Aaa PDF
Aaa PDF
CIKAMPEK-PADALARANG
MAKALAH
untuk memenuhi tugas matakuliah
Operasional dan Infrastruktur
yang dibina oleh Drs. H. Suparno, S.T., M.T.
Oleh:
Muhammad Febrianto 170521626051
Muhammad Imaduddin Zakki 170521626044
Muhammad Ihsan Rodzi 170521626067
Wanda Lidyasinta Wulandari 170521626036
Wahyurisky Nurpitasari 170521626010
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Jembatan adalah konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua
bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah
yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta apai, jalan
raya yang melintang tidak sebidang dan lain-lain. Perkembangan transportasi
yang semakin erat kaitannya dengan pembangunan, baik berupa pembangunan
jalan ataupun jembatan yang berfungsi untuk memperlancar arus kendaraan
sehingga tercipta efisiensi waktu dalam beraktifitas.
Jembatan harus dibuat dengan kokoh dan kuat, karna apabila terjadi
kerusakan maka akan menimbulkan gangguan terhadap kelancaran aktivitas
lalu lintas. Namun kekuatan dan kekokohan jembatan juga harus diperhatikan
dengan tidak kuat secara berlebihan. Tetap memperhatikan nilai jembatan
yang ekonomis, tetapi tetap memperhatikan kekuatan yang tetap dikategorikan
baik dengan menggunakan bahan dengan mutu tinggi dan waktu pembuatan
yang cepat.
Era modern ini, jembatan di Indonesia sering mengalami kerusakan
dan perbaikan baik dalam kondisi rangka baja, kondisi permukaan perkerasan
jalan, drainase jembatan, kondisi dak jembatan, kondisi gelagar dan lain
sebagainya. Salah satu jembatan yang akan di bahas dalam makalah ini adalah
jembatan yang termasuk jembatan terkenal di Indonesia, yaitu jembatan
cisomang yang berada di Desa Cisomang, Kecamatan Darangdan, Kabupaten
Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Dengan membahas mulai dari
menganalisis tingkat kerusakan jembatan, jenis perawatan jembatan, metode
pelaksanaan perawatan jmbatan cisomang.
Menurut penulis, jembatan cisomang merupakan jembatan yang
sesuai untuk melakukan suatu analisis dari tingkat kerusakannya, karena
jembatan cisomang masuk ke dalam zona kerentanan gerakan tanah tinggi.
Artinya, saat hujan di atas normal, wilayah ini mudah bergerak, karena itu
penulis berkeinginan membuat makalah mengenai analisa tingkat kerusakan
jembatan cisomang, yang bertujuanuntukmengetahuitentangtingkat kerusakan
yang terjadi pada jembatan cisomang lebih rinci.
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa saja yang harus di analisis dari jembatan cisomang?
2. Apa saja jenis perawatan yang sesuai untuk jembatan cisomang?
3. Bagaimana metode pelaksanaan perawatan jembatan cisomang?
4. Apa saja alat yang digunakan dalam perbaikan jembatan cisomang?
5. Apa saja bahan yang digunakan dalam perbaikan jembatan cisomang?
6. Bagaimana bentuk jadwal kegiatan untuk metode pelaksanaan perawatan
jembatan cisomang yang tepat?
1.3 Tujuan
Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami analisis dari jembatan cisomang.
2. Untuk mengetahui jenis perawatan yang sesuai untuk jembatan cisomang.
3. Untuk mengetahui metode pelaksanaan perawatan jembatan cisomang.
4. Untuk mengetahuialat yang digunakan dalam perbaikan jembatan cisomang.
5. Untuk mengetahui bahan yang digunakan dalam perbaikan jembatan
cisomang.
6. Untuk memahami bentuk jadwal kegiatan untuk metode pelaksanaan
perawatan jembatan cisomang yang tepat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Analisa Jembatan Cisomang
Gambar 2.1.JembatanTolCisomang
Sumber : merdeka.com (2016)
Jembatan Cisomang merupakan bagian dari ruas jalan Cikampek-
Padalarang, pada KM 100 + 700. Jembatan cisomang memiliki konstruksi
rangka baja dengan konstuksi tiang melengkung antara 2 tebing. Jembatan ini
memiliki data teknis sebagai berikut:
1. Panjang : 253,15 m
2. Lebar : 24,10 m
3. Jumlah bentang : 7 bentang
4. Jumlah Pilar : 6 pilar
5. Bentang Terpanjang : 40,00 m
6. Rata-rata Panjang Bentang : 35,00 m
7. Pilar Tertinggi : 40,00 m
8. Kondisi Umum : Aktif
9. Jenis Jembatan : Gelagar
10. Jumlah Gelagar : 8 Gelagar
11. Tahun Pembangunan : 2002
12. Negara : Indonesia
13. Pulau : Jawa
14. Propinsi : Jawa Barat
15. Latitude (GPS) : -6.7014380265727730
16. Longitude (GPS) : 107.4333146811841300
D
a
r
iGambar 2.9 Pengukuran Pergerakan Geometrik
Sumber : jurnal HPJI (2018)
b) Pemasangan Strutting
Adapun bahan yang dibutuhkan antara lain:
1) Baja WF
2) Member
3) Mur dan Baut
4) Paku Baja
5) Gelagar
.
c) Pemasangan Wrapping
Adapun bahan yang dibutuhkan antara lain:
1) FRP didahului primer coating dan ditutupidengan impregnation
primer coating.
2) Sanblasting
2.5.2 Pekerjaan Struktur
a) Bored Pile dan Ground Anchor
Adapun bahan yang dibutuhkan antara lain:
1) Semen
2) Pasir
3) Agregat kasar
4) Besi tulangan
5) Kawat Anchor
6) Pengait kawat
b) Jacketing
Adapun bahan yang dibutuhkan antara lain:
1) Semen
2) Pasir
3) Besi tulangan
4) Selimut baja
2.6 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan
No. Uraian Pekerjaan Durasi
1 Pekerjaan Survey (P1)
1.1 Pendahuluan
1.2 Pengumpulan data
1.3 Analisis data
1.4 Penarikan Kesimpulan
2 Penanganan Awal
2.1 Pekerjaan Grouting (P2)
- Persiapan peralatan
- Pembersihan daerah
- Pembuatan bahan untuk grouting
cut back 1 liter/m2
- Penyuntikan Grouting
- Pemadatan
2.2 Pemasangan Strutting (P3)
- Persiapan peralatan
- Pembersihan daerah
- Pengukuran medan
- Pemotongan Beam
- Perakitan
2.3 Pemasangan Wrapping (P4)
- Persiapan peralatan
- Pembersihan pilar beton
- Pemasangan Wrapping
3 Penangannan Lanjutan
3.1 Pekerjaan Bored Pile dan Ground
Anchor (P5)
- Pembersihan lahan
Penggalian sampai lapisan tanah
- keras
- Pengecoran Pile
- Pemasangan Ground Anchor
3.2 Pemasangan Jacketing
- Pembersihan Lahan
- Persiapan media dan peralatan
- Pemasangan Jacket pada dinding
beton
- Pemasangan selimut baja
Luas
MetodePerbai Hargasatu JumlahBi
Kerusak
kan an aya
DimensiJembatan an ProsentaseKerus
(m²) akan (%) (Rp/m²) (Rp)
Panja 253,1 Pekerjaan - -
ng 5 m Survey (P1)
Pekerjaan 869,5 10,5
Lebar 24,10 m Grouting (P2)
6100, m Pekerjaan 843,5 22,5
Luas 92 ² Strutting (P3)
Pekerjaan 1200 23,3
Wrapping
(P4)
Pekerjaan 241 15,2
Bored
Pile(P5)
Pemasangan 1350 16,5
Jacketing(P6)
JUMLAH 4504 88
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
4. Penanganan Struktural
a. Bored Pile dan Ground Anchor
Dari hasil analisis geoteknik, untuk menaikkan faktor
keamanan struktur Jembatan Cisomang dan mengurangi laju
pergerakan pilar, dilakukan perkuatan dengan memasang bored pile di
P2 dan P1-P2.setelah pemasangan bored pile adalah ground anchor.
Pemasangan ground anchor ini sebagai perkuatan geoteknik yang
menahan pergerakan tanah yang terjadi sehingga struktur tidak terus
mengalami pergeseran.
b. Connection Beam
Connection beam menahan beban pergerakan P1 yang
ditumpukan ke pile cap P1-P2 dan pile cap P2.
c. Jacketing
Jacketing bertujuan untuk perkuatan pilar beton yang telah
mengalami deformasi yang terjadi.Jacketing dipasang pada P0, P1, dan
P2 yang menerima beban deformasi yang besar. Beton jacketing yang
digunakan pada ketiga pilar tersebut fc’ = 30 MPa.
5. Pemantauan dan Evaluasi Pascaperbaikan
Pemantauan terus dilakukan hingga pekerjaan selesai pada
tanggal 31 Mei 2017 dan pembukaan penuh arus pada 1 April
2017.Pertambahan pergerakan sudah tidak terjadi lagi atau sudah tidak
signifikan.Evaluasi juga dilakukan dengan menggunakan accelerometer
pada pangkal Pilar P3 dengan menggunakan beban lalulintas, namun
pengujian belum menunjukkan hasil yang diharapkan.Hal ini dapat terjadi
karena beban lalulintas belum dapat mengeksitasi Pilar P3.
6. Alat yang digunakan
1. Penanganan Awal
A) Pekerjaan Grouting
Peralatan yang diperlukan:
a. Mesin bor
b. Perkakas grouting
c. Grout mixer dan agitator
d. Pompa grout
B) Pemasangan Strutting
a. Excavator
b. Crane
c. Scaffolding
C) Pemasangan Wrapping
Pelaksanaan pekerjaan wrapping meliputi ( FRP didahului
primer coating dan ditutupi dengan impregnation primer coating)
peralatan yang dibutuhkan diantaranya pemasangan scaffolding,
bongkar selimut beton dan sanblasting.
D) Pengukuran pergerakan geometrik
a. Theodolite
E) Survey geoteknik Survey dan Analisis Geoteknik
Penyelidikan tanah untuk desain jembatan yang umum
dilaksanakan di lingkungan Bina Marga dengan bentang > 60 m
(relatif dari 25 m s/d 60 m tergantung kondisi) digunakan bor-
mesin (alat bor yang digerakkan dengan mesin) di mana kapasitas
kedalaman bor dapat mencapai 40 m disertai alat split spoon
sampler untuk Standar Penetrasion Test ( SPT ) menurut AASHTO
T 206 – 74. Sedangkan untuk bentang
2. Pekerjaan Struktur
2.1 Bored Pile dan Ground Anchor
Peralatan yang diperlukan:\
a. Excavator
b. Crane
c. Soilmec mechanic.
d. Auger
e. Tremors atau cleaning bucket
f. Pipa tremi
2.2 Jacketing
1) Mesin Molen
2) Bekisting
3) Shear connector
4) Skaffolding
Dari seluruh uraian diatas penyebab terjadinya pergerakan Jembatan
Cisomang adalah karena adanya pelapukan tanah clay shale yang tampak pada
permukaan tepi sungai dekat P2. Selain itu juga penimbunan pada kaki P0 dan P1
dari sisa material ex-pembangunan jembatan tersebut yang menjadi salah satu
pemicu terjadinya pergerakan tanah. Hal tersebut dibuktikan dari analisis plaxis
yang memberikan kenaikan SF signifikan dengan galian pada ex-timbunan
tersebut. Tahapan penanganan yang dilakukan ternyata cukup efektif
menghentikan pergerakan dengan terbukti dapat menaikkan SF.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA