Kurikulum Paket C Gabung Ok - Indd - PDF
Kurikulum Paket C Gabung Ok - Indd - PDF
Dalam rangka menyesuaikan dinamika perkembangan masyarakat, lokal, kompetensi lebih operasional; dan memberikan tekanan khusus rumusan
nasional, dan global guna mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. kompetensi agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga
Untuk meningkatkan mutu dan daya saing bangsa, pemerintah telah melakukan dapat menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
pengaturan kembali kurikulum dengan diterbitkannya Permendikbud No. alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
24 tahun 2016 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar pelajaran pada kualitas dan pengembangan pendidikan. Kontekstualisasi yang dilakukan
kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. mencakup konseptualisasi, rincian materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi
Pendidikan kesetaraan adalah program pendidikan nonformal yang kata kerja operasional dan rumusan kalimat sehingga mudah diajarkan/dikelola
menyelenggarakan pendidikan umum program paket A setara SD/MI, paket oleh pendidik (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur
B setara SMP/MTs, dan Paket C setara SMA/MA. Untuk memastikan kualitas pencapaiannya (measurable assessable), dan bermakna dan relevan untuk dipelajari
lulusan pendidikan kesetaraan adalah setara dengan pendidikan formal, maka (worth to learn) peserta didik.
pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan Setelah melalui tahapan workshop kontekstualisasi, review dan validasi kurikulum,
melalui kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dari kurikulum maka kurikulum pendidikan kesetaraan ini dinyatakan sesuai dengan standar
pendidikan formal serta disesuaikan dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan kompetensi lulusan dan standar isi pendidikan dasar dan menengah.
karakteristik pendidikan kesetaraan. Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup Terima kasih kami sampaikan kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan
konseptualisasi, rincian materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja Keaksaraan dan Kesetaraan Ditjen PAUD Dikmas yang telah melibatkan secara
operasional dan rumusan kalimat sehingga mudah diajarkan/dikelola oleh aktif kepada Puskurbuk, perguruan tinggi, tutor, pengawas, pamong belajar,
pendidik (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur guru, penyelenggara lembaga pendidikan, dinas pendidikan, tokoh masyarakat,
pencapaiannya (measurable assessable), dan bermakna dan relevan untuk dipelajari tokoh pendidikan, organisasi pendidikan dan berbagai pihak lainnya untuk
(worth to learn) peserta didik melakukan validasi, review dan memberikan masukan dalam mengembangkan
Prinsip dan strategi dalam pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan ini dan menyempurnakan kurikulum pendidikan kesetaraan ini.
adalah memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau equivalen
dengan kompetensi dasar pendidikan formal; menjadikan rumusan atau deskripsi
kompetensi lebih operasional; dan memberikan tekanan khusus rumusan Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan
kompetensi agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat Balitbang Kemdikbud
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif
untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan
pengembangan pendidikan.
Dr. Awaluddin Tjalla
Prinsip dan strategi dalam pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan ini NIP. 196011121985031001
adalah memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau equivalen
dengan kompetensi dasar pendidikan formal; menjadikan rumusan atau deskripsi
Kata Pengantar Dirjen PAUD dan Dikmas ......................................................... ii Struktur kurikulum Paket C merupakan pola susunan mata pelajaran dan beban
Kata Sambutan Puskurbuk ................................................................................ iv belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran,
Da ar Isi ........................................................................................................... vi meliputi mata pelajaran, dan bobot satuan kredit kompetensi (SKK).
Struktur Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Paket C ......................................... 1 Penyusunan kurikulum pendidikan kesataraan mengacu pada komptensi inti dan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ..................................................... 5
kompetensi dasar kurikuluk pendidikan dasar dan menengah (Permendikbud
Bahasa Indonesia .............................................................................................. 19
Matema ka ...................................................................................................... 32
No. 24 tahun 2016) Kompetensi inti dan kempetensi dasar tersebut dilakukan
Sejarah Indonesia ............................................................................................. 44 kontekstualisasi dan fungsionalsasi tanpak mengurangi kualitas dan standar
Bahasa Inggris ................................................................................................... 54 kompetensi yang ada. Khusus kurikulum mata pelajaran agama dan budi
Matema ka Peminatan .................................................................................... 68 pekerti sepenuhnya menggunakan kurikulum pendidikan dasar dan
Biologi ............................................................................................................... 78 menegah yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Fisika ................................................................................................................. 90 Republik Indonesia.
Kimia ................................................................................................................. 101
Muatan belajar pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi
Geografi ............................................................................................................ 112
(SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta
Sejarah Peminatan ............................................................................................ 122
Sosiologi ........................................................................................................... 133 didik dalam mengikuti program pembelajaran, baik melalui pembelajaran tatap
Ekonomi ............................................................................................................ 143 muka, tutorial, dan atau belajar mandiri.
Bahasa dan Sastra Indonesia ............................................................................ 153 SKK merupakan penghargaan terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil
Bahasa dan Sastra Inggris ................................................................................. 165 belajar peserta didik dalam menguasai suatu mata pelajaran. SKK diperhitungkan
Bahasa Arab ...................................................................................................... 180 untuk setiap mata pelajaran yang terdapat dalam struktur kurikulum. Satu SKK
Bahasa Mandarin .............................................................................................. 191
dihitung berdasarkan pertimbangan muatan SK dan KD tiap mata pelajaran.
Bahasa Jepang .................................................................................................. 203
SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur
Bahasa Korea .................................................................................................... 213
Bahasa Jerman .................................................................................................. 224 pendidikan informal, formal, kursus, keahlian dan kegiatan mandiri. Satu SKK
Bahasa Perancis ................................................................................................ 236 adalah satu satuan kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 jam pelajaran
Antropologi ....................................................................................................... 246 tatap muka atau 2 jam pelajaran tutorial atau 3 jam pelajaran mandiri, atau
Seni Budaya ...................................................................................................... 257 kombinasi secara proporsional dari ketiganya.
Pendidikan Olahraga dan Rekreasi ................................................................... 273 Struktur kurikulum program pendidikan kesetaraan dimaksudkan untuk mencapai
Prakarya dan Kewirausahaan ............................................................................ 284 standar kompetensi lulusan sesuai dengan Permendikbud Nomor 20 Tahun
2016 dengan orientasi pengembangan olahkarya untuk mencapai keterampilan
fungsional yang menjadi kekhasan program program kesetaraan, yaitu:
1. Paket A: Memiliki keterampilan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.
2. Paket B: Memiliki keterampilan untuk memenuhi tuntutan dunia kerja.
3. Paket C: Memiliki keterampilan berwirausaha.
3.3 Mengiden fikasi informasi, yang 4.3 Menulis nilai-nilai dari informasi 3.13 Menganalisis sistema ka dan 4.13 Menyusun sebuah kri k atau
mencakup orientasi, rangkaian cerita sejarah dan mengaitkannya kebahasaan kri k dan esai. esai dengan memerha kan
kejadian yang saling berkaitan, dengan kehidupan sehari-hari. sistema ka dan kebahasaan baik
komplikasi dan resolusi, dalam secara lisan maupun tulis.
cerita sejarah setempat lisan 3.14 Mengiden fikasi nilai-nilai yang 4.14 Menulis refleksi tentang nilai-nilai
atau tulis. terdapat dalam sebuah buku yang terkandung dalam sebuah
3.4 Menganalisis kebahasaan cerita 4.4 Menulis cerita sejarah pribadi pengayaan (nonfiksi) dan satu buku pengayaan (nonfiksi) dan
atau novel sejarah. dengan memerha kan buku drama (fiksi). satu buku drama (fiksi).
kebahasaan.
3.5 Mengiden fikasi informasi 4.5 Menyeleksi ragam informasi
(pendapat, alterna f solusi dan sebagai bahan teks editorial baik
simpulan terhadap suatu isu) secara lisan maupun tulis.
dalam teks editorial.
3.6 Menganalisis struktur dan 4.6 Merancang teks editorial dengan
kebahasaan teks editorial. memerha kan struktur dan
kebahasaan baik secara lisan
maupun tulis.
3.7 Menilai isi satu buku fiksi 4.7 Menyusun laporan hasil diskusi
(kumpulan cerita pendek atau buku tentang satu topik yang
kumpulan puisi) dan satu buku dimina baik secara lisan
pengayaan (nonfiksi) yang dibaca. maupun tulis.
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah satu misinya
hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan yang merata
untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada dasarnya adalah
hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional juga diharapkan
mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang bermutu untuk
setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana
ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab
tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan
kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah satu misinya
hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan yang merata
untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada dasarnya adalah
hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional juga diharapkan
mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang bermutu untuk
setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana
ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab
tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan
kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab tantangan
tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara dengan
pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan kesetaraan
setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum pendidikan
kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi kurikulum
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah satu misinya
hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan yang merata
untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada dasarnya adalah
hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional juga diharapkan
mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang bermutu untuk
setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana
ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa
menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih
rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih
rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
Mengacu pada kompetensi Sosiologi di Sekolah Menengah Atas, kompetensi Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini berorientasi pada mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
Secara khusus, pembelajaran Ekonomi dirancang agar memberi kontribusi Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
pada kebutuhan peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Mata pelajaran masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
Ekonomi di pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi- yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
materi sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran. dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
152 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 153
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
PENDIDIKAN KESETARAAN tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
A. Rasional untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Dalam konteks di atas, pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi sangat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah penting dalam upaya membina dan mengembangkan kepercayaan diri peserta
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan didik sebagai komunikator dan pemikir (termasuk pemikir imajinatif ).
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga mengantar warga negara Indonesia
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional menjadi melek literasi dan informasi. Pembelajaran Bahasa Indonesia di
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang sekolah merupakan pembinaan dan pengembangan sikap, pengetahuan, dan
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan keterampilan berkomunikasi yang diperlukan peserta didik dalam menempuh
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan pendidikan, kehidupan di lingkungan sosial, dan menjalani dunia kerja.
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
Pembelajaran berbahasa Indonesia mencakup pembelajaran pengetahuan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
tentang kaidah bahasa Indonesia dan cara penggunaannya secara efektif.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan Peserta didik belajar tentang fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana berinteraksi
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan secara efektif; membangun dan membina hubungan; mengungkapkan dan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap mempertukarkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap berbahasa. Peserta
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan didik mampu berkomunikasi secara efektif, dengan kalimat yang tertata
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi dengan baik (termasuk ejaan dan tanda bacanya). Pemahaman tentang
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi bahasa, sebagai penghela pengetahuan dan wahana komunikasi, diharapkan
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih dapat menjadikan peserta didik sebagai pengguna bahasa Indonesia yang
rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk komunikatif dan produktif, baik secara lisan maupun tulis.
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
Kemampuan membaca dan menulis sangat diperlukan untuk membangun
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai fenomena kehidupan yang mampu
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
menumbuhkan kehalusan budi, kesetiakawanan, dan sebagai bentuk upaya
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
melestarikan budaya bangsa. Sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai fenomena
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab kehidupan dengan sendirinya menuntut kecakapan personal (personal skills)
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara yang berfokus pada kecakapan berpikir rasional yang mengedepankan
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan kecakapan menggali informasi dan menemukan informasi.
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
Pembelajaran literasi bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
dalam memahami, menafsirkan, dan menciptakan teks yang tepat, akurat,
154 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 155
fasih, dan penuh percaya diri selama belajar di sekolah dan untuk kehidupan 1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
di masyarakat. Pilihan teks mencakup teks media, teks sehari-hari, dan baik secara lisan maupun tulis.
teks dunia kerja. Rentangan bobot teks dari tingkatan 1 hingga tingkatan 2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
6 secara bertahap semakin kompleks dan semakin sulit, dari bahasa sehari- persatuan dan bahasa negara.
hari pengalaman pribadi hingga semakin abstrak, bahasa ragam teknis dan 3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
khusus, dan bahasa untuk kepentingan akademik. Peserta didik dihadapkan kreatif untuk berbagai tujuan.
pada bahasa untuk berbagai tujuan, audiens, dan konteks. Peserta didik 4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
dipajankan pada beragam pengetahuan dan pendapat yang disajikan dan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
dikembangkan dalam teks dan penyajian multimodal (lisan, cetakan, dan 5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
konteks digital) yang mengakibatkan kompetensi mendengarkan, memirsa, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
membaca, berbicara, menulis dan mencipta dikembangkan secara sistematis kemampuan berbahasa.
dan berperspektif masa depan. 6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran mata budaya dan intelektual manusia.
pelajaran Bahasa Indonesia di Pendidikan Kesetaraan Paket C (Peminatan) C. Ruang Lingkup
setara Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara sangat diperlukan.
dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana Secara khusus, pembelajaran Bahasa Indonesia di Paket C setara sekolah
terdapat dalam pendidikan formal. menengah atas dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan
B. Tujuan peningkatan kualitas sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Bahasa
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, Indonesia di pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai materi sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan
ekstrakurikuler. formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan
kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran.
Kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dalam bahasa Indonesia Mengacu pada kompetensi Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas,
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan pengembangan kompetensi Bahasa Indonesia diarahkan pada kemampuan
apresiasi terhadap hasil karya kesastrabahasa Indonesia, peserta didik dapat mendengarkan, berbicara, memirsa (melihat dari sudut pandang tertentu),
menguasai pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap membaca, dan menulis. Pengembangan kemampuan tersebut dilakukan
bahasa dan sastra Indonesia. Hal tersebut merupakan dasar bagi peserta didik melalui beragam jenis teks, baik lisan ataupun tulis, yang diwadahi oleh
untuk memahami dan merespons situasi lokal/daerah, nasional, dan global. suatu kegiatan/kepentingan komunikasi yang jelas. Teks yang dimaksud
hendaknya dipahami berdasarkan isi, struktur penyajian, serta kaidah (fitur)
Secara khusus, kurikulum bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik kebahasannya, baik itu berupa ragam kalimat dan pilihan katanya.
memiliki kemampuan sebagai berikut.
156 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 157
Lingkup materi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kesetaraan Paket C sesuatu yang bermakna bagi kehidupan. Kemampuan literasi tingkat tinggi
merupakan penjabaran tiga aspek: kebahasaan, kesastraan, dan literasi. Ruang memungkinkan mereka menggunakan bahasa untuk memenuhi beragam
lingkup kebahasaan mencakup pengenalan ragam bahasa, sebagai bagian dari kebutuhannya. Seorang yang cakap berliterasi (manusia literat) menggunakan
masyarakat Indonesia yang multilingual. Peserta didik perlu belajar bahasa kemampuan tersebut untuk kegiatan sehari-hari di sekolah, lingkungan
dalam beragam konteks komunikasi, baik yang dipengaruhi oleh latar belakang masyarakat, dan di dunia kerja.
sosial budaya maupun kepentingan komunikasinya. Idiolek, dialek, sosiolek,
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
ataupun logat gaya haruslah dihargai sebagai bagian dari kajian pembelajaran
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
bahasa. Aspek bahasa juga membelajarkan struktur dan kaidah kebahasaan dari
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
setiap teks. Peserta didik belajar organisasi dan ciri-ciri kebahasaan suatu teks
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
berdasarkan tujuannya--yang ternyata--memiliki beberapa keragaman: berupa
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
perbedaan di samping persamaan-persamaannya. Dengan cara demikian,
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
peserta didik diharapkan dapat mengenali suatu teks dengan mudah dan tepat
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
dan dapat mereproduksi dan mengkreasikannya secara benar dan menarik
pendidikan kesetaraan.
yang selanjutnya akan menjadi bekal keterampilan hidup peserta didik.
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
Ruang lingkup literasi dalam pengertian luas meliputi kemampuan peserta
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
didik di dalam memanfaatkan informasi dan pengetahuan melalui kegiatan
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
berbahasa, terutama membaca dan menulis. Kemampuan peserta didik
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
dalam berliterasi merupakan langkah awal dalam mencapai keberhasilan
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
pembelajaran. Salah satu indikasi keberhasilan pembelajaran ditandai dengan
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
semakin baiknya tingkat berliterasi peserta didik. Artinya, semakin baik tingkat
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
literasi peserta didik semakin baik pula tingkat daya serap mereka terhadap
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
informasi yang diperolehnya dalam proses pembelajaran. Para peserta didik
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
yang memiliki daya serap tinggi akan lebih mudah mengeksplorasi informasi
kualitas dan pengembangan pendidikan.
ataupun pengetahuan yang dimilikinya.
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
Kemampuan berliterasi tidak serta-merta dimiliki dalam diri setiap peserta
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat
didik. Kemampuan tersebut membutuhkan pembiasaan dan pembudayaan
yang terus-menerus melalui pengembangan kompetensi dasar (KD) yang Tingkatan V Setara Kelas X dan XI
dijalani peserta didik pada setiap pertemuannya. Bentuknya dapat berupa Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
kegiatan membaca sebanyak-banyaknya buku perpustakaan, e-book, ataupun mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
laman-laman internet, berkenaan dengan KD yang mereka pelajari itu. sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
Mereka juga didorong untuk menulis resume, sinopsis, ataupun laporan buku yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
di samping lomba-lomba membaca dan menulis. Penyediaan pojok bacaan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
dan optimalisasi fungsi perpustakaan sekolah juga perlu dilakukan dalam didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
rangka peningkatan budaya literasi di lingkungan sekolah. Dengan proses (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
tersebut, peserta didik pada akhirnya terbiasa dalam memahami, mengkritisi, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
memproduksi, dan mengkreasikan beragam informasi untuk menjadi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
158 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 159
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, 3.4 Menjelaskan proses morfologis 4.4 Menerapkan proses morfologis
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. (afiksasi, pemajemukan, (afiksasi, pemajemukan,
pengulangan, dan penyerapan) pengulangan, dan penyerapan)
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses dalam kalimat. dalam kalimat.
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan 3.5 Mengiden fikasi jenis-jenis 4.5 Menggunakan jenis-jenis dan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor frasa dan konstruksi frasa dalam konstruksi frasa dalam kalimat
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kalimat. secara lisan dan tertulis.
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. 3.6 Membedakan jenis-jenis 4.6 Menggunakan jenis-jenis
makna (makna konota f dan makna (konota f dan denota f,
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR denota f, makna grama kal dan grama kal dan leksikal, kias
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN leksikal, makna kias dan lugas, dan lugas, referensial dan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN makna referensial dan makna nonreferensial, umum dan
nonreferensial, makna umum khusus, perubahan dan
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dan khusus, perubahan dan pergeseran makna kata, serta
analisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan pergeseran makna kata, serta hubungan makna kata dalam
konseptual, prosedural, berdasarkan ranah abstrak terkait dengan hubungan makna kata. teks lisan dan tulis.
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengembangan dari yang dipelajarinya
pengetahuan, teknologi, seni, di sekolah secara mandiri dan mampu 3.7 Menafsirkan sastra Melayu Klasik 4.7 Mengungkapkan kembali naskah
budaya, dan humaniora dengan (hikayat) lisan atau tulis. sastra Melayu Klasik (hikayat)
menggunakan metode sesuai dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, secara lisan atau tulis.
keilmuan.
kenegaraan, dan peradaban terkait
3.8 Menganalisis puisi bertema 4.8 Menulis puisi bertema sosial,
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural sosial, budaya, dan kemanusian budaya, dan kemanusiaan
pada bidang kajian yang spesifik dengan memperha kan struktur dengan memperha kan
sesuai dengan bakat dan minatnya fisik ( pografi, diksi, imaji, strukturfisik ( pografi, diksi,
untuk memecahkan masalah. kata konkret, bahasa figura f, imaji, kata konkret, bahasa
3.1 Menafsirkan informasi dari suatu 4.1 Mengubah informasi dari bentuk verifikasi: rima, ritme, dan figura f, verifikasi: rima, ritme,
tabel dan atau grafik dengan tabel dan atau grafik ke dalam metrum) dan struktur ba n dan metrum) dan struktur ba n
membaca intensif. bentuk uraian secara lisan atau puisi (tema, feeling, nada, dan puisi (tema, feeling, nada, dan
tertulis. amanat). amanat.
3.2 Menjelaskan informasi teks 4.2 Menulis teks nara f objek f 3.9 Mengiden fikasi pendapat 4.9 Berdebat dengan tema ilmu
nara f objek f tentang riwayat tentang riwayat tokoh (sastra dan narasumber dalam suatu debat pengetahuan, teknologi, seni,
tokoh (sastra dan bahasa) bahasa) dengan memperha kan yang bertema ilmu pengetahuan, budaya, dan atau humaniora
dengan memperha kan hal- hal-hal yang menarik dan patut teknologi, seni, budaya, dan atau atau tema lain yang relevan.
hal yang menarik dan perlu diteladani . humaniora.
diteladani. 3.10 Menganalisis isi makalah 4.10 Menyajikan makalah bertema
3.3 Menerangkan informasi tentang 4.3 Menggunakan berbagai kategori bertema ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan, teknologi,
kategori kata dalam teks. kata dalam kalimat secara lisan teknologi, seni, budaya, dan seni, budaya, dan humaniora
atau tertulis dalam teks. humaniora yang dipresentasikan. hasil pengamatan (peneli an)
secara lisan dan tertulis.
160 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 161
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
PENGETAHUAN KETERAMPILAN (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
3.11 Menganalisis berbagai jenis 4.11 Menyajikan laporan hasil analisis sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
klausa dalam teks ilmiah bertema jenis-jenis klausa dalam teks
pendidikan, lingkungan hidup, ilmiah bertema pendidikan,
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sosial, dan atau budaya atau lingkungan hidup, sosial, dan sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
tema lain yang relevan. atau budaya secara lisan dan dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
tertulis.
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
3.12 Mengiden fikasi berbagai jenis 4.12 Meringkas isi novel dengan
kalimat (ak f dan pasif, transi f menggunakan berbagai jenis
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
dan intransi f, verbal dan kalimat (ak f dan pasif, transi f mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
nominal, tunggal dan majemuk, dan intransi f, verbal dan
mayor dan minor, langsung dan nominal, tunggal dan majemuk, Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
dak langsung, versi dan inversi) mayor dan minor, langsung dan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
dalam novel. dak langsung, versi dan inversi). keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
3.13 Mengiden fikasi berbagai genre 4.13 Menyajikan hasil iden fikasi dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
sastra berdasarkan periodisasi berbagai genre sastra
sastra Indonesia dari berbagai berdasarkan periodisasi sastra kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
sumber. Indonesia secara lisan dan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
tertulis
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.14 Menganalisis nilai-nilai (budaya, 4.14 Menyajikan hasil analisis
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
sosial, moral, agama, dan perbandingan nilai-nilai (budaya,
pendidikan) dalam satu atau sosial, moral, agama, dan 3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
lebih cerita pendek pendidikan) dalam satu atau menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah
lebih cerita pendek secara lisan konseptual, procedural, berdasarkan abstrak terkait dengan pengembangan
rasa ingin tahunya tentang ilmu dari yang dipelajarinya di sekolah
dan tertulis
pengetahuan, teknologi, seni, secara mandiri dan mempu
3.15 Menganalisis nilai-nilai (budaya, 4.15 Mengungkapkan nilai-nilai budaya, dan humaniora dengan menggunakan metode sesuai dengan
sosial, moral, agama, dan (budaya, sosial, moral, agama, wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
keilmuan.
pendidikan) dalam novel. dan pendidikan) dalam novel kenegaraan, dan peradaban terkait
secara lisan dan tertulis. fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural
3.16 Mengevaluasi pementasan 4.16 Mementaskan naskah drama pada bidang kajian yang spesifik
drama (langsung atau hasil yang berkaitan dengan sesuai dengan bakat dan minatnya
rekaman). kehidupan sehari-hari. untuk memecahkan masalah.
3.1 Merumuskan berbagai pendapat 4.1 Mempresentasikan makalah
dalam kegiatan seminar dan rumusan berbagai pendapat
Tingkatan VI Setara Kelas XII atau diskusi panel tentang ilmu tentang ilmu pengetahuan,
pengetahuan, teknologi, seni, teknologi, seni, budaya, dan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum budaya, dan humaniora atau humaniora atau tema-tema lain
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap tema-tema lain yang relevan. yang relevan dalam seminar dan
atau diskusi panel.
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
162 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 163
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Mengiden fikasi informasi dalam 4.2 Menyusun laporan pelaksanaan
laporan pelaksanaan kegiatan kegiatan sekolah atau lingkungan
sekolah atau lingkungan tempat tempat nggal.
nggal.
3.3 Menganalisis kohesi dan 4.3 Menyusun ar kel ilmiah dengan
koherensi dalam ar kel ilmiah. memperha kan kohesi dan
koherensi.
3.4 Mengulas isi dan unsur 4.4 Menyajikan ulasan isi dan unsur
kebahasaan sebuah novel. kebahasaan sebuah novel dalam
kegiatan bedah buku secara lisan
dan tertulis.
3.5 Mengiden fikasi kalimat dalam 4.5 Menyajikan sebuah teks dengan
berbagai ragam bahasa dalam berbagai ragam bahasa baik
teks lisan dan tulis. secara lisan maupun tulis.
3.6 Menganalisis unsur fisik dan 4.6 Mengalihwahanakan puisi
ba n puisi terjemahan. terjemahan ke dalam bentuk
prosa.
3.7 Menelaah naskah sastra Melayu 4.7 Mengalihaksarakan teks sastra
Klasik beraksara Arab-Melayu. Melayu klasik beraksara Arab-
Melayu ke dalam aksara La n.
3.8 Mengiden fikasi isi dan unsur 4.8 Menulis laporan tentang isi dan
sebuah buku nonfiksi. unsur sebuah buku nonfiksi.
164 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 165
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
PENDIDIKAN KESETARAAN tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Inggris pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
A. Rasional untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Adapun, Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang berperan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah penting bagi pengembangan wawasan dan daya saing generasi muda ditingkat
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan internasional. Dengan kemampuan bahasa Inggris, peserta didik diharapkan dapat
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada mengembangkan wawasannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional budaya yang berkembang di negara lain diseluruh dunia. Sebaliknya, peserta didik
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang juga dapat mulai belajar mengomunikasikan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan dan budaya yang berkembang di Indonesia ke berbagai bangsa dan negara lain.
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
Bahasa Inggris juga memungkinkan siswa mulai mengenal nilai-nilai luhur
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
dan karakter positif yang berkembang di berbagai bangsa, belajar menghargai,
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
dan bahkan berupaya menirunya. Tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan Inggris juga memungkinkan masuknya berbagai hal negatif ke bangsa ini.
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan Namun dengan siswa belajar teks yang melibatkan berbagai konteks budaya
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap dan konteks situasi, siswa diharapkan mampu meningkatkan kemampuan
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan berpikir kritis sehingga mereka dapat menilai, memilih, dan membuat
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi keputusan yang tepat dalam menanggapi berbagai informasi dalam berbagai
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi situasi. Mereka diharapkan mampu mempertimbangkan manfaat serta
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. kerugian dari setiap tindakan yang dilakukan dalam mengatasi masalah dalam
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk setiap situasi. Penguasaan bahasa Inggris juga diharapkan menjadi kunci
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai untuk belajar memperoleh wawasan seluas-luasnya tentang cara mengatasi
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan berbagai masalah yang dihadapi siswa.
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
Konsep ‘genre’ pada Bahasa Inggris dipandang sangat tepat jika digunakan
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
sebagai dasar dalam merumuskan kompetensi yang hendak dicapai oleh
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab peserta didik, karena dapat mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari.
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara Genre merupakan bagaimana sebuah teks lisan, tulis, visual, diorganisasikan
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan untuk mencapai tujuan sosialnya. Genre merupakan praktik sosial yang
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum beroperasi pada tataran budaya, dan disebut konteks budaya. Tujuan sosial
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi dari tindakan komunikasi membentuk jenis teks.
166 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 167
Pencapaian kompetensi tersebut perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran Berikut ruang lingkup kompetensi dan materi Bahasa dan Sastra Inggris.
mata pelajaran Bahasa Inggris di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara KOMPETENSI RUANG LINGKUP MATERI
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih Tingkatan V Setara Kelas X dan XI • Teks-teks: iklan, recount, nara f,
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan • Mensyukuri nikmat belajar Bahasa proverb, riddle, lagu, brosur, leaflet,
serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain Inggris sebagai alat komunikasi untuk banner, pamphlet, factual report,
lingkup internasional biografi, eksposisi hortatory, puisi,
dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan
• Menunjukkan perilaku yang berterima diskusi dan reviuw dalam wacana
pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dalam lingkungan personal, sosial interpersonal, transaksional, dan
dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan budaya, dan akademik; fungsional pada tataran literasi
mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat • Mengiden fikasi fungsi sosial, struktur informasional
teks dan unsur kebahasaan dari teks • Struktur teks interpersonal,
dalam pendidikan formal.
agak panjang dalam kehidupan dan transaksional, dan fungsional
B. Tujuan kegiatan peserta didik sehari-hari • Keterampilan mendengarkan,
• Komunikasi interpersonal, berbicara, membaca, dan menulis
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu
transaksional, dan fungsional tentang teks interpersonal, transaksional, dan
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, yang dicapai dicapai diri sendiri, keluarga, orang lain, dan fungsional yang tercakup
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. objek kongkrit dan imajina f, yang • Unsur-unsur kebahasaan
Tujuan mata pelajaran Bahasa Inggris di Paket B dan Paket C adalah sama terdekat dengan kehidupan dan • Frasa kompleks
kegiatan peserta didik sehari-hari • Modalitas: alterna f pembeda lebih
yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kompetensi
di rumah, satuan pendidikan, dan samar satu dengan yang lainnya
komunikatif dalam wacana interpersonal, transaksional, dan fungsional. masyarakat, serta terkait dengan mata
Kompetensi ini dikembangkan melalui pembelajaran yang membimbing peserta pelajaran lain
didik untuk dapat menggunakan berbagai teks berbahasa Inggris lisan dan tulis, • Menyusun teks lisan dan tulis, agak
secara runtut dengan menggunakan unsur kebahasaan yang akurat dan berterima, panjang dengan menggunakan
struktur teks dan unsur kebahasaan
tentang berbagai pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif secara akurat dan berterima
serta menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam konteks kehidupan di • Menyun ng teks tulis, agak panjang
lingkungan rumah, satuan pendidikan, dan masyarakat. dengan menggunakan struktur teks
dan unsur kebahasaan
Perbedaannya adalah pada cakupan jenis teks dan tingkat kompleksitas teks • Menggunakan unsur kebahasaan
yang hendak dicapai. Mata pelajaran Bahasa Inggris untuk jenjang pendidikan secara akurat, berterima, dan lancar
Paket B bertujuan mengenalkan teks-teks pendek dan sederhana yang menjadi secara spontan
Tingkatan VI Setara Kelas XII
dasar untuk mempelajari teks-teks yang lebih panjang dan lebih kompleks
• Mensyukuri nikmat belajar Bahasa
di Paket C. Hanya saja pada paket B dan C kegiatan dan materi yang ada Inggris sebagai alat komunikasi untuk
pada Kompetensi Dasar (KD) lebih dikontekstualisasikan dengan kebutuhan lingkup internasional
peserta didik dan karakterisitik layanannya. • Menunjukkan perilaku yang berterima
dalam lingkungan personal, sosial
C. Ruang Lingkup budaya, akademik, dan profesi;
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga • Mengiden fikasi fungsi sosial, struktur
teks dan unsur kebahasaan dari teks,
perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan
agak panjang dalam kehidupan dan
perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. Kemandirian kegiatan peserta didik sehari-hari
warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggungjawab
pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
168 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 169
KOMPETENSI RUANG LINGKUP MATERI Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
• Komunikasi interpersonal, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.
transaksional, dan fungsional tentang
diri sendiri, keluarga, orang lain, dan Tingkatan V Setara Kelas X dan XI
objek kongkrit dan imajina f, yang
terdekat dengan kehidupan dan Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
kegiatan peserta didik sehari-hari mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
di rumah, satuan pendidikan, dan sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
masyarakat, serta terkait dengan mata yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
pelajaran lain dan dunia kerja
• Menyusun teks lisan dan tulis, agak ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
panjang dengan menggunakan didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
struktur teks dan unsur kebahasaan (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
secara akurat dan berterima sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
• Menyun ng teks tulis, agak panjang
dengan menggunakan struktur teks secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
dan unsur kebahasaan sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
• Menggunakan unsur kebahasaan dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
secara akurat, berterima, dan lancar teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
secara spontan
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Kurikulum pada Kesetaraan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
pendidikan kesetaraan. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau prosedural berdasarkan rasa ingin abstrak terkait dengan pengembangan
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dari yang dipelajarinya di satuan
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan teknologi, seni, budaya, dan humaniora pendidikan secara mandiri, dan
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan dengan wawasan kemanusiaan, mampu menggunakan metode sesuai
kebangsaan, kenegaraan, dan kaidah keilmuansatuan pendidikan.
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan peradaban terkait penyebab fenomena
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
kualitas dan pengembangan pendidikan.
170 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 171
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Membedakan fungsi sosial, 4.1 Menangkap makna secara 3.5 Membedakan fungsi sosial, 4.5 Teks recount dalam bentuk
struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi struktur teks, dan unsur biografi
kebahasaan beberapa teks khusus sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks recount lisan dan 4.5.1 Menangkap makna secara
dalam bentuk formulir isian kebahasaan teks khusus dalam tulis dalam bentuk biografi terkait kontekstual terkait fungsi
yang digunakan di perusahaan/ bentuk formulir isian yang tokoh terkenal, sesuai dengan sosial, struktur teks, dan unsur
bank/instansi lain sesuai konteks digunakan di perusahaan/ bank/ konteks penggunaannya. kebahasaan teks recount lisan
penggunaannya. instansi lain, terkait ja diri dan dan tulis, dalam bentuk biografi
informasi yang relevan. terkait tokoh terkenal.
3.2 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.2 Menyusun teks interaksi 4.5.2 Menyusun teks recount lisan
teks, dan unsur kebahasaan teks transaksional lisan dan tulis dan tulis, dalam bentuk biografi,
interaksi transaksional lisan dan yang melibatkan ndakan terkait tokoh terkenal dengan
tulis dalam memberi dan meminta memberi dan meminta informasi memperha kan fungsi sosial,
informasi terkait keharusan terkait keharusan melakukan struktur teks, dan unsur kebahasaan,
melakukan suatu ndakan/ suatu ndakan/kegiatan pada secara benar dan sesuai konteks.
terkait kegiatan pada waktu yang waktu yang akan datang, 3.6 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.6 Menyusun teks interaksi
akan datang, saat ini, atauwaktu saat ini, atau waktu lampau, teks, dan unsur kebahasaan teks transaksional lisan dan tulis yang
lampau, sesuai dengan konteks dengan memperha kan fungsi interaksi transaksional lisan dan melibatkan ndakan memberi
penggunaannya. (Perha kan unsur sosial, struktur teks, dan unsur tulis dalam memberi dan meminta dan meminta informasi terkait
kebahasaan should+(simple), kebahasaan yang benar dan informasi terkait kecukupan untuk kecukupan untuk dapat/ dak
should+(con nuous), sesuai konteks. dapat/ dak dapat melakukan/ dapat melakukan/menjadi
should+(perfect)). menjadi sesuatu, sesuai dengan sesuatu, dengan memperha kan
3.3 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.3 Menyusun teks interaksi konteks penggunaannya. fungsi sosial, struktur teks, dan
teks, dan unsur kebahasaan transaksional lisan dan tulis (Perha kan unsur kebahasaan too unsur kebahasaan yang benar
teks interaksi transaksional yang melibatkan ndakan ... to ..., ... enough to...) dan sesuai konteks.
lisan dan tulis dalam memberi memberi dan meminta informasi 3.7 Membedakan fungsi sosial, 4.7 Iklan kegiatan (event)
dan meminta informasi terkait terkait ndakan/ kegiatan/ struktur teks, dan unsur 4.7.1 Menangkap makna secara
ndakan/ kegiatan/kejadian kejadian yang akan, sedang, kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi
yang akan, sedang, dan telah dan telah dilakukan/ terjadi khusus dalam bentuk iklan terkait sosial, struktur teks dan unsur
dilakukan/ terjadi di waktu yang di waktu yang akan datang, kegiatan (event), sesuai dengan kebahasaan teks khusus dalam
akan datang, sesui dengankonteks dengan memperha kan fungsi konteks penggunaannya. bentuk iklan kegiatan (event).
penggunaannya(Perha kan sosial, struktur teks, dan unsur 4.7.2 Menyusun teks khusus dalam
unsur kebahasaan will+(simple), kebahasaan yang benar dan bentuk iklan kegiatan (event), lisan
will+(con nuous), will+(perfect)). sesuai konteks. dan tulis, dengan memperha kan
3.4 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.4 Menyusun teks interaksi fungsi sosial, struktur teks, dan
teks, dan unsur kebahasaan transaksional lisan dan tulis yang unsur kebahasaan secara benar
teks interaksi transaksional melibatkan ndakan memberi dan sesuai konteks.
lisan dan tulis dalam memberi dan meminta informasi yang 3.8 Membedakan fungsi sosial, 4.8 Teks report
dan meminta informasi terkait mengandung hubungan setara struktur teks, dan unsur 4.8.1 Menangkap makna secara
hubungan setara antara dua antara dua benda/ ndakan, kebahasaan beberapa teks report kontekstual terkait fungsi
benda/ ndakan, sesuai dengan dengan memperha kan fungsi lisan dan tulis terkait teknologi sosial, struktur teks, dan unsur
konteks penggunaannya. sosial, struktur teks, dan unsur dalam matapelajaran lain di kebahasaan teks report lisan
(Perha kan unsur kebahasaan kebahasaan yang benar dan Kelas X sesuai dengan konteks dan tulis, terkait teknologi yang
both... and; not only ... but also; sesuai konteks. penggunaannya. tercakup dalam mata pelajaran
either ...or; neither ... nor). lain di Kelas X.
172 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 173
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
4.8.2 Menyusun teks report lisan 3.13 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.13 Menyusun teks interaksi
dan tulis, terkait teknologi teks, dan unsur kebahasaan teks transaksional lisan dan tulis yang
yang tercakup dalam mata interaksi transaksional lisan dan melibatkan ndakan memberi dan
pelajaran lain di Kelas X, tulis dalam memberi dan meminta meminta informasi terkait rencana
dengan memperha kan fungsi informasi terkait rencana yang yang akan datang dengan kondisi
sosial, struktur teks, dan unsur akan datang dengan kondisi tertentu dengan memperha kan
kebahasaan, secara benar dan tertentu, sesuai dengan konteks fungsi sosial, struktur teks, dan
sesuai konteks. penggunaannya. (Perha kan unsur unsur kebahasaan yang benar dan
3.9 Menafsirkan fungsi sosial, struktur 4.9 Menangkap makna secara kebahasaan if dalam present tense). sesuai konteks.
teks, dan unsur kebahasaan teks kontekstual terkait fungsi 3.14 Menafsirkan fungsi sosial, struktur 4.14 Menangkap makna secara
khusus dalam bentuk proverb sosial, struktur teks, dan unsur teks, dan unsur kebahasaan teks kontekstual terkait fungsi
dan riddle, terkait kehidupan di kebahasaan teks khusus dalam khusus dalam bentuk poem, lisan sosial, struktur teks, dan unsur
lingkungannya sesuai dengan bentuk proverb dan riddle terkait dan tulis, sesuai dengan konteks kebahasaan teks khusus dalam
konteks penggunaannya. kehidupan di lingkungannya. penggunaannya. bentuk poem.
3.10 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.10 Menangkap makna secara 3.15 Membedakan fungsi sosial, 4.15. Menangkap makna secara
unsur kebahasaan lirik lagu. kontekstual terkait fungsi sosial struktur teks, dan unsur kontekstual terkait dengan fungsi
dan unsur kebahasaan lirik lagu. kebahasaan teks nara f lisan dan sosial, struktur teks, dan unsur
3.11 Menerapkan fungsi sosial, 4.11 Menyusun teks interaksi tulis terkait cerita pendek, sesuai kebahasaan teks nara f, lisan dan
struktur teks, dan unsur interpersonallisan dan dengan konteks penggunaannya. tulis, terkait cerita pendek.
kebahasaan teks interaksi tulisyang melibatkan 3.16 Menerapkan fungsi sosial, 4.16 Menyusun teks interaksi
interpersonal lisan dan tulis ndakan menyarankan struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis yang
dalam dalam menyarankan untuk untuk melakukan atau dak kebahasaan teks interaksi melibatkan ndakan memberi dan
melakukan atau dak melakukan melakukan sesuatu dengan transaksional lisan dan tulis meminta informasi melalui telepon
sesuatu dengan penjelasan, dan penjelasan,dan meresponnya dalam memberi dan meminta terkait acara, tawaran, janji dan
meresponsnya, sesuai dengan dengan memperha kan fungsi informasi melalui telepon reservasi dengan memperha kan
konteks penggunaannya. sosial, struktur teks,dan unsur terkait acara, tawaran, janji dan fungsi sosial, struktur teks, dan
kebahasaan yang benar dan reservasi, sesuai dengan konteks unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks. penggunaannya. sesuai konteks.
3.12 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.12 Menyusun teks interaksi 3.17 Membedakan fungsi sosial, 4.17 Brosur, leaflet, banner, dan
teks, dan unsur kebahasaan transaksional lisan dan tulis yang struktur teks, dan unsur pamflet
teks interaksi transaksional melibatkan ndakan memberi kebahasaan teks khusus dalam 4.17.1 Menangkap makna secara
lisan dan tulis dalam memberi dan meminta informasi terkait bentuk brosur, leaflet, banner, kontekstual terkait fungsi
dan meminta informasi terkait ndakan/kegiatan/ kejadian dan pamflet, terkait promosi sosial, struktur teks, dan unsur
ndakan/ kegiatan/kejadian yang yang sudah/telah dilakukan/ barang/jasa/kegiatan sesuai kebahasaan brosur, leaflet,
sudah/telah dilakukan/terjadi terjadi dikaitkan dengan satu k dengan konteks penggunaannya. banner, dan pamflet terkait
dikaitkan dengan satu k waktu waktu di waktu lampau, saat ini, promosi barang/jasa/kegiatan.
di waktu lampau, saat ini, dan dan waktu yang akan datang, 4.17.2 Menyusun teks khusus brosur,
waktu yang akan datang, sesuai dengan memperha kan fungsi leaflet, banner, dan pamflet
dengan konteks penggunaannya. sosial, struktur teks, dan unsur terkait promosi barang/jasa/
(Perha kan unsur kebahasaan kebahasaan yang benar dan kegiatan dengan memper-
past perfect, present perfect, sesuai konteks. ha kan fungsi sosial, struktur
future perfect). teks, dan unsur kebahasaan,
secara benar dan sesuai konteks.
174 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 175
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
3.18 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.18 Menyusun teks interaksi transak-
teks, dan unsur kebahasaan teks sional lisan dan tulis yang melibat-
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
interaksi transaksional lisan dan kan ndakan memberi dan memin- kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
tulis dalam memberi dan meminta ta informasi terkait pemberian
informasi terkait pemberian contoh, dengan memperha kan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
contoh, sesuai dengan konteks fungsi sosial, struktur teks, dan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
penggunaannya. (Perha kan unsur unsur kebahasaan yang benar dan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
kebahasaan for example, such as). sesuai konteks. 3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, dan menyajidalam
3.19 Membedakan fungsi sosial, 4.19 Teks hortatory exposi on analisis pengetahuan faktual, ranah konkret dan ranah abstrak
struktur teks, dan unsur 4.19.1 Menangkap makna secara konseptual, prosedural berdasarkan terkait dengan pengembangan
kebahasaan teks hortatory kontekstual terkait fungsi rasa ingin tahunya tentang ilmu dari yang dipelajarinya di satuan
exposi on lisan dan tulis terkait sosial, struktur teks, dan pengetahuan, teknologi, seni, pendidikan secara mandiri, dan
pandangan/pendapat mengenai unsur kebahasaan teks budaya, dan humaniora dengan mampu menggunakan metode sesuai
topik yang hangat dibicarakan hortatory exposi on lisan dan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
umum, argumentasi pendukung, tulis, terkait isu aktual. kaidah keilmuan
kenegaraan, dan peradaban terkait
serta saran, sesuai dengan 4.19.2 Menyusun teks hortatory expo- penyebab fenomena dan kejadian,
konteks penggunaannya. si on lisan dan tulis, terkait isu serta menerapkan pengetahuan
aktual dengan memperha kan prosedural pada bidang kajian yang
fungsi sosial, struktur teks, dan spesifik sesuai dengan bakat dan
unsur kebahasaan, secara benar minatnya untuk memecahkan masalah
dan sesuai konteks. 3.1 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.1 Menyusun teks interaksi
3.20 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.20 Menangkap makna secara konteks- teks, dan unsur kebahasaan transaksional lisan dan tulisyang
unsur kebahasaan lirik lagu. tual terkait dengan fungsi sosial dan teks interaksi transaksional melibatkan ndakanmemberi
unsur kebahasaan lirik lagu. lisan dan tulis dalam memberi dan memintainformasi terkait
Tingkatan VI Setara Kelas XII dan meminta informasi terkait hubungan sebab akibat dengan
hubungan sebab akibat, sesuai memperha kan fungsisosial,
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum dengan konteks penggunaannya. struktur teks,dan unsur
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap (Perha kan unsur kebahasaan kebahasaan yang benardan sesuai
such ... that; so ... that) konteks
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
3.2 Menerapkan fungsi sosial, 4.2 Menyusun teks interaksi
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta kebahasaan teks interaksi yang melibatkan ndakan
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli transaksional lisan dan tulis memberi dan meminta informasi
dalam memberi dan meminta terkait benda dengan pewatas
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
informasi terkait benda dengan berupa sifat dan jenis, dengan
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi pewatas berupa sifat dan memperha kan fungsi sosial,
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri jenis, sesuai dengan konteks struktur teks, dan unsur
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut penggunaannya. (Perha kan kebahasaan yang benar dan
unsur kebahasaan preposi onal sesuai konteks
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
phrase, adjec ve clause: finite
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan non-finite)
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
176 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 177
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 Menerapkan fungsi sosial, 4.3 Menyusun teks interaksi 3.6 Membedakan fungsi sosial, 4.6 Teks pembahasan
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis yang struktur teks, dan unsur ilmiah(discussion)
kebahasaan teks interaksi melibatkan ndakan memberi kebahasaan teks pembahasan 4.6.1 Menangkap makna secara
transaksional lisan dan tulis dan meminta informasi terkait ilmiah (discussion) lisan dan kontekstual terkait fungsi
dalam memberi dan meminta keterangan (circumstance), tulis terkait pembahasan isu sosial, struktur teks,
informasi terkait keterangan dengan memperha kan fungsi kontrovesial dan aktual dari dan unsur kebahasaan
(circumstance), sesuai dengan sosial, struktur teks, dan unsur beberapa (minimal dua) sudut teks pembahasan ilmiah
konteks penggunaannya. kebahasaan yang benar dan pandang, sesuai dengan konteks (discussion) lisan dan tulis,
(Perha kan unsur kebahasaan sesuai konteks penggunaannya terkait isu kontroversial dan
klausa finite atau klausa non- aktual
finite) 4.6.2 Menyusun pembahasan
3.4 Menerapkan fungsi sosial, 4.4 Menyusun teks interaksi ilmiah (discussion) lisan dan
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis tulis, terkait isu kontroversial
kebahasaan teks interaksi yang melibatkan ndakan dan aktual, dengan
transaksional lisan dan tulis memberi dan meminta informasi memperha kan fungsi sosial,
dalam memberi dan meminta terkait pengandaian terjadinya/ struktur teks, dan unsur
informasi terkait pengandaian dilakukannya sesuatu yang kebahasaan secara benar dan
terjadinya/dilakukannya sesuatu dak nyata pada saat ini dan sesuai konteks
yang dak nyata pada saat ini pada waktu lampau, dengan 3.7 Menerapkan fungsi sosial, 4.7 Menyusun teks interaksi
dan pada waktu lampau, sesuai memperha kan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis yang
dengan konteks penggunaannya. struktur teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi melibatkan ndakan memberi
(Perha kan unsur kebahasaan kebahasaan yang benar dan transaksional lisan dan tulis dan meminta informasi terkait
condi onal: past dan past perfect) sesuai konteks dalam memberi dan meminta konsesi, dengan memperha kan
3.5 Menerapkan fungsi sosial, 4.5. Menyusun teks interaksi informasi terkait konsesi, sesuai fungsi sosial, struktur teks, dan
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis dengan konteks penggunaannya. unsur kebahasaan yang benar
kebahasaan teks interaksi yang melibatkan ndakan (Perha kan unsur kebahasaan dan sesuai konteks
transaksional lisan dan tulis memberi dan meminta even though, although)
dalam memberi dan meminta informasi terkait hubungan 3.8 Membedakan fungsi sosial, 4.8 Menangkap makna secara
informasi terkait hubungan pertentangan dan kebalikan, struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi
pertentangan dan kebalikan, dengan memperha kan fungsi kebahasaan beberapa teks ulasan sosial, struktur teks, dan unsur
sesuai dengan konteks sosial, struktur teks, dan unsur (review) lisan dan tulis terkait kebahasaan teks ulasan (review),
penggunaannya. (Perha kan kebahasaan yang benar dan film/buku/cerita, sesuai dengan lisan dan tulis, terkait film/buku/
unsur kebahasaan even if ..., sesuai konteks konteks penggunaannya cerita
unless ..., however, on the other 3.9 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.9 Menangkap makna secara
hand, in contrast, nevertheless) unsur kebahasaan lirik lagu kontekstual terkait fungsi sosial
dan unsur kebahasaan lirik lagu
178 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 179
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih
rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab tantangan
tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara dengan
pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan kesetaraan
setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulumpendidikan
kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi kurikulum
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih
rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulumpendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan serta
dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi kondisi
objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi berkaitan
dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya
partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat
menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan
untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai sebab masih
belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulumpendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
274 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 275
maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dan olahraga sederhana dan/atau tradisional bersifat rekreatif, serta aktivitas
dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga gerak berirama, selain itu juga dimuat pendidikan kesehatan yang membahas
aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara kesehatan pribadi berupa kebersihan diri dan lingkungan, pencegahan terhadap
dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana obat berbahaya, hingga bahaya HIV – AIDS, serta kesehatan mental dan sosial.
terdapat dalam pendidikan formal. D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
B. Tujuan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
ekstrakurikuler. terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
Adapun mata pelajaran Pendidikan Olahraga dan Rekreasi bertujuan untuk dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan pendidikan kesetaraan.
berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, landasan Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
karakter moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
melalui aktivitas jasmani, olahraga, kesehatan dan rekreasi yang direncanakan yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
secara sistematis, bersifat rekreatif/menyenangkan, dan sesuai usia equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
perkembangan serta kehidupan budaya setempat. rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
C. Ruang Lingkup tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang kualitas dan pengembangan pendidikan.
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
sangat diperlukan. kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat
Pembelajaran Olahraga dan Rekreasi di Paket C setara sekolah menengah atas Tingkatan V Setara Kelas X dan XI
dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Olahraga dan rekreasi di mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran. (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
Lingkup materi pada pendidikan olahraga dan rekreasi berupa pengembangan sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
pola gerak dasar, atletik (track and field), permainan bola besar, dan bola kecil, secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
beladiri, pengembangan kebugaran jasmani, melalui berbagai permainan
276 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 277
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, 3.3 Menganalisis keterampilan gerak 4.3 Memprak kkan hasil analisis
salah satu permainan bola kecil keterampilan gerak salah satu
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. sederhana, tradisional dan atau permainan bola kecil sederhana,
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses rekrea f untuk menghasilkan tradisional dan atau rekrea f
koordinasi gerak yang baik* untuk menghasilkan koordinasi
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan gerak yang baik*
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor 3.4 Menganalisis keterampilan 4.4 Memprak kkan hasil analisis
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi gerak salah satu permainan bola keterampilan gerak salah satu
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. kecil sederhana, tradisional dan permainan bola kecil dengan
atau rekrea f serta menyusun peraturan yang disederhanakan,
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR rencana perbaikan* tradisional dan atau rekrea f
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN serta menyusun rencana
PENGETAHUAN KETERAMPILAN perbaikan*
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam 3.5 Menganalisis keterampilan jalan 4.5 Memprak kkan hasil analisis
menganalisis pengetahuan ranah konkret dan ranah abstrak terkait cepat, lari, lompat dan lempar keterampilan jalan cepat, lari,
faktual, konseptual, prosedural, dengan pengembangan dari yang untuk menghasilkan gerak yang lompat dan lempar untuk
dan metakogni f berdasarkan dipelajarinya di sekolah secara mandiri, efek f* menghasilkan gerak yang efek f*
rasa ingin tahunya tentang ilmu ber ndak secara efek f dan krea f, 3.6 Menganalisis keterampilan 4.6 Memprak kkan hasil analisis
pengetahuan, teknologi, seni, serta mampu menggunakan metoda jalan, lari, lompat, dan lempar keterampilan jalan, lari, lompat,
budaya, dan humaniora dengan
sesuai kaidah keilmuan untuk menghasilkan gerak yang dan lempar untuk menghasilkan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait efek f serta menyusun rencana gerak yang efek f serta
penyebab fenomena dan kejadian, perbaikan* menyusun rencana perbaikan *
serta menerapkan pengetahuan 3.7 Menganalisis keterampilan gerak 4.7 Memprak kkan hasil analisis
prosedural pada bidang kajian yang seni dan olahraga beladiri (sikap keterampilan gerak seni dan
spesifik sesuai dengan bakat dan kuda-kuda, sikap pasang, pola olahraga beladiri (sikap kuda-
minatnya untuk memecahkan masalah langkah, pukulan, tendangan, dan kuda, sikap pasang, pola langkah,
3.1 Menganalisis keterampilan gerak 4.1 Memprak kkan hasil analisis tangkisan) untuk menghasilkan pukulan, tendangan, dan
salah satu permainan bola besar keterampilan gerak salah gerak yang efek f** tangkisan) untuk menghasilkan
sederhana, tradisional dan atau satu permainan bola besar gerak yang efek f **
rekrea f untuk menghasilkan sederhana, tradisional dan atau 3.8 Menganalisis strategi dalam 4.8 Memprak kkan hasil analisis
koordinasi gerak yang baik* rekrea f dengan peraturan pertarungan bayangan (shadow strategi dalam pertarungan
yang disederhanakan untuk figh ng) olahraga beladiri bayangan (shadow figh ng)
menghasilkan koordinasi gerak untuk menghasilkan gerak yang olahraga beladiri untuk
yang baik* efek f** menghasilkan gerak yang efek f
3.2 Menganalisis keterampilan gerak 4.2 Memprak kkan hasil analisis **
salah satu permainan bola besar keterampilan gerak salah satu 3.9 Menganalisis konsep la han 4.9 Memprak kkan hasil analisis
sederhana, tradisional dan atau permainan bola besar dengan dan pengukuran komponen konsep la han dan pengukuran
rekrea f serta menyusun rencana peraturan yang disederhanakan, kebugaran jasmani terkait komponen kebugaran jasmani
perbaikan* tradisional dan atau rekrea f kesehatan (daya tahan, kekuatan, terkait kesehatan (daya tahan,
serta menyusun rencana dan kelenturan) menggunakan kekuatan, dan kelenturan)
perbaikan* instrumen terstandar, misalnya; menggunakan instrumen
TKJI terstandar, misalnya; TKJI
278 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 279
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.10 Menganalisis konsep la han 4.10 Memprak kkan hasil analisis 3.19 Menganalisis berbagai peraturan 4.19 Mempresentasikan berbagai
dan pengukuran komponen konsep la han dan pengukuran perundangan serta konsekuensi peraturan perundangan serta
kebugaran jasmani terkait komponen kebugaran jasmani hukum bagi para pengguna dan konsekuensi hukum bagi
keterampilan (kecepatan, terkait keterampilan (kecepatan, pengedar narko ka, psikotropika, para pengguna dan pengedar
kelincahan, keseimbangan, kelincahan, keseimbangan, zat-zat adi f (NAPZA) dan obat narko ka, psikotropika, zat-
dan koordinasi) menggunakan dan koordinasi) menggunakan berbahaya lainnya zat adi f (NAPZA) dan obat
instrumen terstandar instrumen terstandar berbahaya lainnya
3.11 Menganalisis keterampilan 4.11 Memprak kkan hasil analisis 3.20 Menganalisis bahaya, cara 4.20 Mempresentasikan hasil analisis
rangkaian gerak sederhana dalam keterampilan rangkaian gerak penularan, dan cara mencegah bahaya, cara penularan, dan cara
ak vitas spesifik senam lantai sederhana dalam ak vitas spesifik HIV/AIDS mencegah HIV/AIDS
(guling depan-belakang, len ng senam lantai (guling depan-
tengkuk, kayang, sikap lilin) belakang, len ng tengkuk, kayang,
sikap lilin)
Tingkatan VI Setara Kelas XII
3.12 Menganalisis berbagai ke- 4.12 Memprak kkan hasil analisis
terampilan rangkaian gerak yang berbagai keterampilan rangkaian Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
lebih kompleks dalam ak vitas gerak yang lebih kompleks dalam
spesifik senam lantai (guling ak vitas spesifik senam lantai
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
depan-belakang, len ng tengkuk, (guling depan-belakang, len ng sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
kayang, sikap lilin, handstand, tengkuk, kayang, sikap lilin, yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
headstand, lompat jongkok- handstand, headstand, lompat
kangkang, dan meroda) jongkok-kangkang, dan meroda)
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
3.13 Menganalisis gerak rangkaian 4.13 Mempra kkan hasil analisis gerak didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
langkah kaki, ayunan lengan, dan rangkaian langkah kaki, ayunan (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
anggota tubuh lainnya mengiku lengan, dan anggota tubuh
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
irama (ketukan) dalam ak vitas lainnya mengiku irama (ketukan)
gerak berirama dalam ak vitas gerak berirama secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
3.14 Menganalisis sistema ka la han 4.14 Memprak kkan hasil sistema ka sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
(gerak pemanasan, in la han, la han (gerak pemanasan, in dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
dan pendinginan) dalam ak vitas la han, dan pendinginan) dalam
gerak berirama ak vitas gerak berirama teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
3.15 Menganalisis keterampilan satu 4.15 Memprak kkan hasil analisis dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
gaya renang*** keterampilan satu gaya renang mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
***
3.16 Menganalisis keterampilan dua 4.16 Memprak kkan hasil analisis Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
gaya renang *** keterampilan dua gaya renang*** pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
3.17 Memahami konsep dan prinsip 4.17 Mempresentasikan konsep dan
pergaulan yang sehat antar prinsip pergaulan yang sehat
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
remaja dan menjaga diri dari antar remaja dan menjaga diri dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kehamilan pada usia sekolah dari kehamilan pada usia sekolah kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
3.18 Menganalisis manfaat jangka 4.18 Mempresentasikan manfaat
panjang dalam ak vitas fisik jangka panjang dalam ak vitas
secara teratur fisik secara teratur
280 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 281
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan 2.6 Merancang beberapa pola 4.6 Memprak kkan hasil rancang
dan mengevaluasi pengetahuan mencipta dalam ranah konkret rangkaian keterampilan senam beberapa pola rangkaian
faktual, konseptual, prosedural, dan ranah abstrak terkait dengan lantai keterampilan senam lantai
dan metakogni f berdasarkan pengembangan dari yang dipelajarinya 2.7 Merancang sistema ka la han 4.7 Merancang sistema ka la han
rasa ingin tahunya tentang ilmu di sekolah secara mandiri serta (gerak pemanasan, in la han, (gerak pemanasan, in la han,
pengetahuan, teknologi, seni, ber ndak secara efek f dan krea f, dan pendinginan) dalam ak vitas dan pendinginan) dalam ak vitas
budaya, dan humaniora dengan
dan mampu menggunakan metoda gerak berirama gerak berirama
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan 3.8 Menganalisis keterampilan dua 4.8 Memprak kkan hasil analisis
penyebab fenomena dan kejadian, gaya renang untuk keterampilan keterampilan dua gaya
serta menerapkan pengetahuan penyelamatan diri, dan ndakan renang untuk keterampilan
prosedural pada bidang kajian yang pertolongan kegawatdaruratan penyelamatan diri, dan ndakan
spesifik sesuai dengan bakat dan di air dengan menggunakan alat pertolongan kegawatdaruratan
minatnya untuk memecahkan masalah bantu*** di air dengan menggunakan alat
3.1 Merancang pola penyerangan dan 4.1 Memprak kkan hasil rancangan bantu***
pertahanan salah satu permainan pola penyerangan dan pertahanan 3.9 Menganalisis langkah-langkah 4.9 Mempresentasikan hasil analisis
bola besar sederhana, tradisional salah satu permainan bola melindungi diri dan orang lain langkah-langkah melindungi
dan atau rekrea f* besar dengan peraturan yang dari Penyakit Menular Seksual diri dan orang lain dari Penyakit
disederhanakan, tradisional dan (PMS) Menular Seksual (PMS)
atau rekrea f*
3.2 Merancang pola penyerangan dan 4.2 Memprak kkan hasil rancangan pola Keterangan:
pertahanan salah satu permainan penyerangan dan pertahanan salah
bola kecil sederhana, tradisional satu permainan bola kecil dengan *) Untuk kompetensi dasar permainan bola besar dan permainan bola
dan atau rekrea f* peraturan yang disederhanakan, kecil dapat dipilih sesuai dengan sarana prasarana yang tersedia. (Dan
tradisional dan atau rekrea f* dipastikan Guru tidak mengajarkan pada salah satu pembelajaran
3.3 Merancang simulasi perlombaan 4.3 Memprak kkan hasil rancangan
jalan cepat, lari, lompat dan simulasi perlombaan jalan cepat, yang diminati oleh gurunya melainkan diminati oleh siswanya agar
lempar sesuai peraturan* lari, lompat dan lempar sesuai siswa tidak terpaksa dan PJOK menjadi momok bagi siswanya)
peraturan*
3.4 Merancang pola penyerangan 4.4 Memprak kkan hasil rancangan **) Pembelajaran aktifitas beladiri selain pencaksilat dapat juga aktifit-
dan pertahanan dalam olahraga pola penyerangan dan pertahanan as beladiri lainnya (karate, yudo, taekondo, dll) disesuaikan dengan
beladiri sesuai peraturan ** dalam olahraga beladiri sesuai situasi dan kondisi sekolah. Olahraga beladiri pencaksilat mulai dia-
peraturan permainan**
3.5 Merancang program la han 4.5 Memprak kkan hasil rancangan
jarkan pada kelas IV dikarenakan karakterisrtik psikis anak kelas I. II
untuk meningkatkan derajat program la han untuk dan III belum cukup untuk menerima aktifitas pembelajaran beladi-
kebugaran jasmani terkait meningkatkan derajat kebugaran ri.
kesehatan (la han; daya tahan, jasmani terkait kesehatan
kekuatan, dan kelenturan) dan (la han; daya tahan, kekuatan, ***) Pembelajaran aktifitas air boleh dilaksanakan sesuai dengan kondisi,
keterampilan (la han; kecepatan, dan kelenturan) dan keterampil jikalau tidak bisa dilaksanakan digantikan dengan aktifitas fisik lain-
kelincahan, keseimbangan, dan an (la han; kecepatan,
koordinasi) secara pribadi kelincahan, keseimbangan, dan nya yang terdapat di lingkup materi.
koordinasi) secara pribadi
282 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 283
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Prakarya dan Kewirausahaan
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi