Penerapan CBM PDF
Penerapan CBM PDF
Abstract— Thermal Oxidizer merupakan sebuah sistem Temperature Transmitter (TT), Termokopel sebagai sensor,
yang berfungsi untuk membakar limbah gas (waste gas) dan burner sebagai pembakarnya. Komponen-komponen
hasil sisa produksi untuk dialirkan ke lingkungan bebas. tersebut sangat penting dalam penentuan kualitas dari
Agar limbah gas ini terurai menjadi gas buang dengan pembuangan limbah gas sisa produksi ini. Untuk itu
konsentrasi rendah, maka diperlukan penentuan waktu diperlukan pula perawatan yang bagus untuk menjaga kinerja
perawatan yang benar pada komponen sistem dari masing-masing komponen tersebut.
pengendalian temperatur agar komponen sistem bekerja Perawatan adalah salah satu kegiatan pendukung yang
dengan baik. Komponen-komponen sistem pengendalian bertujuan untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu
tersebut adalah Temperatur transmitter, termokopel, sistem produksi (peralatan, mesin, dan fasilitas lainnya)
control valve dan burner. Condition Based Maintenance sehingga pada saat dibutuhkan dapat dipakai sesuai dengan
merupakan sebuah metode penentuan waktu perawatan kondisi yang diharapkan [Dwi Priyanta, 2000]. Tujuan utama
yang didasarkan pada data kegagalan dan kondisi dari dari dilakukannya sistem manajemen perawatan yang
komponen. Metode ini dapat memperkirakan waktu pertama adalah memperpanjang umur pakai fasilitas
perawatan yang didasarkan pada remaining useful life (LR- produksi. Kedua yaitu untuk menjamin tingkat ketersediaan
) yang merupakan pengurangan dari mean life (LM) dan yang optimum dari fasilitas produksi. Ketiga yaitu menjamin
actual life (LA). Berdasarkan hasil pengolahan data kesiapan operasional seluruh fasilitas yang diperlukan untuk
perawatan dan data pengukuran, didapatkan rentang pemakaian darurat. Terakhir yaitu untuk menjamin
perkiraan waktu perawatan untuk komponen Temperatur keselamatan operator dan pemakai fasilitas
Transmitter & termokopel adalah 19 40 hari, control Secara garis besar tindakan perawatan dibedakan atas
valve adalah 195 23 hari dan burner adalah 155 34 dua hal yaitu berupa planned maintenance dan unplanned
hari. Hasil perhitungan yang telah dilakukan sesuai maintenance. Planned maintenance, merupakan suatu
dengan data kerusakan yang terjadi sebenarnya tindakan atau kegiatan perawatan yang mana pelaksanaannya
telah direncanakan terlebih dahulu. Sedangkan unplanned
Index Terms— Thermal Oxidizer, Condition Based maintenance, yaitu suatu tindakan atau kegiatan perawatan
Maintenance (CBM), remaining Useful Life (LR).) yang mana pelaksanaannya tidak direncanakan. Preventive
maintenance, tindakan perawatan untuk mencegah
I. PENDAHULUAN terjadinya kerusakan. Corrective maintenance, tindakan
perawatan setelah kerusakan terjadi.
Thermal Oxidizer (TO) merupakan sebuah sistem yang
Preventive Maintenance sering disebut time based
berfungsi untuk membakar limbah gas (waste gas) hasil sisa
maintenance, sudah dapat mengurangi frekuensi kegagalan.
produksi untuk dialirkan ke lingkungan bebas. Limbah gas ini
Perawatan jenis ini dilakukan tanpa mempertimbangkan
mengandung konsentrasi racun yang sangat tinggi, untuk itu
kondisi komponen. Perawatan jenis ini sangat tidak efektif dan
TO ini membakar limbah gas ini agar terurai menjadi gas
tidak efisien dari segi cost ketika diterapkan sebagai satu-
buang (flue gas) yang memiliki konsentrasi racun sangat
satunya metode perawatan dalam sebuah plant.
rendah yang dapat dibuang ke lingkungan. Kualitas dari
Pada makalah ini, dijelaskan tentang penerapan Condition
pembuangan limbah gas sisa hasil produksi ini ditentukan oleh
Based Maintenance pada Thermal oxidizer untuk mengetahui
pembakaran pada thermal oxidizer ini.
kapan plant ini perlu dilakukan perawatan. Metode CBM ini
Thermal Oxidizer bekerja pada kondisi normal operating
dikenal mampu menghasilkan waktu pemeliharan yang efektif
temperatur 1500-1600°F . Pada waste gas ini terdapat tujuh
dan ekonomis, serta mengoptimalkan kinerja dan umur mesin
buah komponen yang harus dibakar, yaitu H2S, CO2, N2, CxHy,
(AKS Jardin, 2005). Selain itu, Condition Based Maintenance
i-Cx, C7, dan H2O. Dengan temperatur 1500-1600°F, gas-gas
dapat memperkecil biaya onderdil, sistem downtime dan
tersebut dapat terurai menjadi lima komponen yaitu SO2, CO2,
memperkecil waktu yang terbuang sia-sia saat menunggu
N2, O2 dan H2O. Untuk itu, variabel proses yang harus
datangnya waktu pemeliharaan (Ari Sulistiono, 2010).
dikendalikan agar proses netralisasi tersebut bisa optimal
Pengambilan keputusan waktu perawatan ini didasarkan pada
adalah dengan menjaga temperatur pada nilai setpoint yang
remaining useful life (LR) dari hasil pengolahan data
ditentukan. Untuk mengendalikan temperatur ini maka
kegagalan serta data kondisi plant dengan interval
diperlukan beberapa komponen yang selanjutnya disebut
kepercayaan sebesar 90%. Data yang digunakan yaitu waktu
sebagai sistem pengendalian temperatur. Komponen-
kegagalan komponen TO di ConocoPhillips Indonesia pada
komponen tersebut adalah Temperature Control Valve (TV),
2
(3) Plant :
Plant yang dimaksud adalah thermal oxidizer di Conoco
philips Indonesia. Thermal oxidizer (TO) dilengkapi dengan
natural draft fuel gas burner. Burner tesebut akan dinyalakan
dan akan membuat TO beroperasi pada suhu 1500oF-1600oF
(816 oC - 871oC). Ketika TO sudah mendapatkan suhu operasi
yang telah didesain, aliran limbah akan diinjeksikan masuk ke
dalam burner.
Thermal oxidizer didesain untuk beroperasi pada
suhu 1500oF-1600oF (816 oC - 871oC). Suhu yang tinggi ini
dan waktu residence minimum yang sebesar 0,1 detik akan
dapat menghancurkan unsur pokok aliran gas limbah yang
mudah terbakar.
Gambar 2. Thermal Oxidizer
3
∑#̅ $#&&'$
% #!$#() (* $
(7) Waktu perawatan = LM + LR (11)
95
Validasi perhitungan LR disini bertujuan untuk
90 menentukan benar atau tidaknya hasil perhitungan dari waktu
80
70 perawatan. Validasi ini dilakukan dengan cara
Percent
60
50
40
membandingkan hasil penentuan waktu perawatan dengan
30
20
data riwayat kerusakan yang tidak disertakan dalam penentuan
10 umur sisa (LR). Pada validasi LR ini dilakukan beberapa tahap
5
mulai dari perhitungan LM hingga perhitungan LR.
1
-40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 Tahap-tahap yang dilakukan dalam validasi LR merupakan
Residual
tahap-tahap dalam penentuan waktu perawatan yang
didasarkan dari hasil perhitungan LR. Tahap-tahapnya adalah
Gambar 7 Plot Probabilitas Normal Residual terlebih dahulu menghitung LM. Tahap berikutnya adalah
penentuan nilai LA. Nilai dari umur aktual (LA) diperoleh
Kriteria residual harus terdistribusi secara normal dengan cara memasukkan data kondisi dari plant pada
ditunjukkan dengan menggunakan plot probabilitas normal persamaan regresi (7). Setelah nilai LA dan LM diketahui,
residual serta plot residual terhadap perkiraan nilai y dan maka tahap selanjutnya adalah menghitung besarnya nilai LR.
variabel x (Augustine AS, 2005). Gambar 7 merupakan contoh Setelah waktu perawatan ditentukan, maka langkah
gambar yang menunjukkan bahwa residual-residual selanjutnya adalah membandingkan apakah waktu perawatan
terdistribusi hampir normal yang berarti model memenuhi hasil perhitungan sesuai dengan waktu kerusakan berikutnya
kriteria normalitas. Selanjutnya adalah membuktikan apakah dari sebuah komponen.
varian residual bernilai konstan. Plot residual terhadap
perkiraan nilai y dan nilai x pada Gambar 8 merupakan contoh
yang menunjukkan bahwa residual secara acak terdistribusi.
Hal ini berarti model memenuhi kriteria validasi untuk
variabel konstan residual. Jika memenuhi kedua kriteria
tersebut, maka model regresi linier dikatakan valid dan dapat
digunakan.
20
10
RESI3
-10
Tahap berikutnya setelah model regresi linier Pada bagian IV ini, akan ditampilkan hasil perhitungan
dikatakan valid adalah penentuan interval kepercayaan dari dan analisa dari penelitian yang telah dilakukan. Analisa ini
model yang dibuat. Interval kepercayaan disini berguna untuk dilakukan berurutan sesuai dengan apa yang telah dijelaskan
menunjukkan nilai rentang y untuk suatu nilai x. Untuk pada bagian III, mulai dari perhitungan mean life (LM),
menentukan interval kepercayaan dari nilai y pada suatu nilai penentuan actual life (LA), penentuan remaining useful life
x, digunakan persamaan berikut: (LR), sampai dengan validasi perhitungan LR itu sendiri yang
tentunya akan berbeda untuk masing-masing komponen
#̅ $"
-. #,&, $1
penting sistem pengendalian temperatur pada thermal oxidizer.
∑#̅ $"
(12)
! Komponen-komponen tersebut adalah temperatur transmitter,
7
termokopel, control valve dan burner. Masing-masing dari diperoleh data pengukuran yang berbeda-beda. Data kondisi
komponen ini akan ditentukan waktu perawatannya. yang ada akan dibagi dalam beberapa pengukuran.
Pengukuran pertama merupakan data kondisi sejak komponen
A. Perhitungan Mean Life (LM)
tersebut selesai diperbaiki hingga komponen tersebut
Mean life (LM) didapatkan dari hasil pengolahan data mengalami kegagalan berikutnya dan seterusnya.
perawatan, yaitu data history kegagalan dan perbaikan yang Sebelum dilakukan penentuan persamaan LA, data yang
telah dikumpulkan. LM ini merupakan waktu rata-rata antar berada di luar batas kendali harus dihilangkan terlebih dahulu.
kegagalan yang tentunya berbeda untuk masing-masing Penghilangan data ini didasarkan pada nilai LCL dan UCL.
komponen. Hal ini dikarenakan masing-masing komponen Untuk komponen TT dan termokopel, perhitungan dilakukan
memiliki history kegagalan yang berbeda-beda pula. Data berdasarkan 35 hari kondisi awal dari komponen tersebut.
history kegagalan untuk masing-masing komponen ini dapat Sedangkan komponen control valve, perhitungan didasarkan
dilihat pada Tabel 1 sampai dengan Tabel 3. pada 50, 60 dan 70 hari kondisi awal. Untuk komponen
burner, perhitungan dilakukan berdasarkan 70, 84 dan 98 hari
Tabel 1 Data TTF dan TTR dari TT dan termokopel kondisi awal pengukuran
itu sendiri.Tabel 5 sampai dengan Tabel 10 merupakan Tabel 8 Persamaan actual life dan remaining useful life
hubungan antara gradien masing-masing variabel dan nilai
actual life. Komponen LM LR LA = LM – LR
21 hari -85 -194 m 233 + 194m
Tabel 5 Hubungan LM , LA, LR waktu kegagalan komponen TT dan
35 hari 148,2 -53,2 – 966 m 201,4 + 966m
serta gradien komponen TT dan Termokopel Termokopel
49 hari -98,2 – 2010 m 246,4 + 2010m
50 hari -34,7 – 0,624 m 166,5 + 0,624m
Control valve 60 hari 131,83 -34,1 – 0,944 m 165,9 + 0,944m
Actual
Mean life LR Gagal 70 hari -51,5 – 0,607 m 183,3 + 0,607m
life Gradien
(hari) (hari) (hari) 70 hari -42,3 +162 m 177,6 – 162m
(hari)
148,2 89,8 238 58,4 0,0218 burner 84 hari 135,33 -10,2 - 172 m 145,5 + 172m
148,2 11,8 160 136,4 -0,0998 98 hari 10,6 – 919 m 124,7 + 919m
148,2 -113,2 35 261,4 0,0455
148,2 159,8 308 -11,6 0,0737 Tabel 9 Hasil perhitungan gradien, umur sisa, waktu
perawatan dan rentang kepercayaan
Tabel 6 Hubungan LM, LA, LR waktu kegagalan serta gradien
komponen control valve TT dan Termokopel Control valve Burner
nilai
21 35 49 50 60 70 70 84 98
LM LR Gagal LA - -
m(50) m(60) m(70) r
0,075
-0,25
0,283
0,199 0,082 0,12 0,255 0,209 0,099
(hari) (hari) (hari) (hari)
Sy 6.63 10,68 14,72 14,72 17,61 20,5 20,86 25,12 28,6
131,83 -74,83 57 206,66 -12,1 -16,2 -
Sx 51,8 306,4 262,3 0,04 0,044 0,045 104 95,7 90,3
131,83 124,17 256 7,66 -30,8 46 81,1
-
m -0,01 -0,01 73,23 32,02 54,2 0,051 0,055 0,031
131,83 98,17 230 33,66 40,6 37,6 41,5 0,016
LA 231 193 264 212 195 204 169 155 153
131,83 -42,83 89 174,66 -99,1 -121 -163
-. 12 40 25 30 23 25 25 34 53
131,83 27,17 159 104,66 34,3 12,5 41,3
hari, didapatkan bahwa waktu perawatan yang sebenarnya Jardine, A.K.S, Lin, D., Banjevic, D., 2005. A Review on
berada pada rentang waktu yang telah diperkirakan. Machinery Diagnostics and Prognostics
Komponen terakhir dalam penelitian ini adalah burner. Implementing Condition-Based Maintenance.
Dari hasil perhitungan setelah 70, 84 dan 98 hari, didapatkan Mechanical System and Signal Prosessing 20 (2006),
hasil yang sesuai dengan waktu perawatan yang sebenarnya. 1483-1510.
Namun, rentang waktu yang paling sedikit dari hasil
perhitungan adalah pada 84 kondisi awal. Rentang waktu K.B Goode , J. Moore, B.J. Roylance. Plant Machinery
tersebut adalah pada 121 sampai dengan 189 hari setelah Working Life Prediction Method Utilizing
perawatan sebelumnya. Reliability and Condition-Monitoring Data.
Proceeding of the Institution of Mechanical
V. KESIMPULAN Engineers Part E – Journal of Process Mechanical
Dari hasil pengolahan data perawatan dan data Engineering 214 (2000) 109-122
pengukuran yangg telah dilakukan, maka dapat diperoleh
kesimpulan bahwa: Mazhar, M.I., Kara, S., Kaebernick, H., 2007. Remaining
Life Estimation of Used Component in Consumer
1. Data yang digunakan dalam penentuan persamaan regresi Products: Life Cycle Data Analysis by Weibull
yang digunakan untuk menentukan waktu perawatan and Artificial Neural Network. Journal of
berupa gradien dari variabel yang berpengaruh. Operations Management 25 (2007), 1184-1193.
2. Persamaan remaining useful life (LR) yang digunakan
adalah: R. Xu, C. Kwan. Robust Isolation of Sensor Failures. Asian
• Temperatur transmitter dan termokopel Journal of Control 5 (2003), 12-23.
LR = 33,2 + 336 m
• Control valve Stagliano, Augustine A. 2005. Rath and Strong’s Six Sigma
LR = 34,13 + 0,94 m Advance Tools Pocket Guide. Yogyakarta: ANDI.
• Burner
LR = 9,33 + 178 m
3. Hasil perhitungan yang paling mendekati adalah hasil
perhitungan dari data perawatan paling banyak dan data
pengukuran paling banyak.
4. Rentang perkiraan waktu perawatan untuk komponen
temperatur transmitter & termokopel adalah 178 16
hari. Sedangkan komponen control valve adalah 196
23 hari dan burner adalah 154 34 hari.
5. Perhitungan waktu perawatan menggunakan metode
Condition Based Maintenance lebih mendekati waktu
perawatan sebenarnya jika dibandingkan preventive
maintenance yang berdasarkan angka reliability 80%.
Error yang dihasilkan dari metode CBM untuk
komponen temperatur transmitter dan termokopel,
control valve dan burner masing-masing adalah 5, 23 dan
11 hari. Sedangkan error untuk PM masing-masing
komponen adalah 140, 144 dan 113 hari.