Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PROSES PENGERJAAN KAYU


“Pembuatan Perabot”

Dosen Pengampu : Suprapto, S.T., M.Eng.

Disusun Oleh:

1. Baha’uddin Fadhullah (1750200023)


2. Ni’matul Khoiriyah (1750200047)
3. Ambang Rizki Aji Nugrahanto (1750200039)
4. Agus Ari Gunawan (1750200021)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
SUKOHARJO
2019

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Proses Pengerjaan Kayu mengenai “Pembuatan Perabot”
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Proses Pengerjaan Kayu mengenai
“Pembuatan Perabot” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Sukoharjo, 04 Juni 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Furnitur ............................................................................................... 3
B. Jenis-jenis furnitur ............................................................................................... 3
Proses pembuatannya dan tekniknya ...................................................................... 4
Finishing/Teknik furnitur ...................................................................................... 6
C. Alur proses pembuatan furnitur ............................................................................ 8
D. Fungsi furnitur .................................................................................................... 15
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 17

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Industri mebel merupakan salah satu sektor industri yang terus berkembang di
Indonesia. Kebutuhan akan produk-produk dari industri mebel terus meningkat
karena sektor industri ini memberikan desain interior serta nilai artistik yang dapat
memberikan kenyamanan sehingga dapat menunjang berbagai aktifitas. Mebel
Indonesia kini juga berperan penting sebagai sumber devisa bagi negara karena
peminat produk tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Keadaan ini
membuat para produsen mebel bersaing untuk menghasilkan produk yang
berkualitas sesuai dengan keinginan konsumen. Kemajuan teknologi dalam bidang
komunikasi dan transportasi telah membawa dampak yang dahsyat dalam
hubungan antar bangsa khususnya dalam hubungan ekonomi internasional. Arus
informasi telah memungkinkan setiap bangsa untuk lebih mengenal dan
memahami bangsa lain. Khusus dalam bidang ekonomi setiap bangsa lebih mudah
mengetahui dari mana bangsa itu dapat memenuhi kebutuhan ekonomisnya yang
lebih berdaya dan berhasil guna dan sebaliknya ia akan lebih mudah mengetahui
kemana sebaiknya memasarkan komoditi - unggul negaranya Industri furniture
adalah industri yang mengolah bahan baku atau bahan setengah jadi dari kayu,
rotan dan bahan baku alami lainya menjadi produk barang jadi, furniture yang
mempunyai nilai tambah dan manfaat yang lebih tinggi. 2 Industri furniture di
Indonesia hampirr di seluruh provinsi dengan sentra – sentra yang cukup besar
terletak di Jepara, Sukoharjo, Surakarta, Klaten dan lain – lain. Namun
permasalahan yang di alami produsen dalam negeri adalah permasalahan internal
perusahaan – perusahaan dalam industri mebel begitu beragam permasalahan itu
antaranya seperti kurangnya permodalan baik dalam memproduksi maupun
mendistribusikan komuditas mebel dan olahan kayu sumber daya manusia yang

1
kurang kreatif, teknologi dalam memproduksi serta manajemen usaha yang kurang
mendukung perubahan lingkungan bisnis didalam industri mebel/ furniture

B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Mengetahui pengertian dari furnitur
2. Untuk mengetahui jenis-jenis furnitur
3. Untuk mengetahui proses pembuatannya dan tekniknya
4. Alur proses pembuatan furnitur
5. Untuk mengetahui fungsi furnitur

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Furnitur

Mebel atau furnitur adalah perlengkapan rumah yang mencakup semua barang
seperti kursi, meja, dan lemari. Mebel berasal dari kata movable, yang artinya bisa
bergerak. Pada zaman dahulu meja kursi dan lemari relatif mudah digerakkan dari
batu besar, tembok, dan atap. Sedangkan kata furniture berasal dari bahasa Prancis
fourniture (1520-30 Masehi). Fourniture mempunyai asal kata fournir yang artinya
furnish atau perabot rumah atau ruangan. Walaupun mebel dan furniture punya arti
yang beda, tetapi yang ditunjuk sama yaitu meja, kursi, lemari, dan seterusnya.

Dalam kata lain, mebel atau furnitur adalah semua benda yang ada di rumah dan
digunakan oleh penghuninya untuk duduk, berbaring, ataupun menyimpan benda
kecil seperti pakaian atau cangkir. Mebel terbuat dari kayu, papan, kulit, sekrup, dll.

B. Jenis-Jenis Furniture

1. Furniture Built In
Furniture built in merupakan furniture yang dipasang mengikuti
keadaan suatu ruang dan setelah terpasang tidak mungkin untuk digeser
atau dipindahkan. Furniture ini sangat fungsional,karena setiap jengkal
ruang dimanfaatkan semaksimal mungkin.Dengan kata lain furniture ini
sangat sesuai untuk rumah mungil dan apartement .sehingga membuat
ruangan lebih terlihat rapi dan kompak. Contoh built-in furniture lainnya
yaitu laci (drawer) yang penempatannya dapat disatukan dengan lemar,
meja kerja, ataupun rak buku

2. Furniture Knockdown
Furniture knockdown merupakan furniture yang mudah dibongkar
pasang. Furniture ini sangat sesuai dengan anda yang sering berpindah
tempat tinggal. Sifat yang fleksibel dan ringkas saat diangkut merupakan
nilai lebih. Tetapi untuk furniture knockdown yang berukuran besar tetap

3
membutuhkan tukang untuk membongkarnya, seperti lemari pakaian,rak
buku, dan workstation atau officesystem.

3. Furniture Mobile
Furniture mobile yaitu furniture yang dapat bergerak dan mudah
dipindah pindahkan. Furniture ini biasanya menggunakan elemen
pendukung, yaitu roda pada bagian bawahnya atau dibagian kaki-
kakinya.Computer station merupakan contoh furniture mobile yang paling
banyak dijumpai, begitu juga kursi kerja yang beroda. Walaupun
demikian akan berarti furniture lain tidak dapat dipasangi roda.Desain
Minimalis saat ini sudah menambahkan elemen roda untuk
menambahkannya pada coffee table, meja makan, dan cabinet dapur ,
selain tampilan yang unik, elemen ini memberikan fleksibilitas sehingga
mudah dipindahkan.Untuk furniture ini, jangan lupa memperhatikan jenis
dan kualitas roda, jangan sampai merusak lantai dibawahnya, termasuk
karpet atau alas lantai lainnya.

Proses Pembuatannya & Tekniknya

BAHAN – BAHAN FURNITUR

1. Kayu Solid

Kayu solid merupakan bahan terkuat dan paling tahan lama


dibandingkan kayu olahan. Namun persediaannya terbatas sehingga
harganya pun sangat mahal. Proses pengerjaannya pun membutuhkan
keterampilan yang khusus. Pengeringan harus sempurna untuk
mengindari sifat muai susut kayu. Kayu yang biasa dipakai di Indonesia
untuk furniture adalah kayu jati, kayu nyatoh, dan kayu sungkai dan
beberapa jenis kayu lainnya seperti mahoni, pinus, ramin dan cedar. kayu
solid yang banyak digunakan untuk interior furniture dan jenis furniture
lain adalah kayu jati. Kayu jati ini pun banyak mempunyai ragam dan
jenis sehingga harganya bisa bervariasi dari jati yang satu ke jati yang
lain. Perbedaan umur kayu jati sendiri akan menghasilkan perbedaan
harga yang lumayan,dimana kayu jati muda dan kayu jati tua bisa
mempunyai perbedaan sampai 2 kali lipat. Kayu jati dikenal tahan cuaca
dan tahan melawan serangan rayap.

4
1. Kayu jati merupakan kayu yang paling banyak diminati karena
kualitasnya, ketahanannya terhadap kondisi cuaca, tahan rayap, dan
seratnya yang menarik.Kayu ini merupakan kayu kelas satu yang
banyak diolah menjadi furniture berkelas. Jenis furniture ini pun
sangat diminati oleh penduduk mancanegara sehingga permintaan
eksport selalu meningkat dari tahun ke tahun. Warna kayu jati
adalah coklat muda, coklat kelabu hingga coklat tua kemerahan.
Sekalipun keras dan kuat kayu ini mudah dipotong dan dibentuk.
Agar keindahan serat dan urat kayu terlihat alami, finishing nya bisa
menggunakan politur, melamik atau PU (polyurethane).
2. Kayu sungkai kini semakin popular penggunaannya sebagai
pengganti kayu jati yang mahal. Seratnya lebih lunak dan warnanya
pun lebih terang dari kayu jati. Kayu sungkai cocok untuk furniture
dalam ruangan. Walaupun harganya lebih murah dari kayu jati tapi
masih lebih mahal dari pada kayu nyatoh.
3. Kayu nyatoh biasa disebut kayu jati muda yang banyak terdapat di
propinsi Riau. Serat kayunya berwarna coklat muda dengan guratan
yang khas. Kayu ini juga tahan terhadap serangan rayap dan tahan
lama.

2. Kayu Lapis ( plywood )

Kayu lapis merupakan kayu olahan yang biasa kita kenal dengan
sebutan tripleks atau mutipleks. Kayu lapis dibentuk dari beberapa
lembaran kayu yang direkatkan dengan tekanan tinggi. Ketabalanya
bervariasi dari mulai 3 mm, 4 mm, 9 mm dan 18 mm dan luasannya 244 x
122 cm. Ketebalan plywood menentukan kekuatan dan kestabilannya.

Jenis kayu ini paling banyak dipakai sebagai material pembuat


kitchen set, lemari, meja, dan tempat tidur. Oleh karena plywood
mempunyai permukaan polos dan tidak memiliki serat yang khas maka
kadang perlu diberi pelapis tambahan seperti venner(irisan kayu tipis)
PVC ataupun melaminto. Harga kayu lapis lebih murah dari kayu solid
tapi lebih mahal dari kayu olahan lainnya.

3. Blokboard

Blockboard merupakan Potongan kayu kotak kecil-kecil ( sekitar


2.5 – 5 cm ) yang dipadatkan dengan mesin dan diberi pelapis venner di

5
kedua sisinya sehingga menjadi sebuah lembaran menyerupai papan.
Ketebalannya bisa 12 mm, 15 mm dan 18 mm dan luasannya sama
dengan multipleks.

Blockboard biasanya dibuat dari kayu lunak sehingga tidak sekuat


plywood. Harganya pun sedikit dibawah plywood. Jenis block board yang
banyak tersedia adalah teakblok (memakai lapisan venner kayu jati).
Cukup baik untuk membuat rak, cabinet ataupun kitchen set.

4. Kayu MDF ( Medium Density Fibreboard )

MDF terbuat dari serbuk kayu halus dan bahan kimia resin yang
direkatkan dan dipadatkan dengan suhu dan tekanan yang tinggi. Kayu
yang dipakai biasanya diambil dari kayu sisa perkebunan ataupun
bamboo. Ini membuat MDF lebih ramah lingkungan. Bentuknya berupa
papan atau lembaran yan siap dipotong sesuai dengan kebutuhan. Versi
yang lebih padat dan lebih kuat dikenal dengan HDF (High Density
Fibreboard).

MDF sangat fleksibel sehingga mudah dibentuk. Ukuran dan


kekuatannyapun konsisten. Namun karena memakai bahan kimia resin,
MDF lebih berat dari Plywood dan particle board. Di pasaran MDF
memiliki jenis finishing yang sangat berfariasi dari cat kayu, venner,
PVC, HPL ataupun paper laminate. Warna dan motifnya pun dapat dibuat
sangat beragam

Furniture yang memakai bahan MDF biasa dipakai untuk


furniture praktis yang diproduksi masal oleh pabrik. Sistem knock down
digunakan hampir di semua industry furniture dengan menggunakan
dowel (batang kayu atau plastic kecil) atau connecting bolt yang membuat
produk dapat dibongkar pasang dengan mudah.

FINISHING/TEKNIK FURNITUR

Apapun bahan dasar yang dipergunakan untuk furniture pilihan kita,


permukaan luar harus difinishing agar tampilannya indah. Ada berbagai macam
jenis style finishing material, antara lain: Finishing Melamix, Cat Duco dan
Laminate. Bagian dalam kabinet biasanya dilapisi bahan melaminto. Tapi kabinet

6
yang menggunakan pintu kaca, bagian dalamnya tidak dilapisi melaminto,
melainkan dilapis dengan bahan yang sama dengan pelapis kabinet bagian luar.
Jadi dari luar kaca, bagian dalam kabinet tetap terlihat indah.

1. Finishing Melamix

adalah dengan metode penyemprotan cairan melamix sebagai


finishing akhir pada permukaan furniture dapat berupa dof atau glossy. Warna
dapat bervariasi, biasanya terdiridari warna-warna kayu natural, karena finishing
sistem melamix dalam interior design digunakan untuk furniture yang ingin
menampilkan kesan natural pada serat kayu.

2. Cat Duko

adalah dengan metode penyemprotan cat duko pada permukaan


furniture. Warna dapat bervariasi dengan pilihan yang beraneka ragam seperti
warna-warna pastel maupun natural. Serat kayu pada furniture tidak akan terlihat
jika menggunakan duko, karena akan tertutup dengan warna solid cat itu sendiri.
Biasanya duko dalam interior design digunakan untuk menampilkan kesan
dinamis, elegan dan modern pada ruangan.

3. Laminate

adalah metode finishing interior atau furniture dengan merekatkan


bahan pelapis dipermukaan furniture. Pelapis yang umum digunakan antara lain
HPL, tacon, decosit, supercondan PVC. Di antara keempat pelapis tersebut, HPL
paling mahal, disusul tacon, decosit, supercondan terakhir PVC.

7
C. Alur Proses Pembuatan Furniture

Proses pengerjaan dari kayu log menjadi sebuah furniture merupakan sebuah proses
yang panjang dan membutuhkan ketelitian yang tinggi sehingga bisa dihasilkan
furniture dengan kualitas yang baik. Secara garis besar dapat kita jabarkan bagaimana
semua proses tersebut berjalan dan bagaimana mengatur agar beberapa proses yang
sangat penting tidak terlewati.
Keseluruhan proses memiliki tingkat kepentingan yang berbeda-beda dan
memerlukan pemeriksaan yang berbeda pula. Dari proses awal sebuah log kayu,
penggergajian, pengeringan kayu, pembahanan, pembuatan kontruksi, perakitan dan
finishing membutuhkan penanganan dan alat yang berbeda-beda.
1. Logs

Kayu-kayu berbentuk bundar dengan diameter bervariasi dari 25-80 cm (tergantung


jenis kayu) ini adalah hasil dari penebangan pohon di hutan dan belum melalui proses
apapun kecuali tindakan pencegahan retak pada ujung log. Pada beberapa jenis kayu
dilakukan pengupasan kulit pohon dengan tujuan percepatan pengeringan kayu. Kayu

8
log ini kemudian digergaji untuk mendapatkan ukuran papan dan balok sesuai
kebutuhan.

Untuk mendapatkan log yang baik dengan kualitas tinggi diperlukan kayu-kayu yang
berkualitas dan berumur tua. Penebangan dapat dilakukan dengan cara manual
maupun mesin,mesin yang digunakan adalah gergaji mesin atau chainsaw. Merk
mesin chainsaw antara lain adalah: Sthil, New West maupun merk yang lainnya.

2. Penggergajian

Agar dapat diproses dengan alat pengering kayu lebih lanjut, pembelahan log dibuat
sedemikian rupa sehingga dimensi kayu sesuai dengan ukuran ruangan pengering
kayu dan ukuran perabot yang akan dibuat. Mesin yang digunakan adalah bansaw
atau gergaji pita. Dengan menggunakan gergaji pita kayu log dapat dibelah sesuai

9
ukuran yang dikehendaki dan kayu akan sedikit yang terbuang karena dapat dibelah
sampai bentuk yang tipis/ kecil.

3. Pengeringan kayu

Kayu harus dikeringkan karena sifat fisiknya yang bisa berubah bentuk seiring
dengan berubahnya kadar kandungan air di dalam kayu. Pengeringan juga dapat
sekaligus digunakan untuk pemberian insektisida agar kayu terhindar dari berbagai
serangga dan penyakit sehingga kayu akan menjadi awet dan kuat. Metode
pengeringan bisa bermacam-macam seperti gambar dibawah.

10

4. Pembahanan Dasar

Kayu paling ideal dibelah dan dipotong ketika sudah kering dan proses ini dilakukan
di ruang pembahanan. Pada proses ini kita harus mengetahui dengan tepat ukuran-
ukuran komponen untuk perabot pada waktu jadi sehingga pengaturan tentang
rendemen dan serat kayu sesuai dengan posisi komponen akan dapat diatur dengan
benar.
Bahan kayu hanya dibuat pola hingga ukuran kasar tapi sudah dilakukan pemilihan
kualitas terutama terhadap mata kayu, kayu gubal dan cacat kayu alami yang lainnya.
Pemeriksaan kualitas bahan dalam hubungannya dengan cacat alami kayu harus
dilakukan pada tahap ini.
Pada proses ini mesin yang digunakan antara lain:

11

5. Konstruksi

Dimulai dengan penyerutan kayu untuk menghasilkan permukaan yang halus, lalu
pemotongan pada sisi panjang sebagai ukuran jadi hingga pembuatan lubang
kontruksi adalah proses paling panjang di dalam produksi furniture kayu.
Beberapa komponen atau bagian furniture seringkali harus melalui proses pada mesin
yang sama secara berulang-ulang. Proses kontruksi meliputi:
1. Pembuatan lubang dowel
2. Pembuatan tenon & mortise
3. Alur dan takikan
4. Pingul pada sisi ujung kayu; dan lain-lain
Mesin yang digunakan adalah:

12

6. Pengamplasan

Pertama kali harus dilakukan ketika benda kerja selesai melalui proses kontruksi. Dan
proses ini membutuhkan beberapa kali dengan grit amplas yang berbeda secara
bertahap. Di dalam tahap ini sudah seharusnya tidak ada lagi cacat kayu pecah, retak
atau warna karena hal tersebut seharusnya dilakukan pada saat proses kontruksi.
Pengamplasan pada bidang kecil dan sempit dapat dilakukan dengan amplas manual/
tangan. Pada produk furniture seperti kursi, lemari, meja dilakukan setelah proses
perakitan. Untuk mempercepat proses pengamplasan pada bidang yang lebar dapat
menggunakan mesin-mesin berikut:

13

7. Perakitan

Tergantung pada jenis produk anda, apabila produk tersebut adalah produk Knock
Down atau Lepasan, maka perakitan bisa dilakukan setelah finishing. Namun
demikian untuk komponen semisal pintu dan laci perlu dirakit terlebih dahulu.
Apabila semua komponen yang memerlukan pra-perakitan telah disetel dengan baik,
maka pengamplasan bisa dilanjutkan kembali setelah kemudian finishing.
8. Finishing

Semua cacat kayu dan kesalahan pengerjaan konstruksi seharusnya telah diselesaikan
ketika memasuki tahap ini. Finishing merupakan tahap akhir pada proses pembuatan
furniture. Sebagai langkah penyelesaian ketika semua komponen telah tersambung
dengan baik. Finishing dilakukan setelah tahap perakitan dan pengamplasan selesai
kemudian dilanjut dengan pengecatan atau plitur/ vernis sesuai kebutuhan. Untuk
finishing pada industry menengah sudah menggunakan mesin-mesin. Sebagai mesin
utamanya adalah compressor untuk menyemprotkan angin sehingga hasil plisturan
akan lebih rapi dan merata.

14
D. FUNGSI FURNITUR

Mebel akan terasa fungsinya jika tidak ada di rumah. Kita akan terpaksa
duduk berselonjor, tidur di lantai dan kedinginan, membuka laptop di lantai.
Pakaian tergeletak di lantai. Kaki cepat kesemutan, tidur dan bekerja juga tidak
nyaman, barang-barang berantakan. Terasa manfaat mebel atau furniture:
membuat rumah kita nyaman untuk beristirahat, bekerja, serta membantu rumah
kita menjadi lebih rapi.

Itu sebabnya furniture atau mebel berumur sangat tua dan masih bertahan hingga
sekarang. Mebel tertua yang ditemukan sampai saat ini adalah mebel pada situs
di Oarkney, peninggalan zaman neolithic sekitar tahun 3100–2500 SM (Sebelum
Masehi).

15
BAB III
PENUTUP

Berdasarkan tujuan makalah diatas merujuk pada pembahasan maka dapat


ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Dengan demikian jenis kayu yang sesuai, kondisi kekeringan dan atau dengan
keawetannya, ketrampilan dan cara pengerjaannya merupakan bagian-bagian penting
yang harus diperhatikan. Orientasi pasar dan kemampuan memproduksi yang
prospektif
dan kompetitif akan meningkatkan produktivitas dan kualitas produk mebel dan
kerajinan yang dihasilkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://furnituresolid.blogspot.com/2013/10/furniture-knockdown.html

https://www.scribd.com/doc/284054701/Makalah-Furniture

https://indoarchitect.wordpress.com/2014/03/05/apa-itu-furniture/

https://www.klikteknik.com/blog/alur-proses-pembuatan-furniture.html

17

Anda mungkin juga menyukai