Penulis :
Diyah Widiyasari
Khansa Salsabila Suhaimi
TEKNIK ELEKTRO
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
I. LATAR BELAKANG
II. ISI
1. Pendidikan Moral
Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadiaan,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilannya yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Sementara itu, pengertian moral menurut
Chaplin(2006) yaitu mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial,
atau menyangkut hukum dan adat kebiasaan yang mengatur tingakah laku[5] .
Maka, pendidikan moral merupakan usaha yang dilakukan untuk mengubah sikap,
perilaku, tindakan, sesuai dengan adat kebiasaan yang mengatur tingakah laku.
Salah satu aspek yang berkaitan dengan media vital adalah sekolah. Sekolah
merupakan lembaga pendidikan formal yang mempunyai program sistematik dalam
melaksanakan bimbingan, pengajaran dan latihan kepada siswa agar mereka
berkembang sesuai dengan potensinya.
Menurut Hurllock(1991), pengaruh sekolah terhadap perkembangan
kepribadian anak sangat besar, karena sekolah menjadi subtitusi dari keluarga.
Sekolah menjadi aspek utama dalam pembangun kepribadian anak karena di
sekolah, anak-anak tidak hanya diajarkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
akademik, namun juga diajarkan tentang berbagai hal non akademik seperti cara
berinteraksi dengan orang lain yang memiliki kepribadian, bahasa, suku, serta
agama yang berbeda. Selain itu, sekolah juga menanamkan aspek budi pekerti
lainnya kepada anak didiknya[7]. Menurut Piaget, teori perkembangan moral
terdiri atas dua tahap, diantaranya Heteronomous Morality yaitu terjadi pada usia
5 sampai 10 tahun , dan Autonomous Morality yang terjadi pada usia 10 tahun
keatas[6].
Oleh karena itu, penulis ingin pengaplikasian rancangan alat yang sasarannya
adalah pelajar di tingkat sekolah dasar. Hal ini disebabkan karena pembangunan
moral serta spiritual pada usia dini akan menjadi lebih efektif dan efisien sesuai
dengan penjelasan berbagai aspek tersebut. Kami memilih SDN 1 Sukoharjo 4
untuk dijadikan tempat peletakan racangan alat karena masih terbatasnya fasilitas
mengenai pendidikan moral serta kurangnya fasilitas yang menunjang teknologi
pada SD ini.
Gambar 3 Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6