Anda di halaman 1dari 18

b.

Menghitung Equivalent Standart Axle (ESA)

Perhitungan ESA menggunakan persamaan 3.2 :

ESA = ( ∑ LHRT jenis kendaraan x ESA4 ) x DL

I. Perhitungan ESA Mobil Penumpang


ESA = 6469 x 0.0024 x 80%
= 12.173

II. Perhitungan ESA Bus Besar


ESA = 1296 x 0.3839 x 80%
= 398.1552

III. Perhitungan ESA Truk 2 sumbu - sedang


ESA = 220 x 6.4201 x 80%
= 1132.0064

IV. Perhitungan ESA4 Truk 4 sumbu - trailer


ESA = 78 x 9.0781 x 80%
= 567.0296

V. Perhitungan ESA4 Truk 5 sumbu - trailer


ESA = 69 x 1.8070 x 80%
= 99.93372

c. Menghitung Cumulative Equivalent Single Axle Load (CESA4)

Perhitungan CESA4 menggunakan persamaan 2.3 :

CESA4 = ESA x 365 x R

I. Perhitungan ESA Mobil Penumpang


CESA4 = 12.173 x 365 x 20.095
= 89282.91

II. Perhitungan ESA Bus Besar


CESA4 = 398.155 x 365 x 20.095
= 2920381

III. Perhitungan ESA Truk 2 sumbu - sedang


CESA4 = 1132.006 x 365 x 20.095
= 8303017
IV. Perhitungan ESA4 Truk 4 sumbu - trailer
CESA4 = 567.030 x 365 x 20.095
= 4159037

V. Perhitungan ESA4 Truk 5 sumbu - trailer


CESA4 = 99.934 x 365 x 20.095
= 732991.7
ANALISIS PERENCANAAN TEBAL KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR
DENGAN METODE MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN 2013
PADA TOL PANDAAN-MALANG (STA. 23+000 – 23+975)

4.1. Menentukan Umur Rencana

a. Menentukan umur rencana berdasarkan tabel 4.1 Manual Desain Perkerasan Jalan 2013

Sumber : Manual Desain Perkerasan Jalan No.02/M/BM/2013

b. Menentukan umur rencana bedasarkan data sekunder

Sumber : PT. Virama Karya (Persero)


Berdasarkan Manual Desain Perkerasan Jalan 2013 dan Data Sekunder
diperoleh Umur Rencana perkerasan lentur = 20 Tahun

4.2. Data Lalu Lintas

Data lalu lintas diperoleh berdasarkan data Estimasi Lalu lintas dan dianalisis secara Jaringan
yang di lakukan di ruas Pakis-1 sampai dengan Lawang pada tahun 2016

Tabel 4.2 Data lalu lintas


Jenis Kendaraan niaga Golongan Klasifikasi Proporsi rata-rata
Mobil / angkutan umum I 2,3,4 79.54%
Bus Besar II 5b 15.94%
Truk 2 sumbu - sedang III 6b1.2 2.71%
Truk 4 sumbu - trailer IV 7c1 0.96%
Truk 5 sumbu - trailer V 7c2.1 0.85%
Jumlah
Sumber : PT. Virama Karya (Persero)

4.3. Menentukan Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (i)

Diasumsikan ruas jalan tol Pandaan - Malang dioperasikan pada awal tahun 2019
sehingga tingkat pertumbuhan lalu lintas per tahun (i) diperoleh berdasarkan tabel 4.2

Tabel 4.3 Perkiraan Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (i)

Sumber : Manual Desain Perkerasan Jalan No.02/M/BM/2013

dari tabel 4.3 diperoleh perkiraan Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (i) =

Perhitungan pertumbuhan lalu lintas selama umur rencana (R) menggunakan persamaan 2.1 :
( 1 + 0,01 i )UR - 1
R =
i

( 1 + 0,01 . 5 % )20 - 1
R =
5%

R = 20.095
4.4. Menentukan Faktor Distribusi dan Kapasitas lajur (DL)

Ruas jalan Tol Pandaan – Malang pada STA. 23+000 – 23+975 direncanakan memiliki 2 Laj
dengan masing lajur mempunyai lebar 3,6 meter (Sumber : PT. Virama Karya)
Sehingga untuk menentukan Faktor Distribusi lajur (DL) dapat digunakan tabel 4.4

Tabel 4.4 Faktor Distribusi lajur (DL)

Sumber : Manual Desain Perkerasan Jalan No.02/M/BM/2013

Dari tabel 4.4 Faktor Distribusi lajur (DL) untuk jalan 2 Lajur setiap arah adalah =

4.5. Menentukan VDF (Vehicle Damage Factor)

Nilai VDF4 dapat ditentukan berdasarkan data lalu lintas klasifikasi kendaraan yang direncan
ruas Jalan Tol Pandaan-Malang STA . 23+000 – 23+975,
Penentuan dan Nilai VDF4 bisa dilihat pada tabel 4.5 dan tabel 4.6

Tabel 4.5 Klasifikasi kendaraan dan Nilai VDF


Sumber : Manual Desain Perkerasan Jalan No.02/M/BM/2013

Dari tabel 4.5 maka Nilai VDF4 yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Jenis Kendaraan niaga Klasifikasi Lama VDF4
Mobil / angkutan umum 2,3,4 0.0
Bus Besar 5b 1.0
Truk 2 sumbu - sedang 6b1.2 1.6
Truk 4 sumbu - trailer 7c1 13.6
Truk 5 sumbu - trailer 7c2.1 19.0

4.6. Menghitung Beban Sumbu Standar Kumulatif / Cumulative Equivalent Single Axle Load (CESA

b. Menghitung Equivalent Standart Axle (ESA)

Perhitungan ESA menggunakan persamaan 2.2 :

ESA = ( ∑ LHRT jenis kendaraan x VDF4 ) x DL

Perhitungan ESA Mobil Penumpang


ESA = 6469 x 0.0 x
= 0.000

Perhitungan ESA Bus Besar


ESA = 1296 x 1.0 x
= 1037.12

Perhitungan ESA Truk 2 sumbu - sedang


ESA = 220 x 1.6 x
= 282.11751

Perhitungan ESA4 Truk 4 sumbu - trailer


ESA = 78 x 13.6 x
= 849.4755

Perhitungan ESA4 Truk 5 sumbu - trailer


ESA = 69 x 19.0 x
= 1050.783

c. Menghitung Cumulative Equivalent Single Axle Load (CESA4)

Perhitungan CESA4 menggunakan persamaan 2.2 :


CESA4 = ESA x 365 x R

Perhitungan ESA Mobil Penumpang


CESA4 = 0.000 x 365 x
= 0

Perhitungan ESA Bus Besar


CESA4 = 1037.120 x 365 x
= 7607047

Perhitungan ESA Truk 2 sumbu - sedang


CESA4 = 282.118 x 365 x
= 2069270

Perhitungan ESA4 Truk 4 sumbu - trailer


CESA4 = 849.475 x 365 x
= 6230715

Perhitungan ESA4 Truk 5 sumbu - trailer


CESA4 = 1050.783 x 365 x
= 7707265

4.7. Menentukan Traffic Multiper (TM)

Traffic Multiper (TM) lapisan aspal untuk kondisi pembebanan yang berlebih di Indonesia
berkisar 1,8 – 2 (Manual Desain Perkerasan Jalan No.02/M/BM/2013).
Pada analisis ini digunakan nilai TM sebesar 1,8
TM = 1.8

4.8. Menghitung Beban Sumbu Standar Kumulatif / Cumulative Equivalent Single Axle Load (CESA

Perhitungan CESA4 menggunakan persamaan 2.2 :

CESA5 = TM x CESA4

Perhitungan ESA Mobil Penumpang


CESA5 = 1.8 x 0
= 0

Perhitungan ESA Bus Besar


CESA5 = 1.8 x 7607047
= 13692685

Perhitungan ESA Truk 2 sumbu - sedang


CESA5 = 1.8 x 2069270
= 3724685

Perhitungan ESA4 Truk 4 sumbu - trailer


CESA5 = 1.8 x 6230715
= 11215287

Perhitungan ESA4 Truk 5 sumbu - trailer


CESA5 = 1.8 x 7707265
= 13873077

Nilai CESA5 dapat direkapitulasi seperti pada Tabel 4.7

Tabel 4.6 Hasil perhitungan ESA, CESA4, CESA5

Kendaraan K.Sumbu LHRT ESA CESA4

Mobil / angkutan umum 1.1 6469 0.000 0


Bus Besar 1.2 1296 1037.120 7607047
Truk 2 sumbu - sedang 1.2 220 282.118 2069270
Truk 4 sumbu - trailer 1.2 - 22 78 849.475 6230715
Truk 5 sumbu - trailer 1.22 - 22 69 1050.783 7707265
Jumlah 8133 ESA 20Thn 23614297

4.9. Menentukan dan Pemilihan Jenis Perkerasan

Penentuan dan pemilihan jenis perkerasan dilakukan berdasarkan Tabel 4.7


dengan menggunakan metode desain 3

Tabel 4.7 Pemilihan Jenis Perkerasan


Sumber : Manual Desain Perkerasan Jalan No.02/M/BM/2013

Berdasarkan Tabel 4.7, maka struktur perkerasan lentur yang dapat digunakan ada 2 jenis,
yaitu AC WC modifikasi dengan desain 3, atau menggunakan SMA modifikasi dengan CTB

4.10. Menentukan Desain Pondasi

Desain pondasi ditentukan berdasarkan Tabel 4.8


Nilai CBR pada perencanaan jalan Tol Pandaan-Malang STA. 23+000 – 23+975 adalah 6% (

Tabel 4.8 Desain Solusi Pondasi Jalan Minimum

Sumber : Manual Desain Perkerasan Jalan No.02/M/BM/2013

Berdasarkan Tabel 4.8 dengan nilai CBR tanah dasar sebesar 6%


dan CESA5 yang akan diterima perkerasan 29168476, maka tidak diperlukan peningkatan tan

4.9. Menentukan Desain Tebal Struktur Perkerasan

Desain tebal struktur perkerasan ditentukan berdasarkan bagan desain 3,


dengan desain perkerasan lentur opsi biaya minimum.
Penentuan tebal perkerasan bagan desain 3 dapat di lihat pada Tabel 4.9

Tabel 4.9 Bagan Desain 3, Desain Perkerasan Lentur opsi biaya minimum
Sumber : Manual Desain Perkerasan Jalan No.02/M/BM/2013

Berdasarkan bagan desain 3 maka tebal struktur perkerasan lentur yang digunakan adalah seb

Tabel 4.10 Tebal Konstruksi Perkerasan Lentur


Tebal Perkerasan
Lapis Perkerasan
(mm)
AC WC 40
AC BC 155
CTB 150
LPA Kelas A 150

Gambar 4.1 Tebal Konstruksi Perkerasan


ASAN LENTUR
ALAN 2013
+975)

in Perkerasan Jalan 2013


s dan dianalisis secara Jaringan

Proporsi rata-rata Jumlah (kendaraan)


79.54% 6469
15.94% 1296
2.71% 220
0.96% 78
0.85% 69
8133

da awal tahun 2019


eh berdasarkan tabel 4.2

5%

menggunakan persamaan 2.1 :


5 direncanakan memiliki 2 Lajur setiap arah
. Virama Karya)
digunakan tabel 4.4

setiap arah adalah = 80%

ikasi kendaraan yang direncanakan melewati


lent Single Axle Load (CESA)

80%

80%

80%

80%

80%
20.095

20.095

20.095

20.095

20.095

lebih di Indonesia

lent Single Axle Load (CESA 5)


CESA4 CESA5

0 0
7607047 13692685
2069270 3724685
6230715 11215287
7707265 13873077
23614297 42505734

kan Tabel 4.7


apat digunakan ada 2 jenis,
SMA modifikasi dengan CTB desain 3

23+000 – 23+975 adalah 6% (Sumber : PT. Virama Karya)

dak diperlukan peningkatan tanah dasar

a minimum
ntur yang digunakan adalah sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai