Anda di halaman 1dari 15

BAB II

SEJARAH KEDATANGAN DAN PERSATUAN MASYARAKAT ARAB

2.1. Sejarah Kedatangan Bangsa Arab ke Indonesia

Setelah terjadinya perpecahan besar diantara umat Islam yang menyebabkan

terbunuhnya khalifah keempat Ali bin Abi Thalib, mulailah terjadi perpindahan

(hijrah) besar-besaran dari kaum keturunannya ke berbagai penjuru dunia. Ketika

Imam Ahmad Al-Muhajir hijrah dari Irak ke daerah Hadramaut di Yaman kira-kira

seribu tahun yang lalu, keturunan Ali bin Abi Thalib ini membawa serta 70 orang

keluarga dan pengikutnya. 29

Sejak itu berkembanglah keturunannya hingga menjadi kabilah terbesar di

Hadramaut, dan dari kota Hadramaut inilah asal-mula utama dari berbagai koloni

Arab yang menetap dan bercampur menjadi warganegara di Indonesia dan negara-

negara Asia lainnya. Selain di Indonesia, warga Hadramaut ini juga banyak terdapat

di Oman, India, Pakistan, Filipina Selatan, Malaysia, dan Singapura.

Terdapat pula warga keturunan Arab yang berasal dari negara-negara Timur

Tengah dan Afrika lainnya di Indonesia, misalnya dari Mesir, Arab Saudi, Sudan atau

Maroko; akan tetapi jumlahnya lebih sedikit daripada mereka yang berasal dari

Hadramaut. 30

2.2. Perkembangan di Indonesia

Kedatangan koloni Arab dari Hadramaut ke Indonesia diperkirakan terjadi

sejak abad pertengahan (abad ke-13), dan hampir semuanya adalah pria. Tujuan awal

kedatangan mereka adalah untuk berdagang sekaligus berdakwah, dan kemudian

29
. Arab Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Arab-Indonesia, (diakses tgl 04.03.2007).
30
. Ibid.

Universitas Sumatera Utara


berangsur-angsur mulai menetap dan berkeluarga dengan masyarakat setempat.

Berdasarkan taksiran pada 1366 H (atau sekitar 57 tahun lalu), jumlah mereka tidak

kurang dari 70 ribu jiwa. Ini terdiri dari kurang lebih 200 marga.

Marga-marga ini hingga sekarang mempunyai pemimpin turun-temurun yang

bergelar "munsib". Para munsib tinggal di lingkungan keluarga yang paling besar atau

di tempat tinggal asal keluarganya. Semua munsib diakui sebagai pemimpin oleh

suku-suku yang berdiam di sekitar mereka. Di samping itu, mereka juga dipandang

sebagai penguasa daerah tempat tinggal mereka. Di antara munsib yang paling

menonjol adalah munsib Alatas, munsib Binsechbubakar serta munsib Al Bawazier.

Saat ini diperkirakan jumlah keturunan Arab Hadramaut di Indonesia lebih

besar bila dibandingkan dengan jumlah mereka yang ada di tempat leluhurnya sendiri.

Penduduk Hadramaut sendiri hanya sekitar 1,8 juta jiwa. Bahkan sejumlah marga

yang di Hadramaut sendiri sudah punah - seperti Basyeiban dan Haneman - di

Indonesia jumlahnya masih cukup banyak.

Keturunan Arab Hadramaut di Indonesia, seperti negara asalnya Yaman,

terdiri dua kelompok besar yaitu kelompok Alawi (Sayyidi) keturunan Rasul SAW

(terutama melalui jalur Husayn bin Ali) dan Qabili yaitu kelompok diluar kaum

Sayyid. 31

Munculnya minoritas keturunan Arab di Indonesia tidak terlepas dari faktor

perkembangan Islam di Indonesia, yakni migrasi sejumlah besar orang Arab

Hadramaut ke Indonesia selama zaman Belanda, terutama selama pertengahan akhir

abad ke 19. orang-orang Arab ini membawa cabang pemikiran dan praktek Sunni

yang sementara ditandai oleh beberapa praktek yang menyimpang, memiliki dampak

31
. Ibid

Universitas Sumatera Utara


positif terhadap perkembangan ortopraksi32 di Indonesia. Sebagian orang arab ini

menjadi guru agama, dan sebagian besar menjadi pedagang, sehingga dengan

demikian membentengi dua kelompok yang sudah mendalami akidah dia Indonesia.

Namun demikian keuntungan ini jelas dirugikan oleh tendensi orang-orang Arab yang

menekankan hubungan rasial mereka dengan Nabi Muhammad SAW (dan seringkali

menggunakannya untuk memeperoleh status ditengah-tengah umat Islam Indonesia) ,

suatu faktor yang sering mengurangi efektifitas mereka dalam pembaharuan Islam di

Indonesia. 33

2.3. Al-Irsyad

Organisasi-organisasi agama yang ada sebelum perang dunia ke II tidak

disesuaikan dengan peran yang dipilih oleh persatuan Islam. 34

Gerakan ini pada awalnya berdiri di Jakarta pada 6 September 1914, dua tahun

setelah Muhammadiyah berdiri. Tapi dalam waktu singkat terus berkembang dengan

pesat ke beberapa kota lain di Pulau Jawa. Setidaknya dalam gerakan awalnya, ada

lima prinsip yang dengan setia selalu dijaga oleh al-Irsyad. Pertama, meneguhkan

doktrin persatuan kaum Muslim dan membersihkan ibadah dari unsur-unsur bid’ah.

Kedua, mewujudkan kesetaraan derajat di antara Muslim dalam menggali al Qur’an

dan Sunnah. Ketiga, memerangi taqlid yang merebak. Keempat, menyiarkan ilmu dan

32
. Kelompok yang terdapt sub kelompok lagi didalmnya, yakni di dalam Islam yang terdapat berbagai
paham yang dikembangkan oleh bangsa Arab yang datang ke Indonesia
33
. Dikutip dari Howard M. Federspiel, terjemahan: Persatuan Islam, Pembaharuan Islam Indonesia
Abad XX, gadjah Mada University Press, Yogyakarta 1996, hal 9-10, Untuk studi tentang orang-orang
Arab di Kepulauan Indonesia, lihat Justus M. van Der Kroef, Indonesia in The Modern World, Masa
Baru, bandung 1954, hal 253-255.
34
. Persatuan didirikan secara fomal pada tanggal 11 September 1093 di Bandung oleh sekelompok
umat Islam yang tertarik pada kajian dan keaktivisan keagamaan umat Islam yang terlibat dalam
diskusi-diskusi dengan topik-topik keagaman yang dilakukanpada basis informal selama beberapa
bulan. Umat Islam yang terlibat dalam diskusi-diskusi ini semuanya adalah kelas pedagang yang
berasal dari keelompok-kelompok keluarga yang dua generasi lebih awal telah migrasi.

Universitas Sumatera Utara


ajaran Islam dan kelima, membangun pemahaman antara Muslim Indonesia dan

keturunan Arab di Indonesia.

Al Irsyad, yang memiliki tujuan yang mirip, membatasi usaha-usahanya pada

masyarakat arab Indonesia dan terganggu selama bertahun-tahun oleh pertikaian

internal di dalam masyarakat Arab tentang masalah hak-hak preogratif orang Arab di

dalam masyarakat islam Indonesia. 35

Konsentrasi awal gerakan ini untuk mensukseskan programnya adalah

membangun dan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan dan tarbiyah. Bisa

dibilang, al-Irsyad adalah salah satu gerakan Islam yang melahirkan tokoh-tokoh

bangsa di awal-awal kemerdekaan dengan program dan perannya. Agenda-agenda

reformasi yang diusungnya tanpa ragu lagi telah memberikan peran tersendiri dalam

perjuangannya di Indonesia. Bahkan, sebagian besar tokoh besar Muhammadiyah kala

itu adalah kader-kader yang juga dibina dalam lembaga pendidikan Al-Irsyad.

Gerakan ini dalam perkembangannya mengkonsentrasikan diri dalam

perbaikan kondisi relijius kaum Muslim, dari kalangan Arab khususnya dengan cara

mendirikan madrasah, rumah piatu, panti asuhan dan juga rumah sakit. Tak

ketinggalan, menyebarkan ide reformasi lewat tulisan dan penerbitan pun dilakukan

oleh gerakan lewat berbagai even dan aksi, mulai dari publikasi, kelompok studi

sampai aksi. 36

35
. Dikutip dari Howard M. Federspiel, terjemahan: Persatuan Islam, Pembaharuan Islam Indonesia
Abad XX, gadjah Mada University Press, Yogyakarta 1996, hal 19, Van Der Kroef,”The Arab
Minority,” Indonesia in The Modern World, Masa Baru, bandung 1954, hal 257.

Universitas Sumatera Utara


2.4. Persatuan Arab di Kota Medan

2.4.1. Annady Al-Islamy

Perkumpulan Annady Al-Islami berdiri pada tanggal 29 November 1989, yang

memiliki sekrtariat di jalan Kuda no.30 Medan Perkumpulan ini merupakan yayasan

yang diprkarsai oleh beberapa orang pendiri adapun para pendiri ini antara lain;

1. Karamah Saltut Abdul Azis


2. Salim Chaled Abdul Azis
3. Mahsein Faraj Ba’awab
4. Farida Chaled Abdul Azis
5. Saleh Muhammad Balatif
6. Mu’n Bajened
7. Tareq Saleh Hamdah
8. Hilal Muchsein Abdul azis
9. Chaleb Muhammad Al-Hadat
10. Abdul Hakim Bahadjadj
11. Taufiq Abdul Azis
12. Saleh Chaled Abdul Azis
13. Said Muhammad Al-Mahdali
14. Sulaiman Zein Zubaidi
15. Ali Umar Bahadjadj

Annady Al-Islamy merupakan perkumpulan anak bangsa Indonesia yang

memiliki keturunan Arab didirikan tahun 1962, yang sebelumnya bernama Annady

Al-Arabia, dulunya sebelum Annady berganti nama menjadi Annady Al-Islamy

Annady merupakan perkumpulan khusus untuk kaum lelaki saja, tetapi seiring

bertambahnya waktu dan berkembangnya pemikiran, Annady memiliki perkumpulan

Laki-laki dan perempuan dengan satu secretariat. Perkumpulan Annady ini sedikit

berbeda dengan pendahulunya Annady Al-Arabia yang tidak mau bercampur dengan

36
. Dikutip dari http://Swara muslim.net/gallery/sejarah/indeks.php?page=SPUI-1 diakses (diakses
22.08.07)

Universitas Sumatera Utara


penduduk pribumi di Indonesia, dan masih memakai adat-istiadat dari Arab, hal ini

terbukti dengan nama yang mengatas namakan Arabia yang diganti dengan Islamy.

Saat ini perkumpulan Annady Al-Islamy merupakan perkumpulan yang berbaur

dengan suku lain yang berasal dari berbagai suku di Indonesia, seorang lelaki yang

menikah dengan wanita keturunan Arab atau sebaliknya.

Pendanaan dari persatuan ini didapati dari berbagai sumber dikarenakan

perkumpulan ini berbasis yayasan, sumber itu antara lain;

1. Modal utama

2. Bantuan Pemerintah

3. Hibah, Wakaf, Zakat

4. Bantuan dan Santunan

Maksud dan tujuan dari perkumpulan ini adalah untuk berusaha dan berupaya

demi tercapainya memperteguh rasa persaudaraan dan kerjasama di kalangan bangsa

Indonesia keturunan Arab khusunya dan sesama umat Islam umumnya baik dari segi

kehidupan yang layak maupun kesejahteraan dan spiritual yang mandiri. 37

Perkumpulan Annady Al-Islamy mendukung Abdillah AK, MBA sebagai

calon Walikota Medan tahun 2005 silam, hal ini dibuktikan pada saat masa kampanye

perkumpulan ini menyatakan dukungannya di berbagai media surat Kabar dan DPRD
38
Kota Medan.

Anggota dari perkumpulan Annady Al-islamy ini terdiri dari 377 orang yang

terdaftar, adapun marga-marga yang termasuk dalam struktur keanggotaan persatuan

ini adalah sebagai berikut:

37
. Dokumen Annady Al-Islamy.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3

Anggota perkumpulan Annady Al-Islamy berdasarkan nama marga

No Marga Jumlah No Marga Jumlah


(Orang) (Orang)
1 Abdat 5 34 Ba’awab 3
2 Abdul Azis 41 35 Bawazier 4
3 Al-Amri 16 36 Bahadjaj 14
4 Alattas 19 37 Ba’tebe 2
5 Al-Idrus 5 38 Babel Chair 11
6 Al-Kaf 4 39 Basalamah 6
7 Al-Habsy 13 40 Billeil 1
8 Al-Qadri 6 41 Baziad 1
9 Al-Mahdali 4 42 Faid 5
10 Al-Mahdani 2 43 Gozi 1
11 Al-Masiri 1 44 Hedra 7
12 Al-Munawar 1 45 Hamdeh 6
13 Al-Haddat 1 46 Jamalulel 3
14 Al-Agrabi 2 47 Jabri 5
15 Al-Nahari 5 48 Madhi 14
16 Assegaf 4 49 Misri 1
17 Asseweth 4 50 Masri 1
18 Aididah 1 51 Mazrok 16
19 Bayya 1 52 Muttahar 6
20 Baswan 1 53 O’Basabeh 3
21 Ba-Ayes 2 54 Saad 4
22 Ba’fai 5 55 Samin 4
23 Bahemud 4 56 Shahab 1
24 Breki 3 57 Syamlan 1
25 Badres 10 58 Syarir 1
26 Balatif 16 59 Sungkar 4
27 Baodan 11 60 Yafei 3
28 Banaem 10 61 Ya’Gub 10

38
. Hasil Wawancara, Aburrahman Baodan (Ketua Annady Al-Islamy 2004-2007), 30-05-2007

Universitas Sumatera Utara


29 Bajened 4 62 Zailani 1
30 Bafadhel 5 63 Zubaidi 26
31 Badgel 3
32 Bakoban 1
33 Ba’asyr 2

Jumlah 377

DEWAN PENGURUSAN ANNADY AL-ISLAMI


MASA BAKTI 2004 / 2007

Pelindung : Drs.H.Abdillah Ak, MBA

Dewan Kehormatan : 1. H. Muhammad Balatif


2. H. Hasan Assegaf
3. Drs. H. Azis Hasan Abdat M.M
4. H. Murthada Assegaf
5. H. Oemar Madi

Dewan Pembina/Penasehat : 1. Letkol (Purn) Alwi Umar Al-Attas


2. H. Saleh Sungkar
3. Dr. Sayed Abdullah Al-Qadri
4. Faisal Zubaidi
5. Alwi Al-Muttahar
6. Zaky M. Badres

Dewan Pengurus

Ketua Umum : H. Abdur Rahman Awab Ba’odan


Wakil Ketua I : H. Khalid Oemar Balatif
Wakil Ketua II : H. Hamid Al-Attas

Sekretaris : H. Farid Badres


Wakil Sekretaris I : Mahdar Al-Attas
Wakil Sekretaris II : Husen Al-Qadri

Bendahara : H. Ir. Ali Oemar Bahadjadj


Wakil Bendahara I : H. Azwar Bin Samlan
Wakil bendahara II : H. Rizal Al-Habsy

Universitas Sumatera Utara


Pembantu Umum : 1. H. Azis Hassan Abdat
2. H. Tufiq Ghawi A’zis
3. Ir. Salmin Bahemmut
4. H. Hasroel Bafadhal
5. H. Ja’far Al-Attas
6. H. Fauzy Salem Mazrok
7. Muhammad Banaem
8. H. Nadjib Bahemmut
9. H. Abdullah An-Nahri

Bidang Humas/Perlengkapan : 1. Muhammad Yusuf Awab Ba’odan


2. Ali Awab A‘zis
3. Said Al-Breki
4. Marwan Zubaedi
5. Eddo Mubarak Madi
6. Abdullah Ya’cob

Bidang Kesehatan : 1. Dr. Salmin Oemar Bahadjadj


2. Dr. Faisal Oemar Balatif

Bidang Da’wah : 1. Saleh Muhammad Balatif


2. Ahmad Fauzi Badgel LC
3. Drs. Habib Nasir Abdul Azis Sag

Koordinator Bidang Kewanitaan

Ketua Bidang : Fatma Azis Hasan Abdat

Wakil Ketua Bidang : Zuraidah Fatmah Al-Kaf

Bidang Humas : 1. Salmah Miftah Azis


2. Dina Al-Idrus
3. Masyitah Balatif
4. Luthfiah/Doli Al-Jufri

Bidang Pendanaan : 1. Syarifah Chairiah al-Attas


2. Muhani Al-Munnawar (Suud)
3. Fatum Al-Mudhar
4. Tatik Rizal Al-Habsy

Bidang Kesenian/Kebudayaan : 1. Razalia Al-Attas


2. Emma Mustafa Al-Mahdali
3. Azizah Bin Seef
4. Fatin Al-Mahdali

Bidang PHBI : 1. Yan Rina Safitri ali Bahadjadj


2. Puspa Warni Abdur Rahman Bao’dan
3. Nani Ahmad Syareef An-Nahari
4. Dewi Rita Hamid Al-Attas

Universitas Sumatera Utara


Bidang Dekorasi : 1. Faddilah Khalid Balatif
2. Hindun Almi Al-Muttahar
3. Ridawati Farid M Badres
4. Nina Taufiq Gawi
5. Salwa Badres

2.4.2. Al-Ichwani Arabia

Ichwani Al-Arabia merupakan suatu persatuan, yang didirikan awal tahun

1990 yang diprakarsai oleh Salha Ali Faray. Pertemuan ini dimudahkan dan

dikumpulkan dibentuk suatu arisan bergrup, dalam satu grup terdiri dari empat orang,

dan di tiap bulannya berganti tempat pertemuan.

Tujuan dari Al-Ichwani Arabia ialah untuk mempererat tali silaturahmi antara

anggota dan sesama jema’ah Arabia, saling peduli dalam suka dan duka, saling

membagi rasa dalam keadaan apa saja juga saling sayang menyayangi antara sesama

dan memerkukuh uchuwah Islami.

Al-Ichwani Arabia tidak memiliki donatur tetap, persatuan ini telah berumur

17 tahun pada tahun 2007 ini. Adapun syarat-syarat menjadi anggota Al-Ichwani

Arabia yakni;

1. Wanita dewasa turunan Arab

2. Wanita yang suaminya turunan Arab

3. Ibunya keturunan Arab

4. Jiddahnya (nenek) keturunan Arab

Perkumpulan ini memiliki anggota yang bertambah setiap tahunnya,

anggotanya yang terdaftar saat ini berjumlah 210 orang, adapun jumlah anggota

berdasarkan nama marga dapat dilihat dari tabel di bawah ini;

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4

Anggota perkumpulan Annady Al-Ichwani Arabia berdasarkan nama marga

No Marga Jumlah No Marga Jumlah


(Orang) (orang)
1 Abdat 5 35 Bahadjaj 10
2 Abdul Azis 40 36 Ba’tebe 3
3 Al-Bakri 1 37 Basalamah 1
4 Al-Amri 7 38 Bashel 2
5 Al-Anhary 1 39 Billeil 3
6 Al-Idrus 2 40 Bellel 2
7 Al-Kaf 1 41 Baziad 2
8 Al-Habsy 1 42 Duf 2
9 Al-Mahdali 2 43 Faid 1
10 Al-Haddat 1 44 Faray 1
11 Asseweth 2 45 Hamda 5
12 Al-Yahya 1 46 Hamudi 4
13 Baddar Azis 10 47 Hayyad 1
14 Ba’fai 1 48 Jabri 4
15 Bahemud 1 49 Madhi 4
16 Bibi 1 50 Mazrok 7
17 Badres 4 51 Muttahar 2
18 Balatif 7 52 Nabhan 4
19 Banaem 6 53 Sa’ad 3
20 Bajened 4 54 Samin 1
21 Badgel 2 55 Syamlan 1
22 Ba’asyr 4 56 Sungkar 7
23 Balasqaf 1 57 Swedan 1
24 Baziab 1 58 Ya’Gub 1
25 Ba’bad 1 59 Yamani 1
26 Bafaray 1 59 Zahra 1
27 Banakma 1 60 Zubaidi 24
28 Ba’awab 2
29 Bawazier 2

Universitas Sumatera Utara


Jumlah 210

PENGURUS-PENGURUS AL-ICHWANI ARABIA YANG MASIH AKTIH


2000-SEKARANG

Ketua I : Sharifah Ramlah Annahary

Ketua II : Aminattujahra Balbalhair

Sekretaris I : Salma Mifta Azis

Sekretaris II : Maryam Badar Azis

Bendahara I : Faujiah Zubaidi

Bendahara II : Arfa Kaeamah Azis

Seksi-seksi

 Seksi Perwiritan

- Jahara Islam Zubaidi

- Salmah Ba’awab

- Badariah Al-Amri

- Maimunah Bashel

- Salma Azis

 Seksi Marhaban

- Zainah Balasqak

- Salmah Billeil

- Anisah Abdat

- Fatimah Mazrok

Universitas Sumatera Utara


- Mahani Zubaidi

 Humas

- Jl. Pahlawan : Amo Bahmid

- Jl. Bingkarung sekitarnya : Nong Al-Kaf

- Jl. Sutrisno (Antara) sekitarnya : Maryam Badar Azis

- Jl. Alfalah (Kp.Dadap) sekitarnya : Salmah Billeil

- Jl. Majapahit sekitarnya : Laila Ali Faray

- Jl. Lembu sektarnya : Rahmah Hamda

- Jl. Helvetia sekitarnya : Rahmah Badar Azis

 Humas Umum

- Ameh Jabri

- Zahara Bakar Zubaidi2.

4.3. As-Syabab

Persatuan As-Syabab merupakan persatuan yang didirikan berdasar prakarsa

dari Al-Ichwani Arabia, persatuan ini baru saja dibentuk dan anggotanya merupakan

muda-mudi yang merupakan keturunan dari anggota Al-Ichwani Arabia, persatuan ini

dibentuk bertujuan agar generasi muda yang masih keturunan arab agar tidak

melupakan asal-usulnya dan tidak jauh berbeda dengan tujuan dari Al-Ichwani Arabia

agar menjalin silaturahmi antara sesama umat muslim umumnya dan jemaah Arabia.

Persatuan ini juga menggunakan arisan sebagai bahan pertemuan tetapi tidak

bergrup seperti layaknya Al-Ichwani Arabia, karena anggota dari perkumpulan ini

masih sedikit.

Universitas Sumatera Utara


2.5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kondisi sosial ekonomi masyarakat keturunan arab di Kota Medan berdasar

tiga perkumpulan yang dijabarkan oleh penulis di atas, sebagai representasi dari

keturunan Arab yang berada di Kota Medan yakni sebagian besar penduduknya

khususnya untuk kaum laki-laki hidup sebagai wirausahawan baik itu sebagai

pedagang, kontraktor, referansir dan pegawai swasta dari berbagai perusahaan swasta

yang ada di Kota Medan, selebihnya sebagai pegawai negeri, penda’wah atau Ustadz

hanya sebagian kecil saja. Dan bagi kaum wanita kebanyakan dari mereka hanya

sebagai ibu rumah tangga, tetapi terkadang berwirswasta juga, berprofesi sebagai

karyawan swasta, dan sedikit sekali sebagai peawai negeri.

Apabila dilihat dari kondisi perekonomian dari warga keturnan Arab yang

berdomisili di Kota Medan cukup beragam, cukup untuk tingkat kehidupan, dan

kebanyakan dari warga keturunan ini memiliki pekerjaan sampingan dari pekerjaan

pokok yang mereka miliki sebagai pegawai swasta atau pegawai negeri.

Apabila dilihat dari segi perekonomian, masyarakat arab ini memiliki taraf

ekonomi yang cukup, bahkan terdapat beberapa yang menengah ke atas, tetapi juga

sama keadaanya dengan taraf kehidupannya yang kurang beruntung, tetapi hanya

sebagian kecil saja.

Perkumpulan seperti Annady Al-Islamy memiliki tujuan untuk membantu

sesama suku agar merangkul bersama warga keturunan Arab yang tersebar di Kota

Medan dan sekitarnya untuk sedikit banyak menolong kesusahan warga yang kurang

beruntung.

Universitas Sumatera Utara


2.6. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dari warga keturunan Arab ini juga didapati secara

beragam, untuk warga keturunan yang berusia di empat puluh keatas mereka

berpendidikan hanya tamat SMA, tetapi pada umur empat puluh kebawah mereka

sudah banyak yang menduduki bangku perkuliahan.

Pada kenyataan ini, dapat dilihat bahwa sedikitnya para warga keturunan yang

berusia lanjut jarang yang mengecap pendidikan hingga perguruan tinggi kebanyakan

dari mereka hanya berpendidikan hanya sampai tamat SMA, SLTP atau tidak lulus

SD.

Faktor ini dikarenakan pada masa itu, keadaan ekonomi keluarga tidak

memenuhi untuk mencapai pendidikan ke perguruan tinggi. Tetapi walaupun

demikian, kalangan ini tidak tertutup pembicaraan tentang masalah politik dan

mengenal lebih jauh sosok Drs. Abdillah AK, MBA sebagai salah calon Walikota

Medan tahun 2005.

Hal ini dikarenakan warga keturunan ini, terutama para genenrasi mudanya

sudah terbuka pemikirinnya dengan dilatar belakangi pendidikan tinggi untuk terjun

dalam dunia politik dan membicarakan masalah politik yang bukan merupkan hanya

masalah Negara, khususnya warga pribumi, tetapi sebagai warga Negara yang punya

hak untuk ikut andil dalam dunia politik sebagai wujud demokrasi.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai