Selama masa kehamilan, perempuan mengalami berbagai perubahan yang dapat mengubah kerentanan dan juga mempermudah terjadinya infeksi, perubahan tersebut antara lain : Perubahan imunologik Perubahan anatomik Perubahan flora mikrobial servikovaginal PENYAKIT MENULAR SEKSUAL Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan seksual dari seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya. Dampak PMS pada kehamilan bergantung pada organisme penyebab, lamanya infeksi, dan usia kehamilan pada saat terinfeksi. Hasil konsepsi yang tidak sehat seringkali terjadi akibat IMS, misalnya kematian janin, bayi berat lahir rendah, infeksi kongenital atau perinatal. SIFILIS Sifilis merupakan penyakit kronis dan bersifat sistemik yang disebabkan oleh Treponema pallidum.
Diagnosis pasti ditegakkan dengan menemukan T. pallidum dalam spesimen dengan
menggunakan mikroskop lapang pandang gelap, pewarnaan Burry, atau mikroskop imunofluoresensi. Sifilis dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu sifilis yang didapat maupun sifilis kongenital. Perbedaan patofisiologi keduanya terdapat pada cara masuknya bakteri Treponema pallidum. Pada sifilis didapat, bakteri masuk melalui mukosa atau kulit, sedangkan pada sifilis kongenital, bakteri menembus sawar plasenta dan menginfeksi fetus. PENULARAN SIFILIS Ditularkan melalui kontak seksual (genito-genital, ano-genital, oro-genital), ibu hamil kepada janin dalam kandungan Sifilis didapat terdiri atas stadium primer, stadium sekunder, dan stadium tersier, serta periode laten diantara stadium sekunder dan tersier. SIFILIS PRIMER Sifilis primer ditegakkan dengan ditemukan ulkus durum, yaitu ulkus sebagian besar soliter dengan bentuk bulat atau sedikit oval, permukaan bersih, tepi indurasi, dan tidak nyeri SIFILIS SEKUNDER Stadium sekunder umum terjadi 4-8 pekan sesudah lesi primer hilang dan berlangsung selama beberapa pekan atau bulan. Sifilis sekunder terjadi akibat multiplikasi dan penyebaran T. pallidum ke seluruh tubuh. Bakteri menginvasi sistem retikuloendotelial dan menyebar sistemik ke berbagai jaringan dan organ kemudian berkembang menjadi sifilis stadium sekunder (penyebaran hematogen). Lesi sifilis sekunder berupa makulopapular eritematosa dengan diameter 0,5-1 cm tidak disertai gatal pada tubuh dan ekstremitas disebut sebagai roseola sifilitika Gejala ruam ini umum ditemukan di wajah, telapak tangan dan kaki serta kulit kepala. SIFILIS LATEN Sifilis laten terjadi sesudah sifilis sekunder. Seseorang dikatakan menderita sifilis laten bila terdapat riwayat serologik sifilis, belum pernah diobati, dan tidak menunjukkan manifestasi klinis. Fase ini tetap tidak menunjukkan manifestasi klinis, namun tes serologik nontreponema perlahan menurun dan dapat ditemukan dengan kadar sangat rendah sampai negatif. Stadium laten lanjut mulai 1 tahun setelah terinfeksi atau bila durasi infeksi tidak diketahui. SIFILIS TERSIER Sifilis tersier terjadi dalam berbagai sindrom klinis terdiri dari 3 kelompok utama, yaitu neurosifilis, sifilis kardiovaskular, dan sifilis jinak lanjut. TATALAKSANA Terapi pilihan Antibiotik penisilin benzatin G Dosis : 2,4 juta IU dosis tunggal sifilis stadium primer, sekunder dan laten dini Dosis diulang 1 minggu kemudian selama 3 minggu (total 7,2 juta Unit) sifilis laten lanjut, tersier atau tidak diketahui riwayat infeksi sebelumnya Terima Kasih