mamanès v memaniskan Mas tuwan panggilan (penghormatan)
nès-mamanès v bersikap, atau bertingkah untuk laki-laki yang telah menunaikan
seolah-olah manis ibadah haji
mangkara’ [mɘŋkaraʔ] ara’-mengkara’ v masèghit [mɘsɛghit] n masjid
berbicara tidak mau kalah dengan nada mashur [mashʊr] a mashur; terkenal
meninggi, membentak, dan menyentak masjid [masjid] n masjid
seperti orang marah maskè [mas.kɛ] p meski, meskipun
mangkèn [maŋkɛn] adv 1 sekarang: Baja mata [mata] n 1 mata 2 batu cincin matana
mangken dung-odung are ‘saat sekarang sello’ batu cincin
matahari ditutup awan’ 2 nanti Mangken amata v bermata 2 berbatu (zamrud,
dhimen jha’ ru-kabhuru. ‘nanti dulu intan, kecubung, dsb.)
jangan terburu-buru ta-mataan v memaki dengan kata mata.
manjheng [mañ.jhɘŋ] v berdiri ètèmbhâng potè mata, angoan apotèa
mamanjheng v memberdirikan tolang perib secara harfiah berarti
pamanjengga cara berdirinya ‘daripada putih mata lebih baik berputih
manjhilân [mañjhilǝn] n biji buah nangka tulang’ yang dimaksudkan untuk
manjhing [mañjhiŋ] v tiba waktunya menyatakan bahwa dari pada merasa malu
(biasanya untuk shalat) lebih baik mati
mannè [mannɛ] n air mani; sperma
mella’ matana gerrâng sebuah ironi yang mara mènnya’ bân aèng ‘seperti minyak
ditujukan kepada seseorang yang tak dan air’ tidak pernah menyatu; tidak
melihat dan mempertimbangkan pernah akur
lingkungan sekitar yang sebenarnya mèra [mɛ.ra] a merah
sangat jelas sehingga melangkahi mamèra v memerahkan
kepentingan orang lain dan menyebabkan mèrè [mɛrɛ] n kemiri
perselisihan merrak [mɘrrak] n burung merak
ngangghuy mata buta, kopèng tèngel, mèskèn [mɛskɛn] n orang miskin; a miskin
colo’ buwi ‘memakai mata but, telinga tuli, messin [mɘssɪn] n mesin
mulut bisu’ tidak suka mencampuri urusan amessin v bekerja menggunakan mesin:
orang lain amessin padi merontokkan padi dengan
norotè mata kasta, norotè atè matè mesin perontok padi
‘mengikuti mata menyesal, mengikuti kata messom [mɘssɔm] a (wajah) muram
hati mati’ mencita-citakan yang terlalu mo’mèn [mɔʔmɛn] n orang yang beriman
muluk-muluk dan berpikiran yang bukan- kepada Allah
bukan menyebabkan penyesalan dan modhin [mɔdhin] n petugas KUA yang
celaka bertugas menikahkan sebagai penghulu
matè [matɛ] v mati moghâ-moghâ [mɔghǝ] semoga Mogha
matèè v mematikan dhaddhi sampornana. ‘semoga menjadi
mawar [mawar] n mawar kesempurnaan’
mayyit [mayyit] n mayat; jasad orang mati mohal [mɔhal] a tidak masuk akal
Mè’rad [mɛʔrad] n Mikraj Moharram [mɔharram] n bulan Muharram
mella’ [mɘllaʔ] vi terbuka mata mohrèm [mɔhrɛm] n anggota keluarga dan
la’-mella’ 1 adv dalam keadaan sadar, kerabat yang menurut agama Islam tidak
melihat, atau tahu 2 acara malam sebelum boleh dinikahi; muhrim
pesta pernikahan yang dihadiri oleh sanak mokenna [mɔkɘnna] n mukenna
saudara dan tetangga untuk mola [mɔla] mulai
mempersiapkan acara dan beramah tamah amolaè v memulai
mellak [mɘllak] a rakus molana adv mulanya
mellèng [mɘllɛŋ] a nakal molè [mɔlɛ] v pulang
mèlmèl [mɛlmɛl] amèlmèl v mengulang- mamolè v memulangkan
ulang perkataan dengan cerewet dan molèan n 1 hewan yang selalu pulang ke
suara monoton rumah 2 (santri) pulang ke rumah saat
mèlo [mɛlɔ] vi kebagian liburan
mèmbhâ [mɛmbhǝ] n sejenis pohon yang pamolèan n tempat untuk pulang
daunnya sangat pahit, biasanya digunakan Molod [mɔ.lɔd] n bentuk ini berasal dari
sebagai jamu; mimba Maulid, yaitu Maulid Nabi, yang
mennem [mɘnnɘm] num enam merupakan pengganti Rabiul Awal dalam
mènynya’ [mɛññaʔ] n minyak penanggalan Madura biasanya
amènynya’ v berminyak dimeriahkan dengan selamatan
mènynya’ gas minyak tanah memperingati kelahiran nabi Muhammad
menynya’ lettèk minyak goreng Saw.
Molodhan n ritual peringatan maulid Nabi ‘Pak Samad datang bersama dengan
Muhammad Saw. istrinya.’
Molos [mɔlɔs] a polos; satu warna: celleng amoso v 1 (bi’) bertanding melawan:
molos ‘hitam polos’ Dâlem lomba ghellâ’ SDN Langkap 5
monafèk [mɔnafɛk] a munafik amoso SDN Langkap 3. ‘Dalam lomba tadi
monajât [mɔnajǝt] n permohonan kepada SDN Langkap 5 bertanding melawan SDN
Tuhan dalam ibadah; munajat Langkap 3.’
monְdhu n mundu
[mɔn.ɖhu] amosoan v (saling) bermusuhan: Sebâb
monteng [mɔntɘŋ] n tulang ekor sittong dhisa torè jhâ’ amosoan. ‘Karena
monyè [mɔñɛ] n bunyi satu desa mari jangan bermusuhan.’
amonyè vi berbunyi mostajhâb [mɔstajhǝb] a dikabulkan Tuhan;
mamonyè vi membunyikan mustajab
nyè-monyèan n bunyi bunyian moְtak [mɔʈak] n monyet
mopakat [mɔpakat] a mufakat motèk [mɔtɛk] a pelit
morèd [mɔrɛd] n murid mugut [mʊgʊt] n hantu orang yang sudah
mortad [mɔrtad] n orang yang keluar dari meninggal dengan wajah asli orang yang
agama Islam; murtad meninggal tersebut
mosafèr [mɔsafɛr] n musafir muslim [mʊslɪm] n orang Islam
mosakkat [mɔsakkat] a yang menyulitkan muslimat [muslimat] n orang Islam
mosèbâ [mɔsɛbǝ] n musibah perempuan
moseng [mɔsɘŋ] n musang muslimin [muslimin] n kaum muslim
moso [mɔsɔ] 1 n musuh 2 p bersama
dengan Pak Samad dâteng moso binèna.

N
Na’ [naʔ] n bentuk singkat dari ana’ yang anakso v menuruti nafsu amarah
digunakan dalam panggilan nakto [naktɔ] n titik
na’-enna’an [naʔɘnnaʔan] n boneka anakto v bertitik
akanְta na’-enna’an kaju ‘seperti boneka anaktoè v memberi titik
kayu’ ditujukan untuk orang yang tindak nangèng [naŋɛŋ] p namun; tetapi; akan
tanduknya dalam bergaul terkesan kaku tetapi
dan kasar nanggher [naŋghɘr] n pohon randu alas
nabbhi [nabbhi] n nabi nangka [naŋka] n nangka
anabbhi v bernabi; memiliki nabi naong [naɔŋ] a teduh
naghârâ [nɘghǝrǝ] n negara anaong v berteduh
anaghârâ v bernegara manaong v membawa ke tempat teduh
naghârâ ngèbâ tata, dhisa ngèbâ cara ong-naongan n tempat berteduh (dari
‘negara membawa tata, desa membawa panas, hujan, dsb.)
cara’ setiap daerah memiliki adat dan nasè’ [nasɛʔ] n nasi
kebiasaan sendiri-sendiri nasè’ kembhâng nyamplong ‘nasi bunga
nakso [naksɔ] n nafsu amarah nyamplung’ nasi putih campur jagung
nasè’ satangonan èlettè’è palotan ètem nyabâ [ñabǝ] n 1 nyawa 2 nafas
sabutèr ‘nasi seperiuk kecipratan sebutir anyabâ v 1 bernyawa 2 bernafas
ketan hitam’ sumber kejahatan yang kecil nyalèndhâ [ñalɛndhǝ] v bersikap, berpikiran,
dapat merusak tatanan suatu lingkungan dan atau berbeda dari orang kebanyakan
yang besar nyaman [nyaman] a enak; nyaman; sedap
nembhârâ’ [nɘmbhǝrǝʔ] n musim hujan manyaman v membuat enak
nèmor [nɛmɔr] n musim kemarau kanyamanan n keenakan
nèmor kara kemarau berkepanjangan nyaman bâdâ neng orèng ‘enak ada di
nèyat [nèyat] n niat orang lain’ perasaan tidak puas dengan
anèyat v berniat yang diperoleh diri sendiri menciptakan
ngara [ŋara] mungkin perasaan bahwa orang lain kelihatan lebih
ngodâ [ŋɔdǝ] a muda beruntung
dâ-mangodâ v bersikap seolah-olah nyanglè [ñaŋlɛ] n semacam akronim yang
masih muda bentuk panjangnya mon la kenynyang pas
niyat [niyat] n niat molè ‘kalau sudah kenyang lalu pulang’
aniyat v berniat tamu yang pulang setelah diberi makan
nya’nya’ [ñaʔñaʔ] anya’nya’ v membantah seolah-olah kepulangannya hanya me-
dengan mengulang-ulang perkataan nunggu suguhan dahulu
orang yang dibantah nyèllam [ñɛllam] vi masuk Islam (untuk
nya’nyang [ñaʔñaŋ] anya’nyang v muallaf)
membantah dengan mengulang-ulang nyèlo [ñɛlɔ] v linu; ngilu
perkataan orang yang dibantah nyo’nyo’ [ñɔʔñɔʔ] v linu; ngilu

O
obân [ɔbǝn] n uban ca’-oca’an n semua bentuk peribahasa
aobân v beruban Madura.
obâng [ɔbǝŋ] n(T) uang ocol [ɔcɔl] v melepas agar bisa terbang
ngobângè v membeli ngocol vt melepas agar bisa terbang
obbhâr [ɔbbhǝr] ngobbhâr vt membakar odâng [ɔdǝŋ] n udang
aobbhâr vi terbakar: aobbhâr konco’eng ghâ-raghâ odâng ‘seperti meraba-raba
‘terbakar ujungnya’ udang’ mencoba dan menjajaki
bhâr-obbhâr v membakar-bakar (sampah kabbhina odâng asongodhân ‘semua
dsb) udang berkumis’ meremehkan yang
obi [ɔbi] n ubi rambat maksudnya menyatakan bahwa tanpa
neng-ennengnga obi aèssè ‘diamnya ubi dijelaskan pun semua orang tahu
berisi’ diam yang bermanfaat begitulah sebenarnya; kalau cuma begitu
obu’ [ɔbuʔ] n rambut semua orang juga tahu
aobu’ v berambut odi’ [ɔdiʔ] v hidup
oca’ [ɔcaʔ] n ucap, perkataan maodi’ v menghidupkan
ngoca’ v mengatakan ngodii v menghidupkan
ojhân [ɔjhǝn] n hujan
aojhân v berhujan-hujan ompang [ɔmpaŋ] ngompang v membayar
kaojhânan v terkena hujan bhubuwan (abhubu) melebihi jumlah yang
ngojhânnaghi v menghujankan; diterima
membiarkan terkena hujan ondhu [ɔndhu] v menggoyang batang atau
ojhan tanges v ‘hujan tangis’ kemalangan cabang pohon untuk menjatuhkan
yang menimpa banyak orang sekali gus buahnya
mara ojhân dherres ‘seperti hujan deras’ ngondhu v menggoyang pohon untuk
suara (gaduh) orang banyak menjatuhkan buahnya
ngojhânnaghi bujâna dhibi’ ondhur [ɔndhur] v pergi
‘menghujankan garam sendiri’ orang yang ondhur sa’ang dâteng cabbhi ‘pergi
membual untuk menunjukkan kebaikan merica datang cabai’ bawahan yang
budi pekerti sendiri ditinggalkan pemimpin yang keras untuk
ola’ [ɔlaʔ] n ulat kemudian diganti pemimpin yang lebih
mara ola’ samennèt ‘seperti ulat bulu’ keras lagi
lekas marah onga’ [ɔŋaʔ] aonga’ v mendongak
olar [ɔlar] n ular ongghâ [ɔŋghǝ] vi 1 naik 2 naik kelas lo’
lar-olaran n ular-ularan ongghâ ‘tidak naik kelas’ 3 berangkat
olar ngèntarè kol-tokol ‘ular mendatangi bekerja ke Jawa: Ongghâa bila? ‘Kapan
pemukul’ melakukan sesuatu yang mau berangkat?’
membahayakan diri sendiri ngongghâi v mendatangi orang yang
olar ngontal bunto’na ‘ular menelan berperkara atau musuh untuk meminta
ekornya sendiri’ orang tua yang keadilan dengan menuntut (permintaan
mencelakakan anaknya sendiri maaf, ganti rugi dsb.), membalas, atau
oleng [ɔlɘŋ] olengngan/leng-oleng n kain menyelesaikan dengan kekerasan (carok,
panjang yang digunakan sebagai ganjalan dsb)
saat membawa sesuatu di kepala dengan onjhur [ɔñjhur] n bagian bawah (kaki) saat
cara dilingkarkan sehingga melingkar dan orang terbujur
berbentuk pipih ngonjhur v duduk atau tidur dengan kaki
ollè [ɔllɛ] v menerima; memperoleh; dapat lurus; membujur
ollè ngemmèn èemmèn polè ‘dapat dari ongkabhan [ɔŋkabhǝn] n susunan ungkapan
memimta, diminta’ pernyataan yang yang arti unsur-unsurnya tidak jelas
menunjukkan orang serakah yang suka terkait pada yang dimaksudkan, misalnya
meminta sa kaddhu’ ra’ra’ ‘banyak sekali’, nga’-
olo [ɔlɔ] n 1 bagian atas tubuh (kepala) saat enga’ dhaba’ ‘lupa-lupa ingat’, dsb.
berbaring 2 hulu ontal [ɔntal] ngontalagi v melempar dengan
oman [ɔman] ngoman v membujuk dilambungkan
ombâ’ [ɔmbǝʔ] n ombak ngontal v minum (obat); menelan tanpa
ombhut [ɔmbhut] n semak belukar mengunyah
omor [ɔmɔr] n umur; usia orem [ɔrɘm] a suram
saomorra adv sepanjang hayat orèng [ɔrɛŋ] n orang
ngorèngè v menemui tamu dalam acara
hajatan
rèng-orèngan n 1 orang-orangan sawah 2 saudara menjadi orang’ yang
mainan atau boneka berbentuk manusia menunjukkan tidak begitu berartinya
orèng dhumè’ orang atau kelompok orang hubungan darah
yang berada pada stratifikasi terendah orèng jhujhur matè ngonjhur ‘orang jujur
terdiriatas petani kecil, nelayan dan yang mati membujur’ orang jujur hidupnya
sejenis tenang dan bahagia sehingga meninggal
orèng kong-rokong orang gembel dengan damai
orèng sarèyal pa’polo ‘orang se-Real Orèng madhurâ ta’ tako’ matè, tapè tako’
empat puluh’ rakyat jelata yang diberi kalaparan ‘orang Madura tidak takut mati,
nama dengan jumlah kewajibannya orang madura takut kelaparan’ ungkapan
membayar pajak dalam setahun yang menunjukkan perjuangan orang
mara oreng akento’ perib ‘seperti orang Madura dalam bertahan hidup.
kentut’ orang yang hanya menuruti orèng ngakan ghi’ bâdâ butèrra ‘orang
kehendak hatinya tanpa memikirkan orang makan masih menyisakan butir nasinya’
lain atau keadaan sekitarnya kesalahan atau kekurangan adalah sifat
mara orèng nabbhu canang perib ‘seperti yang manusiawi
orang menabuh canang’ orang yang selalu osong [ɔsɔŋ] ngosong vt mengusung
memuji-muji dirinya sendiri song-osong n usungan jenasah, keranda
Mara orèng nabbhu egghung perib otang [ɔtaŋ] n utang
‘Seperti orang menabuh gong.’ Orang aotang vi berutang
yang jika baik pekerjaannya tidak dipuji maotang vi mengutangkan; membolehkan
karena memang sudah tugasnya, tetapi pembelian dengan cara utang
kalau salah dimarahi. ngotangè vi memberi utang
Mara orèng ngakan rojhâk cengkèr perib parotangan n hal-hal yang berhubungan
‘seperti orang makan rujak cengkir kelapa’ dengan utang biasanya berupa jasa atau
perkataan yang manis tetapi menyakitkan utang budi otang dârâ ‘hutang darah’
kerena mengandung sindiran hutang nyawa yang harus dibayar dengan
martabhat orèng èlanyo’ bâ’â perib nyawa
‘seperti orang terhanyut banjir’ digunakan oto’ [ɔtɔʔ] n kacang panjang
untuk mengumpamakan hakikat manusia ghilir oto’ sistem giliran yang tertib
dalam hidup pasti memikirkan berdasarkan urutan (dari atas ke bawah,
kepentingan diri sendiri sebelum dari depan ke belakang, dsb)
memikirkan kepentingan orang lain owan [ɔwan] ngowan v menggembala
orèng dhâddhi tarètan, tarètan dhâddhi
orèng perib ‘orang menjadi saudara,

P
pa’a’ [paʔaʔ] n pahat pa’a’ mènta ètokol/pa’a’ nyandar ka tokol
ma’a’ v memahat ‘pahat minta dipalu/pahat menyandar ke
palu’ orang yang betanggung jawab
terhadap perbuatan salahnya, misalnya majungè vt memayungi
orang yang menang dalam carok paka’ [pakaʔ] a sepat/sepet
menyerahkan diri dengan suka rela pakan [pakan] n pakan
kepada pihak yang berwajib makanè v memberi pakan
pa’po’ [paʔpoʔ] n tidak untung tidak rugi pakèbu [pakɛbu] a rasa dan sikap yang sulit
pacca’ [paccaʔ] n bakiak dan membingungkan sehingga tidak thu
apacca’an v memakai bakiak apa yang harus dikerjakan karena merasa
pacol [pacol] n cangkul kecil untuk serba salah berhadapan dengan orang
menyiangi tanaman yang memiliki kelebihan
padd̩hâ [padɖhǝ] a setara; sebanding pako [pakɔ] n paku
padi [padi] n padi mako v memaku
paè’ [paɛʔ] a pahit mara pako ngennèng ka kaju ‘seperti paku
paghâr [paghər] n pagar kena ke kayu’ orang yang teguh pada
apaghâr vi 1 memiliki pagar; berpagar 2 pendirian
melindungi diri dengan sesuatu yang pakon [pakɔn] n(T) perintah
bersifat magis Mon terro hasella kodhu makon v memerintah
apaghar. ‘Kalau ingin berhasil harus bâdâ pakon, bâdâ pakan ‘ada perintah,
‘berpagar’’ ada makan’ ada kerja harus ada imbalan
ghâr-maghâr n melakukan pekerjaan yang palappa [palappa/pɘlappa] n rempah-
berhubungan dengan pagar. rempah
maghâre vt memagari; memberi pagar malappaè v memberi rempah-rempah atau
paghâr alas n rumah yang penghuninya bumbu
tidak disukai karena melakukan hal yang malappaè mano’ ngabâng ‘membumbui
tidak baik burung terbang’ menghayalkan sesuatu
paghârrâ orèng èrèksaghi, mon paghèrrè yang sia-sia
dhibi’ ta’ èrèksaghi perib ‘pagar orang palotan [palɔtan] n (beras) ketan
diurus, pagar sendiri tidak diurus’ suka palotan ètem ketan hitam
mencampuri urusan orang lain pana [pana] n 1 sejenis santet yang berupa
pajhânten [pajhəntɘn] n pejantan benda terang melayang di udara; sinonim:
pajhânten jhubâ’ ana’na iyâ jhubâ’ gandhuru 2 panah
‘pejantan jelek anaknya tentu jelek’ panapa [panapa] pron apa
seorang anak tidak jauh beda dengan pandâ’ [pandǝʔ] a pendek
orang tuanya mapandâ’ v memendekkan
pajhât [pajhət] adv [T] memang pandân [pandǝn] n pandan
paju [paju] a laku pandhi [pandhi] n pandai (besi)
mapaju vt membuat laku, melariskan mandhi v menempa (besi/logam)
mapaju wâl-juwâllâ dhibi’ ‘melariskan panebbhâ [panɘbbhǝ] n seikatan lidi (sekitar
jualan sendiri’ mengambil menantu dari satu genggam), yang ujungnya dibiarkan
kerabat dekat panjang, digunakan untuk membersihkan
pajung [pajuŋ] n payung isi rumah dari kotoran (debu, sarang laba-
apajung vst berpayung laba, dsb.)
apajungan vi berpayung; memekai payung
pangaro [pɘŋarɔ] n 1 pengaruh 2 tuah atau apara’ v mendekat
hal yang terdapat pada anak, istri, parabân [prabǝn] n perawan; gadis
binatang, benda dsb. yang dipercaya marabânè v 1 memrawani; melakukan
dapat membawa keberuntungan Bungsona hubungan seksual dengan gadis perawan
èangghep andi’ pangaro sebâb molaè 2 memakai pertama kali
laherra usaha eppa’na atamba lancar. parabânan n seserahan dari pihak
‘Anak bungsunya dianggap mempunyai pengantin perempuan kepada pihak
pengaruh karena sejak kelahirannya usaha pengantin pria sebagai balasan
bapaknya bertambah lancer.’ parao [paraɔ] n perahu
panggher [paŋghɘr] manggher v mengikat aparao(an) vi naik perahu; berperahu
hewan pada pohon, tonggak dsb agar mara parao sarat ‘seperti perahu sarat
tidak lepas muatan’ kekenyangan sehingga tidak bisa
pangkèng [paŋkɛŋ] n kamar bergerak
pangpang [paŋpaŋ] n tiang parèkas [parɛkas] a penuh prakarsa
panjhennengngan [panjhɘnnɘŋan] pron (T) parèmpen [pɘrɛmpɘn] a hemat dan cermat
anda parèng [parɛŋ] v beri
panjhilân [panjhilǝn] n biji nangka aparèng vi memberi Beliau ampon bennya’
Mara panjhilân èbâddhâi pèrèng ‘seperti aparèng ajhârân-ajhârânèpon bân
biji nangka diwadahi piring’ orang yang tuntunan-tuntunanèpon dâ’ bhâdhân
tidak bisa dipegang perkataannya karena kaulâ sareng para Ajunan sadhâjâ. ‘Beliau
selalu berubah-ubah pendiriannya. (Rasulillah) telah banyak memberikan
pao [paɔ] n mangga ajaran-ajaran dan tuntunan-tuntunan
papareghân [paparɛghǝn] n peribahasa yang kepada saya dan Anda sekalian.’
mirip gurindam, yaitu memiliki satu atau marèngè vt memberikan
dua baris dengan rima tengah dan akhir, paparèng n pemberian; anugerah
misalnya long-polong rombu, bit-abit ollè parèbhâsan [parɛbhǝsan] n peribahasa yang
sakembu. tidak menggunakan bahasa kias atau
papèyar [papɛyar] mapèyar v menempeleng bukan perumpamaan, misalnya manggu’
(berasal dari tiruan bunyi atau onomatope) ka karsana Allah, tada’ jhaghung obi
pappa [pappa] n pelepah daun pisang dhaddi nase’, dsb.
pappa’ [pappaʔ] mappa’ vt mengunyah paro [parɔ] paruh (pembagian) saparo
(makanan dsb) untuk diambil sarinya ‘separuh’
kemudian ampasnya dimuntahkan maro v memaruh
pappa’an n sisa tembakau setelah di- paron n system bagi hasil (terutama dalam
gunakan untuk susur bidang pertanian) dengan masing-masing
(mara) pappa’an takaè’ ‘sisa tembakau dari dua pihak mendapat bagian yang
sesudah susur yang dikaitkan’ makian sama
untuk merendahkan dengan maksud paro bhatè n paruh laba; bagi laba
bahwa orang yang dimaksud tidak masing-masing separuh
berguna ngala’ paron v (bagi pemilik modal)
para’ [paraʔ] adv 1 kurang sedikit; nyaris 2 melakukan usaha dengan pihak lain
dekat dengan system bagi hasil
parocabhân [parɔcabhǝn] n adalah patè’ celleng! sejenis makian yang artinya
peribahasa yang langsung mem- anjing hitam
bandingkan persamaan keadaan, sifat, Mara patè’ arebbhu’ tolang ‘seperti anjing
atau perilaku dengan sesuatu dengan berebut tulang’ ribut memperebutkan
menggunakan pembanding, seperti makanan
akanta, mara, martabhât, marabhut yang Mara patè’ bân kocèng ‘seperti anjing dan
berarti ‘seperti’, misalnya mara kettang kucing’ tidak pernah akur
mèghâ’ bâlâng ‘seperti kera menangkap Mara patè’ nemmo tolang ‘seperti anjing
belalang’, martabhât durina pandân menemukan tulang’ serakah
‘seperti duri pandan’ marabhut buwâna patong [patɔŋ] matong v mendapat
ghâ’-saghâân ‘seperti buah saga’ patungan
parsèko [parsɛkɔ] a merasa tidak enak patongan n patungan
karena tahu berada pada posisi salah paya [paya] a payah
parsemmon [parsɘmmɔn] n peribahasa yang pè-apè [pɛ-apɛ] v berpura-pura
berisi kiasan yang bersifat menyindir, pè-apè tangghiling matè ‘pura-pura
mirip bidal, misalnya ta’ tao lèbât è tenggiling mati’ orang yang kelihatan
bâbâna bringèn korong ‘tak tahu lewat di pendiam, tenang, dan tidak banyak
bawah bringin kurung’ tingkah di hadapan orang banyak, tetapi
pas [pas] p kemudian; lalu dibelakangnya sebaliknya
pasa [pasa] n puasa pècet [pɛcɘt] mècet v 1 memijat 2
apasa vi berpuasa memencet
masaè vt berpuasa untuk suatu maksud apècet v memijatkan diri (pada tukang
masae katerbi’eng ‘berpuasa untuk hari pijat)
kelahiran’ cet-pècet n saling memijat (gantian)
pasaan n bulan (ber)puasa peddhâng [pɘddhəŋ] n pedang
Pasa [pasa] n bulan kesembilan dalam meddhâng v menebas dengan pedang
penanggalan Madura sebagai pengganti dhâng-peddhângan n pedang-pedangan;
penyebutan bulan hijriyah Ramadlan. Pasa pedang mainan
berarti puasa yang sesuai dengan pedְdhis [pɘdɖhis] a pedas Rassana cabbhi
kewajiban puasa bulan ramadlan peddhis. ‘rasa cabai pedas’
pasar [pasar] n pasar. pegghâ’ [pɘgghǝʔ] v putus
pasar patemmonan n pasar yang diadakan megghâ’ v memutuskan (tali dsb.)
setiap dua hari sekali, yaitu berjeda satu mapegghâ’ v memutuskan (tali dsb.)
hari sepanjang tahun ghâ’-pegghâ’ a putus-putus; banyak yang
kadi’ pasar tada’ acannana peribahasa putus
yang arti harfiahnya ‘seperti pasar tak ada pèghâ’ [pɛghǝʔ] v tangkap
terasi’. Peribahasa ini digunakan untuk mèghâ’ vt menangkap
menyimbolkan kelompok yang berbicara èpèghâ’ vp ditangkap
sendiri-sendiri di sebuah pertemuan èpèghâ’ kaoghân ‘ditangkap untuk
(kelas, rapat, musyawarah dsb.) disembelih’ dimintai tolong untuk
patè [patɛ] n santan melakukan sesuatu secara mendadak
patè’ [patɛʔ] n anjing
dengan tenggat waktu yang sangat pèlèt [pɛlɛt] mèlèt v memijat
singkat sehingga tanpa persiapan pèlèt kandung rangkaian selamatan untuk
memadai kandungan yang telah mencapai tujuh
mèghâ’ jhuko’ ta’ buddhâgghâ cellot bulan biasanya dilakukan pada malam-
‘menangkap ikan tidak ingin terkena malam terang bulan
lumpur’ menginginkan sesuatu dengan pellèr [pɘllɛr] n alat kelamin jantan atau
tanpa bersusah payah laki-laki; penis
pèghu [pɛghu] n huruf arab yang digunakan peltèng [pɘltɛŋ] n gentong
untuk menulis sastra lama Madura. peltong [pɘltɔŋ] n tempat rumput dari daun
Sekarang masih digunakan dalam kelapa
pesantren untuk memaknai kitab kuning; pènang [pɛnaŋ] n (pohon, buah) pinang
pegon mon andi’na dhibi’ pènang/di’-andi’na

pèkang [pɛ.kaŋ] vi mencubit dengan agak orèng bijjhân/mon dunynyana dhibi’


besar bagian dalam paha biasanya untuk èman/mon andi’na orèng dhujân ‘kalau

menghukum kenakalan anak. miliknya sendiri pinang, milik orang lain

kang-pèkangan n paha bagian dalam wijen, kalau milik sendiri sayang, kalau
tempat mekang. milik orang doyan’ peribahasa yang

mèkang vt melakukan pekerjaan pekang berasal dari pantun yang ditujukan untuk

pèkol [pɛkɔl] v pikul orang yang pelit

mèkol vt memikul pènְdhâ’ [pɛnɖhǝ’] a mendingan

pekolan n pikulan pendha’an adv lebih mendingan


kol-pekol n pikulan pendhusa [pɘndhusa] n peti mati
sapèkol, saso’on secara harfiah berarti pèngghir [pɛŋghir] n tepi; sisi; pinggir
‘sepikul, sejunjung’ yang dimaksudkan mèngghir v minggir; menepi
untuk menunjukkan kodrat laki-laki pèngghirân n pinggiran; tepi
bekerja dengan ‘memikul’ dan permpuan pengko [pɘŋkɔ] a keras kepala (tentang
‘menjunjung’ sesuatu)
akanta pèkolan ta’ èrao’ ‘seperti pikulan pènjhung [pɛñjhuŋ] n kemben
tidak diserut’ untuk mengibaratkan orang apènjhungan v memakai kemben
yang dalam tindak tanduknya kaku dan pènta [pɛnta] v pinta
kikuk mènta v meminta
pèlak [pɛlak] a terampil dan cekatan tan-pèntan v lamaran dalam acara
lak-mapèlak v berbicara atau bertindak pertunangan
seolah-olah terampul dan cekatan pènter [pɛntɘr] a pintar
pèlè [pɛlɛ] v pilih mapènter v membuat jadi pintar
mèlè v memilih mènterrè v menipu dengan kepintaran
lè-pèlèan v suka pilah-pilih ter-mapènter v sok pintar; berbicara,
pèlèan n pilihan bersikap, atau bertindak seolah-olah
mèlè dhâghing ‘memilih daging’ pintar
memutuskan dengan tidak adil karena ter-pènterran a paling pintar
uang, kekuasaan, dsb.
pèpè [pɛpɛ] n pipi: Lamon ghun coma mèssè vi membayar
abhâkalan gi’ ta’ ollè nyiom pèpè. ‘kalau mèssèè [mɛs.sɛ.ɛ] vt membayar Bhuk
hanya tunangan, belum boleh cium pipi’ Mariam mèssèè bhâko sè èbelli bâri’. ‘Buk
pèrak [pɛrak] v senang; gembira Mariam membayar tembakau yang dibeli
kapèraghân merasa sangat senang kemarin
percajâ [pɘrcajǝ] vi percaya pèssè budu’ bunga uang, rente
mercajâaghi v mempercayakan Mon ta’ èman pèssè sa sèn, ta’ kèra tao
kapercajâân n kepercayaan andi’ sajhâmpel ‘kalau tidak sayang pada
pèrèng [pɛrɛŋ] n piring uang satu sen, tidak akan pernah punya
apèrèng v berpiring: apereng emmas satu rupiah’ orang yang boros tidak punya
‘berpiring emas’ apa-apa
pèrèng bhâsa ta’ èkennèng raghum polè pessen [pɘssɘn] n pesan
‘piring pecah tidak dapat diutuhkan lagi’ apessen v berpesan
wanita yang sudah pernah menikah (janda) messen v memesan
akan memiliki nilai sangat kurang menurut pessennan n pesanan
laki-laki pètè’ [pɛtɛʔ] n anak ayam
perrèng [pɘrrɛŋ] n bambu pètè’ sa patarangan ta’ kèra padâ buluna
perrèng norè [nɔrɛ] sejenis bambu yang ‘anak ayam sepeteluran tidak akan sama
bagian bawah rumpunnya dipenuhi duri bulunya’ sekalipun saudara kandung tidak
pada cabang-cabangnya akan sama rupa dan kelakuannya
perres [pɘrrɘs] v peras petְta [pɘtʈha] n (R) perkataan
merres vt memeras apetְta v berkata-kata
merres pello konèng ‘memeras peluh petteng [pɘttɘŋ] a gelap
kuning’ memeras keringat untuk bertahan mapetteng v membuat jadi gelap;
hidup menggelpakan
perro’ [pɘrrɔʔ] n usus pettengngan n mati lampu
rajâ perro’ ‘besar usus’ mudah teng-metteng v gelap-gelapan
tersinggung dan marah pètto’ [pɛttɔʔ] n tujuh
tadâ’ perro’ topona ‘tidak ada usus peyo’ [pɛyɔʔ] n cicit
buntunya’ orang yang hanya memikirkan piyo’ [piyɔʔ] n peyo’
diri sendiri poְdhâk [pɔɖhǝk] n pudak; bunga pandan
pèsa [pɛsa] n pisah yang wangi
apèsa vi berpisah pokang [pɔkaŋ] n paha
asa-pèsa vi berpisah-pisah poke [pɔkɛ] n alat kelamin betina atau
mèsa vt 1 memisah 2 membeli Purnomo kemaluan perempuan; vagina
mesa sapeda montor langsung dari dealer. pokol [pɔ.kɔl] pukul
‘Purnomo membeli sepeda motor mokol vt memukul
langsung dari dealer’ pokpak [pɔk.pak] sibuk atau cerewet karena
pèso [pɛsɔ] n makian hal yang tidak penting
apèsoan vi memaki apokpak vi melakukan tindakan pokpak
mèsoè vt memaki pola [pɔla] ala-pola v bertingkah polah
pèssè [pɛs.sɛ] n uang polana [pɔlana] p karena
polè [pɔlɛ] adv lagi mondhuk vi belajar di pondok pesantren
polo [pɔlɔ] puluh pora-Alla [pɔraalla] ungkapan keterkejutan
polowan n puluhan yang berasal dari lafadh istighfar
polo’ [pɔlɔʔ] n tutup periuk ‘astaghfirullah’
polong [pɔ.lɔŋ] kumpul poro [pɔrɔ] n borok
apolong vi berkumpul kakona mara poro ‘kekakuannya seperti
long-molong vt mengumpulkan sedikit borok’ orang yang sifat, sikap, dan
demi sedikit perilaku kakunya menyakiti orang
mapolong v mengumpulkan sekitarnya sehingga dibenci
molong vt memetik; memanen porop [pɔ.rɔp] v tukar
Apolong bân orèng ngobbhâr dhupa morop vt menukar
nyoprè mèlo ro’omma ‘berkumpul dengan taporop vi tertukar
orang membakar dupa agar kebagian porop angghuy ‘tukar pakai’ tukar-
harumnya’ bergaul dengan orang baik menukar pemakaian, misalnya A memakai
akan membawa pengaruh yang baik milik B dan B memakai milik A.
Apolong bân orèng ngobbhâr taè tanto potè [pɔtɛ] a putih
mèlo bâcengnga ‘berkumpul dengan mapotè v memutihkan
orang membakar tahi pasti kebagian bau ngapotè v memutih: Ngapotè, wa’ lajârâ
busuknya’ berteman dengan orang yang ètangalè. ‘Memutih, itu layarnya terlihat’
buruk perangainya pasti akantha potèna tellor ‘seperti putih telur’
ponar [pɔnar] n makanan dari beras ketan baik lahirnya, buruk batinnya
berwarna kuning karena dimasak dengan mapotèa dângdâng potè, macellengnga
kunyit. Makanan ini sering ditemui pada dhâlko’ celleng ‘memutihkan gagak putih,
perayaan-perayaan hari besar menghitamkan burung kuntul hitam’
agama/selamatan hitam putih nasib bawahan ditentukan
ponar asekkol makanan yang disajikan kebijakan atasan
pada selamatan karena pasangan yang potong [pɔtɔŋ] v patah
menikah telah bergaul dengan baik motong v menggunting rambut
sebagai suami istri. Makanan ini terdiri mapotong v mematahkan
atas ponar dan sekkol yang diberi irisan powa [pɔwa] a mudah digigit; lunak
telur dadar. Selamatan ini dilakukan powasa [pɔwasa] n puasa
dengan mengundang tetangga sekitar. apowasa vi berpuasa
pondhuk [pɔndhuk] n pondok pesantren

Q
Qur’an [qurʔan] n al-Quran

R
ra’a [raʔa] n kutu air mara râ’-dherrâ’ bâbinè’ ‘seperti tekukur
râ'-dherrâ’ [rǝʔdhɘrrǝʔ] n burung tekukur betina’ berlagak berani tetapi penakut
raba [rabǝ] n rawa araobhi taè ‘mencuci muka (seseorang)
rabet [rabɘt] n liana dengan kotoran’ mempermalukan orang
raddhin [raddhin] a cantik lain (orang tua, saudara, kerabat, teman
dhin-maraddhin v bersikap seolah-olah/ dekat, dsb.) dengan perbuatan yang tidak
seperti orang cantik; sok cantik baik dan memalukan
raè [raɛ] n wajah; muka rasol [rasɔl] n tumpeng
rajâ [rajǝ] a besar: dhusa rajâ ‘dosa besar’ arasol vi mengadakan selamatan dengan
rajâ bhâdhuk ‘besar lambung’ banyak tumpeng
makan sedikit kerja muwâng rasol, ngala’ butèr perib
rajâ karep ‘besar hasrat’ angan-angan ‘membuang tumpeng, mengambil butir
tinggi yang biasanya tanpa nasi’ karena serakah mengejar yang kecil
mempertimbangkan kemampuan diri sedang yang besar yang dimiliki hilang
rajâ pakèbânna, rajâ pacarrènna ‘besar karenanya
kamar mandinya, besar pelimbahan Rasol [rasɔl] n bulan keempat dalam
comberannya’ besar pemasukan, besar penanggalan Madura sebagai pengganti
pula pengeluaran bulan hijriyah Rabiuts Tsani.
rajâ cètak, korang otek ‘besar kepala, ratos [ratɔs] ratus
kurang otak’ bersikap seolah-olah pintar, ratosan n ratusan
padahal sebenarnya bodoh rebba [rɘbbǝ] n selamatan berupa makanan
rajha n raja
[rajhǝ] yang maksudnya dikirimkan kepada orang
rajhang n linggis
[rajhǝŋ] yang meninggal biasanya dilakukan pada
rako’ [rakɔʔ] arako’ v mengambil sebanyak- setiap malam Jumat
banyaknya dengan dua belah tangan arebba vi melakukan rebba
rambhut [rambhut] n(T) rambut Rebba [rɘbbǝ] n nama bulan kedelapan
rambing [ram.biŋ] n kain (terutama kain dalam penanggalan Madura yang menjadi
sisa); perca. pengganti penyebutan bulan Hijriyah
bing-rambingnga Kor’an ‘perca al-Quran’ Sya’ban. Nama Rebba berasal dari tradisi
orang yang selalu dihormati sampai usia bersedekah makanan yang pahalanya
tua, misalnya orang tua, sesepuh, dan diperuntukkan bagi orang yang telah
guru, yang berhubungan dengan meninggal dari sebuah keluarga karena
kebijaksanaan orang tersebut dipercaya bahwa pada bulan ini adalah
bing-rambingnga sotra ‘perca sutra’ bulan yang penuh berkah karena catatan
bangsawan sejati yang tetap berwibawa amal satu tahun dikumpulkan dan catatan
meskipun tidak berpenampilan sebagai amal baru dimulai.
bangsawan rebbha [rɘbbhǝ] n rumput
rampa’ [rampaʔ] a rimbun rebbhâng [rɘbbhǝŋ] a berkobar; menyala
randhâ [randhǝ] n janda besar
rao’ [raɔʔ] v serut; raut Rebbhu [rɘbbhu] n hari keempat dalam
arao’ v meraut; menyerut penanggalan Madura; Rabu.
raop [raɔp] araop v cuci muka rebbhuan diadakan setiap hari Rabu.
araobhi v mencucikan muka Rebbu Bekkasan hari Rabu terakhir bulan
Muharram yang dipercaya sebagai hari
semua bala atau cobaan diturunkan dalam Peribahasa ini meggambarkan orang yang
satu tahun terlalu memandang tinggi kemampuan
rebbhu’ [rɘbbhuʔ] v rebut dirinya
arebbhu’ vi berebut; merebut Rerajah [rɛrajǝh] n bulan kedua belas
arebbhu’ jhuccong ‘berebut depan’ tidak penanggalan Madura yang berarti ‘hari
mau antre besar’ yang merupakan pengganti
rèjhekkè [rɛjhɘkkɛ] n rejeki penyebutan bulan Hijriyah Dzul Hijjah.
kè-rèjhekkèan n untung-untungan Disebut Reraja karena dalam bulan ini
Rejjheb [rɘj.jhɘb] n nama bulan ketujuh terdapat hari besar Idul Adha yang
dalam penanggalan Madura yang menjadi merupakan tanda selesainya ibadah haji.
pengganti penyebutan dari bulan Hijriyah rèsè' [] v hujan rintik-rintik
Rajab. ressek [rɘssɛk] n/a hidup bersih dan rapi
reksak [rɛksak] v mengurus; memelihara paressek vi bersihkan dan rapikan
areksaghi v mengurus; memelihara Sek-ressek odang terlalu menghargai
rembhak [rɘmbhək] n musyawarah kebersihan sehingga mengganggu orang
arembhâk v bermusyawarah sekitar.
bhâk-rembhâk v,n (melakukan) per- rèya [rɛya] ini
musyawarahan ro’om [rɔʔɔm] a harum
rèmerrè n serangga yang sangat kecil yang om-ro’om n sesuatu yang berbau harum
menyebabkan gatal roba [rɔ.bǝ] n wajah
remrem [rɘmrɘm] aremrem v merendam aroba vi berwajah
rèmo [rɛmɔ] n semacam arisan yang robbâna [rɔbbǝna] n semacam akronim
diadakan oleh orang-orang blater dengan yang penjangnya È dimma bâdâ tatarob
pembayaran yang tidak sama bergantung abâ’na bâdâ è bâbana. ‘Di mana pun ada
pembayaran yang pernah diterima tenda pesta dia ada di bawahnya.’ Orang
seseorang pada acara-acara, seperti yang selalu hadir pada keramaian meski
pernikahan, sunatan, dan terutama to’- tidak diundang
oto’ robbhu [rɔbbhu] vi roboh; tumbang
arèmo v melakukan remo karobbhuân v terkena robohan pohon,
èrèmoaghi v dirayakan dengan remo tiang, dsb
rèmo carok remo yang diadakan dengan marobbhu vt 1 merobohkan 2 mencari
maksud menggalang dana untuk sandaran untuk masalah yang dihadapi;
melakukan carok meminta pertolongan penuh: Lamon
rempa’ [rɘmpaʔ] n ambruk atau sempal ba’eng ta’ sangghup, marobbhu ka
reng [rɛŋ] n bentuk singkat dari oreng taretan. Jika kamu tidak sanggup mintalah
oreng tolong pada saudara (kerabat).
rengngè’ [rɘŋŋɛʔ] n nyamuk robbhu bhâta perjodohan dua orang
Rengngè’ ngalèng ajâgâ kaju. ‘Nyamuk saudara laki-laki dengan dua orang
berlindung menjaga pohon kayu’ saudara perempuan, misalnya A dan B dua
maksudnya naymuk yang berlindung dari orang laki-laki bersaudara dan C dan D
tiupan angin merasa dirinya berjasa dua orang perempuan bersaudara, A
karena menjaga kayu agar tidak tumbang.
menikah dengan C, B dengan D atau A sedikit dan tidak berarti, lama-lama penuh
dengan D, B dengan C dan berarti; sedikit demi sedikit lama-
roghâ [rɔghǝ] a salah urat yang dibiarkan lama jadi bukit
tanpa dipijat dsb. sehingga menjadi parah rompi [rɔmpi] arompi v memakai rompi
dan menyebabkan sakit arompi buluna merrak ‘berrompi bulu
rojhâk v rujak merak’ kebagusan penampilan yang
arojak v membuat rujak menyembunyikan kemiskinan
rokat [rɔkat] n ruwatan (untuk keselamatan ronjhângan [rɔñjhǝŋan] n lesung panjang
bersama) tè’-lettè’ ngèrèt ronjhângan ‘serangga
roko [roko] n mukenna menarik lesung’ pertengkaran anak kecil
rokong [rɔkɔŋ] kong-rokong n sejenis yang menyebabkan per-tengkaran orang
serangga yang muncul menjelang petang tua
dan terbang bergerombol rong-kerrong [roŋ-kɘrroŋ] n kerong-
roma [rɔma] n rumah kerong; sejenis hewan laut; therapon
roman [rɔman] n merang padi ropek [rɔpɘk] a sempit
rombu [rɔmbu] a kotor roso’ [rɔsɔʔ] n rusuk
long-polong rombu, bit-abit olle sa rote [rɔtɛ] n roti
kembu mengumpulkan barang sangat

S
sa’ang [saʔaŋ] n merica sabbhil [sabbhil] asabbhil v berusaha keras
sa’ar [saʔar] n ijuk pohon aren sabbhu’ [sabbhuʔ] n sabuk; ikat pinggang
akantha sa’ar gherrana ‘seperti ijuk pohon asabbhu’ v memakai sabuk/ikat pinggang;
aren kekakuannya’ orang yang dalam bersabuk
bergaul kaku dan kasar tutur kata dan asabbhu’ karet ‘bersabuk karet’ makan
tindak tanduknya banyak sekali
sabâ [sabǝ] n sawah sabellas [sɘbɘllǝs] num sebelas
sabâ’ [sabǝʔ] v meletakkan Sabto [saptɔ] n hari ketujuh dalam
bâ’-sabâ’ n sesaji untuk makhluk halus penanggalan Madura.
yang diletakkan pada tempat keramat sabu [sabu] n sawo
untuk mengobati tulah akibat melanggar sabu kecce’ [kɘcceʔ] n sawo kecik
pantangan tempat tersebut sacca [sacca] a tulus setia
nyabâ’ vt meletakkan; menaruh; sada’ [sadǝʔ] n arit; sabit; clurit
memasang saduhuna [saduhuna] adv apa adanya
nyabâ’ oca’ melamar perempuan oleh saghara [sa.ghǝ.rǝ] n laut
keluarga dekat (acara ini dilakukan nyaghara v sangat luas nyaghara ngen-
sebelum upacara pertunangan) angennna ‘sangat luas (seperti laut)
nyabâ’ songghâ èterjhâk dhibi’ angan-angannya’
‘memasang ranjau diterjang sendiri’ sakonè’ [sakɔnɛʔ] adj sedikit
senjata makan tuan
sala [sala] 1 a salah: Sè èlakonè bâ’eng jelas sambhel [sambhɘl] n lauk yang dibuat dari
sala. ‘Yang kamu lakukan jelas salah.’ 2 n parutan kelapa tua digoreng dengan
kesalahan: Jiya lakar tang sala. ‘Itu bumbu
memang kesalahanku.’ sambhen [sambhɘn] nyambhen v meng-
manyala v berbuat salah dengan sengaja gemburkan tanah pada tanaman palawija
untuk mengganggu atau membuat yang masih muda dengan mencangkul
keributan seputar akarnya
salabât [salabǝt] n uang sedekah dari tuan sambhughel [sɘmbhughɘl] n simpul
rumah yang punya hajat dalam acara ritual noccolè sambhughellânna atè ‘melepas
seperti selamatan, pelet kandung, dsb, simpul hati’ membantu orang yang
yang jumlahnya tidak ditentukan, biasanya tertimpa kemalangan dengan setulus hati
diberikan pada pembaca doa. sampat [sampat] nyampat v melempar
salaja [sɘlajǝ] n sebelah untuk menjatuhkan (buah dsb)
salamet [s(ɘ)lamɘt] v selamat pat-sampadhân vi lempar-lemparan
asalamet v mengadakan selamatan; nyampat buwâna dhibi’ ‘melempar buah
berkenduri sendiri’ tamu yang terpaksa memakan
nyalameddhi v mengadakan selamatan oleh-olehnya sendiri karena oleh-oleh
untuk, misalnya anggota keluarga, tersebut menjadi suguhan tuan rumah
keberangkatan, perayaan dsb sampay [sampai] sampayan n penjemuran
salameddhan n selamatan sampèr [sampɛr] n kain panjang (biasanya
salang [salaŋ] adv saling batik) yang dipakai dengan dililitkan
salebbâr [salɘbbǝr] n katok kolor bagian di atas pinggang dan bagian bawah
salèkko [salɛkkɔ] a rikuh langsung jatuh ke arah bawah
salèn [salɛn] v ganti asampèr v memakai samper
asalèn v berganti (pakaian dsb) ngobâ sampèr ghi’ jhâghââ, malè’ oca’
salènan v pakaian ganti tadâ’ nemmo ‘mengubah kain panjang
nyalènè v 1 mengganti 2 membelikan harus berdiri, membalik lidak tak ada yang
pakaian ganti dalam pertunangan tahu’ gampangnya orang untuk
salèp [salɛp] nyalèp v menyusul berbohong
salèp ghuntèng/tarjhâ’ ‘selisipan sampèr laju è sampayan ‘kain panjang
gunting/tendang’ pernikahan antara dua menjadi butut di penjemuran’ pekerja
pasang saudara, misalnya A dan B cakap yang tidak berkembang
saudara, C dan D saudara. A menikah kedudukannya
dengan C, B dengan D, atau A dan D, B sampeyan [sampɛyan] pron(T) Anda
dengan C samporna [sampɔrna] a sempurna Mogha
saloka [sa.lɔ.ka] n peribahasa yang bersifat dhaddhi sampornana ka se nanggha’
personifikasi, misalnya temon amoso sareng se nengghu. ‘semoga menjadi
dhurin ‘timun melawan durian’ tada’ kesempurnaan bagi yang menanggap
kerbhuy kaberraan tandu’ ‘tak ada kerbau dengan yang menonton’
keberatan tanduk’. sanajjhân [sanajjhǝn] p meskipun
samangkèn [sa.maŋ.kɛn] adv[T] sekarang sandar [sandǝr] v sandar
dar-sandar n sandaran: dar-sandarra hal-hal yang bersifat magis atau barang
korse ‘sandaran kursi’ barang klenik
nyandar v bersandar asarat v 1 berobat 2 berusaha secara
sang [saŋ] a milikku: sang ana’ ‘anakku’ magis untuk keberhasilan sesuatu
sanga’ [saŋaʔ] num sembilan misalanya dengan bantuan dukun atau
sangghâp [saŋghǝp] a tanggap barang-barang bertuah
sangghup [saŋghup] a sanggup sarbhu [sarbhu] asarbhu v menggemburkan
nyangghubhi v menyanggupi tanah pada tanaman palawija yang masih
sangsang [saŋsaŋ] nyangsang v tersangkut muda dengan mencangkul seputar
di atas pohon, atap dsb. akarnya
nyangsangaghi v menyangkutkan sarè [sarɛ] cari
santap [santap] nyantap v menempeleng nyarè vt mencari: Lakona rèng majâng
santre [santrɛ] n santri nyarè jhuko’ sabbhân arè. ‘pekerjaan
nyantre vi menjadi santri nelayan mencari ikan setiap hari
pasantren n asrama tempat santri belajar rè-sarèan v mencari-cari
sape [sa.pɛ] n sapi sarè’at [sarɛat] n syariat
kerrabhan sape n karapan sapi sareng [sarɘŋ] prep(T) dengan
sapeda [sɘpɛda] n sepeda asareng vi bersama
asapedaan v bersepeda sarok [sarɔk] tasarok v tertusuk duri kecil
sapo [sapɔ] n sapu dan potongannya tertinggal dalam daging
asapoan v menyapu sarong [sarɔŋ] n sarung
po-sapo n alat menyapu; sapu asarong(an) v bersarung
po-sapo èsèmpay ‘sapu diikat’ peribahasa sasat [sasat] p seperti
untuk mengumpamakan sebuah satiya [sɘtiya] adv sekarang
kesetiakawanan atau persatuan satos [satɔs] num seratus
po-sapo pegghâ’ sèmpayya ‘sapu lidi Satto [sattɔ] n Sabto
lepas ikatannya’ anak yang bercerai-berai sattoan n diadakan atau terjadi setiap hari
karena perpisahan / perceraian kedua Sabtu: pasar sattoan ‘pasar yang ada
orang tuanya setiap hati Sabtu’
sapo’ [sapɔʔ] n selimut sè [sɛ] p yang
asapo’ v berselimut sebbhit [sɘb.bhit] sobek
nyapoe v menyelimuti asebbhit v tersobek
sapolo [sɘpɔlɔ] num sepuluh nyebbhit vt merobek; menyobek
sapora [sɘpɔra] n maaf sebbhut [sɘbbhut] vi sebut
asapora v meminta maaf nyebbhut vt menyebut
nyapora v memaafkan sebbhudhân n sebutan
sarat [sarat] n 1 syarat Saraddhâ, bâ’eng seda [sɛdǝ] pron (R) kamu
kodhu ghellem apasa lèma arè. ‘Syaratnya, seְdha [sɛɖhǝ] v (T) meninggal dunia
kamu harus bersedia berpuasa selama seher [sɛhɛr] n sihir
lima hari’ 2 berobat (biasanya pengobatan nyeher v menyihir
alternatif) 3 pelindung atau kemampuan sekep [sɛkɘp] n senjata yang dibawa untuk
terutama kesaktian yang diperoleh dari menjaga kemungkinan terjadi perkelahian
asèkep/nyèkep v membawa senjata ditujukan untuk menyatakan tidak
sèkep bingkèng bertolak pinggang berartinya persaudaraan
sekkem [sɘkkɘm] n sekam sengka [sɘŋka] a segan; sungkan
sekken [sɘkkɘn] a kuat; erat (ikatan, dsb.) sengko’ [sɛŋkɔʔ] pron saya
masekken v mempererat; memperkuat Sennen [sɘnnɛn] n hari kedua dalam
(ikatan, pertalian, hubungan, dsb) penanggalan Madura.
panyekken n penguat (ikatan, pertalian, sennenan n diadakan atau terjadi setiap
hubungan, dsb) hari Senin: Pasar sennenan ‘pasar yang
sekkèn [sɘkkɛn] n senjata sejenis keris yang diadakan tiap hari Senin’
tidak berlekuk dan lebih kecil seppat [sɘppat] n ikan sepat
sekkol [sɘkkɔl] n lauk yang dibuat dari seppur [sɘppʊr] n kereta api
parutan kelapa tua digoreng dengan sereng [sɛrɛŋ] n pertemuan lautan dan
bumbu daratan; pantai pengghir sereng ‘tepi laut’
sèkot [sɛkɔt] nyèkot v 1 (jahit-menjahit) seset [sɛsɛt/seset] n capung
memotong pola 2 membentuk akadi’ seset akela ‘seperti capung
sèlèp [sɛlɛp] v menyerang dari belakang istnja’’membersihkan tubuh (mandi)
saat musuh tidak siap atau lengah dengan sangat singkat.
nyèlèp v menyerang dari belakang saat settep [sɘttep] n ketapel
musuh tidak siap atau lengah nyettep v mengetapel
sella’ [sɘllaʔ] a sesak karena berjejal settong [sɛttɔŋ] n satu
la’-sella’è hanya bikin sesak seyam [sɛyǝm] n puasa
sèllem [sɛllɘm] nyèllem v 1 menyelam 2 aseyam vi berpuasa
tenggelam Singke’ [siŋkɛʔ] n sebutan untuk orang Cina.
sello’ [sɘllɔʔ] n cincin Mara Singke’ kaelangan dhacen secara
asello’(an) v memakai cincin; bercincin harfiah berarti ‘seperti Cina totok
sembhajang [sɘmbhǝjǝŋ] n sembahyang kehilangan dacin’ yang dimaksudkan
nyembhajangaghi vt menyolati (jenasah) untuk menggambarkan orang yang
sembhur [sɘbhur] v sembur membuat keributan karena hal kecil.
nyembhur v menyembur sittong [sittoŋ] num satu
nyembhurraghi v menyemburkan siyong [siyɔŋ] n taring
semmo [sɘmmɔ] adv agak asiyong v bertaring
sèmpen [sɛmpɘn] nyèmpen v menyimpan, siyongan n ikan lele
menabung Slasa [slasa] n hari ketiga dalam
sèmpennan n simpana; tabungan penanggalan Madura.
sempo [sɘmpɔ] nyempo v menyepuh so’on [sɔʔɔn] v 1 menjunjung barang di
(perhiasan) kepala 2 (T) memohon; meminta
sen [sɛn] n uang yang nilainya 1/100 rupiah nyo’on v 1 menjunjung barang di kepala 2
atau mata uang lain memohon; meminta
sendu’ [sɘnduʔ] n senduk sayur panyo’on n permohonan
ta’ abau sendu’ ta’ abau centong ‘tidak soca [sɔca] n (T) mata.
berbau senduk tidak berbau centong’ yang sodu [sɔdu] n sendok bubur dari sobekan
daun pisang yang dibuat dengan melipat
kedua ujung dan langsung dibuang Madura dalam gerak pencarian
sesudah dipakai penghidupan, tempat bermukim, dan
nyodu v menyendok dengan sodu jodoh
du-soduan v menyedok berkali-kali songkèl [sɔŋkɛl] nyongkèl v menyelipkan
dengan senjata dibalik pakaian untuk berjaga-
sodu lebbi sodu korang tajhin ‘lebih jaga, bersiap-siap, atau untuk pembelaan
sendok kurang bubur’ orang yang lebih diri
banyak mengumbar janji daripada yang ngal-mangngal nyongkèl kerrès, nangèng
ditepati ètapok ta’ alabân ‘bergagah-gagah
sokkla [sɔkkla] a 1 (untuk tanaman) berbuah menyelipkan keris tetapi ditampar tidak
semua dengan sempurna 2 berkeagamaan melawan’ berlagak berani sebenarnya
sokklat [sɔk.klat] a warna coklat penakut
sokkor [sɔkkɔr] n syukur songot [sɔŋɔt] n kumis
soko [sɔkɔ] n kaki asongot/asongodhân v berkumis
nyoko v mengaki songsang [sɔŋsaŋ] nyongsang v terbalik
nyoko ajâm ‘mengaki ayam’ meski terlihat soprè [sɔprɛ] nyoprè v mencari; mengharap
buruk di luar, tetapi baik di dalam Sora [sɔra] n bulan Muharram
solak [sɔlak] nyolak v memberi lebih banyak soro [sɔrɔ] nyoro v menyuruh
dengan maksud tidak suka atau tidak baik soso [sɔsɔ] n payudara
solap [sɔlap] a silau nyoso vt menyusu; menetek
somajâ [sɔmajǝ] n janji yang ditentukan nyosoè vt menyusui
waktu dan atau tempat sosoan n hasil pekerjaan menyusui taretan
somor [sɔmɔr] n sumur sosoan, saudara susuan atau karena
somor èèssèè ètèmbâ ‘sumur diisi menyusu pada satu orang
ditimba’ meminta sesuatu sedangkan soson [sɔsɔn] susun
sesuatu tersebut sangat dibutuhkan oleh asoson v bersusun: asoson tello’
orang yang diminta tersebut ‘bersusun tiga’
songai [sɔ.ŋai] n sungai nyoson v menyusun
Songennep [sɔŋɘnnɘp] n kabupaten paling sotra [sɔtra] n sutra
timur pulau Madura; Sumenep. asotraan v memakai pakaian dari sutra
Songennep ta’ abingker ‘Sumenep tidak
berbingkai’ tidak adanya batas bagi orang

T
ta’ [taʔ] adv (MT) tidak bâr-tabârrâ birâ sapakanְdhângan tadâ’ ta’
tabâng [tabǝŋ] v kejar bâdâna ghâtella ‘setawar-tawarnya
nabâng v 1 mengejar 2 mengejar perkara tumbuhan birah sekandang pasti ada
hukum, misalnya dengan menyuap dsb. gatalnya’ perdamaian dalam pertikaian
bâng-tabângan v kejar-kejaran antar keluarga pasti menyisakan sakit hati
1tabâr [tabǝr] a tawar meski sekecil apapun
2tabâr [tabǝr] v tawar
nabâr v menawar tajhin sappar/mèra bubur yang
bâr-tabârân v saling tawar; tawar- dimaksudkan untuk menetralkan
menawar pengaruh tidak baik bulan shafar. Bubur
tabbhu [tabbhu] v tabuh ini terdiri atas dua bagian, bagian pertama
nabbhu v menabuh bubur merah manis (coklat gula Jawa)
tabbhuk [tabbhuk] n bunyi jatuh/gedebuk berisi gumpalan tepung kenyal yang
tabbhughân adv berbunyi gedebuk memanjang (disebut bai’ ‘isi’) dan bubur
tabu’ [tabuʔ] n perut putih asin yang dimasak dengan santan
atabu’ v berperut berisi bai’ yang bulat lebih besar dari bai’
bu’-tabu’ân suka meminta makanan bubur merah
terutama bagi seorang guru tajhin somsom bubur tepung beras putih
tabu’ karèt ‘perut karet’ banyak makan dikuahi kaldu sumsum sapi, gajih, dan
tadâ’ [tadǝʔ] v tidak ada daging dibumbui merica, bawang putih,
matadâ’ v menghabiskan pala, dan jahe. Bubur ini diberikan untuk
tadâ’ attas bâbâna ‘tidak ada atas pemulihan tenaga sapi setelah melahirkan,
bawahnya’ memperlakukan secara adil membajak, atau sebelum dikerap. Pemilik
tadâ’ bâbâ èrèna ‘tidak ada bawah irinya’ sapi makan bubur ini jika ada sisa
memperlakukan secara adil tajhin sora/peddhis bubur beras putih
taè [taɛ] n tahi; kotoran (manusia) dengan cincangan opor daging sapi, pelas
ataè vi buang air besar udang, dan cincangan kelapa muda yang
tae(na) jha’ bâdââ oto’na ècongkè’ polè disediakan untuk merayakan 10 Muharram
‘andai saja tahinya ada kacangnya akan ada juga yang disediakan untuk kematian
dicungkil lagi’ sangat pelit; kikir Husain (cucu Nabi) dalam perang di
èontalè malatè ngantep taè ‘dilambungi Karbala
melati, melempar tahi’ ‘susu dibalas air tajhu [tajhu] najhu v membuat lubang di
tuba’ tanah dengan kayu lancip kurang lebih
tajhâ’ [tajhǝʔ] v tarik seukuran tangan untuk ditanami jagung,
najhâ’ v menarik kacang tanah dsb pada lahan kering
ètajhâ’ èèrèt ‘menarik menyeret’ sangat jhu-tajhu n alat untuk najhu
irit takbir [takbɪr] n lafadh bahasa arab ‘Allaahu
tajhem [tajhɘm] a tajam Akbar’; takbir
matajhem v menajamkan Takepe’ [takɛpɛʔ] n bulan kesebelas dalam
tajhem mara bellât ‘tajam seperti sembilu’ penanggalan Madura sebagai pengganti
sangat tajam penyebutan bulan Hijriyah Dzul Qa’dah.
tajhi [tajhi] n susuh Bulan ini disebut takepe’ ‘terjepit’ karena
èkennèng tajhina dhibi’ ‘terkena susuhnya berada di antara dua bulan mulia Syawal
sendiri’ senjata makan tuan dan Dzul Hijjah.
tajhin [tajhin] n bubur taker [takɘr] v takar
tajhin sanapora bubur berwarna hijau, naker v menakar
ditaburi gula merah, dan di beri santan. ker-taker n alat untuk menakar
Bubur ini disediakan dalam selamatan
perjalanan
naker kakan ‘menakar makan’ nambhai vt mengobati
menyeimbangkan antara pendapatan dan tambhâ amès ‘obat amis’ makanan
belanja pencuci mulut
takèr [takɛr] n takir, pincuk tambhâna malo matè ‘obat
tako’ [takɔʔ] a takut malu/kehilangan harga diri mati’
nako’è v menakutkan peribahasa yang menyatakan bahwa harga
ko’-nako’è v menakut-nakuti diri adalah segalanya sehingga untuk
ko’-matako’ v 1 menakut-takuti 2 pura- menebus rasa malu mati dengan carok itu
pura takut lebih baik
tako’ ka matana oreng ‘takut pada mata tambu’ [tambuʔ] nambu’ v melempar
orang lain’ tidak berani tampil di depan bu’-tambu’ân v lempar-lemparan
umum. tambur [tambur] n genderang
talè [talɛ] n tali tamone [tɘmɔnɛ] n ari-ari
atalè v bertali; terikat tampar [tampar] n tali; tambang; tampar
lè-talè n pengikat perjodohan seperti tampar bi’ talena, lamon entar bi’ molena
cincin, kalung, dsb ungkapan yang menyatakan bahwa sekali
nalèè v mengikat berbuat harus sampai tuntas
mara talèna salebbâr ‘seperti tali katok tana [tana] n tanah
kolor – panjang pendeknya tidak jelas’ tana’ [tanaʔ] v tanak
orang yang perkataannya berubah-ubah atana’ v memasak nasi
nalèè tabu’ ‘mengikat perut’ menahan tanang [tanaŋ] n tangan
lapar atanang v bertangan
talè kangkang ‘tali kekang’ ta’ tao ajhungjhung tanang ‘tidak tahu
lanjhângnga talè ta’ kèra nyapo’ ka colo’ menyembah’ tidak tahu tata krama
‘sepanjang-panjangnya tali tidak akan tandâ’ [tandəʔ] n tandak (penari)
mengejar mulut’ berita sensasional tanְdha [tanɖhǝ] n tanda
biasanya merebak dengan cepat nanְdhae v menandai
talè kangkang talè tèmbâ, karèna èkakan tane [tanɛ] n tani
pas èkèbâ ‘tali kekang tali timba, sisa atane v bertani
dimakan terus dibawa’ tamu yang se atanè atana’ ‘yang bertani menanak’
membawa pulang sisa suguhan. Ini yang berusaha akan memetik hasil
merupakan satu hal yang memalukan. usahanya
talekkèn [tɘlɘkkɛn] n mengajari orang mati tanen [tanɘn] n perangkap hewan
menjawab pertanyaan malaikat dalam taneyan [tanɛyan] n halaman
kubur setelah mayat dikubur; talkin taneyan lanjhang pola pemukiman
tales [talɘs] n talas; keladi keluarga yang memanjang dari barat ke
tamba [tamba] namba v menambah timur. Komposisinya terdiri atas paling
atamba v bertambah barat sebuah langgar dengan tempat
nambaè v menambahi wudhu’ berupa sumur dan kamar mandi
ba-tamba n tambahan sebelah timur memanjang berurutan
tambhâ [tambhǝ] n obat rumah orang tua dan anak-anak
atambhâ vi berobat perempuan. Di depan masing rumah
terdapat dapur dengan kandang ternak di tappor [tappɔr] v memukul dengan benda
belakangnya. keras untuk menghancurkan, membelah,
tang [taŋ] a milikku: tang buku ‘buku dsb
milikku’ nappor v memukul dengan benda keras
tanges [ta.ŋɛs] n tangis etappor kelap idm disambar petir
nanges vi menangis tarabhâs [tarabhǝs] narabhâs v menerabas
atangesan vi bertangisan tarang [taraŋ] patarangan [ptaraŋan]
tangghâ’ [taŋghǝʔ] v nanggha’ v menanggap sarang/tempat unggas (biasanya
(hiburan) peliharaan) mengerami telur.
tangghâ’ jhâ’ opaè ‘biarkan manggung tarata [tɘrata] n ayam hutan
tapi jangan diberi upah’ anjuran untuk tareddhep [ta.rɘd.dhɘp] vi tertidur
mengabaikan kabar yang belum tentu tarètan [tarɛtan] n saudara
benar tarnyang [tarñaŋ] atarnyang v membantah
tangghiling [tɘŋghiliŋ] n trenggiling dengan mengulang-ulang perkataan
tanto [tantɔ] a tentu; pasti orang yang dibantah
nantoaghi v menentukan tasbhi [tasbhi] n tasbih; rosario
tao [taɔ] v (R) 1 tahu: Sengko’ ta’ tao lamon tasè’ [tasɛʔ] n laut
kodhu ka romana. Saya tidak tahu kalau taskatès [taskatɛs] adv ceplas-ceplos dalam
harus ke rumahnya. 2 pernah: Samot lakar berbicara
penter, tape ta’ tao abhajang ‘Samot tasmak [tasmak] n kaca mata
memang pintar, tetapi tidak pernah atasmaghân v memakai kaca mata; ber-
sembahyang.’ kaca mata
o-matao v bersikap atau bertindak tataèn/tatayyèn [tataɛn/tatayyɛn] a berkarat
seolah-olah tahu; sok tahu tebbhâs [tɘbbhəs] nebbhâs v pembelian
tao dhughâ kèra ‘tahu duga kira’ tahu seluruh hasil panen sebelum dipetik dari
mengukur diri pohonnya. Dalam hal ini pembeli yang
tao nyekot ta’ tao ajhai’ ‘bisa memotong memetik atau memanen
pola tidak bisa menjahit’ bisa menasihati tebbhasan n system pembelian dengan cara
tetapi tidak bisa melaksanakan nasihatnya tebbhâs
tapa’ [tapaʔ] n tapak tebbhu [tɘbbhu] n tebu
tapa’ dangdang secara harfiah berarti tèddhâ’ [tɛddhǝʔ] v injak
‘tapak burung gagak’ yang dilambangkan nèddhâ’ v menginjak: Nèddhâ’ teppong ta’
kepada simpang empat. Hal ini alampat. ‘menginjak tepung tak berbekas’
berhubungan hal-hal yang berbau klenik tegghu’ [nɘgghuʔ] negghu’ v memegang
dan mistis ghu’-negghu’ v memegang sesuatu
tapok [tapɔk] napok vt menempeleng; ghu’-tegghu’an v saling berpegangan
menampar (tangan)
napok ngènjhâm tanang tekkor [tɘkkɔr] n tekor
‘menampar/menempeleng meminjam tèkos [tɛkɔs] n tikus
tangan’ sama dengan ‘lempar batu tèkos katon bunto’na ‘tikus kelihatan
sembunyi tangan’ ekornya’ hukuman hanya diberikan
kepada orang yang wajib menanggungnya
tellasân [tɘllasǝn] n hari raya ta’ nemmo bujâ è batton ‘tidak
Tellasân Ajjhi Hari Raya Idul Adha menemukan garam di pinggir balai-balai’
Tellasân Aghung hari raya Idul Fitri selalu salah
Tellasân Pètra hari raya Idul Fitri ta’ nemmo èra ‘tidak bisa bergerak’; selalu
Tellasân Rèrajâ/Rèyajâ [rɛrajǝ/rɛyajǝ] hari salah
raya Idul Adha tèmon [tɛmɔn] n mentimun
Tellasân Topa’ [tɔpaʔ] n lebaran ketupat, mara tèmon amoso dhurin ‘seperti
yaitu hari ketujuh setelah idul fitri atau mentimun melawan durian’
tanggal delapan Syawal. Lebaran ini mengibaratkan lawan yang tidak seimbang
dianalogikan dengan Idul Fitri, yaitu atau sebanding
merayakan puasa enam hari pada bulan tèmor [tɛ.mɔr] n timur
Syawal ngatemor agak ke timur
tello’ [tɘllɔʔ] n tiga tenְdhak [tɛnɖhǝk] n langkah
tellor [tɘllɔr] n telur satenְdhak sapeccak arti harfiahnya
atellor v bertelur ‘selangkah sekaki’ selangkah adalah
lor-telloran n telur-teluran; telur mainan sepupu sekaki adalah saudara kandung
nyabâ’ tellor è bâtton ‘menaruh telur di yang artinya saudara dan bukan sama-
pinggir balai-balai’ melakukan pekerjaan sama jauh, sama-sama dekat
sia-sia yang hanya merugikan diri sendiri tengel [tɛŋɘl] a tuli
tèma [tɛma] n timah matengel v acuh, pura-pura tidak
tèmbâ [tɛmbǝ] n timba mendengar
nèmbâ v menimba ngel-matengel v pura-pura tuli
tèmbhâng [tɛmbhǝŋ] 1 v timbang 2 p tèngel montengnga ‘tuli tulang ekornya’
(ètèmbhâng) daripada tidak mau mendengar nasihat dan selalu
atèmbhâng v menimbang berat badan melawan
sendiri tèngghu [tɛŋghu] vi tonton
nèmbhâng v menimbang nèngghu vt menonton: Moghâ dhâddhi
tèmbhângan n timbangan sampornana ka sè nangghâ’ sareng sè
Tadâ’ tèmbângan berrâ’ salajâ ‘tidak ada nèngghu. ‘semoga menjadi kesempurna-
timbangan berat sebelah’ keadilan harus an bagi yang menanggap dengan yang
menempatkan semua orang dalam posisi menonton’
seimbang merupakan implementasi ghun-tengghun n tontonan
pentingnya rasa keadilan bagi orang tèngka [tɛŋka] n tingkah
Madura atèngka v bertingkah
tembus [tɘm.bus] a tembus aka-tengka v banyak tingkah
nembusi vt memastikan tèngka’ [tɛŋkaʔ] n langkah
temmo [tɘmmɔ] atemmo v bertemu atèngka’ v melangkah
nemmo v menemukan tengnga [tɘŋŋa] n tengah
patemmon n pasar yang adanya dua hari tèngngep [tɛŋŋɘp] nèngngep v (ter)-
sekali telungkup
mon-temmon v berjanji untuk bertemu tennar [tɘnnar] a retak
disuatu tempat dan waktu tertentu tèpès [tɛpɛs] a tipis
matèpès v menipiskan dilakukan saat nyaba’ oca’ berupa topa’
pès-tèpès v tipis-tipis toju’)
teppong [tɘppɔŋ] n tepung tokang [tɔkaŋ] n tukang
teppong bi’ ghuddhuna, apolong padâ tokar [tɔkar] n pertengkaran; perkelahian
buddhuna ‘tepung dengan kuenya, atokar v bertengkar; berkelahi
bergabung sama rusaknya’ bergabung atokaran v saling bertengkar satu sama
sama-sama rusaknya. Ket. Peribahasa ini lain: Jhâ’ atokar sakancaan. ‘Sesama
berasal dari pantun pendek. teman jangan saling bertengkar.’
tèra’ [tɛraʔ] a terang nokare v mengajak berkelahi/bertengkar
terro [tɘrrɔ] v ingin kar-tokaran v kelahi-kelahian; permainan
tètè [tɛtɛ] n titi perkelahian antar anak laki-laki sin lat-
nètè v meniti siladhân ‘silat-silatan’
sasat nètè obu’ salembâr ‘seperti meniti tokol [tɔkɔl] 1 v pukul 2 n palu
rambut selembar’ 1 melakukan pekerjaan nokol v memukul
sia-sia yang hanya menyebabkan celaka kol-tokol n alat untuk memukul; pemukul
sendiri 2 selalu salah dan menerima kol-tokolan v saling pukul
hukuman toktok n lomba adu binatang kepala dengan
to’ot [tɔʔɔt] n lutut kepala
no’ot v memukul atau menyerang dengan atoktok v mengadu kepala
lutut tolak [tɔlak] nolak vt menolak
leng-ngaleng ka to’ot ‘bersembunyi di tolak (bâli) bolak balik untuk satu
balik lutut’ rahasia yang terkuak karena keperluan singkat tanpa berhenti setelah
pertanyaan yang menelisik menyelesaikan pekerjaan tersebut
to’-oto’ v sejenis arisan yang digunakan tolang [tɔlaŋ] n tulang
oleh blater untuk menarik dana dari ngangkès tolang acalathaghân
bhubuwan yang pernah dibayarkannya ‘mengangkis tulang berserakan’
pada anggota-anggota remo membantu atau menunjang kebutuhan
tobi’ [tɔbiʔ] nobi’ v mencubit keluarga, kerabat, atau orang lain
bi’-tobi’an v cubit-cubitan sehingga mendekatkan hubungan
todus [tɔdus] a malu tomang [tɔmaŋ] n tungku
toghu [tɔghu] tunggu tombhâk [tɔmbhǝk] n tombak
atoghu vi menunggui nombhâk v menombak
noghui vt menunggui ètombhâk èosong ‘ditombak diusung’
patoghu n penunggu (mistis) pembunuhan oleh anggota keluarga
toju’ [tɔjuʔ] v duduk sendiri
ju’-toju’ v duduk-duduk tompa’ [tɔmpaʔ] v naik
katoju’ân n tempat duduk nompa’ v menaiki
matoju’ v mendudukkan tompeng [tɔmpɘŋ] n tumpeng
ngatojui v menduduki (tempat duduk) Muwâng tompeng, nabâng butèr
matoju’ tandha memberikan tanda ‘membuang tumpeng, mengejar butir
lamaran berupa oleh-oleh (biasanya nasi’ karena serakah mengejar yang kecil
sedang yang besar yang dimiliki hilang nongkol v sudah bertongkol jhâ’ kol-
karenanya nongkol jangan lalai, lebih baik hati-hati
tona [tɔna] a rugi tongo [tongo] v kutu yang sangat kecil
tond̩hing [tɔnɖhiŋ] n tonding berwarna merah pada kulit ayam, lepitan
tonding [tɔndiŋ] n bagian punggung pisau kulit manusia, dsb; tungu; tungau; tengu
yang tidak tajam tongtong [tɔŋtɔŋ] n kentongan
nonding v memukul dengan punggung tonjhâng [tɔñjhǝŋ] nonjhâng v menopang
pisau (menahan dsb.) supaya tidak roboh
tondu’ [tɔnduʔ] nondu’ v menunduk (condong dsb.)
Tongare [tɔngarɛ] n bulan kesepuluh dalam tono [tɔnɔ] nono v memasak dengan
penaggalan Madura sebagai pengganti membakar
penyebutan bulan hijriyah Syawwal. katonon v terbakar
Tongare berarti tujuh hari yaitu hari raya topa’ [topaʔ] n ketupat
yang diperingati hari ketujuh Syawal topa’ toju’ sejenis ketupat yang alasnya
setelah puasa enam hari pada bulan berbentuk segi enam dengan atas runcing
tersebut. seperti kerucut
tongga’ [tɔŋgǝʔ] n tonggak nyarè topa’, kaèlangan teppang ‘mencari
tonggha’an [tɔŋghǝʔǝn] n batang bambu ketupat, kehilangan sewadah sesajian’
bagian bawah yang berbuku pendek dan karena serakah mengejar yang kecil
paling keras sedang yang besar yang dimiliki hilang
tonggha’ ngalang ka dunynya ‘tonggak karenanya
melintang di muka bumi’ masalah yang topèng [tɔpɛŋ] n topeng
samar-samar tiba-tiba muncul kepada tore [tɔrɛ] mari
umum toro’ [tɔrɔʔ] v ikut
tongka’ [tɔŋ.kaʔ] n tumit atoro’ v patuh; taat
nongka’ vi melakukan dengan tumit noro’ v ikut
tada’ tongka’ tada’ dai peribahasa yang noro’è v mengikuti dari belakang
arti asalnya adalah tak peduli tumit, tak noro’ bunte’ ‘ikut di belakang’ mengikuti
peduli dahi yang dimaksudkan untuk tidak orang yang lebih tahu (kadang-kadang
membeda-bedakan tinggi-rendah jabatan tanpa alasan)
seseorang. toron [tɔrɔn] v 1 turun Dari Sorbhaja, ali
bada e tongka’ bada e dai ‘ada di tungkai toron e Tangkel. ‘dari Surabaya, ali turun
ada di dahi’ segala sesuatu ada tempatnya di Tangkel’ 2 mudik dari Jawa Hasan
sesuai kodrat bhuru toron dari Sorbhaja. ‘hasan baru
tongkeng [tɔŋkɛŋ] n pantat mudik dari surabaya’
tongko’ [tɔŋkɔʔ] nongko’ vi 1 bertengger 2 toronan n keturunan toron tana selamatan
bertumpu; berpijak untuk anak yang baru pertama menginjak
ko’-nongko’ v bertengger tanah sejak dilahirkan
ko’-tongko’ n tempat/sesuatu untuk torot [tɔrɔt] biar
berpijak, bertumpu norodhi/norote v menuruti kehendak
tongkol [tɔŋkɔl] n calon buah pisang; towa [tɔwa] a tua
tongkol pisang
wa-matowa v bersikap atau bertindak seolah-olah sudah tua

U
uwan [uwan] nguwan v menggembala

W
wâng-ghuwâng [wǝŋghuwǝŋ] n kumbang tahi’ memperebutkan sesuatu yang tidak
wangwung/tahi berharga karena terpengaruh ketamakan
mara wâng-ghuwâng nemmo taè ‘seperti wè-rowè [wɛrɔwɛ] n tonggeret
kumbang wangwung/tahi menemukan

Z
Zabur [zǝbur] n kitab Zabur zamzam [sǝmsǝm] n air zamzam
zakat [sǝkat] n zakat
DAFTAR PUSTAKA

Ashadi, Moh. Makhfud. 1992. Kosa Kata Basa Madura. Sumenep: Tanpa Nama Penerbit
Bastari dan Yoesi Ika Fiandarti. 2009. Kosa Kata Bahasa Madura Lengkap. Surabaya: Karya
Simpati Mandiri
Chaer, Abdul. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Iyubenu, Edi A.H. 2003. Ojung. Yogyakarta: LKiS
Jonge, Huub de. 1989. Madura dalam Empat Zaman: Pedagang, Perkembangan Ekonomi, dan
Islam Suatu Studi Antropologi Ekonomi. Jakarta: KITLV, LIPI, Gramedia
Moeliono, M. Anton. 1997. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Muslich, Masnur. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia: Tinjauan Deskriptif Sistem Bunyi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara
Rifai, Mien Ahmad. 2007. Manusia Madura: Pembawaan, Perilaku, Etos Kerja, Penampilan, dan
Pandangan Hidupnya seperti Dicitrakan Peribahasanya. Yogyakarta: Pilar Media
Sudikan, Setya Yuwana [et.al]. 1993. Nilai Budaya dalam Sastra Nusantara di Madura. Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1999. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Anda mungkin juga menyukai