2017
Purba, Tafrina R
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2859
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Asuhan Keperawatan pada Ny.P dengan Prioritas Masalah
Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri Gastritis di Lingkungan
VI Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia
Oleh
Tafrina R Purba
142500099
Tafrina R Purba
LembarPengesahan ......................................................................................................... i
Kata Pengantar ............................................................................................................... ii
Daftarisi .......................................................................................................................... iv
Bab IPendahuluan
1.1 LatarBelakang .............................................................................................. 1
2.1 Tujuan ......................................................................................................................... 2
3.1 Manfaat ....................................................................................................................... 2
Bab IIPengelolaanKasus
2.1 Konsep Gastritis
2.1.1 Defenisi .................................................................................................................... 4
2.2.2Etiologi...................................................................................................................... 4
2.1.3Patofisiologi .............................................................................................................. 6
2.1.4ManifestasiKlinis ...................................................................................................... 9
2.1.5Klasifikasi ............................................................................................................... 11
2.1.6 PemeriksaanPenunjang .......................................................................................... 12
2.1.7 Pencegahan ............................................................................................................ 13
2.1.8 Penatalaksanaan ..................................................................................................... 16
2.1.9 Komplikasi ............................................................................................................. 19
2.2 KonsepNyeri
2.2.1 Defenisi .................................................................................................................. 20
2.2.1 Etiologi................................................................................................................... 22
2.2.2 Klasifikasi .............................................................................................................. 23
2.2.3 Mekanisme ............................................................................................................. 25
2.3AskepKasus
2.3.1 Pengkajian.............................................................................................................. 44
2.3.2 Analisa Data ........................................................................................................... 50
2.3.3 DiagnosaMasalah ................................................................................................... 51
2.3.4 ImplementasidanEtiologi ....................................................................................... 54
Bab III Kesimpulandan Saran..................................................................................... 56
DaftarPustaka ............................................................................................................... 57
Lampiran
3.1 MANFAAT
1. Bagi Pasien
Karya Tulis Ilmiah ini dapat memenuhi kebutuhan klien tentang Asuhan
Keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar nyeri.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan informasi kepada petugas kesehatan
terkait dengan upaya meningkatkan pemberian asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan kebutuhan dasar nyeri.
3. Bagi mahasiswa
Karya tulis ini dapat digunakan sebagai informasi terkait dengan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia melalui asuhan keperawatan dengan gangguan nyeri.
2.1.2 Etiologi
Gastritis Bakterialis merupakan infeksi bakteri helikobakter pylori yang hidup di
dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung.Diperkirakan ditularkan melalui
jalur oral atau akibat memakan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri
ini.Infeksi ini sering terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat bertahn seumur hidup
jika tidak dilakukan perawatan.Gastritis karena stress akut, penyakit berat atau trauma
(cedera) yang terjadi tiba-tiba, pembedahan ,infeksi beratcederanya sendiri mungkin
tidak mengenai lambung seperti terjadi pada luka bakar yang luas atau terjadi cedera
yang menyebabakan perdarahan hebat.
Gastritis erosif kronispemakaian obat penghilang rasa nyeri secara terus menerus
obat analgesic anti inflamasi non steroid (AINS) seperti aspirin ibuprofen, dan naproxen
dapat menyebabkan perdarahan pada lambung. Dengan cara menurunkan Prostaglandin
yang bertugas untuk melindungi dinding lambung.Penyakit kronis, gejalanya sakit perut
dan diare dalam bentuk cairan.Bisa menyebabkan peradangan kronis pada dinding
cairan saluran cerna, namun, kadang-kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada
dinding lambung.Infeksi bakteri atau virus, sebagian besar populasi di dunia terinfeksi
oleh bakteri H.Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding
lambung.Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat
ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat
memakan makan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H.Pyolri
sering terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak
dilakukan perawatan.
Histamine
↑Produksi As.Lambung
Penghancuran sawar
Vasodilatasi &
epitel
phermeabilitas kapiler
4. Gastritis eosinofilik
Gejalanya berupa nyeri perut muntah dah muntah bisa disebabkan penyempitan
atau penyumbatan ujung aluran lambung yang menuju ke usus 12 jari.
2.1.5 Klasifikasi
Gastritis dibagi menjadi 2 jenis (Charlene J. Reeves, 2001) yaitu:
Gastritis akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek dengan konsumsi agen kimia
atau makanan yang menggangu dan merusak mucosa gastrik.
Salah satu bentuk gastritis akut yang manifestasi klinisnya adalah:
Gastritis akut erosif disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam
dari pada mukosa muscolaris (otot-otot pelapis lambung) sedangkan gastritis akut
hemoragic disebut hemoragic karena pada penyakitini akan dijumpai perdarahan
mukosa lambung yang menyebabkan erosidan perdarahan mukosa lambung
dalamberbagai derajat dan terjadi erosi yang berarti hilangnyakontinuitas
mukosalambung pada beberapa tempat, menyertai inflamasi pada mukosa lambung
tersebut. (Hirlan, 2001)
2.1.6Pemeriksaan Penunjang
Bila pasien didiagnosis terkena gastritis, biasanya dilanjutkan dengan
pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara jelas penyebabnya, pemeriksaan ini
meliputi :
Pemeriksaan darah tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibody H.Pylori
dalam darah. Hasil test yang positif menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi.
Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat perdarahan
lambung akibat gastritis.
Pemeriksaan pernafasan tes ini dapat menentukan apakah pasien dapat terinfeksi oleh
bakteri H.Pyolri atau tidak.
Pemeriksaan feses tes ini memeriksa apakah terhadap H.Pyolri atau tidak. Tes hasil
yang berikut warna fese merah kehitaman-hitaman, bau sedikit amis, konsistensinya
lembek tetapi ada juga agak keras terdapat lender. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap
adanya darah dalam feses.Hal ini menunjukkan adanya perdarahan pada lambung.
Endoskopi saluran cerna bagian atas dengan tes ini dapat terlihat adanya
ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat oleh sinar
X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel atau
(endoskopi) melalui mulut dan masuk kedalam esofagus, lambung dan bagian atas usus
2.1.7Pencegahan
Walaupun infeksi H.Pylori tidak dapt selalu dicegah, berikut beberapa saran
untuk dapat mengurangi resiko terkena gastritis.
• Makan secara teratur
Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas,
asam, gorengan, atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan
jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaiman cara
memakannya. Makanlah dalam jumlah yang cukup pada waktunya dan
lakukan dengan santai.
• Hindari alkohol
Penggunaan alkohol dapt mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa lambung
dan dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan.
• Jangan merokok
Merokok menggangu kerja lapisan lambung, membuat lambung lebih rentan
terhadap gastritis dan borok.merokok juga dapat meningkatkan asam
lambung sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan
penyebab utama terjadinya kanker lambung.
• Kendalikan stress
Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem
kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stress
juga dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperlambat
kecepatan pencernaan. Karena stress bagi sebagian orang tidak dapat
dihindari, maka kuncinya adalah dengan mengendalikannya secara efektif
dengan cara diit yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olahraga teratur dan
relaksasi yang cukup.
Management stress
Manajemen stres.Stres dapat meningkatkan serangan jantung dan stroke.
Kejadian ini akan menekan respons imun dan akan mengakibatkan gangguan
pada kulit. Selain itu, kejadian ini juga akan meningkatkan produksi asam
lambung dan menekan pencernaan. Tingkat stres seseorang berbeda-beda
untuk setiap orang. Untuk menurunkan tingkat stress anda disarankan
banyak mengkonsumsi makanan bergizi, cukup istirahat, berolahraga secara
teratur, serta selalu menenangkan pikiran. Anda dapat menenangkan pikiran
dengan melakukan meditasi atau yoga untuk menurunkan tekanan darah,
kelelahan dan rasa letih.
Management stress
Hobby
Theraphy
Management
stress
SPA
Nature
Music
Yoga
• Memelihara tubuh
2.1.8 Penatalaksanaan
Gastritis akut
Faktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya, diet lambung dengan
posisi kecil dan sering.Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung
berupa antagonis reseptor H2 Inhibition pompa proton, antikolinergik dan antasid juga
ditujukan sebagai sifo protektor berupa sukralfat dan prostaglandin (Mansjoer, 1999).
Penatalaksanaan sebaiknya meliputi pencegahan terhadap setiap pasien dengan resiko
tinggi, pengobatan terhadap penyakit yang mendasari dan menghentikan obat yang
dapat menjadi kuasa dan pengobatan suportif.Pencegahan dapat dilakukan dengan
pemberian antasida dan antagonis H2 sehingga mencapai PH lambung 4.Meskipun
hasilnya masih jadi perdebatan, tetapi pada umumnya tetap dianjurkan.Pencegahan ini
terutama bagi pasien yang menderita penyakit dengan keadaan klinis yang berat.Untuk
pengguna aspirin atau anti inflamasi nonsteroid pencegahan yang terbaik adalah dengan
Misaprostol, atau Devivat Prostaglandin Mukosa.
Dahulu sering dilakukan kuras lambung dengan air es untuk menghentikan
perdarahan saluran cerna bagian atas, karena tidak ada bukti klinis yang dapat
menunjukkan manfaat tindakan tersebut untuk menghenti-kan perdarahan saluran cerna
bagian atas, pemberian antasida, antagenis H2 dan sukralfat tetap dianjurkan walaupun
efek teraupetiknya masih diragukan. Biasanya perdarahan akan segera berhenti bila
keadaan si pasien membaik dan lesi mukosa akan segera normal kembali, pada sebagian
pasien biasa mengancam jiwa. Tindakan-tindakan itu misalnya dengan endoskopi
skleroterapi, embolisasi arteri gastrika kiri atau gastrektomi.Gastrektomi sebaiknya
dilakukan hanya atas dasar abolut (Hirlan, 2009).
Penatalaksanaan medikal untuk gastritis akut dilakukan dengan menghindari
alkohol dan makanan sampai gejala, dilanjutkan diet tidak mengiritasi.Bila gejala
menetap, diperlukan cairan intravena.Bila terdapat perdarahan, penatalaksanaan
serupadengan pada hemoragi saluran gastrointestinal atas.Bila Gastritis dihubungkan
dengan alkali kuat, gunakan jus karena adanya bahaya perforasi.
2.1.9 Komplikasi
Jika dibiarkan tidak terawat gastritis akan dapat mengakibatkan peptic ulcers
dan perdarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat mengakibatkan
resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus-menerus pada
dinding lambung dan perubahan pada sel-sel dinding lambung.
Kebanyakan kanker lambung adalah Adenocarcinomas, yang bermula pada sel-
sel kelenjar dalam mukosa. Kanker jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H.Pylori
adalah MALT (mukosa associated lympoihoid tissue), Lymphomas, kanker ini
berkembang secara perlahan pada jaringan sistem kekbalan pada dinding lambung.
Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahun awal.
Intensitas Nyeri
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri yang dirasakan
oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual, dan
kemungkinan nyari dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua
orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling
mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu
sendiri.Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran
pasti tentang nyeri itu sendiri. (Prasetyo, 2010)
a. Karakteristik Nyeri
Karakteristik nyeri meliputi lokasi, penyebaran nyeri, dan kemungkinan penyebaran,
durasi (menit, jam, hari, bulan) serta irama (terus-menerus, hilang timbul, periode
bertambah atau berkurangnya intensitas nyeri) dan kualitas nyeri.(Prasetyo, 2010)
2.2.4Mekanisme nyeri
Nyeri merupakan suatu fenomena yang penuh rahasia dan mengunggah rasa ingin tahu
para ahli.Begitu pula untuk menjelaskan bagaiman nyeri tersebut terjadi masih
merupakan suatu misteri.Namun demikian ada beberapa teori yang menjelaskan
mekanisme transmisi nyeri.Teori tersebut di antaranya adalah the specifity theory, the
intensity, dan gate control theory.
Implus nosiseptif
Dihantarkan ke talamus
Nyeri
1. Pengkajian nyeri
Prasetyo (2010) mengatakan tindakan perawat yang perlu dilakukan oleh perawat dalam
melakukan pengkajian pada pasien nyeri akut adalah :
a. Mengkaji perasaaan klien (respon psikologi yang muncul).
b. Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri.
c. Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri.
Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien
dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri ), sebaiknya perawat
berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba
mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri. Terdapat komponen yang
harus diperhatikan seorang perawat didalam memulai mengkaji respon nyeri
yang dialami oleh klien. Girton (1984 dalam Prasetyo, 2010), mengidentifikasi
komponen- komponen tersebut, diantaranya :
1. Penentuan ada tidaknya nyeri:
2. Skala Numerik
Skala Numerik digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsian
kata.Dalam hal ini, pasien menilai nyeri dengan skala 0 sampai
10.Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri, angka 10
mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien. Skala ini
efektif digunakan untuk mengkaji intensitas terapeutik
5. Durasi (T:time)
Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukadurasi,rangkaianyer
3. Respon fisiologis : pada saat impuls nyeri naik ke medula spinalis menuju ke
batang otak dan thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai
bagian dari repoon stres. Stimulus pada cabang simpatis pada sistem saraf
otonom menghasilkan respon fisiologis.
4. Respon perilaku : perawat perlu belajar dan mengenal berbagai respon
perilaku tersebut untuk memudahkan dan membantu dalam mengidentifikasi
masalah nyeri yang dirasakan klien. Respon perilaku yang biasa ditunjukkan
adalah merubah posisi tubuh, menghusap bagian yang sakit, menggeretakkan
gigi, menunjukkan ekspresi wajah meringis, mengerang, mengaduh, menjerit,
meraung.
5. Respon afektif : respon afektif juga perlu diperhatikan oleh seorang perawat
di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri.
Annsietas (kecemasan) perlu digali dengan menanyakan pada pasien seperti:
“apakah saat ini Anda merasakan cemas?.Selain itu juga adanya depresi,
2. Analisa Data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai statuskesehatan
klien, kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri,dan hasil
konsultasi dari medis atau pun profesi kesehatan lainnya. Data focus adalah data tentang
perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatandan masalah kesehatannya
serta hal-hal yang mencakup tindakan yangdilaksanakan terhadap klien. (Prasetyo,
2010)Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yangdilakukan
secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhankeperawatan dan
kesehatan lainnya. Pengumpulan informasi merupakan tahapawal dalam proses
keperawatan. Dari informasi yang tekumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-
masalah yang dihadapi klien.Selanjutnya data dasar itudigunakan untuk menentukan
diagnonis keperawatan, merencanakan asuhankeperawatan, serta tidakan keperawatan
untuk mengatasi masalah-masalah klien.Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk
rumah sakit, selama klien dirawatsecara terus menerus, serta pengkajian ulang untuk
menambah/melengkapi data(Prasetyo, 2010).
Tujuan pengumpulan data
1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien.
2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien.
3. Untuk menilai keadaan kesehatan klien.
Tujuan:
1. Klien mengatakan merasa sehat dan nyaman.
2. Klien mempertahankan kemampuan untuk melakukan perawatan diri.
3. Klien mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki saat ini.
4. Klien menjelaskan faktor-faktor penyebab merasa nyeri.
5. Klien menggunakan terapi yang diberikan di rumah dengan aman.
Rencana Tindakan:
1. Kaji faktor yang dapat menurunkan toleransi nyeri (ketidakpercayaan) orang
lain, kurang pengetahuan, keletihan, kehidupan yang monoton).
2. Kurangi atau hilangkan faktor yang dapat meningkatkan nyeri.
3. Kolaborasikan bersama klien untuk menentukan metode mana yang dapat
digunakan untuk mengurangi intensitas nyeri. Pertimbangkan hal berikut
sebelum memilih metode pereda nyeri yang spesifik, yakni kemauan klien
untuk berpartisipasi (motivasi), kemampuann berpartisipasi (ketangkasan,
penurunan sensorik), hal-hal yang disukai, dukungan orang terdekat,
kontraindikasi (alergi, masalah kesehatan), biaya yang dibutuhkan, tingkat
kerumitan, tindkan pencegahan, dan kenyamanan. Jelaskan berbagai metode
pereda nyeri (mis, aplikasi panas atau aplikasi dingin) berikut kewaspadaan
yang diperlukan.
5. Tindakan keperawatan
Menurut Doengoes, 2000 implementasi adalah tindakan pemberiankeperawatan
yang dilaksanakan untuk membantu mencapai tujuan pada rencana tindakan
keperawatan yang telah disusun. Setiap tindakan keperawatan yang dilaksanakan dicatat
dalam catatan keperawatan yaitu cara pendekatan pada klien efektif, teknik komunikasi
terapeutik serta penjelasan untuk setiap tindakan yang diberikan kepada pasien. Dalam
melakukan tindakan keperawatan menggunakan 3 tahap pendekatan, yaitu independen,
dependen, interdependen.Tindakan keperawatan secara independen adalah suatu
kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau
tenaga kesehatan lainnya. Interdependen adalahtindakan keperawatan yang menjelaskan
suatu kegiatan dan memerlukan kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya, misalnya
tenaga sosial, ahli gizi, dan dokter. Sedangkan dependen adalah tindakan yang
berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis.Keterampilan yang harus
dipunyai perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan yaitu kognitif, sikap dan
psikomotor.Dalam melakukan tindakan khususnya pada klien dengan gastritis yang
harus diperhatikan adalah pola nutrisi, skala nyeri klien, serta melakukan pendidikan
kesehatan pada klien.
6. Evaluasi
Menurut Doengoes, 2000 evaluasi adalah tingkatan intelektual untuk
melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Kemungkinan yang dapat
terjadi pada tahap evaluasi adalah masalah dapat diatasi, masalah teratasi sebagian,
masalah belum teratasi atau timbul masalah baru. Evaluasi yang dilakukan
adalahevaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan
menilai kemampuan klien dalam merespon rangsangan nyeri, mampu mempertahankan
fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki, mampu menggunakan terapi yang diberikan
untuk mengurangi rasa nyeri (Prasetyo, 2008).
Evaluasi proses adalah evaluasi yang harus dilaksanakan segera setelah
perencanaan keperawatan dilaksanakan untuk membantu keefektifitasan terhadap
tindakan.Sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilaksanakan pada akhir
tindakan keperawatan secara keseluruhan sesuai dengan waktu yang ada pada
tujuan.Adapun evaluasi dari diagnosa keperawatan gastritis secara teoritis adalah
apakah rasa nyeri klien berkurang, apakah klien dapat mengkonsumsi makanan dengan
baik, apakah terdapat tanda-tanda infeksi, apakah klien dapat melakukan aktivitasnya
secara mandiri, apakah klien mampu mengungkapkan pemahaman tentang penyakit
gastritis.
Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam
meresposns rangsangan nyeri, di antaranya hilangnya perasaan nyeri,
menurunnyaintensitas nyeri, adanya respons fisiologis yang baik, dan pasien mampu
melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri.
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama :Ny.P
Jenis kelamin :Perempuan
Umur :46 tahun
Status perkawinan :Sudah menikah
Agama :Islam
Pendidikan :SLTA
Pekerjaan :Wiraswasta
Alamat :Jln.Antariksa Gg.Pipa 4 No.40
Tanggal pengkajian :3 Mei 2017
Diagnosa medis :Gastritis
C. RIWAYAT PSIKOLOGI
Ny.P mengatakan cemas dengan gangguan kebutuhan tidur yang dialami
klien.
D. RIWAYAT SOSIAL
Ny.P mengikuti acara perwiritan setiap hari jumat yang dilakukan
dirumah warga lingkungan VI tersebut.
E. SPIRITUAL
3.1 KESIMPULAN
Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung, yang
berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan
lain. (Charlene J, Reeves, 2001)
Dari asuhan keperawatan pada Ny.P dengan Gastritis di Lingkungan VI
Kelurahan Sari Rejo Kecamatan MedanPolonia, penulis melakukan tindakan selama 3
hari dan penulis menemukan 3 diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny.P yaitu :
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan kadar asam
lambung ditandai dengan nyeri tekan pada daerah ulu hati (epigastrium).
2. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan rasa tidak nyaman
setelah makan , anoreksia, mual, muntah ditandai dengan wajah Ny.P kelihatan
pucat ,tampak lemah dan tidak berenergi.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi ditandai dengan klien
tampak bertanya mengenai makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh
dikonsumsi untuk gastritis.
3.2 SARAN
1. Bagi Mahasiswa Dalam Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini memberikan
pengalaman belajar yang komprehensif bagi penulis, khususnya dalam memberikan
asuhan keperawatan pada klien dengan prioritas masalah nyeri Gastritis di
kelurahan sari rejo.
2. Bagi Keluarga Peran dan perhatian keluarga sebagai support sistem perlu
ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan klien selama sakit agar dapat
mempercepat proses penyembuhan klien, keluarga diharapkan selalu menjaga
lingkungan yang sehat, sehingga klien bisa istirahat dengan tenang dan nyaman.
3. Bagi pelayan kesehatan agar penerapan pengkontrolan nyeri dapat di maksimalkan,
mengingat pentingnya intervensi tersebut dilakukan pada pasien gastritis sehingga
masalah dapat diatasi dan untuk lebih meningkatkan kepedulian pada pasien
gastritis dalam pengontrolan rasa nyaman nyeri.