PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
Metodologi ....................................................................................................... 1
PENUTUP ............................................................................................................. 30
i
Kesimpulan .................................................................................................... 30
Rekomendasi .................................................................................................. 30
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan penelitian ini adalah. Untuk mencapai tujuan tersebut maka sasaran dari
penelitian ini adalah:
Metodologi
Sistematika Penulisan
Laporan penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab utama pembahasan. Berikut
sistematika penulisan dan bahasan pada masing-masing bab:
1
KONDISI PENYEDIAAN DAN PERMINTAAN ANGKUTAN
DI TERMINAL DARA
Dalam RTRW Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2009-2029 disebutkan bahwa
akan dilakukan pengembangan jaringan prasarana terdiri dari Terminal Penumpang
Kelas A yang berada di Raba (Kota Bima). Adapun dalam RTRW Kota Bima tahun
2011-2031, pengembangan Terminal Dara di Kota Bima adalah relokasi Terminal
Dara dengan membangun terminal Tipe A di area reklamasi lingkungan Oi Niu,
Kelurahan Dara. Untuk mendukung Kota Bima sebagai salah Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW) dan Kawasan Strategis Perkotaan (KSP), relokasi tersebut sangat
diperlukan dengan pertimbangan:
1. Luas dan kondisi terminal AKAP yang ada sekarang, yaitu terminal Dara sudah
tidak mampu menampung arus sirkulasi kendaraan dan penumpang yang ada.
3. Lingkungan Oi Niu, Kelurahan Dara sebagai lokasi terminal AKAP tipe A yang
baru terletak pada lokasi yang tidak jauh dari pelabuhan laut. Adapun mengenai
ketersediaan lahan di lokasi tersebut dapat dipertimbangkan untuk melakukan
reklamasi Pantai Oi Niu seluas lima (5) hektar untuk lokasi Terminal AKAP
tipe A.
Gambaran eksternal terminal dilihat dari aspek regional wilayah, aspek fisik
wilayah, aspek sosial dan ekonomi Kota Bima yang merupakan lokasi Terminal
Dara berada.
2
1. Aspek regional
Dalam skala regional, Kota Bima direncanakan sebagai PKW dengan fungsi
pelayanan utama yaitu:
a. Pusat pengembangan perdagangan dan jasa skala regional
b. Simpul transportasi darat dan laut Pulau Sumbawa bagian timur
c. Daerah tujuan wisata budaya dan bahari
d. Pusat pengembangan industri perikanan
2. Aspek fisik
Terminal Dara termasuk ke dalam wilayah administratif Kota Bima, tepatnya
di Kelurahan Dara, Kecamatan Rasanae Barat. Terminal Dara memiliki tanah
seluas 8.200 m2, dengan dibatasi oleh guna lahan sebagai berikut:
a. Sebelah timur berbatasan dengan jalan provinsi
b. Sebalah selatan berbatasan dengan perdagangan
c. Sebelah barat berbatasan dengan jalan nasional
3
Di samping itu, lokasi Terminal yang berada di Kelurahan Dara merupakan
daerah yang teridentifikasi berpotensi banjir. Bencana banjir di Kota Bima
selalu terjadi setiap tahunnya pada musim hujan. Bencana banjir tersebut
utamanya disebabkan oleh gundulnya kawasan hutan di bukit-bukit yang
mengintari wilayah Kota Bima. Kawasan hutan tersebut dialihfungsikan oleh
masyarakat menjadi lahan-lahan pertanian untuk menanam jagung. Bencana
banjir tersebut juga disebabkan oleh masih buruknya sistem drainase perkotaan
di Kota Bima.
4
7. Fasilitas penggunaan teknologi
8. Media informasi
9. Penanganan pengemudi
10. Pelayanan pengguna terminal dari perusahaan bus (customer service)
11. Fasilitas pengawasan keselamatan
12. Jalur kedatangan penumpang
13. Ruang tunggu keberangkatan
14. Ruang pembelian tiket
15. Ruang pembelian tiket untuk bersama
16. Outlet pembelian tiket secara online
17. Pusat informasi
18. Papan perambuan dalam terminal (signage)
19. Papan pengumuman
20. Layanan bagasi (lost and founds)
21. Ruang penitipan barang (lockers)
22. Tempat berkumpul darurat (assembly point)
23. Jalur evakuasi bencana dalam terminal
5
c. Tempat istirahat awak kendaraan
d. Fasilitas pereduksi pencemaran udara dan kebisingan
e. Fasilitas pemantau kualitas udara dan gas buang
f. Fasilitas kebersihan, perawatan terminal dan janitor
g. Fasilitas perbaikan ringan kendaraan umum
h. Fasilitas perdagangan, pertokoan dan kantin pengemudi
i. Area merokok
j. Fasilitas restoran
k. Fasilitas ATM
l. Fasilitas pengantar barang
m. Fasilitas telekomunikasi dan area dengan jaringan internet
n. Fasilitas penginapan
o. Fasilitas keamanan
p. Ruang anak-anak
q. Media pengaduan layanan, dan/atau
r. Fasilitas umum lainnya sesuai kebutuhan
6
No Fasilitas Ketersediaan Keterangan
3. Ruang tunggu Ada Ruang tunggu penumpang,
penumpang, pengantar pengantar dan/atau penjemput
dan/atau penjemput dan ruang tunggu keberangkatan
menyatu
4. Tempat parkir Ada Tempat parkir bus ada dua,
kendaraan yaitu parkir di bagian utara
atau bagian depan gedung
dan parkir di bagian selatan
atau di belakang gedung
terminal.
Belum terdapat tempat
parkir khusus untuk
kendaraan pribadi, sehingga
kendaraan pribadi parkir
secara sporadis di tempat
yang kosong
5. Fasilitas pengelolaan Tidak ada
lingkungan hidup
6. Perlengkapan jalan Tidak ada
7. Fasilitas penggunaan Tidak ada
teknologi
8. Media informasi Tidak ada
9. Penanganan Tidak ada
pengemudi
10. Pelayanan pengguna Tidak ada
terminal dari
perusahaan bus
(customer service)
11. Fasilitas pengawasan Tidak ada
keselamatan
12. Jalur kedatangan Tidak ada
penumpang
7
No Fasilitas Ketersediaan Keterangan
13. Ruang tunggu Ada Ruang tunggu penumpang,
keberangkatan pengantar dan/atau penjemput
dan ruang tunggu keberangkatan
menyatu
14. Ruang pembelian tiket Tidak ada
15. Ruang pembelian tiket Tidak ada
untuk bersama
16. Outlet pembelian tiket Tidak ada
secara online
17. Pusat informasi Tidak ada
18. Papan perambuan Tidak ada
dalam terminal
(signage)
19. Papan pengumuman Tidak ada
20. Layanan bagasi (lost Tidak ada
and founds)
21. Ruang penitipan Tidak ada
barang (lockers)
22. Tempat berkumpul Tidak ada
darurat (assembly
point)
23. Jalur evakuasi Tidak ada
bencana dalam
terminal
II Fasilitas Penunjang
1. Fasilitas penyandang Tidak ada
cacat dan ibu hamil
atau menyusui
2. Fasilitas keamanan Tidak ada
(checking point metal
detector, CCTV)
3. Fasilitas pelayanan Tidak ada
keamanan
8
No Fasilitas Ketersediaan Keterangan
4. Fasilitas istirahat Tidak ada
awak kendaraan
5. Fasilitas ramp check Tidak ada
6. Fasilitas pengendapan Ada Fasilitas pengendapan
kendaraan kendaraan menyatu dengan
tempat parkir kendaraan
7. Fasilitas bengkel Tidak ada
diperuntukkan bagi
operasional bus
8. Fasilitas kesehatan Tidak ada
9. Fasilitas peribadatan Ada
10. Tempat transit Tidak ada
penumpang (hall)
11. Alat pemadam Tidak ada
kebakaran
12. Fasilitas umum
a. Toilet Ada
b. Fasiltas park and ride Tidak ada
c. Tempat istirahat awak Tidak ada
kendaraan
d. Fasilitas pereduksi Tidak ada
pencemaran udara dan
kebisingan
e. Fasilitas pemantau Tidak ada
kualitas udara dan gas
buang
f. Fasilitas kebersihan, Tidak ada
perawatan terminal
dan janitor
g. Fasilitas perbaikan Tidak ada
ringan kendaraan
umum
9
No Fasilitas Ketersediaan Keterangan
h. Fasilitas perdagangan, Ada Fasilitas tersebut berupa
pertokoan dan kantin beberapa kios
pengemudi
i. Area merokok Tidak ada
j. Fasilitas restoran Tidak ada
k. Fasilitas ATM Tidak ada
l. Fasilitas pengantar Tidak ada
barang
m. Fasilitas Tidak ada
telekomunikasi dan
area dengan jaringan
internet
n. Fasilitas penginapan Tidak ada
o. Fasilitas keamanan Tidak ada
p. Ruang anak-anak Tidak ada
q. Media pengaduan Tidak ada
layanan
Sumber: Diolah dari Hasil Survei, 2018
Adapun berikut adalah gambar yang menunjukkan kondisi beberapa fasilitas yang
telah terdapat di Terminal Dara.
10
Gambar II.3 Jalur Keberangkatan Kendaraan
Terminal Dara memiliki 1 pintu masuk pada bagian jalan nasional dan 2 pintu
keluar pada bagian jalan provinsi. Kendaraan yang parkir di area utara keluar
melalui pintu keluar yang terletak di bagian depan gedung terminal, sedangkan
kendaraan yang parkir di area selatan keluar melalui pintu keluar yang terletak di
bagian belakang gedung terminal.
11
Gambar II. 6 Tempat Parkir Kendaraan Pribadi
12
II.1.4 Temuan Survei
Survei yang dilakukan di Terminal Dara Kota Bima menghasilkan beberapa temuan
sebagai berikut:
1. Pada bulan Desember 2016 dan awal tahun 2017 lalu, selama tiga bulan
berturut-turut terjadi bencana banjir di Kota Bima yang turut menggenangi
Terminal Dara. Banjir tersebut menggenangi terminal hingga ketinggian 1 m.
Banjir terjadi disebabkan sungai yang meluap akibat hujan yang terjadi terus-
menerus. Penyebab utama terjadinya banjir tersebut adalah tingginya alihfungsi
kawasan hutan di bukit-bukit yang mengitari Kota Bima. Kawasan hutan
tersebut telah banyak dialihfungsikan oleh masyarakat menjadi lahan-lahan
pertanian untuk menanam jagung. Selain itu, banjir tersebut juga disebabkan
oleh masih buruknya sistem drainase perkotaan sehingga saat musim hujan tiba,
genangan-genangan dapat terjadi dengan mudah. Dengan demikian, perlu
dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi bencana banjir tersebut
13
Gambar II.11 Kondisi Saluran Drainase di Terminal
2. Sebagai akibat penerapan jalan provinsi dan jalan nasional yang menjadi batas
terminal menjadi jalan satu arah pada Desember 2017 lalu, banyak penduduk
yang menggunakan terminal sebagai jalan pintas untuk memotong jalan. Hal
tersebut dilakukan terutama oleh penduduk yang akan berangkat menuju dan
pulang dari pasar. Terkadang para penduduk tersebut melanggar jalur masuk
dan keluar yang telah ditetapkan di terminal.
Lalu lintas penduduk yang lewat di Terminal tersebut sangat padat hingga
membuat petugas terminal kewalahan. Terlebih lagi, portal yang biasanya
digunakan untuk menghalangi penduduk untuk lewat di terminal telah rusak dan
hilang terbawa arus banjir tahun tahun 2017 lalu. Oleh karenanya, petugas
terminal meminta agar diberikan portal pada pintu masuk dan keluar terminal,
pagar keliling dan rambu-rambu untuk mencegah penduduk menggunakan
terminal sebagai jalan pintas.
Terminal Dara melayani angkutan kota antar provinsi (AKAP), angkutan kota
dalam provinsi (AKDP), angkutan perdesaan (angdes) dan angkutan kota (angkot).
14
1. Trayek AKAP
Tabel II.2 Trayek AKAP
Pemberangkatan bus trayek Bima - Jakarta dari Terminal Dara dilakukan pada
malam hari sekitar pukul 19.00 – 20.00, kecuali bus dengan PO Safari Dharma yang
berangkat pada hari sekitar pukul 09.30. Adapun bus trayek Jakarta - Bima tiba di
Terminal Dara pada rentang waktu dini hari hingga siang hari, yaitu sekitar pukul
03.45 – 13.15. Adapun untuk bus trayek Bima - Surabaya diberangkatkan pada
malam hari pula sekitar pukul 19.00 – 20.00, sedangkan bus trayek Surabaya - Bima
tiba di Terminal Labuan pada rentang waktu dini hari hingga siang hari, yaitu
sekitar pukul 00.20 – 13.15.
Bus trayek Bima – Jakarta dan Bima – Surabaya setelah tiba di Terminal Dara akan
mengendap terlebih dahulu di terminal sebelum mulai di berangkatkan pada malam
harinya. Berdasarkan data pencatatan kedatangan AKAP per jam, dapat
diperkirakan jumlah bus trayek Bima - Jakarta dan Bima – Surabaya yang akan
mengendap di Terminal Dara mulai pukul 13.15 – 19.00 berada pada kisaran 1 – 5
kendaraan untuk masing-masing trayek. Akan tetapi dengan luasan Terminal Dara
yang kecil, tidak memungkinkan bagi bus trayek-trayek tersebut untuk mengendap
di terminal. Akibatnya, bus-bus dengan trayek-trayek tersebut mengendap di luar
terminal dan mulai memasuki terminal pada sore hari sekitar pukul 17.00 untuk
persiapan diberangkatkan pada malam harinya.
15
2. Trayek AKDP
Tabel II.3 Trayek AKDP
1 Bima - Mataram 7 40
2 Bima - Sumbawa 12 30
3 Bima - Dompu 6 6
4 Bima – Kore 9 17
5 Bima – Kilo 4 6
6 Bima – Kempo 2 2
7 Bima – Hu’U 3 3
8 Bima – Calabai 2 2
Total 45 106
Sumber: Terminal Dara, 2018
Pemberangkatan bus trayek Bima – Mataram dari Terminal Dara dilakukan pada
pagi hari sekitar pukul 09.30 – 10.00 dan pada malam hari sekitar pukul 19.00 –
20.00. Adapun bus trayek Mataram – Bima tiba di Terminal Dara pada rentang
waktu sekitar pukul 21.00 – 06.00. Bus trayek Bima – Mataram tersebut setelah tiba
di Terminal Dara akan mengendap terlebih dahulu di terminal sebelum mulai di
berangkatkan pada malam harinya. Berdasarkan data pencatatan kedatangan AKAP
per jam, dapat diperkirakan jumlah bus trayek Bima – Mataram yang akan
mengendap di Terminal Dara berada pada kisaran 3 –10 kendaraan.
Seperti halnya AKAP, tidak memungkinkan bagi bus trayek Bima – Mataram ini
untuk mengendap di terminal karena luasan terminal yang kecil. Oleh karenanya,
bus dengan trayek tersebut mengendap di luar terminal dan mulai memasuki
terminal pada sore hari sekitar pukul 17.00 untuk persiapan diberangkatkan pada
malam harinya.
16
Pemberangkatan bus trayek Bima – Dompu dari Terminal Dara dilakukan pada
sekitar pukul 08.00 – 15.00 dan bus trayek Dompu – Bima tiba di Terminal Dara
pada sekitar pukul 10.00 – 16.00. Bus trayek Bima – Dompu yang tiba di Terminal
Dara setelah pukul 15.00 akan mengendap terlebih dahulu di terminal sebelum
mulai di berangkatkan pada keesokan harinya.
Pemberangkatan bus trayek Bima – Kore dari Terminal Dara dilakukan pada sekitar
pukul 07.30 – 16.30 dan bus trayek Kore – Bima tiba di Terminal Dara pada sekitar
pukul 05.00 – 18.00. Bus trayek Bima – Kore yang tiba di Terminal Dara setelah
pukul 16.30 akan mengendap terlebih dahulu di terminal sebelum mulai di
berangkatkan pada keesokan harinya.
Pemberangkatan bus trayek Bima – Kilo dari Terminal Dara dilakukan pada pagi
hari sekitar pukul 08.00 dan siang hari sekitar pukul 14.30 – 15.00, sedangkan bus
trayek Kilo – Bima tiba di Terminal Dara pada siang hari sekitar pukul 12.00 –
12.30 dan sore hari sekitar pukul 16.00 – 18.00.
Pemberangkatan bus trayek Bima – Kempo dari Terminal Dara dilakukan pada
siang dan sore hari, sedangkan bus trayek Kempo – Bima tiba di Terminal Dara
pada pagi hari sekitar pukul 10.00 – 11.00. Bus trayek Bima – Kore yang tiba di
Terminal Dara akan mengendap terlebih dahulu di terminal sebelum
diberangkatkan pada siang dan sore harinya.
Pemberangkatan bus trayek Bima – Hu’U dari Terminal Dara dilakukan pada siang
hari sekitar pukul 12.00 – 13.00, sedangkan bus trayek Hu’U – Bima tiba di
Terminal Dara pada pagi hari sekitar pukul 10.00 – 11.00. Bus trayek tersebut akan
mengendap terlebih dahulu di terminal sebelum diberangkatkan pada siang harinya.
Pemberangkatan bus trayek Bima – Calabai dari Terminal Dara dilakukan pada pagi
dan sore hari sekitar pukul 12.00 – 13.00, sedangkan bus trayek Calabai – Bima
tiba di Terminal Dara pada siang hari.
17
3. Trayek angkutan perdesaan
Tabel II.4 Trayek Angkutan Perdesaan
Secara regional, Kota Bima belum memiliki daya tarik wisata yang dapat
menimbulkan tarikan penumpang untuk melakukan tujuan akhir perjalanan ke Kota
Bima. Daya tarik wisata tersebut justru terdapat di wilayah sekitar Kota Bima,
seperti Pantai Lakey untuk berselancar di Kabupaten Dompu, Kawasan Wisata
18
Gunung Tambora di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima, serta Labuan Bajo
dan Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur. Kawasan-kawasan wisata tersebut
dapat menarik wisatawan, tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri.
Angkutan transportasi melalui jalur darat sebagai penghubung antara pelabuhan dan
terminal lainnya untuk menuju kawasan-kawasan wisata tersebut melewati
Terminal Dara di Kota Bima. Dengan demikian, berdasarkan uraian tersebut
diketahui bahwa Terminal Dara adalah terminal transit dan bukan merupakan OD.
Untuk menjadi OD, perlu dilakukan pengembangan daya tarik wisata yang dapat
menimbulkan bangkitan dan tarikan untuk para wisatawan.
1. Kendaraan
Berdasarkan Studi Standarisasi Perencanaan Kebutuhan Fasilitas Perpindahan
Angkutan Umum di Wilayah Perkotaan Dirjen Hubdat dan LPM UGM, Tahun
1993/1994, diperoleh informasi bahwa Demand dari kendaraan dapat berupa
ruang parkir, ruang service kendaraan, pompa bensin, sirkulasi kendaraan,
bengkel, ruang istirahat dan gudang.
19
Tabel II.6 Jumlah Kendaran/jam yang Keluar-Masuk di Terminal Dara
Jenis
No Waktu Kendaraan Masuk Kendaraan Keluar
Angkutan
1 07.00-08.00 Bus 0 0
Minibus 4 4
Angkot 0 0
Mobil 4 4
Motor 64 60
2 08.00-09.00 Bus 0 0
Minibus 8 20
Angkot 0 0
Mobil 0 0
Motor 76 80
3 11.00-12.00 Bus 0 0
Minibus 12 4
Angkot 4 0
Mobil 0 0
Motor 60 56
4 12.00-13.00 Bus 0 0
Minibus 4 4
Angkot 10 0
Mobil 4 8
Motor 40 52
5 16.00-17.00 Bus 0 0
Minibus 8 0
Angkot 0 4
Mobil 4 4
Motor 20 16
6 17.00-18.00 Bus 12 0
Minibus 8 0
Angkot 4 0
Mobil 8 16
Motor 8 20
Keterangan:
: jumlah kendaraan/jam terbesar untuk setiap jenis angkutan
Sumber: Survei Traffic Counting di Terminal Dara, 2018
20
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa jumlah kendaraan/jam terbesar
untuk bus adalah 12 kendaraan/jam, untuk minibus adalah 20 kendaraan/jam,
untuk angkot adalah 10 kendaraan/jam, untuk mobil adalah 16 kendaraan/jam,
serta untuk motor adalah 80 kendaraan/jam. Selain itu, diketahui bahwa bus di
Terminal Dara aktif beroperasi di atas pukul 17.00. Dari data jumlah
kendaraan/jam dari berbagai jenis angkutan, dapat dihitung kebutuhan untuk
kendaraan di Terminal Dara.
21
peron. Peron yang ada saat ini memiliki ketinggian yang tidak sesuai dengan
ukuran bus sehingga hanya bagian belakang tubuh bus yang sedikit dapat masuk
ke dalam peron. Untuk pengendapan, bus-bus tersebut tidak mengendap di
dalam terminal karena kurangnya lahan yang tersedia. Bus-bus tersebut
biasanya hanya menurunkan penumpang di dalam terminal, kemudian
mengendap dan parkir di luar terminal. Jika bus-bus tersebut mengendap di
dalam terminal, maka tidak ada ruang untuk minibus beroperasi. Begitupun
sebaliknya, sehingga diterapkan sistem pergantian. Bus-bus sebagian
beroperasi di atas pukul 17.00 hingga subuh, sedangkan minibus sebagian besar
beroperasi pagi hari hingga pukul 16.00.
22
Gambar II.14 Tampak Parkir Angkot dan Motor
Adapun untuk angkot, mobil dan motor belum terdapat fasilitas tempat parkir
khusus sehingga kendaraan-kendaraan tersebut parkir secara sporadis di lahan
yang kosong di dalam terminal, baik lahan kosong yang terdapat di jalur
kedatangan dan keberangkatan penumpang, di depan ruang tunggu maupun di
depan toilet. Selain itu, Terminal Dara masih belum memiliki ruang service,
pompa bensin, bengkel, ruang istirahat dan gudang.
2. Penumpang
Berdasarkan Studi Standarisasi Perencanaan Kebutuhan Fasilitas Perpindahan
Angkutan Umum di Wilayah Perkotaan Dirjen Hubdat dan LPM UGM, Tahun
1993/1994, diperoleh informasi bahwa Demand dari penumpang dapat berupa
ruang tunggu, sirkulasi manusia, kamar mandi/toilet, kios dan mushala.
Untuk menghitung kebutuhan penumpang tersebut, terlebih dahulu diketahui
jumlah terbesar penumpang/jam di Terminal Dara. Jumlah tersebut diperoleh
dari data pencatatan keberangkatan penumpang Terminal Dara pada hari
Minggu, 18 Maret 2018. Berikut adalah tabel yang menunjukkan data jumlah
keberangkatan penumpang/jam tersebut.
1 04.00-05.00 3
2 05.00-06.00 29
3 06.00-07.00 20
4 07.00-08.00 30
5 08.00-09.00 34
6 09.00-10.00 61
7 10.00-11.00 28
23
No Waktu Jumlah Penumpang
8 11.00-12.00 48
9 12.00-13.00 36
10 13.00-14.00 63
11 14.00-15.00 35
12 15.00-16.00 20
13 16.00-17.00 26
14 17.00-18.00 14
15 18.00-19.00 0
16 19.00-20.00 174
Total 621
Sumber: Data Pencatatan Keberangkatan Penumpang Terminal Dara, 2018
24
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kebutuhan untuk penumpang di
Terminal Dara adalah sebesar 492 m2. Adapun dilihat dari sisi supply, fasilitas
untuk penumpang yang terdapat di Terminal Dara terdiri atas ruang tunggu,
toilet, kios dan mushala. Ruang tunggu di Terminal Dara hanya memiliki 5 kursi
yang dapat menampung sekitar 6 orang/kursi, sehingga jumlah penumpang
yang dapat duduk hanya 30 orang. Ruang tunggu tersebut merupakan ruang
tunggu untuk penumpang, pengantar dan/atau penjemput, serta ruang tunggu
untuk keberangkatan, sehingga ruang tunggu tersebut tidak cukup untuk
menampung jumlah penumpang yang ada di Terminal Dara. Selain itu, ruang
tunggu tersebut biasanya digunakan oleh supir dan kondektur untuk beristirahat
karena belum terdapatnya fasilitas ruang istirahat.
Adapun untuk toilet, terdapat dua bangunan toilet. Yang pertama terletak di
gedung terminal dan gratis, sedangkan toilet kedua terletak di dekat pintu keluar
dan toilet tersebut harus bayar jika digunakan. Toilet di gedung terminal terdiri
atas masing-masing 2 bilik untuk laki-laki dan perempuan. Toilet di dekat pintu
keluar terdiri atas 2 bilik untuk perempuan dan 1 bilik untuk laki-laki. Selama
survei, tidak ditemui adanya antrian pada toilet.
Untuk kios, sebagian besar kios berada pada lokasi yang tidak tepat yaitu di
dekat sisi kedua peron sehingga menjadi hambatan bagi lintasan bus yang akan
menuju tempat parkir di bagian utara atau bagian depan gedung terminal.
Dengan demikian, keberadaan kios-kios tersebut perlu ditata kembali. Luas
seluruh petak kios yang ada saat ini masih kurang dibandingkan dengan
kebutuhan dan petak-petak kios yang ada saat ini tidak sama antara satu dan
lainnya. Terdapat petak kios yang lebih besar dan terdapat pula yang lebih kecil.
Pengembangan kios-kios tersebut sangat penting karena dapat memberikan
retribusi kepada daerah.
3. Operasional
Berdasarkan Studi Standarisasi Perencanaan Kebutuhan Fasilitas Perpindahan
Angkutan Umum di Wilayah Perkotaan Dirjen Hubdat dan LPM UGM, Tahun
1993/1994, diperoleh informasi bahwa Demand dari operasional dapat berupa
ruang administrasi, ruang pengawas, loket, peron, retribusi, ruang informasi,
25
ruang pertolongan pertama dan ruang kantor. Berikut adalah tabel yang
menunjukkan kebutuhan untuk operasional di Terminal Dara.
26
Dari kebutuhan untuk kendaraan, penumpang dan operasional diperoleh jumlah
total luasan, yaitu sebesar 6.248 m2. Adapun luasan Terminal Dara saat ini seluas
8.200 m2, sehingga luas lahan yang tersedia masih dapat mencukupi kebutuhan luas
untuk kendaraan, penumpang dan operasional. Selain itu, dari uraian-uraian di atas
diketahui bahwa telah tersedia beberapa fasilitas untuk kendaraan dan penumpang.
Akan tetapi, fasilitas-fasilitas yang telah ada tersebut belum mampu memenuhi
demand dari kendaraan maupun penumpang. Dengan demikian, diketahui bahwa
supply yang dimiliki terminal lebih rendah dibandingkan demand dari kendaraan
dan penumpang.
Faktor muat merupakan perbandingan antara tempat duduk angkutan yang terjual
dengan kapasitas angkut yang tersedia. Faktor muat ini dinyatakan dalam persen
(%). Faktor muat di Terminal Dara diperoleh berdasarkan data pencatatan
kedatangan dan keberangkatan Terminal Dara yang dilakukan pada hari Minggu,
18 Maret 2018. Berikut adalah tabel yang menunjukkan faktor muat kedatangan
dan keberangkatan di Terminal Dara.
Kedatangan
No Faktor
Asal Kendaraan Kapasitas Penumpang
Muat (%)
1 Surabaya 2 75 35 47
2 Jakarta 1 35 17 49
Jumlah Kedatangan
3 110 52 48
AKAP
1 Mataram 6 235 123 52
2 Sumbawa 11 264 153 58
3 Dompu 6 144 101 70
4 Kilo 1 24 18 75
5 Hu'u 1 24 24 100
27
Kedatangan
No Faktor
Asal Kendaraan Kapasitas Penumpang
Muat (%)
6 Kempo 2 48 30 63
7 Calabai 1 24 20 83
8 Kore 11 264 148 56
Jumlah Kedatangan
39 1027 617 70
AKDP
1 Tente 5 80 46 58
2 Parado 1 24 14 58
3 Tolotangga 1 24 18 75
4 Sape 5 120 81 68
5 Karumbu 5 120 112 93
6 Sila 5 120 90 75
Jumlah Kedatangan
22 488 361 71
Angdes
Sumber: Data Pencatatan Kedatangan Terminal Dara, 2018
Keberangkatan
No Faktor
Tujuan Kendaraan Kapasitas Penumpang
Muat (%)
1 Surabaya 1 35 5 14
2 Jakarta 3 110 25 23
Jumlah Keberangkatan
4 145 30 19
AKAP
28
Keberangkatan
No Faktor
Tujuan Kendaraan Kapasitas Penumpang
Muat (%)
6 Kempo 2 48 17 35
7 Calabai 2 48 15 31
8 Kore 10 240 91 38
Jumlah Keberangkatan
38 1019 376 40
AKDP
1 Tente 4 64 45 70
2 Parado 1 24 4 17
3 Tolotangga 1 24 1 4
4 Sape 5 120 45 38
5 Karumbu 5 120 64 53
6 Sila 5 120 60 50
Jumlah Keberangkatan
21 472 219 39
ANGDES
Sumber: Data Pencatatan Keberangkatan Terminal Dara, 2018
Berdasarkan tabel di atas, rata-rata faktor muat kedatangan untuk AKAP adalah
48%, untuk AKDP adalah 70%, dan untuk angdes adalah 71%. Adapun rata-rata
faktor muat keberangkatan untuk AKAP adalah 19%, untuk AKDP adalah 40%,
dan untuk angdes adalah 39%. Untuk AKAP, AKDP dan angdes, rata-rata faktor
muat untuk kedatangan lebih besar dari rata-rata faktor muat untuk keberangkatan.
Selain itu, rata-rata faktor muat kedatangan dan keberangkatan untuk AKAP,
AKDP dan angdes berada di bawah 100%. Dengan demikian supply kapasitas
kendaraan lebih besar dibandingkan demand dari penumpang.
29
PENUTUP
Kesimpulan
1. Terminal Dara adalah terminal transit dan bukan merupakan OD. Sebab daya
tarik wisata terdapat di wilayah-wilayah sekitar Kota Bima, seperti Pantai
Lakey untuk berselancar di Kabupaten Dompu, Kawasan Wisata Gunung
Tambora di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima, serta Labuan Bajo dan
Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur. Adapun Kota Bima sendiri belum
memiliki daya tarik wisata yang dapat menimbulkan tarikan penumpang untuk
melakukan tujuan akhir perjalanan ke Kota Bima.
2. Supply yang dimiliki terminal lebih rendah dibandingkan demand dari
kendaraan dan penumpang. Untuk kendaraan, masih belum tersedia ruang
parkir yang memadai untuk bus. Adapun untuk penumpang, ketersediaan ruang
tunggu dan kios masih sesuai dengan kebutuhan.
3. Untuk faktor muat, supply untuk kedatangan dan keberangkatan kendaraan di
Terminal Dara lebih besar dibandingkan dengan demand atau kebutuhannya.
Hal tersebut disebabkan rata-rata faktor muat untuk AKAP, AKDP dan angdes
berada di bawah 100%.
Rekomendasi
30
peningkatan kemampuan ketahanan dan adaptasi terhadap potensi banjir yang
dimiliki oleh lokasi terminal tersebut.
31
DAFTAR PUSTAKA
Kusbando, dkk. 2014. Kinerja dan Kapasitas Terminal Cikarang. Jurnal Bentang
Vol. 2 No. 2 Juli 2014 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam, Bekasi.
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2009-2029.
32