Ucapan terima kasih kepada istri tercinta Hj. Euis Kurniawati, S.Pd anak-anak
tersayang Syilfa Putri Subroto dan M. Obby Adianto yang telah memberikan
dorongan semangat serta diucapkan terima kasih kepada rekan sejawat yang telah
banyak membantu dalam penyusunan buku ini.
Penulis berharap semoga buku ini dapat kiranya bermanfaat bagi para siswa SMK
kelautan dan perikanan untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensinya.
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL xiv
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Tabel 13. Gangguan Pada Sistem Kontrol Elektrik Dan Cara Mengatasinya
Tabel 14. Gangguan Pada Sistem Kontrol Hydrolik Dan Cara Mengatasinya
Tabel 15. Gangguan Pada Sistem Kontrol Pneumatik Dan Cara Mengatasinya
BAB 1
MELAKUKAN PENCEGAHAN POLUSI LINGKUNGAN LAUT
Dalam kata-kata bijak dijelaskan bahwa mencegah jauh lebih baik daripada
dibandingkan dengan penanggulangan. Ungkapan ini pula yang lebih tepat
digunakan dalam melakukan suatu tindakan pencegahan pencemaran laut. Tindakan
pencegahan terhadap terjadinya pencemaran laut khususnya pencemaran yang
diakibatkan oleh tumpahan minyak dapat dimulai dari atas kapal.
Pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi
dan atau komponen lain ke dalam laut oleh kegiatan manusia atau proses alam,
sehingga menyebabkan lingkungan laut menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya.
Penanggulangan pencemaran laut dapat dimulai dari atas kapal, dengan melakukan
tindakan pencegahan yang dimulai dari prilaku anak buah kapal khususnya anak
buah kapal bagian mesin, sehingga diharapkan sisa bahan bakar dan minyak pelumas
yang bercampur dengan air got dapat diperkecil dengan penggunaan alat pencegah
pencemaran laut.
Pencegahan pencemaran di laut bertujuan :
1. Pelaksanaan prosedur dan peraturan kerja dengan benar
2. Menjaga lingkungan laut tetap stabil/tidak tercemar
Lingkungan laut merupakan tempat hidupnya berbagai jenis biota laut dan tumbuhan
yang sangat beraneka ragam dan harus dilindungi untuk mempertahankan ekosistem
yang telah ada. Kerusakan lingkungan laut diakibatkan oleh ulah manusia yang tidak
peduli dan akibat pencemaran.
Penyebab pencemaran laut dan lingkungan perairan berasal dari sumber-sumber
pencemar antara lain sebagai berikut:
1. Ladang minyak di bawah dasar laut, baik melalui rembesan maupun kesalahan
pengeboran pada operasi minyak lepas pantai
2. Kecelakaan pelayaran misalnya kandas, tenggelam, tabrakan kapal tanker atau
barang yang mengangkut minyak/bahan bakar
1
Teknika Kapal Penangkap Ikan
3. Operasi tanker dimana minyak terbuang ke laut sebagai akibat dari pembersihan
tanki atau pembuangan air ballast, dll.
4. Kapal-kapal selain tanker melalui pembuangan air bilge (got).
5. Operasi terminal pelabuhan minyak, dimana minyak dapat tumpah pada waktu
memuat atau membongkar muatan dan pengisian bahan bakar ke kapal.
6. Limbah pembuangan refinery.
7. Sumber-sumber darat misalnya minyak pelumas bekas atau cairan yang
mengandung hidrokarbon
8. Hidrokarbon yang jatuh dari atmosfir misalnya asap pabrik, asap kapal laut,
asap pesawat udara, dll.
Sedangkan minyak bumi yang masuk ke dalam lingkungan laut, seperti diperlihatkan
pada Tabel berikut ini.
2
Teknika Kapal Penangkap Ikan
3
Teknika Kapal Penangkap Ikan
4
Teknika Kapal Penangkap Ikan
organisme itu sendiri, jumlah oksigen dan pupuk yang dipakai guna mendukung
metabolisme tersebut.
Usaha-usaha riset yang utama sedang dilanjutkan dalam penggunaan pupuk dan
peningkatan aktivitas biologis dan pembiakan mikrobial untuk membersihkan
tumpahan minyak. Teknik pemulihan biologis ini meningkatkan cara-cara untuk
membersihkan garis pantai yang sukar .
1.1.6. Musim
Jika tumpahan minyak terjadi pada saat biota yang ada di laut baru melahirkan maka
akan menimbulkan kematian yang lebih besar. Hal ini disebabkan karena biota yang
baru dilahirkan lebih rentan.
Migrasi tahunan dari mamalia dan burung dari tempat pembiakkan seringkali menuju
ke daerah yang terkena tumpahan minyak selama musim dingin. Temperatur rendah
akan menyebankan biodegrasi minyak berjalan lambat.
1.1.8. Pembersihan
Sejumlah kerusakan dapat terjadi terhadap lingkungan karena penggunaan dispersan.
Untuk membersihkan minyak dari struktur interdal, dari sudut pandang biologis, bagi
tanaman dan binatang mungkin masih lebih baik terlapisi minyak dari pada
kemasukkan dispersan. Namun beberapa kasus yang terjadi di laut yang terbuka
menunjukkan bahwa dispersan sangat membantu dalam mencegah kerusakan di area
interdal yang diakibatkan minyak.
5
Teknika Kapal Penangkap Ikan
6
Teknika Kapal Penangkap Ikan
7
Teknika Kapal Penangkap Ikan
8
Teknika Kapal Penangkap Ikan
9
Teknika Kapal Penangkap Ikan
1. Mengalirkan air laut lebih dari 10 menit untuk mencegah perubahan kualitas dari
campuran minyak yang tersisa didalam separating tank setelah pekerjaan
membuang air got selesai.
2. Menutup bilge feed pump dan semua valve-valve pada bilge discharge pipe line.
3. Memutar switch pada automatic oil level controller ke “off”.
1.2.2. Incinerator
Incinerator adalah tungku pembakar yang merupakan kelengkapan dari OWS atau
sebagai alat pencegah pencemaran di laut.
10
Teknika Kapal Penangkap Ikan
4. Brander
5. Penyala/pemantik brander
6. Fan
7. Safety device
8. Kontrol panel
1.2.2.2. Fungsi
Fungsi dari incinerator antara lain :
1. Untuk membakar minyak kotor/waste oil yang berasal dari hasil pemisahan
minyak dan air pada Oily Water Separator.
2. Membakar majun bekas, serbuk kayu, kertas, dan sebagainnya.
3. Membakar minyak pelumas bekas
11
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Cara menghentikan:
1. Tutup kerangan pemanas dan matikan agitator dari waste oil tank
2. Bilas pipa waste oil dengan cara mengalirkan diesel oil ke pipa tersebut (dengan
membuka/ menutup kerangka yang perlu).
3. Tekan tombol “off” Solenoid valve, api di brander akan padam.
4. Tekan tombol “off” dari “waste oil pump”.
5. Tekan tombol “off” dari “source”.
6. Selagi incinerator masih hangat dibersihkan automizing cup dan kaca lubang-
lubang intip.
12
Teknika Kapal Penangkap Ikan
1.3.2. Brander
Tahapannya sebagai berikut :
1. Bersihkan saringan hisap dan atomizing cup setelah dipakai.
2. Setiap 6 bulan buka/check/ bersihkan waste oil pump, bersihkan solenoid valve
dan bersihkan regulation valve.
3. Check dan bersihkan nozzle tube dan elektroda pemantik.
13
Teknika Kapal Penangkap Ikan
14
Teknika Kapal Penangkap Ikan
15
Teknika Kapal Penangkap Ikan
1.5.1.2. Absorbents.
Zat untuk menyerap minyak ditaburkan di atas tumpahan minyak dan kemudian zat
tersebut menyerap minyak tadi. Umumnya zat yang digunakan untuk menyerap
minyak adalah : lumut kering, ranting, potongan kayu. Ada pula zat sintetis yang
dibuat dari polyethylene, polystyrene, polyprophylene dan polyurethane.
1.5.1.4. Dispersant.
Dispersant dicampur dengan 2 kompponen lain dan dimasukkan ke lapisan minyak
yang akhirnya berbentuk emulsi. Stabiliser akan menjaga emulsi tadi agar tidak
pecah. Dispersant akan menenggelamkan minyak dari permukaan air.
Keuntungan cara ini adalah mempercepat hilangnya minyak dari permukaan air dan
mempercepat proses penghancuran secara mikrobiologi.
Dispersant tidak akan berguna pada daerah pesisir karena adanya unsur timbal yang
terlarut. Perlu ditambahkan bahwa dispersant yang makin baik selalu menggunakan
pelarut yang lebih beracun untuk kehidupan laut.
16
Teknika Kapal Penangkap Ikan
1.5.1.5. Pembakaran
Membakar minyak di laut lepas umumnya kurang berhasil, karena minyak ringan
yang terkandung telah menguap secara cepat. Selain itu panas dari api akan diserap
oleh air laut sehingga pembakaran tidak akan efektif.
Masalah pencemaran di laut tidak akan ada habisnya selama manusia masih
melakukan aktivitas atau kegiatan produksi di laut seperti menangkap ikan dengan
menggunakan mesin, membuang air bilge, pengeboran lepas pantai, dan
pembuangan minyak serta membuang bahan-bahan berbahaya yang seenaknya tanpa
menghiraukan faktor lingkungan, jadi untuk menjaga keindahan laut serta
keanekaragaman biotanya yang merupakan sumber daya alam diperlukan kesadaran
dari kita akan kelestarian alam.
17
Teknika Kapal Penangkap Ikan
BAB 2
MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DI ATAS KAPAL
18
Teknika Kapal Penangkap Ikan
19
Teknika Kapal Penangkap Ikan
kerugian yang bersifat ekonomis. Jadi K3 adalah masalah bersama dari semua pihak
yang terlibat dalam proses produksi barang dan jasa, yaitu pemerintah,
pengusaha/pengurus tenaga kerja dan masyarakat.
Adapun sasaran dan tujuan yang akan dicapai dari adanya Undang-undang N0.1.
Tahun 1970 secara umum adalah :
1. Memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja agar selalu dalam keadaan
selamat dan sehat dalam melaksanakan pekerjaan untuk meningkatkan
kesejahteraan, produksi dan produktivitas.
2. Memberikan perlindungan terhadap orang lain yang berada di tempat kerja agar
selalu selamat dan sehat.
3. Memberikan perlindungan terhadap setiap sumber produksi agar selalu dapat
dipakai dan digunakan secara aman dan efisien.
20
Teknika Kapal Penangkap Ikan
ditempat kerja dapat dikelompokkan secara garis besar menjadi 2 (dua) penyebab
yaitu :
21
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Keadaan tidak aman inilah yang selanjutnya akan menimbulkan kecelakaan dalam
bentuk seperti :
1. Terjatuh
2. Terbakar/terkena ledakan
3. Tertimpa benda jatuh
4. Terkena arus listrik
5. Kontak dengan benda berbahaya atau radiasi
6. Terjepit benda
22
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Adapun jenis-jenis perlengkapan kerja, seperti yang dimaksud pada pasal 13 dan
pasal 14 Undang-undang Keselamatan Kerja N0.1 Tahun 1970 adalah :
1. Alat-alat pelindung batok kepala.
2. Alat-alat pelindung muka dan mata.
3. Alat-alat pelindung badan.
4. Alat-alat pelindung anggota badan seperti lengan dan kaki.
5. Alat-alat pelindung pernafasan.
6. Alat-alat Pencegah jantung.
7. Alat-alat pelindung pendengaran.
8. Alat-alat pencegah tenggelam.
Alat-Alat
Kegunaan Bagi Pemakai
Keselamatan
Topi keselamatan Pelindung kepala dari benturan dan terkena benda yang
jatuh.
Masker las yang Digunakan oleh pekerja yang menggunakan las listrik,
dilengkapi dengan fungsinya melindungi muka dan mata dari percikan
tangkai pemegang bunga api listrik.
Masker las yang Digunakan oleh pekerja yang menggunakan las listrik,
dilengkapi dengan fungsinya melindungi muka, mata dan kepala dari
penutup kepala. percikan bunga api listrik.
Kaca mata las acytelin Digunakan oleh pekerja yang menggunakan las
acyteline yang fungsinya melindungi dari percikan
23
Teknika Kapal Penangkap Ikan
bunga api.
Sumbat telinga (Ear Digunakan oleh pekerja untuk menghindari diri dari
plug) suara bising.
Tutup telinga (Ear Digunakan oleh pekerja untuk menghindari dari suara
muff) bernada tinggi dan keras
24
Teknika Kapal Penangkap Ikan
25
Teknika Kapal Penangkap Ikan
26
Teknika Kapal Penangkap Ikan
merupakan suatu hal yang sangat berharga didalam mengadakan suatu reaksi yang
cepat dan efektif.
Tali-tali penolong, alat-alat bantu pernapasan dan sarana-sarana lain dari peralatan
penyelamatan harus dalam keadaan siaga serta siap pakai, demikian pula suatu tim
yang terlihat untuk menaggulangi keadaan darurat patut tersedia.
Apabila dicurigai bahwa suatu atmosfer yang tercampur/kotor sehingga menjadi
tidak aman merupakan salah satu sebab dari kecelakaan itu, maka petugas / orang
yang masuk kedalam ruangan itu harus menggunakan alat pelindung pernapasan
serta mungkin, tali-tali penolong juga dipakai.
Sebelumnya suatu kode dari isyarat-isyarat sudah disetujui bersama. Perwira yang
bertugas untuk pelaksanaan pekerjaan penyelamatan tersebut harus tetap berada
diluar ruangan, dimana ia dapat mengadakan kontrol yang efektif.
27
Teknika Kapal Penangkap Ikan
mengontrol bahaya dalam ruang tertentu. Zat yang dapat ditentukan secara teliti
detektor ini adalah berzene dan hydrogen sulphide.
3. Oxygen content meter
Alat untuk mengukur prosentase kandungan oksigen, di dalam ruang yang
dicurigai terjadi kekurangan oksigen. Setiap kapal harus memiliki alat tersebut.
Dalam hal darurat dimana ruangan yang dimaksud dicurigai tidak aman, gunakanlah
alat bantu pernapasan seperti breathing aparatus dari type yang disahkan (approved
type), namun sebelum memakai alat tersebut, periksalah dengan disaksikan oleh
nahkoda atau perwira yang bertugas. Hal-hal yang diperiksa minimal antara lain :
1. Tekanan sumber udaranya
2. Alarm tekanan rendah pada self contained breathing aparatus
3. Kekedapan masker dan jumlah sumber udaranya.
28
Teknika Kapal Penangkap Ikan
2.4.4. Pencegahan
Perbaikan pada unsur sistem produksi ini selain dapat mencegah terjadinya
kecelakaan/insiden yang merugikan, juga dapat meningkatkan produktifitas
perusahaan.
29
Teknika Kapal Penangkap Ikan
30
Teknika Kapal Penangkap Ikan
31
Teknika Kapal Penangkap Ikan
32
Teknika Kapal Penangkap Ikan
BAB 3
Penyebab utama kebakaran di atas kapal adalah akibat kelalaian manusia, karena
tidak ditaatinya prosedur kerja yang telah ditetapkan dan tidak melakukan
pencegahan kebakaran sedini mungkin.
33
Teknika Kapal Penangkap Ikan
5. Karet
3.1.1.2. Kelas B (Bahan Cair dan Gas)
Contoh bahan cair dan gas yang terbakar :
1. Bensin
2. Solar
3. Minyak tanah
4. Minyak pelumas
5. Asetilin
6. LPG
34
Teknika Kapal Penangkap Ikan
35
Teknika Kapal Penangkap Ikan
36
Teknika Kapal Penangkap Ikan
37
Teknika Kapal Penangkap Ikan
38
Teknika Kapal Penangkap Ikan
39
Teknika Kapal Penangkap Ikan
40
Teknika Kapal Penangkap Ikan
tersebut di atas hanya akan menghasilkan nyala api bila berjalan dengan cepat dan
seimbang.
Bila salah satu unsur ditiadakan atau kadarnya berkurang, maka dengan sendirinya
nyala api akan padam. Reaksi ketiga unsur tersebut digambarkan dalam satu segitiga
yang disebut segi tiga api. Reaksi yang tergambar pada segitiga api adalah reaksi
berantai yang berjalan dengan seimbang.
Bila keseimbangan reaksi tersebut diganggu maka reaksi akan terhenti atau api akan
padam. Oleh karena itu dasar-dasar dari sistem pemadam api sesungguhnya adalah:
pengrusakan keseimbangan reaksi api. Perusakan keseimbangan reaksi tersebut
dapat dilakukan dengan tiga cara antara lain:
N
AS
BA
N
HA
BA
41
Teknika Kapal Penangkap Ikan
42
Teknika Kapal Penangkap Ikan
10. Usahakan agar aliran udara/ventilasi kamar mesin bekerja dengan baik.
11. Bila ada kelainan-kelainan yang membahayakan, jangan ragu-ragu untuk
menyetop mesin, tetapi bila masih memungkinkan, agar laporkan dulu
keanjungan dan kepala kamar mesin.
12. Kabel-kabel listrik harus selalu dicek kondisinya, jangan sampai terjadi
korseleting.
13. Jangan biasakan menempatkan kain-kain lap di atas peralatan.
14. Jangan menyimpan benda atau bahan-bahan yang mudah terbakar di kamar
mesin, kecuali minyak-minyak pelumas.
15. Pada kamar-kamar mesin modern yang memakai sistem remote control, jangan
hanya melakukan pemeriksaan di ruangan kontrol saja. Selama mesin bekerja
harus ada pekerja yang langsung memeriksa kamar mesin.
43
Teknika Kapal Penangkap Ikan
harus ada petugas yang selalu mengontrol dan memperingatkan penumpang bila
tidak mentaati larangan-larangan yang diberlakukan. Bila perlu, penumpang
dilibatkan dalam latihan.
5. Kapal-kapal khusus yang memuat barang berbahaya (kapal tanker, kapal
LPG) diwajibkan mematuhi peraturan maupun persyaratan pencegahan bahaya
sesuai konvensi International maupun peraturan-paraturan yang berlaku di
negara-negara yang disinggahi/ dilewati.
44
Teknika Kapal Penangkap Ikan
45
Teknika Kapal Penangkap Ikan
46
Teknika Kapal Penangkap Ikan
3.5.2.3. Hydrant
Hydrant adalah berfungsi sebagai penyambung dengan selang pemadam kebakaran
3.5.2.4. Selang Pemadam
Selang air pemadam kebakaran terbuat dari bahan kain tahan api yang ringan, elastis,
dan kuat yang berfungsi sebagai pengalir air dari pompa ke nozzle.
3.5.2.5. Sambungan Selang Pemadam
Sambungan selang pemadam cabang terbuat dari kuningan dan berfungsi untuk
menyambung dua selang pemadam kebakaran.
3.5.2.6. Nozzle
Nozzle terbuat dari kuningan atau aluminium dan berfungsi untuk menyemprotkan
air dengan tekanan bentuk pancaran atau payung (spray).
47
Teknika Kapal Penangkap Ikan
48
Teknika Kapal Penangkap Ikan
bahasa Inggris atau bahasa Perancis, maka harus dimasukkan juga terjemahan ke
dalam bahasa Inggris atau Perancis.
Petunjuk pengoperasian dan perawatan semua peralatan dan instalasi pemadam
kebakaran harus disimpan di dalam satu wadah tertutup di tempat yang selalu siap
dan mudah dicapai.
49
Teknika Kapal Penangkap Ikan
50
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Setiap awak kapal harus mengetahui tentang dilarang memasuki daerah kebakaran
kecuali sudah mendapat perintah dari orang yang bertugas. Setiap awak kapal juga
harus mengenal daerah lokasi kebakaran di kapal dan paham betul mengenai jalur-
jalur penyelamatan.
Untuk memasuki daerah yang terbakar, khususnya untuk yang beresiko tinggi seperti
tidak adanya penerangan dan pekatnya asap hasil kebakaran, maka petugas pemadam
kebakaran harus menggunakan peralatan pelindung yang lengkap, seperti :
1. Alat pelindung pernafasan (B.A)
2. Senter
3. Kampak
4. Tali keselamatan tahan api dan perlengkapannya.
Petugas pemadam harus memakai pakaian pelindung yang memadai seperti topi
keamanan, sarung tangan, sepatu keamanan dan baju pemadam. Petugas yang
menggunakan tali keselamatan, sudah harus mengerti tentang penandaan (signalling)
yang sudah disepakati, seperti :
1. Satu (1) tarikan tali berarti, saya aman dan tolong diulur talinya, saya akan
mesuk lagi.
2. Dua (2) tarikan berarti, saya aman dan tolong ditarik, saya akan keluar.
3. Tarikan berulang-ulang berarti saya dalam keadaan berbahaya, tolong segera
tarik saya keluar.
Bila masing-masing anggota sudah mengetahui tugas-tugasnya dari peran bahaya
kebakaran, maka kemampuan penanggulangan bahaya tergantung dari sering
51
Teknika Kapal Penangkap Ikan
tidaknya diadakan latihan. Dengan seringnya latihan, maka kecepatan gerak dalam
menghadapi bahaya menjadi suatu gerakan reflek yang tangkas, sehingga
pemadaman api dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
’
52
Teknika Kapal Penangkap Ikan
53
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Sangat berbeda dengan kejadian di darat, dimana orang yang terancam bahaya dapat
cepat menyingkir ke tempat yang aman. Pada kebakaran di kapal yang terjadi di
tengah laut, korban tidak dapat berlindung selain di dalam kapal, apalagi bila cuaca/
ombak cukup besar. Oleh karena itu pimpinan pemadam kebakaran harus dapat
memutuskan dengan cepat bila memang situasinya sudah tak dapat diatasi. Agar
sekoci dan alat-alat penolong dapat diselamatkan, supaya dapat digunakan untuk
tindakan-tindakan penyelamatan lebih lanjut.
Bila kebakaran sudah dapat dipadamkan, maka masih diadakan pengawasan tentang
kemungkinan terjadinya penyalaan kembali yang disebabkan karena masih adanya
sumber penyalaan yang tersisa atau disebabkan bertambahnya kekuatan angin
sehingga menambah kadar oksigen, yang mana hal ini menunjang terjadi penyalaan.
Sifat-sifat khusus kebakaran di kapal sesuai yang dibahas di atas, dapat diketahui
bahwa penanggulangan bahaya kebakaran di kapal adalah lebih sulit, dan ancaman
bahaya khususnya terhadap jiwa manusia adalah lebih besar. Oleh sebab itu usaha
pencegahan bahaya kebakaran harus dilakukan secara ketat, dan tindakan-tindakan
keamanan di masing-masing ruangan kapal yang diduga dapat menimbulkan sumber
api, harus benar-benar ditegakkan.
54
Teknika Kapal Penangkap Ikan
BAB 4
MENERAPKAN PROSEDUR PENYELAMATAN DIRI
DARURAT DAN SAR
Kapal laut yang berlayar melintasi samudera di berbagai daerah pelayaran dalam
kurun waktu yang cukup, bergerak dengan adanya daya dorong pada kecepatan
bervariasi. Dalam perjalanan dapat mengalami berbagai masalah yang disebabkan
oleh berbagai faktor antara lain alam, manusia dan teknis yang tidak dapat di duga-
duga oleh kemampuan manusia yang akhirnya akan mengganggu pelayaran dan
dapat beresiko timbulnya korban jiwa.
Gangguan pelayaran pada dasarnya dapat berupa gangguan yang dapat diatasi secara
langsung, perlu mendapat bantuan langsung dari pihak tertentu, atau gangguan yang
mengakibatkan seluruh awak kapal harus terlibat mengatasi gangguan tersebut atau
bahkan meninggalkan kapal.
Keadaan darurat ini dapat merugikan semua pihak, baik awak kapal, pemilik kapal
serta bahkan akan merusak lingkungan atau ekosistem dasar laut. Untuk itu
diperlukan pemahaman tentang kondisi keadaan darurat ini oleh awak kapal atau
calon awak kapal sebaik mungkin agar mereka memiliki kemampuan dasar untuk
dapat mengidentifikasi tanda-tanda keadaan darurat dan mengatasi dari keadaan
darurat terebut untuk meminimalkan korban jiwa.
Pembuatan denah keadaan darurat di atas kapal sangat diperlukan agar
penanggulangan keadaan darurat dapat dilakukan dengan cepat dan baik. Untuk itu
diperlukan perencanaan dan persiapan, pengorganisasian, serta tindakan pendahuluan
untuk melakukan penanggulangan, dan penyediaan perlengkapan keadaan darurat
adalah syarat utama untuk mencapai keberhasilan di dalam mengatasi keadaan
darurat tersebut.
Keadaan darurat sering terjadi di kapal yang dapat menimbulkan banyak korban
jiwa maupun harta benda. Oleh karena itu setiap anak buah kapal (ABK) wajib
mempelajari prosedur darurat dan SAR. Di dalam proses penyelamatan diri, baik
para penolong maupun yang ditolong haruslah tahu dan paham benar tentang :
1. Cara menggunakan alat-alat penolong yang ada di kapal dan teknik
pelaksanaannya.
2. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan sebelum dan setelah terjun dari kapal ke
laut.
3. Tindakan - tindakan selama terapung dan bertahan di laut.
4. Tindakan-tindakan pada waktu naik sekoci atau rakit penolong.
55
Teknika Kapal Penangkap Ikan
1. Faktor alam: cuaca buruk, gempa bumi di laut dan keadaan lainnya yang
umumnya tidak dapat diperkirakan sebelumnya.
2. Faktor manusia: kelalaian, kelelahan fisik, ketidaktrampilan manusia yang dapat
mengakibatkan kapal kandas, bocor, kebakaran dan meledak
3. Faktor teknis: kelelahan bahan, kurangnya perawatan peralatan dan
perlengkapan yang ketinggalan zaman atau tidak layak laik.
Jenis keadaan darurat yang harus menyebabkan anak buah kapal (ABK) untuk
meninggalkan kapal diantaranya:
1. Kapal terbakar dan meledak
2. Kapal tubrukan dengan kapal lain
3. Kapal kandas
4. Kapal terjadi kebocoran yang tidak dapat ditanggulangi
5. Kapal tenggelam karena muatan lebih
56
Teknika Kapal Penangkap Ikan
57
Teknika Kapal Penangkap Ikan
58
Teknika Kapal Penangkap Ikan
4. Anak buah kapal harus mempunyai kemampuan fisik dan mental, terdidik dan
terampil.
5. Anak buah kapal harus mempunyai disiplin yang tinggi dan mampu bekerjasama
antar mereka.
4.5.1. Persiapan
Perencanaan dan persiapan ádalah syarat utama untuk mecapai keberhasilan dalam
pelaksanaan menanggulangi keadaan darurat di kapal. Nahkoda dan para perwira
harus menyadari apa yang harus mereka lakukan pada keadaan darurat, misalnya
kebakaran di tangki muatan, kamar mesin, kamar ABK, kapal lepas dari dermaga dan
hanyut, cara lepas dari dermaga dan lain-lain, harus dapat secara cepat dan tepat
mengambil keputusan apa yang harus dilakukan mengatasi segala keadaan darurat.
Ada empat petunjuk perencanaan yang perlu diikuti dalam pengorganisasian keadaan
darurat, antara lain :
59
Teknika Kapal Penangkap Ikan
1. Pusat Komando.
Kelompok yang mengontrol kegiatan di bawah pimpinan nakhoda atau perwira
senior serta dilengkapi perangkat komunikasi intern dan extern.
2. Satuan Keadaan Darurat.
Kelompok di bawah perwira senior yang dapat menaksir keadaan, melapor ke
pusat komando, menyarankan tindakan apa yang harus diambil.
3. Satuan Pendukung.
Kelompok pendukung yang dipimpin oleh seorang perwira yang harus selalu siap
untuk membantu kelompok induk dengan perintah pusat komando serta
menyediakan bantuan pendukung seperti peralatan, perbekalan, bantuan medis,
dll.
4. Kelompok Ahli Mesin.
Kelompok ini dipimpin oleh seorang masinis. Tanggung jawab utamanya adalah di
kamar mesin dan bisa memberikan bantuan bila diperlukan.
60
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Berikut ini akan dijelaskan prosedur atau tata cara dan tindakan yang perlu diambil
dalam menghadapi beberapa situasi keadaan darurat.
4.5.3.1. Tubrukan
Apabila kapal terjadi tubrukan, maka hal yang harus dilakukan oleh Petugas Jaga laut
sebagai berikut :
1. Bunyikan sirine bahaya
2. Menggerakan kapal sedemikian rupa untuk mengurangi pengaruh tubrukan
3. Pintu-pintu kedap air dan pintu-pintu kebakaran otomatis ditutup
4. Lampu-lampu dek dinyalakan
5. Nahkoda diberi tahu
6. Petugas kamar mesin diberi tahu
7. VHF dipindahkan ke chanel 16
8. Awak kapal dan penumpang dikumpulkan di stasiun darurat
9. Data tentang posisi kapal diletakan di ruang radio dan diperbaharui bila ada
perubahan posisi.
10. Ketinggian air pada got-got dan tangki-tangki diukur.
11. Bertindak secara procedural atau mengikuti perintah penanggungjawab kapal.
61
Teknika Kapal Penangkap Ikan
62
Teknika Kapal Penangkap Ikan
63
Teknika Kapal Penangkap Ikan
BAB 5
64
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Tengkorak kepala membentuk suatu ruang tertutup yang melindungi otak, terdiri dari
banyak tulang, satu dengan lainnya, melekat erat kecuali rahang bawah. Tengkorak
kepala ini bertumpu pada bagian ruas teratas tulang belakang.
Tulang belakang sendiri terdiri dari 7 ruas tulang leher, 12 ruas tulang punggung
daerah dada, 5 ruas tulang punggung daerah perut, 1 ruas besar tulang kedudukan
dan 3-5 ruas tulang ekor. Kegunaan tulang adalah melindungi sumsum belakang dan
mempertahankan tegak tubuh.
Dinding dada terdiri dari satu pasang tulang selangka, 1 tulang dada dan 12 pasang
tulang iga. 7 pasang teratas dari iga ini bertaut langsung ke tulang dada, 3 pasang
berikutnya bertaut di sebelah depan ke tulang iga di atasnya, 2 pasang terakhir tidak
bertaut ke depan. Kegunaan dinding dada ini untuk melindungi jantung, paru-paru,
dan sebagian alat yang ada di rongga perut. Fungsi yang penting adalah ikut
menjamin terselenggaranya pernapasan dengan baik. Bila kita bernapas, dapatlah
dirasakan adanya gerakan dinding dada bergerak ke atas dan ke arah luar.
Pinggul terdiri dari 3 pasang tulang. Pada masing-masing sisi ketiga tulang saling
bertaut erat membentuk satu tulang yang besar.Kegunaan panggul adalah untuk
melindungi alat-alat dalam rongga panggul dan bersamaan dengan tulang kedudukan
serta tulang ekor akan berfungsi penting pada persalinan.
Anggota gerak atas pada masing-masing sisi dibentuk oleh tulang belikat, tulang
lengan atas, tulang pengumpil, tulang hasta, 8 tulang pergelangan tangan, 5 tulang
telapak tangan dan 14 tulang jari. Kegunaan tulang ini adalah untuk memungkinkan
gerakan anggota gerak atas. Anggota gerak bawah pada masing-masing sisi dibentuk
oleh tulang paha, tulang tempurung lutut, tulang kering, tulang betis, 7 tulang
pergelangan kaki, 5 tulang telapak kaki dan 14 tulang jari. Kegunaan tulang ini
adalah untuk gerakan anggota gerak bawah.
Otot-otot yang menyertai kerangka tubuh adalah otot sadar, artinya otot ini
digerakkan secara sadar. Bila tidak ada perintah maka otot tersebut relatif akan
istirahat dan tidak bergerak. Otot-otot lain yang terdapat di dalam dan di sekitar alat-
alat dalam adalah otot tak sadar, artinya otot tersebut bergerak dengan sendirinya
tidak mempengaruhi kesadaran, tetapi dipengaruhi oleh keadaan dan kebutuhan
setempat.
Untuk bisa melihat perubahan-perubahan serta keadaan bahaya pada korban yang
mengalami kecelakaan, perlu mengetahui kondisi-kondisi normal dari fisiologi
manusia diantaranya:
65
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Lambung berupa kantong yang terletak di bagiah kiri atas rongga perut. Ototnya
kuat dan dengan bantuan cairan pencerna yang dihasilkan lambung, makanan makin
dilumatkan. Biasanya makanan tertahan di dalam lambung selama 4 – 6 jam. Setelah
lambung makanan yang sudah hampir lumat itu didorong masuk ke dalam usus 12
jari. Ke dalam usus 12 jari ini bermuara saluran empedu dan kelenjar ludah perut,
sehingga dibantu dengan gerakan usus makin lumat dan bentuknya sedemikian rupa
sehingga mudah untuk diserap
5.1.3. Jantung
Jantung terletak di pusat rongga dada dan terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
1. Endokardium
Selaput yang membatasi ruangan jantung. Lapisan ini mengandung pembuluh
darah, saraf, dan cabang-cabang dari sistem peredaran darah ke jantung
2. Miokardium
Merupakan otot jantung yang tersusun dari berkas-berkas otot.
3. Parakardium
Selaput pembungkus jantung.
Jantung merupakan alat pemompa darah yang terdiri dari dua pompa yang terpisah,
yaitu jantung kanan (yang memompakan darah menuju paru-paru) dan jantung kiri
(yang memompakan darah keseluruh tubuh).
Tiap bagian jantung yang terpisah ini merupakan dua ruang pompa yang dapat
berdenyut, yaitu atrium dan vertikel. Fungsi utama atrium adalah tempat masuknya
darah dan membantu mengalirkan darah masuk ke dalam vertikel. Vertikel
menyediakan tenaga utama untuk mendorong darah
66
Teknika Kapal Penangkap Ikan
hidung kemudian melanjutkan ke dalam rongga hidung yang dibentuk oleh tulang
hidung pada bagian depan tengkorak kepala.
Kegunaan dari lubang hidung dan rongga hidung adalah untuk melembabkan dan
menyaring udara. Dari rongga hidung kemudian menuju ke pangkal tenggorok yang
terletak pada tempat yang sama dengan pangkal kerongkongan, pada bagian
depannya terdapat selembar jaringan rawan yang disebut epiglotis.
Kegunaan dari pangkal tenggorokan adalah untuk menutup jalan nafas pada saat
menelan makanan dan minuman. Di samping itu pada daerah ini terdapat sepasang
pita suara yang berfungsi untuk mengungkapkan perasaan yang akhirnya berupa
kata-kata. Dari batang tenggorok kemudian berlanjut menjadi cabang tenggorok dan
terus berlanjut ke masing-masing paru-paru. Paru-paru berupa sepasang jaringan
lunak mirip karet busa yang selalu berisi udara. Jumlah udara menjadi banyak pada
saat menarik nafas dan menjadi sedikit pada saat mengeluarkan pernafasan. Keluar
masuknya udara ke dalam paru-paru dimungkinkan oleh gerakan dinding dada,
bukan oleh gerakan paru-paru itu sendiri.
Pada saat menarik nafas, dinding dada bergerak ke arah luar atas, tekanan di dalam
rongga dada mengecil dan udara terhisap masuk oleh karena perbedaan tekanan.
Sebaliknya pada saat melepas nafas, dinding dada bergerak turun dan merapat ke
dalam, tekanan di dalam rongga dada membesar dan udara tersebut ke luar. Di dalam
ruangan-ruangan kecil pada paru terjadilah pertukaran gas/udara dimana zat asam
(oxygen) dihisap dan zat asam arang (CO2) dikeluarkan.
Paru-paru adalah alat pernapasan yang terletak di dalam rongga dada dan di atas
diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan
rongga perut. Paru-paru diselubungi oleh selaput elastisitas yang disebut pluera.
Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-paru
kiri terdiri 2 gelambir, sedangkan paru-paru kanan terdiri dari 3 gelambir.
Didalam paru-paru terdapat bronkus dan bronkiolus. Bronkiolus paru-paru
bercabang-cabang lagi membentuk saluran-saluran halus. Saluran-saluran halus
berakhir pada gelembung-gelembung halus (alveolus).
Dinding alveolus sangat tipis, namun elastis dan mengandung kapiler-kapiler darah.
Pada dinding alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida.
67
Teknika Kapal Penangkap Ikan
5.1.7. Ginjal
Pada manusia ginjal merupakan organ utama yang melakukan proses ekskresi.
Fungsi ginjal adalah:
1. Mengekskresikan zat sisa seperti urea, asam urat, kreatinin, kreatin, dan zat lain
yang bersifat racun.
2. Mengatur volume plasma darah dan jumlah air di dalam tubuh.
3. Menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur ekskresi garam-garam, yaitu
membuang jumlah garam yang berlebihan dan menahan garam bila jumlahnya
dalam tubuh berkurang.
4. Mengatur ph plasma dan cairan tubuh dengan mengekskresikan urin yang
bersifat basa, tetapi dapat pula mengekskresikan urin yang bersifat asam
5. Menjalankan fungsi sebagai hormon dengan menghasilkan dua macam zat, yaitu
renin dan eritropietin yang diduga memiliki fungsi edokrin.
68
Teknika Kapal Penangkap Ikan
5.1.8. Hati
Hati merupakan organ vital manusia dan hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh
yang terletak di bagian kanan atas rongga perut. Hati selain berperan dalam sistem
pencernaan pada tubuh manusia, juga berperan dalam sistem ekskresi. Fungsi hati
dalam sistem ekskresi adalah menghasilkan cairan empedu secara terus menerus
yang ditampung dalam kantong empedu.
Hati setiap hari menghasilkan empedu sebanyak 800-1000 ml. Empedu mengandung
air, asam empedu, garam empedu, kolesterol, lesitin, pigmen, bilirubin, biliverdin
dan ion.
Empedu berasal dari penghancuran hemoglobin eritrosit yang telah tua. Hemoglobin
dalam eritrosit akan diuraikan menjadi hemin, zat besi, dan globin. Zat besi dan
globin akan disimpan di dalam hati, kemudian dikirim ke sumsum tulang merah
untuk pembentukan anti bodi atau hemoglobin baru.
Sedangkan hemin akan dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin yang merupakan
zat warna bagi empedu dan mengandung warna hijau biru. Zat warna tersebut di
dalam usus akan mengalami oksidasi menjadi urobilin sehingga warna feses dan urin
menjadi kekuningan. Empedu berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase,
berperan pada absorpsi lemak dalam usus halus, mengubah zat yang tidak larut
dalam air menjadi larut dalam air dan pembentukan urea. Bagian-bagian hati dapat
dilihat pada gambar 5.4
69
Teknika Kapal Penangkap Ikan
5.2.1. Tujuan
1. Mencegah bahaya maut dengan jalan memulihkan pernafasan dan menghentikan
perdarahan
2. Mencegah terjadinya cedera yang lebih parah
3. Mencegah terjadinya kecacatan bagi si korban
4. Mencegah terjadinya komplikasi seperti kerusakan jaringan lebih luas akibat
patah tulang karena salah angkat
5. Mencegah bahaya akibat infeksi (kehamaan)
6. Meringankan penderitaan bagi si korban
7. Melindungi korban dari bahaya-bahaya lain yang mengancam
70
Teknika Kapal Penangkap Ikan
a. Melakukan nafas buatan dari mulut ke mulut (mouth to mouth) atau dari
mulut ke hidung (mouth to nose)
b. Melakukan pijat jantung
c. Menghentikan perdarahan
d. Mengobservasi vital-sign penderita :
Tensi
Denyut nadi (denyut jantung 60 – 90 X / menit)
Frekwensi pernafasan (16 – 22 X / menit)
Suhu badan (360 – 370 C)
e. Menyediakan transportasi bagi penderita.
P3K yang tepat sangat menolong penderita dan sebaliknya tindakan yang kurang
tepat atau salah dapat berakibat memberatkan penderita atau cacat fisik bahkan
berakibat fatal. Dalam melakukan P3K, si penolong jangan sampai turut menjadi
korban sia-sia.
5.3.1. Pendarahan
Pendarahan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
71
Teknika Kapal Penangkap Ikan
72
Teknika Kapal Penangkap Ikan
73
Teknika Kapal Penangkap Ikan
74
Teknika Kapal Penangkap Ikan
5.3.2. Resusitasi
Resusitasi adalah tindakan untuk mengembalikan fungsi pernapasan dan atau fungsi
sirkulasi udara yang efektif.
5.3.2.1.Tahapan
1. Bantuan hidup dasar (Basic life support)
2. Bantuan hidup lanjut (Advanced life support)
3. Bantuan hidup jangka panjang (Prolonged life support)
5.3.2.2. Gejala
1. Henti napas
2. Kulit kebiru-biruan
3. Nadi besar tak teraba
4. Kehillangan kesadaran
5. Pupil melebar
5.3.2.3. Penyebab
1. Penyakit jantung
2. Shock listrik
75
Teknika Kapal Penangkap Ikan
3. Shock berat
4. Sumbatan benda-benda asing
5. Trauma kepala
6. Keracunan
7. Tenggelam
76
Teknika Kapal Penangkap Ikan
4. Tercekik
Untuk memastikan serangan jantung sudah terhenti atau tidak, diraba pembuluh
darah (nadi) yang terdapat disamping lehernya.
Usaha pertolongan dengan :
1. Korban ditelentangkan pada alas yang keras
2. Letakan pangkal telapak tangan diatas tulang dada lekat ujung bawahnya.
3. Tekanlah tulang dada korban tegak lurus kebawah kurang lebih 3 cm, lalu
kendorkan lagi, lakukan berulangulang dengan kecepatan 60 – 80 kali / menit.
5.3.5. Pingsan
Pingsan berarti tidak sadarkan diri. Pingsan yang biasa, lamanya tidak sadarkan diri
biasanya pendek. Orang cenderung untuk pingsan bisa diakibatkan karena faktor :
1. Anemia
77
Teknika Kapal Penangkap Ikan
2. Lelah
3. Takut
4. Tidak tahan melihat darah
Usaha pertolongan penderita pingsan dengan cara:
1. Membaringkan penderita pada tempat yang teduh serta udara segar secara
terlentang, kepala diletakan sedikit lebih rendah dari anggota badan.
2. Baju dibuka atau pakaian dilonggarkan.
3. Kompres kepala dengan air dingin.
4. Hembuskan uap amoniak didepan lubang hidungnya.
5. Diberikan minuman air garam, 1 gram dalam satu liter air (pingsan karena panas)
6. Diberikan minuman segelas air gula / air jeruk manis, diberikan bisa melalui
dubur (pingsan pada penderita kencing manis)
7. Diberikan penenang/suntikan stesolid (pingsan karena kesedihan)
8. Diberikan transfusi darah (pingsan karena pendarahan)
78
Teknika Kapal Penangkap Ikan
4. Bengkak
5. Akar-akar rambut masih ada
6. Warna kulit luar hitam
Tindakan P3K akibat terkena air panas adalah sebagai berikut;
1. Jangan menggunakan salep atau minyak
2. Pakaian harus dibuka pada bagian-bagian yang terbakar
3. Kalau luka itu parah, atau sisa-sisa kain itu masih melekat pada luka, balutlah
luka itu sampai tiba di rumah sakit
4. Rasa sakit dapat dihilangkan dengan mencuci bagian yang terkena air
panas/terbakar dengan air dingin atau dengan menggunakan es batu.
5. Apabila lukanya kecil saja bagian yang luka dibersihkan dengan air hangat dan
gunakan pembalut yang steril.
79
Teknika Kapal Penangkap Ikan
5. Kesadaran menurun.
6. Pingsan.
7. Reflek – reflek pathologis positif.
8. Koma.
Bila gegar otak ringan disertai pendarahan (pembuluh darah kecil), cepat atau lambat
akan menjadi gegar otak berat. Dengan didahului munculnya reflek-reflek patologis
kontralateral. Pertolongan pertamanya adalah :
1. Amankan penderita
2. Kendorkan semua pakaian yang ketat.
3. Tidur terlentang tanpa bantal, posisi kepala 20 0 lebih rendah dari kaki .
4. Miringkan muka ke kiri/kanan.
5. Observasi vital sign-nya.
6. Usahakan sikulasi udara sekitarnya tetap segar.
7. Dapat dibantu dengan pemberian oksigen.
8. Bila sudah aman / bantuan datang pindahkan ke rumah sakit.
9. Perhatikan cara transportasinya.
80
Teknika Kapal Penangkap Ikan
81
Teknika Kapal Penangkap Ikan
82
Teknika Kapal Penangkap Ikan
83
Teknika Kapal Penangkap Ikan
5.5.2. Peralatan
Peralatan-peralatan yang harus tersedia dalam rangka pertolongan pertama pada
kecelakaan, yang penting terdiri dari :
Buku Petunjuk P3K
Pembalut segitiga
Pembalut biasa
Kasa steril
Kapas putih
Snelverband
84
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Plester
Sofratulle
Bidai (spalk)
Gunting perban
Pinset
Kertas pembersih
Sabun
Lampu senter
Pisau lipat
Pipet
5.5.1.1. Obat-Obatan
Persediaan obat-obatan yang penting pada umumnya adalah:
Obat pelawan rasa sakit (antalgin)
Obat pelawan mulas-mulas (papoverin, dll)
Obat pelawan pedih perut (promag, dll)
Norit
Obat anti alergi
Amoniak cair 25% (untuk membangunkan orang pingsan)
Mercurochroom
Obat tetes mata
Salep mata berantibiotika
Salep boor
Salep antihistaminika
Obat gosok / balsem
Rivanol 1/1000
Salep sulfa
Antiseptika (betadine, dettol, dll)
Tablet garam
Ephedrine (untuk sesak napas)
Oralit
85
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Komunikasi adalah hal yang sangat penting di atas kapal, oleh karena itu sesuai
dengan persyaratan Konvensi STCW 1995 maka para pelaut harus memiliki
kemampuan memahami dengan baik mengenai instruksi-instruksi, aba-aba, maupun
istilah baku umum lainnya yang dilaksanakan di kapal terutama dalam keadaan
darurat. Komunikasi yang efektif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
yang berhubungan dengan penempatan masing-masing di atas kapal akan sangat
penting untuk menjamin aspek keselamatan dan penyelamatan korban pada saat
evakuasi, sehingga hal demikian dapat dilaksanakan dengan cepat dan tepat. Sistem
komunikasi umumnya terdiri dari pengirim berita, penerima, mode, media dan
konteks. Isi komunikasi mencakup perintah keselamatan, bahaya navigasi dan
permintaan bantuan pelayanan medis.
Hambatan-hambatan dalam komunikasi untuk bantuan pelayanan medis terjadi
karena:
1. Media komunikasi yang kurang sempurna.
2. Feedback yang kurang jelas
3. Gangguan pada pengiriman dan penerimaan
Komunikasi yang efektif dalam informasi bantuan pelayanan medis harus:
1. Jelas 4. Kongkrit
2. Lengkap 5. Benar
3. Padat
86
Teknika Kapal Penangkap Ikan
BAB 6
MENERAPKAN PROSEDUR PENYELAMATAN DIRI DI KAPAL
Penyelamatan jiwa manusia di laut merupakan suatu pengetahuan praktis pelaut yang
menyangkut bagaimana cara menyelamatkan diri maupun orang lain dalam keadaan
darurat di laut, akibat kecelakaan seperti terbakar, tubrukan, kandas, bocor dan
tenggelam. Bahaya tersebut dapat setiap saat menimpa para pelaut yang sedang
berlayar atau orang-orang yang sedang di atas kapal. Didalam proses penyelamatan
ini baik para penolong maupun yang ditolong harus memahami tentang :
1. Cara menggunakan alat-alat penolong yang ada di kapal dan teknik
pelaksanaannya.
2. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan sebelum dan setelah terjun dari kapal
ke laut.
3. Tindakan-tindakan selama terapung dan bertahan di laut.
4. Tindakan-tindakan pada waktu naik sekoci/rakit penolong.
5. Semua tindakan ini dimaksudkan agar setiap orang dalam keadaan bahaya atau
darurat dapat :
6. Menolong dirinya sendiri maupun orang lain secara cepat dan tepat, baik pada
waktu terjun ke laut maupun waktu bertahan/terapung di laut.
7. Menolong orang lain pada waktu naik ke sekoci atau rakit penolong sebelum
pertolongan datang.
Penyelamatan jiwa manusia menyangkut berbagai aspek, antara lain yang utama
adalah kewajiban dan tanggungjawab memberi pertolongan kepada orang-orang
yang berada dalam keadaan bahaya.
87
Teknika Kapal Penangkap Ikan
juga dibutuhkan kesiapan personil awak kapal dalam keadaan darurat. Untuk itu
diperlukan pelatihan seperti yang tertera pada peraturan internasional STCW 78
Amandemen 95 Peraturan VI-1. dalam STCW 78/95, selain diperlukan latihan darat
perlu latihan secara periodik dan sungguh-sungguh tentang teknik penyelamatan
manusia di laut.
Dalam keadaan darurat setelah mendengar isyarat meninggalkan kapal (abandon
ship) yang terdiri 7 atau lebih peluit pendek yang diikuti 1 peluit panjang
menggunakan suling kapal dan berbagai tambahannya, maka semua orang di atas
kapal harus menggunakan pakaian hangat atau baju cebur dan baju renang.
Kemudian menuju ke stasiun sekoci penolong masing-masing.
Anak buah kapal melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan sijil keadaan
darurat, awak kapal menyiapkan sekoci penolong dan perlengkapan radio sesuai
dengan prosedur yang berlaku. Salah satu kegiatan utama adalah menghidupkan
mesin sekoci dan memasang perlengkapan radio darurat .
6.1.1.1. Kepanasan
1. Pada dasarnya panas badan manusia adalah 97,86 0 F
2. Perubahan tempratur + 2 0 F yang disebabkan oleh sengatan matahari dapat
mempengaruhi daya pikir manusia
3. Penambahan tempratur 60 - 80 F dari suhu normal dalam waktu yang cukup
lama dapat mengakibatkan hal-hal fatal bagi tubuh manusia
4. Lemah adalah gejala yang jelas dari kepanasan. Biasanya tubuh manusia dapat
menyesuaikan diri dari cuaca panas antara 2 - 7 hari.
5. Cara menetralkan tubuh dari sengatan matahari adalah usahakan berteduh
dengan membuat perlindungan sehingga dapat mengurangi pengaruh panas sinar
matahari.
6.1.1.2. Kedinginan
Pada umumnya kedinginan menyebabkan kehilangan kepekaan syaraf, rasa ngantuk
dan kehilangan gairah kerja. Cara mengurangi rasa dingin dengan mengeringkan
pakaian yang basah kemudian baru kenakan kembali.
88
Teknika Kapal Penangkap Ikan
89
Teknika Kapal Penangkap Ikan
2. ABK yang akan terjun ke laut berdiri tegak di sisi kapal. Yakinkan tinggi tempat
terjun tidak lebih dari 4,5 meter dari atas kapal dan perhatikan bahwa tidak ada
benda atau pusaran air di tempat terjun.
3. Sebelum terjun, tutup hidung dan mulut dengan tangan kiri untuk mencegah
masuknya air laut.
4. Pegang life jacket dengan tangan kanan keras-keras untuk menahannya agar
tidak terlepas.
5. Ketika terjun ke laut arahkan pandangan mata lurus ke depan.
6.1.2.1. Persiapan
Tindakan pertama mendengarkan isyarat tanda bahaya adalah gunakan seluruh
pakaian sebagai pelindung, bila anda harus meninggalkan kapal pakailah seluruh
pakaian sebagai pelindung. Pakaian akan melindungi diri anda dari dinginnya air
laut, teriknya sinar matahari dan ikan-ikan buas di laut. Pakaian sebagai pelindung
memperpanjang waktu hidup anda, pakailah pakaian hangat sebanyak mungkin,
kenakan baju penolong (life jacket) anda, pergilah segera ketempat berkumpul yang
telah ditentukan.
90
Teknika Kapal Penangkap Ikan
6. Jangan loncat langsung ke life boat atau life raft, dan ingat jangan terjun lebih
dari ketinggian 4,5 m
91
Teknika Kapal Penangkap Ikan
92
Teknika Kapal Penangkap Ikan
93
Teknika Kapal Penangkap Ikan
94
Teknika Kapal Penangkap Ikan
95
Teknika Kapal Penangkap Ikan
96
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Di dalam life raft atau rakit penolong harus diupayakan tersedia alat komunikasi
darurat untuk minta bantuan ke kapal lain atau ke tim rescue. Alat-alat komunikasi
darurat yang digunakan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Radio darurat (emergency radio)
Radio darurat adalah suatu pesawat yang berfungsi untuk komunikasi antara
kapal dalam keadaan darurat. Untuk meminta bantuan search and rescue dapat
melalui frekuensi 2182 kHz atau radio VHF pada channel 16.
2. Radio Petunjuk Posisi Darurat atau Estimating Position Indicator Radio Beacon
(EPIRB)
Radio petunjuk posisi darurat (EPIRB) merupakan pesawat yang berfungsi
untuk memancarkan signal marabahaya secara teruas menerus dalam jangka
waktu 10 menit. Diharapkan kapal lain dapat menerima signal darurat yang
dipancarkan sehingga akan membantu atau menginformasi-kan ke tim SAR.
Bagian Dek
97
Teknika Kapal Penangkap Ikan
sekoci
2. Markonis Menyiapkan perlengkapan radio dan membawa
surat-surat penting
2. Serang
Membuka tutup sekoci dan menyiapkan winch
sekoci
3. Kelasi A Membuka tutup sekoci dan menyiapkan winch
sekoci
Juru mudi A
Membuka tutup sekoci dan melepas pengait
sekoci, menyiapkan painter depan
Juru mudi C Membuka tutup sekoci dan melepas pengait
sekoci, menyiapkan painter belakang
Oiler A
Membuka tutup sekoci
Oiler C
Membuka tutup sekoci
Steward
Membawa surat-surat dan perbekalan
Pelayan A
Membawa selimut-selimut dan kotak P3K
Bagian Mesin
98
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Oiler 1 belakang
Oiler B Membantu masinis 1
Koki Membuka tutup sekoci
Pelayan B Membawa selimut dan makanan tambahan
Membawa selimut dan makanan tambahan
6.3. KOMUNIKASI
Komunikasi adalah hal yang sangat penting di atas kapal apalagi dalam keadaan
darurat dan untuk permintaan bantuan (SAR), oleh karena itu sesuai dengan
persyaratan Konvensi STCW 1995 maka para pelaut harus memiliki kemampuan
memahami dengan baik mengenai instruksi-instruksi, aba-aba, maupun istilah baku
umum lainnya yang dilaksanakan di kapal terutama dalam keadaan darurat.
Komunikasi yang efektif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
berhubungan dengan penempatan masing-masing di atas kapal akan sangat penting
untuk menjamin aspek keselamatan seperti pemadaman kebakaran dan penyelamatan
diri pada saat evakuasi, sehingga hal demikian dapat dilaksanakan dengan cepat dan
tepat. Sistem komunikasi umumnya terdiri dari pengirim berita, penerima, mode,
media dan konteks. Isi komunikasi mencakup perintah keselamatan, bahaya navigasi
dan permintaan bantuan.
Hambatan-hambatan dalam komunikasi :
1. Media komunikasi yang kurang sempurna.
2. Feedback yang kurang jelas
3. Gangguan pada pengiriman dan penerimaan
Komunikasi yang efektif :
1. Jelas
2. Lengkap
3. Padat
4. Kongkrit
5. Benar
Peralatan komunikasi di kapal ;
1. GMDSS
2. SSB Radio telephone
3. Marine VHF Transceiver
4. MF/HF Transceiver
5. Radio telegrap
6. Fax data, cuaca, dll
99
Teknika Kapal Penangkap Ikan
BAB 7
MENERAPKAN HUBUNGAN KEMANUSIAAN DAN
TANGGUNGJAWAB SOSIAL DI ATAS KAPAL
100
Teknika Kapal Penangkap Ikan
101
Teknika Kapal Penangkap Ikan
menyingkirkan diri. Sikap menolak yang ditujukan oleh kelompok itu disebut sikap
out-group atau sikap terhadap “orang luar”. Kelompok manusia itu menuntut orang
luar untuk membuktikan kesediaannya untuk berkorban bersama dan
kesetiakawanannya, baru kemudian menerima orang itu dalam segala kegiatan
kelompok. Sikap menerima ini disebut sikap In-group atau sikap terhadap “orang
dalam”.
7.1.2.3. Solidaritas
Solidaritas adalah kesetiakawanan antar anggota kelompok sosial. Terdapatnya
solidaritas yang tinggi dalam kelompok tergantung pada kepercayaann setiap anggota
akan kemampuan anggota lain untuk melaksanakan tugas dengan baik. Pembagian
tugas dalam kelompok sesuai dengan kecakapan masing- masing anggota dan
keadaan tertentu akan memberikan hasil kerja yang baik. Dengan demikian akan
makin tinggi pula solidaritas kelompok dan makin kuat pula sense of belonging.
7.1.2.4. Struktur Kelompok
Struktur kelompok ialah suatu sistim mengenai relasi antara anggota-anggota
kelompok berdasarkan peranan dan status mereka serta sumbangan masing-masing
dalam interaksi kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Di dalam struktur kelompok kita jumpai :
1. Susunan kedudukan fungsional, susunan berdasarkan tugas anggota-anggota
kelompok dalam kerjasama untuk mencapai tujuan.
2. Susunan hirarki antar anggota kelompok dengan harapan tugas dan kewajiban
yang diserahkan kepada anggota-anggota itu dapat diselesaikan dengan wajar.
Susunan kedudukan fungsional dan susunan hirarkis di atas itulah yang dimaksud
penegasan struktur kelompok.
Sebagai contoh, dalam kelompok ada pengurus dan anggota biasa. Pengurus
mengharapkan anggota membantu menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya,
bilamana perlu anggota biasa mengharapkan pengurus dapat mengambil
kebijaksanaan guna mendorong kelompok mencapai tujuan yang diharapkan.
102
Teknika Kapal Penangkap Ikan
103
Teknika Kapal Penangkap Ikan
kondisi ini bukanlah sesuatu yang tetap, tetapi selalu dalam proses berubah, antara
lain disebabkan :
1. Hasil kemajuan teknologi
2. Perubahan organisasi
3. Jumlah tenaga kerja meningkat sedang pekerjaan yang tersedia terbatas.
7.3. KONFLIK
Konflik adalah salah pengertian, pertentangan keinginan yang menimbulkan
ketegangan, ketidak cocokan atau perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan bahwa
konflik mencakup perbedaan antara nilai sosial dan pribadi, ketidak mampuan
bertindak sesuai dengan prinsip dan nilai pribadi, kurangnya komunikasi, problema
yang dibesar-besarkan atau perbedaan tingkah laku karena perbedaan latar belakang
kultur, agama, pendidikan atau faktor-faktor lain, namun konflik adalah bagian dari
hidup kita.
Pada kapal-kapal modern dengan awak kapalnya yang multi nasional menghadirkan
suatu situasi dimana kesulitan dan masalah akan menambah pertentangan, sedangkan
kapal harus beroperasi dengan sekelompok manusia yang berlatar belakang budaya
yang berbeda dengan tingkat kemungkinan yang tinggi akan masalah komunikasi
(bahasa). Harus diingat bahwa semua manusia yang dipekerjakan tidak satupun
mempunyai sifat sama yang diinginkan, pasti ada bedanya. Apabila berurusan
dengan personel, seluruh orang harus dipertimbangkan dan usaha untuk
mengembangkan manusia yang lebih baik dilaksanakan melalui pertumbuhan
(growth) dan pemenuhan (fulfil ment) motivasi harus dirangsang dengan
menunjukkan bagaimana dengan mengikuti kursus yang khusus dengan beberapa
peragaan, rasa pemenuhan dapat ditingkatkan.
Faktor-faktor yang menyebabkan konflik antara lain :
1. Aspek Organisasi
Kurangnya tenaga kerja, Perubahan-perubahan organisasi perasaan kurang aman
dari segi keamanan dan keselamatan kerja, tidak adanya standar pekerjaan,
pembinaan karir yang kurang lancar, diskriminasi dipekerjaan, tujuan perusahaan
yang kurang jelas, problema mengenai peralatan dan instrumen antar bagian.
2. Aspek Manajerial
Delegasi wewenang yang tidak cukup, loyalitas yang tidak utuh, manajemen
yang kurang pakar, sentralisasi power yang terus menerus.
3. Aspek Behauvior
Biasanya behauvior mencermin-kan dua kategori di atas. Secara khusus
disebabkan pula tentang kurangnya komunikasi, tentang bagaimana informasi
yang tidak disampaikan, tidak disebarkan atau justru ditutupi dan tentang
kurangnya kepercayaan di dalam organisasi.
4. Lain-lain :
104
Teknika Kapal Penangkap Ikan
7.4. KEDUDUKAN
Kedudukan dapat diartikan tingkat seseorang dalam suatu kelompok dan melahirkan
pengakuan, penghargaan dan penerimaan yang diberikan kepada seseorang oleh
anggota kelompok lainnya. Kehilangan kedudukan sama dengan ”kehilangan muka”
dan bagi banyak orang yang ini merupakan hal yang serius. Untuk mempertahankan
kedudukan banyak orang mengembangkan indra yang tinggi akan tanggung jawab.
Kedudukan yang lebih tinggi mencakup :
1. Kekuasaan dan pengaruh
2. Banyak istimewa
3. Partisipasi yang lebih luas dalam kegiatan kelompok
4. Interaksi yang lebih besar dengan orang-orang lainnya dalam kelompok
5. Kesempatan memperoleh peran dan tanggung jawab yang lebih penting
Kedudukan yang lebih rendah selalu berarti bahwa orang merasa terisolasi dari
kegiatan-kegiatan utama dan ada kecenderungan yang menunjukkan gejala ”stress”
tertekan.
105
Teknika Kapal Penangkap Ikan
106
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Persetujuan gaji minimum, batasan jam kerja atau hari-hari kerja dll. Hampir semua
masalah tersebut di atas disusun untuk keuntungan buruh dan berhasil setelah melalui
perjuangan bertahun-tahun. Kapal beroperasi selama 24 jam tiap hari, awak kapalnya
(crew) disusun dengan sistim pergantian (shiff) jaga. Mereka harus diatur untuk
mengoperasikan kapal dengan efektif dan aman, terutama :
1. Jaga laut dan jaga pelabuhan
2. Penanganan muatan
3. Perawatan kapal dan perlengkapan
4. Tugas-tugas pada saat tiba dan berangkat. Tugas-tugas pada saat berlabuh
5. Tugas-tugas Safety : Fire Patrol, Fire fighting, Penyelamatan diri.
107
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Fungsi-fungsi di atas harus dilaksanakan secara efektif dan efisien. Namun beberapa
hambatan yang dapat mempengaruhi Organisasi manajemen bersumber dari :
1. Aspek hukum
2. Etika dalam praktek
3. Faktor ekonomi
4. Faktor sosial dan budaya
5. Pembatasan-pembatasan akibat dari peralatan dan kebijakan
6. Rasa tanggung jawab.
108
Teknika Kapal Penangkap Ikan
109
Teknika Kapal Penangkap Ikan
110
Teknika Kapal Penangkap Ikan
111
Teknika Kapal Penangkap Ikan
meyakinkan bahwa anak buah kapal puas dengan kerja mereka dan bukan tidak puas
dengan kondisi kerja mereka.
Tindakan yang diperlukan untuk menghindari perselisihan antara pengusaha dengan
pekerjaan haruslah mendapat prioritas utama dan pada akhirnya diadakan persetujuan
perundingan untuk menuntaskan hal yang dimaksud dan dibuat dokumen yang jelas
berhubungan dengan semua kejadian sosial dan lingkungan kerja di kapal. Pelaut
bekerja sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan dalam Perjanjian Kerja Laut
(PKL). Perjanjian kerja laut adalah persetujuan antara pengusaha kapal di satu pihak
dan seorang pekerja di pihak lain, dalam mana si pelaut berjanji untuk bekerja di
bawah pengusaha kapal dengan menerima upah sebagai jabatan yang tertera dalam
perjanjian kerja laut dan hal ini harus tertulis, ditandatangani oleh kedua belah pihak
dan dibuat dihadapan penguasa pelabuhan (Syahbandar).
Masalah yang diatur dalam perjanjian kerja laut berkaitan dengan 4 kondisi mendasar
adalah :
1. Di dalam pekerjaan
2. Di luar pekerjaan
3. Berkaitan dengan pekerjaan
4. Tidak berkaitan dengan pekerjaan
Kesempatan perjanjian yang dibuat adalah sebagai ukuran kepuasan kedua belah
pihak karena sebelah pihak tidak dapat menekan yang lain, jadi kekuatan yang
seimbang merupakan sasaran yang harus dicapai.
112
Teknika Kapal Penangkap Ikan
pada suatu tingkat yang paling rendah dan jelas tidak pada tingkat yang diperlukan
untuk memotivasi ke puncak produktivitas. Karena seseorang dapat mempunyai
kapal yang harmonis tanpa mempunyai kapal yang produktif dalam artian selamat,
melaksanakan menurut peraturan, jadwal yang ketat dan terjangkau di anggaran,
seseorang juga dapat mempunyai produktivitas tanpa keharmonisan. Telah
ditemukan suatu manajemen handal yang tangguh baik di darat maupun di kapal
dengan sistem pengawasan yang ketat untuk keselamatan, kinerja, pemeliharaan dan
anggaran, dapat menghasilkan hasil yang dikehendaki. Tetapi dengan suatu
pengorbanan demikian, hal itu tidak mungkin bahwa di dalam lingkungan kerja akan
terdapat stabilitas ABK yang bagaimanapun juga. Jadi apa yang dicari adalah
memotivasi pelaut, sehingga mereka mau bekerja baik.
Menurut Hertzberg, terkenal teori hygiene kerjanya, menyoroti faktor- faktor yang
berbeda-beda dalam kepuasan dan ketidakpuasan orang mengenai pekerjaan mereka.
Ia menunjukkan bahwa hal ini memerlukan lebih dari sekedar kondisi hak yang baik,
lingkungan kerja yang baik dan jaminan masa depan yang cerah. Kepuasan, tidak
akan timbul jika keseluruhan kebutuhan manusiawinya tidak terpenuhi dan yang
terpenting bagi mereka adalah :
1. Kebutuhan memiliki peranan dan status yang dibatasi secara jelas dan
mempunyai pengakuan dari teman-temannya
2. Kebutuhan akan kesempatan mengembangkan karier
3. Kebutuhan akan pemenuhan dan pekerjaan
Ketidak puasan terjadi bila kondisi hak-haknya kurang dari yang diharapkan atau
usaha dibuat untuk menjauhkan mereka dari apa yang mereka harapkan.
a). Peranan dari status
Barangkali suatu keuntungan dari organisasi pekerjaan di laut di masa lampau
dibandingkan dengan industri-industri lain, ialah bahwa setiap orang mengetahui
peranan dan statusnya dari setiap orang lain di kapal. Mereka juga mengetahui
kualifikasi perwira dan bawahan tertentu yang harus dipunyai sebelum mereka
dapat memegang sesuatu posisi tertentu. Di dalam organisasi di kapal mereka juga
mengetahui prospek karirnya. Di banyak perusahaan pelayaran, pengertian
mengenai peranan dan prospek karir tetap ada, walaupun tersedianya posisi
perwira senior di kapal biasanya mencerminkan kondisi ekonomi pelayaran yang
berlangsung. Hal ini tidak hanya orang lain lebih senang jika pekerjaan/tugas
mereka dirinci, tetapi karena kebutuhan untuk menekan perbedaan dengan cara-
cara tradisional, yang cenderung menyimpan bertahun-tahun yang lalu kecuali
langkah positif diambil untuk membawa perubahan.
b) Pemenuhan Kebutuhan
Kebutuhan akan pemenuhan pribadi di dalam pekerjaan adalah pada naluri orang-
orang yang memberi motivasi ke arah puncak kinerja, tetapi lebih dari itu
diperlukan, dan ini biasanya ditemukan melalui keterlibatan pribadi yang lebih
besar dari semua pekerjaan di dalam keputusan yang menyangkut pekerjaan
mereka. Hal ini dapat di capai seperti industri-industri lain dan di kantor darat
dalam sejumlah cara-cara dengan membuat para senior bertanggung jawab dalam
cakupan tanggung jawab mereka.
113
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Jika tanggung jawab seperti yang tergabung dalam organisasi semi desentralisasi,
tidak dapat dilaksanakan, lantas sebanyak mungkin tanggung jawab yang
berkaitan dengan wewenang harus didelegasikan kepada pekerja senior. Sama
halnya dengan di kapal, para senior harus didelegasikan sebanyak mungkin kepada
tingkat yang serendah mungkin. Hal ini tidak berarti bahwa pengawasan pekerjaan
pada semua tingkat harus berhenti, tetapi harus dengan tekanan yang berbeda yang
harus diarahkan kepada bimbingan dan diskusi dari pada hanya sekedar mencek
bahwa seseorang bekerja dan beberapa bayak yang ia telah perbuat. Keterlibatan
dapat dicapai dalam sejumlah dengan cara lain, melalui komunikasi antar personil
sebagai berikut : Pertemuan manajemen secara berkala dilakukan para perwira
senior untuk mendiskusikan kemajuan rencana-rencana dan mencari jalan guna
mencapai hasil yang akan datang dengan pendistribusian buruh atau bantuan antar
departemen dan bekerja sama. Pertemuan ini harus diikuti oleh pekerja yang
terlibat di dalam pengorganisasian pekerjaan yang sebenarnya, jika mereka belum
menjadi anggota dalam pertemuan manajemen.
Pandangan mereka harus ditujukan pada cara yang terbaik untuk melaksanaan
tugas dan perkiraan tentang waktu guna menyelesaikan pekerjaan yang dimaksud.
Pertemuan-petermuan yang sama yang menyangkut keselamatan harus disusun
seteratur mungkin, dengan melibatkan wakil-wakil pekerja. Pertemuan ini harus
diarahkan untuk menonjolkan bagian-bagian dimana keterampilan selanjutnya
diperlukan dan menentukan lokasi tugas atau praktek-praktek yang terdapat
bahaya dengan saran- saran untuk perbaikan. Pertemuan sosial harus juga
diselenggarakan dari waktu ke waktu dengan wakil-wakil staf untuk
mendiskusikan setiap ketidakpuasan dan mencari jalan perbaikan kehidupan sosial
di kapal. Perwira-perwira yunior harus juga dilibatkan di dalam pertemuan -
pertemuan mengenai masalah- masalah operasional seperti muatan, jika
pertemuan-pertemuan tersebut tidak berkaitan dengan pertemuan-pertemuan
manajemen.
Banyaknya pertemuan, lama waktunya dan formalitasnya harus dipertimbangkan
hati-hati. Harus selalu ada sebuah agenda untuk memastikan bahwa semua hal-hal
yang penting telah didiskusikan, terpisah dari pertemuan khusus untuk operasional
dan keadaan darurat. Pertemuan mingguan seharusnya cukup untuk membahas
masalah-masalah manajemen dan pertemuan bulanan untuk masalah-masalah
keselamatan. Seperti yang dikatakan Parkinson : “Perkem-bangan menyesuaikan
dengan waktu yang tersedia” dan ungkapan yang sama dapat dipakai mengenai
diskusi. Dengan alasan ini waktu yang disediakan untuk pertemuan sedapat
mungkin harus dibatasi. Sebagai acuan, waktu satu jam kiranya cukup untuk
pertemuan- pertemuan rutin. Perhatian para Perwira senior terhadap pekerjaan
yang dilakukan oleh orang lain dan pandangan mereka mengenai kemajuan, waktu
penyelesaian dan lain-lain, juga perlu memberi pekerja merasa keterlibatannya di
kapal.
Akhirnya pemenuhan atau pemekaran tugas seperti yang diistilahkan kadang-
kadang dapat juga dipakai dengan pemberian tugas dan tanggung jawab pribadi
diluar peranan mereka yang biasa, seperti ahli listrik atau Nakhoda mengusahakan
kantin kapal atau toko kapal. Tetapi hal ini harus diteliti bahwa di dalam mencari
pemekaran tugas yang bersangkutan betul-betul tidak berlebihan.
114
Teknika Kapal Penangkap Ikan
C ) Disiplin
Disiplin adalah keadaan tertib dan teratur dimana pelaut bekerja sesuai dengan
standar kerja dan bertingkah laku sejalan pula dengan ketentuan-ketentuan
perusahaan agar tujuan perusahaan dan pelaut itu sendiri dapat tercapai. Keadaan
disiplin tidak akan terjadi apabila pelaut itu sendiri tidak mempunyai kemauan
untuk berdisiplin.
115
Teknika Kapal Penangkap Ikan
lain dan mungkin atau bisa jadi orang-orang kapal harus pergi jauh untuk
mengikuti kursus-kursus yang berasrama. Perusahaan di darat mungkin
menghadapi sejumlah hambatan apakah dikarenakan peraturan nasional maupun
daerah atau perjanjian lokal dengan ikatan profesi atau serikat pekerja. Sebagai
contoh persetujuan gaji minimum, batasan jam kerja atau hari-hari kerja. Hampir
semua masalah tersebut di atas disusun untuk keuntungan buruh dan berhasil
setelah melalui perjuangan bertahun-tahun.
Kapal beroperasi selama 24 jam tiap hari dan awaknya disusun dengan sistem
pergantian jaga. Mereka harus diatur untuk mengoperasikan kapal dengan efektif
dan aman, terutama pada saat:
1. Jaga laut dan jaga pelabuhan
2. Penanganan muatan
3. Perawatan kapal dan perlengkapannya
4. Tugas-tugas pada saat tiba dan berangkat, tugas-tugas pada saat berlabuh.
5. Tugas-tugas keselamatan
116
Teknika Kapal Penangkap Ikan
117
Teknika Kapal Penangkap Ikan
118
Teknika Kapal Penangkap Ikan
BAB 8
119
Teknika Kapal Penangkap Ikan
tetap, dari kutub positif ke kutub negatif. Contoh pusat listrik DC ini adalah
ACCU, Batu Baterai dan Adaptor.
2. Aliran listrik bolak-balik dalam bahasa inggris disebut Alternating Current,
sehingga disebut listrik AC dan aliran listrik bolak balik ini cara mengalirnya
tidak tetap, dari kutub positif ke kutub negatif, dan dari kutub negatif ke kutub
positif. Aliran listrik AC ini dikeluarkan oleh pusat listrik dinamo dan vibrator.
8.1.2.1. Satuan Ukuran dan Perhitungan Aliran Listrik
Ukuran-ukuran dalam aliran listrik memiliki satuan tertentu sebagai berikut ini:
1. Tegangan listrik adalah tenaga loncatan elektron. Satuan ini diberi tanda E dan
dihitung dalam satuan Volt (V). Urutannya adalah :
1 Kilovolt (KV) = 1000 Volt .
1 Volt (V) = 1000 Milivolt.
1 Milivolt (mV) =1000 Microvolt
2. Arus listrik adalah jumlah elektron yang mengalir. Satuan ini diberi tanda I dan
dihitung dalam satuan Ampere (A). Urutannya sebagai berikut ini :
1 Kiloampere = 1000 Ampere.
1 Ampere (A) = 1000 Miliampere.
1Miliampere(mA)=1000 (uA)
3. Tenaga listrik adalah tenaga (kekuatan daya) dari sejumlah elektron yang
dialirkan. Satuan ini diberi tanda dan dihitung dalam satuan Watt (W).
1 Kilowatt (KW) = 1000 Watt (W).
1 Watt (W) = 1000 Miliwatt.
1 Miliwatt (mW) = 1000 Microwatt
4. Tahanan listrik adalah kekuatan menahan atau menghambat yang dimiliki
penghantar listrik. disebut dengan Resistance, disingkat R serta dihitung dalam
satuan OHM dengan tanda
1Megaohm(Meg)= 1000 Kiloohm.
1 Kiloohm (K) = 1000 Ohm .
Dalam perhitungan-perhitungan aliran listrik digunakan rumus-rumus yang
dinamakan rumus ohm, dengan bentuknya sebagai berikut ini :
Menghitung Tenaga :
W=ExI
Menghitung Tahanan :
R=E:I
Menghitung Tegangan :
E = I x R atau W : I
Menghitung Arus :
120
Teknika Kapal Penangkap Ikan
I = E : R atau W : I
8.1.2.2. Amperemeter
Pada penghantar padat muatan listrik berpindah melalui elektron, sedang pada
penghantar cair atau gas muatan listrik itu berpindah melalui ion. Ampere adalah
satuan arus listrik. Arus listrik adalah gerakan perpindahan aliran muatan listrik.
Istilah Ampere menyatakan banyaknya muatan listrik yang berpindah atau mengalir
setiap detik (Coulomb/det).
Amperemeter adalah alat pengukur kuat arus yang mengalir. Oleh karena itu
amperemeter dipasang seri terhadap beban yang memakai arus. Cara lain adalah
memasang Amperemeter paralel terhadap trafo arus. Jadi arus primer yang besar
adalah arus beban, arus sekunder yang kecil adalah arus pengukuran (arus yang
mengalir ke Ampere-meter). Dengan demikian Amperemeter yang kecil pun dapat
mengukur arus yang besar.
Seharusnya tahanan amperemeter nol, sehingga tidak akan mengubah aliran arus
dalam sirkit. Dalam kenyataan, tahanan itu dapat bervariasi dari sekian per ribuan
ohm , tergantung dari yang akan diukur oleh ampermeter. Apabila suatu sirkit
memperoleh tegangan (volt) dan dialiri arus (amper), tahanan sirkit akan menjadi
sebesar sekian ohm.
8.1.2.3. Voltmeter
Volt adalah satuan tekanan listrik. Istilah Volt adalah menyatakan besarnya energi
yang diperlukan untuk memindahkan muatan listrik sebesar 1Joule/Coulomb.
Alat untuk mengukur besarnya tekanan listrik ialah Voltmeter. Alat ini digunakan
untuk mengukur e.m.f (kekuatan elektromotif) yang dihasilkan oleh sumber listrik
atau perbedaan potensial antara dua titik dalam sebuah sirkit. Tegangan selalu berada
antara dua titik yang diukur antara perbedaan tegangan antara sebuah titik dengan
titik lainnya. Oleh karena itu, voltmeter dihubungkan memotong aliran tegangan
yang hendak diukur, seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Ohmmeter digunakan untuk mengukur tahanan suatu sirkit atau komponen.
I
R
121
Teknika Kapal Penangkap Ikan
8.1.2.4. Ohmmeter
Ohmmeter digunakan untu mengukur tahanan suatu sirkit atau komponen. Sebelum
melakukan pengukuran, lepaskan dahulu hubungan sirkit dari sumber tegangan untuk
mencegah rusaknya ohmmeter, dan lepaskan hubungan komponen yang akan diukur
dari bagian sirkit yang lain untuk menghindari kekeliruan dalam penunjukan yang
mungkin terjadi karena jalur-jalur tahanan yang paralel. Ohmmeter yang sederhana
memerlukan sumber listrik kering untuk mengalirkan arus melalui suatu
miliampermeter / mikroampermeter. Secara proporsional arus itu berbanding terbalik
dengan tahanan yang akan diukur. Suatu tahanan variabel akan menyebabkan
perubahan pada tegangan baterai dan penyesuaian indikasi tahanan nol ketika kedua
batang pengetes dipertemukan. Sebuah resistor tetap yang dihubungkan secara seri
membatasi arus sampai ukuran maksimum yang telah ditentukan, untuk menjaga
agar resistor variabel turun sampai nol.
8.1.2.5. Frekwensimeter
Frekwensi listrik adalah menyatakan berapa kali terjadi perubahan polariteit dari
sumber arus bolak-balik. Herzt adalah satuan frekwensi listrik. Istilah Herzt adalah
menyatakan besarnya perubahan polarisasi setiap detik.
Frekwensi-meter adalah Alat untuk mengukur besarnya frekwensi listrik. Alat ini
hanya satu buah untuk satu generator dan dipasang pada papan pembagi utama (Main
Switch Board).
8.1.2.6. Wattmeter
Daya adalah menyatakan berapa cepat suatu usaha dilakukan dan dapat berupa
kerja mekanik atau energi listrik atau energi kalor. Watt adalah satuan daya. Istilah
Watt adalah menyatakan besarnya energi yg dikeluarkan setiap detik.
Besarnya daya listrik (Watt) dapat diperoleh dari hasil kali antara Ampere dan Volt.
Alat untuk mengukur besarnya daya listrik ialah Watt-meter, tapi lebih sering
digunakan yang lebih besar yaitu kW-meter (kilo Watt meter).
122
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Ada beberapa bahan yang telah kita kenal yaitu konduktor dan isolator. Maka
menurut sifat hambatan listriknya seperti emas mempunyai hambatan yang sangat
kecil. Karena ditinjau dari segi ekonomisnya emas tidak layak kalau dipergunakan
sebagai konduktor, maka digunakan tembaga sebagai konduktor. Bahan yang paling
besar sifat hambatannya terhadap arus listrik adalah sejenis isolator.
8.2.1. Resistor
Resistor yang digunakan dalam rangkaian elektronika beraneka ragam jenisnya;
dapat digolongkan menurut bahan, perubahan nilai serta dayanya. Ditinjau menurut
bahannya ada dua yaitu terbuat dari lilitan kawat dan dari carbon.
Resistor (R) mempunyai satuan yang dinyatakan dalam Ohm (Ω), R yang berdaya
besar nilainya dinyatakan dalam bentuk angka pada badan resistor sedangkan pada R
yang berdaya kecil nilainya dinyatakan dalam bentuk kode warna seperti pada tabel
dibawah ini.
Tabel 6. Kode Warna Resistor
Hitam - - 100 -
1
Coklat 1 1 10 1%
Merah 2 2 102 2%
3
Orange 3 3 10 -
4
Kuning 4 4 10 -
Hijau 5 5 105 -
6
Biru 6 6 10 -
Ungu 7 7 - -
Abu-abu 8 8 - -
Putih
Emas 9 9 - -
Perak - - 10-1 5%
-2
Tak warna - - 10 10%
- - - 20%
8.2.2. Kondensator
123
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Kondensator atau kapasitor adalah salah satu komponen elektronika yang dapat
digunakan untk menyimpan energi listrik untuk beberapa lama.
Sifat-sifat kondensator adalah;
1. Dapat menyimpan energi listrik untuk beberapa lama.
2. Dapat meneruskan listrik arus bolak balik.
3. Tidak dapat meneruskan listrik arus searah.
Kondensator banyak sekali digunakan pada rangkaian elektronika, antara lain
digunakan untuk;
1. Menahan dan memblokir listrik arus searah.
2. Sebagai koupling listrik arus bolak balik.
3. Dapat menyimpangkan listrik arus bolak balik.
8.2.3. Diode
Diode adalah komponen elektronika yang mempunyai dua elektroda yaitu anoda (A)
dan katoda (K).
Ada jenis dioda yang apabila diberi tegangan maju dapat menimbulkan cahaya.
Dioda ini dinamakan LED (Light Emiting Diode). Tegangan maju artinya kaki (A)
dihubungan dengan kutub positif, kaki (K) dengan kutub negatif sumber tegangan.
8.2.4. Transistor
Transistor merupakan komponen elektronika yang mempunyai tiga elektroda yaitu;
enitor (E), bais (B) dan colektor (C). Transistor menurut jenisnya dibagi menjadi dua
yaitu; PNP (positif negatif positif) dan NPN (negatif positif negatif)
8.2.5. Saklar
Saklar adalah perangkap elektronika yang digunakan untuk memutuskan dan
menyambung rangkaian listrik. Ada bermacam-macam saklar yang digunakan dalam
rangkaian elektronika.
8.2.7. Adaptor
Adaptor adalah suatu pesawat yang berfungsi untuk mengubah tegangan AC 220 V
menjadi tegangan DC yang tinggi tegangannya sesuai dengan kebutuhan.
124
Teknika Kapal Penangkap Ikan
R1 R2 R3
I E1 E2 E3
125
Teknika Kapal Penangkap Ikan
I1 R1
I2 R2
R4
‘ I3 R3
------------------- Rp
Simbol Resistor
126
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Simbol Potensiometer
Simbol Trimport
Simbol LDR
Simbol NTC
A K
Simbol Dioda
127
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Simbol LED
Transistor
Saklar
128
Teknika Kapal Penangkap Ikan
129
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Generator sinyal atau fungsi banyak digunakan dalam penservisan elektronik untuk
memberikan gelombang dengan bentuk tertentu, amplitudo dan frekwensi ke dalam
sirkit sehingga dapat diteliti lewat sirkit untuk menguji hasilnya. Hampir semua
generator fungsi mampu memproduksi gelombang sinusoidal, siku-siku, segi tiga,
dan gigi gergaji pada frekuensi yang variabel secara kontinue dari sepersekian hertz
sampai beberapa megahertz.
8.5.5. Pengujian Transistor
Ohmmeter dapat dipergunakan untuk menguji transistor dan diode apakah masih
berfungsi atau tidak.
8.5.6. Kapasitor
Kapasitor elektrolitik banyak dipakai dalam aplikasi elektronik, namun karena
pembalikan polaritas dapat menyebabkan dielektris berhenti bekerja karena terbentuk
oleh suatu film anodik dan terjadi bocor. Besarnya arus kebocoran biasanya sampai
sekitar 4 µA, kalau diperlukan ukuran yang lebih baik, dianjurkan menggunakan
kapasitor tantalum padat.
8.5.7. Peralatan Servis Elektronika
Alat perkakas yang biasa digunakan pada saat menservis elektronika terdapat
berbagai jenis peralatan diantaranya;
1. Multimeter
2. Obeng min (-)
3. Obeng plus (+)
4. Kikir
5. Pelubang
6. Palu
7. Kunci-kunci
8. Gunting
9. Gergaji
10. Pinset
11. Solder baut
12. Solderring / Atractor
130
Teknika Kapal Penangkap Ikan
131
Teknika Kapal Penangkap Ikan
BAB 9
Motor penggerak utama kapal perikanan yang paling umum digunakan saat ini
adalah motor bensin dan motor diesel. Jadi mesin penggerak utama adalah mesin
yang langsung atau tidak langsung dipakai untuk menggerakan propeler atau baling-
baling kapal.
Orang yang akan mengoperasikan, harus mampu mengenal bagian-bagian dari mesin
tersebut.
9.1.1. Motor Bensin
Motor bensin adalah motor yang bekerja dengan menggunakan bahan bakar bensin,
paraffin atau gas, bahan bakar yang mudah terbakar dan menguap. Campuran bahan
bakar dan udara masuk kedalam silinder dan dikompresikan oleh torak pada tekanan
8-15 bar atau 8-15 kg/cm².
Bahan bakar dinyalakan oleh sebuah loncatan bunga api dan terbakar cepat sekali di
dalam udara kompresi. Kecepatan pembakaran melalui campuran bahan bakar dan
udara biasanya 10-25 m/detik. Suhu udara naik hingga 2000-2500º C dan tekanan
30-40 bar atau 30-40 kg/cm². Tekanan ini yang mendorong torak menuju Titik Mati
Bawah (TMB) silinder. Secara sederhana, cara kerja dari motor bensin adalah
132
Teknika Kapal Penangkap Ikan
campuran bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder, campuran yang sudah
bereaksi dikompresikan kemudian bahan bakar dinyalakan dengan bunga api listrik.
9.1.2. Motor Diesel
Motor Diesel adalah motor yang bekerja dengan menggunakan bahan bakar yang
lebih berat (minyak diesel/solar). Udara bersih masuk ke dalam silinder dan
dikompresikan oleh torak. Tekanan naik hingga 30-55 bar atau 30-50 kg/cm², suhu
udara naik hingga 700-900º C. Suhu udara kompresi terletak diatas suhu penyala
bahan bakar. Bahan bakar disemprotkan ke dalam udara kompresi yang panas
kemudian terbakar. Tekanan naik hingga 70-90 bar atau 70-90 kg/cm². Secara
sederhana, cara kerja dari motor diesel adalah udara bersih masuk ke dalam silinder,
udara dikompresikan kemudian bahan bakar disemprotkan dan terbakar oleh panas
udara kompresi.
9.2. PRINSIP KERJA MOTOR
Motor bensin dan motor diesel bekerja dengan gerakan torak bolak-balik. Motor
bensin dan diesel bekerja menurut prinsip kerja motor 4 tak atau 2 tak. Langkah (S)
adalah perjalanan torak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah
(TMB). Dalam motor 4 tak, satu siklus kerja memerlukan 4 langkah ( dua putaran
poros engkol ) untuk menghasilkan tenaga.
133
Teknika Kapal Penangkap Ikan
berlangsung karena adanya dorongan torak yang bergerak dari TMB menuju
TMA, kemudian kembali lagi ke langkah pemasukan, demikian seterusnya
134
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Prinsip kerja dari motor bensin 2 tak secara sederhana dapat diuraikan sebagai
berikut :
1 Langkah pemasukan-kompresi
Torak bergerak menuju TMA, campuran bahan bakar dan udara masuk melalui
saluran pemasukan, kemudian dikompresikan dan dibakar dengan bunga api
listrik pada saat torak hampir mencapai TMA.
2 Langkah usaha-buang
Torak didorong ke bawah oleh tekanan pembakaran, campuran bahan bakar dan
udara di dalam lemari engkol dikompresikan bila torak menutup lubang masuk,
sementara pembuangan gas-gas sisa pembakaran berlangsung bila torak melewati
TMB dimana gas sisa pembakaran mengalir dari lemari engkol melalui saluran
pembuangan.
9.2.4. Motor Diesel 2 Tak
Prinsip kerja dari motor diesel 2 tak secara sederhana dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Langkah pemasukan-kompresi
Udara bersih di dalam silinder dikompresikan oleh torak, sebagai akibat dari
kenaikan tekanan maka suhu udara mencapai 700-900º C. Bahan bakar
disemprotkan atau diinjeksikan ke dalam udara panas dan terbakar dengan cara
yang sama seperti dalam motor diesel 4 tak.
2. Langkah usaha-buang
Torak bergerak menuju TMB oleh tekanan yang tinggi karena adanya
pembakaran. Dalam menunjang proses pembilasan, motor dilengkapi dengan
sebuah kompresor yang menekan udara bersih ke dalam ruang bilas, torak
menuju TMB, membuka lubang udara bilas sehingga udara mengalir ke dalam
silinder. Udara bilas menekan gas bekas melalui katup buang yang terbuka dan
keluar melalui saluran pembuangan.
135
Teknika Kapal Penangkap Ikan
136
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Keterangan :
A : Mulai penyemprotan bahan bakar
B : Mulai pembakaran bahan bakar
D : Akhir penyemprotan bahan bakar
E : Akhir pembakaran bahan bakar
A-B : Periode persiapan pembakaran
B-C : Periode pembakaran cepat
C-D : Pembakaran terkendali
D-E : Periode pembakaran susulan
Proses pembakaran dapat dipercepat antara lain dengan jalan memusar udara yang
masuk ke dalam silinder, yaitu untuk mempercepat dan mempebaiki proses
pencampuran bahan bakar dan udara.
Namun demikian jika pusaran udara begitu besar maka ada kemungkinan terjadi
kesukaran menyetart mesin dalam keadaan dingin. Hal itu disebabkan karena proses
pemindahan panas dari udara ke dinding silinder, yang masih dalam keadaan dingin,
menjadi lebih besar sehingga udara tersebut menjadi dingin.
Sebaliknya, jika mesin sudah panas temperatur udara sebelum langkah kompresi
menjadi lebih tinggi, sehingga dengan pusaran udara dapat diperoleh kenaikan
tekanan efektif rata-rata. Proses pembakaran motor diesel digambarkan menurut
grafik tekanan.
Periode pembakaran yang terjadi pada motor diesel :
Pertama: Periode pembakaran tertunda (Ignition delay period) (A-B)
Periode ini merupakan periode awal pembakaran dimana partikel bahan bakar
yang sangat halus menguap dan bercampur dengan udara sehingga dapat
berbentuk campuran yang mudah terbakar.
Dalam periode ini tekanan naik secara konstan sesuai dengan gerakan engkol.
Kedua : Periode perambatan api (B-C)
Pada akhir periode pertama tadi, di beberapa tempat campuran yang sangat
mudah menyala tadi mulai terbakar. Penyebaran api mulai berlangsung
sedemikian cepatnya sehingga terjadi letupan dan tekanan di dalam silinder naik
secara cepat pula. Oleh karena itu disebut pula periode pembakaran letupan.
Kenaikan tekanan dalam periode ini tergantung dari jumlah campuran yang
terbentuk dalam periode pertama.
Ketiga : Periode pembakaran langsung (C-D)
Bahan bakar yang langsung terbakar setelah disemprotkan pada periode ini
diakibatkan tidak adanya proses keterlambatan (delay) yang ditimbulkan oleh
lidah api di dalam silinder. Pembakaran dapat dikontrol dengan sejumlah bahan
137
Teknika Kapal Penangkap Ikan
bakar yang disemprotkan pada periode ini, oleh karenanya dapat pula disebut
periode kontrol pembakaran.
Keempat: Periode pembakaran lanjut (D-E)
Penyemprotan bahan bakar berakhir pada titik 0 TMA, tetapi bahan bakar yang
belum terbakar akan meneruskan pembakaran (hingga titik E). Jika periode ini
terlalu panjang, maka suhu gas buang akan bertambah dan daya guna menjadi
turun.
Bila perbandingan kompresi mesin berada diantara 15 sampai dengan 40 kg / cm2
maka tekanan udara yang dikompresikan akan mencapai 500 sampai dengan 700
0
C. Selanjutnya bahan bakar yang disemprotkan akan berada pada posisi “dapat
terbakar sendiri”, sehingga mudah terjadi proses pembakaran.
Keterangan:
1. Tabung silinder 2. Kepala silinder
3. Torak 4. Batang engkol
5. Poros engkol 6. Pipi engkol
7. Bantalan utama 8. Pena engkol
9. Nozzel 10. Cincin torak
11 Pena torak dan bantalanya
12. Katup masuk 13. Katup buang
14. Poros nok 15. Nok
16. Pengikut nok 17. Batang dorong
18. Lengan ayun 19. Pegas katup
20. Blok silinder 21. Landasan mesin
138
Teknika Kapal Penangkap Ikan
meradiasikan panas lebih efisien dibandingkan dengan besi tuang. Blok silinder
dilengkapi rangka pada bagian dinding luar untuk memberikan kekuatan pada motor.
Blok silinder terdiri dari beberapa lubang tabung silinder, yang di dalamnya terdapat
torak yang bergerak turun naik. Silinder-silinder ditutup bagian atasnya oleh kepala
silinder yang dijamin oleh gasket kepala silinder yang letaknya antara blok silinder
dan kepala silinder.
Crankcase terpasang di bagian bawah blok silinder dan poros engkol dan bak oli
termasuk dalam crankcase. Poros nok juga diletakkan dalam blok silinder, hanya
pada tipe OHV (Over Head Valve). Pada motor modern poros nok berada di dalam
kepala silinder.
Silinder-silinder dikelilingi oleh mantel pendingin (water jacket) untuk membantu
pendinginan. Perleng-kapan lainnya seperti starter, alternator, pompa injeksi
dipasangkan pada bagian samping blok silinder.
9.4.2. Kepala Silinder
Kepala silinder dipasang di bagian atas blok silinder. Pada bagian bawah kepala
silinder terdapat ruang bakar dan katup-katup.
Kepala silinder harus tahan terhadap temperatur dan tekanan yang tinggi selama
mesin bekerja. Oleh sebab itu umumnya kepala silinder dibuat dari besi tuang.
Akhir-akhir ini banyak motor yang kepala silindernya dibuat dari paduan aluminium.
Kepala silinder yang terbuat dari aluminium memiliki kemampuan pendinginan lebih
besar dibanding dengan yang terbuat dari besi tuang.
Pada kepala silinder juga dilengkapi dengan mantel pendingin yang dialiri air
pendingin yang datang dari blok silinder untuk mendinginkan katup-katup dan busi
139
Teknika Kapal Penangkap Ikan
9.4.5. Torak
Torak bergerak turun naik di dalam slinder untuk melakukan langkah hisap,
kompresi, pembakaran, dan pembuangan. Fungsi utama torak adalah untuk
menerima tekanan pembakaran dan meneruskan tekanan untuk memutar poros
engkol melalui batang torak (connecting rod).
Torak terus menerus menerima temperatur dan tekanan yang tinggi sehingga harus
dapat tahan saat motor beroperasi pada kecepatan tinggi untuk periode waktu yang
lama. Pada umumnya torak dibuat dari paduan aluminium, selain lebih ringan,
radiasi panasnya juga lebih efisien dibandingkan dengan material lainnya.
140
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Sistem penunjang pada motor diesel ada beberapa macam antara lain yaitu:
9.5.1. Sistem Start
Menghidupkan motor secara manual membutuhkan gaya yang cukup besar karena
disebabkan kompresi yang sangat tinggi dari motor diesel, untuk mengatasi kesulitan
ini beberapa motor diesel dilengkapi dengan flywheel yang besar. Pada sistem ini gigi
berada tetap pada poros bubungan dan dihubungkan dari gigi poros penghidup
motor. Tangkai start dipasang dengan poros starter, pena dari poros dipasang pada
takik. Pada saat tangkai diputar clockwise, maka putarannya dipindahkan ke poros
bubungan dan poros engkol melalui roda-roda gigi.
Takik pada tangkai agak miring, sehingga apabila motor sudah hidup dan poros
starternya berputar lebih cepat dari pada tangkai starter, maka dengan sendirinya
tangkai akan lepas dari starter dengan cara pena lepas dari takiknya. Apabila motor
gagal dihidupkan, maka tangkai akan membalik sebab pena tetap berhubungan
dengan takiknya dan ini sangat berbahaya. Untuk menanggulangi kejadian seperti
itu, tangkai harus diputar sekuat mungkin agar tidak memutar balik. Setiap putaran
dari tangkai starter adalah sama dengan dua kali atau dua setengah kali putaran dari
poros engkol.
Pada motor yang dihidupkan dengan listrik, sistem start dibagi menjadi dua tipe yaitu
dengan motor starter dan dengan dinamostarter. Pada tipe motor starter, sistem starter
terdiri dari baterai, motor starter, saklar dan kabel-kabel. Motor starter adalah
mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik yang diperlukan untuk memutarkan
motor waktu distarter.
Motor starter digunakan untuk menghasilkan momen yang besar guna melawan
tahanan, misalnya gesekan-gesekan dan tekanan kompresi. Gigi pinion starter selalu
dihubungkan ke roda penerus dan dilepaskan bila motor telah hidup. Baterai adalah
bagian dari sistem starter tetapi juga adalah bagian dari sistem yang lain seperti juga
kabel starter selalu merupakan bagian dari sistem yang lain.
Saklar starter yang digerakkan oleh suatu relai (selenoid switch) yang bekerja sebagai
starter switch. Relai atau selenoid bekerja menghubungkan rangkaian starter dan
bekerja merangkaikan starter pinion kepada roda gigi penerus. Starter tidaklah
direncanakan untuk terus berputar, karena bila terus berputar akan terlalu panas dan
rusak karena arusnya besar.
Pada sistem dinamostarter, dinamostarter bekerja sebagai generator dan sekaligus
sebagai motor. Dinamostarter digerakkan oleh gaya dengan menggunakan V-belt dan
mulai bekerja setelah kontak pengapiannya diputar. Apabila kecepatan motor tidak
bisa naik, maka tegangan V-belt perlu disetel. Tidak sama dengan tipe motor starter,
maka pada dinamostarter secara terpisah dilengkapi dengan sebuah kontak magnet.
Sistem start yang lainnya adalah dengan menggunakan udara tekan. Udara yang
akan digunakan untuk start diambil dari udara bebas dengan menggunakan
kompresor udara. Kompresor udara dijalankan untuk memasukkan udara yang
dikompresi ke dalam tempat penyimpanan udara. Pada waktu melakukan start, katup
tempat penyimpanan udara dibuka dan katup udara start dibuka. Motor mulai bekerja
untuk membakar bahan bakar dengan mekanisme torak yang ditekan oleh udara
permulaan
141
Teknika Kapal Penangkap Ikan
142
Teknika Kapal Penangkap Ikan
karter. Pompa minyak digerakkan oleh poros bubungan yang dihubungkan dengan
ujung poros pompa. Pompa yang umumnya digunakan adalah pompa jenis trochoida.
Macam-macam sistem pelumasan yang biasa digunakan pada kapal yaitu sistem
pelumasan sump kering, sistem pelumasan sump basah dan sistem pelumasan sump
gabungan.
143
Teknika Kapal Penangkap Ikan
BAB 10
1. Undang-undang
Dalam arti yang luas meliputi setiap keputusan Pemerintah yang merupakan
ketentuan yang mengikat.
2. Kebiasaan.
Apabila suatu kebiasaan tertentu diterima oleh masayarakat maka dengan
demikian timbullah suatu kebiasaan hukum yang oleh pergaulan hidup
dipandang sebagai hukum. Dalam KUHPER pasal 1339 disebutkan
“persetu-juan-persetujuan tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan
tegas dinyatakan didalamnya tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut
sifat persetujuannya diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau undang-
undang.
3. Yurisprudensi.
Apabila undang-undang yang mengatur belum ada yang dapat dipakai untuk
menyelesaikan perkara maka putusan hakim dari pengadilan terdahulu dapat
dipakai sebagai sumber hukum.
4. Ilmu pengetahuan
Sebelum memutuskan suatu keputusan para hakim mengkaji tentang apa
yang ditulis dalam buku-buku dan penerbitan penerbitan ilmiah mengenai
suatu persoalan atau apa yang dibicarakan dalam pertemuan ilmiah.
135
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
5. Perjanjian.
Apabila dua atau lebih pihak mengadakan perjanjian maka pihak-pihak
yang bersangkutan akan terikat pada isi perjanjian yang mereka adakan
tersebut.
10.1.1.Kapal
Definisinya adalah :
1. Kapal adalah semua alat berlayar, apapun namanya dan sifatnya. (KUHD
ps.309)
2. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun yang
digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin atau ditunda, termasuk
kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan dibawah permukaan
air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-
pindah.(UU No. 21 Tahun 1992 ttg.Pelayaran)
10.1.2. Pendaftaran
Menurut UNCLOS 1982 ps.92: Kapal-kapal harus berlayar hanya dibawah
bendera dari suatu Negara. Untuk mendapatkan kebangsaan kapal harus
didaftarkan. Di dunia dikenal 2 sistim pendaftaran.
1. Sistim Tertutup (closed system)
2. Dimana yang boleh didaftarkan untuk mendapatkan kebangsaan Negara itu
hanya kapal-kapal milik warga negara atau badan hukum yang didirikan
berdarkan undang-undang negara tersebut. Contoh Indonesia.
3. Sistim terbuka (opened system)
4. kapal yang didaftarkan tidak harus milik warga negara atau badan hukum
negara tersebut. Contoh Panama, Liberia, Belize, Cyprus d.l.l
Indonesia menganut sistim tertutup dimana yang boleh didaftarkan menjadi
kapal Indonesia hanya kapal-kapal milik WNI atau perusahan berbadan hukum
Indonesia. Menurut KUHD ps.314 kapal-kapal Indonesia yang berukuran
paling sedikit 20 meter kubik (GT 7) dapat didaftarkan didalam suatu register
kapal. Kapal yang sudah didaftarkan statusnya disamakan dengan benda tak
bergerak .Terhadap benda tak bergerak dapat dibebankan hypotik sedang
terhadap bergerak hanya boleh digadaikan.
136
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
3. Surat ukur
4. Surat permohonan untuk didaftarkan sebagai kapal Indonesia.
5. Kalau dibeli dari Luar Negeri harus dilampirkan bukti pencoretan dari
pendaftaran Negara terdahulu. (Deletion Certificate)
10.1.2.2. Pencatatan
Pendaftaran kapal dicatat dalam :
1. Daftar harian
2. Daftar induk
3. Daftar pusat
10.1.2.3. Akte
Kapal yang sudah didaftarkan diberikan Groose Akte yang berisi:
1. Nomor dan tanggal akte
2. Nama dan tempat kedudukan Pejabat pendaftaran kapal
3. Nama dan domisili pemilik
4. Data kapal, dan Uraian singkat kepemilikan kapal
10.1.3. Kebangsaan
Kapal yang sudah didaftarkan diberi Surat Kebangsaan. Dikapal berbendera
Indonesia dikenal beberapa jenis Surat Kebangsaan.
137
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
10.2.1. Penyelenggara
Penyelenggaraan angkutan laut di dalam negeri dilakukan:
1. Oleh perusahaan angkutan laut nasional
2. Dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia
3. Untuk dapat menghubungkan pelabuhan laut antar pulau atau angkutan
laut lepas pantai di wilayah perairan aindonesia.
138
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
10.3.1. Definisi-Definisinya
1. Awak Kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan diatas kapal oleh
pemilik, atau operator kapal untuk melakukan tugas diatas kapal sesuai
dengan jabatannya yang tercantum dalam buku sijil (UU No.21 /1992)
2. Nakhoda adalah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan umum
diatas kapal serta mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu
sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku (UU
No.21/1992)
3. Nakhoda adalah orang yang memimpin kapal (KUHD ps 341)
4. Pemimpin kapal adalah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan
umum diatas kapal untuk jenis dan ukuran tertentu serta mempunyai
wewenang dan tanggung jawab tertentu berbeda dengan yang dimiliki
Nakhoda. (UU No.21)
5. Anak Kapal adalah mereka yang namanya tercantum dalam daftar anak
kapal. (KUHD)
6. Anak Buah Kapal adalah awak kapal selain Nakhoda atau pemimpin kapal.
(UU No.21):
7. Pelayar : Semua orang yang ada dikapal (UU No.21)
8. Perwira adalah mereka yang dalam daftar anak kapal diberikan pangkat
sebagai Perwira (KUHD)
9. Pelaut adalah setiap orang yang mempunyai kualifikasi keahlian atau
keterampilan sebagai awak kapal (PP 7/2000)
139
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
10.4.1. Definisi-Definisi
1. Perjanjian Kerja Laut (PKL) adalah perjanjian yang dibuat antara seorang
pengusaha kapal disatu pihak dengan seorang buruh dipihak lain, dengan
mana pihak tersebut terakhir menyanggupi untuk dibawah perintah pengu-
saha itu melakukan pekerjaan dengan mendapat upah baik sebagai nakhoda
atau anak kapal. (KUHD ps 395).
2. Perjanjian Kerja Laut (PKL) adalah perjanjian kerja perorangan yang
ditanda tangani oleh pelaut Indonesia dengan pengusaha angkutan di
perairan (PP 7 thn.2000)
3. Menurut KUHD PKL antara pengusaha kapal harus dibuat tertulis tetapi
tidak harus dihadapan pejabat Pemerintah, tetapi PKL untuk anak kapal
harus tertulis dan dibuat dihadapan pejabat Pemerintah.
4. Tetapi sesuai Peraturan Pemerintah No.7 tahun 2000 semua PKL harus
diketahui oleh Pejabat Pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri.
5. Selain dari PKL kita mengenal Perjanjian Kerja Kolektif (PKK) atau
disebut juga Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) yaitu perjanjian antara
satu atau beberapa pengusaha kapal dengan satu atau beberapa organisasi
perburuhan.
140
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
3. Jenis PKL
4. Hak-hak pelaut termasuk upah.
5. Kewajiban Pelaut
6. Hak pengusaha
7. Kewajiban pengusaha
8. Jabatan dikapal.
141
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
10.4.4. S i j i l
1. Setiap pelaut yang bekerja dikapal dengan ukurang dari GT 35 untuk kapal
jenis tertentu (kapal mooring, kapal yang melayani pemboran lepas pantai),
ukuran GT 35 atau lebih untuk yang digerakkan dengan tenaga penggerak
mesin, dan ukuran GT 105 atau lebih untuk kapal tanpa tenaga penggerak
mesin, harus disijil oleh pejabat Pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri.
2. Pemilik kapal yang mempeker-jakan pelaut tanpa disijil diancam hukuman
6 bulan penjara atau denda 12 juta rupiah serta Nakhoda yang
mempekerjakan pelaut tanpa disijil diancam hukuman 3 bulan penjara atau
denda 6 juta rupiah (UU No.21 ps.117)
3. Yang dimaksud dengan disijil adalah memasukkan kedalam Buku Sijil
yang merupakan buku yang berisi daftar awak kapal yang bekerja diatas
kapal. Sesuai dengan jabatannya setelah memenuhi persyaratan tertentu..
4. Sijil awak kapal diatur dalam pasal 341, 375 dan 376 KUHD dan
mempunyai sifat deklaratif saja.
5. Menurut KUHD sijil kapal adalah daftar dari semua orang yang harus
melakukan dinas sebagai anak kapal. Dinas anak kapal adalah pekerjaan
yang dilakukan oleh mereka yang diterima untuk bekerja dikapal kecuali
pekerjaan Nakhoda.
Bagi Pelaut yang telah disijilkan dapat diberikan Buku Pelaut. Buku Pelaut
adalah merupakan identitas bagi pelaut dan berlaku sebagai dokumen
perjalanan bagi pelaut yang akan naik kapal di luar negeri atau menuju
Indonesia setelah turun dari kapal di luar negeri. Buku pelaut berisi data-
data dari pelaut seperti : nama, tempat dan tanggal lahir, kebangsaan, ijazah
yang dimiliki serta pengalaman berlayar (naik turun dari kapal ).
142
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
143
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
144
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Pengecualian
1. Pembuangan untuk menyelamat-kan jiwa manusia atau kapal.
2. Karena kerusakan peralatan namun telah ditempuh segala usaha untuk
mencegah/ mengurangi pencemaran.
3. Telah diizinkan Pemerintah
10.5.2.4. Sanksi
1. Sanksi Pidana
Terhadap semua orang yang berbuat, sesuai UU No.21/1992 pasal 119 dan
120. Dimana ditulis “barang siapa yang melakukan pembuangan limbah atau
bahan lain dari kapal tidak memenuhi persyaratan dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 tahun atau denda setinggi-tinggi nya 120 juta rupiah.
Kalau pencemaran itu mengakibatkan tercemarnya lingkungan hidup
dipidana penjara paling lama 10 tahun atau denda setinggi-tingginya 240 juta
rupiah.
2. Sanksi Perdata.
Berupa tuntutan ganti rugi yang ditujukan kepada pemilik kapal. Karena
tuntutan ganti rugi jumlahnya besar maka kapal tanker dengan DWT 2000
atau lebih harus menjadi anggota CLC.
10.5.3. Pengawakan
Kapal harus diawaki dengan awak kapal yang cukup, cakap dan memiliki
sertifikat yang diharuskan serta sehat jasmani dan rohani sesuai pemeriksaan
dari rumah sakit yang ditunjuk Pemeritah.
Setiap awak kapal harus familiar dengan tugas-tugasnya dikapal dan menguasai
peralatan yang ada dikapal serta dapat berkoodinasi dengan baik dalam
menanggulangi keadaan darurat. Jumlah awak kapal minimum sesuai dengan
Safe Manning Certificate dan susunan Perwiranya sesuai ketentuan Pemerintah.
10.5.4. Pemuatan
Susunan muatan harus diperhatikan baik yang menyangkut stabilitas kapal
maupun yang menyangkut masalah keselamatan. Muatan tidak boleh
mengganggu pemandanagan dari anjungan serta tidak mengganggu
operasi dari alat-alat penolong dan pemadam kebakaran. Stabilitas kapal harus
baik dan selamat untuk berlayar. Batas benaman tidak boleh melebihi garis
Plimsol Mark sesuai daerah dan musim. Penentuan letak Plimsol Mark
diadasarkan perhitungan sesuai Load Line Convention 1966 dimana
sertifikatnya harus ada dikapal
145
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
air tawar harus cukup untuk awak kapal dan penumpang. Ketentuan mengenai
persyaratan diatur dalam PP 7 tahun 2000 dan Convensi ILO 147.
146
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
147
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
148
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
5. Isi bersih.
Menurut KUHD pasal 348 Nakhoda harus menyelenggarakan Buku Harian
Kapal. Nakhoda boleh mengerjakan sendiri atau menugaskan salah seorang
Perwira (Mualim I). Tetapi Nakhoda harus mengawasi agar Buku Harian diisi
dengan benar. Nakhoda yang tidak menyelenggarakan Buku Harian secara
benar atau tidak memperlihatkan Buku Harian pada waktunya dianggap
melakukan pelanggaran sesuai KUHD ps.562.
149
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
BAB 11
150
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
1. Breadth Extrime = Lebar kapal yang diukur dari kulit kapal bagian luar
sampai kulit kapal bagian luar sisi lainnya (diukur pada bagian tengah
kapal).
2. Breadth moulded = lebar menurut mal ialah lebar yang diukur dari bagian
luar gading pada satu sisi ke gading sisi yang lain.
1/3 CAMBER
DALAM LAMBUNG
TERDAFTAR BEBAS
151
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
152
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
153
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
154
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
3. Jika terjadi kebocoran pada kapal, dapat berlayar pelan pelan dengan
menggunakan sekat pelanggaran.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan kaitannya dengan sekat pelanggaran
adalah:
1. Sekat pelanggaran ini harus lebih tebal dari pada sekat kedap air lainnya.
2. Batas penguat harus ditaruh pada bagian muka sekat pelanggaran masing
masing berjarak 24”
3. Baja siku dipasang pada bagian sekat pelanggaran.
11.3.4. Baling-Baling
Baling-baling dibayangkan sebagai sebuah sekrup yang berulir dan berputarnya
baling-baling tersebut mengulir keluar dari air, sehigga air berfungsi sebagai
mur dan baling-baling sebagai sebuah baut, sehingga hal tersebut menyebabkan
kapal maju.
Fungsi baling-baling yaitu merubah tenaga motor induk yang berupa momen
putar menjadi tenaga dorong kapal. Sesuai dengan fungsinya, maka bahan yang
digunakan komponen tersebut harus kuat dan mampu meneruskan gerak putar
motor induk. Bahan yang umum digunakan adalah kuningan atau manganese
bronze.
Banyaknya daun baling-baling tergantung dari beberapa faktor seperti:
1. Tenaga yang dibutuhkan.
2. Ukuran-ukuran dan tipe motor penggerak kapal.
3. Besarnya sarat air kapal.
Jenis baling-baling diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Baling-baling berkisar tetap (Fixed pitch propeller), yang mempunyai
baling-baling berdaun tetap dan tidak dapat dilepas.
2. Baling-baling yang tiap daunnya dapat dilepas (Detachable blade
propeller), sehingga bila terjadi kerusakan pada bagian daunnya, maka
daunnya dapat dilepas dan diperbaiki tanpa mengganti semuanya. Biasanya
daun baling-baling ini dengan menggunakan mur dan baut.
3. Baling-baling dengan kisar yang dapat dirubah-rubah (Controlable pitch
propeller).
4. Baling-baling dengan lingkaran pelindung atau di dalam tabung pancar
(Propeller in nozzle).
155
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Keterangan :
A. Motor induk
B. Kotak roda gigi
1. Poros tekan
2. Flens
3. Poros ekor
4. Gland paking
5. Tabung poros
6. Bantalan
7. Baling-baling
156
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
sekecilnya.
3. Tidak mengandung bahan kimia yang merusak baja.
4. Harus cukup kering
5. Harus bersih dari serat-serat licin
6. Untuk itulah maka lapisan ini biasanya terbuat dari bahan kayu tak sejenis
kayu jati (di Indonesia) dan atau kayu Cemara.
11.3.6. Wrang
Wrang ialah bagian dari kapal yang mengarah melintang di atas dasar berganda
(Double Bottom) yang menghubungkan gading-gading kiri dan kanan.
40 26 25
λ
21 20
9
20
21
24
8
21 20
22
24
17 16
7 29
5
19
14 1 1
4 28 8 11 28
3 30 2
13
12
28 28
27
Penampang Melintang sebu kapal dengan sistem kerangka melintang yang
Melalui Wrang Penuh (atas) dan Wrang Terbuka (bawah)
11.3.7. Cofferdam
Cofferdam adalah ruangan yang terdapat diantara 2 wrang penuh yang
memisahkan 2 macam cairan.
157
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
11.3.8. Lunas
Sebagai bagian terbawah dari kapal, lunas terdiri dari berbagai jenis yatu:
1. Lunas dasar
2. Lunas tegak
3. Lunas lambung.
Lunas dasar merupakan lajur kapal pada dasar yang tebalnya +/- 35 % dari
pada kulit kapal lainnya. Sedangkan lunas tegak ialah lunas yang tegak
sepanjang kapal, tebalnya 5/8 lebih besar dari pada lunas dasar pada 4/10
bagian lunas tegak di tengah-tengah kapal.
Kapal besar pada umumya memiliki lunas lambung yang berfungsi untuk
melindungi kapal bila kandas. Lunas lambung ini biasanya terdapat ¼ - 1/3 dari
panjang kapal pada bagian tengah yang berfungsi juga untuk mengurangi
olengan kapal.
158
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
159
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
balas kapasitas kapal tersebut. Ruangan ini dinamakan tangki dalam (deep
tank ).
Deep tank berguna untuk memperbesar kapasitas ruang balas kapal tersebut.
Deep tank ini biasanya diisi dengan air, tetapi kadang-kadang diisi pula dengan
bahan bakar kapal sendiri dan juga minyak palm (general kargo).
Secara struktur posisinya deep tank ini biasanya terletak di muka atau
dibelakang kamar mesin. Di tengah-tengah tangki ini diberi pemisah (dinding
kedap minyak ) agar muatan cair tidak mengganggu stabilitas kapal.
11.3.10. Bak
Pada umumnya kapal memiliki satu gudang mini yang dipergunakan untuk
memperlancar kegiatan deck terutama pada saat sandar dan lepas sandar. Untuk
itu disediakan satu ruangan yang biasa disebut bak.
Bak adalah bagian bangunan kapal yang ada diujung depan kapal, digunakan
untuk menyimpan alat tali menali kapal dan rantai jangkar.
11.3.11.Anjungan
Anjungan adalah suatu tempat untuk mengemudikan kapal, dimana alat-alat
navigasi guna menentukan posisi kapal berada diruangan ini. Pada anjungan
biasanya terdapat kamar nahkoda dan kamar radio.
11.3.12.Geladak
Nama-nama geladak ini tergantung dari banyaknya geladak yang ada dikapal
tersebut. Pada umumnya geladak yang berada dibawah dinamakan geladak
dasar serta geladak yang diatas dinamakan geladak atas atau geladak utama
(main deck)
Bila antara geladak dasar dan geladak atas terdapat geladak lagi, maka geladak
tersebut dinamakan geladak antara (Tween geladak).
Geladak atas tidak lurus bentuknya tetapi melengkung baik ke muka maupun ke
samping, gunanya untuk memudahkan mengalirnya airPada bagian tegak kapal
dimana terdapat titik terendah, maka geladak makin ke muka atau makin ke
belakang geladak makin tinggi, perbedaan tinggi dinamakan sosok
(sheer).Tingginya sosok di haluan kira-kira 2 % dan di buritan kira-kira 1 %
dari panjang kapal. Bila dilihat dari samping geladak ini makin ke samping
makin rendah (Chamber). Perbedaan tinggi ini kira-kira 1/50 lebar kapal.
11.3.13.Gading
Merupakan rangka dari kapal dimana kulit-kulit kapal diletakkan. Nama dari
gading disesuaikan dengan tempatnya. Gading yang terletak disekitar haluan
tersebut gading haluan. Gading yang terletak pada tempat yang terlebar dari
kapal disebut gading besar dan gading yang terletak di tabung poros baling-
baling disebut gading kancing. Gading-gading ini mempunyai jarak antara satu
dan lainnya kira-kira antara 21-37 inchi sesuai dengan ukuran kapal dan diberi
nomor urut mulai nol yang dimulai dari belakang
160
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
25 mm
300 540
mm
230
mm
TF
x
F FWA
FWA T
x
S
x
W
WNA
300
mm
230
450 mm mm
161
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
BAB 12
162
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Displ = LD + OL + Muatan
DWT = OL + Muatan
163
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
adalah titik G terlalu tinggi dan berimpit dengan titik M karena terlalu banyak
muatan di bagian atas kapal.
164
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
merupakan titik pusatnya di bidang tengah kapal (centre of line) dan pada sudut
senget yang kecil ini perpindahan letak titik M masih sangat kecil, sehingga
masih dapat dikatakan tetap.
Keterangan :
K= lunas (keel)
B= titik apung (buoyancy)
G = titik berat (gravity)
M= titik metasentris (metacentris)
d= sarat (draft)
D= dalam kapal (depth)
CL = Centre Line
WL= Water Line
KM = KB + BM
165
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Diperoleh dari diagram metasentris atau hydrostatical curve bagi setiap sarat
(draft) saat itu.
M
KG total =
W
Dimana :
M = Jumlah momen (ton)
W = Jumlah perkalian titik berat dengan bobot benda (m ton)
12.1.3.5. GM (Tinggi Metasentris)
Tinggi metasentris atau metacentris high (GM) yaitu jarak tegak antara titik G
dan titik M.
Dari rumus disebutkan :
166
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
M = KM – KG
GM = (KB + BM) - KG
Nilai GM inilah yang menunjukkan keadaan stabilitas awal kapal atau keadaan
stabilitas kapal selama pelayaran nanti
Pada waktu kapal miring, maka titik B pindak ke B1, sehingga garis gaya berat
bekerja ke bawah melalui G dan gaya ke atas melalui B1 . Titik M merupakan
busur dari gaya-gaya tersebut. Bila dari titik G ditarik garis tegak lurus ke B1M
maka berhimpit dengan sebuah titik Z. Garis GZ inilah yang disebut dengan
lengan penegak (righting arms). Seberapa besar kemampuan kapal tersebut
untuk menegak kembali diperlukan momen penegak (righting moment).
Pada waktu kapal dalam keadaan senget maka displasemennya tidak berubah,
yang berubah hanyalah faktor dari momen penegaknya. Jadi artinya nilai GZ
nyalah yang berubah karena nilai momen penegak sebanding dengan besar
kecilnya nilai GZ, sehingga GZ dapat dipergunakan untuk menandai besar
kecilnya stabilitas kapal.
Untuk menghitung nilai GZ sebagai berikut:
Sin = GZ/GM
GZ = GM x sinus
Moment penegak = W x GZ
167
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
0,75
T=
GM
dimana:
T = periode oleng dalam detik
B = lebar kapal dalam meter
Yang dimaksud dengan periode oleng disini adalah periode oleng alami
(natural rolling) yaitu olengan kapal air yang tenang.
l x b3
gg1 = r . x ________
12 x 35 x W
dimana:
gg1 = pergeseran tegak titik G ke G1
r = berat jenis di dalam tanki dibagi berat jenis cairan di luar kapal
l = panjang tanki
b = lebar tanki
W = displasemen kapal
168
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
V
Cb =
LxBxd
Contoh :
(a). Sebuah kapal panjang 360 kaki, lebar 50 kaki Cb = 0,75, terapung di
air yang mempunyai berat jenis = 1,010 pada sarat 23 kaki.
Hitung displacement kapal (tons)
Jawab :
V = cb x L x B x d
= 0,75 x 360 x 50 x 23
= 310 x 50 Cft
= V x Berat Jenis
= 310 . 500 cft x 1,010
= 313605 cft
169
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
313605cft
= = 19600313 lbs
0,016
19600313
= = 8750,1 tons
2240
310.500x1,010 31500x1010
= =
0,015625 15,625x2240
= 8960,14 ton
VxBj VxBj
= =
15,6x2240 35
V kapal = 90.000 cft = 100%
V benaman = 68.292 cft
68292
= x100% = 75,88%
90.000
Selisih V kapal = 90.000 cft
V benaman = 68.292 cft
Selisih = 21.708 cft
21.708
= x100% = 31,787%
68.292
31,788
x2000 tons = 635 tons
100
(b). Sebuah kapal berbentuk kotak 150 kaki x 30 kaki x 20 kaki. Bila dimuati
dan terapung di air laut displacementnya 2000 tons.
Hitunglah tenaga apung cadangannya (%)
Jawab :
Vxbj
=
35
CbxLxBxdxBj
=
35
1x150x30xdx1,025
2000 =
35
2000 x35
d =
150x30 x1,025
70.000
= = 15,176 kaki
4612,5
V kapal = L x B x D
170
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
171
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
dx = 12’.00’’
Berat muatan = TPI x d
= 20 x 6’’ = 120 tons
volum air laut = A ft2 x d
= A ft2 x 1/12 ft
vol V = A/12 ft3
1 longtons al V = 35 ft3
2 longtons al V = 2 . 35 ft3
W longtons al V = W . 35 ft3
V 3
W= ft = A 12 x 35 ft
35
A 2
TPI = ft A = 420 TPI
420
172
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
12.1.7. Menghitung KG
Berbagai metode yang biasa digunakan dalam menghitung KG diantaranya
adalah : Berat
1. Nilai KG untuk kapal kosong diperoleh dari percobaan stabilitas/ inclining
experiment
2. Momen-momen dihitung terhadap lunas bidang kapal
3. Letak titik berat suatu bobot diatas lunas kapal disebut VCG = Vertical
centre of grafity .
Contoh :
1. Sebuah kapal mempunyai dis-placement = 5000 ton dan titik beratnya
terletak 20 diatas lunas, dimuat 200 ton 10 diatas lunas dan 300 ton 5 di atas
titik berat kapal semula. Berapa KG setelah pembongkaran
Berat x VCG = moment
5000 x 20 = 100.000
+ 200 x 10 = 2.000
+ 300 x 25 = 7.500
+
5500 x KG = 109.500
KG = 109.500 = 19.9 kaki
5.500
2. Sebuah kapal mempunyai displacement = 5000 ton dan titik beratnya
terletak 20’ diatas lunas. Dibongkar 200 ton, 5 kaki diatas lunas dan 300
ton, 15 kaki diatas lunas, Berapakah KG setelah pembongkaran ?
Berat x VCG = momen
5000 x 20 = 100.000
- 200 x 5 = 1.000
- 300 x 15 = 4.500
4500 x KG = 94.500
KG = 94.500/4.500=21 kaki
3. Displcement sebuah kapal ialah 8000 ton dengan KG = 21 kaki
Dimuat = 800 ton dengan titik berat 15 kaki diatas lunas
600 ton dengan titik berat 3 kaki diatas lunas
1200 ton dengan titik berat 10 kaki diatas lunas
Di bongkar = 1000 ton dengan ttk berat 8 kaki diatas lunas
700 ton dengan ttk berat 4 kaki diatas lunas
173
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
174
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
tinggi 6 kaki diatas dasar berganda, tangki air tawar diatas tangki BB
melintang kapal berisi 80 ton air tawar tingginya 6 kaki diatas tangki BB.
Tinggi dasar berganda 4 kaki
Hitung VCG (KG) kapal tersebut ?
Ada dua cara menghitung VCG
1. Menghitung VCG ruangan diatas dasar berganda
260 1160
1160
VCG ruangan = = 4,46
260
Dasar berganada = 4KG kapal = 8,46
2. Menghitung VCG kapal
260 2200
2200
KG Baru = = 8,46
260
175
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
125 KG 25.500
’
25.500
KG = = 25,5
1000
KG lama = 25
GG= 0,5
Perubahan KG = 0,5 ke atas (GG)
GG = KG - KG
momenperub
ahan momenakhirmomenawal
Δ Δ Δ
176
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
25 x 20 500
= 0,5
1000 1000
25 = bobot yang dipindah = W
20 = jarak perpindahan = d
(Wxd)
GG=
Δ
Pergeseran titik G karena pemuatan dan pembongkaran
Contoh kasus :
Sebuah kapal = 1500 ton, KG = 12, dimuat 200 ton dengan titik berat 10 di
atas lunas. Ditanya : bagaimana pengaruh muatan tersebut terhadap KG awal ?
Cara lama
20.000
KG = = 11765
1700
GG= KG - KG = 11765 – 12.000
= -0,235
atau
Wxd 200x2
GG = 0,235
Δakhir 1700
Rumus Memuat
Wx(KG1 KG)
GG =
ΔW
Wxd
GG =
ΔW
d = KG perpindahan – KG lama
177
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Rumus Membongkar
Wxd
GG =
ΔW
d = KG lama - KG perpindahan
Contoh soal :
Memuat
Wxd
GG =
ΔW
20 x(12 22)
=
1050 20
200
=
1070
= -0,186
GG = -0,019
KG = 22
KG = 21,81 kaki
Membongkar
Wxd
GG =
ΔW
(150 x 5) (200 x 1) (120 x 4)
=
600 (150 200 120)
700 200 480 470
= =
130 130
GG = -3,615
KG = 16
KG = 12,38
KM = 13,50
GM = 1,12 kaki
12.1.9. Menghitung KM
Seperti telah diterangkan sebelumnya bahwa titik M adalah sebuah titik semu
yang letaknya selalu berubah-ubah (meta) dan tidak boleh dilampaui oleh titik
G agar kapal tetap mempunyai stabilitas positif. Disebut metasentrum karena
merupakan titik pusat yang selalu bergerak dan berubah-ubah tempatnya. KM
ialah jarak tegak dari lunas kapal sampai ke titik M. Nilai KM tidak dapat
dihitung dengan perhitungan biasa tetapi sudah ditentukan oleh si perencana
178
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
179
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
180
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
BAB 13
MENGOPERASIKAN MESIN PENGGERAK UTAMA
KAPAL PERIKANAN
Motor bensin adalah motor yang bekerja dengan menggunakan bahan bakar
bensin, paraffin atau gas, bahan bakar yang mudah terbakar dan menguap.
Campuran bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder melalui karburator
181
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
dan dikompresikan oleh torak pada tekanan 8-15 bar atau 8-15 kg/cm².
Selanjutnya bahan bakar dinyalakan oleh sebuah loncatan bunga api dan
terbakar cepat sekali di dalam udara kompresi. Kecepatan pembakaran melalui
campuran bahan bakar dan udara biasanya 10-25 m/detik. Suhu udara naik
hingga mencapai 2000-2500º C dan tekanan 30-40 bar atau 30-40 kg/cm².
Tekanan ini yang mendorong torak menuju Titik Mati Bawah (TMB) silinder.
Secara sederhana, cara kerja dari motor bensin adalah campuran bahan bakar
dan udara masuk kedalam silinder melalui karburator, campuran udara dan
bahan bakar dikompresikan kemudian bahan bakar dinyalakan dengan loncatan
bunga api listrik dari busi.
Motor Diesel adalah motor yang bekerja dengan menggunakan bahan bakar
yang lebih berat (minyak solar). Udara bersih masuk ke dalam silinder dan
dikompresikan oleh torak. Tekanan kompresi meningkat hingga 30-55 bar atau
30-50 kg/cm², suhu udara naik mencapai 700-900º C. Suhu udara kompresi
terletak diatas suhu penyala bahan bakar. Bahan bakar disemprotkan ke dalam
udara kompresi yang panas kemudian terbakar. Tekanan naik hingga 70-90 bar
atau 70-90 kg/cm². Secara sederhana, cara kerja dari motor diesel adalah udara
bersih masuk ke dalam silinder, udara dikompresikan kemudian bahan bakar
disemprotkan dan terbakar oleh panas udara kompresi.
Hal-hal yang harus diperhatikan dan diperiksa pada mesin penggerak utama
sebelum kita menghidupkan antara lain:
182
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
183
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
periksa keadaan kipas udara dan saluran udara pendinginnya yang harus
bersih serta tidak ada kemungkinan terjadi kebocoran udara.
3. Periksalah jumlah bahan bakar di dalam tangki, kemudian bukalah keran
bahan bakarnya. Jumlah bahan bakar harus dapat mencukupi kebutuhan
sehingga motor tidak akan mati karena kehabisan bahan bakar. Apabila
motor sudah lama tidak dipergunakan, maka sebelum motor di start
buanglah udara dari dalam saluran bahan bakarnya.
4. Periksalah hubungan listrik dari baterai ke motor starter atau tekanan udara
yang diperlukan untuk menyetart.
5. Periksalah apakah mesin sudah tidak dibebani, dan mesin tidak boleh
dibebani dalam keadaan distart.
184
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
185
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
186
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
187
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
188
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Kerusakan/gang-guan Perbaikan
Pompa bahan bakar rusak / kerja Periksa FIP dan Injektor Ganti baru
injector kurang baik
189
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Katup masuk dan katup buang Katup masuk dan katup buang di
bocor karena aus sekur sampai rata
Kerusakan/gang-guan Perbaikan
Jumlah injeksi bahan bakar Periksa pompa bahan bakar dan tekanan
yang tidak sama pengabutan/ injektor
Kerusakan/gang-guan Perbaikan
Terjadi gangguan pada unit-unit yang Periksa dan ganti yang rusak
bergerak seperti piston dan bantalan
Bahan bakar tercampur udara atau air Ganti bahan bakar baru
190
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Kerusakan/gang-guan Perbaikan
Tenaga out put setiap selinder motor Periksa distribusi bahan bakar dan
tidak rata mekanisme katup
191
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
BAB 14
Perawatan sering disebut juga Maintenance ialah suatu kegiatan untuk merawat
suatu peralatan atau mesin agar selalu siap dipakai secara produktif dan
mempunyai umur yang relatif lama. Dalam masalah perawatan diperlukan
tambahan biaya, tenaga, metode dan penggerakan serta monitoring.
Kemahiran seseorang dalam mengoperasikan mesin tanpa mengetahui
bagaimana cara-cara memelihara dan memperbaikinya akan menghambat
kelancaran pekerjaan dan akan menimbulkan kerugian pada dirinya serta orang
lain. Perawatan atau pemeliharaan pada semua mesin merupakan faktor yang
sangat penting. Manfaat dari pekerjaan tersebut akan kita peroleh untuk jangka
panjang. Oleh karena itu pekerjaan perawatan harus dijadikan suatu pekerjaan
yang bersifat rutin.
Tujuan utama perawatan / pemeliha-raan adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperpanjang usia kegunaan.
2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan dan mendapatkan laba
investasi semaksimal mungkin.
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam setiap waktu misalnya unit cadangan.
4. Menjamin keselamatan orang yang melaksanakan tugas tersebut.
5. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan yang serendah mungkin dengan
melaksanakan kegiatan maintenance secara efktif dan efisien
keseluruhannya.
Kerja pemeliharaan bisa terencana ataupun tak terencana, hanya ada satu bentuk
pemeliharaan yang tak terencana yaitu yang dinamakan pemeliharaan darurat.
Pemeliharaan terencana dibagi dua aktifitas utama yaitu pemeliharaan
pencegahan (preventive maintenan-ce), yaitu kegiatan pemeliharaan dan
perawatan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang dapat mengakibatkan
terhambatnya kegiatan produksi, dan pemeliharaan korektif (corrective
maintenance) yang sering juga disebut reparasi (repair), yaitu kegiatan
pemeliharaan yang dilaksanakan setelah terjadi kerusakan peralatan.
Keuntungan apabila pemeliharaan permesinan dilaksanakan dengan terencana
adalah selain dapat memberikan informasi biaya yang diperlukan (tidak
mendadak) juga antara lain berguna untuk :
1. Mengurangi pemeliharaan darurat (Karena kerusakan yang mendadak).
2. Menaikkan tanaga kerjanya sebagai akibat rusaknya mesin.
192
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
193
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
194
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
14.1.6.2. Governor
1. Pneumatik
Supaya diafragma yang biasanya dibuat dari kulit hewan tidak lekas rusak,
berikanlah 3 sampai 5 tetes minyak yang khusus (diapragm oil) ke
dalamnya setiap 120 jam.
2. Mekanis
Periksalah minyak pelumas setiap 60 jam dan ganti setiap 120 jam.
195
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
196
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
197
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
198
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
199
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
harus dilakukan, agar mesin dapat beroperasi dengan baik saat berlayar. Cara
perawatan komponen utama antara lain :
14.4.3. Silinder
Cara perawatan pada silinder sebagai berikut :
1. Keluarkan torak kemudian periksa keadaan dinding dalam silinder terhadap
kemungkinan adanya goresan, lekuk-lekuk atau keausan yang tidak biasa
200
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
14.4.4. Torak
Tahapan pemeliharan torak antara lain :
1. Periksa kerak-kerak carbon yang terjadi pada sisi puncak dan lubang
minyak pelumas sepanjang alur cincin minyak
2. Periksa kerak- kerak karbon yang terjadi pada permukaan atas dan bawah
dari kepala torak
3. Periksalah apakah kepala torak terbakar, retak atau terkena korosi
4. Periksa semua bagian isi torak yang meluncur pada dinding silinder
5. Periksa keadaan kontak antara pena torak dan bantalannya pada torak
6. Periksa letak dan keadaan cincin kunci pena torak
7. Mengukur diameter luar torak dalam arah sejajar Pena torak dan dalam arah
tegak lurus
201
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
202
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
203
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
1. Generator
Untuk generator arus searah (DC) dimana komutatornya harus dirawat. Apabila
dipakai arus bolak balik (AC) maka tidak terdapat komutator, tetapi kombinasi
ring selip dan sikat yang harus diperiksa atau diganti sikatnya setiap 2500 -
3000 jam kerja. Dalam hal tersebut daya listrik bolak balik dirubah menjadi
daya listrik arus searah dan dipergunakan uantuk mengisi batteray. Periksalah
sikat-sikatnya dengan cermat dan bersihkan debu carbon yang ada disekitarnya.
Sikat-sikat harus dapat bergerak bebas dalam pemegang sikat. Jika permukaan
kotak yang ada didalam permukaan kotak dalam keadaan kasar atau aus
melebihi batas yang diperbolehkan, gantilah dengan sikat yang baru meskipun
belum sampai saatnya untuk diganti, misalnya kurang dari 500 jam kerja.
Periksalah komutator setiap 500 jam kerja, tergantung dari pada laju
keausannya, gosoklah dengan kotak gosok, kemudian bersihkanlah dengan lap
yang dibasahi bensin. Keadaan mika tinggi akan mengakibatkan loncatan-
loncatan listrik sehingga sikat-sikatnya akan cepat rusak. Oleh karena itu, mika
isolatornya harus dipotong sampai keadaan start.
2. Motor Starter
Periksalah dan rawatlah sikat-sikat dan komutatornya, kopling motor starter
terletak dibagian yang menjadi satu bagian dengan pinion, apabila pelat kopling
aus, maka pinion tidak akan berhubungan sempurna dengan roda gigi gelang
pada roda gaya. Jadi pinion tidak meluncur dengan sempurna, atau langkah
pinion berkurang beberapa menit. Apabila karena keausan pada pelat kopling,
langkah pinion berkurang 2,3 mm, bongkar kopling pinion dan tambahkan
pelat penyetel.
3. Batteray
Meskipun mesin tidak dijalankan, tegangan batteray dapat ber-kurang. Oleh
karena itu, selain pemeriksaan berkala yang dilakukan setiap 60 jam kerja,
periksalah tegangan batteray setiap satu kali seminggu.Usahakan agar keadaan
batteray dalam keadaan bersih dan kering, perhatikan juga kebersihan
sambungan pada terminalnya. Kalau terminalnya kotor atau terkena korosi,
bersihkan dan cucilah dengan larutan natrium carbonat. Sesudah terminal
dibersihkan dan pasang kembali, dan tutupi dengan lapisan gemuk (grease).
Dengan mengukur berat jenis air batteray dapat diketahui muatan batteray,
dibawah ini :
Tabel.12. Pedoman Mengetahui Muatan Battery Pada 20ºc.
¾ 1,250
1/2 1,220
1/4 1,190
204
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
205
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
BAB. 15
MELAKUKAN PERAWATAN MESIN BANTU DEK
DAN MESIN BANTU PENANGKAPAN
Yang dimaksud dengan mesin bantu ialah semua mesin atau alat-alat di kapal,
yang digunakan untuk membantu supaya kapal dapat beroperasi secara terus
menerus (kontinue) dan aman, baik pada waktu kapal di laut maupun di
pelabuhan. Mesin-mesin bantu di kapal perikanan dikelompokkan menjadi :
1. Kamar mesin, yaitu semua pompa-pompa yang dipakai untuk memompa :
air pendingin, air minum, keperluan seniter, muatan zat cair, lensa dan
ballast, udara minyak dan lain-lain, dinamo-dinamo dan motor listrik
pemanas air pengisi dan saringan-saringan (filter) alat-alat penguap
(evaporator), alat-alat destilasi dan mesin pendingin.
2. Dek, yaitu mesin kemudi, mesin jangkar, peralatan untuk bongkar muat dan
lain-lain.
3. Mesin penangkapan, yaitu line hauler, power block, trawl winch dll
206
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
207
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
17. Pena torak atau pena kepala silang dan bantalan (6000 jam)
18. Pemandu dan sepatu kepala silang (6000 jam)
19. Pena torak kompressor dan bantalan (3000 jam)
20. Bantalan poros vertical (4000 jam)
21. Bantalan poros nok (4000 jam)
22. Penggerak poros nok (2000 jam)
23. Pompa bahan bakar (4000 jam)
24. Penggerak pompa bahan bakar (2000 jam)
25. Nosel atau katup bahan bakar dan pengatur waktu bahan bakar (500 jam)
26. Sambungan, bantalan, pegas pengatur /governor (4000 Jam)
27. Penggerak pengatur (4000 jam)
28. Torak dengan pendingin air atau minyak, paking, bantalan, sambungan bola
dan engsel (3000 jam)
29. Kepala dan jaket silinder (1000 jam)
30. Lubang pendinginan dalam torak (2000 jam)
208
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
209
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
terdesak ke atas sehingga kapal berbelok ke kiri. Maka sebaliknya kalau roda
kemudi di anjungan diputar ke kanan kapal akan berbelok ke kanan.
Mesin-mesin kemudi hidrolis selalu dilengkapi dengan 2 buah pompa agar
supaya kalau salah satu rusak, yang lain dapat dipakai, kemudian yang rusak
diperbaiki untuk cadangan. Perkembangan baru dari mesin kemudi hidrolis
adalah mesin kemudi rotasi. Pada sistem ini tidak dipakai silinder dan plunyer
untuk menggerakan atau memutar batang kemudi, tetapi dengan memakai
sistem rotasi.
3. Mesin Kemudi Listrik
Mesin kemudi listrik seperti namanya memakai sumber arus listrik sebagai
tenaga penggerak utamanya. Cara kerja mesin kemudi ini bekerja atas dasar
jembatan Wheatstone atau sistem Ward Leonard. Kalau roda kemudi di
anjungan diputar, maka kontak akan berpindah tempatnya ke kiri atau ke kanan
sesuai dengan arah putaran roda kemudi.
Misalkan setelah roda kemudi diputar ke dudukan kontak jadi tak seimbang
antara rheostat-rheostat anjungan dan kemudi sehingga terjadi arus listrik.
Adanya arus ini akan menimbulkan medan magnit pada generator, sehingga
generator ini mampu membangkit-kan arus listrik pula dan lagi arus listrik dari
generator membangkit-kan medan magnit pada generator, dimana sekarang
generator juga dapat menimbulkan arus listrik yang mampu untuk memutar
motor kemudi. Dan selanjutnya motor memutar cacing dan roda cacing serta
rondsel, yang akhirnya dapat menggerakan kwadran, batang daun kemudi dan
daun kemudi.
Sementara motor kemudi berputar, maka batang juga berputar, karena
hubungan roda-roda gigi kerucut, mengakibatkan kontak akan berpindah
tempatnya. Kalau kontak sudah bergerak sedemikian sehingga sesuai dengan
kedudukan kontak, maka akan terjadi
keadaan seimbang, sehingga arus antara kontak-kontak berhenti dan motor
kemudi juga akan berhenti dan kapal atau daun kemudi sekarang berkedudukan
membe-lok.
Untuk mengembalikan daun kemudi ke kedudukan tengah-tengah roda kemudi
harus diputar arah berlawanan dengan tadi, sehingga kontak akan kembali ke
tengah-tengah.
210
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
211
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
15.3.3.2. Keran
Keran-keran ini digunakan untuk bongkar muat muatan.
Keuntungan-keuntungan :
1. Mempunyai kapasitas yang lebih besar
2. Diperlukasn lebih sedikit personil
3. Selalu siap bisa dipakai.
4. Lebih mudah untuk melayani muatan pada dua palka yang berdekatan dan
dapat berputar 360 °
Kerugian-kerugian :
1. Biaya banyak dan konstruksi sulit
2. Tinggi angkatnya terbatas
3. Diperlukan tenaga yang mempunyai skill lebih tinggi
4. Perbaikan dan perawatan memerlukan lebih banyak biaya.
Kapasitas angkat beban dari keran-keran umumnya terbatas dari 1-5 ton, tetapi
untuk hal-hal yang khusus dapat dibuat lebih dari itu. Umumnya pada tiap
palka dipasang 2 keran.
Keran-keran di kapal biasanya sebagai tenaga penggerak dipakai motor listrik.
Karena keran listrik mempunyai daya guna yang tinggi maka keran ini banyak
dipakai kapal-kapal baru.
Macam-macam keran yang dipakai di kapal adalah :
1. Keran Balans
2. Keran dengan pilar yang tetap
3. Keran dengan pivet
4. Keran berjalan.
Pada keran-keran juga dilengkapi dengan rem tambahan, untuk mencegah
berputarnya keran karena sesuatu sebab pada waktu tidak dipakai.
212
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
213
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
6. Minyak lumas buruk, kotor, atau diencerkan oleh bahan bakar. Minyak
harus diganti baru ; hanya minyak yang diajurkan oleh pembuat mesin atau
yang telah diuji dan ternyata memuaskan yang boleh digunakan.
7. Saringan minyak lumas tersumbat. Saringan harus dibersihkan dan isinya
diganti kalau perlu.
8. Pompa minyak lumas aus. Pompa harus diperiksa dan bagian yang aus
diganti atau diperbaiki.
9. Pengaturan waktu injeksi bahan bakar tidak tepat. Pengaturan waktu harus
diperiksa dan dikoreksi menurut spesifikasi pembuat mesin.
10. Nosel bahan bakar terkarbonisasi (berkerak karbon). Nosel bahan bakar
harus dibersihkan dan pendinginannya diperiksa.
11. Menetes pasca (afterdribble). Katup nosel bahan bakar harus diperiksa
kalau macet, kalau pegas lemah. Dan bagian nosel aus.
214
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
215
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
15.4.7. Pemeriksaan
Terdapat beberapa langkah yang harus diambil sebelum menstart mesin diesel,
kususnya untuk pertama kali dan merupakan praktek yang baik untuk
melakukan kebiasaan yang harus selalu diikuti sebagai berikut:
1. Semua bagian yang bergerak dari mesin harus diperiksa untuk penyetelan
dan penyeragaman dan pelumasan yang baik. Ini mencakup katup, nok,
penggerak katup, pompa bahan bakar, sistem injeksi bahan bakar, pengatur
alat pelumas, pompa minyak dan pompa pendingin.
2. Seluruh mesin dan permesinan harus diperiksa kalau ada mur longgar, baut
patah sambungan longgar dan kebocoran packing, sambungan atau katup.
Adalah baik untuk diingat bahwa tidak satupun yang seharusnya ketat
ternyata longgar dan tidak satupun yang seharusnya bebas ternyata
seret/ketat (macet).
3. Seluruh perkakas dan peralatan harus diperiksa untuk memastikan tidak ada
yang tertinggal atau hilang, peralatan tersebut mungkin diperlukan segera
ketika mesin sedang berjalan, atau kalau salah letak dan ketinggalan diatas
mesin, mungkin dijatuhkan oleh getaran dan merusak beberapa bagian
yang bergerak.
4. Seluruh pipa dan katup untuk bahan bakar, minyak lumas , air dan udara
serta saluran harus diperiksa kalau tersumbat, kurang setelan, kebersihan
dan lain sebagainya; ketiadaan benda asing dalam sistem perpipaan harus
diperiksa dengan sangat berhati-hati kususnya kalau mesin telah lama tidak
bekerja atau baru saja dipasang. Dalam kasus yang terakhir dianjurkan
untuk menghembus keluar keseluruhan sistem perpipaan dengan udara
tekan.
5. Suatu pemeriksaan lengkap harus diberikan kepada sistem pelumasan untuk
memastikan bahwa minyak terdapat pada setiap tempat yang memerlukan,
bahwa alat pelumas dan semua bantalan yang diminyaki sendiri mempunyai
penyediaan minyak bersih cukup, bahwa semua mangkuk gemuk/grease
terisi. Alat pelumas harus diperiksa apakah pompanya berfungsi dengan
baik dan apakah jumlah pengalirannya cukup, serta diisi dengan minyak
sampai ketinggian cukup. Pompa pelumas manual harus diputar/ dipompa
dan titik yang mendapat pengaliran minyak harus dilumasi dengan baik.
Pastikan bahwa mesin akan menerima pelumasan yang baik pada saat
segera mulai berputar.
6. Sistem pendinginan harus diperiksa, dan kalau pompanya digerakan oleh
motor listrik, maka harus distart; saluran hisap harus dibuka untuk
memberikan air di dalam jacket mesin sebelun di start, jumlah yang tepat
dari sirkulasi air dapat diperiksa belakangan, sementara mesin dipanasi.
Kalau mesin mempunyai torak yang didinginkan minyak dengan minyak
pelumas yang dialirkan dengan pompa khusus ( lub. Oil priming pump) start
pompa minyak dan setel tekanan sampai sebesar yang dinyatakan pada plat
nama atau yang diberikan dalam buku instruksi dari pembuat mesin.
7. Sistem minyak bahan bakar harus diperiksa dalam segala hal, untuk
memastikan bahwa pipa bersih, pompa bekerja, dan terdapat penyediaan
216
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
bahan bakar didalam tangki. Pompa Injeksi bahan bakar kemudian harus
dipancing (primed), dan udara atau air dikeluarkan dari saluran keluar katup
atau nosel. Harus berhati-hati untuk tidak menekan bahan bakar terlalu
banyak kedalam ruang bakar atau silinder agar tidak mendapat tekanan
terlalu tinggi pada penyalaan pertama yang menyebabkan katup pengaman
meletup dan agar minyak bahan bakar tidak masuk kedalam penampungan
karter. Tetapi pompa bahan bakar harus cukup dipancing sedemikian rupa
sehingga setiap saluran pengeluaran terisi penuh sampai nosel. Tuas kendali
bahan bakar disetel terbuka lebar sehingga injeksi akan start segera. Kendali
pompa bahan bakar ditempatkan pada posisi “ ON”.
8. Katup pengaman yang biasanya dipasang pada tiap kepala silinder, harus
diperiksa, katup ini disetel untuk meletup pada kira-kira 750 sampai 1250
psi, tergantung pada tekanan maksimumun/angka dibo-lehkan dalam mesin.
Katup dihadapkan pada gas suhu tinggi dan mempunyai kecenderungan
untuk macet, pemeriksaan dapat dilakukan dengan menekan pegas
menggunakan batang pengungkit atau dengan melepas baut dan melepas
katup untuk diperiksa.
9. Mesin harus diputar satu atau dua kali kalau telah lama tidak beroperasi.
Untuk melakukan ini diperlukan untuk membuka kran indikatur atau katup
pengaman (compression relief) dan memutar mesin, baik dengan tangan
yang menggunakan batang yang dimasukan kedalam lubang yang ada pada
roda gila (fly wheel) ataupun dengan udara start. Kemudian kran pengaman/
indikator harus ditutup setelah mesin dalam kedudukan yang baik untuk di
start, yaitu satu silinder mempunyai katup udara start terbuka dan toraknya
kira-kira 10 derajat melampui TMA.
10. Udara start dalam tabung (tangki) harus diperiksa untuk mengetahui apakah
tekanannya cukup, kalau tidak harus diisi dengan menghidupkan motor
compressor udara start. Sistem pestart udara dari tangki sampai katup
pengendali utama start harus dibuka, setelah diperiksa bahwa katup
pengendali utama tertutup.
11. Beban mesin harus diputuskan, saklar harus dibuka kalau mesin
menggerakan generator, atau kopling harus berada dalam kedudukan netral.
15.4.8. Menghidupkan
Kalau sebelas point kegiatan persiapan telah diamati dan dilakukan, maka
penstarteran dengan udara start dapat dilaksanakan, dengan cara sebagai
berikut :
1. Katup penstarter udara utama dibuka dan batang penstarter diatur menurut
petunjuk yang diberikan (dalam buku petunjuk mesin)
2. Mesin harus diawasi; tidak boleh digunakan udara yang tidak diperlukan.
Pada tanda pertama dari pembakaran, udara harus dimatikan dan katup
ventilasi dibuka. Sebuah mesin dalam keadaan yang baik biasanya mulai
penyalaan diantara putaran kedua dan keempat dari poros engkol.
3. Kalau mesin gagal setelah empat atau lima putaran, berarti ada sesuatu yang
salah. Pemutaran tidak berguna dan mesin harus dihentikan.
217
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
4. Kalau tekanan udara penstarter terlalu rendah karena kebocoran pada sistim
perpipaan dan sambungan atau karena kegagalan mesin untuk start pada
percobaan pertama, maka pastikan untuk mengisi kembali tangki udara star
sampai pada tekanan yang dianjurkan. Apabila kompressor tidak
memungkinkan untuk dijalankan karena tidak ada listrik atau motor
penggerak kompressor cadangan, terdapat beberapa metode yang dapat
digunakan untuk memastikan tekanan udara penstarter yang diperlukan,
tetapi jangan sekali-kali menggunakan oksigen murni untuk kepentingan
start.
15.4.9. Pemanasan
Setelah mesin distart, sebelum dibebani harus dibiarkan tanpa kerja untuk
beberapa menit (sampai 5 menit) dan menjadi panas. Selama 5 menit ini
pengamatan berikut harus dilakukan:
1. Dengarkan apakah pembakaran seperti biasa dan urutan pengapian benar,
periksa semua silinder untuk pembakarannya, dan perhatikan kerja dari
pompa injeksi untuk mengetahui apakah semua beropersi dengan baik
2. Amati sistim air pendingin keseluruhan untuk mengetahui apakah pompa
bekerja dan terdapat air cukup; lihatlah apakah suhu air menanjak
dengan baik; dan atur aliran air untuk menyesuaikanya.
3. Amati tekanan pelumasan dan kerja dari alat pelumas, dan hitung jumlah
tetesan untuk operasi yang benar.
4. Periksa apakah ada silinder yang terlalu cepat panas yang menunjukan
adanya torak yang tidak terlumasi dan dengarkan kalau ada bantalan pena
torak atau pena engkol yang tidak terlumasi. Kalau ada bagian yang
bergerak yang tidak cukup mendapatkan pelumasan, dapat menimbulkan
kerusakan gawat.
5. Amati suara dan warna gas buang, untuk mengetahui keadaan yang baik.
Pengamatan ini harus diulangi setelah beban disambungkan. Warna gas
buang dapat bercerita banyak hal, yang akan ditunjukkan kemudian.
Tindakan pengamatan ini selama lima menit pertama setelah menstart harus
menjadi kebiasaan bagi operator mesin. Prosedur ini merupakan metoda yang
paling baik dan terandalkan untuk mencegah operasi yang tidak benar. Ini
didasarkan pada kenyataan bahwa mesin diesel memerlukan bukannya
perhatian banyak ataupun perhatian yang terus menerus, melainkan
memerlukan perhatian yang layak pada saat yang tepat. Juga didasarkan pada
kenyataan yang telah diketahui bahwa mesin diesel harus dioperasikan dengan
baik dalam lima menit atau terdapat satu kelainan yang harus ditemukan dalam
lima menit tersebut.
Tetapi, perlu dicatat bahwa pengamatan tertentu harus dilakukan meskipun
setelah periode pemanasan lima menit. Yaitu kalau terdapat kebocoran pada
jacket air, katup injeksi, katup udara, dan sebagainya, hal tersebut mungkin
tidak terlihat sampai pemuaian sepenuhnya dari bagian yang bersangkutan
terjadi setelah mesin beroperasi untuk waktu yang lebih lama dalam beban
normal. Tidak boleh ada kebocoran jenis apapun juga, kalau mereka tidak dapat
218
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
diperbaiki sementara mesin berjalan , mesin harus dihentikan dan tidak boleh
distart kembali sampai kerusakan diperbaiki.
15.4.10. Mematikan
Untuk menghentikan mesin dilakukan sebagai berikut :
1. Lepas beban pada mesin, dalam kasus mesin induk kopling yang
menghubungkan poros propeller sudah pada posisi netral, kalau untuk
pembangkit generator maka beban listrik sudah diputuskan.
2. Turunkan kecepatan putaran mesin sampai kecepatan terendah yang
masih bisa jalan langsam.
3. Gerakkan pengendali pompa bahan bakar ke kedudukan STOP dan tutup
katup penyedia bahan bakar.
4. Air pendingin dan minyak pendingin torak harus dibiarkan berjalan
setelah mesin berjalan sampai suhu keluar tidak lebih dari 5 sampai 10
derajat lebih tinggi dari suhu masuk. Ini mencegah panas lebih setempat
yang dapat menyebabkan endapan karat dalam jacket.
5. Kalau mesin harus dimatikan untuk jangka waktu yang lama, maka jacket
air harus dikuras seluruhnya untuk mencegah karat dalam cuaca dingin
juga melindungi jacket dari peledakan kalau air membeku.
6. Semua peminyakan tetes harus dimatikan, semua listrik harus diputuskan,
dan kopling diletakkan pada kedudukan netral.
219
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
220
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
15.5.3. Perawatan
Adapun jenis perawatan yang dilakukan untuk semua jenis perpipaan yang
disebutkan diatas adalah :
1. Mengecat dengan cat anti korosif. Pengecatan ini dimaksudkan untuk
memberikan lapisan anti karat atau korosif pada permukaan pipa.
2. Berikutnya adalah memberikan lapisan pipa yang telah dicat dengan cat anti
karat atau korosif dengan cat biasa (top coating).
3. Menghilangkan lapisan karat, diketok dengan palu, dibersihkan dengan
amplas untuk menghilangkan sisa kotoran yang terdapat pada permukaan
pipa, lalu dicat dengan cat anti karat dan cat biasa (top coating)
Adapun prosedur atau tindakan perawatan dalam pemasangan perpipaan sistem
remote kontrol di kapal adalah :
1. Beri perlindungan anti karat, hindari penimbunan aliran pada pipa
2. Hindari terbentuknya kantong-kantong udara
3. Hindari pemasangan pipa yang panjang dan lurus untuk mencegah tegangan
pada penghubung
4. Selesai pemasangan, pipa dibersihkan dari kotoran
5. Periksa kelonggaran sambungan
6. Periksa lampu-lampu indikasi
221
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
BAB 16
16.1. PERSIAPAN
Sebelum mengoperasikan peralatan otomatis, ada beberapa persiapan yang
harus dilakukan antara lain :
222
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
2. Mengetahui harga dan satuan yang dikehendaki dari sistem atau proses yang
dikendalikan (desired value/DV).
3. Mengetahui jenis alat ukur (instrumentation/measuring devis-ce) yang
digunakan sebagai penunjukkan harga sasaran yang diukur atau
dikendalikan (measured value/MV).
4. Mengetahui dan memahami membaca nilai atau harga yang ditunjukkan
oleh alat ukur tersebut.
5. Mampu membandingkan dan menghitung besar kecilnya deviasi yang
terjadi.
6. Mengetahui cara melakukan koreksi dan pengaturan perbaikan berdasarkan
hasil perbandingan antara nilai yang dikendalikan dengan nilai yang
dikehendaki tersebut.
16.1.2. Pemeriksaan
Pemeriksaan salah satu kegiatan yang wajib dilakukan sebelum kita
melaksanakan pengoperasian peralatan otomatis, antara lain :
1. Periksa sistem kelistrikan dan sumber tenaga.
2. Periksa sistem kontrol di anjungan
3. Periksa sistem alarm
4. Periksa sistem komunikasi antara anjungan dan kamar mesin
5. Periksa simulating dan test sistem
223
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
16.2.2. Di Anjungan
Kontrol peralatan otomatis yang terdapat di anjungan sebagai berikut ini :
1. Electronic Cubicle (Kotak elektronik)
2. Peralatan elektronik dari unit remote control otomatik dan catu daya yang
terkait, ditampung dalam switch gear.
3. Operation Panel (Panel-panel operasi)
4. Sistem remote kontrol otomatik dioperasikan dari sebuah panel pada konsol
di anjungan
5. Transmitter Remote Kontrol
6. Terpasang di dalam telegraph mesin di anjungan
7. Dua Transmitter Impuls
8. Proximity type switches untuk mendeteksi kecepatan baling-baling yang
sebenarnya.
9. Peralatan Pada Mesin Diesel
10. Sistem remote kontrol otomatik yang mengendalikan katup-katup
11. Engine Control Room
Tenaga penggerak utama kapal dan unit pendorong haluan (bow thruster) dapat
dikontrol dari anjungan. Pemakaian alat kontrol dianjungan mempunyai
keuntungan :
1. Pelaksanaan perintah dari anjungan waktu olah gerak akan lebih cepat dan
konsisten, sehingga pengoperasian kapal lebih lancar.
2. Memungkinkan untuk mengatur putaran mesin atau baling-baling lebih
akurat.
3. Masinis tidak harus berdiri pada handel olah gerak dan dapat lebih bebas
melakukan pemeriksaan semua peralatan di kamar mesin.
16.2.3. Klasifikasi
Sistem kontrol dapat diklasifikasikan berdasarkan:
224
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Umpan balik (feedback) adalah merupakan sifat dari sistem kontrol loop
tertutup yang memungkinkan keluaran dibandingkan dengan masukan
terhadap sistem sehingga aksi kontrol lebih akurat. Sehingga pada sistem ini
setiap perubahan nilai output mempengaruhi pengendalian. Contoh : sistem
mesin kemudi dan pengontrolan terhadap sistem pemanasan air.
16.2.3.2. Medianya
Jenis medianya terdiri dari :
1. Cara Pneumatik / Angin (Pneumatic control system)
2. Cara Hidrolik ( Hydrolic control system )
3. Kombinasi
Sistem kontrol ini bisa menggunakan kombinasi antara sistem kontrol hidrolik
dan elektrik maupun antara sistem kontrol pneumatik dan elektrik. Sehingga
otomatis sistem kontrol ini akan menggabungkan beberapa cara dari sistem
kontrol yang akan menyempurnakan keuntungan dari sistem kontrol ini (lebih
menguntungkan).
Tetapi tentunya faktor kerugiannya terdapat pada biaya didalam operasional
maupun perawatan dan penempatannya.
225
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
16.2.4.2. Menjalankan
Cara menjalankannya seperti di bawah ini :
1. Pindahkan tuas telegraph dari posisi stop ke posisi ahead atau astern.
2. Rate transmitter di set pada starting reference value.
Bila mesin diesel yang dijalankan dengan udara star melampaui batas putaran
yang ditetapkan cut off speed 1 akan menyebabkan katup solenoid start untuk
udara start akan de energize.
Bila mesin tidak berhasil dijalankan pada usaha start yang pertama, maka
proses yang dijelaskan di atas akan diulangi secara otomatik pada saat
kecepatan mesin turun di bawah nilai minimum.
16.2.4.3. Mematikan
Pindahkan tuas telegraph pada posisi off, hal ini menyebabkan katup selenoid
ahead atau astern akan de energize tanpa ditunda, selanjutnya tuas bahan bakar
bergerak ke posisi stop dan nilai refern kecepatan nol (zero speed reference
value) diajukan ke woodward governor.
226
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
pada setiap waktu. Pada saat terjadi keadaan darurat, pada saat kamar mesin
tidak dilayani secara langsung atau tidak ada yang jaga dikamar mesin , maka
mualim jaga memberitahu pada masinis jaga mengenai adanya hal yang tidak
beres di kamar mesin, tandanya berupa alarm dan tulisan pada panel (audio &
visual) pada panel monitor.
Hal tersebut mengharuskan kita untuk melakukan pembongkaran/pelepasan,
pembersihan, pengecekan, pengetes-an, dan lain-lain, sebagaimana mestinya.
Hal-hal yang harus diperiksa pada peralatan kontrol otomatis dapat dilahat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 13. Gangguan Pada Sistem Kontrol Elektrik Dan Cara Mengatasinya
Koil relay yang korsleting, putus Ganti dan isolasi instalasi kelistrikan
tidak bocor
Rusaknya sikat pada motor, kendor Bersihkan atau ganti sesuai kebutuhan
dan komutator yang kotor
227
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Tabel 14. Gangguan Pada Sistem Kontrol Hydrolik Dan Cara Mengatasinya
Ada udara dalam sistem hidrolik Buang udara yang ada didalam sistem
hidrolik
228
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Tabel 15. Gangguan Pada Sistem Kontrol Pneumatik Dan Cara Mengatasinya
229
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
BAB 17
MENGOPERASIKAN, MENJAGA DAN MERAWAT
SISTEM KELISTRIKAN KAPAL
Listrik adalah suatu aliran umum elektron dalam suatu arah, arah disebabkan
oleh suatu medan magnet yang disebut dengan Gaya Gerak Listrik (GGL).
Suatu arus listrik melalui suatu kawat aliran listrik atau penghubung listrik
lainnya dengan kecepatan yang sangat tinggi sekitar 300.000 km/ detik atau 7
kali mengelilingi bumi dalam satu detik .
Proses terjadinya listrik yaitu bila sebuah magnet disekitarnya terdapat garis-
garis gaya magnet yang bila dipotong oleh kumparan maka timbulah arus
listrik.
17.2.1. Generator
Generator atau disebut juga dynamo ialah sebuah pesawat yang merubah tenaga
mekanis menjadi tenaga listrik. Untuk tenaga penggerak atau tenaga mekanis
dapat dipakai motor pembakaran atau turbin.
230
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Dinamo pada pokoknya terdiri dari sebuah rotor atau jangkar (armature) yang
berputar didalam sebuah stator yang tinggal diam. Rotor terdiri dari sebuah
tromol. Pada tromol ini dililitkan sejumlah gulungan kawat yang diberi isolasi
antara satu sama lain. Gulungan kawat ini bergerak di dalam suatu medan
magnit, yang dibangkitkan dari suatu susunan magnit. Sebuah tromol dari rotor
terdiri dari susunan pelat-pelat besi lunak berbentuk bulat yang digabungkan
menjadi satu, tetapi diberi isolasi antara pelat yang satu dengan pelat yang lain.
Untuk mencegah terjadinya arus pusar atau eddy current. Pada rotor dibuat
alur-alur, untuk menempatkan gulungan kawat, ujung kawat ini dihubungkan
kepada pengumpul arus atau kolektor atau komutator.
Sedangkan pada stator merupakan suatu susunan kutub-kutub yang ditempatkan
pada rumah bentuk silinder. Kutub dengan rumah merupakan kesatuan yang
menyalurkan garis-garis gaya magnet. Kutub utara (u), melalui celah udara.
Rotor atau jangkar, celah udara, kutub selatan (s) dan rumah generator, kembali
ke kutub utara. Celah udara harus diusahakan sekecil mungkin agar kebocoran
garis-garis gaya pada celah udara juga sekecil-kecilnya.
Magnit pada kutub dibentuk atau dibangkitkan oleh gulungan kawat pada
sepatu kutub yang dialiri arus listrik. Juga terdiri dari pelat-pelat besi lunak
yang digabung jadi satu setelah diisolasi satu sama lain. Sedang gulungan kawat
dibuat atau dibentuk sesuai dengan ukuran sepatu kutub. Kemudian diikat dan
diberi lapisan isolasi atau lak.
Cara kerja generator adalah berdasarkan pada azas induksi listrik (electro
magnetic induction). Kalau sebatang kawat digerakkan sehingga memotong
suatu (garis gaya) medan magnit, maka pada kawat akan dibangkitkan gaya
gerak listrik (ggl) atau electro motive force(emf). Gaya gerak listrik (ggl) akan
menyebabkan timbulnya arus listrik yang mengalir pada kawat tadi dan ggl
yang timbul tergantung pada kuat medan magnit dan kecepatan kawat
memotong garis gaya. Makin kuat medan dan makin tinggi kecepatan gerakan
kawat, makin tinggi tegangan yang timbul.
Hubungan antara arah gerakan kawat dengan arah yang timbul adalah sesuai
dengan kaidah atau ketentuan tangan kanan. Yaitu kalau telapak tangan kanan
kita hadapkan kearah kutub utara atau tegak lurus garis gaya dan keempat jari
kita luruskan maka ibu jari yang tegak lurus pada jari-jari lain menunjukkan
arah arus yang dibangkitkan pada kawat tersebut. ( Cat. Editor : ket. diatas
tertulis dua kali dgn halaman berikutnya)
Ada dua jenis generator pembangkit arus listrik, yaitu generator arus searah dan
generator arus bolak-balik. Generator di kapal umumnya menggunakan arus
bolak-balik, yang menggunakan arus searah hanya sedikit.
231
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Gambar.17.1. Generator
232
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Seperti terlihat dari Gambar 17.2, kedudukan kutub U dari magnet adalah
sedemikian rupa, bahwa garis-garis gaya magnet telah memotong kawat,
sehingga pada kawat akan timbul arus listrik yang arahnya menuju kita, sesuai
dengan hukum tangan kanan yang telah kita pelajari. Apabila magnet berputar
lagi sejauh 180º ke kanan seperti Gambar b, sekarang garis-garis gaya pada
kutub S yang memotong kawat, dan sesuai dengan hukum yang sama, arah arus
listrik sekarang akan meniggalkan kita.
Demikian seterusnya apabila magnet berputar terus, pada kawat akan selalu
timbul arus listrik yang arahnya bolak-balik sesuai dengan kedudukan kutub-
kutubnya. Kalau sekarang kawat dibuat agak panjang dan kemudian
dibengkokkan sehingga seperti Gambar c, maka ternyata bahwa sesuai dengan
keterangan di atas, setiap putaran magnet, arah arus juga akan berbalik, hal itu
dapat dilihat apabila pada ujung-ujung kawat dihubungkan dengan
galvanometer, yaitu pada setengah putaran pertama jarum galvanometer
misalnya bergerak kearah kanan, dan pada setengah putaran berikutnya jarum
akan bergerak ke kiri. Inilah merupakan dasar cara kerja dari sebuah generator
arus bolak-balik, atau disebut juga alternator.
Pada generator harus ada alat-alat pelindung agar kerusakan pada generator
dapat dihindari, adapun alat-alat pelindung tersebut adalah :
1. Reverse Power Relay (RPR)
Yaitu relay yang dapat memutuskan penghubung utama jika generator
menerima daya listrik, sehingga generator dicegah untuk bekerja sebagai motor
listrik. Hal ini sering terjadi ketika memparalelkan dua buah generator, dimana
generator yang akan diparalelkan memiliki frekuensi lebih rendah atau kedua
generator itu belum sinkron. Selain itu alat pelindung ini bekerja ketika
memasukkan sumber listrik dari luar dimana generator dalam keadaan mati,
tetapi penghubung utama masih terhubung.
2. Over Current Relay (OCR)
Yaitu untuk melindungi generator dari beban lebih. Kelebihan arus pada
rangkaian relay akan menggerakkan mekanisme pemutus penghubung utama
sehingga terlepas dari beban.
3. Under Voltage Relay (UVR)
Yaitu suatu pelindung yang menggunakan arus searah untuk kemagnetan pada
tuas penghubung utama, pegas yang terdapat pada tuas berusaha untuk
memutuskan penghubung utama, tetapi karena tenaga magnet listrik
mengimbangi gaya pegas maka penghubung utama tidak merubah posisinya.
Apabila tekanan yang diberikan kepada magnet listrik berkurang, maka gaya
magnet menjadi lemah dan tuas penghubung utama terlepas sehingga pegas
akan memutuskan penghubung utama.
17.2.2. Accu
Aki ialah suatu alat yang digunakan untuk mengubah energi kimia menjadi
energi listrik. Sering dianggap accu adalah alat penyimpan listrik, hal ini kurang
tepat. Yang benar adalah bahwa accu alat penyimpan energi kimia. Accu
233
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
tersusun dari sel-sel, setiap sel terdiri dari satu pelat atau kutub positif dan satu
kutub negatif. Jadi accu merupakan gabungan dari dua buah sel atau lebih dan
membentuk sebuah “batteray” atau bateray-bateray berarti gabungan alat yang
sejenis dan membentuk satu kesatuan.
Accu merupakan alat yang penting pada sistim listrik di kapal, karena aki bukan
saja merupakan sumber tenaga cadangan, kalau terjadi gangguan pada sistem
listrik dari generator, tetapi aki juga dipakai untuk keperluan sehari-hari.
Accu dapat dengan segera mensuplai energi listrik setiap saat diperlukan, dan
inilah merupakan kelebihan dari aki terhadap alat lain sebagai sumber energi
cadangan siap pakai, sehingga Solas 1960 memberikan pengakuan penuh,
bahwa aki sumber tenaga siap pakai merupakan kebutuhan yang esensial bagi
kapal-kapal samudera.
17.2.2.1. Jenis-Jenis Accu
Jenis-jenis accu atau bateray dibedakan menjadi dua jenis, antara lain :
1. Bateray primer, yang dapat mengeluarkan arus listrik (discharge), sebagai
contoh, baterai kering.
2. Baterai sekunder, yang dapat mengeluarkan atau menerima arus listrik ke
dan dari luar. Artinya setelah baterai tersebut mengeluarkan arus dan dalam
keadaan hampir kosong (discharge), kemudian dapat diisi (charge) kembali,
sampai keadaan kembali seperti semula. Sebagai contoh : accu pada mobil.
7% x Jumlah Amper-Jam
Jadi, misalnya sebuah aki mempunyai kapasitas 100 AH, besarnya arus yang
diperlukan waktu mengisi ialah : 7/100 X 100 = 7 A
1. Pemakaian Aki Di Kapal
Pemakaian aki kapal dapat dibagi dalam 3 katagori sebagai berikut :
a. Peralatan Darurat atau Siap Pakai
234
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Aki segera akan bekerja secara otomatis atau manual apabila terjadi
gangguan pada generator kapal. Sebagai contoh :
1) Penerangan darurat umum
2) Penerangan darurat kamar mesin
3) Kemudi darurat
4) Pintu kedap air
5) Penjalan (starting) generator darurat
6) Sekoci
7) Gyro kompas
b. Peralatan Kerja Sehari-Hari
Aki juga digunakan sebagai sumber tenaga untuk keperluan sehari-hari :
1) Penerangan kapal untuk kapal kecil
2) Untuk penjalan motor diesel
c. Sistim Tegangan Rendah
Disini aki dipakai untuk memberikan daya listrik tegangan rendah misalnya:
1) Radio transmiter dan penerima
2) Direction finder
3) Alat-alat sounding
4) Telapon
5) Jam kapal
6) Lampu panggilan untuk steward dan lain-lain
235
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Papan hubung utama merupakan pusat dimana arus listrik dapat dibagi-bagi dan
diatur untuk keperluan seluruh kapal. Papan hubung utama dipasang dikamar
mesin, sedekat mungkin dengan pesawat pembangkit listrik (generator) antara
papan hubung dan generator dihubungkan oleh saluran atau kabel induk. Pada
papan hubung kabel induk ini dibagi-bagi atau dibuat saluran-saluran cabang
yang terpisah-pisah dan merupakan grup-grup. Setiap grup diberi saklar dan
sekring atau fuse.
236
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
237
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
238
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
239
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
17.3.2.1. Saklar
Alat penghubung ialah alat untuk munghubungkan dan atau memutuskan aliran
listrik dari sumber listrik ke alat pemakai listrik. Alat penghubung yang paling
sederhana ialah sklar (switch), yang biasa terdapat pada alat-alat pemakaian di
rumah tangga seperti pada lampu senter, lampu rumah, tombol TV dan lain-
lain. Saklar yg biasa digunakan untuk instalasi penerangan adalah saklar putar
satu kutub.
Besar kecilnya alat penghubung ini tergantung pada besar kecilnya arus yang
akan mengalir melalui alat penghubung ini.
Cara pengoperasian penghubung juga beragam, dengan :
240
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
241
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
17.3.2.5. Relay
Relay adalah suatu perangkat listrik yang terdiri dari sebuah koil untuk meng-
aktifkan kontak-kontak dan beberapa kontak listrik untuk menghubungkan arus.
Relay banyak digunakan untuk rangkaian kendali jarak jauh atau untuk
rangkaian kerja otomatis (kerja monoton). Prinsip kerjanya sama dengan prinsip
kerja magnetik contactor dimana terdapat magnetic coil (MC). Bedanya, pada
relay tidak ada kontak utama melainkan seluruhnya merupakan kontak bantu
dan bentuknya lebih kecil dari pada magnetic contactor. Jenis kontaknya juga
sama yaitu jenis kontak “a” dan kontak “b”, hanya jumlahnya jauh lebih
banyak.
17.3.2.6. Timer
Timer adalah seperti relay mempunyai sebuah koil dan beberapa kontak.
Bedanya adalah bahwa timer dapat mengaktifkan kontaknya berdasarkan waktu
(rangkaian R-L-C) yang dapat di setel.
Jenis kontak adalah sama yaitu kontak “a” dan ”b” tapi waktu kerjanya
berbeda, ada yang kontaknya yg terlambat (on delay) atau putusnya yang
terlambat (off delay) dan ada yang tetap kontak selama aktif lalu putus dan
kontak lagi saat non aktif. Otomatisasi pengoperasian listrik banyak
menggunakan timer dan relay.
242
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
243
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
244
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
245
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
dimatikan terlihat lampu T kembali terang normal besama lampu S dan R. Ini
berarti ada kebocoran isolasi pada kelompok GSP yg dimatikan. Selanjutnya
pencarian dilakukan dengan cara yang sama pada peralatan yang dilayani oleh
GSP yang dicurigai. Hubungkan GSP yang dicurigai, lalu matikan penghubung
beban MC satu persatu hingga diketahui bahwa ketika MC tersebut dimatikan
terlihat lampu T dan lainnya kembali ke terang normal. Ini berarti ada
kebocoran isolasi pada alat/peralatan/grup yang dilayani oleh MC yang
dimatikan tersebut. Dalam hal ini bila MC3 dimatikan maka motor-3 tidak akan
membocorkan T melalui badan kapal hingga ke lampu bumi.
1. Saklar Pembatas (Limit Switch)
Limit Switch adalah suatu saklar mekanik yang diaktifkan oleh gaya dari
komponen yang bergerak atau komponen yang digerakkan oleh alat lain
atau fluida. Fungsinya adalah untuk menghentikan sistem operasi listrik
penyebab gerakan alat tersebut sehingga tepat pada batas maksimumnya.
Gerak yang mencapai batasnya akan menggerakkan nok (cam) atau tuas
yang dapat memutuskan hubungan listrik
2. Flow Switch
Floating Switch adalah jenis saklar yang diaktifkan oleh aliran fluida.
Biasanya alat ini dipasang pada suatu sistem yang mengharuskan adanya
aliran fluida terlebih dahulu sebelum pesawat lainnya dapat beroperasi.
Kontak penghubung pada Floating Switch dapat digunakan untuk
membunyikan bel dan menghidupkan lampu alaram atau dapat juga
dirangkaikan pada sistem interloking terhadap pengoperasian alat
berikutnya.
17.5. PERAWATAN
Perawatan pada sistem kelistrikan kapal diantaranya adalah :
246
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
247
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
248
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
249
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
BAB 18
250
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
18.2.1. Penguapan
Tekanan cairan refrigeran diturunkan atau dijatuhkan tekanannya pada katup
ekspansi dan didistribusikan secara merata ke dalam pipa evaporator. Dalam hal
tersebut refrigeran akan menguap dan menyerap kalor dari produk atau udara
ruangan yang diserap melalui permukaan luar pipa evaporator. Apabila udara
didinginkan maka air yang ada di dalam udara akan mengembun pada
permukaan evaporator, cairan refrigeran diuapkan secara berangsur-angsur
karena menerima kalor sebanyak kalor laten penguapan, selama mengalir di
dalam setiap pipa evaporator.
18.2.2. Kompresi
Kompresor menghisap uap refrigeran dari pipa-pipa evaporator, tekanannya
diusahakan supaya tetap rendah, agar refrigeran senantiasa dalam keadaan uap
yang bertemperatur rendah. Di dalam kompresor, tekanan refrigeran dinaikkan,
sehingga memudahkan pencairannya kembali. Energi yang diperlukan untuk
kompresi diberikan oleh motor listrik yang menggerakkan kompresor. Jadi
dalam proses kompresi energi diberikan pada uap refrigeran. Pada waktu uap
refrigeran dihisap masuk ke dalam kompresor, temperaturnya masih rendah,
tetapi selama proses kompresi berlangsung temperaturnya naik.
18.2.3. Pengembunan
Uap refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi pada akhir kompresi
dengan mudah dicairkan melaui pendinginan dengan air pendingin (atau dengan
udara pendingin pada sistem dengan pendingin udara) yang ada pada
temperatur normal. Dengan kata lain, uap refrigeran menyerahkan panasnya
(kalor laten pengembunan kepada air pendingin atau udara pendingin) di dalam
kondensor sehingga mengembun dan menjadi cair di dalam kondensor. Dari
kondensor cairan refrigerant mengalir ke katup ekspansi selanjutnya terjadi
jatuh tekanan
18.2.4. Ekspansi
Untuk menurunkan tekanan dari refrigeran cair (tekanan tinggi) yang dicairkan
di dalam kondensor, supaya dapat mudah menguap, maka digunakan alat yang
dinamakan katup ekspansi. Cairan refrigeran mengalir ke evaporator,
tekanannya turun dan menerima kalor penguapan dari udara, sehingga
251
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
252
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
253
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
stage. Dilihat dari sisi pompa minyak pelumas (oil pump), cylinder low stage
terdapat pada sisi kanan kompresor (Gbr.2) Ruangan suction dan crankshaft
dihubungkan dengan sebuah lubang penyeimbang tekanan berdiameter 12 mm.
Lubang lain berdiameter 5 mm yang terletak dibagian bawah ini ruangan gas
suction dan ruang crankshaft yang berfungsi untuk mengalirkan minyak
pelumas yang kembali dari evaporator dan mencegah terjadinya buih.
254
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
255
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Presure Gauge
Gelas Penduga
256
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
5. Terus buka kran ekspansi pendingin palka dan kran ekspansi ruang
pembekuan.
257
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Selang Pengisian
Regulator
Tabung Amonia
258
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
259
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
260
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
2. Tutup katup ekspansi dan buka filter dryer dan cabut saringan didalamnya
untuk di bersihkan
3. Mengganti saringan dengan yang baru karena usia pakai sudah lama
4. Tambahkan silica gell apabila di perlukan
5. Pasang kembali filter dryer dengan sempurna dan dapat dihidupkan
kembali.
261
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
11. Setelah selesai hidupkan kembali kompresor dan buka kran inlet dan outlet
refrigran dari kondensor.
1. Harian
Pemeliharaan harian adalah pemeliharaan yang dilakukan oleh operator mesin
setiap hari baik saat jaga atau tidak. Kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Mengoperasikan kompresor sesuai dengan buku petunjuk dan mengamati
selama pengoperasian unit refrigerasi tersebut, kemungkinan ada kelainan-
kelainan yang terjadi dalam pengoperasian.
262
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
b. Mengisi buku journal unit yang tersedia, masukkan bagian-bagian dari pada
unit refrigerasi tersebut.
c. Membersihkan kompresor dan minyak serta tetesan air es yang
menempelkan pada unit.
d. Memeriksa aliran pendingin untuk kompresor.
e. Memeriksa jumlah minyak pelumas dengan cara melihat pada gelas
penduga yang terdapat pada penutup ruang engkol.
f. Memeriksa suhu air laut sebagai media kompresor pada thermometer yang
terdapat pada aliran pendingin yang masuk dan keluar dari kompresor.
g. Pemeriksaan baut yang kendor, semua baut yang kendor harus
dikencangkan sesuai dengan buku petunjuk yang ditetapkan.
2. Mingguan
Dalam Pemeliharaan Mingguan ini berlangsung pada pemeriksaan dan
pemeliharaan harian Meliputi:
a. Memeriksa sambungan-sambungan kelistrikan pada motor penggerak
kompresor dan alat pengamannya.
b. Memeriksa suara kompresor untuk mendeteksi apabila terjadi gangguan
atau kerusakan.
c. Mengontrol sambungan perpipaan pada kompresor, kemungkinan ada
kebocoran akibat korosi atau karat. Pemeriksaan kebocoran dilakukan
dengan menggunakan air sabun, kalau ada kebocoran akan terjadi
gelembung udara pada titik kebocoran.
3. Bulanan
Pemeliharaan bulanan dalam jangka panjang meliputi :
a. Penggantian minyak pelumas, meskipun minyak pelumas terpakai belum
mencapai waktu yang ditentukan karena sudah tidak memenuhi syarat maka
harus diganti.
b. Mengganti saringan minyak pelumas.
c. Memeriksa tegangan tali transmisi (v-belt), apabila v-belt dalam keadaan
kendor, tali kipas akan selip pada pulley-nya sehingga akan mengakibatkan
getaran pada tali kipas dan bunyi yang mengganggu.
4. Tahunan
Pemeliharaan tahunan dilakukan tiap tahunnya antara lain:
a. Pemeriksaan dan pembersihan semua relay, starter dan instalasi listrik.
b. Memeriksa saluran pendingin.
c. Memeriksa klep hisap dan klep tekan kompresor.
d. Memeriksa bagian dalam kompresor seperti ring piston, piston, cylinder
liner, metal dan lain-lain.
263
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
264
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
hanya setelah digunakan. Jadi belilah minyak pelumas dengan kualitas yang
baik dan sudah dikenal pada agen/distributor resmi. Janganlah membeli
minyak pelumas hanya karena harganya murah.
Faktor penting adalah kekentalan minyak pelumas terhadap kenaikan
temperatur, Titik cair bawah (low pour point) dan titik nyala tinggi (high flash
point). Setelah dibeli, minyak pelumas harus disimpan pada tempat yang
terhindar dari kontaminasi benda asing seperti air dan debu, karena minyak
pelumas yang demikian dapat menyebabkan keausan dan karat pada kompresor
pada saat minyak pelumas digunakan.
265
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
266
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
11. Lepaskan pengikat pin seal bearing pada piston dengan menggunakan tang
lancip
12. Lepaskan pin piston dan bearing dengan pipa pendorong yang di pukul
dengan palu secara perlahan-lahan
13. Periksa pin dan bearing piston, dari pada kerusakan pada bagian tersebut
14. Ganti pin dan bearing piston dengan yang baru
15. Pasang kembali dengan urutan kebalikan dari pembongkaran.
267
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
268
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
BAB 19
19.1.1. Menggerinda
Caranya adalah :
1. Letakan benda pada penahan yang tedapat pada dudukan gerinda.
2. Tempelkan benda pada batu gerinda yang berputar sedikit demi
sedikit dan gerakan benda ke kiri dan ke kanan.
19.1.2. Mengikir
Caranya adalah :
1. Bahan yang diikat pada ragum hanya boleh menonjol sedikit, supaya
bahan tidak bergetar dan tidak berbunyi.
2. Bahan diikat ditengah-tengah ragum.
3. Pasang alat bantu lempeng apitan apabila perlu.
4. Pegang kikir dengan baik.
5. Kalau ringan cukup telunjuk dan ibu jari pada ujung kikir.
6. Kikir ditekan waktu gerakan ke depan, waktu gerakan ke belakang
tidak perlu ditekan.
7. Waktu gerakan, kikir jangan terlepas dengan bahan yang dikikir.
8. Gerakan kikir pelan-pelan kira-kira 50 – 60 kali permenit.
9. Gerakan kikir mendatar terhadap bahan.
19.1.3. Menggergaji
Bertujuan untuk memotong bahan sesuai dengan ukuran yang kita
inginkan. Cara menggergaji sebagai berikut ini :
1. Bahan diikat pada ragum.
2. Potong bahan jangan terlalu jauh dari ragum.
3. Pasang alat bantu lempeng apitan apabila perlu.
4. Pasang mata gergaji, gigi-giginya mengarah ke depan.
5. Mata gergaji terhadap bahan membentuk sudut.
6. Gerakan gergaji pelan kira-kira 50 – 60 kali per menit.
7. Gerakan gergaji kedepan ditekan.
8. Mata gergaji harus dipakai seluruh panjangnya.
9. Bahan ditahan apabila mau putus.
Tap digunakan untuk membuat atau memperbaiki ulir dalam mur, dengan
cara :
1. Pasang tap pada besi puntir yang dapat di stel.
2. Pertama menggunakan tap pendahuluan.
3. Masukan tap pendahuluan pada mur.
4. Putar besi puntir pelan, bolak-balik sampai lancar.
5. Kedua menggunakan tap menengah dan tap akhir.
6. Untuk memperbaiki ulir mur tidak selalu harus memakai ketiga-
tiganya.
7. Hasil ulir dapat dicocokan dengan pengukur ulir .
19.1.5. Pelengkeng
Pelengkeng gunanya untuk memperbesar lubang yang berbentuk tirus
atau bulat. Caranya :
1. Pelengkeng di stel sesuai dengan besar lubang yang dikehendaki
setahap demi setahap.
2. Pelengkeng dimasukan lurus kedalam lubang.
3. Putar pelengkeng ke kanan pelan-pelan dan beraturan.
4. Gunakan alat bantu besi puntir yang dapat distel
19.1.6. Pahat
Gunanya untuk memotong atau meratakan bahan pekerjaan, caranya:
1. Bahan yang akan dipotong diberi tanda/digaris
2. Bahan diikat pada ragum atau di letakan pada landasan (bangku
tempa).
3. Untuk memotong bahan pada ragum pahat membentuk sudut.
4. Untuk memotong bahan pada bangku tempa, pahat tegak lurus
terhadap bahan.
5. Waktu memahat tiap pukulan hendaknya pahat diangkat.
6. Perhatikan ujung mata pahat.
3. Centre punch dipegang agak miring menjauh dari mata dan letakan
ujungnya tepat pada tanda.
4. Kemudian centre punch ditegakan (tegak lurus) baru dipukul kuat.
19.1.8. Plong (hole punch)
Gunanya membuat gelang-gelang penyekat dan membuat gelang-gelang
packing. Caranya :
1. Bahan yang akan dilubangi di beri tanda.
2. Bahan diletakan pada landasan yang lunak (kayu).
3. Gunakan alat plong yang sesuai ukurannya, kemudian ditekan sampai
masuk sedikit (berbekas).
4. Gunakan alat plong dengan ukuran yang lebih kecil dan dipukul
sampai berlubang.
5. Baru ambil lagi alat plong yang sebenarnya kemudian dipukul sampai
bolong.
5. Lakukan proses lasan pada jalur line las dengan metoda gerakan datar
6. Posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja (baja plat) sekitar
60-75 derajat. Atur jarak antara elektroda dan benda kerja setinggi
diameter elektroda.
7. Lakukan membersihkan dengan mengetok palu ketok pada lasan dan
chek hasil lasan tersebut sehingga kerak las (flux) terbuang.
8. Bersihkan dan rapihkan peralatan las apabila sudah selesai digunakan.
Diameter Elektroda
No Ampere (A)
(mm)
1 1,5 30 - 45
2 2,5 40 – 70
3 3,2 75 – 100
4 4 125 – 150
5 5 140 – 175
6 6 175 - 225
2. Buka keran asitiline pada torc welder sedikit saja, kemudian beri api
di ujung nozel (korek api), sehingga menyala pada ujungnya. Hindari
terjadi nyala balik akibat proses pembukaan penyalaan yang salah.
3. Setel kedua keran, sehingga membentuk nyala busur api di ujung
nozel dan sesuaikan bahan yang akan dilas.
4. Proses pengelasan sudah dapat dimulai.
19.2.4.5. Tahapan Melakukan Proses Las
1. Persiapan (chek kondisi tekanan tabung oksigen dan isi tabung
aitiline).
2. Siapkan benda kerja yang akan di las
3. Nyalakan pembakar, atur busur nyala api : netral (perbandingan 1:1).
4. Pegang batang pembakar pada posisi 60º – 70º dan kawat pengisi las
30º - 40º terhadap permukaan benda yang akan di las.
5. Panaskan bagian yang akan dilas mulai dari pinggir hingga timbul
kawah las.
6. Arahkan nyala busur api pada suatu tempat, jarak inti nyala sekitar 2-
3 mm di atas bahan.
7. Dorong pelan-pelan dengan gerakan zig-zag / melingkar nyala busur
api sekaligus kawat pengisi las agar terjadi sambungan bahan yang di
las.
8. Lakukan membersihkan dengan mengetok palu ketok pada lasan dan
chek hasil lasan tersebut sehingga kerak las (flux) terbuang.
9. Bersihkan dan rapihkan peralatan las (tutup keran pada kedua tabung)
apabila sudah selesai digunakan.
dilihat atau cahaya tampak dan yang tidak tampak. Cahaya atau sinar
yang berbahaya bagi pekerja las dan disekitarnya adalah :
1. Sinar Ultraviolet
2. Cahaya tampak
3. Sinar Inframerah
Karena hal ini maka pencegahan terhadap bahaya dari cahaya harus
diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
19.3.4.1. Ventilasi
Tujuan dari ventilasi adalah untuk membuang debu dan asap serta gas
sehingga udara di dalam ruang kerja tetap bersih dan nyaman. Untuk ini
ada dua pelaksanaan yaitu ventilasi seluruh gedung dan ventilasi tempat
kerja. Ventilasi seluruh gedung dapat dilaksanakan dengan mudah apabila
atapnya rendah. Tetapi bila atapnya tinggi gas dan asap telah bercampur
dengan udara sehingga diperlukan suatu sistim ventilasi yang lebih rumit.
Dengan demikian lebih baik digunakan ventilasi setempat.
Dalam ventilasi setempat debu asap dan gas yang baru terbentuk segera
dihisap ditempat terjadinya dan dibuang keluar. Sebelum dibuang
biasanya debu asap dipisahkan lebih dahulu dengan menggunakan alat
pemisah dan penampung debu yang bekerja berdasarkan filter, listrik,
energi enersia, gaya tarik bumi, gaya sentrifugal dan getaran suara.
19.3.5.1. Menggerinda
Peralatan keselamatan kerja yang digunakan antara lain adalah :
1. Kenakan kaca mata pelindung.
2. Kenakan sarung tangan.
3. Siapkan air untuk pendingin.
19.3.5.2. Mengelas
Peralatan keselamatan kerja yang digunakan antara lain adalah :
1. Kenakan kaca mata las / kedok las.
2. Kenakan sarung tangan.
3. Pakaian kerja kancingnya jangan terbuka.
4. Jauhkan barang-barang yang mudah terbakar.
5. Tempatkan APAR disekitarnya.
19.3.5.3. Membubut
Peralatan keselamatan kerja yang digunakan antara lain adalah :
1. Kenakan kaca mata pelindung.
19.4.1. Persiapan
Sebelum melakukan pekerjaan membubut supaya mengenakan atau
mempersiapkan alat bantu dan pelindung keselamatan kerja, antara lain :
1. Kaca mata pelindung.
2. Memasang lampu penerangan.
3. Lengan baju kerja digulung.
Dengan jalan mengatur lengan pengatur, yang terdapat pada kepala diam.
Putaran poros utama (n) dapat dipilih. Harga putaran poros utama
umumnya dapat dibuat peringkat, dengan aturan yang telah distandarkan,
misalnya 630, 710, 800, 900, 1000, 1120, 1250, 1400, 1600, 1800 dan
2000 putaran permenit (rpm). Untuk mesin bubut dengan putaran motor
variabel, ataupun dengan sistim transmisi variabel, kecepatan putaran
motor utama tidak lagi bertingkat melainkan berkesinambungan (cotinue).
Pahat dipasang pada dudukan pahat dan kedalaman potong (a) diatur
dengan menggeser peluncur silang melalui roda pemutar (skala pada
pemutar menunjukkan selisih harga diameter, dengan demikian
kedalaman gerak transisi bersama-sama dengan kereta dan gerak
makannya diatur dengan lengan pengatur pada rumah roda gigi. Gerak
makan (f) yang tersedia pada mesin bubut bermacam-macam menurut
tingkatan yang telah distandarkan, misalnya 0,01, 0,112, 0,125, 0,14,
0,16. ……………….
Elemen dasar dari proses bubut dapat diketahui atau dihitung dengan
menggunakan rumus yang dapat diturunkan dengan memperhatikan
gambar di bawah. Kondisi pemotongan ditentukan sebagai berikut :
Benda kerja
Do = diameter mula, satuannya mm
Dm = diameter akhir, satuannya mm
lt = Panjang permesinan, mm
Pahat
kf = Sudut potong utama,
satuannya derajat.
Vo = Sudut geram, satuannya
derajat.
Mesin bubut
£ = Kedalaman potong, mm
a = (do – dm ) / 2 mm
f = gerak makan; mm
n = putaran poros utama ; mm
1. Pasang benda yang akan dibubut pada catokannya.
2. Periksa kelurusan benda yang akan dibubut, dan distel sampai
mendapat kelurusan yang baik.
3. Tentukan pahat yang akan dipakai.
4. Tentukan putaran mesin bubut.
5. Selalu diukur sampai sesuai dengan yang diinginkan.
6. Saat membubut harus selalu memperhatikan benda yang dibubut.
BAB 20
Yang dimaksud dengan dinas jaga diatas kapal adalah seorang atau
sekelompok orang yang pada periode tertentu bertugas menjaga dan
bertanggung jawab atas kondisi kapal dan kelancaran pekerjaan
operasional kapal yang sedang dilakukan. Bagi awak kamar mesin,
khususnya perwira mesin atau masinis, dinas jaga mesin adalah salah satu
tugas yang harus dilakukan pada waktu-waktu yang sudah ditentukan.
Bertugas dinas jaga berarti menjaga semua peralatan permesinan, baik
yang ada di kamar mesin maupun yang ada diluar mesin, terutama yang
sedang beroperasi. Tujuan utamanya adalah semua mesin tetap beroperasi
dengan normal, serta menjaga keselamatan kapal dan lingkungan laut.
Untuk para perwira mesin telah ditetapkan jam-jam jaganya, termasuk
tugas apa saja yang harus dilakukan selama waktu jaganya. Perlu digaris-
bawahi, perwira jaga mesin adalah penanggung jawab jaga dan bertindak
untuk dan atas nama Kepala Kamar Mesin. Biasanya Perwira Jaga mesin
dibantu rating tugas jaga dimana mereka tidak dibenarkan untuk bertugas
sendiri tanpa ada perwira jaga pada jam tugas mereka. Bisa saja semua
pekerjaan dilakukan oleh rating tugas jaga, tetapi tanggung jawabnya
tetap pada perwira atau masinis jaga.
Ini harus benar-benar dipahami oleh petugas dinas jaga, sehingga setiap
akan melakukan sesuatu, harus sepengetahuan atau seijin perwira mesin
jaga.
Sedangkan untuk Rating yang ikut membantu Perwira Jaga Mesin juga
harus memiliki sertifikat kompetensi sebagai bawahan yang ambil bagian
dalam tugas jaga di kamar mesin, atau yang ditunjuk untuk ikut bertugas
jaga secara berkala, dan sudah berumur tidak kurang dari 16 tahun, dan:
1. Telah menyelesaikan tugas belajar di institusi yang diakui, termasuk
pelatihan dikapal selama 6 bulan,
anjungan agar dapat diambil tindakan yang perlu. Dalam kondisi ini,
jika yang mengetahui kejadiannya pertama kali adalah rating, maka
rating dinas jaga harus melaporkan dulu kepada perwira dinas jaga.
Jika tidak dapat menemukan dengan segera, dapat segera langsung
melapor ke Kepala kamar mesin dan anjungan.
5. Dalam hal kejadian darurat tersebut diatas, jika terpaksa dan dianggap
penting, baik rating maupun perwira jaga dibenarkan untuk
melakukan setiap tindakan untuk menanggulanginya, dan
melaporkan segala ikhwalnya kepada Kepala kamar mesin dan
anjungan segera sesudahnya.
6. Komunikasi dan saling meminta informasi antara pengganti dan yang
akan digantikan adalah hal yang sangat baik dan perlu dibiasakan
setiap saat pada waktu serah terima.
Selanjutnya petugas dinas jaga juga perlu mengetahui prosedur-prosedur
sewaktu menerima dan atau menyerahkan tugas dan bagaimana
rinciannya.
Jika semua sudah “beres” dan pihak pengganti “puas”, maka tugas jaga
diserahkan tepat pada saat atau jam pergantian jaga.
NO WAKTU PETUGAS
Biasanya setiap Masinis atau perwira mesin dibantu oleh rating dinas jaga
(Juru Minyak atau Oiler) tertentu yang ditunjuk.
Dalam prakteknya, tugas ini termasuk dan dimulai sejak aba-aba atau
perintah dari nakhoda yang populer disebut “One Hour Notice” atau
OHN, (Peringatan Satu Jam) untuk manouvre (mengolah gerak).
Mengolah gerak kapal adalah salah satu kegiatan kapal yang penting,
yang harus dilakukan, yaitu kegiatan kapal sewaktu:
1. Berangkat dari suatu pelabuhan
2. Tiba di suatu pelabuhan
3. Berlabuh jangkar
4. Berpindah dari suatu lokasi ke lokasi lain dalam area pelabuhan, baik
dari dermaga ke dermaga lain atau ke lokasi berlabuh jangkar dan
sebaliknya.
Perintah ONH adalah perintah nakhoda kepada seluruh awak kapalnya
agar mulai mempersiapkan semua peralatan dan permesinan untuk
manouver.
Mengolah gerak dianggap selesai jika nakhoda sudah mengeluarkan
perintah “Finish With Engine” atau FWE (Selesai Mesin).
Perintah satu jam (OHN) ini harus ditindaklanjuti sesuai prosedur-
prosedur yang telah ditetapkan untuk seluruh bagian, baik dek, mesin
maupun katering dan radio. Semua awak kapal yang terlibat langsung
dalam kegiatan manuver harus mulai melaksanakan prosedur persiapan,
standby, pelaksanaan olah gerak dan lain-lain, hingga selesai.
Sesudah semuanya beres, dan berjalan sesuai yang ditetapkan, maka tugas
selanjutnya barulah dianggap sebagai “tugas jaga laut”.
Tugas pokok selama pelayaran adalah pengawasan atas jalannya mesin
induk dan mesin-mesin lain yang dioperasikan dan menjaga agar tetap
dalam keadaan “normal”.
Pekerjaan rutin selama tugas jaga laut, antara lain meliputi:
1. Menghitung jumlah pemakaian bahan bakar, minyak pelumas, serta
mencatat pemakaian-pemakaian lain yang dilakukan selama tugas
jaga.
2. Mengawasi jumlah dan temperatur bahan bakar didalam tangki
harian, mencerat dan menambah jika dianggap perlu, demikian juga
dengan tekanan pompa-pompa bahan bakar, serta kondisi saringan-
saringannya. Jika perlu saringan dibersihkan.
3. Mengawasi jumlah dan temperatur serta tekanan minyak pelumas
dalam sistem, menambah jika perlu dan melakukan penyesuaian-
penyesuaian seperlunya, termasuk saringan-saringannya.
Kondisi pengoperasian kapal tidak pernah sama, dan selalu berbeda dari
satu waktu ke waktu lain, dari satu lokasi ke lokasi lain. Demikian juga
dengan kondisi cuaca dilaut yang tidak selamanya cerah dan sangat
tergantung pada musim dan atmosfir yang selalu berubah.
Demkian juga dengan lokasi dimana kapal berada pada suatu saat, tidak
pernah sama dan bahkan sering berubah cepat dan sangat berlawanan
dengan kondisi sebelumnya.
Untuk menghadapi hal-hal tersebut, perlu kewaspadaan tinggi dari
seluruh awak kapal, termasuk awak kamar mesin. Nakhoda dan/atau
perwira dinas jaga dianjungan akan memberitahukan keadaannya dan
meminta kewaspadaan dinas jaga dikamar mesin untuk sewaktu-waktu
melakukan tindakan yang perlu jika terjadi keadaan tidak terduga.
Berikut beberapa kondisi yang memerlukan perhatian khusus.
Dalam keadaan ini kapal perlu membunykan suling untuk memberi tanda
bagi kapal-kapal lain yang berada disekitarnya.
Tergantung jenis suling kapal, tetap memerlukan “energi” yang harus
disediakan oleh kamar mesin. Ada suling elektrik, ada yang
menggunakan udara bertekanan tinggi, dan ada juga yang memerlukan
uap untuk membunyikannya. Semuanya harus disiapkan dari kamar
mesin.
Selain itu, jika terjadi kejadian yang tidak dapat dielakkan, misalnya
tubrukan, atau nyaris tubrukan, mesin induk harus dapat segera
dioperasikan seperti dalam kondisi manouvre dan sewaktu-waktu distop
dan dihidupkan kembali. Untuk menyiagakan mesin induk dalam kondisi
manouver ini, berati mesin-mesin bantu tertentu harus disiapkan atau
dijalankan.
Secara singkat, dalam kondisi jarak pandang dilaut terbatas, banyak
kejadian yang mungkin terjadi, dan kewaspadaan yang tinggi dari setiap
petugas jaga, sangat diperlukan. Yang jelas, dalam kondisi jarak pandang
terbatas disuatu wilayah, dimana kapal berlayar, tugas jaga laut berubah
menjadi tugas jaga seperti halnya kapal dalam keadaan olah gerak atau
manuver, baik untuk bagian dek maupun untuk bagian mesin.
Jika memang membahayakan, biasanya KKM akan berada dikamar
mesin, memimpin sendiri dalam penjagaan mesin.
Jika kapal berada didaerah dimana ada angin topan atau taifun, dan
dimana kapal selalu oleng baik kekiri-kanan maupun kedepan-belakang,
maka para petugas jaga harus waspada dan mengikat semua benda-benda
lepas yang mungkin bisa jatuh atau bergeser.
Mesin induk harus dijaga agar tetap jalan, dan putarannya harus diatur
semikian rupa, sehingga akibat kapal oleh, dan beban mesin induk juga
selalu berubah dari minimum yang tiba-tiba melebihi maksimum, mesin
tetap berjalan dengan risiko kecepatan kapal berkurang dan dibawah
normal. Keselamatan kapal akan terancam jika mesin induk tiba-tiba mati
sendiri dan kemungkinan bencana lain timbul akibat kapal tidak dapat
dikendalikan. Termasuk dalam situasi darurat adalah jika terjadi
tumpahan minyak dari kapal ke laut.
20.6.5. Kandas/Tenggelam
Kapal kandas dapat terjadi di perairan dangkal atau diatas karang. Usaha
pertama jika kapal kandas adalah penyelamatan kapal agar terbebas dari
kandas. Namun hal ini sangat berisiko, yaitu jika akibat kandas, pelat
dasar kapal bocor, dan air laut masuk kekapal. Hal ini dapat
mengakibatkan kapal tenggelam karena masuknya air laut ke kapal.
Oleh karena itu, jika kapal mengalami kandas, maka pertama-tama yang
harus dilakukan adalah memastikan ada tidaknya kebocoran kapal yang
mengakibatkan air laut masuk kedalam ruang kapal. Untuk ini, biasanya
semua tangki dasar di “sounding”, yaitu diukur isinya dengan meteran
sounding.
Hal yang sama juga dilakukan dilantai dasar kamar mesin, petugas jaga
harus segera memeriksa semua tangki-tangki dibawah kamar mesin,
termasuk got-got yang biasanya dasarnya berhubungan langsung dengan
air laut. Jika air laut bertambah digot-got kamar mesin, berarti ada
kebocoran pelat dasar kapal dibawah kamar mesin. Harus dilakukan
tindak yang tepat agar kebocoran tidak meluas, dan air yang masuk
kekamar mesin harus segera dibuang ke laut menggunakan pompa got
(bilge pump) atau pompa dinas umum (GSP – General Srvice Pump).
Jika kebocoran tidak bisa diatasi, harus segera dilaporkan ke KKM dan
Nakhoda untuk dilakukan tindakan-tindakan lain yang lebih efektif, atau
keputusan lain yang memungkinkan.
Jika semua usaha penyelamatan ternyata tidak berhasil, tindakan dan/atau
keputusan terakhir adalah meninggalkan kapal (abandon ship) yang akan
dikeluarkan oleh Nakhoda.
Salah satu tugas yang harys dilaksanakan oleh petugas dinas jaga adalah
membuat laporan tertulis yang harus diisikan ke dalam buku-buku atau
formulir-formulir yang sudah disiapkan. Salah satu yang terpenting
adalah Buku Harian Kamar Mesin (dibagian Dek Buku Harian Kapal)
yang harus diisi dan ditandatangani oleh Perwira Dinas Jaga. Dikapal
buku ini dikenal dengan Loog book, dimana buku ini harus disyahkan dan
distempel oleh Pejabat Pelabuhan (Syahbandar atau Adminisrator
Pelabuhan) setempat, paling kurang satu bulan sekali, dimanapun kapal
ini berada. Sesuai ketentuan undang-undang, semua loog book harus di-
eksibitum atau disyahkan oleh Syahbandar dan disetempel.
Selain log book, laporan-laporan lain yang harus diisi oleh Perwira Dinas
Jaga adalah:
1. Abstract Log (Laporan bulanan) dan/atau laporan perjalanan (voyage
report) yang harus dilaporkan ke kantor pusat setiap bulan. Isinya
adalah kutipan dan ringkasan log book dan laporan-laporan lain yang
diperlukan perusahaan.
2. Laporan Tengah Hari (Noon Report), laporan yang harus dibua oleh
KKM setiap tengah hari (jam 12.00 siang) selama kapal berada dalam
pelayaran, yang isinya disamping posisi kapal, juga kecepatan,
putaran mesin, pemakaian bahan bakar dan air tawar, minyak
pelumas, stok pada saat tengah hari dan lain-lain.
4. Sisa bahan bakar dikapal dan pemakaian bahan bakar (Fuel Used and
Remaining stock) yang biasanya diisi oleh Masnis II atau KKM,
setelah sesaat sebelumnya dilakukan pengecekan bahan bakar
disemua tangki-tangki simpan, termasuk tangki dasar, settling, tangki
harian dan lain-lain.
5. Pemakaian minyak lumas dan sisa / stok (Lub Oil Used and
Remaining Stock) yang diisi oleh Perwira Mesin yang bertugas untuk
itu setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan yang seksama setiap
harinya.
Kesiapan fisik dan mental bagi mereka yang bertugas dinas jaga, juga
diatur dalam Aturan STCW 95 Bab VIII, yaitu:
1. Semua orang yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas jaga sebagai
perwira dinas jaga dan/atau sebagai rating yang ambil bagian dinas
jaga harus diberi waktu istirahat paling sedikit 10 jam setiap hari.
2. Jam-jam istirahat ini hanya boleh dibagi paling banyak menjadi dua
periode istirahat, yang salah satunya paling sedikit tidak kurang dari 6
jam.
3. Persyaratan untuk periode istirahat yang diuraikan diatas tidak harus
diikuti jika berada, atau terjadi kondisi-kondisi mendesak
belum pernah naik kapal, apalagi menjadi awak kapal. Yang jelas dan
perlu dipahami adalah, tugas-tugas jaga dikapal sangat berbeda dengan
apa yang biasa dilakukan dalam tugas-tugas didunia industri yang
lokasinya di darat.
Kapal mempunyai ciri yang sangat khas. Kecuali selalu berada diatas air
dan mengapung, pekerjaan dikapal tidak mengenal jam kerja yang tetap
seperti halnya didarat. Kapal harus beroperasi 24 jam sehari, dan tidak
boleh ada kelambatan. Sedikit kelambatan sangat mempengaruhi kinerja
atau performa kapal, termasuk para awak kapal yang mempunyai
tanggungjawab seperti petugas jaga.
BAB 21
Baja yang mengandung karbon antara 0,70 s/d 1,5 %. Baja karbon ini
banyak digunakan untuk keperluan pembuatan alat-alat konstruksi
yang berhubungan dengan panas yang tinggi atau dalam
penggunaannya akan menerima dan mengalami panas, misalnya
landasan, palu, gergaji, pahat, kikir, mata bor, bantalan peluru, dan
sebagainya.
Berdasarkan penggunaan baja dapat diklasifikasikan dalam dua grup yaitu
baja konstruksi dan baja perkakas. Baja kontruksi termasuk kontruksi
bangunan dan kontruksi mesin. Baja kontruksi bangunan umumnya
mengandung karbon sampai 0,3 % dengan kekuatan tarik dan batas
regang rendah serta tidak dapat dikeraskan. Sedangkan baja mesin
umumnya memiliki kadar karbon berkisar 0,3 s/d 0,6 %, mempunyai
kekerasan yang lebih besar, kekuatan tarik dan batas regang agak tinggi
serta dapat dikeraskan.
Kedua grup baja di atas masih digolongkan lagi menjadi baja yang tidak
dipadu, baja paduan rendah dan baja paduan tinggi, yaitu :
1. Baja yang tidak dipadu mengandung 0,06 s/d 1,5 % karbon, dengan
sedikit mangan (Mn), silisium (Si), fosfor (P), dan belerang (S).
2. Baja paduan rendah mengandung 0,06 s/d 1,5 % karbon dengan
tambahan 5 % bahan paduan.
3. Baja paduan tinggi mengandung 0,03 s/d 2,2 % karbon dengan lebih
dari satu bahan paduan sebanyak 5 % atau lebih.
itulah besi tuang ini disebut black heart. Oleh karena strukturnya terdiri
atas temper karbon dan ferrite, maka menjadi lunak dan ulet. Besi
tuang tempa black heart sering digunakan dalam industri mobil karena
campuran antara sifat tuangan tahan getaran dan dapat dikerjakan
dengan mesin.
3. Besi tuang tempa white heart dibuat dari besi tuang putih yang
berkadar silisium rendah. Dalam proses pembuatannya besi tuang putih
ini dipanaskan hingga temperatur + 1000 C selama 100 jam dan
dihubungkan pada bahan oksidasi, seperti misalnya bijih besi merah
atau hemetit (Fe2O3). Selama proses pemanasan, karbon pada
permukaan tuangan dioksidasikan oleh bijih hematite dan akan hilang
sebagai gas karbon dioksi (CO2). Sesudah prose ini selesai pada bagian
yang tipis hanya akan mengandung ferrit dan pada bagian pecahan
akan memberikan warna besi putih yang disebut white heart. Proses
pembuatan besi tuang tempa white heart ini cocok untuk mengerjakan
bagian-bagian tipis yang dikehendaki keuletan tinggi.
4. Besi tuang keras dibuat dari besi kasar kelabu yang memiliki kadar
silisium yang tinggi antara 1,5 – 5,5 % dan kadar mangan yang rendah.
Besi tuang keras mempunyai lapisan luar yang tahan aus dan sangat
keras, tetapi bagian inti kurang keras dan kenyal. Pada proses
pembuatannya, benda tuang didinginkan secara cepat pada bagian
luarnya, sedangkan bagian intinya didinginkan secara perlahan-lahan.
Untuk memperoleh kecepatan pendinginan yang besar pada bagian
luar prose penuangan dilakukan dengan cara menuang ke dalam
cetakan yang terbuat dari logam seluruhnya.
5. Dengan cara pendinginan seperti ini benda tuang memperoleh lapisan
luar yang terdiri atas besi tuang putih dan bagian inti yang terdiri atas
baja tuang campuran sampai ferrit. Besi tuang keras banyak dipakai
untuk pembuatan rol pada mesin cetak, mesin gilingan padai, dan
mesin penggiling karet.
jumlah perlit. Apabila kadar karbon lebih besar dari 0,8 %, baja tuang ini
akan terdiri atas perlit dan sementit yang terpisah, kadar karbon yang
lebih tinggi akan menambah jumlah semenit.
Sifat-sifat yang khas dari baja tuang adalah kalu kandungan karbon
bertambah kekuatannya bertambah, sedangkan perpanjangannya
meningkat dan nilai tahan benturan berkurang, serta sukar di las.
Penambahan mangan akan memberikan kekuatan tarik yang lebih tinggi.
Penormalan akan memberikan butir-butir halus dan meningkatkan batas
regang dan kekuatan tariknya.
Perbaikan sifat-sifat baja tuang akan sangat nyata apabila kadar
karbonnya lebih tinggi. Apabila baja tuang ditemper pada suhu 6500 C
setelah dilunakkan, maka batas mulur dan kekuatan tariknya akan
menurun sedangkan perpanjangan dan pengecilan luasnya lebih baik.
mempunyai bentuk dua buah kerucut yang berdiri satu di atas yang lain
pada alasnya. Pada bagian atas adalah tungkunya yang melebar ke bawah,
sehingga muatannya dengan mudah meluncur kebawah dan tidak terjadi
kemacetan. Bagian bawah melebar ke atas dengan maksud agar
muatannya tetap berada di bagian ini.
Dapur tinggi dibuat dari susunan batu tahan api yang diberi selubung baja
pelat untuk memperkokoh konstruksinya. Dapur diisi dari atas dengan
alat pengisi. Berturut-turut dimasukkan kokas, bahan tambahan (batu
kapur) dan bijih besi. Kokas adalah arang batu bara yaitu batu bara yang
sudah didestilasikan secara kering dan mengandung belerang yang sangat
rendah sekali. Kokas berfungsi sebagai bahan bakarnya dan
membutuhkan zat asam yang banyak sebagai pengembus. Agar proses
dapat berjalan dengan cepat udara pengembus itu perlu dipanaskan
terlebih dahulu di dalam dapur pemanas udara.
Batu kapur sebagai bahan tambahan gunanya untuk mengikat abu kokas
dan batu-batu ikutan hingga menjadi terak yang dengan mudah dapat
dipisahkan dari besi kasar. Terak itu sendiri di dalam proses berfungsi
sebagai pelindung cairan besi kasar dari oksida yang mungkin
mengurangi hasil yang diperoleh karena terbakarnya besi kasar cair itu.
Batu kapur (CaCO3) terurai mengikat batu-batu ikutan dan unsur-unsur
lain.
Terak yang keluar dari dapur tinggi dapat pula dimanfaatkan menjadi
bahan pembuatan pasir terak atau wol terak sebagai bahan isolasi atau
sebagai bahan campuran semen.
Besi cair yang dihasilkan dari proses dapur tinggi sebelum dituang
menjadi balok besin kasar sebagai bahan ancuran di pabrik penuangan,
perlu dicampur dahulu di dalam bak pencampur agar kualitas dan
susunannya seragam. Dalam bak pencampur dikumpulkan besi kasar cair
dari bermacam-macam dapur tinggi yang ada untuk mendapatkan besi
kasar cair yang sama dan merata. Untuk menghasilkan besi kasar yang
sedikit mengandung belerang di dalam bak pencampur tersebut
dipanaskan lagi menggunakan gas dapur tinggi.
itu baru zat arang yang terbakar. Pada saat udara mengalir melalui besi
kasar udara membakar zat arang dan campuran tambahan sehingga isi
dapr masih tetap dalam keadaan encer.
Setelah lebih kurang 20 menit, semua zat arang telah terbakar dan terak
yang terjadi dikeluarkan. Mengingat baja membutuhkan karbo sebesar 0,0
sampai 1,7 %, maka pada waktu proses terlalu banyak yang hilang
terbakar, kekurangan itu harus ditambah dalam bentuk besi yang banyak
mengandung karbon.
Dengan jalan ini kadar karbon ditingkatkan lagi. dari oksidasi besi yang
terbentuk dan mengandung zat asam dapat dikurangi dengan besi yang
mengandung mangan.
Udara masih dihembuskan ke dalam bejana tadi dengan maksud untuk
mendapatkan campuran yang baik. Kemudian terak dibuang lagi dan
selanjutnya muatan dituangkan ke dalam panci penuang. Pada proses
Bessemer menggunakan besi kasar dengan kandungan fosfor dan
belerang yang rendah tetapi kandungan fosfor dan belerang masih tetap
agak tinggi karena dalam prosesnya kedua unsur tersebut tidak terbakar
sama sekali.
Hasil dari konvertor Bessemer disebut baja Bessemer yang banyak
digunakan untuk bahan konstruksi. Proses Bessemer juga disebut proses
asam karena muatannya bersifat asam dan batu tahan apinya juga bersifat
asam. Apabila digunakan muatan yang bersifat basa lapisan batu itu akan
rusak akibat reaksi penggaraman.
Proses lain untuk membuat baja dari bahan besi kasar adalah
menggunakan dapur Siemens Martin yang sering disebut proses Martin.
Dapur ini terdiri atas satu tungku untuk bahan yang dicairkan dan
biasanya menggunakan empat ruangan sebagai pemanas gas dan udara.
Pada proses ini digunakan muatan besi bekas yang dicampur dengan besi
kasar sehingga dapat menghasilkan baja dengan kualitas yang lebih baik
jika dibandingkan dengan baja Bessemer maupun Thomas.
Gas yang akan dibakar dengan udara untuk pembakaran dialirkan ke
dalam ruangan-ruangan melalui batu tahan api yang sudah dipanaskan
dengan temperatur 600 sampai 9000 C. dengan demikian nyala apinya
mempunyai suhu yang tinggi, kira-kira 18000 C. gas pembakaran yang
bergerak ke luar masih memberikan panas kedalam ruang yang kedua,
dengan menggunakan keran pengatur maka gas panas dan udara
pembakaran masuk ke dalam ruangan tersebut secara bergantian
dipanaskan dan didinginkan.
Bahan bakar yang digunakan adalah gas dapur tinggi, minyak yang
digaskan (stookolie) dan juga gas generator. Pada pembakaran zat arang
terjadi gas CO dan CO2 yang naik ke atas dan mengakibatkan cairannya
bergolak, dengan demikian akan terjadi hubungann yang erat antara api
dengan bahan muatan yang dimasukkan ke dapur tinggi. Bahan tambahan
akan bersenyawa dengan zat asam membentuk terak yang menutup cairan
tersebut sehingga melindungi cairan itu dari oksida lebih lanjut.
Setelah proses berjalan selama 6 jam, terak dikeluarkan dengan
memiringkan dapur tersebut dan kemudian baja cair dapat dicerat. Hasil
akhir dari proses Martin disebut baja Martin. Baja ini bermutu baik
karena komposisinya dapat diatur dan ditentukan dengan teliti pada
proses yang berlangsung agak lama.
Lapisan dapur pada proses Martin dapat bersifat asam atau basa
tergantung dari besi kasarnya mengandung fosfor sedikit atau banyak.
Proses Martin asam teradi apabila mengolah besi kasar yang bersifat asam
atau mengandung fosfor rendah dan sebaliknya dikatakan proses Martin
basa apabila muatannya bersifat basa dan mengandung fosfor yang tinggi.
tambahan baja bekas. Hasil akhir dari proses ini adalah baja oksi yang
bermutu sangat baik karena pengaruh buruk dari unsur udara tidak ada.
Oleh karena itu baja oksi baik sekali digunakan sebagai bahan pembuatan
konstruksi dan komponen-komponen mesin, seperti : poros, baut, pasak,
batang penggerak dan lain-lainnya.
21.6.1. Kalibrasi
Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan metrologi merupakan persyaratan
dasar pengendalian mutu. Timbangan dan alat ukur berat lainya, standar
untuk mengukur temperatur, tekanan, volume, viskositas, sifat listrik dan
optik memerlukan perhatian khusus.
Mesin uji untuk menentukan tegangan, regangan, keuletan, impak,
kekerasan, dan fatik memerlukan kalibrasi ulang oleh pembuat peralatan
tersebut atau oleh ahli yang berwenang.
Semua peralatan uji dan standar harus memiliki sertifikat, laporan atau
lembaran data yang mengesankan tanggal, ketelitian dan kondisi
kalibrasi. Selain itu harus dicatat pelaksanaan kalibrasi terakhir, tanggal
kalibrasi dan kapan kalibrasi ulang berikutnya harus dilaksanakan.
Mesin uji tarik harus dikalibrasi dan diberi sertifikat oleh perusahaan
pembuatnya, titik tera disegel. Kalibrasi ulang peralatan uji biasanya
dilakukan 1 tahun sekali dan diberi label.
1. Pengujian tarik
2. Pengujian tekan
3. Pengujian keuletan
4. Pengujian kekerasan
5. Pengujian melar
6. Pengujian kelelahan
7. Pengujian keausan
BAB 22
MENGGAMBAR TEKNIK
22.1.4. Pensil
Dalam menggambar teknik, pensil gambar masih sangat memegang
peranan, ada beberapa macam merk pensil yang terdapat di pasaran, yang
mempunyai tingkat kekerasan berbeda-beda. Tingkat kekerasan ini dibagi
menjadi 3 golongan dengan lambang hurup B (lunak), F/HB (sedang)
dan H (keras), lihat Tabel .dibawah ini
4H 3H 2B
5H 2H 3B
6H H 4B
7H F 5B
8H HB 6B
9H B 7B
22.1.5. Rapido
Sejenis pensil yang berisi tinta cina. Kertas gambar yang menggunakan
pensil rapido khusus, yaitu kertas kalkir. Ukuran ujung rapido dapat
dikenali dari warna ujung tutup pensil tersebut.
Ungu 0.13
Merah 0.18
Putih 0.25
Kuning 0.35
Biru 0.7
Hijau 1.4
Abu-abu 2.0
Rapido harus dirawat secara baik, bila telah selesai digunakan bersihkan
dengan air biasa, jangan menggunakan minyak atau air panas.
22.1.6. Penghapus
Digunakan untuk menghilangkan garis pada gambar akibat goresan pensil
maupun tinta yang tidak perlu atau terjadi kesalahan penggambaran pada
kertas. Ada 3 macam penghapus yaitu penghapus karet (ruby erasen),
penghapus karet balok (artgun) dan mesin penghapus secara elektrik.
22.1.7. Kertas
Ada beberapa macam jenis kertas gambar yang sering dipakai, seperti
kertas gambar putih (untuk gambar yang menggunakan pensil), kertas
kalkir (untuk gambar yang menggunakan tinta/rapido), kertas film dan
lain-lain. Kertas gambar tersebut juga mempunyai ukuran yang telah
distandarkan, lihat Tabel di bawah ini.
A0 841 x 1189
A1 594 x 841
A2 420 x 594
A3 297 x 420
A4 218 x 297
A5 148 x 210
A6 105 x 148
22.2.1. Garis
Dalam peraturan gambar mesin, ditentukan oleh gabungan bentuk dan
tebal garis. Macam-macam garis dan penggunaannya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Garis arsir
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXY
Tipe B tegak (1/10 h)
Contoh :
1234567890
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
Tipe B miring (1/10 h)
Contoh :
1234567890
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
Standar ukuran huruf dan angka diambil sebagai dasar ukuran huruf besar
dengan ketinggian h (2.5, 3.5, 5, 7, 10, 14, 20 mm) tergantung
perbandingan ukuran gambar teknik yang dibuat.
22.2.2.2. Arsir
Dipergunakan untuk membedakan gambar potongan dari gambar
pandangan dengan jenis garis tipis, dengan miring 45º terhadap garis
sumbu atau garis gambar. Jarak garis arsir disesuiakan dengan besarnya
gambar. Tidak boleh terlalu jarang atau rapat dan harus sama besar untuk
mendapatkan gambar yang baik dan rapi. Jarak arsir harus lebar bila
bidang yang diarsir besar, rapat bila bidang gambar kecil. Agar gambar
kerja jelas, arsiran dari bagian yang berdampingan harus dibedakan
sudutnya. Untuk gambar pandangan tidak boleh di arsir.
Garis ukur diusahakan horizontal pada bagian bawah garis gambar benda
kerja.
matahari langsung, karena pada suhu yang lebih tinggi, pembusukan akan
berjalan lebih cepat.
23.1.2 Penyortiran
Sebelum jaring diangkat ke atas dek, semua peralatan yang nantinya
bersentuhan dengan ikan hendaknya dicuci bersih terlebih dahulu.
Setelah ikan sampai di dek, bersihkan segala kotoran yang ikut terjaring
(yang besar-besar), agar meminimalkan kontak fisik dengan kotoran yang
dapat membuat proses pembusukan.
Kemudian, cuci ikannya dengan cara menyemprotkan air laut sampai
segala kotoran yang kecil seperti lumpur, rumput laut dan binatang-
binatang yang tidak dimanfaatkan, terpisah dari ikan.
23.1.2.2 Penyiangan
Sedangkan penyiangan ikan antara lain ditentukan dari ukuran badannya.
Ikan-ikan kecil seperti lemuru atau kembung, tentu saja tidak perlu
disiangi sebab mudah rusak.
Lain halnya dengan ikan kakap, yang kulitnya (terutama dinding perut)
relatif lebih kuat. Penyiangan bermanfaat uuntuk mempertahankan mutu
ikan adalah dengan mengenyahkan sumber pembusukannya yang
merupakan sumber alami bakteri. Sumber alami bakteri terdapat pada :
1. Lapisan lendir di permukaan kulit
Pada ikan-ikan besar, misalnya ikan tuna, cara membersihkan atau
menghilangkan lapisan lendir yang terdapat di seluruh permukaan
tubuh ikan adalah dengan cara menyapunya dengan menggunakan
karet busa (spon) yang telah dibasahi air bersih. Menyapu ataupun
Segala peralatan, papan-papan, dan rak dalam palka harus bersih sebelum
ikan disusun. Sisa-sisa es dari perjalanan sebelumnya harus dibuang
habis, oleh karena es sisa itu banyak sekali mengandung bakteri
pembusuk. Ikan yang dihimpun dalam es kotor akan membusuk lebih
cepat dari pada ikan yang disimpan dalam es bersih.
5. Perlakuan dalam palka
Perlakuan yang utama adalah bahwa setibanya ikan dalam palka, harus
cepat-cepat didinginkan dan suhu dipelihara pada 0°C hingga ia
dilabuhkan. Juga penting untuk mencegah tumpukan ikan dari penularan
pada bagian-bagian yang kotor dan mencegah rusaknya ikan akibat
himpitan dan gencetan.
itu lima kali lebih cepat pada 100C dibandingkan dengan pada suhu es
meleleh (00 C).
2. Susunan ikan tidak boleh terlalu tinggi sehingga ikan pada dasar peti
bakal tergencet,dan peti harus cukup panjang agar ikan besar tidak
membengkok dalam peti.
3. Peti-peti yang terletak pada dasar susunan harus ditaruh di atas balok
ganjal agar ia berjarak dari lantai palka,dan ruangan-ruangan udara
antara balok-balok ganjal diisi dengan es.
Dalam menggunakan peti dan menyusunnya diperhatikan pokok-pokok
berikut :
1. Peti-peti harus bersih sebelum dimuat ikan.
2. Peti tidak boleh terlalu besar/ berat agar dapat ditangani oleh 1 atau 2
orang saja baik di laut maupun di darat.
3. Isi peti dan tanggal harus dicatat pada tiap peti pada saat
penyusunan,dan diatur pembongkarannya agar urut usia isi peti.
4. Peti-peti harus mempunyai liang-liang pembuangan (drain holes)
yang disiapkan sedemikian rupa agar air lelehan tidak menggenang
dalam peti. Yang ideal,air itu jangan merembes kedalam peti yang
berada dibawahnya, biarpun perencanaannya sulit, setidak-tidaknya
air rembesan harus mengalir kesamping peti yang di bawahnya, tidak
merembes langsung ke dalam peti.
5. Peti harus terbuat dari material yang mudah dibersihkan dan tidak
berpengaruh terhadap kondisi lingkungan dan tidak merusak
terhadap ikan. Peti harus kokoh agar tahan handling di kapal,dan
cocok diperlakukan dengan alat-alat mekanis untuk pembongkaran
dan handling di pangkalan, oleh karena satu dari keunggulan
pemetian di laut adalah bahwa ikan dapat dibongkar dan ditranspor
di darat dalam peti yang sama, yang berarti menghindari praktek
biasa yaitu pemindahan ikan dari 1 peti ke peti lainnya.
6. Peti-peti tempat hasil perikanan, sebaiknya seragam dalam desain
dan ukuran sehingga dapat digunakan fasilitas sentral untuk
membersihkan, menyimpan dan mendisribusi peti-peti tersebut
sampai tujuan.
7. Cara pemetian hasil perikanan termasuk cara yang sangat
memuaskan, daya himpunnya (stowage rate) mencapai 2,7 m3/ton
berarti jauh lebih besar dari 2 cara sebelumnya.
23.3.1. Pendinginan
Banyak cara untuk menurunkan suhu ikan segar. Cara paling sederhana
adalah menutupi ikan dengan terpal atau karung basah (dengan
menguapnya air pada terpal, suhu ikan akan turun). Cara lain yaitu,
pengesan (dalam keranjang berlapis daun pisang segar atau dalam cool
box), perendaman dengan air atau air laut yang didinginkan (iced sea
water atau refrigerated sea water = RSW) atau penyimpanan dalam
kamar dingin (cool room).
Dalam penanganan ikan segar, dikenal satu istilah penting yang disebut
”rantai dingin” = (cool chain), yaitu sejak ikan tertangkap sampai
pengolahan lebih lanjut atau dimasak didapur, hendaknya tetap berada
atau disimpan dalam suhu mendekati 00C, yang penting selama ikan
belum dijual atau diolah lebih lanjut, harus selalu berada di kotak
pendingin dengan persediaan es yang cukup.
23.3.2. Pembekuan
Ikan beku adalah produk ikan yang sudah diberi perlakuan proses
pembekuan yang cukup untuk mereduksi suhu seluruh produk sampai
suatu tingkat suhu cukup rendah guna mengawetkan mutu ikan dan
tingkat suhu rendah ini tetap dipertahankan selama pengangkutan,
penyimpanan dan distribusi sampai saat (dan termasuk) waktu penjualan
akhir.
Dari batasan di atas dapat dijabarkan bahwa penyimpanan beku adalah
proses dimana panas dicegah berhubungan dengan ikan beku dengan cara
memelihara ikan yang sudah dibekukan pada suhu penyimpanan ikan –
180 C atau lebih rendah. Perlu dicamkan bahwa proses pembekuan dan
proses penyimpanan beku adalah dua proses yang tegas berbeda , tidak
boleh disatukan atau dikacaukan.
2. Tahap kedua
Tahap penahanan panas, artinya pengenyahan panas dari ikan
berlangsung lambat dan sukar, berhubung bagian terbesar dari air ikan
harus dirubah menjadi kristal es (air pada tubuh ikan meliputi 60 – 80%
dari berat tubuhnya). Hal ini berlangsung pada wilayah suhu antara –10
sampai –60 C.
3. Tahap ketiga
Pembekuan selanjutnya atas air ikan yang tersisa, mencapai suhu operasi
yang ditentukan sebelumnya, yang sama dengan suhu operasi
penyimpanan beku, misalnya –300 C. Penurunan dari –6 oC ke bawah
mencapai – 180 C atau lebih rendah berlangsung relatif cepat.
Disarankan agar produk ikan beku disimpan pada suhu yang tepat sesuai
menurut jenis, tipe produk dan lamanya waktu penyimpanan yang
diinginkan. Bagi produk ikan beku yang akan digunakan sebagai bahan
mentah bagi pengolahan selanjutnya, dianjurkan menyimpan dalam
gudang beku pada – 180 C atau lebih rendah.
Sebagai pedoman umum dapat dikemukakan bahwa daya awet dalam
gudang beku setiap jenis ikan dan tipe produk olahannya, akan sangat
tergantung pada tingkat suhu penyimpanan, semakin rendah suhu simpan
maka semakin panjang daya awetnya. Perlu diingatkan bahwa laju
penurunan mutu adalah fungsi dari suhu simpan dan waktu simpan.
Sebagai contoh, ikan cakalang beku masih tetap berkondisi baik selama 5
bulan pada – 200C tetapi berkondisi baik mencapai 9 bulan pada – 300C.
temperatur penyimpanan –200C bagi ikan kurus (yang berkadar lemak
rendah hanya beberapa persen) dan –300C bagi ikan berlemak (seperti
kembung, lemuru, dan lain-lain). Bagi ikan kurus yang akan disimpan
lebih setahun, dianjurkan menyimpannya pada suhu –300C. Suhu
penyimpanan beku bagi produk tuna yang akan dimanfaatkan untuk
sashimi, dianjurkan pada suhu -500C hingga – 600C.
Pada –300C daya awet lebih panjang dari pada –200C. Suhu
penyimpanan, disamping harus serendah mungkin, harus pula seragam
dan konstan. Artinya, suhu rendah itu harus merata dan seragam pada
setiap titik dalam ruangan gudang beku dan harus konstan atau sedikit
saja berfluktuasi selama proses penyimpanan beku (disarankan fluktuasi
suhu itu tidak lebih dari + 20 C).
Penyeragaman dan pemerataan suhu rendah dalam gudang beku agak
sukar diciptakan, upaya ini tergantung pada cara penyusunan produk
beku, sistem pengaturan suhu rendah, cara pengoperasian gudang beku,
dan lain-lain. Yang harus diusahakan adalah kondisi ideal yakni suhu
rendah sama pada setiap titik dalam gudang beku, misalnya – 300 C.
Jadi kesimpulannya, kemunduran mutu atau pembusukan ikan adalah
proses alamiah yang berlangsung setelah ikan mati, tetapi dengan cara
perlakuan atau penanganan (handling) yang baik, proses-proses tersebut
BAB 24
24.1.2.1. Sayap
Bahan dan ukuran dari sayap jaring payang seperti di bawah in :
1. Material PE 300d/12. Ukuran mata, jumlah mata, panjang dan lebar
sayap.
2. Bagian ujung sayap
3. Lebar mata jaring (mesh size) : panjang 5 ”, 10”, panjang 50 mata dan
32 mata
4. serta lebar 40 mata dan 150 mata .
5. Bagian sayap tengah, panajang 352 mata dan lebar 190 mata.
6. Bagian sayap pangkal, lebar mata jaring 5 “, panjang 106 mata dan
lebar 475 + 25 mata.
24.1.2.2. Badan
24.1.2.3. Kantong
Bahan dan ukuran dari kantong jaring payang dapat diketahui sebagai
berikut :
1. Material waring, Panjang 10 m dan lebar 12 m.
2. Tali-temali.
3. Material PE dan curalon, tali ris atas dan pelampung bahan PE
diameter 5 mm, panjang 165 mm.
4. Tali ris bawah bahan curalon diameter 12 mm, panjang 145m.
5. Tali selambar masing-masing bahan PE diameter 12 mm, panjang
250 m.
24.1.2.4. Pelampung
Bahan, ukuran dan jumlah pelampung pada jaring payang adalah sebagai
berikut ini :
1. Material synthetic plastik bentuk bulat diameter 20 cm.
2. Jumlah 4 buah dan pelampung tambahan diameter 28 cm 1 buah, jarak
pemasangan 6m, pelampung dipasang hanya pada daerah bagian
mulut jaring atau pangkal sayap.
2.1.1.1.Pemberat
Bahan, ukuran dan jumlah pemberat pada jaring payang adalah :
1. Material batu kali.
2. Ukuran berat 1,5 kg, jumlah 4 buah, pemasangan pada bagian daerah
mulut jaring.
Desain alat tangkap jaring payang mirip dengan alat tangkap fish net
dengan gambar desain seperti di bawah ini.
TB TT
EB(%) X100%
TB
Dimana :
EB = Extra buoyancy
TB = Total Daya apung
TT = Total Daya tenggelam
3. Pelampung (buoy)
Pelampung merupakan alat untuk mengapungkan seluruh jaring ditambah
dengan kelebihan daya apung (extra buoyancy), sehingga alat ini tetap
mampu mengapung walaupun di dalamnya ada ikan hasil tangkapan.
Bahan yang dipergunakan sebagai pelampung biasanya memiliki berat
jenis (bj) yang lebih kecil dibandingkan dengan bj air laut, selain itu
bahan tersebut tidak menyerap air. Pada umumnya pelampung purse
seine dibuat dari bahan plastik yang keras.
Ukuran pelampung disesuaikan dengan bentuk dan daya apung benda
tersebut, pelampung yang biasanya digunakan pada alat tangkap ini
berbentuk oval. Sedangkan jumlah pelampung tergantung dari extra
buoyancy yang diinginkan. Pelampung biasanya dipasang pada tali
pelampung (buoy line) yang besar ukuranya sama dengan tali ris atas
yang berbeda hanya arah pintalan tali tersebut.
4. Pemberat (Sinker)
Pemberat berfungsi untuk menenggelamkan badan jaring sewaktu
dioperasikan, semakin berat pemberat maka jaring utama akan semakin
cepat tenggelamnya. Tetapi daya tenggelam ini tidak sampai
menenggelamkan pelampung jaring, sehingga pelampung jaring harus
memiliki extra buoyancy yang besar.
Pemberat dibuat dari benda yang berat jenisnya (bj) lebih besar dari bj air
laut, sehingga benda ini tenggelam di dalam air laut. Bahan yang biasa
dipergunakan adalah timah, bila menggunakan pemberat lain harus
dipergunakan bahan yang tidak mudah berkarat.
5. Tali Ris
Tali ris atas dan tali pelampung harus berbeda arah pintalanya,
maksudnya supaya jaring tetap lurus, demikian juga antara tali pemberat
dan tali ris bawah. Selain itu untuk memperkuat tali ris atas dengan tali
pelampung dan jaring serta untuk memperkuat tali ris bawah, tali
pemberat dan jaring ditambah dengan tali pengguat. Bahan tali ris ini
8. Cincin (Ring)
Cincin atau biasa disebut ring pada umumnya berbentuk bulan, dimana
pada bagian tenggahnya merupakan tempat untuk lewatnya tali kerut, agar
ring terkumpul sehingga jaring bagian bawah tertutup. Bahan yang
dipergunakan biasanya dibuat dari besi dan kadang-kadang kuningan.
Ring ini selain memiliki fungsi seperti tersebut di atas berfungsi juga
sebagai pemberat.
9. Tali Kerut (Purse Line)
Tali kerut (purse line) yang biasa disebut oleh nelayan sebagai tali kolor
adalah tali yang berfungsi untuk menggumpulkan ris, sehingga bagian
bawah jaring tertutup dan ikan tidak dapat meloloskan diri.
Tali kerut harus dibuat dari bahan yang kuat sehingga pada umunya
ukuranya relatif lebih besar. Bahan yang dipergunakan biasanya kuralon
(PVA) dan kadang-kadang menggunakan tali polyester (PE), dan kadang-
kadang untuk purse seine dengan ukuran besar menggunakan tali baja.
(warp).
Ada beberapa ketentuan umum agar desain dapat dibaca dan dibuat alat
yang sebenarnya yaitu :
Tali ris bawah trawl biasanya terbuat dari kawat baja yang dibalut dengan
benang. Pada tali ris bawah ini dipasangi pemberat yang terbuat dari
rantai. Jumlah dan ukurannya tergantung dari besarnya alat tangkap.
Kadang kala pada bagian bawah ini dipasangi bobin (gelondong yang
terbuat dai besi atau karet). Ris bawah ini biasa disebut dengan ground
ropeatau foot rope
3. Tali Penarik (Warp)
Tali penarik yang biasa disebut dengan warp adalah tali yang
menghubungkan antara jaring dan kapal. Panjang warp biasanya berkisar
antara 3 – 6 kali kedalaman perairan. Biasanya terbuat dari kawat baja
dengan diameter > 14 mm.
4. Net Pendant (Bridle Line)
Net pendant adalah tali yang menghubungkan antara jaring dengan Tali
penghubung (joining wire), terbuat dari kawat baja dengan diameter 12
mm, panjangnya lebih kurang 25 m. Pada double rig trawl net pendant
langsung dihubungkan ke otter board.
5. Tali Penghubung (Joining Wire)
Tali penghubung biasa digunakan pada stern trawl. Tali penghubung ini
biasanya terbuat dari kawat baja dengan diameter > 14 mm, panjangnya
lebih kurang 25 m. Fungsi ini adalah untuk menghubungkan net pendant
dan otter pendant.
6. Otter Pendant
Otter pendant adalah tali baja yang menghubungkan antara otter board
dan joining wire, diameternya lebih kurang 12 mm, panjangnya lebih
kurang 3 m.
7. Ottrer Board
Otter board adalah papan/lembaran baja yang berfungsi untuk membuka
mulut jaring ke arah samping, cara kerja otter board seperti layang-
layang. Besar kecilnya otter board tergantung dari besarnya jaring. Besar
pembukaan kesamping tergantung dari tali goci yang terdapat pada otter
board.
8. Alat Pemisah Ikan (BED)
Alat pemisah ikan biasanya terbuat dari kerangka baja berbentuk oval
pada bagian tenggahnya dipasangi jeruji, maksudnya ikan yang besar
tidak dapat menembus jeruji dan dapat meloloskan dari pintu bagian atas.
24.1.6.3. Pelampung
Pelampung berfungsi sebagai alat apung bagi gillnet, pada gillnet
permukaan pelampung menjaga supaya jaring dapt berada pada
permukaan perairan, sedangkan pada gillnet dasar pelampung berfungsi
untuk menjaga jaring supaya vertikal terhadap permukaan perairan.
24.1.6.4. Pemberat
Pemberat berfungsi sebagai alat peningkat kecepatan tenggelam alat
tangkap atau untuk menempatkan alat tangkap pada kedalaman tertentu,
sekaligus berfungsi juga sebagai stabilisator bentuk alat tangkap di dalam
air. Umumnya alat penangkap ikan yang menggunakan bahan utama
webbing, pemberat di pasang pada ris bawah. Pemberat dipasang merata
sepanjang ris bawah berdasarkan rata-rata jumlah pemberat per meter
panjang ris bawah.
Pemberat pada gillnet permukaan berfungsi untuk menenggelamkan
bagian bawah jaring, pada gillnet pertengahan pemberat selain berfungsi
untuk menenggelamkan bagian bawah jaring, juga untuk
laut lebih kurang 1025g). adapun rumus daya apung sebagai berikut : B =
V(1-C)
Dimana :
B = Daya pung
V =W:C
W = Berat benda di udara
C = Berat jenis benda
Contoh perhitungan
Sebuah pelampung plastik memiliki berat di udara 40 gram dengan berat
jenis (Bj) = 0,30, hitunglah daya apung pelampung plastik tersebut.
Jawab :
B = V(1-C) V = W: C
B =(W:C) x (1-C)
B = (W:C) x (1-C)
= (40 : 0,30) x (1-0,30)
= 133,3 x (1 – 0,30) = 93,3 gram
daya apung pelampung= 93,3 gram
Contoh perhitungan
Sebuah pemberat yang terbuat dari timah memiliki berat di udara 20 gram
dengan berat jenis (Bj) = 11,30,
hitunglah daya tengelam pemberat tersebut .
Jawab:
T = V(C - 1) V = W: C T =(W:C) x (C - 1)
T = (W:C) x (C - 1)
= (20 : 11,30) x (11,30 - 1)
= 1,77 x (10,30) = 18,23
daya tengelam pemberat = 18,23 gram
TB TT
EB(%) X100%
TB
Dimana :
EB = Extra buoyancy
TB = Total Daya apung
TT = Total Daya tenggelam
Contoh perhitungan
Sebuah Jaring gillnet akan dibuat dari selembar jaring nylon memiliki
berat di udara 10 kg , Bj = 1,14. Pelampung yang dipergunakan adalah
plastik dengan berat di udara setiap pelampungnya adalah 40 gram
dengan berat jenis 0,30. Bila gillnet tersebut merupakan gillnet
permukaan dengan extra buoyancy 20%, dan pemberat yang digunakan
terbuat dari timah yang setiap buahnya memiliki berat di udara 40 gram
dengan berat jenis (Bj) = 11,30 dengan jumlah pemberat 50 buah. Tali ris
atas menggunakan tali Polyethylene (PE) dengan berat diudara 3 kg,
sedangkan tali ris bawah menggunakan bahan yang sama tetapi lebih
kecil dengan berat diudara 1,5 kg, Bj PE = 0,96.
Hitunglah berapa Total daya apung dan jumlah pelampung yang yang
harus dipasang?
Jawab :
1. Nylon
Daya tenggelam T = V(C - 1) V = W: C T =(W:C) x (C - 1)
2. Pemberat timah
Total berat diudara = 50 x 40 gr = 2000 gr = 2 kg
Daya tenggelam T = V(C - 1) V = W: C T =(W:C) x (C - 1)
= (2 : 11,3) x (11,3 –1)= 1,8 kg
24.3. PERAWATAN
Perawatan alat tangkap ikan merupakan suatu kegiatan yang penting
dilakukan oleh awak kapal, setelah atau sebelum alat tangkap tersebut
digunakan. Hal tersebut untuk membuat alat tangkap tersebut bisa tahan
lama atau tidak cepat rusak dan nyaman saat dioperasikan.
Selain menjaga kebersihan dari alat tangkap tersebut setelah digunakan,
maka kegiatan perawatan yang juga harus dilakukan adalah sebagai
berikut ini:
A r a h Y a rn
P e m o t o n g a n N ( N o rm a l)
a d a la h t e g a k lu r u s d e n g a n
a r a h p e n ju r a ia n ja rin g
Pemotongan
Arah
Arah Yarn
Pemotongan T (Transversal)
Pemotongan
A ra h Y a rn
P e m o to n g a n B (B a r)
a d a la h m ir in g t e r h a d a p
a r a h p e n ju r a ia n ja r in g
n
ga
m rah
on
A
ot
Pe
BAB 25
MENERAPKAN PENANGKAPAN IKAN DENGAN BERBAGAI
ALAT TANGKAP
25.1.1.1. Persiapan
Persiapan operasi penangkapan dimulai sejak masih di pelabuhan, adapun
persiapan yang harus dilakukan antara lain adalah :
1. Bahan bakar
2. Minyak pelumas
3. Bahan makanan
4. Penerangan
5. Minyak tanah
6. Peralatan navigasi (peta laut, kompas,teropong, satelit navisasi/GPS, )
7. Persiapan motor – motor (motor induk dan motor bantu)
8. Menyusun alat tangkap
Penyusunan alat tangkap sebelum kapal purse seiner (kapal penangkap
ikan dengan purse seine) merupakan pekerjaan yang harus dikerjakan.
Penyusunan jaring di atas dek kapal biasanya disusun pada : samping kiri,
samping kanan, atau buritan kapal.
Penempatan alat tangkap di atas kapal ini disesuaikan arah putaran
baling-baling kapal. Pada kapal dengan baling-baling kapal putar kiri
(dilihat dari buritan kapal) biasanya pukat cincin diletakan di sisi kiri,
pada kapal dengan baling-baling putar kanan alat tangkap diletakan di sisi
kanan kapal, sedangkan penyusunan di buritan kapal dapat dilakukan
pada kapal baling-baling putar kiri maupun kanan.
pula, sehingga dalam satu hari dapat dioperasikan purse seine lebih dari
empat kali.
1. Arah angin
Yaitu jaring harus di atas, maksudnya jaring berada dimana arah angin
datang sedangkan kapal penangkap berada setelah alat tangkap. Sehingga
kapal tidak akan masuk ke dalam lingkaran purse seine,sebab kapal lebih
cepat terbawa angin dibandingkan dengan alat tangkap.
2. Arah arus
Kebalikan dari arah angin, yaitu kapal harus berada di atas arus sehingga
alat tangkap tidak hanyut di bawah kapal, sehingga menyulitkan
penarikan alat tangkap ke atas dek kapal.
3. Arah pergerakan gerombolan ikan.
Jaring harus menghadang arah pergerakan gerombolan ikan sehingga ikan
yang telah dilingkari tidak dapat meloloskan diri. Jaring diturunkan di
depan gerombolan ikan sehingga setelah selesai setting kapal berada di
belakang gerombolan ikan.
Pukat udang adalah trawl yang dimodifikasi dengan alat pemisah ikan
(API) atau biasa disebut dengan BED (By Catch Excluder divice) pada
bagian anatara perut dan kantong. Alat tangkap ini boleh dioperasikan di
perairan Kepulauan Aru, key, Irian Jaya, Tanimbar dan Arafuru dengan
batas koordinat 130o Bujur Timur kearah timur. Maksud penambahan
API ialah untuk meloloskan kura-kura dan ikan yang tidak menjadi tujuan
penangkapan.
Sedangkan Pukat ikan tidak di tambah API tetapi hanya ukuran mata
jaringnya (mesh size) yang diperbesar. Maksudnya supaya ikan yang
masih kecil-kecil dapat meloloskan diri dari alat tangkap pukat ikan (fish
net), sehingga dapat berkembang biak. Untuk mempermudah
pemahaman maka istilah trawl di dalam buku ini digunakan untuk
menganti pukat udang dan pukat ikan.
25.3.2.1. Persiapan
Persiapan operasi penangkapan dimulai sejak masih di pelabuhan, adapun
persiapan yang harus dilakukan antara lain adalah :
1. Bahan bakar
2. Minyak pelumas
3. Bahan makanan
4. Penerangan
5. Minyak tanah
6. Peralatan navigasi (peta laut, kompas, teropong, satelit navisasi/gps, )
7. Persiapan motor – motor (motor induk dan motor bantu)
8. Menyusun alat tangkap
Peralatan harus dipersiapkan secara cermat sebelum operasi
penangkapamn dimulai, adapun persiapan tersebut yaitu : jaring disusun
di atas geladak (dek). Pengoperasian trawl dapat dibagi menjadi tiga
tahapan yaitu : setting, towing, dan hauling.
tersebut. Towing pada kapal stern trawl dan double rig trawl pada
prinsipnya sama.
maksudnya jika diameter tubuh ikan lebih kecil dari ukuran mata jaring
maka akan lolos dan yang ukuranya sama atau lebih besar akan
tertangkap. Hal ini akan sangat bermanfaat dalam pengaturan populasi
ikan di suatu perairan, misalnya dengan membatasi ukuran mata jaring
(mesh size) sehingga ikan-ikan yang masih kecil dapat meloloskan diri.
Gillnet dioperasikan secara vertikal dengan memotong alur gerakan
renang ikan. Pada umumnya alat tangkap ini ditujukan untuk menangkap
ikan-ikan yang memiliki ukuran badan yang seragam seperti tongkol,
cakalang, kembung, layang, bawal, kakap, dan lain sebagainya, ikan-ikan
ini terjerat pada insangnya. Namun demikian kenyataanya ikan yang
sangat besar seperti hiu, tuna, marlin dan lain sebagainya tertangkap
disebabkan ikan-ikan ini terpuntal oleh gillnet, bahkan kepiting dan
udangpun tertangkap juga oleh alat tangkap ini.
Konstruksi jaring insang sangat sederhana, yang terdiri dari satu lembar
jaring yang disebut dengan satu pis (piece). Alat tangkap gillnet biasanya
dioperasikan baik oleh perusahaan yang besar sampai dengan nelayan
kecil dengan perahu yang sangat sederhana. Satu kapal penangkap dengan
ukuran 5 – 10 GT biasanya membawa antara 40 sampai dengan 50 pis
gillnet. Pembuatan gillnet sangat ditentukan oleh: ukuran ikan, bentuk
badan dan tingkah laku ikan (fish behavior) yang menjadi tujuan
penangkapan.
Adapun cara ikan tertangkap oleh gillnet yaitu sebagai berikut :
1. Terjerat pada sebelum tutup insangnya disebut dengan “snagged”
2. Tertjerat pada celah insangnya (overculum) disebut dengan “gilled”
3. Terjerat setelah celah insang disebut dengan “wedged”
4. Terpuntal ( misalnya pada: kaki; sirip; sungut ,dll) disebut dengan
“entangled”
25.4.1. Klasifikasi
Pengklasifikasian jaring gillnet dibagi berdasarkan :
25.4.2.1. Persiapan
Peralatan harus dipersiapkan secara cermat sebelum operasi
penangkapamn dimulai, adapun persiapan tersebut yaitu : jaring disusun
di atas geladak (dek) kapal dengan memisahkan antara pelampung dan
pemberat, pada ujung depan jaring dipasang tali selambar dan
dihubungkan dengan pelampung tanda. Biasanya pelampung ini
ukurannya relatif lebih besar, kadang kala diberi bendera.
Penyusunan jaring insang di atas kapal disesuaikan dengan bentuk atau
tipe kapal yang dipergunakan, adapun penyusunan diatas kapal biasanya
diletakan pada buritan, samping kiri , dan samping kanan.
25.5.2.1. Persiapan
Persiapan operasi penangkapan dimulai sejak masih di pelabuhan, adapun
persiapan yang harus dilakukan antara lain adalah :
1. Bahan bakar
2. Minyak pelumas
3. Umpan segar
4. Bahan makanan
5. Penerangan
6. Peralatan navigasi (peta laut, kompas, teropong, satelit navisasi/gps)
7. Persiapan motor – motor (motor induk dan motor bantu)
8. Menyusun alat tangkap dan memeriksa kelengkapannya
-
Tetrapturus angustirostris Shorbil spearfis
25.5.2.4. Umpan
Umpan pada perikanan rawai tuna sangat diperlukan, umpan yang
digunakan adalah ikan segar beku, tetapi pada saat ini dipergunakan pula
umpan hidup yaitu dengan umpan bandeng.
Penggunaan umpan ikan segar harus memenuhi persyaratan yaitu:
1. Memiliki warna yang cerah dan mengkilat di dalam air, sehingga
dapat menarik perhatian ikan tuna.
2. Mempunyai bau yang khas yaitu bau air laut (anyir).
3. Tahan terkait pad mata pancing selama di dalam air.
4. Mudah didapat dan tersedia dalam jumlah banyak.
5. Harga relatif murah.
6. Sirip tidak terlalu tebal tetapi kuat, punggung harus kuat.
7. Bentuk badan memanjang, panjang berkisar antara 15 – 25 cm, lebar
berkisar 3–5 cm.
Beberapa jenis ikan yang dapat dijadikan umpan yaitu : bandeng (chanos
chanos), lemuru (sardinella longiceps), Cumi-cumi (Loligo spp),
Kembung (Rastrelliger spp), Layang (Decapterus spp). Umpan dapat
dipasang pada celah tutup insang, mata, mulut, sirip pungung pertama,
badan, ekor ataupun bagian lainnya.
long line yang baik, serta sumberdaya manusia yang menguasi ilmu dan
teknologi penangkapan ikan tuna.