Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS JEMBATAN CISOMANG RUAS TOL

CIKAMPEK-PADALARANG

MAKALAH
untuk memenuhi tugas matakuliah
Operasional dan Infrastruktur
yang dibina oleh Drs. H. Suparno, S.T., M.T.

Oleh:
Muhammad Febrianto 170521626051
Muhammad Imaduddin Zakki 170521626044
Muhammad Ihsan Rodzi 170521626067
Wanda Lidyasinta Wulandari 170521626036
Wahyurisky Nurpitasari 170521626010

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
SI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
MARET 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Jembatan adalah konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua
bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah
yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta apai, jalan
raya yang melintang tidak sebidang dan lain-lain. Perkembangan transportasi
yang semakin erat kaitannya dengan pembangunan, baik berupa pembangunan
jalan ataupun jembatan yang berfungsi untuk memperlancar arus kendaraan
sehingga tercipta efisiensi waktu dalam beraktifitas.
Jembatan harus dibuat dengan kokoh dan kuat, karna apabila terjadi
kerusakan maka akan menimbulkan gangguan terhadap kelancaran aktivitas
lalu lintas. Namun kekuatan dan kekokohan jembatan juga harus diperhatikan
dengan tidak kuat secara berlebihan. Tetap memperhatikan nilai jembatan
yang ekonomis, tetapi tetap memperhatikan kekuatan yang tetap dikategorikan
baik dengan menggunakan bahan dengan mutu tinggi dan waktu pembuatan
yang cepat.
Era modern ini, jembatan di Indonesia sering mengalami kerusakan
dan perbaikan baik dalam kondisi rangka baja, kondisi permukaan perkerasan
jalan, drainase jembatan, kondisi dak jembatan, kondisi gelagar dan lain
sebagainya. Salah satu jembatan yang akan di bahas dalam makalah ini adalah
jembatan yang termasuk jembatan terkenal di Indonesia, yaitu jembatan
cisomang yang berada di Desa Cisomang, Kecamatan Darangdan, Kabupaten
Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Dengan membahas mulai dari
menganalisis tingkat kerusakan jembatan, jenis perawatan jembatan, metode
pelaksanaan perawatan jmbatan cisomang.
Menurut penulis, jembatan cisomang merupakan jembatan yang
sesuai untuk melakukan suatu analisis dari tingkat kerusakannya, karena
jembatan cisomang masuk ke dalam zona kerentanan gerakan tanah tinggi.
Artinya, saat hujan di atas normal, wilayah ini mudah bergerak, karena itu
penulis berkeinginan membuat makalah mengenai analisa tingkat kerusakan
jembatan cisomang, yang bertujuanuntukmengetahuitentangtingkat kerusakan
yang terjadi pada jembatan cisomang lebih rinci.

1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa saja yang harus di analisis dari jembatan cisomang?
2. Apa saja jenis perawatan yang sesuai untuk jembatan cisomang?
3. Bagaimana metode pelaksanaan perawatan jembatan cisomang?
4. Apa saja alat yang digunakan dalam perbaikan jembatan cisomang?
5. Apa saja bahan yang digunakan dalam perbaikan jembatan cisomang?
6. Bagaimana bentuk jadwal kegiatan untuk metode pelaksanaan perawatan
jembatan cisomang yang tepat?

1.3 Tujuan
Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami analisis dari jembatan cisomang.
2. Untuk mengetahui jenis perawatan yang sesuai untuk jembatan cisomang.
3. Untuk mengetahui metode pelaksanaan perawatan jembatan cisomang.
4. Untuk mengetahuialat yang digunakan dalam perbaikan jembatan cisomang.
5. Untuk mengetahui bahan yang digunakan dalam perbaikan jembatan
cisomang.
6. Untuk memahami bentuk jadwal kegiatan untuk metode pelaksanaan
perawatan jembatan cisomang yang tepat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Analisa Jembatan Cisomang

Gambar 2.1.JembatanTolCisomang
Sumber : merdeka.com (2016)
Jembatan Cisomang merupakan bagian dari ruas jalan Cikampek-
Padalarang, pada KM 100 + 700. Jembatan cisomang memiliki konstruksi
rangka baja dengan konstuksi tiang melengkung antara 2 tebing. Jembatan ini
memiliki data teknis sebagai berikut:
1. Panjang : 253,15 m
2. Lebar : 24,10 m
3. Jumlah bentang : 7 bentang
4. Jumlah Pilar : 6 pilar
5. Bentang Terpanjang : 40,00 m
6. Rata-rata Panjang Bentang : 35,00 m
7. Pilar Tertinggi : 40,00 m
8. Kondisi Umum : Aktif
9. Jenis Jembatan : Gelagar
10. Jumlah Gelagar : 8 Gelagar
11. Tahun Pembangunan : 2002
12. Negara : Indonesia
13. Pulau : Jawa
14. Propinsi : Jawa Barat
15. Latitude (GPS) : -6.7014380265727730
16. Longitude (GPS) : 107.4333146811841300

Analisa Tingkat kerusakan :


Pilar Jembatan cisomang mengalami kerusakan akiba tadanya pergerakan
tanah clay Shale (tanah yang mampu mengembang dan menyusut jika kadar
air didalamnya berubah oleh karena itu dapat dikatakan juga bahwa tanah clay
shale adalah tanah yang ekspansif) ,sehingga terjadi deformasi pada pilar P2.
Yang menyebabkan :
1. Pergersaran 57 cm pada pilar kedua (P2) yang disebabkan oleh salah satu
masalah geoteknik yaitu pergerakan tanah horizontal (lateral movement).
2. Terjadi beda tinggi pada bentang pilar 2 dengan pilar 3 sebesar 10-32 cm
3. Terjadi keropos (spalling) pada joint pilar dan pile cap P0 dan pada P3
pada joint bore pile dan pile cap.

Gambar 2.2 Keropos pada Pilar


Sumber : jurnal HPJI (2018)

Gambar 2.3 Keropos pada Pondasi


Sumber : jurnal HPJI (2018)
Gambar 2.3 Kondisi Expansion Joint
Sumber : jurnal HPJI (2018)

Gambar 2.4 Kondasi Kelengkungan Jembatan


Sumber : jurnal HPJI (2018)

Dilihat analisa kerusakan diatas kerusakan tersebut termasuk kerusakan pada


tingkat elemen.
2.2 Jenis Pekerjaan Perawatan
Jenis pekerjaan perawatan yang sesuai dengan tingkat kerusakan diatas adalah
perawatan jenis rehabilitas dan penanganan besar yang mencakup pekerjaan
pemeliharaan dalam skala yang lebih besar dan termasuk pekerjaan penggantian
komponen / elemen, perkuatan dan penangan besar lantai jembatan serta
penanganan besar pada bangunan bawah yang memerlukan pemasangan
bangunan pengaman.Pelaksaan pekerjaan perawatan rehabilitasi dan penanganan
besar dilakukan apabila ditemukan kerusakan berat dengan volume yang cukup
besar.
Jenis perawatan ini dipilih karena kerusakan yang terjadi pada Jembatan
Cisomang terletak pada kerusakan struktur utama yakni pergeseran pilar pada
jembatan yang pekerjaan perawatannya memerlukan perhatian lebih, sehingga
dalam pekerjaan perawatannya, harus dilakukan pembatasan terhadap kendaraan
yang melewati jembatanya itu maksimal kendaraan golongan I (sedan, Jip, Pick
Up/Truk Kecil, Bus).
2.3 Metode Pelaksanaan Perawatan
Metode pelaksanaan perawatan jembatan cisomang memakan waktu ±3 bulan.
Untuk menghindari kerusakan lebih lanjut, dilakukan penanganan awal , survei
pengikuran, penanganan struktural dan pemantauan pengidentifikasian tidak
terjadinya pergerakan yang signifikan pada pilar jembatan. Metode penanganan
yang dilakukan adalah sebagai berikut (Jasa Marga, 2017):
2.3.1 Penanganan awal
a) Grouting

Gambar 2.5 Pekerjaan Grouting


Sumber : jurnal HPJI (2018)
Grouting dilakukan dengan mengisi celah retakan pada pilar
menggunakan material khusus untuk mencegah retakan semakin lebar,
dan melindungi tulangan pilar dari korosi
b) Pemasangan strutting

Gambar 2.6 Pemasangan Strutting


Sumber : jurnal HPJI (2018)

Pergerakan P2 terjadi kearah Bandung, sedangkan untuk P3


kearah Jakarta sehingga diperlukan strutting untuk menahan pergerakan
P2 . sehingga dibutuhkan pekerjaan strutting atau memasang rangka
baja yang menghubungkan pilar P2 dan P3. Selain itu terdapat
pekerjaan rekayasa Sungai Cisomang yang mengalir tepat di antara
pilar P2 dan P3 untuk mencegah aliran air meresap kebawah pondasi
jembatan.
c) Penguatan pilar melalui proses wrapping

Gambar 2.7 Penguatan Wrapping


Sumber : jurnal HPJI (2018)

Penguatan pilar melalui proses wrapping menggunakan


material Fiber Reinforced Polymer (FRP). Pekerjaan tersebut dipasang
di pilar P0, dan on progres di pilar P1 dan P2. FRP (Fiber Reinforced
Polymer) yang digunakan dalam Jembatan Cisomang ini tipe High
Strength Carbon Fiber dengan spesifikasi: Tebal 0,165 mm; Ultimate
Tensile Strength 3800 Mpa; Tensile Modulus of Elasticity 227 GPA;
dan Rupture Stress 1,67%. Setiap pelapisan lembaran FRP didahului
dengan primer coating dan ditutupi dengan impregnation primer
coating. Pada Jembatan Cisomang ini pemasangan FRP ini pada arah
horizontal menggunakan 3 lapis FRP, sedangkan arah vertikal
menggunakan 4 lapis.
2.3.2 Pengukuran pergerakan geometrik

Gambar 2.8 Pengukuran Pergerakan Geometrik


Sumber : jurnal HPJI (2018)

Survei pengukuran dilakukan untuk mengukur pola pergerakan yang


terjadi. Hasil survey tersebut digunakan juga sebagai penilaian atau tolok
ukur keberhasilan perbaikan struktur jembatan. Pergerakan relative pilar
yang terjadi adalah seperti terlihat pada Gambar 8. Hasil pengukuran
menunjukkan pergerakan yang terjadi adalah bahwa pergerakan bagian
bawah P0, P1, dan P2 telah mendorong bagian atas P3, P4, dan
P5.Tumbukan ini mengakibatkan dek atas P2-P3 mengalami kelengkungan
keatas. Apabila dibandingkan dengan gambar as build drawing maka
ketinggian kelengkungan tersebut mencapai 27,5 cm.
2.3.3 Survey dan Analisis Geoteknik
Hasil penyelidikan geoteknik yang dilakukan oleh pihak LAPI ITB,
Lemtek UI, dan PT Petrosol melakukan survey penyelidikan tanah dan
pemantauan pergerakan tanah. Dari seluruh survey dan penyelidikan
geoteknik, maka stratifigasi tanah terlihat bahwa Jembatan Cisomang
berdiri di atas patahan dan Pilar P2, P3, dan P4 berdiri pada lapisan clay
shale. Sebuah lapisan tanah lempung yang memiliki karakteristik kekuatan
geser tinggi dalam kondisi kering, tapi mudah hancur apabila terkena air
dan teks poseudara terbuka. Selanjutnya, sesuai hasil penelitian dan
penyelidikan tanah lanjutan, menurut LAPI ITB (2017). Perkuatan yang
diusulkan adalah sebagai berikut:
a. Perkuatan dengan strutting baja (SF = 1,09).
b. Cutting/unloading dilakukan pada area antara A1-P0-P1 (SF = 1,28).
c. Perkuatan bored pile P2 (D = 1,2 meter, panjang 50 m).
d. Perkuatan bored pile P1-P2 (D = 1,5 meter, panjang 60 m) (SF = 1,37).
e. Perkuatan ground anchor pada P0 dan P1 (sudut 30 derajat, panjang 50
m).
f. Perkuatan ground anchor padalereng P1-P2 dan P0-P1 (sudut 30
derajat, panjang 40 m)

Dari analisis tersebut, ternyata pekerjaan galian pada timbunan tanah


antara A1-P0- P1 ternyata cukup efektif untuk menaikkan angka keamanan.
Terlebih lagi, pada pelaksanaan penggalian area tersebut ternyata ditemukan
ex-tiang pondasi bor yang merupakan sisa tiang saat konstruksi (Gambar
12a). Adapun area penggalian seperti pada Gambar 12b. Pada akhir
pelaksanaan, penggalian tersebut ternyata juga efektif dalam mengurangi
pergerakan pilar.
2.3.4 Penanganan Struktural
a) Bored Pile dan Ground Anchor

D
a
r
iGambar 2.9 Pengukuran Pergerakan Geometrik
Sumber : jurnal HPJI (2018)

hasil analisis geoteknik, untuk menaikkan faktor keamanan


struktur Jembatan Cisomang dan mengurangi laju pergerakan pilar,
dilakukan perkuatan dengan memasang bored pile di P2 dan P1-P2.
Melihat kedalaman pondasi tiang bor yang cukup dalam serta untuk
menjamin integritas mutu tiang pondasi digunakan beton isian jenis
SCC (Self Compacting Concrete).
Setelah pemasangan bored pile adalah ground anchor.
Pemasangan ground anchor ini sebagai perkuatan geoteknik yang
menahan pergerakan tanah yang terjadi sehingga struktur tidak terus
mengalami pergeseran. Kriteria desain dalam faktor keamanan yang
digunakan dalam desain ini berdasarkan British Standard (BS 8081
1989), di mana untuk ground anchor permanen digunakan SF = 2,0
untuk tendon/strand dan SF = 3,0 untuk friksi antara ground anchor
dengan tanah. Analisis dan desain ground anchor dilakukan dalam 3
tahapan, yaitu:
1) Menentukan beban kerja desain (Tw = FWD).
2) Menghitung dan menentukan panjang dari ground angkur
berdasarkan friksi dari ground anchor.
3) Menghitung dan menentukan jumlah strands berdasarkan beban
kerja desain.
Pada saat pelaksanaan, pekerjaan pemasangan ground anchor
memakan waktu yang sangat lama sehingga mengganggu stabilitas
lereng di bawah jembatan dan jumlah ground anchor. Untuk
mempertahankan stabilitas pilar P1 dipasang connection beam dari pile
cap P1 ke pile cap P1P2 dandari pile cap P1-P2 ke pile cap P2. Hasil
analisis dari pemasangan connection beam menghasilkan safety factor
sebesar 1,43.
b) Connection Beam

Gambar 2.10 Connection Beams


Sumber : jurnal HPJI (2018)

Connection beam seperti pada Gambar 2.10 ditunjukkan


menahan beban pergerakan P1 yang ditumpukanke pile cap P1-P2 dan
pile cap P2. Selain itu juga stabilisasi area lereng antara P1 dan P2
tidak efektif lagi menggunakan ground anchor seperti pada perencanaan
awal. Hal tersebut dikarenakan proses pemasangan ground anchor
dirasakan lambat, dan terganggu dengan aktivitas pengeboran untuk
tiang borpondasi pada lereng tersebut. Tetapi untuk menahan gaya
vertikal yang diterima connection beam maka dipasang ground anchor
diujung connection beam dekat P1 pada kedua kakinya.
c) Jacketing
Jacketing bertujuan untuk perkuatan pilar beton yang telah
mengalami deformasi yang terjadi.Jacketing dipasang pada P0, P1, dan
P2 yang menerima beban deformasi yang besar.Beton jacketing yang
digunakan pada ketiga pilar tersebut fc’ = 30 MPa. Pada Pilar P0, tebal
jacketing 25 cm sedangkan tinggi pemasangan 14,7 m. Tulangan yang
digunakan adalah d25-100. Shear connector yang digunakan 4d13-300
pada setiap sisinya.
Pada Pilar P1, tebal jacketing 20 cm sedangkan tinggi
pemasangan 14,7 m. Tulangan yang digunakan adalah d32-125. Shear
connector yang digunakan 6d13-200 pada setiap sisinya. Jacketing pada
struktur P2 direncanakan tebal 20 cm setinggi 10,7 m. Tulangan yang
digunakanadalah d32-125. Shear connector yang digunakan 6d13-200
pada setiap sisinya. Pada Pilar P2 bagian atas diberikan perkuatan
dengan selimut baja setebal 20 mm sepanjang 4,5 m untuk menambah
kekuatan penampang dalam memikul beban gempa dan displacement
yang terjadi.
2.3.5 Pemantauan dan Evaluasi Pasca perbaikan
Pemantauan terus dilakukan hingga pekerjaan selesai pada tanggal 31
Mei 2017 dan pembukaan penuh arus pada 1 April 2017. Pertambahan
pergerakan sudah tidak terjadi lagi atau sudah tidak signifikan. Evaluasi
juga dilakukan dengan menggunakan accelerometer pada pangkal Pilar P3
dengan menggunakan beban lalu lintas, namun pengujian belum
menunjukkan hasil yang diharapkan. Hal ini dapat terjadi karena beban lalu
lintas belum dapat mengeksitasi Pilar P3.
2.4 Alat yang digunakan
2.5.1 Penangana Awal
a) Pekerjaan Grouting
Peralatan yang diperlukan:
1) Mesin bor
Dipakai untuk pembuatan lubang grout, dengan diameter
antara 46 – 76 mm. jenisnya bor putar (rotary type drill).
2) Perkakas grouting
Meliputi packer, stang grouting, by pass, manometer, keran
pengatur tekanan, pipa pemasukan dan pengembali dan pengukur
debit.
3) Grout mixer dan agitator
Untuk mencampur bahan grout sesuai dengan perbandingan
yang ditentukan, kemudian dialirkan kedalam agitator sebagai
tempat grout siap untuk diambil oleh pompa.
4) Pompa grout
Umtuk memompakan grout yang tersimpan di agitator ke
lubang grout melalui unit peralatan grouting.
b) Pemasangan Strutting
1) Excavator
Adalah alat besar sebagai mobil penggerak utama dari semua
alat, disini berfungsi sebagai pengendali atau control
2) Crane
Crane adalah lengan excavator yang menghubungkan antara
mesin bor soilmec mekanik dengan excavator.
3) Scaffolding
Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang
digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam
konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar
lainnya. Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari
pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan
bahan-bahan lain.
c) Pemasangan Wrapping
Pelaksanaan pekerjaan wrapping meliputi ( FRP didahului
primer coating dan ditutupi dengan impregnation primer coating)
peralatan yang dibutuhkan diantaranya pemasangan scaffolding,
bongkar selimut beton dan san blasting.
2.5.2 Pengukuran pergerakan geometrik
1) Theodolite
Theodolite adalah instrument presisi untuk mengukur sudut di
bidang horisontal dan vertikal. Theodolites terutama digunakan untuk
survey aplikasi, dan telah diadaptasi untuk tujuan khusus dalam bidang-
bidang seperti metrologi dan teknologi peluncuran roket.
2.5.3 Pekerjaan Struktur
a) Bored Pile dan Ground Anchor
Peralatan yang diperlukan:
1) Excavator
Excavator adalah alat besar sebagai mobil penggerak utama
dari semua alat, disini berfungsi sebagai pengendali atau control.
2) Crane
Crane adalah lengan excavator yang menghubungkan antara
mesin bor soilmec mekanik dengan excavator
3) Soilmec mechanic
Soilmec mechanic adalah mesin bordengan yang mata bornya
dapat diganti sesuai dengan kebutuhan.
b) Connection Beam
1) Auger
Auger adalah matabor yang digunakan untuk mengebor hingga
kelapisan tanah keras atau elevasi yang diinginkan .
2) Tremors atau cleaning bucket
Tremors atau cleaning bucket adalah matabor yang berfungsi
membuang lumpur atau tanah yang beguguran didasar lubang.
3) Pipa tremi
Pipa tremi adalah pipa yang digunakan ketika pengecoran
berlangsung berfungsi untuk membuang lumpur yang mengedap
didasar dan membuangnya keluar agar lumpur tersebut tidak
tercampur denganbetonsegar.
c) Jacketing
1) Mesin Molen
Mesin Molen Beton atau mesin aduk beton merupakan salah
satu peralatan yang di gunakan oleh pekerja konstruksi.
Biasanya mesin molen di gunakan untuk membantu pekerja saat
mengaduk semen. Dengan mesin ini hasil adukan akan tercampur
lebih merata dan lebih bagus hasil pekerjaannya.
2) Bekisting
Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk
menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan
bentuk yang diinginkan, maka berikut ini adalah jenis-jenis
bekisting.
3) Shear connector
Girder sangat berpengaruh terhadap struktur kekuatan
jembatan, oleh karena itu sangat perlu diperhatikan terkait teknik
perencanaan dan pemasangannya di lapangan. Setelah dilakukan
pemasangan gelagar/girder jembatan diperlukan teknik untuk
mengkoneksi gelagar dengan struktur plat lantai di atasnya dengan
menggunakan “shear connector”.Shear connector girder jembatan
adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan girder dan
tulangan plat lantai beton jembatan untuk menahan gerakan beban
dan dipasang gelagar melintang sehingga terbentuk aksi komposit
jembatan.
4) Skaffolding
Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang
digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam
konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar
lainnya. Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari
pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan
bahan-bahan lain.
2.5 Bahan yang digunakan
2.5.1 Penangana Awal
a) Pekerjaan Grouting
Adapun bahan yang dibutuhkan antara lain:
1) Air
Air dengan tempratur di atas 30˚C tidak boleh dipergunakan
dengan maksud untuk membatasi kenaikan tempratur dalam
grouting. Juga perlu diingat bahwa persediaan air untuk keperluan
injeksi harus cukup, karena apabila kekurangan air berakibat fatal,
yaitu dapat tersumbatnya mesin, selang, rangkaian pipa injeksi dan
lubang injeksi oleh pemadatan cairan injeksi di dalamnya.
2) Semen
Semen yang dipergunakan adalah Semen Gresik yang
didatangkan langsung dari pabriknya. Macam dari semen yang
dipergunakan adalah semen tahan sulfat dengan syarat harus
diangkut ketempat dengan ada tanda-tanda tertentu, kemasan bagus
dan tertutup rapat pada kantong kertas atau bungkus lainnya,
penyimpanan semua semen harus digudang yang tahan air dan kedap
udara yang khusus dilengkapi untuk maksud tersebut.
3) Pasir
Bahan ini terutama dipergunakan untuk menanggulangi
kebocoran permukaan yang cukup besar. Bila pada saat ini
pelaksanaan grouting terjadi kebocoran permukaan, maka grouting
dihentikan dan tempat yang bocor ditutup dengan campuran pasir
dan semen. Pasir harus bersih dari berbutir sama dan bila dites pada
ayakan BS 812, butir butir tidak akan melampaui batasan-batasan.
4) Bentonite
Bahan ini berguna untuk memperlancar aliran cairan injeksi
yang masuk kedalam lubang injeksi. Pada pembuatan campuran
bentonite yang diijinkan hanyalah 2,0% dari berat semen yang
digunakan

b) Pemasangan Strutting
Adapun bahan yang dibutuhkan antara lain:
1) Baja WF
2) Member
3) Mur dan Baut
4) Paku Baja
5) Gelagar

.
c) Pemasangan Wrapping
Adapun bahan yang dibutuhkan antara lain:
1) FRP didahului primer coating dan ditutupidengan impregnation
primer coating.
2) Sanblasting
2.5.2 Pekerjaan Struktur
a) Bored Pile dan Ground Anchor
Adapun bahan yang dibutuhkan antara lain:
1) Semen
2) Pasir
3) Agregat kasar
4) Besi tulangan
5) Kawat Anchor
6) Pengait kawat

b) Jacketing
Adapun bahan yang dibutuhkan antara lain:
1) Semen
2) Pasir
3) Besi tulangan
4) Selimut baja
2.6 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan
No. Uraian Pekerjaan Durasi
1 Pekerjaan Survey (P1)
1.1 Pendahuluan
1.2 Pengumpulan data
1.3 Analisis data
1.4 Penarikan Kesimpulan

2 Penanganan Awal
2.1 Pekerjaan Grouting (P2)
- Persiapan peralatan
- Pembersihan daerah
- Pembuatan bahan untuk grouting
cut back 1 liter/m2
- Penyuntikan Grouting
- Pemadatan
2.2 Pemasangan Strutting (P3)
- Persiapan peralatan
- Pembersihan daerah
- Pengukuran medan
- Pemotongan Beam
- Perakitan
2.3 Pemasangan Wrapping (P4)
- Persiapan peralatan
- Pembersihan pilar beton
- Pemasangan Wrapping

3 Penangannan Lanjutan
3.1 Pekerjaan Bored Pile dan Ground
Anchor (P5)
- Pembersihan lahan
Penggalian sampai lapisan tanah
- keras
- Pengecoran Pile
- Pemasangan Ground Anchor
3.2 Pemasangan Jacketing
- Pembersihan Lahan
- Persiapan media dan peralatan
- Pemasangan Jacket pada dinding
beton
- Pemasangan selimut baja

4 Pemantauan dan Evaluasi Pasca


Perbaikan

Rencana Anggaran Biaya

Selanjutnya perhitungan biaya perbaikan jembatan Cisomang dengan jangka waktu


100 hari

Luas
MetodePerbai Hargasatu JumlahBi
Kerusak
kan an aya
DimensiJembatan an ProsentaseKerus
(m²) akan (%) (Rp/m²) (Rp)
Panja 253,1 Pekerjaan - -
ng 5 m Survey (P1)
Pekerjaan 869,5 10,5
Lebar 24,10 m Grouting (P2)
6100, m Pekerjaan 843,5 22,5
Luas 92 ² Strutting (P3)
Pekerjaan 1200 23,3
Wrapping
(P4)
Pekerjaan 241 15,2
Bored
Pile(P5)
Pemasangan 1350 16,5
Jacketing(P6)

JUMLAH 4504 88
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan mengenai Analisa Jembatan Cisomang, maka dapat


disimpulkan sebagai berikut:

1. Pilar Jembatan cisomang mengalami kerusakan akibat adanya pergerakan tanah


clay Shale yang menyebabkan :
a. Pergersaran 57 cm pada pilar kedua (P2) yang disebabkan oleh salah satu
masalah geoteknik yaitu pergerakan tanah horizontal (lateral movement).
b. Terjadi beda tinggi pada bentang pilar 2 dengan pilar 3 sebesar 10-32 cm
c. Terjadi keropos (spalling) pada joint pilar dan pile cap P0 dan pada P3
pada joint bore pile dan pile cap.
2. Jenis pekerjaan perawatan yang sesuai dengan tingkat kerusakan diatas adalah
perawatan jenis rehabilitas dan penanganan besar yang mencakup pekerjaan
pemeliharaan dalam skala yang lebih besar dan termasuk pekerjaan penggantian
komponen / elemen, perkuatan dan penangan besar lantai jebatan serta penanganan
besar pada bangunan bawah yang memerlukan pemasangan bangunan pengaman.
3. Metodepenanganan yang dilakukan adalah sebagai berikut (Jasa Marga, 2017):
A. penanganan awal
a. Grouting
Grouting dilakukan dengan mengisi celah retakan pada pilar
menggunakan material khusus untuk mencegah retakan semakin lebar,
dan melindungi tulangan pilar dari korosi.
b. Pemasangan strutting
Pekerjaan strutting atau memasang rangka baja yang menghubungkan
pilar P2 dan P3. Selain itu terdapat pekerjaan rekayasa Sungai Cisomang
yang mengalir tepat di antara pilar P2 dan P3 untuk mencegah aliran air
meresap ke bawah pondasi jembatan.
c. penguatan pilar melalui proses wrapping
Penguatan pilar melalui proses wrapping menggunakan material Fiber
Reinforced Polymer (FRP). Pekerjaan tersebut dipasang di pilar P0, dan
on progres di pilar P1 dan P2.
1. Pengukuran pergerakan geometrik
Survei pengukuran dilakukan untuk mengukur pola pergerakan yang
terjadi.Hasil survei tersebut digunakan juga sebagai penilaian atau
tolok ukur keberhasilan perbaikan struktur jembatan.
2. Survey dan Analisis Geoteknik
Hasil penyelidikan geoteknik yang dilakukan oleh pihak LAPI ITB,
Lemtek UI, dan PT Petrosol melakukan survei penyelidikan tanah dan
pemantauan pergerakan tanah. Dari seluruh survei dan penyelidikan
geoteknik, maka stratifigasi tanahterlihat bahwa Jembatan Cisomang
berdiri di atas patahan dan Pilar P2, P3, dan P4 berdiri pada lapisan
clay shale.

4. Penanganan Struktural
a. Bored Pile dan Ground Anchor
Dari hasil analisis geoteknik, untuk menaikkan faktor
keamanan struktur Jembatan Cisomang dan mengurangi laju
pergerakan pilar, dilakukan perkuatan dengan memasang bored pile di
P2 dan P1-P2.setelah pemasangan bored pile adalah ground anchor.
Pemasangan ground anchor ini sebagai perkuatan geoteknik yang
menahan pergerakan tanah yang terjadi sehingga struktur tidak terus
mengalami pergeseran.
b. Connection Beam
Connection beam menahan beban pergerakan P1 yang
ditumpukan ke pile cap P1-P2 dan pile cap P2.
c. Jacketing
Jacketing bertujuan untuk perkuatan pilar beton yang telah
mengalami deformasi yang terjadi.Jacketing dipasang pada P0, P1, dan
P2 yang menerima beban deformasi yang besar. Beton jacketing yang
digunakan pada ketiga pilar tersebut fc’ = 30 MPa.
5. Pemantauan dan Evaluasi Pascaperbaikan
Pemantauan terus dilakukan hingga pekerjaan selesai pada
tanggal 31 Mei 2017 dan pembukaan penuh arus pada 1 April
2017.Pertambahan pergerakan sudah tidak terjadi lagi atau sudah tidak
signifikan.Evaluasi juga dilakukan dengan menggunakan accelerometer
pada pangkal Pilar P3 dengan menggunakan beban lalulintas, namun
pengujian belum menunjukkan hasil yang diharapkan.Hal ini dapat terjadi
karena beban lalulintas belum dapat mengeksitasi Pilar P3.
6. Alat yang digunakan
1. Penanganan Awal
A) Pekerjaan Grouting
Peralatan yang diperlukan:
a. Mesin bor
b. Perkakas grouting
c. Grout mixer dan agitator
d. Pompa grout
B) Pemasangan Strutting
a. Excavator
b. Crane
c. Scaffolding
C) Pemasangan Wrapping
Pelaksanaan pekerjaan wrapping meliputi ( FRP didahului
primer coating dan ditutupi dengan impregnation primer coating)
peralatan yang dibutuhkan diantaranya pemasangan scaffolding,
bongkar selimut beton dan sanblasting.
D) Pengukuran pergerakan geometrik
a. Theodolite
E) Survey geoteknik Survey dan Analisis Geoteknik
Penyelidikan tanah untuk desain jembatan yang umum
dilaksanakan di lingkungan Bina Marga dengan bentang > 60 m
(relatif dari 25 m s/d 60 m tergantung kondisi) digunakan bor-
mesin (alat bor yang digerakkan dengan mesin) di mana kapasitas
kedalaman bor dapat mencapai 40 m disertai alat split spoon
sampler untuk Standar Penetrasion Test ( SPT ) menurut AASHTO
T 206 – 74. Sedangkan untuk bentang
2. Pekerjaan Struktur
2.1 Bored Pile dan Ground Anchor
Peralatan yang diperlukan:\
a. Excavator
b. Crane
c. Soilmec mechanic.
d. Auger
e. Tremors atau cleaning bucket
f. Pipa tremi
2.2 Jacketing
1) Mesin Molen
2) Bekisting
3) Shear connector
4) Skaffolding
Dari seluruh uraian diatas penyebab terjadinya pergerakan Jembatan
Cisomang adalah karena adanya pelapukan tanah clay shale yang tampak pada
permukaan tepi sungai dekat P2. Selain itu juga penimbunan pada kaki P0 dan P1
dari sisa material ex-pembangunan jembatan tersebut yang menjadi salah satu
pemicu terjadinya pergerakan tanah. Hal tersebut dibuktikan dari analisis plaxis
yang memberikan kenaikan SF signifikan dengan galian pada ex-timbunan
tersebut. Tahapan penanganan yang dilakukan ternyata cukup efektif
menghentikan pergerakan dengan terbukti dapat menaikkan SF.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Lidiawati, Indri. 2019. EXCAVATOR ,Online (https://juragancipir.com/excavator-


adalah/), diakses 20 Maret 2019
Sianipar, Mrolop Tua. 2009. Analisa Kolom Beton Bertulang yang diperkuat Carbon
Fiber Reinforced Polymer (CFRP), Jurnal Online, USU Repository
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/11766/09E00663.p
df?sequence=1&isAllowed=y), diakses 20 Maret 2019
Sokko. 2017. Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Bor Pile. Online
(http://www.boredpile.co.id/pelaksanaan-pekerjaan-pondasi-bor-pile/),
diakses 20 Maret 2019
Tjerita, Pasca Regal. 2013. PengertianPerancah atau Scaffolding dan Jenisnya. Online
(http://tukangbata.blogspot.com/2013/03/pengertian-perancah-atau-
scaffolding.html), diakses 20 Maret 2019
Udina, Made. 2013. DESAIN CAMPURAN SEMEN DAN AIR PADA
PEKERJAAN GROUTING PROYEK BENDUNGAN/WADUK NIPAH
MADURA-JAWA TIMUR. Jurnal Teknik Sipil 2:2, Online
(file:///C:/Users/Febrian/Downloads/18948-22673-1-SM.pdf), diakses 20
Maret 2019
Wikipedia. 2017. Teodolit. Online (https://id.wikipedia.org/wiki/Teodolit), diakses 20
Maret 2019
_______. 2017. Mengenal Pengertian Dan Fungsi Shear Connector Girder Jembatan.
Online (https://www.kitasipil.com/2017/06/mengenal-pengertian-dan-
fungsi-shear.html), diakses 20 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai