Anda di halaman 1dari 14

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan
penyempurnaan dari kurikulum edisi 2004 atau lebih dikenal dengan
kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Dalam pasal 1 ayat (15) Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
dinyatakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan
dan silabus serta rencana pelaksanaan pembelajaran.
B. Prinsip-Prinsip dan Acuan Operasional Pengembangan KTSP
KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut.
1. Berpusat pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepentingn
Peserta didik dan Lingkungnnya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa pesert didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2. Beragam dan Terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan,
serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Kurikulum
meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

1
3. Relevan dengan Kebutuhn Kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan. Termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan kademik
dan keterampilan vokasional merupakan suatu keniscayaan.
4. Menyeluruh dan Berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,
bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antarjenjang pendidikan.
5. Belajar Sepanjang Hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pemberdayaan
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan
yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
6. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan
nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan
kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan
dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).

C. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


Dapat diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan
dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan, sumber
belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem penilaian.
Mulyasa (2007:179-180) terdapat 4 karakteristik KTSP adalah sebagai
berikut:

2
1. Pemberian Otonomi Luas Kepada Sekolah dan Satuan Pendidikan
KTSP mernberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan
pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan
kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Sekolah dan satuan pendidikan
juga diberi kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik serta tuntutan
masyarakat.
2. Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua yang tinggi
Dalam KTSP, pelaksanaan kurikulurn didukung oleh partisipasi
masyarakat dan orang tua peserta didik yang tinggi. Orang tua peserta
didik dan masyarakat tidak hanya mendukung sekolah melalui bantuan
keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan
merumuskan serta mengembangkan program-program yang dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional
Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum
merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan
dan integrity profesional. Kepala sekolah adalah manajer pendidikan
profesional yang bekerjasama dengan komite sekolah untuk mengelola
segala kegiatan sekolah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan.
Guru-guru yang direkrut oleh sekolah merupakan pendidik
profesional dalam bidangnya masing-masing, sehingga mereka bekerja
berdasarkan pola kinerja profesional yang disepakati bersama untuk
memberi kemudahan dan mendukung keberhasilan pembelajaran peserta
didik.
4. Tim kerja yang Kompak dan Transparan
Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan
pembelajaran didukung oleh kinerja tim yang kompak dan transparan dari
berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan. Dengan demikian,
keberhasilan KTSP merupakan hasil sinergi (synergistic effect) dari
kolaborasi tim yang kompak dan transparan.

3
Dalam konsep KTSP yang utuh kekuasaan yang dimiliki sekolah dan
satuan pendidikan, terutama mencakup pengambilan keputusan tentang
pengembangan kurikulum dan pembelajaran, serta penilaian hasil belajar
peserta didik.
D. Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
a. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah
dirumuskan mengacu pada tujuan umum pendidikan berikut.
a. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
b. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, keprbadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
c. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut sesuai dengan kejuruan.
b. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah yang tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran
sebagai berikut.
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c. Kelompok mata pelajaran ilmi pengetahuan dan teknologi
d. Kelompok mata pelajaran estetika
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan

Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan


dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005
Pasal 7.

4
Cakupan setiap kelompok mata pelajaran disajikan pada Tabel 1.

Tabel 6.1. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran


Kelompok Mata
No. Cakupan
Pelajaran
1. Agama dan Akhlak Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
Mulia mulia dimaksudkan untuk membentuk siswa
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi
pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari
pendidikan agama.
2. Kewarganegaraan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan Kepribadian dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan
kesadaran dan wawasan siswa akan status, hak,
dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara,
penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan
hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung
jawab sosial, ketaatan pada hukum, anti korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
3. Ilmu Pengetahuan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan Teknologi dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan
untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku
ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.

5
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi pada SMP/MTs/SMPLB
dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi
dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis,
kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi pada SMA/MA/SMALB
dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi
lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis,
kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi pada SMK/MAK dimaksudkan
untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan,
dan kemandirian kerja.
4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika
dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas,
kemampuan mengekspresikan dan kemampuan
mengapresiasi keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi dan
mengekspresikan keindahan serta harmoni
mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam
kehidupan individual.
5. Jasmani, Olahraga Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga
dan dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan
Kesehatan untuk meningkatkan potensi fisik serta
menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup
sehat.

6
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga
dan kesehatan pada SMP/MTs/SMPLB
dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik
serta membudayakan sportivitas dan kesadaran
hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga
dan kesehatan pada
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan
untuk meningkatkan potensi fisik serta
membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja
sama, dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran,
sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat
individual ataupun
yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti
keterbebasan dari perilaku seksual bebas,
kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam
berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang
potensial untuk mewabah.

Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan


kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan
pendidikan. Di samping itu, materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.

a. Mata Pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing – masing
tingkat satuan pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang
tercantum dalam SI.

7
b. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi
bagian dari mata pelajaran lain dan/atau terlalu banyak sehingga harus
menjadi mata pelajaran tersendiri.
b. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat
seatiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri diklasifikasi dan atau dibimbing oleh konselor,
guru atau tenaga pendidik yang dapat dilakukan dalam bentuk
ekstrakurikuler. Khusus untuk sekolah menengah kejuruan
pengembangan diri terutama dirujukan untuk pengembangan
kreativitas dan bimbingan karier.
c. Pengaturan Beban Belajar
Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan
menyelenggarakan program pendidikan dengan menggunakan sistem
paket atau sistem kredit semester. Kedua sistem tersebut dipilih
berdasarkan jenjang dan kategori satuan pendidikan yang
bersangkutan. Satuan pendidikan SD/MI/SDLB melaksanakan
program pendidikan dengan menggunakan sistem paket. Satuan
pendidikan SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/ SMALB dan SMK/MAK
kategori standar menggunakan sistem paket atau dapat menggunakan
sistem kredit semester. Satuan pendidikan SMA/MA/SMALB dan
SMK/MAK kategori mandiri menggunakan sistem kredit semester.
Sistem paket adalah sistem penyeleng-garaan program pendidikan
yang siswanya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran
dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai
dengan struktur kurikulum yang berlaku pada suatu satuan

8
pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem paket
dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.

Tabel 6.4. Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka untuk Setiap Satuan Pendidikan

Satu jam Jumlah


Minggu
pemb. jam Waktu Jumlah jam
Satuan Efektif
Kelas Tatap pemb. pembelajaran per per tahun
Pendidikan per tahun
muka Per tahun (@60 menit)
ajaran
(menit) minggu
884-1064 jam
pembelajaran
I s.d III 35 26-28 34-38 516-621
(30940 – 37240
menit)
SD/MI/SDLB*)
1088-1216 jam
pembelajaran
IV s.d. VI 35 32 34-38 635-709
(38080 - 42560
Menit
1088 - 1216 jam
SMP/MTs/ pembelajaran
VII s.d. IX 40 32 34-38 725-811
SMPLB*) (43520 - 48640
menit)
1292-1482 jam
SMA/MA/ pembelajaran
X s.d. XII 45 38-39 34-38 969-1111,5
SMALB* (58140 - 66690
menit)
1368 jam 026
SMK/MAK X s.d. XII 45 36 38 pelajaran (standar
(61560 menit) minimum)
*) Untuk SDLB SMPLB, SMALB alokasi waktu jam pembelajaran tatap muka
dikurangi 5 menit

d. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam
suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Ktriteria ideal
ketuntasan untuk tiap – tiap indikator 75%. Satuan pendidikan harus

9
menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan
tingkat kemampuan rata – rata peserta didik serta kemampuan sumber
daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan
pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar
secara terus menerus untuk mencapa kriteria ketuntasan ideal.
e. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran.
Kriteria kenaikan kelas diatur oleh masing – masing direktorat teknis
terkait. Sesuai dengan PP 19/2005 pada 72 Ayat (1) peserta didik
dikatakan lulus dari stuan pendidikan dasar dan menengah sekolah
setelah : (a) menyelesaikan seluruh proram pembelajaran; (b)
memperoleh nilai minimal naik pada penilaian akhir untu seluruh
mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga,
dan kesehatan; (c) lulus ujian sekolah / madrasah untuk kelompok
mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan (d) lulus Ujian
Nasioal.
f. Penjurusan
Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA. Kriteria
penjurusan diatur oleh direktorat teknis terkait.
g. Pendidikan Kecakapan Hidup
1. Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB , SMK/MAK dapat memasukan pendidikan
kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan
sosial, kecakapan akademik dan atau kecakapan vokasional.
2. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral
dari pendidikan semua mata pelajaran dan atau berupa paket/
modul yang direncanakan secara khusus.

10
3. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari
satuan pendidikan yang bersangkutan dan atau dari satuan
pendidikan formal lain dan atau nonformal.
h. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
1. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah daya
saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi
informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain – lain yang
semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta
didik.
2. Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat
memasukan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
3. Pendidikan berbasis keungguln lokal dan global dapatmerupakan
bagian dari semua mata pelajaran dan dapat juga dapat menjadi
mata pelajaran muatan lokal. Pendidikan berbasis keunggulan
lokal dan global dapat diperoleh peserta didik dari satuan
pendidikan formal lain dan atau nonformal yang suda
memperoleh akreditasi.
E. Kelebihan dan Kekurangan KTSP
Kelebihan dan kelemahan KTSP
a. Kelebihan KTSP
a) Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan
pelaksanaan kurikulum di masa lalu ialah adanya penyeragaman
kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di
lapangan, dan kurang menghargai atau meninjau potensi keunggulan
lokal yang ada bisa dimunculkan sekolah didaerah atau provinsi.
b) Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah
untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan
program-program pendidikan dan dapat tercapainya pendidikan
karakter.

11
c) KTSP sangat memungkinkan bagi tiap sekolah untuk mengembangkan
mata pelajaran tertentu bagi kebutuhan siswa.
d) Untuk mengantisipasi permasalahan pendidikan, namun secara umum,
KTSP bisa diandalkan menjadi patokan mengadapi tantangan masa
depan dengan pembekalan keterampilan peserta didik.
e) Peserta didik juga diajak bicara, diskusi, wawancara dan membahas
masalah-masalah yang kontekstual, yang dalam kenyataanya memang
diperlukan sehingga peserta didik menjadi lebih mengerti dan menjiwai
permasalahannya karena sesuai dengan keadaan peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari.
f) Peserta didik tidak hanya dituntun menghafal namun yang lebih penting
sudah adalah belajar proses sehingga mendorong peserta didik untuk
meneliti dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
g) KTSP mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan
memberatkan kurang lebih 20 persen.
h) KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah
plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhannya.
i) Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang
kurikulum.
j) Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru
untuk mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi
sekolah, kemampuan peserta didik dan kondisi daerahnya masing-
masing.
k) Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik
kemampuan, kecakapan belajar, maupun konteks social budaya.
l) Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses
perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian,
sebagai pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan
kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.
m) Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan
untuk memberikan kemudahan belajar peserta didik

12
n) Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilan
berdasarkan pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual.
o) Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar
sekolah, masyarakat, dan dunia kerja yang membentuk kompetensi
peserta didik.
p) Kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinamis dan menyenangkan
q) Menggunakan berbagai sumber belajar.
r) Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar.
s) Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan
untuk memberikan kemudahan belajar siswa.
b. Kelemahan KTSP
a) Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada
kebanyakan satuan pendidikan yang ada. Minimnya kualitas guru dan
sekolah.
b) Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai
kelengkapan dari pelaksanaan KTSP.
c) Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif
baik konsepnya, penyusunannya, maupun prakteknya di lapangan
d) Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran
akan berdampak berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi
kewajiban mengajar 24 jam, sebagai syarat sertifikasi guru untuk
mendapatkan tunjangan profesi.
e) Pola kurikulum lama yang terlanjur mengekang kreativitas guru.
f) Tidak tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap dan representatif
juga merupakan kendala yang banyak dijumpai di lapangan, banyak
satuan pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas
penunjang yang menjadi syarat utama pemberlakuan KTSP.
g) Diperlukannya waktu yang cukup oleh pedidik dalam membina
perkembangan peserta didiknya,terutama peserta didik yang
berkemampuan dibawah rata-rata. Kenyataan membuktikan, kondisi
sosial, dan ekonomi yang menghimpit kesejahteraan hidup para guru.

13
h) Kendala lain yang dialami guru adalah ketidakpahaman mengenai apa
dan bagaimana melakukan evaluasi dengan portofolio karena ketidak
pemahaman ini mereka kembali kepada pola assessment lama dengan
tes-tes dan ulangan-ulangan yang cognitive based semata.

14

Anda mungkin juga menyukai