Anda di halaman 1dari 12

3 NATIONAL TRAINER SKILL COMPETITION

nd

SAFETY DALAM PENGELASAN

KEMENTRIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIFITAS
BALAI BESAR LATIHAN KERJA INDUSTRI SERANG
Jalan Raya Pandeglang Km.03 Telp/Fax. (0254) 200160
SERANG - BANTEN
1

SAFETY DALAM PENGELASAN

1. UMUM

Pekerjaan las menyangkut penggunaan panas, pancaran busur nyala, dan polusi udara
oleh gas gas baik yang berasal dari terbakarnya coating maupun gas lindung, dan jika
terkena jaringan tubuh atau terhisap dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan gangguan kesehatan yang cukup serius dan dapat meninggalkan cacat
permanen atau bahkan kematian.
Selanjutnya pekerjaan las juga menyebabkan timbulnya risiko terjadinya bahaya
kebakaran atau peledakan.
Dari hal hal tersebut diatas, perlu diberikan pengetahuan tentang tindakan pencegahan
terhadap terjadinya bahaya kebakaran maupun gangguan kesehatan yang sistimatis
dan sesuai dengan kaidah internasional maupun peraturan yang berlaku.

2. KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN DALAM PENGELASAN


2.a . KESELAMATAN DAN KESEHATAN DALAM SMAW.
Radiasi cahaya ultra violet
Radiasi ultra violet yang dihasilkan dari busur nyala listrik, dapat mengeringkan
retina mata dan menyebabkan kebutaan. Karenanya juru las dan personil lain
yang karena kerjanya harus berada disekitar las, pandanganya harus dilindungi
dari nyala busur listrik. Juru las harus memakai pelindung mata berupa kaca
gelap yang dapat menyaring sinar ultra violet tersebut. Sementara itu lokasi
pengelasan harus dilindungi dengan sarana penutup radiasi sehingga tidak
mengganggu personil disekitar pengelasan.
Kaca penyaring cahaya mempunyai gradasi kegelapan seperti misalnya No.10
untuk elektroda berdiameter hingga 5/32” (4 mm). No.12 untuk elektroda
diameter 3/16 hingga 1/4“ (4.8 hingga 6.4 mm), No.14 untuk elektroda diameter
diatas 1/4“ (6.4 mm). Makin besar nomor gradasi, makin gelap kaca tersebut
sehingga daya saring cahayanya juga makin kuat. Jika mata tidak cukup
terlindungi terhadap sinar ultra violet, akan menderita kesakitan yang amat
sangat yang dapat berlangsung hingga 48 jam.
Jika hal ini terjadi disarankan menutup mata sambil tiduran dengan
mengkompres air , irisan mentimun atau daging mentah yang dingin.

Radias panas.
Radiasi panas yang dihasilkan dari suhu busur nyala yang jauh melebihi 6000ºF,
dapat membakar kulit sehingga akan mengganggu kesehatan berupa rasa nyeri/
pedih. Untuk mencegah hal tersebut, kulit terutama kulit muka, tangan, leher,
dada serta kaki harus dilindungi dengan baju kulit yang cukup tebal namun
lemas. Juru las harus memakai baju yang terbuat dari kapas atau wool yang
2

berlengan panjang dan kerah leher terkancing. Selama pelaksanaan las dilarang
memakai pakaian yang terbuat dari benang plastik seperti decron, nylon, tetoron
dll., karena benang palstik justru sangat berbahaya sebab jika terbakar akan
menjalar sangat cepat dan melekat kekulit.
Jika terjadi kecelakan sehingga kulit terbakar melepuh (bukan luka bakar yang
hebat) jangan diguyur dengan air, untuk sementara dapat digunakan pasta gigi
yang bermenthos, selanjutnya harus diolesi dengan salep bioplacenton.
Juru las harus menggunakan safety helmet dengan caping menghadap kebelakang
agar dapat memasang topeng las (welding mask), welding apron (celemek) kulit,
sarung tangan panjang dari kulit, sepatu panjang atau pelindung tulang kering
dari kulit.

Asap dan gas produk pengelasan.


Pengelasan selalu diupayakan dalam kondisi lingkungan yang mendukung
terutama aspek aerasinya (keberadaan udara segar). Jika pengelasan harus
dilaksanakan diruang tertutup, harus diupayakan jangan sampai pengap (kurang
udara segar) untuk itu perlu dipasang exhaust fan, bukan blower, karena blower
akan mengganggu mutu las seperti porosity (keropos), pin hole (lubang jarum)
dan lain lain.
Asap berasal dari terbakarnya coating. Hal ini disengaja untuk melindungi kolam
las dan logam panas dari proses oksidasi. Jadi disini terjadi perbedaan
kepentingan yang mencolok, yakni proses las menghindarkan keberadaan
oxygen, sedang juru las justru memerlukannya untuk bernafas.

Bahaya kebakaran.
Pengelasan dilingkungan yang berkandungan gas mudah terbakar, diperlukan
persiapan dan peralatan khusus untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Persiapan pengelasan mutlak memerlukan yaitu uji kandungan gas diudara
dengan menggunakan gas tester, serta surat ijin kerja panas (fire permit) bagi juru
lasnya atau pengawasnya. Tanpa prosedur tersebut, pengelasan tidak diijinkan.
Hal ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab welding supervisor day
supervisor dari pihak operator yang mengoperasikan unit operasi yang
berkandungan gas tersebut dan safety officer yang berwenang ditempat kerja.
Mereka harus berkoordinasi untuk mengupayakan pencegahan bahaya tersebut
diatas.

Selanjutnya disekitar pekerjaan las harus disediakan botol racun api (fire
estinguisher), atau jika pengelasan menyangkut pekerjaan besar dengan risiko
tinggi, disediakan pula fire truck.
Walaupun perangkat pencegah atau pemadam kebakaran tersedia, namun jika
sumber daya manusianya awam dalam menggunakannya, upaya pemadam
kebakaran tersebut akan gagal.
3

Oleh karenanya perlu pula pihak personil pelaksana pengelasan dibekali dengan
ketrampilan menggunakan alat pemadaman kebakaran.

Jika didekat pengelasan tidak terdapat alat pemadam api , dapat digunakan
karung yang dibasahi atau pasir / tanah.
Jika pengelasan terpaksa harus dilaksanakan didaerah yang mengandung gas
tanpa dapat mengupayakan hilangnya gas tersebut sama sekali, maka perlu
dipasang water screen (tabir air) dilokasi yang menghasilkan gas, dan pengelasan
sendiri harus dilindungi oleh terpal untuk mencegah percikan air. Percikan atau
kabut air tersebut akan merusak mutu las.

Sengatan arus listrik.


Agar juru las tidak tersengat listrik, dia harus berada dilokasi yang kering
sewaktu mengelas, dan jangan menggunakan pemegang elektroda yang retak atau
kabel las yang luka dan bocor serta mengupayakan agar semua hubungan listrik
terisolasi dengan baik.

2.b. KESELAMATAN DAN KESEHATAN DALAM GTAW.


Pengelasan GTAW disamping mengandung bahaya sebagaimana halnya SMAW,
juga terdapat potensi bahaya lainnya yang berasal dari botol gas lindung dan gas
lindung itu sendiri. Dalam pengelasan juga diperlukan penggunaan botol gas
untuk kegiatan pemotongan dengan gas.

Penanganan botol yang baik


Botol gas harus ditangani secara hati-hati, karena terhempas, terpukul atau
tertindih, dapat menyebabkan kerusakan pada botol gas, dan piranti keselamatan
botol, atau bahkan dapat menyebabkan meledaknya botol. Tutup (cap) pelindung
katup, bila dipasok (dikirim dari pabrik atau distributor ke bengkel kerja), harus
tetap terpasang (Tutup cukup dikencangkan dengan tangan).
Tutup baru dibuka sewaktu botol digunakan atau sedang dihubungkan secara seri
untuk digunakan. Sewaktu digunakan botol gas harus diikat dan sebaiknya dalam
posisi tegak agar tidak tumbang.

Gas yang berbahaya


Gas beracun yang dihasilkan oleh GTAW adalah ozone, NO2 dan gas phosgene.
Gas phosgene dapat terjadi karena proses dikomposisi thermal atau dikomposisi
oleh sinar ultraviolet terhadap bahan pembersih yang berupa hydrocarbon yang
terchlorinasi seperti: trichlorethylene dan percghlorethelene, yang terdapat
disekitar pengelasan. Pembersihan minyak gemuk dengan menggunakan zat
hydrocarbon yang terchlorinasi harus dilaksanakan dilokasi dimana uap zat
tersebut tidak terkena radiasi nyala busur.
4

Ozone
Sinar ultraviolet yang dikeluarkan oleh busur nyala listrik bereaksi dengan
oxygen dan menghasilkan ozone. Jumlah ozone yang terproduksi tergantung
dengan intensitas sinar ultraviolet, kelembaban, pengaruh penyaringan oleh asap
pengelasan dan faktor lain. Namun demikian jumlah ozone yang terjadi tidak
akan mengganggu kesehatan asalkan ventilasinya baik dan cara pelaksanaan
lasnya sendiri yang baik.

Gas NO2 (nitrogen dioxide)


Percobaan membuktikan bahwa keberadaan gas NO2 terletak sekitar 6” (150
mm) dari busur nyala. Ventilasi alami mengurangi jumlah gas NO2 ini dengan
cepat sehingga tidak mengganggu pernafasan juru las, asalkan juru las tidak
terlalu mendekatkan kepalanya pada busur las.

Gas lindung
Harus ada ketentuan tentang ventilasi yang memadai dalam pengelasan yang
menggunakan gas lindung dan gas purging. Jika ventilasi tidak cukup, gas
lindung dan gas purging dapat mencekik juru las dan personil lain disekitar
pengelasan tersebut.
Memindahken botol
Cara memindah botol silindris gas O2, CO2, dan gas pelindung ( Argon 99.5% )
dari jarak dekat dilaksanakan dengan memutar botol dalam posisi tegak dengan
tangan secara hati hati.
Pemindahan botol silindris gas untuk jarak jauh sebaiknya digunakan lift truck
atau heister.
5

SLING BAJA ATAU


RANTAI

CARA MENYUSUN BOTOL BOTOL GAS HARUS DISUSUN TEGAK DAN


DIIKAT ERAT AGAR TIDAK TUMBANG.
6

Uap/ gas metal


Gas (fume) yang dihasilkan oleh pengelasan SMAW atau GTAW dapat
dikendalikan dengan menggunakan ventilasi alami , ventilasi umum , exhaust fan
atau dengan alat pernafasan bagi juru lasnya (ANSI Z 49.1). Ventilasi yang
dipersyaratkan untuk mengatur tingkat keberadaan gas beracun dilingkungan juru
las pada batas yang aman tergantung pada beberapa faktor, antara lain:
1) bahan yang dilas ,
2) luas daerah kerja , dan
3) hal hal yang menghalangi pergerakan udara segar dilingkungan juru las.
Setiap pengelasan harus dievaluasi secara sendiri sendiri berdasarkan kasusnya
masing masing untuk menentukan langkah apa saja yang diperlukan untuk suatu
pengelasan tertentu.
Batas ambang keberadaan bahan beracun yang terkait dengan pengelasan yang
didesain berdasarkan nilai rata rata limit per stuan waktu (time-weighted average
threshold limit value/ TLV’s ) dan nilai maksimum (ceiling values) , diterbitkan
oleh The Occupational Safety and Health Administration (OSHA) . Standard
OSHA untuk industri lebih dikenal sebagai Code of Federal Regulation (29CFR
1910). Realisasi pelaksanaan (compliance) terhadap peraturan ini dapat dicek
dengan mengadakan pengambilan contoh (sampling) udara didalam helmet juru
las atau disekitar zona pernafasan helpernya. Sampling harus sesuai dengan
ketentuan ANSI/ AWS F1.1 (method for sampling airborne particulates
generated by welding and allied processes).

Radiasi
Energi radiasi yang dipancarkan oleh busur nyala las SMAW dapat melukai juru
las (atau personil lain yang terkena) didua bagian, yakni mata dan kulit.
Ketentuan tentang mata dicakup oleh;
ANSI Z 49.1, Safety in Welding & Cutting, dan
ANSI 87.1 Practice of Occupational and Educational Eye and Face
Protection.
Setiap personil yang berada didekat pengelasan harus dilengkapi dengan
peralatan pelindung terhadap energi radiasi SMAW. Biasanya tingkat radiasi
yang tertinggi dihasilkan oleh SMAW manakala menggunakan Argon sebagai
gas lindung dan aluminium serta stainless steel sebagai bahan yang dilas. Gelas
penyaring radiasi SMAW ditentukan oleh ANSI Z 49.1 sesuai dengan daftar
dibawah ini . Disarankan juru las menggunakan gelas penyaring (kaca hitam)
yang tergelap tetapi mengenakkan mata, namun tidak lebih terang daripada yang
disarankan. Untuk melindungi kulit, gunakan tudung wool warna gelap atau
kulit digunakan dibawah helmet untuk melindungi muka dan leher dari serangan
sinar ultraviolet. Tingkat radiasi ini cukup tinggi untuk menghancurkan katun
dan bahan lain.
7

LENSA PENYARING RADIASI ( LENSE SHADE )


YANG DISARANKAN UNTUK BERBAGAI TINGKAT ARUS LAS

No. Lensa Arus Pengelasan (Ampere)

8 HINGGA 75
10 75 – 200
12 200 – 400
14 DIATAS 400

Untuk ruangan yang khusus digunakan untuk pengelasan SMAW sebaiknya


dicat dengan cat titanium dioxide atau zinc oxide , karena jenis zat ini akan
mengurangi tingkat radiasi.

Sengatan arus listrik


Didalam ANSI Z 49.1 Bab 11.4.9 (Avoidance of electrical shock), tergantung
sepenuhnya pada pengendalian juru las, oleh karenanya pihak juru las harus
diberi informasi yang sejelas-jelasnya akan bahaya sengatan listrik tersebut.
Walaupun sengatan listrik tersebut rendah, namun rasa terkejut dapat
menyebabkan seorang juru las jatuh dari tempat pengelasan yang tinggi.
Sengatan arus listrik yang kecil dapat termagnifikasi oleh baju yang basah kuyup
oleh keringat sehingga cukup mengejutkan, apalagi yang tersengat adalah bagian
tubuh yang peka.

Mesin las
Keselamatan mesin las juga harus menjadi perhatian juru las. Semua mesin las
sebaiknya terdaftar dikantor perusahaan pemilik dengan identifikasi khusus yang
jelas. Mesin las yang rusak harus segera diperbaiki dengan benar dan tuntas.
Semua mesin las harus dikalibrasi untuk meyakinkan bahwa angka penunjukan
meter-meternya tepat. Hal ini perlu untuk menjamin mutu pengelasan. Walaupun
juru las terkualifikasi dengan baik dan kinerjanyapun baik, namun jika mesin las
tidak berfungsi dengan baik, hasilnyapun akan buruk. Kondisi kabel las, penjepit
dan terminal terminal listrik harus dalam keadaan terisolasi dan terhubungkan
dengan baik. Setiap kali mesin las ditinggalkan harus dalam keadaan off,
demikian juga dengan hubungan kesumber arus listrik harus dalam kondisi
switched off.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN DALAM PEMOTONGAN BAJA


DENGAN GAS (OXY ACETYLINE CUTTING/OAC)

Peralatan OAC tidak untuk dikutik kutik oleh personil yang tidak terkualifikasi untuk
pekerjaan OAC karena hal tersebut sangat berbahaya, salah salah dapat terjadi
8

kebakaran atau bahkan peledakan yang akan membahayakan jiwanya dan jiwa
personil sekitarnya. Selanjutnya walapun personil yang menangani OAC tersebut
telah terkualifikasi, tetap saja yang bersangkutan harus memperhatikan saran-saran
yang diberikan oleh pihak pabrik pembuat peralatan tersebut.
Oxygen sendiri tidak akan menimbulkan kebakaran atau peledakan, namun
keberadaannya apabila bercampur dengan gas bakar, akan membantu dan
mengintensifkan kebakaran dengan adanya oxygen bertekanan tinggi. Oleh sebab itu
keberadaan minyak, gemuk, dan bahan yang mudah terbakar harus dipisahkan dari
tempat oxygen.
Oxygen pada botol tidak boleh digunakan untuk menggerakkan pneumatic tools ,
mengawali operasinya mesin pembakaran internal (internal combustion engine),
menghembus pipa, membersihkan/ meniup baju, dan penggunaan yang tidak aman
lainnya.
Acetylene adalah gas hydrocarbon yang mudah terbakar, karenanya harus terletak
jauh dari nyala terbuka. Penggunaan gas acetylene harus pada tekanan yang aman,
yakni tekanan pasok yang telah diredusir menjadi tekanan aman melalui reducing
regulator. Botol botol silindris gas harus diletakkan ditempat yang jauh dari sumber
panas termasuk sinar matahari langsung dan berventilasi bagus, bersih dan kering
serta terbebas dari zat zat yang mudah terbakar. Penyimpanan botol silindris harus
tegak sehingga kemungkinan rusaknya katup inlet/ outlet dapat dihindarkan.
Upayakan katup selalu dalam keadaan terlindungi oleh tutup botol silindris.
Botol acetylene juga harus dalam keadaan tegak. Jika botol acetylene digeletakkan
dalam penggunaannya, maka ada kemungkinan fluida yang keluar bukan gas namun
cairan acetone yang terdapat pada botol acyteline. Hal ini akan merusakkan peralatan
dan menghasilkan nyala yang tidak dapat dikendalikan, jika yang keluar tersebut
adalah aceton, zat tersebut juga merusak mutu las. Serpihan serpihan karbid
(carbide) tidak boleh berserakan dilantai, karena jika terkena air atau menyerap
kelembaban akan menghasilkan acetylene yang mudah terbakar.
Acetylene yang berhubungan langsung dengan tembaga, air rasa, atau perak, dapat
menghasilkan acetylides, terutama jika pada lokasi tersebut terdapat kotoran
(impurities). Zat ini sangat mudah meledak dan sangat peka terhadap hentakan
walaupun kecil (slight shock) atau sumber panas kecil. Bahan paduan yang
mengandung tembaga lebih dari 67%, kecuali ujung obor, tidak boleh digunakan
untuk peralatan yang memproses acetylene.
Penanganan botol yang gegabah dan serampangan, dapat menyebabkan botol
tumbang atau terantuk sesuatu sehingga katupnya patah. Jika katup pada botol
silindris bocor atau pecah/ patah, maka botol dapat melesat sebagai proyektil dan
sangat berbahaya. Karenanya botol silindris gas bertekanan harus tersimpan atau
digunakan dalam keadaan tegak dan terikat pada tiang yang kokoh.
9

REGULATOR
BAUT PENGATUR

BONNET

PEGAS
OUTLET

TANGKAI
NOZZLE

DUDUKAN KATUP

REGULATOR TIPE SATU TAHAP

Didalam OAC fungsi regulator sangat menentukan, karena mengatur penurunan


tekanan oxygen dari 150 kg/cm2 menjadi 0,5 s/d 1 kg/cm2 dan acetylene dari
tekanan pasok 250 psi menjadi hanya 5 s/d 15 psi secara tetap. Sebaliknya
konstruksinya cukup fragil sehingga penangganannya harus sangat berhati hati.

Dibawah ini dikemukakan beberapa ketentuan (persyaratan) tentang penanganan


regulator yang harus ditaati demi keselamatan pengelasan pada OAC maupun OFW/
OAW . Ketentuan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Operator harus dilatih sehingga terampil, penggunaan regulator yang benar, atau
operator dalam menggunakan regulator harus dibawah pengawasan seorang
supervisor yang kompeten. Merupakan keharusan bahwa petunjuk pabrik
pembuat ditaati sepenuhnya tanpa penyimpangan atau percobaan yang
berbahaya.
2) Regulator harus selalu dalam keadaan bersih dan dapat beroperasi dengan lancar
dan sesuai ketentuan. Disarankan dari waktu kewaktu meternya dikalibrasi untuk
meyakinkan angka penunjukannya.
10

3) Botol silindris harus dalam kondisi tegak dan terikat ditiang yang kokoh atau
pada alat pengangkut botol khusus . Hal ini mencegah tumbangnya botol
sewaktu digunakan.

4) Katup botol silindris harus diperiksa sesering mungkin untuk mengetahui


kondisi ulirnya ( masih baik atau sudah rusak ), kondisi botol kotor, berdebu ,
berminyak atau bergemuk. Bersihkan semuanya dengan potongan kain ( lap )
yang bersih.

JANGAN MEMASANG REGULATOR YANG BERMINYAK ATAU


BERGEMUK KARENA DAPAT MELEDAK.

Regulator hanya boleh diservis/dibersihkan/dipelihara oleh orang yang qualified


untuk pekerjaan ini.
5) Buka sedikit regulator yang telah bersih dan siap pakai , sesaat saja ( 2 atau 3
detik ) kemudian tutup kembali secepatnya. Hal ini untuk
menghembus/membuang kotoran dari dalam katup dan aliran penyambung.

APABILA KATUP TERLALU TERBUKA LEBAR , ULIR REGULATOR


DAPAT GAGAL DAN REGULATOR TERLEMPAR KELUAR. Jangan
berdiri didepan lubang katup pada saat memasang REGULATOR!!!

6) Pasang regulator pada katup botol dan ikat/kencang secara hati-hati dan
seimbang dengan menggunakan kunci pas bukan kunci inggris.
7) Sebelum membuka katup botol, putar baut pengatur regulator searah kebalikan
jarum jam (counter clockwise) sampai tekanan pegas pengatur terbebas
(release).
8) JANGAN PERNAH BERDIRI DIDEPAN ATAU DIBELAKANG
REGULATOR pada saat membuka katup botol. Buka katup botol secara hati
hati dan perlahan lahan hingga jarum penunjuk tekanan pada manometer tekenan
tinggi tidak bergerak lagi, kemudian pembukaan katup botol dapat ditambah
sesuai dengan ketentuan.
CATATAN :
Jangan pernah membuka katup botol silindris gas acetylene lebih dari satu
(1) putaran penuh.

Sebaliknya katup botol silindris berisi gas-gas yang lain dibuka penuh
untuk menyumbat paking katup.

9) Putar baut pengatur regulator searah jarum jam untuk mendapatkan tekanan
operasional OAC atau las OFW/ OAW yang tepat.
10) Instalasi gas oxy acetylene ini harus diuji/diperiksa untuk mengetahui adanya
kebocoran dengan menggunakan metoda yang direkomendasikan oleh pihak
pabrik pemasok atau menggunakan buih sabun dan dioles dengan kuas pada
setiap sambungan.
11

Jika botol silindris tidak digunakan , katup harus selalu ditutup rapat. Juga
apabila penggunaan selesai tutup kedua katup ( inlet & outlet ) rapat rapat.
Untuk mencerat gas bakar yang ada didalam selang , buka katup gas bakar pada
obor , dan buang gas tersebut ditempat yang aman.
11) Kunci pembuka katup botol tidak pernah dilepas dari botol selama katup
terbuka.

REGULATOR TIPE 2 TAHAP

BAUT PENGATUR

BONNET

PEGAS DIAFRAGMA

TANGKAI

OUTLET INLET

DUDUKAN KATUP

DIAFRAGMA

Anda mungkin juga menyukai