terbunuhnya khalifah keempat Ali bin Abi Thalib, mulailah terjadi perpindahan
Imam Ahmad Al-Muhajir hijrah dari Irak ke daerah Hadramaut di Yaman kira-kira
seribu tahun yang lalu, keturunan Ali bin Abi Thalib ini membawa serta 70 orang
Hadramaut, dan dari kota Hadramaut inilah asal-mula utama dari berbagai koloni
Arab yang menetap dan bercampur menjadi warganegara di Indonesia dan negara-
negara Asia lainnya. Selain di Indonesia, warga Hadramaut ini juga banyak terdapat
Terdapat pula warga keturunan Arab yang berasal dari negara-negara Timur
Tengah dan Afrika lainnya di Indonesia, misalnya dari Mesir, Arab Saudi, Sudan atau
Maroko; akan tetapi jumlahnya lebih sedikit daripada mereka yang berasal dari
Hadramaut. 30
sejak abad pertengahan (abad ke-13), dan hampir semuanya adalah pria. Tujuan awal
29
. Arab Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Arab-Indonesia, (diakses tgl 04.03.2007).
30
. Ibid.
Berdasarkan taksiran pada 1366 H (atau sekitar 57 tahun lalu), jumlah mereka tidak
kurang dari 70 ribu jiwa. Ini terdiri dari kurang lebih 200 marga.
bergelar "munsib". Para munsib tinggal di lingkungan keluarga yang paling besar atau
di tempat tinggal asal keluarganya. Semua munsib diakui sebagai pemimpin oleh
suku-suku yang berdiam di sekitar mereka. Di samping itu, mereka juga dipandang
sebagai penguasa daerah tempat tinggal mereka. Di antara munsib yang paling
besar bila dibandingkan dengan jumlah mereka yang ada di tempat leluhurnya sendiri.
Penduduk Hadramaut sendiri hanya sekitar 1,8 juta jiwa. Bahkan sejumlah marga
terdiri dua kelompok besar yaitu kelompok Alawi (Sayyidi) keturunan Rasul SAW
(terutama melalui jalur Husayn bin Ali) dan Qabili yaitu kelompok diluar kaum
Sayyid. 31
abad ke 19. orang-orang Arab ini membawa cabang pemikiran dan praktek Sunni
yang sementara ditandai oleh beberapa praktek yang menyimpang, memiliki dampak
31
. Ibid
menjadi guru agama, dan sebagian besar menjadi pedagang, sehingga dengan
demikian membentengi dua kelompok yang sudah mendalami akidah dia Indonesia.
Namun demikian keuntungan ini jelas dirugikan oleh tendensi orang-orang Arab yang
menekankan hubungan rasial mereka dengan Nabi Muhammad SAW (dan seringkali
suatu faktor yang sering mengurangi efektifitas mereka dalam pembaharuan Islam di
Indonesia. 33
2.3. Al-Irsyad
Gerakan ini pada awalnya berdiri di Jakarta pada 6 September 1914, dua tahun
setelah Muhammadiyah berdiri. Tapi dalam waktu singkat terus berkembang dengan
pesat ke beberapa kota lain di Pulau Jawa. Setidaknya dalam gerakan awalnya, ada
lima prinsip yang dengan setia selalu dijaga oleh al-Irsyad. Pertama, meneguhkan
doktrin persatuan kaum Muslim dan membersihkan ibadah dari unsur-unsur bid’ah.
dan Sunnah. Ketiga, memerangi taqlid yang merebak. Keempat, menyiarkan ilmu dan
32
. Kelompok yang terdapt sub kelompok lagi didalmnya, yakni di dalam Islam yang terdapat berbagai
paham yang dikembangkan oleh bangsa Arab yang datang ke Indonesia
33
. Dikutip dari Howard M. Federspiel, terjemahan: Persatuan Islam, Pembaharuan Islam Indonesia
Abad XX, gadjah Mada University Press, Yogyakarta 1996, hal 9-10, Untuk studi tentang orang-orang
Arab di Kepulauan Indonesia, lihat Justus M. van Der Kroef, Indonesia in The Modern World, Masa
Baru, bandung 1954, hal 253-255.
34
. Persatuan didirikan secara fomal pada tanggal 11 September 1093 di Bandung oleh sekelompok
umat Islam yang tertarik pada kajian dan keaktivisan keagamaan umat Islam yang terlibat dalam
diskusi-diskusi dengan topik-topik keagaman yang dilakukanpada basis informal selama beberapa
bulan. Umat Islam yang terlibat dalam diskusi-diskusi ini semuanya adalah kelas pedagang yang
berasal dari keelompok-kelompok keluarga yang dua generasi lebih awal telah migrasi.
internal di dalam masyarakat Arab tentang masalah hak-hak preogratif orang Arab di
dibilang, al-Irsyad adalah salah satu gerakan Islam yang melahirkan tokoh-tokoh
reformasi yang diusungnya tanpa ragu lagi telah memberikan peran tersendiri dalam
itu adalah kader-kader yang juga dibina dalam lembaga pendidikan Al-Irsyad.
perbaikan kondisi relijius kaum Muslim, dari kalangan Arab khususnya dengan cara
mendirikan madrasah, rumah piatu, panti asuhan dan juga rumah sakit. Tak
ketinggalan, menyebarkan ide reformasi lewat tulisan dan penerbitan pun dilakukan
oleh gerakan lewat berbagai even dan aksi, mulai dari publikasi, kelompok studi
sampai aksi. 36
35
. Dikutip dari Howard M. Federspiel, terjemahan: Persatuan Islam, Pembaharuan Islam Indonesia
Abad XX, gadjah Mada University Press, Yogyakarta 1996, hal 19, Van Der Kroef,”The Arab
Minority,” Indonesia in The Modern World, Masa Baru, bandung 1954, hal 257.
memiliki sekrtariat di jalan Kuda no.30 Medan Perkumpulan ini merupakan yayasan
yang diprkarsai oleh beberapa orang pendiri adapun para pendiri ini antara lain;
memiliki keturunan Arab didirikan tahun 1962, yang sebelumnya bernama Annady
Annady merupakan perkumpulan khusus untuk kaum lelaki saja, tetapi seiring
Laki-laki dan perempuan dengan satu secretariat. Perkumpulan Annady ini sedikit
berbeda dengan pendahulunya Annady Al-Arabia yang tidak mau bercampur dengan
36
. Dikutip dari http://Swara muslim.net/gallery/sejarah/indeks.php?page=SPUI-1 diakses (diakses
22.08.07)
terbukti dengan nama yang mengatas namakan Arabia yang diganti dengan Islamy.
dengan suku lain yang berasal dari berbagai suku di Indonesia, seorang lelaki yang
1. Modal utama
2. Bantuan Pemerintah
Maksud dan tujuan dari perkumpulan ini adalah untuk berusaha dan berupaya
Indonesia keturunan Arab khusunya dan sesama umat Islam umumnya baik dari segi
calon Walikota Medan tahun 2005 silam, hal ini dibuktikan pada saat masa kampanye
perkumpulan ini menyatakan dukungannya di berbagai media surat Kabar dan DPRD
38
Kota Medan.
Anggota dari perkumpulan Annady Al-islamy ini terdiri dari 377 orang yang
37
. Dokumen Annady Al-Islamy.
38
. Hasil Wawancara, Aburrahman Baodan (Ketua Annady Al-Islamy 2004-2007), 30-05-2007
Jumlah 377
Dewan Pengurus
1990 yang diprakarsai oleh Salha Ali Faray. Pertemuan ini dimudahkan dan
dikumpulkan dibentuk suatu arisan bergrup, dalam satu grup terdiri dari empat orang,
Tujuan dari Al-Ichwani Arabia ialah untuk mempererat tali silaturahmi antara
anggota dan sesama jema’ah Arabia, saling peduli dalam suka dan duka, saling
membagi rasa dalam keadaan apa saja juga saling sayang menyayangi antara sesama
Al-Ichwani Arabia tidak memiliki donatur tetap, persatuan ini telah berumur
17 tahun pada tahun 2007 ini. Adapun syarat-syarat menjadi anggota Al-Ichwani
Arabia yakni;
anggotanya yang terdaftar saat ini berjumlah 210 orang, adapun jumlah anggota
Seksi-seksi
Seksi Perwiritan
- Salmah Ba’awab
- Badariah Al-Amri
- Maimunah Bashel
- Salma Azis
Seksi Marhaban
- Zainah Balasqak
- Salmah Billeil
- Anisah Abdat
- Fatimah Mazrok
Humas
Humas Umum
- Ameh Jabri
4.3. As-Syabab
dari Al-Ichwani Arabia, persatuan ini baru saja dibentuk dan anggotanya merupakan
muda-mudi yang merupakan keturunan dari anggota Al-Ichwani Arabia, persatuan ini
dibentuk bertujuan agar generasi muda yang masih keturunan arab agar tidak
melupakan asal-usulnya dan tidak jauh berbeda dengan tujuan dari Al-Ichwani Arabia
agar menjalin silaturahmi antara sesama umat muslim umumnya dan jemaah Arabia.
Persatuan ini juga menggunakan arisan sebagai bahan pertemuan tetapi tidak
bergrup seperti layaknya Al-Ichwani Arabia, karena anggota dari perkumpulan ini
masih sedikit.
tiga perkumpulan yang dijabarkan oleh penulis di atas, sebagai representasi dari
keturunan Arab yang berada di Kota Medan yakni sebagian besar penduduknya
khususnya untuk kaum laki-laki hidup sebagai wirausahawan baik itu sebagai
pedagang, kontraktor, referansir dan pegawai swasta dari berbagai perusahaan swasta
yang ada di Kota Medan, selebihnya sebagai pegawai negeri, penda’wah atau Ustadz
hanya sebagian kecil saja. Dan bagi kaum wanita kebanyakan dari mereka hanya
sebagai ibu rumah tangga, tetapi terkadang berwirswasta juga, berprofesi sebagai
Apabila dilihat dari kondisi perekonomian dari warga keturnan Arab yang
berdomisili di Kota Medan cukup beragam, cukup untuk tingkat kehidupan, dan
kebanyakan dari warga keturunan ini memiliki pekerjaan sampingan dari pekerjaan
pokok yang mereka miliki sebagai pegawai swasta atau pegawai negeri.
Apabila dilihat dari segi perekonomian, masyarakat arab ini memiliki taraf
ekonomi yang cukup, bahkan terdapat beberapa yang menengah ke atas, tetapi juga
sama keadaanya dengan taraf kehidupannya yang kurang beruntung, tetapi hanya
sesama suku agar merangkul bersama warga keturunan Arab yang tersebar di Kota
Medan dan sekitarnya untuk sedikit banyak menolong kesusahan warga yang kurang
beruntung.
Tingkat pendidikan dari warga keturunan Arab ini juga didapati secara
beragam, untuk warga keturunan yang berusia di empat puluh keatas mereka
berpendidikan hanya tamat SMA, tetapi pada umur empat puluh kebawah mereka
Pada kenyataan ini, dapat dilihat bahwa sedikitnya para warga keturunan yang
berusia lanjut jarang yang mengecap pendidikan hingga perguruan tinggi kebanyakan
dari mereka hanya berpendidikan hanya sampai tamat SMA, SLTP atau tidak lulus
SD.
Faktor ini dikarenakan pada masa itu, keadaan ekonomi keluarga tidak
demikian, kalangan ini tidak tertutup pembicaraan tentang masalah politik dan
mengenal lebih jauh sosok Drs. Abdillah AK, MBA sebagai salah calon Walikota
Hal ini dikarenakan warga keturunan ini, terutama para genenrasi mudanya
sudah terbuka pemikirinnya dengan dilatar belakangi pendidikan tinggi untuk terjun
dalam dunia politik dan membicarakan masalah politik yang bukan merupkan hanya
masalah Negara, khususnya warga pribumi, tetapi sebagai warga Negara yang punya
hak untuk ikut andil dalam dunia politik sebagai wujud demokrasi.