Anda di halaman 1dari 5

Laki-laki, 48 tahun merasakan nyeri kepala, demam, dan kebingungan yang semakin memberat.

Pasien juga mengalami kejang parsial. Pada pemeriksaan didapatkan temperature 38◦C dan
mengalami expressive dysphasia.

Dimana pada pernyataan berikut yang benar tentang ensefalitis viral ?

a. Terapi hanya dimulai apabila virus telah diisolasi dari LCS.

b. MRI otak seringkali normal.

c. Riwayat bepergian jarang sekali terkait.

d. Pada ensefalitis herpes simplex sharp dan slow complexes bisa tampak pada EEG berasal
dari lobus temporal

e. Biopsi otak merupakan tes diagnosis primer.

Laki-laki, 48 tahun merasakan nyeri kepala, demam, dan kebingungan yang semakin memberat.
Pasien juga mengalami kejang parsial. Pada pemeriksaan didapatkan temperature 38◦C dan
mengalami expressive dysphasia.

Dimana pada pernyataan berikut yang benar tentang ensefalitis viral ?

a. Terapi hanya dimulai apabila virus telah diisolasi dari LCS.

b. MRI otak seringkali normal.

c. Riwayat bepergian jarang sekali terkait.

d. Pada ensefalitis herpes simplex sharp dan slow complex bisa tampak pada EEG berasal dari
lobus temporal

e. Biopsi otak merupakan tes diagnosis primer.

Laki-laki usia 17 tahun datang ke IGD dengan penurunan kesadaran dengan tanda-tanda syok. Dari
heteroanamnesa sebelumnya pasien mengalami panas badan, nyeri kepala dan fotofobia.
Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya kaku kuduk dan rash ptechiae pada kedua kaki. Hasil
pemeriksaan LCS glukosa 5 mg/dL, protein 87 mg/dL, leukosit 112 /lpb dengan 70% sel PMN.

Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:

a. Meningitis kriptokokus

b. Meningitis meningokokus

c. Meningitis pneumokokus

d. Meningitis viral

e. Meningitis TB

Wanita 23 tahun, datang dengan keluhan utama kejang, sejak 3 jam yang lalu, lama 15 menit,
tonik klonik, saat kejang tidak sadar, sejak 7 hari yang lalu pasien panas tinggi, sakit kepala dan
bicara melantur, dari pemeriksaan didapatkan GCS 445, kernig sign positif, motorik lateralisasi
dextra, riwayat terapi ke dokter umum diberi antibiotik amoxicillin dan paracetamol.

Agen penyebab tersering bila source berasal dari nasofaring di bawah ini, kecuali:
a. Streptococcus pnemonia

b. Staphylococcus meningitis

c. Neisheria meningitis

d. Enterobacterimea

e. Haemofilus influenza

Laki-laki 53 tahun, datang dengan keluhan utama sakit kepala sejak 7 hari kejang, sejak 3 jam
yang lalu, lama 15 menit, tonik klonik, saat kejang tidak sadar, sejak 7 hari yang lalu pasien
panas tinggi, sakit kepala dan bicara melantur, dari pemeriksaan didapatkan GCS 445, suhu 38,9
C kernig sign positif, motorik lateralisasi tidak ada, riwayat terapi ke dokter umum.
Patogenesis pada meningoencefalitis bakterial, yang bertindak sebagai mediator proinflamatori
antara lain, kecuali :
a. IL -1, interferon, IL-6
b. MIP
c. TNF
d. IL-10
e. IL -4

Wanita 40 tahun dengan keluhan sakit kepala sejak 3 bulan, panas sumer sejak 2 bulan,
didapatkan kaku kuduk, tanpa lateralisasi, hasil cultur LCS didapatkan Cryptococcus neoforman.
Kondisi dibawah ini yang meningkatkan terjadinya infeksi meningitis cryptococcus antara lain,
kecuali:

a. Hemodialisis
b. Kehamilan
c. Kemoterapi
d. Transplantasi organ
e. Trauma kepala

Wanita 40 tahun seorang PSK dengan keluhan sakit kepala sejak 3 bulan, panas sumer sejak 2
bulan, didapatkan kaku kuduk, tanpa lateralisasi, hasil kultur LCS didapatkan Cryptococcus
neoforman.
Laboratorium : Rapid test HIV (+), CD 4=50.
Terapi piihan utama untuk meningitis cryptokokkus pada kasus di atas adalah:

a. Amphotericin B (0,5-0,8 mg/kgBB/hari) sampai total dosis 1-1,5 gram lanjut flukonazole 800-
2000 mg/hari
b. Amphotericin B (0,3 mg/kgBB/hari) lanjut flucytosine 200 mg/hari
c. Amphotericin A (0,5-0,8 mg/kgBB/hari) sampai total dosis 1-1,5 gram lanjut flukonazole 200
mg/hari
d. Amphotericin A (0,3 mg/kgBB/hari) lanjut flucytosine 200 mg/hari
e. Flukonazole 200 mg/hari

Laki-laki, 60 tahun dengan keluhan sakit kepala sejak 3 hari, panas sumer sejak 2 hari, kejang 1
kali tonik klonik, pemeriksaan GCS 446 didapatkan kaku kuduk, tanpa lateralisasi.
Beberapa ciri meningitis aseptis di bawah ini kecuali:
a. Sifat akut
b. Hasil LCS dominan MN
c. Tidak didapatkan bakteri dari kultur maupun hapusan
d. Didapatkan fokus parameningeal
e. Self limited disease

Wanita 23 tahun, datang dengan keluhan utama kejang, sejak 3 jam yang lalu, lama 15 menit,
tonik klonik, saat kejang tidak sadar, sejak 7 hari yang lalu pasien panas tinggi, sakit kepala dan
bicara melantur, dari pemeriksaan didapatkan GCS 445, kernig sign positif, motorik lateralisasi
dextra, riwayat terapi ke dokter umum diberi antibiotik amoxicillin dan paracetamol.
Proses peradangan dimulai dari pelepasan dari dinding bakteri yang lisis, komposisi dinding
bakteri tersusun dari :

a. Asam arachidonat dan lipopolisakarida


b. Lipopolisakarida dan asam teichoid
c. Taurin dan asam theicoid
d. Asam salisilat dan lippolisacarida
e. Prostasiklin dan asam theicoid

Wanita 23 tahun, datang dengan keluhan utama kejang, sejak 3 jam yang lalu, lama 15 menit,
tonik klonik, saat kejang tidak sadar, sejak 7 hari yang lalu pasien panas tinggi, sakit kepala dan
bicara melantur, dari pemeriksaan didapatkan GCS 445, kernig sign positif, motorik lateralisasi
dextra, riwayat terapi ke dokter umum diberi antibiotk amoxicillin dan paracetamol.

Agen penyebab tersering bila source berasal dari nasofaring di bawah ini, kecuali:

a. Streptococcus pnemonia

b. Staphylococcus meningitis

c. Neisseria meningitis

d. Enterobacterimea

e. Haemofilus influenza

Laki-laki 53 tahun, datang dengan keluhan utama sakit kepala sejak 7 hari kejang, sejak 3 jam
yang lalu, lama 15 menit, tonik klonik, saat kejang tidak sadar, sejak 7 hari yang lalu pasien
panas tinggi, sakit kepala dan bicara melantur, dari pemeriksaan didapatkan GCS 445, suhu
38,9◦ C kernig sign positif, motorik lateralisasi tidak ada, riwayat terapi ke dokter umum.
Patogenesis pada meningoencefalitis bakterial, yang bertindak sebagai mediator proinflamatori
antara lain, kecuali :
a. IL -1
b. MIP
c. TNF
d. IL-10
e. IL -4

Wanita 40 tahun dengan keluhan sakit kepala sejak 3 bulan, panas sumer sejak 2 bulan,
didapatkan kaku kuduk, tanpa lateralisasi, hasil kultur LCS didapatkan Cryptococcus neoforman.
Kondisi dibawah ini yang meningkatkan terjadinya infeksi meningitis cryptococcus antara lain
kecuali

a. Hemodialisis
b. Kehamilan
c. Kemoterapi
d. Transplantasi organ
e. Trauma kepala

Wanita 40 tahun seorang PSK dengan keluhan sakit kepala sejak 3 bulan, panas sumer sejak 2
bulan, didapatkan kaku kuduk, tanpa lateralisasi, hasil cultur LCS didapatkan Cryptococcus
neoforman.
Labolatorium Rapid test HIV (+). CD 4=50.
Terapi piihan utama untuk meningitis cryptokokkus pada kasus di atas adalah:
a. Amphotericin B (0,5-0,8 mg/kgBB/hari) sampai total dosis 1-1,5 gram lanjut flukonazole 200
mg/hari
b. Amphotericin B (0,3 mg/kgBB/hari) lanjut flucytosine 200 mg/hari
c. Amphotericin A (0,5-0,8 mg/kgBB/hari) sampai total dosis 1-1,5 gram lanjut flukonazole 200
mg/hari
d. Amphotericin A (0,3 mg/kgBB/hari) lanjut flucytosine 200 mg/hari
e. Flukonazole 200 mg/hari

Laki-laki, 60 tahun dengan keluhan sakit kepala sejak 3 hari, panas sumer sejak 2 hari, kejang 1
kali tonik klonik, pemeriksaan GCS 446 didapatkan kaku kuduk, tanpa lateralisasi.
Beberapa ciri meningitis aseptis di bawah ini kecuali:

a. Sifat akut
b. Hasil LCS dominan MN
c. Tidak didapatkan bakteri dari kultur maupun hapusan
d. Didapatkan fokus parameningeal
e. Self limited disease

Wanita 23 tahun, datang dengan keluhan utama kejang, sejak 3 jam yang lalu, lama 15 menit,
tonik klonik, saat kejang tidak sadar, sejak 7 hari yang lalu pasien panas tinggi, sakit kepala dan
bicara melantur, dari pemeriksaan didapatkan GCS 445, kernig sign positif, motorik lateralisasi
dextra, riwayat terapi ke dokter umum diberi antibiotk amoxicillin dan paracetamol.
Proses peradangan dimulai dari pelepasan dari dinding bakteri yang lisis, komposisi dinding
bakteri tersusun dari :

a. Asam arachidonat dan lipopolisakarida


b. Lipopolisakarida dan asam teichoid
c. Taurin dan asam theicoid
d. Asam salisilat dan lippolisacarida
e. Prostasiklin dan asam theicoid

Wanita 23 tahun, datang dengan keluhan utama kejang, sejak 3 jam yang lalu, lama 15 menit,
tonik klonik, saat kejang tidak sadar, sejak 7 hari yang lalu pasien panas tinggi, sakit kepala dan
bicara melantur, dari pemeriksaan didapatkan GCS 445, kernig sign positif, motorik lateralisasi
dextra, riwayat terapi ke dokter umum diberi antibiotik amoxicillin dan paracetamol.
Agen penyebab tersering bila source berasal dari nasofaring di bawah ini, kecuali:

a. Streptococcus pnemonia

b. Staphylococcus meningitis

c. Neisheria meningitis

d. Enterobacterimea

e. Haemofilus influenza

Wanita usia 66 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala, mual dan muntah sejak 2 minggu
sebelum MRS disertai dengan bicara melantur dan jalan geloyoran dalam 1 minggu terakhir.
Pasien juga dikeluhkan panas badan naik turun selama 1 minggu. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan papil edema, tidak didapatkan gangguan nervus cranialis lainnya. Hasil pemeriksaan
LCS didapatkan pemeriksaan Indian ink (+)

Terapi yang tepat pada pasien tersebut adalah :

a. Cyclophophamide

b. Amphotericin B

c. Gamma globulin

d. Methrotexate

e. Acyclovir

Laki-laki usia 27 tahun sering mengeluh mual, rasa panas pada tubuh dan mencium bau yang
tidak biasa, kemudian diikuti dengan gerakan kedutan pada sebelah kiri wajah dan tidak bisa
bicara beberapa menit sesudah serangan, tidak ingat apa yang terjadi. Bila dilakukan
pemeriksaan MRI akan ditemukan lesi pada :

f. a. Left occipital lobe

g. b. Right frontal lobe

h. c. Cribriform plate

i. d. Hippocampus

j. e. Left parietal lobe

Anda mungkin juga menyukai