Anda di halaman 1dari 15

Glory Siahaan, 2019

Pengaruh Percabangan dan Penambahan Booster ( Auxillary Fan)


Terhadap Kondisi dan Aliran Udara pada Ventilasi Tambang
1
Glory Winnerson Siahaan
Jurusan/Prodi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya
Kampus UPR Tunjung Nyaho Jalan Yos Sudarso No 2/PLKUP Palangka Raya 73111
1
glory.siahaan99@gmail.com

ABSTRAK. Kegiatan Ventilasi Tambang merupakan suatu kegiatan yang memasukkan udara
bersih dari atas permukaan secara paksa guna memenuhi kebutuhan udara di bawah tanah untuk
menunjang proses produksi, juga sebagai pengatur sirkulasi udara dibawah tanah. Prinsip dasar
aliran udara dalam ventilasi tambang bawah tanah menggunakan hokum alam yakni: udara
akan mengalir dari kondisi bertemperatur rendah ke temperature panas; dan dari tekanan tinggi
ke daerah bertekanan rendah; serta hukum-hukum mekanika fluida terkhusunya fluida dinamis
akan selalu diikuti dalam perhitungan dalam ventilasi tambang. Pengaturan udara masuk ke
dalam system ventilasi bawah tanah bisa mengatur kelembaban relatif udara di dalam sistem
ventilasi bawah tanah. Pengaturan kelembaban udara relatif berhubungan dengan Tbasah dan
Tkering serta kurva psikrometer. Kelembaban Relatif (Relative Humidity, Ø) merupakan
perbandingan antara tekanan uap udara pada temperatur konstan, umumnya dinyatakan dalam
persentase( %). Pv/Ps x 100 %. Sifat dari aliran udara sendiri bisa dianalogikan seperti aliran
listrik, maka bisa digunakan dua hukum dasar Kirchhoff. Pada sistem ventilasi paralel akan
didapati percabangan, maka kuantitas udara akan terbagi ke masing-masing percabangan
sesuai dengan Hukum I Kirchhoff (kuantitas udara yang masuk percabangan sama dengan
jumlah kuantitas udara pada masing-masing cabang). Sesuai dengan hukum I Kirchhcoff, maka
semua cabang ventilasi akan tetap teraliri oleh udara sesuai dengan udara masuknya. Besar
debit aliran udara pada setiap cabang tergantung pada faktor luas penampang, dan kekasaran
permukaan dinding ventilasi. Jika debit aliran udara yang meninggalkan percabangan
didefenisikan positif dan debit udara yang memasuki percabangan didefinisikan negatif, maka
jumlah keempat debit aliran udara haruslah nol, Q1 + Q2 – Q3 – Q4 = 0. Sesuai dengan Hukum
I Kirchhoff, ∑Q = 0. Pengukuran kelembaban udara dilakukan dengan menggunakan
thermometer dan diukur pada thermometer basah dan kering. Pengukuran kecepatan aliran
menggunakan alat anemometer yang sudah dikalibrasi. Metode pengukuran yang digunakan

1 | Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Palangka Raya


Glory Siahaan, 2019

adalah eksperimental, dimana dilakukan pengukuran berulang dengan situasi dan kondisi
tertentu. Pengukuran dan pengujian pengaruh percabangan dan penambahan auxillary fan
dilakukan pada dua kondisi dan beberapa posisi (A1, A2, dan A3) sesuai dengan posisi,
volume, area, dan debit yang berbeda, dimana kondisi yang pertama hanya axial fan saja yang
menyala dan yang kedua axial fan dan auxillary fan ( dalam hal ini centrifugal fan) nya ikut
dinyalakan. Dari hasil pengujian dan pengukuran yang dilakukan didapat kesimpulan bahwa
penambahan auxillary fan dalam hal ini sentrifugal fan akan menambah kecepatan aliran udara
dan tekanan udara menjadi semakin besar. Adanya gesekan dengan dinding ventilasi akan
mengurangi besar kecepatan udara. Selain itu, adanya percabangan dalam jaringan ventilasi
akan menimbulkan shock loss serta mengurangi kecepatan aliran udara.

Kata kunci: Ventilasi tambang, auxillary fan, aliran udara, tekanan udara, percabangan
aliran

ABSTRACT. Mine Ventilation activity is an activity that forcibly introduces clean air from the
surface to meet the needs of underground air to support the production process, as well as
regulating underground air circulation. The basic principle of air flow in underground mine
ventilation uses natural law namely: air will flow from low temperature conditions to hot
temperatures; and from high pressure to low pressure areas; and the laws of fluid mechanics,
especially dynamic fluid, will always be followed in calculations in mine ventilation. Setting
air into the underground ventilation system can regulate the relative humidity of the air in the
underground ventilation system. Relative humidity regulation relates to tasting and drying and
psychrometer curves. Relative Humidity, Ø) is the ratio between air vapor pressure at a
constant temperature, generally expressed as a percentage (%). In parallel ventilation systems
will be found branching, then the air quantity will be divided into each branch according to
Kirchhoff's I Law (the quantity of air entering the branching is equal to the amount of air
quantity in each branch). In accordance with Kirchhcoff's first law, all branches of ventilation
will remain in the air according to the air entering. The amount of air flow discharge in each
branch depends on the cross-sectional area factor, and the surface roughness of the ventilation
wall. If the air flow discharge that leaves the branching is defined positively and the air flow
entering the branch is negative, then the fourth number of air flow discharge must be zero, Q1
+ Q2 - Q3 - Q4 = 0. In accordance with Kirchhoff's I Law, ∑Q = 0. Moisture measurement
air is carried out using a thermometer and measured on a wet and dry thermometer.
Measurement of flow velocity using an calibrated anemometer. The measurement method used
is experimental, where repeated measurements are made with certain situations and
conditions. Measurement and testing of the effect of branching and addition of auxillary fans

2 | Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Palangka Raya


Glory Siahaan, 2019

is carried out in two conditions and several positions (A1, A2, and A3) according to different
positions, volumes, areas, and discharges, where only the first axial fan lights up and the
second the axial fan and auxillary fan (in this case the centrifugal fan) are also turned on.
From the results of testing and measurements made it can be concluded that the addition of
auxillary fan in this case the centrifugal fan will increase the velocity of air flow and the air
pressure becomes even greater. The presence of friction with the ventilation wall will reduce
the air velocity. In addition, the branching in the ventilation network will cause shock loss and
reduce the speed of air flow.
Pv / Ps x 100%. The nature of the air flow itself is analogous to that of electricity, so two basic
laws of Kirchhoff can be used.
Keywords: mine ventilation, auxillary fan, air flow, air pressure, flow branching

PENDAHULUAN

Dalam teknologi penambangan bawah tanah ada dua masalah pokok yang menjadi kendala
pada saat pelaksanaan, yaitu : Segi Mekanika Batuan, dimana apakah sistem tambang bawah
tanah yang akan diterapkan dapat ditunjang oleh sistem penyanggaan terhadap bukaan-bukaan
di dalam tambang. Apakah masih menguntungkan untuk dilakukan penambangan dengan
menggunakan sisitem penyanggaan yang diperlukan; dan yang kedua dari segi ventilasi
tambang, dimana apakah pada kedalam tambang yang akan dihadapi masih dimungkinkan
untuk melakukan pengaturan udara agar penambangan dapat dilaksanakan dengan suasana
kerja dan lingkungan kerja yang nyaman. Kecenderungan umum di masa yang akan datang,
sistem tambang bawah tanah akan menjadi pilihan utama eksploitasi mineral dan energi
(Hartman, 1987). Hal ini yang menyebabkan perkembangan komponen-komponen pendukung
sistem penambangan bawah tanah juga semakin pesat. Salah satu komponen tersebut adalah
Ventilasi Tambang, dimana ventilasi tambang mengambil peran yang cukup vital dalam
kelangsungan pekerjaan di tambang bawah tanah. Berbagai pengujian dan eksperimen telah
dilakukan demi meningkatkan efisiensi dari penggunaan ventilasi tambang. Setiap pengujian
yang dilakukan melingkupi korelasi pengaturan udara dengan kelembaban relatif, pengaruh
percabangan terhadap kondisi aliran udara, korelasi luas penampang dengan kecepatan dan
debit udara, pengaruh letak pengukuran tabung pitot dalam saluran (1/4 L, ½ L, ¾ L), dan
pengaruh pola aliran udara pada titik pengamatan (A1, A2, A3). Dalam peningkatan efisiensi
ventilasi tambang, juga diperhatikan berbagai hal yang menjadi kunci dan penduan dalam
pengemdalian kualitas dan kuantitas udara tambang, baik itu udara bersih maupun kotor.

3 | Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Palangka Raya


Glory Siahaan, 2019

Pengendalian kualitas udara tambang meliputi: perhitungan keperluan udara segar yang
memakai istilah respiratory quotient (Hartman, 1982), banyaknya aliran udara (quantity
flowrate), tahanan saluran udara tambang (airway resistance), serta jaringan ventilasi
tambangan rangkaian seri dan paralel.

Metode. Dalam penelitian ini, digunakan data hasil eksperimen dan praktikum langsung pada
laboratorium geomekanika dan peralatan tambang program studi Teknik Pertambangan,
Institut Teknologi Bandung. Metode pengumpulan dan pengolahan data yang digunakan
adalah metode eksperimental, dimana akan dibagai objek penelitiannya menjadi dua kelompok
yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Keduanya akan membuat perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan sesuai prosedur yang sudah disepakati Bersama. Kedua bagian
kelompok akan bekerja berdampingan dalam penelitian, dimana pada saat kelompok pertama
melakukan eksperimen, makan kelompok kedua akan melakukan observasi dan pengontrolan
penelitian sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan disepakati bersama sebelumnya.
Nantinya, data akan terhimpun sesuai dengan cara pengumpulannya.

LANDASAN TEORI

Mengetahui korelasi pengaturan udara dengan kelembaban relatif.


Pada pengaturan udara yang masuk ke dalam sistem ventilasi bawah tanah, kita akan mengatur
kelembaban relatif udara di dalam sstem ventilasi bawah tanah. Pengaturan kelembaban udara
relatif berhubungan dengan Tbasah dan T kering serta kurva psikrometer. Faktor kelembaban udara
pada tambang bawah tanah berguna untuk mengatur tingkat kenyamanan kerja pada tambang
bawah tanah.
Kelembaban Relatif (Relative Humidity, Ø) merupakan perbandingan antara tekanan uap
udara pada temperatur konstan, umumnya dinyatakan dalam persentase (%).

Pv
Kelembapan Relatif =  100%
Ps

Pengaruh percabangan terhadap kondisi aliran udara.


Sifat aliran udara dianalogikan dengan aliran arus listrik maka digunakan dua hukum dasar
Kirchhoff. Sistem ventilasi dapat berbentuk seri maupun paralel. Pada sistem ventilasi paralel
akan didapati percabangan maka kuantitas udara akan terbagi ke masing-masing percabangan
sesuai dengan hokum I Kirchhoff (kuantitas udara yang masuk percabangan sama dengan

4 | Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Palangka Raya


Glory Siahaan, 2019

jumlah kuantitas udara pada masing-masing cabang). Adanya percabangan aliran udara pada
ventilasi akan menyebabkan distribusi aliran udara ke setiap cabang. Besarnya debit aliran
udara setiap cabang tergantung kepada beberapa faktor seperti luas penampang dan kekasaran
permukaan dinding ventilasi. Namun, pada prinsipnya besarnya debit aliran udara memasuki
atau meninggalkan percabangan adalah sama.
Bila debit aliran udara yang meninggalkan percabangan didefinisikan positif dan debit aliran
udara yang memasuki percabangan didefinisikan negatif, maka jumlah keempat debit aliran
udara haruslah nol, Q1 + Q2 - Q3 - Q4 = 0
Secara umum Hukum I Kirchoff dapat dinyatakan sebagai berikut :

∑Q=0

Mengetahui korelasi luas penampang dengan kecepatan dan debit udara.


Pada penampang kecil akan dihasilkan aliran udara yang mempunyai kecepatan aliran yang
tinggi sedangkan pada luas penampang yang besar akan didapatkan aliran udara dengan
kecepatan aliran yang renda h. Namun pada penampang kecil dan besar mempunyai jumlah
aliran udara pada tiap satuan waktu.
Cara yang paling umum digunakan untuk menentukan Head Loss adalah dengan metode
Equivalent Length Method :

KP(L  Le)Q2
H L  Hf  H x 
A3
Keterangan :
K = Friction Factor
P = Perimeter
L = Panjang
Le = Panjang Ekivalen
Q = Debit
A = Luas

Pengaruh letak pengukuran tabung pitot dalam saluran ( ¼ L, ½ L, ¾ L)


Karena adanya gesekan antara aliran udara dengan dinding-dinding saluran udara, maka aliran
udara yang paling besar kecepatannya adalah yang berada di posisi ½ L.

5 | Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Palangka Raya


Glory Siahaan, 2019

Gambar pola aliran udara sebenarnya dalam pipa

Pengaruh pola aliran udara pada titik pengamatan ( A1, A2, A3).
Akibat dari percabangan adalah akan terjadi friction loss (head yang hilang diakibatkan oleh
gesekan) dan shock loss yang berasal dari kekasaran permukaan dari luas penampang duct.
Percabangan ini tidak akan memperoleh debit aliran udara yang sama, karena diakibatkan oleh
beberapa faktor yakni kecepatan aliran udara dan luas penampang saluran. Bukti dari
percabangan ini dapat dilihat pada saat pembukaan dan penutupan dari sekat. Pada kondisi
yang ideal, semakin jauh titik pengamatan dari sumber fan, maka akan semakin banyak loss
sehingga head yang terbaca akan makin kecil.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Prosedur Percobaan
a. Persiapaan percobaan
Memastikan peralatan keamanan sudah digunakan dan dipersiapkan (safety
shoes)

Menurunkan peralatan praktikum yaitu ventduck

Memastikan bahwa dudukan lat sudah benar

Mempersiapkan dudukan manometer di samping tabung pitot dan


memastikan kedatarannya dengan waterpass

Mengambil kompresor dan dipasangkan dengan fan axial. Memastikan juga


fan sentrifugal sudah terpasang pada instalasi listrik

b. Pengukuran kelembaban udara dalam ruang

6 | Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Palangka Raya


Glory Siahaan, 2019

Membasahi reservoir termometer cembung basah dengan air

Memutar Sling psychrometer sekitar 2 menit

Membaca bacaan pada termometer basah dan kering dengan cepat

Memastikan tidak ada pengaruh dari temperatur tubuh, pernapasan,maupun


sinar yang kuat agar dihasilkan pembacaan yang presisi

c. Pengukuran kecepatan aliran udara pada saluran udara

Memastikan bahwa anemometer sudah dikalibrasi dan jarum sudah


menunjukkan pada nilai 0

Memutar posisi anemometer sebesar 900 agar menghilangkan pengaruh


resistensi

Membaca bacaan pada anemometer setelah percobaan selama 2 menit

Membaca bacaan setiap jarum pada anemometer menyesuaikan satuan


kemudian mencatatnya.

Setelah pembacaan selesai , mengkalibrasi anemometer kembali.


Memindahkan anemometer pada setiap posisi yang telah ditentukan yaitu
(1/4L, 1/2L, 3/4L). Dan mengulangi langkah awal

d. Pengukuran dimensi dan penggunaan karakteristik jaringan


Mengukur dimensi saluran ventilasi (diameter, panjang, dan lebar) serta menentukan karakteristik
jaringan.

e. Pengukuran tekanan udara dengan pitot tube

Mengatur posisi pitot pada posisi yang telah ditentukan (1/4L, 1/2L, 3/4L)

Memasang selang pada tabung pitot dengan manometer U

Memastikan dudukan manometer sudah seimbang denga menempelkan


waterpass dimana gelembungnya berada ditengah.

Setelah aliran dimulai, melihat beda ketinggian yang ada pada manometer.

Mengulangi untukl mengukur Hv, Ht, Hs

f. Pengukuran kuantitas udara yang mengalir per menit pada kondisi intake

7 | Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Palangka Raya


Glory Siahaan, 2019

Diperoleh melalui perhitungan (pengolahan data).


Pengukuran
a. Kondisi A
1) Axial fan menyala, centrifugal fan tidak menyala
2) Pasang fan axial exhaust
3) Tutup katup penyekat (tanpa cabang)
4) Pangamatan yang dilakukan :
- Temperature kering dalam saluran (tk)
- Temperatur basah dalam saluran (tb)
- Temperatur kering dalam ruangan (TK)
- Temperature basah dalam ruangan (TB)
5) Ukur kecepatan aliran udara pada titik A1, A2, dan A3 (dalam 2 menit)
6) Ukur beda kenaikan fluida dalam manometer pada titik A1, A2, dan A3, baik
untuk beda tekanan total, static, maupun velocity. Pengukuran ini dilakukan
dalam tiga posisi pitot tube yang berbeda, dengan acuan kepala pitot tube berada
di tiga posisi yaitu : tepi saluran ujung kanan, tepi saluran ujung kiri, dan ditengah
saluran.
7) Lakukan juga untuk kondisi katup penyekat dalam keadaan terbuka (dengan
cabang)
b. Kondisi B
1) Axial dan centrifugal fan menyala
2) Pasang fan axial intake
3) Tutup katup penyekat (tanpa cabang)
4) Pangamatan yang dilakukan :
- Temperature kering dalam saluran (tk)
- Temperatur basah dalam saluran (tb)
- Temperatur kering dalam ruangan (TK)
- Temperature basah dalam ruangan (TB)
5) Ukur kecepatan aliran udara pada titik A1, A2, dan A3 (dalam 2 menit)
6) Ukur beda kenaikan fluida dalam manometer pada titik A1, A2, dan A3, baik
untuk beda tekanan total, static, maupun velocity. Pengukuran ini dilakukan
dalam tiga posisi pitot tube yang berbeda, dengan acuan kepala pitot tube berada

8 | Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Palangka Raya


Glory Siahaan, 2019

di tiga posisi yaitu : tepi saluran ujung kanan, tepi saluran ujung kiri, dan ditengah
saluran.
7) Lakukan juga untuk kondisi katup penyekat dalam keadaan terbuka (dengan
cabang)

Hasil Pengukuran
a. Kondisi A
Temperatur kering Awal 81 ⁰F 27.22 ⁰C
: Akhir 81 ⁰F 27.22 ⁰C
Temperatur basah Awal 71 ⁰F 21.67 ⁰C
: Akhir 72 ⁰F 22.22 ⁰C
Kelembaban relatif Awal 61.68 %
:
Akhir 65.16 %
Jenis Fan Axial Fan (intake)
:

Pengukuran Tekanan dan Kecepatan Udara di Titik A1, A2, A3


Posisi Anemometer Saluran Tanpa Cabang Saluran Dengan Cabang
(L) A1 A2 A3 A1 A2 A3
Hs(mm) 6 6 2 1 1 1 4 4 3 3 2 2
Ht(mm) 12 12 10 9 1.5 2 12 12 9 9 2 3
0.25 Hv(mm) 6 6 7 8 0.5 0.5 8 10 5 4 0.5 5
V (m/s) 10.64 9.111 11.95 11.63 8 7.95 9.91 11.2 5.08 9.64 7.09 7.09
V rata-rata
(m/s) 9.88 11.79 7.98 10.55 7.36 7.09
Hs(mm) 6 6 2 2 2 1.5 2 3 3 3 2 2
Ht(mm) 14 12 11 10 3 1.5 6 11 8 7 2 1
0.5 Hv(mm) 8 6 9 8 1 0.5 4 8 5 3 4 4
V (m/s) 10.26 10.01 11.2 11.57 7.75 7.717 11.3 11.3 6.95 6.34 6.96 6.34
V rata-rata
(m/s) 10.13 11.39 7.73 11.26 6.65 6.65
Hs(mm) 8 8 3 3 2 1 4 6 5 4 2 3
Ht(mm) 14 14 10 9 2 1.5 12 14 7 6 4 3
0.75 Hv(mm) 6 6 7 6 0.5 0.5 8 8 2 2 6 6.5
V (m/s) 10.41 10.44 11.45 11.29 7.883 7.683 11.7 8.83 6.85 6.48 7.03 7.53
V rata-rata
(m/s) 10.43 11.37 7.78 10.26 6.67 7.28

Pengukuran Kecepatan Udara di Ujung Fan

Kecepatan (m/s)

9 | Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Palangka Raya


Glory Siahaan, 2019

Pengukuran kecepatan udara


di ujung ventilasi
Dengan percabangan Tanpa percabangan
0.3 0.3
0.25 0.2 0.3
0.1 0.9
Posisi Anemometer (L)

Rata-rata 0.2 0.5


0.6 0.8
0.5 0.5 0.5
0.3 1
Rata-rata 0.466666667 0.766666667
0.3 0.3
0.75 0.2 0.9
0.2 0.3
Rata-rata 0.233333333 0.5

b. Kondisi B
Temperatur kering Awal 80.9 ⁰F 27.17 ⁰C
: Akhir 81 ⁰F 27.22 ⁰C
Temperatur basah Awal 70.9 ⁰F 21.61 ⁰C
: Akhir 71 ⁰F 21.67 ⁰C
Kelembaban relatif Awal 61.6 %
:
Akhir 61.7 %
Jenis Fan Sentrifugal & Axial Fan (intake)
:

Pengukuran Tekanan dan Kecepatan Udara di Titik A1, A2, A3


Posisi Anemometer Saluran Tanpa Cabang Saluran Dengan Cabang
(L) A1 A2 A3 A1 A2 A3
Hs(mm) 16 11 4 4 5 4 7 9 7 6 8 8
Ht(mm) 24 20 13 13 6 6 16 15 10 9 7 3
0.25 Hv(mm) 9 8 9 9 9 7 8 9 3 3 10 7
V (m/s) 21.12 21.11 17.41 17.37 10.15 10.24 22.4 22.8 8.34 10.8 8.56 8.76
V rata-rata (m/s) 21.11 17.39 10.20 22.64 9.56 8.66
Hs(mm) 14 12 4 4 4 4 8 10 6 7 2 3
Ht(mm) 23 22 13 13 4 5 21 18 10 11 3 3
0.5 Hv(mm) 8 8 9 9 5 5 11 12 4 4 1 2
V (m/s) 15.78 13.84 11.68 11.89 7.967 11.04 14.4 20.9 6.26 5.76 8.73 6.92
V rata-rata (m/s) 14.81 11.79 9.50 17.63 6.01 7.82
Hs(mm) 17 15 4 4 4 4 8 14 7 7 4 4
0.75 Ht(mm) 19 20 14 14 3 3 22 21 11 11 1 5
Hv(mm) 1 4 10 10 5 5 8 12 4 4 3 1

10 | Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Palangka Raya


Glory Siahaan, 2019

V (m/s) 18.53 18.35 10.41 14.15 9.842 9.917 18.2 20.1 7.92 7.84 8.41 8.37
V rata-rata (m/s) 18.44 12.28 9.88 19.15 7.88 8.39

Pengukuran Kecepatan Udara di Ujung Fan

Pengukuran kecepatan udara Kecepatan (m/s)


di ujung ventilasi
Dengan percabangan Tanpa percabangan
2 1.9
0.25 2.1 2.1
1.5 1.7
Posisi Anemometer (L)

Rata-rata 1.866666667 1.9


2.1 2
0.5 2.3 2.2
1.8 1.9
Rata-rata 2.066666667 2.033333333
1.9 1.7
0.75 1.7 1.7
1.6 1.7
Rata-rata 1.733333333 1.7

c. Kondisi Umum
 P barometer = 710 mmHg
 Massa jenis Spiritus = 789 kg/m3
 Kecepatan gravitasi (g) = 10 m/s2
 Effisiensi (ƞ) = 80%
 Tegangan = 220 Volt
 Data dimensi jaringan ventilasi
Lokasi titik Tinggi (cm) Lebar (cm)
1 15 15.4
2 15 15.4
3 24.3 24.3

Pengolahan Data
a. Menentukan keliling dan luas jaringan

11 | Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Palangka Raya


Glory Siahaan, 2019

Lokasi titik Tinggi (m) Lebar Luas Keliling (m)


(m) (m2)
A1 0.15 0.154 0.0231 0.608
A2 0.15 0.154 0.0231 0.608
A3 0.243 0.243 0.059049 0.972

b. Menentukan debit udara kondisi A (Axial Fan saja yang menyala)


Axial Fan
Dengan Cabang
A1 A2 A3 Di Ujung Ventilasi
Posisi 0,25L 0,5L 0,75L 0,25L 0,5L 0,75L 0,25L 0,5L 0,75L 0,25L 0,5L 0,75L
v (m/s) 10.55 11.26 10.26 7.361 6.646 6.67 7.092 6.65 7.28 0.200 0.467 0.233
Area (m2) 0.023 0.023 0.023 0.023 0.023 0.023 0.059 0.059 0.059 0.068 0.068 0.068
Debit (m3/s) 0.244 0.260 0.237 0.170 0.154 0.154 0.419 0.393 0.430 0.014 0.032 0.016
Debit rata- 0.247 0.159 0.414 0.020
rata (m3/s)
Tanpa Cabang
A1 A2 A3 Di Ujung Ventilasi
Posisi 0,25L 0,5L 0,75L 0,25L 0,5L 0,75L 0,25L 0,5L 0,75L 0,25L 0,5L 0,75L
v (m/s) 9.877 10.13 10.43 11.79 11.39 11.4 7.975 7.73 7.78 0.500 0.767 0.500
Area (m2) 0.023 0.023 0.023 0.023 0.023 0.023 0.059 0.059 0.059 0.068 0.068 0.068
Debit (m3/s) 0.228 0.234 0.241 0.272 0.263 0.263 0.471 0.457 0.460 0.034 0.052 0.034
Debit rata- 0.234 0.266 0.462 0.040
rata (m3/s)

a. Menentukan debit udara kondisi B (Sentrifugal dan Axial Fan menyala)


Axial & sentrifugal Fan
Dengan Cabang
A1 A2 A3 Di Ujung Ventilasi
Posisi 0,25L 0,5L 0,75L 0,25L 0,5L 0,75L 0,25L 0,5L 0,75L 0,25L 0,5L 0,75L
v (m/s) 22.635 17.634 19.153 9.557 6.010 7.883 8.658 7.821 8.388 1.867 2.067 1.733
Area (m2) 0.023 0.023 0.023 0.023 0.023 0.023 0.059 0.059 0.059 0.068 0.068 0.068
Debit (m3/s) 0.523 0.407 0.442 0.221 0.139 0.182 0.511 0.462 0.495 0.126 0.140 0.117
Debit rata-rata 0.458 0.181 0.489 0.128
(m3/s)
Tanpa Cabang
A1 A2 A3 Di Ujung Ventilasi
Posisi 0,25L 0,5L 0,75L 0,25L 0,5L 0,75L 0,25L 0,5L 0,75L 0,25L 0,5L 0,75L
v (m/s) 21.11 14.81 18.44 17.39 11.79 12.3 10.2 9.5 9.88 1.900 2.033 1.700
Area (m2) 0.023 0.023 0.023 0.023 0.023 0.023 0.059 0.059 0.059 0.068 0.068 0.068
Debit (m3/s) 0.488 0.342 0.426 0.402 0.272 0.284 0.602 0.561 0.583 0.128 0.137 0.115
Debit rata-rata 0.419 0.319 0.582 0.127
(m3/s)
b. Menentukan kuat arus I (Ampere)
Fan Axial Fan
Posisi Head (mm) Head (Pa)
Anemometer

12 | Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Palangka Raya


Glory Siahaan, 2019

A1 A2 A3 A1 A2 A3
Saluran tanpa cabang
0.25 L 12 9.5 1.75 94.68 74.955 13.8075
0.50 L 13 10.5 2.25 102.57 82.845 17.7525
0.75 L 14 9.5 1.75 110.46 74.955 13.8075
Saluran dengan cabang
0.25 L 12 9 2.5 94.68 71.01 19.725
0.50 L 8.5 7.5 1.5 67.065 59.175 11.835
0.75 L 13 6.5 3.4 102.57 51.285 26.826

Fan Axial & Centrifugal Fan


Posisi Head (mm) Head (Pa)
Anemometer
A1 A2 A3 A1 A2 A3
Saluran tanpa cabang
0.25 L 22 13 6 173.58 102.57 47.34
0.50 L 22.5 13 4.5 177.525 102.57 35.505
0.75 L 19.5 14 3 153.855 110.46 23.67
Saluran dengan cabang
0.25 L 15.5 9.5 5 122.295 74.955 39.45
0.50 L 19.5 10.5 3 153.855 82.845 23.67
0.75 L 21.5 11 3 169.635 86.79 23.67

Analisis Data
Berdasarkan data temperatur kering dan basah, dapat diketahui nilai kelembaban relatif
(dengan menggunakan moody chart), namun dalam praktikum ini kelembaban diabaikan dalam
perhitungan karena perbedaan temperatur awal dan akhir tidak signifikan. Berdasarkan data
kecepatan udara dari kondisi A dan B, diketahui bahwa kecepatan udara pada kondisi B lebih
besar daripada kondisi A. Hal ini menunjukkan penggunaan centrifugal fan dapat menambah
kecepatan aliran udara. Dengan melihat besar head (tekanan) pada titik A1, A2, dan A3,
didapatkan bahwa semakin jauh udara mengalir, besar tekanan semakin kecil. Hal ini
disebabkan oleh adanya gesekan udara dengan permukaan, yang dapat mengurangi tekanan
(head loss). Selain itu, ketika udara dialirkan dalam jaringan dengan cabang, besar kecepatan
dan tekanan setelah percabangan lebih kecil daripada ketika udara dialirkan dalam jaringan
tanpa cabang. Hal ini menunjukkan bahwa adanya percabangan akan mengurangi kecepatan
udara, serta menimbulkan shock loss yang dapat mengurangi tekanan. Gaya gesek pada dinding
ventilasi (terjadinya friction loss) juga mempengaruhi kecepatan aliran udara. Hal ini diketahui

13 | Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Palangka Raya


Glory Siahaan, 2019

dari perbedaan kecepatan aliran udara pada posisi anemometer yang berbeda, dimana
kecepatan di bagian tengah lebih besar dibandingkan kecepatan di bagian tepi ventilasi.
Perbedaan hasil pengamatan yang muncul dalam pengambilan data dengan kondisi yang sama
dapat terjadi akibat faktor ketelitian pembacaan, kesigapan dalam pengambilan data, serta
kurangnya persiapan alat yang dilakukan. Faktor lain yang dapat menyebabkan kurangnya
akurasi data yang didapat adalah kebocoran yang terjadi pada pipa ventilasi, sehingga debit,
kecepatan aliran, dan tekanan udara berkurang.

KESIMPULAN

Prinsip ventilasi tambang mengikuti prinsip aliran udara, yaitu mengalir dari tekanan tinggi ke
tekanan rendah. Suhu, tekanan, debit udara, dan kecepatan aliran udara memiliki hubungan
yang erat dan sangat berpengaruh terhadap keberjalanan operasi penambangan. Penambahan
auxiliary fan dalam hal ini sentrifugal fan akan menambah kecepatan aliran udara, sehingga
akan mengakibatkan tekanan udara menjadi semakin besar. Adanya gesekan dengan dinding
ventilasi akan mengurangi besar kecepatan udara. Selain itu, adanya percabangan dalam
jaringan ventilasi akan menimbulkan shock loss serta mengurangi kecepatan aliran udara.

DAFTAR PUSTAKA

Arisbaya, Ilham., Aldinofrizal., Sudrajat, Yayat., Gaffar, Z. Eddy., Hardja, dan Asep.
2018.”Model Sistem Panas Bumi Lapangan Karaha-Talaga Bodas berdasarkan
Inversi 2D Data Magnetotellurik”. Program Studi Geofisika Universitas Padjajaran.
Bandung

Aristien, Hafidha Dwi Putri.2013.”Laporan Praktikum Laboratorium Geomekanika dan


Peralatan Tambang”.Program Studi Teknik Pertambangan.Institut Teknologi
Bandung. Bandung

Anonim. 2011. “Draft Ventilation of Underground Mines”. Safe Work Australia. Australia

14 | Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Palangka Raya


Glory Siahaan, 2019

Anonim. 2004. “Diktat Ventilasi Tambang”. Program D-III Teknik Pertambangan Universitas
Negeri Padang. Padang

Direktorat Teknik Pertambangan Umum, Direktorat Jendral Pertambangan Umum, Surat


Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Republik Indonesia Nomor
555.K/26/MPE/1995. Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pertambangan
Umum, Jakarta,1995

Hartman, H. L.1982.”Mine Ventilation And Air Conditioning”.3rd Edition.John Wiley & Sons,
Inc. Canada

Wiyono, Bagus dan Sudarsono. 2001. “Diktat Kuliah Ventilasi Tambang”. Jurusan Teknik
Pertambangan, UPN “Veteran”. Yogyakarta

15 | Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Palangka Raya

Anda mungkin juga menyukai