470 919 1 SM PDF
470 919 1 SM PDF
[ARTIKEL REVIEW]
SYPHILIS
Devi Putri Amalia Suryani,1 Hendra Tarigan Sibero2
1
Medical Faculty of Lampung University, 2Dermatovenerologist Division of Abdoel Moeloek Hospital
Abstract
Syphilis is a chronic and systemic disease that infect whole part of body. It caused by Treponema palidum. Syphilis
infection divied into three stages primary syphilis, secoundary syphilis and tertiary syphilis, where as between these three
stages there is one stage called laten phase that no clinical manifestation but from the laboratory test show positive sign.
Syphilis diagnosed form deep anamnestic, physical examinations, and laboratory test. Laboratory test that usually apply
in syphilis are microscopic and serologic test. Treatment of syphilis depend on infection stages, primary, secoundary or
tertiary syphilis.
Abstrak
Sifilis adalah penyakit kronis dan bersifat sistemik yang menyerang seluruh organ tubuh. Etiologi sifilis adalah
Treponema pallidum. Sifilis dalam perjalanannya dibagi menjadi tiga stadium yaitu stadium sifilis primer, stadium sifilis
sekunder, dan stadium sifilis tersier, dimana diantara tiga stadium tersebut terdapat fase laten, yaitu fase dimana tidak
menimbulkan gejala klinis namun dari pemeriksaan laboratorium positif. Penegakan diagnosis sifilis dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang pada sifilis berupa pemeriksaan mikroskopis dan
uji serologik. Pemilihan pengobatan sifilis berdasarkan stadiumnya.
psoriasis, terutama jika berskuama, eritema parenkimatosa yang mungkin sudah atau
multiforme dan erupsi obat. Diagnosis sifilis belum menunjukkan gejala saat
sekunder cukup sulit. Pada umumnya pemeriksaan.
diagnosis ditegakkan berdasarkan kelainan Sifilis kardiovaskular disebabkan
khas lesi kulit sifilis sekunder ditunjang terutama karena nekrosis aorta yang
pemeriksaan serologis.9,15 berlanjut ke katup. Tanda-tanda sifilis
kardiovaskuler adalah insufisiensi aorta
Sifilis Laten atau aneurisma, berbentuk kantong pada
aorta torakal. Bila komplikasi ini telah
Sifilis laten yaitu apabila pasien lanjut, akan sangat mudah dikenal.5
dengan riwayat sifilis dan pemeriksaan Sifilis benigna lanjut atau gumma
serologis reaktif yang belum mendapat merupakan proses inflamasi proliferasi
terapi sifilis dan tanpa gejala atau tanda granulomatosa yang dapat menyebabkan
klinis.6 Sifilis laten terbagi menjadi dini dan destruksi pada jaringan yang terkena.
lanjut, dengan batasan waktu kisaran satu Disebut benigna sebab jarang menyebabkan
tahun. Dalam perjalanan penyakit sifilis kematian kecuali bila menyerang jaringan
akan melalui tingkat laten, selama otak. Gumma mungkin terjadi akibat reaksi
bertahun-tahun atau seumur hidup. Tetapi hipersensitivitas infeksi Treponema
bukan bearti penyakit akan berhenti pada palidum. Lesi sebagian besar terjadi di kulit
tingkat ini, sebab dapat berjalan menjadi dan tulang. Lesi pada kulit biasanya soliter
sifilis tersier.5,6 atau multipel, membentuk lingkaran atau
setengah lingkaran, destruktif dan bersifat
Sifilis stadium tersier kronis, penyembuhan di bagian sentral dan
meluas ke perifer. Lesi pada tulang biasanya
Sifilis tersier terdiri dari tiga grup berupa periostitis disertai pembentukan
sindrom yang utama yaitu neurosifilis, sifilis tulang atau osteitis gummatosa disertai
kardiovaskular, dan sifilis benigna lanjut. kerusakan tulang. Gejala khas ialah
Pada perjalanan penyakit neurosifilis dapat pembengkakan dan sakit. Lokasi terutama
asimptomatik dan sangat jarang terjadi pada tulang kepala, tibia, dan klavikula.
dalam bentuk murni. Pada semua jenis Pemeriksaan serologis biasanya reaktif
neurosifilis, terjadi perubahan berupa dengan titer tinggi. 5,6,9
endarteritis obliterans pada ujung
pembuluh darah disertai degenerasi
sifilis.
Cutaneous eruption
(generalisata atau lokal)
tanpa perluasan
Palmar atau plantar rash
Mucous patches (lesi pada
membran lidah, mukosa
buccal,bibir)
Condyloma lata (lembab,
datar, plaque keabu-abuan)
Late latent Kriteria diagnostik Early latent Lebih dari 1 tahun yang lalu
Latent syphilis of Unknown Terdapat tanda atau gejala seperti Tidak pasti.
Duration pada sifilis primer dan sekunder dan
sedikit informasi mengenai Jika titer uji serologis
determinasi durasi dari infeksi nontreponemal > 1:32,
kemungkinan besar infeksi baru.
Diagnosis
Tatalaksana Sifilis
Siflis kongenital Usia < 2 tahun dan Usia > 20; Aquaous Eritromisin 7,5-
infant dengan benzylpenicillin 200 000- 12,5 mg/kg oral (4
abnormal CSF dengan; 300 000 juta IU/kg/hari kali sehari) selama
Aquaous injeksi IM. Dengan 30 hari (pada bayi
benzylpenicillin pemberian 50000 juta diawal bulan
19
100000-150000 juta IU/kg/dosis setiap 4-6 kehidupan).
IU/kg/hari injeksi IV jam selama 10-14 hari.19
setiap 12 jam, selama 7
hari awal kehidupan
dan setelah itu setiap 8
jam, totalnya selama 10
hari. Atau;
Prokain benzilpenisilin
50000 juta IU/kg injeksi
IM dosis tunggal
(selama 10 hari).5,19
Tindak lanjut pengobatan sifilis gejala klinis sifilis aktif tetap ada atau
kambuh kembali, terdapat peningkatan titer
Kondisi klinis pasien perlu dinilai nontreponema atau VDRL tes sampai empat
kembali dan diupayakan untuk mendeteksi kali pengenceran dan titer tes VDRL awal
kemungkinan terjadinya reinfeksi dalam yang tinggi (VDRL 1:8 atau lebih) dan
periode tahun pertama sesudah menetap dalam setahun. Pemeriksaan
pengobatan. Pasien sifilis dini yang telah cairan serebrospinal dilakukan sebelum
mendapat pengobatan benzatin pengobatan ulang dilakukan, kecuali pada
benzilpenisilin dengan dosis dan cara kasus reinfeksi dan diagnosis sifilis stadium
adekuat, harus dievaluasi kembali secara awal dapat dipastikan.6,9
klinis dan serologis sesudah tiga bulan Pengobatan ulang sifilis dilakukan
pengobatan dengan menggunakan uji VDRL. sesuai dengan rejimen yang telah
Evaluasi kedua dilakukan sesudah enam ditetapkan untuk sifilis yang telah
bulan, dan bila ada indikasi berdasarkan berlangsung lebih dari dua tahun.
hasil pemeriksaan pada bulan ke enam Umumnya hanya satu pengobatan ulang
tersebut, dapat dievaluasi kembali sesudah diperlukan karena pengobatan yang
bulan ke-12 untuk dilakukan penilaian diberikan secara adekuat akan
kembali kondisi pasien dan mendeteksi menunjukkan kemajuan bila dipantau
kemungkinan adanya reinfeksi.8 dengan tes nontreponema yang tetap
Semua pasien dengan sifilis menunjukkan titer rendah.9
kardiovaskular dan neurosifilis dipantau
selama beberapa tahun. Tindak lanjut yang SIMPULAN
dilaksanakan meliputi hasil penilaian klinis Hubungan seksual dapat
penyakit, serologis, cairan serebrospinal, menularkan berbagai macam penyakit,
dan radiologis.8,9 salah satunya yaitu sifilis. Selain itu sifilis
Pengobatan ulang pasien pada dapat ditularkan secara vertikal dari ibu ke
semua stadium penyakit perlu janin, melalui transfusi darah, alat
dipertimbangkan jika tanda-tanda atau kesehatan yang terkontaminasi dan lainnya.
Sifilis memiliki tiga stadium yaitu stadium 8. Department of Health and Human
primer, skunder dan tersier. Diantara ketiga services Centers for Disease Control and
stadium tersebut terdapat stadium laten Prevention. Sexually Transmitted
dimana tidak menimbulkan gejala klinis Disease Treatment Guidelines, 2010.
MMWR 2010;59(No. RR-12): 26-39
namun pada pemeriksaan laboratorium
9. Sokolovskiy E, Frigo N, Rotanov S,
menunjukan hasil positif. Penegakan
Savicheva A, Dolia O, Kitajeva N, et al.
diagnosis sifilis dengan anamnesis, Guidelines fot the laboratory diagnosis
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan of syphilis in East European countries. J
penunjang. Pemeriksaan penunjang pada EADV. 2009;23(1):623-32.
sifilis berupa pemeriksaan mikroskopis dan 10. The Gobal Library of Women’s
uji serologis. Pemberian antibiotik untuk Medicine. Syphilis. 2009. (Cited 2014
pengobatan berdasarkan stadium sifilis. Nov 10) Available form:
Antibiotik yang digunakan adalah antibiotik http://www.glowm.com/section_view/
golongan penisilin, namun pada pasien heading/Syphilis/item/30
dengan alergi penisilin dapat menggunakan 11. STD Surveillance Case Definitions. 2013
Dec. p1-8
antibiotik golongan lain sebagai alternatif.
12. Best Tests. Syphilis:testing for ”the
Great Imitator”. 2012. (Cited 2014 Nov
DAFTAR PUSTAKA 10) Available form: www.bpac.org.nz
---------------------------------------------------------- 13. Cherneskle T, Augenbraun M, Blank S,
1. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Dunn A, Friedenberg E, Hermoso A, et
Nasional Penanganan Infeksi Menular al. an Update and Riview of the
Seksual. Kementrian Kesehatan RI Diagnosis and Management of Syphilis.
Dirjen PP dan PL. 2011. NYC Health. p15-17
2. Jesus MBD, Ehlers MM, Dreyer W, Kock 14. Departement of Health AIDS Institute.
NM. Mini Riview: Syphilis. J FORTAMex. Syphilis. 2011. (Cited 2014 Nov 10)
2013. p1787-1798 Available form:
3. Yoga T. Situasi Epidemiologi HIV-AIDS di http://www.hivguidelines.org/clinical-
Indonesia. Dirjen PP dan P Kementrian guidelines/adults/management-of-stis-
Kesehatan RI. 2012 in-hiv-infected-patients/syphilis/
4. Profil Kesehatan Provinsi Lampung. 15. Operational Obstretrics and gynecology.
2013. Profil Kesehatan Provinsi Condiloma Lata (Secoundary Syphilis).
Lampung tahun 2012. Lampung: Dinas (Cited 2014 Nov 10) Available form:
Kesehatan Provinsi Lampung http://www.operationalmedicine.org/e
5. Holmes KX, Sparling PF, Stam WE, Piot d2/Enhanced/Vulva/CondylomaLata.ht
P, Wasserheit J, Corey L, et al. In: m
Sexually Transmitted Disease 4rd. New 16. Guidance for Industry.
York: McGraw Hill. 2008. p661 – 84 Recommendations for Screening,
6. Klausner JD, Hook EW. Current Testing, and Management of Blood
Diagnosis & Treatment Sexually Donors and Blood and Blood
Transmitted Disease. New Components Based on Screening Tests
York:McGraw Hill Companies, 2007 for Syphilis. U.S. Department of Health
7. T J Clark Colloidal Minerals and and Human Services Food and Drug
Supplements. Syphilis. (Cited 2014 Nov Administration Center for Biologics
10) Available form: Evaluation and Research .September
http://www.tjclarkdirect.com/bacterial 2014
_diseases/syphilis.htm