Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hutan merupakan suatu ekosistem yang di dalamnya mengandung faktor biotik
dan abiotik. Faktor biotik selalu berkompetisi dan berhubungan satu sama lain,
sehingga terbentuk suatu keseimbangan yang dinamis. Begitu pun dengan
keberadaan vegetasi dalam suatu ekosistem, memberikan dampak positif bagi
keseimbangan ekosistem dalam skala yang luas. Soerianegara dan Indrawan (1982)
memberi batasan mengenai vegetasi yaitu sebagai suatu masyarakat tumbuh-
tumbuhan dalam arti luas sedangkan suatu masyarakat hutan adalah sekelompok
tumbuh-tumbuhan yang dikuasai oleh pohon yang menempati suatu tempat atau
habitat, di mana terdapat hubungan timbal balik antara tumbuh-tumbuhan itu satu
sama lain
Hutan kota dengan aneka vegetasi yang mengandung nilai-nilai ilmiah dapat
dijadikan laboratorium terbuka untuk sarana pendidikan dan penelitian mahasiswa,
tertutama dalam mempelajari pola percabangan pohon pada matakuliah morfologi
tumbuhan. Percabangan pohon merupakan diferensiasi morfologi pada sumbu
vegetatif dan arsitektur khusus untuk klasifikasi dan interpretasi bentuk tumbuhan.
Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang ada yang tidak. Tumbuhan yang tidak
bercabang kebanyakan dari golongan tumbuhan yang berbiji tunggal
(Monocotyledoneae) (Hidayat, 1992).
Morfologi Tumbuhan merupakan ilmu yang mengkaji bentuk dan susunan tubuh
bagian luar tumbuhan, yaitu akar, batang, daun, bunga, dan biji. Khusus pada
batang, salah satu bagian yang dipelajari adalah pola percabangan yang selanjutnya
akan membentuk arsitektur pohon pola percabangan batang tumbuhan dibedakan
atas tiga macam, yaitu pola percabangan monopodium, pola percabangan
simpodium, dan pola percabangan menggarpu atau dikotom (Tjitrosoepomo, 2007).
Pola percabangan tumbuhan akan membentuk model arsitektur tumbuhan.
Arsitektur percabangan merupakan gambaran morfologi pada suatu fase tertentu
dari suatu rangkaian seri pertumbuhan pohon, nyata dan dapat diamati setiap waktu.
Konsep arsitektur menunjukkan sifatnya yang dinamis karena tumbuhan terus

1
berkembang menurut waktu dan ruang. Model arsitektur terlihat pada saat
tumbuhan yang masih muda dan tumbuh dengan baik (Hidayat, 1992).
Model arsitektur diterapkan untuk tumbuhan berhabitus pohon sebagai
gambaran dari salah satu fase dalam rangkaian pertumbuhan pohon tersebut. Setiap
jenis pohon memiliki ciri yang khas dalam rangkaian proses pertumbuhannya yang
diwariskan secara genetik pada keturunannya. Oleh karena sifatnya yang konsisten
maka model arsitektur pada setiap jenis pohon dapat dijadikan data tambahan dalam
membedakannya dengan jenis pohon lain (Arrijani, 2006).
Model arsitektur pohon merupakan gambaran morfologi pada suatu waktu yang
merupakan hasil dari rangkaian seri pertumbuhan yang nyata dan dapat diamati
setiap saat. Oleh karena sifatnya yang konsisten, maka model arsitektur pada setiap
jenis pohon dapat dijadikan data dalam membedakannya dengan jenis pohon lain.
Variasi model arsitektur pohon juga memberikan dampak bagi fungsi dan peran
pohon tersebut dalam komunitasnya maupun dalam ekosistem secara keseluruhan.
Setiap jenis pohon memiliki ciri yang khas dalam rangkaian proses
pertumbuhannya yang diwariskan secara genetik pada keturunannya. Model
arsitektur biasanya diterapkan untuk tumbuhan berhabitus pohon sebagai gambaran
dari salah satu fase dalam rangkaian pertumbuhannya.
Berkaitan dengan penerapan dalam konservasi tanah dan air, konsep model
arsitektur dipandang memiliki peranan penting dalam proses transformasi dan
translokasi air hujan yang berlangsung pada setiap pohon, terutama dalam kawasan
hutan. Peranan masing-masing pohon dengan model arsitektur beragam akan
berbeda pula dalam proses transformasi dan translokasi air hujan. Sebagai contoh,
vegetasi secara umum akan mengurangi laju erosi tanah tetapi besarnya penurunan
laju erosi tanah tergantung pada jenis dan komposisi tumbuhan yang menyusun
formasi vegetasi daerah tersebut (Arrijani, 2006)
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari model arsitektur percabangan
2. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi model arsitektur percabangan pada
suatu tumbuhan
3. Untuk mengetahui perubahan konstruksi dasar dari percabangan
4. Untuk mengetahui macam macam atau jenis jenis model percabangan

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Arsitektur Pohon


Model arsitektur pohon merupakan konstruksi bangunan suatu pohon sebagai
hasil pola pertumbuhan meristematik yang dikontrol secara morfogenik. Elemen-
elemen dari suatu arsitektur pohon terdiri dari pola pertumbuhan batang,
percabangan dan pembentukan puncak terminal (Halle et al., 1975).
Arsitektur pohon adalah hasil dari pertumbuhan yang dilakukakan oleh jaringan
meristem apical yang membentuk pola-pola pada percabangan pohon dan pola ini
berlanjut dengan pengulangan yang sama. Jenis pohon tertentu akan memiliki pola-
pola yang tertentu pula dalam pertumbuhan percabangan membentuk model-model
tertentu (Tomlinson, 1986).
Halle dan Oldeman (1978) telah mendeskripsikan model-model arsitektur
pohon hutan terdiri atas 23 model untuk jenis-jenis pohon dan tumbuhan hutan
lainnya dijumpai sebagai model pada pohon-pohon hutan di wilayah
tropika. Dijelaskan lebih lanjut bahwa arsitektur pohon merupakan abstraksi dari
genetic oleh suatu tumbuhan sejak mengawali pertumbuhannya, arsitektur pohon
berbeda pengertian dengan pola pertumbuhan, habitus dan bentuk-bentuk
tajuk. Arsitektur adalah bentuk dari produk akhir dari suatu pola perilaku
pertumbuhan meristem apical, ukuran atau habitus bukan merupakan faktor
pembeda karena pohon dengan herba dapat saja memiliki hasil akhir pola perilaku
pertumbuhan yang sama.
2.2. Cara Mengidentifikasi Model Arsitektur Pohon
Cara mengidentifikasi model arsitektur pohon yaitu dengan melihat pola
pertumbuhan pohon yang dapat berupa ritmik dan kontinyu. Pertumbuhan ritmik
memiliki suatu periodisitas dalam proses pemanjangannya yang secara morfologi
ditandai dengan adanya segmentasi pada batang atau cabang. Pertumbuhan
kontinyu tidak memiliki periodisitas dan tidak ada segmentasi pada batang atau
cabangnya.
Selain itu juga melihat pola percabangan yang dapat dibedakan atas pola
sylepsis (percabangan yang terbentuk dari meristem lateral dengan perkembangan

3
kontinyu) dan pola percabangan proplepsis (percabangan yang terbentuk secara
diskontinyu dengan beberapa periode istirahat dari meristem lateral). Pertumbuhan
tunas pada jenis-jenis pohon juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu orthrotropik
dan plagiotropik. Pertumbuhan tunas jenis orthrotropik dicirikan oleh pucuk yang
terbentuk berorientasi tumbuh vertikal dan sering tidak berbunga, sedangkan pada
pertumbuhan tunas jenis plagiotropik yaitu pucuk yang terbentuk berorientasi
tumbuh secara horizontal dan sering menghasilkan bunga. (Halle et al, 1975)
2.3. Model Arsitektur Pohon
Halle et al. (1975) telah mendeskripsikan model-model arsitektur pohon
hutan terdiri atas 23 model untuk jenis-jenis pohon dan tumbuhan hutan lainnya
dijumpai sebagai model pada pohon-pohon hutan di wilayah tropika. Dijelaskan
lebih lanjut bahwa arsitektur pohon merupakan abstraksi dari genetik oleh suatu
tumbuhan sejak mengawali pertumbuhannya, arsitektur pohon berbeda pengertian
dengan pola pertumbuhan, habitus dan bentuk-bentuk tajuk. Arsitektur adalah
bentuk dari produk akhir dari suatu pola perilaku pertumbuhan meristem apical,
ukuran atau habitus bukan merupakan faktor pembeda karena pohon dengan herba
dapat saja memiliki hasil akhir pola perilaku pertumbuhan yang sama.
Pembagian pohon terbagi atas dua jenis, yaitu
2.3.1. Pohon Tak Bercabang
Pohon yang bercabang adalah pohon yang vegetatifnya yang terdiri hanya
dari satu sumbu yang dihasilkan oleh satu meristem. Meristem lain pada sumbu
yakni yang terdapat dikuncup aksilar tidak tumbuh dan berkembang.
2.3.1.1. Model Holtum
Yaitu batang tumbuh terbatas, ada perhubungan terminal. Tak ada cabang
(kecuali perbungaan), atau batang monopodial terbatas Contoh : agave sp.
(agaveceage).
2.3.1.2.Model Corner
Yaitu monopodial dan tak terbatas, dengan perhubungan lateral, tidak
bercabang. Karena posisi perhubungannya lateral, maka maristem apical dapat
tumbuh terus Contoh : kelapa sawit.
2.3.2. Pohon Bercabang

4
Ke dalam kelompok ini termasuk semua pohon yang bagian batang di atas
tanah memperlihatkan lebih dari satu sumbu dan dibentuk oleh lebih dari satu
sumbu meristem. Kelompok pohon bercabang dapat dibagi menjadi tiga
subkelompok sebagai berikut:
2.3.2.1. Sumbu vegetatif semuanya ekivalen dan ortotrop
Pohon terdiri dari sejumlah sumbu vegetatif yang bersambungan menjadi
sumbu batang semu atau simpodiom. Berikut ini tiga model percabangan yang
dikenal yaitu:
2.3.2.1.1. Model Tomlinso
Sumbu batang ortotrop dan membentuk cabang ortotrop dari kuncup ketiak
di bagian batang di bawah tanah. Sumbu baru terbentuk berulang kali dan ekivalen
dengan sumbu induk dan membentuk perakaran sendiri. Pembentukan sumbu baru
atau kolumner itu bisa terjadi beberapa kali. Contoh bambu yang tidak bercabang
(misalnya Gaaziophyta sp.), pisang (Musa paradisiaca). Pada Euterpe
oleracea (Palmae di hutan rawa Amerika tropis), perbungaan aksilar
memungkinkan sumbu tumbuh terus.
2.3.2.1.2. Model Leeuwenberg,
Batang berupa simpodium, namun setiap kolumner menghasilkan lebih dari
satu kolumner anak di ujungnya, yang menempati ruang yang ada.
Contoh: Tabernaemontana crassa (Apocynaceae).
2.3.2.1.3. Model Chamberlina,
Sumbu vegetatif di atas tanah tumbuh tegak dan lurus, terdiri dari sejumlah
kolumner yang bersinambungan antara satu dengan yang lain menjadi sumbu semu
yang lurus dan tidak bercabang Contohnya antara lain :
Clerodendron paniculatum (Verbenaceae), Jatropha multifida (Ephorbiaceae).
2.3.2.2. Sumbu vegetatif yang terdiferensiasi
Istilah diferensiasi di sini berarti bahwa diantara sumbu-sumbu baru yang
dibentuk terjadi perbedaan morfologi dan terdapat spesialisasi fungsional. Berikut
ini diberiakan lima model yang dikenal:
2.3.2.2.1. Model Koriba
Batang merupakan simpodium, kuncup terminal terhenti tumbuh karena
jaringan meristem apeks berdiferensiasi menjadi parenkim. Kuncup aksilar
membentuk kolumner yang semula identik namun kemudian terjadi perbedaan.

5
Satu menjadi kolumner batang dan yang lain menjadi kolumner cabang. Contoh:
pulai (Alstonia macrophylla).
2.3.2.2.2. Model Aubreville
Batang merupakan monopodium yang tumbuh ritmis, sehingga
mengakibatkan cabang plagiotrop tersusun dalam lapisan-lapisan terpisah.
Contoh: ketapang (Terminalia catappa, Combretaceae).
2.3.2.2.3. Model Rauh
Batang merupakan monopodium ortotrop. Pertumbuhan ritmis
mengakibatkan cabang tersusun dalam karangan, cabang juga bersifat ortotro. Oleh
karena monopodium maka sumbu dapat tumbuh tak terbatas. Contoh: getah perca
(Hevea brasiliensis, Euphorbiaceae) dan Pinus merkusi (Pinaceae).
2.3.2.2.4. Model Massart
Batang merupakan monopodium ortotrop, pertumbuha rutmis
mengakibatkan cabang tersusun dalam karangan. Filotaksis pada batang adalah
spiral. Cabang bersifat plagiotrop dengan filotaksis distrik atau cenderung distrik.
Cabang dapat bersifat simpodial atau monopodial. Contoh: pala (Myristica
fragrans, Myristicaceae), kapok (Ceiba pentandra, Bombaceae).
2.3.2.2.5. Model Raux
Batang merupakan monopodium ortotrop. Cabang bersusun kontinu atau
tersebar dan fiotaksis batang adalah spiral. Cabang plagiotrop dan filotaksis distrik
atau cenderung distrik. Cabang dapat simpodial maupun lebih sering monopodial.
Contoh kopi (Coffea arabica, Rubiaceae), kenanga (Cananga
odorata, Annonaceae), durian (Duriozibethinus, Bombaceae).
2.3.2.3. Sumbu vegetatif dengan struktur campur
Pohon bercabang, tinggi pohon dicapai dengan penyambungan sumbu yang
ekivalen namun struktur setiap sumbu itu sendiri berupa campuran. Setiap sumbu
terdiri dari bagian bawah yang vertikal dan bagian ujung yang horizontal, dan kedua
bagian itu dipisahkn oleh lengkungan. Berikut ini diberikan dua model yang
dikenal:
2.3.2.3.1. Model Champagnat,
Batang berupa simpodium. Bagian distal setiap kolumner melengkung
karena terlalu berat dan tidak didukung oleh jaringan penyokong yang cukup.
Filotaksis spiral terdapat pada sumbu. Bagian distal dapat menghasilkan beberapa

6
sumbu yang juga memiliki bentuk yang sumbunya melengkung. Contoh: Sambucus
nigra (Caprifoliaceae), Thunbergia erecta (Acanthaceae), kembang merak
(Caesalpinia pulcherrima, Caesalpinieae).
2.3.2.3.2. Model Troll
Batang berupa simpodiuum, semua sumbu berarah plagiotrop sejak dini,
sehingga semua sumbu bersifat horizontal, sifat dorsifentral, filotaksis distik atau
cenderung distik. Pohon berbunga setelah dewasa. Pembentukan batang yang tegak
terjadi setelah daun gugur. Contoh flamboyan (Delonix regia, Caesalpinioideae).
Sumbu-sumbu pertama ortotrop namun sumbu berikutnya akan berbeda dan setelah
dewasa sumbu baru yang dihasikan hamyalah plagiotrop. Contoh lain sirsak
(Annona muricata, Annonaceae) dan daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea,
Caesalpinioideae)
2.4. Perubahan Konstruksi Dasar Dari Percabangan
Karena masa hidup pohin cukup panjang,kemungkinan terkena luka atau
gangguan lain selalu ada. Perubahan biasa disebabkan oleh peristiwa
reiterasi,metarmorphosis dan interkalasi.
2.4.1. Reitarasi
Disaat kerangkah pohon terganggu,kuncup istirahat akan dan mengulang
kembali uratan perkembangan (urutan deferensiasi), yang diperlihatkan oleh
tumbuhan induk ketika berkembang mulai dari kecambah reterasi yang disebabkan
luka disebut reterasi traumatik. Namun, reitarasi dapat pula terjadi jika tumbuhan
memperoleh keadaan lingkungan yang menguntungkan dan disebut reterasi adaptif.
2.4.2. Metamorphosis
Perubahan potensial suatu sumbu batang atu cabang biasa terjadi dengan
tiga cara yaitu pengulangan model (reterasi) dan perubahannya potensial cabang
dari asalnya yang plagi otrop menjadi ortotrop,atau dari potensial ortotrop menjadi
plagiotrop. Contoh: Pada maesoopi eminii adanya perubahan diatas dapat
merangsang reterasi model arsitektur pohon yang bersangkut.
2.4.3. Interkalasi
Proses intekalasi terjadi ketika pohon tumbuh dan berkembang. sementara itu
bagian pohon yang menerima cahaya matahari makin menjauhi sumbu batang
akibat memanjangnya cabang-cabang sepanjang batang kearah radial.

7
BAB 3
DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN

3.1. Deskripsi
Berdasarkan beberapa contoh dari model arsitektur tanaman yang telah diamati
maka di dapatkan hasil sebagai berikut :
3.1.1. Model Corner (Cocos nucifera L)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Family : Arecaeae
Genus : Cocos
Species : Cocos nucifera l
Nama Umum : Kelapa
Deskripsi :
Model Corner merupakan model arsitektur pohon yang memiliki ciri batang
monopodial dengan perbungaan lateral dan tidak bercabang, karena posisi
perbungaannya yang lateral maka meristem apical dapat tumbuh terus, kelapa
termasuk ke dalam tumbuhan yang memiliki model arsitektur corner.
3.1.2. Model Rauh ( Swietenia mahagoni )
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili :Meliaceae
Genus : Swietenia
Spesies : Swietenia mahagoni
Nama Umum : Mahoni

8
Deskripsi :
Model Rauh merupakan model percabangan yang tersusun dari batang
monopodial yang tumbuh ritmik, cabang monopodial dan orthotropic. Kanopi
berbentuk vase, yang merupakan bentuk kanopi dengan bagian bawah kanopi
sempit dan semakin keatas semakin melebar. Letak pembungaan lateral. Model
rauh merupakan model arsitektur pohon yang memiliki cirri batang monopodium
ortrotp. Pertumbuhan ritmis mengakibatkan cabang tersusun dalam karangan,
cabang juga bersifat ortotrop sumbu dapat tumbuh tidak terbatas.

3.1.3. Model Arsitektur Scarrone ( Aleurites moluccana )


Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili :Euphorbiaceae
Genus : Aleurites
Spesies : Aleurites moluccana
Nama Umum : Kemiri
Deskripsi :
Model Arsitektur Scarrone Model arsitektur pohon Scarrone merupakan
model arsitektur pohon dengan ciri-ciri batang bercabang, poliaksial atau pohon
dengan beberapa aksis yang berbeda, dengan aksis vegetatif yang tidak ekuivalen
dengan bentuk homogen, semuanya orthotropik, percabangan monopodial dengan
perbungaan terminal, terletak pada bagian peri-peri tajuk, cabang simpodial
nampak seperti konstruksi modular, batang dengan pertumbuhan tinggi ritmik.
Beberapa jenis pohon yang termasuk ke dalam model ini diantaranya
Mangga (Mangifera indica), Pandan (Pandanus pulcher), Jambu mete (Anacardium
occidentale), Kedondong (Spondias pinnata), Johar (Cassia siamea), Langar
(Peltophorum pterocarpum), Waru (Hibiscus tiliaceus) dan masih banyak lagi.
Manfaat lain dengan model arsitektur Scarrone yang dimiliki kemiri yaitu tajuknya
yang rapat dan lebar mampu berperan sebagai penahan angin, pembatas, penaung,

9
peneduh, stabilisator tanah dan pengisi lahan-lahan yang kosong, serta nilai
keindahan pohon kemiri dengan daunnya yang lebar dan bunga putih kecilnya
3.1.4. Model Massart ( Syzygium polyanthum )
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo :Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies : Syzygium polyanthum
Nama Umum : Salam
Deskripsi :
Model Massart yaitu model pohon dengan ciri-ciri batang batang bercabang,
poliaksial, dengan aksis vegetatif tidak ekuivalen, homogen (terdiferensiasi dalam
bentuk aksis ortotropic), percabangan seluruhnya acrotonic dalam membentuk
batang, bukan konstruksi modular dengan perbungaan lateral, pola percabangan
umum monopodium, pertumbuhan batang dan cabang ritmik dan percabangan
flagiotropik bukan karena aposisi, monopodial atau simpodial karena substitusi.
3.1.5. Model Aubreville ( Terminalia catappa L. )

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Family : Clusiaceae (Guttiferae)
Genus : Terminalia
Spesies : Terminalia catappa L.
Nama Umum : Ketapang
Deskripsi :
Model Aubreville merupakan model arsitektur pohon dengan ciri batang
monopodium yang tumbuh ritmis, sehingga mengakibatkan cabang plagoitrop
tersusun dalam lapisan terpisah.. Bentuk kanopi piramida. Percabangan tumbuh

10
secara ritmik, masing-masing cabang tumbuh plagiotopic dan letak perbungaan
lateral Contoh tumbuhan Model arsitektur Aubreville adalah ketapang.

3.1.6. Model Leeuwenbwerg ( Calophyllum inophyllum L )

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Theales
Famili : Clusiaceae (Guttiferae)
Genus : Calophyllum
Spesies : Calophyllum inophyllum L.
Nama Umum : Nyamplung
Deskripsi :

Model Leeuwenbwerg merupakan model percabangan pohon yang tersusun


dari percabangan simpodial dimana masing-masing unit simpodial mendukung
lebih dari satu unit yang sama pada ujung distal . Contoh tumbuhan dengan model
arsitektur Leeuwenberg yadalah nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)

3.7. Model Tomlinson ( Musa paradisiaca )

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca
Nama Umum : Pisang
Deskripsi :

Model Tomlinson Model Tomlinson merupakan model arsitektur pohon


yang memiliki ciri batang yang bersumbu ortrotop dan membentuk cabang ortotrop
dari kuncup ketiak di bagian batang di bawah tanah. Contoh tumbuhannya ialah
pisang ( musa paradisicia )

11
4.2. Pembahasan

Berdasarkan beberapa contoh diatas dapat diketahui bahwa terdapat


beragam model arsitektur pohon yang ada di sekitar kita. Variasi model arsitektur
ini akan memberikan dampak bagi fungsi dan peran pohon tersebut dalam
komunitasnya maupun dalam ekosistem secara keseluruhan. Salah satu aspek yang
terkait dengan peran penting pohon dalam ekosistemnya adalah mekanisme
transportasi air hujan yang berlangsung pada setiap pohon dalam kawasan hutan
tersebut.
Model arsitektur memiliki banyak pembagian dalam pembelajarannya maka dari
itu pohon memiliki pola arsitektur percabangannya masing masing pada
pemanfaatannya. Mmodel arsitektur pohon memiliki fungsi dan manfaat tidak
hanya pada pohon itu sendiri sebagai pengenalan jenis melainkan untuk membantu
penyusunan ekosistem dan juga permasalahan lingkungan. Adapun fungsi dari
arsitektur pohon yaitu untuk mengatasi permasalahan lingkungan diantaranya yaitu
pencegahan erosi, pengaturan DAS, rehabilitasi lahan, perancangan desain tata
taman kota maupun taman gedung tertentu (berkaitan dengan lanskap), dan lain-
lain. Dalam hal ini salah satu yang akan dibahas yaitu mengenai permasalahan
pencegahan erosi.
Pola percabangan batang dari pohon-pohon dapat membentuk model
arsitektur percabangan tumbuhan. Percabangan pohon merupakan diferensiasi
morfologi dan arsitektur khusus untuk klasifikasi dan interpretasi bentuk tumbuhan.
Arsitektur percabangan ini merupakan gambaran morfologi pada suatu fase
tertentu. Konsep arsitektur ini menunjukkan sifat yang dinamis karena tumbuhan
terus berkembang. Arsitektur pohon merupakan khas bagi setiap spesies yang
dikontrol oleh genetik. Meskipun demikian juga dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan seperti cahaya, temperatur, kelembaban, dan ketersediaan nutrient.
Arsitektur pohon itu sendiri merupakan abstraksi dari genetik oleh suatu
tumbuhan sejak mengawali pertumbuhannya, arsitektur pohon berbeda pengertian
dengan pola pertumbuhan, habitus dan bentuk-bentuk tajuk. Dan juga merupakan
bentuk dari produk akhir dari suatu pola perilaku pertumbuhan meristem apikal,
ukuran atau habitus bukan merupakan faktor pembeda karena pohon dengan herba
dapat saja memiliki hasil akhir pola perilaku pertumbuhan yang sama.Setiap jenis

12
pohon memiliki satu model arsitektur yang tetap, tetapi satu model arsitektur dapat
dimiliki oleh berbagai jenis pohon dari family yang sama atau berbeda.
Pada contoh diatas terdapat model model arsitektur percabangan pohon
contohnya yaitu Arsitektur pohon mahoni sesuai dengan model Rauh, dengan
batang yang monopodial dan tumbuh secara indefinite dan rhythmic. Percabangan
secara morphogenetic ekuivalen dengan batang. Percabangan ini tumbuh secara
orthotropic dan definite. Setiap cabang mempunyai daun yang tersusun secara
spiral. Bunga biasanya lateral dan tidak berpengaruh terhadap perkembangan atau
pertumbuhan tunas. Pada pertumbuhan awal (dua tahun pertama), lebar tajuk
konstan sepanjang batang, sementara panjang tajuknya kira-kira dua kali lebarnya.
Dengan demikian, secara physiognomy bentuk tajuk dari pohon mahoni muda
diklasifikasikan ke dalam bentuk parabola.
Banyak aspek yang dapat di lihat dalam menentukan model arsitektur
percabangan pada pohon cara yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi model
arsitektur pohon yaitu dengan melihat pola pertumbuhan pohon yang dapat berupa
ritmik dan kontinyu. Pertumbuhan ritmik memiliki suatu periodisitas dalam proses
pemanjangannya yang secara morfologi ditandai dengan adanya segmentasi pada
batang atau cabang. Pertumbuhan kontinyu tidak memiliki periodisitas dan tidak
ada segmentasi pada batang atau cabangnya.
Selain itu juga melihat pola percabangan yang dapat dibedakan atas pola
sylepsis (percabangan yang terbentuk dari meristem lateral dengan perkembangan
kontinyu) dan pola percabangan proplepsis (percabangan yang terbentuk secara
diskontinyu dengan beberapa periode istirahat dari meristem lateral). Pertumbuhan
tunas pada jenis-jenis pohon juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu orthrotropik
dan plagiotropik. Pertumbuhan tunas jenis orthrotropik dicirikan oleh pucuk yang
terbentuk berorientasi tumbuh vertikal dan sering tidak berbunga, sedangkan pada
pertumbuhan tunas jenis plagiotropik yaitu pucuk yang terbentuk berorientasi
tumbuh secara horizontal dan sering menghasilkan bunga.

13
BAB 5
KESIMPULAN

1. Hasil dari pertumbuhan dari jaringan apikal yang membentuk pola pola
percangangan pada pohon yang akan berlanjut dengan pengulangan yang sama
akan menghasilkan aristektur suatu pohon
2. Jenis jenis pohon akan membentuk pola pola dalam pertumbuhan
percabangannya yang akan membentuk model terntentu sesuai dengan polanya
3. Cara yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi model arsitektur suatu
pohon yaitu dengan melihat pola pertumbuhan pohon yang dapat berupa ritmik
dan kontinyu.
4. Pada pohon tak bercabang memiliki dua model arsitektur pohon yaitu model
holtum dan model corner
5. Model arsitektur pohon tidak hanya berguna untuk m]pengenalan jenis pohon
namun juga berguna untuk penyusunan suatu ekosistem

14

Anda mungkin juga menyukai