Anda di halaman 1dari 3

PLTBg Pilot Project Indonesia di

Desa Rantau Sakti Rohul Harus


Diselamatkan
Laporan : Fahrin Waruwu
Sebarkan:
Share1

Fahrin Waruwu
Peresmian pemanfaatan PLTBg di Desa Rantau Sakti Kecamatan Tambusai Utara saat itu dihadiri mewakili
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI dan penjabat lainnya.
ROKANHULU - Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) yang jadi pilot project di
Indinesua, berada di desa Rantau Sakti Kecamatan Utara terancam tutup.

Itu karena penurunan jumlah pelanggan pasca masuknya Pelayanan Perusahaan


Listrik Negara (PLN) di beberapa Desa Kecamatan Tambusai Utara yang
sebelumnya dilayani PLTBg.

Dimana upaya kerjasama PLTBg dengan PLN, agar PLN dapat membeli daya yang
dihasilkan PLTBg yang tidak kunjung terealisasi, sehingga menyebabkan PLTBg
saat ini kesulitan memenuhi biaya operasional yang terbilang cukup besar.

Ditegaskan Kepala Desa (Kades) Rantau Sakti, Purwadi menyatakan, upaya


kerjasama dengan PLN sebenarnya sudah dirintis selama 3 tahun. Hanya saja,
karena proses yang terlalu panjang dan berbelit-belit maka kerjasama pembelian
daya PLTBg oleh PLN tidak kunjung teralisasi.

Saat ini saja pemanfaatan daya PLTBg hanya tinggal 20 persen saja dari daya 1
MW daya yang dihasilka. "Sejak PLN masuk di beberapa desa di Tambusai Utara,
hampir 80 persen total penduduk Mahato Sakti, sudah beralih dari PLTBg ke PLN.
Akibatnya, pemasukan PLTBg kini sudah jauh berkurang dari biasanya, bahkan
pekerja PLTBg saat ini sudah banyak yang berhenti karena pltbg tidak mampu
memberi gaji yang layak ke mereka," tegas Purwadi.

Mengingat daya PLTBg yang tersisa cukup besar, Purwadi berharap ke PLN dapat
membeli daya PLTBg serta mengakomdir pelayanan listrik di masyarakat Rantau
Sakti dan Mahato Sakti.

Purwadi juga berharap, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau dapat
memfasilitasi persoalan dengan instansi terkait, agar keberadaan PLTBg yang
dibangun anggaran negara Rp 30 miliar tidak sia-sia.

"Mengingat kondisi daya PLTBg yang tersisa cukup besar, maka berharap daya
listrik yang dihasilkan PLTBg dapat dibeli PLN. Fixbacknya, PLN dapat
mengakomodir listrik masyarakat Rantau Sakti dan Mahato Sakti. Terkait lembaga
apa yang akan mengelola PLTBg kami bersedia, asalkan PLTBg dapat terus
termanfaatkan," harapnya.

Persoalan itu disayangkan Anggota DPRD Riau Komisi Pembangunan Syamsurizal.


Menurutnya, di tengah rendahnya tingkat elektrifikasi di Rohul saat ini, seharusnya
PLN dapat memanfaatkan pembangkit yang ada. Untuk itu, mantan Kepala Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau berjanji untuk memfasilitasi
persoalan ini dengan melakukan hearing dengan Dinas terkait.
"Kita secepatnya akan hearing dengan dinas sumber daya alam dan energi Riau,
untuk menyelamatkan PLTBg," janji Syamsurizal, Minggu (27/8/2018) sore, usai
reses di Desa Rantau Sakti.

PLTBg Rantau Sakti yang beroperasi sejak tahun 2014, merupakan pilot project
pengembangan energi baru terbarukan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM). PLTGb tersebut sudah menjadikan Desa Rantau Sakti sebagai
desa mandiri energy. Diharapkan, ekpansi yang dilakukan pln tidak mematikan
PLTBg, sehingga fasilitas pembangkit yang sudah ada saat ini bisa terus dapat
dimanfaatkan. (fah)

Anda mungkin juga menyukai