Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FOTO 3X4

TEKNOLOGI DAN PROSES MEMBRAN

MATERI 5
PENGUKUAN FLUKS AIR BERSIH

Oleh :

NAMA : ANNISA AZZARA


NIM : 205100601111017
KELOMPOK : H2

TANGGAL PRAKTIKUM : 6 NOVEMBER 2023


Nama Asisten :
1. Susi Rokhmatul Ummah
2. Rachma Alfiana Rizqi
3. Muhammad Yusuf Ibrahim

LABORATORIUM REKAYASA BIOPROSES


DEPARTEMEN TEKNIK BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Fluks atau kecepatan permeat merupakan salah satu parameter yang menentukan
kinerja membran. Nilai fluks menentukan jumlah permeat yang dapat dilewatkan oleh
membran tiap satuan luas per satuan waktu. Variasi massa kitosan dan biosilika yang
digunakan dalam pembuatan membran mempengaruhi karakteristik fluks membran dalam
proses filtrasi.
Fluks dapat diukur untuk mengetahui kinerja dari membran yang digunakan.
Pengukuran dari fluks pada air bersih memiliki beberapa tujuan. Diantara nya seperti
monitoring kualitas air dan manajemen sumber daya air. Selain itu, pengukuran fluks air
bersih ini juga dilakukan untuk mengukur bagaimana kinerja membran yang digunakan.
Nilai fluks sangat bergantung pada ukuran pori, porositas membran, dan sifat permukaan
membran. Fluks air akan stabil bila operasi sistem telah mengalami kondisi konstan
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi fluks air bersih pada saat proses
filtrasi. Beberapa faktor tersebut diantara nya adalah ukuran pori, porositas membran, dan
sifat permukaan membran. Selain itu, faktor lain yang dapat mempengaruhi fluks dari
membran adalah laju aliran air yang digunakan.

2. Tujuan Praktikum
 Diharapkan mahasiswa mampu mempelajari pengertian dan tujuan pengukuran
fluks air bersih
 Diharapkan mahasiswa mampu melakukan pengukuran fluks air bersih
 Diharapkan mahasiswa mampu mengamati pengaruh kadar polimer terhadap fluks
air bersih
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian fluks air bersih


Fluks atau kecepatan permeat merupakan salah satu parameter yang menentukan
kinerja membran. Nilai fluks menentukan jumlah permeat yang dapat dilewatkan oleh
membran tiap satuan luas per satuan waktu. Variasi massa kitosan dan biosilika yang
digunakan dalam pembuatan membran mempengaruhi karakteristik fluks membran dalam
proses filtrasi (Zulfi, 2014).
Disisi lain, secara kuantitas, permeabilitas membran sering dinyatakan sebagai fluks
atau koefisien permeabilitas. Definisi dari fluks adalah jumlah volume permeat yang melewati
satu satuan luas membran dalam waktu tertentu dengan adanya gaya dorong dalam hal ini
berupa tekanan. Secara sistematis fluks dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝛥𝑚 𝑉
Jt = 𝑆 𝑥 𝛥𝑡
atau J = 𝐴 𝑥 𝑡

Dimana, J = Fluks (L/m2 . Jam), V = Volume permeat (L), A = Luas permukaan (m2 ), t = waktu
(Jam) (Rusmaningsih, 2018).

2.2 Tujuan pengukuran fluks air bersih


Pengukuran fluks pada air bersih memiliki beberapa tujuan. Diantara nya monitoring
kualitas air dan manajemen sumber daya air. Pengukuran ini juga dilakukan untuk memahami,
mengelola, dan melindungi sumber daya air bersih, yang sangat vital bagi keberlangsungan
hidup manusia dan lingkungan. Selain itu, pengukuran fluks air bersih ini juga dilakukan untuk
mengukur bagaimana kinerja membran yang digunakan (Amiyati, 2017).
Pengukuran terhadap fluks air bersih dapat membantu menilai atau mengetahui
bagaimana kinerja membrane yang digunakan. Nilai fluks sangat bergantung pada ukuran
pori, porositas membran, dan sifat permukaan membran. Fluks air akan stabil bila operasi
sistem telah mengalami kondisi konstan (Mubtasyirah, 2022).

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi fluks air bersih saat filtrasi


Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi fluks air bersih pada saat proses filtrasi.
Beberapa faktor tersebut diantara nya adalah ukuran pori, porositas membran, dan sifat
permukaan membran. Ukuran pori sangat mempengaruhi nilai fluks, semakin besar pori
membran maka jumlah permeat yang dilewatkan dalam satu waktu tertentu semakin besar
sehingga nilai fluksnya semakin tinggi dan begitu juga sebaliknya jika ukuran pori semakin
kecil (Mustabsyirah, 2022).
Selain beberapa faktor di atas, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai fluks air
bersih pada saat proses filtrasi. Faktor tersebut adalah laju aliran air, dimana semakin tinggi
laju alir maka semakin besar nilai fluks yang diberikan. Hal ni dikarena kan semakin banyak
partikel di permukaan membran yang dapat digerakkan oleh aliran umpan (Meidinariasty,
2019).

2.4 Karakteristik membran yang mempengaruhi fluks air bersih


Ada beberapa karakteristik membran yang dapat mempengaruhi nilai fluks dari air
bersih. Karakteristik yang pertama adalah ketebalan membran. Ketebalan membran sangat
mempengaruhi nilai fluks yang dihasilkan. Dimana, semakin tipis membran maka akan
semakin besar permeat yang dihasilkan. Hal ini disebabkan oleh ketika membran semakin
tipis maka resistansi perpindahan massa berkurang dimana di saat yang bersamaan
kehilangan kalor juga meningkat seiring menipisnya membran (Elma, 2019).
Tidak hanya ketebalan membran, karakteristik lain yang dapat mempengaruhi fluks air
adalah ukuran pori-pori membran. Semakin besar ukuran pori-pori membran, maka jumlah
permeat yang dilewatkan dalam satu waktu tertentu semakin besar sehingga nilai fluksnya
semakin tinggi. Sebaliknya, semakin kecil ukuran pori-pori membran, maka jumlah permeat
yang dilewatkan semakin kecil, dan fluks yang dihasilkan rendah (Zulfi, 2014).

2.5 Perbedaan fluks air bersih dengan permeabilitas


Fluks air bersih merupakan volume air yang melewati luas permukaan membran per
waktu. Nilai fluks menentukan jumlah permeat yang dapat dilewatkan oleh membran tiap
satuan luas per satuan waktu. Variasi massa kitosan dan biosilika yang digunakan dalam
pembuatan membran mempengaruhi karakteristik fluks membran dalam proses filtrasi (Zulfi,
2014).
Sedangkan permeabilitas merupakan volume air yang melewati ketebalan membran
per waktu per tekanan transmembran. Permeabilitas ini juga merupakan kemampuan suatu
membran untuk menyaring komponen tertentu dari larutan menjadi parameter paling penting
dalam menentukan jenis membran yang dipilih. Membran yang baik adalah yang mampu
menghasilkan permeabilitas yang tinggi dan stabil sebagai fungsi waktu (Arahman, 2016).

2.6 Metode pengukuran fluks air bersih pada penelitian terdahulu


Pada pengukuran yang tertera di jurnal, pengukuran dilakukan dengan cara
mengalirkan umpan membran ke dalam modul membran selama 2 jam. Tekanan diatur
dengan menggunakan valve pada selang retentat, dimana tekanan yang diatur akan
ditunjukkan pada pressure gauge (PG) pada modul membran. Pengukuran fluks dilakukan
berdasarkan rumus berikut :

Dimana, J merupakan flux permeat bahan, sedangkan Jw adalah flux air awal sebelum
membran digunakan untuk bahan. Nilai J memiliki rentang yang sangat jauh dikarenakan
ukuran pori yang rentangnya cukup jauh (antara 0,05 sampai 1) sehingga penyajian datanya
menggunakan Flux ratio (J/Jw) yang merupakan flux permeat bahan pada waktu tertentu
dibagi flux aquadest yang dilewatkan pada membran sebelum membran digunakan untuk
filtrasi bahan (Ardiansyah, 2013).
Pada jurnal lain, metode yang digunakan dalam pengukuran fluks air dilakukan
dengan alat filtrasi dead end dengan melakukan proses kompaksi terlebih dahulu pada
membran yang akan diuji. Proses kompaksi dilakukan untuk mengkondisikan pori-pori
membran dalam geometri dan ukuran yang tetap selama proses filtrasi dengan tekanan
tertentu sehingga nilai fluksnya konstan. Dimana didapatkan bahwa nilai fluks air menunjukan
waktu penguapan yang semakin lama, fluks yang dihasilkan semakin kecil. Penurunan fluks
ini dikarenakan porositas yang dihasilkan semakin kecil yang mengindikasikan pori membran
semakin rapat akibatnya fluks yang dihasilkan semakin menurun (Amiyati, 2017).
DAFTAR PUSTAKA
Amiyati DR, Indarti D, Muflihah YM. 2017. Pengaruh Variasi Waktu Penguapan Terhadap
Kinerja Membran Selulosa Asetat pada Proses Ultrafiltrasi. Jurnal BERKALA SAINSTEK
5(1) : 7 - 10.
Amiyati DR, Indarti D, Muflihah YM. 2017. Pengaruh Variasi Waktu Penguapan Terhadap
Kinerja Membran Selulosa Asetat pada Proses Ultrafiltrasi. Jurnal BERKALA SAINSTEK
5(1) : 7 - 10.
Arahman N, Arifin B, Razi F. 2016. Profil Permeabilitas Berdasarkan Struktur Morfologi
Membran Polietersulfon pada Pemekatan Larutan Tokoferol. Jurnal AGRITECH 36(4) :
416 - 423.
Ardiansyah, Kusumo AB. 2013. Karakteristik Penurunan Fluks pada Filtrasi Larutan Humic
Acid dengan Membran Mikrofiltasi. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri 2(2) : 267 - 274.
Elma M, Pratiwi AE, Rampun ELA, Rahma A. 2019. Aplikasi Membran Interlayer-free Silika-
pektin pada Pengolahan Air Payau dan Air Rawa Asin. Jurnal Seminar Nasional
Lingkungan Lahan Basah 4(2) : 268 - 273.
Meidinariasty A, Zamhari M, Septiani D, Novianita. 2019. Uji Kinerja Membran Mikrofiltasi dan
Reverse Osmosis pada Proses Pengolahan Air Reservoir menjadi Air Minum Isi Ulang.
Jurnal Kinetika 10(3) : 35 - 41.
Mustabyirah, Shinta A, Lubis MR, Sofyana, Mukramah, Mukhriza, Rinaldi W, Fathanah U.
2022. Peningkatan Kinerja Membran Polietersulfon (PES) dengan Modifikasi
Menggunakan Aditif Hidrofilik. Jurnal Serambi Engineering 7(1) : 2656 - 2662.
Mustabyirah, Shinta A, Lubis MR, Sofyana, Mukramah, Mukhriza, Rinaldi W, Fathanah U.
2022. Peningkatan Kinerja Membran Polietersulfon (PES) dengan Modifikasi
Menggunakan Aditif Hidrofilik. Jurnal Serambi Engineering 7(1) : 2656 - 2662.
Rusmaningsih A, Syahbanu I, Destiarti L. 2018. Uji Fluks Membran Polisulfon/Polietilen
Glikol/Selulosa Asetat dari Nata de Coco. Jurnal Kimia Khatulistiwa 7(3) : 84 - 90.
Zulfi F, Dahlan K, Sugita P. 2014. Karakteristik Fluks Membran dalam Proses Filtrasi Limbah
Cair Industri Pelapisan Logam. Jurnal Biofisika 10 (1) : 19 - 29.
Zulfi F, Dahlan K, Sugita P. 2014. Karakteristik Fluks Membran dalam Proses Filtrasi Limbah
Cair Industri Pelapisan Logam. Jurnal Biofisika 10 (1) : 19 - 29.
LAMPIRAN
Lampiran 3. Bukti Kutipan Literatur (Screenshot)

Anda mungkin juga menyukai