Anda di halaman 1dari 20

1

SIKLUS SEL
Adnan
(Dosen Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar)

A. GAMBARAN UMUM SIKLUS SEL


Sel merupakan satuan dasar struktural, fungsional dan
hereditas makhluk hidup. Untuk pertumbuhan dan perkembangannya,
setiap organisme hidup tergantung pada pertumbuhan dan
penggandaan sel-selnya. Pada organisme uniseluler, pembelahan sel
diartikan sebagai reproduksi, dan dengan proses ini dua atau lebih
individu baru dibentuk dari sel induk. Pada organisme multiseluler,
individu-individu baru berkembang dari satu sel primordial yang
dikenal dengan nama zygot, selanjutnya tumbuh dan berkembang
menjadi individu baru. Selama rentang hidupnya, sel-sel pada
organisme multiseluler sebagian mengalami penuaan dan kerusakan.
Oleh sebab itu perlu diperbaiki melalui pembelahan sel. Dengan
demikian pembelahan sel berfungsi dalam (i) reproduksi (ii)
pertumbuhan, dan (iii) perbaikan.
Umumnya, sebelum suatu sel mengalami pembelahan, sel-sel
terlebih dahulu mengalami pertumbuhan hingga mencapai ukuran
tertentu. Setiap sel mengalami dua periode yang penting dalam siklus
hidupnya, yaitu periode interfase atau periode non pembelahan dan
periode pembelahan sel (M) yang menghasilkan sel-sel baru. Kedua
periode tersebut secara umum dikenal dengan nama siklus sel.
Dengan kata lain, kegiatan yang terjadi dari satu pembelahan sel ke
pembelahan sel berikutnya disebut siklus hidup (daur) sel . Secara
singkat tahapan pada siklus hidup sel dapat dilihat pada gambar 1.
Adnan

Gambar 1. Skema siklus sel (Campbell and Mitchell, 2002)

Interfase terdiri atas tiga fase, yaitu: G1 (Gap pertama), S


(Sintesis DNA), dan G2 (Gap kedua), Pada fase G1, sel anak
mengalami pertumbuhan, pada fase S terjadi replikasi dan transkripsi
DNA; sedangkan pada fase G2, merupakan fase post sintesis, dimana
sel mempersiapkan diri untuk membelah. Pembelahan sel meliputi
dua tahapan yaitu : kariokinesis atau mitosis dan sitokinesis. Perlu
diingat bahwa apabila pembelahan sel menghasilkan dua buah sel anak
yang tidak sama besarnya, maka G1 bagi sel anak yang kecil lebih
lama daripada sel anakan yang besar.
Puncak siklus hidup sel yaitu pembelahan sel, yang secara
umum diberi tanda M yang berarti fase mitosis. Pada waktu yang
singkat kromatin di dalam inti sel induk memampat membentuk
kromosom, untuk kemudian bersama-sama dengan seluruh isi sel,
dibagi dua ke masing-masing sel anak. Selama periode interfase,
kromosom tidak tampak disebabkan karena materi kromosom dalam
bentuk benang-benang kromatin, dan komponen-komponen
makromolekulnya didistribusikan di dalam inti. Selama siklus sel
terjadi perubahan-perubahan yang sangat dinamis. Perubahan-
perubahan tersebut terutama komponen-komponen kimia dari sel
seperti DNA, RNA, dan berbagai jenis protein. Duplikasi DNA
berlangsung selama periode khusus dari interfase yang disebut fase
sintesis atau periode S. Periode sintesis didahului oleh periode G1 dan
diikuti oleh periode G2.
Fase pembelahan sel yang terdiri atas fase mitosis dan
sitokinesis. Fase mitosis terdiri atas beberapa fase yaitu fase profase,
fase prometafase, fase metafase, fase anafase, dan fase telofase.
Selama pembelahan sel, inti mengalami serangkaian perubahan-
perubahan yang sangat kompleks, terutama peruahan-perubahan
kandungan intinya. Pada saat pembelahan sel berlangsung, salut inti
dan nukleus menjadi tidak tampak dan subtansi kromatin mengalami
kondensasi menjadi kromosom.

B. PEMBELAHAN SEL
1. MITOSIS
Mitosis atau pembelahan inti merupakan stadium akhir dari
siklus sel dan merupakan satadium yang paling pendek, yaitu kurang
lebih 10% dari keseluruhan waktu yang dibutuhkan untuk satu kali
siklus. Selama pemebelahan inti, struktur kromosom tanpak
mengalami perubahan-perubahan secara progresif.
3
DNA pada sel eukariotik sangat panjang.
Panjang DNA pada manusia berkisar 3 m atau kira-kira
300.000 kali lebih besar dari diameter sel tersebut.
Sebelum sel membelah, semua DNA harus disalin dan dibagi rata agar
setiap sel anak memiliki genom lengkap. Replikasi dan distribusi
DNA dalam jumlah banyak itu terkelola dengan baik karena molekul-
molekul DNA dikemas menjadi kromosom. Setiap species sel
eukariotik memiliki jumlah kromosom yang khas di dalam setiap
nukleus sel. Misalnya sel somatik manusia (semua sel tubuh kecuali
sel reproduktif atau gamet) mengandung 46 kromosom. Sel sperma
dan sel telur manusia memiliki jumlah kromosom setengah kromosom
sel somatik, yaitu 23 kromsom.
Di dalam setiap kromosom eukariotik terdapat satu molekul
DNA linear yang sangat panjang yang mewakili ribuan gen. DNA ini
berkaitan dengan berbagai jenis protein yang mempertahankan
struktur kromosom dan membantu mengontrol aktivitas gen.
Kompleks protein-DNA yang lasim disebut kromatin diorganisasi
menjadi serat yang tipis dan panjang. Setelah sel menduplikasi
genomnya dalam persiapan pembelahan, kromatin ini memadat.
Kromatin ini tergulung dan terlipat sangat padat sehingga terbentuk
kromosom yang tebal yang dapat diamati dengan mikroskop cahaya.
Adnan

Gambar 2. Tahap-tahap Pembelahan Mitosis (Sheeler and Bianchi,


1983)

Setiap kromosom terduplikasi terdiri atas dua kromatid saudara


(sister chromatid). Kedua kromatid yang mengandung salinan
molekul DNA kromosom yang identik, mula-mula saling berlekatan
satu dengan yang lain. Dalam bentuk padatnya, kromosom ini
memiliki “pinggang” yang ramping pada daerah khusus yang disebut
sentromer. Pada proses pembelahan sel selanjutnya, kromatid saudara
dari semua kromosom ditarik saling menjauh dan dikemas kembali
sebagai kumpulan lengkap di dalam dua nukleus baru, masing-masing
satu pada setiap ujung sel. Mitosis, yaitu pembelahan nukleus,
biasanya segera diikuti oleh sitokinesis, yaitu pembelahan sitoplasma.
5
Pada proses pembelahan ini, dari satu sel diperoleh dua
sel anak yang memiliki informasi genetik yang
equivalen dengan sel induknya.

Gambar 3. Duplikasi dan Distribusi Kromosom Selama Mitosis


(Campbell dan Mitchell, 2002)

Profase
Profase merupakan transisi dari fase G2 ke fase pembelahan
inti atau mitosis (M) dari siklus sel. Profase adalah stadium pertama
dari mitosis. Kromatin yang menyebar selama interfase secara
perlahan-lahan terkondensasi menjadi kromosom yang mantap.
Jumlah kromatin yang tepat merupakan ciri khas dari setiap species,
sekalipun pada species yang berbeda dapat mempunyai jumlah
kromatin yang sama. Selain itu pada profase salut inti mulai
berdegenerasi dan secara perlahan-lahan inti menjadi tidak tampak,
dan terjadilah pembentukan spindel mikrotubul.
Adnan

Gambar 4. Kromatin (a) Selama Interfase dan (b) Profase


Sebelum profase masing-masing kromosom mengalami
duplikasi selama fase sintesis dari siklus sel. Setiap kromosom terdiri
atas dua kromatid sister yang bergabung pada suatu tempat yang
disebut sentromer atau kinetockor. Pada awal profase, massa
mikrotubul sitoplasma yang merupakan bagian dari sitoskeleton rusak
dan membentuk kelompok molekul-molekul tubulin yang besar.
Molekul-molekul tubulin digunakan kembali untuk konstruksi
komponen utama aparatus mitosis atau spindel mitosis. Spindel
mitosis merupakan struktur benang bipolar yang sebagian besar
disusun oleh mikrotubul yang mula-mula terbentuk di luar nukleus.
Pusat pembentukan spindel atau kumparan pada kebanyakan sel
hewan ditandai dengan adanya sentriol. Pasangan sentriol pada sel
mula-mula berduplikasi dengan suatu proses yang dimulai tepat
sebelum fase sintesis.
Duplikasi menghasilkan dua pasang sentriol. Masing-masing
pasangan sentriol sekarang menjadi pusat mitosis yang membentuk
pusat bagi susunan mikrotubul radial yang disebut aster. Kedua aster
tersebut terletak berdampingan dekat salut inti. Pada profase akhir,
berkas-berkas mikrotubul polar berinteraksi diantara dua aster, mula-
mula memnajang dan tanpak mendorong sentriol ke bagian sepanjang
sisi salut inti. Dengan cara ini spindel mitosis bipolar terbentuk.
7

Gambar 5. Skema Proses Duplikasi Sentriol


Spindel mitosis terdiri dari mikrotubul dan mikrofilamen yang
berasosiasi dengan protein. Berdasarkan perlekatannya, spindel
mitosis dibagi menjadi dua yaitu serabut-serabut bipolar yang
merentang dari dua kutub spindel ke arah ekuator, dan serabut-serabut
kinetokor yang melekat pada sentromer pada setiap kromatid dan
merentang ke arah spindel.

Gambar 6. Spindel bipolar berasal dari dalam sitoplasma pada profase dari
dua pusat mitosis.
Adnan

Gambar 7. Spindel pada Awal Anafase. Terlihat mikrotubul kinetokor


dan mikrotubul polar (mikrotubul nonkinetokor)
Prometafase
Prometafse (metafase awal) dimulai secara tiba-tiba dengan
rusaknya inti yang pecah menjadi fragmen-fragmen membran yang
tidak dapat dibedakan dengan potongan-potongan retikulm
endoplasma. Fragmen-fragmen tersebut tetap berada disekitar
kumparan atau spindel selama mitosis. Kumparan-kumparan yang
terletak di luar inti sekarang dapat masuk ke daerah inti.

Gambar 8. Keadaan Inti Selama Prometafase

Pada saat prometafase, kromosom-kromosom bermigrasi ke


arah pusat spindel. Gerakan tersebut disebabkan karena adanya
gerakan yang beragitasi yang disebabkan oleh adanya interaksi antara
benang-benang kinetokor dengan komponen-komponen lain dari
spindel.

Metafase
Selama metafase, sentromer dari setiap kromosom berkumpul
pada bagian tengah spindel pada bidang ekuator. Pada tempat-tempat
ini, sentromer-sentromer diikat oleh benang-benang spindel yang
terpisah, dimana setiap kromatid dilekatkan pada kutub-kutub spindel
yang berbeda. Kadang-kadang benang-benang spindel tidak
berasosiasi dengan kromosom dan merentang secara langsung dari
satu kutub ke kutub yang lain. Pada saat metafase, sentromer-
sentromer diduplikasi dan setiap kromatid menjadi kromosom yang
berdiri sendiri atau independen..
9

Gambar 9. Keadaan Inti Selama Metafase

Anafase
Anafase dimulai secara tiba-tiba ketika pasangan kinetochor
pada masing-masing kromatid terdorong secara perlahan-lahan
menuju kutub spindel. Jadi anafase ditandai dengan terjadinya
pemisahan kromatid sister membentuk anak kromosom yang bergerak
menuju kutub spindel yang berlawanan.

Telofase
Ketika kromatid-kromatid anakan yang terpisah sampai di
kutub, benang-benang kinetochor lenyap, benang-benang kumparan
kembali memanjang dan salut inti yang baru kembali terbentuk
disekitar masing-masing kromatid anakan. Kromosom nujkleulus
tanpak kembali dan mitosis berakhir.
Adnan

Gambar 10. Keadaan Inti Selama Anafase, Telofase dan Sitokinesis

2. SITOKINESIS
Sitokinesis Pada Sel Hewan
Sitoplasma terbagi oleh suatu proses yang dikenal sebagai
cleavage yang biasanya dimulai pada akhir anafase dan telofase.
Membran pada bagian tengah sel tertarik ke dalam membentuk alur
cleavage yang tegak lurus pada sumbu kumparan diantara nukleus dan
secara bertahap menyempit hingga pada akhirnya putus dan
membentuk dua sel anak secara terpisah.

Sitokinesis Pada Sel Tumbuhan


Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan tidak mampu
membentuk lekuk cleavage. Hal ini disebabkan karena adanya
dinding sel yang kaku. Sitokinesis pada dinsing sel tumbuhan tinggi
melibatkan vesikula-vesikula yang berasal dari badan golgi dan
mikrotubul-miktotubul yang tersusun paralel dan disebut fragmoplas.
Vesikula-vesikula yang berasal dari badan golgi berasosiasi dengan
mikrotubula fragmoplas dan ditranslokasikan sepanjang mikrotubula
ke arah daerah ekuatorial. Vesikula-vesikula tersebut selanjutnya
terakumulasi pada daerah dimana mikrotubula fragmoplas mengalami
overlap. Vesikula-vesikula selanjutnya berfusi satu sama lain
membentuk lempeng sel (Cell plate). Vesikula-vesikula tadi berisi
senyawa-senyaw pembentuk papan sel dan dinding sel seperti pektin,
hemiselulosa dan selulosa.
Lempeng sel meluas secara lateral hingga mencapai dinding
sel semula. Hal tersebut mungkin disebabkan karena mikrotubula-
mikrotubula pada fragmoplas awal dirakit dirombak pada bagian
perifer dari lempeng sel awal. Di tempat tersebut mereka menarik
vesikula-vesikula lain dan kembali berfusi pada bidang ekuator
sehingga lempeng sel meluas kearah tepi. Proses ini berulang hingga
lempeng sel mencapai membran plasma, dan dua sel baru terpisah
secara sempurna. Pada akhirnya mikrofibril-mikrofibril
selulosaditempatkan pada bagian bawah lempeng sel untuk
membentuk dinding sel baru.
11

Gambar 11. Sitokinesis pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

2. MIOSIS
Fertilisasi menandai dimulainya fase diploid pada hewan dan
tumbuhan yang berkembang biak secara seksual. Stadium haploid dari
siklus seksual dihasilkan dari proses pembelahan inti yang disebut
miosis. Miosis berlangsung pada sel-sel miosit yang terdapat di dalam
jaringan reproduksi pada suatu organisme. Seperti halnya dengan
mitosis, miosis berlangsung setelah fase G1, S dan G2 dari interfase
dan menentukan distribusi kromosom yang tepat ke dalam sel-sel
anak. Berbeda dengan mitosis, sebab miosis mencakup dua siklus
pembelahan berturut-turut dan menghasilkan 4 sel anak.
Pembelahan pertama dari miosis disebut pembelahan reduksi.
Miosis pertama mengubah inti dari suatu miosit yang mengandung
Adnan
kromosom diploid menjadi inti haploid yang mengandung kromosom
n. Jumlah kromosom direduksi jika pasangan kromosom homolog
terpisah. Pembelahan kedua disebut equation devision atau miosis
kedua. Miosis kedua mengubah dua hasil dari pembelahan miosis
pertama menjadi 4 inti haploid.
Pembelahan miosis merupakan suatu bentuk pembelahan inti
yang penting pada organisme yang berkembang biak secara seksual.
Miosis berlangsung pada organisme eukariota yang mengandung
jumlah kromosom diploid (2n). Kedua set kromosom yang
berpasangan tersebut dinamakan kromosom homolog. Telah diketahui
bahwa manusia m,engandung 46 kromosom atau 23 kromosom
homolog (pada manusia n=23). Ke 46 kromosom yang terdapat pada
zygot dibentuk pada saat fertilisasi yang diturunkan dari sel sperma
dan sel telur dari kedua induknya (paternal dan maternal). Sel sperma
dan sel telur mengandung setengah jumlah kromosom induknya dan
dinamakan haploid (n). Jadi sel haploid adalah sebuah sel dengan
satu set kromosom tunggal. Sel diploid adalah sel yang memiliki dua
set kromosom.
Pengujian dengan mikroskop terhadap ke 46 kromosom
manusia menunjukkan bahwa setiap jenis kromosom ada dua dan
tersusun berpasang-pasangan dimulai dari kromosom terpanjang.
Tampilan visualnya dinamakan kariotipe. Kromosom yang
membentuk pasangan, yang mempunyai panjang, posisi sentromer,
dan pola pewarnaan yang sama dinamakan kromosom homolog.
Pengecualian penting terhadap aturan kromosom homolog untuk sel
somatic manusia, yaitu pada kromosom X dan Y. Karena keduanya
menentukan jenis kelamin suatu individu, maka kromosom X dan Y
dinamakan kromosom seks (kromosom jenis kelamin). Kromosom di
luar kromosom seks dinamakan kromosom autosom.
2.1. Miosis Pertama
Profase I
Profase pertama merupakan fase yang sangat kompleks dari
miosis. Kromosom mulai memadat. Dalam suatu proses yang
dinamakan sinapsis, kromosom homolog yang masing-masing
tersusun dari dua kromatid saudara muncul secara bersamaaan sebagai
suatu pasangan. Masing-masing pasangan kromosom terlihat sebagai
suatu tetrad, yaitu kompleks kromosom dengan empat kromatid. Pada
banyak tempat di sepanjang kromosom, kromatid kromosom homolog
saling silang menyilang. Persilangan yang membantu mengikat
kromosom agar tetap bersama ini dinamakan kiasmata (tunggal,
kiasma). Semenetara itu komponen seluler lainnya mempersiapkan
pemebelahan inti dengan cara yang mirip mitosis. Sentrosom bergerak
saling menjauh dan gelendong mikrotubula terbentuk di antaranya.
13
Selubung nucleus dan nucleoli menyebar. Akhirnya
gelendong mikrotubula menangkap kinetokor yang
terbentuk pada kromosom, dan kromosom mulai
bergerak ke arah lempeng metafase. Biasanya memakan waktu lebih
dari 90% waktu yang dibutuhkan untuk miosis. Secara terinci profase
pertama terdiri atas 5 fase yaitu leptonema (leptoten), Zygonema
(zygoten), Pachynema (pachyten), diplonema (diploten), dan
diakinesis.
• Leptonema: Stadium ini ditandai dengan dimulainya
kondensasi kromosom., setiap kromosom tanpak terdiri
atas dua kromatid.
• Zygonema: Stadium ini ditandai dengan adanya kromosom
homolog yang berpasangan. Kejadian ini disebut sinapsis.
Setiap unit terdiri atas dua synap, dan kromosom homolog
yang telah terduplikasi disebut bivalen atau tetrad. Pada
fase ini terbentuk kompleks sinaptonema dimana terjadi
crossing over. Crossing over dihasilkan dari pembelahan
oleh endonuklease dari DNA sesuai posisi dari dua
kromatid non sister yang diikuti dengan transposisi dan
penggabungan kembali ujung-ujung bebas dari rantai
kromosom homolog. Hasil dari crossing over adalah
kombinasi gen-gen baru, dibentuk pada kromosom
homolog.
• Pachynema: Selama stadium ini, kromatid menjadi sangat
jelas sebagai hasil kondensasi yang terus menerus.
• Diplonema dan diakinesis: Stadium ini ditandai dengan
terjadinya pemisahan kromosom homolog kecuali pada
titik dimana chiasmata dibentuk.

Metafase I
Pada fase ini apparatus spindel terbentuk seperti pada mitosis,
dan tetrad berkumpul pada bidang ekuatorial atau bidang pembelahan
atau lempeng metafase. Kromosom masih dalam pasangan
homolognya. Mikrotubula kinetokor dari masing-masing kutub sel
melekat pada satu kromosom, sementara itu mikrotubula dari kutub
berlawanan menempel pada homolognya pada daerah sentromer.

Anafase I
Seperti pada mitosis, alat gelendong menggerakkan kromosom
ke arah kutub sel, akan tetapi kromatid saudara tetap terikat pada
sentromernya dan bergerak sebagai satu unit tunggal ke arah kutub
yang sama. Kromosom homolog bergerak ke arah kutub yang
berlawanan. Berbeda dengan mitosis, kromosom muncul sendiri-
Adnan
sendiri pada lempeng metafase dan bukan dalam pasangan, dan
gelendong memisahkan kromatid saudara dari masing-masing
kromosom. Dengan kata lain pada miosis fase anafase I, kromosom
homolog (bukan kromatid saudara) dari setiap tetrad terpisah satu
dengan yang lain, dan bergerak ke kutub gelendong (spindle) yang
berlawanan.

Telofase I
Telofase I menghasilkan pembelahan miosis I. Kumpulan
kromosom homolog pada akhirnya dipisahkan menuju kutubnya
masing-masing dan terbentuk dua daerah inti yang dapat dibedakan
secara jelas. Pada beberapa organisme, salut inti yang baru dibentuk,
dan dekondensasi kromosom kadang-kadang terjadi.
Interkinesis adalah periode di antara akhir telofase I dan awal
profase II. Periode ini biasanya sangat singkat. DNA yang dihasilkan
dari dua inti pada pembelahan miosis pertama tidak mengalami
replikasi selama fase interkinesis.

2.1. Miosis Kedua


Profase II
Profase II mirip dengan profase pada pembelahan mitosis,
walaupun setiap inti sel hanya memiliki setengah dari jumlah
kromosom. Inti haploid dari setiap kromosom disusun atas dua
kromatid saudara yang dibentuk sebelum profase I.
Metafase II
Metafase dua mirip dengan metafase pada pembelahan mitosis.
Pasangan kromatid bergerak ke pusat spindel dan melekat pada
mikrotubula-mnikrotubula.
Anafase II
Mirip dengan anafase pada pembelahan mitosis. Tetapi
berbeda dengan anafase I. Pada anafase II kromatid sister terpisah
satu sama lain dan bergerak menuju kutub spindel yang berlawanan.
Telofase II
Telofase II mirip dengan telofase pada pembelahan mitosis.
Kelompok-kelompok kromosom yang telah terpisah kembali
dibungkus oleh salut inti yang baru berkembang dan kromosom mulai
mengalami dekondensasi.
Miosis menghasilkan 4 sel haploid. Umumnya pada hewan
dan beberap tumbuhan tinggi, miosis yang berlangsung pada jaringan
reproduksi diiringi oleh pembelahan sitoplasma. Contoh pembelahan
miosis adalah pembentukan gamet pada manusia.
15
Adnan

Gambar 12. Tahap-Tahap Pembelahan Miosis


17
Gambar 13. Perbandingan mitosis dan miosis
dalam gambar.

Tabel 2. Perbandingan ciri Utama Mitosis dan Miosis


Adnan
No MITOSIS MIOSIS
1 Berlangsung pada sel somatic Berlangsung pada sel dalam siklus
seksual
2 Jumlah kromosom perinti Jumlah kromosom perinti menjadi
dipertahankan setengah dari jumlah kromosom
sel somatic

2n n
n n 2n n(diad) n
(monad)
3 1 sel membelah menghasilkan 2 1 sel membelah menghasilkan 4 sel
sel anak anak
4 Satu fase premitosis (fase S) pada Satu fase premitosis (fase S) pada
setiap sel yang membelah dua sel yang membelah

4 4
3 3
2 2
1 1
0 0
G1 S G2 M G1 S G2 M
G1 M

5 Secara normal tidak ada Kromosom homolog bersinapsis


kromosom homolog yang sempurna (kromosom homolog
berpasangan berpasangan)
6 Secara normal tidak ada crossing Paling sedikit satu crossing over
over per pasangan kromosom homolog
7 Sentromer membagi pada fase Sentromer tidak membagi pada
anafase fase anafase I, tetapi membagi
pada fase anafase II
8 Tidak ada pemisahan kromosom Kromosom homolog memisah
homolog tidak sempurna padaprofase I
periode diplonema, dan memi-sah
sempurna pada fase anafase I
9 Genotip sel anak identik dengan Genotip sel anak bervariasi
genotip sel induk
10 Sel-sel yang mengalami mitosis Sel-sel yang mengalami miosis
dapat diploid atau haploid selalu diploid.
11 Menjadikan organisme dewasa Menghasilkan gamet, mengurangi
multiseluler berkembang dari jumlah kromosom sebanyak
zigot; menghasilkan sel uintuk separuhnya dan memperkenalkan
pertumbuhan dan perbaikan variabilitas genetic di antara
19

jaringan gamet

3. AMITOSIS
Prokariota seperti bakteri membelah secara amitosis. Sebagian
besar gen bakteri terdapat pada kromosom tunggal yang terdiri atas
molekul DNA sirkuler dan protein yang terkait. Pada E. Coli, bila
kromosomnya direntang, mencapai 500 kali panjang selnya. Jelas
bahwa kromosom yang demikian panjang harus dilipat berkali-kali di
dalam selnya.
Adnan

Gambar 14. Pembelahan Sel Bakteri

Anda mungkin juga menyukai