DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 KEPANJEN
Jl. Raya Kedungpedaringan Kepanjen Kab. Malang Telp. (0341) 395777, Fax. (0341) 394776
E-mail smkn1kepanjen@ymail.com website smkn1kepanjen.sch.id
KABUPATEN MALANG Kode Pos 65163
A. Kompetensi Inti
KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI. 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI. 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI. 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pengalaman belajar mengkaji literatur, berdiskusi, tanya jawab, dan penugasan, peserta
didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian demokrasi.
2. Menguraikan prinsip-prinsip budaya demokrasi.
3. Menguraikan klasifikasi demokrasi.
4. Mengidentifikasi prinsip-prinsip demorasi Pancasila.
5. Menjelaskan periodesasi perkembangan demokrasi di Indonesia.
6. Menganalisis pentingnya kehidupan berdemokrasi.
7. Menganalisis perilaku yang mendukung tegaknya demokrasi.
8. Menyusun hasil analisis tentang sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai dengan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
9. Mengkomunikasikan hasil diskusi tentang sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai
dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
D. Materi Pembelajaran
Faktual
Pelaksanaan demokrasi dalam kehidupan sehari-hari seperti mengeluarkan pendapat, pemilihan
ketua kelas, pemilihan ketua osis dan pemilu.
Konseptual
Pengertian demokrasi.
Klasifikasi dan prinsip demokrasi.
Periodesasi pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
Perilaku demokrasi.
Prosedural
Langkah-langkah mengidentifikasi demokrasi.
Langkah kerja diskusi dalam proses menganalisis perilaku yang mendukung tegaknya
demokrasi
E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Discovery Leraning
Metode Pembelajaran : Diskusi, ceramah, tanya jawab, presentasi, dan penugasan
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pembelajaran menggunakan saintifik dengan proses pembelajaran aktif menekankan pada
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Literasi, critical thinking, creativity, collaborasi, dan
communication (4C). Pelaksanaan pembelajaran secara umum dibagi tiga tahapan, yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup
Pertemuan ke-13 (2 JP)
Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
waktu
Kegiatan Awal 10 menit
Guru menciptakan suasana religius dengan menyampaikan salam dan berdoa 2 menit
bersama peserta didik.
Guru dan peserta didik menyanyikan lagu Indonesia Raya
Guru memberikan apersepsi kepada peserta didik untuk mengaitkan materi yang akan 2 menit
dipelajari dengan materi sebelumnya.
Guru memotivasi peserta didik untuk menarik minat belajar peserta didik 2 menit
“Tahukah kalian tentang pelaksanaan demokrasi dalam lingkungan sehari-hari
dimana kalian melakukannya dan kemungkinan kalian tidak menyadari bahwa kalian
melaksanakan demokrasi ini. Dengan menanyakan “bagaimana cara menentukan
ketua kelas, ketua osis di sekolah?” serta dengan menanyakan “apakah kalian sering
melakukan diskusi dengan orangtua? Diskusi dengan teman?”
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik 2 menit
“Peserta didik mampu memahami mengenai kosep demokrasi, klasifikasi dan
prinsip-prinsip demokrasi Pancasila“
Sintaks Kegiatan Inti 70 menit
Mengorientasi Mengamati: 5 menit
peserta didik Guru meminta peserta didik membentuk kelompok yang
terhadap masalah terdiri dari 4-5 anggota
Guru meminta peserta didik untuk membaca dari
berbagai sumber tentang prinsip dan klasifikasi
demokrasi.
Menanya: 5 menit
Peserta didik mengajukan pertanyaan berdasarkan
permasalahan yang diberikan oleh guru. Pertanyaan yang
diharapkan muncul:
Bagaimana bisa demokrasi maknanya beraneka ragam?
Mengapa di Negara otoriter konsep demokrasi nya
berbeda dengan Negara liberal dan Indonesia?
Bagaimana prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila?
KA. 21
Critical thinking: Peserta didik diminta mengajukan
pertanyaan terkait kosep demokrasi, klasifikasi dan
prinsip-prinsip demokrasi Pancasila dengan
melibatkan pola pikir kritis
Communication:
Mengeksplore peserta didik untuk konsentrasi dengan
alur pembelajaran
Mengorganisasi Mengumpulkan Data: 10 menit
peserta didik untuk Peserta didik melakukan kajian literatur dari berbagai
belajar sumber untuk mendapatkan informasi mengenai kosep
demokrasi, klasifikasi dan prinsip-prinsip demokrasi
GLS: peserta
Pancasila.
didik mengkaji
literatur
Menganalisis dan Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik yang 10 menit
mengevaluasi lain untuk menanggapi, bertanya, dan memberikan saran
proses pemecahan atas hasil diskusi yang disampaikan.
masalah Guru memberikan penguatan materi.
KA. 21
Critical Thinking: Peserta didik mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan kosep demokrasi, klasifikasi
dan prinsip-prinsip demokrasi Pancasila.
Guru memberikan kuis untuk mengetahui kedalaman
pemahaman materi peserta didik
Kegiatan Penutup 10 menit
Guru memandu peserta didik menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah 2 menit
dilakukan.
Peserta didik melakukan refleksi kegiatan pembelajaran. 4 menit
Guru menyampaikan gambaran umum dari materi yang akan dipelajari pada 2 menit
pertemuan berikutnya, yaitu periodesasi pelaksanaan demokrasi di Indonesia
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam (Nilai sikap 2 menit
yang ditumbuhkan: religius)
Guru menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis untuk mengikuti proses 3 menit
pembelajaran dengan cara melakukan absensi dan mengontrol kelengkapan
pembelajaran. PPK: kemandirian dan integritas
Guru memberikan apersepsi kepada peserta didik untuk mengaitkan materi yang akan 2 menit
dipelajari dengan materi sebelumnya.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik: “Peserta 3 menit
didik mampu menggambarkan menjelaskan periodesasi pelaksanaan demokrasi di
Indonesia”
Sintaks Kegiatan Inti 75 menit
Mengorientasi Mengamati: 5 menit
peserta didik Guru meminta peserta didik membentuk kelompok yang
terhadap terdiri dari 4-5 anggota
masalah Guru meminta peserta didik untuk membaca dari berbagai
sumber tentang periodesasi pelaksanaan demokrasi di
Indonesia dengan membagi perkelompok
- Kelompok 1: Demokrasi pada periode 1945 – 1949
- Kelompok 2: Demokrasi pada periode 1949 – 1959
- Kelompok 3: Demokrasi pada periode 1959 – 1965
- Kelompok 4: Demokrasi pada periode 1965 – 1998
- Kelompok 5: Demokrasi pada periode 1998 – sekarang
Menanya: 10 menit
Peserta didik mengajukan pertanyaan berdasarkan penjelasan
yang diberikan oleh guru. Pertanyaan yang diharapkan muncul:
Bagaimanakah proses demokrasi Pancasila di Indonesia?
KA. 21
Critical thinking: peserta didik diminta mengajukan
pertanyaan terkait periodesasi pelaksanaan demokrasi di
Indonesia.
Mengorganisasi Mengumpulkan Data: 20 menit
peserta didik Guru membimbing dan terus mendorong peserta didik untuk
untuk belajar terus menggali rasa ingin tahu dengan yang mendalam
tentang dinamika pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
Peserta didik melakukan kajian literatur dari berbagai sumber
untuk mendapatkan informasi periodesasi pelaksanaan
demokrasi di Indonesia.
Menganalisis Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik yang lain 10 menit
dan untuk menanggapi, bertanya, dan memberikan saran atas
mengevaluasi hasil diskusi yang disampaikan.
proses Guru memberikan penguatan materi.
pemecahan
KA. 21
masalah Critical Thinking: Peserta didik melakukan tanya jawab
dengan melibatkan pola pikir kritis
PPK:
kemandirian Guru memberikan kuis untuk mengetahui kedalaman 10 menit
dan integritas pemahaman peserta didik
KA. 21
Critical Thinking: peserta didik menyelesaikan soal
mengenai periodesasi pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
Guru menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis untuk mengikuti proses 2 menit
pembelajaran dengan cara melakukan absensi dan mengontrol kelengkapan
pembelajaran. PPK: kemandirian dan integritas
Guru memberikan apersepsi kepada peserta didik untuk mengaitkan materi yang akan 3 menit
dipelajari dengan materi sebelumnya.
“Tahukah kalian jika kehidupan demokratis itu penting bagi kita?”
“Apakah kalian tahu bagaimana sih menerapkan perilaku yang mendukung tegaknya
nilai-nilai demokrasi?”
Guru memotivasi peserta didik dengan memberikan suatu permasalahan reaksi 3 menit
berantai
Sintaks Kegiatan Inti 70 menit
Mengorientasi Mengamati: 2 menit
peserta didik Peserta didik diminta untuk mengamati beberapa gambar
terhadap masalah tentang perilaku demokrasi di Indonesia
Menanya: 10 menit
KA. 21 Peserta didik mengajukan pertanyaan berdasarkan
Critical
penjelasan yang diberikan oleh guru. Pertanyaan yang
thinking: peserta
didik diminta diharapkan muncul:
mengajukan Apakah peserta didik diperbolehkan untuk
pertanyaan terkait berpartisipasi dalam pembuatan keputusan di sekolah?
pentingnya Bagaimana cara membangun kehidupan demokratis di
demokrasi dan Indonesia?
perilaku yang
mendukung
tegaknya nilai-
nilai demokrasi
dalam kehidupan
sehari-hari
dengan
Apakah hal tersebut dapat di implementasikan dalam
kehidupan sehari-hari?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
peserta didik: “Peserta didik mampu menganalisis
pentingnya kehidupan yang demokratis dan menganalisis
perilaku yang mendukung tegaknya demokrasi.
Mengorganisasi Mengumpulkan Data: 20 menit
peserta didik untuk Guru membentuk kelas menjadi beberapa kelompok yang
belajar terdiri dari 4-5 orang
Peserta didik melakukan kajian literatur dari berbagai
sumber untuk mendapatkan informasi mengenai
pentingnya kehidupan demokratis dan perilaku yang
mendukung tegaknya demokrasi secara berkelompok
GLS: peserta didik mengkaji literatur
Menganalisis dan Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik yang 10 menit
mengevaluasi proses lain untuk menanggapi, bertanya, dan memberikan saran
pemecahan masalah atas hasil diskusi yang disampaikan.
KA. 21
PPK:
Critical Thinking: Peserta didik melakukan tanya
kemandirian
jawab dengan melibatkan pola pikir kritis
dan integritas
Guru memberikan penguatan materi.
Guru memberikan kuis untuk mengetahui kedalaman 10 menit
pemahaman peserta didik
KA. 21
Critical Thinking: Peserta didik menyelesaikan soal
mengenai reaksi fusi dan fisi dengan melibatkan pola
pikir kritis
Kegiatan Penutup 5 menit
Guru memandu peserta didik menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah 1 menit
dilakukan.
Peserta didik melakukan refleksi kegiatan pembelajaran. 2 menit
Guru meminta peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam kegiatan penilaian 1 menit
harian
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam salam (Nilai 1 menit
sikap yang ditumbuhkan: religius)
4. Keterampilan Observasi
Terampil dalam melakukan diskusi
Terampil dalam melakukan presentasi
2. Instrumen Penilaian
Aspek Pengetahuan
Soal uraian dan pilihan ganda, kunci jawaban, dan cara pengolahan nilai (instrumen
terlampir pada lampiran )
Aspek Keterampilan
Lembar observasi diskusi dan presentasi, pedoman penilaian, dan cara pengolahan
nilai (instrumen terlampir pada lampiran )
3. Pembelajaran Remediasi dan Pengayaan
Pembelajaran remediasi dilakukan segera setelah kegiatan penilaian
Pembelajaran remediasi diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai
KKM.
Pengayaan diberikan kepada siswa yang telah mencapai nilai KKM dalam bentuk
pemberian tugas ke KD berikutnya.
Prinsip Demokrasi
Demokrasi juga memiliki beberapa prinsip penting di dalamnya. Berikut ini adalah beberapa prinsip
sistem demokrasi yang ada.
Adanya suatu kebebasan yang telah disepakati, diakui serta disetujui oleh tiap warga Negara.
Adanya keikutsertaan dari masing-masing warna Negara di dalam melaksanakan dan juga
menentukan suatu keputusan yang sifatnya politik.
Adanya kesetaraan dan keadilan untuk tiap warga Negara.
Tiap warna Negara mempunyai kesamaan dan juga kesetaraan di dalam praktik politik.
Pelaksanaan demokrasi masa 1945 – 1949 (masa Undang-Undang Dasar 1945 kurun waktu
yang pertama)
Sebagai negara yang baru merdeka Indonesia menghadapi berbagai rongrongan. Mempertahankan
kemerdekaan. Oleh karna itu kita dapat memahami terjadinya perubahan ketatanegaraan seperti :
1. Tanggal 16 Oktober 1945 pemerintah mengeluarkan maklumat No. X/1945 yang
memberikan kewenangan yang luar biasa kepada BP KNIP untuk menjalankan kekuasaan
legislatif dan menetapkan GBHN.
2. Tanggal 3 Nopember 1945 di keluarkan maklumat Pemerintah agar rakyat di beri
kesempatan yang seluas-luasnya untuk mendirikan partai politik. Setelah di keluarkan
Maklumat tersebut secara resmi berdiri 10 partai politik.
3. Maklumjat pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 yang merubah sistem pemerintahan
presidensiil menjadi kabinet parlementer yang berdasarkan asas-asas demokrasi liberal yang di
pimpin oleh perdana mentri Syahrir. Dlam kabinet ini mentri-mentri tidak lagi menjadi
pembantu dan bertanggung jawab kepada Presiden tetapi bertanggung jawab kepada KNIP.
Pelaksanaan demokrasi kurun waktu tahun 1949 – 1950, masa konstitusi RIS
Pada masa ini telah terjadi perubahan konstitusi dari Undang-Undang Dasar 1945 menjadi Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia Serkat. Sejak berlakunya konstitusi RIS yang berlaku adalah
demokrasi liberal dengan sistim parlementer. Pelaksanaan demokrasi pada masa ini tidak
berlangsung lama karena bentuk negara serikat yang di anut dalam konstitusi RIS tidak cocok
dengan bangsa Indonesia oleh karenanya pada tanggal 17 Agustus 1950 kita kembali lagi ke bentuk
negara kesatuan RI.
Pelaksanaan demokrasi kurun waktu tahun 1950 -1959, masa UUDS
Pada masa berlakunyaUUDS 1950 pemerintah berdasarkan sistem parlementer dengan
demokrasinya liberal. Pada masa ini bangsa Indonesia untuk pertama kalinya menyelenggarakan
pemilu untuk memilih anggota konstituante dan anggota DPR. Lembaga konstituante yang di beri
tugas untuk membentuk UUD ternyata tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, hal ini
disebabkan oleh adanya konflik antar partai dalam tubuh konstituante. Akibat macetnya tugas
penyusunan UUD, keadaan ketatanegaraan menjadi sangat rawan, dan sangat membahayakn
kelangsungan hidup bangsa Indonesia, maka Presiden mengeluarkan dekrit 5 Juli 1959 yang isinya
menetapkan :
1. Pembubara konstituante
2. Berlakunya UUD 1945 tidak berlakunya UUD Sementara Tahun 1950.
3. Pembentukan MPRS yang terdiri atas anggota DPR di tambah utusan daerah dan golongan
serta pembentukan DPAS.
Pelaksanaan Demokrasi kurun waktu tahun 1959 – 1966
Melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Undang-Undang Dasar 1945 berlaku kembali, Demokrasi yang
berlaku adalah Demokrasi terpimpin dengan sistem pemerintahaan Presidensil, menggantikan
demokrasi liberal dengan sistem pemerintahan parlementer. Demokrasi terpimpin adalah demokrasi
yang sesuai dengan sila keempat pancasila, yaitu demokrasi khas indonesia yang dipimpin oleh
hikmah kebikjasanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Akhirnya semua kebijaksanaan yang di
tempuh harus bisa di kembalikan dengan sila keempat Pancasila.
Presiden Soekarno mengungkapkan demokrasi terpimpin tersebut tidak bertentangan dengan
Pancasila dan UUD 1945 serta budaya bangsa namun identik dengan Demokrasi pancasila.
Namun dalam prakteknya yang di maksud dengan terpimpin adalah di pimpin oleh Presiden,
sehingga terjadi pemusatan kekuasaan pada satu tangan yaitu Presiden. Kekuasaan presiden sangat
dominan, kepemimpinannya jauh lebih besar dari pada demokrasinya. Kebijakan-kebijakannya
seringkali bertentangan dan menyimpang dari ketentuan dalam UUD 1945. Pada masa ini politik di
Indonesia didominasi oleh penyimpangan-penyimpangan tersebut pemerintahan tidak berjalan
sesuai dengan UUD 1945, keadan politik, keamanan dan ekonomi semakin memburuk. PKI
memanfaatkan keadaan itu untuk melakukan pemberontakan, dengan kegagalan pemberontakan
tersebut berakhir pelaksanaan demokrasi terpimpin dan berlakunya demokrasi Pancasila.
Pelaksanaan demokrasi kurun waktu tahun 1966 – 1998
Pelaksanaan Demokrasi liberal dan Demokrasi terpimpin telah membuat bangsa Indonesia Hancur
karna telah terjadi Peyimpangan-penyimpangan yang tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi ,
UUD 1945 dan Pancasila.
Untuk mewujudkan pemerintahan yang demokratis diperlukan adanya keberanian dan peran aktif
dari lembaga kontrol terhadap penyelengaraan pemerintahan sehingga demokrtatisasi dapat berjalan
dengan baik.
Sebaliknya berdasarkan pengalaman sejarah kehidupan berbangsa dan bernegara pada kurun waktu
tahun 1996 sampai dengan 1998, membuktikan bahwa dengan lemahnya kontrol terhadap
pemerintahan demokratisasi tidak berjalan. Hal ini terjadi karna orde baru tidak kosekwen dalam
pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945. Di mana kekuasa Presiden sangat sentralistik mendominasi
supra struktur maupun infra struktur, Pancasila sebagai satu satunya asas bagi parpol dan ormas
sehingga menimbulkan budaya KKN yang memicu terjadinya krisis diseluruh aspek kehidupan
bangsa, terjadinya ketidak adilan, pelanggaran Hak Asasi Manusia dan munculnya gejolak sosial
yang mengarah pada gejala disintegrasi bangsa.
Pada masa ini pancasila di jadikan sumber tindakan otoriter dengan diikuti manipulasi pasal-pasal
dalam UUD 1945. Maka dari itu rakyat menuntut reformasi untuk mengembalikan Pancasila pada
fungsi dan kedudukan yang sebenarnya yaitu sebagai dasar negara buikan alat untuk memperkokoh
kedudukan penguasa. Akhirnya lahirlah gerakan reformasi yang ditandai dengan tumbangnya orde
baru pada tanggal 21 Mei 1998.
5. Pelaksanan Demokrasi kurun waktu tahun 1988 sampai sekarang
Dalam praktek orede baru hanya membawa kebahagiaan semu, Perekonomian merosot, Ekonomi
mengarah pada kapitalis dan banyak lagi. Puncaknya di tandai dengan hancurnya ekonomi
nasional. Maka timbul sebagai gerakan masyarakat yang menuntut roformasi di segala bidang
terutama politik, ekonomi, hukum. Maka reformasi saat ini banyak di salah artikan sebagai
gerakan masyarakat untuk melakukan pemaksaan kehendak, merusak fasilitas umum, dan
penganiyayaan yang hakekatnya merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia.
Menurut Riswanda Imawan 1998 makna reformasi pada hakekatnya sebagai suatu gerakan untuk
menata ulang terhadap hal-hal yang menyimpang untuk di kembalikan ke bentuk semula dengan
nilai nilai idial yang di cita citakan rakyat.
Menurut Sri Sultan Hamengkubuwono X, 1998, gerakan reformasi harus tetap ada diletakkan dalam
kerangka perspektif pancasila sebagai landasan cita-cita dan mengarah pada disintergasi,
anarchisme, brutalisme dan pada akhirnya menuju ke arah kehancuran bangsa dan negara indonesia.
Agar gerakan reformasi berhasil harus memiliki kondisi dan syarat tertentu yaitu :
1. Suatu gerakan reformasi dilakukan karena adanya suatu penyimpangan-penyimpangan.
2. Suatu gerakan reformasi dilakukan harus dengan suatu cita-cita yang jelas,dalam hal ini
pancasila sebagai idiologi bangsa dan negara Indonesia.
3. Suatu gerakan reformasi dilakukan dengan berdasar pada suatu kerangka struktural tertentu,
dalam hal ini UUD sebagai kerangka acuan reformasi.
4. Reformasi dilakukan ke arah suatu perubahan ke arah kondisi serta keadaan yang lebih baik.
5. Reformaswi dilakukan dengan suatu dasar moral dan etik sebagai manusia yang
Berketuhanan Yang Maha Esa serta terjaminnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Lingkungan Sekolah
1. Berusaha selalu berkomunikasi
individual.
2. Ikut serta dalam kegiatan politik di
sekolah seperti pemilihan ketua
OSIS, ketua kelas, maupun kegiatan
yang lain yang relevan.
3. Berani mengajukan petisi
(saran/usul).
4. Berani menulis artikel, pendapat,
opini di majalah dinding.
5. Selalu mengikuti jenis pertemuan
yang diselenggarakan OSIS.
6. Berani mengadakan kegiatan yang
merupakan realisasi dari program
OSIS dan sebagainya.
Lingkungan masyarakat
1. Bersama-sama menjaga kedamaian
masyarakat.
2. Berusaha mengatasi masalah yang
timbul dengan pemikiran yang
jernih.
3. Mengikuti kegiatan rembug desa.
4. Mengikuti kegiatan kerja bakti.
5. Bersama-sama memberikan ususlan
demi kemajuan masyarakat.
A. Pilihan Ganda
No Pertanyaan Jawaban Skor
a. Pancasila
b. Masyarakat
c. Pemerintah
d. UUD 195
e. Bhinneka Tunggal Ika
B. Uraian
1. Jelaskan pengertian dari demokrasi! (Skor: 10)
Jawaban: Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang diseleggarakan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat
2. Tuliskan nilai-nilai Demokrasi! (Skor: 10)
Jawaban: 1) Adanya pengakuan akan supermasi hukum (daulat hukum) sehingga tidak
ada kesewenang-wenangan. 2)Perlakuan yang sama di depan hukum bagi
setiap warga negara. 3) Terlindungnya hak-hak manusia oleh undang-undang
dasar serta keputusan-keputusan pengadilan.
3. Buatlah contoh partisipasi masyarakat dalam demokrasi! (Skor: 10)
Jawaban: Partisipasi masyarakat dalam demokrasi adalah memilih wakil-wakil rakyat
dan para pemimpin di pemerintahan, berhak dan bertanggung jawab untuk
menyuarakan aspirasi atau kritik kapansaja terhadap para wakil dan
pemerintah yang mereka pilih, dan mengawasi para wakil rakyat dan
pemerintah dan tidak hanya tunggu saat pemilu berikutnya
4. Berikan pendapat anda tentang demokrasi pada era digital saat ini! (Skor: 20)
Jawaban: Jawaban bervariasi melihat pendapat peserta didik. Nilai menjadi kebijakan
giri.
5. Berikan pendapat anda apakah demokrasi yang berlangsung di Indonesia saat ini sudah
mengacu kepada nilai-nilai Pancasila? jelaskan dan berikan contoh yang kongkret!
(Skor: 20)
Jawaban: Jawaban bervariasi melihat pendapat peserta didik. Nilai menjadi kebijakan
guru.
Lampiran 4
Penilaain Autentik
Nah, coba sekarang kalian amati diri masing-masing. Apakah perilaku kalian telah mencerminkan
warga Negara yang baik atau belum? Mari berbuat jujur dengan mengisi daftar perilaku di bawah
ini dengan membubuhkan tanpa ceklist (v) pada kolom selalu, sering, kadang-kadang dan tidak
pernah.
Pengalaman Pribadi
Alasan
No Pertanyaan Kadang Tidak
Selalu Sering
-kadang Pernah
1 Memutuskan sesuatu yang menyangkut
kepentingan keluarga secara mufakat.
2 Melaksanakan tugas tugas harian di
keluarga, misalnya dalam hal
membersihkan rumah.
3 Memaksakan kehendak kepada anggota
keluarga yang lain.
4 Menggunakan produksi dalam negeri.
Pedoman Penskoran:
Skor 4 jika selalu, skor 3 jika sering, skor 2 jika kadang-kadang, skor 1 jika tidak pernah
Nilai = (skor yang diperoleh) x 100
4
Lembar Observasi:
Petunjuk:
Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai keterampilan diskusi peserta didik.
Berilah tanda cek () pada kolom aspek pengamatan jika aspek tersebut ditampilkan oleh peserta
didik.
Berilah tanda (X) pada kolom aspek pengamatan jika aspek tersebut tidak ditampilkan oleh
peserta didik.
Aspek Pengamatan
Jumlah
No Nama Bertanya Menjawab Mengajukan
Aktivitas
pertanyaan pendapat
1
2
3
4
5
6
Dst
Pedoman Penilaian:
Kriteria Rentang Nilai Kualitas
Siswa mendapatkan jumlah aktivitas 10 kali atau lebih 80 Sangat Baik
Siswa mendapatkan jumlah aktivitas 5-9 75 Baik
Siswa mendapatkan jumlah aktivitas 1-4 70 Cukup
Siswa tidak mendapatkan jumlah aktivitas 60 Kurang
Lampiran 6
KETERAMPILAN PRESENTASI
Lembar Observasi:
Petunjuk:
Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai keterampilan kinerja presentasi peserta didik.
Berilah angka yang sesuai pada kolom aspek pengamatan dengan berpedoman pada pedoman
penilaian.
Kelompok 2
1.
2.
3.
4.
Kelompok 3
1.
2.
3.
4.
Dst...
Pedoman penskoran:
Skor
Aspek yang
No 1 2 3
dinilai
(Kurang) (Cukup) (Baik)
1. Penguasaan isi Tidak menguasai isi Kurang menguasai Sangat menguasai
materi, isi materi, isi materi,
pengaplikasian pengaplikasian pengaplikasian
rumus yang rumus yang rumus yang
digunakan tidak digunakan kurang digunakan dalam
sesuai sesuai konsep mol benar
dan tepat
2. Cara Tidak menggunakan Menggunakan Menggunakan
menjelaskan bahasa yang baik bahasa yang baik bahasa yang baik
dan tidak sopan, dan sopan, dan sopan,
penyampaian tidak penyampaian mudah penyampaian
mudah dipahami, dipahami, kurang mudah dipahami,
tidak komunikatif komunikatif dengan sangat komunikatif
dengan audiens, audiens, kurang dengan audiens,
tidak memberi memberi kesempatan memberi
kesempatan audiens kepada audiens kesempatan kepada
untuk berpikir untuk berpikir audiens untuk
berpikir
3. Cara menjawab Tidak dapat Menjawab Menjawab
pertanyaaan menjawab pertanyaan yang pertanyaan yang
pertanyaan yang diajukan audiens diajukan audiens
diajukan audiens, namun kurang tepat, dengan benar,
tidak menggunakan menggunakan menggunakan
bahasa yang baik bahasa yang baik bahasa yang baik
dan tidak sopan dan sopan dan sopan
4. Tampilan Tidak memanfaatkan Kurang Memanfaatkan
presentasi media yang ada, memanfaatkan media yang ada,
tampilan presentasi media yang ada, tampilan sangat
kurang menarik tampilan presentasi menarik
menarik
Kriteria Penilaian:
Jumlah skor Kriteria
Skor 4-6 Kurang terampil
Skor 7-9 Cukup terampil
Skor 10 Terampil
Lampiran 7
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP
1. Sikap Sosial
Sikap dan Sosial
Tanggung jawab
Nilai Kualitatif
Percaya Diri
Bersahabat
Total Skor
Rata-Rata
Disiplin
Santun
No Nama Siswa
1
2
3
4 dsb
Aspek : Santun