Anda di halaman 1dari 15

ANGGARAN DASAR

PERSATUAN DOKTER SPESIALIS MATA INDONESIA


( PERDAMI )

MUKADDIMAH
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami dokter – dokter spesialis mata Indonesia bertekad untuk melanjutkan
cita-cita perjuangan dalam rangka mengisi kemerdekaan Indonesia demi tercapainya kehidupan rakyat yang sehat,
adil dan makmur.

Bahwa untuk mencapai kehidupan rakyat yang sehat, adil, dan makmur yang berasaskan Pancasila, berdasarkan
Undang - Undang Dasar 1945 di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia, perlu ditingkatkan pengamalan
profesi keahlian mata kepada masyarakat dengan berpegang teguh kepada sumpah dokter dan kode etik
kedokteran Indonesia.

Bahwa peningkatan pengamalan profesi keahlian ini kepada masyarakat hanya mungkin dilakukan jika rasa dan
semangat persatuan dan kesatuan dokter – dokter spesialis mata Indonesia yang telah terwujud sejak tahun 1964
dapat diteruskan dengan jalan menggalang semua potensi dokter – dokter spesialis mata Indonesia ke dalam suatu
organisasi.

Bahwa kualitas pengamalan profesi keahlian itu berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
secara global, perkembangan sistem kesehatan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Untuk mencapai cita-cita, maksud dan tujuan tersebut, disusunlah kebijaksanaan, usaha–usaha serta langkah-
langkah organisasi yang terarah berpedoman kepada Anggaran dasar sebagai berikut :

BAB - I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

Pasal 1
Organisasi ini bernama Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia dengan akronim Perdami, untuk internasional
digunakan nama Indonesian Ophthalmologists Association, disingkat IOA.

Pasal 2
Perdami didirikan di Jakarta pada tanggal 5 Juli 1964 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
Pasal 3
Perdami berkedudukan di Ibukota negara Republik Indonesia.

BAB - II
AZAS, DASAR DAN SIFAT

Pasal 4
Perdami berazaskan Pancasila, berdasarkan Undang- Undang Dasar 1945, berpegang kepada sumpah dokter serta
etik kedokteran Indonesia, bersifat independen dan tidak berafiliasi dengan kekuatan politik serta ideologi lain.

Pasal 5
Perdami adalah satu – satunya organisasi profesi dokter spesialis mata yang merupakan salah satu unsur dari
Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian Ikatan Dokter Indonesia ( MPPK IDI ).

AD/ART Hasil Konas XIII Palembang, 2013


BAB - III

TUJUAN DAN USAHA

Pasal 6
1. Meningkatkan derajat kesehatan rakyat Indonesia umumnya dan kesehatan mata khususnya.
2. Mengembangkan Ilmu Kesehatan Mata dan menjamin kemampuan profesi, sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi oftalmologi berstandar global.
3. Meningkatkan kesejahteraan anggota.

BAB - IV
KEANGGOTAAN

Pasal 7
Anggota Perdami terdiri dari :
1. Anggota Biasa
2. Anggota Muda
3. Anggota Luar Biasa
4. Anggota Kehormatan.

BAB – V
ORGANISASI

Pasal 8
1. Organisasi Perdami terdiri dari Badan Legislatif, Badan Eksekutif, Kolegium Oftalmologi Indonesia (KOI),
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Dewan Kehormatan Etik dan Disiplin Kedokteran (DKEDK).
2. Badan Legislatif adalah Kongres Nasional dan/atau Kongres Luar Biasa sebagai kekuasaan tertinggi
organisasi.
3. Badan Eksekutif adalah Pengurus Pusat dan Pengurus Cabang.

BAB - VI
KEKAYAAN

Pasal 9
Kekayaan Perdami diperoleh dari :
1. Uang pangkal
2. Uang iuran
3. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat.???

BAB - VII
PENGHARGAAN DAN TANDA JASA

Pasal 10
Perdami dapat memberi Penghargaan dan Tanda Jasa berdasarkan ketentuan khusus yang ditetapkan pada
Rakernas.

BAB - VIII
PERUBAHAN AGGARAN DASAR

Pasal 11
Perubahan Anggaran dasar ini hanya dapat dilakukan oleh Kongres Nasional.

AD/ART Hasil Konas XIII Palembang, 2013


BAB - IX

PEMBUBARAN PERDAMI

Pasal 12
Pembubaran Perdami hanya dapat dilakukan oleh Kongres Nasional yang khusus diadakan untuk itu atas usul 3/4
( tiga per empat ) jumlah cabang dan dihadiri oleh lebih dari 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota Perdami

BAB - X
ATRIBUT

Pasal 13
Perdami mempunyai lambang, himne Perdami dan lain-lain yang diusulkan kemudian. Lambang dan Himne Perdami
dimasukkan dalam Aturan Tambahan.

BAB - XI
LAMBANG PERDAMI
Bentuk

Bentuk dasar lambang diambil dari bentuk dasar mata yang merupakan visualisasi dari spesialisasi bidang ilmu
kedokteran yang dimiliki oleh para dokter yang tergabung dalam Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia atau
Perdami.

Lingkaran di bagian tengah merepresentasikan bola mata, yang terbentuk dari beberapa bidang melingkar dalam
tiga warna yang berbeda. Bentuk ini mengandung makna bahwa Perdami merupakan persatuan atau perpaduan
dari para dokter mata yang bersatu saling mengisi dan saling terkait antara satu dengan yang lainnya dalam
mewujudkan tujuannya untuk meningkatkan derajat kesehatan mata seluruh rakyat Indonesia serta
mengembangkan kemampuan profesi dokter sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan, kedua bidang warna abu yang mengapit lingkaran tersebut dapat diartikan sebagai perwakilan dari
Perdami sebagai wadah yang mengafiliasi para anggotanya.

Warna
Warna biru, hijau dan kuning pada lingkaran di tengah melambangkan para dokter mata dari berbagai daerah di
seluruh Indonesia yang bersatu dalam keanggotaan Perdami sesuai dengan semboyan dalam Pancasila “Bhinneka
Tunggal Ika”-berbeda-beda tetapi satu
Warna abu - abu dapat diartikan sesuatu yang bersifat mengayomi, perhatian dan berkemampuan serta berteknologi
tinggi, hal tersebut sesuai dengan karakter dari Perdami yang merupakan wadah bagi para dokter mata tersebut.
Warna hijau pada tulisan Perdami melambangkan kesejukan dan keindahan yang merupakan realisasi dari
peningkatan derajat kesehatan mata, sekaligus merupakan warna bidang kedokteran

Typography
Menggunakan jenis huruf Arial Black yang berkarakter serius, berdedikasi tinggi dan berkomitmen dalam menjunjung
niat tulus yang telah dicanangkan oleh Perdami.

AD/ART Hasil Konas XIII Palembang, 2013


BAB - XII
HYMNE PERDAMI

LAGU/SYAIR
PERDAMI tunaikan tugas nan mulia
Mengabdi pada sesama
Sepanjang masa slalu berupaya
Terang benderang alam semesta
Mencegah, meniadakan kegelapan dunia
Mengabdi dan berbakti kepada kemanusiaan
Dengan berazas Pancasila
Siap sedia membangun negara
Mencegah , meniadakan kegelapan dunia
Mengabdi dan berbakti pada kemanusiaan
Berlandaskan pada ilmu nyata
Tercapai cita luhur mulia

MARS Perdami

LAGU/SYAIR : B. PRI NIRWOTO B.


Bersama kita melangkah maju
Bersama selalu dan bersatu
Sejiwa mengabdi setia bakti
Sehati dalam Perdami

Sehatkan mata, jiwa dan raga


Karya kita bagi sesama
Sehat masyarakatku jaya negeriku
Cita kita sepanjang waktu

Sehati kita dalam perdami


Berlandaskan pancasila sakti
Berpegang ilmu berteguh janji
Bagi kejayaan negeri

Bersama kita melangkah maju


Bersama selalu dan bersatu
Sejiwa mengabdi setia bakti
Sehati dalam Perdami

Usulan:
1. Perdami cabang Yogyakarta
 Pencipta dr. Damudoro Nuradya, SpS - FK.UGM
 Lagu Hymne dan Mars Perdami dengan notasi nada .
 Sertakan lambang Perdami.

2. Perdami Cabang Banten


 Dalam era globalisasi dan bergabungnya Indonesia dalam MEA ( Masyarakat Ekonomi ASEAN ) dimana
kemungkinan akan terjadi masuknya Dokter Spesialis Mata negara tetangga untuk bekerja disini ataupun
sejawat kita yang ingin bekerja di luar negeri. Bagaimana peran serta Perdami sebagai satu satunya
organisasi Dokter Spesialis Mata Indonesia untuk mengayomi hak dan kewajiban anggota.

3. Perdami Cabang Jakarta : PP Perdami membuat persyaratan dan ketentuan untuk men sah kan adanya dokter2
mata asing yang akan berpraktek termasuk kompetensi dan lain-lain

AD/ART Hasil Konas XIII Palembang, 2013


BAB - XIII
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 14
Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Dasar Perdami dicantumkan dalam Anggaran Rumah Tangga
Perdami sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perdami

AD/ART Hasil Konas XIII Palembang, 2013


ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB – I
TUJUAN DAN USAHA

Pasal 1
Untuk mencapai tujuan Perdami berusaha :
1. Berperan aktif pada program – program kesehatan mata pemerintah
2. Memelihara dan membina terlaksananya sumpah dokter dan kode etik kedokteran Indonesia.
3. Mempertinggi derajat keahlian oftalmologi dengan cara menetapkan, melaksanakan dan meningkatkan standar
kompetensi para dokter spesialis mata, serta dokter mata sub-spesialis; melalui peningkatan Standard
Pendidikan Dokter Spesialis Mata Nasional dan menerapkan sistim evaluasi kompetensi yang berlaku secara
global bagi calon dokter spesialis mata.
4. Memberi pengarahan dan turut bertanggung jawab atas pendidikan, dokter spesialis mata, dokter umum dan
tenaga kesehatan lain yang berhubungan dengan kesehatan mata.
5. Mengembangkan sistim Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan untuk menyetarakan standar
profesi dokter spesialis mata secara berkesinambungan.
6. Memperjuangkan dan memelihara kepentingan serta kedudukan dokter spesialis mata di Indonesia sesuai
dengan harkat dan martabat profesinya.
7. Mengadakan kerjasama dengan badan-badan yang mempunyai tujuan sama atau selaras baik pemerintah
maupun swasta, didalam maupun di luar negeri.
8. Melaksanakan usaha-usaha lain sepanjang tidak bertentangan dengan azas, dasar dan sifat Perdami

BAB – II
KEANGGOTAAN

Pasal 2
1. Anggota biasa yaitu dokter spesialis mata, warga negara Indonesia yang telah menjadi anggota IDI yang diakui
keahliannya oleh Kolegium Oftalmologi Indonesia .
2. Anggota muda yaitu calon dokter spesialis mata yang menjalani pendidikan spesialis mata di pusat pendidikan yang
terakreditasi oleh KOI.tyang terakreditasi oleh badan akreditasi yang diakui.
3. Anggota luar biasa yaitu dokter spesialis mata asing selama ia bekerja di Indonesia dan dokter anggota IDI yang
telah berjasa dan atau mempunyai minat serta perhatian besar dalam lapangan ilmu penyekit mata.
4. Anggota kehormatan yaitu mereka yang bukan dokter spesialis mata dan dokter spesialis mata asing yang telah
berjasa dalam ilmu kesehatan mata, Pelayanan Kesehatan Mata, dan/atau terhadap Perdami di Indonesia.

Pasal 3
Penerimaan Anggota
1. Anggota biasa dan anggota muda diterima oleh Pengurus Pusat atas permintaan yang bersangkutan melalui
Pengurus Cabang setempat.
2. Anggota luar biasa diterima oleh Pengurus Pusat atas permintaan yang bersangkutan melalui Pengurus Cabang.
3. Anggota kehormatan diusulkan oleh Pengurus Cabang atau Pengurus Pusat dan disahkan oleh Kongres Nasional.

Pasal 4
Hak – hak anggota
1. Anggota biasa mempunyai hak bicara, hak memilih ??? dan hak dipilih sebagai Ketua Badan Eksekutif, KOI, BPK,
dan DKEDK melalui Kongres Nasional.
2. Anggota muda, anggota luar biasa, dan anggota kehormatan mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai hak
memilih dan hak dipilih.
3. Tiap anggota berhak mendapat perlindungan dan pembelaan dan pembinaan dalam melaksanakan tugas dan/atau
pekerjaan profesi.
4. Anggota biasa dan anggota muda berhak mengadakan pembelaan diri terhadap pemecatan dalam suatu rapat
paripurna anggota terhadap pemecatannya.
5. Setiap anggota berhak mendapat perlindungan dan kesetiakawanan dari organisasi.

AD/ART Hasil Konas XIII Palembang, 2013


6. Setiap anggota berhak menjalankan profesi sebagai dokter spesialis mata di Republik Indonesia, apabila telah
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan oleh Perdami.

Pasal 5
Kewajiban anggota
1. Anggota biasa, anggota muda dan anggota luar biasa wajib menjunjung tinggi sumpah dokter dan etika kedokteran.
2. Anggota biasa, anggota muda, dan anggota luar biasa wajib patuh kepada Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, KODEKI, Standar Etik, peraturan dan keputusan Perdami.
3. Anggota Kehormatan wajib menjaga, mempertahankan kehormatan Perdami.
4. Anggota biasa dan anggota muda wajib membayar uang pangkal dan uang iuran.
5. Anggota biasa dan anggota muda, keanggotaannya adalah pada cabang dimana ia berdomisili sesuai dengan Kartu
Tanda Penduduk (KTP) atau berdasarkan domisili kerja.

Pasal 6
Sanksi
1. Anggota Perdami yang terlambat membayar iuran 6 bulan diberi sangsi didahului dengan surat peringatan tertulis
tidak boleh mengikuti kegiatan resmi Perdami pada tahun yang berlaku.
2. Anggota Perdami yang telah melanggar Kode Etik PERDAMI tidak boleh mengikuti kegiatan resmi PERDAMI selama
1 tahun.
3. Pelanggaran etik dimaksud dan ditetapkan oleh DKEDK Pusat atas masukan DKEK Cabang.

Pasal 7
Pemberhentian anggota
1. Anggota berhenti karena meninggal dunia.
2. Anggota berhenti atas permintaan sendiri.
3. Anggota berhenti karena diberhentikan oleh organisasi setelah diberi kesempatan membela diri.
4. Perpindahan anggota diatur dalam peraturan PP tersendiri.

BAB – III
KEPENGURUSAN

Kepengurusan terdiri dari :


1. Pengurus Pusat, Pengurus Cabang.
2. KOI
3. BPK
4. DKEDK

Pasal 8
Susunan dan status Pengurus Pusat
Pengurus Pusat terdiri dari Ketua Umum, Sekretaris Umum, dan Bendahara Umum. Bila dianggap perlu Pengurus
Pusat dapat membentuk departemen dan seksi – seksi. Pengurus Pusat merupakan Badan Eksekutif tertinggi dari
Perdami.

Pasal 9
Pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian Ketua Pengurus Pusat :
1. Ketua dipilih oleh anggota yang hadir dalam rapat paripurna pada Kongres Nasional berdasarkan suara
terbanyak secara langsung bebas dan rahasia.
2. Calon Ketua diusulkan dari anggota biasa paling sedikit oleh 5 orang anggota biasa, dengan kriteria :
a. Mempunyai cukup waktu untuk kegiatan organisasi Perdami
b. Memiliki latar belakang pengalaman organisasi.
AD/ART Hasil Konas XIII Palembang, 2013
c. Mempunyai wawasan yang luas dalam profesi kedokteran pada umumnya.
d. Mempunyai integritas yang tinggi dan diakui oleh para anggota.
3. Anggota pengurus lainnya diangkat oleh Ketua.
4. Ketua dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun, dan hanya dapat dipilih 2 (dua) kali masa jabatan berturut-
turut.
5. Apabila Ketua berhenti sebelum masa jabatan selesai, maka fungsi jabatan ketua dilaksanakan oleh Wakil
Ketua sampai jabatannya berakhir.
6. Apabila anggota pengurus berhenti dari tugasnya karena sesuatu hal sebelum masa jabatannya selesai, maka
Ketua berhak mengangkat penggantinya.
7. Jika Ketua Pengurus Pusat tidak berdomisili di Ibu Kota Negara, maka Wakil Ketua ditunjuk berdomisili di Ibu
Kota Negara.

Pasal 10
Pengurus cabang
Pengurus cabang terdiri dari unsur Ketua, Wakil Ketua ( bila diperlukan ) Sekretaris, Bendahara dan kalau perlu
seksi – seksi.

Pasal 11
Pembentukan Cabang dan Pengurusnya
1. Dalam 1 propinsi dapat dibentuk lebih dari satu cabang dengan jumlah minimal 20 orang anggota biasa.
Apabila jumlah anggota tidak mencukupi maka dalam suatu propinsi dimungkinkan dibentuk satu cabang,
sekalipun jumlah anggota kurang dari 20 dengan ketentuan minimal 7 orang anggota.
2. Apabila setiap kabupaten/kotamadya dalam suatu propinsi telah mempunyai cabang maka nama cabang
akan disesuaikan. Di dalam satu wilayah Kabupaten/Kodya, hanya diperbolehkan dibentuk 1 (satu)
Cabang Perdami.
3. Apabila ketentuan pada ayat 1 tidak terpenuhi ,maka dapat digabung dengan wilayah yang terdekat.
4. Ketua dipilih langsung oleh rapat anggota cabang yang dihadiri oleh dua pertiga jumlah anggota dan
dilaksanakan berdasarkan AD/ART yang berlaku selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah KONAS.
5. Ketua mengangkat dan mengganti pengurus lainnya.
6. Pengurus Cabang disahkan dan dilantik oleh Pengurus Pusat.
7. Ketua dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih untuk masa jabatan 2 (dua) kali berturut-
turut.
8. Apabila Ketua berhenti sebelum masa jabatan selesai, maka ia digantikan oleh salah seorang anggota
pengurus sampai jabatannya berakhir

Pasal 12
Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab Pengurus Pusat
1. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan semua keputusan
yang telah ditetapkan oleh Kongres.
2. Ketua PP merupakan Koordinator kegiatan organisasi, dan sedikitnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun
mengadakan Rapat Koordinasi dengan KOI, BPK dan DKEDK.
3. Mengumumkan kepada seluruh Pengurus Cabang yang menyangkut pengambilan keputusan organisasi
ataupun perubahan keputusan kongres dan kemudian mempertanggungjawabkannya pada Kongres Nasional
atau Kongres Luar Biasa.
4. Membina hubungan baik dengan semua aparat yang ada, pemerintah ataupun swasta, di dalam ataupun di
luar negeri, khususnya dengan aparat yang berhubungan dengan dunia kesehatan.
5. Mewakili dan bertindak atas nama Perdami di tingkat Pengurus Besar IDI.
6. Mempertanggungjawabkan kepengurusan pada Kongres Nasional atau Kongres Luar Biasa.
7. Meningkatkan profesi dokter spesialis dan calon dokter spesialis mata melalui penyelenggaraan PIT.
8. Bersama KOI membentuk Komisi Sertifikasi
9. Membentuk Dewan Pemberian Tanda Penghargaan.

AD/ART Hasil Konas XIII Palembang, 2013


Pasal 13
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Pengurus Cabang
1. Melaksanakan Keputusan Kongres dan Rapat Anggota.
2. Ketua Perdami Cabang merupakan Koordinator kegiatan Perdami di tingkat cabang, dan sedikitnya 2 (dua) kali
dalam setahun mengadakan Rapat Koordinasi dengan BPK dan DKEK tingkat cabang.
3. Memberikan laporan kepada Pengurus Pusat setahun sekali.
4. Membina hubungan baik dengan institusi yang ada, pemerintah ataupun swasta, khususnya dengan aparat
yang berhubungan dengan dunia kedokteran ditingkat propinsi.
5. Bertanggung jawab kepada Pengurus Pusat dan Rapat Anggota Cabang.

BAB – IV
BADAN, DEWAN DAN LAINNYA

Pasal 14
Badan – badan yang bertanggungjawab kepada Kongres Nasional
1. Kolegium Oftalmologi Indonesia (KOI)
2. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
3. Dewan Kehormatan Etik dan Disiplin Kedokteran (DKEDK)

BAB – V
KOLEGIUM OFTALMOLOGI INDONESIA

Pasal 15
Kolegium Oftamologi Indonesia adalah Badan Perdami yang bertugas mengampu profesi oftalmologi di Indonesia;
mengatur dan berfungsi dalam proses penetapan standar pendidikan akademik profesional; sebagai penjamin
kualitas lulusan peserta didik dan standar profesi dokter spesialis mata,dan dokter mata subspesialis melalui
berbagai upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan, serta sistim evaluasi berjenjang agardapat mencapai
tingkatan kompetensi profesi yangsesuai dan setara dengan perkembangan teknologi, dan pengetahuan di bidang
oftalmologi global .

Kolegium Oftalmologi Indonesia bersifat independen dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Pasal 16
Keanggotaan dan Kepengurusan
1. Kolegium Oftalmologi Indonesia beranggotakan Guru Besar Ilmu Kesehatan Mata dan Dokter Spesialis Mata
yang aktif dan berdedikasi dalam pengembangan pendidikan Oftalmologi
formal maupun informal yang menyatakan kesediaannya untuk berpartisipasi secara aktif secara tertulis; dan
anggota ex-officio yang terdiri dari Kepala Bagian/Departemen dan Ketua Program Studi Dokter Spesialis
Mata, Ketua Program Pendidikan Dokter Mata Sub-Spesialis, para Ketua Seminat, Ketua Pengurus Pusat
Perdami serta anggota yang diangkat, yang kriterianya disesuaikan dengan kebutuhan.

2. Calon Ketua diusulkan oleh anggota KOI, dengan kriteria :


 Dokter Spesialis Mataanggota KOI yang bukan anggota ex-officiodari suatu institusi Program Pendidikan
Dokter Spesialis Mata, yang mempunyai pengetahuan tentang proses pendidikan kedokteran, lebih disukai
apabila pernah menjabat menjadi Kepala Institusi Pendidikan atau Ketua Program Pendidikan Dokter
Spesialis Mata.
Dicalonkan oleh minimal 5 (lima) anggota.
 Menyatakan kesediaan-nya untuk aktif, minimal 1 (satu) periode kepengurusan KOI.
 Memiliki latar belakang pengalaman menjadipimpinan / pengurus organisasi Perdami.
 Mempunyai wawasan yang luas dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ilmu
kesehatanmata dan kedokteran; serta mempunyai visi untuk mampu menghadapi persaingan global.
AD/ART Hasil Konas XIII Palembang, 2013
 Mempunyai integritas yang tinggi dan mampu berhubungan dengan institusi sejenis di luar negeri.
3. Ketua KOI dipilih oleh anggota biasa pada sidang paripurna Kongres Nasional berdasarkan suara terbanyak
secara langsung, bebas dan rahasia. Pengurus Harian KOI dibentuk oleh Ketua terpilih dan terdiri dari Ketua,
Wakil Ketua dan Sekretaris, serta dapat membentuk komisi – komisi sesuai dengan kebutuhan.
4. Ketua bertanggung jawab kepada rapat paripurna Kongres Nasional. Masa bakti Pengurus Harian disesuaikan
dengan masa bakti Pengurus Pusat Perdami.
5. Apabila Ketua KOI tidak berdomisili di Ibu Kota Negara, maka wakil dan Sekretaris ditunjuk yang berdomisili di
Ibu Kota Negara.
6. Apabila Ketua tidak dapat menjalankan tugas sampai masa baktinya, maka fungsi jabatan ketua dilaksanakan
oleh Wakil Ketua sampai berakhirnya masa jabatan tersebut.
7. Wakil Ketua dan Sekretaris harus anggota Kolegium Oftalmologi Indonesia pada masa bakti tersebut.
8. Pengurus Harian KOI dibentuk oleh Ketua terpilih dan terdiri dari Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris, serta
dapat membentuk komisi – komisi dan Badan Pekerja.
9. Anggota Komisi, adalah anggota KOI yang bersedia melaksanakan tugas pada Komisi yang dipilihnya.
Kesediaan dinyatakan secara tertulis.
10. Badan Pekerja dapat dibentuk untuk menjalankan tugas dan fungsi KOI. Anggota dan tenaga sekretariat
Badan Pekerja dapat berstatus relawan, pekerja tetap / paruh waktu atau sewaktu sesuai kebutuhan.

Pasal 17
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab KOI

1. Mengampu cabang ilmu kesehatan mata.


2. Menetapkan dan menjamin mutu dokter spesialis mata dan dokter mata sub-spesialis.
3. Membuat dan merevisi Standar Pendidikan dan Standar Kompetensi pendidikan dokter spesialis mata dan
dokter mata sub-spesialis yang berkoordinasi dengan organisasi profesi, Asosiasi Institusi Pendidikan
Kedokteran, Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan, Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian
Kesehatan.
4. Menyelenggarakan ujian dokter spesialis mata dan dokter mata sub-spesialis secara nasional.
5. Membina pusat – pusat pendidikan dokter spesialis mata dan pusat pendidikan dokter mata sub-spesialis yang
ada dan yang berpotensi untuk dikembangkan.
6. Menetapkan dan melaksanakan program audit internal untuk menjamin mutu pelaksanaan pendidikan spesialis
mata dan pendidikan spesialis mata konsultan.
7. Menilai dokter spesialis mata dan dokte mata sub-spesialis lulusan luar negeri.
8. Memberikan sertifikat kompetensi bagi dokter spesialis mata dan dokter mata sub-spesialisyang telah lulus
ujian nasional.
9. Merencanakan Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan untuk menyetarakan kemampuan SpM
sesuai dengan peningkatan Standar Profesi secara berkala.
10. Memberikan pengakuan penyetaraan Kompetensidokter spesialis mata dan dokter mata sub-spesialis secara
berkalabersama Pengurus Pusat.
11. Mengatur tata cara pencabangan keilmuan dalam ilmu kesehatan mata.
12. Bekerjasama dengan badan / instansi pendidikan didalam dan Luar Negeri.
13. Melakukan pembinaan dan pengembangan pendidikan ilmu kesehatan mata bagi tenaga kesehatanlainnya.
14. Mewakili dan bertindak atas nama Perdami ditingkat MKKI (Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia)

BAB - VI
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

Pasal 18
Kedudukan Badan Pemeriksa Keuangan
Badan Periksa Keuangan (BPK) adalah Badan Perdami yang bertanggungjawab kepada Kongres dan berfungsi
untuk melakukan verifikasi terhadap Laporan Kinerja Operasional dan Laporan Keuangan Unit-Unit Kerja Perdami
serta membimbing pelaksanaan administrasi/pelaporan Kinerja Operasional dan Keuangan Unit-Unit Kerja Perdami.

AD/ART Hasil Konas XIII Palembang, 2013


Pasal 19
Tugas dan Wewenang
1. BPK Perdami melakukan verifikasi terhadap Laporan Kinerja dan Laporan Keuangan Unit-Unit Kerja di tingkat
Pusat.
BPK Perdami Cabang melakukan verifikasi terhadap Laporan Kinerja dan Laporan Keuangan Cabang.
BPK Cabang juga menyampaikan laporan verifikasi ke BPK Pusat.
2. BPK Perdami memberikan bimbingan kepada BPK cabang dalam melakukan verifikasi dalam bentuk :
 Penerbitan Pedoman Verifikasi terhadap Laporan Kinerja dan Laporan Keuangan
 Rapat kerja reguler.
 Konsultasi-konsultasi bila dianggap perlu
3. BPK Perdami memberikan bimbingan kepada Unit-Unit Kerja di tingkat Pusat dan Cabang dalam
melaksanakan :
 Administrasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan operasional
 Administrasi dan Laporan Keuangan.
4. BPK Perdami menyampaikan Laporan Gabungan Hasil Verifikasi yang meliputi unit kerja Pusat dan unit kerja
Cabang, yang memperlihatkan kinerja kegiatan dan kinerja keuangan sebagai satu kesatuan organisasi.

Pasal 20
Keanggotaan
1. Ketua BPK Perdami Cabang yang dipilih oleh Rapat Anggota Cabang, dibantu oleh sekurang-kurangnya 2
(orang anggota).
BPK Perdami Cabang bertanggungjawab kepada RAP Cabang.
2. Ketua dan Anggota BPK Perdami harus memenuhi kriteria :
 Mempunyai kemampuan yang cukup untuk melaksanakan tugas dan fungsi BPK Perdami
 Mempunyai waktu yang cukup untuk melaksanakan fungsi BPK Perdami.
 Mempunyai semangat dan integritas yang cukup melaksanakan fungsi BPK Perdami
 Mempunyai kemampuan berkoordinasi dan bekerjasama dengan anggota BPK Perdami

BAB – VII
DEWAN KEHORMATAN ETIK DAN DISIPLIN KEDOKTERAN (DKEDK)

Pasal 21
Dewan Kehormatan Etik dan Disiplin Kedokteran adalah Badan Perdami yang bertanggungjawab kepada Kongres
dan berfungsi membimbing, membina pelaksanaan KODEKI dan memberikan penilaian dari aspek etik untuk
mendapatkan sertifikasi dan resertifikasi kompetensi bagi anggota Perdami.

Pasal 22
Kepengurusan
1. Calon Ketua DKEDK Perdami diusulkan oleh perwakilan cabang dan dipilih oleh Kongres, dengan kriteria :
a. Mempunyai cukup waktu untuk kegiatan DKEDK.
b. Mempunyai integritas yang tinggi dan diakui oleh para anggota.
c. Mempunyai wawasan yang luas dalam profesi kedokteran pada umumnya.
d. Memiliki latar belakang pengalaman menyelesaikan KTD.
2. Ketua terpilih merupakan formatur tunggal pembentukan Kepengurusan DKEDK Perdami.
3. Anggota Pengurus DKEDK Perdami terdiri dari minimal 11 orang maksimal 15 orang.
4. Ditingkat cabang dibentuk Dewan Kehormatan Etik Kedokteran ( DKEK ) Cabang yang dipilh oleh Rapat
Anggota Cabang sebanyak minimal 3 (tiga) orang.
5. DKEK Cabang merupakan perpanjangan tangan DKEDK Perdami.

AD/ART Hasil Konas XIII Palembang, 2013


Pasal 23
Tugas dan Wewenang
1. Melaksanakan pembinaan anggota Perdami dalam menjalankan KODEKI dan Standar Etika Perdami.
2. Melaksanakan pembinaan anggota Perdami dalam menjalankan Program Patient Safety dan Quality
Healthcare.
3. Menentukan jenis – jenis kasus pelanggaran KODEKI dan Standar Etika Perdami.
4. Menjembatani dan membantu penyelesaian kasus-kasus pelanggaran KODEKI bagi para anggota Perdami.

Pasal 24
Dewan dan Komisi yang bertanggungjawab kepada
Pengurus Pusat
1. Komisi Sertifikasi Kompetensi yang ketuanya ditetapkan bersama oleh Ketua Umum PP dan Ketua KOI.
2. Dewan adalah perangkat yang dibentuk oleh Pengurus Pusat untuk membantu pelaksanaan programnya.
3. Dewan Redaksi Majalah Ophthalmologica Indonesiana diangkat oleh Ketua untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun
dan dapat diangkat kembali.
4. Dewan Pemberian Tanda Penghargaan anggotanya dibentuk dan diangkat untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun
dapat dipilih atau diangkat kembali untuk sekali masa jabatan lagi.

BAB – VIII
KESEMINATAN BIDANG ILMU KESEHATAN MATA

Pasal 25

1. Kelompok Seminat adalah wadah anggota yang mempunyai kesamaan minat untuk mempelajari dan lebih
trampil dalam memberikan pelayanan medik dalam satu atau lebih bidang sub-spesialisasi ilmu kesehatan mata
(oftalmologi). Kelompok Seminat merupakan sarana dan unsur pendidikan non formal, yang berperan aktif
dalam pengembangan substansi keilmuan sub spesialistik oftalmologi tertentu. Kelompok seminat dapat
merupakan organisasi non formal, atau menjadi organisasi formal di lingkungan Perdami, dan menjadi anggota
pada organisasi sub-spesialisasi sejenis di tingkat regional atau internasional.

2. Keseminatan bidang ilmu kesehatan mata terdiri dari :


1) Refraksi dan lensa kontak
2) Infeksi dan Imunologi
3) Katarak dan Bedah Refraktif
4) Vitreo-retina
5) Glaukoma
6) Oftalmologi Pediatri dan Strabismus
7) Rekonstruksi, Okuloplastik, dan Onkologi
8) Neuro-Oftalmologi dan Fisiologi Penglihatan
9) Oftalmologi komunitas

3. Ketua Kelompok Seminat adalah dokter mata sub-spesialistik terkait; dan sebaiknya mempunyai reputasi
secara nasional, dan latar belakang dibidang pendidikan serta aktif dalam kegiatan pengabdian profesi untuk
mengentaskan masalah kebutaan komunitas yang terkait dengan bidang keilmuan seminatnya.

BAB – IX
RAPAT

Pasal 26
Rapat terdiri dari :

AD/ART Hasil Konas XIII Palembang, 2013


1. Rapat Anggota.
2. Rapat Pengurus Pusat dengan Pengurus Cabang dan Badan-badan dibawah Kongres.
3. Rapat Pengurus Pusat.
4. Rapat Pengurus Cabang.

Pasal 27
Rapat Anggota terdiri dari :
1. Rapat Anggota Paripurna
2. Rapat Anggota Cabang / Komisariat.
3. Rapat Anggota Paripurna Luar Biasa

Pasal 28
Rapat Anggota Paripurna
1. Rapat Anggota Paripurna diadakan sekali dalam 3 (tiga) tahun disebut Kongres Nasional Perdami.
2. Kogres Nasional Perdami adalah musyawarah nasional dokter spesialis mata Indonesia yang diwakili oleh
utusan cabang dengan perhitungan jumlah utusan cabang adalah:
 Jumlah anggota aktif dibagi 7, kemudian berapapun sisanya mendapat tambahan 1 suara
Contoh :
7 anggota : 1 suara
8-14 anggota : 2 suara
15-21 anggota : 3 suara, dst

3. Peserta RAP Perdami ke terdiri dari :


 Pengurus Pusat Perdami (PP Perdami)
 Ketua, Sekretaris dan Bendahara Perdami Cabang
 Pengurus Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perdami
 Pengurus Dewan Kehormatan Etik dan Disiplin Kedokteran (DKEDK) Perdami
 Pengurus Harian dan Ketua Komisi Kolegium Oftalmologi Indonesia (KOI)
 Utusan Cabang Perdami
 Anggota Luar Biasa/Kehormatan dan Undangan Khusus
4. Kongres Nasional diadakan ditempat yang akan dipilih / ditentukan oleh Kongres sebelumnya.
5. Kongres Nasional adalah badan tertinggi untuk mencapai keputusan bagi perhimpunan dalam :
 Mengesahkan Tata Tertib Rapat Anggota Paripurna dan Memilih Ketua Umum Pengurus Pusat.
 Mengesahkan perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
 Mengesahkan pemberian penghargaan pada anggota.
 Mengumumkan anggota biasa baru, anggota muda baru, anggota luar biasa dan anggota kehormatan.
 Mengesahkan Garis Besar Program Kerja periode berikutnya.
 Menyelesaikan hal-hal yang tidak dapat diatasi Pengurus Pusat, BPK, KOI dan DKEDK.
6. Perhitungan suara dalam rapat paripurna berdasarkan atas suara yang masuk secara sah.
7. Rapat Anggota Paripurna adalah sah apabila dihadiri lebih setengah jumlah anggota biasa.
8. Apabila kuorum tidak tercapai maka Rapat Anggota Paripurna ditunda untuk waktu 30 menit dan dianggap sah
dengan jumlah yang hadir. Keputusan Rapat Anggota Paripurna merupakan kekuasaan tertinggi didalam
perhitungan.

Pasal 29
Rapat Anggota Paripurna Luar Biasa
1. Rapat Anggota Paripurna Luar Biasa dan disebut Kongres Luar Biasa dapat diadakan bila dianggap perlu
atas permintaan lebih dari setengah jumlah anggota biasa.
2. Rapat Anggota Paripurna Luar Biasa dilaksanakan sesuai dengan tata cara dan mempunyai ketetapan
hukum yang sama dengan Rapat Anggota Paripurna.

Pasal 30
AD/ART Hasil Konas XIII Palembang, 2013
Rapat Anggota Cabang / Komisariat
1. Rapat Anggota Cabang / Komisariat dapat diadakan paling sedikit setahun sekali.
2. Rapat Anggota Cabang / Komisariat tidak boleh mengambil keputusan yang bertentangan dengan
keputusan Rapat Paripurna.
3. Semua kegiatan dan keputusan Rapat Anggota Cabang harus dilaporkan kepada Pengurus Pusat untuk
diketahui.

Pasal 31
Rapat Pengurus Pusat dan Pengurus Cabang dapat sewaktu – waktu diadakan.

Pasal 32
Rapat Pengurus Pusat diadakan apabila dianggap perlu.

Pasal 33
Rapat Pengurus Cabang diadakan apabila dianggap perlu.

Pasal 34
1. Rapat pleno anggota KOI sedikitnya dilakukan setahun sekali.
2. Rapat pleno anggota KOI adalah sah apabila dihadiri lebih dari setengah jumlah anggota.
3. Apabila kuorum tidak tercapai, maka rapat pleno ditunda selama 15 menit dan dianggap sah dengan jumlah
yang hadir.
4. Keputusan rapat tersebut dianggap sah apabila disepakati oleh sedikitnya 80 % anggota KOI yang hadir.
5. Rapat pleno anggota KOI merupakan badan tertinggi untuk mencapai keputusan KOI dalam hal:
a. Membuat garis besar dan mengesahkan program kerja serta kebijakan Pengurus Harian.
b. Menyelesaikan hal-hal yang tidak dapat diatasi oleh Pengurus Harian.
9. Keputusan rapat pleno anggota KOI bersifat mengikat Lembaga Penyelenggaraan Pendidikan yang terkait.
10. Rapat Pengurus Harian diadakan apabila dianggap perlu.

Pasal 35
Rapat pengurus Badan Pengawas Keuangan diadakan bila dianggap perlu.

Pasal 36
Rapat Pengurus Dewan Kehormatan Etik Kedokteran diadakan bila dianggap perlu.
Pasal 37

Rapat Dewan Pemberian Tanda Penghargaan diadakan bila dianggap perlu.

BAB – X
KEKAYAAN ???

Pasal 38
Kekayaan perhimpunan diperoleh :
1. Uang pangkal dan iuran anggota yang besarnya ditentukan oleh Rapat Pengurus Pusat dan Cabang.
2. Sumbangan yang tidak mengikat.
3. Sumber wajar, yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

AD/ART Hasil Konas XIII Palembang, 2013


Pasal 39
Pengelolaan Keuangan
1. Uang Pangkal dan iuran anggota sebagian untuk Pengurus Pusat dan sebagian untuk Pengurus Cabang.
2. Keuangan / Pendanaan kegiatan KOI didapat dari :
 Iuran anggota muda, dan iuran institusi penyelenggara pendidikan dan pelatihan.
 Penerbitan Sertifikat Kompetensi Spesialis Mata dan Spesialis Mata Konsultan;
 Penerbitan sertifikat pelatihan, kursus, modul-modul Pengembangan Pendidikan Keprofesian
Berkelanjutan dan pendidikan sub-spesialis.
 Iuran biaya para anggota dan anggota muda untuk berbagai kegiatan yang dilakukan oleh KOI
 Audit internal institusi penyelenggara pendidikan dan sarana pelatihan keterampilan profesi.
 Sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga.
3. Penggunaan keuangan oleh Pusat dan Cabang mengacu pada pedoman yang dikeluarkan oleh PP.
4. Pembiayaan Badan Pemeriksa Keuangan dibebankan kepada Pengurus Pusat.
5. Pembiayaan Dewan Kehormatan Etik Kedokteran (DKEK) dibebankan kepada Pengurus Pusat.

BAB – XI
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 40
1. Kebijakan KOI yang bersifat mengikat seluruh anggota perhimpunan harus terlebih dahulu secara tertulis
disetujui oleh Pengurus Pusat.
2. Hal – hal yang tidak tercantum pada ART Perdami dapat diputuskan oleh Pengurus Pusat atau Pengurus KOI
dan dipertanggungjawabkan pada Rapat Paripurna Kongres Nasional.

Pasal 41
1. Setiap anggota Perdami dianggap telah mengetahui isi dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Perdami.
2. Perselisihan dalam penafsiran Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga diputuskan oleh Pengurus
Pusat.
3. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini dimuat dalam peraturan tersendiri sepanjang
tidak bertentangan dengan Anggaran Rumah Tangga Perdami.

AD/ART Hasil Konas XIII Palembang, 2013

Anda mungkin juga menyukai