Anda di halaman 1dari 162

Dikembangkan oleh:

Pusat Kurikulum dan Perbukuan


Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
i
KATA PENGANTAR peserta didik (warga belajar) yang memerlukan pendidikan akademik dan
keterampilan atau kecakapan hidup untuk meningkatkan mutu kehidupannya,
Direktur Jenderal PAUD dan Dikmas (5) berkembangnya teknologi dan kemajuan pada berbagai aspek.
Fungsi dan tujuan pendidikan kesetaraan selama ini tetap relevan mengingat
masih besarnya jumlah anak putus sekolah dalam dan antar jenjang pendidikan;
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dan strategis bagi penyiapan masih tetap adanya jumlah penganggur dan setengah penganggur terutama usia
generasi penerus suatu bangsa. Oleh karena itu setiap negara memberikan prioritas muda dari tahun ke tahun; serta kenyataan konsekuensi dari kondisi geografis dan
yang tinggi terhadap pendidikan bagi warga negaranya, termasuk Indonesia. adanya ketimpangan tingkat kemajuan pembangunan di Indonesia sehingga masih
Diamanatkan dalam UUD 1945 bahwa tiap warga negara berhak mendapat menghadirkan adanya daerah terluar, terdepan (perbatasan) dan tertinggal atau
pendidikan (Pasal 31, ayat 1). Untuk itu pendidikan nasional harus mampu dikenal dengan daerah 3 T; adanya beberapa daerah rawan bencana atau konflik.
menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap Oleh karena itu kehadiran negara untuk menyediakan pendidikan kesetaraan
warga negara. Negara harus memberi kesempatan pendidikan yang sama kepada tetap diperlukan. Masih banyaknya anak usia sekolah yang tidak sekolah dan
semua warga negara tanpa kecuali. Artinya, warga negara yang karena sesuatu banyaknya masyarakat yang sudah bekerja dan belum memiliki ijazah sebagai
hal terpaksa tidak bisa mengikuti pendidikan di jalur sekolah (jalur pendidikan pengakuan kualifikasi akademiknya, mengindikasikan keberadaan pendidikan
formal) harus dijamin memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan kesetaraan dapat menjadi pendidikan alternatif bagi masyarakat.
yang setara melalui jalur luar sekolah (jalur pendidikan nonformal). Kurikulum pendidikan kesetaraan dikembangkan dengan mengacu pada Peraturan
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berdampak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 24 tahun 2016 tentang kompetensi inti
pada cepatnya perubahan di semua bidang kehidupan. Sementara itu apa yang dan kompetensi dasar pendidikan dasar dan menengah. Kompetensi inti dan
dipelajari selama di sekolah sering tidak bisa mengimbangi cepatnya perubahan kompetensi dasar tersebut disesuaikan dengan konteks pendidikan kesetaraan dan
yang terjadi di kehidupan nyata. Konsekuensinya, setiap orang harus senantiasa fungsionalisasi dalam kehidupan sehari hari. Kontekstualisasi dan fungsionalisasi
belajar untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan/keahlian, dan/atau ini tidak mengurangi derajat kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum
kompetensinya kalau tidak mau ketinggalan jaman. Kesempatan belajar tersebut pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum pendidikan kesetaraan yang terdiri
bisa melalui jalur pendidikan formal, nonformal, maupun informal. dari; Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Paket A, Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
Paket B dan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Paket C, dikembangkan bersama
Sejak awal kehadirannya di kancah pembangunan pendidikan di tanah air,
Ditjen PAUD dan Dikmas, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kemdikbud bersama
fungsi pendidikan kesetaraan sebagai bagian dari pendidikan nonformal adalah
para akademisi dan praktisi pendidikan kesetaraan.
mengembangkan potensi peserta didik (warga belajar) dengan penekanan
pada penguasaan pengetahuan akademik dan keterampilan fungsional serta Kami berharap agar Kurikulum Pendidikan Kesetaraan ini dapat menjadi pedoman
pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Adapun tujuan utama bagi semua pihak yang terkait dengan penyelengaraan pendidikan kesetaraan.
pendidikan kesetaraan kedepan adalah: (1) menjamin penyelesaian pendidikan
dasar yang bermutu bagi anak yang kurang beruntung (putus sekolah, putus Jakarta, November 2017
lanjut, tidak pernah sekolah), khususnya perempuan, minoritis etnik, dan anak Direktur Jenderal,
yang bermukim di desa terbelakang, miskin, terpencil atau sulit dicapai karena
letak geografis dan atau keterbatasan transportasi; (2) menjamin pemenuhan
kebutuhan belajar bagi semua manusia muda dan orang dewasa melalui akses
yang adil pada program-program belajar dan kecakapan hidup; (3) menghapus Harris Iskandar
ketidakadilan gender dalam pendidikan dasar dan menengah; dan (4) melayani NIP 196204291986011001

ii KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C iii


KATA SAMBUTAN
Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang

Dalam rangka menyesuaikan dinamika perkembangan masyarakat, lokal, kompetensi lebih operasional; dan memberikan tekanan khusus rumusan
nasional, dan global guna mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. kompetensi agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga
Untuk meningkatkan mutu dan daya saing bangsa, pemerintah telah melakukan dapat menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
pengaturan kembali kurikulum dengan diterbitkannya Permendikbud No. alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
24 tahun 2016 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar pelajaran pada kualitas dan pengembangan pendidikan. Kontekstualisasi yang dilakukan
kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. mencakup konseptualisasi, rincian materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi
Pendidikan kesetaraan adalah program pendidikan nonformal yang kata kerja operasional dan rumusan kalimat sehingga mudah diajarkan/dikelola
menyelenggarakan pendidikan umum program paket A setara SD/MI, paket oleh pendidik (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur
B setara SMP/MTs, dan Paket C setara SMA/MA. Untuk memastikan kualitas pencapaiannya (measurable assessable), dan bermakna dan relevan untuk dipelajari
lulusan pendidikan kesetaraan adalah setara dengan pendidikan formal, maka (worth to learn) peserta didik.
pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan Setelah melalui tahapan workshop kontekstualisasi, review dan validasi kurikulum,
melalui kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dari kurikulum maka kurikulum pendidikan kesetaraan ini dinyatakan sesuai dengan standar
pendidikan formal serta disesuaikan dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan kompetensi lulusan dan standar isi pendidikan dasar dan menengah.
karakteristik pendidikan kesetaraan. Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup Terima kasih kami sampaikan kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan
konseptualisasi, rincian materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja Keaksaraan dan Kesetaraan Ditjen PAUD Dikmas yang telah melibatkan secara
operasional dan rumusan kalimat sehingga mudah diajarkan/dikelola oleh aktif kepada Puskurbuk, perguruan tinggi, tutor, pengawas, pamong belajar,
pendidik (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur guru, penyelenggara lembaga pendidikan, dinas pendidikan, tokoh masyarakat,
pencapaiannya (measurable assessable), dan bermakna dan relevan untuk dipelajari tokoh pendidikan, organisasi pendidikan dan berbagai pihak lainnya untuk
(worth to learn) peserta didik melakukan validasi, review dan memberikan masukan dalam mengembangkan
Prinsip dan strategi dalam pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan ini dan menyempurnakan kurikulum pendidikan kesetaraan ini.
adalah memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau equivalen
dengan kompetensi dasar pendidikan formal; menjadikan rumusan atau deskripsi
kompetensi lebih operasional; dan memberikan tekanan khusus rumusan Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan
kompetensi agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat Balitbang Kemdikbud
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif
untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan
pengembangan pendidikan.
Dr. Awaluddin Tjalla
Prinsip dan strategi dalam pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan ini NIP. 196011121985031001
adalah memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau equivalen
dengan kompetensi dasar pendidikan formal; menjadikan rumusan atau deskripsi

iv KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C v


DAFTAR ISI STRUKTUR KURIKULUM
PENDIDKAN KESETARAAN PAKET C

Kata Pengantar Dirjen PAUD dan Dikmas ......................................................... ii Struktur kurikulum Paket C merupakan pola susunan mata pelajaran dan beban
Kata Sambutan Puskurbuk ................................................................................ iv belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran,
Da ar Isi ........................................................................................................... vi meliputi mata pelajaran, dan bobot satuan kredit kompetensi (SKK).
Struktur Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Paket C ......................................... 1 Penyusunan kurikulum pendidikan kesataraan mengacu pada komptensi inti dan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ..................................................... 5
kompetensi dasar kurikuluk pendidikan dasar dan menengah (Permendikbud
Bahasa Indonesia .............................................................................................. 19
Matema ka ...................................................................................................... 32
No. 24 tahun 2016) Kompetensi inti dan kempetensi dasar tersebut dilakukan
Sejarah Indonesia ............................................................................................. 44 kontekstualisasi dan fungsionalsasi tanpak mengurangi kualitas dan standar
Bahasa Inggris ................................................................................................... 54 kompetensi yang ada. Khusus kurikulum mata pelajaran agama dan budi
Matema ka Peminatan .................................................................................... 68 pekerti sepenuhnya menggunakan kurikulum pendidikan dasar dan
Biologi ............................................................................................................... 78 menegah yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Fisika ................................................................................................................. 90 Republik Indonesia.
Kimia ................................................................................................................. 101
Muatan belajar pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi
Geografi ............................................................................................................ 112
(SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta
Sejarah Peminatan ............................................................................................ 122
Sosiologi ........................................................................................................... 133 didik dalam mengikuti program pembelajaran, baik melalui pembelajaran tatap
Ekonomi ............................................................................................................ 143 muka, tutorial, dan atau belajar mandiri.
Bahasa dan Sastra Indonesia ............................................................................ 153 SKK merupakan penghargaan terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil
Bahasa dan Sastra Inggris ................................................................................. 165 belajar peserta didik dalam menguasai suatu mata pelajaran. SKK diperhitungkan
Bahasa Arab ...................................................................................................... 180 untuk setiap mata pelajaran yang terdapat dalam struktur kurikulum. Satu SKK
Bahasa Mandarin .............................................................................................. 191
dihitung berdasarkan pertimbangan muatan SK dan KD tiap mata pelajaran.
Bahasa Jepang .................................................................................................. 203
SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur
Bahasa Korea .................................................................................................... 213
Bahasa Jerman .................................................................................................. 224 pendidikan informal, formal, kursus, keahlian dan kegiatan mandiri. Satu SKK
Bahasa Perancis ................................................................................................ 236 adalah satu satuan kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 jam pelajaran
Antropologi ....................................................................................................... 246 tatap muka atau 2 jam pelajaran tutorial atau 3 jam pelajaran mandiri, atau
Seni Budaya ...................................................................................................... 257 kombinasi secara proporsional dari ketiganya.
Pendidikan Olahraga dan Rekreasi ................................................................... 273 Struktur kurikulum program pendidikan kesetaraan dimaksudkan untuk mencapai
Prakarya dan Kewirausahaan ............................................................................ 284 standar kompetensi lulusan sesuai dengan Permendikbud Nomor 20 Tahun
2016 dengan orientasi pengembangan olahkarya untuk mencapai keterampilan
fungsional yang menjadi kekhasan program program kesetaraan, yaitu:
1. Paket A: Memiliki keterampilan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.
2. Paket B: Memiliki keterampilan untuk memenuhi tuntutan dunia kerja.
3. Paket C: Memiliki keterampilan berwirausaha.

vi KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C 1


Struktur kurikulum pendidikan kesetaraan terdiri mata pelajaran kelompok pengetahuan, kebutuhan beban belajar untuk praktik disesuaikan
umum dan kelompok khusus. dengan jenis keterampilan yang diambil dan diatur oleh lembaga yang
1. Kelompok umum memuat mata pelajaran yang disusun mengacu pada melakukan sertifikasi.
standar pendidikan formal sesuai Peraturan Mendikbud No. 21 tahun c. Strategi dan pendekatan pembelajaran dapat dirancang secara tematik-
2016 tentang Standar Isi serta kontennya dikembangkan oleh pusat dan terpadu atau menggunakan pendekatan berbasis mata pelajaran
merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan untuk semua peserta didik. sesuai dengan karakteristk dan kebutuhan pendidikan kesetaraan dan
2. Kelompok Perminatan. Kelompok ini merupakan upaya memberikan peserta didik
pilihan berdasarkan minat peserta didik. Mata pelajaran peminatan, yang d. Tingkatan pada pendidikan kesetaraan adalah sebagai berikut.
terbagi menjadi 3 pilihan, yaitu: Peminatan Matematika dan Ilmu Alam, 1) Muatan dan kompetensi Tingkatan 5/ setara dengan kelas X – XI
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, dan Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya. pada jenjang pendidikan formal
3. Kelompok Khusus terdiri dari kelompok pemberdayaan dan keterampilan 2) Muatan dan kompetensi Tingkatan 6/ setara dengan kelas XII
a. Pemberdayaan memuat kompetensi untuk menumbuhkan pada jenjang pendidikan formal
keberdayaan, harga diri, percaya diri, sehingga peserta didik mampu Muatan belajar program pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam
mandiri dan berkreasi dalam kehidupan bermasyarakat. Materi- satuan kredit kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi
materi untuk mencapai kompetensi dapat meliputi: Pengembangan yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program
diri, pengembangan kapasitas dalam rangka mendukung keterapilan pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek keterampilan, dan/
yang dipilih oleh peserta didik. atau kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang
b. Keterampilan diberikan dengan memperhatikan variasi potensi dicapai melalui pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial
sumber daya daerah yang ada, kebutuhan peserta didik dan atau 3 jam mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya.
peluang kesempatan kerja yang tersedia, sehingga peserta didik Satu jam tatap muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran
mampu melakukan aktualisasi kemandirian, otonomi, kebebasan yaitu sama dengan 45 menit untuk Paket C
dan kreativitas dalam berkarya untuk mengisi ruang publik secara
Adapun struktur sebaran mata pelajaran Program n Paket C sebagaimana tersaji
produktif. Keterampilan terdiri atas:
pada tabel berikut.
• Seni dan budaya untuk membentuk karakter peserta didik menjadi STRUKTUR KURIKULUM PAKET C
manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya.
Mata Pelajaran Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK)
• Pendidikan Olahraga dan Rekreasi untuk membentuk karakter Tingkatan 5 / Derajat Mahir 1 Setara
peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan Kelas X-XI Tingkatan 6 / Derajat Jumlah
rasa sportivitas. Mahir 2 Setara
• Prakarya untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang Kls XII
Kelompok Umum
memiliki kecakapan okupasional dan vokasional
1. Pendidikan Agama
Muatan tersebut merupakan muatan wajib, tetapi untuk pendalaman 2. Pendidikan Kewarganegaraan
dan spesialisasi peserta didik dapat memilih keterampilan keahlian 3. Bahasa Indonesia 26 14 40
yang sesuai potensi, kebutuhan, kearifan lokal dan karakteristik 4. Matema ka
peserta didik. Keterampilan keahlian untuk Paket C terbagi menjadi 5. Sejarah Indonesia
dua pilihan, yaitu non sertifikasi dan tersertifikasi. Khusus untuk 6. Bahasa Inggris
keterampilan tersertifikasi merupakan keterampilan yang dituntut Peminatan Matema ka dan Ilmu Alam
uji kompetensi oleh lembaga yang berhak di akhir programnya. 7. Matema ka
Alokasi SKK dalam Struktur kurikulum untuk keterampilan 8. Biologi
9. Fisika
terstruktur/tersertifikasi merupakan alokasi waktu untuk penguasaan
10. Kimia

2 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C 3


Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
7. Geografi
8. Sejarah
9. Sosiologi 30 15 45
10. Ekonomi
Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya
7. Bahasa dan Sastra Indonesia
8. Bahasa dan Sastra Inggeris
9. Bahasa Asing Lain (Arab, Mandarin,
Jepang, Korea, Jerman, Perancis)
10. Antropologi
Kelompok Khusus
11. Pemberdayaan
12. Keterampilan:
24 13 37
Fungsional
Terstruktur/Terser fikasi
Jumlah 80 42 122
Keterangan:
1. Kelompok umum memuat mata pelajaran yang disusun mengacu pada standar
pendidikan formal sesuai Peraturan Mendikbud No. 21 tahun 2016 tentang Standar Isi
serta kontennya dikembangkan oleh pusat dan merupakan mata pelajaran yang wajib
diberikan untuk semua peserta didik. Kelompok umum termasuk mata pelajaran
peminatan, yang terbagi menjadi 3 pilihan, yaitu: Peminatan Matematika dan Ilmu
Alam, Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, dan Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya.
2. Kurikulum mata pelajaran Agama tidak dilakukan kontekstualisasi dan fungsionalisasi,
akan tetapi mengikuti sepenuhnya kurikulum pendidikan pendidikan dasar dan menengah
yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
3. Kelompok Perminatan terdiri dari perminatan ilmu sosial, perminatan ilmu
pengetahuan Alam dan perminatan bahasa.
4. Kelompok khusus: memuat mata pelajaran yang dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan yaitu:
a. Pemberdayaan memuat materi-materi untuk menumbuhkan keberdayaan, harga
diri, percaya diri, sehingga peserta didik mampu mandiri dan berkreasi dalam
kehidupan bermasyarakat. Materi-materi yang diberikan berupa: Pengembangan
diri, pengembangan kapasitas untuk mendukung jenis keterampilan yang dipilih
oleh peserta didik.
b. Keterampilan merupakan muatan keterampilah pilihan berupa keterampilan
fungsional atau keterampilan terstruktur.

4 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PPKN 5


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
PENDIDIKAN KESETARAAN pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
Mata Pelajaran : pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
A. Rasional sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif, inovatif,
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan dan futuristik.
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
Pengembangan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
(PPKn) di pendidikan formal berupaya menjadikan mata pelajaran yang
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
mampu memberikan kontribusi dan solusi terhadap krisis multidimensional.
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
Misi mata pelajaran PPKn adalah mengembangkan keadaban Pancasila
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
yang mampu membudayakan dan memberdayakan peserta didik menjadi
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
warganegara yang cerdas dan baik serta menjadi pemimpin bangsa dan negara
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Indonesia di masa depan yang amanah, jujur, cerdas, dan bertanggungjawab.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan Selain itu, dalam konteks kehidupan global, mata pelajaran PPKn juga
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan membekali peserta didik untuk hidup sebagai warga dunia (global citizenship)
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap dengan nilai dan moral Pancasila sesuai dinamika kehidupan abad 21. Oleh
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan karena itu, substansi dan pembelajaran PPKn diorientasikan pada visi dan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi keterampilan abad 21 sebagaimana telah menjadi komitmen global.
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
mata pelajaran PPKn di pendidikan kesetaraan. Mengingat tujuan dalam
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
konteks pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan,
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan.
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar kompetensi dan
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.

6 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PPKN 7


B. Tujuan C. Ruang Lingkup
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang pendidikan kesetaraan memiliki ruang lingkup sebagai berikut:
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau 1. Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa
ekstrakurikuler. Sesuai dengan PP Nomor 32 Tahun 2013 penjelasan pasal 2. UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis yang menjadi landasan
77 J ayat (1) huruf b ditegaskan bahwan Pendidikan kewarganegaraan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
dimaksudkan untuk membentuk Peserta Didik menjadi manusia yang 3. Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan moral Negara Republik Indonesia
Pancasila, kesadaran berkonstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik 4. Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan yang melandasi
Indonesia Tahun 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta dan mewarnai keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia. bernegara
Secara umum tujuan mata pelajaran PPKn pada jenjang pendidikan dasar dan Ruang lingkup materi Tingkatan V setara kelas X-XI dan Tingkatan VI setara
menengah adalah mengembangkan potensi peserta didik atau warga belajar kelas XII sesuai dengan aspek-aspek berikut.
dalam seluruh dimensi kewarganegaraan, yakni: (1) sikap kewarganegaraan NO RUANG TINGKATAN V TINGKATAN VI
termasuk keteguhan, komitmen dan tanggung jawab kewarganegaraan LINGKUP SETARA KELAS X XI SETARA KELAS XII
(civic confidence, civic committment, and civic responsibility); (2) pengetahuan 1 Pancasila • Nilai-Nilai Pancasila • Kasus-kasus
dalam kerangka prak k pelanggaran hak
kewarganegaraan; (3) keterampilan kewarganegaraan termasuk kecakapan penyelenggaraan pemerintahan dan pengingkaran
dan partisipasi kewarganegaraan (civic competence and civic responsibility). Negara kewajiban warga
• Kasus-kasus pelanggaran hak negara
Secara khusus tujuan PPKn yang berisikan keseluruhan dimensi tersebut asasi manusia dalam perspek f
bertujuan agar peserta didik mampu: Pancasila.
Undang- • Ketentuan Undang-Undang • Pelindungan dan
1. Menampilkan karakter yang mencerminkan penghayatan, pemahaman, Undang Dasar Dasar Negara Republik Indonesia penegakan hukum
dan pengamalan nilai dan moral Pancasila secara personal dan sosial; Negara Republik tahun 1945 yang mengatur dalam masyarakat
Indonesia 1945 tentang wilayah negara, untuk menjamin
2. Memiliki komitmen konstitusional yang ditopang oleh sikap positif warga negara dan penduduk, keadilan dan
dan pemahaman utuh tentang Undang-Undang Dasar Negara Republik agama dan kepercayaan, serta kedamaian
pertahanan dan keamanan
Indonesia Tahun 1945; • Kewenangan lembaga-lembaga
3. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif serta memiliki semangat Negara menurut Undang-
Undang Dasar Negara Republik
kebangsaan serta cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Indonesia Tahun 1945.
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, • Hubungan struktural dan
semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan fungsional pemerintahan pusat
dan daerah menurut Undang-
Republik Indonesia; dan Undang Dasar Negara Republik
4. Berpartisipasi secara aktif, cerdas, dan bertanggung jawab sebagai anggota Indonesia Tahun 1945
• Sistem dan dinamika demokrasi
masyarakat, tunas bangsa, dan warga negara sesuai dengan harkat dan Pancasila sesuai dengan Undang-
martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang hidup Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945
bersama dalam berbagai tatanan sosial budaya.

8 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PPKN 9


NO RUANG TINGKATAN V TINGKATAN VI rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
LINGKUP SETARA KELAS X XI SETARA KELAS XII tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
• Sistem hukum dan peradilan
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
di Indonesia sesuai dengan
Undang-Undang Dasar Negara menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
Republik Indonesia tahun 1945 alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
• Dinamika peran Indonesia
kualitas dan pengembangan pendidikan.
dalam perdamaian dunia sesuai
Undang-Undang Dasar Negara Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
Republik Indonesia tahun 1945
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.
3 Bhinneka Tunggal • Faktor-faktor pembentuk • Pengaruh posi f dan
Ika integrasi nasional dalam bingkai nega f kemajuan Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
Bhinneka Tunggal Ika iptek terhadap
• Indikator ancaman negara dalam bingkai Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
terhadap negara dan upaya Bhinneka Tunggal Ika mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
penyelesaiannya di bidang
Ipoleksosbudhankam dalam sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti Sikap Spiritual
bingkai Bhinneka Tunggal Ika yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran
• Kasus-kasus ancaman terhadap agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti Sikap Sosial, yaitu peserta didik
Ipoleksosbudhankam dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong
4 Negara Kesa- • Ar pen ngnya Wawasan • Dinamika persatuan royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif sebagai bagian
tuan Republik Nusantara dalam konteks Negara dan kesatuan dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
Indonesia Kesatuan Republik Indonesia bangsa sebagai
• Faktor pedorong dan upaya menjaga dan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
penghambat persatuan dan mempertahankan dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun
kesatuan bangsa dalam Negara Negara Kesatuan melalui proses pembelajaran langsung (direct teaching) dan tidak langsung
Kesatuan Republik Indonesia Republik Indonesia
(indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pendidikan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan kesetaraan, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
dalam pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan agar mudah
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Pada tingkatan V
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
pencapaian pembelajaran mengacu pada pencapaian kompetensi inti setara
pendidikan kesetaraan.
kelas XI sebagai pencapaian akhir pembelajaran PPKn. Untuk kompetensi
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan dasar pada KI sikap spiritual dan sikap sosial juga dirumuskan pencapaian
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, akhir yang diharapkan (setara SMA kelas XI), sedangkan untuk proses
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau pencapaiannya meliputi tahapan menerima, menjalankan, menghargai,
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan mengahayati, dan mengamalkan. Kontekstualisasi kompetensi dasar pada KI

10 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PPKN 11


pengetahuan dan keterampilan dirumuskan dengan pengelompokan sesuai KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dengan ruang lingkup mata pelajaran PPKn. Kontekstualisasi kompetensi inti KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
1.6 Mensyukuri nilai-nilai dalam 2.6 Menunjukkan sikap disiplin
dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. sistem hukum dan peradilan di terhadap aturan sebagai
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Indonesia sesuai dengan Undang- cerminan sistem hukum dan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN Undang Dasar Negara Republik peradilan di Indonesia
Indonesia Tahun 1945 sebagai
SIKAP SPIRITUAL SIKAP SOSIAL bentuk pengabdian kepada Tuhan
1. Menghaya dan mengamalkan ajaran 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, Yang Maha Esa
agama yang dianutnya tanggung jawab, peduli (gotong royong, 1.7 Menghorma hubungan pemerintah 2.7 Bersikap peduli terhadap
kerja sama, toleran, damai), santun, pusat dan daerah menurut Undang- hubungan pemerintah pusat dan
responsif dan proak f sebagai bagian Undang Dasar Negara Republik daerah yang harmonis di daerah
dari solusi atas berbagai permasalahan Indonesia Tahun 1945 sebagai setempat
dalam berinteraksi secara efek f anugerah Tuhan Yang Maha Esa
dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan 1.8 Mensyukuri peran Indonesia 2.8 Bersikap toleran dan cinta damai
bangsa dalam pergaulan dunia dalam mewujudkan perdamaian sebagai refleksi peran Indonesia
dunia sebagai anugerah Tuhan dalam perdamaian dunia dalam
1.1 Mensyukuri nilai-nilai Pancasila 2.1 Menunjukkan sikap gotong Yang Maha Esa hidup bermasyarakat, berbangsa
dalam prak k penyelenggaraan royong sebagai bentuk penerapan dan bernegara
pemerintahan negara sebagai nilai-nilai Pancasila dalam kehi-
salah satu bentuk pengabdian dupan berbangsa dan bernegara 1.9 Mensyukuri nilai-nilai yang 2.9 Menunjukkan sikap kerjasama
kepada Tuhan Yang Maha Esa membentuk komitmen integrasi dalam rangka mewujudkan
nasional dalam bingkai Bhinneka komitmen integrasi nasional
1.2 Menghargai hak asasi manusia 2.2 Bersikap peduli terhadap hak asasi Tunggal Ika sebagai wujud syukur dalam bingkai Bhinneka Tunggal
berdasarkan perspek f Pancasila manusia berdasarkan perspek f kepada Tuhan yang Maha Esa Ika
sebagai anugerah Tuhan yang Pancasila dalam kehidupan
Maha Esa berbangsa dan bernegara 1.10 Bersyukur pada Tuhan Yang 2.10 Bersikap responsif dan proak f
Maha Esa atas nilai-nilai yang atas ancaman terhadap
1.3 Menerima ketentuan Undang- 2.3 Bersikap peduli terhadap membentuk kesadaran akan negara strategi mengatasinya
Undang Dasar Negara Republik penerapan ketentuan Undang- ancaman terhadap negara strategi berdasarkan asas Bhinneka
Indonesia Tahun 1945 yang Undang Dasar Negara Republik mengatasinya berdasarkan asas Tunggal Ika
mengatur tentang wilayah Indonesia Tahun 1945 yang Bhinneka Tunggal Ika
negara, warga negara dan mengatur tentang wilayah 1.11 Bersyukur kepada Tuhan Yang 2.11 Bersikap responsif dan proak f
penduduk, agama dan keperca- negara, warga negara dan Maha Esa atas nilai-nilai yang atas ancaman terhadap negara dan
yaan, pertahanan dan keamanan penduduk, agama dan keperca- membentuk kesadaran atas upaya penyelesaiannya dibidang
sebagai wujud rasa syukur pada yaan, pertahanan dan keamanan ancaman terhadap negara dan Ideologi, poli k, ekonomi, sosial,
Tuhan Yang Maha Esa upaya penyelesaiannya dalam budaya, pertahanan, dan keamanan
1.4 Menghargai nilai-nilai ke-Tuhanan 2.4 Berperilaku santun dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
dalam berdemokrasi Pancasila sesu- ber-demokrasi Pancasila sesuai 1.12 Menghargai wawasan nusantara 2.12 Bertanggung jawab mengem-
ai Undang-Undang Dasar Negara Undang-Undang Dasar Negara dalam konteks Negara Kesatuan bangkan kesadaran akan
Republik Indonesia Tahun 1945 Republik Indonesia Tahun 1945 Republik Indonesia sebagai pen ngnya wawasan nusantara
1.5 Menghargai nilai-nilai terkait fungsi 2.5 Bersikap peduli terhadap anugerah Tuhan Yang Maha Esa dalam konteks Negara Kesatuan
dan kewenangan lembaga-lembaga lembaga-lembaga di satuan Republik Indonesia
negara menurut Undang-Undang pendidikan sebagai cerminan dari 1.13 Bersyukur pada Tuhan Yang Maha 2.13 Bersikap proak f dalam
Dasar Negara Republik Indonesia lembaga-lembaga negara Esa atas nilai-nilai persatuan dan menerapkan nilai-nilai persatuan
Tahun 1945 sebagai bentuk sikap kesatuan bangsa dalam Negara dan kesatuan bangsa dalam Negara
beriman dan bertaqwa Kesatuan Republik Indonesia Kesatuan Republik Indonesia

12 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PPKN 13


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.5 Menganalisis fungsi dan 4.5 Mendemonstrasikan hasil analisis
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji kewenangan lembaga-lembaga tentang fungsi dan kewenangan
pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah Negara menurut Undang-Undang lembaga-lembaga Negara menurut
prosedural dan metakogni f abstrak terkait dengan pengembangan Dasar Negara Republik Indonesia Undang-Undang Dasar Negara
berdasarkan rasa ingintahunya tentang dari yang dipelajarinya di satuan Tahun 1945 Republik Indonesia Tahun 1945
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, pendidikan secara mandiri, ber ndak 3.6 Mendeskripsikan sistem hukum 4.6 Menyaji hasil penalaran tentang
budaya, dan humaniora dengan secara efek f dan krea f serta mampu dan peradilan di Indonesia sesuai sistem hukum dan peradilan di
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, menggunakan metoda sesuai kaidah dengan Undang-Undang Dasar Indonesia sesuai dengan Undang-
kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan Negara Republik Indonesia Tahun Undang Dasar Negara Republik
penyebab fenomena dan kejadian, 1945 yang mencakup makna, Indonesia Tahun 1945 yang
serta menerapkan pengetahuan klasifikasi, tujuan, dan tata mencakup makna, klasifikasi,
prosedural pada bidang kajian yang hukum Republik Indonesia, serta tujuan,dan tata hukum Republik
spesifik sesuai dengan bakat dan makna, dasar hukum,klasifikasi, Indonesia, serta makna, dasar
minatnya untuk memecahkan masalah perangkat lembaga, ngkatan, hukum, klasifikasi, perangkat
3.1 Menganalisis nilai-nilai dari 4.1 Menyaji hasil analisis nilai-nilai dan peran lembaga peradilan di lembaga, ngkatan, dan peran
ap- ap sila Pancasila dalam dari ap- ap sila Pancasila dalam Indonesia. lembaga peradilan di Indonesia.
kerangka prak k penyelenggaraan kerangka prak k penyelenggaraan 3.7 Merumuskan hubungan 4.7 Melakukan peneli an sederhana
pemerintahan negara dari lingkup pemerintahan negara dari lingkup pemerintah pusat dan daerah dengan cara mencatat pasal-pasal
pemerintahan yang terdekat di pemerintahan yang terdekat di menurut Undang-Undang Dasar tentang hubungan pemerintah
daerah sampai ke ngkat pusat. daerah sampai ke ngkat pusat. Negara Republik Indonesia pusat dan pemerintah daerah
3.2 Menganalisis pelanggaran hak 4.2 Menyaji hasil analisis pelanggaran Tahun 1945, baik hubungan menurut Undang-Undang Dasar
asasi manusia terkait dengan hak hak asasi manusia dalam yang bersifat struktural maupun Negara Republik Indonesia
dan kewajiban asasi manusia, perspek f Pancasila dalam hubungan fungsional sesuai Tahun 1945, baik hubungan
nilai dasar, nilai instrumental, kehidupan berbangsa dan Undang-Undang Otonomi Daerah yang bersifat struktural maupun
dan nilai praksis Pancasila dalam bernegara terkait dengan hak hubungan fungsional sesuai
kehidupan sehari-hari. dan kewajiban asasi manusia, Undang-Undang Otonomi Daerah
nilai dasar, nilai instrumental, 3.8 Menganalisis dinamika peran 4.8 Mendemonstrasikan hasil analisis
dan nilai praksis Pancasila dalam Indonesia dalam perdamaian dunia tentang peran Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari. sesuai Undang-Undang Dasar perdamaian dunia sesuai Undang-
3.3 Menelaah ketentuan Undang- 4.3 Menyaji hasil telaah tentang Negara Republik Indonesia Tahun Undang Dasar Negara Republik
Undang Dasar Negara Republik ketentuan Undang-Undang 1945 yang mencakup makna, dan Indonesia Tahun 1945 yang
Indonesia Tahun 1945 yang Dasar Negara Republik Indonesia pen ngnya hubungan internasional mencakup makna, dan pen ngnya
mengatur tentang wilayah negara, Tahun 1945 yang mengatur bagi Indonesia, dinamika poli k hubungan internasi-onal bagi
warga negara dan penduduk, wilayah negara, warga negara luar negeri Indonesia dalam Indonesia, dinamika poli k luar negeri
agama dan kepercayaan, serta dan penduduk, agama dan menjalin hubungan internasional, Indonesia dalam menjalin hubungan
pertahanan dan keamanan kepercayaan, serta pertahanan dinamika peran Indonesia di internasional, dinamika peran
dan keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Indonesia di Perserikatan Bangsa-
3.4 Mengkaji sistem dan dinamika 4.4 Menyajikan hasil kajian tentang ASEAN (Associa on of South East Bangsa (PBB), ASEAN (Associa on
demokrasi Pancasila sesuai sistem dan dinamika demokrasi Asian Na on), dan Gerakan Non- of South East Asian Na on), dan
dengan Undang-Undang Dasar Pancasila sesuai dengan Undang- Blok yang berdampak langsung Gerakan Non-Blok yang berdampak
Negara Republik Indonesia Undang Dasar Negara Republik pada konteks daerah langsung pada konteks daerah.
Tahun 1945, mencakup makna Indonesia Tahun 1945 mencakup 3.9 Mengiden fikasi faktor-faktor 4.9 Menyimulasikan faktor-faktor pem-
demokrasi, klasifikasi, prinsip, makna demokrasi, klasifikasi, pembentuk integrasi nasional, bentuk integrasi nasional, yang dapat
periodesasi perkembangan prinsip, periodesasi perkembangan yang dapat berupa kesamaan berupa kesamaan ideologi, sosial
demokrasi di Indonesia, dan demokrasi di Indonesia, dan ideologi, sosial budaya, poli k, budaya, poli k, dan kewilayahan
pen ngnya demokrasi dalam pen ngnya demokrasi dalam dan kewilayahan dalam bingkai dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari. Bhinneka Tunggal Ika sesuai konteks daerah.

14 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PPKN 15


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR pendidikan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN kesetaraan, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3.10 Mengkaji kasus-kasus ancaman 4.10 Melakukan peneli an sederhana
terhadap Ideologi, poli k, dengan mengumpulkan data Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
ekonomi, sosial, budaya, tentang potensi ancaman
pertahanan, dan keamanan dan terhadap Ideologi, poli k, pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
strategi mengatasinya dalam ekonomi, sosial, budaya, keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
bingkai Bhinneka Tunggal Ika pertahanan, dan keamanan dan
melalui media massa. strategi mengatasinya dalam
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
bingkai Bhinneka Tunggal Ika kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
melalui media massa.
3.11 Menganalisis ancaman terhadap 4.11 Menyaji hasil analisis tentang KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
negara dan upaya penyelesaiannya ancaman terhadap negara KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
di bidang ideologi, poli k, dan upaya penyelesaiannya di SIKAP SPIRITUAL SIKAP SOSIAL
ekonomi, sosial, budaya, bidang Ideologi, poli k, ekonomi,
pertahanan, dan keamanan dalam sosial, budaya, pertahanan, dan 1. Menghaya dan mengamalkan ajaran 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
bingkai Bhinneka Tunggal Ika keamanan sesuai dengan konteks agama yang dianutnya tanggung jawab, peduli (gotong royong,
sesuai dengan konteks daerah. daerah. kerja sama, toleran, damai), santun,
3.12 Menginterpretasi dengan 4.12 Mempresentasikan hasil responsif dan proak f sebagai bagian
menunjukkan buk -buk interpretasi dengan menunjukkan dari solusi atas berbagai permasalahan
pen ngnya Wawasan Nusantara buk -buk terkait pen ngnya dalam berinteraksi secara efek f
dalam konteks Negara Kesatuan Wawasan Nusantara dalam dengan lingkungan sosial dan alam serta
Republik Indonesia, dari aspek konteks Negara Kesatuan Republik menempatkan diri sebagai cerminan
kewilayahan Nusantara dan aspek Indonesia dari aspek kewilayahan bangsa dalam pergaulan dunia
kehidupan. Nusantara dan aspek kehidupan.
1.1 Menghargai perbedaan sebagai 2.1 Bersikap responsif dan proak f
3.13 Mengiden fikasikan faktor 4.13 Menyaji hasil iden fikasi tentang anugerah Tuhan yang Maha Esa terhadap pelanggaran hak
pendorong dan penghambat faktor pedorong dan penghambat
dalam rangka penghormatan hak dan pengingkaran kewajiban
persatuan dan kesatuan bangsa persatuan dan kesatuan bangsa
dalam Negara Kesatuan Republik dalam Negara Kesatuan Republik asasi manusia warga negara dalam kehidupan
Indonesia dalam konteks daerah Indonesia dalam konteks daerah berbangsa dan bernegara
1.2 Menjalankan perilaku sebagai 2.2 Berperilaku jujur dalam prak k
Tingkatan: VI (Setara Kelas XII) orang beriman dalam prak k perlindungan dan penegakan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum pelindungan dan penegakan hukum di tengah masyarakat
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap hukum untuk menjamin keadilan
dan kedamaian
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti Sikap Spiritual
1.3 Menyikapi pengaruh kemajuan 2.3 Bertanggungjawab dalam menyi-
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran ilmu pengetahuan dan teknologi kapi pengaruh kemajuan ilmu
agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti Sikap Sosial, yaitu peserta didik dengan tetap memegang nilai- pengetahuan dan teknologi dalam
nilai ke-Tuhanan Yang Maha Esa bingkai Bhinneka Tunggal Ika
mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong
1.4 Mensyukuri persatuan dan 2.4 Bersikap proak f dalam
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif sebagai bagian
kesatuan bangsa sebagai mengem-bangkan persatuan
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan upaya dalam menjaga dan dan kesatuan bangsa sebagai
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa mempertahankan Negara upaya dalam menjaga dan
Kesatuan Republik Indonesia mempertahankan Negara
dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun
sebagai bentuk pengabdian Kesatuan Republik Indonesia
melalui proses pembelajaran langsung (direct teaching) dan tidak langsung
(indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan

16 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PPKN 17


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
menganalisis dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret
pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan
prosedural, dan metakogni f pengembangan dari yang dipelajarinya
berdasarkan rasa ingin tahunya di satuan pendidikan secara mandiri
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, serta ber ndak secara efek f dan
seni, budaya, dan humaniora dengan krea f, dan mampu menggunakan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, metoda sesuai kaidah keilmuan.
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Menganalisis nilai-nilai ap- ap 4.1 Menyajikan hasil analisis nilai-
sila Pancasila terkait dengan nilai ap- ap sila Pancasila terkait
kasus-kasus pelanggaran hak dengan kasus-kasus pelanggaran
dan pengingkaran kewajiban hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara dalam kehidupan warga negara dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara seper berbangsa dan bernegara seper
hak dan kewajiban poli k, sosial hak dan kewajiban poli k, sosial
budaya, dan ekonomi dalam budaya, dan ekonomi dalam
konteks daerah konteks daerah
3.2 Mengevaluasi dengan cara 4.2 Menyimulasikan hasil evaluasi
menunjukkan buk -buk prak k prak k perlindungan dan
perlindungan dan penegakan penegakan hukum untuk
hukum untuk menjamin keadilan menjamin keadilan dan
dan kedamaian yang dilakukan kedamaian yang dilakukan oleh
oleh lembaga-lembaga penegak lembaga-lembaga penegak
hukum (Polisi, jaksa, hakim, KPK) hukum (Polisi, jaksa, hakim, KPK)
3.3 Mengidendifikasi dengan cara 4.3 Mempresentasikan hasil
menunjukkan data pengaruh iden fikasi dengan cara
kemajuan ilmu pengetahuan dan menunjukkan data pengaruh
teknologi terhadap negara dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan
bingkai Bhinneka Tunggal Ika teknologi terhadap negara dalam
dalam konteks daerah. bingkai Bhinneka Tunggal Ika
dalam konteks daerah
3.4 Mengevaluasi dengan menunjuk- 4.4 Membuat poster persatuan dan
kan buk -buk dinamika kesatuan bangsa sebagai upaya
persatuan dan kesatuan bangsa menjaga dan mempertahankan
sebagai upaya menjaga dan Negara Kesatuan Republik
mempertahankan Negara Kesatuan Indonesia dalam bidang poli k,
Republik Indonesia dalam bidang sosial budaya, ekonomi,
poli k, sosial budaya, ekonomi, pertahanan dan keamanan.
pertahanan dan keamanan.

18 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INDONESIA 19


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
PENDIDIKAN KESETARAAN berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
A. Rasional aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan Dalam konteks di atas, pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi sangat
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, penting dalam upaya membina dan mengembangkan kepercayaan diri peserta
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah didik sebagai komunikator dan pemikir (termasuk pemikir imajinatif ).
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga mengantar warga negara Indonesia
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada menjadi melek literasi dan informasi. Pembelajaran Bahasa Indonesia di
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional sekolah merupakan pembinaan dan pengembangan sikap, pengetahuan, dan
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang keterampilan berkomunikasi yang diperlukan peserta didik dalam menempuh
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan pendidikan, kehidupan di lingkungan sosial, dan menjalani dunia kerja.
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
Pembelajaran berbahasa Indonesia mencakup pembelajaran pengetahuan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
kebahasaindonesiaan dan cara penggunaannya secara efektif. Peserta didik
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
belajar tentang fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana berinteraksi secara
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan efektif; membangun dan membina hubungan; mengungkapkan dan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan mempertukarkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap berbahasa. Peserta
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap didik mampu berkomunikasi secara efektif, dengan kalimat yang tertata
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan dengan baik (termasuk ejaan dan tanda bacanya). Pemahaman tentang
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi bahasa, sebagai penghela pengetahuan dan wahana komunikasi, diharapkan
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi dapat menjadikan peserta didik sebagai pengguna bahasa Indonesia yang
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. komunikatif dan produktif, baik secara lisan maupun tulis.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
Kemampuan membaca dan menulis sangat diperlukan untuk membangun
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas karena berbagai
sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai fenomena kehidupan yang mampu
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menumbuhkan kehalusan budi, kesetiakawanan, dan sebagai bentuk upaya
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
melestarikan budaya bangsa. Sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
fenomena kehidupan dengan sendirinya menuntut kecakapan personal
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab (personal skills) yang berfokus pada kecakapan berpikir rasional yang
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara mengedepankan kecakapan menggali informasi dan menemukan informasi.
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
Pembelajaran literasi bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
dalam memahami, menafsirkan, dan menciptakan teks yang tepat, akurat,
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
fasih, dan penuh percaya diri selama belajar di sekolah dan untuk kehidupan di
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup

20 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INDONESIA 21


masyarakat. Pilihan teks mencakup teks media, teks sehari-hari, dan teks dunia 7. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah
kerja. Rentangan bobot teks dari tingkatan 1 hingga tingkatan 6 secara bertahap budaya dan intelektual manusia Indonesia.
semakin kompleks dan semakin sulit, dari bahasa sehari-hari pengalaman C. Ruang Lingkup
pribadi hingga semakin abstrak, bahasa ragam teknis dan khusus, dan bahasa Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
untuk kepentingan akademik. Peserta didik dihadapkan pada bahasa untuk sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
berbagai tujuan, audiens, dan konteks. Peserta didik dipajankan pada beragam alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
pengetahuan dan pendapat yang disajikan dan dikembangkan dalam teks dan Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
penyajian multimodal (lisan, cetakan, dan konteks digital) yang mengakibatkan bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
kompetensi mendengarkan, memirsa, membaca, berbicara, menulis dan sangat diperlukan.
mencipta dikembangkan secara sistematis dan berperspektif masa depan. Secara khusus, pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah menengah atas
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas
mata pelajaran Bahasa Indonesia di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Bahasa Indonesia di pendidikan
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi
meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski,
pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan,
dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran.
kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar Mengacu pada kompetensi Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas ,
kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. kompetensi yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini ruang
B. Tujuan lingkup pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup pengetahuan tentang
Tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu sikap spiritual, bahasa dan bagaimana penggunaan bahasa secara efektif. Peserta didik
sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai dicapai melalui belajar bagaimana bahasa Indonesia memungkinkan orang saling berinteraksi
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. secara efektif; membangun dan membina hubungan; mengungkapkan dan
1. Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki mempertukarkan pengetahuan, keterampilan, sikap, perasaan, dan pendapat.
kemampuan sebagai berikut. Peserta didik mampu berkomunikasi secara efektif melalui teks yang koheren,
2. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, kalimat yang tertata dengan baik, termasuk tata ejaan, tanda baca pada tingkat
baik secara lisan maupun tulis. kata, kalimat, dan teks yang lebih luas. Melalui pembelajaran berbasis teks,
3. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemahaman tentang bahasa, bahasa sebagai sistem dan bahasa sebagai wahana
persatuan dan bahasa negara. pengetahuan dan komunikasi akan menjadikan peserta didik sebagai penutur
4. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan Bahasa Indonesia yang produktif.
kreatif untuk berbagai tujuan. D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
5. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
6. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
kemampuan berbahasa. terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah

22 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INDONESIA 23


dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
pendidikan kesetaraan. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau prosedural, berdasarkan rasa ingin terkait dengan pengembangan dari
tahunya tentang ilmu pengetahuan, yang dipelajarinya di sekolah secara
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan teknologi, seni, budaya, dan humaniora mandiri dan mampu menggunakan
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan dengan wawasan kemanusiaan, metode sesuai dengan keilmuan.
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan terkait fenomena dan kejadian, serta
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menerapkan pengetahuan prosedural
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan memecahkan masalah.
kualitas dan pengembangan pendidikan. 3.1 Mengiden fikasi laporan hasil 4.1 Menginterpretasi isi teks laporan
observasi yang dipresentasikan hasil observasi baik secara lisan
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, dengan lisan dan tulis berkaitan maupun tulis berkaitan pekerjaan
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat. dengan pekerjaan sesuai potensi sesuai dengan potensi daerah atau
daerah atau kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari..
Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI) 3.2 Menganalisis isi dan aspek 4.2 Menyusun teks laporan dengan
kebahasaan dari minimal dua memerha kan isi dan aspek kebaha-
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum teks laporan hasil observasi tulis saan baik lisan maupun tulis sesuai
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap berkaitan kehidupan sehari-hari. dengan kehidupan sehari-hari.
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual 3.3 Mengiden fikasi (permasalah- 4.3 Mengembangkan isi
an, argumentasi, pengetahuan, (permasalahan, argumen,
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan dan rekomendasi) teks eksposisi pengetahuan, dan rekomendasi)
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta yang didengar dan atau dibaca teks eksposisi secara lisan dan/
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli tulis berkaitan dengan kehidupan tulis berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari. sehari-hari.
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
3.4 Menganalisis struktur dan 1.4 Menyusun teks eksposisi dengan
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi kebahasaan teks eksposisi memerha kan isi (permasalahan,
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri berkaitan dengan kehidupan argumen, pengetahuan, dan
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut sehari-hari. rekomendasi), struktur dan
kebahasaan berkaitan dengan
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect kehidupan sehari-hari.
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan 3.5 Mengevaluasi teks anekdot dari 4.5 Menyusun makna tersirat dalam
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, aspek makna tersirat. sebuah teks anekdot baik lisan
maupun tulis.
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. 3.6 Menganalisis struktur dan 4.6 Menulis kembali teks anekdot
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses kebahasaan teks anekdot. dengan memerha kan struktur,
dan kebahasaan baik lisan maupun
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan tulis berkaitan dengan pekerjaan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor atau kehidupan sehari-hari.
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi 3.7 Mengiden fikasi nilai-nilai 4.7 Menceritakan kembali isi cerita
dan isi yang terkandung dalam rakyat setempat yang didengar
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. cerita rakyat setempat baik lisan dan dibaca.
maupun tulis.

24 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INDONESIA 25


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.8 Mengiden fikasi nilai-nilai 4.8 Menuliskan cerita rakyat 3.18 Mengiden fikasi informasi berupa 4.18 Merancang pernyataan umum
dan kebahasaan cerita rakyat setempat dengan memerha kan pernyataan-pernyataan umum dan tahapan-tahapan dalam
setempat. isi dan nilai-nilai. dan tahapan-tahapan dalam teks prosedur dengan organisasi
3.9 Mengiden fikasi bu r-bu r 4.9 Menyusun ringkasan dari satu teks prosedur berkaitan dengan yang tepat secara lisan dan tulis
pen ng dari satu buku pe- buku pengetahuan populer dan kehidupan sehari-hari. berkaitan dengan kehidupan
ngetahuan populer dan satu novel. satu novel. sehari-hari.
3.10 Mengevaluasi pengajuan, 4.10 Menyampaikan pengajuan, penawar- 3.19 Menganalisis struktur dan 4.19 Mengembangkan teks prosedur
penawaran dan persetujuan dalam an, persetujuan dan penutup dalam kebahasaan teks prosedur dengan memerha kan hasil
teks negosiasi lisan maupun tertulis teks negosiasi secara lisan atau tulis berkaitan dengan kehidupan analisis terhadap isi, struktur, dan
berkaitan dengan pekerjaan atau berkaitan dengan pekerjaan atau sehari-hari. kebahasaan berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari . kehidupan sehari-hari.
3.11 Menelaah isi, struktur (orientasi, 4.11 Menyusun teks negosiasi dengan 3.20 Mengiden fikasi informasi 4.20 Menyusun informasi
pengajuan, penawaran, memerha kan isi, struktur (orien- (pengetahuan dan urutan (pengetahuan dan urutan
persetujuan, penutup) dan tasi, pengajuan, penawaran, perse- kejadian) dalam teks ekplanasi kejadian) dalam teks eksplanasi
kebahasaan teks negosiasi tujuan, penutup) dan kebahasaan lisan dan tulis berkaitan secara lisan dan tulis berkaitan
berkaitan dengan pekerjaan atau berkaitan dengan pekerjaan atau kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari.
kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari. 3.21 Menganalisis struktur dan 4.21 Memproduksi teks eksplanasi
3.12 Menghubungkan permasalahan/ 4.12 Menyusun permasalahan/isu, kebahasaan teks eksplanasi secara lisan atau tulis dengan
isu, sudut pandang dan argumen sudut pandang dan argumen berkaitan kehidupan sehari-hari. memerha kan struktur dan
beberapa pihak dan simpulan dari beberapa pihak, dan simpulan kebahasaan berkaitan kehidupan
debat untuk menemukan esensi dari debat secara lisan untuk sehari-hari.
dari debat berkaitan dengan menunjukkan esensi dari debat 3.22 Mengiden fikasi informasi 4.22 Menyusun bagian-bagian pen ng
kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari. berupa permasalahan aktual yang dari permasalahan aktual sebagai
3.13 Menelaah isi debat 4.13 Mengembangkan permasalahan/ disajikan dalam ceramah. bahan untuk disajikan dalam
(permasalahan/isu, sudut isu dari berbagai sudut pandang ceramah.
pandang dan argumen beberapa yang dilengkapi argumen dalam 3.23 Menganalisis isi, struktur, dan 4.23 Menyusun teks ceramah tentang
pihak, dan simpulan berkaitan de- berdebat berkaitan dengan kebahasaan dalam teks ceramah. permasalahan aktual dengan
ngan kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari. memerha kan aspek kebahasaan
3.14 Menilai hal yang dapat diteladani 4.14 Mengungkapkan kembali hal-hal dan menggunakan struktur yang
dari teks biografi. yang dapat diteladani dari tokoh tepat.
dalam teks biografi yang dibaca 3.24 Mengiden fikasi bu r-bu r 4.24 Menyusun bu r-bu r pen ng
secara tertulis. pen ng dari satu buku pengayaan pen ng dari satu buku pengayaan
3.15 Menelaah aspek makna dan 4.15 Menceritakan kembali isi teks (nonfiksi) yang dibaca. (nonfiksi).
kebahasaan dalam teks biografi. biografi baik lisan maupun tulis. 3.25 Mengiden fikasi nilai-nilai 4.25 Menulis keterkaitan nilai
3.16 Mengiden fikasi suasana, tema, 4.16 Mendemonstrasikan (membacakan kehidupan yang terkandung kehidupan yang dipelajari dalam
dan makna beberapa puisi yang atau memusikalisasikan) satu puisi dalam cerita pendek yang dibaca. cerita pendek dengan kehidupan
terkandung dalam antologi puisi dari antologi puisi atau kumpulan sehari-hari.
yang diperdengarkan atau dibaca. puisi dengan memerha kan vokal, 3.26 Menganalisis unsur-unsur 4.26 Menyusun sebuah cerita pendek
ekspresi, dan intonasi (tekanan pembangun cerita pendek. dengan memerha kan unsur-
dinamik dan tekanan tempo). unsur pembangun cerpen.
3.17 Menganalisis unsur pembangun 4.17 Menulis puisi dengan memerha kan 3.27 Menemukan bu r-bu r pen ng 4.27 Menulis kesan pribadi ter-
puisi. unsur pembangunnya (tema, dari satu buku ilmiah yang dibaca. hadap salah satu buku ilmiah
diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, yang dibaca dalam bentuk teks
perwajahan). eksplanasi singkat.

26 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INDONESIA 27


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.28 Menganalisis pesan dari satu buku 4.28 Menyusun ulasan terhadap pesan mengemukakan gagasan dan
fiksi yang dibaca. dari satu buku fiksi yang dibaca. perasaan, berpar sipasi dalam
3.29 Mengiden fikasi Informasi pen ng 4.29 Melengkapi informasi dalam masyarakat yang menggunakan
yang ada dalam proposal kegiatan proposal secara lisan supaya lebih bahasa tersebut, memberdayakan
atau peneli an yang dibaca. efek f. diri, menemukan serta
3.30 Menganalisis isi, sistema ka, dan 4.30 Merancang sebuah proposal karya menggunakan kemampuan anali s
kebahasaan suatu proposal. ilmiah dengan memerha kan dan imagina f yang ada dalam
informasi, tujuan, dan esensi dirinya. Menyusun sebuah resensi
karya ilmiah yang diperlukan. dari buku kumpulan cerita pendek
atau novel yang sudah dibaca.
3.31 Mengiden fikasi informasi, tujuan 4.31 Merancang informasi, tujuan, dan
dan esensi sebuah karya ilmiah esensi yang harus disajikan dalam 3.35 Mengiden fikasi alur cerita, 4.35 Memerankan salah satu tokoh
yang dibaca. karya ilmiah. babak demi babak, dan konflik dalam drama yang dibaca atau
dalam drama yang dibaca atau ditonton secara lisan.
3.32 Menganalisis sistema ka dan 4.32 Menyusun sebuah karya ilmiah ditonton.
kebahasaan karya ilmiah. dengan memerha kan isi,
sistema ka, dan kebahasaan.
3.33 Membandingkan isi beberapa 4.33 Bahasa memiliki peran sentral Tingkatan: VI (Setara Kelas XII)
resensi untuk menemukan dalam perkembangan intelektual,
sistema ka sebuah resensi (buku sosial, dan emosional warga Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
atau film). belajar dan merupakan mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
studi. Pembelajaran bahasa yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
diharapkan membantu warga ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
belajar mengenal dirinya,
budayanya, dan budaya orang didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
lain, mengemukakan gagasan dan (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
perasaan, berpar sipasi dalam
masyarakat yang menggunakan sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
bahasa tersebut, memberdayakan secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
diri, menemukan serta
menggunakan kemampuan sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
anali s dan imagina f yang ada dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
dalam dirinya. Menyusun sebuah
resensi dengan memerha kan teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
hasil perbandingan beberapa teks dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
resensi (buku atau film).
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3.34 Menganalisis kebahasaan resensi 4.34 Bahasa memiliki peran sentral
dari minimal dua karya yang dalam perkembangan intelektual, Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
berbeda. sosial, dan emosional warga
belajar dan merupakan penunjang pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
keberhasilan dalam mempelajari keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
semua bidang studi. Pembelajaran
bahasa diharapkan membantu dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
warga belajar mengenal dirinya, kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
budayanya, dan budaya orang lain,

28 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INDONESIA 29


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, dan menyaji 3.8 Menafsir pandangan pengarang 4.8 Menyajikan hasil interpretasi
analisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah terhadap kehidupan dalam novel terhadap pandangan pengarang
konseptual, procedural, berdasarkan abstrak terkait dengan pengembangan yang dibaca. baik secara lisan maupun tulis.
rasa ingin tahunya tentang ilmu dari yang dipelajarinya di sekolah 3.9 Menganalisis isi dan kebahasaan 4.9 Merancang novel atau novelet
pengetahuan, teknologi, seni, secara mandiri dan mempu novel. dalam bentuk kerangka tulisan
budaya, dan humaniora dengan menggunakna metode sesuai dengan dengan memerha kan isi dan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, keilmuan. kebahasaan baik secara lisan
kenegaraan, dan peradaban terkait maupun tulis.
fenomena dan kejadian, serta
3.10 Mengevaluasi informasi, baik 4.10 Menyusun opini dalam satu
menerapkan pengetahuan procedural
fakta maupun opini, dalam paragraph.
pada bidang kajian yang spesifik
sebuah ar kel yang dibaca.
sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah. 3.11 Menganalisis kebahasaan ar kel 4.11 Menyusun sebuah ar kel
dan/atau buku ilmiah. dengan memerha kan fakta dan
3.1 Mengiden fikasi isi dan 4.1 Menyajikan simpulan sistema ka
kebahasaan.
sistema ka surat lamaran dan unsur-unsur isi surat lamaran
pekerjaan yang dibaca. baik secara lisan maupun tulis. 3.12 Membandingkan kri k sastra dan 4.12 Menyusun kri k atau esai dengan
esai dari aspek pengetahuan dan memerha kan aspek pengetahuan
3.2 Mengiden fikasi unsur 4.2 Menyusun surat lamaran
pandangan penulis. dan pandangan penulis baik secara
kebahasaan surat lamaran pekerjaan dengan memerha kan
pekerjaan. isi, sistema ka dan kebahasaan. lisan maupun tulis.

3.3 Mengiden fikasi informasi, yang 4.3 Menulis nilai-nilai dari informasi 3.13 Menganalisis sistema ka dan 4.13 Menyusun sebuah kri k atau
mencakup orientasi, rangkaian cerita sejarah dan mengaitkannya kebahasaan kri k dan esai. esai dengan memerha kan
kejadian yang saling berkaitan, dengan kehidupan sehari-hari. sistema ka dan kebahasaan baik
komplikasi dan resolusi, dalam secara lisan maupun tulis.
cerita sejarah setempat lisan 3.14 Mengiden fikasi nilai-nilai yang 4.14 Menulis refleksi tentang nilai-nilai
atau tulis. terdapat dalam sebuah buku yang terkandung dalam sebuah
3.4 Menganalisis kebahasaan cerita 4.4 Menulis cerita sejarah pribadi pengayaan (nonfiksi) dan satu buku pengayaan (nonfiksi) dan
atau novel sejarah. dengan memerha kan buku drama (fiksi). satu buku drama (fiksi).
kebahasaan.
3.5 Mengiden fikasi informasi 4.5 Menyeleksi ragam informasi
(pendapat, alterna f solusi dan sebagai bahan teks editorial baik
simpulan terhadap suatu isu) secara lisan maupun tulis.
dalam teks editorial.
3.6 Menganalisis struktur dan 4.6 Merancang teks editorial dengan
kebahasaan teks editorial. memerha kan struktur dan
kebahasaan baik secara lisan
maupun tulis.
3.7 Menilai isi satu buku fiksi 4.7 Menyusun laporan hasil diskusi
(kumpulan cerita pendek atau buku tentang satu topik yang
kumpulan puisi) dan satu buku dimina baik secara lisan
pengayaan (nonfiksi) yang dibaca. maupun tulis.

30 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INDONESIA 31


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Matematika
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah satu misinya
hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan yang merata
untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada dasarnya adalah
hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional juga diharapkan
mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang bermutu untuk
setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana
ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab
tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan
kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi

32 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA 33


kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.
sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat B. Tujuan
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
Matematika bekerja melalui perluasan dan pembenaran, pembenahan, ekstrakurikuler.
generalisasi, dan/atau formalisasi dari fakta, aksioma, prinsip, dan konsep- Dalam belajar matematika, pemahaman konsep sering diawali secara induktif
konsep matematika yang berkaitan dengan fenomena-fenomena dan masalah melalui pengamatan pola atau fenomena, pengalaman peristiwa nyata atau
empiris yang ditemui dan perlu diselesaikan dalam kehidupan keseharian intuisi. Cara belajar secara deduktif dan induktif digunakan dan sama-sama
serta dalam konteks perkembangan masyarakat. berperan penting dalam matematika sehingga terbentuk sikap kritis, kreatif,
Pengembangan kurikulum matematika diarahkan untuk meningkatkan jujur dan komunikatif pada peserta didik.
kecakapan hidup (life skill), terutama dalam membangun penalaran, Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika yaitu memberikan kontribusi
kreatifitas, bekerjasama, inovasi dan komunikasi dengan menggunakan dalam mendukung pencapaian kompetensi lulusan pendidikan dasar dan
bahasa simbolis yang singkat dan jelas dan pemecahan masalah (problem pendidikan menengah yang diperoleh melalui pengalaman belajar, dan
solving). Selain itu, pengembangan kompetensi matematika juga menekankan diuraikan sebagai berikut.
kemahiran atau keterampilan menggunakan perangkat teknologi untuk
1. Memahami konsep dan menerapkan algoritma, operasi atau prosedur
melakukan perhitungan teknis (komputasi), penyajian dalam bentuk gambar
matematika secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam kehidupan atau
dan grafik (visualisasi), mendukung keterampilan lainnya yang bersifat
dalam pemecahan masalah sehari-hari
keterampilan lintas disiplin ilmu dan keterampilan yang bersifat nonkognitif,
2. Melakukan penalaran matematis yang meliputi membuat generalisasi
pengembangan nilai, norma dan etika (soft skill), serta bertanggungjawab
berdasarkan pola, fakta, fenomena atau data yang ada, membuat dugaan
terhadap perkembangan diri dan masyarakatnya sehingga mampu menopang
dan memverifikasinya;
pembangunan bangsa dan peradaban dunia.
3. Melakukan manipulasi matematika baik dalam penyederhanaan, maupun
Setiap individu perlu memiliki penguasaan matematika pada tingkat tertentu, yaitu menganalisis komponen yang ada dalam pemecahan masalah dalam
penguasaan akan kecakapan matematika yang diperlukan untuk dapat memahami konteks matematika maupun di luar matematika (kehidupan nyata, ilmu,
dunia di sekitarnya, berhasil dalam kehidupan atau karier, mengembangkan kreativitas dan teknologi) yang bersifat rutin maupun tidak rutin
dan sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya, 4. Mengomunikasikan gagasan, penalaran, argumentasi atau pembuktian
situasi yang selalu berubah, tidak pasti, dan sangat kompetitif. melalui kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran memperjelas keadaan atau masalah;
mata pelajaran Matematika di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah 5. Menumbuhkan sikap positif seperti sikap logis, kritis, cermat, teliti,
Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih sistematis, taat azas, konsisten, menjunjung tinggi kesepakatan, toleran,
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.

34 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA 35


C. Ruang Lingkup Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
sangat diperlukan. dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
Secara khusus, pembelajaran Matematika di Paket C setara sekolah menengah menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
atas dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Matematika di pendidikan kualitas dan pengembangan pendidikan.
kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan
setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski, kalimat sehingga mudah diajarkan/dikelola oleh pendidik (teachable); mudah
mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur pencapaiannya (measurable
kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran Matematika. assessable), dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk
Materi-materi pembelajaran matematika meliputi: kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta didik.
1. Menggunakan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel yang Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
memuat nilai mutlak, sistem persamaan linear tiga variabel, fungsi, logika Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
matematika, induksi matematika, program linear dua variabel, matriks, mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
barisan dan deret dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
2. Menggunakan matriks pada transformasi geometri, bidang datar, yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran
tranformasi geometri, geometri ruang dalam pemecahan masalah agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik
3. Menggunakan statistik deskriptif dari data berkelompok, kaidah mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
pencacahan, dan peluang dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai
4. Menggunakan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku dan bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
sudut-sudut yang berelasi, identitas, aturan sinus dan cosinus, fungsi dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
trigonometri dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan
5. Menggunakan limit, turunan, dan integral tak tentu fungsi aljabar dalam dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
pemecahan masalah keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran,
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas atau pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam pendidikan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam
formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan dan mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi
diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.

36 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA 37


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji 3.5 Menjelaskan dan menentukan 4.5 Menganalisis karakteris k grafik
menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah abstrak notasi fungsi, daerah asal, daerah fungsi ( k potong dengan
faktual, konseptual, prosedural, terkait dengan pengembangan dari hasil, ekspresi simbolik fungsi, sumbu, k puncak, asimtot)
dan metakogni f berdasarkan yang dipelajarinya di sekolah secara serta sketsa grafik dari fungsi dan menghubungkan perubahan
rasa ingin tahunya tentang ilmu mandiri, ber ndak secara efek f dan linear, fungsi kuadrat, dan fungsi bentuk grafik fungsinya akibat
pengetahuan, teknologi, seni, krea f, serta mampu menggunakan rasional dengan menggunakan transformasi f2(x), 1/f(x), |f(x)|
budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan contoh atau peris wa kontekstual dsb
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, 3.6 Menjelaskan operasi komposisi 4.6 Menyelesaikan masalah
kenegaraan, dan peradaban terkait pada fungsi dan operasi invers kontekstual yang berkaitan
penyebab fenomena dan kejadian, pada fungsi invers serta sifat- dengan operasi penjumlahan,
serta menerapkan pengetahuan sifatnya dengan menggunakan pengurangan, perkalian,
prosedural pada bidang kajian yang contoh atau peris wa kontekstual pembagian,komposisi, dan
spesifik sesuai dengan bakat dan operasi invers suatu fungsi dengan
minatnya untuk memecahkan masalah menggunakan prosedur dan
3.1 Menjelaskan makna dari 4.1 Menyelesaikan masalah strategi penyelesaian masalah
persamaan dan per daksamaan kontekstual yang berkaitan 3.7 Menjelaskan konsep dan rasio 1.7 Menyelesaikan masalah
nilai mutlak dari bentuk dengan persamaan dan trigonometri (sinus, cosinus, kontekstual yang berkaitan dengan
linear satu variabel dengan per daksamaan nilai mutlak tangen, cosecan, secan, dan rasio trigonometri (sinus, cosinus,
menggunakan contoh atau linear satu variabel dengan cotangen) pada segi ga siku-siku tangen, cosecan, secan, dan
peris wa kontekstual kemudian menggunakan prosedur dan dengan menggunakan contoh cotangen) pada segi ga siku-siku
menjabarkannya kedalam bentuk strategi penyelesaian masalah atau peris wa kontekstual dengan menggunakan prosedur
persamaan dan per daksamaan dan strategi penyelesaian masalah
linear satu variabel lainnya sesuai dengan karakteris k
3.2 Menjelaskan dan menentukan 4.2 Menyelesaikan masalah masalahnya
penyelesaian per daksamaan kontekstual yang berkaitan 3.8 Menggeneralisasi rasio 4.8 Menyelesaikan masalah
rasional dan irasional satu dengan per daksamaan rasional trigonometri untuk sudut- kontekstual yang berkaitan dengan
variabel dengan menggunakan dan irasional satu variabel dengan sudut di berbagai kuadran dan rasio trigonometri sudut-sudut di
sifat-sifat dan langkah-langkah menggunakan prosedur dan sudut-sudut berelasi dengan berbagai kuadran dan sudut-sudut
penyelesaiannya strategi penyelesaian masalah menggunakan sifat-sifat dan berelasi dengan menggunakan
3.3 Menyatakan masalah kontekstual 4.3 Menyelesaikan masalah langkah-langkah penyelesaiannya prosedur dan strategi
ke dalam model Matema ka kontekstual yang berkaitan penyelesaian masalah sesuai
dengan bentuk sistem persamaan dengan sistem persamaan dengan karakteris k masalahnya
linear ga variabel melalui linear ga variabel dengan 3.9 Menjelaskan konsep aturan 4.9 Menyelesaikan masalah kontekstual
iden fikasi variabel-variabel dan menggunakan prosedur dan sinus dan cosinus dengan yang berkaitan dengan aturan sinus
besarannya strategi penyelesaian masalah menggunakan contoh atau dan cosinus dengan menggunakan
3.4 Menjelaskan dan menentukan 4.4 Menyajikan masalah kontekstual peris wa kontekstual prosedur dan strategi penyelesaian
penyelesaian sistem dalam bentuk model Matema ka masalah sesuai dengan karakteris k
per daksamaan dua variabel yang berkaitan dengan sistem masalahnya
(linear-kuadrat dan kuadrat- per daksamaan dua variabel 3.10 Menjelaskan fungsi trigonometri 4.10 Menganalisis perubahan grafik
kuadrat) dengan menggunakan (linear -kuadrat dan kuadrat- dengan menggunakan lingkaran fungsi trigonometri dengan
sifat-sifat dan langkah-langkah kuadrat) dan menyelesaikannya satuan dengan menggunakan alat perubahan konstanta pada fungsi
penyelesaiannya sesuai prosedur dan strategi peraga (benda sekitar, so ware, y = a sin b(x + c) + d dengan
penyelesaian masalah dsb) atau tanpa alat peraga menggunakan alat peraga
melalui contoh atau peris wa (so ware) atau tanpa alat peraga
kontekstual

38 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA 39


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.11 Menjelaskan metode pembuk an 4.11 Menggunakan metode 3.17 Menjelaskan limit fungsi aljabar 4.17 Menyelesaikan masalah kontekstual
pernyataan matema s dengan pembuk an induksi Matema ka (fungsi polinomial dan fungsi yang berkaitan dengan limit fungsi
induksi Matema kaberupa untuk menguji pernyataan rasional) dan sifat-sifatnya aljabar dengan menggunakan
barisan, ke daksamaan, matema s berupa barisan, menggunakan contoh atau prosedur dan strategi penyelesaian
keterbagiaan dari peris wa ke daksamaan, dan keterbagiaan peris wa kontekstual masalah sesuai dengan
kontekstual. dengan menggunakan prosedur karakteris k masalahnya
dan strategi penyelesaian masalah 3.18 Menjelaskan sifat-sifat turunan 4.18 Menyelesaikan masalah
sesuai dengan karakteris k fungsi aljabar serta menentukan kontekstual yang berkaitan
masalahnya kontekstualnya turunan fungsi aljabar dengan turunan fungsi aljabar
3.12 Menjelaskan penyusunan 4.12 Menyelesaikan masalah menggunakan definisi atau dengan menggunakan prosedur
model Matema ka dari kontekstual yang berkaitan sifat-sifat turunan fungsi dengan dan strategi penyelesaian
masalah kontekstual ke dalam dengan program linear dua menggunakan sifat-sifat dan masalah sesuai dengan
program linear dua variabel variabel dengan menggunakan langkah-langkah penyelesaiannya karakteris k masalahnya
serta menentukan metode langkah-langkah/ prosedur 3.19 Menganalisiskeberkaitan turunan 4.19 Menggunakan turunan
penyelesaiannya sesuai dengan penyelesaian masalah sesuai pertama fungsi dengan nilai pertama fungsi pada masalah
karakteris k masalahnya dengan karakteris k masalahnya maksimum, nilai minimum, dan kontekstual untuk menentukan
3.13 Menjelaskan matriks dan 4.13 Menyelesaikan masalah selang kemonotonan fungsi, k maksimum, k minimum,
kesamaan matriks dengan kontekstual yang berkaitan serta kemiringan garis singgung selang kemonotonan fungsi,
menggunakan masalah dengan matriks dan operasinya kurva menggunakan contoh atau kemiringan garis singgung kurva,
kontekstual dan melakukan dengan menggunakan langkah- peris wa kontekstual serta persamaan garis singgung,
operasi pada matriks yang melipu langkah/prosedur penyelesaian dan garis normal kurva dengan
penjumlahan, pengurangan, dan masalah menggunakan prosedur dan
perkalian matriks baik dengan strategi penyelesaian masalah
skalar maupun dengan matriks sesuai dengan karakteris k
lainnya, serta transpose matriks masalahnya
3.14 Menganalisis sifat-sifat 4.14 Menyelesaikan masalah 3.20 Menjelaskan konsep integral tak 4.20 Menyelesaikan masalah
determinan dan invers matriks kontekstual yang berkaitan dengan tentu (an turunan) fungsi aljabar kontekstual yang berkaitan
berordo 2×2 dan 3×3 dengan determinan dan invers matriks dan menganalisis sifat-sifatnya dengan integral tak tentu (an
menggunakan contoh atau berordo 2×2 dan 3×3 dengan berdasarkan sifat-sifat turunan turunan) fungsi aljabar dengan
peris wa kontekstual menggunakan langkah-langkah/ fungsi menggunakan prosedur dan
prosedur penyelesaian masalah strategi penyelesaian masalah
3.15 Menganalisis serta 4.15 Menyelesaikan masalah sesuai dengan karakteris k
membandingkan masalah kontekstual yang berkaitan masalahnya
kontekstual yang berkaitan dengan dengan matriks transformasi
transformasi dan komposisi geometri (translasi, refleksi, Tingkatan: VI (Setara Kelas XII)
transformasi dengan menggunakan dilatasi dan rotasi) dengan
rumus, matriks dan grafik sesuai menggunakan prosedur dan Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
dengan karakteris k masalahnya strategi penyelesaian masalah mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
3.16 Menggeneralisasi pola bilangan 4.16 Menggunakan pola barisan sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
dan jumlah pada barisan aritme ka atau geometri untuk
aritme ka dan geometri beserta menyajikan dan menyelesaikan yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
penggunaannya menggunakan masalah kontekstual (termasuk ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
contoh atau peris wa kontekstual pertumbuhan, peluruhan, bunga
majemuk, dan anuitas) sesuai didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
dengan karakteris k masalahnya (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif

40 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA 41


sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect 3.2 Menentukan dan menganali- 4.2 Menyelesaikan masalah
sis ukuran pemusatan dan kontekstual yang berkaitan
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan penyebaran data yang disajikan dengan penyajian data hasil
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, dalam bentuk tabel distribusi pengukuran dan pencacahan
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. frekuensi dan histogram melalui dalam tabel distribusi
contoh dari peris wa kontekstual frekuensidan histogram
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses dengan mengiden fikasi dan
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan memahami karakteris k masalah
kontekstualnya
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
3.3 Menganalisis aturan pencacahan 4.3 Menyelesaikan masalah
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi (aturan penjumlahan, kontekstual yang berkaitan
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. aturan perkalian, permutasi, dengan kaidah pencacahan
dan kombinasi) melalui (aturan penjumlahan, aturan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR masalah kontekstual dengan perkalian, permutasi, dan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN mengiden fikasi dan memahami kombinasi) sesuai dengan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN karakteris k masalah karakteris k masalahnya
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan kontekstualnya
analisis, dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret 3.4 Mendeskripsikan dan 4.4 Menyelesaikan masalah
pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan menentukan peluang kejadian kontekstual yang berkaitan
prosedural, dan metakogni f pengembangan dari yang dipelajarinya majemuk (peluang kejadian- dengan peluang kejadian
berdasarkan rasa ingin tahunya di sekolah secara mandiri serta kejadian saling bebas, saling majemuk (peluang kejadian-
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, lepas, dan kejadian bersyarat) kejadian saling bebas, saling
ber ndak secara efek f dan krea f,
seni, budaya, dan humaniora dengan dari suatu percobaan acak lepas, dan kejadian bersyarat)
dan mampu menggunakan metoda
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
sesuai kaidah keilmuan dengan menggunakan contoh dengan menggunakan langkah-
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, dari peris wa kontekstual langkah/prosedur penyelesaian
serta menerapkan pengetahuan masalah sesuai dengan
prosedural pada bidang kajian yang karakteris k masalah
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Menjelaskan dan menentukan 4.1 Menentukan penyelesaian
jarak dalam ruang (antar k, masalahan kontekstual yang
k ke garis, dan k ke bidang) berkaitan dengan jarak dalam
dengan alat peraga (benda di ruang (antar k, k ke garis,
sekitar) atau tanpa alat peraga dan k ke bidang) dengan alat
peraga(benda disekitar) atau
tanpa alat peraga

42 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA 43


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi

44 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH INDONESIA 45


kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup kesadaran akan perspektif kebangsaan, mengembangkan historical thinking
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, yang ditransformasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kemandirian warga
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggung jawab
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, Secara khusus, mata pelajaran Sejarah Indonesia diajarkan untuk mencapai
sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat tujuan-tujuan khusus sebagai berikut.
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan Secara khusus tujuan mata pelajaran Sejarah Indonesia agar peserta didik
untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai memiliki kemampuan sebagai berikut.
aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
1. Memahami konsep waktu, tempat/ruang, perubahan dan keberlanjutan
Sejauh ini, mata pelajaran Sejarah Indonesia di Sekolah Menengah Atas dirancang dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia yang
untuk mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki kemampuan sebagai mengalami suatu proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.
pribadi orang dewasa dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, 2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta-fakta sejarah
dan memiliki etika sosial yang tinggi serta memiliki rasa kebangsaan dan secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi
cinta tanah air. Secara khusus, mata pelajaran Sejarah Indonesia memiliki keilmuan (sejarah).
arti penting untuk meningkatkan kemampuan mengembangkan diri dalam 3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan terhadap peninggalan sejarah
konteks perkembangan masyarakat. Tumbuhnya kesadaran akan perspektif sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau.
kebangsaan, mengembangkan historical thinking yang ditransformasikan dalam 4. Menumbuhkan pemahaman terhadap proses terbentuknya bangsa
kehidupan sehari-hari. Termasuk, kemampuannya dalam menjalin kerjasama, Indonesia melalui perjalanan sejarah yang panjang dan masih berlangsung
melakukan tindakan kolektif dalam memecahkan masalah-masalah sosial dan hingga masa kini dan masa yang akan datang.
mengembangkan kehidupan publik. 5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik bahwa mereka menjadi
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran bagian dari bangsa Indonesia yang harus memiliki rasa kebanggaan dan
mata pelajaran Sejarah Indonesia di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara cinta tanah airnya yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih sehari-hari.
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta C. Ruang Lingkup
meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
B. Tujuan sangat diperlukan.
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu Secara khusus, pembelajaran Sejarah Indonesia di Sekolah Menengah Atas
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai dicapai dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Sejarah Indonesia di pendidikan
Kurikulum mata pelajaran Sejarah Indonesia dirancang untuk mempersiapkan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan
generasi baru bangsa yang memiliki kemampuan sebagai pribadi orang dewasa yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi
dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski,

46 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH INDONESIA 47


mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran. Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
Mengacu pada kompetensi Sejarah Indonesia di Sekolah Menengah Atas, mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
kompetensi yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini berorientasi pada sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti yang ingin
analisis keterkaitan antara dua peristiwa sejarah atau lebih mengenai maknanya dicapai mengacu pada Kompetensi Inti untuk pendidikan formal setara Kelas
untuk kehidupan masa kini dan mendatang, serta memahami fakta suatu peristiwa XI untuk mata pelajaran Sejarah Indonesia. Kompetensi inti sikap spiritual
sejarah untuk tingkatan V. Kemampuan mencari fakta dari suatu peristiwa sejarah yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
sebagai dasar penulisan peristiwa sejarah untuk tingkatan VI. ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
Kompetensi pada tingkatan V dicapai melalui pembelajaran materi-materi didik mampu “Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab,
berkaitan dengan masa praaksara, Hindu-Budha, Kerajaan-Kerajaan Islam, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
Penjajahan Bangsa Barat, Pergerakan Nasonal, dan Proklamasi. Sedangkan responsif dan pro-aktif ) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
kompetensi pada tingkatan VI dicapai melalui pembelajaran materi-materi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan
tentang perjuangan mempertahankan kemerdekaan, demokrasi liberal dan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
terpimpin, orde baru dan reformasi. bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan
dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat
Kurikulum pada Pendidikan Kesetaraan dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran,
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantang- serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
an pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
pendidikan kesetaraan. dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau PENGETAHUAN KETERAMPILAN
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
faktual, konseptual, prosedural, terkait dengan pengembangan dari
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan dan metakogni f berdasarkan yang dipelajarinya di sekolah secara
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat rasa ingin tahunya tentang ilmu mandiri, ber ndak secara efek f dan
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan pengetahuan, teknologi, seni, krea f, serta mampu menggunakan
budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kualitas dan pengembangan pendidikan. kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, serta menerapkan pengetahuan
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat. prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah

48 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH INDONESIA 49


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Memahami konsep dan cara 4.1 Menyajikan informasi tentang 3.10 Menganalisis upaya perlawanan 4.10 Menyajikan informasi tentang upaya
berpikir dalam mempelajari sejarah penerapan konsep dan cara berpikir bangsa Indonesia terhadap perlawanan bangsa Indonesia
(kronologis, diakronik, sinkronik, dalam peris wa sejarah penjajahan bangsa Eropa (Portugis, terhadap penjajahan bangsa Eropa
ruang, dan waktu dalam sejarah) Spanyol, Belanda, Inggris) sampai (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris)
3.3 Menganalisis corak kehidupan 4.3 Menyajikan informasi mengenai corak dengan abad ke-20. sampai dengan abad ke-20.
manusia purba di Indonesia dan kehidupan manusia purba di Indonesia 3.11 Menganalisis dampak penjajahan 4.11 Menyajikan informasi tentang dampak
asal-usul nenek moyang bangsa dan asal-usul nenek moyang bangsa bangsa Eropa dalam kehidupan penjajahan bangsa Eropa dalam
Indonesia (Proto Melayu, Deutero Indonesia (Proto Melayu, Deutero bangsa Indonesia pada aspek kehidupan bangsa Indonesia pada
Melayu, dan Melanesoid). Melayu dan Melanesoid). poli k, budaya, sosial-ekonomi dan aspek poli k, budaya, sosial, ekonomi,
3.4 Memahami hasil dan nilai-nilai 4.4 Menyajikan informasi tentang pendidikan masa kini. dan pendidikan terutama yang masih
budaya masyarakat praaksara hasil-hasil budaya masyarakat berkelanjutan pada masa kini.
Indonesia dan pengaruhnya dalam zaman praaksara yang masih bisa 3.12 Memahami nilai-nilai Sumpah 4.12 Menyajikan informasi tentang
kehidupan masyarakat Indonesia ditemukan pada masa kini, termasuk Pemuda dan maknanya bagi penerapan nilai-nilai Sumpah
masa kini termasuk yang berada di yang berada di lingkungan sekitar. kehidupan kebangsaan di Indonesia Pemuda dan maknanya dalam
lingkungan sekitar. pada masa kini. kehidupan kebangsaan di Indonesia
3.5 Memahami teori, proses masuk, 4.5 Menyajikan informasi secara krono- pada masa kini.
dan perkembangan agama dan logis tentang proses masuk dan 3.13 Menganalisis dampak pendudukan 4.13 Menyajikan informasi tentang dampak
kebudayaan Hindu-Buddha di perkembangan agama dan kebu- Jepang dan respon bangsa dan respon bangsa Indonesia terhadap
Indonesia serta pengaruhnya pada dayaan Hindu-Buddha di Indonesia Indonesia. pendudukan Jepang.
kehidupan masyarakat Indonesia serta pengaruhnya pada kehidupan 3.14 Menganalisis peran tokoh-tokoh 4.14 Menyajikan informasi berupa biografi
masa kini. masyarakat Indonesia masa kini. nasional dan daerah dalam salah satu tokoh nasional atau daerah
3.6 Memahami perkembangan kehidupan 4.6 Menyajikan informasi tentang memperjuangkan kemerdekaan yang berperan dalam memperjuangkan
masyarakat, pemerintahan, dan nilai-nilai dan unsur budaya yang Indonesia. kemerdekaan Indonesia.
budaya pada masa kerajaan-kerajaan berkembang pada masa kerajaan 3.15 Menganalisis peris wa proklamasi 4.15 Menyajikan informasi tentang
Hindu-Buddha di Indonesia melalui Hindu-Buddha yang masih kemerdekaan dan maknanya bagi peris wa proklamasi kemerdekaan
contoh buk -buk yang masih berkelanjutan dalam kehidupan kehidupan sosial, budaya, ekonomi, dan maknanya bagi kehidupan
berlaku pada kehidupan masyarakat bangsa Indonesia pada masa kini. poli k, dan pendidikan bangsa sosial, budaya, ekonomi, poli k, dan
Indonesia masa kini. Indonesia. pendidikan bangsa Indonesia.
3.7 Menganalisis teori, proses masuk, 4.7 Menyajikan informasi secara 3.16 Menganalisis peris wa pembentukan 4.16 Menyajikan informasi tentang
dan perkembangan agama serta kronologis tentang proses masuk pemerintahan pertama Republik proses pembentukan pemerintahan
kebudayaan Islam di Indonesia dan perkembangan agama dan Indonesia pada awal kemerdekaan pertama Republik Indonesia pada
serta pengaruhnya pada kehidupan kebudayaan Islam melalui buk dan maknanya bagi kehidupan awal kemerdekaan serta maknanya
masyarakat Indonesia masa kini. serta pengaruhnya pada kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini. bagi kehidupan kebangsaan
masyarakat Indonesia masa kini. Indonesia masa kini.
3.8 Menganalisis perkembangan kehi- 4.8 Menyajikan informasi tentang nilai 3.17 Menganalisis peran dan nilai- 4.17 Menyajikan informasi tentang peran
dupan masyarakat, pemerintahan, dan dan unsur budaya yang berkembang nilai perjuangan Bung Karno dan dan nilai-nilai perjuangan Bung
budaya pada masa kerajaan-kerajaan pada masa kerajaan Islam dan Bung Ha a sebagai proklamator Karno dan Bung Ha a serta tokoh-
Islam di Indonesia melalui contoh yang masih berkelanjutan dalam serta tokoh-tokoh lainnya sekitar tokoh lainnya sekitar proklamasi.
buk -buk yang masih berlaku pada kehidupan bangsa Indonesia pada proklamasi.
kehidupan masyarakat Indonesia masa masa kini. 3.18 Menganalisis perjuangan 4.18 Menyajikan informasi tentang
kini. bangsa Indonesia dalam upaya perjuangan bangsa Indonesia
3.9 Menganalisis proses masuk dan 4.9 Menyajikan informasi mengenai mempertahankan kemerdekaan dalam upaya mempertahankan
perkembangan penjajahan bangsa proses masuk dan perkembangan dari ancaman Sekutu dan Belanda kemerdekaan dari ancaman Sekutu
Eropa (Portugis, Belanda, Inggris) di penjajahan bangsa Eropa di melalui perundingan/diplomasi dan dan Belanda baik melalui diplomasi/
Indonesia. Indonesia. peperangan. perundingan maupun peperangan.

50 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH INDONESIA 51


Tingkatan: VI (Setara Kelas XII) KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum PENGETAHUAN KETERAMPILAN
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap 3.1 Menganalisis perjuangan bangsa 4.1 Menyajikan informasi tentang perju-
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual Indonesia dalam menghadapi angan bangsa Indonesia dalam meng-
ancaman disintegrasi bangsa, antara hadapi ancaman disintegrasi bangsa,
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
lain: pemberontakan PKI Madiun antara lain: pemberontakan PKI Madiun
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS, 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS,
didik mampu “Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, PRRI, Permesta, G-30-S/PKI). PRRI, Permesta, G-30-S/PKI).
peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, 3.2 Mengevaluasi peran dan nilai-nilai 4.2 Menyajikan informasi tentang peran
perjuangan tokoh nasional dan dan nilai-nilai perjuangan tokoh
responsif dan pro-aktif ), menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi daerah dalam mempertahankan nasional dan daerah yang berjuang
atas berbagai permasalahan bangsa, serta memosisikan diri sebagai agen keutuhan negara dan bangsa mempertahankan keutuhan Negara
transformasi masyarakat dalam membangun peradaban bangsa dan dunia”. Indonesia pada masa 1945–1965. dan bangsa Indonesia pada masa
1945–1965.
Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran 3.3 Menganalisis perkembangan 4.3 Menyajikan informasi tentang
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya kehidupan poli k dan ekonomi perkembangan kehidupan poli k dan
di satuan pendidikan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik bangsa Indonesia pada masa ekonomi bangsa Indonesia pada awal
awal kemerdekaan sampai masa kemerdekaan sampai dengan masa
pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta Demokrasi Liberal. demokrasi Liberal.
didik. 3.4 Menganalisis perkembangan kehidupan 4.4 Menyajikan informasi tentang perkem-
poli k dan ekonomi bangsa Indonesia bangan kehidupan poli k dan ekonomi
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses pada masa Demokrasi Terpimpin. pada masa Demokrasi Terpimpin.
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan 3.5 Menganalisis perkembangan 4.5 Menyajikan informasi tentang pekem-
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor kehidupan poli k dan ekonomi Bangsa bangan kehidupan poli k dan ekonomi
Indonesia pada masa Orde Baru. Bangsa Indonesia pada masa Orde Baru.
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
3.6 Menganalisis perkembangan 4.6 Menyajikan informasi tentang
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. kehidupan poli k dan ekonomi pekembangan kehidupan poli k dan
Bangsa Indonesia pada masa awal ekonomi Bangsa Indonesia pada
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
Reformasi. masa awal Reformasi.
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.7 Mengevaluasi peran pelajar, 4.7 Menyajikan informasi tentang peran
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
mahasiswa, dan pemuda pelajar, mahasiswa, dan pemuda
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
dalam perubahan poli k dan dalam perubahan poli k dan
analisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
konseptual, prosedural berdasarkan ketatanegaraan Indonesia. ketatanegaraan Indonesia.
terkait dengan pengembangan dari
rasa ingin tahunya tentang ilmu 3.8 Mengevaluasi peran Indonesia dalam 4.8 Menyajikan informasi tentang peran
yang dipelajarinya di sekolah secara
pengetahuan, teknologi, seni, perdamaian dunia, antara lain: KAA, Indonesia dalam perdamaian dunia,
mandiri, dan mampu menggunakan
budaya, dan humaniora dengan ASEAN, Non Blok, Misi Garuda, antara lain: KAA, ASEAN, Non Blok,
metoda sesuai kaidah keilmuan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, Deklarasi Djuanda, OKI, dan Jakarta Misi Garuda, Deklarasi Djuanda, OKI,
kenegaraan, dan peradaban terkait Informal Mee ng. dan Jakarta Informal Mee ng.
penyebab fenomena dan kejadian, 3.9 Mengevaluasi kehidupan Bangsa 4.9 Membuat studi evaluasi tentang
serta menerapkan pengetahuan Indonesia dalam mengembangkan kehidupan Bangsa Indonesia dalam
prosedural pada bidang kajian yang
ilmu pengetahuan dan teknologi pada mengembangkan ilmu pengetahuan
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah era kemerdekaan (sejak proklamasi dan teknologi di era kemerdekaan
sampai dengan Reformasi). (sejak proklamasi sampai dengan Refor-
masi) dalam bentuk tulisan dan/atau
media lain.

52 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH INDONESIA 53


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi

54 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 55


kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup Pencapaian kompetensi tersebut perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, mata pelajaran Bahasa Inggris di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain
sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu
untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan
aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat
Adapun, Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang berperan dalam pendidikan formal.
penting bagi pengembangan wawasan dan daya saing generasi muda ditingkat B. Tujuan
internasional. Dengan kemampuan bahasa Inggris, peserta didik diharapkan dapat Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
mengembangkan wawasannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
budaya yang berkembang di negara lain diseluruh dunia. Sebaliknya, peserta didik dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
juga dapat mulai belajar mengomunikasikan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan ekstrakurikuler.
budaya yang berkembang di Indonesia ke berbagai bangsa dan negara lain. Tujuan mata pelajaran Bahasa Inggris di Paket B dan Paket C adalah sama
Bahasa Inggris juga memungkinkan siswa mulai mengenal nilai-nilai luhur yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kompetensi
dan karakter positif yang berkembang di berbagai bangsa, belajar menghargai, komunikatif dalam wacana interpersonal, transaksional, dan fungsional.
dan bahkan berupaya menirunya. Tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa Kompetensi ini dikembangkan melalui pembelajaran yang membimbing peserta
Inggris juga memungkinkan masuknya berbagai hal negatif ke bangsa ini. didik untuk dapat menggunakan berbagai teks berbahasa Inggris, lisan dan tulis,
Namun dengan siswa belajar teks yang melibatkan berbagai konteks budaya secara runtut dengan menggunakan unsur kebahasaan yang akurat dan berterima,
dan konteks situasi, siswa diharapkan mampu meningkatkan kemampuan tentang berbagai pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berpikir kritis sehingga mereka dapat menilai, memilih, dan membuat serta menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam konteks kehidupan di
keputusan yang tepat dalam menanggapi berbagai informasi dalam berbagai lingkungan rumah, satuan pendidikan nonformal, dan masyarakat.
situasi. Mereka diharapkan mampu mempertimbangkan manfaat serta Perbedaannya adalah pada cakupan jenis teks dan tingkat kompleksitas teks
kerugian dari setiap tindakan yang dilakukan dalam mengatasi masalah dalam yang hendak dicapai. Mata pelajaran Bahasa Inggris untuk jenjang pendidikan
setiap situasi. Penguasaan bahasa Inggris juga diharapkan menjadi kunci Paket C bertujuan untuk mempelajari teks-teks yang lebih panjang dan lebih
untuk belajar memperoleh wawasan seluas-luasnya tentang cara mengatasi kompleks dari pada yang sudah dipelajari pada Paket B.
berbagai masalah yang dihadapi siswa.
C. Ruang Lingkup
Konsep ‘genre’ pada Bahasa Inggris dipandang sangat tepat jika digunakan Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
sebagai dasar dalam merumuskan kompetensi yang hendak dicapai oleh sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
peserta didik, karena dapat mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari. alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Genre merupakan bagaimana sebuah teks lisan, tulis, visual, diorganisasikan Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
untuk mencapai tujuan sosialnya. Genre merupakan praktik sosial yang bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
beroperasi pada tataran budaya, dan disebut konteks budaya. Tujuan sosial sangat diperlukan.
dari tindakan komunikasi membentuk jenis teks.

56 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 57


Pembelajaran Bahasa Inggris di Paket C setara sekolah menengah atas • Menangkap makna dan menyusun teks • Unsur-unsur kebahasaan mencakup
dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas lisan dan tulis, dengan menggunakan penanda wacana, kosa kata, tata
struktur teks secara urut dan runtut bahasa, ucapan, tekanan kata, intonasi,
sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Bahasa Inggris di pendidikan serta unsur kebahasaan secara akurat, ejaan, tanda baca, dan kerapian tulisan
kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan berterima, dan lancar. tangan;
yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi • Modalitas: dengan batasan makna yang
jelas.
setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski,
mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran. Kurikulum Pada Pendidikan Kesetaraan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
Secara umum kompetensi Bahasa Inggris adalah kemampuan berkomunikasi
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
dalam tiga jenis wacana, (1) interpersonal, (2) transaksional, dan (3) fungsional,
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
secara lisan dan tulis, pada tataran literasi informasional (kompetensi yang
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
diperlukan untuk menghimpun informasi atau mengakses pengetahuan dalam
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
bahasa yang dipelajari), untuk melaksanakan fungsi sosial, dalam konteks
pendidikan kesetaraan.
kehidupan personal, sosial budaya, akademik, dan profesi. Peserta didik dipandu
untuk menggunakan berbagai bentuk teks untuk kebutuhan literasi dasar, dengan Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
struktur yang berterima secara koheren dan kohesif serta unsur-unsur kebahasaan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
secara tepat. Berikut ruang lingkup kompetensi dan materi Bahasa Inggris. yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
KOMPETENSI RUANG LINGKUP MATERI
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
• Menunjukkan perilaku yang berte- • Teks-teks pendek dalam wacana
rima dalam lingkungan personal, sosial interpersonal, transaksional, fungsional tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
budaya, akademik, dan profesi; khusus, dan fungsional dalam bentuk dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
teks descrip ve, recount, analy cal
exposi on, narra ve, procedure,
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
explana on, dan news item, pada alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
tataran literasi informasional; kualitas dan pengembangan pendidikan.
• Mengiden fikasi fungsi sosial, struktur • Penguasaan se ap jenis teks mencakup
teks dan unsur kebahasaan dari teks ga aspek, yaitu fungsi sosial, struktur Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
pendek dalam kehidupan dan kegiatan teks, dan unsur kebahasaan, yang kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.
peserta didik sehari-hari; ke ganya ditentukan dan dipilih sesuai
tujuan dan konteks komunikasinya; Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
• Berkomunikasi secara interperso- • Sikap mencakup menghaya dan
nal, transaksional dan fungsional mengamalkan perilaku jujur, disiplin, Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
tentang diri sendiri, keluarga, serta tanggung jawab, peduli (gotong mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
orang, binatang, dan benda, kongkrit royong, kerja sama, toleran, damai),
dan imajina f yang terdekat dengan santun, responsif dan proak f dan
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
kehidupan dan kegiatan peserta menunjukkan sikap sebagai bagian dari yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
didik sehari-hari di rumah, satuan solusi atas berbagai permasalahan; ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
pendidikan, dan masyarakat, serta • Keterampilan mencakup
terkait dengan mata pelajaran lain dan menyimak, berbicara, membaca, didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
dunia kerja; dan menulissecara efek f, dengan (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
lingkungan sosial dan alam dalam sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
lingkup pergaulan dunia;
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri

58 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 59


sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, 3.3 Menerapkan fungsi sosial, 4.3 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. kebahasaan teks interaksi pendek dan sederhana yang
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses transaksional lisan dan tulis melibatkan ndakan memberi
dalam memberi dan meminta dan meminta informasi terkait
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan informasi terkait niat melakukan niat melakukan suatu ndakan/
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor suatu ndakan/kegiatan, sesuai kegiatan, dengan memperha kan
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi dengan konteks penggunaannya. fungsi sosial, struktur teks, dan
(Perha kan unsur kebahasaan be unsur kebahasaan yang benar
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
going to, would like to). dan sesuai konteks.
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR 3.4 Membedakan fungsi sosial, 4.4 Teks deskrip f
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN struktur teks, dan unsur 4.4.1 Menangkap makna secara
PENGETAHUAN KETERAMPILAN kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi
3. Memahami,menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji, deskrip f lisan dan tulis terkait sosial, struktur teks, dan unsur
menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah tempat wisata dan bangunan kebahasaan teks deskrip f, lisan
faktual, konseptual, prosedural, abstrak terkait dengan pengembangan bersejarah terkenal, pendek dan dan tulis, pendek dan sederhana
dan metakogni f berdasarkan dari yang dipelajarinya di satuan sederhana, sesuai dengan konteks terkait tempat wisata dan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pendidikan secara mandiri serta penggunaannya. bangunan bersejarah terkenal.
pengetahuan, teknologi, seni, ber ndak secara efek f dan krea f, 4.4.2 Menyusun teks deskrip f lisan
budaya, dan humaniora dengan dan tulis, pendek dan sederhana,
dan mampu menggunakan metoda
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, terkait tempat wisata dan
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan.
bangunan bersejarah terkenal,
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan dengan memperha kan fungsi
prosedural pada bidang kajian yang sosial, struktur teks, dan unsur
spesifik sesuai dengan bakat dan kebahasaan, secara benar dan
minatnya untuk memecahkan masalah. sesuai konteks.
3.1 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.1 Menyusun teks interaksi 3.5 Membedakan fungsi sosial, 4.5 Teks pemberitahuan
teks, dan unsur kebahasaan teks transaksional lisan dan tulis struktur teks, dan unsur (announcement)
interaksi transaksional lisan dan tulis pendek dan sederhana yang kebahasaan beberapa teks khusus 4.5.1 Menangkap makna secara
dalam ndakan memberi dan me- melibatkan ndakan memberi dalam bentuk pemberitahuan kontekstual terkait fungsi
minta informasi terkait ja diri dan dan meminta informasi terkait (announcemen) terkait kegiatan sosial, struktur teks, dan
hubungan keluarga, sesuai dengan ja diri, dengan memperha kan satuan pendidikan nonformal, unsur kebahasaan teks khusus
konteks penggunaannya. (Perha kan fungsi sosial, struktur teks, dan sesuai dengan konteks dalam bentuk pemberitahuan
unsur kebahasaan pronoun: unsur kebahasaan yang benar penggunaannya. (announcement).
subjec ve, objec ve, possessive). dan sesuai konteks. 4.5.2 Menyusun teks khusus dalam
3.2 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.2 Menyusun teks interaksi interper- bentuk pemberitahuan
teks, dan unsur kebahasaan teks sonal lisan dan tulis sederhana yang (announcement), lisan dan
interaksi interpersonal lisan dan melibatkan ndakan memberikan tulis, pendek dan sederhana,
tulis dalammemberikan ucapan ucapan selamat dan memuji bersa- dengan memperha kan fungsi
selamat dan memuji bersayap yap (extended), dan menanggapinya sosial, struktur teks, dan unsur
(extended), serta menanggapinya, dengan memperha kan fungsi so- kebahasaan, secara benar dan
sesuai dengan konteks sial, struktur teks, dan unsur kebaha- sesuai konteks.
penggunaannya saan yang benar dan sesuai konteks

60 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 61


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.6 Menerapkan fungsi sosial, 4.6 Menyusun teks interaksi 3.11 Menerapkan fungsi sosial, 4.11 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional, lisan dan tulis, struktur teks, dan unsur transaksional, lisan dan tulis,
kebahasaan teks interaksi pendek dan sederhana, yang kebahasaan teks interaksi pendek dan sederhana, yang
transaksional lisan dan tulis melibatkan ndakan memberi transaksional lisan dan tulis melibatkan ndakan memberi
dalam memberi dan meminta dan meminta informasi terkait dalam memberi dan meminta dan meminta informasi terkait
informasi terkait keadaan/ keadaan/ ndakan/ kegiatan/ informasi terkait pendapat dan pendapat dan pikiran, dengan
ndakan/ kegiatan/kejadian yang kejadian yang dilakukan/
pikiran, sesuai dengan konteks memperha kan fungsi sosial,
dilakukan/terjadi di waktu lampau terjadi di waktu lampau yang
yang merujuk waktu terjadinya merujuk waktu terjadinya penggunaannya. (Perha kan struktur teks, dan unsur
dan kesudahannya, sesuai dan kesudahannya, dengan unsur kebahasaan I think, I kebahasaan yang benar dan
dengan konteks penggunaannya. memperha kan fungsi sosial, suppose, in my opinion). sesuai konteks.
(Perha kan unsur kebahasaan struktur teks, dan unsur 3.12 Membedakan fungsi sosial, 4.12 Teks Undangan Resmi
simple past tense vs present kebahasaan yang benar dan struktur teks, dan unsur 4.12.1 Menangkap makna secara
perfect tense). sesuai konteks. kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi sosial,
3.7 Membedakan fungsi sosial, 4.7 Teks recount – peris wa bersejarah khusus dalam bentuk undangan struktur teks, dan unsur kebaha-
struktur teks, dan unsur 4.7.1 Menangkap makna secara resmi terkait kegiatan satuan saan teks khusus dalam bentuk
kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi pendidikan nonformal/tempat undangan resmi lisan dan tulis,
recount lisan dan tulis terkait sosial, struktur teks, dan unsur kerja sesuai dengan konteks terkait kegiatan satuan pendidikan
peris wa bersejarah sesuai kebahasaan teks recount lisan dan penggunaannya nonformal/tempat kerja.
dengan konteks penggunaannya. tulis terkait peris wa bersejarah.
4.12.2 Menyusun teks khusus dalam
4.7.2 Menyusun teks recount lisan dan
tulis, pendek dan sederhana, bentuk undangan resmi lisan
terkait peris wa bersejarah, dan tulis, terkait kegiatan satuan
dengan memperha kan fungsi pendidikan nonformal/tempat
sosial, struktur teks, dan unsur kerja, dengan memperha kan
kebahasaan, secara benar dan fungsi sosial, struktur teks, dan
sesuai konteks. unsur kebahasaan, secara benar
3.8 Membedakan fungsi sosial, 4.8 Menangkap makna secara dan sesuai konteks.
struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi 3.13 Membedakan fungsisosial, 4.13 Teks eksposisi anali s
kebahasaan beberapa teks nara f sosial, struktur teks, dan unsur struktur teks, dan unsure 4.13.1 Menangkap makna secara
lisan dan tulis terkait legenda kebahasaan teks nara f, lisan dan kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi
rakyat, sederhana, sesuai dengan tulis sederhana terkait legenda eksposisi anali s lisan dan tulis sosial, struktur teks, dan unsur
konteks penggunaannya. rakyat.
dengan member dan meminta kebahasaan teks eksposisi anali s
3.9 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.9 Menangkap makna terkait fungsi informasi terkait isu aktual, sesuai lisan dan tulis, terkait isu altual.
unsur kebahasaan dalam lirik sosial dan unsur kebahasaan
dengan konteks penggunaannya. 4.13.2 Menyusun teks eksposisi
lagu. secara kontekstual dalam lirik lagu.
anali s tulis, terkait isu aktual,
3.10 Menerapkan fungsi sosial, 4.10 Menyusun teks interaksi
dengan memperha kan fungsi
struktur teks, dan unsur transaksional, lisan dan tulis,
kebahasaan teks interaksi pendek dan sederhana, yang sosial, struktur teks, dan unsur
transaksional lisan dan tulis melibatkan ndakan memberi kebahasaan, secara benar dan
yang melibatkan ndakandalam dan meminta informasi terkait sesuai konteks.
memberi dan meminta informasi saran dan tawaran, dengan
terkait saran dan tawaran, sesuai memperha kan fungsi sosial,
dengan konteks penggunaannya. struktur teks, dan unsur
(Perha kan unsur kebahasaan kebahasaan yang benar dan
should, can). sesuai konteks.

62 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 63


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.14 Menerapkan fungsi sosial, 4.14 Menyusun teks interaksi 3.17 Membedakan fungsi sosial, 4.17 Menangkap makna secara
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi
kebahasaan teks interaksi yang melibatkan ndakan kebahasaan beberapa teks sosial, struktur teks, dan unsur
transaksional lisan dan tulis dalam memberi dan meminta explana on lisan dan tulis terkait kebahasaan teks explana on lisan
memberi dan meminta informasi informasi terkait keadaan/ gejala alam atau sosial yang dan tulis, terkait gejala alam atau
terkait keadaan/ ndakan/ ndakan/kegiatan/kejadian tercakup dalam mata pelajaran sosial yang tercakup dalam mata
kegiatan/ kejadian tanpa perlu tanpa perlu menyebutkan lain di setara kelas XI, sesuai pelajaran lain di kelas XI.
menyebutkan pelakunya dalam pelakunya dalam teks ilmiah, dengan konteks penggunaannya.
teks ilmiah, sesuai dengan dengan memperha kan fungsi 3.18 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.18 Menangkap makna terkait fungsi
konteks penggunaannya. sosial, struktur teks, dan unsur unsur kebahasaan dalam lirik sosial dan unsur kebahasaan
(Perha kan unsur kebahasaan kebahasaan yang benar dan lagu. dalam lirik lagu.
passive voice). sesuai konteks.
3.15 Membedakan fungsi sosial, 4.15 Teks surat pribadi
struktur teks, dan unsur 4.15.1 Menangkap makna secara
kebahasaan beberapa teks khusus kontekstual terkait fungsi
Tingkatan: VI (Setara Kelas XII)
dalam bentuk surat pribadi terkait sosial, struktur teks, dan unsur Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
kegiatan diri sendiri dan orang kebahasaan teks khusus dalam
sekitarnya, sesuai dengan konteks bentuk surat pribadi terkait mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
penggunaannya kegiatan diri sendiri dan orang sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
sekitarnya. yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
4.15.2 Menyusun teks khusus dalam
bentuk surat pribadi terkait ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
kegiatan diri sendiri dan orang didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
sekitarnya, lisan dan tulis, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
dengan memperha kan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
kebahasaan, secara benar dan secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sesuai konteks. sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
3.16 Menerapkan fungsi sosial, 4.16 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
kebahasaan teks interaksi yang melibatkan ndakan teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
transaksional lisan dan tulis yang memberi dan meminta informasi dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
melibatkan ndakan memberi terkait hubungan sebab akibat,
dan meminta informasi terkait dengan memperha kan fungsi
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
hubungan sebab akibat, sesuai sosial, struktur teks, dan unsur Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
dengan konteks penggunaannya. kebahasaan yang benar dan
(Perha kan unsur kebahasaan sesuai konteks. pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
because of ..., due to ..., thanks to keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
...) dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.

64 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 65


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami,menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan 3.3 Membedakan fungsi sosial, 4.3 Teks penyerta gambar (cap on)
menganalisis, dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret struktur teks, dan unsur 4.3.1 Menangkap makna secara
pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan kebahasaan beberapa teks khusus kontekstual terkait fungsi
prosedural, dan metakogni f pengembangan dari yang dipelajarinya dalam bentuk teks cap on, sosial, struktur teks, dan unsur
berdasarkan rasa ingin tahunya di satuan pendidikan secara mandiri terkait gambar/foto/tabel/ grafik/ kebahasaan teks khusus dalam
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, serta ber ndak secara efek f dan bagan, sesuai dengan konteks bentuk cap on terkait gambar/
seni, budaya, dan humaniora dengan krea f, dan mampu menggunakan penggunaannya. foto/tabel/ grafik/bagan.
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, metoda sesuai kaidah keilmuan. 4.3.2 Menyusun teks khusus dalam
kenegaraan, dan peradaban terkait bentuk teks cap on terkait
penyebab fenomena dan kejadian, gambar/foto/tabel/grafik/
serta menerapkan pengetahuan bagan, dengan memperha kan
prosedural pada bidang kajian yang fungsi sosial, struktur teks, dan
spesifik sesuai dengan bakat dan unsur kebahasaan, secara benar
minatnya untuk memecahkan masalah dan sesuai konteks.
3.1 Menerapkan fungsi sosial, 4.1 Menyusun teks interaksi 3.4 Membedakan fungsi sosial, struktur 4.4 Menangkap makna secara
struktur teks, dan unsur interpersonal lisan dan tulis teks, dan unsur kebahasaan kontekstual terkait fungsi
kebahasaan teks interaksi sederhana yang melibatkan beberapa teks news item lisan dan sosial, struktur teks, dan unsur
interpersonal lisan dan tulis ndakan menawarkan jasa, tulis terkait berita sederhana dari kebahasaan teks news items lisan
dalam menawarkan jasa, serta dan menanggapinya dengan koran/radio/TV, sesuai dengan dan tulis, dalam bentuk berita
menanggapinya, sesuai dengan memperha kan fungsi sosial, konteks penggunaannya. sederhana koran/radio/TV.
konteks penggunaannya. struktur teks, dan unsur 3.5 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.5 Menyusun teks interaksi
(Perha kan unsur kebahasaan kebahasaan yang benar dan teks, dan unsur kebahasaan teks transaksional lisan dan tulis yang
May I help you?, What can I do sesuai konteks. interaksi transaksional lisan dan melibatkan ndakan memberi
for you? What if ...?) tulis dalam memberi dan meminta dan meminta informasi terkait
3.2 Membedakan fungsi sosial, 4.2 Surat lamaran kerja informasi terkait pengandaian pengandaian diiku oleh perintah/
struktur teks, dan unsur 4.2.1 Menangkap makna secara diiku oleh perintah/saran, sesuai saran, dengan memperha kan
kebahasaan beberapa teks khusus kontekstual terkait fungsi dengan konteks penggunaannya. fungsi sosial, struktur teks, dan
dalam bentuk surat lamaran sosial, struktur teks, dan (Perha kan unsur kebahasaan if unsur kebahasaan yang benar dan
kerja, terkait ja diri, latar unsur kebahasaan teks khusus dengan impera ve, can, should). sesuai konteks.
belakang pendidikan/pengalaman dalam bentuk surat lamaran 3.6 Membedakan fungsi sosial, 4.6 Teks prosedur
kerja, sesuai dengan konteks kerja, yang memberikan struktur teks, dan unsur 4.6.1 Menangkap makna secara konteks-
penggunaannya. informasi antara lain ja diri, kebahasaan beberapa teks tual terkait fungsi sosial, struktur
latar belakang pendidikan/ prosedur lisan dan tulis terkait teks, dan unsur kebahasaan teks
pengalaman kerja. manual penggunaan teknologi prosedur lisan dan tulis, dalam
4.2.2 Menyusun teks khusus dan kiat-kiat ( ps), pendek dan bentuk manual penggunaan
surat lamaran kerja, yang sederhana, sesuai dengan konteks teknologi dan kiat-kiat ( ps)
memberikan informasi antara penggunaannya 4.6.2 Menyusun teks prosedur, lisan
lain ja diri, latar belakang dan tulis, dalam bentuk manual
pendidikan/pengalaman kerja, penggunaan teknologi dan kiat-
dengan memperha kan fungsi kiat ( ps), dengan memperha kan
sosial, struktur teks, dan unsur fungsi sosial, struktur teks, dan
kebahasaan, secara benar dan unsur kebahasaan, secara benar
sesuai konteks. dan sesuai konteks.
3.7 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.7 Menangkap makna secara
unsur kebahasaan lirik lagu kontekstual terkait fungsi sosial
dan unsur kebahasaan lirik lagu

66 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 67


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Matematika
Jenjang : Paket C (Kelompok Peminatan Matematika dan IPA)

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi

68 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA PEMINATAN 69


kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup,
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara
sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan terdapat dalam pendidikan formal.
untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai B. Tujuan
aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
Matematika bekerja melalui perluasan dan pembenaran, pembenahan, yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
generalisasi, dan/atau formalisasi dari fakta, aksioma, prinsip, dan konsep- dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
konsep matematika yang berkaitan dengan fenomena-fenomena dan masalah ekstrakurikuler.
empiris yang ditemui dan perlu diselesaikan dalam kehidupan keseharian Dalam belajar matematika, pemahaman konsep sering diawali secara induktif
serta dalam konteks perkembangan masyarakat. melalui pengamatan pola atau fenomena, pengalaman peristiwa nyata atau
Pengembangan kurikulum matematika diarahkan untuk meningkatkan intuisi. Cara belajar secara deduktif dan induktif digunakan dan sama-sama
kecakapan hidup (life skill), terutama dalam membangun penalaran, berperan penting dalam matematika sehingga terbentuk sikap kritis, kreatif,
kreativitas, bekerjasama, inovasi dan komunikasi dengan menggunakan jujur, dan komunikatif pada peserta didik.
bahasa simbolis yang singkat dan jelas dan pemecahan masalah (problem Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika yaitu memberikan kontribusi
solving). Selain itu, pengembangan kompetensi matematika juga menekankan dalam mendukung pencapaian kompetensi lulusan pendidikan dasar dan
kemahiran atau keterampilan menggunakan perangkat teknologi untuk pendidikan menengah yang diperoleh melalui pengalaman belajar, dan
melakukan perhitungan teknis (komputasi), penyajian dalam bentuk gambar diuraikan sebagai berikut.
dan grafik (visualisasi), mendukung keterampilan lainnya yang bersifat
keterampilan lintas disiplin ilmu dan keterampilan yang bersifat nonkognitif, 1. Memahami konsep, algoritma, operasi atau prosedur dan strategi matematika
pengembangan nilai, norma dan etika (soft skill), serta bertanggungjawab secara luwes, akurat, efisien, efektif, dan tepat dalam kehidupan atau dalam
terhadap perkembangan diri dan masyarakatnya sehingga mampu menopang pemecahan masalah sehari-hari dan masalah tidak rutin
pembangunan bangsa dan peradaban dunia. 2. Melakukan penalaran matematis yang meliputi menghubungkan antar
fakta, aksioma, prinsip dan konsep, membuat generalisasi berdasarkan
Setiap individu perlu memiliki penguasaan matematika pada tingkat pola, fakta, fenomena atau data yang ada, membuat dugaan, dan
tertentu, yaitu penguasaan akan kecakapan matematika yang diperlukan memverifikasinya;
untuk dapat memahami dunia di sekitarnya, berhasil dalam kehidupan atau 3. Melakukan manipulasi matematika baik dalam penyederhanaan, maupun
karier, mengembangkan kreativitas dan sebagai sarana untuk meningkatkan menganalisis komponen yang ada dalam pemecahan masalah dalam
kesadaran terhadap perkembangan budaya, situasi yang selalu berubah, tidak konteks matematika maupun di luar matematika (kehidupan nyata, ilmu,
pasti, dan sangat kompetitif. dan teknologi) yang bersifat rutin maupun tidak rutin
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran 4. Mengomunikasikan dan menyajikan gagasan, penalaran, argumentasi
mata pelajaran Matematika Peminatan di Pendidikan Kesetaraan Paket atau pembuktian melalui kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram, atau
C setara Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;

70 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA PEMINATAN 71


5. Menumbuhkan sikap positif seperti sikap logis, kritis, cermat, teliti, D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
sistematis, taat azas, konsisten, menjunjung tinggi kesepakatan, toleran, dan Kurikulum Matematika Program Paket C Setara SMA pada
tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah rutin dan tidak rutin. Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
C. Ruang Lingkup Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. pendidikan formal, agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang dalam praktek penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
sangat diperlukan. masalah, tantangan, kebutuhan, dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
Secara khusus, pembelajaran Matematika di Paket C Kelompok Peminatan yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
Matematika dan IPA setara sekolah menengah atas dirancang agar memberi equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas sumberdaya manusia rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
tersebut. Mata pelajaran Matematika Kelompok Peminatan Matematika dan tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
IPA di pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi- dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
materi sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kualitas dan pengembangan pendidikan.
kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
Matematika. Materi-materi pembelajaran matematika meliputi: kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan
1. Menggunakan sistem persamaan dan pertidaksamaan linear dan kuadrat kalimat sehingga mudah diajarkan/dikelola oleh pendidik (teachable); mudah
dua variabel, sistem persamaan dan pertidaksamaan kuadrat dua variabel, dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur pencapaiannya (measurable
fungsi eksponensial dan logaritma, pertidaksamaan mutlak, pecahan, assessable), dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk
irrasional, operasi dan sifat-sifat vektor dalam ruang, operasi pada kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta didik.
polinomial dalam pemecahan masalah Tingkatan V Setara Kelas X dan XI
2. Menggunakan irisan kerucut (lingkaran, ellips, parabola, dan hiperbola),
hubungan antar lingkaran, garis singgung persekutuan, dan luas daerah Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
irisan dua lingkaran dalam pemecahan masalah mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
3. Menggunakan statistika inferensial, data berdistribusi Binomial dan sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
normal dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
4. Menggunakan persamaan trigonometri, rumus jumlah dan selisih sinus ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
dan cosinus dalam pemecahan masalah didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
5. Menggunakan jumlah Riemann untuk luas daerah tertutup, dan teorema (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
dasar kalkulus, integral tentu dan integral,limit aljabar, limit trigonometri, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
limit tak hingga, turunan parsial, turunan trigonometri dalam pemecahan secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
masalah.

72 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA PEMINATAN 73


sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, 1.3 Menjelaskan dan menentukan 4.3 Menyelesaikan masalah
penyelesaian persamaan kontekstual yang berkaitan de-
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. trigonometri dengan ngan persamaan trigonometri
menggunakan contoh dan model dengan mengiden fikasi dan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses dari peris wa kontekstual menyusun model matema kanya
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan serta menggunakan langkah-
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor langkah/prosedur penyelesaian
masalah
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi 1.4 Membedakan dan menjelaskan 4.4 Menyelesaikan masalah
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. penggunaan rumus jumlah dan kontekstual yang berkaitan
selisih sinus dan cosinus melalui dengan rumus jumlah serta
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR peris wa kontekstual selisih sinus dan cosinus dengan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN menggunakan prosedur dan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN strategi penyelesaian masalah
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji sesuai dengan karakteris k
menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah abstrak masalahnya
faktual, konseptual, prosedural, terkait dengan pengembangan dari 1.5 Menganalisis unsur-unsur bangun 4.5 Menyelesaikan masalah
dan metakogni f berdasarkan yang dipelajarinya di sekolah secara datar lingkaran dengan alat kontekstual yang berkaitan
rasa ingin tahunya tentang ilmu mandiri, ber ndak secara efek f dan peraga (benda di sekitar) atau dengan lingkaran dengan
pengetahuan, teknologi, seni, krea f, serta mampu menggunakan tanpa alat peraga mengiden fikasi dan memahami
budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan karakteris k masalahnya
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, 1.6 Menganalisis keterbagian dan 4.6 Menyelesaikan masalah
kenegaraan, dan peradaban terkait faktorisasi dari polinomial dengan kontekstual yang berkaitan
penyebab fenomena dan kejadian, menggunakan contoh dan model dengan faktorisasi polinomial
serta menerapkan pengetahuan dari peris wa kontekstual dengan menggunakan langkah-
prosedural pada bidang kajian yang langkah/prosedur penyelesaian
spesifik sesuai dengan bakat dan masalah
minatnya untuk memecahkan masalah
1.1 Menjelaskan dan menentukan 4.1 Menyajikan dan menyelesaikan Tingkatan VI Setara Kelas XII
penyelesaian masalah kontekstual masalah kontekstual yang
yang berkaitan dengan fungsi berkaitan dengan fungsi Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
eksponensial dan fungsi logaritma eksponensial dan fungsi logaritma
dengan menggunakan contoh dan dengan menggunakan langkah- mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
model dari peris wa kontekstual langkah/prosedur penyelesaian sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
masalah
1.2 Menjelaskan penggunaan vektor, 4.2 Menyelesaikan masalah
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
operasi vektor, panjang vektor, kontekstual yang berkaitan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
sudut antar vektor dalam ruang dengan vektor, operasi vektor, didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
berdimensi dua (bidang) dan panjang vektor, sudut antar
berdimensi ga vektor dalam ruang berdimensi (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
dua (bidang) dan berdimensi ga sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
dengan menggunakan langkah-
langkah/prosedur penyelesaian secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
masalah sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect

74 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA PEMINATAN 75


teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
1.3 Menjelaskan penggunaan prinsip 4.3 Menyelesaikan masalah
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses turunan pada fungsi Trigonometri kontekstual yang berkaitan
sederhana dengan menggunakan dengan turunan fungsi
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
sifat-sifat dan langkah-langkah trigonometri sederhana dengan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor penyelesaiannya menggunakan prosedur dan
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi strategi penyelesaian masalah
sesuai dengan karakteris k
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
masalahnya
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR 1.4 Menjelaskan keberkaitan turunan 4.4 Menyelesaikan masalah
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN pertama dan turunan kedua dari kontekstual yang berkaitan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN suatu fungsi kaitannya dengan dengan nilai maksimum, nilai
3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan nilai maksimum, nilai minimum, minimum, selang kemonotonan
menganalisis, dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret selang kemonotonan fungsi, fungsi, dan kemiringan garis
pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan kemiringan garis singgung serta singgung serta k belok dan
prosedural, dan metakogni f pengembangan dari yang dipelajarinya k belok dan selang kecekungan selang kecekungan kurva dari
berdasarkan rasa ingin tahunya di sekolah secara mandiri serta kurva fungsi trigonometri dengan fungsi trigonometri dengan
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, ber ndak secara efek f dan krea f, menggunakan sifat-sifat dan menggunakan prosedur dan
seni, budaya, dan humaniora dengan langkah-langkah penyelesaiannya strategi penyelesaian masalah
dan mampu menggunakan metoda
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, sesuai dengan karakteris k
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan
masalahnya
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan 1.5 Menjelaskan dan menentukan 4.5 Menyelesaikan masalah
prosedural pada bidang kajian yang distribusi peluang binomial kontekstual yang berkaitan
spesifik sesuai dengan bakat dan berkaitan dengan fungsi peluang dengan distribusi peluang
minatnya untuk memecahkan masalah binomial menggunakan contoh binomial dari suatu percobaan
1.1 Menjelaskan dan menentukan 4.1 Menyelesaikan masalah atau peris wa kontekstual (acak) serta membuat penarikan
nilai limit dari fungsi trigonometri kontekstual yang berkaitan kesimpulannya dengan
menggunakan contoh atau dengan limit fungsi trigonometri menggunakan prosedur dan
peris wa kontekstual dengan menggunakan prosedur strategi penyelesaian masalah
dan strategi penyelesaian sesuai dengan karakteris k
masalah sesuai dengan masalahnya
karakteris k masalahnya 1.6 Menjelaskan karakteris k dari 4.6 Menyelesaikan masalah
1.2 Menjelaskan dan menentukan 4.2 Menyelesaikan masalah data berdistribusi normal dengan kontekstual yang berkaitan
nilai limit tak hingga dari fungsi kontekstual berkaitan dengan menggunakan contoh atau dengan distribusi normal
aljabar dan fungsi trigonometri limit tak hingga fungsi aljabar peris wa kontekstual serta membuat penarikan
dengan menggunakan sifat- dan fungsi trigonometri dengan kesimpulan dengan menggunakan
sifat dan langkah-langkah menggunakan prosedur dan prosedur dan strategi
penyelesaiannya strategi penyelesaian masalah penyelesaian masalah sesuai
sesuai dengan karakteris k dengan karakteris k masalah
masalahnya kontekstualnya

76 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA PEMINATAN 77


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Biologi
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah satu misinya
hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan yang merata
untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada dasarnya adalah
hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional juga diharapkan
mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang bermutu untuk
setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana
ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab
tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan
kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab tantangan
tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara dengan
pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan kesetaraan
setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum pendidikan
kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi kurikulum

78 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BIOLOGI 79


pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkuppengetahuan, atau ekstrakurikuler. Kurikulum mata pelajaran Biologi dirancang untuk
keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, tantangan, mempersiapkan generasi baru bangsa sebagai pribadi dan sebagai warga negara
karakteristikdan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraanberorientasi dengan cara mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilannya
pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dalam menjelajahi dan memahami lingkungan alam dan sekitarnya melalui
dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, sumberdaya pengalaman belajar secara langsung. Biologi berhubungan dengan kehidupan
alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan sehari-hari dalam konteks sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi sehingga penguasaan konsep-konsep Biologi akan berperan dalam konstruksi
ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial. Secara khusus, tujuan pembelajaran mata pelajaran Biologi agar peserta
sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
Pembelajaran biologi memiliki arti penting pada pembentukan kultur 1. Membentuk sikap positif terhadap biologi dengan menyadari keteraturan
masyarakat. Penguasaan konsep-konsep dasar Biologi akan membentuk dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha
budaya pada masyarakat karena akan memengaruhi cara berpikir, bertindak Esa
dan bersikap secara ilmiah dalam memanfaatkan sumber daya alam dan 2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat
menghadapi permasalahan sehari-hari. Pemanfaatan sumber daya alam itu bekerjasama dengan orang lain
harus memperhatikan dampak lingkungan agar tidak merusak keseimbangan 3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji
ekologis. Dengan demikian proses kehidupan akan lebih efektif dan efisien hipotesis melalui percobaan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan
dengan derajat kesehatan, kualitas hidup, dan mutu lingkungan yang baik. secara lisan dan tertulis
Literasi sains yang menjadi salah satu indikator kemajuan dari suatu negara 4. Mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif
dapat dibentuk melalui kurikulum Biologi yang mengembangkan kemampuan dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi
berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking/HOT). Kemampuan berpikir 5. Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling
tingkat tinggi sebagai human capital/modal manusia, dalam suatu negara keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan,
sangat menentukan pertumbuhan ekonomi. keterampilan dan sikap percaya diri
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran 6. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya
mata pelajaran Biologi di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia
Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih 7. Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga kelestarian
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan lingkungan.
serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain C. Ruang L ingkup
dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang
dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat ekstrakurikuler. Mata pelajaran Biologi di pendidikan kesetaraan dalam hal
dalam pendidikan formal. ini memuat materi-materi yang sejalan dengan pendidikan formal sehingga
dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan
B. Tujuan formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran. Materi-
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang materi pembelajaran Biologi berorientasi pada
dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/

80 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BIOLOGI 81


1. Hakikat biologi, keanekaragaman hayati dan pengelompokan makhluk sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
hidup, hubungan antarkomponen ekosistem, perubahan materi dan secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
energi, peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
2. Organisasi seluler, struktur jaringan, struktur dan fungsi organ tumbuhan, dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
hewan dan manusia serta penerapannya dalam konteks sains, lingkungan, teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
teknologi dan masyarakat dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
3. Proses yang terjadi pada tumbuhan, proses metabolisme, hereditas, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
evolusi, bioteknologi dan implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
dan masyarakat pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas
atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
pendidikan formal, agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dalam praktek penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. 3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan konseptual, prosedural berdasarkan terkait dengan pengembangan dari
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, rasa ingintahunya tentang ilmu yang dipelajarinya di sekolah secara
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau pengetahuan, teknologi, seni, mandiri dan mampu menggunakan
budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan kenegaraan, dan peradaban terkait
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat prosedural pada bidang kajian yang
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
3.1 Menjelaskan ruang lingkup 4.1 Menyajikan data hasil penerapan
kualitas dan pengembangan pendidikan. biologi (permasalahan pada metode ilmiah tentang
berbagai obyek biologi dan permasalahan pada berbagai
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, ngkat organisasi kehidupan), obyek biologi dan ngkat
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat. melalui penerapan metode ilmiah organisasi kehidupan
dan prinsip keselamatan kerja
Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI) 3.2 Menganalisis berbagai ngkat 4.2 Menyajikan hasil observasi
keanekaragaman haya di (pengamatan) berbagai ngkat
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum Indonesia beserta ancaman dan keanekaragaman haya di
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap pelestariannya beserta ancaman Indonesia dan usulan upaya
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual dan pelestariannya pelestariannya
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan 3.3 Menjelaskan prinsip-prinsip 4.3 Menyusun kladogram (pohon
klasifikasi makhluk hidup dalam diagram kekerabatan antar
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta lima kingdom organisme) berdasarkan prinsip-
didik mampu“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli prinsip klasifikasi) makhluk hidup
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif

82 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BIOLOGI 83


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 Memahami struktur, replikasi 4.4 Melakukan kampanye tentang 3.13 Memahami berbagai bioproses 4.13 Membuat model tentang
(kemampuan memperbanyak diri) bahaya virus dalam kehidupan dalam sel yang melipu bioproses yang terjadi dalam sel
dan peran virus dalam kehidupan terutama bahaya AIDS mekanisme transpormembran, berdasarkan studi pustaka.
berdasarkan ngkat virulensinya reproduksi, dan sintesis protein
(kemampuan virus untuk 3.14 Menganalisis keterkaitan antara 4.14 Menyusun laporan berdasarkan
menimbulkan penyakit) struktur sel pada jaringan studi pustaka tentang struktur
3.5 Mengiden fikasi struktur, cara 4.5 Menyajikan data tentang ciri- tumbuhan dengan fungsi organ jaringan dan organ pada
hidup, reproduksi dan peran ciri dan peran bakteri dalam pada tumbuhan tumbuhan.
bakteri dalam kehidupan kehidupan 3.15 Menganalisis keterkaitan antara 4.15 Menyusun karya tulis berdasarkan
3.6 Mengelompokkan pro sta (berdasar- 4.6 Menyajikan laporan hasil studi struktur sel pada jaringan hewan studi pustaka tentang struktur
kan ciri-ciri umum kelas dan menga- pustaka ( ) tentang berbagai dengan fungsi organ pada hewan jaringan dan organ pada hewan
itkan peranannya dalam kehidupan peran pro sta dalam kehidupan 3.16 Menganalisis hubungan antara 4.16 Menyusun karya tulis sederhana
3.7 Mengelompokkan jamur 4.7 Menyajikan laporan hasil inves- struktur jaringan penyusun berdasarkan studi pustaka
berdasarkanciri-ciri, cara gasi atau studi pustaka tentang organ pada sistem gerak dalam tentang pemanfaatan teknologi
reproduksi, dan mengaitkan keanekaragaman jamur dan kaitannya dengan bioproses dan dalam mengatasi gangguan
peranannya dalam kehidupan peranannya dalam kehidupan gangguan fungsi yang dapat sistem gerak.
3.8 Mengelompokkan tumbuhan 4.8 Menyajikan laporan hasil terjadi pada sistem gerak manusia
ke dalam divisio berdasarkan pengamatan dan analisis fene k 3.17 Menganalisis hubungan antara 4.17 Menyajikan karya tulis
ciri-ciri umum, serta mengaitkan (kekerabatan yang didasarkan struktur jaringan penyusun organ berdasarkan studi pustaka tentang
peranannya dalam kehidupan pada persamaan dan perbedaan pada sistem sirkulasi dalam kelainan pada struktur dan fungsi
ciri-ciri yang nampak pada takson) kaitannya dengan bioproses dan darah, jantung, pembuluh darah
dan filogene k (kekerabatan gangguan fungsi yang dapat yang menyebabkan gangguan
yang didasarkan pada hubungan terjadi pada sistem sirkulasi sistem sirkulasi manusia serta
antara takson yang satu dengan manusia kaitannya dengan teknologi
takson yang lain dikaitkan dengan 3.18 Menganalisis hubungan antara 4.18 Menyajikan laporan berdasarkan
proses evolusi yang dianggap struktur jaringan penyusun studi pustaka tentang hasil uji zat
mendasarinya)tumbuhan serta organ pada sistem pencernaan makanan yang terkandung dalam
peranannya dalam kehidupan dalam kaitannya dengan nutrisi, berbagai jenis bahan makanan
3.9 Mengelompokkan hewan ke 4.9 Menyajikan laporan hasil studi bioproses dan gangguan dikaitkan dengan kebutuhan
dalam filum berdasarkan lapisan pustaka mengenai perbandingan fungsiyang dapat terjadi pada energi se ap individu serta
tubuh, rongga tubuh simetri kompleksitas lapisan penyusun sistem pencernaan manusia teknologi pengolahan pangan dan
tubuh, dan reproduksi tubuh hewan (diploblas k dan keamanan pangan
triploblas k), simetri tubuh, 3.19 Menganalisis hubungan antara 4.19 Menyajikan hasil analisis
rongga tubuh, dan reproduksinya struktur jaringan penyusun organ pengaruh pencemaran udara
3.10 Menganalisis komponen- 4.10 Menyajikan karya yang pada sistem respirasi dalam terhadap kelainan pada struktur
komponen ekosistem dan menunjukkan interaksi antar kaitannya dengan bioproses dan dan fungsi organ pernapasan
interaksi antar komponen komponen ekosistem (jaring-jaring gangguan fungsi yang dapat terjadi manusia berdasarkan studi
tersebut makanan) siklus Biogeokimia pada sistem respirasi manusia pustaka
3.11 Menganalisis data perubahan 4.11 Merumuskan gagasan pemecahan 3.20 Menganalisis hubungan antara 4.20 Menyajikan hasil analisis
lingkungan, penyebab, dan masalah perubahan lingkungan struktur jaringan penyusun organ pengaruh pola hidup terhadap
dampaknya bagi kehidupan yang terjadi di lingkungan sekitar pada sistem ekskresi dalam kelainan pada struktur dan
3.12 Menjelaskan komponen kimiawi 4.12 Menyajikan tulisan/laporan hasil kaitannya dengan bioproses dan fungsi organ yang meyebabkan
penyusun sel, struktur, fungsi, dan studi pustaka tentang struktur sel gangguan fungsi yang dapat gangguan pada sistem ekskresi
proses yang berlangsung dalam sel hewan dan sel tumbuhan sebagai terjadi pada sistem ekskresi serta kaitannya dengan teknologi
sebagai unit terkecil kehidupan unit terkecil kehidupan manusia berdasarkan studi pustaka.

84 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BIOLOGI 85


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat
3.21 Memahami hubungan antara 4.21 Menyajikan hasil analisis
struktur jaringan penyusun organ berdasarkan studi pustaka dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran,
pada sistem koordinasi dalam tentang pengaruh pola hi- serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
kaitannya dengan mekanisme dup terhadap kelainan pada
koordinasi dan regulasi serta struktur dan fungsi organ sistem Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
gangguan fungsi yang dapat koordinasi yang menyebabkan
terjadi pada sistem koordinasi gangguan sistem saraf dan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
manusia hormon pada manusia. keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
3.22 Mengevaluasi bahaya 4.22 Melakukan kampanye narkoba dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
penggunaan senyawa dan (narko ka dan obat/bahan
dampaknya terhadap kesehatan berbahaya) di lingkungan sekolah kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
diri, lingkungan, dan masyarakat dan masyarakat sekitar
3.23 Menganalisis hubungan struktur 4.23 Menyajikan hasil analisis KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
jaringan penyusun organ tentang dampak pergaulan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
reproduksi dengan fungsinya bebas, penyakit dan kelainan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dalam sistem reproduksi manusia pada struktur dan fungsi organ
3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, danmenyaji
yang menyebabkan gangguan
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah
sistem reproduksi manusia serta
konseptual, prosedural berdasarkan abstrak terkait dengan pengembangan
teknologi sistem reproduksi
rasa ingintahunya tentang ilmu dari yang dipelajarinya di sekolah
berdasarkan studi pustaka.
pengetahuan, teknologi, seni, secara mandiri dan mampu
3.24 Menganalisis penerapan prinsip 4.24 Menyajikan karya tulis tentang budaya, dan humaniora dengan
reproduksi pada manusia dan pen ngnya menyiapkan generasi menggunakan metoda sesuai kaidah
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
pemberian ASIeksklusifdalam terencana untuk meningkatkan keilmuan
kenegaraan, dan peradaban terkait
program keluarga berencana mutu Sumber Daya Manusia penyebab fenomena dan kejadian,
sebagai upaya meningkatkan mutu (SDM) serta menerapkan pengetahuan
Sumber Daya Manusia (SDM) prosedural pada bidang kajian yang
3.25 Menganalisis peran sistem imun 4.25 Melakukan kampanye pen ngnya spesifik sesuai dengan bakat dan
dan imunisasi terhadap proses par sipasi masyarakat dalam minatnya untuk memecahkan masalah
fisiologi di dalam tubuh program dan imunisasi serta
3.1 Menjelaskan pengaruh faktor 4.1 Menyusun laporan hasil
kelainan dalam sistem imun di
lingkungan masyarakat sekitar internal dan faktor eksternal percobaan tentang pengaruh
terhadap pertumbuhan dan faktor eksternal terhadap
Tingkatan: VI (Setara Kelas XII) perkembangan makhluk hidup proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum 3.2 Menjelaskan proses metabolisme 4.2 Menyusun laporan hasil
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sebagai reaksi enzima s dalam percobaan tentang mekanisme
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual makhluk hidup kerja enzim, fotosintesis, dan
respirasi anaerob
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran
3.3 Memahami hubungan struktur 4.3 Menyajikan hasil studi pustaka
agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik dan fungsi gen, DNA, kromosom mengenai urutan proses sintesis
mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong dalam penerapan prinsip proteindalam kaitannya dengan
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai pewarisan sifat pada makhluk penyampaian kode gene k (DNA-
hidup RNA-Protein)
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan

86 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BIOLOGI 87


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 Menganalisis proses pembelahan 4.4 Menyajikan hasil studi pustaka 3.9 Menjelaskan teori, prinsip 4.9 Menyajikan karya ilmiah
sel (proses pembelahan dari sel mengenai pembelahan sel pada dan mekanisme evolusi serta terhadap gagasan baru tentang
induk menjadi dua atau lebih sel sel hewan maupun tumbuhan pandangan terkini para ahli kemungkinan-kemungkinan
anak) sebagai dasar penurunan terkait spesiasi pandangan evolusi berdasarkan
sifat dari induk kepada pemahaman yang dimilikinya
keturunannya 3.10 Menganalisis prinsip-prinsip 4.10 Menyajikan laporan hasil
3.5 Menerapkan prinsip pewarisan 4.5 Menyajikan hasil penerapan Bioteknologi dan penerapan percobaan penerapan prinsip-
sifat makhluk hidup berdasarkan hukum Mendel (hukum me- nya sebagai upaya peningkatan prinsip Bioteknologi Bioteknologi
hukum Mendel (hukum ngenai pewarisan sifat pada kesejahteraan manusia konvensional berdasarkan
mengenai pewarisan sifat pada organisme) dalam perhitungan scien ficmethod (metode
organisme) peluang dari persilangan sain fik/metode ilmiah)
makhluk hidup di bidang
pertanian dan peternakan
3.6 Menganalisis pola-pola hereditas 4.6 Menyajikan hasil penerapan
(cara penurunan sifat dari induk pola-pola hereditas (cara
ke keturunannya melalui gen/ penurunan sifat dari induk ke
DNA) pada makhluk hidup keturunannya melalui gen/
DNA) dalam perhitungan
peluang dari persilangan
yang melibatkan peris wa
pautan (suatu keadaan dimana
terdapat banyak gen dalam satu
kromosom)dan pindah silang
(peris wa pertukaran gen karena
kromosom homolog saling melilit
saat meiosis dan mengalami
pemisahan).
3.7 Menganalisis pola-pola hereditas 4.7 Menyajikan data hasil studi kasus
pada manusia tentang pola-pola hereditas pada
manusia dalam berbagai aspek
kehidupan
3.8 Memahami peris wa mutasi 4.8 Menyajikan laporan hasil studi
(perubahan struktur gen dan pustaka peris wa mutasi yang
kromosom) pada makhluk hidup menyebabkan variasi dan
kelainan sifat pada makhluk
hidup

88 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BIOLOGI 89


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Fisika
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah satu misinya
hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan yang merata
untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada dasarnya adalah
hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional juga diharapkan
mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang bermutu untuk
setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana
ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa
menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi

90 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C FISIKA 91


kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, penting kecakapan hidup.
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan mata pelajaran Fisika di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih
sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain
untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan
aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu
Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains adalah upaya sistematis untuk menemukan, dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan
membangun, menciptakan, dan mengorganisasikan pengetahuan tentang mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat
gejala alam di sekitarnya berdasarkan pengamatan. Ilmu Pengetahuan Alam dalam pendidikan formal.
bukan hanya kumpulan pengetahuan yang bersumber dari fakta-fakta, konsep- B. Tujuan
konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga meliputi proses penemuan dan sikap Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
ilmiah. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan ekstrakurikuler. Mata pelajaran Fisika di Program Paket C bertujuan agar
IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
alam sekitar. Pemahaman yang mendalam tentang alam sekitar ini selanjutnya 1. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan
diharapkan menumbuhkan sikap menghargai alam sekitar, melindunginya dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa;
sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan sebagai penciptanya. 2. Mengembangkan sikap ilmiah yaitu mengembangkan rasa ingin tahu,
jujur, optimisme, bertanggung jawab, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan
Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan dapat bekerjasama dengan orang lain;
teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Perkembangan pesat 3. Mengembangkan pengalaman melalui percobaan agar dapat merumuskan
di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dipicu oleh temuan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis, merancang dan merakit
di bidang fisika material melalui penemuan piranti mikroelektronika yang instrumen, mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data, serta
mampu memuat banyak informasi dengan ukuran sangat kecil. Pengelolaan mengkomunikasikan hasil dengan berbagai cara baik lisan maupun
sumber daya alam dan lingkungan serta pengurangan dampak bencana alam tertulis;
tidak akan berjalan secara optimal tanpa pemahaman yang baik tentang fisika. 4. Mengembangkan kemampuan penalaran induktif dan deduktif dengan
Fisika dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri menggunakan konsep dan prinsip untuk mendeskripsikan berbagai
dengan beberapa pertimbangan. peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun
Mata pelajaran Fisika diajarkan di SMA/MA/Paket C, selain memberikan kuantitatif; dan
bekal ilmu kepada peserta didik, Fisika dapat juga sebagai wahana untuk 5. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan
menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna dalam memecahkan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal
masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Fisika dilaksanakan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta
secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bernalar, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi;

92 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C FISIKA 93


C. Ruang Lingkup Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
sangat diperlukan. sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
Secara khusus, mata pelajaran Fisika di Pendidikan Kesetaraan Paket C me- ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
rupakan mata pelajaran pada peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
Alam yang mempelajari fenomena fisis di alam dan pengukurannya dengan (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
perluasan pada konsep yang abstrak yang meliputi aspek-aspek berikut. sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
1. Pengukuran berbagai besaran yang mengikuti prosedur ilmiah, secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
karakteristik gerak lurus dan melingkar, hukum-hukum Newton, Usaha sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
(kerja) dan energi, momentum, impuls dan tumbukan; dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
2. Kesetimbangan, hukum Hooke, fluida statik dan dinamik, suhu dan teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
kalor, termodinamika, Cahaya dan optik, dan pemanasan global; dan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
3. Listrik statik dan dinamik, gelombang elektromagnetik, arus bolak- mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
balik, tadiasi elektromagnetik, teori relativitas, fenomena kuantum, dan Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
teknologi digital. pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas
atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
pendidikan formal, agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dalam praktek penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan konseptual, prosedural berdasarkan abstrak terkait dengan pengembangan
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, rasa ingintahunya tentang ilmu dari yang dipelajarinya di satuan
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau pengetahuan, teknologi, seni, pendidikan nonformal & lingkungan
budaya, dan humaniora dengan sekitar secara mandiri, dan mampu
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, menggunakan metoda sesuai kaidah
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat prosedural pada bidang kajian yang
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
kualitas dan pengembangan pendidikan.

94 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C FISIKA 95


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Menjelaskan hakikat ilmu fisika 4.1 Memprak kan metode ilmiah 3.9 Menganalisis konsep energi, 4.9 Memecahkan masalah dengan
dan metode ilmiah serta peranan dan keselamatan kerja melalui usaha, hubungan usaha menggunakan metode ilmiah
fisika melalui berbagai fenomena berbagai pengalaman dalam dan perubahan energi, dan terkait dengan konsep energi,
fisika yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. hukum kekekalan energi untuk usaha, dan kekekalan energi
kehidupan sehari-hari menyelesaikan permasalahan pada permasalahan gerak yang
3.2 Menerapkan prinsip-prinsip 4.2 Menyajikan hasil pengukuran gerak yang dijumpai dalam berkaitan dengan kehidupan
pengukuran besaran fisis yang besaran fisis dengan teknik kejadian sehari-hari sehari-hari
berkaitan dengan keteli an dan yang tepat dan menggunakan 3.10 Menerapkan konsep momentum 4.10 Merancang roket air atau bola
angka pen ng peralatan yang dijumpai dalam dan impuls, serta hukum jatuh bebas di lantai serta
kehidupan sehari-hari serta kekekalan momentum dalam percobaan sederhana lainnya
mengiku kaidah angka pen ng kehidupan sehari-hari dengan menerapkan hukum
dan memahami makna fisisnya kekekalan momentum
3.3 Memahami prinsip penjumlahan 4.3 Merancang resultan vektor 3.11 Memahami hubungan antara gaya 4.11 Melakukan percobaan sederhana
vektor sebidang secara geometris sebidang dengan menggunakan dan getaran dan dihubungkan konsep getaran harmonis pada
peralatan dan bahan yang ada di dengan kehidupan sehari-hari ayunan bandul sederhana
lingkungan kehidupan sehari-hari 3.12 Memahami konsep torsi, 4.12 Melaksanakan percobaan
3.4 Memahami besaran-besaran 4.4 Mengolah data hasil percobaan momen inersia, k berat, dan k berat pada bidang
fisis pada gerak lurus dengan untuk menentukan ciri-ciri momentum sudut pada benda datar dak beraturan
kecepatan konstan dan gerak atau karakteris k benda yang tegar (sta s dan dinamis) dalam dan mendemonstrasikan
lurus dengan percepatan konstan bergerak lurus dengan kecepatan kehidupan sehari-hari keseimbangan benda tegar
konstan dan gerak lurus dengan 3.13 Menerapkan sifat elas sitas 4.13 Mengolah data hasil percobaan
percepatan konstan dan bahan dalam kehidupan sehari tentang sifat elas sitas suatu
memahami makna fisisnya hari bahan dan pemanfaatannya
3.5 Memahami gerak parabola 4.5 Mengolah data hasil percobaan 3.14 Menerapkan hukum-hukum fluida 4.14 Membuat alat sederhana yang
dengan menggunakan vektor dan gerak parabola untuk sta k dalam kehidupan sehari- memanfaatkan sifat-sifat fluida
dihubungkan dengan kehidupan menentukan karakteris k hari sta k untuk mempermudah suatu
sehari-hari geraknya pekerjaan yang berhubungan
3.6 Memahami interaksi gaya serta 4.6 Melakukan percobaan sederhana dengan kehidupan sehari-hari
hubungan antara gaya, massa, untuk menyelidiki interaksi gaya 3.15 Menerapkan prinsip fluida dinamik 4.15 Merancang ide/gagasan proyek
dan gerakan benda pada gerak serta hubungan gaya, massa, dalam teknologi sederhana yang sederhana yang menerapkan
melingkar dan percepatan dalam gerak dijumpai sehari-hari prinsip dinamika fluida
melingkar dan memahami makna 3.16 Menerapkan konsep kalor, 4.16 Melakukan percobaan sederhana
fisisnya perpindahan kalor dan kapasitas tentang karakteris k termal
3.7 Memahami besaran fisis pada 4.7 Menyajikan ide/gagasan hasil kalor serta pegaruhnya pada suatu bahan untuk menentukan
hubungan antara gaya, massa pengamatan benda bergerak kehidupan sehari-hari kapasitas kalor dan konduk vitas
dan gerak lurus dalam kehidupan melingkar yang dijumpai kalor
sehari-hari di kehidupan sehari dan 3.17 Memahami teori kine k gas serta 4.17 Memecahkan fenomena fisika
pemanfaatannya dalam teknologi karakteris k gas pada ruang yang berkaitan dengan konsep
3.8 Menganalisis konsep keteraturan 4.8 Menyajikan karya mengenai gerak tertutup teori kine k gas
gerak planet dalam tatasurya satelit buatan yang mengorbit 3.18 Memahami perubahan keadaan 4.18 Menyajikan laporan sederhana
berdasarkan hukum-hukum bumi, pemanfaatan dan dampak gas ideal berdasarkan Hukum hasil penelusuran informasi
Newton secara kualita f yang di mbulkannya dari Termodinamika tentang hubungan antara
penelusuran berbagai sumber tekanan, volume, dan temperatur
informasi gas pada ruang tertutup

96 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C FISIKA 97


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
3.19 Menganalisis karakteris k 4.19 Melakukan percobaan sederhana
gelombang mekanik tentang karakteris k gelombang KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
mekanik KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.20 Memahami konsep gelombang 4.20 Memecahkan masalah tentang PENGETAHUAN KETERAMPILAN
stasioner dan gelombang berjalan karakteris k gelombang mekanik 3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
pada berbagai kasus nyata dari fenomena fisika yang menganalisis dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret
dijumpai sehari-hari pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abs trak terkait dengan
3.21 Menerapkan konsep dan prinsip 4.21 Memecahkan masalah fisika prosedural, dan metakogni f pengembangan dari yang dipelajarinya
gelombang bunyi dan cahaya dengan menggunakan konsep berdasarkan rasa ingintahunya tentang
pada teknologi sederhana yang dan prinsip gelombang bunyi di satuan pendidikan nonformal &
ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dapat dijumpai sehari-hari yang dijumpai pada kehidupan lingkungan sekitar secara mandiri serta
budaya, dan humaniora dengan
sehari-hari ber ndak secara efek f dan krea f,
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
3.22 Menerapkan cara kerja alat op k 4.22 Menyajikan ide/rancangan sebuah kenegaraan, dan peradaban terkait dan mampu menggunakan metoda
menggunakan sifat pemantulan alat op k dengan menggunakan penyebab fenomena dan kejadian, sesuai kaidah keilmuan
dan pembiasan cahaya oleh prinsip pemantulan dan serta menerapkan pengetahuan
cermin dan lensa pembiasan pada cermin dan lensa prosedural pada bidang kajian yang
3.23 Menganalisis gejala pemanas- 4.23 Mengajukan ide/gagasan spesifik sesuai dengan bakat dan
an global dan dampaknya bagi penyelesaian masalah sederhana minatnya untuk memecahkan masalah
kehidupan serta lingkungan pemanasan global sehubungan 3.1 Menerapkan prinsip kerja 4.1 Mengiden fikasi rangkaian listrik
dengan gejala dan dampaknya peralatan listrik searah (DC) salah satu peralatan listrik untuk
bagi kehidupan serta lingkungan dalam kehidupan sehari-hari menarik kesimpulan tentang
prinsip kerja rangkaian listrik
Tingkatan: VI (Setara Kelas XII)
searah (DC)
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum 3.2 Memahami gaya listrik, kuat 4.2 Mengiden fikasi rangkaian listrik
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap medan listrik, fluks, potensial sederhana dengan beberapa
listrik, energi potensial listrik dan kapasitor sebagai komponennya
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual penerapannya pada berbagai untuk menyimpulkan manfaatnya
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan kasus nyata dikehidupan sehari- dalam kehidupan sehari-hari
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta hari.
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli 3.3 Menerapkan induksi magnet dan 4.3 Mengama gejala induksi
gaya magne k pada berbagai magne k dan gaya magne k
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif produk teknologi disekitar kawat berarus listrik
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi 3.4 Memahami fenomena induksi 4.4 Melakukan percobaan tentang
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri elektromagne k pada berbagai induksi elektromagne k dan
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut peralatan elektronik sederhana manfaatnya dalam kehidupan
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect yang umum dijumpai dalam sehari-hari
kehidupan sehari-hari
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan 3.5 Memahami rangkaian arus 4.5 Menyajikan hasil penelusuran
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, bolak-balik (AC) sederhana dan informasi tentang penerapan
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. penerapannya dalam kehidupan rangkaian arus bolak-balik (AC)
sehari-hari dalam kehidupan sehari-hari
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan

98 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C FISIKA 99


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.6 Memahami fenomena 4.6 Menyajikan hasil penelusuran
spektrum gelombang dan informasi tentang manfaat dan
radiasi elektromagne k secara dampak radiasi gelombang
sederhana, pemanfaatannya elektromagne k pada teknologi
dalam teknologi, serta kehidupan sehari-hari
dampaknya pada kehidupan
3.7 Menjelaskan fenomena 4.7 Menyajikan laporan hasil
perubahan panjang, waktu, penelusuran informasi dari
dan massa dikaitkan dengan berbagai sumber tentang teori
kerangka acuan dan kesetaraan rela vitas
massa dengan energi dalam teori
rela vitas khusus
3.8 Mengenal gejala kuantum yang 4.8 Menyajikan laporan tertulis hasil
mencakup sifat radiasi benda penelusuran informasi tentang
hitam, efek fotolistrik, dan sinar X penerapan sinar X dalam berbagai
dalam kehidupan sehari-hari bidang (industri dan kesehatan)
dalam kehidupan sehari-hari
3.9 Mengenal prinsip penyimpanan 4.9 Menyajikan laporan hasil
dan transmisi data dalam penelusuran informasi tentang
bentuk analog dan digital serta perkembangan teknologi
penerapannya dalam teknologi digital melipu : perkembangan
informasi dan komunikasi yang komputer dan perkembangan
nyata dalam kehidupan sehari- penyimpanan data misalnya
hari hardisk, flash drive, ZIP drive,
Floppy disk, Compack Disc (CD),
Digital Versa le Disc (DVD).
3.10 Memahami karakteris k in 4.10 Menyajikan laporan lewat
atom, radioak vitas, dan penelusuran informasi tentang
pemanfaatannya dan dampaknya sumber radioak f, radioak vitas,
dalam kehidupan sehari-hari serta pemanfaatan, dampak, dan
teknologi yang menghasilkannya proteksinya bagi kehidupan
3.11 Menganalisis keterbatasan 4.11 Menyajikan ide/ gagasan dampak
sumber energi dan dampaknya keterbatasan sumber energi
bagi kehidupan bagi kehidupan dan upaya
penyelesaian masalah dengan
energi alterna f

100 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C FISIKA 101


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
PENDIDIKAN KESETARAAN tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
Mata Pelajaran : Kimia pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
A. Rasional untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Kementerian Kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam yang diperoleh dan
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah satu misinya dikembangkan berdasarkan percobaan dan penalaran untuk mencari jawaban
hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan yang merata atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana tentang gejala-gejala alam
untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada dasarnya adalah khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur, sifat, transformasi,
hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional juga diharapkan dinamika dan energetika zat. Kurikulum kimia dirancang sesuai dengan
mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang bermutu untuk karkteristik kimia sebagai proses, sikap, dan produk
setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana
Kimia sebagai proses/metode penyelidikan (inquiry methods) meliputi
ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa
cara berpikir, bernalar, merumuskan masalah, melakukan percobaan dan
menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pengamatan, menganalisis data dan menyimpulkan untuk memperoleh
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
produk-produk sains. Rangkaian proses itu dilandasi oleh sikap ilmiah antara
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan lain: rasa ingin tahu, keseimbangan antara terbuka dan tidak mudah percaya,
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan jujur, disiplin, bertanggung jawab, tekun, hati-hati, teliti, peduli, mudah
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap bekerja sama, toleran, santun, responsif dan pro-aktif. Dengan demikian Kimia
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan dapat dipandang sebagai cara berpikir dan bersikap terhadap alam, sebagai
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi cara untuk melakukan penyelidikan, dan sebagai kumpulan pengetahuan.
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
Dalam rangka penguasaan kecakapan abad 21, pembelajaran Kimia pada
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih
Pendidikan Kesetaraan Paket C dipandang bukan hanya untuk pengalihan
rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge and skills) saja kepada
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
peserta didik, tetapi juga untuk membangun kemampuan berpikir tingkat
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
tinggi (analitis, sintesis, kritis, kreatif, dan inovatif ) melalui pengalaman kerja
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
ilmiah. Pengetahuan, keterampilan, kemampuan berpikir, dan kemampuan
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
bersikap yang diperoleh dari pembelajaran Kimia akan membekali peserta
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab didik memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, maupun untuk
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara studi lanjut terkait dengan karakteristik Kimia sebagai landasan berbagai ilmu
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan dasar dan terapan. Selain itu pembelajaran Kimia dapat digunakan sebagai
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum wahana untuk memahami alam, untuk membangun sikap dan nilai, serta
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi untuk meningkatkan keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

102 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C KIMIA 103


Pencapaian kompetensi tersebut di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. Kemandirian
mata pelajaran Kimia di Pendidikan Kesetaraan Paket C. Mengingat tujuan warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggungjawab
dalam pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau Mata pelajaran Kimia di pendidikan kesetaraan memuat materi-materi yang
kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, sejalan dengan pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi lulusan setara
kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski dengan kualitas lulusan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan
kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu
lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas dilakukan pada aspek pembelajaran.
lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.
Kompetensi pada tingkatan 5 dicapai melalui pembelajaran materi-materi
B. Tujuan tentang hakikat dan peran kimia dalam kehidupan sehari-hari, struktur atom
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, dan sistem periodik, ikatan kimia dan bentuk molekul, larutan elektrolit dan
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai larutan non elektrolit, konsep reaksi oksidasi reduksi dan bilangan oksidasi,
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau tatanama senyawa anorganik dan organik, stoikiometri, senyawa hidrokarbon
ekstrakurikuler. dan minyak bumi, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, asam dan
Secara khusus, mata pelajaran Kimia diajarkan untuk mencapai tujuan-tujuan basa, kesetimbangan asam basa, kesetimbangan kelarutan, dan sistem koloid.
khusus sebagai berikut. Sedangkan kompetensi pada tingkatan 6 dicapai melalui pembelajaran materi-
1. Menjalani kehidupan dengan sikap positif dengan daya pikir kritis, kreatif, materi tentang sifat koligatif larutan, reaksi redoks dan elektrokimia, kimia
inovatif, dan kolaboratif, disertai kejujuran dan keterbukaan, berdasarkan unsur, senyawa karbon, dan makromolekul.
potensi proses dan produk Kimia.
2. Memahami fenomena alam di sekitarnya, berdasarkan hasil pembelajaran D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
sains melalui bidang-bidang Kimia. Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
3. Membedakan produk atau cara yang masuk akal dengan produk atau cara Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
yang tidak bersesuaian dengan prinsip-prinsip Kimia. pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas
4. Mengambil keputusan di antara berbagai pilihan yang dibedakan oleh atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam
hal-hal yang bersifat ilmiah. pendidikan formal, agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di
5. Menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, terutama dalam praktek penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
memilih di antara cara-cara yang telah dikenal manusia berdasarkan Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
pertimbangan ilmiah. masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
6. Mengenali dan menghargai peran Kimia dalam memecahkan permasalahan yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
umat manusia. equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
7. Memahami dampak dari perkembangan Kimia terhadap perkem- rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
bangan teknologi dan kehidupan manusia di masa lalu, maupun potensi tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
dampaknya di masa depan bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya. dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
C. Ruang Lingkup menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan kualitas dan pengembangan pendidikan.

104 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C KIMIA 105


Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI) 3.1 Memahami metode ilmiah, 4.1 Menyajikan hasil rancangan dan
hakikat ilmu Kimia, keselamatan hasil percobaan pelarutan gula
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum dan keamanan bahan kimia di atau garam dapur
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap lingkungan, serta peran kimia
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual dalam kehidupan
3.2 Menganalisis par kel dasar 4.2 Membandingkan fenomena
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan penyusun atom berdasarkan alam atau hasil percobaan
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta model atom Rutherford dan Bohr menggunakan model atom
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli 3.3 Memahami konfigurasi elektron 4.3 Menentukan letak suatu unsur
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan pola konfigurasi elektron dalam kehidupan sehari-hari
terluar untuk se ap golongan dalam tabel periodik berdasarkan
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi dalam tabel periodik konfigurasi elektron
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri 3.4 Menganalisis kemiripan sifat 4.4 Menyajikan hasil analisis data-
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut unsur dalam golongan dan data unsur dalam kaitannya
keperiodikannya dengan kemiripan dan sifat
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect keperiodikan unsur
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan 3.5 Membandingkan ikatan ion, 4.5 Membedakan karakteris k
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, ikatan kovalen, ikatan kovalen beberapa senyawa ion atau
koordinasi, dan ikatan logam senyawa kovalen berdasarkan
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. serta kaitannya dengan sifat zat beberapa sifat fisis senyawa
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses 3.6 Menerapkan Teori Pasangan 4.6 Membuat model bentuk molekul
Elektron Kulit Valensi (VSEPR) dengan menggunakan bahan-
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan dan Teori Domain elektron dalam bahan yang ada di lingkungan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam menentukan bentuk molekul sekitar atau perangkat lunak
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi komputer
inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. 3.7 Menghubungkan interaksi antar 4.7 Menerapkan prinsip interaksi
ion, atom dan molekul (Ikatan antar ion, atom dan molekul
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Hidrogen, Gaya Van Der Waals, dalam memahami sifat-sifat fisik
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN dan Gaya London) dengan sifat zat di sekitarnya
fisika zat
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.8 Menganalisis penyebab larutan 4.8 Membedakan daya hantar
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
dapat menghantarkan listrik listrik berbagai larutan melalui
menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
perancangan dan pelaksanaan
faktual, konseptual, prosedural, terkait dengan pengembangan dari
percobaan
dan metakogni f berdasarkan yang dipelajarinya di sekolah secara
rasa ingin tahunya tentang ilmu mandiri, ber ndak secara efek f dan 3.9 Mengiden fikasi reaksi reduksi 4.9 Menganalisis beberapa reaksi
pengetahuan, teknologi, seni, krea f, serta mampu menggunakan dan oksidasi dalam kehidupan berdasarkan perubahan bilangan
budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan sehari-hari dan menggunakan oksidasi yang diperoleh dari data
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, konsep bilangan oksidasi unsur hasil percobaan yang tertulis di
kenegaraan, dan peradaban terkait modul/ buku
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah

106 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C KIMIA 107


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.10 Menerapkan hukum-hukum 4.10 Menganalisis data hasil percobaan 3.19 Menganalisis faktor-faktor 4.19 Menalar dan menyimpulkan
dasar kimia, konsep massa menggunakan hukum-hukum (konsentrasi, volum, tekanan, data hasil percobaan tentang
molekul rela f, persamaan kimia, dasar kimia kuan ta f dan suhu) yang memengaruhi faktor-faktor yang mempengaruhi
konsep mol, dan kadar zat untuk pergeseran arah kese mbangan pergeseran arah kese mbangan
menyelesaikan perhitungan kimia dan penerapannya dalam industri
dalam kehidupan sehari-hari 3.20 Memahami konsep asam dan 4.20 Menganalisis trayek perubah-
3.11 Menganalisis struktur dan 4.11 Membuat model visual berbagai basa serta kekuatannya dan an pH beberapa indikator yang
sifat senyawa hidrokarbon struktur molekul hidrokarbon kese mbangan pengionannya diekstrak dari bahan alam melalui
berdasarkan kekhasan atom yang memiliki rumus molekul dalam larutan percobaan
karbon dan golongan senyawanya yang sama dengan menggunakan 3.21 Menganalisis kese mbangan 4.21 Menyimpulkan sifat asam basa
bahan yang ada di sekitar ion dalam larutan garam dan berbagai larutan garam berdasar-
3.12 Memahami proses pembentukan 4.12 Menyajikan karya tentang pro- menghubungkan pH-nya kan informasi yang tertulis di
fraksi-fraksi minyak bumi, teknik ses pembentukan dan teknik buku/modul /internet
pemisahan serta kegunaannya pemisahan fraksi-fraksi minyak 3.22 Memahami prinsip kerja, 4.22 Menentukan pH larutan pe-
bumi beserta kegunaannya perhitungan pH, dan peran nyangga dengan indikator
3.13 Mengiden fikasi reaksi 4.13 Menyusun gagasan cara meng- larutan penyangga dalam tubuh
pembakaran hidrokarbon yang atasi dampak pembakaran makhluk hidup
sempurna dan dak sempurna senyawa karbon terhadap 3.23 Menganalisis data hasil berbagai 4.23 Menyimpulkan hasil analisis data
serta sifat zat hasil pembakaran lingkungan dan kesehatan jenis trasi asam-basa percobaan trasi asam-basa
(CO2, CO, par kulat karbon) 3.24 Mengelompokkan berbagai pe 4.24 Membuat makanan atau produk
3.14 Memahami konsep perubahan 4.14 Menyimpulkan hasil analisis sistem koloid, dan memahami lain yang berupa koloid atau
entalpi reaksi pada tekanan tetap data percobaan termokima pada kegunaan koloid dalam kehidupan melibatkan prinsip koloid
dalam persamaan termokimia tekanan tetap berdasarkan sifat-sifatnya
3.15 Memahami jenis entalpi reaksi, 4.15 Membandingkan perubahan
hukum Hess dan konsep energi entalpi beberapa reaksi (reaksi Tingkatan: VI (Setara Kelas XII)
ikatan eksoterm dan reaksi endoterm)
berdasarkan data hasil percobaan Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
3.16 Memahami faktor konsentrasi, 4.16 Menyajikan hasil penelusuran mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
suhu, dan ukuran par kel yang informasi cara-cara pengaturan
memengaruhi laju reaksi dengan dan penyimpanan bahan untuk sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
menggunakan teori tumbukan mencegah perubahan fisika dan yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
kimia yang tak terkendali
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
3.17 Menentukan orde reaksi dan 4.17 Menalar dan menyimpulkan data
tetapan laju reaksi berdasarkan hasil percobaan tentang faktor- didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
data hasil percobaan faktor yang mempengaruhi laju (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
reaksi dan orde reaksi
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
3.18 Memahami reaksi kese mbangan 4.18 Menyajikan hasil pengolahan data
di dalam hubungan antara untuk menentukan nilai tetapan secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
pereaksi dan hasil reaksi serta kese mbangan suatu reaksi sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
penerapannya dalam kehidupan
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

108 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C KIMIA 109


Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
3.6 Menerapkan stoikiometri reaksi 4.6 Menyajikan rancangan prosedur
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi redoks dan hukum Faraday untuk penyepuhan benda dari logam
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. menghitung besaran-besaran dengan ketebalan lapisan dan
yang terkait sel elektrolisis luas tertentu
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
3.7 Menganalisis kelimpahan, 4.7 Menyajikan data hasil
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
kecenderungan sifat fisika dan penelusuran informasi sifat dan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN kimia, manfaat, dan proses pembuatan unsur-unsur golongan
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan pembuatan unsur-unsur golongan utama (halogen, alkali, dan alkali
analisis dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret utama (gas mulia, halogen, alkali, tanah) yang banyak digunakan
pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan dan alkali tanah) yang banyak dalam kehidupan
prosedural, dan metakogni f pengembangan dari yang dipelajarinya digunakan dalam kehidupan
berdasarkan rasa ingin tahunya di sekolah secara mandiri serta
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, 3.8 Menganalisis kelimpahan, 4.8 Menyajikan data hasil
ber ndak secara efek f dan krea f, kecenderungan sifat fisika dan penelusuran informasi sifat
seni, budaya, dan humaniora dengan
dan mampu menggunakan metoda kimia, manfaat, dan proses dan pembuatan unsur-unsur
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan pembuatan unsur-unsur periode Periode 3 dan unsur golongan
penyebab fenomena dan kejadian, 3 dan golongan transisi (periode transisi (periode 4) yang banyak
serta menerapkan pengetahuan 4) yang banyak digunakan dalam digunakan dalam kehidupan
prosedural pada bidang kajian yang kehidupan
spesifik sesuai dengan bakat dan
3.9 Menganalisis struktur, tatanama, 4.9 Menyanyikan hasil penelusuran
minatnya untuk memecahkan masalah
sifat, sintesis, dan kegunaan informasi tentang sintesis dan
3.1 Menganalisis fenomena sifat 4.1 Menyajikan hasil penelusuran senyawa karbon yang banyak iden fikasi gugus fungsi senyawa
koliga f larutan (penurunan te informasi tentang kegunaan digunakan dalam kehidupan karbon yang banyak digunakan
kanan uap jenuh, kenaikan k prinsip sifat koliga f larutan dalam kehidupan
didih, penurunan k beku, dan dalam kehidupan sehari-hari
3.10 Menganalisis struktur, tata nama, 4.10 Menyajikan hasil penelusuran
tekanan osmosis)
sifat, dan kegunaan benzena dan informasi beberapa turunan
3.2 Membedakan sifat koliga f 4.2 Menganalisis data percobaan turunannya benzena yang berbahaya dan
larutan elektrolit dan larutan untuk menentukan derajat dak berbahaya
nonelektrolit pengionan
3.11 Menganalisis struktur, tata 4.11 Menganalisis hasil penelusuran
3.3 Menyetarakan persamaan reaksi 4.3 Menentukan urutan kekuatan nama, sifat dan penggolongan informasi mengenai pembuatan
redoks dengan menggunakan pengoksidasi atau pereduksi makromolekul dan dampak suatu produk dari
metode setengah reaksi dan berdasarkan data hasil percobaan makromolekul
metode perubahan bilangan
oksidasi
3.4 Menganalisis proses yang terjadi 4.4 Merancang sel Volta dengan
dalam sel Volta dan memahami mengunakan bahan di sekitar
kegunaannya
3.5 Menganalisis faktor-faktor yang 4.5 Mengajukan gagasan untuk
mempengaruhi terjadinya korosi mencegah dan mengatasi
dan cara mengatasinya terjadinya korosi

110 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C KIMIA 111


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Geografi
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih
rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup

112 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C GEOGRAFI 113


pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, Kurikulum mata pelajaran Geografi dirancang untuk mempersiapkan
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan generasi baru bangsa yang memiliki kemampuan sebagai pribadi orang
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan dewasa dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, dan
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, memiliki kepedulian terhadap hubungan kausal antara keruangan, manusia,
sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat dan lingkungannya untuk dapat berkontribusi terhadap pembangunan
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan baik pada skala lokal, nasional, maupun internasional. Kemandirian warga
untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggung jawab
aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
Sejauh ini, mata pelajaran Geografi di Sekolah Menengah Atas dirancang untuk Secara khusus, mata pelajaran Geografi diajarkan untuk mencapai tujuan-
mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki kemampuan sebagai pribadi tujuan khusus sebagai berikut.
orang dewasa dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, 1. Berpikir kritis dan mampu mengatasi masalah kaitannya dengan
dan memiliki etika sosial yang tinggi serta bertanggung jawab terhadap perubahan ruang di permukaan Bumi, kerusakan dan upaya pelestarian
perkembangan diri dan masyarakatnya untuk menopang pembangunan lingkungan hidup, persebaran dan pemanfaatan sumber daya alam, dan
bangsa dan peradaban dunia. Secara khusus, mata pelajaran Geografi berbagai dampak perubahan akibat proses geosfer baik dalam konteks
memiliki arti penting untuk meningkatkan kemampuan mengembangkan lokal, nasional, maupun global.
diri dalam konteks perkembangan masyarakat. Melalui belajar Geografi, 2. Mencipta dan memperbarui kondisi lingkungan fisik dan lingkungan
perlu ditingkatkan kepedulian mereka terhadap masalah sosial di masyarakat sosial sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya
sebagai bagian dari tanggungjawab sebagai orang dewasa atau warga negara untuk kesejahteraan manusia yang dikelola secara arif dengan menjunjung
yang mandiri dan peduli terhadap lingkungan sekitar dan hubungan timbal tinggi nilai-nilai toleransi terhadap keragaman budaya bangsa.
balik antara alam dan manusia. Termasuk, kemampuannya dalam menjalin 3. Melek teknologi informasi, media, dan komunikasi terkait dengan pengelolan
kerjasama, melakukan tindakan kolektif dalam memecahkan masalah- peta, citra pengindraan jauh, dan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang
masalah sosial yang berkaitan dengan berbagai gejala dan peritiwa yang terjadi dapat diaplikasikan sebagai alat analisis geografi untuk pengambilan
di muka bumi, baik fisik maupun makhluk hidup yang mendiaminya. kebijakan baik dalam skala lokal, nasional, maupun internasional.
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran mata 4. Belajar secara kontekstual sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam
pelajaran Geografi di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah Menengah memahami permasalahan ruang dan interaksi lingkungan fisik dan sosial
Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada secara mandiri dan berkelanjutan.
pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan 5. Bekerja sama dan berkomunikasi untuk terjalinnya hubungan (koneksi)
keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada aspek antarruang dalam lingkungan lokal, nasional, maupun internasional
pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan dengan tetap menunjukkan perilaku cinta tanah air, bangga sebagai bangsa
keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar Indonesia, dan bertanggung jawab terhadap keutuhan Negara Kesatuan
kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar Republik Indonesia yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.
kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. C. Ruang Lingkup
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga
B. Tujuan perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. Kemandirian
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai dicapai warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggungjawab
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.

114 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C GEOGRAFI 115


Secara khusus, pembelajaran Geografi di sekolah menengah atas dirancang 6. Pemanfaatan geografi yang meliputi pemanfaatan peta, pengindraan
agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas sumberdaya jauh, Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam pengembangan jaringan
manusia tersebut. Mata pelajaran Geografi di pendidikan kesetaraan dalam transportasi, tata guna lahan, kesehatan lingkungan, dan potensi bencana.
hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan yang terdapat di Kompetensi yang diharapkan muncul adalah peserta didik mampu
dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas menampilkannya dalam bentuk visual, verbal, matematis, digital, maupun
lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan dalam pola pikir (kognitif ).
tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu 7. Koneksi global dan pengelolaan perubahan yang meliputi konektivitas
dilakukan pada aspek pembelajaran. perdagangan internasional (pergerakan barang, jasa, modal atau tenaga kerja,
Mengacu pada kompetensi Geografi di Sekolah Menengah Atas, kompetensi transfer teknologi, dan informasi) di negara maju dan negara berkembang.
yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini berorientasi pada D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
penumbuhan literasi keruangan dan keterampilan geografi, geografi Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
fisik, geografi manusia, dan interaksi lingkungan untuk tingkatan V, dan Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
pemahaman geografi regional, pemanfaatan geografi, dan koneksi global dan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
pengelolaan perubahan untuk tingkatan VI. kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
Rincian dari materi-materi tersebut sebagai berikut. dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
1. Literasi keruangan dan keterampilan geografi yang meliputi pengetahuan pendidikan kesetaraan.
dasar geografi dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari. Materi Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
pokoknya adalah memperkenalkan ruang lingkup, objek studi, prinsip, masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
konsep, dan pendekatan geografi. yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
2. Geografi fisik yang meliputi dinamika planet bumi sebagai ruang equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
kehidupan, dinamika litosfer, atmosfer, hidrosfer, dan biosfer (geosfer) rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
serta dampaknya terhadap kehidupan. Kajian geografi fisik ini akan tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
disintesiskan dengan aspek lainnya dan direpresentasikan dalam bentuk dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
visual, verbal, matematis, digital, dan kognitif (peta pikiran). menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
3. Geografi manusia yang meliputi dinamika kependudukan di Indonesia dan alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
keragaman budaya bangsa sebagai identitas nasional berdasarkan pola sebaran, kualitas dan pengembangan pendidikan.
keunikan, dan proses interaksinya untuk menjaga kerukunan bangsa. Kajian
geografi manusia juga disintesiskan dengan aspek lainnya serta direpresentasikan Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
dalam bentuk visual, verbal, matematis, digital, maupun kognitif. kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat
4. Interaksi lingkungan yang meliputi kondisi wilayah Indonesia, sebaran Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
sumber daya alam Indonesia, dan mitigasi serta adaptasi bencana alam Kompetensi inti Sikap Spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah
berdasarkan nilai kearifan lokal dan pembangunan berkelanjutan. “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan
5. Geografi regional yang meliputi konsep wilayah dan pewilayahan, pola kompetensi inti Sikap Sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan
persebaran dan interaksi spasial desa-kota, dan regionalisasi fenomena perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
geografi di dunia. Kajiannya akan diarahkan pada konteks integrasi dalam toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
tempat, interdependensi antar tempat, dan interdependensi antarskala.

116 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C GEOGRAFI 117


berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 Menganalisis proses pembentukan 4.4 Menyajikan ciri-ciri planet Bumi yang
proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, planet Bumi dan perkembangan mendukung perkembangan kehi-
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan kehidupan serta proses-proses yang dupan dalam bentuk tulisan yang
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta memengaruhinya dilengkapi dengan peta dan bagan/
gambar/ tabel/grafik/ foto/video
kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3.5 Menganalisis proses tenaga endogen 4.5 Menyajikan proses tenaga endogen
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses dan eksogen pada litosfer serta dan eksogen pada litosfer serta
dampaknya terhadap kehidupan dampaknya terhadap kehidupan
pembelajaran berlangsungsehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan dalam bentuk tulisan yang dilengkapi
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dengan peta dan bagan/gambar/
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi tabel/grafik/ video
3.6 Menganalisis unsur-unsur cuaca dan 4.6 Menganalisis unsur-unsur cuaca dan
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. iklim yang terjadi pada atmosfer iklim yang terjadi pada atmosfer serta
serta dampaknya terhadap dampaknya terhadap kehidupan 4.6
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
kehidupan Menyajikan unsur-unsur cuaca dan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
iklim yang terjadi pada atmosfer serta
PENGETAHUAN KETERAMPILAN dampaknya terhadap kehidupan
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam bentuk tulisan yang dilengkapi
analisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan peta dan bagan/gambar/
konseptual, prosedural berdasarkan terkait dengan pengembangan dari tabel/grafik/ foto/video
rasa ingin tahunya tentang ilmu yang dipelajarinya di sekolah secara 3.7 Menganalisis proses pada siklus 4.7 Menyajikan proses pada siklus
pengetahuan, teknologi, seni, mandiri, dan mampu menggunakan air, perairan darat, dan perairan air, perairan darat, dan perairan
budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan laut serta dampaknya terhadap laut serta dampaknya terhadap
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kehidupan kehidupan dalam bentuk tulisan yang
kenegaraan, dan peradaban terkait dilengkapi dengan peta dan bagan/
penyebab fenomena dan kejadian, gambar/ tabel/grafik/ foto/video
serta menerapkan pengetahuan
3.8 Memahami kondisi wilayah dan 4.8 Menyajikan contoh potensi dan
prosedural pada bidang kajian yang
posisi strategis Indonesia dalam manfaat posisi strategis Indonesia
spesifik sesuai dengan bakat dan
bidang pelayaran dan perdagangan dalam bidang pelayaran dan
minatnya untuk memecahkan masalah
internasional sebagai poros mari m perdagangan internasional sebagai
3.1 Memahami objek, ruang lingkup, 4.1 Menyajikan contoh konsep, dunia poros mari m dunia dalam bentuk
prinsip, konsep, pendekatan, pendekatan, prinsip, dan tulisan yang dilengkapi peta dan
dan keterampilan geografi serta keterampilan geografi pada tabel/grafik/foto/gambar
pemanfaatannya dalam kehidupan kehidupan sehari-hari dalam bentuk
3.9 Menganalisis persebaran flora dan 4.10 Membuat peta persebaran flora dan
sehari-hari tulisan
fauna di Indonesia dan/atau dunia fauna di Indonesia dan/atau dunia
3.2 Memahami komponen dan cara 4.2 Membuat peta tema k seper peta berdasarkan kondisi lingkungannya yang dilengkapi gambar hewan dan
menafsirkan peta, dasar-dasar kepadatan penduduk, peta penggu- tumbuhan endemik
pembuatan peta, citra satelit, naan lahan, atau peta jaringan jalan di
3.10 Menganalisis sebaran dan pengelolaan 4.10 Membuat peta persebaran sumber
foto udara, serta cara kerja Sistem wilayah setempat dan/atau salah satu
sumber daya kehutanan, pertambangan, daya kehutanan, pertambangan,
Informasi Geografis (SIG) pulau di Indonesia berdasarkan peta
kelautan, dan pariwisata sesuai prinsip- kelautan, dan pariwisata di
rupa bumi
prinsip pembangunan berkelanjutan Indonesia
3.3 Memahami cara-cara melakukan 4.3 Menyajikan hasil peneli an geografi
3.11 Menganalisis potensi dan persebaran 4.11 Membuat peta persebaran sumber
peneli an geografi sederhana sederhana dalam bentuk tulisan yang
sumber bahan pangan, bahan bahan pangan, bahan industri, serta
dengan menggunakan peta dilengkapi dengan peta dan bagan/
industri, serta sumber energi baru energi baru dan dapat diperbarui di
gambar/ tabel/grafik/foto/ video
dan dapat diperbarui di Indonesia Indonesia

118 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C GEOGRAFI 119


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.12 Menganalisis dinamika kependudukan 4.12 Menyajikan data kependudukan
terkait dengan perubahan jumlah wilayah setempat dalam bentuk peta 3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
penduduk, perpindahan penduduk, dan bagan/tabel/grafik analisis dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret
dan indeks pembangunan manusia pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan
untuk perencanaan pembangunan di prosedural, dan metakogni f pengembangan dari yang dipelajarinya
Indonesia berdasarkan rasa ingin tahunya di sekolah secara mandiri serta
tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
3.13 Menganalisis persebaran dan faktor 4.13 Membuat peta sederhana tentang ber ndak secara efek f dan krea f,
seni, budaya, dan humaniora dengan
yang memengaruhi keunikan dan persebaran unsur-unsur budaya dan mampu menggunakan metoda
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
keragaman budaya daerah sebagai daerah sebagai bagian dari budaya kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan
bagian dari budaya nasional nasional penyebab fenomena dan kejadian,
3.14 Menganalisis jenis dan 4.14 Membuat sketsa/denah/peta sederha- serta menerapkan pengetahuan
penanggulangan bencana alam na mengenai potensi bencana wilayah prosedural pada bidang kajian yang
melalui edukasi, kearifan lokal, dan setempat serta strategi mengurangi spesifik sesuai dengan bakat dan
pemanfaatan teknologi modern dampak bencana berdasarkan sketsa/ minatnya untuk memecahkan masalah
denah/peta tersebut
3.1 Memahami konsep wilayah 4.1 Membuat peta pengelompokan
Tingkatan: VI (Setara kelas XII) seper wilayah formal dan penggunaan lahan di wilayah
wilayah fungsional serta kabupaten/kota/provinsi
Kompetensi inti Sikap Spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah pewilayahan dalam perencanaan berdasarkan data wilayah
“Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan tata ruang wilayah nasional, setempat
provinsi, dan kabupaten/kota
kompetensi inti Sikap Sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan
3.2 Menganalisis struktur keruang- 4.2 Membuat tulisan tentang usaha
perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, an desa dan kota, interaksi pemerataan pembangunan di
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas desa dan kota, serta kaitannya desa dan kota yang dilengkapi
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan dengan usaha pemerataan dengan peta dan bagan/tabel/
pembangunan grafik/diagram
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
3.3 Menganalisis jaringan 4.3 Menyajikan peta tema k untuk
pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui transportasi dan penggunaan pengembangan potensi wilayah
proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, lahan dengan peta/citra dan kesehatan lingkungan
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan satelit/foto udara serta Sistem berdasarkan pengolahan peta
Informasi Geografis (SIG) untuk rupa bumi/citra satelit/foto
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta pengembangan potensi wilayah udara dan Sistem Informasi
kebutuhan dan kondisi peserta didik. dan kesehatan lingkungan Geografis (SIG)
3.4 Menganalisis ciri-ciri negara maju 4.4 Membuat tulisan tentang kerja
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses dan negara berkembang dalam sama Indonesia dengan negara
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan lingkup pasar bebas maju dan negara berkembang
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam lingkup pasar bebas yang
dilengkapi dengan peta dan tabel
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi /grafik/diagram
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.

120 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C GEOGRAFI 121


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Sejarah
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih
rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup

122 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH 123


pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, yang berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki komitmen dan kesadaran
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan serta bangga menjadi warga negara
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan Indonesia. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, negara yang bertanggung jawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya
sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat dalam hal ini sangat diperlukan. Secara khusus, mata pelajaran Sejarah diajarkan
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus sebagai berikut.
untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. 1. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman mengenai kehidupan
masyarakat dan bangsa Indonesia serta dunia;
Sejauh ini, mata pelajaran Sejarah di Sekolah Menengah Atas dirancang untuk 2. Mengembangkan rasa kebangsaan, cinta tanah air, dan penghargaan
mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki kemampuan sebagai pribadi terhadap hasil dan prestasi bangsa Indonesia dan umat manusia di masa lalu;
orang dewasa dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, 3. Membangun kesadaran tentang konsep waktu dan ruang dalam berfikir
dan membangun manusia Indonesia yang akan menghadapi tantangan kesejarahan;
global, membangun kehidupan kebangsaan yang produktif, dan mampu
4. Mengembangkan kemampuan berpikir sejarah (historical thinking),
menjadi warga dunia dengan tetap memiliki kepribadian sebagai orang
kesadaran sejarah (historical awareness), keterampilan sejarah (historical
Indonesia. Secara khusus, mata pelajaran Sejarah memiliki arti penting
skills), dan wawasan terhadap isu sejarah (historical issues), serta menerapkan
untuk meningkatkan kemampuan mengembangkan diri dalam konteks
kemampuan, keterampilan dan wawasan tersebut dalam kehidupan masa
perkembangan masyarakat. Tumbuhnya kesadaran akan identitas diri dalam
kini (making and decition maker);
hubungan sosial di masyarakat sekitar penting dikembangkan. Demikian pula,
melalui belajar Sejarah, perlu ditingkatkan rasa kebangsaan dan cinta tanah 5. Mengembangkan perilaku yang didasarkan pada nilai dan moral yang
air sebagai perwujudan bangsa yang bermartabat. Termasuk, kemampuannya mencerminkan karakter diri, masyarakat, dan bangsa;
dalam menjalin kerjasama, melakukan tindakan kolektif dalam memecahkan 6. Menanamkan sikap berorientasi kepada kehidupan masa kini dan masa
masalah-masalah sosial dan mengembangkan kehidupan publik. depan berdasarkan pengalaman masa lampau;
7. Memahami dan mampu menangani isu-isu kontroversial untuk mengkaji
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran mata permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakatnya; dan
pelajaran Sejarah di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah Menengah 8. Memahami perkembangan internasional dalam menelaah fenomena
Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada
aktual dan dan isu-isu global.
pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan
C. Ruang lingkup
keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga
aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap
perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan
dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar
perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. Kemandirian
kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar
kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggungjawab
pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
B. Tujuan
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu Secara khusus, pembelajaran Sejarah di sekolah menengah atas dirancang
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai dicapai agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas sumberdaya
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. manusia tersebut. Mata pelajaran Sejarah di pendidikan kesetaraan dalam
hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan yang terdapat di
Kurikulum mata pelajaran Sejarah dirancang untuk mempersiapkan generasi baru dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas
bangsa yang memiliki kemampuan sebagai pribadi orang dewasa dan warga negara

124 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH 125


lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.
dilakukan pada aspek pembelajaran. Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
Mengacu pada kompetensi Sejarah di Sekolah Menengah Atas, kompetensi Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini berorientasi pada mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
menganalisis keterkaitan antar peristiwa sejarah untuk menemukan konsep sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
atau teori, fakta dan hubungan sebab akibat suatu peristiwa sejarah untuk yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
tingkatan 5, dan kemampuan mencipta atau merekonstruksi suatu peristiwa ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
sejarah dalam bentuk tulisan untuk tingkatan 6. didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
Kompetensi pada tingkatan 5 dicapai melalui pembelajaran materi-materi (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
berkaitan dengan prinsip dasar Ilmu Sejarah, peradaban awal masyarakat dunia sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
dan Indonesia, Perkembangan negara-negara tradisional di Indonesia, Indonesia secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
pada masa penjajahan, Revolusi besar dunia dan pengaruhnya, Kebangkitan sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
heroisme dan kebangsaan Indonesia, Proklamasi dan perkembangan negara dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
dan bangsa Indonesia. Sedangkan kompetensi pada tingkatan 6 dicapai melalui teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
pembelajaran materi-materi tentang perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
Indonesia, Dunia pada masa Perang Dingin dan perubahan poilitik global, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Indonesia pada masa Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum Pada pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
Mata Pelajaran Sejarah Pendidikan Kesetaraan Paket C keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
3. Memahami, menerapkan, dan menganali- 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan sis pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
prosedural, dan metakogni f berdasar- terkait dengan pengembangan dari
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, kan rasa ingin tahunya tentang ilmu yang dipelajarinya di sekolah secara
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau pengetahuan, teknologi, seni, budaya, mandiri, ber ndak secara efek f dan
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan dan humaniora dengan wawasan krea f, serta mampu menggunakan
kemanusiaan, kebangsaan, kenega- metoda sesuai kaidah keilmuan terkait
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan raan, dan peradaban terkait penyebab dengan pengembangan dari yang
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan fenomena dan kejadian, serta menerap- dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat kan pengetahuan prosedural pada bidang ber ndak secara efek f dan krea f,
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat serta mampu menggunakan metoda
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan dan minatnya untuk memecahkan masalah sesuai kaidah keilmuan
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan 3.1 Menganalisis kehidupan manusia 4.1 Menyajikan hasil kajian tentang
kualitas dan pengembangan pendidikan. dalam ruang dan waktu keterkaitan kehidupan manusia
dalam ruang dan waktu dalam bentuk
tulisan dan/atau media lain

126 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH 127


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Menganalisis kehidupan manusia 4.2 Menyajikan hasil telaah dalam 3.10 Menganalisis kehidupan awal 4.10 Menarik kesimpulan dari hasil analisis
dalam perubahan dan keberlanjutan bentuk tertulis tentang keterkaitan manusia Indonesia dalam aspek mengenai keterkaitan kehidupan
kehidupan manusia dalam perubahan kepercayaan, sosial, budaya, awal manusia Indonesia pada aspek
dan keberlanjutan ekonomi, dan teknologi serta kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi,
3.3 Menganalisis keterkaitan peris wa 4.3 Membuat tulisan tentang hasil kajian pengaruhnya dalam kehidupan masa dan teknologi, serta pengaruhnya
sejarah tentang manusia di masa lalu mengenai keterkaitan kehidupan kini dalam kehidupan masa kini dalam
untuk kehidupan masa kini masa lalu untuk kehidupan masa kini bentuk tulisan dan/atau media lain
3.4 Menganalisis sejarah sebagai ilmu, 4.4 Menyajikan hasil telaah tentang 3.11 Menganalisis peradaban awal 4.11 Menyajikan hasil analisis peradaban
peris wa, kisah, dan seni sejarah sebagai ilmu, peris wa, kisah dunia serta keterkaitannya dengan awal dunia serta keterkaitannya
dan seni dalam bentuk tulisan dan/ peradaban masa kini khususnya di dengan peradaban masa kini
atau media lain Indonesia pada aspek lingkungan, khususnya di Indonesia pada aspek
3.5 Menganalisis cara berpikir urutan 4.5 Menyajikan hasil telaah tentang hukum, kepercayaan, pemerintahan, lingkungan, hukum, kepercayaan,
waktu (diakronik) dan waktu penerapan cara berpikir urutan dan sosial pemerintahan, dan sosial dalam
tertentu (sinkronik) dalam karya waktu (diakronik) dan waktu tertentu bentuk tulisan dan/atau media lain
sejarah (sinkronik) dalam karya sejarah 3.12 Menganalisis kerajaan-kerajaan 4.12 Menyajikan hasil analisis tentang
melalui tulisan dan/atau media lain mari m Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan mari m Indonesia
3.6 Mengevaluasi kelebihan dan 4.6 Menyajikan hasil evaluasi kelebihan Hindu dan Buddha dalam sistem pada masa Hindu dan Buddha dalam
kekurangan berbagai bentuk/jenis dan kekurangan berbagai bentuk/ pemerintahan, sosial, ekonomi, sistem pemerintahan, sosial, ekonomi,
sumber sejarah (artefak, fosil, jenis sumber sejarah (benda arkeologi dan kebudayaan serta pengaruhnya dan kebudayaan serta pengaruhnya
tekstual, nontekstual, kebendaan, (artefak), sisa/bekas makhluk hidup dalam kehidupan masyarakat dalam kehidupan masyarakat
visual, audiovisual, tradisi lisan) yang membatu (fosil), bahan tertulis Indonesia pada masa kini Indonesia pada masa kini dalam
(tekstual), bahan dak tertulis bentuk tulisan dan/atau media lain
(nontekstual), kebendaan, benda yang 3.13 Menganalisis kerajaan-kerajaan 4.13 Menyajikan hasil analisis tentang
terlihat dengan mata (visual), benda mari m Indonesia pada masa Islam kerajaan-kerajaan mari m Indonesia
yang dapat didengar dan dilihat dalam sistem pemerintahan, sosial, pada masa Islam dalam sistem
(audiovisual), tradisi lisan) dalam ekonomi, dan kebudayaan serta pemerintahan, sosial, ekonomi,
bentuk tulisan dan/atau media lain pengaruhnya dalam kehidupan dan kebudayaan serta pengaruh-
3.7 Memahami langkah-langkah 4.7 Menerapkan langkah-langkah pene- masyarakat Indonesia pada masa nya dalam kehidupan masyarakat
peneli an sejarah ((mencari & li an sejarah (mencari & mene- kini Indonesia pada masa kini dalam
menemukan (heuris k), penilaian mukan (heuris k), penilaian terhadap bentuk tulisan dan/atau media lain
terhadap sumber (verifikasi), sumber (verifikasi), menafsirkan fakta 3.14 Menganalisis pemikiran-pemikiran 4.14 Membuat karya tulis tentang pemi-
menafsirkan fakta (interpretasi/ (interpretasi/ eksplanasi), dan penulisan yang melandasi peris wa-peris wa kiran-pemikiran yang melandasi peris-
eksplanasi), dan penulisan sejarah sejarah (historiografi) dalam mempelajari pen ng di Eropa antara lain wa-peris wa pen ng di Eropa antara
(historiografi)) sumber sejarah yang ada di sekitarnya Renaissance, Merkan lisme, Reformasi lain Renaissance, Merkan lisme,
3.8 Menganalisis ciri-ciri dari penulisan 4.8 Menyajikan hasil kajian ciri-ciri penu- Gereja, Au larung, Revolusi Industri Reformasi Gereja, Au larung,
sejarah (historiografi) tradisional, lisan sejarah (historiografi) tradisional, dan pengaruhnya bagi kehidupan Revolusi Industri dan pengaruhnya
kolonial, dan modern kolonial, dan modern dalam bentuk bangsa Indonesia serta bangsa lain di bagi kehidupan bangsa Indonesia dan
tulisan dan/atau media lain dunia pada masa kini bangsa lain di dunia pada masa kini
3.9 Menganalisis persamaan dan 4.9 Menyajikan hasil analisis mengenai 3.15 Menganalisis pemikiran-pemikiran 4.15 Menyajikan hasil analisis tentang
perbedaan antara manusia purba persamaan dan perbedaan antara yang melandasi revolusi-revolusi pemikiran-pemikiran yang melandasi
Indonesia dan dunia dengan manusia purba Indonesia dan dunia besar dunia (Amerika, Perancis, revolusi-revolusi besar dunia
manusia modern dalam aspek fisik dengan manusia modern dalam Cina, Rusia, dan Indonesia) dan (Amerika, Perancis, Cina, Rusia, dan
dan nonfisik aspek fisik dan nonfisik dalam pengaruhnya bagi kehidupan umat Indonesia) dan pengaruhnya bagi
bentuk tulisan dan/atau media lain manusia pada masa kini umat manusia pada masa kini dalam
bentuk tulisan dan/atau media lain

128 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH 129


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Tingkatan: VI (Setara Kelas XII)
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
3.16 Menganalisis hubungan 4.16 Menyajikan hasil analisis tentang
perkembangan paham-paham besar hubungan perkembangan paham- sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
seper demokrasi, liberalisme, -paham besar seper demokrasi, yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
sosialisme, nasionalisme, Pan liberalisme, sosialisme, nasionalisme,
Islamisme dengan gerakan Pan Islamisme dengan gerakan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
nasionalisme di Asia-Afrika nasionalisme di Asia-Afrika dalam didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
bentuk tulisan dan/atau media lain
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
3.17 Menganalisis pengaruh Perang 4.17 Menyajikan hasil analisis tentang
Dunia I dan Perang Dunia II terhadap pengaruh Perang Dunia I dan Perang sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
kehidupan poli k global (LBB dan Dunia II terhadap kehidupan poli k secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
PBB) global (LBB dan PBB) dalam bentuk
tulisan dan/atau media lain sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
3.18 Menganalisis respon bangsa 4.18 Menyajikan hasil analisis respon dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
Indonesia terhadap imperialisme dan bangsa Indonesia terhadap
kolonialisme dalam bidang poli k imperialisme dan kolonialisme
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
(organisasi pergerakan), ekonomi dalam bidang poli k, ekonomi, dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
(bentuk perlawanan terhadap prak k sosial-budaya, dan pendidikan dalam mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
monopoli), sosial- budaya (karya seni bentuk tulisan dan/atau media lain
dan sastra), dan pendidikan (Taman Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
Siswa, Kayu Tanam)
3.19 Menganalisis akar-akar nasionalisme 4.19 Menyajikan hasil telaah tentang akar- pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
Indonesia dan pengaruhnya pada akar nasionalisme Indonesia dan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
masa kini pengaruhnya bagi masa kini dalam
bentuk tulisan dan/atau media lain dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
3.20 Menganalisis akar-akar demokrasi di 4.20 Menyajikan hasil telaah tentang akar- kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
Indonesia dan perkembangan- nya akar demokrasi di Indonesia dan per-
pada masa kini kembangannya pada masa kini dalam KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM
bentuk tulisan dan/atau media lain PADA PENDIDIKAN KESETARAAN
3.21 Menganalisis persamaan dan 4.21 Mengolah informasi tentang persama- PENGETAHUAN KETERAMPILAN
perbedaan tentang strategi an dan perbedaan strategi pergerakan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
pergerakan nasional nasional dan menyajikannya dalam dan mengevaluasi pengetahuan faktual, mencipta dalam ranah konkret
bentuk cerita sejarah konseptual, prosedural, dan metakogni f dan ranah abstrak terkait dengan
3.22 Menganalisis kehidupan bangsa 4.22 Menyusun cerita sejarah tentang berdasarkan rasa ingin tahunya pengembangan dari yang dipelajarinya
Indonesia di bidang sosial, ekonomi, kehidupan bangsa Indonesia di tentang ilmu pengetahuan, teknologi, di sekolah secara mandiri serta
budaya, militer, dan pendidikan pada bidang sosial, ekonomi, budaya, seni, budaya, dan humaniora dengan ber ndak secara efek f dan krea f,
zaman pendudukan Jepang militer, dan pendidikan pada zaman wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan mampu menggunakan metoda
pendudukan Jepang kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan
penyebab fenomena dan kejadian, serta
3.23 Menganalisis pemikiran dalam 4.23 Menyajikan hasil analisis tentang menerapkan pengetahuan prosedural
Piagam PBB, Proklamasi 17 Agustus pemikiran dalam Piagam PBB, pada bidang kajian yang spesifik sesuai
1945, dan perangkat kenegaraan Proklamasi 17 Agustus 1945, dengan bakat dan minatnya untuk
serta maknanya bagi kehidupan dan perangkat kenegaraan serta memecahkan masalah
berbangsa dan bernegara pada masa maknanya bagi kehidupan berbangsa
kini dan bernegara pada masa kini dalam
bentuk tulisan dan/atau media lain

130 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH 131


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM
PADA PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Menganalisis secara kri s respon 4.1 Menyajikan secara kri s respon
Internasional terhadap proklamasi Internasional terhadap proklamasi
kemerdekaan Indonesia kemerdekaan Indonesia dalam bentuk
tulisan dan/atau media lain
3.2 Mengevaluasi perkembangan Ilmu 4.2 Menyajikan hasil analisis
Pengetahuan dan Teknologi dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan
era globalisasi dan dampaknya bagi dan Teknologi dalam era globalisasi
kehidupan manusia dan dampaknya bagi kehidupan
manusia dalam bentuk tulisan dan/
atau media lain
3.3 Menganalisis peran ak f bangsa 4.3 Merekonstruksi tentang peran ak f
Indonesia pada masa Perang Dingin bangsa Indonesia pada masa Perang
dan dampaknya terhadap poli k dan Dingin dan dampaknya terhadap
ekonomi global poli k dan ekonomi global dan
menyajikannya dalam bentuk tulisan
dan/atau media lain
3.4 Menganalisis sejarah organisasi 4.4 Merekonstruksi tentang sejarah
regional dan global yakni NATO, organisasi regional dan global yakni
SEATO, PAKTA WARSAWA, CENTO, NATO, SEATO, PAKTA WARSAWA,
ANZUS, SAARC, OPEC, APEC, MEE, CENTO, ANZUS, SAARC, OPEC,
GATT, WTO, AFTA, NAFTA, CAFTA, APEC, MEE, GATT, WTO, AFTA,
dan pengaruhnya terhadap bangsa NAFTA, CAFTA, dan pengaruhnya
Indonesia terhadap bangsa Indonesia dan
menyajikannya dalam bentuk tulisan
dan/atau media lain
3.5 Mengevaluasi sejarah masa kini 4.5 Merekonstruksi sejarah masa
(kontemporer) dunia antara lain kini (kontemporer) dunia antara
runtuhnya Vietnam Selatan, lain runtuhnya Vietnam Selatan,
Apartheid di Afrika Selatan, Apartheid di Afrika Selatan,
USSR, Jerman Timur, Yugoslavia, USSR, Jerman Timur, Yugoslavia,
Cekoslowakia Cekoslowakia dan menyajikannya
dalam bentuk tulisan dan/atau
media lain
3.6 Menganalisis konflik-konflik di Timur- 4.6 Menyajikan hasil analisis tentang
Tengah, Asia Tenggara, Asia Selatan, konflik-konflik Timur-Tengah, Asia
Asia Timur, Eropa, Afrika, dan Tenggara, Asia Selatan, Asia Timur,
Amerika La n Eropa, Afrika dan Amerika La n dalam
bentuk tulisan dan/atau media lain

132 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SOSIOLOGI 133


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
PENDIDIKAN KESETARAAN pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
Mata Pelajaran : Sosiologi berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
A. Rasional untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Sejauh ini, mata pelajaran Sosiologi di Sekolah Menengah Atas dirancang untuk
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki kemampuan sebagai pribadi orang
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan dewasa dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada etika sosial yang tinggi serta bertanggungjawab terhadap perkembangan diri dan
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional masyarakatnya untuk menopang pembangunan bangsa dan peradaban dunia.
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang Secara khusus, mata pelajaran Sosiologi memiliki arti penting untuk meningkatkan
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan kemampuan mengembangkan diri dalam konteks perkembangan masyarakat.
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan Tumbuhnya kesadaran akan identitas diri dalam hubungan sosial di masyarakat
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan sekitar penting dikembangkan. Demikian pula, melalui belajar Sosiologi, perlu
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara. ditingkatkan kepedulian mereka terhadap masalah sosial di masyarakat sebagai
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan bagian dari tanggungjawab sebagai orang dewasa atau warga negara yang mandiri
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan peduli terhadap lingkungan sekitar dan kehidupan publik. Termasuk,
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap kemampuannya dalam menjalin kerjasama, melakukan tindakan kolektif dalam
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan memecahkan masalah-masalah sosial dan mengembangkan kehidupan publik.
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran mata
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi pelajaran Sosiologi di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah Menengah
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan. kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara B. Tujuan
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai

134 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SOSIOLOGI 135


dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau penumbuhan kesadaran individual dan sosial, kepekaan dan kepedulian
ekstrakurikuler. terhadap masalah-masalah sosial dan tanggungjawab pemecahan masalah
Kurikulum mata pelajaran Sosiologi dirancang untuk mempersiapkan generasi sosial untuk tingkatan 5, dan kemampuan melakukan pemberdayaan sosial
baru bangsa yang memiliki kemampuan sebagai pribadi orang dewasa dan untuk tingkatan 6.
warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki etika Kompetensi pada tingkatan 5 dicapai melalui pembelajaran materi-
sosial yang tinggi serta bertanggungjawab terhadap perkembangan diri dan materi berkaitan dengan individu, hubungan antara individu, kelompok,
masyarakatnya untuk menopang pembangunan bangsa dan peradaban dunia. hubungan antar kelompok, hubungan sosial, kelembagaan atau institusi
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang sosial, metode penelitian sosial, masalah sosial, konflik dan penyelesaiannya,
bertanggung jawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini pembentukan kerjasama. Sedangkan kompetensi pada tingkatan 6 dicapai
sangat diperlukan. Secara khusus, mata pelajaran Sosiologi diajarkan untuk melalui pembelajaran materi-materi tentang perubahan sosial sebagai dampak
mencapai tujuan-tujuan khusus sebagai berikut. globalisasi, ketimpangan, dan pemberdayaan komunitas lokal.
1. Meningkatkan penguasaan pengetahuan Sosiologi di kalangan peserta D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
didik yang berorientasi pada pemecahan masalah dan pemberdayaan sosial Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
2. Mengembangkan pengetahuan Sosiologi dalam praktik atau praktik Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
pengetahuan Sosiologi untuk meningkatkan kemampuan peserta didik pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
dalam memecahkan masalah-masalah sosial kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
3. Menumbuhkan sikap religius dan etika sosial yang tinggi di kalangan terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
siswa sehingga memiliki kepekaaan, kepedulian dan tanggungjawab dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
memecahkan masalah-masalah sosial. pendidikan kesetaraan.
C. Ruang Lingkup Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. Kemandirian equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggungjawab rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan. tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
Secara khusus, pembelajaran Sosiologi di sekolah menengah atas dirancang dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas sumberdaya menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
manusia tersebut. Mata pelajaran Sosiologi di pendidikan kesetaraan dalam alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan yang terdapat di kualitas dan pengembangan pendidikan.
dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.
tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu
dilakukan pada aspek pembelajaran. Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)

Mengacu pada kompetensi Sosiologi di Sekolah Menengah Atas, kompetensi Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini berorientasi pada mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap

136 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SOSIOLOGI 137


sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta PENGETAHUAN KETERAMPILAN
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli 3.2 Mengenali dan mengiden fikasi 4.2 Mengolah realitas dari
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif pembentukan iden tas individu, mengenali dan mengiden fikasi
iden tas kelompok, hubungan pembentukan iden tas
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
sosial antar individu dan kelompok, individu, iden tas kelompok,
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri serta perlunya pembentukan dan hubungan sosial untuk
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut lembaga sosial untuk menciptakan menentukan sikap dalam
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect tatanan atau ter b sosial pergaulan sosial di masyarakat
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan 3.3 Menerapkan konsep-konsep 4.3 Mengkaitkan realitas sosial
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, dasar Sosiologi, mencakup dengan menggunakan konsep-
perbedaan sosial, baik konsep dasar Sosiologi, yang
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. perbedaan antar individu mencakup perbedaan dan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses maupun antar kelompok, dan keragaman sosial, untuk
keragaman sosial berdasar mengenali berbagai gejala sosial
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan perbedaan etnis, agama, ras, di masyarakat
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dan ekonomi, untuk memahami
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi ragam gejala sosial di masyarakat
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. 3.4 Memahami penger an metode 4.4 Melakukan peneli an sosial
peneli an sosial, jenis-jenis pene- secara sederhana untuk
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR li an sosial, tahapan peneli an mengenali ragam gejala
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN sosial, mulai dari merancang, sosial dan ineteraksi sosial di
PENGETAHUAN KETERAMPILAN melaksanakan dan melaporkan masyarakat yang bermanfaat
hasil peneli an, untuk mengenali untuk pengembangan usaha dan
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
gejala sosial di masyarakat pemberdayaan masyarakat
menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah
faktual, konseptual, prosedural, abstrak terkait dengan pengembangan 3.5 Memahami pengelompokan sosi- 4.5 Menalar tentang terjadinya
dan metakogni f berdasarkan dari yang dipelajarinya di sekolah al di masyarakat, bermula dari pengelompokan sosial dan
rasa ingin tahunya tentang ilmu secara mandiri, ber ndak secara proses pembentukannya hingga terbentuknya kehidupan sosial
pengetahuan, teknologi, seni, keberadaan berbagai jenis kelom- atau publik dari keberadaan
efek f dan krea f, serta mampu
budaya, dan humaniora dengan pok di masyarakat yang terbentuk beragam kelompok sosial yang
menggunakan metoda sesuai kaidah
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, atas dasar kepen ngan ekonomi, ada di masyarakat berdasar
kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan
poli k, budaya, serta karakteris k kepen ngan ekonomi, poli k,
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan kelompok dari sudut pandang dan budaya, dari sudut pandang dan
prosedural pada bidang kajian yang pendekatan Sosiologi. pendekatan Sosiologi
spesifik sesuai dengan bakat dan 3.6 Menganalisis permasalahan 4.6 Memberikan respon terhadap
minatnya untuk memecahkan masalah sosial dalam kaitannya dengan permasalahan sosial dalam
3.1 Memahami Sosiologi sebagai 4.1 Menalar hasil pengamatan dilema kepen ngan kelompok kaitannya dengan dilema
ilmu pengetahuan yang memiliki di lingkungan sekitar tentang dengan kepen ngan publik kepen ngan kelompok dan
obyek kajian, yaitu realitas sosial, realitas sosial dengan kepen ngan umum dengan
dan metode peneli an untuk menggunakan pengetahuan melakukan penyelarasan
mengkaji realitas sosial Sosiologi kepen ngan kelompok dengan
kepen ngan publik

138 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SOSIOLOGI 139


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
3.7 Memahami ar pen ng prinsip 4.7 Menerapkan prinsip kesetaraan dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kesetaraan untuk menyikapi untuk mengatasi perbedaan kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
perbedaan sosial di masyarakat sosial di masyarakat dengan
demi terwujudnya kehidupan menghadirkan kepen ngan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
masyarakat yang damai dan bersama demi terwujudkan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
demokra s kehidupan masyarakat yang
damai dan demokra s PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.8 Menganalis penyebab konflik 4.8 Memetakan konflik yang 3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
sosial dan bagaimana mengatasi terjadi di lingkungan sekitar, menganalisis dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret
konflik sosial dengan melakukan melipu latar belakang, pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan
pemetaan konflik, melipu latar masalah, pihak, dinamika dan prosedural, dan metakogni f pengembangan dari yang dipelajarinya
belakang, masalah, pihak, dinamika alterna f penyelesaian, sehingga berdasarkan rasa ingin tahunya di sekolah secara mandiri serta
konflik, dan alterna f penyelesaian ditemukan penyelesaian konflik tentang ilmu pengetahuan, teknologi, ber ndak secara efek f dan krea f,
konflik, menuju tercapainya menuju tercapainya kerjasama seni, budaya, dan humaniora dengan
dan mampu menggunakan metoda
kerjasama dan terciptanya dan terciptanya perdamaian di wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan
perdamaian di masyarakat masyarakat.
penyebab fenomena dan kejadian,
3.9 Menganalisis dampak konflik 4.9 Melakukan peneli an sederhana serta menerapkan pengetahuan
terhadap perpecahan sosial berorientasi pada pemecahan prosedural pada bidang kajian yang
dan cara mengatasinya dengan masalah berkaitan dengan spesifik sesuai dengan bakat dan
pemulihan, dan rekonsiliasi permasalahan sosial berkaitan minatnya untuk memecahkan masalah
terhadap konflik yang telah dengan konflik yang terjadi di
menjadi kekerasan menuju masyarakat sekitar 3.1 Memahami perubahan sosial, 4.1 Menalar terjadinya perubahan
terciptanya kerjasama dan melipu jenis-jenis perubahan sosial di lingkungan sekitar
perdamaian di masyarakat sosial, faktor penyebab terjadi berdasarkan pengamatan dan
perubahan sosial, dan akibat diskusi tentang sebab-sebab dan
Tingkatan: VI (Setara Kelas XII) di mbulkan dari perubahan akibat di mbulkan perubahan
sosial baik secara nega f sosial, baik secara nega f terhadap
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum terhadap terjadinya ke mpangan terjadinya ke mpangan sosial
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial maupun secara posi f maupun secara posi f dalam
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual mendorong kemajuan masyarakat mendorong kemajuan masyarakat
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan 3.2 Memahami berbagai 4.2 Mengkategorisasi berbagai
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta permasalahan sosial terjadi di permasalahan sosial di
komunitas lokal sebagai akibat dari komunitas lokal disebabkan
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli perubahan sosial yang di mbulkan dampak globalisasi sehingga
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif oleh dampak globalisasi yang dengan itu dapat melakukan
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi berlangsung melalui modernisasi respon terhadap permasalahan
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sosial-ekonomi, kemajuan sosial yang muncul dan
teknologi, perluasan penggunaan ke mpangan sosial yang terjadi
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut sarana komunikasi, perubahan di masyarakat
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect gaya hidup di dalam kehidupan
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan masyarakat
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

140 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SOSIOLOGI 141


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 Memahami penyebab terjadinya 4.3 Mengolah hasil kajian
ke mpangan sosial di komunitas dan pengamatan tentang
lokal dan pertautannya dengan ke mpangan sosial terjadi di
perubahan sosial sebagai komunitas lokal sebagai akibat
dampak dari globalisasi dari perubahan sosial yang
berlangsung sebagai dampak dari
globalisasi
3.4 Mendeskripsikan bagaimana 4.4 Merancang, melaksanakan dan
melakukan strategi melaporkan aksi pemberdayaan
pemberdayaan komunitas komunitas lokal dalam
lokal dalam menghadapi menghadapi globalisasi dengan
dampak globalisasi dengan mengedepankan nilai-nilai
mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal
kearifan lokal.
3.5 Mengevaluasi aksi 4.5 Mengelaborasi berbagai
pemberdayaan komunitas lokal alterna f pemberdayaan sosial
dalam menghadapi globalisasi, yang diperlukan sesuai nilai-
melipu aspek tujuan, agenda nilai kearifan lokal dan prinsip
aksi dan hasil dicapai, sebagai peningkatan kapasitas dan
bentuk kemandirian dalam kemandirian komunitas lokal
mensikapi ke mpangan sosial dalam menghadapi perubahan
terjadi di masyarakat sosial sebagai dampak dari
globalisasi

142 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C EKONOMI 143


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
PENDIDIKAN KESETARAAN tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
Mata Pelajaran : Ekonomi pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
A. Rasional untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Sejauh ini, mata pelajaran Ekonomi di Sekolah Menengah Atas dirancang untuk
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki kemampuan sebagai pribadi
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan orang dewasa dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, dan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada memiliki tanggung jawab dalam kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional hidupnya yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi barang
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang dan jasa. Secara khsusus, mata pelajaran Ekonomi memiliki arti penting untuk
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan meningkatkan kemampuan mengembangkan diri menjadi individu yang kreatif
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan dan efisien untuk mengolah sumber daya yang ada di lingkungan sekitarnya
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan sehingga memberikan manfaat bagi dirinya, keluarga, dan masyarakat. Demikian
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara. pula, melalui belajar Ekonomi, perlu ditingkatkan kepedulian terhadap masalah
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan ekonomi di masyarakat sebagai bagian dari tanggung jawab sebagai orang
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan dewasa atau warga negara yang mandiri dan peduli terhadap lingkungan sekitar
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap dan kehidupan publik. Termasuk, kemampuannya untuk menjalin kerjasama
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan dan kemitraan untuk kehidupan yang lebih baik.
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran mata
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi pelajaran Ekonomi di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah Menengah
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada aspek
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan. kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara B. Tujuan
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai dicapai
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.

144 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C EKONOMI 145


Kurikulum mata pelajaran Ekonomi dirancang untuk mempersiapkan peserta Mengacu pada kompetensi Ekonomi di Sekolah Menengah Atas, kompetensi
didik memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan ekonomi sendiri yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini berorientasi pada
secara bertanggung jawab dengan memperhatikan dampak terhadap diri dan penguasan konsep ekonomi pada tataran mikro dan makro untuk tingkatan
lingkungannya. Peserta didik juga diharapkan memiliki kepekaan sosial yang tinggi V, dan kemampuan melakukan pencatatan keuangan pada perusahaan jasa
sehingga mampu beradaptasi dengan perubahan sosial ekonomi di lingkungannya. dan dagang untuk tingkatan VI. Materi-materi pembelajaran Ekonomi secara
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang umum meliputi ekonomi mikro, ekonomi makro, perdagangan internasional,
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini pengenalan manajemen, dan akuntansi yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
sangat diperlukan. Secara khusus, tujuan pembelajaran mata pelajaran Ekonomi 1. Konsep ilmu ekonomi, memberikan pemahaman mengenai kebutuhan,
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. kelangkaan dan skala prioritaa, biaya peluang, pembagian ilmu ekonomi,
1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan prinsip dan motif ekonomi, permasalahan ekonomi, peran pelaku
masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di ekonomi, dan pasar dan struktur pasar.
lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara. 2. Lembaga jasa keuangan (bentuk dan layanan yang diberikan), sistem dan
2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang alat pembayaran, otoritas yang mengatur kebijakan moneter dan fiskal,
diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi. inflasi/deflasi, serta kebijakan moneter dan fiskal.
3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki 3. Ketenagakerjaan, pendapatan nasional, pembangunan dan pertumbuhan
pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, dan manajemen yang Ekonomi, APBN dan APBD.
bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara. 4. Badan usaha, pengetahuan dan penerapan manajemen.
4. Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial 5. Teori perdagangan internasional, neraca perdagangan dan pembayaran,
ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional kerjasama internasional, dan hambatan perdagangan.
maupun internasional. 6. Akuntansi sebagai penyedia informasi keuangan, pencatatan akuntansi
5. Menerapkan ilmu ekonomi dalam kehidupan nyata yang mendorong perusahaan jasa dan dagang.
produktivitas dan menghindari konsumerisme. D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum
C. Ruang Lingkup pada Pendidikan Kesetaraan
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumber daya manusia, sumber daya pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
sangat diperlukan. pendidikan kesetaraan.

Secara khusus, pembelajaran Ekonomi dirancang agar memberi kontribusi Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
pada kebutuhan peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Mata pelajaran masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
Ekonomi di pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi- yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
materi sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran. dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan

146 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C EKONOMI 147


alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
kualitas dan pengembangan pendidikan. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, 3.1 Mendeskripsikan konsep ilmu 4.1 Menerapkan konsep ilmu
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat ekonomi, kelangkaan, dan biaya ekonomi dalam menghadapi
peluang. masalah kelangkaan dan biaya
Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
peluang yang terjadi dalam
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum kehidupan sehari-hari.
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap 3.2 Menganalisis masalah ekonomi 4.2 Menyajikan hasil analisis masalah
dalam sistem ekonomi sosialis, ekonomi dalam suatu sistem
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
kapitalis, dan campuran. ekonomi sosialis, kapitalis, dan
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan campuran.
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta 3.3 Menganalisis peran Rumah 4.3 Menyajikan hasil analisis peran
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli Tangga Produsen, Konsumen, Rumah Tangga Produsen,
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif; Pemerintah, dan Masyarakat Luar Konsumen, Pemerintah,
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi Negeri berdasarkan teori perilaku dan Masyarakat Luar Negeri
produsen dan konsumen dalam berdasarkan teori perilaku
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri kegiatan ekonomi. produsen dan konsumen dalam
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut kegiatan ekonomi
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect 3.4 Mendeskripsikan terbentuknya 4.4 Menyajikan perubahan harga dan
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan keseimbangan pasar, elas sitas, kuan tas suatu barang terhadap
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, dan pasar persaingan sempurna keseimbangan pasar, dan
maupun dak sempurna elas sitas.
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3.5 Mendeskripsikan peranan 4.5 Menyajikan hasil iden fikasi
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses lembaga jasa keuangan bank, kegiatan masyarakat setempat
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan nonbank, dan lembaga keuang- dalam memanfaatkan produk
an mikro di bawah pengawasan lembaga jasa keuangan yang ada
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi dalam perekonomian Indonesia.
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. 3.6 Mendeskripsikan peran bank 4.6 Menyajikan peran bank sentral
sentral sebagai salah satu otoritas sebagai salah satu otoritas
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR moneter, sistem pembayaran, moneter, sistem pembayaran,
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN dan alat pembayaran dalam dan alat pembayaran dalam
PENGETAHUAN KETERAMPILAN perekonomian Indonesia. perekonomian Indonesia.
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji 3.7 Mendeskripsikan konsep badan 4.7 Menyajikan peran, fungsi, dan
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak usaha menurut jenis kegiatan kegiatan badan usaha menurut
konseptual, prosedural, dan metakogni f terkait dengan pengembangan dari dan kepemilikan modal dalam jenis kegiatan dan kepemilikan
berdasarkan rasa ingin tahunya yang dipelajarinya di sekolah secara perekonomian Indonesia modal terhadap peningkatan
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, mandiri, ber ndak secara efek f dan
seni, budaya, dan humaniora dengan perekonomian masyarakat di
krea f, serta mampu menggunakan sekitarnya.
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
metode sesuai kaidah keilmuan 3.8 Mendeskripsikan peran koperasi 4.8 Menerapkan pengelolaan
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta dalam perekonomian Indonesia. koperasi di lingkungan tempat
menerapkan pengetahuan prosedural nggal
pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah

148 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C EKONOMI 149


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.9 Mendeskripsikan ngkatan, 4.9 Menerapkan fungsi perencanaan, 3.18 Menganalisis konsep dan 4.18 Menyajikan hasil analisis
unsur, fungsi, dan bidang pengorganisasian, ndakan, dan kebijakan perdagangan dampak kebijakan perdagangan
manajemen, pengawasan dalam mengelola internasional. internasional terhadap
kegiatan yang ada di masyarakat perekonomian nasional.
3.10 Menganalisis konsep dan metode 4.10 Menyajikan hasil penghitungan
penghitungan pendapatan pendapatan nasional melalui
nasional. konsep, pendekatan produksi,
Tingkatan: VI (Setara Kelas XII)
pendekatan pengeluaran, dan
pendekatan penerimaan Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
3.11 Menganalisis konsep 4.11 Menyajikan hasil analisis
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
pertumbuhan ekonomi dan permasalahan pertumbuhan
pembangunan ekonomi serta dan pembangunan ekonomi sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
permasalahan dan cara meng- di daerahnya dan usulan cara yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
atasinya. mengatasinya.
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
3.12 Menganalisis permasalahan 4.12 Menyajikan hasil analisis
ketenagakerjaan dalam penyebab, dampak, dan cara didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
pembangunan ekonomi mengatasi permasalahan (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif;
ketenagakerjaan dalam sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
pembangunan ekonomi
3.13 Memahami indeks harga dan 4.13 Menyajikan hasil iden fikasi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
inflasi indeks harga dan inflasi di sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
daerahnya. dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
3.14 Menganalisis kebijakan mo- 4.14 Menyajikan hasil analisis dampak
neter dan fiskal dan dampaknya kebijakan moneter dan fiskal
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
terhadap perekonomian. terhadap perekonomian di dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
daerah. mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3.15 Menganalisis fungsi, peran, dan 4.15 Menyajikan hasil analisis fungsi,
pengelolaan APBN dan APBD peran, dan pengelolaan APBN Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
dalam pembangunan ekonomi dan APBD dalam pembangunan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
ekonomi
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
3.16 Menganalisis perpajakan dalam 4.16 Menyajikan hasil analisis fungsi,
pembangunan ekonomi. dan peran perpajakan dalam dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
pembangunan ekonomi daerah. kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
3.17 Mendeskripsikan bentuk kerja 4.17 Menyajikan bentuk dan manfaat
sama ekonomi internasional kerja sama ekonomi interna-
sional dan pengaruhnya terhadap
perekonomian daerah.

150 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C EKONOMI 151


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
analisis dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret
pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan
prosedural, dan metakogni f pengembangan dari yang dipelajarinya
berdasarkan rasa ingintahunya di sekolah secara mandiri serta
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, ber ndak secara efek f dan krea f,
seni, budaya, dan humaniora dengan
dan mampu menggunakan metode
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Mendeskripsikan konsep 4.1 Menyajikan konsep akuntansi
akuntansi sebagai sistem sebagai sistem informasi
informasi.
3.2 Mendeskripsikan konsep 4.2 Menyajikan persamaan dasar
persamaan dasar akuntansi dan akuntansi
mekanisme debit/kredit.
3.3 Memahami tahapan pencatatan 4.3 Membuat laporan keuangan
akuntansi melipu jurnal, buku sebagai hasil tahapan pencatatan
besar, neraca saldo, kertas kerja akuntasi pada perusahaan jasa
dan laporan keuangan pada
perusahaan jasa
3.4 Memahami tahapan penutupan 4.4 Membuat jurnal penutup dan
pencatatan akuntansi pada neraca saldo setelah penutup
perusahaan jasa sebagai hasil tahapan penutupan
pencatatan akuntansi pada
perusahaan jasa
3.5 Memahami tahapan pencatatan 4.5 Membuat laporan keuangan
akuntasi, melipu jurnal, buku sebagai hasil tahapan pencatatan
besar, neraca saldo, kertas kerja akuntasi pada perusahaan
dan laporan keuangan pada dagang
perusahaan dagang
3.6 Memahami tahapan penutupan 4.6 Membuat jurnal penutup dan
pencatatan akuntansi pada neraca saldo setelah penutup
perusahaan dagang sebagai hasil tahapan penutupan
pencatatan akuntansi pada
perusahaan dagang

152 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 153
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
PENDIDIKAN KESETARAAN tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
A. Rasional untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Dalam konteks di atas, pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi sangat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah penting dalam upaya membina dan mengembangkan kepercayaan diri peserta
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan didik sebagai komunikator dan pemikir (termasuk pemikir imajinatif ).
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga mengantar warga negara Indonesia
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional menjadi melek literasi dan informasi. Pembelajaran Bahasa Indonesia di
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang sekolah merupakan pembinaan dan pengembangan sikap, pengetahuan, dan
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan keterampilan berkomunikasi yang diperlukan peserta didik dalam menempuh
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan pendidikan, kehidupan di lingkungan sosial, dan menjalani dunia kerja.
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
Pembelajaran berbahasa Indonesia mencakup pembelajaran pengetahuan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
tentang kaidah bahasa Indonesia dan cara penggunaannya secara efektif.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan Peserta didik belajar tentang fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana berinteraksi
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan secara efektif; membangun dan membina hubungan; mengungkapkan dan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap mempertukarkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap berbahasa. Peserta
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan didik mampu berkomunikasi secara efektif, dengan kalimat yang tertata
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi dengan baik (termasuk ejaan dan tanda bacanya). Pemahaman tentang
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi bahasa, sebagai penghela pengetahuan dan wahana komunikasi, diharapkan
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih dapat menjadikan peserta didik sebagai pengguna bahasa Indonesia yang
rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk komunikatif dan produktif, baik secara lisan maupun tulis.
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
Kemampuan membaca dan menulis sangat diperlukan untuk membangun
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai fenomena kehidupan yang mampu
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
menumbuhkan kehalusan budi, kesetiakawanan, dan sebagai bentuk upaya
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
melestarikan budaya bangsa. Sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai fenomena
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab kehidupan dengan sendirinya menuntut kecakapan personal (personal skills)
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara yang berfokus pada kecakapan berpikir rasional yang mengedepankan
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan kecakapan menggali informasi dan menemukan informasi.
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
Pembelajaran literasi bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
dalam memahami, menafsirkan, dan menciptakan teks yang tepat, akurat,

154 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 155
fasih, dan penuh percaya diri selama belajar di sekolah dan untuk kehidupan 1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
di masyarakat. Pilihan teks mencakup teks media, teks sehari-hari, dan baik secara lisan maupun tulis.
teks dunia kerja. Rentangan bobot teks dari tingkatan 1 hingga tingkatan 2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
6 secara bertahap semakin kompleks dan semakin sulit, dari bahasa sehari- persatuan dan bahasa negara.
hari pengalaman pribadi hingga semakin abstrak, bahasa ragam teknis dan 3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
khusus, dan bahasa untuk kepentingan akademik. Peserta didik dihadapkan kreatif untuk berbagai tujuan.
pada bahasa untuk berbagai tujuan, audiens, dan konteks. Peserta didik 4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
dipajankan pada beragam pengetahuan dan pendapat yang disajikan dan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
dikembangkan dalam teks dan penyajian multimodal (lisan, cetakan, dan 5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
konteks digital) yang mengakibatkan kompetensi mendengarkan, memirsa, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
membaca, berbicara, menulis dan mencipta dikembangkan secara sistematis kemampuan berbahasa.
dan berperspektif masa depan. 6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran mata budaya dan intelektual manusia.
pelajaran Bahasa Indonesia di Pendidikan Kesetaraan Paket C (Peminatan) C. Ruang Lingkup
setara Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara sangat diperlukan.
dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana Secara khusus, pembelajaran Bahasa Indonesia di Paket C setara sekolah
terdapat dalam pendidikan formal. menengah atas dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan
B. Tujuan peningkatan kualitas sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Bahasa
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, Indonesia di pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai materi sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan
ekstrakurikuler. formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan
kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran.
Kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dalam bahasa Indonesia Mengacu pada kompetensi Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas,
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan pengembangan kompetensi Bahasa Indonesia diarahkan pada kemampuan
apresiasi terhadap hasil karya kesastrabahasa Indonesia, peserta didik dapat mendengarkan, berbicara, memirsa (melihat dari sudut pandang tertentu),
menguasai pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap membaca, dan menulis. Pengembangan kemampuan tersebut dilakukan
bahasa dan sastra Indonesia. Hal tersebut merupakan dasar bagi peserta didik melalui beragam jenis teks, baik lisan ataupun tulis, yang diwadahi oleh
untuk memahami dan merespons situasi lokal/daerah, nasional, dan global. suatu kegiatan/kepentingan komunikasi yang jelas. Teks yang dimaksud
hendaknya dipahami berdasarkan isi, struktur penyajian, serta kaidah (fitur)
Secara khusus, kurikulum bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik kebahasannya, baik itu berupa ragam kalimat dan pilihan katanya.
memiliki kemampuan sebagai berikut.

156 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 157
Lingkup materi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kesetaraan Paket C sesuatu yang bermakna bagi kehidupan. Kemampuan literasi tingkat tinggi
merupakan penjabaran tiga aspek: kebahasaan, kesastraan, dan literasi. Ruang memungkinkan mereka menggunakan bahasa untuk memenuhi beragam
lingkup kebahasaan mencakup pengenalan ragam bahasa, sebagai bagian dari kebutuhannya. Seorang yang cakap berliterasi (manusia literat) menggunakan
masyarakat Indonesia yang multilingual. Peserta didik perlu belajar bahasa kemampuan tersebut untuk kegiatan sehari-hari di sekolah, lingkungan
dalam beragam konteks komunikasi, baik yang dipengaruhi oleh latar belakang masyarakat, dan di dunia kerja.
sosial budaya maupun kepentingan komunikasinya. Idiolek, dialek, sosiolek,
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
ataupun logat gaya haruslah dihargai sebagai bagian dari kajian pembelajaran
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
bahasa. Aspek bahasa juga membelajarkan struktur dan kaidah kebahasaan dari
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
setiap teks. Peserta didik belajar organisasi dan ciri-ciri kebahasaan suatu teks
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
berdasarkan tujuannya--yang ternyata--memiliki beberapa keragaman: berupa
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
perbedaan di samping persamaan-persamaannya. Dengan cara demikian,
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
peserta didik diharapkan dapat mengenali suatu teks dengan mudah dan tepat
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
dan dapat mereproduksi dan mengkreasikannya secara benar dan menarik
pendidikan kesetaraan.
yang selanjutnya akan menjadi bekal keterampilan hidup peserta didik.
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
Ruang lingkup literasi dalam pengertian luas meliputi kemampuan peserta
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
didik di dalam memanfaatkan informasi dan pengetahuan melalui kegiatan
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
berbahasa, terutama membaca dan menulis. Kemampuan peserta didik
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
dalam berliterasi merupakan langkah awal dalam mencapai keberhasilan
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
pembelajaran. Salah satu indikasi keberhasilan pembelajaran ditandai dengan
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
semakin baiknya tingkat berliterasi peserta didik. Artinya, semakin baik tingkat
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
literasi peserta didik semakin baik pula tingkat daya serap mereka terhadap
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
informasi yang diperolehnya dalam proses pembelajaran. Para peserta didik
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
yang memiliki daya serap tinggi akan lebih mudah mengeksplorasi informasi
kualitas dan pengembangan pendidikan.
ataupun pengetahuan yang dimilikinya.
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
Kemampuan berliterasi tidak serta-merta dimiliki dalam diri setiap peserta
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat
didik. Kemampuan tersebut membutuhkan pembiasaan dan pembudayaan
yang terus-menerus melalui pengembangan kompetensi dasar (KD) yang Tingkatan V Setara Kelas X dan XI
dijalani peserta didik pada setiap pertemuannya. Bentuknya dapat berupa Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
kegiatan membaca sebanyak-banyaknya buku perpustakaan, e-book, ataupun mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
laman-laman internet, berkenaan dengan KD yang mereka pelajari itu. sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
Mereka juga didorong untuk menulis resume, sinopsis, ataupun laporan buku yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
di samping lomba-lomba membaca dan menulis. Penyediaan pojok bacaan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
dan optimalisasi fungsi perpustakaan sekolah juga perlu dilakukan dalam didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
rangka peningkatan budaya literasi di lingkungan sekolah. Dengan proses (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
tersebut, peserta didik pada akhirnya terbiasa dalam memahami, mengkritisi, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
memproduksi, dan mengkreasikan beragam informasi untuk menjadi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri

158 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 159
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, 3.4 Menjelaskan proses morfologis 4.4 Menerapkan proses morfologis
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. (afiksasi, pemajemukan, (afiksasi, pemajemukan,
pengulangan, dan penyerapan) pengulangan, dan penyerapan)
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses dalam kalimat. dalam kalimat.
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan 3.5 Mengiden fikasi jenis-jenis 4.5 Menggunakan jenis-jenis dan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor frasa dan konstruksi frasa dalam konstruksi frasa dalam kalimat
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kalimat. secara lisan dan tertulis.
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. 3.6 Membedakan jenis-jenis 4.6 Menggunakan jenis-jenis
makna (makna konota f dan makna (konota f dan denota f,
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR denota f, makna grama kal dan grama kal dan leksikal, kias
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN leksikal, makna kias dan lugas, dan lugas, referensial dan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN makna referensial dan makna nonreferensial, umum dan
nonreferensial, makna umum khusus, perubahan dan
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dan khusus, perubahan dan pergeseran makna kata, serta
analisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan pergeseran makna kata, serta hubungan makna kata dalam
konseptual, prosedural, berdasarkan ranah abstrak terkait dengan hubungan makna kata. teks lisan dan tulis.
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengembangan dari yang dipelajarinya
pengetahuan, teknologi, seni, di sekolah secara mandiri dan mampu 3.7 Menafsirkan sastra Melayu Klasik 4.7 Mengungkapkan kembali naskah
budaya, dan humaniora dengan (hikayat) lisan atau tulis. sastra Melayu Klasik (hikayat)
menggunakan metode sesuai dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, secara lisan atau tulis.
keilmuan.
kenegaraan, dan peradaban terkait
3.8 Menganalisis puisi bertema 4.8 Menulis puisi bertema sosial,
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural sosial, budaya, dan kemanusian budaya, dan kemanusiaan
pada bidang kajian yang spesifik dengan memperha kan struktur dengan memperha kan
sesuai dengan bakat dan minatnya fisik ( pografi, diksi, imaji, strukturfisik ( pografi, diksi,
untuk memecahkan masalah. kata konkret, bahasa figura f, imaji, kata konkret, bahasa
3.1 Menafsirkan informasi dari suatu 4.1 Mengubah informasi dari bentuk verifikasi: rima, ritme, dan figura f, verifikasi: rima, ritme,
tabel dan atau grafik dengan tabel dan atau grafik ke dalam metrum) dan struktur ba n dan metrum) dan struktur ba n
membaca intensif. bentuk uraian secara lisan atau puisi (tema, feeling, nada, dan puisi (tema, feeling, nada, dan
tertulis. amanat). amanat.

3.2 Menjelaskan informasi teks 4.2 Menulis teks nara f objek f 3.9 Mengiden fikasi pendapat 4.9 Berdebat dengan tema ilmu
nara f objek f tentang riwayat tentang riwayat tokoh (sastra dan narasumber dalam suatu debat pengetahuan, teknologi, seni,
tokoh (sastra dan bahasa) bahasa) dengan memperha kan yang bertema ilmu pengetahuan, budaya, dan atau humaniora
dengan memperha kan hal- hal-hal yang menarik dan patut teknologi, seni, budaya, dan atau atau tema lain yang relevan.
hal yang menarik dan perlu diteladani . humaniora.
diteladani. 3.10 Menganalisis isi makalah 4.10 Menyajikan makalah bertema
3.3 Menerangkan informasi tentang 4.3 Menggunakan berbagai kategori bertema ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan, teknologi,
kategori kata dalam teks. kata dalam kalimat secara lisan teknologi, seni, budaya, dan seni, budaya, dan humaniora
atau tertulis dalam teks. humaniora yang dipresentasikan. hasil pengamatan (peneli an)
secara lisan dan tertulis.

160 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 161
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
PENGETAHUAN KETERAMPILAN (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
3.11 Menganalisis berbagai jenis 4.11 Menyajikan laporan hasil analisis sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
klausa dalam teks ilmiah bertema jenis-jenis klausa dalam teks
pendidikan, lingkungan hidup, ilmiah bertema pendidikan,
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sosial, dan atau budaya atau lingkungan hidup, sosial, dan sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
tema lain yang relevan. atau budaya secara lisan dan dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
tertulis.
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
3.12 Mengiden fikasi berbagai jenis 4.12 Meringkas isi novel dengan
kalimat (ak f dan pasif, transi f menggunakan berbagai jenis
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
dan intransi f, verbal dan kalimat (ak f dan pasif, transi f mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
nominal, tunggal dan majemuk, dan intransi f, verbal dan
mayor dan minor, langsung dan nominal, tunggal dan majemuk, Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
dak langsung, versi dan inversi) mayor dan minor, langsung dan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
dalam novel. dak langsung, versi dan inversi). keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
3.13 Mengiden fikasi berbagai genre 4.13 Menyajikan hasil iden fikasi dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
sastra berdasarkan periodisasi berbagai genre sastra
sastra Indonesia dari berbagai berdasarkan periodisasi sastra kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
sumber. Indonesia secara lisan dan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
tertulis
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.14 Menganalisis nilai-nilai (budaya, 4.14 Menyajikan hasil analisis
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
sosial, moral, agama, dan perbandingan nilai-nilai (budaya,
pendidikan) dalam satu atau sosial, moral, agama, dan 3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
lebih cerita pendek pendidikan) dalam satu atau menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah
lebih cerita pendek secara lisan konseptual, procedural, berdasarkan abstrak terkait dengan pengembangan
rasa ingin tahunya tentang ilmu dari yang dipelajarinya di sekolah
dan tertulis
pengetahuan, teknologi, seni, secara mandiri dan mempu
3.15 Menganalisis nilai-nilai (budaya, 4.15 Mengungkapkan nilai-nilai budaya, dan humaniora dengan menggunakan metode sesuai dengan
sosial, moral, agama, dan (budaya, sosial, moral, agama, wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
keilmuan.
pendidikan) dalam novel. dan pendidikan) dalam novel kenegaraan, dan peradaban terkait
secara lisan dan tertulis. fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural
3.16 Mengevaluasi pementasan 4.16 Mementaskan naskah drama pada bidang kajian yang spesifik
drama (langsung atau hasil yang berkaitan dengan sesuai dengan bakat dan minatnya
rekaman). kehidupan sehari-hari. untuk memecahkan masalah.
3.1 Merumuskan berbagai pendapat 4.1 Mempresentasikan makalah
dalam kegiatan seminar dan rumusan berbagai pendapat
Tingkatan VI Setara Kelas XII atau diskusi panel tentang ilmu tentang ilmu pengetahuan,
pengetahuan, teknologi, seni, teknologi, seni, budaya, dan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum budaya, dan humaniora atau humaniora atau tema-tema lain
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap tema-tema lain yang relevan. yang relevan dalam seminar dan
atau diskusi panel.
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan

162 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 163
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Mengiden fikasi informasi dalam 4.2 Menyusun laporan pelaksanaan
laporan pelaksanaan kegiatan kegiatan sekolah atau lingkungan
sekolah atau lingkungan tempat tempat nggal.
nggal.
3.3 Menganalisis kohesi dan 4.3 Menyusun ar kel ilmiah dengan
koherensi dalam ar kel ilmiah. memperha kan kohesi dan
koherensi.
3.4 Mengulas isi dan unsur 4.4 Menyajikan ulasan isi dan unsur
kebahasaan sebuah novel. kebahasaan sebuah novel dalam
kegiatan bedah buku secara lisan
dan tertulis.
3.5 Mengiden fikasi kalimat dalam 4.5 Menyajikan sebuah teks dengan
berbagai ragam bahasa dalam berbagai ragam bahasa baik
teks lisan dan tulis. secara lisan maupun tulis.
3.6 Menganalisis unsur fisik dan 4.6 Mengalihwahanakan puisi
ba n puisi terjemahan. terjemahan ke dalam bentuk
prosa.
3.7 Menelaah naskah sastra Melayu 4.7 Mengalihaksarakan teks sastra
Klasik beraksara Arab-Melayu. Melayu klasik beraksara Arab-
Melayu ke dalam aksara La n.
3.8 Mengiden fikasi isi dan unsur 4.8 Menulis laporan tentang isi dan
sebuah buku nonfiksi. unsur sebuah buku nonfiksi.

164 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 165
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
PENDIDIKAN KESETARAAN tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Inggris pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
A. Rasional untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Adapun, Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang berperan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah penting bagi pengembangan wawasan dan daya saing generasi muda ditingkat
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan internasional. Dengan kemampuan bahasa Inggris, peserta didik diharapkan dapat
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada mengembangkan wawasannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional budaya yang berkembang di negara lain diseluruh dunia. Sebaliknya, peserta didik
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang juga dapat mulai belajar mengomunikasikan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan dan budaya yang berkembang di Indonesia ke berbagai bangsa dan negara lain.
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
Bahasa Inggris juga memungkinkan siswa mulai mengenal nilai-nilai luhur
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
dan karakter positif yang berkembang di berbagai bangsa, belajar menghargai,
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
dan bahkan berupaya menirunya. Tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan Inggris juga memungkinkan masuknya berbagai hal negatif ke bangsa ini.
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan Namun dengan siswa belajar teks yang melibatkan berbagai konteks budaya
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap dan konteks situasi, siswa diharapkan mampu meningkatkan kemampuan
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan berpikir kritis sehingga mereka dapat menilai, memilih, dan membuat
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi keputusan yang tepat dalam menanggapi berbagai informasi dalam berbagai
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi situasi. Mereka diharapkan mampu mempertimbangkan manfaat serta
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. kerugian dari setiap tindakan yang dilakukan dalam mengatasi masalah dalam
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk setiap situasi. Penguasaan bahasa Inggris juga diharapkan menjadi kunci
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai untuk belajar memperoleh wawasan seluas-luasnya tentang cara mengatasi
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan berbagai masalah yang dihadapi siswa.
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
Konsep ‘genre’ pada Bahasa Inggris dipandang sangat tepat jika digunakan
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
sebagai dasar dalam merumuskan kompetensi yang hendak dicapai oleh
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab peserta didik, karena dapat mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari.
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara Genre merupakan bagaimana sebuah teks lisan, tulis, visual, diorganisasikan
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan untuk mencapai tujuan sosialnya. Genre merupakan praktik sosial yang
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum beroperasi pada tataran budaya, dan disebut konteks budaya. Tujuan sosial
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi dari tindakan komunikasi membentuk jenis teks.

166 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 167
Pencapaian kompetensi tersebut perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran Berikut ruang lingkup kompetensi dan materi Bahasa dan Sastra Inggris.
mata pelajaran Bahasa Inggris di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara KOMPETENSI RUANG LINGKUP MATERI
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih Tingkatan V Setara Kelas X dan XI • Teks-teks: iklan, recount, nara f,
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan • Mensyukuri nikmat belajar Bahasa proverb, riddle, lagu, brosur, leaflet,
serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain Inggris sebagai alat komunikasi untuk banner, pamphlet, factual report,
lingkup internasional biografi, eksposisi hortatory, puisi,
dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan
• Menunjukkan perilaku yang berterima diskusi dan reviuw dalam wacana
pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dalam lingkungan personal, sosial interpersonal, transaksional, dan
dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan budaya, dan akademik; fungsional pada tataran literasi
mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat • Mengiden fikasi fungsi sosial, struktur informasional
teks dan unsur kebahasaan dari teks • Struktur teks interpersonal,
dalam pendidikan formal.
agak panjang dalam kehidupan dan transaksional, dan fungsional
B. Tujuan kegiatan peserta didik sehari-hari • Keterampilan mendengarkan,
• Komunikasi interpersonal, berbicara, membaca, dan menulis
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu
transaksional, dan fungsional tentang teks interpersonal, transaksional, dan
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, yang dicapai dicapai diri sendiri, keluarga, orang lain, dan fungsional yang tercakup
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. objek kongkrit dan imajina f, yang • Unsur-unsur kebahasaan
Tujuan mata pelajaran Bahasa Inggris di Paket B dan Paket C adalah sama terdekat dengan kehidupan dan • Frasa kompleks
kegiatan peserta didik sehari-hari • Modalitas: alterna f pembeda lebih
yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kompetensi
di rumah, satuan pendidikan, dan samar satu dengan yang lainnya
komunikatif dalam wacana interpersonal, transaksional, dan fungsional. masyarakat, serta terkait dengan mata
Kompetensi ini dikembangkan melalui pembelajaran yang membimbing peserta pelajaran lain
didik untuk dapat menggunakan berbagai teks berbahasa Inggris lisan dan tulis, • Menyusun teks lisan dan tulis, agak
secara runtut dengan menggunakan unsur kebahasaan yang akurat dan berterima, panjang dengan menggunakan
struktur teks dan unsur kebahasaan
tentang berbagai pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif secara akurat dan berterima
serta menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam konteks kehidupan di • Menyun ng teks tulis, agak panjang
lingkungan rumah, satuan pendidikan, dan masyarakat. dengan menggunakan struktur teks
dan unsur kebahasaan
Perbedaannya adalah pada cakupan jenis teks dan tingkat kompleksitas teks • Menggunakan unsur kebahasaan
yang hendak dicapai. Mata pelajaran Bahasa Inggris untuk jenjang pendidikan secara akurat, berterima, dan lancar
Paket B bertujuan mengenalkan teks-teks pendek dan sederhana yang menjadi secara spontan
Tingkatan VI Setara Kelas XII
dasar untuk mempelajari teks-teks yang lebih panjang dan lebih kompleks
• Mensyukuri nikmat belajar Bahasa
di Paket C. Hanya saja pada paket B dan C kegiatan dan materi yang ada Inggris sebagai alat komunikasi untuk
pada Kompetensi Dasar (KD) lebih dikontekstualisasikan dengan kebutuhan lingkup internasional
peserta didik dan karakterisitik layanannya. • Menunjukkan perilaku yang berterima
dalam lingkungan personal, sosial
C. Ruang Lingkup budaya, akademik, dan profesi;
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga • Mengiden fikasi fungsi sosial, struktur
teks dan unsur kebahasaan dari teks,
perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan
agak panjang dalam kehidupan dan
perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. Kemandirian kegiatan peserta didik sehari-hari
warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggungjawab
pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.

168 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 169
KOMPETENSI RUANG LINGKUP MATERI Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
• Komunikasi interpersonal, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.
transaksional, dan fungsional tentang
diri sendiri, keluarga, orang lain, dan Tingkatan V Setara Kelas X dan XI
objek kongkrit dan imajina f, yang
terdekat dengan kehidupan dan Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
kegiatan peserta didik sehari-hari mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
di rumah, satuan pendidikan, dan sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
masyarakat, serta terkait dengan mata yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
pelajaran lain dan dunia kerja
• Menyusun teks lisan dan tulis, agak ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
panjang dengan menggunakan didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
struktur teks dan unsur kebahasaan (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
secara akurat dan berterima sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
• Menyun ng teks tulis, agak panjang
dengan menggunakan struktur teks secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
dan unsur kebahasaan sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
• Menggunakan unsur kebahasaan dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
secara akurat, berterima, dan lancar teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
secara spontan
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Kurikulum pada Kesetaraan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
pendidikan kesetaraan. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau prosedural berdasarkan rasa ingin abstrak terkait dengan pengembangan
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dari yang dipelajarinya di satuan
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan teknologi, seni, budaya, dan humaniora pendidikan secara mandiri, dan
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan dengan wawasan kemanusiaan, mampu menggunakan metode sesuai
kebangsaan, kenegaraan, dan kaidah keilmuansatuan pendidikan.
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan peradaban terkait penyebab fenomena
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
kualitas dan pengembangan pendidikan.

170 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 171
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Membedakan fungsi sosial, 4.1 Menangkap makna secara 3.5 Membedakan fungsi sosial, 4.5 Teks recount dalam bentuk
struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi struktur teks, dan unsur biografi
kebahasaan beberapa teks khusus sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks recount lisan dan 4.5.1 Menangkap makna secara
dalam bentuk formulir isian kebahasaan teks khusus dalam tulis dalam bentuk biografi terkait kontekstual terkait fungsi
yang digunakan di perusahaan/ bentuk formulir isian yang tokoh terkenal, sesuai dengan sosial, struktur teks, dan unsur
bank/instansi lain sesuai konteks digunakan di perusahaan/ bank/ konteks penggunaannya. kebahasaan teks recount lisan
penggunaannya. instansi lain, terkait ja diri dan dan tulis, dalam bentuk biografi
informasi yang relevan. terkait tokoh terkenal.
3.2 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.2 Menyusun teks interaksi 4.5.2 Menyusun teks recount lisan
teks, dan unsur kebahasaan teks transaksional lisan dan tulis dan tulis, dalam bentuk biografi,
interaksi transaksional lisan dan yang melibatkan ndakan terkait tokoh terkenal dengan
tulis dalam memberi dan meminta memberi dan meminta informasi memperha kan fungsi sosial,
informasi terkait keharusan terkait keharusan melakukan struktur teks, dan unsur kebahasaan,
melakukan suatu ndakan/ suatu ndakan/kegiatan pada secara benar dan sesuai konteks.
terkait kegiatan pada waktu yang waktu yang akan datang, 3.6 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.6 Menyusun teks interaksi
akan datang, saat ini, atauwaktu saat ini, atau waktu lampau, teks, dan unsur kebahasaan teks transaksional lisan dan tulis yang
lampau, sesuai dengan konteks dengan memperha kan fungsi interaksi transaksional lisan dan melibatkan ndakan memberi
penggunaannya. (Perha kan unsur sosial, struktur teks, dan unsur tulis dalam memberi dan meminta dan meminta informasi terkait
kebahasaan should+(simple), kebahasaan yang benar dan informasi terkait kecukupan untuk kecukupan untuk dapat/ dak
should+(con nuous), sesuai konteks. dapat/ dak dapat melakukan/ dapat melakukan/menjadi
should+(perfect)). menjadi sesuatu, sesuai dengan sesuatu, dengan memperha kan
3.3 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.3 Menyusun teks interaksi konteks penggunaannya. fungsi sosial, struktur teks, dan
teks, dan unsur kebahasaan transaksional lisan dan tulis (Perha kan unsur kebahasaan too unsur kebahasaan yang benar
teks interaksi transaksional yang melibatkan ndakan ... to ..., ... enough to...) dan sesuai konteks.
lisan dan tulis dalam memberi memberi dan meminta informasi 3.7 Membedakan fungsi sosial, 4.7 Iklan kegiatan (event)
dan meminta informasi terkait terkait ndakan/ kegiatan/ struktur teks, dan unsur 4.7.1 Menangkap makna secara
ndakan/ kegiatan/kejadian kejadian yang akan, sedang, kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi
yang akan, sedang, dan telah dan telah dilakukan/ terjadi khusus dalam bentuk iklan terkait sosial, struktur teks dan unsur
dilakukan/ terjadi di waktu yang di waktu yang akan datang, kegiatan (event), sesuai dengan kebahasaan teks khusus dalam
akan datang, sesui dengankonteks dengan memperha kan fungsi konteks penggunaannya. bentuk iklan kegiatan (event).
penggunaannya(Perha kan sosial, struktur teks, dan unsur 4.7.2 Menyusun teks khusus dalam
unsur kebahasaan will+(simple), kebahasaan yang benar dan bentuk iklan kegiatan (event), lisan
will+(con nuous), will+(perfect)). sesuai konteks. dan tulis, dengan memperha kan
3.4 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.4 Menyusun teks interaksi fungsi sosial, struktur teks, dan
teks, dan unsur kebahasaan transaksional lisan dan tulis yang unsur kebahasaan secara benar
teks interaksi transaksional melibatkan ndakan memberi dan sesuai konteks.
lisan dan tulis dalam memberi dan meminta informasi yang 3.8 Membedakan fungsi sosial, 4.8 Teks report
dan meminta informasi terkait mengandung hubungan setara struktur teks, dan unsur 4.8.1 Menangkap makna secara
hubungan setara antara dua antara dua benda/ ndakan, kebahasaan beberapa teks report kontekstual terkait fungsi
benda/ ndakan, sesuai dengan dengan memperha kan fungsi lisan dan tulis terkait teknologi sosial, struktur teks, dan unsur
konteks penggunaannya. sosial, struktur teks, dan unsur dalam matapelajaran lain di kebahasaan teks report lisan
(Perha kan unsur kebahasaan kebahasaan yang benar dan Kelas X sesuai dengan konteks dan tulis, terkait teknologi yang
both... and; not only ... but also; sesuai konteks. penggunaannya. tercakup dalam mata pelajaran
either ...or; neither ... nor). lain di Kelas X.

172 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 173
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
4.8.2 Menyusun teks report lisan 3.13 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.13 Menyusun teks interaksi
dan tulis, terkait teknologi teks, dan unsur kebahasaan teks transaksional lisan dan tulis yang
yang tercakup dalam mata interaksi transaksional lisan dan melibatkan ndakan memberi dan
pelajaran lain di Kelas X, tulis dalam memberi dan meminta meminta informasi terkait rencana
dengan memperha kan fungsi informasi terkait rencana yang yang akan datang dengan kondisi
sosial, struktur teks, dan unsur akan datang dengan kondisi tertentu dengan memperha kan
kebahasaan, secara benar dan tertentu, sesuai dengan konteks fungsi sosial, struktur teks, dan
sesuai konteks. penggunaannya. (Perha kan unsur unsur kebahasaan yang benar dan
3.9 Menafsirkan fungsi sosial, struktur 4.9 Menangkap makna secara kebahasaan if dalam present tense). sesuai konteks.
teks, dan unsur kebahasaan teks kontekstual terkait fungsi 3.14 Menafsirkan fungsi sosial, struktur 4.14 Menangkap makna secara
khusus dalam bentuk proverb sosial, struktur teks, dan unsur teks, dan unsur kebahasaan teks kontekstual terkait fungsi
dan riddle, terkait kehidupan di kebahasaan teks khusus dalam khusus dalam bentuk poem, lisan sosial, struktur teks, dan unsur
lingkungannya sesuai dengan bentuk proverb dan riddle terkait dan tulis, sesuai dengan konteks kebahasaan teks khusus dalam
konteks penggunaannya. kehidupan di lingkungannya. penggunaannya. bentuk poem.
3.10 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.10 Menangkap makna secara 3.15 Membedakan fungsi sosial, 4.15. Menangkap makna secara
unsur kebahasaan lirik lagu. kontekstual terkait fungsi sosial struktur teks, dan unsur kontekstual terkait dengan fungsi
dan unsur kebahasaan lirik lagu. kebahasaan teks nara f lisan dan sosial, struktur teks, dan unsur
3.11 Menerapkan fungsi sosial, 4.11 Menyusun teks interaksi tulis terkait cerita pendek, sesuai kebahasaan teks nara f, lisan dan
struktur teks, dan unsur interpersonallisan dan dengan konteks penggunaannya. tulis, terkait cerita pendek.
kebahasaan teks interaksi tulisyang melibatkan 3.16 Menerapkan fungsi sosial, 4.16 Menyusun teks interaksi
interpersonal lisan dan tulis ndakan menyarankan struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis yang
dalam dalam menyarankan untuk untuk melakukan atau dak kebahasaan teks interaksi melibatkan ndakan memberi dan
melakukan atau dak melakukan melakukan sesuatu dengan transaksional lisan dan tulis meminta informasi melalui telepon
sesuatu dengan penjelasan, dan penjelasan,dan meresponnya dalam memberi dan meminta terkait acara, tawaran, janji dan
meresponsnya, sesuai dengan dengan memperha kan fungsi informasi melalui telepon reservasi dengan memperha kan
konteks penggunaannya. sosial, struktur teks,dan unsur terkait acara, tawaran, janji dan fungsi sosial, struktur teks, dan
kebahasaan yang benar dan reservasi, sesuai dengan konteks unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks. penggunaannya. sesuai konteks.
3.12 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.12 Menyusun teks interaksi 3.17 Membedakan fungsi sosial, 4.17 Brosur, leaflet, banner, dan
teks, dan unsur kebahasaan transaksional lisan dan tulis yang struktur teks, dan unsur pamflet
teks interaksi transaksional melibatkan ndakan memberi kebahasaan teks khusus dalam 4.17.1 Menangkap makna secara
lisan dan tulis dalam memberi dan meminta informasi terkait bentuk brosur, leaflet, banner, kontekstual terkait fungsi
dan meminta informasi terkait ndakan/kegiatan/ kejadian dan pamflet, terkait promosi sosial, struktur teks, dan unsur
ndakan/ kegiatan/kejadian yang yang sudah/telah dilakukan/ barang/jasa/kegiatan sesuai kebahasaan brosur, leaflet,
sudah/telah dilakukan/terjadi terjadi dikaitkan dengan satu k dengan konteks penggunaannya. banner, dan pamflet terkait
dikaitkan dengan satu k waktu waktu di waktu lampau, saat ini, promosi barang/jasa/kegiatan.
di waktu lampau, saat ini, dan dan waktu yang akan datang, 4.17.2 Menyusun teks khusus brosur,
waktu yang akan datang, sesuai dengan memperha kan fungsi leaflet, banner, dan pamflet
dengan konteks penggunaannya. sosial, struktur teks, dan unsur terkait promosi barang/jasa/
(Perha kan unsur kebahasaan kebahasaan yang benar dan kegiatan dengan memper-
past perfect, present perfect, sesuai konteks. ha kan fungsi sosial, struktur
future perfect). teks, dan unsur kebahasaan,
secara benar dan sesuai konteks.

174 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 175
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
3.18 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.18 Menyusun teks interaksi transak-
teks, dan unsur kebahasaan teks sional lisan dan tulis yang melibat-
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
interaksi transaksional lisan dan kan ndakan memberi dan memin- kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
tulis dalam memberi dan meminta ta informasi terkait pemberian
informasi terkait pemberian contoh, dengan memperha kan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
contoh, sesuai dengan konteks fungsi sosial, struktur teks, dan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
penggunaannya. (Perha kan unsur unsur kebahasaan yang benar dan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
kebahasaan for example, such as). sesuai konteks. 3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, dan menyajidalam
3.19 Membedakan fungsi sosial, 4.19 Teks hortatory exposi on analisis pengetahuan faktual, ranah konkret dan ranah abstrak
struktur teks, dan unsur 4.19.1 Menangkap makna secara konseptual, prosedural berdasarkan terkait dengan pengembangan
kebahasaan teks hortatory kontekstual terkait fungsi rasa ingin tahunya tentang ilmu dari yang dipelajarinya di satuan
exposi on lisan dan tulis terkait sosial, struktur teks, dan pengetahuan, teknologi, seni, pendidikan secara mandiri, dan
pandangan/pendapat mengenai unsur kebahasaan teks budaya, dan humaniora dengan mampu menggunakan metode sesuai
topik yang hangat dibicarakan hortatory exposi on lisan dan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
umum, argumentasi pendukung, tulis, terkait isu aktual. kaidah keilmuan
kenegaraan, dan peradaban terkait
serta saran, sesuai dengan 4.19.2 Menyusun teks hortatory expo- penyebab fenomena dan kejadian,
konteks penggunaannya. si on lisan dan tulis, terkait isu serta menerapkan pengetahuan
aktual dengan memperha kan prosedural pada bidang kajian yang
fungsi sosial, struktur teks, dan spesifik sesuai dengan bakat dan
unsur kebahasaan, secara benar minatnya untuk memecahkan masalah
dan sesuai konteks. 3.1 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.1 Menyusun teks interaksi
3.20 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.20 Menangkap makna secara konteks- teks, dan unsur kebahasaan transaksional lisan dan tulisyang
unsur kebahasaan lirik lagu. tual terkait dengan fungsi sosial dan teks interaksi transaksional melibatkan ndakanmemberi
unsur kebahasaan lirik lagu. lisan dan tulis dalam memberi dan memintainformasi terkait
Tingkatan VI Setara Kelas XII dan meminta informasi terkait hubungan sebab akibat dengan
hubungan sebab akibat, sesuai memperha kan fungsisosial,
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum dengan konteks penggunaannya. struktur teks,dan unsur
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap (Perha kan unsur kebahasaan kebahasaan yang benardan sesuai
such ... that; so ... that) konteks
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
3.2 Menerapkan fungsi sosial, 4.2 Menyusun teks interaksi
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta kebahasaan teks interaksi yang melibatkan ndakan
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli transaksional lisan dan tulis memberi dan meminta informasi
dalam memberi dan meminta terkait benda dengan pewatas
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
informasi terkait benda dengan berupa sifat dan jenis, dengan
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi pewatas berupa sifat dan memperha kan fungsi sosial,
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri jenis, sesuai dengan konteks struktur teks, dan unsur
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut penggunaannya. (Perha kan kebahasaan yang benar dan
unsur kebahasaan preposi onal sesuai konteks
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
phrase, adjec ve clause: finite
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan non-finite)
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

176 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 177
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 Menerapkan fungsi sosial, 4.3 Menyusun teks interaksi 3.6 Membedakan fungsi sosial, 4.6 Teks pembahasan
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis yang struktur teks, dan unsur ilmiah(discussion)
kebahasaan teks interaksi melibatkan ndakan memberi kebahasaan teks pembahasan 4.6.1 Menangkap makna secara
transaksional lisan dan tulis dan meminta informasi terkait ilmiah (discussion) lisan dan kontekstual terkait fungsi
dalam memberi dan meminta keterangan (circumstance), tulis terkait pembahasan isu sosial, struktur teks,
informasi terkait keterangan dengan memperha kan fungsi kontrovesial dan aktual dari dan unsur kebahasaan
(circumstance), sesuai dengan sosial, struktur teks, dan unsur beberapa (minimal dua) sudut teks pembahasan ilmiah
konteks penggunaannya. kebahasaan yang benar dan pandang, sesuai dengan konteks (discussion) lisan dan tulis,
(Perha kan unsur kebahasaan sesuai konteks penggunaannya terkait isu kontroversial dan
klausa finite atau klausa non- aktual
finite) 4.6.2 Menyusun pembahasan
3.4 Menerapkan fungsi sosial, 4.4 Menyusun teks interaksi ilmiah (discussion) lisan dan
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis tulis, terkait isu kontroversial
kebahasaan teks interaksi yang melibatkan ndakan dan aktual, dengan
transaksional lisan dan tulis memberi dan meminta informasi memperha kan fungsi sosial,
dalam memberi dan meminta terkait pengandaian terjadinya/ struktur teks, dan unsur
informasi terkait pengandaian dilakukannya sesuatu yang kebahasaan secara benar dan
terjadinya/dilakukannya sesuatu dak nyata pada saat ini dan sesuai konteks
yang dak nyata pada saat ini pada waktu lampau, dengan 3.7 Menerapkan fungsi sosial, 4.7 Menyusun teks interaksi
dan pada waktu lampau, sesuai memperha kan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis yang
dengan konteks penggunaannya. struktur teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi melibatkan ndakan memberi
(Perha kan unsur kebahasaan kebahasaan yang benar dan transaksional lisan dan tulis dan meminta informasi terkait
condi onal: past dan past perfect) sesuai konteks dalam memberi dan meminta konsesi, dengan memperha kan
3.5 Menerapkan fungsi sosial, 4.5. Menyusun teks interaksi informasi terkait konsesi, sesuai fungsi sosial, struktur teks, dan
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis dengan konteks penggunaannya. unsur kebahasaan yang benar
kebahasaan teks interaksi yang melibatkan ndakan (Perha kan unsur kebahasaan dan sesuai konteks
transaksional lisan dan tulis memberi dan meminta even though, although)
dalam memberi dan meminta informasi terkait hubungan 3.8 Membedakan fungsi sosial, 4.8 Menangkap makna secara
informasi terkait hubungan pertentangan dan kebalikan, struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi
pertentangan dan kebalikan, dengan memperha kan fungsi kebahasaan beberapa teks ulasan sosial, struktur teks, dan unsur
sesuai dengan konteks sosial, struktur teks, dan unsur (review) lisan dan tulis terkait kebahasaan teks ulasan (review),
penggunaannya. (Perha kan kebahasaan yang benar dan film/buku/cerita, sesuai dengan lisan dan tulis, terkait film/buku/
unsur kebahasaan even if ..., sesuai konteks konteks penggunaannya cerita
unless ..., however, on the other 3.9 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.9 Menangkap makna secara
hand, in contrast, nevertheless) unsur kebahasaan lirik lagu kontekstual terkait fungsi sosial
dan unsur kebahasaan lirik lagu

178 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 179
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih
rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab tantangan
tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara dengan
pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan kesetaraan
setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulumpendidikan
kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi kurikulum

180 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA ARAB 181


pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkuppengetahuan, B. Tujuan
keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, tantangan, Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraanberorientasi yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, sumberdaya ekstrakurikuler.
alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan Pembelajaran bahasa Arab pada pendidikan kesetaraan memiliki tujuan
teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kompetensi komunikatif
ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas dalam wacana interpersonal, transaksional, dan fungsional. Kompetensi ini
sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. mengarahkan peserta didik melalui berbagai bentuk teks berbahasa Arab lisan
Dengan demikian program paket C mata pelajaran bahasa Arab, pada dan tulis, secara runtut dengan unsur kebahasaan yang akurat dan berterima,
tingkatan V setara kelas X dan XI, dan tingkatan VI setara kelas XII penting tentang berbagai pengetahuan faktual dan prosedural, serta menanamkan
diarahkan pada pembentukan kompetensi untuk melaksanakan fungsi sosial. nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam konteks kehidupan di lingkungan
Kompetensi ini dicapai dengan menggunakan teks yang memiliki struktur rumah, sekolah, dan masyarakat. Peserta didik dituntut dapat melakukan
dan unsur kebahasaan yang tepat dan benar sesuai dengan tujuan dan konteks berbagai kegiatan pembelajaran yang produktif, kreatif dan inovatif yang
komunikatif dalam berbahasa Arab. sejalan dengan kegiatan sainstifik.
Selain perubahan pada rumusan kompetensi, dalam implementasi Kurikulum Setelah mempelajari Bahasa Arab, peserta didik diharapkan mampu menggunakan
2013 pada pendidikan kesetaraan juga memastikan bahwa proses pembelajaran beragam fungsi sosial kebahasaan untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulis
terpusat pada peserta didik. Pembelajaran tidak terfokus hanya pada pengetahuan dalam berbagai situasi dan topik dengan menggunakan bahasa Arab sederhana.
konseptual, tidak berbasis hanya pada buku teks, dan tidak hanya menggunakan Kompetensi yang harus dicapai mencakup pengetahuan dan keterampilan
bahasa tulis. Keempat kecenderungan arah implementasi kurikulum tersebut, berbahasa. Pengetahuan yang harus dimiliki adalah tentang unsur-unsur penunjang
telah menghasilkan prosedur belajar yang paling lazim diterapkan selama ini, kebahasaan yaitu fonetik/pelafalan, kosakata, struktur gramatikabahasa Arabdan
yaitu diawali dengan memahami penjelasan pendidik tentang aturan dan konsep pengetahuan lintas budaya. Sedangkan empat keterampilan berbahasa yang
yang terdapat dalam buku teks.Kemudian diikuti latihan penerapan konsepsecara diajarkan meliputi menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
tertulis. Sebagai gantinya Kurikulum 2013 pada pendidikan kesetaraan C. Ruang Lingkup
menerapkan pendekatan Competency Based Learning, Contextual Based Learning, Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
Problem Based Learning, dan/atau Experimental Learning, yang lebih sesuai dengan sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
proses belajar manusia secara alami di dunia nyata dan di pendidikan nonformal. alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
mata pelajaran Bahasa Arab di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih sangat diperlukan.
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta Ruang lingkup pembelajaran bahasa Arab untuk tingkatan V setara kelas X dan
meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan XI, dan tingkatan VI setara kelas XII di pendidikan kesetaraan sebagaimana
pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap tertera pada tujuan pembelajaran adalah mencakup aspek pengetahuan
dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar kebahasaan dan aspek keterampilan berbahasa, dengan memperhatikan hal-
kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar hal sebagai berikut:
kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.

182 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA ARAB 183


1. Unsur pengetahuan kebahasaan maupun keterampilan berbahasa yang (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
bermanfaat dalam kehidupan nyata (aplikatif ) yang terlihat dari teks yang sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
terkait dengan fungsi sosial berbahasa. secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
2. Unsur penunjang kebahasaan dan keterampilan yang dipelajari berada sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
dalam konteks kompetensi komunikatif yang diterapkan dalam hubungan dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
fungsional interpersonal antara siswa/peserta didik dengan pendidik, teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
teman, dan orang di sekitarnya. dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
3. Unsur kebahasaan dan keterampilan tertuang dalam wacana-wacana mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
transaksional baik berbentuk lisan maupun tulis. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam
pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau faktual, konseptual, prosedural, abstrak terkait dengan pengembangan
dan metakogni f berdasarkan dari yang dipelajarinya di sekolah
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan rasa ingin tahunya tentang ilmu secara mandiri, ber ndak secara
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan pengetahuan, teknologi, seni, efek f dan krea f, serta mampu
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan budaya, dan humaniora dengan
menggunakan metoda sesuai kaidah
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan.
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan penyebab fenomena dan kejadian,
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
kualitas dan pengembangan pendidikan. yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, masalah.
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.
Tingkatan V Setara Kelas X dan XI 3.1 Mendemonstrasikan ndak tutur 4.1 Menggunakan ungkapan
menyapa (salam, menanyakan salam, menanyakan keadaan,
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum keadaan), memperke-nalkan memperkenalkan diri (ta’aruf),
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap diri (ta’aruf), mengucapkan meng-ucapkan terimakasih
teri-makasih (taqdim al-syukr), (taqdimal- syukr), meminta
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual meminta maaf (al-is ’fa), dan maaf (alis ’fa), dan berpamitan
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan berpamitan (wada’an), dan cara- (wada’an), secara sederhana
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta cara meresponnya. dengan memperha kan penutur
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli asli.

184 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA ARAB 185


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Mengemukakan ja diri 4.2 Menjelaskan ja diri (huwiyah) 3.9 Mengemukakan ndak tutur 4.9 Menggunakan teks sederhana
(huwiyah) sesuai konteks sesuai konteks penggunanya untuk meminta perha an yang berisi meminta perha an
penggunanya. dan dituturkan dengan (mulahazhat), mengecek (mulahadhat), mengecek
memperha kan penutur pemahaman (al-is ’ab), dan pemahaman (al-is ’ab), dan
asalinya. (mutahaddits qoumy). meminta dan mengungkapkan meminta dan mengungkapkan
3.3 Mengemukakan nama hari 4.3 Menggunakan teks sederhana pendapat (taqdim al-ara) secara pendapat (taqdim al araa) sesuai
(asmaal-ayyam), bulan terkait nama hari (asma al- sederhana sesuai dengan konteks dan diungkapkan, sesuai
(syuhural-hijriyahmiladiyah), ayyam), bulan (syuhur al- konteks penggunaannya. dengan penutur asli.
nama waktu dalam hari (shobah, hijriyah/fgggimiladiyah), nama 3.10 Mendemontrasikan ndak 4.10 Menggunakan teks sederhana
nahar, masalailah), waktu dalam waktu dalam hari (shobah, tutur tentang kemampuan (al- terkait kemampuan (al- kafaah)
bentuk angka (sa’ah) sesuai nahar, masa, lailah), waktu kafaah) dan kemauan (al-iradah) dan kemauan (al-iradah)
dengan konteks penggunaannya. dalam bentuk angka (sa’ah), melakukan suatu ndakan melakukan suatu ndakan
sesuai konteks, dan dituturkan (al‘amal) sesuai dengan konteks (al amal) sesuai konteks dan
sesuai dengan penutur asli. penggunaannya. diungkapkan, sesuai dengan
3.4 Menunjukkan bangunan publik 4.4 Menggunakan teks sederhana penutur asli.
(al- mabanial- ‘ammah) yang terkait dengan bangunan publik 3.11 Membedakan ungkapan minta 4.11 Menggunakan teks sederhana
dekat dengan kehidupan siswa (al- mabanial-‘ammah) yang ijin (is ’dzan), menyuruh berisi ndakan minta ijin
sehari-harisesuai dengan konteks dekat dengan kehidupan siswa (al-amr), dan melarang (al- (is ’dzan), menyuruh (al-amr),
penggunaannya. sehari-hari, sesuai konteks dan nahyu) sesuai dengan konteks melarang (al-nahyu) sesuai
sesuai dengan penuturaslinya. penggunaannya. konteks dan diungkapkan, sesuai
3.5 Menggambarkan sifat orang 4.5 Menjelaskan teks sederhana dengan penutur asli.
(sifat al-insan)sesuai dengan terkait sifat orang (sifat al-insan) 3.12 Menentukan ucapan selamat 4.12 Menggunakan teks sederhana
konteks penggunaannya. sesuai konteks dan sesuai dengan (tahni’ah) sesuai dengan konteks berisi ucapan selamat (tahni’ah)
penutur aslinya. penggunaannya. sesuai konteks, dan dituturkan
3.6 Membedakan ak vitas 4.6 Menggunakan teks sederhana sesuai dengan penutur asli.
(ansyithah) orang dan fungsi terkait dengan ak vitas 3.13 Mengemukakan ndak 4.13 Menggunakan teks sederhana
(wadhaif) benda/alatsesuai (ansyithah) orang dan fungsi tutur yang menyatakan dan berisi ndakan memberi dan
dengan konteks penggunaannya (wadhaif) benda/alat, sesuai menanyakan ndakan/kejadian meminta informasi terkait
konteks dan diungkapkan, sesuai yang dilakukan/terjadi di waktu dengan ndakan/kejadian yang
dengan penutur asli. lampau (al-madli) sesuai dengan dilakukan/terjadi di waktu
3.7 Menyatakan deskripsi orang 4.7 Menjelaskan deskripsi orang konteks penggunaannya. lampau (al-madli) sesuai konteks,
(washf al-insan) secara (washfal- insan), secara dan dituturkan sesuai dengan
sederhana sesuai dengan konteks sederhana sesuai konteks dan penutur asli.
penggunaannya. diungkapkan, sesuai dengan 3.14 Mengemukakan ndak 4.14 Menggunakan teks sederhana
penutur asli. tutur yang menyatakan dan berisi ndakan menyatakan dan
3.8 Menentukan peribahasa Arab 4.8 Menjelaskan peribahasa Arab menanyakan ndakan/kejadian menanyakan tentang ndakan/
yang sederhana. secara sederhana. yang sedang dilakukan/terjadi kejadian yang sedang dilakukan/
(mudlari’) sesuai dengan konteks terjadi (mudlari’) sesuai konteks,
penggunaannya. dan dituturkan sesuai dengan
penutur asli.

186 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA ARAB 187


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
PENGETAHUAN KETERAMPILAN mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3.15 Mengemukakan ndak 4.15 Menggunakan teks sederhana Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
tutur yang menyatakan dan berisi ndakan memberi dan
menanyakan perbandingan meminta informasi terkait pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
jumlah (muqaranah al- dengan perbandingan jumlah keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
adad) sesuai dengan konteks (muqaranah al-‘adad) sesuai dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
penggunaannya. konteks dan dituturkan sesuai kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
dengan penutur asli.
3.16 Mengemukakan ndak 4.16 Memproduksi teks sederhana KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
tutur yang menyatakan dan berisi ndakan memberi dan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
menanyakan tentang deskripsi meminta informasi terkait PENGETAHUAN KETERAMPILAN
benda (sifat al-maddah), secara dengan keberadaan benda (sifat 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
sederhana sesuai dengan al-maddah), sesuai konteks, dan mengevaluasi pengetahuan mencipta dalam ranah konkret
konteks penggunaannya. dan dituturkan sesuai dengan faktual, konseptual, prosedural, dan ranah abstrak terkait dengan
penutur asli. dan metakogni f berdasarkan pengembangan dari yang dipelajarinya
rasa ingin tahunya tentang ilmu di sekolah secara mandiri serta
3.17 Menunjukkan ungkapan berisi 4.17 Menjelaskan pesan singkat dan pengetahuan, teknologi, seni,
pesan singkat dan pengumuman/ pengumuman/pemberitahuan ber ndak secara efek f dan krea f,
budaya, dan humaniora dengan
pemberitahuan (al-akhbar aw (al-akhbar aw al-ma’lumat), dan mampu menggunakan metoda
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
al-ma’lumat), dengan memberi lisan dan tulis secara sederhana kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan.
dan meminta informasi terkait tentang kegiatan lembaga sesuai penyebab fenomena dan kejadian,
kegiatan lembaga /PKBM/SKB/ konteks, dan dituturkan sesuai serta menerapkan pengetahuan
LKP sesuai dengan konteks dengan penutur asli. prosedural pada bidang kajian yang
penggunaannya. spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
3.18Menyatakan kembali syair atau 4.18 Menjelaskan syair atau lagu Arab 3.1 Memberi contoh ungkapan 4.1 Menggunakan teks sederhana
lagu bahasa Arab sangat singkat sangat sederhana. sederhana yang menyatakan berisi harapan (roja’) atas suatu
dan sederhana. harapan (roja’) atas suatu kebahagiaan dan prestasisesuai
Tingkatan VI Setara Kelas XII kebahagiaan dan prestasi sesuai konteks dan diungkapkan, sesuai
dengan konteks penggunaannya. dengan penutur asli.
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum 3.2 Menyatakan kembali ungkapan 4.2 Menggunakan teks sederhana
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sederhana terkait persetujuan berisi ungkapan ndakan
(muwafaqah) sesuai dengan memberi dan meminta informasi
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
konteks penggunaannya. terkait persetujuan (muwafaqah)
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan melakukan suatu ndakan/
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta kegiatan sesuai konteks, dan
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli dituturkan sesuai dengan penutur
asli.
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect

188 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA ARAB 189


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 Menentukan ungkapan terkait 4.3 Menggunakan teks sederhana
maksud (al-maqashid) dan tujuan berisi ungkapan ndakan
(al-ahdaf) melakukan suatu memberi dan meminta informasi
ndakan/kegiatan sesuai dengan terkait maksud (al-maqashid)
konteks penggunaannya. dan tujuan (al-ahdaf) melakukan
suatu ndakan/kegiatan sesuai
konteks dan dituturkan meniru
penutur asli.
3.4 Membedakan ungkapan 4.4 Menggunakan teks sederhana
sederhana terkait menyuruh berisi ungkapan menyuruh (al-
(al-amr) dan melarang (al-nahyu) amr) dan melarang (al-nahyu)
melakukan suatu ndakan/ melakukan suatu ndakan/
kegiatansesuai dengan konteks kegiatan sesuai konteks dan
penggunaannya. dituturkan meniru penutur asli.
3.5 Menentukan isi teks cerita 4.5. Menjelaskan teks nara f
(al-qashash) pendek dan sederhana secara lisan dan tulis,
sederhanasesuai dengan konteks terkait teks cerita (al-qashash)
penggunaannya. sesuai konteks.
3.6 Membedakan iklan (al- 4.6 Menentukan informasi dalam
i’lan), sesuai dengan konteks teks iklan (al-i’lan) sesuai konteks.
penggunaannya.
3.7 Menyatakan kembali kisah-kisah 4.7 Menjelaskan teks-teks kisah
teladan dalam bahasa Arab teladan dalam bahasa Arab
sangat sederhana. sangat sederhana.

190 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA MANDARIN 191


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan
dalam lingkuppengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan
PENDIDIKAN KESETARAAN dengan masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi
pendidikan kesetaraanberorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan
Mata Pelajaran : Bahasa Mandarin untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan
hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad 23. Selain
A. Rasional itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, bersifat kreatif dan inovatif.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah Pembelajaran bahasa Mandarin pada ranah pendidikan kesetaraan, memiliki
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan arti penting untuk meningkatkan kemampuan mengembangkan diri dalam
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada menyesuaikan perkembangan dan kemajuan masyarakat global. Dengan
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional pendekatan-pendekatan pembelajaran implementatif, aplikatif, praktis, dan
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang kontekstual dalam pembelajaran bahasa Mandarin akan membentuk kompetensi
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan penggunaan fungsi sosial bahasa. Kompetensi itu memiliki struktur dan unsur
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan kebahasaan yang benar sesuai dengan tujuan dan konteks komunikatifnya.
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
Proses pembelajaran berbasis genre, berarti berdasarkan pada ketentuan dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
rumusan yang rinci tentang fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan yang perlu dicakup sesuai dengan tujuan dan konteks penggunaannya.
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan Pendekatan ini terdiri atas 5 (lima) dimensi, yaitu: kompetensi wacana,
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap kompetensi sosio-kultural, kompetensi aksional, kompetensi kebahasaan, dan
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan kompetensi strategi.
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
Selain perubahan pada rumusan kompetensi, dalam implementasi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
Kurikulum 2013 pada pendidikan kesetaraan juga memastikan bahwa proses
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih
pembelajaran terpusat pada peserta didik. Pembelajaran tidak terfokus hanya
rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pada pengetahuan konseptual, tidak berbasis hanya pada buku teks, dan
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
tidak hanya menggunakan bahasa tulis. Kecenderungan arah implementasi
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
kurikulum tersebut, telah menghasilkan prosedur belajar yang paling lazim
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
diterapkan selama ini, yaitu diawali dengan memahami penjelasan pendidik
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
tentang aturan dan konsep yang terdapat dalam buku teks.Kemudian diikuti
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab latihan penerapan konsepsecara tertulis. Sebagai gantinya, Kurikulum 2013
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara pada pendidikan kesetaraan menerapkan pendekatan Competency Based
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan Learning, Contextual Based Learning, Problem Based Learning, dan/atau
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan Experimental Learning, yang lebih sesuai dengan proses belajar manusia
kurikulumpendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui dewasa secara alami di dunia nyata dan dipendidikan nonformal.

192 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA MANDARIN 193


Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran 4. Memiliki kompetensi komunikatif yang baik dalam wacana lisan maupun
mata pelajaran Bahasa Jepang di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara wacana tulis untuk diterapkan dalam mencapai kemandirian dan
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih keterampilan hidup di masyarakat.
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta C. Ruang Lingkup
meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
B. Tujuan sangat diperlukan.
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu Mata pelajaran Bahasa Mandarin untuk tingkatan V setara kelas X dan XI,
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai dicapai dan tingkatan VI setara kelas XII di pendidikan kesetaraan dalam hal ini
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. memuat materi-materi yang sejalan dengan pendidikan formal sehingga
Kurikulum mata pelajaran Bahasa Mandarin dirancang untuk mempersiapkan dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan
generasi baru bangsa memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan
peserta didik agar memiliki kompetensi komunikatif dalamwacana interpersonal, kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran. Materi-
transaksional, dan fungsional, dengan menggunakan berbagai teks berbahasa materi pembelajaran Bahasa Mandarin berorientasi pada:
Mandarin lisan dan tulis, secara runtut dengan menggunakan unsur kebahasaan 1. Penguasaan unsur kebahasaan fonetik/pelafalan bahasa Mandarin,
yang akurat dan berterima, tentang berbagai pengetahuan faktual dan prosedural, kosakata, struktur gramatika, aksara Cina (Kanji)/sistem ejaan dan
serta menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam konteks kehidupan pengetahuan lintas budaya maupun keterampilan berbahasamenyimak/
di lingkungan rumah, satuan pendidikan, dan masyarakat. mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis yang bermanfaat dalam
Kemandirian peserta didik sebagai orang dewasa yang sekaligus menjadi warga kehidupan nyata (aplikatif ) yang terlihat dari teks yang terkait dengan
masyarakat dan warga negara yang bertanggungjawab pada perkembangan diri fungsi sosial berbahasa.
dan masyarakat sekitarnya, akanselalu memerlukan bahasa untuk komunikasi 2. Penguasaan unsur kebahasaan dan keterampilan atau berkompetensi
aktif dengan orang lain. Oleh karena itu, secara khusus, tujuan pembelajaran komunikatif yang diterapkan dalam hubungan fungsional interpersonal
mata pelajaran Bahasa Mandarin agar peserta didik: antara peserta didik dengan pendidik, teman, dan orang di sekitarnya.
1. Memiliki kompetensi komunikatif dalam wacana interpersonal, 3. Penguasaan unsur kebahasaan dan keterampilan tertuang dalam wacana-
transaksional, dan fungsionalberbahasa Mandarin dalam bentuk lisan wacana transaksional baik berbentuk lisan maupun tulis.
maupun tulis/teks. D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam
2. Memiliki pengetahuan kebahasaan yang akurat dan berterima. Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
Pengetahuan ini mencakup tentang unsur-unsur kebahasaan yaitu Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
fonetik/pelafalan bahasa Mandarin, kosakata, struktur gramatika, aksara pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
Cina (Kanji)/sistem ejaan, dan pengetahuan lintas budaya. kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
3. Terampil berbahasa Mandarin yang aplikatif komunikatif mencakup terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak/mendengar, berbicara, dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
membaca, dan menulis pendidikan kesetaraan.

194 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA MANDARIN 195


Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau PENGETAHUAN KETERAMPILAN
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah
faktual, konseptual, prosedural, abstrak terkait dengan pengembangan
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan dan metakogni f berdasarkan dari yang dipelajarinya di sekolah
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat rasa ingin tahunya tentang ilmu secara mandiri, ber ndak secara
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan pengetahuan, teknologi, seni, efek f dan krea f, serta mampu
budaya, dan humaniora dengan
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan menggunakan metoda sesuai kaidah
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
keilmuan
kualitas dan pengembangan pendidikan. kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, serta menerapkan pengetahuan
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat. prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
Tingkatan V Setara Kelas X dan XI minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Mengiden fikasi beragam 4.1 Memprak kkan beragam
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum ndak tutur lisan dan tulis ndak tutur lisan dan tulis
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap terkait dengan tema keseharian terkait dengan tema keseharian
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual mencakup tata cara menyapa, mencakup tata cara menyapa,
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan memberi salam, berpamitan, memberi salam, berpamitan,
berterimakasih, dan meminta berterimakasih, dan meminta
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta maaf, serta bagaimana maaf, serta bagaimana
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli meresponnya dengan meresponnya dengan
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif memperha kan perbedaan memperha kan perbedaan
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi waktu, situasi dan kondisi, serta waktu, situasi dan kondisi, serta
status sosial lawan bicara, baik status sosial lawan bicara, baik
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri secara lisan dan tulis secara lisan dan tulis
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut 3.2 Menginterpretasikan beragam 4.2 Memprak kkan beragam ndak
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect ndak tutur terkait ja diri tutur memberi dan meminta
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan (melipu nama, usia, alamat, informasi terkait dengan ja diri
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, nomor telepon, email, asal (melipu nama, usia, alamat,
daerah dan pekerjaan), dengan nomor telepon, email, asal
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. memperha kan konteks waktu, daerah dan pekerjaan) dengan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses situasi dan kondisi, serta status memperha kan konteks waktu,
sosial lawan bicara, baik secara situasi dan kondisi serta status
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan lisan dan tulis sosial lawan bicara secara lisan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dan tulis
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.

196 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA MANDARIN 197


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 Mengiden asi nama hari, 4.3 Memproduksi beragam bentuk 3.9 Mendemonstrasikan beragam 4.9 Memproduksi ndak tutur
tanggal, bulan, tahun, jam, waktu ndak tutur terkait nama hari, ndak tutur untuk meminta meminta perha an, mengecek
dalam beragam bentuk ndak tanggal, bulan, tahun, berupa perha an, mengecek pemahaman, dan memuji
tutur memberi dan meminta ndakan memberi dan meminta pemahaman, dan memuji suatu hasil kerja, serta cara
informasi sesuai situasi dan informasi waktu dengan suatu hasil kerja, serta cara meresponnya, sesuai dengan
kondisi baik secara lisan dan tulis memperha kan situasi dan meresponnya, sesuai dengan konteks penggunaannya secara
kondisi secara lisan dan tulis konteks penggunaannya secara lisan dan tulis
3.4 Mendeskripsikan profesi 4.4 Memproduksi ndak tutur lisan dan tulis
seseorang, nama/ sifat/ kondisi/ memberi dan meminta informasi 3.10 Mendemonstrasikan ndak 4.10 Memproduksi ndak tutur
jumlah orang/ benda, binatang tentang profesi seseorang, tutur memberi instruksi, memberi instruksi, mengajak,
dan bangunan publik yang dekat nama/ sifat/ kondisi/ jumlah mengajak, minta ijin, serta cara minta ijin, serta cara
dengan kehidupan sehari-hari orang/ benda, binatang dan meresponnya, sesuai dengan meresponnya, sesuai dengan
secara lisan dan tulis bangunan publik yang dekat konteks penggunaannya secara konteks penggunaannya secara
dengan kehidupan sehari-hari lisan dan tulis lisan dan tulis
secara lisan dan tulis 3.11 Mengiden fikasi ungkapan rasa 4.11 Memproduksi ungkapan rasa
3.5 Mendeskripsikan ndakan/ 4.5 Mendemonstrasikan ndak tutur simpa /empa sesuai dengan simpa /empa sesuai dengan
kegiatan/ kejadian/ peris wa memberi dan meminta informasi konteks penggunaannya dengan konteks penggunaannya dengan
ru n sehari-hari yang terkait ndakan/ kegiatan/ memperha kan situasi dan memperha kan situasi dan
merupakan kebenaran umum kejadian/ peris wa ru n sehari- kondisi serta status sisiao lawan kondisi serta status sisiao lawan
atau kebiasaan sehari-hari, hari yang merupakan kebenaran bicara secara lisan dan tulis bicara secara lisan dan tulis
sesuai dengan situasi dan kondisi umum atau kebiasaan sehari- 3.12 Menggambarkan kegiatan/ 4.12 Memproduksi beragam bentuk
secara lisan dan tulis hari, sesuai dengan situasi dan kejadian yang sedang dilakukan ujaran berisi kegiatan/ kejadian
kondisi secara lisan dan tulis atau sedang berlangsung dalam yang sedang dilakukan atau
3.6 Menafsirkan beragam teks 4.6 Memproduksi beragam beragam bentuk ujaran lisan dan sedang berlangsung, dengan
berupa instruksi (指令 teks berupa instruksi (指令 tulis dengan memperha kan memperha kan situasi dan
instruc on), tanda atau rambu instruc on), tanda atau rambu situasi dan kondisi kondisi secara lisan dan tulis
(通知 short no ce), tanda (通知 short no ce), tanda 3.13 Mendeskripsikan ndakan/ 4.13 Memproduksi beragam bentuk
peringatan (警告warning/ peringatan (警告 warning/ kejadian yang telah atau pernah ujaran lisan dan tulis berupa
cau on) cau on) dilakukan/terjadi di waktu pernyataan atau pertanyaan
3.7 Mendeskripsikan keinginan, 4.7 Mengemukaan keinginan, lampau yang terdapat dalam tentang ndakan/ kejadian yang
kemauan dan kesukaan sesuai kemauan dan kesukaan dalam beragam bentuk ujaran secara telah/pernah dilakukan/terjadi di
situasi dan kondisi dalam bentuk bentuk beragam ndak tutur lisan dan tulis waktu lampau
ujaran secara lisan dan tulis sesuai dengan situasi dan kondisi 3.14 Mengklasifikasikan hubungan 4.14 Mengemukakan hubungan sebab
baik secara lisan maupun tulis sebab akibat dan hubungan akibat dan hubungan kebalikan
3.8 Menafsirkan isi suatu lirik lagu 4.8 Menjelaskan makna isi lirik lagu kebalikan serta hubungan serta hubungan perbandingan
dan/atau kisah seputar hari raya dan/ atau kisah seputar hari raya perbandingan yang terdapat dalam berbagai bentuk ujaran
tradisional Cina tradisional Cina dalam berbagai bentuk ujaran sesuai situasi dan kondisi secara
secara lisan dan tulis lisan dan tulis

198 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA MANDARIN 199


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap terintergrasi dan dilakukan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga terjadi harmonisasi
PENGETAHUAN KETERAMPILAN dengan kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
3.15 Menggambarkan beberapa 4.15 Memproduksi beragam ujaran pertimbangan pendidik dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
ndakan yang dilakukan/ yang menggambarkan suatu
terjadi secara bersamaan atau keadaan yang menunjukkan
lanjut.Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
menunjukkan bagaimana suatu adanya beberapa ndakan sebagai berikut.
ndakan dilakukan secara lisan yang dilakukan/terjadi secara
dan tulis bersamaan atau menunjukkan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
bagaimana suatu ndakan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
dilakukan secara lisan dan tulis PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.16 Mengiden fikasi penggunaan 4.16 Memproduksi beragam 3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
beragam pelengkap (补语)untuk ujaran yang menyatakan dan menganalisis dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret
menyatakan suatu keadaan/hasil menanyakan keadaan/hasil pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan
suatu ndakan yang dilakukan/ suatu ndakan yang dilakukan/ prosedural, dan metakogni f pengembangan dari yang dipelajarinya
terjadi secara lisan dan tulis terjadi menggunakan beragam berdasarkan rasa ingin tahunya di sekolah secara mandiri serta
pelengkap (补语) secara lisan tentang ilmu pengetahuan, teknologi, ber ndak secara efek f dan krea f,
dan tulis seni, budaya, dan humaniora dengan dan mampu menggunakan metoda
3.17 Menafsirkan pesan singkat dan 4.17 Memproduksi pesan singkat dan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, sesuai kaidah keilmuan
pengumuman/ pemberitahuan pengumuman/ pemberitahuan kenegaraan, dan peradaban terkait
(通知 no ce) baik secara lisan (通知 no ce) baik secara lisan penyebab fenomena dan kejadian,
dan tulis terkait kehidupan di dan tulis terkait kehidupan di serta menerapkan pengetahuan
lingkungan sosial lingkungan sosial prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
3.18 Menafsirkan isi cerita rakyat 4.18 Menjelaskan makna cerita rakyat minatnya untuk memecahkan masalah
dan/atau asal usul peribahasa dan/atau asal usul peribahasa
tradisional Cina tradisional Cina 3.1 Menunjukkan ndak tutur berisi 4.1 Membuat beragam ujaran untuk
harapan atau doa dan ucapan mengungkapkan dan merespon
Tingkatan VI Setara Kelas XII selamat atas suatu prestasi, serta harapan atau doa dan ucapan
responnya secara lisan dan tulis selamat atas suatu prestasi secara
Kompetensi inti Sikap Spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah lisan dan tulis
“Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan 3.2 Mendemonstrasikan ndak 4.2 Membuat beragam ujaran untuk
kompetensi inti Sikap Sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan tutur yang menyatakan dan menyatakan dan merespon
menanyakan persetujuan/ persetujuan/ ke daksetujuan
perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, ke daksetujuan, serta responnya secara lisan dan tulis
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas secara lisan dan tulis
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan 3.3 Mendemonstrasikan beragam 4.3 Membuat beragam ujaran yang
bentuk ujaran yang menyatakan menyatakan dan menanyakan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
dan menanyakan suatu tentang keharusan/ suruhan/
pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui keharusan/ suruhan/ larangan/ larangan/himbauan melakukan
proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, himbauan melakukan suatu suatu ndakan secara lisan dan
ndakan/ kegiatan secara lisan tulis
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
dan tulis
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik.

200 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA MANDARIN 201


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 Mendemontrasikan maksud 4.4 Menunjukkan ndakan yang
dan tujuan melakukan suatu menyatakan dan menanyakan
ndakan/kegiatan dalam maksud dan tujuan melakukan
berbagai bentuk ujaran secara suatu ndakan/ kegiatan dalam
lisan dan tulis berbagai bentuk ujaran secara
lisan dan tulis
3.5 Mengekspresikan hubungan 4.5 Membuat beragam bentuk
penambahan atau pengecualian ujaran yang menyatakan
dalam beragam bentuk ujaran dan menanyakan hubungan
secara lisan dan tulis penambahan atau pengecualian
secara lisan dan tulis
3.6 Menyebutkan perilaku orang, 4.6 Membuat teks paparan sesuai
binatang, benda, gejala dan fakta tentang perilaku orang,
peris wa alam dan sosial dalam binatang, benda, gejala dan
bentuk teks paparan sesuai fakta peris wa alam dan sosial
3.7 Menafsirkan isi formulir 4.7 Menjelaskan isi formulir
sederhana, ket, jadwal sederhana, ket, jadwal
(pelajaran/perjalanan) (pelajaran/ perjalanan)

202 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JEPANG 203


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulumpendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
PENDIDIKAN KESETARAAN kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan
dalam lingkuppengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan
Mata Pelajaran : Bahasa Jepang dengan masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA pendidikan kesetaraanberorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi
A. Rasional sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan bersifat kreatif dan inovatif.
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
Bagi mata pelajaran Bahasa Jepang, perubahan definisi kompetensi tersebut
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
sebenarnya justru memberikan kemudahan untuk mengukur kemampuan
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
peserta didik. Selain itu, dapat memberikan kemudahan dalam hal
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
pengajaran, memudahkan melakukan kegiatan sebagai bentuk keterampilan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
berbahasa, serta dapat membedakan pengetahuan dan keterampilan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
berbahasa. Perubahan ini didasari juga dengan adanya tingkat kemampuan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
berbahasa Jepang yaitu JF Standard for Japanese Language Education yaitu
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan A1 untuk kemampuan tingkat dasar.Sehingga dengan adanya perubahan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan dalam kompetensi dasar yang sudah disesuaikan oleh JF Standard For Japanese
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap Language Education yaitu A1 untuk kemampuan tingkat dasar maka dapat
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan melaksanakan fungsi sosial dengan menggunakan teks yang memiliki struktur
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi dan unsur kebahasaan yang tepat dan benar sesuai dengan tujuan dan konteks
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi komunikatifnya.
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih
Selain perubahan pada rumusan kompetensi, dalam implementasi
rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
Kurikulum 2013 pada pendidikan kesetaraan juga memastikan bahwa proses
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
pembelajaran terpusat pada peserta didik. Pembelajaran tidak terfokus hanya
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
pada pengetahuan konseptual, tidak berbasis hanya pada buku teks, dan tidak
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
hanya menggunakan bahasa tulis. Keempat kecenderungan arah implementasi
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
kurikulum tersebut, telah menghasilkan prosedur belajar yang paling lazim
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab diterapkan selama ini, yaitu diawali dengan memahami penjelasan pendidik
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara tentang aturan dan konsep yang terdapat dalam buku teks.Kemudian diikuti
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan latihan penerapan konsepsecara tertulis. Sebagai gantinya Kurikulum 2013

204 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JEPANG 205


pada pendidikan kesetaraan menerapkan pendekatan Competency Based 2. Kompentensi/kecakapan berbicara peserta didik diharapkan mampu
Learning, Contextual Based Learning, Problem Based Learning, dan/atau memperkenalkan diri, menceritakan gambar dan mendeskripsikan suatu
Experimental Learning, yang lebih sesuai dengan proses belajar manusia secara obyek.
alami di dunia nyata dan dipendidikan nonformal. 3. Kompentensi/kecakapanmembaca, peserta didik diharapkan mampu
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran membaca dengan lancar, cermat dan tepat, dan menemukan makna yang
mata pelajaran Bahasa Jepang di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah tersirat dalam teks.
Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih 4. Kompentensi/kecakapan menulis, peserta didik diharapkan mampu
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan mengurutkan kata menjadi kalimat, menyusun kalimat berdasarkan
serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain gambar dan kosa kata, juga mendeskripsikan obyek atau gambar
dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan berdasarkan pertanyaan.
pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu C. Ruang Lingkup
dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
dalam pendidikan formal. alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
B. Tujuan bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, sangat diperlukan.
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang
dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/ Ruang lingkup materi mata pelajaran Bahasa Jepang yaitu
atau ekstrakurikuler. Kurikulum mata pelajaran Bahasa Jepang dirancang 1. Menentukan identitas diri dan kehidupan sosial
untuk mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki kemampuan 2. Menunjukkan ungkapan memberi dan meminta informasi
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kompetensi 3. Menjelaskan paparan tentang keluarga
komunikatif dalam wacana interpersonal, transaksional, dan fungsional, 4. Menjelaskan kehidupan di lingkungan satuan pendidikan nonformal.
dengan menggunakan berbagai teks berbahasa Jepang lisan dan tulis, secara 5. Menggambarkan lingkungan rumah
runtut dengan menggunakan unsur kebahasaan yang akurat dan berterima, 6. Menjelaskan kehidupan sehari-hari
tentang berbagai pengetahuan faktual dan prosedural, serta menanamkan 7. Menentukan kegemaran
nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam konteks kehidupan di lingkungan 8. Menunjukkan kegiatan di waktu senggang
rumah, satuan pendidikan nonformal, dan masyarakat. D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam
Empat kompetensi/kecakapan berbahasa, yaitu: Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
1. Kompetensi/kecakapan menyimak/mendengarkan, peserta didik pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
diharapkan mampu melafalkan ulang kata yang diperdengarkan, kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
mengidentifikasi bunyi, menentukan makna kata melalui gambar, terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
Menentukan makna kalimat melalui gambar, memahami teks sederhana dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
dalam dialog dan narasi. pendidikan kesetaraan.

206 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JEPANG 207


Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan faktual, konseptual, prosedural, terkait dengan pengembangan dari
dan metakogni f berdasarkan yang dipelajarinya di sekolah secara
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan rasa ingin tahunya tentang ilmu mandiri, ber ndak secara efek f dan
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat pengetahuan, teknologi, seni, krea f, serta mampu menggunakan
budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
kualitas dan pengembangan pendidikan. serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, spesifik sesuai dengan bakat dan
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat. minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Menentukan ungkapan menyapa, 4.1 Mendemonstrasikan ungkapan me-
Tingkatan V Setara Kelas X dan XI berpamitan, mengucapkan terima nyapa, berpamitan, mengucapkan
kasih, meminta maaf, meminta terima kasih, meminta maaf, me-
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum izin, instruksi dan memperkenalkan minta izin, instruksi dan memper-
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap diri serta cara meresponnya kenalkan diri serta cara meres-
terkait topik iden tas diri (aisatsu, ponnya terkait topik iden tas diri
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual jikoshoukai) dan kehidupan satuan (aisatsu, jikoshoukai) dan kehidup-
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan pendidikan nonformal (Gakkou no an satuan pendidikan nonformal
seikatsu) dengan memperha kan (Gakkou no seikatsu) dengan
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta unsur kebahasaan, struktur teks memperha kan unsur kebahasaan,
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli dan unsur budaya sesuai konteks struktur teks dan unsur budaya
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif penggunaannya. sesuai konteks penggunaannya.
3.2 Menunjukkan ungkapan memberi 4.2 Mengemukakan ungkapan
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi dan meminta informasi terkait memberi dan meminta informasi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri dengan memperkenalkan terkait dengan memperkenalkan
diri dan iden tas diri, serta diri dan iden tas diri, serta
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut meresponnya pada teks interaksi meresponnya pada teks interaksi
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect transaksional lisan dan tulis, transaksional lisan dan tulis,
dengan memperha kan unsur dengan memperha kan unsur
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan kebahasaan dan struktur kebahasaan dan struktur
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, teks yang sesuai konteks teks yang sesuai konteks
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. penggunaannya. penggunaannya.
3.3 Menentukan informasi 4.3 Mengemukakan informasi
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses berkenaan dengan memberi berkenaan dengan memberi
dan meminta informasi terkait dan meminta informasi terkait
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan tanggal, bulan, dan tahun, serta tanggal, bulan, dan tahun, serta
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor meresponnya pada teks interaksi meresponnya pada teks interaksi
transaksional lisan dan tulis, transaksional lisan dan tulis,
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi dengan memperha kan fungsi dengan memperha kan fungsi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. sosial, struktur teks, dan unsur sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan. kebahasaan.

208 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JEPANG 209


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Tingkatan VI Setara Kelas XII
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
3.4 Menjelaskan paparan tentang 4.4 Membuat wacana pendek dan mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
keluarga, karakter dan hal-hal sederhana mengenai paparan sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
yang disukai pada teks interaksi tentang keluarga, karakter dan
transaksional lisan dan tulis hal-hal yang disukai pada teks yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
dengan memperha kan fungsi interaksi transaksional lisan dan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
sosial, struktur teks, dan unsur tulis dengan memperha kan
kebahasaan sesuai dengan konteks fungsi sosial, struktur teks, dan didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
penggunaanya. unsur kebahasaan sesuai dengan (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
konteks penggunaannya.
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
3.5 Menunjukkan ungkapan yang 4.5 Menggunakan ungkapan yang
menyatakan kemampuan pada menyatakan kemampuan pada secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
teks interaksi transaksional lisan teks interaksi transaksional lisan sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
dan tulis, dengan memperha kan dan tulis, dengan memperha kan
fungsi sosial, struktur teks, dan fungsi sosial, struktur teks, dan dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
unsur kebahasaan sesuai dengan unsur kebahasaan sesuai dengan teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
konteks penggunaannya. konteks penggunaannya.
3.6 Menjelaskan kehidupan di 4.6 Menggunakan wacana pendek
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
lingkungan satuan pendidikan dan sederhana mengenai mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
nonformal pada teks interaksi kehidupan di lingkungan satuan
transaksional lisan dan tulis pendidikan nonformal pada teks Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
dengan memperha kan fungsi interaksi transaksional lisan dan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
sosial, struktur teks, dan unsur tulis dengan memperha kan
kebahasaan sesuai dengan fungsi sosial, struktur teks, dan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
konteks penggunaannya. unsur kebahasaan sesuai dengan dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
konteks penggunaannya.
3.7 Menggambarkan lingkungan 4.7 Menulis wacana mengenai
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
rumah yang terdapat pada teks lingkungan rumah dengan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
interaksi interpersonal lisan dan memperha kan fungsi sosial, KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
tulis dengan memperha kan struktur teks, dan unsur
fungsi sosial, struktur teks, dan kebahasaan yang benar sesuai PENGETAHUAN KETERAMPILAN
unsur kebahasaan sesuai dengan konteks. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
konteks penggunaannya. dan mengevaluasi pengetahuan mencipta dalam ranah konkret
3.8 Memilih kegiatan pariwisata pada 4.8 Menghasilkan wacana mengenai faktual, konseptual, prosedural, dan ranah abstrak terkait dengan
teks interaksi transaksional lisan kegiatan pariwisata dengan dan metakogni f berdasarkan pengembangan dari yang dipelajarinya
dan tulis dengan memperha kan memperha kan fungsi sosial, rasa ingin tahunya tentang ilmu di sekolah secara mandiri serta
fungsi sosial, struktur teks, dan struktur teks, dan unsur pengetahuan, teknologi, seni, ber ndak secara efek f dan krea f,
unsur kebahasaan sesuai dengan kebahasaan yang benar sesuai budaya, dan humaniora dengan dan mampu menggunakan metoda
konteks penggunaannya. konteks. wawasan kemanusiaan, kebangsaan, sesuai kaidah keilmuan
kenegaraan, dan peradaban terkait
3.9 Menjelaskan ndak tutur yang 4.9 Menggunakan ndak tutur yang penyebab fenomena dan kejadian,
mendeskripsikan kehidupan mendeskripsikan kehidupan seha- serta menerapkan pengetahuan
sehari-hari sesuai dengan konteks ri-hari sesuai dengan konteks prosedural pada bidang kajian yang
penggunaannya pada teks interaksi penggunaannya pada teks interaksi spesifik sesuai dengan bakat dan
transaksional lisan dan tulis dengan transaksional lisan dan tulis dengan minatnya untuk memecahkan masalah
memperha kan fungsi sosial, memperha kan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan. struktur teks, dan unsur kebahasaan.

210 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JEPANG 211


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Menentukan Kegemaran dan 4.1 Membuat wacana yang berkaitan
kegiatan waktu luang (Shumi dengan kegemaran dan kegiatan
toHima na toki) pada teks waktu luang (Shumi to Hima
transaksional lisan dan tulis na toki) dalam bentuk teks
dengan memperha kan fungsi transaksional lisan dan tulis
sosial, struktur teks, dan unsur dengan memperha kan fungsi
kebahasaan sesuai dengan sosial, struktur teks, dan unsur
konteks penggunaannya. kebahasaan yang benar sesuai
konteks.
3.2 Menunjukkan kegiatan di waktu 4.2 Menghasilkan wacana yang berka-
senggang pada teks interaksi itan kegemaran dan kegiatan pada
transaksional lisan dan tulis waktu senggang (Shumi to Himana
dengan memperha kan fungsi toki) dengan memperha kan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan sesuai dengan kebahasaan yang benar sesuai
konteks penggunaannya. konteks

212 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA KOREA 213


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkuppengetahuan,
keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, tantangan,
PENDIDIKAN KESETARAAN karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraanberorientasi
pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan
Mata Pelajaran : Bahasa Korea dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan
teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi
A. Rasional ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Dengan pemahaman demikian, maka kompetensi yang ditetapkan bagi peserta
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah didik juga memiliki bobot yang sama antara kompetensi bagi siswa pendidikan
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan formal dengan peserta didik pendidikan nonformal (kesetaraan). Perbedaan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada terletak dari jumlah materi yang diajarkan dan strategi pembelajarannya
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional mengingat bahwa peserta didik pada pendidikan nonformal sebagian besar
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang merupakan warga usia produktif yang bekerja dan memiliki keterbatasan
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan waktu, khususnya pada paket kesetaraan C.
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
Kompetensi yang akan dijabarkan pada panduan ini adalah kompetensi inti
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
(KI) dan kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam perubahan Kurikulum
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
2013. Perubahan yang dilakukan mencakup pendekatan yang digunakan
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan berupa pendekatan saintifik dan perubahan definisi kompetensi untuk memberi
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan jalan diterapkannya pendekatan berbasis genre (genre-based learning approach).
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap Pendekatan ini bertujuan untuk membentuk kompetensi penggunaan fungsi
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan sosial melalui teks, yang memiliki struktur dan unsur kebahasaan yang
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi tepat dan benar, sesuai dengan tujuan dan konteks komunikatifnya. Proses
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi pembelajaran berbasis genre, berarti berdasar pada ketentuan dan rumusan
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih yang rinci tentang fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang
rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk dicakup sesuai dengan tujuan dan konteks penggunaannya. Pendekatan ini
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai terdiri atas 5 dimensi, yaitu: kompetensi wacana, kompetensi sosio-kultural,
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan kompetensi aksional, kompetensi kebahasaan, dan kompetensi strategi.
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
Pembelajaran Bahasa Korea memiliki arti penting untuk meningkatkan
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
kemampuan mengembangkan diri, menumbuhkan kesadaran akan identitas
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab tantangan diri, dan mempermudah berhubungan sosial di masyarakat. Dengan
tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara dengan demikian, dalam pempelajaran Bahasa Korea, peserta didik perlu ditingkatkan
pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan kesetaraan kepeduliannya terhadap masalah sosial di masyarakat sebagai bagian dari
setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulumpendidikan tanggungjawab sebagai orang dewasa atau warga negara yang mandiri yang
kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi kurikulum peduli terhadap lingkungan sekitar dan kehidupan publik. Termasuk juga,

214 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA KOREA 215


mereka perlu ditingkatkan kemampuannya dalam menjalin kerjasama, Secara khusus, tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Korea agar peserta
melakukan tindakan kolektif dalam memecahkan masalah-masalah sosial, didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
dan mengembangkan kehidupan publik. 1. Memahami konsep berbahasa korea seperti aksara, pelafalan, kosakata,
Dalam konteks pendidikan kesetaraan, pembelajaran mata pelajaran intonasi, dan struktur gramatika.
bahasa Korea diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menghadapi 2. Menguasai keterampilan berbahasa korea yaitu, mendengarkan/
perkembangan kebutuhan informasi dan tuntutan teknologi komunikasi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
global yang berkembang pesat, sehingga mampu bersaing dalam perkembangan 3. Memahami berbagai peran sosial bahasa korea dalam kehidupan
dunia usaha bidang ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. bermasyarakat
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran 4. Menumbuhkan sikap, kesadaran, dan kepedulian sosial
mata pelajaran Bahasa Korea di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah 5. Menumbuhkan sikap gotong-royong dan saling menghargai dalam
Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih bermasyarakat multikultural.
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta 6. Memberikan alternatif kesempatan kepada peserta didik untuk dapat
meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan memilih bahasa asing sesuai karakter, minat, dan kebutuhan yang
pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap diperlukan dalam menghadapi dunia kerja dan dunia usaha.
dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar C. Ruang Lingkup
kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga
kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan
perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. Kemandirian
B. Tujuan warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggungjawab
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau Mata pelajaran Bahasa Korea di Program Paket C Setara SMA, memuat materi-
ekstrakurikuler. Pelajaran Bahasa Korea pada pendidikan kesetaraan paket C materi yang sejalan dengan kebutuhan belajar peserta didik dalam pendidikan
secara umum bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan nonformal, tetapi tetap mempertimbangkan kompetensi kesetaraan dengan
dan sikap peserta didik agar mampu berkomunikasi interpersonal, transaksional, pendidikan formal, sehingga kualitas peserta didik lulusan yang dihasilkan
dan fungsional menggunakan teks berbahasaKorea baik lisan maupun tulis. berkompetensi setara pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan
Pembelajaran juga diarahkan untuk membelajarkan peserta didik tentang bahasa tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu
Korea secara runtut dengan menggunakan unsur kebahasaan yang akurat dan dilakukan pada aspek pembelajaran. Materi-materi pembelajaran Bahasa
berterima. Disamping itu, pembelajaran juga untuk menanamkan nilai-nilai Korea berorientasi pada:
luhur karakter bangsa dalam konteks kehidupan di lingkungan tempat tinggal, 1. Unsur kebahasaan maupun keterampilan berbahasa yang bermanfaat
satusan pendidikan nonformal, dan masyarakat. dalam kehidupan nyata (aplikatif ) yang terlihat dari teks yang terkait
Kurikulum mata pelajaran Bahasa Korea dirancang untuk mempersiapkan dengan fungsi sosial berbahasa.
generasi baru bangsa memiliki kemampuan sebagai pribadi orang dewasa 2. Unsur kebahasaan dan keterampilan yang dipelajari berada dalam konteks
dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki etika kompetensi komunikatif yang diterapkan dalam hubungan fungsional
sosial yang tinggi, serta bertanggungjawab terhadap perkembangan diri dan interpersonal antara siswa/peserta didik dengan guru, teman, dan orang
masyarakatnya untuk menopang pembangunan bangsa dan peradaban dunia. di sekitarnya.

216 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA KOREA 217


3. Kompetensi komunikatif dalam wacana transaksional bertujuan untuk didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
saling memberi dan meminta informasi, misalnya bertanya, memberi (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
tahu, menyuruh, menawarkan, meminta, dsb. sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
4. Tindakan dan strategi komunikatif, sebagai wahana untuk menguasai secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, menonton, sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
secara strategis sesuai konteks dan tujuan yang hendak dicapai. dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
5. Unsur kebahasaan, sebagai wahana untuk menggunakan bahasa korea teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
secara akurat dan berterima, yang mencakup penanda wacana, kosa kata, dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
tata bahasa, ucapan, intonasi, tanda baca, dan ketepatan tulisan. mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
pendidikan kesetaraan.
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
faktual, konseptual, prosedural, terkait dengan pengembangan dari
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau dan metakogni f berdasarkan yang dipelajarinya di sekolah secara
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan rasa ingin tahunya tentang ilmu mandiri, ber ndak secara efek f dan
pengetahuan, teknologi, seni,
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan budaya, dan humaniora dengan
krea f, serta mampu menggunakan
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan metoda sesuai kaidah keilmuan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan serta menerapkan pengetahuan
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan prosedural pada bidang kajian yang
kualitas dan pengembangan pendidikan. spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, 3.1 Membedakan ndak tutur 2.1 Menerapkan ndak tutur sapaan
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat. menyapa (sapaan), berpamitan, yang mencakup sapaan saat
mengucapkan terima kasih, bertemu, berpamitan/ berpisah,
Tingkatan V Setara Kelas X dan XI meminta maaf, sesuai konteks ucapan terima kasih, permintaan
siapa lawan bicara, serta maaf dan bentuk sapaan lain sesuai
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum responnya secara lisan dan tulis. konteks siapa lawan bicara, serta
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap responnya secara lisan dan tulis
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta

218 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA KOREA 219


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Mendemonstrasikan ndak tutur 2.1 Menerapkan ndak tutur 3.9 Mendemonstrasikan ndak 2.9 Menghasilkan teks mengenai
yang pendek dan sederhana, memperkenalkan diri yang tutur yang melibatkan ndakan ndak tutur yang melibatkan
untuk memberi dan meminta pendek dan sederhana, untuk meminta perha an, mengecek ungkapan meminta perha an,
informasi terkait ja diri (nama, memberi dan meminta informasi pemahaman, dan menghargai mengecek pemahaman, dan
usia, alamat, asal daerah) secara ja diri terkait (nama, usia, kinerja yang baik, serta responnya menghargai kinerja yang baik,
lisan dan tulis. alamat, asal daerah) secara lisan secara lisan dan tulis. serta responnya secara lisan dan
dan tulis. tulis.
3.3 Mengiden fikasi angka (sino 2.3 Memproduksi kalimat pendek 3.10 Mengemukakan ndak tutur 2.10 Menghasilkan teks mengenai
Korean dan pure Korean), nama menggunakan angka (sino Korean memberi instruksi, mengajak, ndak tutur memberi instruksi,
hari, tanggal, bulan, tahun, dan pure Korean), nama hari, meminta ijin, serta cara mengajak, meminta ijin serta cara
waktu dalam ndak tutur terkait tanggal, bulan, waktu dalam hari, responnya secara lisan dan tulis. responnya secara lisan dan tulis.
memberi dan meminta infomasi yang digunakan sehari-hari secara 3.11 Mengemukakan ndak tutur yang 2.11 Memproduksi ndak tutur
secara lisan dan tulis. lisan dan tulis. menyatakan hubungan sebab hubungan sebab akibat,
akibat dan hubungan kebalikan hubungan kebalikan, dan
3.4 Mendeskripsikan nama benda, 2.4 Menerapkan ndak tutur untuk serta hubungan perbandingan hubungan perbandingan secara
dan bangunan publik di sekitar menyebutkan nama benda, secara lisan dan tulis. lisan dan tulis.
peserta didik secara lisan dan dan bangunan publik di sekitar 3.12 Menunjukan ungkapan berupa 2.11 Memproduksi teks pendek dan
tulis. peserta didik secara lisan dan ucapan selamat sesuai situasi dan sederhana berkaitan dengan
tulis. kondisi secara lisan dan tulis. ucapan selamat sesuai situasi dan
3.5 Mendeskripsikan sifat dan kondisi 2.5 Menjelaskan ndak tutur kondisi secara lisan dan tulis.
manusia, benda, binatang yang menyatakan tentang sifat dan 3.13 Mendemonstrasikan ndak tutur 2.13 Memproduksi ndak tutur
dekat dengan kehidupan sehari- kondisi manusia, benda, binatang memberi dan meminta informasi memberi dan meminta informasi
hari. di sekitar kehidupan peserta didik terkait dengan waktu dalam terkait dengan waktu dalam
secara lisan dan tulis. bentuk angka (sino Korean dan bentuk angka (sino Korean dan
3.6 Mendeskripsikan ndak tutur 2.6 Mendemonstrasikan ngkah laku/ pure Korean), tanggal, tahun pure Korean), tanggal secara lisan
menyatakan ngkah laku/ ndakan yang ru n dilakukan, secara lisan dan tulis. dan tulis.
ndakan, yang ru n dilakukan, dan menjelaskan fungsi orang, 3.14 Mendemonstrasikan ndak tutur 2.14 Memproduksi ndak tutur
dan menjelaskan fungsi orang, benda, dan binatang yang menyatakan dan menanyakan menyatakan ngkah laku /
benda, dan binatang secara lisan digunakan peserta didik dalam keberadaan orang atau benda ndakan, fungsi dari orang dan
dan tulis kehidupan sehari-hari. dalam jumlah yang dak tertentu benda dalam jumlah yang dak
3.7 Mendeskripsikan orang, benda, 2.7 Menerapkan ndak tutur untuk secara lisan dan tulis. tertentu secara lisan dan tulis.
binatang di sekitar kehidupan mendeskripsikan orang, benda, 3.15 Menafsirkan teks pesan 2.15 Memproduksi pesan singkat dan
peserta didik. dan binatang secara lisan dan singkat dan pengumuman/ pengumuman/ pemberitahuan (
tulis. pemberitahuan (광고/안내문) 광고/안내문) dalam kehidupan
3.8 Menafsirkan makna lagu 2.8 Menjelaskan makna lirik lagu, lisan dan tulis yang terkait dengan sehari-hari.
sederhana secara lisan dan tulis dan peran lagu terkait kehidupan informasi seputar lingkungan
(misal: 곰세마리) sehari-hari dalam kehidupan sosial.
sosial korea (misal: 곰세마리). 3.16 Menafsirkan lirik lagu sederhana 2.16 Menjelaskan makna dalam teks
secara lisan dan tulis lagu secara lisan dan tulis.

220 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA KOREA 221


Tingkatan VI Setara Kelas XII KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum PENGETAHUAN KETERAMPILAN
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap 3.1 Menjabarkan ndak tutur 4.1 Memproduksi ndak tutur
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual mengenai harapan atau doa dan mengenai ungkapan harapan,
ucapan selamat secara lisan dan doa, dan ucapan selamat secara
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
tulis. lisan dan tulis.
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta 3.2 Mendemonstrasikan ndak 4.1 Memproduksi teks yang
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli tutur yang menyatakan dan menyatakan persetujuan dan
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif menanyakan persetujuan/ ke daksetujuan terhadap sesuatu
ke daksetujuan, serta cara secara lisan dan tulis.
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi meresponnya secara lisan dan
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri tulis.
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut 3.3 Mendemonstrasikan ndak 4.3 Memproduksi ndak tutur
tutur yang menyatakan memberi memberi dan meminta informasi
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect dan meminta informasi terkait terkait keharusan dan himbauan
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan keharusan, dan himbauan melakukan suatu ndakan/
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, melakukan suatu ndakan/ kegiatan secara lisan dan tulis.
kegiatan, secara lisan dan tulis.
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. 3.4 Mendemonstrasikan ndak tutur 4.4 Memproduksi ndak tutur yang
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses menyatakan maksud dan tujuan menyatakan dan menanyakan
dalam melakukan suatu kegiatan tentang maksud dan tujuan
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan secara lisan dan tulis. melakukan suatu kegiatan secara
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor lisan dan tulis.
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi 3.5 Mendemonstrasikan ndak tutur 4.5 Memproduksi ndak tutur
menyuruh, melarang, meminta ijin menyuruh dan melarang
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. untuk melakukan suatu ndakan/ melakukan suatu ndakan/
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR kegiatan secara lisan dan tulis. kegiatan secara lisan dan tulis.
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN 3.6 Mendemonstrasikan ndak tutur 4.6 Menjelaskan makna teks nara f,
PENGETAHUAN KETERAMPILAN memberi dan meminta informasi berbentuk cerita pendek dan
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan terkait teks nara f, dalam bentuk sederhana secara lisan dan tulis.
dan mengevaluasi pengetahuan mencipta dalam ranah konkret biografi singkat dan sederhana
faktual, konseptual, prosedural, dan ranah abstrak terkait dengan dengan memberi dan meminta
dan metakogni f berdasarkan pengembangan dari yang dipelajarinya informasi tokoh terkenal secara
rasa ingin tahunya tentang ilmu di sekolah secara mandiri serta lisan dan tulis.
pengetahuan, teknologi, seni, ber ndak secara efek f dan krea f, 3.7 Menjabarkan berbagai bentuk 4.7 Memproduksi teks berbentuk
budaya, dan humaniora dengan label untuk obat/makanan/ iklan, produk, jasa secara lisan
dan mampu menggunakan metoda
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, minuman (tanggal kadaluarsa dan tulis.
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan
produk) terkait dengan iklan,
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan produk, jasa secara lisan dan tulis.
prosedural pada bidang kajian yang 3.8 Menafsirkan lagu bahasa Korea 4.8 Menjelaskan makna lirik lagu
spesifik sesuai dengan bakat dan dengan memperha kan fungsi berbahasa Korea dengan
minatnya untuk memecahkan masalah sosial, unsur kebahasaan dan memperha kan fungsi sosial,
unsur budaya dalam lirik lagu unsur kebahasaan dan unsur
budaya dalam lirik lagu.

222 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA KOREA 223


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Bahasa Jerman
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih
rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulumpendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui

224 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JERMAN 225


kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan B. Tujuan
dalam lingkuppengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
dengan masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
pendidikan kesetaraanberorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi ekstrakurikuler.
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan Pembelajaran bahasa Jerman pada pendidikan kesetaraan memiliki tujuan
hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kompetensi komunikatif
itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik dalam wacana interpersonal, transaksional, dan fungsional.
di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang
bersifat kreatif dan inovatif. Kompetensi ini mengarahkan peserta didik melalui berbagai bentuk teks
berbahasa Jerman lisan dan tulis, secara runtut dengan unsur kebahasaan yang
Dengan demikian program paket C mata pelajaran bahasa Jerman, pada akurat dan berterima, tentang berbagai pengetahuan faktual dan prosedural,
tingkatan V setara kelas X dan XI, dan tingkatan VI setara kelas XII penting serta menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam konteks kehidupan
diarahkan pada pembentukan kompetensi untuk melaksanakan fungsi sosial. di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat. Peserta didik dituntut dapat
Kompetensi ini dicapai dengan menggunakan teks yang memiliki struktur melakukan berbagai kegiatan pembelajaran yang produktif, kreatif dan
dan unsur kebahasaan yang tepat dan benar sesuai dengan tujuan dan konteks inovatif yang sejalan dengan kegiatan sainstifik.
komunikatif dalam berbahasa Jerman.
Setelah mempelajari Bahasa Jerman, peserta didik diharapkan mampu
Selain itu agar peserta didik pada pendidikan kesetaraan dapat pula diakui menggunakan beragam fungsi sosial kebahasaan untuk berkomunikasi baik
oleh masyarakat internasional seperti halnya pendidikan formal, penyetaraan lisan maupun tulis dalam berbagai situasi dan topik dengan menggunakan
kompetensi khusus untuk bahasa Jerman harus diarahkan pada peningkatan bahasa Jerman sederhana. Kompetensi yang harus dicapai mencakup
kemampuan peserta untuk berkomunikasi secara tertulis dan lisan dalam pengetahuan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan yang harus dimiliki
bahasa Jerman sesuai level kemampuan berbahasa A1 Standar Internasional adalah tentang unsur-unsur penunjang kebahasaan yaitu fonetik/pelafalan,
GER(Gemeinsamer Europäscher Referenzrahmen). Sehingga peserta didik kosakata, struktur gramatikabahasa Jermandan pengetahuan lintas budaya.
dapat mengembangkan kemampuannya dalam menjalin kerjasama dengan Sedangkan empat keterampilan berbahasa yang diajarkan meliputi menyimak,
komunitas masyarakat internasional, melakukan tindakan kolektif dalam berbicara, membaca dan menulis.
memecahkan masalah-masalah dan mengembangkan kehidupan publik.
C. Ruang Lingkup
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
mata pelajaran Bahasa Jerman di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan sangat diperlukan.
pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu
dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan Ruang lingkup pembelajaran bahasa Jerman Paket C untuk tingkatan V setara
mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat kelas X dan XI, dan tingkatan VI setara kelas XII sebagaimana tertera pada
dalam pendidikan formal. tujuan pembelajaran adalah mencakup aspek pengetahuan kebahasaan dan
aspek keterampilan berbahasa, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

226 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JERMAN 227


1. Unsur pengetahuan kebahasaan maupun keterampilan berbahasa yang didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
bermanfaat dalam kehidupan nyata (aplikatif ) yang terlihat dari teks yang (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
terkait dengan fungsi sosial berbahasa; sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
2. Unsur penunjang kebahasaan dan keterampilan yang dipelajari berada secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
dalam konteks kompetensi komunikatif yang diterapkan dalam hubungan sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
fungsional interpersonal antara siswa/peserta didik dengan pendidik, dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
teman, dan orang di sekitarnya; teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
3. Unsur kebahasaan dan keterampilan tertuang dalam wacana-wacana dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
transaksional baik berbentuk lisan maupun tulis. mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Dalam Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
pendidikan kesetaraan.
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, konseptual, prosedural, dan terkait dengan pengembangan dari
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau metakogni f berdasarkan rasa ingin yang dipelajarinya di sekolah secara
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan tahunya tentang ilmu pengetahuan, mandiri, ber ndak secara efek f dan
teknologi, seni, budaya, dan humaniora krea f, serta mampu menggunakan
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan dengan wawasan kem anusiaan, metoda sesuai kaidah keilmuan.
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan kebangsaan, kenegaraan, dan
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan pengetahuan prosedural pada bidang
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
kualitas dan pengembangan pendidikan. dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, 3.1 Mendemontrasikan ndak 4.1 Melakukan dialog pendek dan
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat tutur menyapa, berpamitan, sederhana dengan ndak tutur
mengucapkan terimakasih, untuk menyapa, berpamitan,
Tingkatan V Setara Kelas X dan XI dan meminta maaf (eine Bi e mengucapkan terima kasih,
formulieren), serta bagaimana meminta maaf (eine Bi e
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum meresponnya secara lisan dan formulieren) menggunakan unsur
tulis dalam bentuk teks dialog kebahasaan yang benar sesuai
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sederhana menggunakan unsur konteks.
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual kebahasaan yang benar sesuai
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan konteks.
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta

228 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JERMAN 229


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Mendemonstrasikan ndak 4.2 Melakukan dialog pendek 4.5.4. Menyusun teks deskrip f lisan
tutur yang pendek dan dan sederhana dengan dan tulis pendek dan sederhana,
sederhana, untuk memberi menggunakan ndak tutur secara mandiri maupun
dan meminta informasi terkait secara mandiri maupun dengan dengan bimbingan, tentang
memperkenalkan diri dan orang bimbingan tentang, memberi orang dan benda di lingkungan
lain (sich vorstellen und andere dan meminta informasi terkait kelas, menggunakan unsur
vorstellen) dan benda-benda di memperkenalkan diri dan orang kebahasaan yang benar sesuai
kelas (Gegenstände in derKlasse) lain (sich vorstellen und andere konteks.
dalam bentuk teks dialog vorstellen), benda-benda di 3.6. Mendemonstrasikan lagu 4.6. Menjelaskan ar lirik lagu dan
sederhana secara lisan dan tulis, kelas (Gegenstände in derKlasse) dan atau puisi (Gedicht) atau puisi (Gedicht) yang dilihat
menggunakan unsur kebahasaan menggunakan unsur kebahasaan yang dilihat atau didengar atau didengar secara mandiri
yang benar sesuai konteks. yang benar sesuai konteks. dengan memperha kan unsur maupun dengan bimbingan,
3.3 Menafsirkan ndak tutur untuk 4.3 Menyusun teks pendek dan kebahasaan yang benar sesuai dengan memperha kan unsur
memberi dan meminta informasi sederhana secara mandiri konteks. kebahasaan dan budaya yang
tentang nama dan jumlah orang, maupun dengan bimbingan , benar.
benda, bangunan publik, sifat terkait ndakan untuk memberi 3.7 Mendemonstrasikan ndak 4.7 Melakukan dialog pendek dan
dan ngkah laku/ ndakan/ dan meminta informasi tentang tutur untuk menghargai kinerja sederhana secara mandiri
fungsi orang dan benda, di nama dan jumlah orang, benda, yang baik ucapan selamat, maupun dengan bimbingan
lingkungan kelas melalui teks bangunan publik, sifat dan mengajak, melarang,minta untuk menggunakan ndak tutur
sederhana secara lisan dan tulis, ngkah laku orang, dan benda di ijin,meminta/mengungkapkan tentang menghargai kinerja yang
menggunakan unsur kebahasaan lingkungan kelas, menggunakan pendapat, mengungkapkan baik, ucapan selamat, mengajak,
yang benar sesuai konteks. unsur kebahasaan yang benar permintaan/permohonan (eine melarang, minta izin, meminta/
sesuai konteks. Bi eformulieren) dalam bentuk mengungkapkan pendapat
3.4. Menerka isi teks khusus 4.4 Menentukan isi teks khusus teks lisan dan tulis pendek dan dan mampu, mengungkapkan
lisan dan tulis pendek dan lisan dan tulis pendek dan sederhana, dengan menggunakan permintaan/permohonan (eine
sederhana berbentuk formulir sederhana berbentuk formulir unsur kebahasaan yang benar Bi e formulieren) dengan
(Formular), kartu iden tas (Formular), kartu iden tas sesuai konteks. menggunakan unsur kebahasaan
(Personalausweis), pesan (Personalausweis), pesan yang benar sesuai konteks.
pada mesin penjawab telepon pada mesin penjawab telepon 3.8 Menafsirkan ndak tutur yang 4.8 Menyusun teks lisan dan tulis
(Anru eantworter), pembicaraan (Anru eantworter), pembicaraan terkait dengan memberi dan pendek dan sederhana secara
telepon (Telephongespräch), iklan telepon (Telephongespräch), iklan meminta informasi tentang mandiri maupun dengan
(Anzeige), surat (Brief), E-Mail (Anzeige), surat (Brief), E-Mail , bangunan rumah, benda dan bimbingan ,terkait ndakan untuk
terkait ja diri dan orang lain terkait ja diri dan kegiatan di binatang di rumah, orang, memberi dan meminta informasi
dan kegiatan di lingkungan kelas lingkungan kelas menggunakan pekerjaan dan kegiatan sehari- tentang bangunan rumah, benda
menggunakan unsur kebahasaan unsur kebahasaan yang benar hari di rumah dan di lingkungan dan binatang di rumah, orang,
yang benar sesuai konteks sesuai konteks. tempat nggal yang terdapat pekerjaan dan kegiatan sehari-
3.5 . Menerka isi teks deskrip f lisan 4.5.1. Menentukan isi teks deskrip f pada teks lisan dan tulis hari di rumah dan di lingkungan
dan tulis pendek dan sederhana lisan dan tulis pendek dan pendek dan sederhana dengan tempat nggal, dengan
terkait orang dan benda di sederhana terkait orang menggunakan unsur kebahasaan menggunakan unsur kebahasaan
lingkungan kelas menggunakan dan benda di lingkungan yang benar sesuai konteks. yang benar sesuai konteks.
unsur kebahasaan yang benar kelas menggunakan unsur
sesuai konteks kebahasaan yang benar sesuai
konteks.

230 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JERMAN 231


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Tingkatan VI Setara Kelas XII
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
3.9 Menafsirkan isi teks khusus 4.9 Menentukan isi teks khusus mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
lisan dan tulis pendek dan lisan dan tulis pendek dan sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
sederhana berbentuk da ar sederhana berbentuk da ar
menu, iklan singkat, E-Mail, menu, iklan singkat, surat/ yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
pesan pada mesin penjawab undangan pribadi, E-Mail, ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
telepon (Anru eantworter) pesan pada mesin penjawab
pesan singkat dan pengumuman telepon (Anru eantworter), didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
/ pemberitahuan (Ze el/ pesan singkat dan pengumuman (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
Informa onschilder) terkait / pemberitahuan (Ze el/
benda dan binatang di rumah, Informa onschilder) terkait benda sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
orang, pekerjaan, kegiatan dan binatang di rumah, orang, secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sehari-hari di rumah dan di pekerjaan, kegiatan sehari-hari di
lingkungan tempat nggal dengan rumah dan di lingkungan tempat
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
menggunakan unsur kebahasaan nggal dengan menggunakan dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
yang benar sesuai konteks. unsur kebahasaan yang benar teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
sesuai konteks.
3.10 Menafsirkan isi teks deskrip f 4.10.1 Menentukan isi teks deskrip f dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
lisan dan tulis pendek dan lisan dan tulis pendek dan mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
sederhana terkait bangunan sederhana terkait bangunan
rumah, benda di rumah, rumah, benda di rumah, Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
orang, pekerjaan dan kegiatan orang, pekerjaan dan kegiatan
sehari-hari di rumah dan di sehari-hari di rumah dan di pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
lingkungan tempat nggal dengan lingkungan tempat nggal keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
menggunakan unsur kebahasaan dengan menggunakan unsur
yang benar sesuai konteks. kebahasaan yang benar sesuai
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
konteks. kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
4.10.2 Menyusun teks lisan dan tulis
pendek dan sederhana secara KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
mandiri maupun dengan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
bimbingan, terkait ndakan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
untuk memberi dan meminta
informasi tentang bangunan 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
rumah, benda dan binatang di menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah
rumah, orang, pekerjaan dan faktual, konseptual, prosedural abstrak terkait dengan pengembangan
kegiatan sehari-hari di rumah dan metakogni f berdasarkan dari yang dipelajarinya di sekolah
dan di lingkungan tempat rasa ingin tahunya tentang secara mandiri, dan mampu
nggal, dengan menggunakan ilmupengetahuan, teknologi, seni, menggunakan metoda sesuai kaidah
unsur kebahasaan yang benar budaya, dan humaniora dengan
keilmuan.
sesuai konteks. wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
3.11 Mendemostrasikan lagu dan atau 4.11 Menjelaskan ar lirik lagu dan kenegaraan, dan peradaban
puisi (Gedicht) yang dilihat atau atau puisi (Gedicht) yang dilihat terkaitpenyebab fenomena dan
didengar dengan memperha kan atau didengar secara mandiri kejadian, serta menerapkan
unsur kebahasaan yang benar maupun dengan bimbingan, pengetahuan prosedural pada
sesuai konteks. dengan memperha kan unsur bidang kajian yang spesifik sesuai
budaya. dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.

232 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JERMAN 233


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Mendemonstrasikan ndak tutur 4.1 Melakukan dialog dengan 3.4 Menerka isi teks khusus lisan 4.4 Menentukan isi teks khusus lisan
untuk mengungkapkan usulan, menggunakan ndak tutur dan tulis pendek dan sederhana dan tulis pendek dan sederhana
persetujuan, ke daksetujuan, untuk mengungkapkan berbentuk pengumuman singkat berbentuk pengumuman singkat
mengajak, meminta usulan,persetujuan, (kurze Mi eilungen), iklan (kurze Mi eilungen), iklan
izin,melarang, harapan atau ke daksetujuan singkat (kurze Anzeigen), papan singkat(kurze Anzeigen), papan
doa, dalam bentuk teks lisan mengajak,meminta petunjuk (Hinweisschilder/ petunjuk (Hinweisschilder/
dan tulis pendek dan sederhana, izin,melarang,harapan atau doa, Aushänge), pengumuman Aushänge), pengumuman
dengan memperha kan unsur dalam bentuk teks lisan dan lisan (Durchsage),agenda lisan (Durchsage), agenda
kebahasaan yang benar sesuai tulis pendek dan sederhana, kegiatan (Terminkalender), ket kegiatan (Terminkalender), ket
konteks. denganmemperha kan unsur perjalanan (Fahrkarte),jadwal perjalanan (Fahrkarte), jadwal
kebahasaan yang benar sesuai perjalanan (Fahrplan), rencana perjalanan (Fahrplan), rencana
konteks. perjalanan (Reiseprogramm), perjalanan (Reiseprogramm),
3.2 Mendemonstrasikan ndak 4.2 Melakukan dialog secara mandiri pesan pada mesin penjawab pesan pada mesin penjawab
tutur memberi dan meminta maupun dengan bimbingan guru telepon (Anru eantworter) telepon (Anru eantworter)
informasi untuk menyatakan terkait dengan interaksi yang terkait kegiatan waktu senggang terkait kegiatan waktu senggang
keharusan, himbauan, melibatkan ndakan keharusan, dan perjalanan/ wisata sesuai dan perjalanan/wisata sesuai
kemampuan/ kesanggupan, himbauan, kemampuan/ unsur kebahasaan dan konteks unsur kebahasaan dan konteks
memberi instruksi dan melarang kesanggupan, memberi instruksi penggunaan yang benar. penggunaan yang benar.
melakukan suatu ndakan/ dan melarang melakukan suatu 3.5 Menerka isi teks deskrip f lisan 4.5.1 Menentukan isi teks deskrip f
kegiatan terkait kegiatan waktu ndakan/kegiatan terkait dan tulis pendek dan sederhana, lisan dantulis pendek
senggang (Freizeitbeschä igung) kegiatan waktu senggang terkait kegiatan waktu senggang dan sederhana tentang
dalam bentuk teks lisan dan dengan memperha kan unsur (Freizeitbeschä igung) dan kegiatan waktu senggang
tulis pendek dan sederhana, kebahasaan yang benar sesuai perjalanan/wisata (Reisen), (Freizeitbeschä igung) dan
dengan memperha kan unsur konteks. sesuai unsur kebahasaan dan perjalanan/wisata Reisen)
kebahasaan yang benar sesuai konteks yang benar. sesuai unsur kebahasaan dan
konteks. konteks penggunaan yang
3.3 Menafsirkan ndak tutur yang 4.3 Menyusun teks lisan dan tulis benar.
terkait dengan memberi dan pendek dan sederhana terkait 4.5.2 Menyusun teks deskrip f
meminta informasi ndakan/ ndakan untuk memberi dan lisan dan tulis pendek
kegiatan waktu senggang/ meminta informasi terkait dan sederhana, tentang
kejadian yang sudah dilakukan/ ndakan kegiatan waktu kegiatan waktu senggang dan
terjadi di waktu lampau terkait senggang /kejadian yang sudah perjalanan/wisata dengan
perjalanan/wisata (Reisen) dilakukan/ terjadi di waktu memperha kan fungsi sosial,
pada teks lisan dan tulis sesuai lampau terkait perjalanan/ struktur teks, dan unsur
konteks penggunaannya, dengan wisata dengan memperha kan kebahasaan yang benar sesuai
memperha kan unsur kebaha- unsur kebahasaan yang benar konteks.
saan yang benar sesuai konteks. sesuai konteks. 3.6 Mendemonstrasikan lagu 4.6. Menjelaskan ar lirik lagu dan
dan atau puisi (Gedicht), atau puisi (Gedicht) yang dilihat
dengan memperha kan unsur atau didengar secara mandiri
kebahasaan yang benar sesuai maupun dengan bimbingan,
konteks. memperha kan unsur budaya.

234 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JERMAN 235


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Bahasa Perancis
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan serta
dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi kondisi
objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi berkaitan
dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya
partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat
menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan
untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai sebab masih
belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulumpendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui

236 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA PERANCIS 237


kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan B. Tujuan
dalam lingkuppengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
dengan masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
pendidikan kesetaraanberorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi ekstrakurikuler.
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan Pembelajaran bahasa Perancis pada pendidikan kesetaraan memiliki tujuan
hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kompetensi komunikatif
itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik dalam wacana interpersonal, transaksional, dan fungsional.
di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang
bersifat kreatif dan inovatif. Kompetensi ini mengarahkan peserta didik melalui berbagai bentuk teks
berbahasa Perncis lisan dan tulis, secara runtut dengan unsur kebahasaan yang
Dengan demikian program paket C mata pelajaran bahasa Perancis, pada akurat dan berterima, tentang berbagai pengetahuan faktual dan prosedural,
tingkatan V setara kelas X dan XI, dan tingkatan VI setara kelas XII penting serta menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam konteks kehidupan
diarahkan pada pembentukan kompetensi untuk melaksanakan fungsi sosial. di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat. Peserta didik dituntut dapat
Kompetensi ini dicapai dengan menggunakan teks yang memiliki struktur melakukan berbagai kegiatan pembelajaran yang produktif, kreatif dan
dan unsur kebahasaan yang tepat dan benar sesuai dengan tujuan dan konteks inovatif yang sejalan dengan kegiatan sainstifik.
komunikatif dalam berbahasa Perancis.
Setelah mempelajari Bahasa Perancis, peserta didik diharapkan mampu
Selain itu agar peserta didik pada pendidikan kesetaraan dapat pula diakui menggunakan beragam fungsi sosial kebahasaan untuk berkomunikasi baik
oleh masyarakat internasional seperti halnya pendidikan formal, penyetaraan lisan maupun tulis dalam berbagai situasi dan topik dengan menggunakan
kompetensi khusus untuk bahasa Perancis harus diarahkan pada peningkatan bahasa Perancis sederhana. Kompetensi yang harus dicapai mencakup
kemampuan peserta untuk berkomunikasi secara tertulis dan lisan dalam pengetahuan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan yang harus dimiliki
bahasa Perncis sesuai level kemampuan berbahasa A1 Standar Internasional adalah tentang unsur-unsur penunjang kebahasaan yaitu fonetik/pelafalan,
GER (Gemeinsamer Europäscher Referenzrahmen). Sehingga peserta didik kosakata, struktur gramatika bahasa Perancis dan pengetahuan lintas budaya.
dapat mengembangkan kemampuannya dalam menjalin kerjasama dengan Sedangkan empat keterampilan berbahasa yang diajarkan meliputi menyimak,
komunitas masyarakat internasional, melakukan tindakan kolektif dalam berbicara, membaca dan menulis.
memecahkan masalah-masalah dan mengembangkan kehidupan publik.
C. Ruang Lingkup
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
mata pelajaran Bahasa Perancis di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini
dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan sangat diperlukan.
pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu
dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan Ruang lingkup pembelajaran bahasa Perancis untuk tingkatan V setara kelas
mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat X dan XI, dan tingkatan VI setara kelas XII sebagaimana tertera pada tujuan
dalam pendidikan formal. pembelajaran adalah mencakup aspek pengetahuan kebahasaan dan aspek
keterampilan berbahasa, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

238 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA PERANCIS 239


1. Unsur pengetahuan kebahasaan maupun keterampilan berbahasa yang didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
bermanfaat dalam kehidupan nyata (aplikatif ) yang terlihat dari teks yang (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
terkait dengan fungsi sosial berbahasa. sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
2. Unsur penunjang kebahasaan dan keterampilan yang dipelajari berada secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
dalam konteks kompetensi komunikatif yang diterapkan dalam hubungan sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
fungsional interpersonal antara siswa/peserta didik dengan pendidik, dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
teman, dan orang di sekitarnya. teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
3. Unsur kebahasaan dan keterampilan tertuang dalam wacana-wacana dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
transaksional baik berbentuk lisan maupun tulis. mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
pendidikan kesetaraan.
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
faktual, konseptual, prosedural, terkait dengan pengembangan dari
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau dan metakogni f berdasarkan yang dipelajarinya di sekolah secara
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan rasa ingin tahunya tentang ilmu mandiri, ber ndak secara efek f dan
pengetahuan, teknologi, seni,
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan budaya, dan humaniora dengan
krea f, serta mampu menggunakan
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan metoda sesuai kaidah keilmuan.
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan serta menerapkan pengetahuan
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan prosedural pada bidang kajian yang
kualitas dan pengembangan pendidikan. spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, 3.1 Mendemonstrasikan ndak tutur 4.1 Mempraktekan ungkapan selamat
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat menyapa, berpamitan, berterima pagi, selamat siang, selamat
kasih, meminta maaf dan cara- malam pada seseorang sesuai
Tingkatan V Setara Kelas X dan XI cara meresponnya. dengan konteks formal/ informal
dan meresponnya secara lisan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum dan tulisan.
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap 3.2 Mendemonstrasikan cara 4.2 Memprak kan ungkapan
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual memperkenalkan diri dan memperkenalkan diri dan
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan menanyakan nama secara formal menanyakan nama orang lain
dan informal. secara formal/informal secara
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta lisan dan tulisan.

240 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA PERANCIS 241


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 Menyatakan dan menanyakan 4.3 Mempraktekan ungkapan 3.12 Mencontohkan ndak 4.12 Menghasilkan teks yang berisi
nama hari, tanggal, bulan, dan mengenai nama hari, nama bulan tutur ucapan selamat ndak tutur ucapan selamat
tahun dalam bentuk angka dan dan tahun secara lisan dan tulis. (féliciter quelqu’un) dengan dalam berbagai situasi secara
huruf pada saat pembelajaran. memperha kan fungsi sosial, lisan dan tulis.
3.4 Mendemonstrasikan nama, 4.4 Memprak kan dengan cara struktur teks, dan unsur
tanggal lahir, alamat, nomor membuat wacana pendek yang kebahasaan pada teks interaksi
telepon, alamat email. berisi informasi mengenai nama, lisan dan tulis.
tanggal lahir, bulan, tahun, alamat 3.13 Menyatakan keberadaan orang 4.13 Memproduksi teks yang berisi
dan nomor telepon. atau benda (mis: il est dans la ndak tutur untuk menyatakan
3.5 Menyebutkan nama-nama benda 4.5 Menceritakan nama-nama benda classe, la chat est sur la table). keberadaan orang dan benda
di dalam kelas, nama-nama di dalam kelas, nama-nama secara lisan dan tulis.
bangunan di sekitar sekolah. bangunan di sekitar SPNF secara 3.14 Menggambarkan kegiatan yang 4.14 Menghasilkan teks yang
lisan dan tulis. sedang dilakukan/kegiatan yang menceritakan kejadian/kegiatan
3.6 Menyatakan karakter/sifat teman, 4.6 Menceritakan karakter/sifat ru n dilakukan. yang dilakukan sehari-hari
pendidik, kepala SPNF secara lisan teman sekelas, Pendidik, kepala (present de l’indica f) secara lisan
dan tulisan. SPNF, ar s/tokoh terkenal secara dan tulis.
lisan dan tulisan. 3.15 Menggambarkan kegiatan/ 4.15 Menghasilkan teks yang
3.7 Menyatakan instruksi yang 4.7 Mendemonstrasikan instruksi keadaan pada waktu lampau menceritakan kegiatan di waktu
berupa rambu-rambu di jalan. rambu-rambu lalu lintas di jalan (passé composé). lampau (passé-composé) secara
Membedakan rambu-rambu di secara lisan dan tulis. lisan dan tulis.
jalan. 3.16 Mendemonstrasikan pesan 4.16 Menghasilkan teks berupa
3.8 Menafsirkan makna lagu 4.8 Menceritakan makna lagu singkat (message courte) dan pesansingkat dan pengumuman
tradisional Prancis (mis: tradisional Prancis secara lisan pemberitahuan sesuai dengan dan tulis terkait dengan
Alloue e). dan tulis. fungsi sosial secara lisan dan kehidupan sekolah.
3.9 Mendemonstrasikan ndak tutur 4.9 Memproduksi teks pendek tulisan.
meminta perha an. Mengecek yang berisi ndak tutur untuk 3.17 Menemukan ciri-ciri teks 4.17 Menghasilkan teks deskrip f
pemahaman, menghargai kinerja, meminta perha an, mengecek deskrip f dengan memperha kan untuk mendeskripsikan orang dan
meminta dan mengungkapkan pemahaman, menghargai kinerja fungsi sosial. benda secara lisan dan tulis.
pendapat. dan mengungkapkan pendapat
serta meresponnya secara lisan 3.18 Menafsirkan puisi berbahasa 4.18 Menghasilkan puisi berbahasa
dan tulis. Prancis. Prancis secara lisan dan tulis.
3.10 Mengekspresikan ndak tutur 4.10 Menghasilkan teks yang berisi
untuk menanyakan kebersediaan ndak tutur untuk menyatakan Tingkatan VI (Setara Kelas XII)
dan keinginan melakukan sebuah kesanggupan dan kemauan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
ndakan sesuai dengan fungsi melakukan ndakan secara lisan
sosial. dan tulis. mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
3.11 Membedakan ndak tutur untuk 4.11 Menghasilkan teks yang berisi sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
memberi instruksi, mengajak, ndak tutur memberi instruksi, yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
melarang, minta ijin sesuai mengajak, melarang, minta ijin
konteks. secara lisan dan tulis. ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli

242 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA PERANCIS 243


(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri PENGETAHUAN KETERAMPILAN
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut 3.3 Menyatakan ndak tutur untuk 4.3 Menghasilkan teks yang berisi
mengeskpresikan tujuan (but). ndak tutur untuk menyatakan
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect dan menanyakan maksud dan
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan tujuan melakukan ndakan/
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, kegiatan secara lisan dan tulis.
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. 3.4 Mengekspresikan ndak tutur 4.4 Menghasilkan teks yang berisi
untuk menyuruh dan melarang suruhan/larangan melakukan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses (demander quelqu’un de faire ndakan secara lisan dan tulis.
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan quelque chose et interdic on)
melakukan suatu ndakan/
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor kegiatan, sesuai dengan konteks.
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi 3.5 Mengekspresikan teks prosedural 4.5 Memproduksi teks prosedural
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. yang berisi kalimat-kalimat berbentuk resep makanan dan
perintah seper resep makanan, buku petunjuk secara lisan dan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR buku petunjuk. tulis.
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.6 Mendemonstrasikan ndak tutur 4.6 Memproduksi teks yang berisi
PENGETAHUAN KETERAMPILAN untuk menyatakan kejadian di ndak tutur untuk menyatakan
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji waktu yang akan datang (future). kegiatan yang akan dilakukan di
menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah waktu mendatang (future) secara
faktual, konseptual, prosedural, abstrak terkait dengan pengembangan lisan dan tulis.
dan metakogni f berdasarkan dari yang dipelajarinya di sekolah 3.7 Menafsirkan isi teks nara f. 4.7 Menghasilkan teks nara f
rasa ingin tahunya tentang ilmu secara mandiri, ber ndak secara berbentuk formulir, ket, jadwal
pengetahuan, teknologi, seni, efek f dan krea f, serta mampu pelajaran secara lisan dan tulis.
budaya, dan humaniora dengan
menggunakan metoda sesuai kaidah
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, 3.8 Menafsirkan cerita fabel Prancis. 4.8 Menceritakan kembali isi cerita
kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan.
fabel Perancis (fable française)
penyebab fenomena dan kejadian, yang sederhana secara lisan dan
serta menerapkan pengetahuan tulis.
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
3.1 Menyatakan ndak tutur 4.1 Memproduksi teks sederhana
harapan dan ucapan selamat atas yang berisi ungkapan harapan,
suatu kebahagiaan. ucapan selamat atas kebahagiaan
dan prestasi secara lisan dan
tulis.
3.2 Menyatakan ndak tutur untuk 4.2 Menghasilkan teks yang berisi
menyatakan keharusan dan ndak tutur untuk menyatakan
usulan. larangan/suruhan/himbauan
secara lisan dan tulis.

244 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA PERANCIS 245


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Antropologi
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan

246 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C ANTROPOLOGI 247


kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum B. Tujuan
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan ekstrakurikuler.
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan Kurikulum mata pelajaran Antropologi dirancang untuk mempersiapkan
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, generasi baru bangsa yang memiliki kemampuan sebagai pribadi orang dewasa
sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, dan memahami
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan berbagai persoalan dan kekuatan budaya dalam membangun kehidupan
untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai bermasyarakat, hidup berdampingan secara damai dalam perbedaan.
aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
Sejauh ini, mata pelajaran Antropologi di Sekolah Menengah Atas dirancang bertanggung jawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal
untuk mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki kemampuan sebagai ini sangat diperlukan. Secara khusus, mata pelajaran Antropologi diajarkan
pribadi orang dewasa dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, untuk mencapai tujuan-tujuan khusus sebagai berikut.
dan memiliki etika sosial yang tinggi serta bertanggung jawab terhadap 1. Tujuan umum, yaitu:
perkembangan diri dan masyarakatnya untuk menopang pembangunan a. Memahami ruang lingkup kajian Antropologi;
bangsa dan peradaban dunia. Secara khusus, mata pelajaran Antropologi b. Memahami dan menerapkan pendekatan dan metode kerja
memiliki arti penting untuk memahami berbagai persoalan dan kekuatan Antropologi;
budaya dalam membangun kehidupan bermasyarakat, hidup berdampingan c. Memahami kebudayaan dan dapat memanfaatkannya untuk
secara damai dalam perbedaan. Demikian pula, melalui belajar Antropologi, menyelesaikan berbagai masalah terkait dengan manusia dan
perlu ditingkatkan empati antar sesama, toleran dan menghargai keberadaan kehidupannya sebagai makhluk biologi dan sosial budaya yang
setiap orang dalam sebuah komunitas, kelompok dan masyarakat. Termasuk, beraneka ragam.
kemampuannya dalam menjalin kerjasama, melakukan tindakan kolektif dalam d. Menelaah fenomena budaya, agama, religi/kepercayaan, tradisi dan
memecahkan masalah-masalah sosial dan mengembangkan kehidupan publik. bahasa dalam masyarakat multikultur.
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran e. Mengaplikasikan hasil telaah terkait dengan budaya dalam masyarakat
mata pelajaran Antropologi di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah multikultur dalam kehidupan sehari-hari.
Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih f. Menyajikan data dan informasi yang diperoleh melalui proses
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan penelitian Antropologi
serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain g. Produktif dan responsif dalam menyikapi berbagai persoalan terkait
dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan dengan keberadaan budaya lokal, nasional, pengaruh budaya luar dan
pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu membina hubungan antar budaya
dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan h. Menginternalisasikan nilai-nilai budaya sebagai pembentuk kepri-
mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat badian yang toleran, empati, serta saling menghargai antar sesama untuk
dalam pendidikan formal. membangun kehidupan harmonis dalam masyarakat multikultur.

248 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C ANTROPOLOGI 249


2. Tujuan khusus, yaitu: Mengacu pada kompetensi Antropologi di Sekolah Menengah Atas,
a. Pembelajaran Antropologi menginspirasi, menantang, memotivasi kompetensi yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini berorientasi
pesertadidik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang pada fenomena keragaman budaya, agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bahasa beserta unsur-unsurnya yang terinternalisasi menjadi budaya dalam
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik kehidupan sehari-hari di sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam rangka
dalam menghadapi perubahan budaya manusia. membentuk kepribadian dan karakter, dan menggunakan metode etnografi
b. Memahami dan menerapkan pendekatan dan metode kerja dalam menganalisis kesamaan dan keberagaman bahasa, dialek, tradisi
Antropologi dengan mempertimbangkan latar belakang peserta didik lisan dalam masyarakat multikultur untuk tingkatan 5, dan kemampuan
yang merupakan Usia Sekolah dan Orang Dewasa. mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap terkait dengan
c. Memahami kebudayaan dan dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai persoalan tentang kesetaraan, perubahan sosial-budaya dalam
berbagai masalah terkait dengan kebutuhan di masyarakat agar peserta masyarakat multikultur untuk tingkatan 6.
didik mampu mempertahankan hidup dan kehidupannya sebagai
makhluk biologi dan sosial budaya yang beraneka ragam. Kompetensi-kompentensi tersebut dapat dicapai melalui pembelajaran
d. Mengaplikasikan hasil telaah sederhana terkait dengan budaya dalam materi-materi berikut.
masyarakat multikultur dalam kehidupan sehari-hari. 1. Peran Antropologi sebagai ilmu dan metode dalam memahami manusia,
e. Memiliki keterampilan yang dapat diterapkan di masyarakat tempat perilaku, dan hubunganya dengan kebudayaan.
tinggalnya secara produktif dan responsif dalam menyikapi berbagai 2. Budaya sebagai sistem pengetahuan/sistem nilai yang menjadi acuan
persoalan terkait dengan keberadaan budaya lokal, nasional, pengaruh dalam bersikap, berperilaku, dan bertindak sebagai anggota masyarakat.
budaya luar dan membina hubungan antar budaya. 3. Kesamaan dan keberagaman budaya, agama, religi/kepercayaan, bahasa/
C. Ruang Lingkup dialek dan tradisi di nusantara serta cara menyikapi berbagaiperbedaan
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, (simpati, empati, emansispasi, kesetaraan dan keadilan), dan hubungan
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya antar budaya dalam rangka membangun kehidupan harmonis pada
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. masayarakat multikultur.
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang 4. Globalisasi dan perubahan sosial budaya: latar belakang, proses dan
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini dampaknya terhadap kehidupan masyarakat.
sangat diperlukan. 5. Alternatif solusi dan strategi pemecahan masalah sosial-budaya melalui pende-
Secara khusus, pembelajaran Antropologi di sekolah menengah atas dirancang katan kajian Antropologi dan kaitanya dengan pembangunan masyarakat.
agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas sumberdaya D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
manusia tersebut. Mata pelajaran Antropologi di pendidikan kesetaraan dalam Kurikulum pada Pendidikan Kesetaraan
hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan yang terdapat di Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
dilakukan pada aspek pembelajaran. dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
pendidikan kesetaraan.

250 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C ANTROPOLOGI 251


Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan faktual, konseptual, prosedural, terkait dengan pengembangan dari
dan metakogni f berdasarkan yang dipelajarinya di sekolah secara
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan rasa ingin tahunya tentang ilmu mandiri, ber ndak secara efek f dan
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat pengetahuan, teknologi, seni, krea f, serta mampu menggunakan
budaya, dan humaniora dengan
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, metode sesuai kaidah keilmuan
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kenegaraan, dan peradaban terkait
kualitas dan pengembangan pendidikan. penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat. minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Menjelaskan manfaat Antropologi 4.1 Membaca berbagai sumber/bahan
Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI) dalam mempelajari keanekaragaman bacaan tentang ilmu Antropologi
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum dan kesamaan suku bangsa di yang mempelajari keanekaragaman
Indonesia dalam kehidupan sehari- dan kesamaan suku bangsa di
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap hari yang dijadikan pembiasaan Indonesia dalam kehidupan sehari-
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual untuk membangun sikap toleran, hari yang dijadikan pembiasaan
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan empa , dan saling menghargai untuk membangun sikap toleran,
sehingga tercipta kerukunan empa , dan saling menghargai
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta nasional sehingga tercipta kerukunan nasional
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli 3.2 Menggambarkan adanya 4.1 Melakukan pengamatan, kajian
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif pengelompokan komunitas berbagai sumber bacaan, dan
masyarakat Indonesia berdasarkan berdiskusi tentang masyarakat
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi kriteria agama, etnik, gender, sekitar untuk memahami adanya
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri pekerjaan, desa-kota dalam rangka pengelompokan komunitas
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut menyadari bahwa masyarakat masyarakat berdasarkan agama, etnik,
Indonesia beraneka ragam gender, pekerjaan, desa-kota dalam
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect rangka menyadari bahwa masyarakat
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan Indonesia beraneka ragam
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, 3.3 Menjelaskan adanya pembagian 4.3 Melakukan pengamatan, kajian
kerja atau kewenangan dalam berbagai sumber bacaan, dan
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. masyarakat, atau organisasi berdiskusi di masyarakat sekitar
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses berdasarkan ngkatan tertentu tentang pembagian kerja atau
dalam rangka menyadari bahwa kewenangan dalam masyarakat, atau
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan pelapisan kedudukan tersebut organisasi berdasarkan ngkatan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor diperoleh dari pencapaian seper tertentu dalam rangka menyadari
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi penghasilan, pendidikan, dsb bahwa pelapisan kedudukan
tersebut diperoleh dari pencapaian
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. seper penghasilan, pendidikan, dsb

252 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C ANTROPOLOGI 253


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Tingkatan: VI (Setara Kelas XII)
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
3.4 Mencari cerita, ritual, mitos, 4.4 Melakukan kajian hasil peneli an mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
atau membuka tabir budaya etnografi melalui pengamatan sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
dengan mengama perbedaan (observasi) di masyarakat setempat
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
atau persamaan antara sistem untuk melihat adanya perbedaan
kekerabatan, sistem religi , sistem atau persamaan antara sistem ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
poli k, sistem mata pencaharian kekerabatan, sistem religi , sistem didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
hidup, bahasa, dan kesenian disuatu poli k, sistem mata pencaharian
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
daerah atau kelompok suku bangsa hidup, bahasa, dan kesenian disuatu
setempat. daerah atau kelompok suku bangsa sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
setempat. secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
3.5 Menemukan dan menunjukkan 4.5 Melakukan pengamatan (observasi), sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
persamaan dan perbedaan ins tusi- wawancara (interview), mengkaji
ins tusi sosial dalam berbagai berbagai sumber untuk melihat dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
kelompok etnik di Indonesia, agar persamaan serta perbedaan teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
tercapai pemahaman tentang ins tusi-ins tusi sosial dalam dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
keanekaragaman dan kesamaan berbagai kelompok etnik di
budaya, sehingga terbentuk sikap Indonesia, agar terbentuk sikap mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
toleransi, saling menghargai, dan toleransi, saling menghargai,
empa dalam rangka membangun dan empa untuk membangun
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
masyarakat mul etnik Indonesia masyarakat mul etnik Indonesia pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
yang rukun, aman, dan damai yang yang rukun, aman, dan damai keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
3.6 Menemukan nilai-nilai kultural yang 4.6 Mengomunikasikan dalam forum
disepaka bersama oleh masyarakat diskusi nilai- nilai kultural nasional kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
Indonesia (misalnya: gotong royong, Indonesia (misalnya: gotong royong,
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
tolong menolong, kekeluargaan, tolong menolong, kekeluargaan,
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
kemanusiaan, tenggang rasa) dalam kemanusiaan, tenggang rasa) dalam
rangka membangun sikap toleran, rangka membangun sikap toleran, PENGETAHUAN KETERAMPILAN
empa , dan saling menghargai empa , dan saling menghargai 3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
sehingga tercipta masyarakat mul sehingga tercipta masyarakat mul menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah
etnik Indonesia yang rukun, aman, etnik Indonesia yang rukun, aman, konseptual, prosedural berdasarkan abstrak terkait dengan pengembangan
dan damai dan damai rasa ingin tahunya tentang ilmu dari yang dipelajarinya di sekolah
3.7 Menunjukkan dan memperkenalkan 4.7 Merancang kegiatan untuk pengetahuan, teknologi, seni, secara mandiri, dan mampu
perilaku yang menjunjung nilai- mempromosikan nilai- nilai kultural budaya, dan humaniora dengan menggunakametode sesuai kaidah
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
nilai kultural yang disepaka yang disepaka bersama oleh keilmuan
kenegaraan, dan peradaban terkait
bersama oleh masyarakat Indonesia masyarakat Indonesia (misalnya: penyebab fenomena dan kejadian,
(misalnya: gotong royong, gotong royong, tolong menolong, serta menerapkan pengetahuan
tolong menolong, kekeluargaan, kekeluargaan, kemanusiaan, prosedural pada bidang kajian yang
kemanusiaan, tenggang rasa) tenggang rasa) sebagai budaya spesifik sesuai dengan bakat dan
sebagai budaya nasional (na onal nasional (na onal culture) minatnya untuk memecahkan masalah
culture)

254 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C ANTROPOLOGI 255


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Memahami dampak posi f dan 4.1 Melakukan pengamatan,kajian
nega f dari pengaruh adanya literatur, diskusi dan pengamatan
pertemuan dua kebudayaan ( untuk mengiden fikasi
Asimilasi dan Akulturasi,imitasi pertemuan dua kebudayaan (
budaya )sebagai perubahan Asimilasi dan Akulturasi,imitasi
sosial budaya, pembangunan budaya )sebagai perubahan
nasional, globalisasi, dan social budaya, pembangunan
modernisasi terhadap nasional, globalisasi, dan
masyarakat modernisasi terhadap
masyarakat Indonesia.
3.2 Menemukan perilaku yang 4.1 Melakukan kajian pengamatan
berdampak nega f dari atas perilaku untuk dapat
pertemuan dua kebudayaan memahami budaya manusia dan
(Asimilasi dan Akulturasi,imitasi mendapatkan gambaran adanya
budaya ) seper perilaku dampak nega f perubahan
korup f, diskrimina f, sosial, pembangunan nasional,
pelanggaran HAM, kekerasan globalisasi, dan modernisasi
dalam rumah tangga, dan terhadap kehidupan masyarakat
hedonism) sebagai perubahan setempat (misalnya: perilaku
social budaya, pembangunan korup f, diskrimina f,
nasional, globalisasi, dan pelanggaran HAM, kekerasan
modernisasi terhadap dalam rumah tangga, dan
masyarakat hedonisme)
3.3 Merancang cara 4.3 Membaca berbagai sumber,
memperkenalkan budaya yang melakukan pengamatan, dan
baik seper kearifan lokal wawancara untuk merancang
dan tradisi lisan di lingkungan cara memperkenalkan kearifan
masyarakat setempat untuk lokal dan tradisi lisan di
mengatasi berbagai dampak lingkungan masyarakat setempat
nega f dari perubahan sosial, sebagai upaya mengatasi
pembangunan nasional, berbagai dampak nega f
globalisasi, dan modernisasi bagi perubahan sosial, pembangunan
pembangunan karakter bangsa. nasional, globalisasi, dan
modernisasi dalam rangka
pembangunan karakter bangsa .

256 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 257


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
PENDIDIKAN KESETARAAN berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
Mata Pelajaran : Seni Budaya sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
A. Rasional aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan Sejauh ini, mata pelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Atas dirancang
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, untuk mempersiapkan generasi baru bangsa yang berpengetahuan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah berketerampilan, dan memiliki kepekaan rasa estetik dan artistik, sikap kritis,
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan apresiatif, dan kreatif untuk menopang pembangunan bangsa dan peradaban
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada dunia. Secara khusus, mata pelajaran Seni Budaya memiliki arti penting
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional untuk meningkatkan kemampuan mengembangkan diri dalam konteks
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang perkembangan masyarakat melalui menumbuhkembangkan kesadaran dan
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan kemampuan apresiasi terhadap beragam seni budaya yang memungkinkan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan yang majemuk. Termasuk, kemampuannya dalam menjalin kerjasama,
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara. melakukan tindakan kolektif dalam memecahkan masalah-masalah sosial dan
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan mengembangkan kehidupan publik.
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap mata pelajaran Seni Budaya di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
B. Tujuan
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai dicapai
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
Kurikulum mata pelajaran Seni Budaya dirancang untuk mempersiapkan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
generasi baru bangsa yang berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi
kepekaan rasa estetik dan artistik, sikap kritis, apresiatif, dan kreatif untuk
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup

258 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 259


menopang pembangunan bangsa dan peradaban dunia. Kemandirian warga 2. Seni Musik
masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggung jawab Pembelajaran seni music meliputi apresiasi seni musik, estetika seni musik,
pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan. pengetahuan bahan dan alat seni musik, teknik penciptaan seni musik,
Secara khusus, mata pelajaran Seni Budaya diajarkan untuk mencapai tujuan- pertunjukan seni musik, evaluasi seni musik, portofolio seni musik.
tujuan khusus sebagai berikut. 3. Seni Tari
1. Menumbuhkembangkan sikap menghargai, jujur, disiplin, percaya diri, Pembelajaran seni tari meliputi apresiasi seni tari, estetika seni tari,
toleransi, kerjasama, dan bertanggungjawab; pengetahuan bahan dan alat seni tari, teknik penciptaan seni tari,
2. Memahami fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan pentingnya mempelajari pertunjukkan seni tari, evaluasi seni tari, portofolio seni tari.
Seni Budaya; 4. Seni Teater
3. Menampilkan sikap apresiasiatif dan mengembangkan pengalaman estetik Pembelajaran seni teater meliputi apresiasi seni teater, estetika seni teater,
melalui pembelajaran Seni Budaya; pengetahuan bahan dan alat seni teater, teknik penciptaan seni teater,
4. Mengekspresikan diri melalui kegiatan berkarya seni yang kreatif dan pertunjukkan seni teater, evaluasi seni teater, portofolio seni teater.
produktif; Dari ke-4 aspek mata pelajaran Seni Budaya yang tersedia, satuan pendidikan
5. Membuat pagelaran dan pameran karya seni dapat memilih sesuai dengan sumber daya dan sarana prasarana satuan
C. Ruang Lingkup pendidikan, potensi daerah, dan minat peserta didik. Karakteristik mata
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga pelajaran Seni Budaya dapat menjadi sarana konservasi dan pengembangan
perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan budaya lokal, sehingga budaya tersebut terjaga kelestariannya.
perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. Kemandirian
warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggungjawab D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan. Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
Secara khusus, pembelajaran Seni Budaya di sekolah menengah atas dirancang pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas atau
agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas sumberdaya kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam pendidikan
manusia tersebut. Mata pelajaran Seni Budaya di pendidikan kesetaraan dalam formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan
hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan yang terdapat di di dalam praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas
lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, yaitu: (1)
dilakukan pada aspek pembelajaran. memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau equivalen dengan
kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi
Ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya pada jenjang Kesetaraan Paket C berisi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan
kegiatan apresiasi, ekspresi dan kreasi yang meliputi 4 aspek seni yang dicapai kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai
melalui pembelajaran pada tingkatan V dan VI. Empat aspek materi seni meliputi: kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan kesetaraan
1. Seni Rupa mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk memecahkan masalah
Pembelajaran seni rupa meliputi apresiasi seni rupa, estetika seni rupa, sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan pengembangan pendidikan.
pengetahuan bahan dan alat seni rupa, teknik penciptaan seni rupa, Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
pameran seni rupa, evaluasi seni rupa, portofolio seni rupa. kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.

260 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 261


Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI) KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
SENI RUPA PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum mencakup 3.2 Memahami prosedur, bahan,dan 4.2 Membuat karya seni rupa ga dimensi
pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) teknik dalam proses berkarya seni menggunakan berbagai media dan
rupa ga dimensi teknik, sesuai dengan ketersediaan
pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu bahan di daerah setempat berdasarkan
dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama melihat model/contoh
yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik mampu 3.3 Memahami konsep, prosedur dan 4.3 Menyelenggarakan pameran hasil
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, tata kelola pameran karya seni rupa karya seni rupa dua dan ga dimensi
yang dibuat berdasarkan melihat
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan model/contoh
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi 3.4 Memahami konsep,prosedur dan 4.4 Membuat deskripsi/tanggapan karya
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri fungsi kri k dalam karya seni rupa seni rupa berdasarkan pengamatan
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dalam bentuk lisan atau tulisan
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect 3.5 Menganalisis konsep, unsur, prinsip, 4.5 Membuat karya seni rupa dua dimensi
bahan dan teknik dalam berkarya berdasarkan contoh objek yang
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan seni rupa dua dimensi kemudian dimodifikasi, mengubah
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata sedikit bentuknya menjadi lebih
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. menarik dengan berbagai media dan
teknik, sesuai dengan ketersediaan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses bahan di daerah setempat
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan 3.6 Menganalisis konsep, unsur, prinsip, 4.6 Membuat karya seni rupa ga
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor bahan dan teknik dalam berkarya dimensi berdasarkan contoh objek
seni rupa ga dimensi yang kemudian dimodifikasi,
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi mengubah sedikit bentuknya
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. menjadi lebih menarik dengan
berbagai media dan teknik, sesuai
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR dengan ketersediaan bahan di
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN daerah setempat
PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.7 Menganalisis perencanaan, 4.7 Menyelenggarakan pameran karya
3. Memahami, menerapkan, dan mengana- 4. Mengolah, menalar, dan menyaji pelaksanaan,dan pelaporan pameran seni rupa dua dan ga dimensi hasil
lisis pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak karya seni rupa modifikasi
prosedural, dan metakogni f berda- terkait dengan pengembangan dari 3.8 Menganalisis karya seni rupadalam 4.8 Membuat analisis karya seni rupa
sarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu yang dipelajarinya di sekolah secara bentuk tulisan dalam bentuk lisan atau tulisan
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, mandiri, ber ndak secara efek f dan
dan humaniora dengan wawasan kema- krea f, serta mampu menggunakan SENI MUSIK
nusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan metoda sesuai kaidah keilmuan
peradaban terkait penyebab fenomena Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum mencakup
dan kejadian, serta menerapkan pengeta- pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3)
huan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu
minatnya untuk memecahkan masalah dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
3.1 Memahami konsep, unsur, prinsip, 4.1 Membuat karya seni rupa dua dimensi yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik mampu
bahan,dan teknik dalam proses menggunakan berbagai media dan “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
berkarya seni rupa dua dimensi teknik, sesuai dengan ketersediaan
bahan di daerah setempatberdasarkan
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan
melihat model/contoh sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi

262 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 263


secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect PENGETAHUAN KETERAMPILAN
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan 3.7 Menganalisis hasil pertunjukan 4.7 Membuat tulisan tentang musik
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata musik Barat Barat
3.8 Memahami perkembangan musik 4.8 Menampilkan beberapa lagu dan
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Barat pertunjukan musik Barat dengan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses menggunakan alat musik Barat yang
tersedia di daerah setempat
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor SENI TARI
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum mencakup
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3)
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
PENGETAHUAN KETERAMPILAN yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik mampu
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan
konseptual, prosedural, dan metakogni f terkait dengan pengembangan dari
berdasarkan rasa ingin tahunya yang dipelajarinya di sekolah secara sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, mandiri, ber ndak secara efek f dan secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai
seni, budaya, dan humaniora dengan krea f, serta mampu menggunakan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, metoda sesuai kaidah keilmuan
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
kenegaraan, dan peradaban terkait dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching),
penyebab fenomena dan kejadian, serta yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan ma-
menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai syarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata
dengan bakat dan minatnya untuk pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
memecahkan masalah
3.1 Memahami musik tradisi 4.1 Memainkan alat musik tradisi, Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
berdasarkan ketersediaan alat di pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
daerah setempat keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
3.2 Menganalisis jenis dan fungsi 4.2 Membuat presentasi dari
sosial dari alat musik tradisi pada hasil analisis alat musik tradisi dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
masyarakat berdasarkan jenis dan fungsinya kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
berdasarkan ketersediaan alat di
daerah setempat
3.3 Memahami dan mengapresiasi 4.3 Menampilkan musik tradisi
pertunjukan musik tradisi berdasarkan ketersediaan alat di
daerah setempat
3.4 Memahami konsep, bentuk dan jenis 4.4 Membuat analisis dari hasil
pertunjukan musik tradisi pertunjukan musik tradisi
3.5 Memahamikonsep musik Barat 4.5 Memainkan alat musik Barat yang
tersedia di daerah setempat
3.6 Menganalisis musik Barat 4.6 Mempresentasikan hasil analisis
musik Barat

264 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 265


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata
PENGETAHUAN KETERAMPILAN pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
konseptual, prosedural, dan metakogni f terkait dengan pengembangan dari pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
berdasarkan rasa ingin tahunya yang dipelajarinya di sekolah secara keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, mandiri, ber ndak secara efek f dan
seni, budaya, dan humaniora dengan
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
krea f, serta mampu menggunakan kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
metoda sesuai kaidah keilmuan
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
menerapkan pengetahuan prosedural KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
pada bidang kajian yang spesifik sesuai PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dengan bakat dan minatnya untuk 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
memecahkan masalah menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
3.1 Memahami teknik dan prosedur 4.1 Meragakan ragam gerak tari konseptual, prosedural, dan metakogni f terkait dengan pengembangan dari
gerak tari tradisi tradisional berdasarkan rasa ingin tahunya yang dipelajarinya di sekolah secara
3.2 Memahami nilai este k gerak tari 4.2 Memeragakan gerak tari sesuai tentang ilmu pengetahuan, teknologi, mandiri, ber ndak secara efek f dan
seni, budaya, dan humaniora dengan
tradisi dengannilai este ka krea f, serta mampu menggunakan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
3.3 Menganalisis ragam gerak tari tradisi 4.3 Meragakan ragam gerak tari tradisi metoda sesuai kaidah keilmuan
kenegaraan, dan peradaban terkait
sesuai dengan iringan penyebab fenomena dan kejadian, serta
3.4 Menganalisis tari tradisi 4.4 Membuat tulisan sebuah karya tari menerapkan pengetahuan prosedural
3.5 Menerapkan konsep berkarya tari 4.5 Berkarya seni tari kreasi sesuai pada bidang kajian yang spesifik sesuai
kreasi dengan hitungan dengan bakat dan minatnya untuk
3.6 Menerapkan nilai este s pada tari 4.6 Berkarya seni tari kreasi sesuai memecahkan masalah
kreasi sesuai dengan iringan dengan nilai este s dan iringan 3.1 Memahami konsep seni peran 4.1 meragakan adegan sesuai konsep
3.7 Mengevaluasi gerak tari kreasi 4.7 Menyajikan ragam gerak tari kreasi yang bersumber pada seni teater seni peran yang bersumber pada
berdasarkan tata teknik pentas berdasarkan tata teknik pentas tradisi seni teater tradisi
3.8 Mengevaluasi karya tari kreasi 4.8 Membuat tulisan tentang 3.2 Memahami teknik menyusun nas- 4.2 Memahami teknik menyusun nas-
pertunjukan tari kreasi kah lakon bersumber cerita tradisi kah lakon bersumber cerita tradisi
3.3 Memahami konsep perancangan 4.3 Merancang pementasan seni
SENI TEATER pementasan seni teater tradisi teater tradisi
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum mencakup 3.4 Menganalisis pementasan seni 4.4 Mementaskan seni teater tradisi
pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) teater tradisi
pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu 3.5 Memahami konsep seni peran 4.5 Meragakan adegan sesuai konsep
sesuai kaidah teater modern kaidah seni teater modern
dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
3.6 Menafsirkan kembali makna 4.6 Membuat naskah lakon sesuai
yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik mampu naskah lakon sesuai kaidah seni kaidah seni teater modern
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, teater modern berdasarkan penafsiran peris wa
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan keseharian
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi 3.7 Memahami perancangan 4.7 Merancang pementasan seni
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri pementasan seni teater modern teater modern
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut 3.8 Menganalisis pementassan seni 4.8 Mementaskan seni teater modern
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teater modern

266 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 267


Tingkatan: VI (Setara Kelas XII) 3.1 Mengevaluasi karya seni rupadua 4.1 Membuat karya seni rupa dua
dimensi dimensi berdasarkan imajinasi
SENI RUP A dengan berbagai media dan
teknik, sesuai dengan ketersediaan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum mencakup
bahan di daerah setempat
pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) 3.2 Mengevaluasi karya seni rupa ga 4.2 Membuat karya seni rupa ga
pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu dimensi dimensi berdasarkanimajinasi
dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama denganberbagai media dan teknik,
sesuai dengan ketersediaan bahan
yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik mampu di daerah setempat
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, 3.3 Mengevaluasi penyelenggaraan 4.3 Menyelenggarakan pameran
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan pameran karya seni rupa dua dan ga
dimensi hasil kreasi sendiri
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi 3.4 Mengevaluasi Karya Seni Rupa 4.4 Membuat evaluasi dalam bentuk
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri kri k karya seni rupa secara lisan
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut atau tulisan
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect SENI MUSIK
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum mencakup
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata
pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3)
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik mampu
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
dan mengevaluasi pengetahuan mencipta dalam ranah konkret teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan
faktual, konseptual, prosedural, dan ranah abstrak terkait dengan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata
dan metakogni f berdasarkan pengembangan dari yang dipelajarinya
rasa ingin tahunya tentang ilmu pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
di sekolah secara mandiri serta
pengetahuan, teknologi, seni, ber ndak secara efek f dan krea f, Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
budaya, dan humaniora dengan
dan mampu menggunakan metoda
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan
penyebab fenomena dan kejadian,
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
serta menerapkan pengetahuan dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
prosedural pada bidang kajian yang kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah

268 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 269


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata
PENGETAHUAN KETERAMPILAN pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
menganalisis dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
prosedural, dan metakogni f pengembangan dari yang dipelajarinya
berdasarkan rasa ingin tahunya keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
di sekolah secara mandiri serta
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, ber ndak secara efek f dan krea f, dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan mampu menggunakan metoda kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
penyebab fenomena dan kejadian, KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang PENGETAHUAN KETERAMPILAN
spesifik sesuai dengan bakat dan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
minatnya untuk memecahkan masalah dan mengevaluasi pengetahuan mencipta dalam ranah konkret
faktual, konseptual, prosedural, dan ranah abstrak terkait dengan
3.1 Memahami konsep dan teknik 4.1 Mempresentasikan konsep dan metakogni f berdasarkan
berkreasi musik kontemporer dan teknik berkreasi musik pengembangan dari yang dipelajarinya
rasa ingin tahunya tentang ilmu di sekolah secara mandiri serta
kontemporer pengetahuan, teknologi, seni, ber ndak secara efek f dan krea f,
3.2 Menganalisis karya musik 4.2 Mempresentasikan analisis musik budaya, dan humaniora dengan
dan mampu menggunakan metoda
kontemporer kontemporer wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmua
3.3 Mengevaluasi pertunjukan musik 4.3 Menerapkan konsep dan teknik penyebab fenomena dan kejadian,
kontemporer berkreasi musik kontemporer serta menerapkan pengetahuan
3.4 Merancang konsep dan teknik 4.4 Menampilkan karya musik prosedural pada bidang kajian yang
berkreasi musik kontemporer kontemporer kreasi sendiri spesifik sesuai dengan bakat dan
secara mandiri minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Merancang manajemen 4.1 Menerapkan manajemen
SENI TARI pergelaran tari pergelaran tari
3.2 Merancang karya tari 4.2 Membuat karya tari
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum mencakup 3.3 Mengevaluasi rancangan karya tari 4.3 Mempergelarkan karya tari
pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) 3.4 Mengevaluasi pergelaran tari 4.4 Membuat evaluasi tertulis dari
pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu pergelaran tari
dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama SENI TEATER
yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik mampu Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum mencakup
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3)
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik mampu
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan

270 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 271


sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
dan mengevaluasi pengetahuan mencipta dalam ranah konkret
faktual, konseptual, prosedural, dan ranah abstrak terkait dengan
dan metakogni f berdasarkan pengembangan dari yang dipelajarinya
rasa ingin tahunya tentang ilmu di sekolah secara mandiri serta
pengetahuan, teknologi, seni, ber ndak secara efek f dan krea f,
budaya, dan humaniora dengan
dan mampu menggunakan metoda
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Memahami konsep seni peran 4.1 Meragakan adegan teater
teater kontemporer kontemporer
3.2 Memahami teknik menyusun 4.2 Menyusun naskah lakon sesuai
naskah teater kontemporer kaidah teater kontemporer
3.3 Memahami perancangan 4.3 Merancang pementasan teater
pementasan teater kontemporer kontemporer
3.4 Menganalisis pementasan teater 4.4 Mementaskan teater
kontemporer kontemporer

272 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA 273


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
PENDIDIKAN KESETARAAN tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
Mata Pelajaran : Pendidikan Olahraga dan Rekreasi pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia,
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan
A. Rasional untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Pendidikan Olahraga dan Rekreasi dirancang sebagai sarana untuk menyegarkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah dan memulihkan kekuatan fisik dan mental melalui berbagai kegiatan
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan pengembangan organ tubuh manusia (body building), kesegaran jasmani
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada (physical fitness), kegiatan pisik (physical activities), dan pengembangan
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional keterampilan (skill development) untuk membentuk karakter generasi muda
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang bangsa yang sehat jasmani dan rohani, dan memiliki rasa sportivitas dan jujur
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagai warga negara yang berpengetahuan, berkepribadian, keterampilan,
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan cerdas serta berkepribadian dalam rangka membentuk manusia Indonesia
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan yang berkualitas. Secara khusus, mata pelajaran Pendidikan Olahraga dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara. Rekreasi memiliki arti penting untuk mendorong pertumbuhan fisik,
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan penghayatan nilai-nilai (sikap mental, emosional, sportivitas, spiritual, dan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap sosial) yang dibangun melalui aktivitas yang menyenangkan bersifat rekreatif,
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi Dengan belajar Olahraga dan Rekreasi peserta didik belajar berinteraksi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih dengan orang lain di alam terbuka, lapangan ataupun arena indoor sebagai
rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk pembentukan karakter dan kesehatan fisik dan psikis, melalui suatu program
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai olahraga rekreatif yang disusun dan direncanakan dengan baik, menarik dan
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menyenangkan, sehingga dapat membentuk perkembangan pribadi peserta
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena didik yang mampu bekerja sama, sportif, jujur dan toleran dalam melakukan
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan. aktivitas serta memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari- secara mandiri dan berani berkompetisi di era global atau abad 21.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan mata pelajaran Pendidikan Olahraga dan Rekreasi di Pendidikan Kesetaraan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum Paket C setara Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab
permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup,

274 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 275
maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dan olahraga sederhana dan/atau tradisional bersifat rekreatif, serta aktivitas
dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga gerak berirama, selain itu juga dimuat pendidikan kesehatan yang membahas
aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara kesehatan pribadi berupa kebersihan diri dan lingkungan, pencegahan terhadap
dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana obat berbahaya, hingga bahaya HIV – AIDS, serta kesehatan mental dan sosial.
terdapat dalam pendidikan formal. D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
B. Tujuan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
ekstrakurikuler. terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
Adapun mata pelajaran Pendidikan Olahraga dan Rekreasi bertujuan untuk dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan
mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan pendidikan kesetaraan.
berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, landasan Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
karakter moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,
melalui aktivitas jasmani, olahraga, kesehatan dan rekreasi yang direncanakan yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
secara sistematis, bersifat rekreatif/menyenangkan, dan sesuai usia equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan
perkembangan serta kehidupan budaya setempat. rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
C. Ruang Lingkup tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang kualitas dan pengembangan pendidikan.
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
sangat diperlukan. kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat
Pembelajaran Olahraga dan Rekreasi di Paket C setara sekolah menengah atas Tingkatan V Setara Kelas X dan XI
dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Olahraga dan rekreasi di mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran. (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
Lingkup materi pada pendidikan olahraga dan rekreasi berupa pengembangan sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
pola gerak dasar, atletik (track and field), permainan bola besar, dan bola kecil, secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
beladiri, pengembangan kebugaran jasmani, melalui berbagai permainan

276 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 277
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, 3.3 Menganalisis keterampilan gerak 4.3 Memprak kkan hasil analisis
salah satu permainan bola kecil keterampilan gerak salah satu
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. sederhana, tradisional dan atau permainan bola kecil sederhana,
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses rekrea f untuk menghasilkan tradisional dan atau rekrea f
koordinasi gerak yang baik* untuk menghasilkan koordinasi
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan gerak yang baik*
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor 3.4 Menganalisis keterampilan 4.4 Memprak kkan hasil analisis
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi gerak salah satu permainan bola keterampilan gerak salah satu
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. kecil sederhana, tradisional dan permainan bola kecil dengan
atau rekrea f serta menyusun peraturan yang disederhanakan,
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR rencana perbaikan* tradisional dan atau rekrea f
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN serta menyusun rencana
PENGETAHUAN KETERAMPILAN perbaikan*
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam 3.5 Menganalisis keterampilan jalan 4.5 Memprak kkan hasil analisis
menganalisis pengetahuan ranah konkret dan ranah abstrak terkait cepat, lari, lompat dan lempar keterampilan jalan cepat, lari,
faktual, konseptual, prosedural, dengan pengembangan dari yang untuk menghasilkan gerak yang lompat dan lempar untuk
dan metakogni f berdasarkan dipelajarinya di sekolah secara mandiri, efek f* menghasilkan gerak yang efek f*
rasa ingin tahunya tentang ilmu ber ndak secara efek f dan krea f, 3.6 Menganalisis keterampilan 4.6 Memprak kkan hasil analisis
pengetahuan, teknologi, seni, serta mampu menggunakan metoda jalan, lari, lompat, dan lempar keterampilan jalan, lari, lompat,
budaya, dan humaniora dengan
sesuai kaidah keilmuan untuk menghasilkan gerak yang dan lempar untuk menghasilkan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait efek f serta menyusun rencana gerak yang efek f serta
penyebab fenomena dan kejadian, perbaikan* menyusun rencana perbaikan *
serta menerapkan pengetahuan 3.7 Menganalisis keterampilan gerak 4.7 Memprak kkan hasil analisis
prosedural pada bidang kajian yang seni dan olahraga beladiri (sikap keterampilan gerak seni dan
spesifik sesuai dengan bakat dan kuda-kuda, sikap pasang, pola olahraga beladiri (sikap kuda-
minatnya untuk memecahkan masalah langkah, pukulan, tendangan, dan kuda, sikap pasang, pola langkah,
3.1 Menganalisis keterampilan gerak 4.1 Memprak kkan hasil analisis tangkisan) untuk menghasilkan pukulan, tendangan, dan
salah satu permainan bola besar keterampilan gerak salah gerak yang efek f** tangkisan) untuk menghasilkan
sederhana, tradisional dan atau satu permainan bola besar gerak yang efek f **
rekrea f untuk menghasilkan sederhana, tradisional dan atau 3.8 Menganalisis strategi dalam 4.8 Memprak kkan hasil analisis
koordinasi gerak yang baik* rekrea f dengan peraturan pertarungan bayangan (shadow strategi dalam pertarungan
yang disederhanakan untuk figh ng) olahraga beladiri bayangan (shadow figh ng)
menghasilkan koordinasi gerak untuk menghasilkan gerak yang olahraga beladiri untuk
yang baik* efek f** menghasilkan gerak yang efek f
3.2 Menganalisis keterampilan gerak 4.2 Memprak kkan hasil analisis **
salah satu permainan bola besar keterampilan gerak salah satu 3.9 Menganalisis konsep la han 4.9 Memprak kkan hasil analisis
sederhana, tradisional dan atau permainan bola besar dengan dan pengukuran komponen konsep la han dan pengukuran
rekrea f serta menyusun rencana peraturan yang disederhanakan, kebugaran jasmani terkait komponen kebugaran jasmani
perbaikan* tradisional dan atau rekrea f kesehatan (daya tahan, kekuatan, terkait kesehatan (daya tahan,
serta menyusun rencana dan kelenturan) menggunakan kekuatan, dan kelenturan)
perbaikan* instrumen terstandar, misalnya; menggunakan instrumen
TKJI terstandar, misalnya; TKJI

278 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 279
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.10 Menganalisis konsep la han 4.10 Memprak kkan hasil analisis 3.19 Menganalisis berbagai peraturan 4.19 Mempresentasikan berbagai
dan pengukuran komponen konsep la han dan pengukuran perundangan serta konsekuensi peraturan perundangan serta
kebugaran jasmani terkait komponen kebugaran jasmani hukum bagi para pengguna dan konsekuensi hukum bagi
keterampilan (kecepatan, terkait keterampilan (kecepatan, pengedar narko ka, psikotropika, para pengguna dan pengedar
kelincahan, keseimbangan, kelincahan, keseimbangan, zat-zat adi f (NAPZA) dan obat narko ka, psikotropika, zat-
dan koordinasi) menggunakan dan koordinasi) menggunakan berbahaya lainnya zat adi f (NAPZA) dan obat
instrumen terstandar instrumen terstandar berbahaya lainnya
3.11 Menganalisis keterampilan 4.11 Memprak kkan hasil analisis 3.20 Menganalisis bahaya, cara 4.20 Mempresentasikan hasil analisis
rangkaian gerak sederhana dalam keterampilan rangkaian gerak penularan, dan cara mencegah bahaya, cara penularan, dan cara
ak vitas spesifik senam lantai sederhana dalam ak vitas spesifik HIV/AIDS mencegah HIV/AIDS
(guling depan-belakang, len ng senam lantai (guling depan-
tengkuk, kayang, sikap lilin) belakang, len ng tengkuk, kayang,
sikap lilin)
Tingkatan VI Setara Kelas XII
3.12 Menganalisis berbagai ke- 4.12 Memprak kkan hasil analisis
terampilan rangkaian gerak yang berbagai keterampilan rangkaian Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
lebih kompleks dalam ak vitas gerak yang lebih kompleks dalam
spesifik senam lantai (guling ak vitas spesifik senam lantai
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
depan-belakang, len ng tengkuk, (guling depan-belakang, len ng sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
kayang, sikap lilin, handstand, tengkuk, kayang, sikap lilin, yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
headstand, lompat jongkok- handstand, headstand, lompat
kangkang, dan meroda) jongkok-kangkang, dan meroda)
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
3.13 Menganalisis gerak rangkaian 4.13 Mempra kkan hasil analisis gerak didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
langkah kaki, ayunan lengan, dan rangkaian langkah kaki, ayunan (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
anggota tubuh lainnya mengiku lengan, dan anggota tubuh
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
irama (ketukan) dalam ak vitas lainnya mengiku irama (ketukan)
gerak berirama dalam ak vitas gerak berirama secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
3.14 Menganalisis sistema ka la han 4.14 Memprak kkan hasil sistema ka sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
(gerak pemanasan, in la han, la han (gerak pemanasan, in dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
dan pendinginan) dalam ak vitas la han, dan pendinginan) dalam
gerak berirama ak vitas gerak berirama teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
3.15 Menganalisis keterampilan satu 4.15 Memprak kkan hasil analisis dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
gaya renang*** keterampilan satu gaya renang mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
***
3.16 Menganalisis keterampilan dua 4.16 Memprak kkan hasil analisis Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
gaya renang *** keterampilan dua gaya renang*** pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
3.17 Memahami konsep dan prinsip 4.17 Mempresentasikan konsep dan
pergaulan yang sehat antar prinsip pergaulan yang sehat
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
remaja dan menjaga diri dari antar remaja dan menjaga diri dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kehamilan pada usia sekolah dari kehamilan pada usia sekolah kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
3.18 Menganalisis manfaat jangka 4.18 Mempresentasikan manfaat
panjang dalam ak vitas fisik jangka panjang dalam ak vitas
secara teratur fisik secara teratur

280 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 281
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan 2.6 Merancang beberapa pola 4.6 Memprak kkan hasil rancang
dan mengevaluasi pengetahuan mencipta dalam ranah konkret rangkaian keterampilan senam beberapa pola rangkaian
faktual, konseptual, prosedural, dan ranah abstrak terkait dengan lantai keterampilan senam lantai
dan metakogni f berdasarkan pengembangan dari yang dipelajarinya 2.7 Merancang sistema ka la han 4.7 Merancang sistema ka la han
rasa ingin tahunya tentang ilmu di sekolah secara mandiri serta (gerak pemanasan, in la han, (gerak pemanasan, in la han,
pengetahuan, teknologi, seni, ber ndak secara efek f dan krea f, dan pendinginan) dalam ak vitas dan pendinginan) dalam ak vitas
budaya, dan humaniora dengan
dan mampu menggunakan metoda gerak berirama gerak berirama
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan 3.8 Menganalisis keterampilan dua 4.8 Memprak kkan hasil analisis
penyebab fenomena dan kejadian, gaya renang untuk keterampilan keterampilan dua gaya
serta menerapkan pengetahuan penyelamatan diri, dan ndakan renang untuk keterampilan
prosedural pada bidang kajian yang pertolongan kegawatdaruratan penyelamatan diri, dan ndakan
spesifik sesuai dengan bakat dan di air dengan menggunakan alat pertolongan kegawatdaruratan
minatnya untuk memecahkan masalah bantu*** di air dengan menggunakan alat
3.1 Merancang pola penyerangan dan 4.1 Memprak kkan hasil rancangan bantu***
pertahanan salah satu permainan pola penyerangan dan pertahanan 3.9 Menganalisis langkah-langkah 4.9 Mempresentasikan hasil analisis
bola besar sederhana, tradisional salah satu permainan bola melindungi diri dan orang lain langkah-langkah melindungi
dan atau rekrea f* besar dengan peraturan yang dari Penyakit Menular Seksual diri dan orang lain dari Penyakit
disederhanakan, tradisional dan (PMS) Menular Seksual (PMS)
atau rekrea f*
3.2 Merancang pola penyerangan dan 4.2 Memprak kkan hasil rancangan pola Keterangan:
pertahanan salah satu permainan penyerangan dan pertahanan salah
bola kecil sederhana, tradisional satu permainan bola kecil dengan *) Untuk kompetensi dasar permainan bola besar dan permainan bola
dan atau rekrea f* peraturan yang disederhanakan, kecil dapat dipilih sesuai dengan sarana prasarana yang tersedia. (Dan
tradisional dan atau rekrea f* dipastikan Guru tidak mengajarkan pada salah satu pembelajaran
3.3 Merancang simulasi perlombaan 4.3 Memprak kkan hasil rancangan
jalan cepat, lari, lompat dan simulasi perlombaan jalan cepat, yang diminati oleh gurunya melainkan diminati oleh siswanya agar
lempar sesuai peraturan* lari, lompat dan lempar sesuai siswa tidak terpaksa dan PJOK menjadi momok bagi siswanya)
peraturan*
3.4 Merancang pola penyerangan 4.4 Memprak kkan hasil rancangan **) Pembelajaran aktifitas beladiri selain pencaksilat dapat juga aktifit-
dan pertahanan dalam olahraga pola penyerangan dan pertahanan as beladiri lainnya (karate, yudo, taekondo, dll) disesuaikan dengan
beladiri sesuai peraturan ** dalam olahraga beladiri sesuai situasi dan kondisi sekolah. Olahraga beladiri pencaksilat mulai dia-
peraturan permainan**
3.5 Merancang program la han 4.5 Memprak kkan hasil rancangan
jarkan pada kelas IV dikarenakan karakterisrtik psikis anak kelas I. II
untuk meningkatkan derajat program la han untuk dan III belum cukup untuk menerima aktifitas pembelajaran beladi-
kebugaran jasmani terkait meningkatkan derajat kebugaran ri.
kesehatan (la han; daya tahan, jasmani terkait kesehatan
kekuatan, dan kelenturan) dan (la han; daya tahan, kekuatan, ***) Pembelajaran aktifitas air boleh dilaksanakan sesuai dengan kondisi,
keterampilan (la han; kecepatan, dan kelenturan) dan keterampil jikalau tidak bisa dilaksanakan digantikan dengan aktifitas fisik lain-
kelincahan, keseimbangan, dan an (la han; kecepatan,
koordinasi) secara pribadi kelincahan, keseimbangan, dan nya yang terdapat di lingkup materi.
koordinasi) secara pribadi

282 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 283
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Prakarya dan Kewirausahaan
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang
bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu pendidikan
sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional tersebut diharapkan
bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan
pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat penting agar setiap
warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan
serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi
kondisi objektif adanya masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan.
Masih rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk
pendidikan tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai
sebab dan masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena
berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum
pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstulisasi

284 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 285


kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.
berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan B. Tujuan
pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumberdaya manusia, Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai
kemajuan teknologi komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai ekstrakurikuler.
aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
Secara khusus, mata pelajaran Prakarya diajarkan untuk mencapai tujuan
Adapun, mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dirancang untuk material dan tujuan formal sebagai berikut.
mempersiapkan generasi muda bangsa sebagai pewaris budaya bangsa sebagai
individu dan warga negara yang beriman, produktif kreatif, inovatif dan peduli 1. Tujuan Material
terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa, serta mampu berkontribusi Menemukan, membuat karya (produk) prakarya, merancang ulang produk
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. dan mengembangkan produk berupa: kerajinan, rekayasa, budidaya dan
Secara khusus, mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan memiliki arti pengolahan melalui kegiatan mengidentifikasi, memecahkan masalah,
penting untuk mengembangkan dan menguatkan budaya lokal (local genius dan merancang, membuat, memanfaatkan, mengevaluasi, dan mengembangkan
local wisdom), nilai-nilai karakter sebagai pembangunan kembali potensi lokal, produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan
pemanfaatan sumber daya alam secara seimbang dan dasar pengembangan keterampilan yang dikembangkan adalah kemampuan memodifikasi,
kewirausahaan dan ekonomi kreatif, sehingga mampu membangun citra dan menggubah, mengembangkan, dan menciptakan serta merekonstruksi
identitas bangsa, serta memberikan dampak ekonomi dan sosial yang positif. karya yang ada, baik karya sendiri maupun karya orang lain
Melalui penguatan pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan nantinya peserta 2. Tujuan F ormal
didik mampu menciptakan ide-ide kreatif, kritis, dan mampu beradaptasi a. Menemukan atau mengemukakan gagasan atau ide-ide yang mampu
dengan perubahan yang berlangsung di lingkungan sekitar, pengembangan memunculkan bakat atau talenta peserta didik, terutama diterapkan
kompetensi kemandirian yang dilengkapi dengan berpikir kreatif dan pada jenjang pendidikan dasar (Paket A setara SD/MI).
menemukan cara-cara baru dalam memecahkan masalah untuk menemukan b. Mengembangkan kreatifitas melalui: mencipta, merancang,
solusi yang inovatif. Dasar pembelajaran berbasis budaya pada mata pelajaran memodifikasi (menggubah), dan merekonstruksi berdasarkan
Prakarya ini diharapkan dapat menumbuhkan nilai kearifan lokal dan nilai ‘jati pendidikan teknologi dasar, kewirausahaan dan kearifan lokal,
diri’ sehingga tumbuh semangat kemandirian, kewirausahaan dan sekaligus dimulai pada jenjang pendidikan menengah pertama (Paket B setara
kesediaan melestarikan potensi dan nilai-nilai kearifan lokal. SMP/MTs) sampai dengan pendidikan menengah atas (Paket C setara
Pencapaian kompetensi atau visi mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan SMA/MA, SMK/MA).
di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran mata pelajaran Prakarya dan c. Melatih kepekaan rasa peserta didik terhadap perkembangan ilmu
Kewirausahaan di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah Menengah pengetahuan, teknologi dan seni untuk menjadi inovator dengan
Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada mengembangkan: rasa ingin tahu, rasa kepedulian, rasa memiliki
pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan bersama, rasa keindahan dan toleransi.
keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada d. Membangun jiwa mandiri dan inovatif peserta didik yang berkarakter:
aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap jujur, bertanggungjawab, disiplin, dan peduli.

286 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 287


e. Menumbuhkembangan berpikir teknologis dan estetis: cepat, tepat, 2. Rekayasa
cekat serta estetis, ekonomis dan praktis, dimulai pada jenjang Rekayasa terkait dengan beberapa kemampuan: merancang, merekonstruksi
pendidikan menengah atas (Paket C setara SMA/MA/SMK/MAK). dan membuat benda produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-
f. Menempa keberanian untuk mengambil resiko dalam mengembangkan hari dengan pendekatan pemecahan masalah. Sebagai contoh: rekayasa
keterampilan dan mengimplementasikan pengetahuannya. penyambungan balok kayu untuk membuat susunan (konstruksi)
C. Ruang Lingkup kerangka atap rumah, harus dilakukan dengan prinsip ketepatan agar
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, susunan rumah tidak mudah runtuh. Lingkup ini memerlukan kesatuan
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya pikir dan kecekatan tangan membuat susunan mengarah kepada: berpikir
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. kreatif, praktis, efektif, ketepatan dan hemat serta berpikir prediktif.
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang 3. Budidaya
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja berusaha untuk
sangat diperlukan. menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda atau makhluk
Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di Paket C setara sekolah menengah hidup agar lebih besar/tumbuh, dan berkembangbiak, bertambah banyak.
atas dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas Kinerja ini membutuhkan perasaan seolah dirinya pembudidaya. Prinsip
sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Prakarya di pendidikan pembinaan rasa dalam kinerja budidaya ini akan memberikan hidup
kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan pada tumbuhan atau hewan, namun dalam bekerja dibutuhkan sistem
yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi yang berjalan rutin atau prosedural. Manfaat edukatif teknologi budidaya
setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski, ini adalah pembinaan perasaan, pembinaan kemampuan memahami
mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, pertumbuhan dan menyatukan dengan alam (ecosystem) menjadi peserta
kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran. didik yang berpikir sistematis berdasarkan potensi kearifan lokal.
Adapun penataan konten mata pelajaran Prakarya disusun mengikuti 4. Pengolahan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berdasarkan pada Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi
budaya/kearifan lokal sehingga tumbuh semangat kemandirian, kewirausahaan benda produk jadi, agar dapat dimanfaatkan. Pada prinsipnya kerja
dan sekaligus kesediaan melestarikan potensi dan nilai-nilai kearifan lokal. pengolahan adalah mengubah benda mentah menjadi produk jadi yang
Konteks pendidikan kearifan lokal (berbasis budaya) diselenggarakan pada mempunyai nilai tambah melalui teknik pengelolaan seperti: mencampur,
tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan menengah. Konteks pendidikan mengawetkan, dan memodifikasi. Manfaat edukatif teknologi pengolahan
berbasis budaya/kearifan lokal pada mata pelajaran Prakarya dibagi dalam bagi pengembangan kepribadian peserta didik adalah pelatihan rasa
empat aspek, yaitu: yang dapat dikorelasikan dalam kehidupan sehari-hari, sistematis yang
1. Kerajinan dipadukan dengan pikiran serta Prakarya.
Kerajinan dapat dikaitkan dengan kerja tangan yang hasilnya Keempat aspek Prakarya tersebut hendaknya dipilih oleh satuan pendidikan,
merupakan benda untuk memenuhi tuntutan kepuasan pandangan: minimal dua atau satu aspek Prakarya dan Kewirausahaan. Ketentuan pemilihan
estetika - ergonomis, dengan simbol budaya, kebutuhan tata upacara aspek Prakarya dan Kewirausahaan tersebut dengan mempertimbangkan
dan kepercayaan (theory of magic and relligy), dan benda fungsional ketersediaan tutor/fasilitator yang memiliki latar belakang pengetahuan dan
yang dikaitkan dengan nilai pendidikan pada prosedur pembuatannya. kemampuan keterampilan dari aspek prakarya tersebut serta berdasarkan
Lingkup ini dapat menggali dari potensi lokal dan seni terap (applied art), minat peserta didik.
desain kekinian (modernisme dan postmodernisme).

288 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 289


D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau prosedural berdasarkan rasa ingin terkait dengan pengembangan dari
tahunya tentang ilmu pengetahuan, yang dipelajarinya di sekolah secara
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan teknologi, seni, budaya, dan humaniora mandiri, dan mampu menggunakan
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan dengan wawasan kemanusiaan, metoda sesuai kaidah keilmuan.
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan
dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat kejadian, serta menerapkan pengetahuan
menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan prosedural pada bidang kajian yang
alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
kualitas dan pengembangan pendidikan.
3.1 Mengiden fikasi penger an, 4.1 Menentukan karakteris k
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, bentuk, dan karakteris k wirausahawan berdasarkan
kewirausahaan berdasarkan jenis usaha, modal serta
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat. jenis usaha, modal serta cara pemasarannya serta
cara pemasarannya serta memperha kan serta mengkaji
Tingkatan V Setara Kelas X dan Kelas XI memperha kan faktor keberhasilan dan kegagalan usaha
KERAJINAN keberhasilan dan kegagalan melalui pengamatan atau studi
suatu usaha melalui kegiatan pustaka untuk menentukan ngkat
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum pengamatan atau studi pustaka. keberhasilan selanjutnya
3.2 Menjelaskan tahapan 4.2 Merencanakan dan
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap perencanaan usaha kerajinan mempraktekkan wirausaha
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual dengan mengambil inspirasi kerajinan dengabn mengambil
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan budaya lokal non bendawi inspirasi budaya lokal non benda
berdasarkan kebutuhan, peluang berdasarkan hasil pengamatan
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta usaha, dan bahan dan alat lokal atau studi pustaka tentang
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli yang ada didaerah setempat ketersediaan bahan dan alat,
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif melalui kegiatan pengamatan atau serta kebutuhan masyarakat yang
studi pustaka. ada di daerah setempat
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi 3.3 Menganalisis sistem produksi 4.3 Menciptakan karya kerajinan
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri kerajinan (cara dan tahapan dengan inspirasi budaya lokal non
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut pembuatan suatu usaha bendawi berdasarkan kebutuhan,
kerajinan) dengan inspirasi budaya dan ketersediaan bahan dan
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect lokal non bendawi berdasarkan alat, serta daya dukung yang
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan ketersediaan sumber daya lokal dimiliki oleh daerah setempat
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, dan daya dukung yang dimiliki berdasarkan hasil analisa system
oleh daerah setempat melalui produksi kerajinan)
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. pengamatan atau studi pustaka

290 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 291


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 Mengiden fikasi cara 4.4 Mempraktekkan penghitungan 3.11 Menganalisis evaluasi proses 4.11 Melakukan evaluasi hasil usaha
menentukan harga pokok dan biaya produksi suatu karya hasil (kekurangan dan kelebihan kerajian dengan inspirasi artefak/
menghitung biaya produksi kerajinan budaya lokal non benda ) usaha kerajian dengan inspirasi objek budaya lokal untuk
satuan karya kerajinan dengan sesuai perencanaan artefak/objek budaya lokal untuk pengembangan usaha berikutnya.
mengambil inspirasi budaya lokal pengembangan usaha berikutnya.
non bendawi melalui belajar dari 3.12 Menjelaskan tahapan 4.12 Merencanakan suatu wirausaha
pengalaman wirausaha yang ada perencanaan usaha kerajinan dari kerajinan dari bahan limbah
di daerah setempat. bahan limbah berbentuk bangun berbentuk bangun datar
3.5 Menjelaskan ar perencanaan 4.5 Mempraktekkan strategi datar berkaitan dengan masalah berkaitan dengan lingkungan
dan strategi pemasaran pemasaran hasil karya kerajinan lingkungan hidup berdasarkan hidup berdasarkan hasil
suatu karya kerajinan dengan dengan mengambil inspirasi kebutuhan, peluang usaha, pengamatan atau studi pustaka
mengambil inspirasi budaya lokal budaya lokal non bendawi dan bahan dan alat lokal yang tentang ketersediaan bahan dan
non bendawi di daerah setempat berdasarkan hasil pengamatan di ada didaerah setempat melalui alat, serta kebutuhan masyarakat
lapangan serta studi pustaka. kegiatan pengamatan atau studi yang ada di daerah setempat
3.6 Menganalisis evaluasi proses 4.6 Mengevaluasi hasil usaha karya pustaka.
hasil (kekurangan dan kelebihan) kerajinan dengan mengambnil
usaha kerajian dengan inspirasi inspirasi budaya lokal non 3.13 Menganalisis system produksi 4.13 Menciptakan karya kerajinan
budaya lokal non bendawi untuk bendawi untuk pengembangan (tenaga, bahan dan teknik) (masinal, manual dan produksi
pengembangan usaha berikutnya. usaha kerajinan dari bahan limbah tunggal maupun reproduksi
3.7 Menjelaskan tahapan dalam 4.7 Menyusun perencanaan suatu berbentuk lembaran berdasarkan masal) dari bahan limbah
merencanakan wirausaha wirausaha kerajinan dengan ketersediaan sumber daya lokal berbentuk lembaran berdasarkan
kerajinan dengan mengambil inspirasi artefak/objek budaya dan daya dukung yang dimiliki kebutuhan, dan ketersediaan
inspirasi artefak/objek budaya lokal berdasarkan ketersediaan oleh daerah setempat melalui bahan dan alat, serta daya
lokal berdasarkan kebutuhan, bahan dan alat, serta kebutuhan pengamatan atau studi pustaka dukung yang dimiliki oleh daerah
peluang usaha, dan bahan dan masyarakat yang ada di daerah setempat
alat lokal yang ada didaerah setempat melalui pengamatan 3.14 Menjelaskan ar , jenis dan cara 4.14 Mempraktekkan penghitungan
setempat melalui kegiatan atau studi pustaka menghitung k impas (Break k impas (Break Even Point)
pengamatan atau studi pustaka. Even Point) satuan produk karya pada satuan karya kerajinan
3.8 Menganalisis sistem produksi 4.8 Membuat karya kerajinan dengan kerajinan dari bahan limbah dari bahan limbah berbentuk
kerajinan (tenaga, teknik dan inspirasi artefak/objek budaya berbentuk lembaran/lempengan lembaran sesuai perencanaan
bahan) berdasarkan daya dukung lokal berdasarkan kebutuhan, dengan mempelajari pengalaman yang dibuat sebelumnya.
yang dimiliki oleh daerah setempat dan ketersediaan bahan dan alat, berwirausaha di daerah setempat
untuk dengan inspirasi artefak/ serta daya dukung yang dimiliki 3.15 Menganalisis strategi promosi 4.15 Mempraktekkan strategi
objek budaya lokal dan material oleh daerah setempat (pemilihan media, strategi promosi (pemilihan media,
dari daerah sekitar melalui komunikasi dan model strategi komunikasi dan model
pengamatan atau studi pustaka pembayaran) karya kerajinan pembayaran) karya kerajinan
3.9 Menjelaskan cara menghitung 4.9 Mempraktekkan penghitungan dari bahan limbah berbentuk dari bahan limbah berbentuk
biaya produksi suatu karya biaya produksi suatu karya lembaran sesuai dengan daya lembaran sesuai dengan daya
kerajinan artefak/objek budaya kerajinan artefak/objek budaya dukung daerah setempat dukung daerah setempat
lokal dengan mempelajari lokal sesuai perencanaan 3.16 Menganalisis laporan hasil 4.16 Membuat laporan kegiatan
pengalaman wirausaha yang ada pemasaran (barang keluar dan usaha pemasaran kerajinan
di daerah setempat barang sisa pemasaran) produk dari bahan limbah berbentuk
3.10 Menjelaskan perencanaan dan 4.10 Mempraktekkan pemasaran
kerajinan dari bahan limbah lembaran sesuai dengan daya
strategi pemasaran suatu karya karya kerajinan dengan inspirasi
berbentuk lembaran sesuai dukung daerah setempat untuk
kerajinan dengan inspirasi artefak/objek budaya lokal
dengan daya dukung daerah mendiagnosis permasalahan
artefak/objek budaya lokal berdasarkan analisis pasar (jenis
setempat sebagai usaha pengembangan
di daerah setempat melalui dan bentuk pasar).
produk kerajinan.
pengamatan dan studi pustaka.

292 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 293


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR REKAYASA
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
PENGETAHUAN KETERAMPILAN mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
3.17 Menjelaskan tahapan dalam 4.17 Merencanakan wirausaha sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
merencanakan suatu wirausaha kerajinan dari bahan limbah
kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun ruang
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
berbentuk bangun ruang (bervolume) berkaitan dengan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
(bervolume) berkaitan dengan lingkungan hidup di daerah didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
masalah lingkungan hidup di setempat berdasarkan hasil (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
daerah setempat berdasarkan pengamatan atau studi pustaka
kebutuhan, peluang usaha, sesuai kebutuhan masyarakat, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
dan bahan dan alat lokal serta ketersediaan bahan dan alat, secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
administrasi pembukuannya administrasi pembukuan, serta sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
melalui kegiatan pengamatan strategi pemasaran nya dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
atau studi pustaka.
3.18 Menganalisis system produksi 4.18 Menciptakan karya kerajinan
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
(tenaga, bahan dan teknik) (masinal, manual dan produksi dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
kerajinan dari bahan bangun tunggal maupun reproduksi mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
ruang (bervolume) berdasarkan masal) kerajinan dari bahan
ketersediaan sumber daya lokal bangun ruang (bervolume) Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
dan daya dukung yang dimiliki berdasarkan ketersediaan sumber pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
oleh daerah setempat melalui daya lokal dan daya dukung yang keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam
pengamatan atau studi pustaka dimiliki oleh daerah setempat
melalui pengamatan atau studi mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi
pustaka inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
3.19 Menjelaskan ar , jenis dan cara 4.19 Mempraktekkan penghitungan
menghitung k impas (Break k impas (Break Even Point) KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
Even Point) satuan produk karya pada satuan karya kerajinan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
kerajinan dari bahan limbah dari bahan limbah berbentuk PENGETAHUAN KETERAMPILAN
berbentuk berbentuk bangun bangun ruang (bervolume) sesuai 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
ruang dengan mempelajari perencanaan pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
pengalaman wirausaha yang ada prosedural berdasarkan rasa ingin terkait dengan pengembangan dari
di daerah setempat tahunya tentang ilmu pengetahuan, yang dipelajarinya di sekolah secara
3.20 Menjelaskan laporan hasil 4.20 Mempraktekkan strategi teknologi, seni, budaya, dan humaniora mandiri, dan mampu menggunakan
pemasaran (barang keluar promosi (pemilihan media, dengan wawasan kemanusiaan, metoda sesuai kaidah keilmuan.
dan barang sisa pemasaran) strategi komunikasi dan model kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
produk kerajinan dari bahan pembayaran) karya kerajinan terkait penyebab fenomena dan
limbah berbentuk bangun ruang dari bahan limbah berbentuk kejadian, serta menerapkan pengetahuan
(bervolume) yang diterapkan di bangun ruang (bervolume) yang prosedural pada bidang kajian yang
daerah setempat diterapkan di daerah setempat spesifik sesuai dengan bakat dan
3.21 Menganalisis laporan hasil 4.21 Membuat laporan kegiatan minatnya untuk memecahkan masalah.
pemasaran (barang keluar usaha pemasaran kerajinan dari 3.1 Mengiden fikasi sifat-sifat 4.1 Menentukan karakteris k wirau-
dan barang sisa pemasaran) bahan limbah berbentuk bangun kewirausahaan melalui kegiatan sahawan yang menyebabkan keberha-
produk kerajinan dari bahan berruang (bervolume) sesuai pengamatan atau studi pustaka silan atau kegagalan suatu wirausaha
limbah berbentuk bangun ruang dengan daya dukung daerah 3.2 Menjelaskan kewirausahaan pada 4.2 Merancang wirausaha bidang
(bervolume) untuk evaluasi setempat untuk mendiagnosis bidang transportasi logis k dan transportasi dan logis k
pengembangan usaha tersebut permasalahan sebagai usaha produk teknologi yang digunakan berdasarkan hasil pengamatan atau
pengembangan produk kerajinan. melalui kegiatan pengamatan studi pustaka yang sesuai dengan
atau studi pustaka. kebutuhan masyarakat yang ada di
daerah setempat

294 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 295


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 Menganalisis mekanisme sistem 4.3 Merancang desain pengangkutan 3.15 Menjelaskan penger an, dan 4.15 Mempraktekkan strategi
transportasi dan logis k melalui dan penyimpanan barang pada berbagai strategi promosi alat promosi yang sesuai untuk alat
pengamatan dan atau studi kegiatan wirausaha transportasi pengolahan makanan tradisional pengolahan makanan tradisional
pustaka dan logis k menggunakan sistem teknis menggunakan sistem teknis
3.4 Menjelaskan cara menghitung 4.4 Mempraktekkan penghitungan 3.16 Menganalisis kegiatan usaha 4.16 Membuat laporan evaluasi
biaya operasi dengan mempelajari biaya operasi suatu wirausahan produksi alat pengolahan usaha kegiatan alat pengolahan
pengalaman wirausaha melalui sederhana dalam bidang makanan tradisional makanan tradisional
pengamatan atau studi pustaka transportasi dan logis k menggunakan sistem teknis menggunakan sistem teknis
3.5 Mengiden fikasi cara pemasaran 4.5 Merancang cara pemasaran 3.17 Menjelaskan konversi energi dan 4.17 Merencanakan produk usaha
produk wirausaha bidang produk wirausaha bidang jenis-jenis usaha pada bidang bidang konversi energi dan proses
transportasi dan logis k transportasi dan logis k konversi energi produksi
3.6 Mengiden fikasi kelebihan dan keku- 4.6 Mengevaluasi kelebihan dan 3.18 Menganalisis sistem produksi 4.18 Membuat produk usaha bidang
rangan rancangan kegiatan wirausaha kekurangan kegiatan wirausaha produk usaha bidang konversi konversi energi dan proses
bidang transportasi dan logis k bidang transportasi dan logis k energi dan proses produksi produksi
3.7 Menjelaskan jenis dan perencanaan 4.7 Merancang kegiatan wirausaha 3.19 Memahami cara menghitung biaya 4.19 Mempraktekkan penghitungan
kewirausahaan bidang grafika bidang grafika sesuai kebutuhan produksi suatu produk usaha biaya produksi. produk usaha
melalui kegiatan pengamatan dan masyarakat yang ada di daerah bidang konversi energi dan proses bidang konversi energi dan proses
atau studi pustaka. setempat produksi melalui pengamatan dan produksi
3.8 Menjelaskan cara dan tahapan 4.8 Merancang alur pembuatan atau studi pustaka
pembuatan produk teknologi produk teknologi grafika yang 3.20 Mengiden fikasi berbagai strategi 4.20 Mempraktekkan berbagai strategi
grafika sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan kebutuhan promosi produk usaha bidang promosi produk usaha bidang
masyarakat melalui pengamatan masyarakat konversi energi dan proses produksi konversi energi dan proses produksi
dan atau studi pustaka 3.21 Menganalisis kegiatan usaha 4.21 Membuat laporan kegiatan
3.9 Menjelaskan cara menghitung 4.9 Mempraktekkan penghitungan bidang konversi energi dan proses evaluasi usaha bidang konversi
biaya produksi suatu produk biaya produksi suatu produk produksi energi dan proses produksi untuk
teknologi grafika melalui teknologi grafika mengetahui permasalahan usaha
pengamatan dan atau studi pustaka dan pengembangan usaha
3.10 Menjelaskan metode pemasaran 4.10 Merancang metode pemasaran
produk teknologi grafika produk teknologi grafika BUDIDAYA
3.11 Memahami cara metode evaluasi 4.11 Mengevaluasi rencana kegiatan Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
rencana kegiatan wirausahan wirausahan pada bidang grafika mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
pada bidang grafika
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
3.12 Menjelaskan sistem teknik dan 4.12 Merencanakan suatu wirausaha
produk teknologi pengelolaan ma- pengolahan makanan tradisional yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
kanan trandisional menggunakan dari bahan pangan naba ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
sistem teknik melalui kegiatan dan hewani berdasarkan hasil
pengamatan atau studi pustaka. pengamatan atau studi pustaka
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
3.13 Mengiden fikasi alat pengolahan 4.13 Mendesain alat pengolahan (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
makanan tradisional menggunakan makanan tradisional sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
sistem teknis melalui pengamatan menggunakan sistem teknis secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
dan atau studi pustaka
3.14 Menjelaskan metode menghitung 4.14 Mempraktekkan perhitungan
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
biaya pembuatan alat biaya pembuatan alat dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
pengolahan makanan tradisional pengolahan makanan tradisional teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
menggunakan sistem teknis menggunakan sistem teknis

296 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 297


dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses 3.6 Merencanakan evaluasi hasil usaha 4.6 Mengevaluasi hasil kegiatan usaha
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan budidaya tanaman pangan budidaya tanaman pangan secara
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor langsung untuk mengetahui
permasalahan usaha dan
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi pengembangan usaha
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. 3.7 Menjelaskan langkah-langkah 4.7 Merencanakan usaha budidaya
merencanakan usaha budidaya tanaman hias yang ada di daerah
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR tanaman pangan berdasarkan setempat
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN kebutuhan, peluang usaha, dan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN bahan dan alat lokal yang ada
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, dan menyaji didaerah setempat
analisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak 3.8 Menjelaskan penger an, bentuk, 4.8 Membuat produk hasil budidaya
konseptual, prosedural berdasarkan terkait dengan pengembangan dari dan ciri-ciri kewirausahaan dan tanaman hias berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu yang dipelajarinya di sekolah secara faktor keberhasilan dan kegagalan kebutuhan, dan ketersediaan bahan
pengetahuan, teknologi, seni, mandiri, dan mampu menggunakan suatu usaha budidaya tanaman hias dan alat, serta daya dukung yang
budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan. melalui kegiatan pengamatan atau dimiliki oleh daerah setempat
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, studi pustaka
kenegaraan, dan peradaban terkait 3.9 Menjelaskan langkah-langkah dan 4.9 Menghitung biaya produksi suatu
penyebab fenomena dan kejadian, merencanakan usaha budidaya produk budidaya tanaman hias
serta menerapkan pengetahuan tanaman hias dengan mempelajari sesuai perencanaan
prosedural pada bidang kajian yang pengalaman wirausahawan yang ada
spesifik sesuai dengan bakat dan di daerah setempat .
minatnya untuk memecahkan masalah. 3.10 Menjelaskan langkah-langkah 4.10 Mempraktekkan pemasaran produk
3.1 Mengiden asi penger an, bentuk, 4.1 Menentukan karakteris k wirausaha- pemasaran yang cocok untuk produk budidaya tanaman hias
dan ciri-ciri kewirausahaan dan faktor wan berdasarkan keberhasilan dan budidaya tanaman hias di daerah
keberhasilan dan kegagalan suatu usaha kegagalan usaha budidaya tanaman setempat
budidaya melalui kegiatan pengamatan pangan berdasarkan hasil pengamatan 3.11 Memahami perencanakan evaluasi 4.11 Mengevaluasi hasil kegiatan usaha
atau studi pustaka atau studi pustaka hasil usaha budidaya tanaman hias budidaya tanaman hias secara
3.2 Menjelaskan langkah-langkah dan me- 4.2 Merencanakan usaha budidaya langsung
rencanakan usaha budidaya tanaman tanaman pangan berdasarkan hasil 3.12 Menjelaskan tahapan dalam 4.12 Merencanakan usaha budidaya
pangan berdasarkan kebutuhan, pengamatan atau studi pustaka merencanakan suatu usaha budidaya pembenihan ikan konsumsi (yang
peluang usaha, dan bahan dan alat sesuai dengan ketersediaan bahan pembenihan ikan konsumsi (yang dimakan sehari-hari) berdasarkan
di daerah setempat melalui kegiatan dan alat, serta kebutuhan masyarakat dimakan sehari-hari) berdasarkan hasil pengamatan atau studi pustaka
pengamatan atau studi pustaka. yang ada di daerah setempat kebutuhan, peluang usaha, dan tentang ketersediaan bahan dan
3.3 Menjelaskan proses produksi tanaman 4.3 Membuat produk hasil budidaya bahan dan alat lokal yang ada alat, serta kebutuhan masyarakat
pangan berdasarkan ketersediaan sum- pangan berdasarkan kebutuhan, didaerah setempat melalui kegiatan yang ada di daerah setempat.
ber daya lokal dan daya dukung yang dan ketersediaan bahan dan alat, pengamatan atau studi pustaka.
dimiliki oleh daerah setempat melalui serta daya dukung yang dimiliki oleh 3.13 Menjelaskan alur kegiatan 4.13 Memprak kkan pembenihan ikan
pengamatan atau studi pustaka daerah setempat pembenihan ikan konsumsi (yang konsumsi (yang dimakan sehari-
3.4 Menjelaskan cara menghitung biaya 4.4 Menghitung biaya produksi suatu dimakan sehari-hari) berdasarkan hari)berdasarkan kebutuhan, dan
produksi budidaya tanaman pangan produk budidaya tanaman pangan ketersediaan sumber daya lokal ketersediaan bahan dan alat, serta
yang ada di daerah setempat sesuai perencanaan dan daya dukung yang dimiliki daya dukung yang dimiliki oleh
3.5 Menjelaskan langkah-langkah 4.5 Mempraktekkan pemasaran produk oleh daerah setempat melalui daerah setempat
pemasaran produk budidaya budidaya tanaman pangan pengamatan atau studi pustaka
tanaman pangan secara langsung

298 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 299


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENGOLAHAN
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
PENGETAHUAN KETERAMPILAN mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
3.14 Menjelaskan cara menghitung k 4.14 Mempraktekkan penghitungan
impas (Break Even Point) budidaya k impas (Break Even Point)
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
pembenihan ikan konsumsi dengan budidaya pembenihan ikan konsumsi yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
mempelajari pengalaman wirausaha- (yang dimakan sehari-hari) sesuai ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
wan yang ada di daerah setempat perencanaan
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
3.15 Menjelaskan penger an, dan 4.15 Mempraktekkan strategi promosi
menentukan strategi promosi yang sesuai untuk produk budidaya (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
budidaya pembenihan ikan konsumsi pembenihan ikan konsumsi (yang sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
(yang dimakan sehari-hari) yang ada dimakan sehari-hari) yang dibuatnya
di daerah setempat
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
3.16 menjelaskan fungsi, manfaat dan 4.16 Membuat laporan kegiatan usaha sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
tahapan pembuatan laporan kegiatan budidaya pembenihan ikan konsumsi dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
usaha budidaya pembenihan ikan (yang dimakan sehari-hari) untuk teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
konsumsi (yang dimakan sehari- mengetahui permasalahan usaha
hari) sebagai bahan evaluasi dan pengembangan usaha dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
pengembangan usaha tersebut mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3.17 Mengiden fikasi usaha budidaya 4.17 Merencanakan usaha budidaya
pembenihan ikan hias di daerah pembenihan ikan hias di daerah Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
setempat berdasarkan kebutuhan, setempat berdasarkan hasil pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan ke-
peluang usaha, dan bahan dan pengamatan atau studi pustaka
alat lokal serta administrasi sesuai kebutuhan masyarakat, seharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam
pembukuannya melalui kegiatan ketersediaan bahan dan alat, mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi
pengamatan atau studi pustaka. administrasi pembukuan, serta inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
strategi pemasaran nya
3.18 Menjelaskan langkah-langkah 4.18 Memprak kkan budidaya KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
budidaya pembenihan ikan hias pembenihan ikan hias sesuai KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
berdasarkan ketersediaan sumber tahapan pembuatan produksi PENGETAHUAN KETERAMPILAN
daya lokal dan daya dukung yang berdasarkan kebutuhan, dan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
dimiliki oleh daerah setempat melalui ketersediaan bahan dan alat, serta pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
pengamatan atau studi pustaka daya dukung yang dimiliki oleh prosedural berdasarkan rasa ingin terkait dengan pengembangan dari
daerah setempat tahunya tentang ilmu pengetahuan, yang dipelajarinya di sekolah secara
3.19 Menjelaskan cara menghitung k 4.19 Mempraktekkan penghitungan k teknologi, seni, budaya, dan humaniora mandiri, dan mampu menggunakan
impas (Break Even Point) budi- impas (Break Even Point) budidaya dengan wawasan kemanusiaan, metoda sesuai kaidah keilmuan.
daya pembenihan ikan hias dengan pembenihan ikan hias sesuai kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
mempelajari pengalaman wirausa- perencanaan terkait penyebab fenomena dan
hawan yang ada di daerah setempat kejadian, serta menerapkan pengetahuan
3.20 Mengiden fikasi berbagai strategi 4.20 Mempraktekkan berbagai strategi prosedural pada bidang kajian yang
promosi budidaya pembenihan promosi budidaya pembenihan ikan spesifik sesuai dengan bakat dan
ikan hias yang diterapkan di daerah hias pada lingkungan masyarakat minatnya untuk memecahkan masalah.
setempat yang berbeda 3.1 Mengiden asi penger an, bentuk, 4.1 Menentukan karakteris k
3.21 Menjelaskan fungsi dan tahapan 4.21 Membuat laporan kegiatan usaha dan ciri-ciri kewirausahaan dan faktor wirausahawan berdasarkan
pembuatan laporan kegiatan usaha budidaya pembenihan ikan hias keberhasilan dan kegagalan suatu keberhasilan dan kegagalan usaha
budidaya pembenihan ikan hias untuk mengetahui permasalahan usaha pengolahan pangan melalui pengolahan pangan yang ada di
untuk evaluasi pengembangan usaha usaha dan pengembangan usaha kegiatan pengamatan atau studi daerah setempat berdasarkan hasil
pustaka pengamatan atau studi pustaka

300 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 301


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Menjelaskan langkah-langkah dan 4.2 Merencanakan usaha peng- 3.10 Menjelaskan langkah-langkah 4.10 Mempraktekkan pemasaran produk
merencanakan usaha pengolahan olahan bahan pangan naba yang pemasaran yang cocok untuk produk pengolahan bahan pangan hewani
bahan pangan naba yang diawet- diawetkan berdasarkan hasil pengolahan bahan pangan hewani yang diawetkan yang dibuatnya
kan berdasarkan kebutuhan, peluang pengamatan atau studi pustaka yang diawetkan di daerah setempat
usaha, dan bahan dan alat lokal yang tentang ketersediaan bahan dan 3.11 Memahami perencanaan evaluasi 4.11 Mengevaluasi hasil kegiatan usaha
ada didaerah setempat melalui kegiatan alat, serta kebutuhan masyarakat hasil usaha pengolahan bahan pengolahan bahan pangan hewani
pengamatan atau studi pustaka. yang ada di daerah setempat pangan hewani yang diawetkan untuk yang diawetkan untuk mengetahui
3.3 Menjelaskan proses pengolahan 4.3 Membuat produk pengolahan bahan pengembangan usaha tersebut permasalahan usaha dan
bahan pangan naba yang diawetkan pangan naba yang diawetkan pengembangan usaha
berdasarkan ketersediaan sumber berdasarkan kebutuhan, dan 3.12 Menjelaskan tahapan dalam 4.12 Merencanakan usaha peng-
daya lokal dan daya dukung yang ketersediaan bahan dan alat, serta merencanakan suatu wirausaha olahan makanan tradisional dari
dimiliki oleh daerah setempat melalui daya dukung yang dimiliki oleh pengolahan makanan tradisional bahan pangan naba dan hewani
pengamatan atau studi pustaka daerah setempat dari bahan pangan naba dan berdasarkan hasil pengamatan atau
3.4 Mengiden fikasi cara menghitung 4.4 Menghitung biaya produksi suatu hewani berdasarkan kebutuhan, studi pustaka tentang ketersediaan
biaya produksi suatu pengolahan produk pengolahan bahan pangan peluang usaha, dan bahan dan alat bahan dan alat, serta kebutuhan
bahan pangan naba yang naba yang diawetkan sesuai lokal yang ada didaerah setempat masyarakat yang ada di daerah
diawetkan di daerah setempat perencanaan melalui kegiatan pengamatan atau setempat
3.5 Menjelaskan langkah-langkah 4.5 Memasarkan hasil praktek berupa studi pustaka.
pemasaran produk pangan naba produk pengolahan bahan pangan 3.13 Menjelaskan alur kegiatan 4.13 Memprak kkan usaha peng-
yang diawetkan di daerah setempat naba yang diawetkan pengolahan makanan tradisional olahan makanan tradisional dari
3.6 Merencanakan evaluasi hasil usaha 4.6 Melakukan evaluasi hasil usaha dari bahan pangan naba dan bahan pangan naba dan hewani
suatu pengolahan bahan pangan terhadap pengolahan bahan pangan hewani berdasarkan ketersediaan berdasarkan kebutuhan, dan
naba yang diawetkan untuk naba yang diawetkan untuk sumber daya lokal dan daya dukung ketersediaan bahan dan alat, serta
pengembangan usaha tersebut mengetahui permasalahan usaha yang dimiliki oleh daerah setempat daya dukung yang dimiliki oleh
dan pengembangan usaha melalui pengamatan atau studi daerah setempat
3.7 Menjelaskan langkah-langkah 4.7 Merencanakan usaha peng- pustaka
merencanakan usaha peng- olahan bahan pangan hewani yang 3.14 Memahami cara menghitung k 4.14 Mempraktekkan penghitungan k
olahan bahan pangan hewani yang diawetkan yang ada di daerah impas (Break Even Point) suatu impas (Break Even Point) pengolahan
diawetkan berdasarkan kebutuhan, setempat pengolahan makanan tradisional dari makanan tradisional dari bahan
peluang usaha, dan bahan dan alat bahan pangan naba dan hewani pangan naba dan hewani sesuai
lokal yang ada didaerah setempat. dengan mempelajari pengalaman perencanaan
3.8 Menjelaskan penger an, bentuk, dan 4.8 Membuat produk pengolahan bahan wirausahawan yang ada di daerah
ciri-ciri kewirausahaan dan faktor pangan hewani yang diawetkan setempat
keberhasilan dan kegagalan suatu usaha berdasarkan kebutuhan, dan 3.15 Menjelaskan penger an, dan menen- 4.15 Mempraktekkan media promosi yang
pengolahan bahan pangan hewani yang ketersediaan bahan dan alat, serta tukan strategi promosi pengolahan cocok untuk produk pengolahan
diawetkan berdasarkan ketersediaan daya dukung yang dimiliki oleh makanan tradisional dari bahan makanan tradisional dari bahan
sumber daya lokal dan daya dukung daerah setempat pangan naba dan hewani yang ada di pangan naba dan hewani yang di-
yang dimiliki oleh daerah setempat daerah setempat buatnya
melalui pengamatan atau studi pustaka 3.16 Menjelaskan fungsi, manfaat dan 4.16 Membuat laporan kegiatan usaha
3.9 Menjelaskan langkah-langkah dan 4.9 Menghitungan biaya produksi suatu tahapan pembuatan laporan kegiatan pengolahan makanan tradisional dari
merencanakan usaha pengolahan pengolahan bahan pangan hewani usaha pengolahan makanan tradisional bahan pangan naba dan hewani
bahan pangan hewani yang yang diawetkan sesuai perencanaan dari bahan pangan naba dan hewani untuk mengetahui permasalahan
diawetkan dengan mempelajari untuk evaluasi pengembangan usaha usaha dan pengembangan usaha
pengalaman wirausahawan yang ada tersebut
di daerah setempat

302 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 303


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
PENGETAHUAN KETERAMPILAN sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
3.17 Mengiden fikasi suatu usaha 4.17 Merencanakan usaha peng-
pengolahan makanan tradisional olahan makanan tradisional dari
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
dari bahan pangan naba dan bahan pangan naba dan hewani sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
hewani berkaitan dengan masalah berkaitan dengan lingkungan hidup dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
lingkungan hidup di daerah setempat di daerah setempat berdasarkan
berdasarkan kebutuhan, peluang hasil pengamatan atau studi pustaka teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
usaha, dan bahan dan alat lokal sesuai kebutuhan masyarakat, dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
serta administrasi pembukuannya ketersediaan bahan dan alat, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
melalui kegiatan pengamatan atau administrasi pembukuan, serta
studi pustaka. strategi pemasaran nya Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
3.18 Menjelaskan langkah-langkah 4.18 Membuat produk pengolahan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
pengolahan makanan internasional makanan internasional dari bahan
dari bahan pangan naba dan pangan naba dan hewani sesuai keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
hewani berdasarkan ketersediaan tahapan pembuatan produksi dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
sumber daya lokal dan daya dukung berdasarkan kebutuhan, dan
yang dimiliki oleh daerah setempat ketersediaan bahan dan alat, serta
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
melalui pengamatan atau studi daya dukung yang dimiliki oleh KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
pustaka daerah setempat KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.19 Memahami cara menghitung k 4.19 Mempraktekkan penghitungan k PENGETAHUAN KETERAMPILAN
impas (Break Even Point) pengolahan impas (Break Even Point) pengolahan
makanan internasional dari makanan internasional dari bahan 3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
bahan pangan naba dan hewani pangan naba dan hewani sesuai analisis dan mengevaluasi pe- mencipta dalam ranah konkret
dengan mempelajari pengalaman perencanaan ngetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan
wirausahawan yang ada di daerah prosedural, dan metakogni f pengembangan dari yang dipelajarinya
setempat berdasarkan rasa ingin tahunya di sekolah secara mandiri serta
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, ber ndak secara efek f dan krea f,
3.20 Mengiden fikasi berbagai strategi 4.20 Mempraktekkan berbagai strategi seni, budaya, dan humaniora dengan
promosi pengolahan makanan promosi pengolahan makanan dan mampu menggunakan metoda
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
internasional dari bahan pangan internasional dari bahan pangan kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan
naba dan hewani yang diterapkan naba dan hewani pada lingkungan penyebab fenomena dan kejadian,
di daerah setempat masyarakat yang berbeda serta menerapkan pengetahuan
3.21 Menjelaskan fungsi dan tahapan 4.21 Membuat laporan kegiatan usaha prosedural pada bidang kajian yang
pembuatan laporan kegiatan pengolahan makanan internasional spesifik sesuai dengan bakat dan
usaha pengolahan makanan dari bahan pangan naba dan minatnya untuk memecahkan masalah
internasional dari bahan pangan hewani untuk mengetahui 3.1 Menjelaskan tahapan perencanaan 4.1 Merencanakan suatu wirausaha
naba dan hewani untuk evaluasi permasalahan usaha dan
usaha kerajinan dari bahan limbah kerajinan sesuai kebutuhan
pengembangan usaha pengembangan usaha
berbentuk bangun datar berkaitan lingkungan pasar setempat
Tingkatan VI Setara Kelas XII dengan masalah lingkungan hidup berdasarkan hasil pengamatan
berdasarkan kebutuhan, peluang atau studi pustaka tentang
KERAJINAN usaha, dan bahan dan alat lokal ketersediaan bahan dan alat,
yang ada didaerah setempat administrasi pembukuan serta
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
melalui kegiatan pengamatan atau pemasaran di daerah setempat
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap studi pustaka.
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta

304 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 305


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Menjelaskan cara dan tahapan 4.2 Membuat suatu karya kerajinan 3.8 Menjelaskan ar , jenis dan cara 4.8 Mengevaluasi hasil perhitung-
pembuatan kerajinan sesuai sesuai kebutuhan lingkungan penghitungan harga jual produk an harga jual produk usaha
kebutuhan lingkungan pasar pasar setempat berdasarkan kerajinan yang sesuai kebutuhan kerajinan yang sesuai kebutuhan
setempat berdasarkan kebutuhan, dan ketersediaan pasar global melalui pengamatan, pasar global mengacu
ketersediaan sumber daya lokal bahan dan alat, serta daya praktek pemasaran dan atau studi pada perencanaan melalui
dan daya dukung yang dimiliki dukung yang dimiliki oleh daerah pustaka pengamatan, praktek pemasaran
oleh daerah setempat melalui setempat dan atau studi pustaka
pengamatan atau studi pustaka 3.9 Mengiden fikasi jenis media 4.9 Membuat media promosi karya
3.3 Menjelaskan penger an, jenis dan 4.3 Mempraktekkan penghitungan promosi yang cocok untuk promosi kerajinan yang sesuai dengan
cara menghitung k impas (Break k impas (Break Even Point) karya kerajinan berdasarkan jenis produk kerajinan dan
Even Point) suatu karya kerajinan suatu karya kerajinan sesuai kebutuhan pasar luar negeri kebutuhan pasar luar negeri
sesuai kebutuhan lingkungan pasar kebutuhan lingkungan pasar maupun dalam negeri melalui maupun dalam negeri melalui
setempat dengan mempelajari setempat sesuai perencanaan pengalaman pemasaran serta pengalaman pemasaran serta
pengalaman wirausaha yang ada di pengamatan dan studi pustaka pengamatan dan studi pustaka
daerah setempat 3.10 Memahami penjualan dengan 4.10 Memasarkan karya kerajinan
3.4 Menjelaskan penger an, jenis 4.4 Mempraktekkan pembuatan cara peni pan barang (konsinyasi) berdasarkan kebutuhan pasar
dan manfaat media promosi media promosi yang sesuai untuk karya kerajinan berdasarkan luar negeri maupun dalam negeri
terhadap karya kerajinan sesuai karya kerajinan sesuai kebutuhan kebutuhan pasar luar negeri melalui beajar dari pengalaman
kebutuhan lingkungan pasar lingkungan pasar setempat maupun dalam negeri melalui pemasaran serta pengamatan
setempat sebagai daya tarik penjualan pengalaman pemasaran serta dan studi pustaka dengan cara
3.5 Mengiden fikasi penger an, 4.5 Memasarkan karya kerajinan pengamatan dan studi pustaka penjualan cara peni pan barang
keunggulan dan kelemahan, serta sesuai kebutuhan lingkungan (konsinyasi) konsinyasi untuk
tata cara konsinyasi suatu kerajinan pasar setempat dengan cara pengembangan usaha
sesuai kebutuhan lingkungan penjualan konsinyasi untuk
pasar setempat untuk evaluasi pengembangan usaha REKAYASA
pengembangan usaha tersebut Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
3.6 Menjelaskan tahapan dalam 4.6 Merencanakan suatu wirausaha mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
merencanakan suatu wirausaha kerajinan sesuai kebutuhan sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
kerajinan sesuai kebutuhan pasar pasar global berdasarkan hasil
global berdasarkan kebutuhan, pengamatan atau studi pustaka
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
peluang usaha, bahan dan alat tentang ketersediaan bahan dan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
yang ada didaerah setempat, alat, administrasi pembukuan didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
administrasi pembukuan, serta serta pemasaran di daerah (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
pemasaran melalui kegiatan setempat
pengamatan atau studi pustaka.
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
3.7 Menjelaskan cara dan tahapan 4.7 Membuat karya kerajinan yang secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
pembuatan kerajinan yang sesuai sesuai kebutuhan pasar global sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
kebutuhan pasar global berdasarkan sesuai tahapan pembuatan dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
ketersediaan sumber daya lokal produksi berdasarkan
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
dan daya dukung yang dimiliki oleh ketersediaan sumber daya lokal
daerah setempat melalui peng- dan daya dukung yang dimiliki dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
amatan atau studi pustaka oleh daerah setempat mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

306 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 307


Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.7 Menganalisis mekanisme 4.7 Membuat produk teknologi
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kewirausahaan, produk teknologi terapan sesuai tahapan
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. terapan melalui pengamatan atau pembuatan produksi berdasarkan
studi pustaka ketersediaan sumber daya lokal
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR dan daya dukung yang dimiliki
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN oleh daerah setempat
PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.8 Mengiden fikasi kelemahan dan 4.8 Mengevaluasi kegiatan
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan keunggulan mekanisme kegiatan kewirausahaan bidang teknologi
analisis dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret kewirausahaan bidang teknologi terapan
pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan terapan
prosedural, dan metakogni f pengembangan dari yang dipelajarinya 3.9 Menjelaskan pemanfaatan media 4.9 Membuat media promosi produk
berdasarkan rasa ingin tahunya di sekolah secara mandiri serta promosi produk teknologi terapan teknologi terapan yang krea f
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, ber ndak secara efek f dan krea f, melalui pengamatan atau studi dan memiliki nilai jual
seni, budaya, dan humaniora dengan dan mampu menggunakan metoda pustaka
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, sesuai kaidah keilmuan 3.10 Memahami penjualan dengan cara 4.10 Memasarkan produk teknologi te-
kenegaraan, dan peradaban terkait konsinyasi produk teknologi terap- rapan dengan cara penjualan konsi-
penyebab fenomena dan kejadian, an sebagai pengembangan usaha nyasi untuk pengembangan usaha
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang BUDIDAYA
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
3.1 Menjelaskan makna profesi, 4.1 Merencanakan kewirausahaan mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
profesionalisme dan hubung- bidang jasa berdasarkan hasil
annya dengan kewirausahaan pengamatan dan atau studi pustaka sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
3.2 Menjelaskan mekanisme 4.2 Mempraktekkan kewirausahaan yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
kewirausahaan bidang jasa melalui bidang jasa sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
pengamatan atau studi pustaka kebutuhan masyarakat sekitar
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
3.3. Mengiden fikasi kelemahan dan 4.3 Mengevaluasi kegiatan
keunggulan mekanisme kegiatan kewirausahaan bidang jasa (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
kewirausahaan bidang jasa sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
3.4 Mengiden fikasi strategi promosi 4.4 Mempraktekkan pembuatan secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
kewirausahaan bidang jasa media promosi yang sesuai bagi
kewirausahaan bidang jasa sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
3.5 Menjelaskan penger an, 4.5 Menganalisis kelebihan dan dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
keunggulan dan kelemahan, kelemahan sistem konsiyasi pada teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
serta tata cara konsinyasi usaha kewirausahaan bidang jasa
kewirausahaan bidang jasa
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
3.6 Menjelaskan makna teknologi 4.6 Merencanakan usaha produk mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
terapan, produk teknologi teknologi terapan berdasarkan
terapan dan jenis usaha pada hasil pengamatan atau studi Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
bidang teknologi terapan pustaka . pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.

308 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 309


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan 3.6 Menjelaskan tahapan dalam 4.6 Merencanakan usaha budidaya
dan mengevaluasi pengetahuan mencipta dalam ranah konkret merencanakan usaha budidaya unggas pedaging berdasarkan
faktual, konseptual, prosedural, dan ranah abstrak terkait dengan unggas pedaging berdasarkan hasil pengamatan atau studi
dan metakogni f berdasarkan pengembangan dari yang dipelajarinya kebutuhan, peluang usaha, pustaka tentang ketersediaan
rasa ingin tahunya tentang ilmu di sekolah secara mandiri serta bahan dan alat yang ada bahan dan alat, administrasi
pengetahuan, teknologi, seni, ber ndak secara efek f dan krea f, didaerah setempat, administrasi pembukuan serta pemasaran di
budaya, dan humaniora dengan
dan mampu menggunakan metoda pembukuan, serta pemasaran daerah setempat
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan melalui kegiatan pengamatan atau
penyebab fenomena dan kejadian, studi pustaka.
serta menerapkan pengetahuan 3.7 Menjelaskan cara dan tahapan 4.7 Memprak kkan usaha budidaya
prosedural pada bidang kajian yang usaha budidaya unggas pedaging unggas pedaging sesuai tahapan
spesifik sesuai dengan bakat dan berdasarkan ketersediaan sumber pembuatan produksi berdasarkan
minatnya untuk memecahkan masalah daya lokal dan daya dukung yang ketersediaan sumber daya lokal
3.1 Menjelaskan tahapan dalam 4.1 Merencanakan usaha budidaya dimiliki oleh daerah setempat dan daya dukung yang dimiliki
merencanakan usaha budidaya unggas petelur berdasarkan hasil melalui pengamatan atau studi oleh daerah setempat
unggas petelur berdasarkan pengamatan atau studi pustaka pustaka
kebutuhan, peluang usaha, tentang ketersediaan bahan dan 3.8 Mengevaluasi kegiatan usaha 4.8 Merencanakan usaha budidaya
bahan dan alat yang ada alat, administrasi pembukuan budidaya unggas pedaging unggas pedaging sebagai
didaerah setempat, administrasi serta pemasaran di daerah pembelajaran pengembangan
pembukuan, serta pemasaran setempat usaha
melalui kegiatan pengamatan atau 3.9 Mengiden fikasi pemanfaatan 4.9 Mempraktekkan pembuatan
studi pustaka. media promosi usaha budidaya media promosi yang sesuai bagi
3.2 Menjelaskan langkah-langkah 4.2 Memprak kkan usaha budidaya unggas pedaging melalui usaha budidaya unggas pedaging
produksi usaha budidaya unggas unggas petelur berdasarkan pengamatan atau studi pustaka sebagai daya tarik penjualan
petelur berdasarkan ketersediaan kebutuhan, dan ketersediaan 3.10 Memahami penjualan dengan 4.10 Memasarkan usaha budidaya
sumber daya lokal dan daya bahan dan alat, serta daya cara konsinyasi usaha budidaya unggas pedaging dengan cara
dukung yang dimiliki oleh daerah dukung yang dimiliki oleh daerah unggas pedaging sebagai penjualan konsinyasi untuk
setempat melalui pengamatan setempat pengembangan usaha pengembangan usaha
atau studi pustaka
3.3 Mengevaluasi kegiatan usaha 4.3 Merencanakan usaha budidaya PENGOLAHAN
budidaya unggas petelur unggas petelur sebagai
pembelajaran pengembangan Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
usaha mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
3.4 Menjelaskan penger an, jenis 4.4 Mempraktekkan pembuatan sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
dan manfaat media promosi yang media promosi yang sesuai bagi yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan
cocok untuk usaha budidaya usaha budidaya unggas petelur
unggas petelur sebagai daya tarik penjualan
ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta
3.5 Menjelaskan penger an, 4.5 Memasarkan usaha budidaya didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
keunggulan dan kelemahan, unggas petelur untuk (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
cara konsinyasi/kerjasama usaha pengembangan usaha sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
budidaya unggas petelur sebagai
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
pengembangan usaha

310 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 311


sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Menjelaskan langkah-langkah 4.2 Membuat pengolahan makanan
dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, produksi usaha pengolahan khas daerah yang dimodifikasi
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. makanan khas daerah yang dari bahan pangan naba dan
dimodifikasi dari bahan pangan hewani berdasarkan kebutuhan,
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses naba dan hewani berdasarkan dan ketersediaan bahan dan alat,
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan ketersediaan sumber daya lokal serta daya dukung yang dimiliki
dan daya dukung yang dimiliki oleh daerah setempat
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor oleh daerah setempat melalui
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi pengamatan atau studi pustaka
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. 3.3 Memahami penghitungan k 4.3 Mengevaluasi hasil penghitungan
impas (Break Even Point) peng- k impas (Break Even Point)
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR olahan makanan khas daerah pengolahan makanan khas
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN yang dimodifikasi dari bahan daerah yang dimodifikasi dari
PENGETAHUAN KETERAMPILAN pangan naba dan hewani bahan pangan naba dan
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan melalui sebagai pembelajaran hewani melalui pengalaman
analisis dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret pengembangan usaha wirausahawan yang sukses
pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan sebagai pembelajaran
prosedural, dan metakogni f pengembangan dari yang dipelajarinya pengembangan usaha
berdasarkan rasa ingin tahunya di sekolah secara mandiri serta 3.4 Menjelaskan penger an, jenis 4.4 Mempraktekkan pembuatan
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, ber ndak secara efek f dan krea f, dan manfaat media promosi media promosi yang sesuai
seni, budaya, dan humaniora dengan dan mampu menggunakan metoda yang cocok untuk pengolahan bagi pengolahan makanan khas
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, sesuai kaidah keilmuan makanan khas daerah yang daerah yang dimodifikasi dari
kenegaraan, dan peradaban terkait dimodifikasi dari bahan pangan bahan pangan naba dan hewani
penyebab fenomena dan kejadian, naba dan hewani sebagai daya tarik penjualan
serta menerapkan pengetahuan 3.5 Menjelaskan penger an, 4.5 Memasarkan pengolahan
prosedural pada bidang kajian yang keunggulan dan kelemahan, makanan khas daerah yang
spesifik sesuai dengan bakat dan cara konsinyasi/kerjasama suatu dimodifikasi dari bahan pangan
minatnya untuk memecahkan masalah pengolahan makanan khas naba dan hewani dengan cara
3.1 Menjelaskan tahapan dalam 4.1 Merencanakan suatu wirausaha daerah yang dimodifikasi dari penjualan konsinyasi untuk
merencanakan suatu wirausaha pengolahan makanan khas bahan pangan naba dan hewani pengembangan usaha
pengolahan makanan khas daerah yang dimodifikasi dari sebagai pengembangan usaha
daerah yang dimodifikasi dari bahan pangan naba dan hewani 3.6 Menjelaskan tahapan dalam 4.6 Merencanakan usaha pengolahan
bahan pangan naba dan hewani berdasarkan hasil pengamatan merencanakan usaha peng- makanan fungsional berdasarkan
berdasarkan kebutuhan, peluang atau studi pustaka tentang olahan makanan fungsional hasil pengamatan atau studi
usaha, bahan dan alat yang ada ketersediaan bahan dan alat, berdasarkan kebutuhan, peluang pustaka tentang ketersediaan
didaerah setempat, administrasi administrasi pembukuan serta usaha, bahan dan alat yang ada bahan dan alat, administrasi
pembukuan, serta pemasaran pemasaran di daerah setempat didaerah setempat, administrasi pembukuan serta pemasaran di
melalui kegiatan pengamatan pembukuan, serta pemasaran daerah setempat
atau studi pustaka. melalui kegiatan pengamatan
atau studi pustaka.

312 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 313


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.7 Menjelaskan cara dan proses 4.7 Membuat pengolahan makanan
pengolahan makanan fungsional fungsional sesuai proses produksi
berdasarkan ketersediaan sumber berdasarkan ketersediaan sumber
daya lokal dan daya dukung yang daya lokal dan daya dukung yang
dimiliki oleh daerah setempat dimiliki oleh daerah setempat
melalui pengamatan atau studi
pustaka
3.8 Menjelaskan penger an, jenis dan 4.8 Mengevaluasi hasil perhitungan
cara menghitung harga jual produk harga jual produk usaha
pengolahan makanan fungsional pengolahan makanan fungsional
melalui pengamatan atau studi mengacu pada perencanaan
pustaka
3.9 Mengiden fikasi pemanfaatan 4.9 Membuat media promosi yang
media yang cocok promosi cocok untuk produk pengolahan
pengolahan makanan fungsional makanan fungsional yang krea f
melalui pengamatan atau studi dan memiliki nilai jual
pustaka
3.10 Memahami penjualan dengan 4.10 Memasarkan produk pengolahan
cara konsinyasi/kerjasama makanan fungsional dengan cara
pengolahan makanan fungsional konsinyasi untuk pengembangan
sebagai pengembangan usaha usaha

314 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C

Anda mungkin juga menyukai