Anda di halaman 1dari 15

Pembimbing :

SIFILIS dr. Rusmaniah, Sp.OG, M.Kes


Selama masa kehamilan, perempuan mengalami berbagai perubahan yang dapat
mengubah kerentanan dan juga mempermudah terjadinya infeksi, perubahan tersebut
antara lain :
Perubahan imunologik
Perubahan anatomik
Perubahan flora mikrobial servikovaginal
PENYAKIT MENULAR
SEKSUAL
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau jamur, yang
penularannya terutama melalui hubungan seksual dari seseorang yang
terinfeksi kepada mitra seksualnya.
Dampak PMS pada kehamilan bergantung pada organisme penyebab, lamanya
infeksi, dan usia kehamilan pada saat terinfeksi.
Hasil konsepsi yang tidak sehat seringkali terjadi akibat IMS, misalnya
kematian janin, bayi berat lahir rendah, infeksi kongenital atau perinatal.
SIFILIS
Sifilis merupakan penyakit kronis dan bersifat sistemik yang disebabkan oleh
Treponema pallidum.

Diagnosis pasti ditegakkan dengan menemukan T. pallidum dalam spesimen dengan


menggunakan mikroskop lapang pandang gelap, pewarnaan Burry, atau mikroskop
imunofluoresensi.
Sifilis dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu sifilis yang didapat maupun sifilis
kongenital. Perbedaan patofisiologi keduanya terdapat pada cara masuknya bakteri
Treponema pallidum. Pada sifilis didapat, bakteri masuk melalui mukosa atau kulit,
sedangkan pada sifilis kongenital, bakteri menembus sawar plasenta dan menginfeksi
fetus.
PENULARAN SIFILIS
Ditularkan melalui
kontak seksual (genito-genital, ano-genital, oro-genital),
ibu hamil kepada janin dalam kandungan
Sifilis didapat terdiri atas
stadium primer,
stadium sekunder, dan
stadium tersier,
serta periode laten diantara stadium sekunder dan tersier.
SIFILIS PRIMER
Sifilis primer ditegakkan dengan ditemukan ulkus durum, yaitu ulkus sebagian besar
soliter dengan bentuk bulat atau sedikit oval, permukaan bersih, tepi indurasi, dan
tidak nyeri
SIFILIS SEKUNDER
Stadium sekunder umum terjadi 4-8 pekan sesudah
lesi primer hilang dan berlangsung selama beberapa
pekan atau bulan. Sifilis sekunder terjadi akibat
multiplikasi dan penyebaran T. pallidum ke seluruh
tubuh. Bakteri menginvasi sistem retikuloendotelial
dan menyebar sistemik ke berbagai jaringan dan
organ kemudian berkembang menjadi sifilis stadium
sekunder (penyebaran hematogen).
Lesi sifilis sekunder berupa makulopapular
eritematosa dengan diameter 0,5-1 cm tidak disertai
gatal pada tubuh dan ekstremitas disebut sebagai
roseola sifilitika
Gejala ruam ini umum ditemukan di wajah, telapak
tangan dan kaki serta kulit kepala.
SIFILIS LATEN
Sifilis laten terjadi sesudah sifilis sekunder. Seseorang dikatakan menderita sifilis laten bila
terdapat riwayat serologik sifilis, belum pernah diobati, dan tidak menunjukkan manifestasi
klinis.
Fase ini tetap tidak menunjukkan manifestasi klinis, namun tes serologik nontreponema
perlahan menurun dan dapat ditemukan dengan kadar sangat rendah sampai negatif.
Stadium laten lanjut mulai 1 tahun setelah terinfeksi atau bila durasi infeksi tidak diketahui.
SIFILIS TERSIER
Sifilis tersier terjadi dalam berbagai sindrom klinis terdiri dari 3 kelompok utama, yaitu
neurosifilis, sifilis kardiovaskular, dan sifilis jinak lanjut.
TATALAKSANA
Terapi pilihan
Antibiotik penisilin benzatin G
Dosis :
2,4 juta IU dosis tunggal  sifilis stadium primer, sekunder dan laten dini
Dosis diulang 1 minggu kemudian selama 3 minggu (total 7,2 juta Unit)  sifilis laten
lanjut, tersier atau tidak diketahui riwayat infeksi sebelumnya
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai