PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN
HOME INDUSTRI KRIPIK SINGKONG “ SEMI ABADI ”
MOJOMULYO, DAU KABUPATEN MALANG
Disusun oleh :
LABORATORUM AGRIBISNIS
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIANPETERNAKAN
UNIVERSITAS MUAMMADIYAH MALANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktikum ini disusun sebagai laporan akhir dari mata kuliah
Kewirausahaan II. Penulisan laporan ini berdasarkan hasil studi yang telah
dilakukan di home industri Kripik Singkong “ Semi Abadi ” yang beralamat Jl.
Mojomulyo No. 81 Rt. 03 Rw. 1, Mojorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang,
Jawa Timurpada hari Jumat tanggal 26 Oktober 2015, oleh mahasiswa:
Instruktur Asisten
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah. Dialah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa,
pengatur segala urusan dan takdir. Oleh karena itu,sangat beralasan jika puncak
segala pujian tercurah kepada Engkau atas segala nikmat yang diberikan. Dengan
kucuran nikmat-Nyalah laporan ini dapat terselesaikan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca
umumnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Matriks analisis SWOT home industry Kripik Singkong “Semi Abadi”. .. 7
Tabel 2. Biaya Variabel......................................................................................... 11
Tabel 3. Biaya Tetap ............................................................................................. 12
Tabel 4. Total Penerimaan .................................................................................... 13
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Menganalisis suatu usaha atau lebih tepatnya home industry yang
bergerak pada bidang pertanian.
2. Mengetahui manajemen usaha sebuah home industry.
1
BAB II
MENGHAYATI MENJADI WIRAUSAHA YANG BAIK
2
ide yang keluar secara tiba-tiba atau spontan ketika bertemu dengan
seeorang diperjalanan atau bertemu dengan teman lama. Bisnis yang akan
dijalankan harus memiliki ide bisnis yang jelas. Ide yang jelas dapat
diartikan bahwa ide tersebut ril, tidak mengambang, punya sasaran dan
tujuan, ada visi dan misi yang dapat diraih, mudah untuk dijalankan,
memiliki daya dukung (soft skill dan hard skill) yang kuat, memiliki
peluang bisnis yang baik dan prospektif.
4. Kerja keras. Dunia bisnis tidak sekedar dunia yang santai dan statis. Dunia
bisnis adalah dunia yang berkembang dan futuristik. Dunia yang tidak
berhenti di satu tempat saja maka seorang wirausahawan yang
menginginkan bisnisnya tetap berjalan dan maju berkembang harus berani
bekerja keras supaya bisa menghadapi perubahan dan perkembangan
lingkungan bisnis.
3
dapat membantu pengembangan dan ekspansi bisnis yang mengarah
kepada keberhasilan bisnis itu sendiri
Faktor Internal
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Faktor Eksternal
4
unggul di dalam teknologinya, maka keunggulan itu dapat di manfaatkan
untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan
juga kualitas yang lebih maju.
2. Weaknesses (W) yaitu analisi kelemahan, situasi ataupun kondisi yang
merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini.
Merupakan cara menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan
ataupun organisasi yang menjadi kendala yang serius dalam kemajuan
suatu perusahaan atau organisasi.
3. Opportunity (O) yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang
merupakan peluang diluar suatu organisasi atau perusahaan dan
memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan. Cara ini
adalah untuk mencari peluang ataupun terobosan yang memungkinkan
suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembang di masa yang akan
depan atau masa yang akan datang.
4. Threats (T) yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau
ancaman yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi
untuk menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan pada suatu perusahaan atau organisasi yang menyebabkan
kemunduran. Jika tidak segera di atasi, ancaman tersebut akan menjadi
penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan baik di masa sekarang
maupun masa yang akan datang.
1. Strenght
a. Harga yang ditawarkan murah
b. Bahan baku produksi yang melimpah
c. Fokus pada usaha
d. Rasa yang Renyah dan gurih
e. Memiliki Mitra usaha
5
2. Weakness
a. Minimnya promosi
b. Varian rasa yang kurang
c. Belum ada merek
d. Bungkus atau kemasan yang kurang menarik
e. Pembuatan produk kurang praktis
f. Kurangnya promosi
g. Tenaga kerja kurang
h. Penyimpanan tidak praktis
3. Oppertunity
a. Belum adanya pesaing
b. Sudah dikenal masyarakat sekitrar
c. Sudah memiliki pasar
d. Bisa menjamin rasa khas
e. Pegawai yang bias dihandalkan
4. Treath
a. Dapat tersaingi dengan produk lain
b. Tersaingi dengan produk yang rasanya bervarian
c. Perubahan selera masyarakat
d. Tersaingi dengan produk yang kemasannya menarik
e. Bisa ditiru dengan mudah
6
2.4. Matriks Analisis S.W.O.T
Tabel 1 Matriks analisis SWOT home industry Kripik Singkong “Semi Abadi”.
Faktor Internal Strenght Weakness
Harga yang ditawarkan Minimnya promosi
murah Varian rasa yang
Bahan baku produksi yang kurang
melimpah Belum ada merek
Fokus pada usaha Bungkus atau kemasan
Rasa yang Renyah dan yang kurang menarik
gurih Pembuatan produk
Memiliki Mitra usaha kurang praktis
Kurangnya promosi
Tenaga kerja kurang
Penyimpanan tidak
praktis
Faktor Eksternal
7
2.5. Penjelasan Mengenai Mengapa Strategi Tersebut Diambil
1. Strategi S-O
Karena rasa yang enak dan gurih serta dikenal lingkungan sekitar, maka
beberapa % penjualan pada masyarakat sekitar dapat dioptimalkan dengan
promosi word of mouth. Peningkatan produksi agar laba yang dihasilkan
meningkat serta bisa mempertahankan usaha yang dijalankan agar tidak kalah
bersaing dengan home industry serupa yang memiliki varian rasa yang bermacam.
2. Strategi W-O
Karena alat produksi masih tradisional sedangkan perusahaan sudah dikenal
lingkugan sekitar. Maka merekrut orang sekitar untuk menjadi pegawai bisa jadi
solusi, selain memberdayakan juga dapat membatu masyarakat sekitar. Strategi
yang dilakukan dengan membuat varian rasa yang bermacam sehingga bisa
bersaing dengan produk kripik yang lain dan konsumen tetap loyal dengan produk
tersebut.
3. Strategi S-T
Kekuatan ada dalam rasa sedangkan ancaman ada dari produksi lain, maka
mempertahankan rasa yang ada sekarang sebagai rasa khas produksi tersebut.
Apabila ingin menambah varian ciri khasnya pun ditingkatkan. Membuat kripik
dari bahan baku yang lain agar konsumen tidak bosan dengan produk yang
rasanya cuma original dan konsumen bisa memilih rasa yang berbeda. Meluaskan
segmentasi pasar merupakan strategi yang praktis untuk mempertahankan usaha
dari kripik singkong “Semi Abadi” ini, dengan meluaskan segmentasi pasar maka
semakin banyak konsumen baru yang menyukai produk ini.
4. Strategi W-T
Kurang promosi dan perubahan selera dapat diantisipasi dngan up to date
tentang trend pasar yang ada. Sehingga ini bisa meminimalisir kelemahan dan
ancaman yang terjadi pada usaha yang dijalankan. Membuat labeling dan kemasan
yang menarik agar konsumen mengetahui ciri khas dari produk yang kita buat.
Sehingga konsumen dengan sendirinya loyal terhadap produk kita karena
perusahaan memiliki labeling yang khas.
8
BAB III
MENGATASI RESIKO USAHA
9
3.3.2. Hasil Identifikasi resiko yang dihadapi tentang hasil produksi;
a. Produk mudah pecah
b. Adanya bahan pengawet berbahaya, seperti msg
3.3.3. Hasil Identifikasi resiko yang dihadapi tentang peralatan produksi;
a. Kerusakan peralatan
b. Teknisi peralatan yang kurang
3.3.4. Hasil Identifikasi resiko yang dihadapi tentang pegawai usaha ;
a. Pegawai tidak memiliki seragam kerja tetap
b. Pegawai kurang menjaga kebersihan
3.3.5. Hasil Identifikasi resiko yang dihadapi tentang fasilitas usaha :
a. Fasilitas kurang memadai
b. Minimnya fasilitas yang digunakan
c. Tidak ada tempat khusus untuk istirahat
3.4. Cara Menanggulangi Resiko dari Usahanya
3.4.1. Menanggulangi resiko yang dihadapi tentang bahan-bahan
produksi
a. Membuat tempat penyimpanan yang lebih aman dari gangguan
3.4.2. Menanggulangi resiko yang dihadapi tentang hasil produksi;
a. Membuat produksi tanpa msg, digantikan dengan pengawet alami
b. Membuat kemasan yang bias melindyngi produk
3.4.3. Menanggulangi resiko yang dihadapi tentang peralatan produksi;
a. Sering-sering mengecek kelayakan peralatan
b. Menyediakan teknisi yang berpengalaman
c. Membeli peralatan yang baru
3.4.4. Menanggulangi resiko yang dihadapi tentang peralatan produksi;
a. Memberikan sanksi yang tegas
b. Membuat baju pegawai agar menjadi identitas perusahaan
c. Membuat jadwal pemeriksaan kebersihan
3.4.5. Menanggulangi resiko yang dihadapi tentang fasilitas usaha :
a. Membeli fasilitas yang memadai, sehingga pegawai leih nyaman
bekerja
b. Memberikan tempat istirahat bagi pegawai
3.4.6. Menanggulangi resiko yang lainnya
a. Tempat produksi perlu diperluas lagi.
10
BAB IV
MENGANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN
11
2. Total Biaya Tetap (FC)
Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh
jumlah output atau produksi yang dihasilkan. Berdasarkan dari data survey yang
didapat pada home industry Kripik Singkong “Semi Abadi” biaya tetapnya yaitu,
siler, pisau, mesin rajang, tong, pancai, kompor, wajan, timbangan dan tabung
gas. Berdasarkan data survey yang didapat total biaya tetap sebesar 𝑅𝑝 26.007.
Tabel 3. Biaya Tetap
Jumlah Jumlah
Harga/Unit Nilai Proses Umur Jumlah Nilai
No. Uraian Unit
Produksi Ekonomis Pemakaian Penyusutan
(s)
(q) (p) (q x p)
1 Siler 1 Rp 250.000 Rp 250.000 96 4 384 Rp651
2 Pisau 6 Rp 20.000 Rp 120.000 96 2 192 Rp625
3 Mesin Rajang 4 Rp 140.000 Rp 560.000 96 3 288 Rp1.944
4 Tong 8 Rp 150.000 Rp 1.200.000 96 3 288 Rp4.167
5 Panci 6 Rp 85.000 Rp 510.000 96 4 384 Rp1.328
6 Kompor 4 Rp 140.000 Rp 560.000 96 1 96 Rp5.833
7 Wajan 6 Rp 85.000 Rp 510.000 96 2 192 Rp2.656
8 Timbangan 1 Rp 500.000 Rp 500.000 96 4 384 Rp1.302
9 Tabung Gas 6 Rp 120.000 Rp 720.000 96 1 96 Rp7.500
Total Biaya Tetap Rp26.007
Sumber: Data Primer, diolah 2015
3. Biaya Total
Biaya total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk produksi.
Jadi merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel. Untuk
menghitung besarnya biaya total yang digunakan dalam suatu usaha dengan
rumus :
TC = FC + VC
𝑇𝐶 = 𝑅𝑝 26.007 + 𝑅𝑝 1.970.000
𝑇𝐶 = 𝑅𝑝 1.996.007
Berdasarkan data survey yang didapat biaya total sebesar 𝑅𝑝 1.996.007.
12
Keterangan: TR = Total Penerimaan
P = Harga/unit
Q = Jumlah produksi
Tabel 4. Total Penerimaan
13
R/C rasio < 1, suatu usaha dikatakan tidak efisien dan rugi
Analisis usaha home industry Kripik Singkong “Semi Abadi”, yaitu:
TR
𝑅/𝐶 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
TC
Rp 4,900,000
𝑅/𝐶 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑅𝑝 2.903.993
𝑅/𝐶 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = 1,687
Analisis efesiensi usaha tersebut 1,687 > 1 yang artinya usaha yang
dijalankan layak untuk di kembangkan dan dijalankan.
Apabila harga jual produksi > dari harga produksi minimal, maka usaha untung.
Apabila harga jual produksi = dari harga produksi minimal, maka usaha impas.
Apabila harga jual produksi < dari harga produksi minimal, maka usaha rugi.
14
penerimaan sama dengan besarnya total biaya. Secara matematis bisa di tulis
sebagai berikut:
𝑇𝑅 = 𝑇𝐶 kondisi titik impas
𝑃 𝑥 𝑄 = TC
TC
𝑄= jumlah produksi minimal
P
Apabila jumlah produksi > dari jumlah produksi minimal, maka usaha untung.
Apabila jumlah produksi = dari jumlah produksi minimal, maka usaha impas.
Apabila jumlah produksi < dari jumlah produksi minimal, maka usaha rugi.
Rp 1.996.007
𝑄= = 285
Rp 7.000
Analisis jumlah produksi minimal usaha tersebut 285 < 7.00 yang artinya
usaha rugi. Tetapi dalam riilnya usaha tersebut untung untuk dijalankan karena
R/C rasionya lebih dari 1.
15
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum di kelas kami menyimpulkan bahwa wirausaha
adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah
organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Analisis SWOT adalah
suatu bentuk analisis di dalam manajemen perusahaan atau di dalam
organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha
penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu
tujuan jangka pendek maupun tujuan jangkan panjang. Sedangkan resiko
usaha adalah suatu bahaya, atau akibat yang kemungkinan dapat terjadi
pada keadaan sebuah usaha yang sedang berlangsung maupun situasi
usaha yang akan datang.
Berdasarkan praktikum di lapang kami menyimpulkan bahwa usaha yang
dijalankan Bapak Muslih dan Ibu Sayumi dengan nama usaha Kripik
Singkong “Semi Abadi” layak untuk dijalankan atau menguntungkan.
Bapak Muslih dan Ibu Sayumi telah melakukan manajemen usaha
walaupun sederhana dimana sudah ada pembukuan dan pembagian tugas
bagi pegawainya. Sehingga ini bisa membuat gerak usaha menjadi lebih
leluasa karena sudah teratur.
Saran
Untuk praktikan lebih serius lagi dalam praktikum lapang ini karena
sangat bermanfaat bagi kita semua.
Asisten diharapkan menyampaikan dengan lebih baik agar dalam
pembuatan laporan tidak salah.
Instruktur diharapkan mendampingi dalam perkuliahan karena tidak cukup
dengan asisten saja.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN
Dokumentasi
18