Arsitektur pohon merupakan gambaran morfologi pada suatu waktu yang merupakan suatu fase
pada saat tertentu dari suatu rangkaian seri pertumbuhan pohon, nyata dan dapat diamati setiap
waktu. Bentuk pertumbuhan yang menentukan rangkaian fase arsitektur pohon disebut model
arsitektur. Elemen-elemen dari suatu arsitektur pohon terdiri dari pola pertumbuhan batang,
percabangan dan pembentukan pucuk terminal. Pola pertumbuhan pohon dapat berupa ritmik dan
kontinu. Pertumbuhan ritmik memiliki suatu perioditas dalam proses pemanjangannya yang secara
morfologi ditandai dengan adanya segmentasi pada batang atau cabang. Pertumbuhan kontinu
berbeda dengan pertumbuhan ritmik karena tidak memiliki perioditas dan tidak ada segmentasi
pada batang atau cabangnya (Halle at al., 1978).
Menurut Halle at al., (1978), elemen lain dari arsitektur pohon berupa pola percabangan dapat
dibedakan atas pola percabangan sylepsis dan pola percabangan prolepsis. Pola percabangan
sylepsis merupakan percabangan yang dibentuk dari meristem lateral dengan perkembangan yang
kontinu, sedangkan pola percabangan prolepsis merupakan percabangan yang terbentuk secara
diskontinu dengan beberapa periode istirahat dari meristem lateral. Pertumbuhan tunas pada jenis-
jenis pohon juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu ortotropik dan plagiotropik. Pertumbuhan
tunas jenis ortotropik dicirikan oleh pucuk yang terbentuk berorientasi tumbuh vertikal dan sering
tidak berbunga, sedangkan pertumbuhan tunas jenis plagiotropik yaitu pucuk yang terbentuk
berorientasi tumbuh secara horizontal dan sering menghasilkan bunga.
Berdasarkan keberadaan cabang dan aksis vegetatifnya, maka model arsitektur pohon secara umum
dapat diklasifikasikan ke dalam empat karakteristik utama yang selanjutnya dapat dibedakan lagi
menjadi 24 jenis model arsitektur pohon. Keempat model utama tersebut antara lain :
1. Pohon yang tidak bercabang yaitu bagian vegetatif pohon hanya terdiri dari satu aksis dan
dibangun oleh sebuah meristem soliter. Model Holtum dan model Corner.
2. Pohon bercabang dengan aksis vegetatif yang ekuivalen dan ortotropik, contohnya model
Tomlinson, model Chamberlain, model Leuwenberg dan model Schoute.
3. Pohon bercabang dengan aksis vegetatif yang nonekivalen, contohnya model Prevost, model
McClure, model Rauh, model Cook, model Kwan-Koriba, model Fagerlind, model Petit, model
Aubreville, model Theoretical, model Scarrone, model Stone, model Attim, model Nozeran, model
Massart dan model Roux.
4. Pohon bercabang dengan aksis vegetatif campuran antara ekuivalen dan non ekivalen. Contohnya
model Troll, model Champagnat, dan model Mangenot (Halle and Oldeman, 1975).
Secara umum keempat model arsitektur pohon dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Model arsitektur pohon tidak bercabang
Setiadi (1998) mengemukakan bahwa model arsitektur pohon yang tidak bercabang terdiri dari
model Holtum dan model Corner. Model Holtum merupakan jenis pohon dengan ciri-ciri batang
lurus, tidak bercabang, monaksial (pohon yang mempunyai aksis tunggal yang berasal dari satu
meristem apikal dan dengan perbungaan terminal). Contoh tumbuhan yang memiliki model
arsitektur Holtum adalah Corypha umbracelifolia (Arecaceae, monokotil) dan Sohuregia excelsa
(Rutaceae, dikotil).
Model Corner merupakan jenis pohon dengan ciri-ciri batang lurus, tidak bercabang, monaksial.
Khusus untuk model Corner ini dibedakan lagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok tumbuhan
yang pertumbuhannya kontinu yaitu pertumbuhan yang tidak memperlihatkan pertambahan tunas
baru secara bertahap pada selang waktu tertentu, contohnya Cocos nicifera (Arecaceae, monokotil)
dan Carica papaya (Caricaceae, dikotil).
Kelompok kedua dari model Corner adalah kelompok tumbuhan dengan ciri pertumbuhan ritmik
yaitu pertumbuhan pohon yang ditentukan oleh ritme timbulnya tunas baru yang diselingi oleh
periode dormansi. Karena adanya ritme pertumbuhan tersebut, maka pada batang pohon nampak
adanya ruas-ruas yang nyata sebagai tanda adanya pertumbuhan ritmik. Contoh tumbuhan yang
tergolong model Corner untuk pertumbuhan ritmik adalah Cycas circinales (Cycadaceae,
Gymnospermae) dan Trichoscypha ferreginea (Anacardiaceae, dikotiledon).
2. Model arsitektur pohon bercabang dengan aksis vegetatif yang ekuivalen
Model arsitektur pohon yang bercabang dengan aksis vegetatif yang ekuivalen, homogen dan
ortotropik serta basitoni yaitu percabangan terjadi pada bagian bawah module, umumnya di bawah
permukaan tanah, pertumbuhan kontinu dan aksis berupa hapaxanthy atau pleonanthy disebut
model Tomlinson. Tumbuhan yang tergolong kedalam model Tomlinson ini dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu model Tomlinson dengan aksis berupa hapaxanthy yaitu tiap mudule yang
tumbuh/berkembang sudah tertentu dengan perbungaan terminal, contohnya Musa var. saiantum
(Musaceae, monokotil) dan Cobelia gibberog (Labeliaceae, dikotil). Kelompok kedia yaitu model
Tomlinson dengan aksis berupa pleonanthy yaitu tiap module yang tumbuh tidak tertentu sehingga
perbungaannya lateral/axiler, contohnya Phonix dactylifera (Arecaceae, monokotil).
Model arsitektur pohon yang bercabang dengan aksis vegetatif yang ekuivalen, homogen dan
ortotropik serta akrotoni yaitu percabangan terjadi pada bagian distal dari permukaan tanah dengan
bentuk percabangan dichotomous. Kelompok tumbuhan yang tergolong dalam model Schoute dapat
dibedakan menjadi dua yaitu dengan aksis vegetatif ortotropik, contohnya Hyphaene thebaica dan
dengan aksis vegetatif plagaistropik, contohnya Nympha fraticans.
Model arsitektur pohon yang bercabang dengan aksis vegetatif yang ekuivalen, homogen dan
ortotropik serta akrotoni yaitu percabangan terjadi pada bagian distal dari permukaan tanah dengan
bentuk percabangan tidak menggarpu dan hanya satu cabang pada setiap module, simpodium
berdimensi satu, linier, monokaulus, kelihatan seperti tidak bercabang dan module hapaxanthy
disebut model Chamberlain contohnya Cycas circinali (Cycadaceae, Gymnospermae), Cordyline
indivisa (Agavaceae, monokotil) dan Talisia mollis (Sapindaceae).
Model arsitektur pohon yang bercabang dengan aksis vegetatif yang ekuivalen, homogen, dan
ortotropik serta akrotoni yaitu percabangan terjadi pada bagian distal dari permukaan tanah dengan
bentuk percabangan tidak menggarpu dan pada setiap module terdapat dua atau lebih cabang,
simpodium berdimensi tiga, tidak linier, percabangan jelas, perbungaan terminal disebut model
Leuwenberg. Contohnya Dracaena draco (Agavaceae, monokotil), Ricinus communis dan Manihot
esculenta (Euphorbiaceae, dikotil) (Halle et al. 1978).