Anda di halaman 1dari 6

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Analisis Jurnal Microplastic

No Judul Penulis Metode Pembahasan Kesimpulan


1. Kontaminasi Agnes Metode sampling a. Dampak terhadap kesehatan Kesadaran sejauh mana
Mikroplastik di Veronica yang dilakukan Manusia memiliki mekanisme dan kuantitas mikroplastik
Perairan Tawar Victoria untuk wilayah partahanan diri pinocytosis dan hadir dalam sistem air akan
perairan tawar fagositik yakni untuk mengeluarkan diperlukan: 1) dalam
mirip dengan yang material asing dari dalam tubuh. perencanaan instalasi
dilakukan di Mikroplastik dan nanoplastik yang pengolahan air limbah
wilayah laut. masuk dalam pembuluh darah akan yang baru; 2)
Metode ini dibawa ke hati untuk untuk dibuang ke pengembangan kebijakan
memerlukan empedu dan selanjutnya dibuang yang ditujukan untuk
saringan yang bersama feses. Jika jumlah berlebih, mengelola polusi dan
cukup baik dan tentu saja akan menyebabkan gangguan mempertahankan jasa
tambahan substansi hati, empedu. ekosistem yang berharga
untuk air dan slurry (misalnya European
untuk b. Penyebab Commission's Water
meningkatkan Framework Directive,
densitas air Sejumlah faktor telah diperkirakan mungkin undang-undang
sehingga cukup sebagai penyebab banyaknya tentang penggunaan
untuk membuat mikroplastik yang ada di lingkungan microbeads sebagai bahan
plastik perairan tawar. Beberapa di antaranya abrasif dalam kosmetik)
mengambang. adalah perbandingan populasi manusia akan mendapat manfaat
Tantangan dari dibandingkan dengan jumlah sumber dari pengetahuan yang
investigasi yang air, letak pusat perkotaan, waktu tinggal lebih besar dari peran
ada adalah air, ukuran sumber air, jenis pengolahan mikroplastik dalam sistem
bagaimana cara limbah, dan jumlah saluran air tawar.
memisahkan pembuangan. Para peneliti mengatakan
material bahwa jumlah partikel pelagis tinggi
berdensitas rendah ditemukan dalam danau-danau dengan
dan cara populasi manusia yang rendah akibat
mengekstraksi serta waktu tinggal air yang tinggi dan
identifikasi ukuran danau yang besar. Mereka juga
mikroplastik yang mengatakan bahwa pola tersebut juga
ukurannya kurang menjelaskan alasan danau-danau yang
dari 500mm lebih besar mengandung lebih sedikit
mikroplastik pelagis bila dibandingkan
dengan danau yang ukurannya lebih
kecil namun densitas partikelnya lebih
tinggi. Proses distribusi mikroplastik di
wilayah laut masih belum diketahui
secara menyeluruh namun intinya
adalah adanya dorongan eksternal yang
menyebabkan pergerakan mikroplastik.
Pendekatan kuantitatif dan pemodelan
menunjukkan peran dorongan fisik
yang mempengaruhi transportasi dan
pemencaran partikel dalam rentang
skala spasial. Sebuah pengamatan
menunjukkan dorongan berskala besar
seperti angin mendorong arus
permukaan dan sirkulasi geostropik
mendorong pola pemencaran partikel.
Sementara itu, dalam skala yang lebih
kecil, percobaan dan bukti lapangan
menunjukkan angin menyebabkan
turbulensi yang berpengaruh pada
posisi vertikal dari partikel neustonik
partikel, sedangkan modelmodel
menunjukkan aliran turbulen, dari
gelombang atau ombak, dapat
mengakibatkan resuspensi dari partikel
bentik.
c. Masalah terhadap keamanan pangan
NOAA (National Oceanic and
Atmospheric Administration) sendiri
mendefinisikan mikroplastik memiliki
ukuran partikel kurang dari 5mm.
Mikroplastik ini menjadi sangat mudah
untuk terdistribusi lewat aliran-aliran
badan air di permukaan tanah maupun
laut dan mengendap dalam sedimen
atau ikut masuk dalam rantai makanan
karena sifatnya yang tidak larut dalam
air (hidrofobik). Hal ini tentunya
menjadi sangat berbahaya apabila kita
berbicara tentang keamanan pangan
dimana seharusnya tidak terdapat sama
sekali kontaminasi dan toksik dalam
bahan maupun makanan yang akan
dimakan.
Mikroplastik ini bisa berasal dari
beragam sumber yang bersinggungan
langsung dengan sumber. Mulai dari
dalam penggunaan belanja,
pembungkus (packaging), penggunaan
dalam material perangkat, dll. Bahkan
sebelum terurai menjadi mikroplastik,
racun-racun yang terkandung dalam
plastik selama proses pembuatannya
akan terlepas dan mencemari apapun,
termasuk apabila termakan oleh
makhluk hidup. Dalam satu penelitian
dikatakan bahwa, bisa jadi mikroplastik
yang terdapat pada makanan yang kita
konsumsi masuk dan beredar dalam
pembuluh darah melalui pencernaan.
Tentunya hal tersebut dapat
menyebabkan gangguan-gangguan
penyakit kronis dan degeneratif dalam
tubuh.
b. Pembahasan Jurnal

Mikroplastik, plastik dengan ukuran partikel <5mm, terdeteksi di banyak wilayah perairan di
seluruh dunia. Mikroplastik yang terdeteksi berasal dari sumber primer dan sekunder. Sumber
primer mikroplastik adalah saluran pembuangan limbah rumah tangga dan industri. Sementara
itu, sumber sekunder berasal dari pencucian pakaian sehingga umumnya berupa serat. Jumlah
mikroplastik akan terus bertambah akibat proses pemutusan rantai sampah plastik makro yang
terjadi secara kontinu di wilayah perairan. Distribusi mikroplastik di wilayah perairan belum
diketahui sepenuhnya namun dapat diestimasi dengan memahami dorongan eksternal yang
menyebabkan pergerakannya. Pemahaman akan adanya mikroplastik dalam wilayah perairan
masih sangat rendah.

Pada umumnya, proses dekomposisi plastik berlangsung sangat lambat. Diperlukan waktu
hingga ratusan tahun agar plastik terdegradasi menjadi mikroplastik dan nanoplastik melalui
berbagai proses fisik, kimiawi, maupun biologis. Mikroplastik merupakan partikel plastik yang
diameternya berukuran kurang dari 5 mm. Batas bawah ukuran partikel yang termasuk dalam
kelompok mikroplastik belum didefinisikan secara pasti namun kebanyakan penelitian
mengambil objek partikel dengan ukuran minimal 300 µm3. Mikroplastik terbagi lagi menjadi
kategori ukuran, yaitu besar (1-5 mm) dan kecil (<1 mm). Mikroplastik hadir dalam bermacam-
macam kelompok yang sangat bervariasi dalam hal ukuran, bentuk, warna, komposisi, massa
jenis, dan sifat-sifat lainnya.

a. Dampak terhadap kesehatan


Manusia memiliki mekanisme partahanan diri pinocytosis dan fagositik yakni untuk
mengeluarkan material asing dari dalam tubuh. Mikroplastik dan nanoplastik yang masuk
dalam pembuluh darah akan dibawa ke hati untuk untuk dibuang ke empedu dan selanjutnya
dibuang bersama feses. Jika jumlah berlebih, tentu saja akan menyebabkan gangguan hati,
empedu.

b. Penyebab

Sejumlah faktor telah diperkirakan sebagai penyebab banyaknya mikroplastik yang ada di
lingkungan perairan tawar. Beberapa di antaranya adalah perbandingan populasi manusia
dibandingkan dengan jumlah sumber air, letak pusat perkotaan, waktu tinggal air, ukuran
sumber air, jenis pengolahan limbah, dan jumlah saluran pembuangan. Para peneliti
mengatakan bahwa jumlah partikel pelagis tinggi ditemukan dalam danau-danau dengan
populasi manusia yang rendah akibat waktu tinggal air yang tinggi dan ukuran danau yang
besar. Mereka juga mengatakan bahwa pola tersebut juga menjelaskan alasan danau-danau
yang lebih besar mengandung lebih sedikit mikroplastik pelagis bila dibandingkan dengan
danau yang ukurannya lebih kecil namun densitas partikelnya lebih tinggi. Proses distribusi
mikroplastik di wilayah laut masih belum diketahui secara menyeluruh namun intinya adalah
adanya dorongan eksternal yang menyebabkan pergerakan mikroplastik. Pendekatan
kuantitatif dan pemodelan menunjukkan peran dorongan fisik yang mempengaruhi transportasi
dan pemencaran partikel dalam rentang skala spasial. Sebuah pengamatan menunjukkan
dorongan berskala besar seperti angin mendorong arus permukaan dan sirkulasi geostropik
mendorong pola pemencaran partikel. Sementara itu, dalam skala yang lebih kecil, percobaan
dan bukti lapangan menunjukkan angin menyebabkan turbulensi yang berpengaruh pada posisi
vertikal dari partikel neustonik partikel, sedangkan modelmodel menunjukkan aliran turbulen,
dari gelombang atau ombak, dapat mengakibatkan resuspensi dari partikel bentik.
c. Masalah terhadap keamanan pangan
NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) sendiri mendefinisikan
mikroplastik memiliki ukuran partikel kurang dari 5mm. Mikroplastik ini menjadi sangat
mudah untuk terdistribusi lewat aliran-aliran badan air di permukaan tanah maupun laut dan
mengendap dalam sedimen atau ikut masuk dalam rantai makanan karena sifatnya yang tidak
larut dalam air (hidrofobik). Hal ini tentunya menjadi sangat berbahaya apabila kita berbicara
tentang keamanan pangan dimana seharusnya tidak terdapat sama sekali kontaminasi dan
toksik dalam bahan maupun makanan yang akan dimakan.
Mikroplastik ini bisa berasal dari beragam sumber yang bersinggungan langsung dengan
sumber. Mulai dari dalam penggunaan belanja, pembungkus (packaging), penggunaan dalam
material perangkat, dll. Bahkan sebelum terurai menjadi mikroplastik, racun-racun yang
terkandung dalam plastik selama proses pembuatannya akan terlepas dan mencemari apapun,
termasuk apabila termakan oleh makhluk hidup. Dalam satu penelitian dikatakan bahwa, bisa
jadi mikroplastik yang terdapat pada makanan yang kita konsumsi masuk dan beredar dalam
pembuluh darah melalui pencernaan. Tentunya hal tersebut dapat menyebabkan gangguan-
gangguan penyakit kronis dan degeneratif dalam tubuh.

d. Solusi
a) Menghindari membeli dan menggunakan produsen kosmetik yang mengandung
microbeads.
b) Mengurangi sampah yang kita hasilkan, membuang sampah pada tempatnya, memilah
sampah organik dan anorganik, dan mendaur ulang sampah.
c) Mengonsumsi Air Minum dalam Kemasan yang memiliki standard BPOM.
d) Mengurangi penggunaan plastic.
e) Melakukan reduce, reuse, recycle.
f) Menggunakan transportasi yang tertutup untuk distribusi AMDK agar tidak terkena sinar
matahari.

REFERENSI

[1] Tanković, M.S. Perusco, V.S., J. Godrijan, D., M. Pfannkuchen. Marine plastic debris in
the northeastern Adriatic. (2015) Micro 2015: Book of abstracts.
[2] Oliver Bajt*, Karolina Szewc, Petra Horvat, Polona Pengal, Mateja Grego1. Microplastics
in sediments and fish of the Gulf of Trieste. (2015) Micro 2015: Book of abstracts.
[3] Galgani, F. The Mediterranean Sea: From litter to microplastics. (2015) Micro 2015: Book
of abstracts.
[4] Barnes, D.K.A., Walters, A., Gonc¸alves, L., 2010. Macroplastics at sea around Antarctica.
Mar. Environ. Res. 70, 250-252.
[5] Storck, F.R. et al. 2015. Microplastics in Fresh Water Resources. Global Water Research
Coalition.
[6] Carr, A., 1987. Impact of nondegradable marine debris on the ecology and survival outlook
of sea turtles. Mar. Pollut. Bull. 18 (6B), 352-356.
[7] Fry, D.M., Fefer, S.I., Sileo, L., 1987. Ingestion of plastic debris by Laysan albatrosses and
Wedgetailed Shearwaters in the Hawaiian Islands. Mar. Pollut. Bull. 18 (6B), 339-343

Anda mungkin juga menyukai