Iyep Saefulrahman
e-mail: sef73rahman@gmail.com
ABSTRAK
Membangun desa menjadi salah satu kewajiban pemerintah desa, karena hal
ini terkait dengan fungsi pembangunan yang dimilikinya. Dalam implementasinya,
selain kepemimpinan, modal sosial juga menjadi faktor utama yang dapat
mewujudkannya. Kepercayaan, kebersamaan, norma, dan jaringan yang hidup
dalam masyarakatnya menjadi modal bagi terwujudnya pembangunan desa apabila
pemimpinnya memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan yang berkarakter
sensitif dan responsif. Oleh karena itu, ke depan, Pemerintah perlu menyiapkan
strategi dan pola yang terarah agar pemimpin di desa memiliki kemampuan dan
karakter seperti itu.
Kata kunci: pembangunan desa, kepemimpinan, dan modal sosial.
ABSTRACT
Build the village became one of the obligations of the Government of the
village, because it is related to the function of development. In its implementation,
in addition to leadership, social capital is also a major factor that can make it
happen. Trust, mutuality, norms, and networks that live in society became the capital
for the realization of the construction of the village in its managerial and leadership
ability involves sensitive and responsive. Therefore, forward Government needs to
set up a directional pattern and strategy so that leaders in the village have the
ability and the character of such it.
Keywords: development of Village, leadership, and social capital.
Ndraha, yang dikutip Labolo (2006:26), Vilfredo Pareto. Pareto, seperti dikutip
dengan dua fungsi dasarnya, yaitu Bottomore, membagi kelas (elit) dalam
“fungsi primer atau fungsi pelayanan dua kelompok, yaitu:
dan fungsi sekunder atau fungsi Elite yang memerintah, yang
pemberdayaan”. terdiri dari para individu yang
secara langsung maupun tidak
Implementasi fungsi-fungsi
langsung memainkan bagian
pemerintahan tersebut tidak hanya
yang berarti dalam pemerintahan,
menjadi tanggung-jawab Pemerintah
dan elite yang tidak memerintah,
Pusat saja, tetapi juga Pemerintahan yang terdiri dari mereka yang
Daerah dan Pemerintah Desa. Hal ini tidak termasuk dalam kelompok
disebabkan keduanya merupakan pertama (Bottomore dalam
bagian dari Pemerintah Pusat.Apalagi Kartodirdjo, 1986:25).
kalau dikaitkan dengan kebijakan
desentralisasi yang memberi “kewa Dari pandangan tersebut kita bisa
jiban” pada Daerah dan Desa untuk melihat bahwa dalam masyarakat
turutserta menyelenggarakan pemerin senantiasa akan selalu ada kelas, yaitu
tahan yang di dalamnya termasuk yang memerintah (memimpin) dan
implementasi fungsi-fungsi pemerin yang diperintah (dipimpin). Kelas
tahan. Keberhasilan implementasi yang pertama karena sedikit maka
fungsi pemerintahan ini menjadi tolok biasanya memiliki keunggulan baik
ukur dari keberadaan dan keberhasilan dari sektor ekonomi maupun non
sebuah organisasi pemerintah (Rasyid, ekonomi dibanding kelas yang kedua.
2000). Weber melihat pembagian kelas itu
Sebagai bagian dari Pemerintahan dalam konsep tipe idealnya, yaitu kelas
Pusat, penyelenggaraan pemerintah sosial dan status sosial (Turner, dkk,
Desa dalam konteks Indonesia diatur 1998).
oleh perundang-undangan. Saat ini Keunggulan ini dimanfaatkan
pengaturannya didasarkan pada untuk meraih kekuasaan dan pengaruh
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 serta membangun kelompok atau
tentang Pemerintahan Daerah. Dengan jaringan sendiri yang akan membantu
merujuk pada undang-undang tersebut, pada keberlanjutan eksistensi dirinya
penyelenggaraan pemerintahan dila dan kelompoknya. Kekuasaan dan
kukan terutama oleh Pemerintah Desa pengaruh ini umumnya mencakup
lebih khusus lagi oleh Kepala Desa dalam segala aspek kehidupan terutama
karena dialah yang menjadi pemimpin dalam hubungannya dengan kelas
di desa baik secara formal maupun kedua.
informal.
Dalam zaman modern, pembagian
Dalam teori-teori sosiologi, istilah masyarakat dalam dua kelas ini
elit dikemukakan pertama kali oleh mengalami pergeseran. Demokrasi
akan sulit diwujudkan. Ia sadari betul warga masyarakat sebagai kelas massa
hal tersebut sehingga yang pertama atau kelas yang diperintah. Hal ini
dilakukan olehnya adalah membangun dapat ditunjukkan dengan program-
kepercayaan. Walaupun terlihat seder program yang ditetapkan oleh
hana tetapi sekecil apapun perhatian pemerintah yang senantiasa mendapat
pemimpin pada yang dipimpinnya dukungan dari warganya. Penetapan
ternyata membawa dampak yang program pembangunan ini tentu saja
sangat besar. melalui tahapan pengambilan kepu
tusan. Berdasarkan informasi kepala
Nilai harmoni yang muncul yang
desa masyarakat umumnya cenderung
melahirkan kebersamaan ternyata juga
mempercayakan pengambilan kepu
berdampak pada terbangunnya kepe
tusan terkait dengan pembangunan ini
dulian akan sesama. Semangat untuk
pada orang-orang atau warga masya
saling membantu tanpa adanya pamrih
rakatnya yang dituakan atau dijadikan
akan balas jasa di benak warga
panutan. Aturan dalam pengambilan
Pangauban yang dalam pandangan
keputusan ini menjadi bagian atau
Hasbullah (2006) dengan merujuk
unsur dari modal sosial sebagaimana
pendapat ahli merupakan salah satu
Hasbullah (2006) jelaskan yang
unsur modal sosial yaitu terkait dengan
melihat norma sebagai sekumpulan
resiprocity. Dengan kata lain kepe
aturan yang diharapkan diikuti dan
dulian sosial menjadi sumberdaya
dipatuhi oleh setiap anggota dalam
tersendiri bagi pemerintah untuk
suatu masyarakat tertentu. Dalam hal
mewujudkan program pembangunan
ini di Pangauban juga terdapat aturan
desanya. Pemerintah desa sendiri
tentang tatacara dalam pengambilan
sedari awal memang berharap kepe
keputusan.
dulian sesama di antara warganya
dapat tumbuh. Pilihan strateginya Inisiatif warga pada beberapa
dengan pembangunan fisik berupa program pembangunan desa
program bedah rumah, tepat karena menunjukkan bahwa warga selain
ternyata mendapatkan dampak yang memang memiliki kepedulian juga
besar. Pada akhirnya dapat disimpulkan menunjukkan adanya semangat untuk
bahwa kepedulian pemerintah pada senantiasa proaktif. Tindakan proaktif
warga menumbuhkan kepedulian yang ditunjukkan oleh warga desa
sosial dalam diri warga desanya. Hal tersebut merupakan sumber daya yang
ini sekaligus juga semakin menum tidak ternilai bagi pemerintah desa.
buhkan kepercayaan warga pada Tindakan ini pun merupakan salah satu
pemerintahnya. unsur dalam modal sosial. Menurut
Hasbullah (2006) sebagai salah satu
Secara implisit kita juga dapat
unsur dalam modal sosial, tindakan
melihat adanya aturan yang mendasari
yang proaktif ini terwujud pada adanya
hubungan antarpemerintah dan tokoh
keinginan untuk senantiasa terlibat
masyarakat sebagai kelas elit dengan
dari kepedulian pada nasib warga desa, samaan yang terbangunlah yang men
tidak hanya yang kurang mampu secara jadi salah satu penyebab berhasilnya
ekonomi tetapi juga nasib warga lain pembangunan di Pangauban.
seperti guru-guru yang mengajar di
Gambaran kepemimpinan kepala
sekolah Aliyah milik yayasan. Per
desa tersebut menunjukkan ia sesung
soalan yang dihadapi guru-guru
guhnya telah menerapkan salah satu
sebagaimana dideskripsikan sebelum
aspek manajemen pemerintahan karena
nya bisa dijadikan ukuran atas
setiap perangkat desa memiliki
kepedulian kepada desa. Pemecahan
deskripsi pekerjaan yang jelas. Dengan
pada persolan ini juga terjadi menjadi
demikian sesungguhnya ia telah men
solusi bagi masalah lain yang dihadapi
jadi seorang manager sebagaimana
warga, yaitu tersedianya sekolah negeri
dimaksud oleh Setiyono (2007). Di
yang dekat dengan tempat tinggal
tambah lagi kemampuannya untuk
warga. Sehingga kendala jauhnya
memilih pe rangkat desa yang tepat
lokasi SMA (yang berlokasi di ibukota
sehingga setiap kebijakannya yang
kecamatan) tidak lagi menjadi kendala
menjadi kebijakan desa mendapat du
bagi warga yang ingin anak-anaknya
kungan penuh dari perangkat desanya.
dapat melanjutkan sekolah.
Kepala desa mensyukuri sekali
Transparansi terhadap kondisi
mendapatkan perangkat desa yang
keuangan yang dimiliki desa menjadi
menurutnya cerdas. Jarang katanya dia
hal lainnya yang menyebabkan kepala
menjelaskan tugas kepada perangkat
desa semakin mendapat kepercayaan.
desa sebanyak dua kali, bahkan
Kondisi ini juga semakin memperkuat
terkadang mereka sendiri yang
karakter sensitif yang dimilikinya.
berinisiatif untuk melaksanakan tugas
Dari penuturan sumber informasi
pokok dan fungsi yang melekat pada
(kepala dusun dan kepala desa sendiri),
masing-masing perangkat. Di sisi lain
kepala desa tidak pernah memegang
dari informasi salah seorang
uang desa, apapun jenisnya.
narasumber (kadus) dapat disimpulkan
Bagi kepala desa masalah bahwa kepala desa memiliki
keuangan itu menjadi tanggung-jawab kemampuan dalam menjelaskan tugas-
bendahara desa. Ia sendiri hanya tahu tugas harian pada bawahannya
jumlah dan sumbernya. Tetapi walau sehingga mudah dimengerti.
begitu kepala desa sadar betul bahwa
Kepedulian kepala desa pada
kebijakan pengelolaannya ada pada
perangkat desa menjadi nilai tambah
nya. Sikap transparansinya ini semakin
dari kemampuan managerialnya.
mendekatkan antara dirinya dan
Sebagaimana saat ini dua perangkatnya
perangkat desanya serta antara dirinya
yang terkena musibah selalu mendapat
dan yang dipimpinnya. Sebagai buk
perhatian dari kepala desa. Tidak hanya
tinya adalah kekompakan dan keber
bawahannya itu tetapi juga menyangkut