Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN
HOME INDUSTRI KRIPIK SINGKONG “ SEMI ABADI ”
MOJOMULYO, DAU KABUPATEN MALANG

Disusun oleh :

1. Muhammad Khairul Anwar (201410210311028)


2. Syafita Sari Normi (201410210311032)
3. Annisa Masniari Pane (201410210311042)
4. Riswanda Aulia Ridwansyah (201410210311050)

LABORATORUM AGRIBISNIS
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIANPETERNAKAN
UNIVERSITAS MUAMMADIYAH MALANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum ini disusun sebagai laporan akhir dari mata kuliah
Kewirausahaan II. Penulisan laporan ini berdasarkan hasil studi yang telah
dilakukan di home industri Kripik Singkong “ Semi Abadi ” yang beralamat Jl.
Mojomulyo No. 81 Rt. 03 Rw. 1, Mojorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang,
Jawa Timurpada hari Jumat tanggal 26 Oktober 2015, oleh mahasiswa:

Nama Koordinator : Muhammad Khairul Anwar (201410210311028)

Anggota : Syafita Sari Normi (201410210311032)


Annisa Masniari Pane (201410210311042)
Riswanda Aulia Ridwansyah (201410210311050)
Jurusan : Agribisnis

Fakultas : Pertanian dan Peternakan

Universitas Muhammadiyah Malang

Malang, 30 Nopember 2015

Telah Disahkan dan Disetujui,

Instruktur Asisten

(Fila Cipta Sasmita, SP) (Shanty Eko Sylawati)

Mengetahui,

Ketua Laboratorium Agribisnis

(Ir. Gumoyo Mumpuni N, MP)

i
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah. Dialah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa,
pengatur segala urusan dan takdir. Oleh karena itu,sangat beralasan jika puncak
segala pujian tercurah kepada Engkau atas segala nikmat yang diberikan. Dengan
kucuran nikmat-Nyalah laporan ini dapat terselesaikan.

Dengan Maha Pengasih dan Penyayang-Nya Allah Azza Wa Jalla yang


memberikan kami ilmu-Nya, lewat ciptaannya Fila Cipta Sasmita, SP sehingga
kami bisa dengan mudah mengerjakan laporan ini,juga terima kasih kepada pihak-
pihak yang sudah membantu dalam penyusunan laporan ini. Dimana kami tidak
bisa menyebutkannya satu per satu.

Dalam laporan ini,kami menjelaskan hasil studi home industri Kripik


Singkong “ Semi Abadi ” yang beralamat Jl. Mojomulyo No.81 Rt.03 Rw. 1,
Mojorejo Kecamatan Dau , Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Kami menyadari,dalam laporan ini masih banyak kesalahan dan


kekurangan,yang disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang
kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan
dan kesempurnaan laporan ini.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca
umumnya.

Malang, 30 Nopember 2015

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2. Tujuan .............................................................................................................. 1
BAB II MENGHAYATI MENJADI WIRAUSAHA YANG BAIK ................. 2
2.1. Syarat Wirausaha Yang Baik ........................................................................... 2
2.2. Matriks Analisis SWOT ................................................................................... 4
2.3. Analisis S.W.O.T ............................................................................................. 5
2.4. Matriks Analisis S.W.O.T ................................................................................ 7
2.5. Penjelasan Mengenai Mengapa Strategi Tersebut Diambil ............................. 7
BAB III MENGATASI RESIKO USAHA.......................................................... 9
3.1. Resiko Usaha ................................................................................................... 9
3.2. Cara Menanggulangi Resiko Usaha ................................................................. 9
3.3. Resiko Usaha ................................................................................................... 9
3.3.1. Hasil Identifikasi resiko yang dihadapi tentang bahan-bahan produksi; ....... 9
3.3.2. Hasil Identifikasi resiko yang dihadapi tentang hasil produksi; .................. 10
3.3.3. Hasil Identifikasi resiko yang dihadapi tentang peralatan produksi; ........... 10
3.3.4. Hasil Identifikasi resiko yang dihadapi tentang pegawai usaha ; ................ 10
3.3.5. Hasil Identifikasi resiko yang dihadapi tentang fasilitas usaha : ................. 10
3.4. Cara Menanggulangi Resiko dari Usahanya .................................................. 10
BAB IV MENGANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN ............................. 11
4.1. Menghitung Biaya .......................................................................................... 11
4.2. Menghitung Penerimaan ................................................................................ 12
4.3. Menghitung Pendapatan ................................................................................. 13
4.4. Menghitung R/C Rasio .................................................................................. 13
4.5. Menghitung Harga Produksi Minimal ........................................................... 14
4.6. Menghitung Jumlah Produksi Minimal ......................................................... 14
PENUTUP ............................................................................................................ 16
Kesimpulan ........................................................................................................... 16
Saran ..................................................................................................................... 16
LAMPIRAN ......................................................................................................... 17

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Teks Halaman

Tabel 1 Matriks analisis SWOT home industry Kripik Singkong “Semi Abadi”. .. 7
Tabel 2. Biaya Variabel......................................................................................... 11
Tabel 3. Biaya Tetap ............................................................................................. 12
Tabel 4. Total Penerimaan .................................................................................... 13

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tidak ada bangsa yang sejahtera dan dihargai bangsa lain tanpa kemajuan
konomi.Kemajuan ekonomi akan dapat dicapai jika ada spirit kewirausahaan,
yang kuat dari wargabangsanya. China adalah contoh konkret dan paling dekat.
Setelah menggelar pesta akbar Olimpiade 2008 yang mencengangkan banyak
orang beberapa waktu lalu, mereka kembalimembuat dunia berdecak dengan
kesuksesan astronotnya berjalan-jalan di angkasa luar.Dan kini, dunia menantikan
China turun tangan membantu mengatasi krisis keuanganglobal. Tanpa kemajuan
ekonomi, tentu semua itu tak mungkin dilakukan China. Salah satufaktor
kemajuan ekonomi China adalah semangat kewirausahaan masyarakatnya, yang
didukung penuh pemerintahnya.
Menurut McClelland (2000), salah satu faktor yang menyebabkan sebuah
negara menjadi maju adalah ketika jumlah wirausahawan yang terdapat di negara
tersebut berjumlah 2% dari populasi penduduknya. Saat ini, jumlah wirausaha
yang terdapat di Indonesiamencapai 400 ribu jiwa atau kurang dari 1% populasi
penduduk Indonesia yang berkisar 200juta jiwa. Kondisi ini sangat berbanding
terbalik dengan yang terjadi di Amerika Serikatmisalnya yang memiliki jumlah
wirausaha sebesar 11,5% dari populasi penduduknya ataunegara tetangga yaitu
Singapura dengan 7,2% warganya bekerja sebagari wirausaha. Efeknya tidak
mengherankan bila kedua negara tersebut menjadi salah satu negara dengan
perkembangan ekonomi termaju di dunia. Berhubungan dengan itu wirausaha
perlu dilakukan stdudi.

1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Menganalisis suatu usaha atau lebih tepatnya home industry yang
bergerak pada bidang pertanian.
2. Mengetahui manajemen usaha sebuah home industry.

1
BAB II
MENGHAYATI MENJADI WIRAUSAHA YANG BAIK

2.1. Syarat Wirausaha Yang Baik


Sebelum mebahas syarat-syarat wirausaha kita terlebih lebih dulu harus tahu
pengertian wirausaha. Istilah kewirausahaan (entrepreneur) pertama kali
diperkenalkan pada awal abad ke-18 oleh ekonom Perancis, Richard Cantillon.
Menurutnya, entrepreneur adalah “agent whobuys means of production at certain
prices in order to combine them”. Adapun makna secaraetimologis
wirausaha/wiraswasta berasal dari bahasa Sansekerta, terdiri dari tiga suku kata :
“wira“, “swa“, dan “sta“. Wira berarti manusia unggul, teladan, tangguh, berbudi
luhur,berjiwa besar, berani, pahlawan, pionir, pendekar/pejuang kemajuan,
memiliki keagunganwatak. Swa berarti sendiri, dan Sta berarti berdiri. (Santoso,
2013)
Istilah kewirausahaan, pada dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur,
yang dalam bahasa Inggris di kenal dengan between taker atau go between. Abad
pertengahan istilah entrepreneur digunakan untuk menggambarkan seseorang
actor yang memimpin proyek produksi, Konsep wirausaha secara lengkap
dikemukakan oleh Josep Schumpeter, yaitu sebagai orang yang mendobrak sistem
ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan
menciptakan bentuk organisasi baruatau mengolah bahan baku baru. Orang
tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru atau pun
yang telah ada.
Definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat
adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan
peluang tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi semua
kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan
menciptakan suatu organisasi.Istilah wirausaha dan wiraswasta sering digunakan
secara bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak berbeda.
Menurut Teddy Wirawan Trunodipo (2013), syarat-syarat menjadi seorang
wirausahawan yang baik, yaitu:
1. Harus memiliki ide bisnis yang jelas. Seorang wirausaha ketika akan
mengawali bisnisnya harus memiliki ide bisnis. Ide bisnis ini tidak sekedar

2
ide yang keluar secara tiba-tiba atau spontan ketika bertemu dengan
seeorang diperjalanan atau bertemu dengan teman lama. Bisnis yang akan
dijalankan harus memiliki ide bisnis yang jelas. Ide yang jelas dapat
diartikan bahwa ide tersebut ril, tidak mengambang, punya sasaran dan
tujuan, ada visi dan misi yang dapat diraih, mudah untuk dijalankan,
memiliki daya dukung (soft skill dan hard skill) yang kuat, memiliki
peluang bisnis yang baik dan prospektif.

2. Ada kemauan dan keberanian menghadapi risiko. Seseorang yang ingin


berwirausaha dan sukses di masa depan maka dia harus menumbuhkan
kemauan dan keberanian menghadapi resiko. Kemauan yang kuat dan
berani menghadapi resiko merupakan sebuah karakter yang pantang
menyerah. Kemauan yang keras merupakan cara yang tepat menghadapi
resiko yang akan timbul di lingkungan bisnis.

3. Membuat perencanaan dan pengorganisasian usaha. Organisasi bisnis


tidak akan maju dan berjalan sesuai yang diimpikan tanpa adanya sebuah
perencanaan dan pengelolaan dengan baik. Perencanaan dan
pengorganisasian usaha yang baik merupakan kunci kelangsungan
kegiatan operasional bisnis itu sendiri. Semakin baik perencanaan dan
pengorganisasian dan hasilnya semakin mendekati perencanaan awal maka
bisnis tersebut cenderung berhasil.

4. Kerja keras. Dunia bisnis tidak sekedar dunia yang santai dan statis. Dunia
bisnis adalah dunia yang berkembang dan futuristik. Dunia yang tidak
berhenti di satu tempat saja maka seorang wirausahawan yang
menginginkan bisnisnya tetap berjalan dan maju berkembang harus berani
bekerja keras supaya bisa menghadapi perubahan dan perkembangan
lingkungan bisnis.

5. Mengembangkan hubungan dengan semua pihak. Sebuah bisnis yang


berjalan sebaiknya mengembangkan hubungan kerjasama yang baik.
Pengembangan hubungan dengan baik dapat dilakukan di dalam organisasi
bisnis dan di luar organisasi bisnis. Hubungan kerjasama bisnis yang baik

3
dapat membantu pengembangan dan ekspansi bisnis yang mengarah
kepada keberhasilan bisnis itu sendiri

2.2. Matriks Analisis SWOT


Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis di dalam manajemen perusahaan
atau di dalam organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha
penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan
jangka pendek maupun tujuan jangkan panjang. Atau definisi analisis SWOT
yang lainnya yaitu sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan juga
kondisi sebagai sebagai faktor masukan, lalu kemudian dikelompokkan menurut
kontribusinya masing-masing. Satu hal yang perlu diingat baik-baik oleh para
pengguna analisa ini, bahwa analisa SWOT ini semata-mata sebagai suatu sebuah
analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi, dan
bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang bagi
permasalahan yang sedang dihadapi. (Sora, 2015)
SWOT adalah singkatan dari:
S = Strength (kekuatan).
W = Weaknesses (kelemahan).
O = Opportunities (Peluang).
T = Threats (hambatan).
Matriks Analisis SWOT

Faktor Internal
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Faktor Eksternal

Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O


Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T

Penjelasan mengenai 4 (empat) komponen analisis SWOT, yaitu :

1. Strenght (S) yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang


merupakan kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini
yang perlu di lakukan di dalam analisis ini adalah setiap perusahaan atau
organisasi perlu menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan di bandingkan
dengan para pesaingnya. Misalnya jika kekuatan perusahaan tersebut

4
unggul di dalam teknologinya, maka keunggulan itu dapat di manfaatkan
untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan
juga kualitas yang lebih maju.
2. Weaknesses (W) yaitu analisi kelemahan, situasi ataupun kondisi yang
merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini.
Merupakan cara menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan
ataupun organisasi yang menjadi kendala yang serius dalam kemajuan
suatu perusahaan atau organisasi.
3. Opportunity (O) yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang
merupakan peluang diluar suatu organisasi atau perusahaan dan
memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan. Cara ini
adalah untuk mencari peluang ataupun terobosan yang memungkinkan
suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembang di masa yang akan
depan atau masa yang akan datang.
4. Threats (T) yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau
ancaman yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi
untuk menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan pada suatu perusahaan atau organisasi yang menyebabkan
kemunduran. Jika tidak segera di atasi, ancaman tersebut akan menjadi
penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan baik di masa sekarang
maupun masa yang akan datang.

2.3. Analisis S.W.O.T


Analisis SWOT untuk home industry Kripik Singkong “Semi Abadi”:

1. Strenght
a. Harga yang ditawarkan murah
b. Bahan baku produksi yang melimpah
c. Fokus pada usaha
d. Rasa yang Renyah dan gurih
e. Memiliki Mitra usaha

5
2. Weakness
a. Minimnya promosi
b. Varian rasa yang kurang
c. Belum ada merek
d. Bungkus atau kemasan yang kurang menarik
e. Pembuatan produk kurang praktis
f. Kurangnya promosi
g. Tenaga kerja kurang
h. Penyimpanan tidak praktis
3. Oppertunity
a. Belum adanya pesaing
b. Sudah dikenal masyarakat sekitrar
c. Sudah memiliki pasar
d. Bisa menjamin rasa khas
e. Pegawai yang bias dihandalkan
4. Treath
a. Dapat tersaingi dengan produk lain
b. Tersaingi dengan produk yang rasanya bervarian
c. Perubahan selera masyarakat
d. Tersaingi dengan produk yang kemasannya menarik
e. Bisa ditiru dengan mudah

6
2.4. Matriks Analisis S.W.O.T
Tabel 1 Matriks analisis SWOT home industry Kripik Singkong “Semi Abadi”.
Faktor Internal Strenght Weakness
 Harga yang ditawarkan  Minimnya promosi
murah  Varian rasa yang
 Bahan baku produksi yang kurang
melimpah  Belum ada merek
 Fokus pada usaha  Bungkus atau kemasan
 Rasa yang Renyah dan yang kurang menarik
gurih  Pembuatan produk
 Memiliki Mitra usaha kurang praktis
 Kurangnya promosi
 Tenaga kerja kurang
 Penyimpanan tidak
praktis
Faktor Eksternal

Opportunity Strategi S-O Strategi W-O

 Belum adanya pesaing  Penjualan dilingkungan  Penambahan tenaga


 Sudah dikenal sekitar kerja
masyarakat sekitrar  Membangun loyalitas  Promosi digencarkan
 Sudah memiliki pasar konsumen  Membuat varian rasa
 Bisa menjamin rasa  Meningkatkan kualitas  Membuat kemasarn
khas rasa yang menarik
 Pegawai yang bisa  Menjalin hubungan yang  Meningkatkan alat
dihandalkan lebih rapa dengan mitra produksi
usaha  Membuat merk
 Meningkatkan produksi

Treath Strategi S-T Strategi W-T

 Dapat tersaingi dengan  Meningkatkan kuantitas  Penambahan tenaga


produk lain rasa kerja
 Tersaingi dengan  Varian baru  Update trend pasar
produk yang rasanya  Membuat keripik dari  Membuat kemasan
bervarian bahan baku yang lain yang menarik
 Perubahan selera  Lebih meluaskan  Membuat loyalitas
masyarakat pemasaran konsumen
 Tersaingi dengan  Membuat kemasan dan  Memabangun loyalitas
produk yang merk yang menarik serta konsumen
kemasannya menarik label.
 Bisa ditiru dengan
mudah
Sumber: Data Primer, diolah 2015

7
2.5. Penjelasan Mengenai Mengapa Strategi Tersebut Diambil
1. Strategi S-O
Karena rasa yang enak dan gurih serta dikenal lingkungan sekitar, maka
beberapa % penjualan pada masyarakat sekitar dapat dioptimalkan dengan
promosi word of mouth. Peningkatan produksi agar laba yang dihasilkan
meningkat serta bisa mempertahankan usaha yang dijalankan agar tidak kalah
bersaing dengan home industry serupa yang memiliki varian rasa yang bermacam.
2. Strategi W-O
Karena alat produksi masih tradisional sedangkan perusahaan sudah dikenal
lingkugan sekitar. Maka merekrut orang sekitar untuk menjadi pegawai bisa jadi
solusi, selain memberdayakan juga dapat membatu masyarakat sekitar. Strategi
yang dilakukan dengan membuat varian rasa yang bermacam sehingga bisa
bersaing dengan produk kripik yang lain dan konsumen tetap loyal dengan produk
tersebut.
3. Strategi S-T
Kekuatan ada dalam rasa sedangkan ancaman ada dari produksi lain, maka
mempertahankan rasa yang ada sekarang sebagai rasa khas produksi tersebut.
Apabila ingin menambah varian ciri khasnya pun ditingkatkan. Membuat kripik
dari bahan baku yang lain agar konsumen tidak bosan dengan produk yang
rasanya cuma original dan konsumen bisa memilih rasa yang berbeda. Meluaskan
segmentasi pasar merupakan strategi yang praktis untuk mempertahankan usaha
dari kripik singkong “Semi Abadi” ini, dengan meluaskan segmentasi pasar maka
semakin banyak konsumen baru yang menyukai produk ini.
4. Strategi W-T
Kurang promosi dan perubahan selera dapat diantisipasi dngan up to date
tentang trend pasar yang ada. Sehingga ini bisa meminimalisir kelemahan dan
ancaman yang terjadi pada usaha yang dijalankan. Membuat labeling dan kemasan
yang menarik agar konsumen mengetahui ciri khas dari produk yang kita buat.
Sehingga konsumen dengan sendirinya loyal terhadap produk kita karena
perusahaan memiliki labeling yang khas.

8
BAB III
MENGATASI RESIKO USAHA

3.1. Resiko Usaha


Resiko usaha adalah suatu bahaya, atau akibat yang kemungkinan dapat
terjadi pada keadaan sebuah usaha yang sedang berlangsung maupun situasi usaha
yang akan datang. Sifat dari resiko usaha itu sendiri adalah tidak pasti dan
sebagian besar menimbulkan kerugian. Resiko usaha merupakan situasi yang
tidak dikehendaki oleh para pelaku bisnis, namun resiko usaha sendiri selalu tidak
bisa dihindarkan. Resiko usaha biasanya muncul karena faktor pelaku bisnis itu
sendiri dan dapat muncul karena kegiatan dan keputusan yang diambil dalam
kegiatan rutinitas sehari-hari. (Putra, 2015)
3.2. Cara Menanggulangi Resiko Usaha
Menurut Adhitya Ramadhani Dwi Putra (2012), Cara- cara menanggulangi
resiko usaha, yaitu :
1. Dengan mengadakan pencegahan dan pengurangan kemungkinan
terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian.
2. Melakukan retensi, yakni mentolerir terjadinya kerugian.
3. Melakukan pengendalian terhadap resiko.
4. Mengalihkan resiko kepada pihak lain (untuk harta kekayaan kepada
asuransi KERUGIAN dan untuk karyawannya kepada asuransi
JAMSOSTEK).
5. Mengadakan inovasi produk/product inovation, yaitu membuat desain baru
dari produk yang disenangi calon pembeli.
6. Mengadakan penelitian pasar/market research untuk memperoleh
informasi pasar secara berkisinambungan.
3.3. Resiko Usaha
Analisis rediko usaha untuk home industry Kripik Singkong “Semi Abadi”:
3.3.1. Hasil Identifikasi resiko yang dihadapi tentang bahan-bahan
produksi;
a. Bahan-bahan produksi dimakan oleh tikus
b. Bahan-bahan produksi dicuri

9
3.3.2. Hasil Identifikasi resiko yang dihadapi tentang hasil produksi;
a. Produk mudah pecah
b. Adanya bahan pengawet berbahaya, seperti msg
3.3.3. Hasil Identifikasi resiko yang dihadapi tentang peralatan produksi;
a. Kerusakan peralatan
b. Teknisi peralatan yang kurang
3.3.4. Hasil Identifikasi resiko yang dihadapi tentang pegawai usaha ;
a. Pegawai tidak memiliki seragam kerja tetap
b. Pegawai kurang menjaga kebersihan
3.3.5. Hasil Identifikasi resiko yang dihadapi tentang fasilitas usaha :
a. Fasilitas kurang memadai
b. Minimnya fasilitas yang digunakan
c. Tidak ada tempat khusus untuk istirahat
3.4. Cara Menanggulangi Resiko dari Usahanya
3.4.1. Menanggulangi resiko yang dihadapi tentang bahan-bahan
produksi
a. Membuat tempat penyimpanan yang lebih aman dari gangguan
3.4.2. Menanggulangi resiko yang dihadapi tentang hasil produksi;
a. Membuat produksi tanpa msg, digantikan dengan pengawet alami
b. Membuat kemasan yang bias melindyngi produk
3.4.3. Menanggulangi resiko yang dihadapi tentang peralatan produksi;
a. Sering-sering mengecek kelayakan peralatan
b. Menyediakan teknisi yang berpengalaman
c. Membeli peralatan yang baru
3.4.4. Menanggulangi resiko yang dihadapi tentang peralatan produksi;
a. Memberikan sanksi yang tegas
b. Membuat baju pegawai agar menjadi identitas perusahaan
c. Membuat jadwal pemeriksaan kebersihan
3.4.5. Menanggulangi resiko yang dihadapi tentang fasilitas usaha :
a. Membeli fasilitas yang memadai, sehingga pegawai leih nyaman
bekerja
b. Memberikan tempat istirahat bagi pegawai
3.4.6. Menanggulangi resiko yang lainnya
a. Tempat produksi perlu diperluas lagi.

10
BAB IV
MENGANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN

4.1. Menghitung Biaya


Menurut Sadono Sukirno (2010) dalam bukunya Mikroekonomi Teori
Pengantar, biaya produksi didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang
dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-
bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang
diproduksikan perusahaan tersebut.

a. Menghitung Total Biaya


1. Total Biaya Variabel (VC)
Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah
output atau produksi yang dihasilkan. Karena biaya variabel ini digunakan untuk
membeli input-input variabel. Jadi apabila ingin memproduksi dalam skala yang
besar, maka biaya variabelnya akan bertambah. Sebaliknya, jika ingin
memproduksi dalam skala kecil, maka biaya variabel akan kecil atau menurun.
Contohnya yaitu biaya pembelian singkong, air cucian beras, minyak goreng, gas
LPG dan upah pegawai. Berdasarkan data survey yang didapat total biaya variabel
sebesar 𝑅𝑝 1.997.000.
Tabel 2. Biaya Variabel
Jumlah Unit Harga/Unit Nilai
No. Uraian
(a) (b) (a x b)
Rp 100.000/100
1 Singkong 1 ton Rp 1 000.000
kg
2 Air Cucian Beras 400 ltr Rp 1.000/liter Rp 400.000
3 Minyak Goreng 10 ltr Rp20.000/liter Rp 200.000
4 Gas LPG 6 tabung Rp15.000/tabung Rp 90.000
5 Upah 8 orang Rp35.000/orang Rp 280.000
Total Biaya Variabel Rp 1.970.000
Sumber: Data Primer, diolah 2015

11
2. Total Biaya Tetap (FC)
Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh
jumlah output atau produksi yang dihasilkan. Berdasarkan dari data survey yang
didapat pada home industry Kripik Singkong “Semi Abadi” biaya tetapnya yaitu,
siler, pisau, mesin rajang, tong, pancai, kompor, wajan, timbangan dan tabung
gas. Berdasarkan data survey yang didapat total biaya tetap sebesar 𝑅𝑝 26.007.
Tabel 3. Biaya Tetap

Jumlah Jumlah
Harga/Unit Nilai Proses Umur Jumlah Nilai
No. Uraian Unit
Produksi Ekonomis Pemakaian Penyusutan
(s)
(q) (p) (q x p)
1 Siler 1 Rp 250.000 Rp 250.000 96 4 384 Rp651
2 Pisau 6 Rp 20.000 Rp 120.000 96 2 192 Rp625
3 Mesin Rajang 4 Rp 140.000 Rp 560.000 96 3 288 Rp1.944
4 Tong 8 Rp 150.000 Rp 1.200.000 96 3 288 Rp4.167
5 Panci 6 Rp 85.000 Rp 510.000 96 4 384 Rp1.328
6 Kompor 4 Rp 140.000 Rp 560.000 96 1 96 Rp5.833
7 Wajan 6 Rp 85.000 Rp 510.000 96 2 192 Rp2.656
8 Timbangan 1 Rp 500.000 Rp 500.000 96 4 384 Rp1.302
9 Tabung Gas 6 Rp 120.000 Rp 720.000 96 1 96 Rp7.500
Total Biaya Tetap Rp26.007
Sumber: Data Primer, diolah 2015
3. Biaya Total
Biaya total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk produksi.
Jadi merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel. Untuk
menghitung besarnya biaya total yang digunakan dalam suatu usaha dengan
rumus :
TC = FC + VC
𝑇𝐶 = 𝑅𝑝 26.007 + 𝑅𝑝 1.970.000
𝑇𝐶 = 𝑅𝑝 1.996.007
Berdasarkan data survey yang didapat biaya total sebesar 𝑅𝑝 1.996.007.

4.2. Menghitung Penerimaan (TR)


Penerimaan adalah nilai yang dihasilkan dari penjualan produksi. Untuk
mengetahui besarnya penerimaan yang diperoleh dengan menggunakan rumus :
TR = P x Q

12
Keterangan: TR = Total Penerimaan
P = Harga/unit
Q = Jumlah produksi
Tabel 4. Total Penerimaan

Jumlah Unit Harga/Unit Nilai


No. Uraian
(a) (b) (a x b)
1 Kripik Singkong 700 kg Rp 7000/kg Rp 4.900.000
Total Penerimaan (TR) Rp 4.900.000
Sumber: Data Primer, diolah 2015
Menghitung total penerimaan;
𝑇𝑅 = 𝑃 × 𝑄
𝑇𝑅 = 𝑅𝑝 7.000 × 700
𝑇𝑅 = 𝑅𝑝 4.900.000
Berdasarkan data survey yang didapat total penerimaan sebesar
𝑅𝑝 4.900.000.

4.3. Menghitung Pendapatan(π)


Pendapatan adalah penerimaan yang diterima dari suatu usaha, setelah
dikurangi dengan biaya yang telah dikeluarkan. Besarnya pendapatan dapat
dihitung dengan rumus : Pendapatan = TR – TC
Keterangan: TR = Total penerimaan (Total Revenue)
TC = Total biaya (Total Cost)
Menghitung penerimaan Kripik Singkong “ Semi Abadai”;
𝜋 = 𝑅𝑝 4.900.000 − 𝑅𝑝 1.996.007
𝜋 = 𝑅𝑝 2.903.993
Berdasarkan data survey yang didapat pendapatan sebesar 𝑅𝑝 2.903.993.

4.4. Menghitung R/C Rasio


R/C rasio merupakan perbandingan antara nilai penerimaan dengan total
biaya R/C rasio digunakan untuk menghitung nilai efisiensi ekonomis suatu
usaha. Secara matematis nilai R/C rasio bisa ditulis dengan rumus :
R/C Rasio = TR/TC
Ketarangan: R/C rasio > 1, suatu usaha dikatakan efisien dan menguntungkan
R/C rasio = 1, suatu usaha dikatakan impas

13
R/C rasio < 1, suatu usaha dikatakan tidak efisien dan rugi
Analisis usaha home industry Kripik Singkong “Semi Abadi”, yaitu:
TR
𝑅/𝐶 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
TC
Rp 4,900,000
𝑅/𝐶 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑅𝑝 2.903.993
𝑅/𝐶 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = 1,687
Analisis efesiensi usaha tersebut 1,687 > 1 yang artinya usaha yang
dijalankan layak untuk di kembangkan dan dijalankan.

4.5. Menghitung Harga Produksi Minimal


Harga produksi minimal bisa dihitung dengan pendekatan titik impas. Suatu
usaha dikatakan impas apabila tidak untung dan tidak rugi. Jadi besarnya
penerimaan sama dengan besarnya total biaya. Secara matematis bisa di tulis
sebagai berikut:
𝑇𝑅 = 𝑇𝐶  kondisi titik impas
𝑃 𝑥 𝑄 = TC
TC
𝑃=  harga produksi minimal
Q

Apabila harga jual produksi > dari harga produksi minimal, maka usaha untung.
Apabila harga jual produksi = dari harga produksi minimal, maka usaha impas.
Apabila harga jual produksi < dari harga produksi minimal, maka usaha rugi.

Analisis usaha home industry Kripik Singkong “Semi Abadi”, yaitu:


Rp 1.996,007
𝑃=
700
𝑃 = Rp 2.852
Analisis harga produksi minimal usaha tersebut Rp 2.852 < Rp 7.000 yang
artinya usaha rugi. Tetapi dalam riilnya usaha tersebut untung untuk dijalankan
karena R/C rasionya lebih dari 1.

4.6. Menghitung Jumlah Produksi Minimal


Jumlah produksi minimal bisa dihitung dengan pendekatan titik impas. Suatu
usaha dikatakan impas apabila tidak untung dan tidak rugi. Jadi besarnya

14
penerimaan sama dengan besarnya total biaya. Secara matematis bisa di tulis
sebagai berikut:
𝑇𝑅 = 𝑇𝐶  kondisi titik impas
𝑃 𝑥 𝑄 = TC
TC
𝑄=  jumlah produksi minimal
P

Apabila jumlah produksi > dari jumlah produksi minimal, maka usaha untung.
Apabila jumlah produksi = dari jumlah produksi minimal, maka usaha impas.
Apabila jumlah produksi < dari jumlah produksi minimal, maka usaha rugi.

Analisis usaha home industry Kripik Singkong “Semi Abadi”, yaitu:


TC
𝑄=
P

Rp 1.996.007
𝑄= = 285
Rp 7.000
Analisis jumlah produksi minimal usaha tersebut 285 < 7.00 yang artinya
usaha rugi. Tetapi dalam riilnya usaha tersebut untung untuk dijalankan karena
R/C rasionya lebih dari 1.

15
PENUTUP

Kesimpulan
 Berdasarkan praktikum di kelas kami menyimpulkan bahwa wirausaha
adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah
organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Analisis SWOT adalah
suatu bentuk analisis di dalam manajemen perusahaan atau di dalam
organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha
penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu
tujuan jangka pendek maupun tujuan jangkan panjang. Sedangkan resiko
usaha adalah suatu bahaya, atau akibat yang kemungkinan dapat terjadi
pada keadaan sebuah usaha yang sedang berlangsung maupun situasi
usaha yang akan datang.
 Berdasarkan praktikum di lapang kami menyimpulkan bahwa usaha yang
dijalankan Bapak Muslih dan Ibu Sayumi dengan nama usaha Kripik
Singkong “Semi Abadi” layak untuk dijalankan atau menguntungkan.
Bapak Muslih dan Ibu Sayumi telah melakukan manajemen usaha
walaupun sederhana dimana sudah ada pembukuan dan pembagian tugas
bagi pegawainya. Sehingga ini bisa membuat gerak usaha menjadi lebih
leluasa karena sudah teratur.

Saran
 Untuk praktikan lebih serius lagi dalam praktikum lapang ini karena
sangat bermanfaat bagi kita semua.
 Asisten diharapkan menyampaikan dengan lebih baik agar dalam
pembuatan laporan tidak salah.
 Instruktur diharapkan mendampingi dalam perkuliahan karena tidak cukup
dengan asisten saja.

16
DAFTAR PUSTAKA

Putra. 2015. Pengertian Resiko Usaha.


(Online) http://www.ciputra-uceo.net/blog/2015/5/22/pengertian-resiko-
usaha (Diakses 30 November 2015)

Putra, A. R. 2012. Jenis-jenis Resiko, Tingkatan dan Cara Menanggulanginya.


(Online) http://adhityadwiputra.blogspot.co.id/2012/11/jenis-jenis-resiko-
tingkatan-dan-cara.html (Diakses 30 November 2015)

Santoso, D. 2013. Modul Pembelajaran Kewirausahaan. Jakarta: DIREKTORAT


JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN DITJEN
PENDIDIKAN TINGGI KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN.

Sukirno, Sadono. 2010. MIKROEKONOMI Teori Pengantar Edisi Tiga. Jakarta:


Rajawali Press.

Sora. 2015. Pengertian Analisis SWOT dan Manfaatnya.


(Online) http://www.pengertianku.net/2015/03/pengertian-analisis-swot-
dan-manfaatnya.html (Diakses 30 November 2015)

17
LAMPIRAN

 Dokumentasi

(Kripik yang sudah dikemas) (Kripik yang sudah dikemas)

(Penjemuran kripik) (Para pegawai sedang menata kripik


untuk dijemur)

(Kripik yang sudah kering) (Tempat produksi)

18

Anda mungkin juga menyukai