Anda di halaman 1dari 39

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/321264182

EKONOMI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESDAL): Teori,


Kebijakan, dan Aplikasi bagi Pembangunan Berkelanjutan

Book · June 2015

CITATIONS READS

4 24,412

1 author:

Addinul Yakin
University of Mataram
10 PUBLICATIONS   7 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Sustainable agriculture View project

Sustainable forest management View project

All content following this page was uploaded by Addinul Yakin on 24 November 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


i
ii
Kutipan Pasal 72:
Sanksi Pelanggaran Undang-Undang RI No. 19 Tahun 2002
tentang Hak Cipta
(1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara paling sedikit 1 (satu) bulan dan/atau
denda paling sedikit Rp l.000.000,00 (satu juta rupiah),
atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/
atau denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah).
(2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamer-
kan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu
ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau
Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).

iii
EKONOMI
SUMBER DAYA ALAM
DAN
LINGKUNGAN:

Teori, Kebijakan, dan Aplikasi


Bagi Pembangunan Berkelanjutan

Oleh
ADDINUL YAKIN
Universitas Mataram

Edisi Revisi Ekspansif


Cetakan Pertama

PENERBIT
AKADEMIKA PRESSINDO
JAKARTA, 2015

iv
Edisi Pertama
Cetakan pertama, Agustus 1997
Cetakan kedua, Juni 2004
Edisi Revisi Ekspansif
Cetakan Pertama, Juni 2015
ISBN 978 - 602 – 8402 – 20 - 0
EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN:
Teori, Kebijakan, dan Aplikasi Bagi Pembangunan Berkelanjutan
Oleh
ADDINUL YAKIN
Editor: Drs. S. Amran Tasai. M.Hum.
Universitas Mataram
Hak cipta pada pengarang dilindungi Undang-undang
Allrights reserved
Hak penerbitan pada CV AKADEMIKA PRESSINDO, Jakarta
Disain kulit
Dilarang memperbanyak buku ini sebagian atau seluruhnya dalam bentuk atau cara apapun
tanpa izin tertulis sebelumnya dari penulis dan penerbit
CV AKADEMIKA PRESSINDO
Anggota IKAPI
Telepon (021) 8201969 Fax (021) 8201969

v
PERSEMBAHAN
Buku ini dipersembahkan buat:
Aji Papa,
Umi Tamu,
Umi Tri,
Ika,
Riyan,
Ilma,
Riena

Atas segala perhatian, dorongan, dan


pengorbanannya

MOTTO

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena


perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka
kembali ke jalan yang benar (QS 30:41)

Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah


Allah memperbaikinya dan berdo’alah kepadanya dengan rasa
takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang
yang berbuat baik (QS 7:56)

vi
DAFTAR SINGKATAN

AAAS : American Association for the Advancement of Science


AAC : Annual Allowable Cut
AEAM : Adaptive Environmental Assessment dan Management
AMDAL : Analisis Dampak Lingkungan
AMDALDU : AMDAL terpadu
AS : Amerika Serikat
AEAN : Association of Southeast Asian Nations
BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
BAPEDAL : Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
BekM : Biaya Ekstraksi Marjinal
BEM : Biaya Eksternal Marjinal
BKM : Biaya Kesempatan Marjinal
BKrM : Biaya Kerugian Marjinal
BKPSL : Badan Koordinasi Pusat Studi Lingkungan
BPgM : Biaya Penggunaan Marjinal
BPnM : Biaya Penanganan atau Pengendalian Marjinal
BPM : Biaya Produksi Marjinal
BPN : Biaya Penemuan Marjinal
BPRM : Biaya Produksi Marjinal (tidak termasuk biaya sosial/lingkungan)
BSM : Biaya Sosial Marjinal
CAAA : Clean Air Act Amandements
CBFM : Community-Based Forest Management
CCRAF : the Climate Change Risk Assessment Framework
CDM : Clean Development Mechanism
CER : Certified Emission Reduction
CFCc : Cloroflorocarbons
CM : Co Management
vii
CO2 : Carbon Dioxide
COP : Conference on Parties
CPS : Common Property Systems
CSD : Commission on Sustainable Development
DARLING : Sadar Lingkungan
DOE : Department of Environment
ECOSOC : Economic dan Social Council
EKC : the Environmental Kuznets Curve
EMS : Environmental Management System
EPA : Environmental Protection Agency
EQA : Environmental Quality Act
ERC : Emission Reduction Credits
ESDAL : Ekonomi Sumber daya Alam dan Lingkungan
ETS : Emmission Trading System
FAO : Food dan Agriculture Organization
FSC : Forest Stewardship Council
GBHN : Garis-Garis Besar Haluan Negara
GEF : Global Environmental Facility
GERHA N : Gerakan Konservasi dan Rehabilitasi Lahan
GIS : Geographic Information System
HP-3 : Hak Pengusahaan Perairan Pesisir
IAIA : International Association for Impact Assessment
ICES : the International Council for the Exploration of the Sea
ICMM : the International Council on Metals dan Mining
IFF : Intergovernmental Forum on Forests
IUFRO : International Symposium Integrated Management of Neotropical
Rain Forests
IGCC : Integrated Gasification Combined Cycle
IGES : the Institute for Global Environmental Strategies
IPF : the Intergovernmental Panel on Forests
IRRI : The International Rice Research Institute
ITCQ : Individual Transferable Catch Quota
ITQ : Individual Transferable Quota
ITTA : The International Tropical Trade Agreement
IUCN : The International Union for the Conservation of Nature
KKH : Kehilangan Keragaman Hayati

viii
KrSM : Kerusakan Sosial Marjinal
KSB : Kenaikan Suhu Bumi
KSM : Keuntungan Sosial Marjinal
KUMB : Kehendak atau KeinginanuUntuk Membayar
KUMN : Kehendak atau Keinginan untuk Menerima
LAK : Logika Aksi Kolektif
LAMDAL : Laporan AMDAL
LAP : Limited Access Privileges
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
LULUCF : Land-use, Land-use Change dan Forestry
MBP : Metode Biaya Perjalanan
MDG : the Millennium Development Goals
MDR : Metode Dosis Respon
MFM : Multiple-use Forest Management
MHH : Metode Harga Hedonik
MKP : Metode Kartu Pembayaran
MOSTE : Ministry of Science, Technology and the Environment Malaysia
MPBR : Metode Pembalakan Berdampak Rendah
MPM : Metode Prilaku Mencegah
MPPD : Metode Pertanyaan Pilihan Dikotomi
MPT : Metode Pertanyaan Terbuka
MRC : Metode Ranking Contingent
MSY : Maximum Sustainable Yield
MTM : Metode Tawar Menawar
MVC : Metode Valuasi Contingent
NACEC : North American Commission for Environmental Cooperation
NEPA : National Environmental Protection Act
NEPI : New Environmental Policy Instrument
NIES : National Institute for Environmental Studies
NOx : Nitrous Oxide
NRA : Natural Resource Accounting
JEP : Jevons Paradox
OECD : Organisation for Economic Co-operation dan Development
OPEC : Organisation of Petroleum Exporting Countries
OPL : Otoritas Penegakan Lingkungan
PBB : Perhimpunan Bangsa Bangsa

ix
PBL : Pembangunan Berkelanjutan atau Pembangunan Berwawasan
Lingkungan
PDB : Produk Domestik Bruto
PDN : Permainan Dilema Narapidana (Prisoner dilemma game)
PHT : Pengelolaan Hama Terpadu
PJL : Pembayaran Jasa Lingkungan
PPP : Polluter Pays Principle
PPB : Prinsip Pencemar Bayar
PPBL : Pembangunan Pertanian Berkelanjutan atau Pembangunan
Pertanian Berwawasan Lingkungan
PROKASIH : Program Kali Bersih
PFD : Prinsip Fisik Dasar
POP : the Paperless Office Paradox
PSL : Pusat Studi Lingkungan
REDD : Reduced Emissions from Degradation and Deforestation
RIL : Reduced Impact Logging
SAR : Search and Rescue
SDA : Sumber Daya Alam
SEA : Strategic Environmental Assessment
SFDP : Social Forestry Development Project
SFFFI : State Fund for Forest Improvement
SFM : Sustainable Forest Management
SIE : Sistim Ijin Emisi
SMP : Sustainable mining practices
SP : Stock Pollutant
TAA : Tingkat Ambang Aksi
TABBU : Teori Utiliti Beratribut Banyak
TAC : Total Allowable Catch
TAE : Tingkat Ambang Ekonomi
TEV : Total Economic Value
TKE : Tingkat Kerugian Ekonomi
TM : Tragedi Massal
TTPS : Tradable Tagged Permit System
TP : Teknologi Penyokong
UNEP : United Nation Environmental Programme
UNCED : United Nations Conference on Enviornment and Development

x
UNFCCC : United Nations Framework Convention on Climate Change
UNFF : United Nation Forum on Forests
VAT : Value-Added Taxes
WALHI : Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
WHO : World Health Organisation
WCED : the World Commision on Environment and Development
WTO : World Trade Organisation

xi
PENGANTAR EDISI PERTAMA

Degradasi lingkungan hidup (environmental degradation) tengah menjadi


isu global terutama dua dekade terakhir sehingga baik pemerintah maupun ma-
syarakat di negara-negara maju dan sedang berkembang telah dan terus membe-
rikan perhatian yang serius pada masalah tersebut. Dunia semakin menyadari
bahwa eksploitasi sumber daya alam (natural resources) yang hanya berorientasi
pada ekonomi tidak hanya membawa efek yang positif, tetapi juga menimbulkan
efek yang negatif bagi umat manusia. Dengan demikian, strategi pembangunan
ekonomi kini dan yang akan datang harus diarahkan pada pembangunan yang ber-
kelanjutan atau pembangunan yang berwawasan lingkungan yaitu pembangunan
yang tidak hanya memperhatikan aspek ekonomi, tetapi juga memperhatikan as-
pek etika dan sosial yang berkaitan dengan kelestarian kemampuan daya dukung
sumber daya alam (lingkungan) antarwaktu.
Masalah lingkungan timbul karena adanya interaksi antara aktivitas eko-
nomi dan eksistensi sumber daya alam (SDA). Semakin besar jumlah dan intensi-
tas eksploitasi SDA itu, dampaknya terhadap degradasi kualitas lingkungan
(environmental degradation) juga semakin meningkat. Dampak atau efek samping
(side effects/externalities) tersebut mencakup dimensi ruang dan waktu. Selain itu,
dampak lingkungan itu tidak terjadi hanya pada lokal, regional, dan global, tetapi
juga terjadi secara jangka pendek, menengah, dan jangka panjang terhadap ling-
kungan.
Disadari bahwa antara kepentingan pertumbuhan ekonomi dan pelestarian
lingkungan terdapat titik perhatian yang berbeda. Kebanyakan ahli ekonomi (eco-
nomists) cenderung berpendapat bahwa efisiensi dan keuntungan maksimum
adalah alternatif terbaik, sedangkan biaya sosial atau biaya lingkungan (social/
environmental cost) yang ditimbulkannya belum sepenuhnya diperhitungkan. Se-
baliknya, pecinta lingkungan dan ahli lingkungan (environmentalist-ecologist)
berpendapat bahwa faktor etika dan sosial mendapat perhatian yang utama. Oleh
sebab itu, kegiatan produksi dan ekonomi harus mengacu kepada aspek peme-
rataan dan distribusi yang adil dalam generasi tertentu serta antargenerasi. Dengan
demikian, pengelolaan sumber daya mengacu kepada aspek konservasi dan peles-
tarian lingkungan. Jadi, pendekatan yang optimal untuk mempertemukan kedua
kepentingan itu adalah pendekatan yang integratif dan terpadu (an integrated

xii
approach) sehingga kepentingan ekonomi dan pelestarian lingkungan bisa diper-
hatikan secara simultan. Oleh sebab itu, harus ada kompromi (trade-off) antara
dua kepentingan tersebut. Dari sinilah ide dasar tentang perlunya dikembangkan
pembangunan berwawasan lingkungan atau pembangunan berkelanjutan (sustain-
able development).
Masalah lingkungan itu sendiri sangat kompleks dan multidimensional.
Kajian lingkungan hampir menyentuh semua bidang ilmu pengetahuan dari ki-
mia, biologi, pertanian, ekonomi, hukum, kebijaksanaan publik, institusi, kelem-
bagaan, sampai politik. Oleh karena itu, keberhasilan kebijaksanaan pembangunan
yang berwawasan lingkungan ini bergantung pada adanya interaksi yaitu intergasi
antara disiplin terkait dan aplikasinya dalam pembangunan.
Ekonomi sumber daya dan lingkungan merupakan kajian ilmu yang sangat
luas, berkaitan dengan seluruh aktivitas ekonomi dengan seluruh ekses yang
ditimbulkannya serta upaya-upaya konstruktif manusia untuk menangani ekses
yang ditimbulkannya tersebut bagi kemaslahatan umat manusia. Aktivitas sektor
pertanian merupakan salah satu sektor yang menonjol dan potensial bagi tim-
bulnya masalah lingkungan. Aktivitas pertanian seperti perkembangan revolusi
hijau (green revolution) yang merangsang penggunaan input kimiawi (chemical
inputs) seperti pupuk dan pestisida, yang jika tidak dikelola dan diterapkan secara
seksama dan bijaksana akan menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan. Per-
ladangan liar dan berpindah, pengembalaan ternak secara serampangan, dan seba-
gainya adalah potensial penyebab terjadinya masalah lingkungan. Selanjutnya,
masalah-masalah seperti kenaikan suhu bumi atau pemanasan global (global
warming), salinisasi, erosi, serta pencemaran udara dan air (water dan air
pollution), merupakan contoh dari efek yang tidak menguntungkan dari aktivitas
ekonomi di bidang pertanian tersebut.
Masalah lingkungan yang terkait dengan sektor pertanian banyak dising-
gung dalam buku ini. Namun, kerangka dasar tentang ekonomi sumber daya dan
lingkungan serta kebijaksanaan pembangunan berkelanjutan diulas pula. Teori
yang mendasari pembangunan ekonomi (pertanian) yang berwawasan lingkungan,
alternatif strategi, dan intrumen-kebijaksanaan yang ditempuh serta penerapannya
dibicarakan pula. Oleh karena itu, buku ini diberi judul Ekonomi Sumber Daya
dan Lingkungan: Teori, Kebijaksanaan, dan Aplikasi bagi Pembangunan Berke-
lanjutan.
Mengingat luasnya kajian ekonomi sumber daya dan lingkungan, masalah
itu tidak bisa dikupas dalam satu buku. Oleh karena itu, buku ini ditulis sebagai
buku pengantar untuk memahami keterkaitan antara ekonomi dan lingkungan
dalam memandang persoalan lingkungan yang muncul di dunia. Buku ini juga
bukanlah buku yang secara komprehensif mengkaji ekonomi sumber daya dan
lingkungan seperti lazimnya literatur-literatur di bidang ini. Buku ini hanyalah
sebagai pengantar. Penulis menganjurkan pembaca untuk merujuk kepada teks
lain yang lebih komprehensif dan spesifik untuk topik-topik tertentu.

xiii
Untuk mencakup kajian yang dimaksudkan di atas, buku ini disusun dalam
dua belas bab. Bab pertama membicarakan tentang keterkaitan antara aktivitas
ekonomi dan lingkungan serta implikasinya. Di samping itu, disampaikan pula
perkembangan konsep dan pemikiran tentang keterkaitan antara pertumbuhan
ekonomi dan kualitas lingkungan yang akhirnya mengarah kepada pemikiran
pembangunan berwawasan lingkungan (sustainable development). Bagian ini juga
mengetengahkan perkembangan perhatian dunia terhadap masalah lingkungan.
Bab kedua mengetengahkan macam dan ketersediaan sumber daya. Hal ini
perlu dilakukan karena aspek ketersediaan dan kelangkaan sumber daya (resource
scarcity) merupakan dasar berpijak bagi analisis ekonomi lingkungan dalam
kaitannya dengan unsur pengaturan, pengelolaannya, untuk kepentingan antar-
generasi. Bagian ini juga akan mencoba menjelaskan bagaimana implikasi dari
kelangkaan sumber daya dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Di
samping itu, dikemukakan pula beberapa alternatif yang bisa ditempuh untuk
mengatasinya.
Bab ketiga membahas eksternalitas dan problema lingkungan. Konsep eks-
ternalitas serta faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya dibahas dengan lugas.
Hak-hak pemilikan (property rights) juga dibahas dalam peranannya untuk me-
nimbulkan eksternalitas dan ketidakefisiennya alokasi sumber daya dalam pem-
bangunan ekonomi. Di samping itu, disinggung juga keterkaitan antara jumlah dan
kualitas penduduk terhadap kualitas lingkungan. Tekanan penduduk yang besar
menyebabkan eksploitasi sumber daya juga bisa menjadi besar.
Bab keempat akan menfokuskan pembinaan pada pembangunan pertanian,
perubahan teknologi, dan masalah lingkungan yang terjadi dan bagaimana konsep
pengembangan pembangunan pertanian yang berwawasan lingkungan. Pada ba-
gian ini dikemukakan perkembangan revolusi hijau bidang pertanian serta im-
plikasinya terhadap aspek-aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Sistem perta-
nian alternatif juga didiskusikan agar hasil diskusi itu memberikan gambaran
menyeluruh tentang upaya pengendalian masalah lingkungan di samping upaya
hukum dan mekanisme pasar.
Bab kelima membicarakan instrumen-instrumen kebijaksanaan yang bisa
digunakan dalam mengatasi masalah lingkungan. Bagian ini akan mencoba men-
jelaskan bagaimana efek ekonomi dari instrumen ekonomi dan regulasi/hukum
dalam pengendalian masalah lingkungan serta masalah-masalah yang harus diper-
hatikan dalam penerapannya.
Bab keenam mengetengahkan secara khusus tentang Analisis mengenai
Dampak Lingkungan sebagai salah satu konsep penting dalam pengendalian ma-
salah lingkungan. Bagian ini akan menyampaikan mengenai konsep dan prosedur
dalam AMDAL, serta masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaannya.
Bab ketujuh mendiskusikan bagaimana analisis ekonomi dari suatu kebi-
jakan perubahan kualitas lingkungan. Kerangka dasar dalam penilaian tentang
perubahan kualitas lingkungan dibahas. Di samping itu, metode yang bisa digu-

xiv
nakan untuk penilaian kebijakan lingkungan juga didiskusikan dengan mengete-
ngahkan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Bab kedelapan yang merupakan bab terakhir akan menyoroti secara khusus
pembangunan berwawasan lingkungan di Indonesia. Bagian ini akan mengemuka-
kan seberapa seriuskah masalah lingkungan ditangani di Indonesia, apakah lang-
kah-langkah yang telah, tengah, dan akan dilakukan untuk pengendaliannya serta
keberadaan institusi dan lembaga yang terlibat dalam penanganan masalah ling-
kungan. Kemudian, dikemukakan pula beberapa alternatif yang harus diperhatikan
agar mendorong konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan bisa dilaksa-
nakan dan dikembangkan.
Seiring dengan perkembangan perhatian pemerintah dan publik terhadap
masalah lingkungan di Indonesia, kehadiran buku ini diharapkan akan menambah
referensi di bidang ekonomi pertanian dan lingkungan. Dengan demikian, mudah-
mudahan buku ini bisa menjadi literatur pelengkap untuk mata kuliah ekonomi
pertanian, ekonomi sumber daya, agribisnis, ekonomi sumber daya dan lingkung-
an dan mata kuliah yang terkait. Buku ini diharapkan bermanfaat pula bagi
pemerhati dan peminat masalah lingkungan dan masyarakat baca pada umumnya.
Tiada gading yang tak retak. Karena buku ini dipersiapkan di sela-sela
kegiatan kami dalam menyelesaikan studi di La Trobe University, Melbourne,
Australia, tentunya dengan kesibukan studi serta keterbatasan ilmu kami mem-
berikan peluang terjadinya kekurangan dari tulisan ini. Namun, dengan persiapan
lebih kurang tiga tahun ditambah dengan ketersedian literatur yang memadai serta
pengalaman kami dalam menekuni Pascasarjana Diploma Spesialisasi di bidang
pengelolaan sumber daya dan lingkungan di La Trobe University, serta pertemuan
ilmiah lainnya, telah mendorong lahirnya inspirasi yaitu lahirnya buku ini.
Lahirnya buku ini mempunyai nilai tersendiri dalam persiapannya. Sebagai buku
pertama, tentunya kami menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, dengan terbuka dan senang hati kami akan menampung semua
kritik dan saran-saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan buku ini
lebih lanjut.
Akhirnya, terbitnya buku yang sederhana ini tidak terlepas dari bantuan
baik moril maupun materil, langsung ataupun tidak langsung dari berbagai pihak.
Pertama-tama ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak perpustakaan La
Trobe University, Melbourne, Australia atas bantuannya baik secara langsung
maupun secara tidak langsung ketika mengadakan riset dan kajian literatur.
Ucapan terima kasih pula kami sampaikan kepada kolega kami, yaitu Ir. Suharto
Tjitrohardjono; Ir. H. Muchtar Djobeng; Ir. Sudarmadji Rahardjo, MS; Ir. Idrus,
S.U.; Ir. Norberth Ama Ngongu; Ir. Arifuddin Sahidu, M.S.; Dr. Ir. Rosiadi, H.S.,
M.Sc.; Ir. Suhubdi Yasin, serta rekan-rekan dosen lainnya atas dorongan moril dan
pergaulan yang kondusif bagi pengembangan akademik.
Teristimewa, tidak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih dan peng-
hargaan yang tulus kepada orang tua kami: H. Adjrun Ahmad, B.A. serta Hj. Siti

xv
Fatimah atas segala usaha dan perjuangannya dalam mendidik dan membesarkan
kami dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Terakhir sekali, kami sampaikan
penghargaan yang tulus kepada istri kami tercinta, Tri Nuryanti serta anak-anak
kami tersayang; Ika Nurfitria Tauhida, Adriyan Chairul Achda, serta Dian Ilma
Amalia atas segala pengorbanan dan kesabarannya mendampingi kami dalam
segala suka dan duka, yang karena kesibukan-kesibukan kami telah banyak me-
nyita waktu dan perhatian kami terhadap mereka.
Akhirnya, semoga karya kami yang sederhana ini bisa menjadi sumbangan
yang bermanfaat bagi pengembangan khasanah ilmu pengetahuan, serta men-
dorong lahirnya karya ilmiah yang lebih berbobot di kemudian hari bagi tanah air
tercinta, Indonesia. Demikian juga penghargaan kepada penerbit AKADEMIKA
PRESSINDO yang dengan senang hati menerbitkan buku ini.
Kepada Allah SWT jualah kami bersyukur dan berserah diri. Mudahan-
mudah apa yang kami lakukan ini mendapat ridho-Nya. Amin.

Melbourne, Australia, 6 Januari 1997


Penulis,

Addinul Yakin

xvi
PENGANTAR EDISI REVISI

Buku ini pada awalnya ditulis dan diterbitkan ketika saya masih mengikuti
program pascasarjana di La Trobe University, Australia. Alhamdulillah buku yang
sederhana ini mendapat sambutan yang memadai dari pembaca dan menjadi
referensi di banyak perguruan tinggi di Indonesia dan Malaysia sehingga telah
melalui dua kali cetak ulang. Namun, setelah saya menyimak kembali materi yang
termuat di dalamnya, saya merasa perlu untuk menambahkan (update) beberapa
materi penting yang belum banyak dibahas pada edisi pertama. Terlebih lagi
adanya saran-saran konstruktif dari kolega-kolega pengguna buku ini sehingga
menambah semangat kami untuk mengembangkan materi ini sampai memenuhi
harapan pembaca.
Keinginan mengembangkan materi ini semakin kuat setelah saya mem-
peroleh kehormatan berpartisipasi pada Asian Public Intellectual (API) Fellowship
Program yang didanai oleh The Nippon Foundation Jepang, yang diseleksi
melalui LIPI dan panitia Internasional yang memungkinkan saya menjadi visiting
reserach fellow untuk melakukan kajian tentang Kebijakan Lingkungan di dua
Negara, yaitu Malaysia dan Jepang, di Institute for Environment dan Development
(LESTARI), Universiti Kebangsaan Malaysia, Bangi, Selangor Malaysia dari Juni
s.d. November 2003, serta di Centre for South East Asian Studies (CSEAS), Kyoto
University, Jepang dari Januari sampai dengan Juni 2004. Ketika mengikuti Prog-
ram saya berkesempatan melakukan survei literatur baru yang bisa memperkaya
materi untuk buku edisi revisi ini, termasuk setelah kunjungan ke Filipina dan
Queensland pada tahun 2007 yang lalu.
Kami menyadari bahwa pada edisi terdahulu terdapat banyak kekurangan
baik pada segi substansi maupun pada cakupan pembahasan sehingga saya me-
mandang perlu untuk memperbaiki dan meningkatkan materi yang termuat dalam
buku ini. Buku ini akhirnya bisa menjadi buku referensi bagi peminat masalah
ekonomi sumber daya dan manajemen lingkungan di perguruan tinggi. Edisi
Revisi ekspansif ini telah mengalami upgrade data dan informasi yang sangat
signifikan. Secara keseluruhan, edisi ini telah berkembang jauh dari sisi materi
dan cakupan pembahasan, yaitu dari hanya terdiri atas delapan bab dikembangkan
menjadi duabelas bab. Beberapa perubahan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
(1) Dilakukan penambahan materi dan pemutakhiran data pada hampir semua bab,
dan diberikan contoh dan kasus Indonesia; (2) Terdapat lima bab baru dalam edisi
revisi dan upgrade ini, yaitu Ekonomi Sumber Daya Perikanan, Ekonomi Sumber
xvii
Daya Kehutanan, Ekonomi Sumber Daya Pertambangan, Ekonomi Pengendalian
Polusi, Desentralisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan sehingga
kandungan buku menjadi lebih lengkap dan dapat memenuhi standar buku rujukan
di bidang sumber daya dan lingkungan; (3) Ada dua bab yang masuk dalam edisi
terdahulu, yaitu bab AMDAL dan evaluasi yang pada Edisi Revisi tidak disertakan
lagi, yang selanjutnya akan diterbitkan dengan buku tersendiri; (4) Beberapa
lampiran yang relevan juga disertakan dalam edisi revisi ini. Konteks pembahasan
buku mencakup persoalan sumber daya alam dan lingkungan lokal, nasional
(Indonesia), regional, dan global. Dengan demikian, buku edisi revisi ini lebih bisa
memberikan materi yang lebih memadai untuk kajian ekonomi sumber daya alam
dan lingkungan.
Secara keseluruhan, edisi revisi dan pemutakhiran data ini sudah digarap
dalam lima tahun terakhir, dan dikerjakan lebih serius setelah cetakan kedua habis
sejak tahun 2005, di tengah kesibukan-kesibukan lain baik sebagai dosen maupun
peneliti, serta tugas tambahan dari institusi dalam rentang waktu yang bersamaan.
Terima kasih kepada Saudara Sofjan Zainuddin dari penerbit Akademika
Pressindo yang dengan dorongan dan kesabarannya menunggu sampai edisi revisi
ini siap untuk diterbitkan. Demikian juga terima kasih kepada Saudara Drs. S.
Amran Tasai, M.Hum. dari Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebuda-
yaan Nasional yang telah menyunting buku ini.
Harapan saya, kehadiran edisi revisi ini mudah-mudahan dapat meningkat-
kan nilai manfaat buku ini bagi para pembaca. Meskipun telah terjadi banyak
penambahan dan penyempurnaan di sana sini, sebagai manusia biasa saya yakin
bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya senantiasa
mengundang saran dan masukan yang membangun dari pembaca bagi penyem-
purnaannya di masa mendatang. Mudah-mudahan karya ini mendapat ridho dari
Allah SWT dan tercatat sebagai amalan yang baik.

Mataram, 14 Pebruari 2012


Penulis

xviii
xix
DAFTAR ISI

PENGANTAR EDISI PERTAMA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xi


PENGANTAR EDISI REVISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xvi
DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xxvii
DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xxi
DAFTAR KOTAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xxxiv
BAB I EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
1.1 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Lingkungan Sebagai Aset Ekonomi dan Sosial. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.3 Perkembangan Perhatian Dunia Terhadap Masalah Lingkungan . . . . . 5
1.4 Fenomena Kurva Lingkungan Kuznets . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
1.5 Menuju Pembangunan Berkelanjutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25
1.5.1 Paradigma Pengelolaan Lingkungan dalam Pembangunan. . . . . 25
1.5.2 Evolusi Pembangunan Berkelanjutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 28
1.5.3 Tatapamong Pemerintahan bagi Pembangunan Berkelanjutan . . 44
1.6 Kajian Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan . . . . . . . . . . . . 51
1.7 Struktur Buku Ini. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 58
1.8 Komentar Akhir. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 61
BAB II KETERSEDIAAN DAN KELANGKAAN SUMBER DAYA
ALAM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 64
2.1 Pendahuluan: Aspek Penting Sumber Daya Alam. . . . . . . . . . . . . . . . . 64
2.2 Keberadaan dan Fungsi Sumber Daya Alam. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 65
2.3 Macam dan Ketersediaan Sumber Daya Alam. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 67
2.3.1 SDA yang Tidak Pernah Habis. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 68
2.3.2 SDA Tidak Dapat Diperbaharui. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 68
2.3.3 SDA yang Potensial Terbarukan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 69
2.4 Indikator Kelangkaan Sumber Daya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 70
xx
2.4.1 Indikator Fisik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 72
2.4.2 Harga Sumber Daya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 73
2.4.3 Nilai Kelangkaan Marjinal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 75
2.4.4 Biaya Penemuan Marjinal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 76
2.4.5 Biaya Eksternal Marjinal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 76
2.5 Fenomena Kelangkaan Sumber Daya Dunia dan Implikasinya . . . . . . 77
2.6 Alternatif Mengatasi Kelangkaan Sumber Daya . . . . . . . . . . . . . . . . . 83
2.6.1 Eksplorasi dan Penemuan Sumber Daya Baru . . . . . . . . . . . . . . 84
2.6.2 Kemajuan Teknologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 84
2.6.3 Penggunaan Sumber Daya Substitusi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 86
2.6.4 Pemanfaatan Kembali dan Daur Ulang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 88
2.7 Kelangkaan, Pilihan, dan Alokasi Sumber Daya. . . . . . . . . . . . . . . . . . 90
2.8 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 93
BAB III AKTIVITAS EKONOMI MANUSIA DAN DEGRADASI
LINGKUNGAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 95
3.1 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 95
3.2 Kompleksitas Hubungan Manusia dan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . 96
3.2.1 Konsep Ekologi Manusia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 96
3.2.2 Model Hubungan Manusia dan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . 112
3.2.3 Sekilas tentang Konsep Kapasitas Daya Tampung . . . . . . . . . . . 121
3.2.4 Permintaan Vs Penawaran Lingkungan: Masalah dan Resolusi . 126
3.3. Faktor-Faktor Penyebab Degradasi Lingkungan. . . . . . . . . . . . . . . . . . 133
3.3.1 Eksternalitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 133
3.3.2 Ketidakjelasan Hak-Hak Pemilikan Sumber Daya . . . . . . . . . . . 139
3.3.3 Keberadaan Barang Publik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 142
3.3.4 Keberadaan Sumber Daya Bersama . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 143
3.3.5 Struktur Pasar yang Tidak Kompetitif. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 149
3.3.6 Kegagalan Kebijakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 151
3.4 Pilihan Kebijakan Mengatasi Eksternalitas. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 152
3.4.1 Efektivitas Peran Pemerintah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 152
3.4.2 Pengaturan Kelembagaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 152
3.4.3 Pengaturan Hak-Hak Pemilikan Sumber Daya . . . . . . . . . . . . . . 153
3.4.4 Penerapan Instrumen Pasar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 155
3.4.5 Pendekatan Sosial dan Informasi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 157
3.5 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 158

xxi
BAB IV EFISIENSI ALOKASI SUMBER DAYA ALAM DAN
ANALISIS LINGKUNGAN
4.1 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 160
4.2. Efisiensi Alokasi Sumber Daya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 161
4.2.1 Efisiensi Ekonomi Statis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 164
4.2.2 Efisiensi Dinamis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 168
4.2.3 Efisiensi Sosial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 171
4.3 Analisis Biaya dan Benefit Bagi Kebijakan Publik . . . . . . . . . . . . . . . 178
4.3.1 Konsep Perbaikan Pareto Potensial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 181
4.3.2 Penerapan CBA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 183
4.3.3 Beberapa Isu Penting dalam Penerapan CBA . . . . . . . . . . . . . . . 188
4.4 Komentar Akhir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 196
BAB V FORMULASI DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
LINGKUNGAN
5.1 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 197
5.2 Politik Ekonomi Versus Politik Ekologi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 199
5.3 Desain dan Seleksi Kebijakan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 204
5.4 Model Keseimbangan Kebijakan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 215
5.4.1 Permintaan Instrumen Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 216
5.4.2 Penawaran Instrumen Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 218
5.4.3 Pembentukan Keseimbangan dan Hasil Legislasi. . . . . . . . . . . . 223
5.5 Taksonomi Kebijakan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 227
5.5.1 Resolusi Melalui Negosiasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 230
5.5.2 Pendekatan Hukum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 232
5.5.3 Pendekatan Ekonomi atau Mekanisme Pasar . . . . . . . . . . . . . . . 247
5.5.4 Instrumen Berbasis Hak-Hak Pemilikan dan Penciptaan Pasar . 253
5.5.5 Instrumen Sosial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 254
5.6 Evaluasi Kebijakan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 258
5.6.1 Efisiensi dan Efektivitas Biaya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 258
5.6.2 Pemerataan (fairness, equity) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 259
5.6.3 Keadilan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 260
5.6.4 Insentif Bagi Perbaikan Jangka Panjang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 260
5.6.5 Bisa Ditegakkan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 261
5.6.6 Pertimbangan Moral . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 263
5.7 Kebijakan Lingkungan Global . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 263
5.7.1 Karakteristik Masalah Lingkungan Global . . . . . . . . . . . . . . . . . 263
xx
xxii
5.7.2 Respon Kelembagaan dan Kebijakan Internasional . . . . . . . . . . 266
5.8 Pelaksanaan dan Penegakan Kebijakan Lingkungan. . . . . . . . . . . . . . . 273
5.8.1 Urgensi Penegakan Hukum dan Kebijakan Lingkungan. . . . . . . 274
5.8.2 Komponen-Komponen Penegakan Yang Efektif. . . . . . . . . . . . . 279
5.8.3 Menyoal Tentang Tingkat Kepatuhan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 303
5.8.4 Ekonomi Penegakan Hukum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 307
5.8.5 Prospek Penerapan Kombinasi Instrumen Kebijakan Lingkungan 308
5.9. Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 311
BAB VI EKONOMI SUMBER DAYA DAN PENGELOLAAN
PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
6.1 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 314
6.2 Revolusi Hijau: Implikasi Ekonomi dan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . 316
6.2.1 Perkembangan Revolusi Hijau . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 316
6.2.2 Implikasi Ekonomi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 319
6.2.3 Implikasi Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 320
6.3 Krisis Ekologi Utama Di Bidang Pertanian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 327
6.3.1 Erosi Tanah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 327
6.3.2 Polusi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 330
6.3.3 Kehilangan Keragaman Hayati . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 330
6.3.4 Efek Rumah Kaca dan Pemanasan Global . . . . . . . . . . . . . . . . . 333
6.4 Analisis Ekonomi Sumber Daya Pertanian Pangan . . . . . . . . . . . . . . . 336
6.4.1 Alokasi Sumber Daya Optimal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 336
6.4.2 Internalisasi Dampak Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 337
6.5 Kebijakan Pembangunan Pertanian Berkelanjutan . . . . . . . . . . . . . . . 341
6.5.1 Instrumen Pajak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 345
6.5.2 Subsidi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 351
6.5.3 Kombinasi Pajak dan Subsidi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 353
6.5.4 Kuota Input . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 353
6.5.5 Kuota Output . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 354
6.5.6 Penerapan Sistem Pertanian Ramah Lingkungan . . . . . . . . . . . . 355
6.5.7 Beberapa Metode Alternatif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 358
6.6 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 364
BAB VII ANALISIS EKONOMI DAN PENGELOLAAN SUMBER
DAYA PERIKANAN BERKELANJUTAN
7.1 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 366
7.2 Peranan Perikanan dalam Perekonomian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 369

xxiii
7.3 Sumber Daya Ikan Sebagai Barang Publik dan Implikasi Lingkungan 372
7.4 Analisis Ekonomi Sumber Daya Perikanan Laut . . . . . . . . . . . . . . . . . 379
7.4.1 Model Pertumbuhan Biomas Ikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 380
7.4.2 Efisiensi Penangkapan Ikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 382
7.4.3 Fungsi Produksi Perikanan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 383
7.4.4 Fungsi Usaha dan Hasil (the Yield-Effort Function) . . . . . . . . . 385
7.4.5 Model Statis untuk Akses Terbuka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 387
7.4.6 Model Dinamis Akses Terbuka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 388
7.4.7 Maksimisasi Profit Statis melalui Swastanisasi . . . . . . . . . . . . . 389
7.4.8 Maksimisasi Profit Dinamis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 390
7.5. Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Berkelanjutan . . . . . . . . . . . . . . 394
7.5.1 Kebutuhan Pengelolaan Berkelanjutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 395
7.5.2 Masalah–Masalah dalam Pengelolaan Sumber Daya Perikanan 399
7.5.3 Perspektif Pengelolaan Sumber Daya Perikanan ke Depan . . . . 405
7.6 Kebijakan Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan . . . . . . . . . . . . . . . . 407
7.6.1 Kontrol Langsung dari Pemerintah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 409
7.6.2 Kontrol Perikanan Melalui Mekanisme Pasar . . . . . . . . . . . . . . 422
7.7 Pendekatan Sosial: Model Pengelolaan Bersama . . . . . . . . . . . . . . . . 439
7.8 Pengelolaan dan Konservasi Sumber Daya Ikan dan Pesisir dalam
Konteks Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 453
7.8.1 Konservasi Sumber Daya Ikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 457
7.8.2 Pemanfaatan Sumber Daya Ikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 458
7.8.3 Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil . . . . . 460
7.8.4 Pengendalian Masalah Lingkungan Perikanan, Pesisir, dan
Kelautan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 463
7.9 Kebijakan Perikanan Antarnegara . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 465
7.10 Penutup. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 471
BAB VIII ANALISIS EKONOMI DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN
SUMBER DAYA KEHUTANAN BERKELANJUTAN
8.1 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 474
8.2 Sumber Daya Hutan: Perspektif Ekonomi dan Lingkungan . . . . . . . . 476
8.2.1 Fungsi Strategis Sumber Daya Hutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 476
8.2.2 Kehutanan dalam Perekonomian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 477
8.2.3 Deforestasi dan Degradasi Hutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 481
8.3 Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Hutan Berkelanjutan . . . . . . . . 494
8.3.1 Hak Pemilikan dalam Pengelolaan Sumber Daya Hutan . . . . . . 496
xx
xxiv
8.3.2 Konsep Pengelolaan Hutan Berkelanjutan . . . . . . . . . . . . . . . . . 502
8.4 Instrumen Kebijakan Pengelolaan Kehutanan Berkelanjutan . . . . . . . 503
8.4.1 Regulasi Kehutanan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 505
8.4.2 Tingkat Tebangan yang Diizinkan per Tahun 512
8.4.3 Pajak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 513
8.4.4 Subsidi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 518
8.4.5 Sistem Deposit - Refund . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 520
8.4.6 Pengelolaan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) . . . . . . . . . . . . . . 520
8.4.7 Kebijakan Harga Sumber Daya Hutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 528
8.4.8 Sertifikasi Hutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 530
8.4.9 Sertifikasi Produk Hutan Non-Kayu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 537
8.4.10 AMDAL Kehutanan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 540
8.4.11 Metode Pembalakan Berkelanjutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 540
8.4.12 Pengembangan Hutan Kemasyarakatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . 543
8.4.13 Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 547
8.4.14 Pengembangan Kawasan Konservasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 549
8.4.15 Instrumen Pembayaran Jasa Lingkungan (PJL) . . . . . . . . . . . . . 550
8.5 Kehutanan dalam konteks Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean
Development Mechanism) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 556
8.5.1 Kontroversi Peran Global dalam Penanganan Deforestasi . . . . 557
8.5.2 Kehutanan dalam Konteks Perubahan Iklim . . . . . . . . . . . . . . . 563
8.5.3 Keberadaan Proyek-proyek A/R dalam Konteks CDM . . . . . . . 568
8.5.4 Potensi Benefit Proyek A/R CDM dan Prospeknya . . . . . . . . . . 582
8.6 Analisis Ekonomi Tingkat Penebangan Optimal . . . . . . . . . . . . . . . . . 589
8.6.1 Konsep Hasil Berkelanjutan Maksimum Biomas . . . . . . . . . . . . 589
8.6.2 Rotasi Memaksimumkan Volume Tebangan Tahunan Rata-Rata 590
8.6.3 Rotasi Tunggal Optimal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 592
8.6.4 Rotasi Optimal Faustmann . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 593
8.6.5 Tingkat Penebangan Optimal untuk Hutan Komersial . . . . . . . . 597
8.6.6 Tingkat Penebangan Optimal Secara Sosial . . . . . . . . . . . . . . . . 600
8.7 Paradigma Baru dalam Valuasi Sumber Daya Kehutanan . . . . . . . . . 601
8.8 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 605
BAB IX ANALISIS EKONOMI DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN
SUMBER DAYA PERTAMBANGAN BERKELANJUTAN
9.1 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 601
9.2 Pertambangan dalam Perspektif Ekonomi dan Lingkungan . . . . . . . . 604

xxv
9.2.1 Dimensi Ekonomi Aktivitas Pertambangan. . . . . . . . . . . . . . . . . 607
9.2.2 Dampak Lingkungan Pertambangan dan Implikasinya . . . . . . . 620
9.3 Analisis Ekonomi Pertambangan Optimal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 633
9.3.1 Model Sederhana. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 635
9.3.2 Hukum Hotelling. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 636
9.3.3 Ekstraksi Optimal: Kasus Tambang Tunggal . . . . . . . . . . . . . . . 638
9.3.4 Perubahan Teknologi Ekstraksi/Produksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . 644
9.3.5 Ekstraksi dengan Kualitas Tambang yang Bervariasi . . . . . . . . 646
9.3.6 Kasus Pertambangan Monopoli . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 647
9.4 Instrumen Kebijakan Pertambangan Berkelanjutan . . . . . . . . . . . . . . . 649
9.4.1 Kebijakan Perizinan Usaha Pertambangan . . . . . . . . . . . . . . . . . 656
9.4.2 AMDAL Pertambangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 658
9.4.3 Pajak Tambang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 664
9.4.4 Reklamasi Pascatambang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 668
9.4.5 Pengelolaan Tailing (Tailing Management) . . . . . . . . . . . . . . . . 672
9.4.6 Pemberdayaan Masyarakat Lokal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 673
9.4.7 Pengawasan dan Penegakan Hukum Tambang . . . . . . . . . . . . . . 675
9.4.8 Penghargaan Kinerja Perusahaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 677
9.5 Pertambangan Tanpa Izin (Peti) Vs Kebijakan Pertambangan Rakyat 679
9.5.1 Fenomena PETI: Penyebab dan Dampaknya . . . . . . . . . . . . . . . 679
9.5.2 Kebijakan Pertambangan Rakyat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 682
9.6 Prospek Pengembangan Sumbe Daya Energi yang Bisa Diperbaharui
(Renewable Energy) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 686
9.7 Perspektif Tata Pamong Lingkungan Sektor Pertambangan ke Depan 688
9.8 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 695
BAB X EKONOMI DAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN POLUSI
10.1 Pendahuluan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 697
10.2 Tipe Polusi dan Implikasi Ekonomi dan Lingkungannya . . . . . . . . . 699
10.2.1 Polusi dan Degradasi Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 699
10.2.2 Tipe dan Karakteristik Polutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 702
10.2.3 Lebih Jauh dengan Stok Pulutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 706
10.2.4 Pengendalian SP yang Optimal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 710
10.2.5 Keragaan Polusi dan Limbah di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . 711
10.3 Instrumen Kebijakan Pengendalian Polusi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 714
10.3.1 Pendekatan Hukum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 715
10.3.2 Pendekatan Insentif Ekonomi atau Berbasis Pasar . . . . . . . . 720
xx
xxvi
10.3.3 Pendekatan Sukarela . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 757
10.4 Implikasi Ekonomi Pengendalian Polusi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 758
10.5 Kebijakan Pengendalian Polusi Internasional dan Global . . . . . . . . . 762
10.5.1 Polusi Internasional dan Teori Permainan . . . . . . . . . . . . . . . 768
10.5.2 Kebijakan Tarif Eksternalitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 771
10.5.3 Izin Emisi yang Diperdagangkan secara Internasional (Inter-
nationally Tradable Emission Permit) . . . . . . . . . . . . . . . . . 772
10.5.4 Mekanisme Fleksibilitas (Flexibility Mechanisms). . . . . . . . 777
10.5.5 Pasar Sertifikat Hijau (Green Certificate Market) . . . . . . . . 783
10.6 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 792
BAB XI VALUASI BARANG LINGKUNGAN
11.1 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 795
11.2 Estimasi dan Valuasi Barang Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 797
11.2.1 Kategori Perubahan Lingkungan yang Dinilai . . . . . . . . . . . 797
11.2.2 Konsep Valuasi Ekonomi Total (Total Economic Valuation) 798
11.3 Metode Valuasi Benefit Perbaikan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . 800
11.4 Metode Preferensi yang Dinyatakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 805
11.4.1 Metode Valuasi Kontinjen (CVM). . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 805
11.4.2 Analisis Konjoin (Conjoint Analysis) . . . . . . . . . . . . . . . . . . 816
11.4.3 Metode Ranking Kontingen (Contingent Ranking Method-
CRM) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 817
11.4.4 Model Pilihan (Choice Model) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 823
11.5 Metode Estimasi Nilai Lingkungan dengan Nilai yang Ditunjukkan
(Revealed Preference Method) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 830
11.5.1 Metode Dosis dan Respon (the Dose-Response Method) . . . 830
11.5.2 Metode Harga Hedonik (Hedonic Price Method) . . . . . . . . 832
11.5.3 Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) . . . . . . . . . 838
11.5.4 Metode Prilaku Mencegah (the Averting Behaviour Method) 842
11.5.5 Tranfer Benefit Lingkungan (Environmental Benefits Transfer) 842
11.6 Studi Komparatif Metode Estimasi Nilai Lingkungan . . . . . . . . . . . 844
11.7 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 845
BAB XII DESENTRALISASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
DAN LINGKUNGAN
12.1 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 847
12.2 Teori Desentralisasi dan Kontrol Sumber Daya Alam . . . . . . . . . . . . 849
12.2.1 Urgensi Desentralisasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 849

xxvii
12.2.2 Teori Desentralisasi: Potensial Benefit dari Alokasi Anggaran
Bervariasi Antardaerah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 854
12.3 Model Desentralisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam . . . . . . . . . . 856
12.3.1 Struktur Legal (Legal Structure) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 859
12.3.2 Pengambilan Keputusan Pemerintah Daerah . . . . . . . . . . . . 860
12.3.3 Faktor–Faktor Mediasi (Mediating Factors) . . . . . . . . . . . . 861
12.4 Pengaturan Kelembagaan Pengelolaan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . 862
12.5 Desentralisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan . . . 871
12.5.1 Desentralisasi Pengelolaan Hutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 876
12.5.2 Desentralisasi Perikanan dan Kelautan . . . . . . . . . . . . . . . . 886
12.5.3 Desentralisasi Usaha Pertambangan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 889
12.5.4 Desentralisasi Pengelolaan Sumber Daya Pertanian . . . . . . . 893
12.6 Desentralisasi Tatapamong Sumber Daya Alam dan Lingkungan:
Sebuah Perspektif. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 893
12.7 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 899
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 901
LAMPIRAN
Lampiran 1: The Rio Declaration on Environment and Development
(Deklarasi Rio tentang Lingkungan dan Pembangunan) . . . 975
Lampiran 2: Johannesburg Declaration on Sustainable Development
(Deklarasi Johannesburg tentang Pembangunan Berkelanjutan) 982
Lampiran 3: UNDANG-UNDANG RI NO. 32 TAHUN 2009 . . . . . . . . 990

xx
xxviii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Interaksi antara Sistem Ekonomi dan Sistem Lingkungan . 4


Gambar 1.2 Kurva Lingkungan Kuznets. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
Gambar 1.3 Evolusi Paradigma Lingkungandan Pembangunan. . . . . . . . 26
Gambar 1.4 Interaksi antara Berbagai Pihak yang Terlibat dalam Pem-
bangunan Berkelanjutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 49
Gambar 2.1 Jenis-Jenis Sumber Daya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 70
Gambar 2.2 Teknologi Penyokong dan Sumber Daya Substitusi . . . . . . 88
Gambar 3.1 Hubungan antara Habitat Ekologi dan Manusia . . . . . . . . . . 96
Gambar 3.2 Model Ekologi Budaya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 114
Gambar 3.3 Model Ekologi Manusia Berbasis Ekosistem . . . . . . . . . . . . 116
Gambar 3.4 Model Ekologi Manusia Berbasis Aktor . . . . . . . . . . . . . . . 117
Gambar 3.5 Model Sistem Ekologi Manusia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 119
Gambar 3.6 Hubungan Populasi dan Waktu dalam Kaitannya dengan
Kapasitas Daya Tampung atau Daya Dukung . . . . . . . . . . . 122
Gambar 3.7 Pertumbuhan Populasi Hewan dalam Setahun Dikaitkan
dengan Daya Tampung atau Daya Dukung . . . . . . . . . . . . . 123
Gambar 3.8 Variabel Utama dan Hubungan Sebab Akibat (Homer-
Dixon, 1993) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 128
Gambar 3.9 Permintaan dan Penawaran Lingkungan dan Resolusi . . . . . 131
Gambar 3.10 Eksternalitas dan Dampaknya terhadap Pasar . . . . . . . . . . . 139
Gambar 3.11 Taksonomi Barang dan Jasa Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . 141
Gambar 3.12 Sebuah Contoh Barang Konjensi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 142
Gambar 3.13 Dampak Penggunaan Sumber daya Bersama . . . . . . . . . . . . 147
Gambar 3.14 Dampak Monopoli terhadap Efisiensi Ekonomi . . . . . . . . . 150
Gambar 4.1 Kurva Permintaan Individu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 165
Gambar 4.2 Kurva Penawaran (Pilihan Produsen) . . . . . . . . . . . . . . . . . 165
Gambar 4.3 Alokasi untuk Keuntungan Bersih Maksimum . . . . . . . . . . 166

xxix
Gambar 4.4 Efisiensi Alokasi Sumber Daya Dinamis . . . . . . . . . . . . . 169
Gambar 4.5 Konsep Biaya Marjinal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 172
Gambar 4.6 Konsep Biaya Eksternal Marjinal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 173
Gambar 4.7 Jumlah Output yang Diproduksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 174
Gambar 4.8 Konsep Benefit dan Keinginan Membayar Marjinal . . . . . . 175
Gambar 4.9 Tingkat Output untuk Efisien Sosial . . . . . . . . . . . . . . . . . . 177
Gambar 5.1 Fungsi Produksi Dukungan Politik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 220
Gambar 5.2 Fungsi Biaya Dukungan Politik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 220
Gambar 5.3 Biaya Kesempatan dan Penawaran Dukungan Politik oleh
Seorang Individu Legislator . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 221
Gambar 5.4 Penawaran Dukungan Politik oleh Individu-Individu
Legislator . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 222
Gambar 5.5 Pembentukan Suatu Keseimbangan Legislasi . . . . . . . . . . . 224
Gambar 5.6 Taksonomi Instrumen Kebijakan Pengelolaan Sumber
Daya alam dan Pengendalian Lingkungan . . . . . . . . . . . . . 229
Gambar 5.7. Polusi Suara dan Efisiensi Alokasi Sumber daya . . . . . . . . 230
Gambar 5.8 Standar Emisi dan Hukuman Optimal . . . . . . . . . . . . . . . . . 234
Gambar 5.9 Ekonomi Penegakan Hukum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 307
Gambar 6.1 Hubungan antara Sumber Daya Pertanian, Teknologi, dan
Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 321
Gambar 6.2 Kurva Biaya Marjinal dan Biaya Variable Rata-Rata . . . . . 337
Gambar 6.3 Penerimaan dan Biaya Penggunaan N. . . . . . . . . . . . . . . . . . 340
Gambar 6.4 Pajak dan Efisiensi Alokasi Sumber Daya . . . . . . . . . . . . . 345
Gambar 6.5 Subsidi dan Efisiensi Alokasi Sumber Daya . . . . . . . . . . . . 351
Gambar 7.1 Siklus Masalah Degradasi Sumber Daya Perikanan dan
Pesisir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 376
Gambar 7.2 Hubungan antara Pertumbuhan dan Populasi Ikan . . . . . . . 381
Gambar 7.3 Tangkapan Ikan yang Sustainabel dan Efisien . . . . . . . . . . . 382
Gambar 7.4 Fungsi Pertumbuhan Bersih Serta Usaha dan Hasil . . . . . . . 386
Gambar 7.5 Akses Terbuka dan Tingkat Usaha Penangkapan yang Me-
maksimumkan Keuntungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 387
Gambar 7.6 Dampak Pembatasan Alat Tangkap terhadap Biaya Pene-
gakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 411
Gambar 7.7 Dampak Kuota terhadap Keuntungan . . . . . . . . . . . . . . . . . 416
Gambar 7.8 Dampak Kombinasi ITQ dan Pajak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 434
Gambar 7.9 Dampak Sistem Manajemen Berbasis ITQ, Pajak, dan
Premi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 437
xx
xxx
Gambar 8.1 Luas Kawasan Konservasi Daratan di Indonesia 2000-
2006 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 550
Gambar 8.2 Kurva Pertumbuhan Stok Biomass . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 583
Gambar 8.3 Kurva Pertumbuhan dan MSY . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 583
Gambar 8.4 Waktu Penebangan Optimal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 592
Gambar 8.5 Tingkat Penebangan Hutan Optimal Secara Sosial . . . . . . . 594
Gambar 9.1 Perkembangan Total Nilai Ekspor dan Nilai Ekspor untuk
5 (Lima) Besar Komoditas Tambang Nonmigas Indonesia
(2003-2007) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 618
Gambar 9.2 Ekstraksi Tambang pada Kasus Dua Periode dengan Harga
Tetap . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 640
Gambar 9.3 Rente per ton dalam Periode t adalah Jarak ab dan Rente
per ton untuk Periode t+1 adalah Jarak de di mana ab (1+r)
= de . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 641
Gambar 9.4 Harga Kurang Biaya (c) Meningkat antara Periode Sama
dengan Tingkat Bunga (r). Ini Menghasilkan Suatu Jalur
Rente yang Meningkat Secara Eksponensial pada Tingkat
Bunga r dalam Program Ekstraksi Optimal . . . . .. . . . . . . . . 643
Gambar 9.5 Dampak Perubahan Teknologi terhadap Ekstraksi . . . . . . . . 645
Gambar 9.6 Untuk Dua Periode Berturut-turut, Penerimaan Marjinal
(MR) Pelaku Monopoli Meningkat Tingkat Bunga
MRt(1+r) = MRt+1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 648
Gambar 9.7 Faktor Penyebab, Implikasi, dan Resolusi Kebijakan bagi
PETI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 681
Gambar 10.1 Muatan Emisi dan Degradasi Lingkungan. . . . . . . . . . . . . . 699
Gambar 10.2 Emisi, Kualitas Ambient-Lingkungan Sekitar, dan
Kerusakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 700
Gambar 10.3 Sumber Daya Lingkungan, yang Bisa Diperbaharui, dan
yang Tidak Bisa Diperbaharui . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 707
Gambar 10.4 Frontier Transformasi Komoditi-Residual. . . . . . . . . . . . . 708
Gambar 10.5 Fungsi Bertingkat dan Kerusakan Lingkungan . . . . . . . . . 710
Gambar 10.6 Tingakat Pengendalian Polusi Optimal Secara Sosial . . . 724
Gambar 10.7 Tingkat-Tingkat Output yang Optimal Secara Privat dan
Secara Sosial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . 730
Gambar 10.8 Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang dari Suatu
Subsidi Polusi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 736
Gambar 10.9 Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang dari Suatu
Pajak Polusi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 738
Gambar 10.10 Sistim Izin Emisi dan Efisiensi Alokasi Sumber Daya . . 746

xxxi
Gambar 10.11. Hasil Kerjasama Penuh dan Nonkerjasama . . . . . . . . . . . 769
Gambar 10.12 Tingkat Emisi Optimal bagi Dua Negara. . . . . . . . . . . . . . 773
Gambar 11.1 Kategorisasi Nilai Ekonomi Sumber Daya dan Ling-
kungan Terumbu Karang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 799
Gambar 11.2 Klasifikasi Metode Valuasi Barang Lingkungan (No-
Market Goods) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 804
Gambar 11.3 Harga Rumah dan Kualitas Udara . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 835
Gambar 11.4 Harga Implisit Marjinal dan Kualitas Udara . . . . . . . . . . . 835
Gambar 11.5 Benefit dari Perbaikan Kualitas Udara. . . . . . . . . . . . . . . . 836
Gambar 12.1 Kehilangan Kesejahteraan Akibat Sentralisasi . . . . . . . . . 855
Gambar 12.2 Model Bagi Desentralisasi Pengelolaan Kehutanan yang
Berhasil . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 858
Gambar 12.3 Ragam Tingkat dan Komponen Institusi . . . . . . . . . . . . . . 863

xx
xxxii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perbedaan Mendasar antara Kelima Paradigma Pengelolaan


Lingkungan dalam Pembangunan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30
Tabel 1.2 Tingkat-Tingkat Sustainabilitas Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . 38
Tabel 1.3 Sasaran Kebijakan bagi Perwujudan Pembangunan Berkelan-
jutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 48
Tabel 4.1 Permintaan Individu dan Agregat untuk Pengurangan Tingkat
Polusi untuk Suatu Bendungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 178
Tabel 4.2 Perhitungan NPV dengan Menggunakan Excel . . . . . . . . . . . . . 186
Tabel 4.3 Nilai NPV pada Berbagai Tingkat Bunga . . . . . . . . . . . . . . . . . 186
Tabel 4.4 Ilustrasi Perhitungan Neraca Proyek (project balances) . . . . . . 187
Tabel 4.5 Perbandingan Dua Proyek . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 187
Tabel 4.6 Komparasi Tingkat Probabilitas dan Benefit Bersih Program X
dan Y . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 194
Tabel 4.7 Distribusi Benefit Bersih antar Kelompok Masyarakat/Daerah . 195
Tabel 5.1 Tingkat Ketersediaan Data dan Informasi yang Sesuai untuk
Pengambilan Keputusan di Malaysia dan Jepang . . . . . . . . . . . 214
Tabel 5.2 Undang-Undang Mutakhir Terkait dengan Pengelolaan Sum-
ber Daya dan Lingkungan di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 241
Tabel 5.3 Kisaran Hukuman dan Denda pada Berbagai Tindak Kejahatan
Lingkungan dalam UU RI No. 32/2009 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 243
Tabel 5.4 Daftar Instrumen Kebijakan Lingkungan Berdasarkan Insentif
Ekonomi Bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Perlin-
dungan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 250
Tabel 5.5 Ringkasan Tonggak-Tonggak Penting dalam Kebijakan Iklim
Global . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 268
Tabel 5.6 Pernyataan Bersama tentang Prinsip-Prinsip Panduan bagi
Reformasi Otoritas Penegakan Lingkungan dalam Transisi
Ekonomi di Eropa Timur, Kaukasus, dan Asia Tengah, yang
Diputuskan pada 7 Oktober 2002 di Almaty, Kazakhstan . . . . . 301

xxxiii
Tabel 6.1 Pendapat Petani tentang Kualitas Usahatani dan Kehidupan
Mereka Sebagai Dampak dari Penerapan Intensifikasi Per-
tanian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 335
Tabel 7.1 PDRB Berdasarkan Harga Berlaku dari Sektor Perikanan ter-
hadap Lapangan Usaha Pertanian Secara Umum 2002-2005 . . . 372
Tabel 7.2 Kehilangan Ekonomi dari Penangkapan dengan Bahan Peledak
dan Sedimentasi Selama 20 Tahun (Juta US $) . . . . . . . . . . . . . 378
Tabel 7.3 Dampak Beberapa Metode Pengendalian Sumber Daya Per-
ikanan terhadap Pengelolaan Perikanan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 436
Tabel 7.4 Beberapa Undang-Undang dan Peraturan Perikanan Penting di
Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 454
Tabel 7.5 Beberapa Ketentuan Pidana bagi Mereka yang Merusak Sum-
ber Daya Ikan dan Lingkungannya dalam No. 31 Tahun 2004. . 465
Tabel 8.1 Perkembangan Produksi Kayu Hutan menurut Jenisnya (ribu
m3) di Indonesia, tahun 1995/1996 – 2006 . . . . . . . . . . . . . . . . . 478
Tabel 8.2 Jumlah Ekspor Hasil Industri Kayu Olahan (ribu ton) dan Nilai
Ekspor Hasil Industri Kayu Olahan (juta dolar AS) 1994-2005 . 479
Tabel 8.3 Sejumlah Hak yang Berhubungan dengan Posisi yang Berbeda
dalam Sistem Pengelolaan Sumber Daya . . . . . . . . . . . . . . . . . . 497
Table 8.4 Daftar Peraturan, Kebijakan, dan Program Penting bagi Penge-
lolaan Sumber Daya Hutan dan Konservasi Lingkungan di
Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 507
Tabel 8.5 Produk-Produk yang Disertifikasi sampai Oktober, 2002
Menggunakan Label FSC . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 539
Tabel 8.6 Perkembangan Luas Reboisasi, Rehabilitasi Lahan, dan Reha-
bilitasi Hutan Bakau di Indonesia (ha) Tahun 2002-2006 . . . . . 548
Tabel 8.7 Potensi Benefit dan Output Kawasan Hutan dan Alternatif
Metode Pengukuran atau Estimasinya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 597
Tabel 9.1 Produksi Tahunan (Tahun Kalender) Menurut Jenis Bahan
Tambang di Indonesia Tahun 2003-2007 . . . . . . . . . . . . . . . . . . 610
Tabel 9.2 Pengadaan dan Penggunaan Menurut Jenis Tambang non-
Migas di Indonesia 2003-2007 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 611
Tabel 9.3 Perkembangan Neraca Energi Seluruhnya di Indonesia
(Terajoule) Periode 2001-2005 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 615
Tabel 9.4 Nilai Output Berbagai Jenis Bahan Tambang Non-Migas di
Indonesia tahun 2003-2007 (jutaan rupiah) . . . . . . . . . . . . . . . . 616
Tabel 9.5 Nilai Output, Biaya Antara dan Nilai Tambah Perusahaan
Pertambangan Migas dan Non-Migas di Indonesia 2003-2007. . 617

xx
xxxiv
Tabel 9.6 Besar dan persentase total biaya pemulihan/tata lingkungan
serta total iuran pertambangan terhadap total nilai output
pertambangan Non Migas 2003-2007 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 619
Tabel 9.7 Potensi Dampak Lingkungan dari Aktivitas Pertambangan . . . 623
Tabel 9.8 Potensi Dampak Lingkungan pada Berbagai Tahap Pelaksana-
an Usaha Pertambangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 624
Tabel 9.9 Ragam Masalah Lingkungan dan Masalah Sosial dalam
Berbagai Jenis dan Tipe Tambang di Indonesia . . . . . . . . . . . . 627
Tabel 9.10 Estimasi Biaya dan Benefit Tahunan Kegiatan Pertambangan
di Indonesia (jutaan US$) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 630
Tabel 9.11 Undang-Undang dan Regulasi terkait Bidang Pertambangan di
Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 653
Tabel 9.12 Isu-Isu Lingkungan Pertambangan serta Rekomendasi Kebi-
jakan Penanganan Jangka Pendek dan Jangka Panjang . . . . . . . 655
Tabel 9.13 Pembayaran Pajak dan Royalti PT NNT 2006-2007 . . . . . . . . . 667
Tabel 9.14 Predikat PROPER bagi Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
Lingkungan di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 678
Tabel 9.15 Kategorisasi Instrumen Kebijakan Bagi Pengembangan Energi
yang Bisa Diperbaharui . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 688
Tabel 10.1 Proporsi Beban Emisi dari Kendaraan Bermotor per Kapita
(kg/kapita/tahun) dan per PDB 2000-2007 . . . . . . . . . . . . . . . . . 712
Tabel 10.2 Perkembangan Standar Emisi atau Polusi di Malaysia . . . . . . . 715
Tabel 10.3 Undang-Undang, Peraturan, dan Keputusan Pemerintah dalam
Pengendalian Berbagai Tipe Polusi di Indonesia . . . . . . . . . . . . 718
Tabel 10.4 Beberapa Pro dan Kontra tentang Izin yang Diperdagangkan
Vs Pajak Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 752
Tabel 11.1 Nilai dari Bukan Pengguna Langsung dari beberapa Kategori
Benefit Kebijakan Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 803
Tabel 11.2 Kelebihan dan Kelemahan Kelima Metode Penentuan Nilai
WTP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 811
Tabel 11.3 Pendekatan-Pendekatan dalam SPEM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 825
Tabel 11.4 Perbandingan Isi dan Struktur informasi dalam CVM dan SCM 826
Tabel 11.5 Perbandingan antar Metode Valuasi Ekonomi Barang Ling-
kungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 844
Tabel 12.1. Isu-Isu Lingkungan dan Organisasi Pemerintah . . . . . . . . . . . . . 864
Tabel 12.2 Beberapa Poin Penting dalam UU Pemerintah Daerah No. 32
Tahun 2004 mengenai Pengaturan Kewenangan Pusat dan
Daerah Khususnya dalam mASALAH Pengelolaan Sumber
Daya Alam dan Lingkungan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 870

xxxv
Tabel 12.3 Beberapa Poin Penting dalam UU RI No. 33 Tahun 2004 ten-
tang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerin-
tah Daerah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 874
Tabel 12.4 Komposisi Pembagian Penerimaan Negara dari Sumber Daya
hutan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Pro-
pinsi/Kabupaten/Kota) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 881
Tabel 12.5 Sumber Penerimaan Pemerintah dari Pertambangan serta Per-
imbangan Bagi Hasil antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah Menurut UU 33/2004 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 891

xx
xxxvi
DAFTAR KOTAK

Kotak 1.1 Beberapa Prinsip Deklarasi Rio 1992 yang berkaitan dengan
kewajiban negara untuk mewujudkan pembangunan berke-
lanjutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46
Kotak 3.1 Tragedi Sumber daya Bersama: Kasus Ancaman Kepu-
nahan Rusa di Kawasan Pegunungan Tambora, Pulau
Sumbawa, NTB, Indonesia . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . 145
Kotak 5.1 Poin-poin Penting yang Terkait dengan Sanksi Adminis-
tratif Bagi Pelanggaran Terhadap Izin Lingkungan . . . . . . 245
Kotak 5.2 Poin-Poin Penting tentang Instrumen Ekonomi Ling-
kungan Hidup Yang termaktub dalam UU No. 32/2009
Paragraf 8 Pasal 42 dan 43 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 252
Kotak 5.3 Peran Masyarakat dalam Pengendalian dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dalam UU 32/2009 yang tertuang pada
Bab XI, Pasal 70.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 255
Kotak 5.4 Tiga Mekanisme Fleksibel dalam Protokol Kyoto . . . . . . . 269
Kotak 6.1 Sejarah Singkat Intensifikasi Pertanian Pangan di Indonesia 318
Kotak 6.2 Problema Nitrat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 331
Kotak 7.1 Ketentuan Wajib Usaha dan/atau Kegiatan Pengelolaan
Perikanan (Terkait dengan Kebijakan Kontrol Langsung
Pemerintah) dalam UU No. 31/2004 Tentang Perikanan . . . 410
Kotak 7.2 Butir-Butir Penting dalam Kebijakan Konservasi Sumber
Daya Ikan di Indonesia (PP 60/2007) . . . . . . . . . . . . . . . . . . 459
Kotak 8.1 Ragam Fungsi Sumber Daya Hutan . . . . . . . . . . . . . . . . . . 476
Kotak 8.2 Kasus Degradasi Sumber Daya Hutan pada Kawasan
Gunung Rinjani, Lombok . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 483
Kotak 8.3 Lima Tahap Proses Sertifikasi Hutan Indonesia oleh LEI . . 533
Kotak 8.4 Perkembangan Status Aktivitas Proyek CDM . . . . . . . . . . . 580

xxxvii
Kotak 9.1 Beberapa Kewajiban Pemegang IUP dan IUPK menurut
UU 04/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara . 657
Kotak 9.2 Potensi Pendapatan Negara dan Daerah dari Pertambangan
Mineral dan Batubara sesuai dengan UU No. 4/2009 . . . . . 666
Kotak 9.3 Penutupan Tambang dan Reklamasi pada Pertambangan
Emas Kelian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 670
Kotak 9.4 Sanksi Administratif Hukuman Pidana Pelanggaran Keten-
tuan dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 . . . . . . . . . . 676
Kotak 9.5 Poin-Poin Penting Tentang Kebijakan Pertambangan Rak-
yat Dalam Uu 4/2009 (Pasal 66-73) . . . . . . . . . . . . . . . . . . 685

xx
xxxviii

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai