Anda di halaman 1dari 50

PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda
TanggalTerbit Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi
Dr. Tweggie Hellina, MM
Direktur
PENGERTIAN 1. Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir secara normal pervagina maupun
operasi di Rumah Sakit Harapan Bunda dalam usia lebih dari 22 minggu
baik dalam keadaan hidup atau mati.
2. Perawatan bayi baru lahir adalah perawatan terhadap bayi yang baru
lahir setelah selesai IMD
TUJUAN 1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mempertahankan suhu
tubuh bayi.
2. Cegah terjadinya hipotermi.
3. Mengetahui secara dini kelainan dan tanda bahaya pada bayi baru lahir.
4. Mengidentifikasi bayi baru lahir.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
2. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah Sakit
Harapan Bunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR 1. Lakukan persiapan alat, yang terdiri dari:
a. Handscoon/sarung tangan.
b. Klem tali pusat.
c. Selang suction/cathetersuction.
d. Kain bersih.
e. Termometer.
f. Stetoskop.
g. Pakaian bayi.
h. Timbangan bayi.
i. Kasa steril.
j. Minyak telon.
k. Peneng bayi pink (bayi perempuan) dan biru (bayi laki-laki).
l. Vitamin K 1mg injeksi.
m. Spuit 1 cc.
n. Inkubator.
o. Diapers.
p. Alcohol swab.
q. Alat pengukur panjang badan.
2. Lakukan kebersihan tangan sesuai dengan prosedur cuci tangan.
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda

STANDAR 02.03.13.004 01 02/02


PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi

3. Pakai sarung tangan sesuai dengan prosedur Gunakan dan Lepaskan


sarung tangan.
4. Bebaskan jalan napas dan atur posisi kepala bayi sedikit ekstensi, dilakukan
pengisapan lendir dari mulut dan hidung bila diperlukan.
5. Bersihkan dan keringkan tubuh bayi dari darah, lendir dan lemak.
6. Letakkan bayi di tempat yang bersih dan hangat (dibawah sinar lampu).
7. Lakukan identifikasi terhadap bayi dan Pasang gelang bayi dihadapan
ibunya (sesuai SPO pemasangan gelang bayi).
8. Lakukan pengecapan sidik telapak kaki kanan/kiri bayi pada Surat
Keterangan Lahir (SKL).
9. Pakaikan baju bayi dan diapers (sesuai dengan jenis kelamin).
10. Berikan vitamin K 1mg (0,5 ml) secara intra muskular sesuai dengan
prosedur memberikan suntikan intra muskular.
11. Pertahankan suhu tubuh bayi dengan meletakkannya di inkubator sebelum
dilakukan rawat gabung.
12. Dokumentasikan hasil tindakan.
13. Rapikan alat-alat dan dikembalikan pada tempatnya.
UNIT TERKAIT Kamar Bersalin, Instalasi Bedah Sentral, IGD Ponek, Kamar Bayi, NICU/Perina
PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda
TanggalTerbit Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi
Dr. Tweggie Hellina, MM
Direktur
PENGERTIAN Suatu tindakan pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan dengan cara
memeriksa tubuh bayi dari kepala sampai ujung kaki, untuk melihat adanya
kelainan (cacat fisik) atau tidak.
TUJUAN 1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menentukan apakah ada
kelainan fisik bayi.
2. Mengetahui adanya cacat bawaan.
3. Menentukan penanganan selanjutnya.
4. Bantu menegakkan diagnosa.
5. Tentukan prognosis selanjutnya.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
2. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah Sakit
Harapan Bunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR 1. Lakukan persiapan alat:
a. Status bayi.
b. Kartu bayi.
c. Bedong/baju bayi 1 set.
d. Infant warmer.
e. Termometer digital.
f. Metlin.
g. Timbangan bayi.
2. Lakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
3. Lakukan identifikasi pasien.
a. Tanda-tanda vital/penilaian APGAR Score.
b. Proses persalinan.
c. Riwayat persalinan ibu.
d. Catatan prenatal ibu.
e. Identitas pasien.
4. Gunakan sarung tangan sesuai dengan prosedur
5. Bersihkan bayi dan periksa dengan teliti dimulai dari bagian kepala.
6. Lakukan pemeriksaan:
Bentuk kepala (apakah bentuk normal dan tidak ada kelainan, misalnya:
PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda

STANDAR
PROSEDUR 02.02.01.001 01 02/04
OPERASIONAL

Perinatologi

Succedaneum Caput, Cephalhematoma, Hydrocephalus, Mikrocephali,


Ancephalus).
a. Warna muka (apakah biasa, merah muda/pucat/biru).
b. Keadaan mata, hidung, telinga dan mulut (apakah ada cacat bawaan
seperti bibir sumbing dan lain-lain).
c. Keadaan dada (apakah ada pergerakan pernapasan).
d. Keadaan perut (apakah supel atau tegang).
e. Keadaan buah dada (simetris atau membesar).
f. Keadaan punggung dan bokong (apakah warna kulit normal dan tidak
ada kelainan, misalnya: Spina bifida,Atresia Ani).
g. Anggota badan (apakah dapat bergerak normal, jumlah dan panjang
sama, apakah ada kelainan misalnya: Polidaktili, Syndaktili).
h. Jenis kelamin anak:
1) Laki-laki : apakah normal dan testis sudah turun/belum.
2) Wanita :keadaan labia apakah ada perdarahan.
i. Lubang anus (jika tidak ada meconium dalam waktu 1x 24 jam).
j. Apakah ada perdarahan tali pusat.
k. Apakah bayi muntah.
7. Pakaikan kembali baju dan bedong bayi.
8. Hangatkan bayi di Infant Warmer.
9. Rapikan alat-alat.
10. Catat hasil pemeriksaan pada status dan kartu bayi.
11. Lakukan kebersihan tangan sesuai dengan prosedur.
12. Dokumentasikan pada Formulir Pelaksanaan dan Evaluasi Asuhan
Keperawatan, yang meliputi:
a. Keadaan umum bayi.
b. Kelainan yang tampak.
c. Pengobatan atau tindakan yang dilakukan
UNIT TERKAIT Ruang Bersalin, IGD Ponek, Instalasi Bedah Sentral
MEMANDIKAN BAYI
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda
TanggalTerbit Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

KEBIDANAN
Dr. Tweggie Hellina, MM
Direktur
PENGERTIAN Suatu tindakan pemenuhan kebutuhan hygiene perseorangan dan
kenyamanan fisik dengan cara membersihkan seluruh bagian tubuh bayi dengan
air bersih hangat, menggunakan sabun atau larutan antiseptik.
TUJUAN 1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membersihkan tubuh dari
kotoran dan menghilangkan bau badan.
2. Memberikan kesegaran fisik serta rasa nyaman.
3. Merangsang peredaran darah, syaraf dan merelaksasi otot.
Memelihara integritas kulit dan mencegah infeksi kulit.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
2. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
SakitHarapanBunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR
1. Lakukan persiapan peralatan
a. Bath tub khusus mandikan bayi/baskom mandi berisi air hangat 2/3
bagian dengan suhu hangat-hangat kuku.
b. Handuk mandi bersih (1 buah).
c. Waslap bersih (1 buah).
d. Sisir bayi.
e. Sabun mandi/larutan antiseptik.
f. Pakaian bersih.
g. Bedong.
h. Popok/diapers.
i. Ember tempat pakaian kotor.
j. Tempat sampah tertutup.
k. Kom kapas cebok tertutup.
l. Kasa steril.
2. Jelaskan kepada keluarga tentang tujuan dan prosedur tindakan.
3. Tutup pintu dan jendela/tirai.
4. Lakukan kebersihan tangan sesuai dengan prosedur cuci tangan.
5. Lakukan identifikasi bayi, keadaan umum dan tanda-tanda vital.
6. Gunakan sarung tangan, skort, atau masker (jika perlu).
7. Buka baju bayi dan letakkan ke dalam ember tertutup.
PERAWATAN TALI PUSAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda
TanggalTerbit Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi
Dr. Tweggie Hellina, MM
Direktur
PENGERTIAN Merawat tali pusat adalah suatu tindakan pemenuhan kebutuhan pengobatan
dan pencegahan infeksi tali pusat, dengan perawatan steril kering, sehingga
dapat membantu proses penyembuhan tali pusat pada bayi baru lahir sampai
dengan puput.
TUJUAN 1. Cegah terjadinya infeksi.
2. Percepat proses pengeringan tali pusat.
3. Percepat terlepasnya tali pusat.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
2. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah Sakit
Harapan Bunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR 1. Lakukan persiapan alat yang terdiri dari :
a. Kasa steril kering.
b. Nierbekken/ piala ginjal.
2. Lakukan salam, sapa dan perkenalkan diri.
3. Lakukan identifikasi pasien
4. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
5. Letakkan bayi di baby table setelah mandi atau pada saat ganti popok /
diapers.
6. Persilahkan ibu untuk melihat cara merawat tali pusat.
7. Lakukan kebersihan tangan sesuai dengan prosedur
8. Lepaskan kasa yang lama dan buang di tempat sampah medis
9. Lakukan identifikasi adakah tanda-tanda infeksi daerah tali pusat.
10. Ganti dengan kasa kering steril dan bungkuskan ke tunggul tali pusat.
11. Rapikan baju bayi kembali
12. Berikan bayi kembali ke ibunya untuk rawat gabung
13. Lakukan kebersihan tangan
14. Dokumentasikan seluruh tindakan dan kondisi pasien dalam CPPT
UNIT TERKAIT Perina, NICU, Keperawatan Kebidanan, Kamar Bersalin, IGD PONEK, Ruang
Operasi
PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSLUSIF
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda
TanggalTerbit Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi
Dr. Tweggie Hellina, MM
Direktur
PENGERTIAN Pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif adalah pemberian ASI sedini mungkin pada
bayi baru lahir dan pamakanan dan minuman tambahan sampai bayi berusia 6
bulan.
TUJUAN 1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan
pendampingan bagi ibu menyusui.
2. Bantu hubungan yang erat antara ibu dan bayi.
3. Bantu sistem imun.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
2. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
SakitHarapanBunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR 1. Lakukan persiapan peralatan:
a. Kom berisi kapas untuk bersihkan puting.
b. Kom berisi kapas cebok bayi.
c. Perlengkapan bayi.
2. Lakukan salam, sapa dan perkenalkan diri.
3. Lakukan persiapan pasien atau keluarga:
a. Jelaskan tentang pentingnya pemberian asi ekslusif.
b. Jelaskan tentang prosedur tindakan.
c. Jelaskan tujuan tindakan.
4. Lakukan persiapan lingkungan:
a. Persilakan keluarga menunggu diluar.
b. Tutup gorden.
c. Atur posisi ibu dan bayi senyaman mungkin.
d. Pasang pengaman tempat tidur dan tempat tidur pasien dikunci.
5. Lakukan persiapan bidan/perawat:
a. Lakukan kebersihan tangan sesuai dengan prosedur.
b. Bantu pasien sesuai dengan kebutuhan.
6. Lakukan identifikasi pasien.
7. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan.
8. Anjurkan ibu melakukan kebersihan tangan terlebih dahulu sesuai dengan
prosedur
9. .Periksa puting dan bersihkan dengan kapas. Untuk puting yang datar,
dapat

PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSLUSIF


No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda

STANDAR
PROSEDUR 02.02.01.001 01 02/04
OPERASIONAL

Perinatologi

Di keluarkan dengan cara ditarik keluar gunakan tangan dan ibu


jari/dapat juga gunakan spuit (yang ujungnya telah di potong).
10. Atur posisi bayi dengan lengan ibu dibelakang bahu bayi, jangan pada
dasar/belakang kepala, badan bayi menghadapi badan menonjol pada
perut.
11. Lengan bayi dan telinga dalam posisi garis lurus, kepala bayi tidak
tengadah.
12. Pegang payudara kanan dengan tangan kiri/sebaliknya jari berada diatas
lingkaran hitam payudara (areola) dan keempat jari yang lain dibawah
areola. Masukkan puting susu sampai areola kedalam mulut bayi.
13. Biarkan bayi menyusui diatas bahu atau dipangkuan ibu sambil punggung
ditepuk-tepuk sampai bayi bersendawa.
14. Rapikan bayi dan ibu.
15. Lakukan kebersihan tangan sesuai dengan Prosedur .
16. Dokumentasikan pada Formulir Pelaksanaan dan Evaluasi Asuhan
Keperawatan, yang meliputi:
a. Banyaknya ASI yang keluar.
b. Keadaan umum ibu dan bayi.
c. Kemampuan ibu dalam menyusui bayi.
d. Masalah dalam pemberian ASI
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Jangan menjepit puting susu dengan jari tengah dan telunjuk, karena
posisi puting akan salah didalam mulut bayi
UNIT TERKAIT NICU Perina, Keperawatan, Kebidanan
Resusitasi Noenatus
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda
TanggalTerbit Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi
Dr. Tweggie Hellina, MM
Direktur
PENGERTIAN Resusitasi neonatus adalah suatu prosedur yang diaplikasikan untuk neonatus
yang gagal bernafas secara spontan dan adekuat

TUJUAN 1. Berikan ventilasi yang adekuat


2. Batasi kerusakan serebri
3. Berikan oksigen dan curah jantung yang cukup untuk di salurkan oksigen
ke otak
4. Pertahankan kehidupan ektrs uteri
KEBIJAKAN 1. SK Dir Nomor 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017 tentang penetapan dan
pemberlakuan kebijakan pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK)
2. SK Dir Nomor 671/SK-DIR/RSHB/XII/2017 tentang Penetapan dan
Pemberlakuan Kebijakan Pelaksanaan Program Rumah Sakit Sayang Ibu
Bayi (RSSIB)
PROSEDUR 1. Sebelum Persalinan Dimulai
- Informasikan ke unit neonatologi adanya persalinan resiko tinggi
- untuk persalinan normal petugas yang ahli dalam resusitasi neonatus harus
hadir
- untuk persalinan bayi asfiksia dua petugas yang ahli dalam resusitasi dan
dua asisten harus hadir
- Peralatan disiapkan, cek sebelum persalinan
- pemanas di nyalakan dan handuk hangat tersedia
- Cek alat persiapan lendir, oksigen, sungkup wajah dengan ukuran yang
sesuai
- Siapkan pipa endotrakheal (ET) ukuran yang sesuai
- Siapkan obat-obatan, kateter umbilikal, baki
2. Lakukan salam, sapa dan perkenalkan diri
3. Lakukan persiapan pasien atau keluarga
- Jelaskan pada keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
4. Langkah awal resusitasi:
- Lakukan kebersihan tangan
- Tempatkan bayi di bawah pemanas radian
- Letakkan bayi terlentang pada posisi setengah tengadah untuk membuka
jalan nafas. Sebuah gulungan handuk di letakkan di bawah bahu untuk
membantu mencegah fleksi leher dan sumbatan jalan nafas
- Bersihkan jalan nafas atas dengan menghisap mulut terlebih dahulu
kemudian hidung.
- Pengisapan kontinyu di batasi 3-5 detik pada satu penghisapan.
- Keringkan, stimulasi dan reposisi kepala
- Nilai pernafasan
Jika mulai bernafas secara teratur dan memadai periksa denyut jantung. Jika
lebih dari 100x /menit bayi tidak mengalami cyanosis hentikan resusitasi. Jika
cyanosis ditemui berikan oksigen aliran bebas
- Jika tidak terdapat pernafasan bayi megap megap VTP di awali gunakan
balon resusitasi dan sungkup, Frekuensi 40-60 kali/menit
- Jika denyut jantung kurang dari 100 x/menit bayi bernafas VTP di mulai
dengan frekuensi 40-60 /menit
- Intubasi di perlukan jika bayi tidak berespon terhadap VTP gunakan balon
dan sungkup. Lanjutkan VTP dan pindahkan bayi ke nicu
- Bila resusitasi selesai setelah tindakan VTP, berikan perawatan pasca
resusitasi
- Lakukan kebersihan tangan setelah tindakan
5. Peralatan dan bahan resusitasi neonatus
- Kateter penghisap lendir ukuran 6,8,10 dan 12 FR
- Aspirator mekonium atau konektor
- Penghisap dan pipa mekanik
- Pipa lambung ukuran 8 fr dan spuity 20 cc
- Balon resusitasi yang mampu memberikan oksigen 90-100% punya katup
pelepas tekanan /alat ukur tekanan
- Sungkup/masker wajah dengan pinggiran bantalan ukuran bayi cukuo
bulan dan kurang bulan
- Kateter nasal
6. Peralatan intubasi
- Laringoskop dengan daun lurus ukuran 0 (kurang bulan) 1(cukup bulan) jika
bayi sangat kecil atau kurang bulan gunakan ukuran 00
- Bola lampu dan batrai cadangan untuk laringoskop
- Pipa endotrakheal ( ukuran 2.5,3 , 3.5 dan 40)
- gunting
- sarung tangan
7. Obat- obatan:
Epineprin 1:10.000(0.1 mg/ml
Natrium bikarbonat 4.2 %(5mEq/10ml)
Nalokson 0,4 mg/ml atau 1,0 mg/ml
Dekstrose 10% (250cc)
Air steril /aquabides (30 cc)
UNIT TERKAIT Nicu, IGD, IBS, Kamar Bersalin
Continuous Positive Airway Pressure (CPAP)
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda
TanggalTerbit Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi
Dr. Tweggie Hellina, MM
Direktur
PENGERTIAN Cpap adalah salah satu dari jenis alat kesehatan yang dimanfaatkan dan di
gunakan di dalam mengatasi permasalahan kesehatan seperti gangguan
pernafasan.
Cpap adalah suatu alat untuk mempertahankan tekanan positif pada saluran
napas neonatus selama pernafasan spontan.
TUJUAN Supaya gangguan penyempitan saluran nafas yang dialami bisa di atasi.
Sebab akan tetap terbuka dengan terdapatnya tekanan yang positif

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan


Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
2. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
SakitHarapanBunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR A. Persiapan Alat:
1. Mesin bubble CPAP dan NIV lengkap dan siap pakai
2. Topi sesuai ukuran
3. Nasal sesuai ukuran
4. Penggaris/pengukur nasal prong dan jarak septum nasal
5. Pita ukur
6. Duoderm
7. Ngt no 8
8. SPUIT 3 cc
9. Aqua bidest
10. Sarung tangan bersih
B Pelaksanaan:
1. Posisikan CPAP yang siap pakai di samping pasien
2. Siapkan topi dan nasal prong sesuai ukuran
3. Sambungkan stop kontak ke arus listrik
4. Sambungkan konektor oksigen ke oksigen central
5. Sambungkan Konektor kompresor ke kompresor central
6. Isi air humidifire dengan aquabides
7. Tekan tombol “ON”pada humidifire
8. Pastikan semua sirkuit terpasang dengan tepat
9. Lakukan infom consen pada keluarga
10. Lakukan kebersihan tangan sebelum sesudah tindakan
11. Perawat pakai sarung tangan bersih
12. Ukur lingkar kepala
13. Ukur lubang hidung dan jarak septum nasal
14. Atur Fio2, PEEP dan Flow yang akan di berikan sesuai instruksi dokter
15. Siapkan bayi pada posisi nyaman
16. Pasang topi, pasang duoderm pada hidung bayi
17. Hubungkan sirkuit bubble CPAP dan pasang nasal prong pasien
18. Lakukan fiksasi
19. Pastikan bayi nyaman, observasi keadaaan umum pasien
20. Cek ada bubble atau tidak
21. Pasang OGT
22. Rapihkan alat setelah tindakan
23. Lakukan kebersihan tangan
24. Dokumentasikan tindakan
UNIT TERKAIT IGD, NICU, IBS
Mengukur suhu badan melalui axila
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda
TanggalTerbit Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi
Dr. Tweggie Hellina, MM
Direktur
PENGERTIAN
Tindakan mengukur suhu badan pasien dengan menggunakan thermometer
melalui aksila

TUJUAN 1. Sebagai acuan untuk melakukan pengukuran suhu badan pasien


2. Sebagai acuan untuk menentukan kondisi kesehatan pasien
3. Sebagai acuan dalam menentukan tindakan keperawatan/kebidanan
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
2. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
SakitHarapanBunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR 1. Siapakan peralatan untuk mengukusr suhu badan, meliputi:
a. Meja/trolley/baki/keranjang kecil
b. Thermometer bersih pada tempatnya
c. Alcohol swab/kapas alcohol
d. Tissue kering
e. Arloji yang berdetik
f. Nierbekken.
g. Alkohol Handscrub
h. Buku catatan tanda-tanda vital dan alat tulis.
2. Beri salam terapeutik dan perkenalkan diri
3. Jelaskan kepada pasien/keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
meliputi; prosedur tindakan, tujuan dan kontrak waktu untuk melakukan
tindakan
4. Berikan kesempatan kepada pasien/keluarga untuk bertanya tentang
tindakan yang akan dilakukan
5. Jaga privasi pasien dengan menutup lingkungan tempat tidur pasien
dengan gordeng/scherm
6. Dekatkan alat-alat ke dekat pasien
7. Lakukan kebersihan tangan
8. Atur posisi nyaman pasien, berbaring atau duduk
9. Bebaskan pakaian dari lengan atas dan aksila
10. Cek thermometer untuk memastikan alat siap pakai.
11. Bersihkan ujung thermometer dengan alcohol swab/kapas alcohol
12. Keringkan aksila pasien dengan tissue kering
13. Pasang thermometer dengan reservoir tepat ditengah aksila
14. Letakkan lengan yang dipasang thermometer dengan posisi menyilang di
dada
15. Tunggu 3-5 menit atau sampai alarm berbunyi
16. Angkat thermometer dari aksila dan baca hasil yang tertera di
thermometer
17. Bersihkan ujung thermometer dengan kapas alcohol
18. Simpan kembali thermometer ke tempatnya.
19. Rapihkan pasien dan lingkungan
20. Rapikan alat
21. Lakukan kebersihan tangan
22. Dokumentasikan hasil pengukuran tekanan darah di buku catatan tanda-
tanda vital dan catatan keperawatan

Catatan;
Pengukuran suhu badan dilakukan minimal setiap shift, selanjutnya sesuai
dengan kondisi pasien

UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap


2. Rawat Jalan
Apnea Pada Neonatus
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda
TanggalTerbit Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi
Dr. Tweggie Hellina, MM
Direktur
PENGERTIAN Apnea adalah henti nafas selama 20 detik atau lebih, atau sebagai satu
episode singkat dengan disertai bradikarida (denyut jantung < 80 kali/ menit),
sianosis sentral atau pucat.
TUJUAN 1. Memberikan bantuan nafas dan rangsang taktil setiap neonatus yang
mengalami apnea.
2. Memberikan pengobatan untuk merangsang pusat nafas
KEBIJAKAN 1.Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
2.Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
SakitHarapanBunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR 1. Rangsang taktil
2. Jika tidak ada respon, lakukan VTP dengan oksigen 40
3. Bila gagal gunakan CPAP
4. Jaga saluran nafas bagian atas
5. Pemeriksaan penunjang untuk mencari penyebab apnu
6. Terapi tergantung penyebab apnu
7. Terapi untuk kelahiran kurang bulan berikan: Aminofillin 6 mg/kgBB
selanjutnya 2 mg/kg/8 jam
8. Apnu berulang bayi dipuasakan
9. Bila gagal rujuk bayi ke NICU ( bila fasilitas tersedia)
10. Pantau ketat vital sign minimal umur 1 minggu atau 5 hari setelah
serangan apnu berakhir
UNIT TERKAIT Instalasi Maternal-Perinatologi, SMF Anak
MENERIMA BAYI BARU LAHIR
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda
TanggalTerbit Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi
Dr. Tweggie Hellina, MM
Direktur
PENGERTIAN Tindakan penerimaan bayi baru lahir dari kamar bersalin/ruang operasi/IGD

TUJUAN Sebagai acuan untuk penatalaksanaan bayi baru lahir

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan


Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
2. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
SakitHarapanBunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR 1. Lakukan Persiapan alat :
a. Inkubator
b. Bedongbayi
c. Waslap
d. Baby oil
e. Timbangan bayi
f. Alat pengukur tinggi badan
g. Termometer
h. Stempel
2. Siapkan formulir pengkajian bayi baru lahir
3. Siapkan formulir cari tempat
4. Nyalakan incubator 1 jam sebelum bayi lahir ( suhu inkubator 35.5o C –
36o C, di gunakan jika bayi tidak bugar )
5. Koordinasi dengan dokter anak / dokter umum/ jaga ruangan.
6. Identifikasi bayi (bayi sudah terpasang gelang identitas).
7. Serah terima dengan bidan yang mendampingi yang mendampingi
partus atau bidan yang menjemput bayi di di instalasi bedah sentral
8. Lakukan kebersihan tangan
9. Pakai sarung tangan
10. Bersihkan darah yang menempel pada bayi dengan waslap
11. Timbang bayi.
12. Ukur panjang bayi, lingkarkepala, lingkar dada, lingkar perut,
13. Cek anus ( lihat apakah anus ada atau tidak ).
14. Lakukan pemeriksaan TTV.
15. Letakkan bayi di dalam incubator.
16. Pakaikan bayi baju dan diapers
17. Stempel kaki bayi untuk surat kenal lahir bayi
18. Isi identitas bayi untuk di box bayi.
19. Serahkan bayi kepada ibu untuk di rawat gabung.
20. Rapikan alat.
21. Lakukan kebersihan tangan
22. Lakukan dokumentasi.
Informasikan kepada keluarga untuk menyerahkan identitas/ KTP orang tua
untuk pembuatan Surat Kenal Lahir.
UNIT TERKAIT Kamar bayi, NICU/Perina
MELEPAS INFUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda
TanggalTerbit Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi
Dr. Tweggie Hellina, MM
Direktur
PENGERTIAN Tindakan melepas IV line set infuse dari tubuh pasien

TUJUAN 1. Sebagai acuan bagi perawat dalam melepas infuse


2. Kebutuhan cairan terpenuhi

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan


Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
2. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
SakitHarapanBunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR 1. Siapkan peralatan untuk mengganti cairan infuse, meliputi;
a. Swab alcohol
b. Plester
c. Perlak
d. Nierbekken
e. Alat tulis
f. Lembar observasi

2. Beri salam terapeutik dan perkenalkan diri


3. Identifikasi pasien ; meminta pasien menyebutkan identitasanya ; nama
dan tanggal lahir
4. Cocokkan dengan gelang identifikasi pasien dan dokumen yang ada
5. Jelaskan kepada pasien/keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan meliputi; prosedur tindakan, tujuan dan kontrak waktu untuk
melakukan tindakan
6. Berikan kesempatan kepada pasien/keluarga untuk bertanya tentang
tindakan yang akan dilakukan
7. Jaga privasi pasien dengan menutup lingkungan tempat tidur pasien
dengan gordeng/scherm
8. Dekatkan alat-alat ke dekat pasien
9. Lakukan kebersihan tangan
10. Atur posisi nyaman pasien; berbaring
11. Pasang perlak di bawah ekstremitas yang terpasang infus
12. Klem aliran cairan infuse
13. Lepaskan plester/fiksasi set infuse dengan perlahan-lahan
14. Lepaskan IV dressing dengan perlahan-lahan, gunakan swab alcohol
jika sulit dilepaskan
15. Tekan daerah vena di atas insersi IV line, dan anjurkan pasien tarik
nafas dalam
16. Tarik IV line perlahan-lahan dan letakkan dalam nierbekken
17. Bersihkan area insersi dengan swab alcohol dan tutup dengan swab
alcohol
18. Tekan 1-2 menit dan pastikan tidak ada rembesan darah yang keluar
19. Tutup dengan swab alcohol dan fiksasi/plester
UNIT TERKAIT Rawat Inap
Rawat Jalan
MENIMBANG BERAT BADAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda
TanggalTerbit Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi
Dr. Tweggie Hellina, MM
Direktur
PENGERTIAN Mengukur berat badan dengan menggunakan alat ukur timbangan badan.

TUJUAN 1. Sebagai acuan untuk melakukan pengukuran Berat Badan


2. Sebagai acuan untuk menentukan kondisi kesehatan pasien
3. Sebagai acuan dalam menentukan tindakan keperawatan/kebidanan
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
2. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
SakitHarapanBunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR 1. Siapkan peralatan untuk melakukan pengukuran Berat Badan, meliputi:
a. Timbangan Bayi dengan kain pengalas/Timbangan Dewasa
b. Kasur/Pengalas tidur Bayi sesuai kebutuhan
c. Alat tulis.
d. Alkohol Handscrub
2. Beri salam terapeutik dan perkenalkan diri
3. Jelaskan kepada pasien/keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan meliputi; prosedur tindakan, tujuan dan kontrak waktu untuk
melakukan tindakan
4. Berikan kesempatan kepada pasien/keluarga untuk bertanya tentang
tindakan yang akan dilakukan
5. Pastikan posisi jarum/angka berada pada angka nol dan letakkan di
tempat bidang datar
6. Lakukan kebersihan tangan
7. Siapkan pasien untuk ditimbang:
a. Pasien Bayi ; lepaskan pakaian bayi
b. Pasien Dewasa; Anjurkan pasien melepas alas kaki, menggunakan baju
yang melekat di badan
8. Timbang Berat Badan pasien:
a. Pasien Bayi ; letakkan bayi di atas timbangan yang sudah diberi kain
pengalas
b. Pasien Dewasa; anjurkan pasien naik ke atas timbangan dengan posisi
kaki berada di tengan bagian atas timbangan dan pandangan lurus
kedepan.
9. Baca angka pada petunjuk jarum/monitor sebagai Berat Badan pasien
10. Rapikan pasien ;
a. Pasien Bayi; Pindahkan bayi ke kasur bayi dan pakaikan baju bayi
b. Anjurkan pasien turun dari atas timbangan dan memakai alas kaki
11. Informasikan hasil pengukuran kepada pasien/keluarga
12. Rapikan alat dan lingkungan
13. Lakukan kebersihan tangan
14. Dokumentasikan hasil pengukuran di catatan keperawatan
Catatan;
a. Pengukuran berat badan dilakukan setiap menerima pasien baru
b. Pengukuran berat badan neonatus dilakukan setiap hari
c. Pengukuran berat badan berkala dilakukan sesuai kebutuhan dan
kondisi pasien
UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap
2. Rawat Jalan
MENGUKUR SATURASI OXIGEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda
TanggalTerbit Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi
Dr. Tweggie Hellina, MM
Direktur
PENGERTIAN 1. Tindakan menilai kadar oksigen dalam sirkulasi melalui perifer dengan
menggunakan alat Oxymetri

2. Saturasi oksigen adalah perentasi hemoglobin yang berikatan dengan


oksigen dalam arteri

TUJUAN 1. Sebagai acuan bagi perawat melakukan pengukuran saturasi oksigen


2. Sebagai acuan untuk menentukan kondisi kesehatan pasien
3. Sebagai acuan dalam menentukan tindakan keperawatan/kebidanan
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
2. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
SakitHarapanBunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR 1. Siapkan peralatan untuk melakukan pengukuran saturasi oksigen, meliputi:
a. Meja/Trolley/Baki tempat alat
b. Oxymetri ; finger sensor sesuai dengan kebutuhan siap pakai
c. Swab alcohol
d. Nierbekken
e. Buku catatan
f. Alat tulis.
g. Alcohol hand rub.
2. Beri salam terapeutik dan perkenalkan diri
3. Jelaskan kepada pasien/keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
meliputi; prosedur tindakan, tujuan dan kontrak waktu untuk melakukan
tindakan
4. Berikan kesempatan kepada pasien/keluarga untuk bertanya tentang
tindakan yang akan dilakukan
5. Jaga privasi pasien dengan menutup lingkungan tempat tidur pasien
dengan gordeng/scherm
6. Dekatkan alat-alat ke dekat pasien
7. Lakukan kebersihan tangan
8. Atur posisi nyaman pasien ; berbaring atau duduk (fowler/semifowler)
9. Atur posisi Iengan atas lurus, telapak tangan menapak di atas tempat
tidur
10. Tentukan jari yang akan dipasang finger sensor
11. Bersihkan jari denagn swab alcohol, buang sampah ke nierbekken
12. Pasang finger sensor di jari dan tekan tombol on untuk mengaktifkan alat
13. Pastikan finger sensor terpasang dengan baik
14. Pantau hasil presentase oksigen pada monitor, tunggu 1-2 menit dan catat
sebagai hasil saturasi oksigen
15. Rapikan pasien
16. Rapikan alat dan lingkungan
17. Lakukan kebersihan tangan
18. Dokumentasikan hasil pengukuran dan tindakan di catatan keperawatan

Catatan:
1. Pengukuran saturasi oksigen dilakukan kepada pasien yang mendapat
terapi oksigen minimal setiap shift dan selanjutnya sesuai dengan kondisi
pasien
2. Segera beritahukan hasil saturasi oksigen jika di bawah nilai normal
3. Segera lakukan tindakan pemberian oksigen jika hasil saturasi oksigen di
bawah normal sesuai kolaborasi dengan dokter
UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap
2. Rawat Jalan
MENGHISAP LENDIR MELALUI HIDUNG DAN MULUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda
TanggalTerbit Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi
Dr. Tweggie Hellina, MM
Direktur
PENGERTIAN Tindakan membersihkan sekret atau lendir dari jalan nafas pada pasien yang
tidak mampu mengeluarkan sekret atau lendir dengan menggunakan alat
penghisap lendir

TUJUAN 1. Sebagai acuan bagi perawat membersihkan sekret atau lendir melalui
hidung dan mulut
2. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi sekret atau lendir

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan


Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
2. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
SakitHarapanBunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR 1. Siapkan peralatan untuk melakukan penghisapan lendir melalui hidung
dan mulut, meliputi:
a. Meja/Baki tempat alat
b. Selang suction sesuai ukuran dan kebutuhan
c. Suction atau alat penghisap lendir
d. Kom bertutup steril; berisi cairan (Nacl 0,9% atau
aquabidest/WFI)
e. Tongue spatel kalau perlu
f. Tissue
g. Sarung tangan bersih
h. Nierbekken
i. Buku catatan
j. Alat tulis.
k. Alcohol hand rub.
2. Beri salam terapeutik dan perkenalkan diri
3. Identifikasi pasien; jika tidak dapat dilakukan dengan verbal, lakukan
secara visual dengan melihat gelang identitas pasien
4. Jelaskan kepada pasien/keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan meliputi; prosedur tindakan, tujuan dan kontrak waktu untuk
melakukan tindakan
5. Berikan kesempatan kepada pasien/keluarga untuk bertanya tentang
tindakan yang akan dilakukan
6. Jaga privasi pasien dengan menutup lingkungan tempat tidur pasien
dengan gordeng/scherm
7. Dekatkan alat-alat ke dekat pasien
8. Lakukan kebersihan tangan
9. Pakai sarung tangan
10. Atur posisi nyaman pasien ; berbaring
11. Pasang pengalas atau handuk di bawah dagu pasien
12. Isi kom dengan cairan Nacl atau aquabides
13. Hubungkan selang suction dengan dengan alat penghisap lendir siap
pakai
14. Aspirasi cairan dari kom untuk cek fungsi suction
15. Masukkan selang suction ke dalam hidung ± 12 cm – 15 cm dengan
klem terbuka
16. Tutup klem selang suction dengan menggunakan ibu jari
17. Lakukan suction selama 5 detik-10 detik dan tarik selang suction dengan
gerakan memutar lakukan sampai secret/lendir bersih 2 – 3 kali
18. Lakukan suction di kedua lubang hidung sampai secret/lendir bersih
19. Kaji karakteristik secret/lendir ; warna, bercak darah
20. Bersihkan daerah hidung dari lendir dengan tissue dan buang tissue ke
nierbekken
21. Aspirasi cairan dari kom untuk membilas selang suction
22. Masukkan selang suction ke dalam mulut ± 10 cm – 15 cm dengan klem
terbuka
23. Tutup klem selang suction dengan menggunakan ibu jari
24. Lakukan suction selama 5 detik-10 detik dan tarik selang suction dengan
gerakan memutar lakukan sampai secret/lendir bersih
25. Bersihkan daerah mulut jika ada secret/sputum dan buang tissue ke
nierbekken
26. Kaji respon pasien setelah dilakukan penghisapan lendir; sianosis, mual,
muntah
27. Aspirasi cairan dari kom untuk membilas selang suction sampai bersih
28. Hentikan mesin suction jika tindakan penghisapan lendir sudah selesai
29. Kosongkan kom dari cairan Nacl/aquabides dan letakkan selang suction
kemudian ditutup
30. Rapikan pasien
31. Rapikan alat dan lingkungan
32. Lepaskan sarung tangan
33. Lakukan kebersihan tangan
34. Dokumentasikan tindakan, respon pasien dan karakteristik lendir di
catatan keperawatan
Catatan:
1. Berikan perubahan posisi miring kanan/ kiri 1-2 jam dengan posisi
semifowler
2. Lakukan Clapping dan fibrilasi dinding paru untuk membantu
mengeluarkan secret/lendir
3. Lakukan suction melalui hidung terlebih dahulu kemudian mulut
4. Hindari tindakan suction yang berulang –ulang dari hidung ke mulut dan
kembali ke hidung
5. Tidak melakukan perendaman selang suction dalam kom bertutup
6. Kom bertutup diganti setiap 1 x 24 jam
UNIT TERKAIT Rawat Inap
MEMBERIKAN MAKANAN CAIR MELALUI
NASO GASTRIC TUBE (NGT)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RS Harapan Bunda

STANDAR
TanggalTerbit Ditetapkan,
PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi

Dr. Tweggie Hellina, MM


Direktur
PENGERTIAN Tindakan memberi makanan cair melalui pipa lambung

TUJUAN 1. Sebagai acuan perawat dalam memberikan makanan cair melalui NGT
2. Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
3. Menegtahui kondisi kemampuan absorbsi sistem pencernaan

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan


Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
2. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
SakitHarapanBunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR 1. Siapkan peralatan memberikan makana cair melalui pipa lambung;
a. Trolley/meja/baki
b. Gelas berisi makanan cair sesuai kebutuhan
c. Gelas berisi air minum
d. Kateter tip
e. Perlak/Tissue
f. Nierbekken
g. Bengkok
h. Sarung tangan bersih
i. Alcohol hand rub

2. Beri salam terapeutik dan perkenalkan diri


3. Identifikasi pasien ; meminta pasien menyebutkan identitasanya ; nama
dan tanggal lahir
4. Cocokkan dengan gelang identifikasi pasien dan dokumen yang ada
5. Jelaskan kepada pasien/keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
meliputi; prosedur tindakan, tujuan dan kontrak waktu untuk melakukan
tindakan
6. Berikan kesempatan kepada pasien/keluarga untuk bertanya tentang
tindakan yang akan dilakukan
7. Jaga privasi pasien dengan menutup lingkungan tempat tidur pasien
dengan gordeng/scherm
8. Dekatkan alat-alat ke dekat pasien
9. Tawarkan pasien untuk BAK/BAB sebelum dimandikan
10. Lakukan kebersihan tangan
11. Atur posisi nyaman pasien ; berbaring dengan posisi semifowler
12. Pakai sarung tangan
13. Pasang pengalas/tissue di bawah dagu pasien
14. Lakukan aspirasi cairan lambung untuk memastikan kepatenan posisi pipa
lambung
15. Masukkan kembali cairan lambung
16. Tekuk pipa lambung dan lepaskan padle kateter tip
17. Masukkan air putih 50 ml dan lanjutkan dengan makanan cair
18. Berikan makanan cair sampai habis
19. Bilas selang dengan air minum sampai selang bersih
20. Tekuk pipa lambung dan lepasakan kateter tip
21. Tutup pipa lambung dengan spuit atau gunakan penjepit
22. Rapikan pasien; angkat pengalas/tissue
23. Rapikan alat dan lingkungan
24. Lepaskan sarung tangan
25. Lakukan kerbersihan tangan
26. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan di catatan keperawatan

Catatan;
1. Perhatikan respon pasien sebelum, selama dan sesudah diberikan
makanan cair
2. Hentikan pemberian makanan cair jika pasien menunjukkan gejala mual
atau muntah
3. Berikan manana cair secara bertahap jika residu pada saat aspirasi 50
ml
Kolaborasi dengan Dokter Penanggung jawab Pelaynan/DPJP jika reisdu
aspirasi mencapai 50 ml
UNIT TERKAIT Rawat Inap
MEMBERIKAN TRANFUSI DARAH DAN PRODUK
DARAH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RS Harapan Bunda

STANDAR TanggalTerbit Ditetapkan,


PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi

Dr. Tweggie Hellina, MM


Direktur
PENGERTIAN
Tindakan untuk memenuhi kebutuhan volume cairan darah atau komponen darah

TUJUAN 1. Sebagai acuan bagi perawat dalam memberikan transfusi darah dan
produk darah
2. Untuk pemenuhan kebutuhan volume cairan darah atau komponen darah
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
2. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
SakitHarapanBunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR 1. Siapkan peralatan untuk memberikan darah atau produk darah, meliputi;
a. Standar infus
b. Cairan Nacl 0,9% 250 ml/500 ml
c. Darah atau produk darah sesuai
kebutuhan
d. Set transfusi steril sesuai kebutuhan
e. Perlak kecil/ alas
f. Plester
g. Stetoskop
h. Tensi meter
i. Thermometer
j. Arloji
k. Swab alkohol
l. Tissue
m. Nierbekken
n. Sarung tangan
o. Alkohol hand scrub
p. Alat tulis dan catatan

2. Lakukan pengecekan ganda kantong dan label darah atau produk darah,
dengan cara;
a. Perawat 1 ; cek identitas pasien, jenis dan golongan darah, jumlah
darah, tanggal kedaluasrsa, nomor kantong dan hasil cross match
b. Perawat 2 ; cek identitas pasien, jenis dan golongan darah, jumlah
darah, tanggal kedaluasrsa, nomor kantong dan hasil cross match
3. Beri salam terapeutik dan perkenalkan diri
4. Identifikasi pasien ; minta pasien menyebutkan identitasnya ; nama dan
tanggal lahir
5. Cocokkan dengan gelang identitas pasien dan dokumen yang ada
6. Jelaskan kepada pasien/keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
meliputi; prosedur tindakan, tujuan dan kontrak waktu untuk melakukan
tindakan
7. Berikan kesempatan kepada pasien/keluarga untuk bertanya tentang
tindakan yang akan dilakukan
8. Jaga privasi pasien dengan menutup lingkungan tempat tidur pasien
dengan gordeng/scherm
9. Dekatkan alat-alat ke dekat pasien
10. Lakukan kebersihan tangan
11. Pakai sarung tangan.
12. Atur posisi nyaman pasien; berbaring
13. Lakukan pengukuran tanda-tanda vital seperti Tekanan Darah, Nadi, Suhu
dan Pernafasan
14. Buka set transfusi dan sambungkan dengan cairan Nacl 0,9%
15. Isi chamber dan selang set transfusi dengan cairan Nacl 0,9%, pastikan
tidak ada gelembung udara
16. Pasang perlak di bawah ektremitas terpasang IV Line
17. Sambungkan set transfuse dengan IV line yang sudah terpasang
18. Fiksasi set transfuse dengan baik dan pastikan tetesan aliran cairan Nacl
0,9% lancar
19. Berikan cairan Nacl ±50 ml – 100 ml
20. Hentikan pemberian cairan Nacl 0,9% setelah pemberian 50 ml -100 ml
dan sambungkan set transfuse dengan kantong darah atau produk darah
21. Atur tetesan transfuse sesuai dengan program medis
22. Kaji respon pasien setelah diberikan transfusi 15 menit pertama, meliputi;
timbul rasa gatal di kulit, timbul bentol-bentol di kulit, menggigil, demam,
jantung berdebar-debar, sianosis, mual dan muntah, pusing, sesak nafas
atau nafas terasa berat, anggota badan atau kulit terasa dingin,
pandangan buram atau gelap
23. Anjurkan pasien untuk segera memberitahukan ke perawat jika ada
keluhan setelah diberikan transfusi
24. Segera hentikan pemberian transfusi jika timbul reaksi alergi, lapor kondisi
pasien ke Dokter Penanggung Jawab Pasien/DPJP
25. Lakukan observasi tanda-tanda reaksi alergi terhadap pemberian transfusi
darah, dalam 30 menit pertama, dan setiap jam selanjutnya.
26. Rapikan pasien; angkat perlak
27. Rapikan alat dan lingkungan
28. Lepaskan sarung tangan
29. Lakukan kebersihan tangan
30. Dokumentasikan tindakan di catatan keperawatan
Catatan;
1. Pasang IV Line dengan menggunakn set transfusi jika IV line belum
terpasang
2. Lakukan pengukuran tanda-tanda vital setiap 1 – 2 jam selama transfusi
3. Darah dan produk darah tidak perlu dihangatkan pada suhu ruang
4. Jika terjadi transfuse massif darah dapat dihangatkan dengan Blood
Warmer
5. Tidak dibenarkan memberikan obat apapun ke dalam kantong darah.
6. Sebelum memberikan transfuse darah dan produk darah, pastikan akses IV
line terpasang baik dan aliran tetesan cairan lancer
7. Perhatikan dan pastikan tidak melampaui masa daluarsa pemberian darah
atau produk darah;
a. Whole Blood
b. PRC
c. Wash Erithrocyt
d. Trombocyt Concentrate
e. Fresh Frozen Plasma
UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap
2. Rawat Jalan
MONITORING PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH DAN
PRODUK DARAH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RS Harapan Bunda

STANDAR TanggalTerbit Ditetapkan,


PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi

Dr. Tweggie Hellina, MM


Direktur
PENGERTIAN
Tindakan untuk memantau pemberian transfusi darah atau produk darah

TUJUAN 1. Sebagai acuan bagi perawat dalam memantau pemberian transfusi


darah atau produk darah
2. Untuk pemenuhan kebutuhan volume cairan darah atau komponen darah
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
2. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
SakitHarapanBunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR 1. Siapkan peralatan untuk memantau pemberian transfuse darah atau
produk darah, meliputi;
a. Stetoskop
b. Tensi meter
c. Thermometer
d. Arloji
e. Swab alkohol
f. Tissue
g. Nierbekken
h. Alkohol hand scrub
i. Alat tulis dan catatan

2. Beri salam terapeutik dan perkenalkan diri


3. Identifikasi pasien ; minta pasien menyebutkan identitasnya ; nama dan
tanggal lahir
4. Cocokkan dengan gelang identifikasi pasien dan dokumen yang ada
5. Jelaskan kepada pasien/keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan meliputi; prosedur tindakan, tujuan dan kontrak waktu untuk
melakukan tindakan
6. Berikan kesempatan kepada pasien/keluarga untuk bertanya tentang
tindakan yang akan dilakukan
7. Jaga privasi pasien dengan menutup lingkungan tempat tidur pasien
dengan gordeng/scherm
8. Dekatkan alat-alat ke dekat pasien
9. Lakukan kebersihan tangan
10. Atur posisi nyaman pasien; berbaring
11. Lakukan pengukuran tanda-tanda vital seperti Tekanan Darah, Nadi,
Suhu dan Pernafasan setiap 1-2 jam
12. Cek tetesan aliran transfusi sesuai dengan program medis setiap 30
menit
13. Cek adanya tanda-tanda infeksi di daerah insersi IV line
14. Kaji respon pasien selama pemberian transfusi
15. Anjurkan pasien untuk segera memberitahukan ke perawat jika ada
keluhan setelah diberikan transfusi
16. Segera hentikan pemberian transfusi jika timbul reaksi alergi, lapor
kondisi pasien ke Dokter Penanggung Jawab Pasien/DPJP
17. Rapikan pasien
18. Rapikan alat dan lingkungan
19. Lakukan kebersihan tangan
20. Dokumentasikan tindakan di catatan keperawatan
Catatan;
1. Lakukan pengukuran tanda-tanda vital setiap 1 – 2 jam selama transfusi
2. Tidak dibenarkan memberikan obat apapun ke dalam kantong darah.
UNIT TERKAIT Rawat Inap

Rawat Jalan
INTUBASI ENDOTRAKHEA TUBE (ETT)
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda
TanggalTerbit Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi
Dr. Tweggie Hellina, MM
Direktur
PENGERTIAN Tindakan pemasangan pipa endotrakhea kedalam trakea untuk menjamin
ventilasi, oksigenisasi

TUJUAN 1. Membebaskan jalan nafas


2. Pemberian pernafasan mekanik(dengan air pipa, Ventilator)
3. Memudahkan penghisapan sputum/lendir
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
2. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
SakitHarapanBunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR 1. Persiapan alat:
- Laringoskop set
- ETT sesuai ukuran tanpa balon
- Blade lurus disesuaikan dengan ukuran (00-0)
- Mandrain
- Benang pengikat ETT
- Neopuff
- Stetoskop
- Obat-obat premedikasi
-Selang suction sesuai ukuran
- Sarung tangan steril
- Fixomull dan gunting
2. Beritahu keluarga dan infom concent
3. lakukan kebersihan tangan
4. Dekatkan emergency troli, suction unit kedekat pasien
5. gunakan sarung tangan steril
6. berikan laringoscope set pada dokter yang sudah siap
7. Oleskan jelly pada ETT untuk di pasang
8. Hisap sputum bila perlu
9. Berikan obat premedikasi sesuai instruksi dokter
10. Posisikan bayi dengan kepala semi ekstensi
11. Bila ETT sudah masuk segera lakukan auskultasi dan sesuaikan suara
paru kanan dan kiri dengan neopuff
12. Bila posisi ETT sudah tepat, ikat ETT dengan benang kemudian
lakukan fiksasi diatas bibir
13. Lakukan kebersihan tangan
14. Bereskan alat-alat
15. Dokumentasikan , cantumkan no ETT, kedalaman, tanggal dan jam
pemasangan
16. Kolaborasi dalam pemeriksaan chest x-ray
Yang perlu diperhatikan:
- Pastikan Tube tidak bocor
- Bila pasien sadar beri sedase sesuai program dokter
- Pastikan posisi ETT selalu tepat

UNIT TERKAIT IGD, NICU, IBS


PROSEDUR EXTUBASI/MELEPAS ETT
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda
TanggalTerbit Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi
Dr. Tweggie Hellina, MM
Direktur
PENGERTIAN Pengangkatan pipa jalan nafas buatan dari trachea melalui mulut

TUJUAN 1. Bebas dari infeksi saluran nafs


2. Memberi rasa nyaman
3. Pasien nafas spontan
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
2. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
SakitHarapanBunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR 1. Persiapan alat:- Suction set
- Hanscoend
- Monitoring jantung
- Kassa
- Slang O2
2. Jelaskan pada keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Lakukan kebersihan tangan
4. Gunakan hanscoend
5. Hisap sputum sampai bersih
6. Lepaskan plester perlahan perlahan
7. Angkat ETT bekas dalam bengkok
8. Pasang O2
9. Alirkan O2
10. Lakukan pemeriksaan AGD 1 jam setelah ETT dilepas
11. Rapihkan alat-alat
12. Lakukan kebersihan tangan
13. Dokumentasikan hal-hal yang telah dilakukan
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Observasi TTV, kesadaran, keluhan pasien, kolaborasi hasil AGD pada
dokter, untuk menentukan terapi O2
UNIT TERKAIT IGD, NICU, IBS
PERSIAPAN LONGLINE PADA BAYI
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda
TanggalTerbit Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi
Dr. Tweggie Hellina, MM
Direktur
PENGERTIAN Suatu tindakan yang dilakukan pada pasien untuk mencari pembuluh darah
vena besar dengan cara penyayatan pada kulit.

TUJUAN 1. Untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit.


2. Untuk memberikan cairan hipertonik.
3. Pemberian nutrisi parenteral.
KEBIJAKAN 1 Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
2 Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
SakitHarapanBunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR Persiapan Alat:
1. Meja mayo
2. Handscoon non steril
3. Alat Pelindung Diri (APD); jas steril, topi OK, masker
4. Heparin
5. Underpad
6. Nierbeken
7. Threeway stopcock
8. Alcohol swab
9. Standar infus
10. Infus pump, syringe pump
11. Set Longline/ set vena Seksi
12. Duk bolong steril yang kecil
13. Cairan desinfektan (alkohol 70%, betadine 10%)
14. Nutriline Twin Flow 2Fr
15. Kassa steril
16. Spuit 1cc, 10cc, 50cc
17. Benang Silkam 4/0
18. Lidocain injeksi
19. Pisau bisturi no 15
20. Nacl 0.9% 25 cc
21. Tegaderm 1623
22. Het Putih
23. Handscoon steril sesuai ukuran
24. Hifafix / plester
25. Cairan infus
26. Loop
27. Lampu sorot/ lampu fokus
28. Infant Warmer
Persiapan Pasien:
1. Informed Consent kepada orangtua pasien.
2. Posisi bayi terlentang di Infant Warmer.
3. Lingkungan hangat dan penerangan cukup.
Prosedur:
1. Perawat menyiapkan alat alat di meja mayo yang sudah dilapisi duk
(dengan prinsip steril).
2. Perawat mendekatkan alat-alat ke dekat pasien.
3. Perawat mencuci tangan sesuai prosedur.
4. Memakai sarung tangan non steril.
5. Membantu memfiksasi bayi saat dilakukan tindakan longline.
6. Prosedur ini dilakukan oleh dokter bedah dan dibantu oleh perawat.
7. Setelah dokter bedah selesai tindakan longline.
8. Menghubungi petugas radiologi untuk dilakukan rontgen thorax post
longline, untuk memastikan apakah kateter sterinya berada diposisi yang
tepat.
9. Sementara itu pastikan bayi dalam posisi yang hangat dan nyaman.
10. Setelah ada hasil basahan rontgen thorax, laporkan ke dokter bedah.
11. jika sudah sesuai posisi kateter sterilnya, maka perawat mencuci tangan
kembali sesuai prosedur dan memakai sarung tangan steril.
12. Melakukan fiksasi longline dengan kassa steril dan tegaderm.
13. Sambungkan cairan infus ke longline dan atur tetesan cairannya.
14. Merapikan bayi dan mengembalikan bayi ke dalam inkubator.
15. Merapihkan alat-alat dan melepaskan handscoon.
16. Cuci tangan sesuai dengan prosedur.
Melakukan pendokumentasian dan catat tanggal, jam dan nama dokter yang
melakukan tindakan longline.
UNIT TERKAIT Keperawatan Anak, NICU/ Perina, ICU/HCU/PICU
PEMBERIAN LIGHT THERAPI
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda
TanggalTerbit Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi
Dr. Tweggie Hellina, MM
Direktur
PENGERTIAN terapi untuk mengatasi keadaan hiperbilirubinemia dengan menggunakan
Pemberian sinar berenergi tinggi yang mendekati kemampuan maksimal untuk
menyerap bilirubin.
TUJUAN Agar bilirubin dalam tubuh bayi dapat di pecahkan dan menjadi mudah larut
dalam air tanpa harus dirubah dulu oleh organ hati. Therapi sinar juga
berupaya menjaga kadar bilirubin agar tidak terus meningkat sehingga
menimbulkan resiko yang lebih fatal.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
2. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
SakitHarapanBunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR 1. Persiapan alat:
- Sarung tangan
- Hand rub
- Inkubator
- Blue light
- Penutup mata bayi
- Popok bayi
2. Inform consent pada orang tua pasien
3. Lakukan kebersihan tangan
4. Gunakan sarung tangan
5. Lepaskan pakaian bayi kecuali popok
6. kenakan penutup mata pada bayi
7. Letakkan bayi dalam inkubator
8. Ubah posisi bayi setiap 3 jam
9. Periksa kadar bilirubin bayi setiap 24 jam
10. Pantau suhu bayi
11. Observasi intake output bayi
12. Lepaskan sarung tangan
13. Rapikan alat
14. Lakukan kebersihan tangan setelah tindakan
15. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
UNIT TERKAIT Perina, NICU
PEMASANGAN OROFARING GASTRIC TUBE PADA
BAYI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RS Harapan Bunda

STANDAR TanggalTerbit Ditetapkan,


PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi

Dr. Tweggie Hellina, MM


Direktur
PENGERTIAN Tindakan memasukkan selang plastik dari orofaring (mulut) ke lambung

TUJUAN 1. Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi


2. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam
lambung
3. Membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi
lambung
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
2. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
SakitHarapanBunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR Persiapan alat:
- Ukuran sonde 5fr BB<2000 gram
- Ukuran sonde 8fr BB>2000 gram
- NGT sesuai ukuran no 6 dan 8
- Spuit 3cc atau 5cc
- jelly/pelumas
- Stetoskop
- Pengalas, Plastik atau botol untuk menampung cairan lambung
- Plester dan gunting
- Kom berisi air hangat ( untuk oral hygine)
- Bengkok
- Sarung tangan
Pelaksanaan
1. Alat alat dekatkan pada pasien
2. Inform consent pada orang tua pasien
3. Lakukan kebersihan tangan
4. Bayi dalam keadaan tenang
5. Letakkan pengalas di atas dada pasien
6. Ukur kedalaman feeding tube (mulai dari hidung ke telinga lalu tarik ke
proses xipoedeus)
7. Beri tanda batas kedalaman
8. Posisi tidur dengan kepala semi ekstensi dan setelah masuk OGT kepala
difleksikan
9. Masukkan feding tube perlahan lahan sampai batas yang ditentukan
10. Cek posisi kedalaman dengan melakukan auskultasi dengan
memasukkan udara 1 cc atau lakukan aspirasi lambung dan
pertimbangkan untuk melakukan rongtgen.
11. Fiksasi selang bagian luar dengan menggunakan plester
12. Berikan tanggal dan jam pemasangan pada feeding tube
13. Lakukan kebersihan tangan
14. Lakukan pendokumentasian
UNIT TERKAIT Perinatologi, NICU, IGD, IBS
PEMBERIAN THERAPY OKSIGEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda
TanggalTerbit Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi
Dr. Tweggie Hellina, MM
Direktur
PENGERTIAN Pemberian oksigen ke dalam paru paru dengan menggunakan alat bantu therapy
oksigen

TUJUAN Sebagai prosedur petugas dalam manangani pasien dengan kesulitan bernafas, dan
dapat menidentifikasi penggunaan alat bantu pernafasan yang sesuai dan tepat dengan
kebutuhan pasien
KEBIJAKAN 3. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
3.Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
SakitHarapanBunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR Identifikasi pernafasan pasien tidak optimal

Adapun gangguan dapat berupa :

 Pasien bernafas hipoventilasi.


Tindakan yang dilakukan adalah dengan memberikan partial bagging. Dimana nafas
bantuan diberikan dengan jeda nafas normal pasien, semisal, jika pasien bernafas
hanya 9 x/ menit, untuk mencapai target 12x/ menit nafas normal minimal, dapat
diberikan 3x nafas bantuan diantara jeda nafas pasien

 Pasien bernapas normal, namun saturasi oksigen tidak juga terpenuhi


Pada kasus ini, pemeriksaan AGD diperlukan untuk menentukan tingkat gangguan
oksigenasi pasien dalam menetukan tingkat pilihan alat bantu oksigenasi yang tepat
bagi pasien

Saturasi Interprestasi
95% - 100% Normal
90% - < 95% Hypoksia ringan –sedang
85% - < 90 % Hypoksia sedang – berat
< 85% Hypoksia berat – mengancam
nyawa

Secara skematik penentuan pemilihan terapi okseigen adalah sebagai berikut :

a. Hypoksia ringan ( membutuhkan aliran rendah konsentrasi rendah ) yaitu dengan


pemakaian
 canule bi-nasal
 cateter nasal

PEMBERIAN THERAPY OKSIGEN


No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi

Alat Flow rate Deliveri O2


Nasal canule 1 Liter / Menit 21 % - 24%
2 Liter/ Menit 25 %-28%
3 Liter/ Menit 29% - 32 %
4 Liter/ Menit 33% - 36%
5 Liter / Menit 37% - 40%
6 Liter / menit 41% -44 %

b. hypoksia sedang ( membutuhkan aliran rendah, konsentrasi tinggi


dalam hal ini pemakaian simple mask dan NRM (non rebreathing mask )flow rate
oksigen dapat diberikan 6 -10 Liter/ Menit dengan delivery O2 35 %- 60 %
c. hypoksia berat (membutuhkan aliran tinggi dan konsentrasi tinggi )
dalam hal ini pemakaian non rebreathing mask
d. Kadar karbondioksida rendah (menggunakan rebreathing mask )
e.Hypoksia ringan –sedang dengan hambatan anatomis membutuhkan ventury mask
UNIT TERKAIT IGD, NICU, PERINA, IBS
MENIMBANG DIAPERS
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda
TanggalTerbit Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi
Dr. Tweggie Hellina, MM
Direktur
PENGERTIAN Menghitung keluaran air besar dan air kecil (BAB dan BAK) yang ada pada
diapers dengan cara mengurangi diapers kotor dengan diapers bersih
sehingga didapatkan selisih yang akan menunjukan angka jumlah keluaran,
TUJUAN 1. Untuk mengetahui jumlah keluaran Iebih akurat.
2. Agar balance cairan dapat terpantau dengan cermat.
3. Salah satu poin yang ada untuk menghitung keseimbangan cairan.
KEBIJAKAN 4. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
4.Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
SakitHarapanBunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR A. Persiapan Peralatan
1. Timbangan diapers.
2. Sarung tangan tidak steril.
3. Bengkok / plastik sampah.
4. Tissue.
5. Kapas cebok,
6. Kom kapas cebok,
7. Air hangat.
8. Pengalas.
9. Pispot (kalau perlu).
10. Catatan dan alat tulis.

B. Pelaksanaan
1. Sebelum Diapers Digunakan :
a. Lakukan kebersihan tangan
b. Menimbang diapers yang belum dipakai.
c. Mencatat pada formulir kesim bangan cairan.

2. Setelah Diapers Digunakan :


a. Pakai sarung tangan sesuai dengan Prosedur gunakan dan lepas
Sarung Tangan (bagian menggunakan sarung tangan).
b. Buka diapers yang dengan cara mengangkat bokong pasien.
c. Pasang pengalas.
d. Pasang pispot.
e. Bersihkan bokong pasien dengan kapas cebok dan air hangat.
f. Sampah dihuang ke plastik sampah atau bengkok.
g. Pasien dirapikan kembali.
h. Diapers yang telah dipakai, dibawa ke dekat timbangan kemudian
ditimbang.
i. Hasil timbangan dikurangi dengan berat diapers sebelum dlpakal.
j. Hasil pengurangan adalah keluaran pasien.
k. Catat hasil padaform keseimbangan cairan.
l. Pasien dirapikan kembali.

j. Pasien dirapikan kembali.


k. Diapers yang telah dipakai, dibawa ke dekat timbangan kemudian
ditimbang.
l. Hasil timbangan dikurangi dengan berat diapers sebelum dlpakal.
m. Hasil pengurangan adalah keluaran pasien.
n. Catat hasil padaform keseimbangan cairan.
Pasien dirapikan kembali.
UNIT TERKAIT Rawat Inap, Pelayanan Intensif
KOREKSI ALBUMIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda
TanggalTerbit Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi
Dr. Tweggie Hellina, MM
Direktur
PENGERTIAN Menambah sejumlah albumin ke dalam tubuh untuk mencapai kadar normal
Albumin dalam darah (nilai normal : > 3 gr%).

TUJUAN Untuk mengikat dan membawa sari makanan dan kompertemen yang lain
dalam tubuh yang berfungsi untuk memepertahankan fungsi tubuh/ faal tubuh.

KEBIJAKAN 5. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan


Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
5.Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
SakitHarapanBunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR A. Persiapan
1. Pasien dipasang infus.
2. Cairan Albumin.
3. Infus set yang ada pembuangan udara.

B. Cara Kerja
1. Perawat mencuci tangan 6 langkah sesuai prosedur.
2. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD).
3. Perawat mengidentifikasi pasien.
4. Perawat memberitahu kepada pasien tindakan yang akan dilakukan.
5. Mengcek kondisi dan tanggal kedaluwarsa albumin.
6. Memasang cairan albumin dan menghubungkan ke infus set.
7. Membuka tutup pembuangan udara pada infus set.
8. Mengatur tetes infus, kecepatan infus maksimal 2 cc/mnt atau 4
jam/botol.
9. Memonitor pasien adanya reaksi alergi pada albumin.
10.Perawat merapikan peralatan.
11.Lepaskan APD
12.Lakukan cuci tangan 6 langkah sesuai prosedur.
13.Perawat melakukan dokumentasi tindakan pada Catatan Keperawatan.

C. Hal yang harus Diperhatikan


1. Perhitungan kebutuhan albumin:
D = desired albumin level (level albumin yang diinginkan)

A = actual albumin level (level albumin yang ada)

2. Berikan cairan melalui infus selama 10 menit


UNIT TERKAIT Farmasi, Laboratorium, ICU/ HCU/ PICU, ICCU/ HCCU, NICU, PICU
MEMANDIKAN BAYI
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda

STANDAR TanggalTerbit Ditetapkan,


PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi
Dr. Tweggie Hellina, MM
Direktur
PENGERTIAN Suatu tindakan untuk membersihkan seluruh bagian tubuh pasien dengan posisi
berbaring atau duduk di tempat tidur dengan menggunakan air bersih atau
sabun
TUJUAN 1. Bersihkan tubuh dari kotoran
2. Berikan kesegaran fisik dan psikis serta rasa nyaman
3. Merangsang peredaran darah, syaraf dan merelaksasi otot
4. Memelihara itengritas kulit dan mencegah infeksi kulit
KEBIJAKAN 6. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
6.Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
SakitHarapanBunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR Persiapan alat:
- Handuk dan waslap bersih
- Sabun bayi dan sampho
- Cotton bud atau kapas bersih
- Kapas untuk membersihkan daerah perineal
- Waskom atau bath up
- Bengkok
- Alas dan perlak
- Air hangat
- Popok dan pakaian bersih
- Keranjang atau plastik pakaian kotor
Prosedur Tindakan
- Beri salam pada keluarga pasien
- Jelaskan prosedur dan tindakan
- Lakukan kebersihan tangan
- Siapkan dan dekatkan alat
- Pasang alas dan perlak
- Pastikan bayi dalam posisi nyaman
- Usap mata dari kantus dalam keluar, gunakan air yang bersih dan
bagian yang berbeda untuk setiap mata
- Bersihkan wajah dengan lembut. Gunakan air biasa tanpa menggunakan
sabun
- Basahi bagian rambut dengan air secara lembut dan hati hati usapkan
sampho untuk bayi, bilas rambut sampai bersih
- Bersihkan telinga dengan gerakan memutar dan gunakan bagian yang
berbeda untuk tiap tiap telinga
- Periksa kembali temperatur air dengan suhu (37-38 derajat celcius)
- Basahi seluruh badan bayi
- Berikan sabung gunakan waslap mulai dari leher, dada, perut,
tangan,punggung kaki dan genitalia
- Bilas dengan gunakan waslap bersih
- Angkat bayi dengan posisi tangan kiri satu jari dibawah ketiak dan
jempol diatas bahu dan tangan kanan menopang badan diantara
kedua paha
- Keringkan bagian tubuh dengan handuk
- Gunakan minyak telon keseluruhan tubuh
- Bereskan alat alat
- Lakukan kebersihan tangan
- Dokumentasikan semua tindakan
UNIT TERKAIT Perina,Nicu, ruang bayi sehat
MEMBERIKAN TERAPI DENGAN SYRINGE PUMP
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS Harapan Bunda
TanggalTerbit Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Perinatologi
Dr. Tweggie Hellina, MM
Direktur
PENGERTIAN Tindakan memberikan terapi/obat ke sistem sirkulasi yang membutuhkan waktu
lebih lama dengan menggunakan alat syring pump

TUJUAN 1. Sebagai acuan bagi perawat dalam memberikan terapi/obat dengan


menggunakan syring pump
2. Kebutuhan cairan/obat terpenuhi

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan


Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Bunda (SK Direktur No:
140.01/SK-DIR/RSHB/VI/2018).
2. Kebijakan Direktur tentang Penetapan dan Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
SakitHarapanBunda (SK Direktur No: 431/SK-DIR/RSHB/XI/2017).
PROSEDUR 1. Siapkan peralatan untuk memberikan cairan/obat menggunakan syring
pump, meliputi;
g. Syring pump
h. Conector
i. Syring 50 ml
j. Water For Injection/WFI
k. Threeway jika perlu
l. Nierbekken
m. Alat tulis
n. Lembar observasi

2. Beri salam terapeutik dan perkenalkan diri


3. Identifikasi pasien ; meminta pasien menyebutkan identitasanya ; nama
dan tanggal lahir
4. Cocokkan dengan gelang identifikasi pasien dan dokumen yang ada
5. Jelaskan kepada pasien/keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
meliputi; prosedur tindakan, tujuan dan kontrak waktu untuk melakukan
tindakan
6. Berikan kesempatan kepada pasien/keluarga untuk bertanya tentang
tindakan yang akan dilakukan
7. Jaga privasi pasien dengan menutup lingkungan tempat tidur pasien
dengan gordeng/scherm
8. Dekatkan alat-alat ke dekat pasien
9. Lakukan kebersihan tangan
10. Atur posisi nyaman pasien; berbaring
11. Pasang syring pump pada standar infuse
12. Pastikan kepatenan posisi syring pump dan stand infus
13. Cocokkan Terapi/obat dengan Daftar Obat
14. Encerkan obat sesuai dengan WFI sesuai dengan kebutuhan
15. Aspirasi obat menggunakan syring 50 ml
16. Sambungkan syring 50 ml dengan conector dan isi cairan/obat
17. Pastikan selang conector tidak ada gelembung udara di sepanjang selang
conector
18. Buka tutup threeway dan sambungkan dengan conector
19. Jika threeway belum terpasang, sambungkan threeway dengan set infuse
dan IV line
20. Buka klem threeway dan pastikan aliran cairan terapi/obat lancar
21. Pasang pengunci syring pump dan atur volume, dosis dan waktu pemberian
terapi dan obat
22. Tekan tombol start/on untuk memberikan terapi/obat
23. Pastikan jumlah dan waktu yang diminta sesuai dengan kebutuhan cairan
pasien
24. Rapikan pasien
25. Rapikan alat dan lingkungan
26. Lakukan kebersihan tangan
27. Dokumentasikan tindakan di catatan keperawatan
UNIT TERKAIT Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai