MANAJEMEN KONFLIK
Oleh :
NRP. 181153
PERILAKU ORGANISASI
SURABAYA
2018 / 2019
RIBUAN KARYAWAN FREEPORT MOGOK KERJA SEBULAN
Mimika, Provinsi Papua memulai aksi mogok kerja selama sebulan penuh terhitung mulai 1
Mei hingga 30 Mei 2017 setelah belum tercapainya kesepakatan dengan pihak manajemen
perusahaan itu.
Ketua Bidang Organisasi Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Kimia, Energi dan
Pertambangan (PUK SP-KEP) SPSI PT Freeport Yafet Panggala di Timika Senin mengatakan,
aksi mogok kerja karyawan Freeport dimulai bertepatan dengan peringatan Hari Buruh Sedunia
(May Day).
"Sampai tadi malam pukul 00.00 WIT, kami terus menunggu itikad baik dari
manajemen untuk menerima tuntutan kami. Tapi ternyata hal itu belum terjadi atau belum ada
kesepakatan. Dengan demikian, surat mogok kami yang sebelumnya disampaikan ke pihak
Menurut dia, aksi mogok karyawan Freeport akan segera diikuti oleh karyawan
perusahaan kontraktor dan privatisasi Freeport yang tergabung dalam 14 Pimpinan Unit Kerja
(PUK).
Namun karyawan perusahaan kontraktor dan privatisasi Freeport baru akan bergabung
dalam aksi mogok kerja bersama mulai 9 Mei 2017 sebagaimana surat pemberitahuan mogok
komunikasi dengan manajemen perusahaan. Jika nanti terjadi kesepakatan dengan pihak
"Mogok bukan tujuan, tapi semata-mata alat perjuangan kami. Jangan sampai ada kesan
bahwa kami hanya mau mogok terus. Tidak seperti itu," katanya.
2
Ia mengatakan, hingga kini Serikat Pekerja dengan manajemen PT Freeport masih
belum bersepakat dalam beberapa hal terkait penerapan sanksi bagi karyawan yang dianggap
Industrial/PHI 2015-2017.
Pihak Serikat Pekerja ngotot agar seluruh karyawan yang tidak masuk kerja sejak 11
April 2017 tidak diberikan sanksi PHK, tapi hanya sanksi berupa pembinaan (surat peringatan
satu sampai surat peringatan tiga plus) dan tidak dibayarkan hak-haknya (upah) selama
meninggalkan pekerjaan.
Semua sanksi yang akan dijatuhkan kepada karyawan yang mangkir bekerja tersebut
harus dibicarakan bersama dengan pihak Serikat Pekerja, alias tidak diberi tindakan semena-
menegakkan disiplin bagi para pekerja yang mangkir, termasuk bagi karyawan yang potensial
terkena PHK.
Saat ini spanduk-spanduk, pamflet dan stiker-stiker soal adanya sanksi PHK bagi
karyawan yang tidak masuk kerja berturut-turut selama lima hari tanpa pemberitahuan yang
jelas berseliweran di Terminal Bus Gorong-gorong Timika yang merupakan pintu akses keluar
Spanduk, stiker dan pamflet serupa ditemukan di sekitar Check Point 28 dekat jalan
Sumber : Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ribuan Karyawan Freeport
https://regional.kompas.com/read/2017/05/02/05223661/ribuan.karyawan.freeport.mogok.kerj
a.sebulan.
3
STRATEGI MENANGANI KONFLIK
Ketika buruh menyampaikan aspirasi dan keinginan mereka melalui berbagai aktivitas
bersikap bijak dan cermat dalam mengambil keputusan. Seringkali terjadi pengusaha
mengambil keputusan yang emosional tanpa berpikir panjang tentang dampak dari keputusan
tersebut sehingga membawa kerugian baik bagi perusahaan ataupun kepada pekerja.
Pemogokan karyawan adalah hak pihak karyawan didalam perusahaan, apabila ada
kesepakatan dan kebijakan yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan dirasa tidak sesuai dengan
apa yang telah mereka lakukan terhadap perusahaan, setelah dilakukan musyawarah serta
mufakat secara bipartit yang sesuai dengan pasal, bab yang tertuang didalam KKB perusahaan.
Dalam strategi menangani konflik diharapkan memberikan akibat yang positif bagi
1. Kompetisi. Sering juga disebut sebagai strategi “kalah – menang” yaitu penyelesaian
2. Kolaborasi. Sering juga disebut sebagai strategi “menang – menang” dimana pihak
– pihak yang terlibat mencari cara penyelesaian konflik yang sama – sama
4
5. Kompromi. Sering disebut dengan strategi “kalah – kalah” dimana pihak – pihak
yang terlibat dalam konflik sama – sama mengorbankan sebagian dari sasarannya,
Sesuai dengan permasalahan dalam berita / artikel tayang di Kompas.com dengan judul
"Ribuan Karyawan Freeport Mogok Kerja Sebulan", strategi menangani konflik yang tepat
menurut penulis adalah strategi Kolaborasi – Kompromi. Alasan penulis menggunakan strategi
seperti ini dikarenakan pihak karyawan merasa tuntutannya masih belum diterima dan belum
terdapat kesepakatan, serta semua sanksi yang akan dijatuhkan kepada karyawan yang mangkir
bekerja tersebut harus dibicarakan bersama dengan pihak Serikat Pekerja, alias tidak diberi
tindakan semena – mena oleh pihak manajemen. Sedangkan pihak manajemen PT. Freeport
bersi keras mengambil kewenangan penuh dalam menegakkan disiplin bagi para pekerja yang
Oleh karena itu, menggunakan strategi Kolaborasi – Komproni menurut penulis sangat
tepat, dimana kedua belah pihak yang terlibat mencari cara penyelesaian konflik yang sama –
sama menguntungkan kedua belah pihak. Selain menguntungkan, kedua belah pihak yang
terlibat dalam konflik sama – sama mengorbankan sebagian dari sasarannya, dan mendapatkan
hasil yang tidak maksimal. Hal ini dibilang adil dikarenakan kedua belah pihak juga merasakan
5
yang telah mereka lakukan
terhadap perusahaan.
2. Ketika perusahaan sudah Perusahaan bisa memberikan pilihan bagi
berupaya untuk memberikan semua karyawan yang melakukan demo
fasilitas terbaik namun buruh untuk memilih untuk mengambil keputusan
meminta tuntutan yang lebih tersebut atau tidak. Bagi yang menolak
besar yang mana ini bisa keputusan bisa melepaskan kontrak kerja
menjadi boomerang bagi dengan perusahaan sedangkan bagi yang
perusahaan, perusahaan bisa menerima bisa tetap melanjutkan bekerja di
mengambil keputusan untuk perusahaan tersebut. Para pekerja biasanya
menolak tuntutan buruh. akan mempertimbangkan keputusan tersebut.
Di sisi lain, perusahaan hendaknya juga
bersiap-siap tentang rencana bila banyak
karyawan dan buruh yang akhirnya
melepaskan kontrak. Hal ini untuk
mempersiapkan adanya kemungkinan
terburuk sehingga perusahaan akan tetap siap
untuk melanjutkan aktivitas kerja.
3. Munculnya aksi demo ataupun Melihat fenomena demikian, perusahaan
mogok kerja seringkali terjadi hendaknya juga bisa lebih jeli dan cermat
akibat adanya rasa tidak puas tentang kondisi ekonomi dan latar belakang
dari satu ataupun beberapa dari pekerjaannya sehingga bisa lebih bijak
orang. dan tepat dalam mengambil keputusan.
4. Ketika buruh menyampaikan Pengusaha hendaknya juga bisa memahami
aspirasi dan keinginan mereka secara mendalam tentang berbagai kebijakan
melalui berbagai aktivitas yang telah ditetapkan di perusahaan sehingga
industrial seperti pemogokan, ketika buruh dan pekerja melakukan aksi
demonstrasi, ataupun lainnya. protes dan demonstrasi terkait tentang
Seringkali terjadi pengusaha kebijakan yang diambil, pengusaha akan
mengambil keputusan yang memiliki jawaban yang masuk akal dan logis
emosional tanpa berpikir tentang apa yang terjadi.
panjang tentang dampak dari
keputusan tersebut sehingga
6
membawa kerugian baik bagi
perusahaan ataupun kepada
pekerja.
5. Ketika buruh melakukan demo Pengusaha hendaknya juga bisa tegas dan
untuk menuntut hak mereka, tanggap dalam menghadapi berbagai
perusahaan tidak tegas dalam persoalan. Tegas dalam hal ini bukanlah
menjawab apa yang menjadi mengambil keputusan diktator yang
aspirasi buruh sehingga buruh sewenang-wenang sesuai kemauan tetapi
merasa semakin kecewa lebih kepada memberikan keputusan yang
terhadap sikap atasan mereka. kuat untuk menyelesaikan persoalan tersebut
dengan berpikir secara cermat dan cepat.
Kesimpulan
Setiap perusahaan bisa memiliki permasalahan yang beragam terkait buruh dan pekerja
sehingga cara menghadapi demo buruh dan karyawan pun akan berbeda di masing – masing
kasus. Hanya saja, setiap pengusaha hendaknya memiliki sikap tegas, bijak, cermat, dan tidak
kesejahteraan pekerjanya.