Anda di halaman 1dari 33

1

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA CROSSWORD PUZZLE


TERHADAP MINAT BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X
SMA NEGERI 9 MAKASSAR

PROPOSAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Melakukan Seminar Proposal
Pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :
RESKI AMALIA
NIM 105440008115

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

pembangunan Indonesia. Pendidikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan

oleh masyarakat, sehingga pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan

formal selalu berusaha meningkatkan mutu pendidikan bagi masyarakat.

Karena dengan pendidikan diharapkan akan melahirkan generasi penerus

yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Sebagaimana dalam UU No.20 Tahun

2003 dijelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara.

Meningkatnya mutu pendidikan dapat dilihat dari keberhasilan yang

diraih oleh seorang siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Salah satu

faktor yang menentukan keberhasilan siswa pada proses pembelajaran adalah

guru. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

Tidak akan dikatakan proses pembelajaran, jika tidak ada guru yang

memberikan materi kepada siswa. Guru harus kreatif dalam mengemas proses

pembelajaran sehingga siswa menjadi tertatik pada kegiatan pembelajaran


2

tersebut. Khususnya pembelajaran biologi yang banyak mempelajari tentang

bahasa ilmiah.

Biologi merupakan salah satu cabang IPA yang berkaitan dengan cara

mencari tahu dan memahami makhluk hidup secara sistematis. Dalam

mempelajari biologi siswa cenderung belajar dengan cara menghafal, dan

guru mengajarkan biologi dengan metode ceramah dan media yang monoton

sehingga pelajaran biologi terasa membosankan dan mengakibatkan

kurangnya minat siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu upaya yang

harus dilakukan guru yaitu dengan menggunakan media pembelajaran yang

bervariasi sehingga minat belajar dapat tumbuh pada diri siswa.

Saat ini media pembelajaran sudah sangat beragam. Disinilah guru

harus terampil dalam memilih penggunaan media pembelajaran yang sesuai

dengan materi, sehingga siswa lebih aktif, inovatif dan menimbulkan minat

belajar siswa. Contohnya teknik belajar sambil bermain, salah satunya yang

dapat diterapkan adalah media pembelajaran crossword puzzle.

Crossword puzzle merupakan permainan teka-teki silang yang dibuat

untuk dapat memperkaya penguasaan kosakata. Media pembelajaran

crossword puzzle ini sangat cocok diterapkan pada materi biologi, karena

dalam pembelajaran ini siswa dilatih untuk mengingat kata. Dengan

menerapkan media pembelajaran crossword puzzle diharapakan dapat

mempermudah siswa dalam menghapalkan bahasa ilmiah dan mampu

meningkatkan minat belajar siswa terhadap materi Biologi.

Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 9 Makassar hasil belajar

siswa kelas X masih ditemukan siswa yang memiliki nilai dan minat belajar
3

yang rendah terhadap mata pelajaran Biologi. Hal ini dapat dilihat dari hasil

belajar siswa dengan nilai KKM 75, terdapat 13 orang siswa yang memiliki

nilai dibawah KKM. Adanya siswa yang memiliki nilai rendah ini dapat

disebabkan oleh penggunaan media yang monoton yaitu media Power Point

dan gambar saja, sebagaimana informasi yang didapat dari guru mata

pelajaran ini. Sehingga dari hal tersebut penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian berjudul “ Pengaruh Penggunaan Media Crossword Puzzle

terhadap Minat Belajar Materi Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 9

Makassar”

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu adalah apakah terdapat

pengaruh penggunaan media crossword puzzle terhadap minat belajar Biologi

siswa kelas X SMA Negeri 9 Makassar?

C. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan

media crossword puzzle terhadap minat belajar Biologi siswa kelas X SMA

Negeri 9 Makassar.

D. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk membantu penulis menyelesaikan

tugas akhir dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan dan memperoleh


4

pengalaman langsung tentang penerapan pembelajaran menggunakan

media crossword puzzle pada materi Biologi.

2. Bagi guru

Meningkatakan motivasi guru untuk menerapkan media

pembelajaran yang bervariasi, sehingga proses pembelajaran lebih

berkualitas dan mendukung peningkatkan minat belajar siswa.

3. Bagi siswa

Siswa berminat dan lebih aktif untuk mengikuti proses

pembelajaran yang menarik dengan menggunakan media crossword

puzzle.

4. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini sangat bermanfaat dalam rangka perbaikan

sistem pembelajaran.
5

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Hasil penelitian yang relevan

Adapun penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian

ini, yaitu:

Eka Mardiayana Rosila pada tahun 2016 dengan judul "Pengaruh

Strategi Crossword Puzzle terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar

Siswa dalam Pengembangan Kosakata Bahasa Arab (Studi Eksperimen

pada Siswa Kelas X MAN Pakem Sleman Yogyakarta)", hasil yang

diperoleh dapat dikategorikan meningkat.

Lyna Rosyidah pada tahun 2012 dengan judul “Pengaruh Metode

Crossword Puzzle terhadap Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS

Kelas V Di Min Sucenjurutengah Bayan Purworejo”. Hasil yang

diperoleh dari penelitian ini dikategorikan sangat tinggi dengan

persentase 39,67% dimana persentase sebelum dilakukan eksperimen

adalah 30,13%.

Anggaraeni pada tahun 2018 dengan judul " Penggunaan Media

Crossword Tournament untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas

IV SDN Lidah Wetan II Surabaya" berdasarkan hasil penelitiannya

dengan menggunakan media crossword tournament telah meningkat


6

dengan persentase hasil belajar pada siklus I sebanyak 73,9% dan setelah

dilakukan siklus II meningkat mencapai 82,3%.

Miranda Nakita Dewi pada tahun 2017 dengan judul "Penerapan

Strategi Pembelajaran Aktif Crossword Puzzle untuk Meningkatkan

Daya Ingat Konsep IPA Materi Kenampakan Permukaan Bumi" dengan

persentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 58,34% dengan kategori

cukup, sedangkan hasil persentase pada siklus II sebesar 86,11% dengan

kategori sangat baik.

2. Media crossword puzzle

a. Definisi

Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”,

yang berarti perantara atau pengantar. Istilah media digunakan dalam

bidang pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya menjadi media

pendidikan atau media pembelajaran (Sanjaya, 2006: 163)

Said (2015) dalam kamus Besar Bahasa Indonesia,tidak secara

definitif menjelaskan apa itu teka-teki. Teka-teki yang dipahami

adalah permainan mengisi kolom-kolom yang kosong yang diawali

pertanyaan-pertanyaan secara mendatar dan menurun. Sebagai contoh:

pertanyaan satu mendatar; Nama Ibu kota negara Republik Indonesia,

jawab; Jakarta.

Teka-teki silang adalah suatu permainan dimana kita harus

mengisis ruang-ruang kosong (berbentuk kotak putih) denga huruf-

huruf yang membentuk sebuah kata berdasarka petunjuk yang

diberikan. Petunjuknya dibagi kedalam kategori “mendatar” dan


7

“menurun” tergantung susunan kotak-kotak putih yang harus diisi

(Sopyan, 2015).

Umi (2008:20) menyatakan bahwa crossword puzzle (teka-teki

silang) merupakan salah satu metode pembelajaran yang

dikembangkan dari strategi active learning, strategi ini

diklasifikasikan oleh Melvin Siberman pada active learning bagian

keempat yaitu tentang “bagaimana agar belajar tidak lupa”.

Tujuan crossword puzzle (teka-teki silang) ini bertujuan

melatih siswa memikirkan kata-kata yang tepat untuk mengisi kolom-

kolom kosong, baik mendatar atau menurun. Beberapa alat yang

diperlukan dalam permainan ini adalah kolom-kolom yang disusun

sedemikian rupa, baik mendatar atau menurun (Mujib dan Nailur

Rahmawati, 2011:215).

b. Sejarah

Sopyan (2015) menyatakan sebagai berikut:

Model TTS pertama kali muncul pada 14 september 1890

dimajalah Italia Il Secolo Illustrato della Domenica. Teka-teki

sederhana ini dirancang oleh Gluseppe Airoldi dan diberi nama Per

Passare il Tempo (untuk mengisi waktu). Teka-teki Airoldi berupa

kotak 4 x 4 tanpa kotak hitam dan berisis petunjuk horizontal dan

vertikal.

Pada 21 desember 1913, Arthur Wynne, seorang wartawan dari

Liverpool, Inggris, menerbitkan sebuah teka-teki “Word-

Cross”disurat kabar New York edisi Minggu. Teka-teki ini dianggap


8

sebagai TTS pertama di dunia, dan Wynne sebagai penemunya. TTS

Whynne berbeda dengan TTS yang banyak dijumpai saat ini. TTS ini

tidak memiliki kotak-kotak hitam dan diatur dalam bentuk belah

ketupat. Satu-satunya petunjuk dalam TTS ini adalah kata “FUN”

yang menjadi pangkal dipecahkannya kata-kata lain sesuai petunjuk

dalam beberapa kalimat bernomor dibawahnya. Oleh karena itu, TTS

pertama kali didunia milik Wynne ini lebih dikenal sebagai Fun’s

Word-Cross Puzzle. Kemudian, berubah nama menjadi “Crossword”.

TTS kemudian menjadi rubrik mingguan disurat kabar tersebut

dan menyebar ke surat kabar lainnya, seperti Boston Globe pada awal

1917. Pada tauhun 1920-an, fenomena TTS ini mulai menarik lebih

banyak perhatian publik. Popularitasnya yang melejit melambungkan

nama TTS hingga ke Amerika. Bahkan, TTS menjadi salah satu

bagian koran yang sangat dinantikan setelah berita itu sendiri.

Buku kumpulan TTS pertama terbit pada tahun 1924,

diterbitkan oleh Simon and Schuster. Buku yang tampak aneh karena

disertai bonus pensil ini, segera laris terjual dan TTS menjadi sangat

populer pada tahun ini. Simon and Schuster terus mempublikasikan

buku seri Crossword Puzzle sejak tahun 1924. Seri aslinya berakhir

pada tahun 2007 setelah mencapai 258 volume. Sejak tahun 2008,

buku-buku ini menjadi Mega Series, muncul tiga kali per tahun,

masing-masing menyajikan 300 teka-teki.

Di Inggris, Sunday Express adalah surat kabar pertama yang

menerbitkan TTS pada 2 November 1924.


9

Menurut Guinnes World Records, 15 Mei 2007, penyusun TTS

paling produktif didunia adalah Squires Roger dari Ironbridge,

Shropshire, Inggris. Pada 11 Mei 2015, ia telah menerbitkan hampir

75.000 TTS atau lebih dari 2,25 juta petunjuk. Ia adalah salah satu

dari empat kontributor TTS pada surat kabar The Times, The Daily

Telegraph, The Guardian, The Financial Times, dan The Independent.

Ia juga tercatat sebagai pemegang rekor untuk kata terpanjang yang

pernah muncul dalam TTS yang ia terbitkan yaitu terdiri atas 58 huruf.

Kata tersebut adalah nama kota di Wales, Britania Raya, yaitu

Llanfairpwllgwyngligogercychwyrndrobwllllantysiliogogogoch.

c. Penerapan Crossword Puzzle

Menggunakan teka-teki silang dalam pembelajaran memiliki

dua konsekuensi: pertama, guru dituntut kreatif dalam membuat

model teka-teki silang (TTS) berikut pertanyaan-pertanyaan mendatar

dan menurun agar saling terkoneksi antar satu jawaban, kedua; siswa

dituntut mengetahui banyak mengenai informasi materi yang menjadi

fokus pertanyaan. Teka-teki silang atau TTS juga sebagai media

pembelajaran dengan jenis media pembelajaran yang paling mudah

dibuat guru. Banyak penelitian membuktikan penggunaan alat bantu

atau media dalam proses belajar mengajar dikelas sangat efektif,

terutama untuk meningkatkan prestasi siswa(Said, 2015).

Said (2015) menyatakan bahwa hasil penelitian Charles Hall

dari Albert Einsten College of Medicine, New York, menyebut

aktivitas teka-teki silang mampu menguatkan ingatan alias sebagai


10

obat antipiku. Teka-teki silang dapat digunakan untuk semua bidang

studi dan sangat tepat jika model pembelajaran bersifat tematik

integratif. Aktivitas mengerjakan teka-teki silang “memaksa” siswa

untuk mengetahui dan mengingat-ingat perbendaharaan atau istilah-

istilah pelajaran. Teka-teki silang sangat bagus untuk melatih

pengetahuan umum seseorang.

Banyak strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru

ketika melaksanakan pembelajaaran baik didalam kelas dan maupun

diluar kelas. Salah satu strategi tersebut adalah TTS atau teka-teki

silang. Teka-teki silang sangat menuntut siswa mengetahui banyak

informasi pengetahuan. Sebab itu, startegi TTS tepat digunakan pada

sekolah dasar kelas 5 sampai 6 sekolah dasar (SD), sekolah menengah

pertama (SMP) dan sekolah menengah pertama (SMA). Tidak

direkomendasikan dikelas bawah.

Menggunakan teka-yeki silang atau TTS dapat dilakukan guru

dengan cara men-download free software Eclipse Crossword pada

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com. Sehingga pekerjaan guru

relatif lebih ringan dan tetap membuat siswa belajar. Namun banyak

guru yang masih gaptek alias gagap teknologi ketika menggunakan

komputer dalam pembelajaran, sehingga membuat teka-teki silang

dibuat secara manual dan tentu ini agak rumit ketika mencocokkan

antara kesinambungan redaksi kataa dari setiap pertanyaan-pertanyaan

mendatar dan menurun.


11

Berikut prosedur penerapan strategi teka-teki silang yang

digunakan guru:

1) Penggunaan teka-teki silang sebaiknya digunakan setelah materi

diajarkan/siswa sudah memepelajari materi.

2) List daftar pertanyaan-pertanyaan yang akan ditampilkan dalam

teka-teki silang.

3) Buat jawaban dari semua pertanyaan untuk memudahkan

menyusun susunan kotak teka-teki silang.

4) Kategorisasikan pertanyaan dalam kelompok pertanyaan mendatar

dan pertanyaan menurun, dimana jumlah pertanyaan menurun dan

mendatar sama. (contoh: 10 pertanyaan mendatar, 10 pertanyaan

menurun)

5) Koneksikan setiap jawaban-jawaban mendatar dan menurun.

6) Perhatikan jawaban mendatar dan menurun yang beririsan dan

saling mengisi.

7) Agar lebih mudah, terlebih dahulu buatlah skema susunan kotak

sejumlah pertanyaan mendatar dan menurun.

8) Mulailah memilih pertanyaan nomor satu sampai seterusnya

(susunan nomor dimulai dari nomor terkecil sampai terbesar).

9) Membuat lembaran teka-teki dalam bentuk pertanyaan mendatar

dan pertanyaan menurun.

Menurut Siberman (2011:256) prosedur pembelajaran

crossword (teka-teki silang) yaitu:


12

1) Langkah pertama adalah dengan menjelaskan beberapa istilah atau

nama-nama penting yang terkait dengan mata pelajarana yang telah

anda ajarkan.

2) Susunlah sebuh teka-teki silang sederhana, dengan menyertakan

sebanyak mungkin unsur pelajran. (catatan: jika terlalu sulit untuk

membuat teka-teki silang tentang apa yang terkandung dalam

pelajaran, setakan unsur-unsur yang bersifat mengibur, yang tidak

mesti berhubungan dengan pelajaran, sebagai selingan.)

3) Susunlah kata-kata pemandu pengisian teka-teki silang anda.

Gunakan jenis yang berikut ini:

a) Definisi singkat (“sebuah tes untuk menentukan reliabilitas”)

b) Sebuah kategori yang cocok dengan unsurnya (“jenis gas”)

c) Sebuah contoh (“undang-undang adalah contohnya”)

d) Lawan kata (“lawan kata demokrasi”)

4) Bagikan teka-teki itu kepada siswa, baik secara perorangan maupun

kelompok.

5) Tetapkan batas waktunya. Berikan penghargaan kepada individu

atau tim yang paling banyak memiliki jawaban benar.

d. Manfaat Crossword Puzzle

Sopyan (2015) kebanyak orang mengisi TTS hanya untuk

mengisi waktu luang. Namun, sebenarnya ada banyak manfaat dari

kegiatan mengisi TTS. Berikut ini manfaat lain yang bisa diperoleh

dari kegiatan mengisis TTS.

1) Memperoleh hadiah
13

Beberapa penyedia TTS memberikan hadiah kepada para penjawab

soal TTS. Tentunya ini memberikan keuntungan ganda, selain itu

untuk mengisi waktu luang, kita juga bisa mendapat hadiah apabila

beruntung.

2) Mengetahui kosakata yang jarang muncul dalam keseharian

Dalam mengisi TTS tentu kita banyak menemukan kosakata yang

tak lazim dengan keseharian. Sebagai contoh, adakah yang tahu arti

dari kata mangkus, halimun, halia kahwa, dan teja?

3) Menambahkan kosakata bahasa asing

Mencari arti kata dalam bahasa Inggris mungkin mudah bagi kita.

Namun, bagaimanakah jika arti kata seperti hana, ichi, uma

(Jepang), rio, azul, siesta (Spanyol), dan uhr (Jerman)?

4) Menambah wawasan

Dalam TTS tentu saja kita sering menemukan soal tentang nama

geografis, kantor berita, pelat nomor, mata uang, tokoh dunia, dan

perisitiwa-peristiwa teraktual. Ternyata ini akan menambah

wawasan pengetahuan kita.

5) Melatih kemampuan problem solving

Dengan mengisi TTS, kita dilatih untuk mengasah konsentrasi,

daya ingat, dan daya analisis soal, serta kemampuan

memprediksi/menebak jawaban dari petunjuk dan huruf-huruf yang

tersedia.

6) Mempopulerkan istilah-istilah baru


14

Mengisi TTS juga bermanfaat untuk mempopulerkan istilah-istilah

baru, seperti tahana, alihdaya, surel, tetikus, daring dan sebagainya.

7) Melatih daya kritis dan mengasah keingintahuan

Kita bisa mengkritisi soal yang salah, kunci jawaban kurang tepat,

dan mengembangkan rasa ingin tahu dari suatu hal yang muncul

dalam TTS.

3. Minat belajar

Keberhasilan proses kegiatan belajar dan pembelajaran, selain

dipengaruhi oleh faktor guru juga dipengaruhi oleh faktor siswa itu

sendiri. Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses pembelajaran dapat

mengindikasikan akan ketertarikan siswa tersebut terhadap pembelajaran

itu atau sebaliknya, ia merasa tidak tertarik dengan pembelajaran

tersebut. Ketertarikan siswa inilah yang sering dikenal dengan istilah

minat (Darmadi, 2017).

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan

antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat

hubungan tersebut, maka semakin besar minat. Minat dapat

diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa

lebih menyukai suatu hal daripada lainnya, dapat pula dibuktikan melalui

partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang memiliki minat terhadap

subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar

terhadap subyek tertentu. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan

suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting,

dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan
15

membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat

(dan bermotivasi) untuk mempelajarinya (Slameto, 2003:180)

Sedangkan belajar menurut Purwanto (1997:84), berhubungan

dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap

sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang

berulang ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak

dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan,

kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.

Minat belajar adalah keinginan yang dilakukan dengan sengaja

yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, dan

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.

Beberapa ahli pendidikan berpendapat, bahwa cara yang paling

efektif untuk membangkitkan minat pada suatu objek yang baru adalah

dengan menggunakan minat-minat yang telah ada. Hal tersebut,

dikemukakan oleh Tanner dan Tanner bahwa agar para pelajar berusaha

membentuk minat-minat baru dapat dicapai dengan memberikan

informasi pada siswa mengenai hubungan antara satu bahan

pembelajaran yang akan diberikan dengan bahan pembelajaran yang lalu,

menguraikan kegunaan pembelajaran tersebut bagi siswa dimasa yang

akan datang (Darmadi, 2017).

Darmadi (2017) menyatakan beberapa faktor yang dapat

menimbulkan minat terhadap pelajaran, sebagai berikut:

a. Pelajaran akan menarik murid jika terlihat adanya hubungan antara

pelajaran dan kehidupan nyata.


16

b. Bantuan yang diberikan guru terhadap anak didiknya dalam mencapai

tujuan tertentu.

c. Adanya kesempatan yang diberikan guru terhadap siswa untuk

berperan aktif dalam proses belajar mengajar.

d. Sikap yang diperlihatkan guru dalam usaha meningkatkan minat

siswa, sikap seorang guru yang tidak disukai oleh anak didik tentu

akan mengurangi minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran

yang diajarkan oleh guru berangkutan.

4. Pembelajaran Biologi

Shurui (2016) biologi merupakan ilmu pengetahuan alam yang

mempelajari gejala-gejala alam, yaitu gejala pada makhluk hidup dan

segala permasalahan kehidupan. Permasalahan yang ada dialam akan

selalu muncul, hal ini menyebabkan ilmu pengetahuan akan selalu

berkembang dan akan muncul penemuan-penemuan baru. Hal pertama

yang dilakukan oleh seorang penemu baru yaitu melakukan penelitian

ilmiah.

Biologi adalah bagian dari sains (IPA). Perlu disadari bahwa

kemajuan sains dan teknologi dapat membawa manusia ke jenjang

kebahagiaan, tetapi juga sekaligus dapat membawa manusia ke dalam

kesengsaraan apabila penggunaan teknologi tidak tepat. Oleh sebab itu,

pendidikan sains harus mampu memberi bekal kepada peserta didik, agar

dapat hidup layak dalam lingkungannya sesuai dengan perkembangan

sains dan teknologi ( Tim Dosen: 2006; 7).


17

Pelajaran biologi di SMA bukan hanya diarahkan pada penugasan

materi pelajaran, tetapi pelajaran ini memberikan pengalaman pada siswa

untuk memiliki kemampuan dalam berpikir ilmiah melalui keterampilan

proses (Sanjaya: 2010; 153).

Masalah yang berhubungan dengan alam kehidupan, merupakan

masalah yang paling menraik sejak permulaan sejarah. Perkembangan

masalah kehidupan (biologi) memungkinkan kita untuk dapat lebih

mengenal rahasia-rahasia yang tersembunyi mengenai masalah

kehidupan yang belum kita ketahui.

B. Kerangka Pikir

Dalam mengajarkan biologi guru pada umumnya menggunakan

metode ceramah dan media yang monoton sehingga pelajaran biologi terasa

membosankan dan mengakibatkan kurangnya minat siswa dalam proses

pembelajaran. Salah satu upaya yang harus dilakukan guru yaitu dengan

menggunakan media pembelajaran yang bervariasi sehingga minat belajar

dapat tumbuh pada diri siswa.

Salah satu media yang menarik untuk digunakan adalah crossword

puzzle. Belajar menggunakan media ini merupakan teknik belajar sambil

bermain. Crossword puzzle merupakan permainan teka-teki silang yang

dibuat untuk dapat memperkaya penguasaan kosakata. Media pembelajaran

crossword puzzle ini sangat cocok diterapkan pada materi biologi yang

menggunakan bahasa ilmiah, karena dalam pembelajaran ini siswa dilatih

untuk mengingat kata dengan cara mengisi kotak teka-teki silang.


18

Dengan menerapkan media pembelajaran crossword puzzle

diharapakan dapat mempermudah siswa dalam mengingat istilah ilmiah

sehingga siswa memiliki minat dalam belajar.


19

Bagan Kerangka Pikir

Keadaan sekarang Perlakuan Hasil

Minat belajar Guru Meningkatnya


siswa kurang menggunakan minat belajar siswa
terhadap pelajaran media crossword dalam mempelajari
biologi, karena puzzle agar siswa biologi
guru mengajar lebih berminat
menggunakan dalam
media yang pembelajaran
monoton biologi

Rencana Penerapan media


pemecahan pembelajaran
masalah crossword puzzle

Evaluasi awal Evaluasi akhir

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

C. Hipotesis

H0 : tidak ada pengaruh penggunaan media crossword puzzle terhadap minat

belajar Biologi siswa kelas X SMA Negeri 9 Makassar

H1 : ada pengaruh penggunaan media crossword puzzle terhadap minat belajar

Biologi siswa kelas X SMA SMA Negeri 9 Makassar


20

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian terdapat beberapa jenis penelitan. Jenis penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen.

Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertendu terhadap yang lain

dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2018: 72).

2. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian

kuantitatif. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode

ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode

untuk penelitian. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah

memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur,

rasional, dan sistematis. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data

penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik

(Sugiyono, 2018: 7).


21

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitiaan pada dasarnya adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2018: 38).

Berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan variabel lain, maka

variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predicator,

independen. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media pembelajaran

crossword puzzle.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat sering disebut sebagai variabel dependen, kriteria,

konsekuen. Variabel ini merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulalnya (Sugiyono,


22

2018: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA

SMA Negeri 9 Makassar.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, 2018: 81). Dalam pengambilan sampel Arikunto

(2010) mengatakan bahwa “Apabila subjeknya kurang dari 100 orang, maka

sampelnya lebih baik diambil semua, tetapi jika jumlah subyeknya lebih dari

100, maka subyek dapat diambil antara 10-15 %, 20-25% atau lebih. Maka

dari itu, yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas X MIA

SMA Negeri 9 Makassar.

3. Teknik Sampling

Menurut Arikunto (2010) teknik sampling ini diberi nama demikian

karena didalam pengambilan sampelnya, dikehendaki dapat diambil secara

sembarang (acak) saja. Didalam menggunakan teknik sampling ini peneliti

memberikan kesempatan yang sama kepada tiap-tiap subjek untuk terambil

sebagai anggota sampel. Dengan kata lain tanpa subjek mempunyai peluang

yang sama untuk dipilih tanpa pandang bulu, teknik acak dapat dilakukan

dengan beberapa cara yakni:

a. Sampling acak sederhana (simple random sampling) apabila meneliti

mengambil sampel dengan melakukkan lotre terhadap semua populasi.

b. Sampling acak beraturan (ordinal sampling) dalam hal ini peneliti

mengambil sampel dari nomor-nomor subjek dengan jarak yang sama,

misalnya nomor dengan kelipatan 3,5,10, dan sebagainya


23

c. Sampling acak dengan bilangan random, yaitu sebuah tabel bilangan

yang sudah disusun dan di sebarkan.

Dari uraian ini, dapat dikemukakan bahwa apabila dalam populasi

hanya terdapat satu ciri pada subjek, maka teknik yang digunakan dalam

mengambil sampel adalah random sampling.

D. Definisi Operasional Variabel

Ada beberapa istilah yang perlu didefinisikan dalam penulisan ini :

1. Media pembelajaran crossword puzzle merupakan permainan teka-teki yang

digunakan sebagai media pembelajaran menyenangkan, tanpa

menghilangkan esensi belajar yang sedang berlangsung.

2. Minat belajar merupakan kecenderungan keinginan, kehendak diri dari luar

individu untuk memberi rangsangan belajar, hal tersebut berkaitan dengan

kebutuhan individu untuk memenuhi rasa keinginan tahuannya melalui

proses pembelajaran.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka

peneliti menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data, yaitu:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data yang

digunakan untuk menghimpun data peneliti melalui pengamatan dan

pengindraan (Bungin, 2007:115) . Langkah ini dilakukan oleh peneliti

dengan cara pengamatan langsung pada obyek yang diteliti, sehingga

peneliti dapat memperoleh data yang akurat.


24

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi

terstruktur. Observasi terstuktur adalah observasi yang telah dirancang

secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana

tempatnya (Sugiyono, 2011:197). Observasi terstruktur ini menggunakan

check list.

2. Wawancara

Wawancara atau interview adalah bentuk komunikasi verbal

semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi (Nasution,

2006:113). Guna dari metode ini adalah mengumpulkan data dengan cara

tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan pada

tujuan penyelidikan pada umumnya dua orang atau lebih yang hadir secara

fisik dalam proses tanya jawab tersebut.

3. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2015:199).

Angket ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab

oleh siswa tentang pengaruh media crossword puzzle terhadap minat belajar

siswa dalam materi eksresi. Pemberian angket ini akan dilakukan dua kali,

yaitu pada saat sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen.

4. Dokumentasi

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang terbentuk

dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk surat,

catatan harian, cendera mata, laporan, artefak, dan foto ( Noor, 2011:141).
25

Dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan dokumen

dokumen yang dapat mendukung dan memperkuat hasil penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data penelitian diperoleh melalui angket kemudian dilakukan

analisis data. Untuk mendeskripsikan minat belajar siswa, data dianalisis

dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut:

𝑓
P = × 100%
𝑛

Keterangan :

P = angka persentase minat belajar siswa

F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = jumlah skor maksimal (Sudijono, 2011:43)

Kemudian utnuk mengetahui kategori minat belajar siswa maka

menggunakan pedoman menurut Suharsisimi (2010) sebagai berikut:

Tabel 1.1 Kriteria Persentase Minat Belajar Siswa

Persentase skor minat (%) Kriteria


76-100 Tinggi
56-76 Sedang
0-56 Rendah
26

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni. 2018. Penggunaan Media Crossword Tournament untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Lidah Wetan II Surabaya.

JPGSD, 6(2): 34.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Manejemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainya. Jakarta: Kencana

Darmadi. 2017. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam

Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish Publisher

Eka Mardiyana Rosila. 2016. Pengaruh Strategi Crossword Puzzle terhadap

Minat Belajar dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pengembangan Kosakata

Bahasa Arab. Skripsi diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Sunan

Kalijaga.

Lyna Rosidah. 2012. Pengaruh Metode Crossword Puzzle terhadap Minat Belajar

Siswa dalam Pembelajaran IPS Kelas V Di MIN Sucenjurutengah Bayan

Purworejo. Skrispsi diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga.

Miranda Nakita Dewi. 2017. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Crossword

Puzzle untuk Meningkatkan Daya Ingat Konsep IPA Materi Kenampakan

Permukaan Bumi. Skripsi diterbitkan. Jakarta: Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah

Mujib, Fathul dan nailur rahmawati. 2011. Metode Permainan-Permainan

Edukatif dalam Bahasa Arab. Jogjakarta: Diva Press


27

Nasution. 2006. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group

Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Untuk Psikologi dan

Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Said, Alamsyah dan Andi Budimanjaya. 2015. 95 Strategi Mengajar Multiple

Intelliegences Mengajar Sesuai Kerja Otak Dan Gaya Belajar Siswa.

Jakarta : Kencana.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.

Shurui, Sati El. 2016. Pedoman Cerdas Biologi SMA. Depok: Huta Publisher.

Siberman, Malvin. 2011. Active Learning Edisi Revisi. Bandung: Nuansa

Cendekia

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Sopyan, Danang Irawan. 2015. Utak Atik Otak: TTS & Sudoku. Jakarta: Puspa

Swara.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:

Alfabeta

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R & D.

Bandung: Alfabeta
28

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R & D.

Bandung: Alfabeta

Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

Tim Dosen. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Makassar: UIN Alauddin Press.

Umi, Mahmudah dan Abdul Wahab Rosyidi. 2008. Active Learning dalam

Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN Malang 2008.


29

ANGKET MINAT BELAJAR SISWA


Nama :
Kelas :
Keterangan Pilihan Jawaban
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS

Saya selalu hadir tepat waktu ketika mata pelajaran


1.
ini di mulai.
Saya merasa takut terlambat pergi kesekolah
2.
dan ketinggalan pelajaran.

3. Saya selalu menyimak pelajaran dengan baik

Saya selalu menggunakan waktu luang untuk


4.
mengulangi pelajaran.
Saya tidak pernah mengulangi pelajaran di
5.
rumah
Saya sangat menyukai ketika guru membuka
6.
sesi tanya jawab
Sesi diskusi dalam pelajaran membuat saya
7.
bosan.
Saya selalu berusaha menjawab pertanyaan
8. dari guru karena materi pelajaran ini menarik
bagi saya.
Saya suka berkunjung ke toko buku untuk
9.
mencari buku tambahan pelajaran.
Saya memiliki buku catatan yang lengkap
10.
pada mata pelajaran ini.
Saya tidak pernah memiliki buku catatan
11.
pelajaran ini.
Saya selalu mengerjakan tugas yang di
12.
berikan oleh guru
Saya sangat bersemangat untuk mengikuti
13.
pelajaran ini.
30

Halaman-halaman pembelajaran ini tidak


14.
menarik perhatian saya.
Saya selalu meninggalkan soal ujian yang
15.
menurut saya sulit.
Pertama kali saya melihat pelajaran ini saya
16. percaya pelajaran ini akan memberikan
pengetahuan baru bagi saya.
Banyak halaman-halaman yang mengandung
banyak informasi sehingga sukar bagi saya
17.
untuk mengambil ide-ide penting dan
mengingatnya.
Isi dan gaya tulis dalam pembelajaran ini
18. memberi kesan bahwa isinya bermanfaat
untuk diketahui.
Saya merasa mendapat banyak manfaat dari
19.
pelajaran ini
Terdapat cerita, gambar, atau contoh yang
20. menunjukkan manfaat materi pelajaran ini
bagi saya.

Keterangan :

 Pernyataan yang negatif nomor 5,7,11,14,15,17

 Penilaian skor:

Sangat setuju skor=4

setuju skor=3

tidak setuju skor = 2

sangat tidak setuju skor = 1

Pada pernyataan negatif skor sebaliknya


31

DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA


KELAS X MIA 5 SMA NEGERI 9 MAKASSAR
Alamat : Jln Karunrung Raya No 37 Mks Tlp 882109
NO NAMA KELAS NILAI
1 A.m. Ainul Anugerah Saiful X MIA 5 72
2 Ainun Andiani Jamal X MIA 5 74
3 Ainun Pratiwi X MIA 5 78
4 Andi Aditya Julian Nuficera Machmud X MIA 5 0
5 Andi Nurul Annisa Syahrir X MIA 5 77
6 Andi Tenri Rabiatul Maharani X MIA 5 89
7 Anisia Margareta Ima Da Cunha X MIA 5 74
8 Annisa Ramadhani Abdullah X MIA 5 75
9 Detha Anugerah Ainiyyah X MIA 5 81
10 Devita Falent Purnama X MIA 5 76
11 Fahmi Almutaim Tammu X MIA 5 72
12 Famelia Balqis X MIA 5 80
13 Hajar Sri Putri R X MIA 5 79
14 Lismawati X MIA 5 76
15 M. Febriansyah Gilang Pratama X MIA 5 71
16 M. Taufiq Ramadhan X MIA 5 71
17 Maria Octoviany Tiba X MIA 5 81
18 Muh. Idham Khalid M. X MIA 5 74
19 Muh. Ihza Akhbar Rosan X MIA 5 0
20 Muhammad Hidayat Catur Dirga X MIA 5 74
21 Muhammad Nurul Haq X MIA 5 75
22 Muhammad Rachmat Suazili X MIA 5 70
23 Musfira Ananda Aulia Putri X MIA 5 80
24 Natalie Kemala Wardhani X MIA 5 75
25 Nur Adya Zabrika Utari X MIA 5 79
26 Nur Zakiah Sujana X MIA 5 80
27 Nurtazkyah Syawalia Fitriani. Z X MIA 5 80
28 Nurul Amalia X MIA 5 81
29 Putri Natasya Haris X MIA 5 79
30 Resdi X MIA 5 76
31 Siti Aisyah X MIA 5 80
32 Sofiola Dwi Imanda X MIA 5 74
33 Tiara X MIA 5 76
34 Tri Armayanti X MIA 5 79
35 Wulan Dewi Rahmawati X MIA 5 81
32

Anda mungkin juga menyukai